SPESIFIKASI TEKNIS
Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan :
A. SPESIFIKASI UMUM
1. KETENTUAN UMUM
1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta
Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.
1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang
diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada
Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan
menetapkan Setuju atau Ditolak.
1.3 Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan Kontraktor
tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari Standar yang
disyaratkan , maka Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan Standar yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
1.4 Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar dapat
menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan
Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam penawarannya.
1.5 Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus
mengutamakan produksi dalam negeri.
1.6 Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang,
bahan, dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM, BS, dll), yang
padanannya secara substantif sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional.
-1-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
1.7 Standart satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan penggunaan
Standart satuan lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat
dielakkan.
1.8 Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan
perbaikan harus dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan dan
persyaratan kontrak agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kepentingan
umum.
1.9 Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban
membayar ganti rugi yang berkenaan dengan segala klaim, tuntutan hukum
dalam bentuk apapun yang timbul dari atau sehubungan dengan hal tersebut.
-2-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
3.1.3 Jadwal rencana kegiatan mendatang yang akan dilaksanakan dalam waktu
dua bulan berturut-turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan
penyelesaian.
3.2. LAPORAN HARIAN
Kontraktor harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas setiap
bagian pekerjaan yang diminta Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh
Direksi. Laporan dimaksud harus memuat, tetapi tidak dibatasi, data-data berikut:
Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta
keterampilannya, jumlah bahan-bahan di tempat pekerjaan, jumlah bahan yang
sedang dipesan, kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta
data-data percobaan laboratorium, kecelakaan dan informasi yang lain yang
berkaitan erat dengan kemajuan pekerjaan.
5. ALAT-ALAT PRODUKSI
Kontraktor harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan secukupnya
untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh meminta kepada
Kontraktor untuk menyediakan alat produksi tambahan dan peralatan lain bilamana
menurut pertimbangannya penting untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
Kontrak. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan serta suku cadang dan harus
menjaga persediaan yang cukup untuk tidak memperlambat pelaksanaan pekerjaan.
-3-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
6. MATERIAL PENGGANTI
Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana material
yang ditentukan tidak mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat diterima,
Kontraktor dapat menggunakan material pengganti, tetapi harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan penawaran pada Daftar
Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak diperkenankan untuk dinaikkan akibat
penggantian material.
B. SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
SKOPE PEKERJAAN
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
-4-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
pekerjaan dan untuk keperluan Direksi Keet, Kantor Kontaktor, Kamar mandi/WC
atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
3.3 Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan Direksi Keet/gudang dan penerangan Proyek
pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam
penuh dalam sehari.
3.4 Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator
Set dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggungan jawab
Kontraktor.
Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan
instalasi dan armatur, stop kontak serta sakelar/panel.
-5-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
-6-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 3
PEMASANGAN BOUWPLANK
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh keliling bangunan.
2. Persyaratan bahan
Bahan dari kayu yang cukup kuat, dengan ukuran untuk patok 5/7 cm dan untuk papan
2/18 cm.
3. Pedoman pelaksanaan
Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya
Harus benar-benar water pas (timbang air) dan sudut-sudutnya harus siku
Bouwplank harus terpasang kuat.
Ukuran harus dinyatakan dalam satuan meter dan pada titik ukuran diberi tanda paku
dan garis dengan cat warna merah agar mudah terlihat sewaktu diperlukan.
Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan tertulis Direksi, agar pekerjaan
selanjutnya dapat segera dilaksanakan.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Tanah terdiri dari:
Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).
Timbunan kembali galian tanah pondasi.
Timbunan tanah dan pasir bawah lantai.
Perataan tanah sekeliling bangunan.
2. Persyaratan bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk
timbunan bawah lantai digunakan tanah urug dan pasir urug kualitas baik. Tanah
timbunan dan pasir urug harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta
sampah lainnya
3. Pelaksanaan Penggalian
-7-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
3.1 Kontraktor dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi Pekerjaan.
3.3 Kontraktor harus membuat saluran penampung air, didasar galian yang meliputi
areal galian. Air yang terkumpul harus dapat dipompa keluar ke tempat yang aman
agar galian tetap kering, oleh karenanya Kontraktor wajib mempersiapkan pompa
lengkap dengan perlengkapannya untuk keperluan penyedotan air tersebut.
3.4 Galian timbunan tanah untuk pondasi sumuran dan galian lainnya harus dilakukan
menurut ukuran dalam , lebar dan sesuai dengan Pil – pil yang tercantum dalam
gambar
3.5 Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan para pekerja, kelalaian dalam hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.6.2 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam
gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan tersebut dengan bahan
pondasi yang sesuai digan spesifikasi pondasi.
4. Penimbunan
a. Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus ditimbun
sampai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan harus cukup baik, bebas dari sisa-
sisa (rumput, akar-akar dan lainnya).
b. Penimbunan harus dilakukan lapis-berlapis setebal maksimal 30 cm hamparan setiap
lapisan.
c. Penimbunan Kembali
-8-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-semak,
akar-akar pohon, sampah puing-puing bangunan dan lain-lain, sebelum
pengurugan tanah dimulai.
Tanah urug untuk mengurug. Meratakan dan membuat tanah, tebing-tebing harus
bersih dari sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain.
Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan
maka Kontraktor harus mendatangkan tanah urug yang baik dan cukup
jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil ketinggian kemiringan dan
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
Tanah urug harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 15 cm
dan harus dipadatkan sebaik-baiknya dengan penambahan air secukupnya dan
penggilingan.
Permukaan dari kemiringan-kemiringan tanah diselesaikan secara rata atau
bertangga sebagaimana diminta oleh Konsultan Pengawas.
Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis
hingga ketebalan yang ditentukan di bawah lantai, ditumbuk hingga padat
menggunakan blade graders / stemper atau lainnya. Lapisan–lapisan urugan utnuk
ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm per lapisan.
Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan memadatkan tanah
urug dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 15 cm. Pengurugan ini tidak boleh
dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat/setempat, dimana dasar pondasi harus
diurug maka syarat-syarat pengurugan seperti di atas harus dipenuhi dengan
kepadatan 95 % dalam lapisan-lapisan 20 cm.
Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi Footplate dan pondasi Sumuran, seperti
yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
2. Material
a. Pondasi Sumuran
Buis beton yang digunakan berdiameter 1 meter dengan ketebalan tidak kurang
dari 5 cm Dibuat dengan mutu K-300 s/d K-400.
Batu belah yang digunakan harus keras, bersih dan semacam batu yang tahan
lama dan disetujui oleh Direksi sedangkan Batu yang rapuh atau batu endapan
tidak diperkenankan dipergunakan. Jika tidak ditentukan ukurannya di dalam
gambar rencana, batu harus mempunyai ketebalan tidak kurang dari 15 cm,
lebar tidak kurang dari 11/2 kali tebalnya dan panjangnya tidak kurang dari 11/2
kali lebarnya.
-9-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
b. Pondasi footplate
3. Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk
as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi yang diminta persetujuan Direksi
tentang kesempurnaan galian.
b. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar
konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
c. Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari dengan pasangan batu
kosong (Aanstamping) setebal 10 cm dan pasir urug setebal 5 cm.
d. Pondasi Sumuran dibuat dari pengecoran beton cyclopen dengan adukan 1 Pc : 3
Ps : 5 Kr dan diatasnya memakai poer 0.60 x 0.75 (lihat seperti dalam gambar
khusus untuk puskesmas).
e. Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada pasal 5.
Pasal 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut pada
pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971. Mengingat bahwa Wc factor yang sesuai disini adalah
sekitar 0,52-0,555, maka pemasukan bahan adukan + kedalam cetakan benda uji
dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa menggunakan penggetar. Pada
masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3
beton hingga diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 buah
benda uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari.
Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat. Laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus disetujui
oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus disertai sertifikat dari
laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima).
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum
dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan beton dibawahkan dan
- 10 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih
sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-tusuk 25 kali dengan besi 15 mm
panjang 30 cm dengan ujung yanng bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan
cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan
setiap tusukan harus yang dibawahnya setelah atasnya diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dana diukur penurunannya (nilai slumpnya).
Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, konsol, kamar
mandi dan WC, talang beton, dan lantai.
Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang sesuai dan disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas atas biaya Pemborong.
Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air,
selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 3,
7, 14, 21, 28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari prosentase
kekuatan yang diminta pada 28 hari, untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.1.4 PBI-1971.
Angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan
cara-cara seperti yang ditentukan dalam PBI-1971.
Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh adukan masuk ke dalam mixer.
Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan
cara yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.
Diluar uraian diatas untuk pekerjaan yang memerlukan penggunaan beton bukan
sebagai struktur utama (misalnya : beton rabat) dapat dipakai campuran adukan 1 PC : 3
Psr : 5 Kr yang dicetak dan dicor berdasar ketentuan PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-
1971).
Penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja,
harus mengikuti pasal 6.5 PBI-1971. Siar-siar tersebut permukaannya harus dikasarkan
dan harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan
dimulai. Letak siar-siar tersebut harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam maka
pengecoran berikutnya untuk daerah yang terhenti pengecorannya baru dapat dilakukan
- 11 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang lebih besar dari
beton rencana atau terjadi keadaan yang lebih membahayakan dari yang
diperhitungkan, acuan/bekisting dari bagian konstruksi tersebut tidak dapat dibongkar
selama keadaan tersebut terus berlangsung.
3. Pekerjaan Besi
Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran < Ø 14
mm digunakan U 24 dan besi dengan ukuran ≥ Ø 14 mm digunakan U 32.
Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yanng sesuai dengan
yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan penukaran diameter
besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan tertulis
dari Direksi/ Konsultan Pengawas.
- 12 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan
adalah jumlah luas).
Toleransi besi
Dibawah 10 mm ± 7% ± 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm ± 5% ± 0,4 mm
(tapi tidak termasuk
diameter 16 mm)
16 mm sampai 28 mm ± 4% ± 0,3 mm
(tapi tidak termasuk
diameter 28 mm)
- 13 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
4. Perawatan Beton
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran
untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus menerus ini dilakukan
anatara lain dengan menutupinya dengan karung-karung basah. Pada pelat-pelat atap
pembasahan terus menerus dilakukan dengan merendam atau (menggenanginya)
dengan air.
Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan terus
menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak mengalami
kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus diperbaiki oleh
Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh
diganggu.
Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras
sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan unnntuk mengangkut
bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah pengecoran selesai, baru dapat
dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat Acuan/Bekisting lantai yanng
dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk memulai pekerjaan tersebut harus dengan
persetujuan tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Perawatan degan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau
proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan bukan merupakan hasil akhir yang
tidak tidak mengalami finishing arsitektur sehingga akan ada pekerjaan plesteran baik
untuk balok, kolom dan pelat lantai. Tapi apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam
pengecoran sehingga terjadi keropos dan lain-lain maka harus dilakukan hal-hal
seperti langkah berikut ini.
Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting, hanya boleh dilakukan
setelah mendapatkan persetujuan tertulis dan sepengetahuan Direksi/Konsultan
Pengawas.
- 14 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
Dipergunakan juga tempat untuk klos-klos untuk kosen atau instalasi.
8. Bahan
a. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan
memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat
ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari Direksi.
Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan :
Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.
Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti
setaraf dengan mutu semen yang telah dipakai.
Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab agar
semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30
cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakuka
menurut urutan pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI –1971.
c. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan
kerikil harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur utuk
menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
- 15 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
e. Besi Beton
Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 24 Kg/cm² untuk ukuran < Ø14 mm dan baja sedang dengan
mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk ukuran ≥ Ø14
mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok
dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan
harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
dengan diameter terdekat dengan catatan :
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil
akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai dengan yang
ditunjuk oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan
harus mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasaal 5.1 PBI-1971.
12. Pengecoran
Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan.
Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan
berkaki yag tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor.
- 16 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan kerja
sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat
mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan Gambar
Kerja mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan
dengan penghalusan permukaannya.
Pasal 8
PASANGAN BATU GUNUNG
1. Uraian
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu gunung yaitu pondasi konstruksi
ringan, dinding penahan tanah dan pada tempat-tempat yang ditentukan pada gambar
rencana atau atas perintah yang tertulis dari Direksi. Pemasangan batu kali/gunung harus
mengikuti spesifikasi ini dan spesifikasi lainnya yang melibatkan pekerjaan ini dan harus
sesuai dengan bentuk, ketinggian dan bentuk yang ditentukan dalam gambar rencana atau
persetujuan Direksi/Pengawas.
2. Material
a). Batu
Batu harus keras, bersih dan semacam batu yang tahan lama dan disetujui oleh
Direksi atau Batu yang rapuh atau batu endapan tidak diperkenankan dipergunakan.
Jika tidak ditentukan ukurannya di dalam gambar rencana, batu harus mempunyai
ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari 11/2 kali tebalnya dan
panjangnya tidak kurang dari 11/2 kali lebarnya. Setiap batu harus baik bentuknya
dan bebas dari penyusutan dan berkurangnya kekuatan batu.
b). Adukan semen
Adukan semen yang digunakan yaitu 1 Pc : 4 Ps
3. Pelaksanaan
a). Pemilihan dan penempatan
Jika batu gunung dipasang baik untuk pondasi, dinding penahan tanah dan lain
sebagainya harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas sebelum pasangan
batu dipasang.
Semua batu harus bersih sama sekali dan dibasahi segera sebelum disusun dan
dasarnya harus bersih dan juga dibasahi sebelum adukan semen diletakkan.
Batu diletakkan dengan bagian lebar menyentuh dasar dan lapisan adukan, dan ruang
diantaranya diisi dengan adukan bagian yang diletakkan dari batu harus disusun
paralel dengan muka dinding dimana batu disusun.
- 17 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 9
PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata seluruh dinding ruangan, penahanan
tanah emperan keliling bangunan, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam
gambar detail.
2. Dinding Bata
2.1 Persyaratan Bahan
a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang,
bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan
adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat
dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi
hingga tidak hancur bila direndam air.
Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat sendiri setelah
pembenaman dalam air selama 24 jam tidak dapat dipakai. Ukuran batu bata
nominal yang digunakan adalah 23 x 11 x 5 cm denagn toleransi ± 5 mm.
Pembongkaran batu bata dari kenderaan pada saat pemasukan barang harus
dilakukan dengan tangan dan ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas
b. Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti
terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
c. Semen dan Air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti
persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.
2.2 Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
- 18 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
memenuhi syarat, mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang
telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur
lagi dengan adukan yang baru.
2.3 Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
o Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai diatas
sloof antara 35 cm sampai setinggi 65 cm (sesuai gambar), diatas lantai
dan sampai setinggi 150 cm dari permukaan lantai setempat untuk
sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi dan WC).
o Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
o Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut.
b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat. Semua pasangan dinding harus rata
(horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang. Pengukuran
pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi
30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
c. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah
pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
d. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
Pada tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang
ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus
dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan
tersebut setelah dipasang pipa/plat, harus ditutup dengan adukan plesteran
yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan
plesteran seluruh bidang tembok.
Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan penutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu
penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi
perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari
setelah pemasangannya.
Pasal 10
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang, dan
dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam
pasal beton bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
- 19 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 11
PEKERJAAN ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan atap terdiri pekerjaan rangka atap baja ringan untuk semua rangka atap dan
penutup atap genteng metal untuk semua penutup atap.
Pekerjaan atap ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan perlengkapan dan hal lainnya sehingga pekerjaan ini didapat hasil
yang baik.
2. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
2.1 Persyaratan Bahan
Rangka atap baja ringan yang digunakan adlah terbuat dari bahan zincalume
dengan komposisi 55% aluminium, 43,5 % seng, dan 1.5 % silikon alloy dengan
ketebalan 0.7mm.
2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan rangka atap baja ringan dilakukan oleh tenaga ahli atau disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Pekerjaan Penutup Atap
3.1 Bahan yang digunakan
Untuk atap digunakan Atap Primandex 0,35 dan bumbungan memakai jenis yag
sama dengan atap yang digunakan, kesemua mutunya harus standar (SNI).
3.2 Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan menggunakan
paku ulir (paku khusus untuk atap).
- 20 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 13
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI
1.3 Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa,
saluran saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik
sebelum pemasangan lantai dimulai.
1.4 Adukan
Untuk lantai beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr.
Pasal 14
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat dan bahan, serta pembuatan dan
pemasangan komponen kayu dan tempahan terdiri dari :
- 21 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Kosen, daun pintu, jendela, pintu sorong dan ventilasi sesuai gambar.
2. Persyaratan Bahan
1. Bahan produksi Pabrikan dengan kualitas baik untuk pembuatan jenis besi hollow
dan plat.
2. Kayu yang dipakai untuk kosen kayu dengan kualitas kelas II.
3. Bentuk profil sesuai shop drawing yang disetujui Pemberi Kerja/Pengawas.
Persyaratan bahan yang dipergunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan kosen kayu dan tempahan serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
Konstruksi kosen kayu dan tempahan yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
Seluruh bahan berwarna harus datang di site dengan dilengkapi bahan
pelindung/pembungkus dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan
Pemilik Proyek/Pengawas.
Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
Untuk keseragaman warna diisyaratkan, sebelum proses pabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu pabrikasi unit-unit, jendela,
pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dinding dan pintu
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
Untuk tinggi dan lebar : 1 mm
Untuk diagonal : 2 mm
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi lapangan (ukuran) dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan model tempahan yang berhubungan dengan system konstruksi bahan
lain.
Prioritaskan proses pabrikasi harus siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan mebuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Pemberi Kerja/Pengawas meliputi
gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara pabrikasi
dengan teliti seperti dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
- 22 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 15
PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu lainnya untuk
melaksankan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik dan
rapi.
Pekerjaan ini meliputi :
Pemasangan seluruh kaca-kaca jendeladan ventilasi.
Pemasangan peralatan karet, silicon dan lain sebagainya (bila ada pekerjaan alluminium).
2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan kaca pada daun jendela dan ventilasi yang akan digunakan kaca bening
dengan ketebalan 5 mm, kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan contoh-contoh
kaca yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan Pemberi Kerja.
3. Persyaratan Pekerjaan
Semua pekerjaan dilaksankan dengan mengikuti pertunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan petunjuk Pemberi Tugas.
Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda untuk mudah diketahui.
Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong
kaca khusus.
4. Pemasangan Kaca
Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua pekerjaan pemasangan kaca yang
disebutkan dalam gambar seperti jendela dan ventilasi.
Ukuran, tebal, warna dan jenis kaca yang dipasang sesuai petunjuk gambar, uraian dan
syarat-syarat tertulis, petunjuk Pemberi Kerja/Pengawas.
- 23 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 16
PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.
2. Persyaratan Bahan
Bila tidak disebutkan dalam gambar, engsel-engsel dari Stainlees ukuran 4" dan 3"
kualitas baik. Kunci pintu dipasang 2 (dua) slaag (dua kali putar) yang berkualitas
baik. Grendel dan hak angin berkualitas baik.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah dibagian atas dan bawah setiap lembaran daun
pintu. Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah pada setiap daun jendela. Pemasangan
dilakukan dengan mur khusus untuk alumunium dan dilakukan dengan alat khusus
untuk kusen alumunium
b. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib memperlihatkan
contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
c. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti
dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
d. Grendel I buah dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
e. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat
tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur ( atau sejenis ) seperti tersebut
pada ayat pasal ini.
Pasal 17
PEKERJAAN SANITAIR/PLUMBING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi
didalam bangunan, penyambungan yang bersumber dari bangunan yang telah ada,
penyediaan bahan-bahan kelengkapan, pipa-pipa PVC dan sebagainya sehingga instalasi
berfungsi dengan baik.
2. Bahan
Pipa-pipa PVC yang digunakan Type AW dari beberapa ukuran, antara lain diameter,
1/2”, 3/4”, 3” dan 4”.
Pipa diameter 1/2” dan 3/4” digunakan untuk instalasi air bersih serta ukuran 3” dan 4“
untuk instalasi air kotor (Buangan KM/WC).
Sebagai alat sambung digunakn sock drat, elbow dan T yang sesuai dengan spesifikasi
dan ukuran bahan yang direkatkan dengan mengunakan lem PVC.
Kran air yang digunakan harus poliakitact atau yang setara dari steinlessteel.
Kloset jongkok dan westafel menggunakan bahan keramik dengan Merek TOTO atau
yang setara.
- 24 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
3. Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaan secara umum mengacu kepada gambar detail dan persyaratan yang
standar, atau ditentukan lain sesuai keadaan dilapangan.
Pasal 18
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Meni besi untuk pintu tempahan.
b. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kusen, daun pintu, daun jendela, daun ventilasi
dan listplank yang nampak
d. Cat tembok untuk dinding yang diplester dan bidang-bidang beton.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Meni kayu dan besi Cap Avian atau setara
b. Cat kayu Cap Avian atau setara
c. Cat tembok Dulux Weathershield atau setara..
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan meni, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.
b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut:
2 (dua) kali pengerjaan meni kayu.
1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
Penghalusan dengan amplas
Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih.
Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain
kering yang bersih.
Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali.
Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
d. Warna yang digunakan
Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka digunakan warna sebagai
berikut :
Dinding dalam/luar digunakan warna peach dari merk Vinilex atau setara.
Listplank papan digunakan cat kilat warna coklat kayu cap Avian atau yang
setara.
- 25 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 19
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
- 26 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 21
PEKERJAAN SUMBER PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL)
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan, alat-alat bantu lainnya secara
lengkap untuk kesempurnaan pekerjaan ini.
2. Pelaksanaan
Penggalian dilakukan dengan kedalaman sesuai gambar kerja, kemudian bahan- bahan
lapisan yang terdiri dari pasir, kerkil dan ijuk sesuai gambar.
Pengecoran dinding dilakukan dengan ketentuan pengecoran sesuai pada pasal 3 dengan
dimensi sesuai gambar kerja. Dinding beton diplester dengan campuran 1 Pc : 2 Pc.
Pemasangan pipa pembuangan menggunakan pipa PVC Ø 3”.
Sebagai penutup SPAL dilakukan pengecoran plat 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
PEKERJAAN BESI
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan Profil Pagar BRC dan Pipa Galvanis dilakukan keseluruhan pagar .
2. Pedoman Pelaksanaan
Semua pekerjaan pagar besi dibuat di bengkel las, kontraktor pelaksana dilarang
membuat dilapangan.
Persyaratan Pengelasan/sambungan besi.
Semua sambungan besi menggunakan sistim pengelasan, pengelasannya harus rata
pada seluruh sisi sambungan yang rapi, kuat serta digerenda yang bersih pada bagian
yang dilas.
Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh kontraktor secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat :
Semua sambungan besi harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan
dengan benang atau water pass.
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Lingkup pekerjaannya
- 27 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Gambar dimasukkan dalam album dan di serahkan kepada PEMILIK melalui DIREKSI
PEKERJAAN rangkap 5 (lima). Biaya dokumen merupakan tanggungjawab kontraktor,
foto-foto tersebut harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran
pembayaran. Segala laporan dan catatan tersebut dalam ayat (i) dan (ii) pasal ini, dibuat
dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) didisi pada formulir yang telah disetujui
DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu berada ditempat pekerjaan.
KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK gambar as built drawing. As built
drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan yang harus
diselesaikan 4 minggu setelah serahterima pekerjaan kertas dalam ukuran A3
pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksir penawaran kontraktor.
Harga taksiran ini sudah mencakup semua kebutuhan kontrakor sehingga bagian
pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna. Apabila ada pekerjaan yang tidak
disebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar
mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
oleh kontraktor atas perintah tertulis pengguna anggaran atau Pejabat pelaksana teknis
kegiatan. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman yang harus ditaati oleh
kontraktor dan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan pekerjaan ini. Serta Kontraktor
pelaksana wajib menempatkan tenaga Teknisnya dilapangan yang mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas.
Pasal 22
- 28 -
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
PEN UTUP
Secara keseluruhan dalam uraian dan syarat-syarat kerja ini, hal-hal yang kurang jelas akan
diterangkan / diberi penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dituangkan dalam Berita
Acara.
Konsultan Perencana
CV . Arasy Portal Counsultant
Eriza Fariansyah, ST
Direktur
- 29 -