Anda di halaman 1dari 25

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PEMBANGUNAN BALAI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR KABUPATEN BENER MERIAH
Keterangan : Spesifikasi teknis disusun berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :

1.

Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;

2. 3. 4. 5.

Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional; Metoda pelaksanaan harus logis, realistikdan dapat dilaksanakan; Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan; Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

6.

Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;

7. 8. 9.

Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk; Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. SPESIFIKASI UMUM 1. KETENTUAN UMUM 1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.

1.2

Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak.

1 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1.3

Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan Kontraktor tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan, maka Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.

1.4

Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar dapat menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam penawarannya.

1.5

Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam negeri.

1.6

Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang, bahan, dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM, BS, dll), yang padanannya secara substantif sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional.

1.7 Standart satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan penggunaan Standart satuan lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

1.8

Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan harus dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi

ketentuan dan persyaratan kontrak agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum.

1.9

Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban membayar ganti rugi yang berkenaan dengan segala klaim, tuntutan hukum dalam bentuk apapun yang timbul dari atau sehubungan dengan hal tersebut.

2 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

2.

HUKUM DAN PERATURAN Kontraktor harus mengetahui, memahami dan mematuhi ketentuan hukum dan Peraturan mengenai Lingkungan Hidup, Keselamtan Kerja, Perpajakan, Bea Cukai, Ijin Pemasukan Barang, Import dan Komoditi, penyimpanan merupakan keharusan bagi kontraktor mengikuti prosedur yang harus ditempuh. Dengan tidak mengurangi kewajiban Kontraktor akan hal tersebut diatas, Kontraktor harus mematuhi ketentuan peraturan/perundang-undangan sebagai berikut: 2.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikut sertakan Perusahaan Golongan Ekonomi Lemah Setempat/Koperasi sesuai surat Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Keuangan dan Pengawasan Pembangunan No. S.91/M.EKKU/1997 tanggal 23 Juli 1997 tentang: Peningkatan Peran Serta dan Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Koperasi dalam pengadaan barang/jasa Instansi Pemerintah.

2.2. Untuk melindungi tenaga kerja, Kontraktor wajib melaksanakan program JAMSOSTEK sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1989 tanggal 27 Januari 1989 Jo. Surat Kakanwil No. KEP-07/Men/ 1989. Departemen Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor : PR.06.07-W.01/BJ.3/660 tanggal 10 Agustus 1998.

3.

PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN 3.1. LAPORAN BULANAN KEMAJUAN PEKERJAAN Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah ditetapkan Direksi, Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan Laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut: 3.1.1 Prosentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan dan prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.

3 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

3.1.2 Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang telah diselesaikan, disertai dengan prosentase rencana yang diprogramkan, dan

diberi keterangan mengenai kemajuan pekerjaan. 3.1.3 Jadwal rencana kegiatan mendatang yang akan dilak sanakan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan penyelesaian.

3.2. LAPORAN HARIAN Kontraktor harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas setiap bagian pekerjaan yang diminta Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Laporan dimaksud harus memuat, tetapi tidak dibatasi, data-data berikut: Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta keterampilannya, jumlah bahan-bahan di tempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data percobaan laboratorium, kecelakaan dan informasi yang lain yang berkaitan erat dengan kemajuan pekerjaan.

3.3. RAPAT BERSAMA UNTUK MEMBICARAKAN KEMAJUAN PEKERJAAN Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan s eminggu sekali pada waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan pek erjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

4.

BAHAN-BAHAN KONTRAKTOR

DAN

ALAT

YANG

HARUS

DISEDIAKAN

Kontraktor harus menyediakan seluruh alat produksi dan material yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan kecuali bila disebutkan tersendiri di dalam Kontrak. Jika tidak ditentukan lain, segala peralatan dan material yang membutuhkan bagian pekerjaan baru dan harus disesuaikan dengan standar menurut dokumen lelang. Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan 4 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam negeri. Apabila disebabkan karena sesuatu hal sehingga bahan yang dimaksud tidak dapat diperoleh di dalam negeri, maka Kontraktor dapat melakukan pemesanan dari luar negeri setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Pekerjaan. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi, bilamana bermaksud untuk mensuplai peralatan dan material yang tidak sesuai dengan standar sebagai tersebut di atas dan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

5.

ALAT-ALAT PRODUKSI Kontraktor harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan secukupnya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh meminta kepada Kontraktor untuk menyediakan alat produksi tambahan dan peralatan lain bilamana menurut pertimbangannya penting untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kontrak. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan serta suku cadang dan harus menjaga persediaan yang cukup untuk tidak memperlambat pelaksanaan pekerjaan.

6.

MATERIAL PENGGANTI Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana material yang ditentukan tidak mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat diterima, Kontraktor dapat menggunak an material pengganti, tetapi harus terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan penawaran pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak diperkenankan untuk dinaikkan akibat penggantian material.

5 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

B. SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN Skope pekerjaan kegiatan Proyek ini meliputi : Pekerjaan Pembangunan Gedung Pengujian Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah Pekerjaan Pasangan Pekerjaan Beton Bertulang 1 : 2 : 3

Pasal 2. PEKERJAAN PERSIAPAN Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor berkewajiban : 2.1 Pembersihan Lahan Pembersihan lahan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala kotoran/sampah dan akar-akar kayu.

2.2

Sarana Air Kerja Dan Penerangan 2.2.1 Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih tidak mengandung lumpur guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi/WC. 2.2.2 Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta pengadaandan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperlua pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi Keet, Kantor Kontaktor, Kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu. 2.2.3 Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan Direksi Keet/gudang dan penerangan Proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.

6 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

2.2.4 Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator Set dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggungan jawab Kontraktor. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta sakelar/panel.

2.3

Yang Harus Diserahkan Pada Proyek Dengan selesainya waktu pemeliharaan atau pada tanggal-tanggal lebih awal dari yang dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus mengosongkan dan menyerahkan pada Direksi seperti yang ditentukan dalam pasal ini. Kontraktor tidak membongkar atau merusak bangunan, peralatan, barang-barang yang berfaedah, kantor-kantor, gudang dan lainnya seperti tercantum dalam spesifikasi ini.Semua unit perumahan, kantor, dan fasilitas lain harus dibersihkan dan dalam keadaan baik kecuali untuk yang dibongkar bila diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan.

2.4

Keselamatan Kerja 2.4.1. Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja (K3) sesuai dengan persyaratn yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan. 2.4.2 Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

2.5 Photo Kemajuan Pekerjaan Kontraktor harus menyerahkan photo berwarna kepada Direksi mengenai kemajuan pekerjaan (dengan ukuran tidak kurang 8 cm x 12 cm) pada lokasi yang telah ditentukan Direksi selama masa Kontrak.Photo diambil pada waktu awal dan selesainya pelaksanaan pekerjaan, serta pada waktu yang ditetukan oleh Direksi.Photo yang harus diserahkan kepada Direksi dilampirkan pada laporan kemajuan bulanan dan masing-masing sebanyak 5 (lima) rangkap. Tanggal dan penjelasan dari tiap photo perlu dicantumkan. Biaya pembuatan photo tidak akan dibayar terpisah dan dianggap termasuk dalam harga satuan untuk tiap pekerjaan pada Biaya Kuantitas Pekerjaan. 7 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pasal 3. PEMASANGAN BOUWPLANK 3.1 Lingkup pekerjaan Meliputi seluruh keliling bangunan.

3.2

Persyaratan bahan Bahan dari kayu yang cukup kuat, dengan ukuran untuk patok 5/7 cm dan untuk papan 2/18 cm.

3.3

Pedoman pelaksanaan Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya Harus benar-benar water pas (timbang air) dan harus siku Bouwplank harus terpasang kuat. Ukuran harus dinyatakan dalam satuan meter dan pada titik ukuran diberi tanda paku dan garis dengan cat warna merah agar mudah terlihat sewaktu diperlukan. Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan tertulis Direksi, agar pekerjaan selanjutnya dapat segera dilaksanakan . sudut-sudutnya

Pasal 4. PEKERJAAN TANAH 4.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Tanah terdiri dari: Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi). Urugan tanah kembali bekas galian. Urugan tanah dibawah lantai dan selasar . Pasir Uruq di bawah pondasi Pasir uruq dibawah tanah dan slasar

4.2

Persyaratan bahan Untuk urugan tanah kembali bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk urugan dibawah lantai dan selasar digunakan tanah urug dan pasir urug kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urug harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya

8 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

4.3

Pelaksanaan Penggalian 4.3.1 Kontraktor dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan. 4.3.2 Sebelum penggalian dimulai, Kontraktor wajib mengajukan usulan penggalian yang akan ditempuh minimal menyebutkan : a. b. c. d. e. f. Urutan-urutan pekerjaan penggalian. Metode atau schema penggalian. Peralatan yang digunakan. Jadwal waktu pelaksanaan. Pembuangan galian. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.

4.3.3 Kontraktor harus membuat saluran penampung air, didasar galian yang meliputi areal galian. Air yang terkumpul harus dapat dipompa keluar ke tempat yang aman agar galian tetap kering, oleh karenanya Kontraktor wajib mempersiapkan pompa lengkap dengan

perlengkapannya untuk keperluan penyedotan air tersebut. 4.3.4 Galian timbunan tanah untuk pondasi samaran dan galian lainnya harus dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan Pil pil yang tercantum dalam gambar 4.3.5 Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan para pekerja, kelalaian dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. 4.3.6 Penyangga/Penahan Tanah 4.3.7 Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian yang termasuk dalam kontrak. 4.3.9 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan tersebut dengan bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.

4.4

Penimbunan 4.4.1 Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus ditimbun sampai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan harus cukup baik, bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-akar dan lainnya).

9 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

4.4.2 Penimbunan harus dilakukan lapis-berlapis setebal maksimal 30 cm hamparan setiap lapisan. 4.4.3 Semua penimbunan kembali di bawah atau sekitar bangunan dan pengerasan jalan/parkir harus sesuai dengan gambar rencana. Material untuk penimbunan harus memenuhi spesifikasi ini. 4.4.4 Pengurugan Tanah/Pemadatan Tanah 4.4.4.1 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-semak, akar-akar pohon, sampah puing-puing bangunan dan lain-lain sampah, sebelum pengurugan tanah dimulai. 4.4.4.2 Tanah urug untuk mengurug. Meratakan dan membuat tanah, tebing-tebing harus bersih dari sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain. 4.4.4.3 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan maka Kontraktor harus mendatangkan tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. 4.4.4.4 Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil ketinggian kemiringan dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.Tanah urug harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 15 cm dan harus dipadatkan sebaik-baiknya dengan penambahan air

secukupnya dan penggilingan.Permukaan dari kemiringankemiringan tanah diselesaikan secara rata atau bertangga sebagaimana diminta oleh Konsultan Pengawas. 4.4.4.5 Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan yang ditentukan di bawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisanlapisan urugan utnuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm per lapisan. 4.4.4.6 Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 15 cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan 10 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. 4.4.4.7 Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat/setempat, dimana dasar pondasi harus diurug maka syarat-syarat pengurugan seperti di atas harus dipenuhi dengan kepadatan 95 % dalam lapisan-lapisan 20 cm.

Pasal 5. PEKERJAAN PONDASI 5.1 Lingkup pekerjaan Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu kali/batu gunung, seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail

5.2

Persyaratan bahan Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton/beton bertulang.

5.3 Pedoman pelaksanaan 5.3.1 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuranpengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi yang diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian. 5.3.2 Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas. 5.3.3 Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari dengan pasangan batu kosong (Aanstamping) setebal 10 cm dan pasir urug setebal 5 cm. 5.3.4 Pondasi Batu / Kali Gunung dengan adukan 1 Pc : 3 Ps 5.3.5 Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada pasal 5.

11 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pasal 6. PEKERJAAN BETON BERTULANG 6.1 Pekerjaan beton bertulang Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah : Mutu beton BO untuk pekerjaan beton biasa Mutu beton K175 untuk kolom praktis Mutu beton K225 untuk: Pondasi beton bertulang; Sloof beton bertulang; Kolom beton bertulang; Balok-balok beton bertulang;

Pemborong harus memberikan/membuat kualitas beton yang baik dengan memperhatikan data-data pelaksanaan sesuai petunjuk pengawas. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut pada pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971. Mengingat bahwa Wc factor yang sesuai disini adalah sekitar 0,52-0,555, maka pemasukan bahan adukan + kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 buah benda uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima). Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan beton dibawahkan dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-tusuk 25 kali dengan besi 15 mm panjang 30 Cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang dibawahnya 12 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dana diukur penurunannya (nilai slumpnya). Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton.. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh adukan masuk ke dalam mixer. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton. Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan

pengecoran Direksi/Konsultan Pengawas wajib memeriksa pembesian yag terpasang pada daerah yang akan di cor. Diluar uraian diatas untuk pekerjaan yang memerlukan penggunaan beton bukan sebagai struktur utama (misalnya : beton rabat) dapat dipakai campuran adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak dan dicor berdasar ketentuan PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).

6.2

Pekerjaan Besi Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran < 12 mm digunakan U 24. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan pemotongan besi beton, maka Pemborong harus membuat Bending Schedule (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan dimintakan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas. Dalam hal dimana berdasarka pengalaman pemborongan atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yag ada, maka : Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yag tertera dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini diberitahukan pada perencanaan konstruksi untuk informasi. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari perencanaan kostruksi. Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan degan persetujuan tertulis dari perencanaan 13

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

konstruksi. Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas). Pergantian tersebut boleh

mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian pengetar. Toleransi besi Diameter, ukuran sisi Variasi dalam berat (jarak antara dua diameter Yang Toleransi permukaan yang berlawanan) diperbolehkan Dibawah 10 mm 7% 0,4 mm 10 mm sampai 16 mm 5% 0,4 mm (tapi tidak termasuk diameter 16 mm) sampai 28 mm 4% 0,3 mm (tapi tidak termasuk diameter 28 mm)

6.4

Perawatan Beton Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, harus diperhatikan. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus menerus ini dilakukan antara lain dengan menutupinya dengan karungkarung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus dilakukan dengan merendam atau (menggenanginya) dengan air. Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan terus menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus diperbaiki oleh Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas. Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh diganggu. Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan unnntuk mengangkut bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah pengecoran selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat Acuan/Bekisting lantai yang dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk 14

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

memulai pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Perawatan degan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-proses lain untuk

mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

6.5

Tanggung Jawab Pemborongan Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar Kerja yang diberikan. Kehadiran Direksi/Konsultan Pengawas selaku wakil pemberi tugas atau Kosultan Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab.

6.6

Perbaikan Permukaan Beton Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan bukan merupakan hasil akhir yang tidak tidak mengalami finishing arsitektur sehingga akan ada pekerjaan plesteran baik untuk balok, kolom dan pelat lantai. Tapi apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi keropos dan lain-lain maka harus dilakukan hal-hal seperti langkah berikut ini. Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting, hanya boleh dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dan sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas. Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas biaya Pemborong. Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada gelembung udara, keropos berlubang, tonjolan dan yang lainnya yag tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

6.7 Bagian-bagian Yang Tertanam Dalam Beton Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang. Dipergunakan juga tempat untuk klos-klos untuk kosen atau instalasi. 15 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Bahan a. Semen Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan. Kontraktor memberikan datadata teknis bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang telah dipakai. Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

b.

Pasir Beton Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.

c.

Kerikil Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan kerikil harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur utuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.

16 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

d.

Air Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

e.

Besi Beton Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik minimum 24 Kg/cm untuk ukuran < 12 mm dan baja sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm) untuk ukuran = 12 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter terdekat dengan catatan : Harus ada persetujuan Direksi. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.

6.8

Cetakan dan acuan Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasaal 5.1 PBI-1971.

17 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

6.9

Mutu Beton Mutu beton yang digunakan untuk struktur adalah K250 perbandingan 1 Pc : 1 Ps : 2 Kr. Untuk kolom praktis, balok latai, menggunakan mutu beton K175 dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

6.10 Adukan Beton Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu : Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yag sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.

6.11 Pengecoran Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yag tidak membebani tulangan. Kakikaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoraan kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

6.12 Hal-hal Lain (Miscellaneous Items) Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan Gambar Kerja mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

18 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pasal 7. PASANGAN BATU KOSONG 7.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan susunan batu kosong (baik tanpa siar) mulai dari menyiapkan bahan pemasangan menurut spesifikasi ini dan spesifikasi pekerjaan lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini, dimana bentuk, ukuran dan tempat menurut gambar rencana atau petunjuk Direksi.

7.2

Bahan Bahan untuk susunan batu ini dapat dipakai batu yang ada disekitarnya atau dari sumber material dimana bentuknya mendekati bulat. Batu harus segar (bersih), keras, awet dan padat serta tahan terhadap pengaruh cuaca dan air. Dan juga dapat menggunakan batu lain atas persetujuan direksi.

7.3

Pelaksanaan a). Galian Dasar untuk susunan batu digali sedalam yang dibutuhkan dan menurut bentuk yang diminta.

b). Penempatan Susunan batu yang ditempatkan di bawah permukaan air harus didistribusikan sedemikian rupa sehingga tebal minimum dan susunan bahan tersebut tidak kurang dari tebal yang diminta atau yang disyaratkan. Batu yang ditempatkan di atas permukaan air disusun dengan tangan disusun dengan saling menutup dan hubungannya dibuat sedemikian rupa sehingga cukup kompak dan saling memegang. Batu-batu pada bagian akhir disusun tegak lurus dengan sloof. Batu ditempatkan sedemikian rupa tegak lurus dengan pada sloof dengan pengakhiran yang baik. Pasangan batu kosong harus dipadatkan dengan baik sebagaimana disyaratkan dan permukaan akhir yang rapi dan kuat. Tebal pasangan batu kosong minimum 10 cm, diukur secara tegak lurus pada sloof.

19 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pasal 8. PASANGAN BATU GUNUNG 8.1 Uraian Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu gunung yaitu pondasi konstruksi ringan, dinding penahan tanah dan pada tempat-tempat yang ditentukan pada gambar rencana atau atas perintah yang tertulis dari Direksi. Pemasangan batu kali/gunung harus mengikuti spesifikasi ini dan spesifikasi lainnya yang melibatkan pekerjaan ini dan harus sesuai dengan bentuk, ketinggian dan bentuk yang ditentukan dalam gambar rencana atau persetujuan Direksi/Pengawas.

8.2

Material a). Batu Batu harus keras, bersih dan semacam batu yang tahan lama dan disetujui oleh Direksi atau Batu yang rapuh atau batu endapan tidak diperkenankan dipergunakan. Jika tidak ditentukan ukurannya di dalam gambar rencana, batu harus mempunyai ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari 1 / kali tebalnya dan 12 panjangnya tidak kurang dari 1 / kali lebarnya. Setiap batu harus baik bentuknya dan 12 bebas dari penyusutan dan berkurangnya kekuatan batu.

b). Adukan semen Adukan semen yang digunakan yaitu 1 Pc : 4 Ps

8.3

Pelaksanaan a). Pemilihan dan penempatan Jika batu gunung dipasang baik untuk pondasi, dinding penahan tanah dan lain sebagainya harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas sebelum pasangan batu dipasang. Semua batu harus bersih sama sekali dan dibasahi segera sebelum disusun dan dasarnya harus bersih dan juga dibasahi sebelum adukan semen diletakkan. Batu diletakkan dengan bagian lebar menyentuh dasar dan lapisan adukan, dan ruang diantaranya diisi dengan adukan bagian yang diletakkan dari batu harus disusun paralel dengan muka dinding dimana batu disusun. 20

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

b). Dasar dan hubungannya Permukaan dasar dari batu dilapisi dengan adukan semen setebal 2 sampai 5 cm. Siar datar pada batu dasar tidak boleh lebih dari 5 (lima) batu terus menerus. Sedangkan antara satu sama lainnya tidak boleh bersinggungan tetapi harus dilapisi dengan adukan setebal 2 cm sampai 5 cm sedangkan siar tidak boleh dari 2 (dua) batu. Batu dapat membuat sudut dengan garis vertikal dari 0 sampai 45 tidak boleh ada pertemuan dengan 4 (empat) sudut batu sekaligus.

c). Penyelesaian Siar kedua sisi tegak diharuskan menurut gambar rencana atau petunjuk Direksi. Penyelesaian sebelah atas dibuat agak bulat pada tengahnya untuk menghindari adanya genangan air.

d). Batu Gunung Sebelah Luar Untuk permukaan yang batu kalinya dilekatkan, maka setelah selesai disusun dan adukan masih baru atau basah, seluruh permukaan batu dibasahi dan sisa-sisa adukan dibersihkan sampai bersih.

Pasal 9. PEKERJAAN DINDING 9.1 Lingkup Pekerjaan Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata seluruh dinding ruangan, penahanan tanah emperan keliling bangunan, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

9.2

Dinding Bata 9.2.1 Persyaratan Bahan a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air. Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % 21

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

berat sendiri setelah pembenaman dalam air selama 24 jam tidak dapat dipakai. Ukuran batu bata nominal yang digunakan adalah 23 x 11 x 5 cm denagn toleransi 5 mm. Pembongkaran batu bata dari kenderaan pada saat pemasukan barang harus dilakukan dengan tangan dan ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

b.

Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butirbutir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat. c. Semen dan Air, untuk

persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.

9.2.2 Persyaratan Adukan Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yangmemenuhi syarat, mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

9.3

Pedoman Pelaksanaan a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu: - Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai diatas sloof antara 35 cm sampai setinggi 65 cm (sesuai gambar), diatas lantai dan sampai setinggi 400 cm dari permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi dan WC). - Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan. - Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut.

22 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat. Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

c. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

d. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/plat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan penutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

Pasal 10. PEKERJAAN PLESTERAN 10.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang, dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.

23 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

10.2 Persyaratan Bahan Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton bertulang. 10.3 Pedoman Pelaksanaan a. Sebelum plesteran dilakukan, maka : Dinding dibersihkan dari semua kotoran Dinding dibasahi dengan air Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm. Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik. b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :2 Ps , sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps. c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. d. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidangbidang yang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya. Semua bidang plesteran harus dipelihara

kelembabannya selama seminggu sejak permulaan plesterannya.

24 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pasal 11. P E N U T U P Secara keseluruhan dalam uraian dan syarat-syarat kerja ini, hal-hal yang kurang jelas akan diterangkan / diberi penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dituangkan dalam Berita Acara.

25 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

Anda mungkin juga menyukai