Anda di halaman 1dari 112

SPESIFIKASI TEKNIS

Penawar
:
Nama paket pekerjaan : Pembangunan Penyediaan Air Baku Di Kawasan Industri Balohan
Kode Paket
: BPKS/2014/15
BAB 1
PENJELASAN DAN KETENTUAN UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan


1.1.1 Pekerjaan yang dilaksanakan seperti yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS) dan gambar-gambar rencana.
1.1.2 Pekerjaan ini adalah Perencanaan Sumber Air Baku di Kawasan Industri Balohan di Kota
Sabang.
1.1.3 Lokasi Pekerjaan adalah di Balohan Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang.
1.2

Kewajiban Pelaksana
1.2.1 Pelaksana harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta
Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan Pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan.
1.2.2 Pelaksana berkewajiban meneliti Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis/RKS,
gambar-gambar rencana/detail, gambar kerja (shop drawings) dan dokumen
lainnya, memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, melakukan pengukuran
dan mengkaji ulang seluruh lingkup pekerjaan dan menganalisis kebutuhan untuk
kelancaran dan penyelesaian pekerjaan.
1.2.3 Dalam hal standarisasi pelaksananaan, Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa
Standar yang diajukan Kontraktor tidak menjamin secara substansial sama atau
lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan , maka Kontraktor harus tetap
memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
1.2.4 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang
diajukan oleh Pelaksana, Pelaksana harus menjelaskan secara tertulis kepada
Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan
menetapkan Setuju atau Ditolak.
1.2.5 Pelaksana harus mengerjakan seluruh volume pekerjaan sesuai dengan RAB, RKS,
gambar-gambar pelaksanaan dan dokumen lainnya.
1.2.6 Pelaksana harus menyediakan :
a.

Bahan-bahan/material yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang


memenuhi syarat yang telah ditentukan dan dengan persetujuan direksi/
pengawas.

b.

Tenaga kerja ahli yang cukup sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan
menunjuk seorang supervisor dan pelaksana kegiatan di lapangan yang

dapat mengarahkan pelaksanaan pekerjaan dan mengkoordinir para tenaga


kerja serta mempertanggung-jawabkan segala konsekwensi pekerjaan di
lapangan.
c.

Peralatan yang diperlukan untuk masing-masing jenis pekerjaan.

d.

Modal yang cukup untuk menunjang setiap kegiatan dalam rangka


penyelesaian pekerjaan seperti terdapat dalam RAB, gambar rencana dan
RKS.

1.2.7 Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat teknis, gambar rencana/gambar detail,
penjelasan/keputusan direksi/pengawas dan syarat-syarat teknis lain yang sudah
baku yang tidak disebutkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini.

1.3

Syarat-syarat Pelaksanaan dan Laporan :


1.3.1 Pelaksanaan pekerjaan harus berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang
terdapat di dalam :
a.

Peraturan-peraturan dan persyaratan yang berhubungan dengan bangunan,


tenaga kerja, dan petunjuk-petunjuk serta peringatan tertulis yang
diberikan direksi/pengawas.

b.

Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan serta risalah penjelasan


pekerjaan. Jika ternyata dalam RKS ini terdapat kelainan atau
penyimpangan dengan peraturan-peraturan sebagaimana yang dimaksud di
atas, maka segala perubahannya tetap berlaku.

c.

Gambar-gambar pelaksanaan yang meliputi gambar-gambar rencana,


gambar detail dan gambar-gambar yang dibuat oleh pelaksana berupa shop
drawings harus mendapat persetujuan direksi/pengawas.

d.

Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pekerjaan rehabilitasi fisik ini


secara umum meliputi :
1.

PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia).

2.

PBI (Peraturan Beton Indonesia).

3.

SK SNI T.12-1881-03 (Pedoman Tata Cara Perhitungan Struktur Beton


untuk Bangunan Gedung).

4.

PUBI (Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan Indonesia).

5.

Peraturan dan Syarat-Syarat tata cara pemakaian dan perawatan yang


dikeluarkan oleh produsen bahan.

6.

Peraturan-peraturan pendukung lainnya dengan segala perubahan


yang terakhir dari peraturan tahun sebelumnya.

7.

Peraturan daerah tentang pelaksanaan bangunan di provinsi Nanggroe


Aceh Darussalam.

8.

Undang-undang perburuhan.

9.

Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen bahan


bangunan yang digunakan.

10. Ketentuan-ketentuan hasil pengujian laboratorium.

1.3.2 Laporan Harian dan Laporan Bulanan


a. Laporan Harian
Pelaksana harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas setiap
bagian pekerjaan yang diminta Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh
Direksi. Laporan dimaksud harus memuat, tetapi tidak dibatasi, data-data
berikut:
Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta
keterampilannya, jumlah bahan-bahan di tempat pekerjaan, jumlah bahan
yang sedang dipesan, kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan dan peralatan
serta data-data percobaan laboratorium, kecelakaan dan informasi yang lain
yang berkaitan erat dengan kemajuan pekerjaan.

b. Laporan Bulanan Kemajuan Pekerjaan


Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah ditetapkan
Direksi, Pelaksana harus menyerahkan 5 (lima) salinan Laporan Kemajuan
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan
sekurang kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut:
1. Prosentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan kenyataan
yangdicapaipadabulanlaporandan prosentase rencana yang diprogramkan
pada bulan berikutnya.
2. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang telah diselesaikan, disertai
denganprosentase rencana yang diprogramkan,dan diberi keterangan
mengenai kemajuan pekerjaan.
3. Jadwal rencana kegiatan mendatang yang akan dilaksanakan dalam waktu
dua bulan berturut-turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan
penyelesaian.

1.4

Rapat Bersama Untuk Membicarakan Kemajuan Pekerjaan


Rapat tetap antara Direksi dan Pelaksana diadakan seminggu sekali pada waktu yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan
pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya
dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

1.5

Bahan-bahan dan Alat yang harus disediakan


Pelaksana harus menyediakan seluruh alat produksi dan material yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan kecuali bila disebutkan tersendiri di dalam Kontrak. Jika
tidak ditentukan lain, segala peralatan dan material yang membutuhkan bagian
pekerjaan baru dan harus disesuaikan dengan standar menurut dokumen lelang. Bahanbahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan
produksi dalam negeri.
Apabila disebabkan karena sesuatu hal sehingga bahan yang dimaksud tidak dapat
diperoleh di dalam negeri, maka Pelaksana dapat melakukan pemesanan dari luar
negeri setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Pekerjaan.
Pelaksana harus melaporkan kepada Direksi, bilamana bermaksud untuk mensuplai
peralatan dan material yang tidak sesuai dengan standar sebagai tersebut di atas dan
harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

1.6

Alat-alat Produksi
Pelaksana harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan secukupnya untuk
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh meminta kepada Pelaksana
untuk menyediakan alat produksi tambahan dan peralatan lain bilamana menurut
pertimbangannya penting untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kontrak.
Pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan serta suku cadang dan harus menjaga
persediaan yang cukup untuk tidak memperlambat pelaksanaan pekerjaan.

1.7

Material Pengganti
Pelaksana harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana material yang
ditentukan tidak mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat diterima, Pelaksana
dapat menggunakan material pengganti, tetapi harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan penawaran pada Daftar Kuantitas dan
Harga Pekerjaan tidak diperkenankan untuk dinaikkan akibat penggantian material.

BAB II
PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA

2.1

Pengadaan Pipa PVC


2.1.1 Umum
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan
fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan
pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau dalam
gambar / drawing.
PenyediaJasaPengadaan harus menyediakan perpipaan dari semua material
sebagaimana dirinci disini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua
pipa, fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai dengan untuk
pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32o C. Tekanan
kerja normal tidak akan lebih dari 8 bar dan uji tekanan di lapangan tidak lebih
dari 10 bar.

PenyediaJasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan


Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai
dengan kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia Jasa Pengadaan
juga harus menyampaikantentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah
dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.

2.1.2 Referensi Standard


Referensi pada standard dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu atau
belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan
standard lain, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya
sama dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini.
Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas),
dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan.
Barang atau peralatan yang di produksi di dalam negeri atau berasal dari luar
negeri dan sudah diatur dalam SNI maka barang/peralatan tersebut wajib
memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).

Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar
Nasional Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standarstandar sebagai berikut :

2.2

ISO

International for Standardization Organization

JIS

Japanesse Industrial Standard

BS

British Standard

DIN

Deutsche Industrie Norm

AWWA

American Water Works Association

ASTM

American Society for Testing and Materials

ANSI

American National Standard Institute.

Bahan Pipa dan Fitting


Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat di dalam negeri maka Penyedia Jasa
Pengadaan harus melampirkan surat dari pabrik untuk izin penggunaan SII / SNI yang
dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan dapat menunjukkan pengalaman
minimal 3 (tiga) tahun.
Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang tercantum
dalam dokumen lelang ini, dengan syarat bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai
kualitas keseluruhan yang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum
dalam dokumen lelang ini.
Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum dalam
dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus menyertakan gambar-gambar detail
junction (gambar detail penyembungan pipa) disertai dengan jumlah dan spesifikasi
dari tiap material yang ditawarkan.
Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah tropis
dengan temperatur air yang mengalir antara 15-35 derajat Celcius dan pH antara 6
sampai dengan 8.
Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam didalam tanah kecuali untuk hal-hal
khusus yang membutuhkan lain.

2.3

Tekanan Kerja / Working Pressure

Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm2 (SNI 06-0084-1987
dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua) kali tekanan kerja

pipa. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan
tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan.
Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pengawas Penyedia Jasa Pengadaan
harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting pipa di lapangan pada
pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya Rekanan. Jumlah pipa/fitting
pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas.
Bila ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini, maka
Penyedia Jasa Pengadaan harus menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi
persyaratan spesifikasi yang ditentukan.

2.4

Pipa PVC dan Fitting


2.4.1 Standard
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standard dengan panjang efektif
tidak lebih dari 6 meter.
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk
penggunaan SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian. Setiap pipa
harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter
nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark.
Standar lain yang digunakan sesuai peruntukannya adalah :
SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk AirMinum
dengan Jangka Sorong.
SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untukAir Minum
terhadap Hidrostatik.
SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa PVC untukAir
Minum.
SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak PipaPVC untuk Air
Minum
SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untuk AirMinum
SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa PVCuntukAir
Minum dengan Uji Tungku
SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk AirMinum
terhadap Metilen Khlorida
SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC
dengan THF

AirMinum

SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk AirMinum
dengan Pita Meter
SNI 06-2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan Sistem
Drainase di dalam tanah.
SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315mm
untuk Air Bersih.
SNI S-20-1990-03 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum
RSNI T-17-2004

2.4.2

TataCaraPengadaan,Pemasangan
untuk Penyediaan Air Minum.

dan

PengujianPipa PVC

Kelas
Bilatidakdisebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity),yang digunakan
adalah jenis pipa PVC dengan tekanan nominal 10 kg/cm2 menurut standard SNI
yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter.
Ketebalan minimum dinding pipa dan outside diameter mengikuti tabel berikut:

DIAMETER LUAR
PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)
Nominal Diameter
( mm )

Rata-rata Diameter Luar


( mm )

50

63

65

75

80

90

100

110

125

140

150

160

200

200

250

250

300

315

DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING


PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)
Seri Pipa

Nominal Diameter
( mm )

Tebal Dinding Nominal (mm)


S 10

S 12,5

50

2.4

2.0

75

3.6

2.9

90

4.3

3.5

110

5.3

4.2

125

6.0

4.8

160

7.7

6.2

200

9.6

7.7

250

11.9

9.9

315

15.0

12.1

2.4.3

Sambungan
1. Push On Rubber Ring Joint
Kecuali ditentukan lain, sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa
tersebut harus mempunyai bell pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang
lain dibavel dengan sudut kurang lebih 15 derajat. Pipa harus diberi tanda garis
petunjuk pemasangan pada permukaan luarnya.
Fitting harus dari jenis yang dispesifikasikan dan mempunyai ujung jenis beil.
2. Sleeve Coupling
Sleevecouplingdan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa
PVC dan cocok dengan diameter luar pipa PVC.
3. Ring Karet Dan Gasket
Ring karet yang digunakan untuk sambungan push-on dan gasket untuk
penyAmbungan mekanikal fitting dari ductile iron atau besi tuang dan untuk
sambungan flange harus dari styrene butadiene rubber atau karet sintetis lain
yang tepat untuk pipa air minum.
4. Sambungan Solvent Cement
Kecuali ditentukan lain, pipa PVC dengan diameter nominal 40 mm dan lebih
kecil dapat disambung dengan menggunakan pelarut sebagai perekat sesuai
dengan standar pabrik. Bila digunakan sambungan solven cement ini, Penyedia
Jasa Pengadaanharus menyediakan solvent cement sesuai dengan rekomendasi
pabrik ditambah dengan imbuhan 10%.
Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan
memanjang akibat dari perubahan suhu pipa sebesar 50oC tanpa mengganggu
kekedapan terhadap air.
5. Adaptor
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas
flange pada satu ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan fleksibel baik
dengan mekanikal maupun push-on.
6. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila tidak
disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem sambungan
menggunakan sistem rubber ring joint.
Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.23 mpa (12.4
kg/cm2)Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded
atau heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan
karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.Bila fitting
yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari besi tuang
ductile (Ductile Cast Iron). Bell and Flange yang dispesifikasikan harus
mempunyai flange pada satu ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis
mekanikal pad ujung yang lain. Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan,

harus berupa ujung-ujung dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan
flange. Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari
bahan bitumen, yaitu coal tar atau aspheltic base, yang mempunyai ketebalan
kering tidak kurang dari 0,3 mm. permukaan dalam dari fitting tersebut harus
dilapisi epoxy atau coal tar epoxy yang dipakai untuk lining harus dari bahan
yang tepat untuk pipa air minum dan dilengkapi sertifikati dari instansi yang
berwenang (pblic health authorities).
Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus
dari baja yang digalvanis.

2.4.4

Pengujian Quality Assurance (Jaminan Kualitas)


Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup
mewakili unit yang disuplai sesuai kontrak. Pengguna harus diijinkan untuk
mengunjungi tempat pembuatan unruk menyaksikan test/pengujian tersebut.

2.4.5

Pengujian Tekanan Hidrostatis


Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi
standar SNI 06-2549-1991.
Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis
pada tekanan paling sedikit 42 N/mm 1

2.4.6

Pengujian Lain.
Pengujian lainnya seperti flattering test, toksisitas, tekanan terus menerus dan
lain-lain harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.

2.4.7

Valve
1. Umum
Penyedia Jasa Pengadaanharus melengkapi valve sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan
ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan
dikeluarkan oleh satu pabrik.

Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
Nama pemilik proyek
Tekanan kerja
Diameter nominal
Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran

Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila


tidak disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau
besi tempa atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 Pipa threads where pressure tight joint
are made in the thread
Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan
flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang diakui.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas
permintaan Pengguna Barang.
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh
Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan
untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531.
Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan
arah jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus
tertera untuk menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah
masuknya benda-benda asing.
Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan
seperti gasket, mur, baut dan ringuntuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.
Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis
dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material
bekas dan sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket
minimal 3 mm terbuat dari karet sintetis.

Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada


hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak
menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia Jasa Pengadaanharus
menyertakan besarnya maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve
yang dikirim.
Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan
lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non
toxic coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui
oleh Direktur Pengawas.
Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan
minimum coating setelah kering + 400 microns (16 mils). Material yang
berkontak dengan air harus harus dari jenis non toxic sedangkan bahan yang
dapat larut tidak boleh dgiunakan.
Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam) set
untuk setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa Indonesia.
Penyedia Jasa Pengadaanharus menyertakan sertifikat dari pabrik yang
menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta
dalam spesifikasi ini.

2. Gate Valve
Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve
yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis Non Rising Stem.
Valve harus memenuhi standar Gate Valve for Water and Other Liquids
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi
kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja
Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan
kunci T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20 buah
yang seukuran.
Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet cover
dan terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.

Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau
bahan dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari
logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid
(solid wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak
(vertikal mounting). Valve harus dirancang unluk saluran air yang bebas
hambatan yang mempunyai diameter fidak kurang dari diameter nominal valve
apabila dalam posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valveseperli
telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari
stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box
harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna
Barang. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem
seal dapat digunakan atas persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus
terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikil 1 (satu) buah
ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam
keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan
tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat.
Tutup harus disertakan pada surface box tersebut dan diberi cetakan
.." pada bagian atasnya.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan
dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi
valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench
nuts).

3. Katup Udara (Air Release Valve)


Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti halhal sebagai berikut :
a. dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
b. dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
c. dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.

d. dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.


e. aman terhadap vakum.
Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap
dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang
diberikan pada uraian pekerjaan.
Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari
ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau
ABS.
Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan
tidak menunjukkan gejala kebocoran.
Juga tidak terjadi keboooran bila tekanan minimum 0,1 bar.
Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve)
secara terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu
(butterflyvalve) dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan
rubber seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional
yang mengikuti 'Standards for Rubber Seated Butterfly Valves'
(AWWA Designation C 504) atau standard Internasional lain yang
disetujui yang sama atau leblh tinggi kualitasnya dari yang
disebutkan.
b. Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90o
dari posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve
harus horizontal.
c. Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai
dengan standard AWWA C 504,
d. Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan
dan perbaikan,
e. Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual
harus dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi
tidak mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula.
f. Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila
tertutup rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
g. Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat

membuka atau menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang


lama.
h. Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti
"Specification for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe
Fittings kelas B(ASTM Designation A 126) alau ductile iron (ASTM
536). Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.
Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang
seharusnya.
Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang
tergantung pada ukuran pipa yang dipasang.

Diameter Nominal Air


Valve

Ukuran Pipa
Tipe Air Valve
(mm)

(mm)

300 dan lebih kecil

Tipe dengan orifice


kecil / tunggal

350 dan lebih besar

Tipe dengan dua


Orifice atau kombinasi

25 mm dan lebih kecil

75 mm dan lebih besar

1). Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil


Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara
otomatis yang akan mengeluarkan udara yang terakumulasi
bertekanan pada saat aliran air dalam penuh.
2). Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi
Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk
dioperasikan secara otomatis, sehingga akan :
a.

b.

c.

Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan


atmosfer, dan menampung banyak udara selama operasi
pengurasan saluran pipa.
Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air
dalam kondisi tekanan rendah, mengisi badan valve selama
operasipengisian.
Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan
udara tinggi, dan

d.

Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi


aliran air penuh dalam pipa.

4. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut
ball valve. Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve
inidikondisikan unluk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) dan
memiliki ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe non -lubricated dan
terbuat dari bahan cast iron untuk badan valve dan bola, stainless steel dengan
dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus diberi penguat dari teflon dan
mudah diganti dilapangan tanpa menggunakan alat khusus. Tangkai/stem
harus dibuat dari stainless steel. Teflon penguat digunakan untuk packing stem
yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur
pipa pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari
ductile cast iron pada tiap operasi.

5. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric
dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus
dilapisi dengan chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air.
Valve juga dilengkapi dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainless
steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple
Buna - N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus
dapat dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.

6. Check Valve

Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check


VaIve / KIep Tabok dengan sambungan flange.

Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat


dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan.

Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang
dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya,
besamya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.

Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi
tuang.

Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber


yang berkualitas baik.

Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.

Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan,


dudukan, dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang
mungkin perlu untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah
dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan khusus
atau harus memindahkan valve dari jalumya.

Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau


vertikal dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus
mempunyai daerah aliran bersih (a net-flow area) tidak kurang dari
luas diameter nominal pipa dan ujung flange.

7. Gate Valve Perunggu (Bronze)

Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B
2011 atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya 0.98
Mpa (10.0 kg/cm2). Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan
ujung berulir (sekrup).

Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang


terbuat dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki
solid wedge (baji), skrup dalam dan tangkai pengungkit.

Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada


JIS H 5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak
kurang dari 196 N/mm2 (20 kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu
cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari kuningan yang mengacu
pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga yang mempunyai daya
rentang tidak kurang dari 314 N/mm2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus
terbuat dari tembaga sesuai spesiflkasi di atas.

2.5

Pengadaan Pipa Baja dan Perlengkapannya


2.5.1 Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
2.5.2 Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
SNI 07-0068-1987
SNI 0039-1987
SNI 07-0242-1989
SNI 07-0822-1989
SNI 07-1338-1989
SNI 07-0949-1991
SNI 07-1769-1990
SNI 07-1969-1991
SNI 07-2255-1991
SNI 07-2195-1991
SNI 07-2196-1991
SNI 07-3080-1991
SNI 07-3025-1992
SNI 07-3026-1992
SNI 07-3027-1992

SNI 07- 3078-1992


SNI 07-3073-1992
SNI 07-6398-2000
SNI 07-3360-1994
SII 2527-90
ISO 7/1

ISO 1459

Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.


Pipa Baja Bergalvanis
Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
Baja karbon tempa.
Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi
yang kelabu.
Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu,
penyambung.
Pipa Baja saluran air.
Permukaan pipa flens, dimensi.
Flensa pipa, toleransi dimensi.
Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular
Untukjaringan pipa bertekanan, bagian 2.
Persyaratan las- Ketentuan Umum, Persyaratan
servisuntuk sambungan las.
Las,
untuk
pertimbangan
untuk
menjamin
mutustruktur las.
Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan
dalampenilaian perusahaan yang menggunakan
lassebagaicara utama pabrikasi.
Flensa logam flensa besi tuang.
Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam
dan luar pada pelapisan air dari baja
Penyambung pipa baja & baja paduan dengan
lastumpu.
Water Supply Steel Pipe
Pipe Threads Where Pressuretight Joins are Made
onThe Threads
Metalic croating Protection Against Corrosion by
Hot
Dip Galvanzing Guilding Principles

ISO 1461

Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating on


Fabricated Ferrous Products Requirments

ASTM A 283F

Flow and Intermediate tensile Strenght Carbon Steel


Plates, Shapes and Bars

ASTM A 570

Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled Structural


Quality

AWWA C 200

Steel Water Pipi 6 Inches and Larger

AWWA C 203

Coal-Tar Protective Coatings and Linings for Steel


Water Pipelines Enamel and Tape Hot Applied

AWWA C 205

Cement Mortar Protective Lining and Coating for


Steel Water Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.

AWWA C 208
AWWA Manual
M11

Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.

AWWA C 210

Liquid Epoxy Coating System for he Interior and


Exterior Steel Water Pipe.

JIS G 3101

Rolled Steel for General Structure.

JIS G 3452

Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping.

JIS G 3457

Arc Welded Carbon Steel Pipe.

JIS B 2311

Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use.

JIS G 3451

Fitting of Coating Steel Pipes for Water Service.

JIS G 550

Spheroidal Graphite Iron Castings

JIS G 5702

Blackheart Malleable Iron Castings

JIS G 3445

Carbon Steel Tubes for Machine Structures Purposes

JIS G 3454

Carbon Steel Pipes for Pressure Service

JIS K 6353

Rubber Goods Pipes for Water Works.

2.5.3

Stell Pipe Design and Installation.

Pipa Baja Dan Fitting

2.5.3.1 Material Dan Fabrikasi


Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan sambungannya
menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di
pabrik, dites dan dibersihkan.
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak
kurang dari 226 N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :
SNI 07-0949-1989
SNI 07-0822-1989

Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.


Baja karbon strip canai panas untuk pipa.

SNI 07-1338-1989
Baja karbon tempa. ASTM A 283, Grade D
ASTM A 570, Grade 33 JIS G 3101, Class 2
JIS G 3452, SGP JIS G 3457, STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau
SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus
cukup merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas
persetujuan Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur
yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat
dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded) . Banyaknya pengelasan
pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga
pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6
(enam) meter atau kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan
untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana
(saddle) penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.

2.5.3.2 Dimensi Pipa


Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus
mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding mminimum sebelum dilapisi
pelindung dalam dan luar sebagai berikut :

DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING PIPA BAJA


Diameter Nominal
(mm)

Diameter Luar
(mm)

Ketebalan Dinding
Minimum (mm)

100

114.3

4.5

150

168.3

5.0

200

219.1

5.8

250

273.0

6.6

300

323.8

6.9

350

355.6

6,0

400

406.4

6.0

2.5.3.3 Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang
sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapatdipasang pada bagian
luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan
yang dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting
harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian 3.2 dan standar
berikut ini :
Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus
terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari
22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga
potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat
harus terdiri dari empat potongan bend.

2.5.4

Coating dan Linning (Lapisan Pelindung Luar dan Dalam)

2.5.4.1 Proteksi Bagian Luar


a.

Pemasangan Bawah Tanah


Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus
dilapisi coal tar enamel dan dibalut dengan bonded double asbestos felt
sebagaimana dispesifikasikan pada Appendix A, Sec.A1.2 dalam AWWA C
203. Lapisan primer dan coal tar enamel adalah sebagai berikut ;
Primer
: Type B sesuai dengan bagian A.2.4 dari AWWA C.203
Coal Tar Enamel : Type I sesuai dengan bagian A.25. Table 1 dari AWWA C203.
Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari
berikut ini :

Primer, Type B yang dispesifikasikan di atas


Coal Tar enamel, Type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan
lapisan kering 2,4 mm +/- 0,8 mm.
Bonded asbestos felt
Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan 0,8
mm minimum.
Bonded asbestos felt; dan
Satu lapisan water resistant whitewash

Sistim pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau lebih
dari pada yang dispesifikasikan di atas dapat diterima atas persetujuan
Enggineer tetapi segala sistem proteksi yang menggunakan polyethylene
tape tidak diperkenankan.
b.

Pemasangan Di Atas Tanah


Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar
di luar/dapat terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan lapisan primer
danlapisan pertama (first coat) yang sesuai dengan susunan berikut ini :
Persiapan permukaan : SSPC-SP-6 atau SP-3
Primer : Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20 mikron.
Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan
kering 35 mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh
Steel Structure Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas,
Primer dan Etching Primer, Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, Read Lead Anticorrosive

Paint, Class 1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive Paint, Class 1 atau
sesuai dengan persetujuan Pengguna Barang.

2.5.4.2 Lapisan Pelindung Dalam


1.

Umum
Semua pipa dan fitting untuk pemasangan dibawah tanah harus diberi lapisan
dalam dari adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy
sesuai dengan AWWA C.210. Semua jalur pipa diatas tanah harus
menggunakan epoxy atau coal tar epoxy sebagai lapisan dalam sesuai dengan
AWWA C.210.
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan
air bersih harus dilengkapi lengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga
kesehatan masyarakat yang berwenang untuk penggunaan pada air minum.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan sertifikat cat yang menjamin
persyaratan untuk saluran air minum.

2.

Lapisan Adukan Semen (Cement Mortar Lining)


Lapisan adukan semen harus sesuai dengan AWWA C.205 atau standar
internasional lainnya yang disetujui dengan kualitas yang sama atau lebih
tinggi dari pada standar yang telah disebutkan diatas.
Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama
kecuali pada sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus. Ujung
dari lapisan harus dibiarkan menyudut dan lurus kearah sumbu memanjang
pipa. Ketebalan lapisan harus mengikuti tabel dibawah ini.

KETEBALAN CEMENT MORTAR LINING


Ketebalan Lining

Toleransi untuk

( mm)

Ujung Pipa

100 sampai 250

-1.6 to +3.2

300 sampai 600

-1.6 to +3.2

( mm )

3.

Sistem Lapisan Epoxy Atau Coal Tar Epoxy


Sistem pelapisan dengan epoxy dan coal tar epoxy harus sesuai dengan
AWWA C.210 dan dilaksanakan di pabrik. Sistem tersebut terdiri dari sebagai
berikut :
a.

b.

Sistem pelapisan dengan epoxy


i)

Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive


epoxy primer

ii)

Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish


coat yang tidak mengandung coal tar.

Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy


i)

Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive


epoxy primer

ii)

Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.

Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan
dengan epoxy yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem
altematif ini harus memenihi persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama
dan sistem altematif ini dianggap sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang
dari 400 mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.

2.5.4.3 Pelapisan Coating dan Lining Pada Ujung Pipa


1.

Ujung Rata / Datar


Spesifikasi pelapisan/coating harus dikupas/cutback sebesar 370 mm, Lining
yang sesuai spesifikasi diperpanjang sampai ujung pipa. Ujung pipa dan
permukaan luar, lebih dari 370 mm dari ujung pipa harus di cat dengan epoxy
atau coal tar epoxy seperti yang dispesifikasikan pada bagian 7.3.1. Proteksi
Bagian Luar.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada
ujung datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi katodik
yang dipasang pada perpipaan air bersih dari baja yang ditanam dalam tanah.
Ukuran dari plat adalah panjang 50 mm, lebar 30 mm dan ketebalan 5 mm.

2.

Ujung Bevel

Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di bawah ini :

Nominal

Cutback

Lining

Tar Epoxy

Mortar

(mm)

(mm)

Cutback
Coating

(mm)
80 - 350

100

80

31

400 - 700

150

80

31

Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub bagian
sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.
3.

Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh
permukaan dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti
dispesifikasikan pada 7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2 Lapisan
Pelindung Luar dan Lapisan Dalam.

4.

Coating Dan Lining Untuk Pipa-Pipa Khusus Dan Fitting


Semua bagian luar dan bagian dalam permukaan dari pipa dan fitting khusus
berikut ini harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti
dispesifikasikan pada bagian 7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2 Lapisan
Pelindung Luar dan Lapisan Dalam (Coating dan Lining) ;

5.

Double Flange Short Piece digunakan untuk air valve assembly


Short Piece digunakan untuk valve assembly
Flange dan spigot digunakan untuk valve assembly
Blank Flange

Lapisan Pelindung Sambungan


a.

Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi
terhadap korosi pada semua sambungan pipa dengan pengelasan di
lapangan dan tertanam di dalam tanah., dan harus diselubungi oleh
lembaran yang tahan panas-susut (heat shrinkable sleeve or sheet).

Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan


(coal) sesuai dengan spesifikasi dan memasukkannya kedalam Bill of
Quantity. Bahan lapisan sambungan kulit ini harus mencukupi untuk
menutup permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan
tambahan (allowance) 20 %. Penyedia Jasa Pengadaan harus
menyerahkan perincian dari volume bahan tersebut.
b.

Selubung Atau Lembaran Tahan Panas-Susut (Heat Shrinkable Sleeve


OrSheet)
Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari
lapisan luar dan dalam. Lapisan luar menggunakan cross linked
polyethylene dan lapisan dalam butyl rubber based adhesive.
Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan
ketebalan lapisan minimum luar dan lapisan dalam sebelum susut
adalah sebagai berikut :

Diameter Pipa
(mm)

Ketebalan Minimum
Lapisan Luar
(mm)

Ketebalan Minimum dan


Lapisan Dalam
(mm)

< = 350

0.6

0.6

400

0.9

0.6

450

1.2

0.6

Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisandalam adalah sebagai berikut :


Karakteristik Fisik Lapisan Luar
Spesific gravity (min)

0.91 (JIS K 112)

17.7 (JIS K 6760)

14.7 (JIS K 6760)

Kekuatan Tarik :
-

circumferential (Min., N/mm2)


axial (Min., N/mm2)
Elongasi :

circumferential (Min.,N/mm2)

250 (JIS K 6760)

axial (Min.,N/mm2)

500 (JIS K 6760)

Identification hardness
(Min.,Shore D)

: 43 (JIS K 72150)

Dielectric Strenght
(Min., kV/mm)

: 30 (JIS K 6911)

Volume Resistivity
(Min., Ohm-cm)

: 1x10^14 (JISK6911)

Shrinkage*
- circumferential (Min.,N/mm2)

40

- circumferential (Min.,N/mm2)

Catatan : (.,) menunjukkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan


*

Pada 200 derajad celcius untuk 20 menit.

Kriteria Fisik Lapisan Dalam


Spesific Grafity (Min)

: 1.0 (JIS K 7112)

Consistency (Max)

: 80 (JIS K 2220)

Softening Point (Min degrees C)


Penetration (Max)

60 (JIS K 2207)

90 (JIS K 2207)

Catatan : (.,) memperlihatkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan.

Penyedia barang harus menyediakan 6 (enam) set perlengkapan heat-shrink flame.


Setiap set perlengkapan ini terdiri dari pembakar dengan nozzle, bak sebelum
pembakaran dan stop valve, three-layer heavy duty hose, pengatur tekanan gas
dengan pengukur tekanan dan lain sebagainya. Tiga (3) set tambahan dari pembakar
dan pengatur tekanan gas harus juga disediakan.

6.

Pengecatan Tanda (Marking)


Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking) dengan jelas
pada bagian tengahnya. Bahan cat tersebut harus dari long oil alkyd resin
seperti berikut ini atau dari mutu yang setara.

7.

P.T. Dimet Indonesia


ICI

VYGARD 260
ICI SUPER

P.T. ICI Paint Indonesia

STRUCTURE FINISH

NIPPON PAINT
P.T. Nippon Paint Indonesia

BODELAC 9000
ALKYD RESIN

Perlindungan Korosi Petrolatum (Petrolatum Corrosion Protection Tape)


Perlindungan Korosi petrolatum harus dari Denso tape untuk perlindungan
korosi dan harus terbuat dari kain tidak beranyam dari fiber sintetis yang
menyerap dengan kandungan petrolatum, anorgenik tak aktif dan pengisi
organik, serta pengawet organik. Bahan ini harus didesain untuk
perlindungan korosi tinggi dan tahan lama dengan mengikat adhesif, insulasi
elektris, insulasi air, tahan cuaca, tahan kimia, anti mikroorganisme,dll.
Setelah petrolatum pelindung korosi digunakan, permukaannya harus
dilindungi dengan pita pembungkus kecuali ditentukan lain. Pita pembungkus
harus berupa PVC adhesif atau material lain yang disetujui oleh Pengguna
Barang. Pita pembungkus harus dari pabrik yang sama dengan pelindung
korosi petrolatum.

8.

Sambungan Fleksible Dan Kopling


a.

Umum
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja
maksimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg /cm2) kecuali ditentukan lain.

b.

Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
AWWA C 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-End Pipe
JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Service
JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water Service
JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings
JIS G 5402 Blackheart Malleable Iron Castings
JIS K 6353 Rubber Goods for Water Works Service

2.5.4.4 Sambungan Fleksibel Mekanikal


Sambungan mekanikal fleksibel didesain untuk menerima gaya atau kombinasi gayagaya yang terjadi akibat pemuaian dan penyusutan, shear deflection, distorsi dan
gaya-gaya lain pada jalur pipa.

Sambungan mekanikal fleksibel harus setara dengan Closer Joint, Type CL-A yang
diproduksi oleh Victaulic Company Japan Ltd, atau yang setara dan disetujui.
1.

Persyaratan Desain
Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk
memenuhi kondisi operasi sebagai berikut :
(a). Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover) dengan
berat jenis 2.0 ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton.
(b). Lendutan geser minimum sebesar 100 mm.
(c). Persyaratan-persyaratan lain seperti di bawah ini :
Diameter
Nominal

Panjang Maksimum
Peletakan

Minimum Ekspansi
yang diizinkan

Minimum Kontraksi
Yang diizinkan

(mm)

(mm)

(mm)

(mm)

300 to 400
500 & 600

1600
1700

230
270

80
80

2.

Bahan-Bahan Dan Konstruksinya


Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2 (dua)
ring karet dan housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua
ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka penguat
serta ujung flange. Slip pipes dan pipa selubung harus difabrikasikan dari
lembaran atau pelat baja yang mempunyai batas keruntuhan sebesar 216
N/mm2 (2200 kg/cm2), sesuai dengan JIS G 3101 Class, JIS G 3454 STPG 370,
atau yang setara.
Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS G
5502 class 2 FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring karet
harus dari styrene butadiene rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh digunakan.

3.

Coating.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus
dilapisi primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip pipe
yangkontak langsung dengan air pengecatannya harus dilakukan sesuai
dengan yang dispesifikasikan disini. Semua permukaan luar dan dalam
mechanical flexible joint harus dilapisi sistem epoxy atau sistem coal tar
epoxy sesuai dengan spesifikasi dalam 7.3.2.3

2.5.4.5 Sleeve Coupling


1.

Umum
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk
ujung pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua)
end ring, dan mur baut untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain
dan diproduksi sesuai dengan AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik
serta mendapat persetujuan Pengguna Barang.

2.

Bahan-Bahan dan Konstruksinya


a.
Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang
digunakan dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable
castiron (besi tuang) yang sesuai dengan atau lebih tinggi dari
persyaratan dibawah ini.

Carbon Steel
ASTM A 283
JIS G 3101
BS 4360
DIN 17100

Ductile Iron
ASTM A 536
JIS G 5502
BS 2789

Grade C
Class 2
Grade 43 A
RST 36

Grade 65-45-12
Class 2 FCD 45
Grade 420/12

Malleable Cast Iron


ASTM A 47
JIS G 5702
BS 6681
DIN 1692

Grade 32510 or 35018


Class 3 FCMB 340
Grade B32-10 or W34-04
GTS 35 or GTS 4t

Panjang Center Sleeve harus memenuhi persyaratan berikut ini :


Diameter Nominal
(mm)

Panjang Minimum Center Sleeve


(mm)

12.5

- 50

89

65 -

250

102

300 - 450

127

b.
Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile
butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM).
Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan.
c.
End Rings / Ring Ujung
End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi tuang
(malleable cast iron) yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar berikut :

Carbon Steel

ASTM A 576
JIS G 3101

Grade 1020
Class 2

BS 6681

Grade 43 A

DIN 17100

RST 36

Ductile Iron dan Malleable Cast Iron

Sama dengan standard yang telah dispesifikasikan pada bagian sebelumnya


7.5.2.a. Center Sleeve.
d.
Mur dan Baut
Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih
tinggi dari persyaratan dari JIS G B101 Class 2.

2.5.4.6 Lapisan Coating


a.
Sarana di bawah tanah
Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan special hot
fusion bonded nylon coating yang memiliki ketebalan lapisan kering sebesar
150 mikron. Baut dan mur harus di galvanisir dan ditambah lapisan special

nylon coating tersebut, sehingga ketebalan kering lapisan mencapai 75


mikron.
b.
Sarana di atas tanah
Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada bagian
luarnya dan sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan bagian
dalamnya sesuai dengan yang ditentukan pada bagian 7.3.2.3. Semua
permukaan end rings yang terlihat / terpapar harus dicat dengan lapisan
primer seperti yang dispesifikasikan pada bagian 7.3.7.Semua mur dan baut
harus dilapisi dengan lapisan galvanis.
2.5.4.7 Special Sleeve Couplings
1.

Umum
Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung
polos dari berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter
nominalnya seperti diberikan dibawah ini, dan harus terdiri dari center
sleeve, 2 (dua) buah end ring, 2 (dua) gasket serta mur dan baut untuk
pemasangan coupling.

Diameter luar yang diizinkan adalah sebagai berikut :


Diameter Nominal
(mm)

Range Diameter Luar (mm)


Dan Toleransinya (I)
Min - max

50
80
100
150
200
250

60.21.0 - 63.0+0.6

2.

88.9 1.0
110.00.6
160.00.6
200.0 0.6
250.0 0.6

- 98.0 + 2,2
- 118.0+1.7
- 170.0+1.2
- 222.0 + 0.9
- 273.0 + 0.7

Konstruksi Dan Bahan


Center sleeve dan end ringharus dibuat dari malleable cast iron (besi tuang
yang bisa ditempa) yang mengikuti standar JIS G 5702 Class 3 FCMB 340 atau
BS 6681 Grade B32-10 atau bahan lain yang disetujui oleh Pengguna Barang.
Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi
dari standar JIS G 3101 Class 2.

Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
di vulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile
butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM).
Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan.
Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih dari
persyaratan JIS G 3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan
special hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering
lapisan minimum sebesar 150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan
akhir (finish) dengan lapisan galvanis ditambah special nylon coating
tersebut yang mempunyai ketebalan kering lapisan minimum sebesar 70
mikron.

2.5.4.8 Flange Insulasi


Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa yang
bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk
menjaga agar bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi berkaitan dengan pengetesan tekanan hidrostatis yang
dispesifikasikan untuk pipa. Ketahanan elektris diseberang sambungan insulasi tidak
boleh kurang dari 50 megohms sebelum dan sesudah pekt'rjaan pengetesan
hidrostatis.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur yang
diinsulasi oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi dan
pencuci logam.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan pelindung korosi petrolatum dengan
kuantitas yang cukup untuk digunakan pada semua Flange insula

2.6

Pengadaan Pipa Polietilena dan Perlengkapannya


2.6.1

Umum

Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.

Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
SNI 06-4829-2005
SNI 19-6779-2002
SNI 06-4821-1998
ISO 4427 :1996

ISO 3126 : 1974

ISO 1133 : 1991


ISO 2505 -1-1994
ISO 3607 : 19977/E
AS / NZS 4130 : 97

JIS 6762 1998

Pipa polietilena untuk air minum


Metoda pengujian perubahan panjang pipa Polietilena
Metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum
Polyethylene pipes for water supply spesifications
ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings Determination
ofcarbon black content by calcinations pyrolysis Testmethod
and basic spesification
ISO/TR 10837-1991 Determination of the thermal stability
of polyetilenefor us in gas pipes and fittings
ISO 11420 : 1996
Method for the assesment of the degree
of carbonblack dispersion in polyolefin pipes, fittings
andcompounds
ISO 6259 / 1985
Pipe for polyethylene Part 1 :
Determination oftensile properties
Plastic pipe measurement of dimension
ISO 1167 : 1996
Thermoplastic
pipes
for
the
conveyance of fluids resistance to internal pressure Test
Method
Plastic Determination of the melt mass flow rate(MFR)
and melt volume flow rate (MVR) ofthermoplastics
Thermoplastics pipe Longitudinal reversion part 1
determination methods
Tolerances on outside diameters and wall thickenesses
Polyethylene pipes for pressure aplication
ASTM D 3350-1999 Standard spesification polyethylene
plastics pipe and fittings material
Double wall polyethylene pipes for water supply

2.6.2

Spesifikasi Teknis

1.

Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus
sesuai dengan kelas N. Kelas N :
a.

Untuk diameter luar nominal 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1)


mm, dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm

b.

Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi 250, toleransi sama dengan
0,02dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm

c.

Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm

Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn dan
pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan
peralatan untuk penggulungan ulang

2.

Panjang Pipa
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari
persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi 0,05 m.
Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.

2.6.3 Sifat Mekanik


1.

Ketahanan Hidrostatik
Pipa harus memenuhi persyaratan
sebagaimana tabel dibawah ini

uji

hidrostatik

yang

diberikan

KETAHANAN HIDROSTATIK PIPA


TEGANGAN UJI (Mpa)
JENIS BAHAN

0
100 jam pada 20

165 jam1) pada

1000 jam pada

800C

800C

PE 100

12.4

5.5

5.0

PE 80

9.0

4.6

4.0

Catatan :
1) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika pengujian dalaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah.
Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah

KETAHANAN HIDROSTATIK PADA KEKUATAN SUHU 80oC


KEBUTUHAN UJI ULANG
PE 80

PE 100

Waktu
Tegangan

Waktu Kegagalan

Tegangan

MPa

Minumum (jam)

MPa

Kegagalan
Minumum (jam)
4.6

165

5.5

165

4.5

219

5.4

233

4.4

283

5.3

332

4.3

394

5.2

476

4.2

533

5.1

688

4.1

727

5.0

1000

4.0

1000

2.

Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimu harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400
%, bila diuji pada suhu 200C

2.6.4

Sifat Fisik

1.

Stabilitas Panas
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum
harus 20 menit jika diuji pada suhu 2000C. Contoh yang diuji supaya diambil
dari permukaan sebelah dalam pipa
Nilai Perubahan Arah Panjang
Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %

2.6.5

Dimensi Pipa

1.

Ketebalan Pipa
Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005
tentang pipa polietilena untuk air minum

2.

Bahan Baku Pipa


Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa polietilena, harus
merupakan bahan baku yang menyatakan layak digunakan untuk air minum
yang dikeluarkan oleh pemasok bahan baku, hal tersebut dibuktikan dengan
Certificate Badan Independen BODYCOTE

2.6.6

Sambungan

Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan


menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical
Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan
diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR 13,6.
Penyambungan dengan Mechanical Joint direkomendasikan untuk pipa dengan
diameter 20 110 mm. Sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion
dapat digunakan untuk semua ukuran pipa.
2.6.7

Pengujian Pipa

Acuan normatif untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06-2552-1991 tentang
metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum dan SNI 06-4821-1998
tentang metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum.

2.6.8
Penandaan Pipa
Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
Nama pabrik pembuat atau merek
dagang Dimensi luar pipa
Tekanan kerja nominal
Jenis
material
yang
digunakan Seri pipa
Tanggal produksi

2.7

PENGADAAN PIPA DUCTILE DAN PERLENGKAPANNYA


2.7.1 Umum
Referensi
Standar yang digunakan adalah :
ISO 2531 BS 4772
2.7.2 Spesifikasi Teknis

1.

Ketebalan Dinding Pipa


NOMINAL

KETEBALAN DINDING PIPA (mm)

DIAMETER
K=9

K = 12

K = 14

80

6.0

7.0

8.1

100

6.1

7.2

8.4

150

6.3

7.8

9.1

200

6.4

8.4

9.8

250

6.8

9.0

10.5

300

7.2

9.6

11.2

350

7.7

10.2

11.9

400

8.1

10.8

12.6

450

8.6

11.4

13.3

500

9.0

12.0

14.0

600

9.9

13.2

15.4

700

10.8

14.4

16.8

NOMINAL

KETEBALAN DINDING PIPA (mm)

DIAMETER
K=9

K = 12

K = 14

800

M,

15.6

18.2

900

12.6

16.8

19.6

1000

13.5

18.0

21.0

1200

15.3

20.4

23.8

1400

17.1

22.8

26.6

1600

18.9

25.2

29.4

1800

20.7

27.6

32.2

2000

22.5

30.0

35.0

Catatan :
K = 9,
untuk pipa
K = 12, untuk elbows
K = 14, untuk tees

2. Panjang Pipa
NOMINAL DIAMETER

PANJANG PIPA (m)

80

4-6

100

4-6

150

4-6

200

4-6

250

4-6

300

4-6

350

4-6

400

4-6

450

4-6

600

46

700

46

800

46

900

46

1000

46

1200

46

1400

46

1600

46

1800

46

2000

46

2.7.3TeKanan Hidrostatic
DIAMETER

PIPA

FITTING

DN 80

- DN 300

50 bar

25 bar

DN 350

- DN 600

40 bar

16 bar

DN 700

- DN 1000

32 bar

10 bar

DN 1100 - DN 2000

25 bar

10 bar

2.7.4 Sistem Penyambungan


Sistem penyambungan pipa ductile, dapat dilakukan dengan cara-cara, sebagai
berikut :
a.
b.
c.

2.8

Push on joint
Mechanical joint
Locking joint

Persiapan Pekerjaan Pemasangan


2.8.1

Lingkup Pekerjaan

Kontraktor harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan


bahan serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dengan cara yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada,
pengujian, penggelontoran (flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan yang
diperlukan untuk penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang ditetapkan
dalam spesifikasi teknis ini.
Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan
sesuai dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang besangkutan di
Indonesia dan menurut peintah direksi.
Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau
daerah sekitarnya disimpan oleh pemilik dan kontraktor akan diijinkan dan
menelitinya di kantor proyek.
Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis

selalu berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua standar
yang digunakan, menggunakan Standar Nasioanal Indonesia (SNI). Dalam hal belum
diatur dalam SNI, standar yang digunakan merujuk kepada :
AISI
ANSI
API
ASTM
AWWA
DIN
IEC
ISO
JIS
KIWA
NEMA
PBI 71
SNI
2.8.2

:American Iron and Steel Institute


:American National Standards Institute
:American Petrolium Institute
:American Society of Testing Material
:American Water Works Association
:Deutsche Institut fur Norming
:International Electrotecnical Commision
:International for Standardization Organization
:Japanese Industrial Standard
:Dutch Institute for the Testing of water supply Material
:National Electrical Manufacturess Assosiation
:Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
:Standar Nasional Indonesia
Penyerahan Gambar Kerja dan Gambar Pelaksanaan

Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi
sebelum pekerjaan dimulai
Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan (as-built) yang digambar dengan
skala yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut
harus diserahkan selama selama pekerjaan berlangsung maupun setelah
penyelesaian pekerjaan.
Gambar
tersebut
harus
memperlihatkan
semua
perlengkapan
pipa
(fitting/accessories) perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve (katup),
lubang kontrol (manholes) ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanyaharus
diperlihatkan dengan adanya pengikatan terhadap muka tanah pada bangunan
permanen.

2.8.3

Tanda Papan Nama

Kontraktor harus menyediakan memasang dan memelihara sejumlah tanda atau


papan nama yang diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Tanda atau papan nama tersebut nama pemilik dan kontraktor; nama proyek; dan
juga lokasi yang menunjukan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama
pekerjaan dan juga perubahan arus lalu lintas dan sebagainya, semuanya dimaksud
sebagai informasi kepada masyarakat luas.
Papan nama harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh direksi. Pada saat

penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan.

2.8.4

Rambu Rambu Lalu Lintas

Dimana yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu-rambu (tandatanda) untuk keperluan lalu lintas yang dilewati. Rambu-rambu tersebut harus jelas
untuk menjamin keselamatan lalu lintas.
Bila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan yang sibuk, kontraktor harus
melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang diperlukan untuk keperluan-keperluan tersebut, diatas harus sudah
termasuk dalam kontrak.

2.8.5

Sumber Tenaga dan Penerangan

Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan melakukan pengaturan untuk


pemakaian tenaga listrik serta penerangan yang perlu bagi pelaksanaan pekerjaan.
Harus tersedia cukup penerangan sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan secara
wajar bila keadaan kurang cukup sinar matahari atau/pada saat malam hari.

2.8.6

Trase dan Elevasi Pipa

1.

Biaya Pemeriksaan Pekerjaan Pemasangan Pipa


Instansi yang berwenang atau direksi, akan memeriksa trase dan elevasi
(ketinggian) jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stake out) trase
tersebut di lapangan. Kontraktor harus membayar sejumlah biaya untuk
pemeriksaan dan pematokan tersebut kepada instansi yang berwenang.

2.

Tanggung Jawab Kontraktor


Kontraktor harus bertanggungb jawab agar persyaratan dasar untuk pipa
induk diletakan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan
dengan fitting, valve dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan.
Untuk maksud ini, kontraktor harus diminta membuat patok pekerjaan atau
titik referensi atas biaya kontraktor sendiri.

2.9

Penyimpangan Akibat Bangunan Lain


Apabila ditemukan hambatan yang tidak terlihat dalam rencana dan mempengaruhi
pekerjaan sedemikian rupa, sehingga diperlukan perubahan rencana, maka pemilik
berhak untuk merubah rencana tersebut.

Jika menurut direksi terjadi perubahan dalam rencana, yang menyebabkan


perubahan volume pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor, maka perubahan
volume pekerjaan tersebut akan dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan
dengan hal tersebut dalam persyaratan umum.

2.10

Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah
ditentukan atau sebagaimana diminta direksi.

2.11

Jalan Sementara
2.11.1 Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan kontrak,
kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan dibawah ini.
Kontraktor harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, pekerasan, jalan
sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah tersebut
pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi yang diperoleh
tersebut, kontraktor harus memulai pengukuran topografi berdasarkan gambar
perencanaan dan berada dibawah pengarahan direksi.
Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai berikut :
a.

Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa


tersebut. Survey ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur pipa.
Kontraktor harus memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang
berwenang atau direksi, karena trase mungkin telah ditetapkan berdasarkan
Rencana Tata Kota.

b.

Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran


dinding, pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan harus
dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan
bahan untuk membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.

2.11.2 Pembuatan Jalan Sementara


Pembuatan jalan sementara apabila menurut direksi diperlukan, harus dilakukan
atau diatur dengan baik sebagai berikut :
a.

Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, pengupasan muka tanah yang ada

dengan kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan


kebutuhan atau sesuai petunjuk direksi.
b.

Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah tanah merah atau
yang sejenis sesuai persetujuan direksi yang dipadatkan dengan baik dengan
ketebalan minimum 0,5 m.

c.

Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang
dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi
dengan kerikil.

d.

Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan


minimum tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai
selesainya pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan tersebut.

2.11.3 Pekerjaan Perbaikan Kembali


Setelahpenyelesaian pemasangan pipa, bila diperintahkan oleh direksi, jalan
sementara tersebut harus dibongkar dan dikembalikan seperti keadaan semula.
Semua bahan yang tersisa harus dibuang, lapisan tanah atas harus dikembalikan
menutup lokasi pekerjaan semula
Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara memadai,
sampai serupa keadaan semula.

2.12

Pembangunan Kantor Sementara dan Gudang Milik Kontraktor


Kontraktor harus menyediakan kantor sementara dan gudang yang akan digunakan
sendiri oleh kontraktor agar diperoleh kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan.
Kantor sementara digunakan untuk pengelolaan yang baik, membangun dan
mengawasi pekerjaan sesuai dengan kontrak dan gudang sementara kontraktor
untuk penyimpanan alat, mesin dan bahan lainnya menyangkup mateial penyambung
(jointing material).
Kontraktor harus menempatkan dan memilih lokasi-lokasi untuk kantor dan/atau
gudang dan memberi tahu pemilik untuk persetujuannya. Kecuali ditetapkan lain
oleh direksi.
Sebelum dimulainya pembangunan kantor sementara dan gudang tersebut,
kontraktor harus menyerahkan desain untuk memperoleh persetujuan direksi.

2.12.1 Kantor Sementara Kontraktor


Kantor harus memiliki ruangan yang cukup dilengkapi dengan perabot kantor, ruang
rapat dan ruangan kerja untuk direksi dan stafnya.
Kontraktor harus menyimpan paling sedikit satu set dokumen kontrak, jadwal
pelaksanaan dan data-data terkait dengan kontrak dan gambar kerja dan/atau
gambar pelaksanaan.
Kantor harus dilengkapi dengan :
a. Fasilitas air bersih dan penerangan yang memadai
b. Kamar kecil dan tanki septik dengan bidang resapannya

2.12.2 Gudang sementara Kontraktor


Kontraktor harus mengatur gudang sementara dengan atap yang memadai untuk
melindunginya dari hujan dan dengan peralatan pengatur sirkulasi udara. Lantai
gudang harus bebas dari rembesan air tanah dan sekiling gudang dijaga dari
kemungkinan pencurian dan kerusakan selama periode pelaksanaan pembangunan.

2.13

Pekerjaan Tanah dan Perbaikan Kembali Permukaan


2.13.1 Umum
Dalam bagian ini, kontraktor harus menyediakan peralatan, tenaga kerja, peralatan
dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara
yang baik untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti
pembongkaran; penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan
kembali; pemilihan bahan untuk pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan
penopangan; peralatan, pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara
perlindungan lokasi; perbaikan permukaan; lubang pengujian (test pit); akomodasi
lalu lintas dan pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta benda; bangunan yang
ada dan lansekap dan semua peralatan kerja sesuai dengan dokumen kontrak dan
memungkinkan diperintahkan oleh direksi
2.13.2 Pembersihan dan Pengupasan
Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau
melakukan pengurugan.
Pembersihan dan pengupasan berupa memberihkan akar-akar, tonggak, tumbuhan,
perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun di permukaan yang perlu
disingkirkan secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua itu terdapat
di area yang akan digali.

Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh kontraktor tanpa
persetujuan direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan, dan bahan bongkaran seluruhnya harus
disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh kontraktor dengan cara yang
baik, kecuali bagi bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara
waktu dan nantinya akan dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya
akan dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.
2.13.3 Pengeringan ( dewatering )
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan
serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan
lainnya dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa
atau beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar keruskan harta benda dan
gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan
atau yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah
dilihat dan terbaca dengan jelas.

2.13.4 Penggalian Laisan Bawah Permukaan ( Sub Surface ) dan Lubang Pengujian (
Test Pit )
Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi
tepat bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Kontraktor harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila pecah
atau rusak karena kelalainnya.
Apabila, menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan
bangunan bawah tanah yang ada, kontraktor harus melakukan pencarian tersebut
atas biayanya sendiri dan menurut petunjuk direksi.
Bila diperintahkan oleh direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, kontraktor
harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika
ditentukan lain oleh direksi. Disamping itu kontraktor harus menggali lubang

pengujian yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu
memang diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam melintasi utilitas
tersebut.
Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang
cukup di depan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.

2.14

Penggalian Permukaan dan Perbaikan


2.14.1 Umum
Sebelum penggalian, kontraktor harus menyingkirkan semua benda permukaan,
menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang nantinya
mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan.
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena
pekerjaan kontraktor pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik.
Setelah perbaikan kembali, kontraktor harus memeriksa secara bulanan cekungan
yang terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan, dan hal ini harus
diperbaiki sampai pada ketinggian semula.
2.14.2 Daerah Lansekap / Pertamanan
Pada daerah lansekap yang ada, kontraktor harus menyingkirkan semua benda
pemukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman, semak
belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama pemasangan jalur
pipa, untuk perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan
menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, kontraktornya sebelumnya
harus mendapatkan ijin pohon dari pemilik atau instansi terkait yang memeliharanya
dan melaoporkannya pada direksi.
Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya kompensasi
ditanggung oleh kontraktor sendiri.
2.14.3 Daerah Berumput
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah dari
bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada kedalaman
terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.

Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan
rusak karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama
berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah penyelesaian
urugan.
Bilamana karena pekerjaan kontraktor, tenah berumput menjadi rusak untuk
diletakan kembali seperti semula, kontraktor harus menyediakan dan menempatkan
tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk, menyiangi, dan memelihara
area tersebut sampai didapatkan tunas baru.
2.14.4

Daerah Berbatu

Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang sesuai
untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan bila
dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila direksi
mengijinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakan diatas tanah
berbatu tersebut.
2.14.5

Daerah Persawahan / Perkebunan

Untuk pemasangan di daerah persawahan/perkebunan, kontraktor sebelumnya


harus mendapatkan ijin dari pemilik. Biaya kompensasi yang diperlukan ditanggung
oleh kontraktor sendiri. Bila melewati saluran-saluran air (irigasi), harus diusahakan
tidak mengganggu pengairan sawah dan tidak merusak saluran irigasi tersebut.
2.14.6 Jalan Batu dan Bahu Jalan
Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras harus
diganti dengan batu sebaimana telah ditentukan.
2.14.7 Jalan yang Diperkeras
Perbaikan kembali jalan yang diperkeras harus sebaimana yang diperlihatkan dalam
gambar atau sesuai dengan ketentuan dinas pekerjaan umum setempat.
2.14.8 Jalur Pejalan Kaki
Jalur pejalan kaki harus diganti sebaimana yang diperlihatkan dalam gambar.
2.14.9 Bingkai Trotoar dan Saluran Tepi Jalan
Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama
sedemikian pula permukaannya harus kembali seperti keadaan semula. Semua
pemotongan beton harus pada garis potongan yang terdekat bila tidak maka perlu
digunakan alat pemotong.

2.15

Penggalian
Bagian berikut yaitu PENGGALIAN harus digunakan bagi pekerjaan semua
pemasangan dan penyambungan semua jenis pipa.
2.15.1 Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk
pula semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesasian
pekerjaan. Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang
diperlihatkan dalam gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak
sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung dan
penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua
pemompaan, pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau
pengeringan air, termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang
berasal dari berbagai sumber yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya
kerusakan pada pekerjaan maupun kepemilikan yang berada didekatnya.
Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami
bahaya dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan
penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan lainlain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan
yang ada disekitarnya.

2.15.2 Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada


Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi
bangunan, utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang ada.
Di daerah di dekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, kontraktor harus
melakukan tindakan pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah, gangguan,
atau menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut.
Lebih lanjut kontraktor harus menjaga dan memperhatikan pada kemungkinan
adanya uap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes ke tanah atau telah
terganggu selama penggalian dan pemasangan jalur pipa.

2.15.3 Penggalian Tanpa Ijin


Kontraktor tidak diperkenankan menggali di luar jalur dan ketinggian yang ditujukan
dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh direksi. Penggalian tanpa ijin harus diurug
kembali dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Bilamana menurut keputusan direksi, penggalian yang tidak diijinkan tersebut
memerlukan penggunaan beton tumbuk atau batu pecah, kontraktor harus
menyediakan dan menempatkan bahan tersebut dengan baik.

2.15.4 Galian Terbuka


a. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan
kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan
perletakan pipa sebagaimana yang diijinkan oleh direksi dan/atau
persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Galian
terbuka tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar
pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.
b. Lebar Galian Terbuka
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan
disambung dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan
sebagaimana yang telah ditentukan.
Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat
memberikan kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan
penopang lainnya, maupun penanganan khusus lainnya.

c. Lubang Galian Untuk Penyambungan


Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi sambungan
agar penyambungan dapat dilakukan dengan baik.
d. Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang
yang diijinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh)
meter didepan perletakan pipa terakhir.
Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan pengurugan harus
dilakukan dalam 24 jam, atau galian harus diurug penuh di akhir hari kerja

setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja yang ditopang dengan cukup aman
serta mampu menahan beban arus lalu lintas kendaraan.
e. Galian Terbuka dan Jarak Pipa
Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana
yang diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang
menerus dan seragam dan menopang pipa pada tanah yang padat dan tak
terganggu pada setiap titik diantara lubang galian sambungan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus
diurug kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi
sampai pada kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang
telah disetujui serta dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai
peralatan tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar
memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa
dan fitting untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm
untuk pipa dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.
f. Penggalian di Tanah yang Kondisinya Buruk
Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang
kurang baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan
direksi bahan tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus menggali dan
menyingkirkan bahan tersebut.
g. Penopangan dan Penurapan
Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga galian
tidak gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga
permukaan jalan dan bangunan lainnya sebagaimana ditunjukan dalam
gambar kondisi tanah, lalu lintas atau yang diperintahkan oleh direksi.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap,
tetapi jika terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan.
Sebelum memasang penopang dan turap, kontraktor harus memberi tahu
lokasigalian dengan turap dan penopang beserta dengan jadwal
pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari direksi.
Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka
diperkerasan sepanjang jalan utama dan atau jalan strategis harus dilakukan
dengan penurapan dan penopangan.

Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan
hati-hati tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas
yang ada, atau kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali
dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan menggunakan alat
yang sesuai dengan membasahinya atau cara lain yang diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan kontraktor secara tertulis setiap saat selama
pekerjaan berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan
lain-lain, untuk ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah
kerusakan bangunan, utilitas dan kepemilikan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain
ditinggalkan/dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai
kewajiban di fihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan
kegagalan melaksanakan hak seperti itu tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktor terhadap kerusakan yang terjadi pada pihak ketiga yang
diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan sebagai akibat
tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah longsor atau
bergeraknya tanah.
h. Penimbunan Bahan Galian
Kontraktor harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa
sehingga tidak terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun jalan
nasional. Bahan hasil galian dapat ditimbun di bagian jalan lain dengan syarat
menggunakan kotak penampung tanag galian agar tidak menghambat arus
lalu lintas.
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau
dibuang dengan cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi, kontraktor harus
mengangkut bahan galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.

2.16

Urugan
Bagian berikut mengenai URUGAN harus diterapkan untuk semua jenis pekerjaan
pemasangan dan penyambungan pipa.
2.16.1 Umum
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan
untuk mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan

lainnya. Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan
lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa
bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar,
tetapi menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan,
kontraktor harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana
ditentukan dan diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua
pipa terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.

2.16.2 Bahan Urugan


Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan untuk
urugan ditentukan sebagai berikut :
1.

Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau
diangkat yang tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya
tidak lebih besar 5 cm dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung
bahan organik seperti rumput, akar, semak atau tumbuhan lainnya, dan tidak
bersifat mengembang
(non exrisive nature).

2.

Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus
hingga sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah,
atau bahan lainnya yang menurut pendapat direksi dapat ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10
berat bahan keseluruhan.

3.

Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki
partikel yang kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup
seragam dan tidak mengandung batu besar atau batu dengan ukuran lebih
besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak
terpakai/buangan atau bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan
lainnya. Bahan tersebut tidak boleh mengandung tanah liat, lempung dan
tidak boleh bergumpal.

2.16.3 Urugan Pada galian


1.

Lapisan Alas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
Bahan bagi lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk lapisan
dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat
pemadat atau cara lain yang disetujui direksi pada kepadatan kering
maksimum 95 %.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai
pengganti pasir pada tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan
untuk dilakukan oleh direksi.

2.

Urugan di Bawah Pipa


Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan lain yang disetujui,
dengan tenaga manusia mulai dari lapisan pasir alas hingga garis tengah pipa,
diletakan secara berlapis dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan
dipadatkan dengan tongkat pemadat pada ketebalan kering maksimum 95 %.
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di
masing-masing sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.
Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam
Urugan Sampai Permukaan harus diterapkan bagi pengurugannya.

3.

Urugan di Atas Pipa


Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada kedalaman 10 cm
diatas pipa baja (steel), galian harus diurug dengan peralatan tangan
(manual) atau cara mekanis lainnya yang telah disetujuinya.
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam
gambar rencana, dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak
melebihi 20 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan ketebalan
kering maksimum 95 %.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara konvensional
atau cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas puncak
pipa PVC dan tidak merusak pipa.

4.

Urugan Sampai Permukaan


Dari kedalaman 10 cm diatas pipa baja sampai permukaan, galian harus
diurug dengan peralatan tangan (manual) atau yang disetujui, ditempatkan
berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan dipadatkan dengan
tongkatpemadat untuk mencegah amblasnya permukaan tanah setelah
penyelesaian pekerjaan pengurugan.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan (manual)
atau cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas pipa
PVC dan tidak merusak pipa

2.17

Pengujian Kepadatan di Lapangan


Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian
pemadatan dapat dilakukan oleh direksi, menggunakan prosedur pengujian yang
ditetapkan dalam ASTM D-1556.
Referensi kepadatan tanah maksimum harus ditentukan menggunakan
standardcompaction test. ASTM D-698. Pengujian dapat dilakukan dalam zona pipa,
dandiatas zona pipa.

2.18

Perlindungan Terhadap Lereng Sungai, Saluran dan Selokan


Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang
katup penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan
terhadap lereng dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang
telah disetujui guna mencegah runtuhnya kemiringan tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali
sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian GALIAN PERMUKAAN DAN
PERBAIKAN.
Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke dasar
kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi daerah
sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis lindungdilakukan
dari bahu hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan
lain oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan
lokasi pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai,
saluran dan selokan.

Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan batu


untuk persetujuan direksi.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik
atau dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan
kerikil yang dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang
diperlukan. Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 3) m2
pasangan batu.
Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
2.19

Konstruksi Bangunan Khusus


2.19.1 Konstruksi Jembatan Pipa
1.

Umum
Kontraktor harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya
yang diperlukan, diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh pemilik untuk
pekerjaan konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam
gambar dan/atau ditentukan disini.
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan
flexible dan/atau fitting yang digunakan untuk hubungan flexible
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan
ketinggian alignment jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang transisi
guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan
harus dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan kondisi
lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus
dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan
direksi.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan
benar sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam
spesifikasi teknik ini.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa
yang diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi
pekerjaan.

Kontraktor harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait,


dan membantun Pemilik mendapatkan ijin dari Instansi Pemerintah yang
terkait dalam pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.

2.

Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan


Kontraktor berdasarkan pemeriksaan lapangan dan peta geologi tersebut,
harus menyusun jadwal pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang
memperlihatkan semua ukuran, rincian pipa, bangunan bawah (abutment),
pilar, pancang, pekerjaan sementara termasuk penurapan, perancah dan lainlain, perbaikan kembali atau, membuat lapis lindung (revetment) pada sungai
atau saluran dimana diperlukan, termasuk perhitungan yang diperlukan
serta menyerahkannya kepada Direksi untuk persetujuannya, sebelum
memulai pekerjan pembanbunannya.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang
lebih rendah, air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan
oleh Pemborong dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil
di ujung pipa di bor.Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24
jam harus sedemikian sehingga air yang dikeluarkan mengandung
sekurangnya 20 mg sisa Khlorin per liter.
Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini,
maka harus dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak
menbandunb Khlorida yang berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah
periode kontak selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses
harus diulangi. Sebelum pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan
cairan yang me-ngandung klorin di atas, Pemborong harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksil Tenaga Ahli untuk menggunakannya.
DESINFEKSI PIPA
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan
maka terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari
kotoran/endapan yang ada dalam pipa dan membersihkan pipa dari kumankuman penyakit dengan larut-an desinfektan.

2.20

Perancah
Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau
saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas
dan mengecat pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien.
Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah
di lokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam pekerjaan, sehingga

dapat menopang dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan tekanan
atau kejutan dari pelaksanaan pancang.

2.21

Konstruksi Bangunan Bawah


Kontraktor harus menyediakan turap/atau perlengkapan kedap air untuk
pembuatan bangunan bawah, sehingga dapat dilaksanakan dalam kondisi kering dan
aman.
1.

Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan atau yang diperlihatkan dalam gambar.

a)

Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah di
lapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang
disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan
sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan
sebelum diperoleh persetujuan dari Direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti
dengan pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15
cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali
sebagaimana disetujui oleh direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian
yang direncanakan sebagaimana dijelaskan di atas untuk memenuhi
kapasitas daya dukung.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga
akan diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan
Direksi tidak sesuai untuk pondasi, Kontraktor harus menggali lebih dalam
lagi di bawah gradien tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana
diperintahkan Direksi.

b)

Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab
selanjutnya.
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa, dan disetujui oleh Direksi.
Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam
bangunan bawah sedalam 10 cm.

2.

Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian
selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175
kg/cm'). Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke
besi tulangan dengan cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari
lokasi semula selama pengecoran beton.

2.22

Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Kontraktor harus
memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan
ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Puncak pancang
harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang cukup
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan, semua
bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja
sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran
sungai atau saluran.

2.23

Konstruksi Bangunan Atas


Kontraktor harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk beton expose dan
peralatan water stop untuk penyambungan antar dinding.

2.24

Pemasangan Pipa
Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa fittng dan coupling
sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalamgambar.

1.

Anti Lendutan (cambering)


Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk
bekisting lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan
pancang bentang di bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan
rinci bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa
untuk anti lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi untuk
persetujuannya setelah pekerjaan pemasangan pipa.

2.

Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)


"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus
dianggappendukung berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.
"Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai pendukung
berbentukcincin yang dapat digeser secara horizontal di bantalan pilar ke
sumbu dalam pipa.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan
Direksi atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung
berbentuk cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.

3.

Pengujian Pengecatan
(a) Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara
radiografi sebagaimana dinyatakan di bawah ini.
Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam (interior),
sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.
(b) Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengujian radiografi hasil pengelasan.
Pengujian radiografi harus dilakukan oleh penguji yang mampu, memiliki
pengalaman dan kualifikasi yang cukup untuk pekerjaan penguijian.

Kontraktor harus menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang dimilikinya


untuk persetujuan Direksi. Semua pelaksanaan pengujian harus dikerjakan
dengan dihadiri oleh Direksi atau Wakilnya.
Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104
"Methodqf Radiografic Test and Classification of (Radiographs)" cara
pengujianradiografi dan klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja, atau
standar lain yang dapat diterima oleh Direksi.
Hasil pengujian radiografi diklasifikasikan dalam standar sebagai berikut :
Kelas
Ti ngkatan

1 sampai 4

1 sampai 4

3
tidak ada
tingkatan

Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3
dan kelas 2, tingkat 1 sampai 3.
Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain dari pada yang
disebutkan di atas, Kontraktor harus menuelas dan menguji Ulang atas beban
biayanya sendiri sampai hasil yang diperoleh diterima oleh Direksi.
(c) Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Pelindung Dalam
Semua pipa baja yang terekpos, "Fitting", sambungan dan pipa yang akan
dipendam dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan yang dicantumkan
dxlam bab III butir 8.4. LAPISAN PELINDUNG LUAR DAN LAPISAN
PELINDUNG DALAM.

2.25

PERLINTASAN DENGAN JALAN KERETA API


2.25.1 Umum
Perlintasan Jalur Pipa dengan Jalan Kereta Api harus dikerjakan oleh Kontraktor.
Gorong-gorong jalur pipa dan lubang kontrol di kedua sisi jalur jalan kereta api (KA)
akan dikerjakan oleh Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA).
Kontraktor harus membayar kepada PERUMKA semua biaya yang diperlukan bagi
pembangunan tersebut termasuk pajak bila memang dikenakan.
Waktu kerja bagi Bangunan Perlintasan dengan jalan Kereta Api sesuai dengan
perintah Direksi atau PERUMKA.

2.25.2 Pemasangan Pipa


Setelah PERUMKA membuat gorong-gorong, Kontraktor hams memasang pipa dan
"valve" sesuai dengan butir-butir yang relevan dalam ketentuan ini.
Pondasi dan penopang pipa harus disediakan dalam gorong-gorong sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
Semua sambungan dalam gorong-gorong harus disambung sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dan oleh sekeliling pipa yang menembus dinding lubang
kontrol hams diisi dengan semen yang tidak mengerut.

2.26

PEKERJAAN PENEMBUSAN PIPA (PIPE DRIVING WORK)


2.26.1 Umum
Bahan pipa untuk pekerjaan penembus pipa disediakan oleh Pemilik bila pipa induk
berdiameter 700 mm atau lebih besar, tetapi bila diameter 600 mm atau tebih kecil,
bahan pipa unluk penembusan harus digunakan sebagai selubung (casing) dan harus
disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, bahan, perkakas dam peralatan, kecuali
yang ditetapkan dalam BAGIAN SYARAT KHUSUS dan keperluan lain guna
melaksanakan pekerjaan penembusan pipa sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar dan/atau ditetapkan di sini.
Sebelum pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyelidiki struktur lapisan bawah
yang ada, utilitas dan sumur yang berada di sekitar lokasi pekerjaansupaya tidak
merusak fasilitas tersebut selama tahap pembangunan.
Sebelum, selama dan setelah berjalannya penembusan, Kontraktor harus membuat
pengukuran secara mekanis dan mendata ketinggian tanah, permukaan jalan yang
ada dan muka air sumur, jika ada, dan harus melakukan penanggulangan yang
memadai terhadap penurunan ketinggian tersebut. Bilamana diketahui adanya
penurunan ketinggian, Kontraktor harus segera menghentikan pekerjaan
penembusan dan hal tersebut segera pula dilaporkan ke Direksi.
Kerusakan terhadap perkerasan permukaan jalan, struktur lapisan bawah, peralatan
dan lainnya yang diakibatkan pekerjaan penembusan harus diperbaiki dan/atau
diperbarui olch Kontraktor atas beban biayanya sendiri serta memuaskan Direksi .
Kontraktor harus melakukan pekerjaan penembusan pipa dengan benar sesuai
dengan butir penerapan yang dicantumkan dalam spesifikasi teknik.
Kontraktor atas biayanya sendiri harus mencek semua ukuran yang diperlihatkan

dalam gambar den-an mensurvai sendiri lokasi pekerjaan.


2.26.2 Penyelidikan Tanah
Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Kontraktor diijinkan untuk melihat
dan memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang memperlihatkan
keadaan tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa.
Kontraktor harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran mencakup
pengujian penetrasi standar (standard - penetration test) di lubang bor. Konsolidasi
dan pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang didapat dari pengeboran
tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya dukung, kuat geser,
permeabilitas, nilai banding rongga (void ratio) dan kandungan air.
Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2.26.3 Gambar Kerja, Perhitungan dan Data yang Berkaitan Lainnya
Kontraktor berdasarkan pemeriksaan dan pengujian tanah tersebut, harus
menghitung tenaga penembusan (driving power) yang diperlukan. Bila memang
diperlukan sekali, untuk membelokkan pipa dengan sambungan "solvent cement"
agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang besarnyabelokan harus sesuai
dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
2.26.4 Tanah Penutup Kedalaman Pipa
Ketebalan tanah penutup kedalaman pipa yang ditembus harus mengikuti peraturan
setempat.
2.26.5 Ruang Penembus (driving pit)
Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang cukup bagi
pekerja untuk menurunkan, menembuskan dan menyambung pipa secara aman din
efisien dalam ruang, tersebut.
Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umum dan lalu lintas
haurus benar-bcnar dipenuhi oleh Kontraktor.
Didasari setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan
pompa yang menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan
penembusan.
Setiap ruang penembusan juga harus memiliki peralatan yang memadai untuk
menaruh pipa dan peralatan penembus dan untuk menyingkirkan tanah hasil galian:

1.

Penurapan dan Penopangan

Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (Steel seet pile) harus
dipancangkan sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalarn gambar
dan sebagaimana ditentukan di sini.
Tiang turap harus dipancang sepanjang permukaan luar penopang. Yang dipasang
sebelum pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan penopang sebagai pedoman
pemancangan guna mencegah turap melintir atau melengkung selama pemancangan
Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman tidak kurang
dari 8 (delapan) meter. Ukuran dan dimensi penopang baja harus direncanakan
sedemikian agar mampu mendukung; tiang turap yang dipancang disisi luarnya.

Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang
diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang turap
dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walau demikian
kerangka tersebut tidak boteh dilaskan ke tiang turap.
2.

Pondasi dan Beton Penahan Desakan

Setelah dilakukan perataan dan pemasangan pondasi batuan pada permukaan dasar
ruang penembus dengan ketebalan 15 cm pada seluruh permukaannya.Kemudian
pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E dengan
ketebalan 15 cm dan disediakan pula tempat, pengeringan serta penyambungan pipa
dengan ukuran sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dengan lebar 2 meter.
Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa
mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya
dorong secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti
ditunjukkan pada gambar.
Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan. Kontraktor harus,
berdasarkan pada kebutuhan daya dorong, menghitung kekuatan tulangan beton
yang diperlukan sehingga mampu mencegah kerusakan atau pecahnya beton dan
harus menyerahkan kepada Direksi hasil perhitungan kekuatan dan tata-letak
tulangannya.

2.26.6 Ruang Penerima Tembusan (arriving pit)


Ruang penerima tembusan dipasangi turap dan penopang oleh Kontraktor
sedemikian rupa sehingga dapat menerima pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang tepat serta dapat untuk menyambungkan dengan pipa biasa
seperti ditunjukkan pada gambar setelah ujung pipa penembus diangkat.

2.26.7 Penembusan Pipa-Pipa


Kontraktor harus melakukan penembusan pipa sesuai dengan Instruksi Pabrik
pembuatnya serta persyaratan berikut ini :
1.

Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat
penembus tersebut dipotong dengan pengelasan atau cara lain sehingga
memungkinkan pipa ditembuskan pada bukaan yang dibuat.
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa
tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan
sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja berketrampilan tinagi.
Setelah pendorongan pipa pertama. ruangan antara pipa dan bukaan turap
harus diisi dengan karung pasir atau materiallainnya yang disetului oleh
Direksi untuk mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruvn-an
penembus.

2.

Pemasangan Ujung Pipa Penembusan dan Bantalan Pendorong (leading pipe)


Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus harus
dipasangkan pada ujung spigot pipa tembus pertama sebagaimana
ditunjukkan pada gambar.
Bantalan pendorong harus dipasangkan pada pipa penembus sebabai usaha
meneruskan gaya dorong secara tersebar dan merata pada seluruh
permukaan dari ujung pipa tembus yang didorong.

3.

Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan
semua terus menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan
geser antara pipa dengan tanah.
Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampaui batas taksiran
kekuatan untuk kondisi tertentu, Kontraktor harus dengan segera
menghentikan pekerjaan penembusan pipa dan memberitahukan keadaan ini
tanpa
menunda,
kepada
Direksi
yang
akan
memberikan
petunjuk/pengarahan yang sesuai.
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk penembusan,
perlu diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong
tersebut bekerja secara serempak.

4.

Penyambungan Pipa-Pipa Penembus


Setelah pipa didorong masuk sampai panjang tertera hingga perlu
penyambungan, penyambungan dengan berikutnya dilakukan di dalam ruang
penembus.
Penyambungan harus dilakukah sesuai dengan persyaratan dari bab-bab
yang telah disebutkan terlebih dahulu sesuai dengan instruksi pabrik
pembuatnya dengan cara memuaskan Direksi.

5.

Pembuangan Tanah dari Dalam Pipa


Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang
lebih satu meter diukur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama
pembuangan tanah, perlu diperhatikan jangan sampai menimbulkan
kerusakan pada lapisan lindung dalam pipa.

6.

Survey
Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor melakukan pengukuran
datar, titik henti dan survai lainnya diperlukan untuk penembusan pipa
sehingga berlangsung dengan tepat sesuai jalur dan ketinggian yang diminta.

2.26.8 Pengujian Sambungan


Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa diminta telah tembus
tertanam sesuai dengan rencana, Kontraktor harus segera melakukan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
Bila kebocoran teijadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada
pengujian, Kontraktor harus memperbaharui dengan biaya menjadi
tanggungannya hingga memuaskan Direksi.
2.26.9. Pemasangan Pipa-Pipa
Setelah menyelesaikan pekerjaan penembusan dan telah disetujui oleh
Direksi. Kontraktor harus melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut
sebagaimana pada gambar yang diserahkan Kontraktor:

Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan
langsung sebagai bagian dari jalur pipa utama

Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa
tembus dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan
pipa-pipa lain seperti Ductile Cast Iron Pipe, pipa baja dan PVC yang lebih
kecil dipasang kedalam selubung tersebut.

1.

Pemasangan Pipa Ductile Cast Iron


Pipa harus disambungkan dengan penyambung ditunjukkan pada gambar.
Semua bagian pipa yang menanjak termasuk bend atau "fitting" harus
dilindungi dengan selimut beton bertulang dengan cara yang sama seperti
blok-blok penahan tekanan untul "blend vertikal.
Penyambungan dari pipa-pipa harus dilaksanakan sebagaimana diatur pada
butir sebelumnya.

2.

Pemasangan Pipa Baja atau PVC


a) Penyambungan
Pipa yang dimasukkan dalam selubung harus dikerjakan
penyambungannya di dalam ruang penembus seperti yang diatur pada
bab sebelumnya dan di dorong masuk ke dalam selubung dengan
peralatan dan cara yang memadai serta hati-hati.
b) Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Kontraktor harus
melaksanakan uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta
pada spesifikasi. Bilamana kebocoran terjadi atau cacat lain ditemukan
pada waktu pengujian, Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti
atas tanggungan biaya sendiri hingga memenuhi syarat.
c) Perlindungan dengan Beton
Setiap bagian yang menanjak dari pipa yang dipasang termasuk "bend"
atau `fitting" harus dilindungi dengan selimut beton bertulang
sebagaimana layaknya pembuatan blok beton penahan tekanan untuk
"bend" vertikal.
Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab
sebelumnya.
d) Penyelubungan dengan Beton
Rongga-rongga yang terbentuk antara pipa selubung dengan pipa-pipa
yang dimasukkan ke dalamnya harus diiisi dengan beton tumbuk (kelas
E) memakai pompa beton. Ukuran maksimum batuan untuk beton kelas E
sebesar 25 mm.

2.26.10. Pengurugan Ruang Penembus


Sebelum memulai pengurugan ruang penembus dan ruang penerima, beton penahan
desakan, bila diminta oleh Direksi, harus dibuang dari ruang-ruang tersebut.

Setelah pekerjaan penembusan dan penyambungan pipa sebagaimana dimaksudkan


telah selesai dilapisi dengan lapisan pelindung luar dan lapisan pelindung dalam
pada setiap sambungan pipa baja seperti dijelaskan dimuka, serta Direksi menyetujui
untuk keperluan tersebut, Kontraktor harus mengurug ruang-ruang yang dimaksud.
Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar
hingga ke dasar selubung beton.
Material timbunan harus dipadatkan setiap ketebalan 15 cm dengan menggunakan
pemadat tangan atau peralatan yang oisetujui. Bagian selanjutnya, diatas timbunan
pasir atau batu pecah hingga sampai pada permukaan awal harus diurug dengan
material terpilih sesuai dengan persyaratan pada butir yang sesuai dengan spesifikasi
ini.

2.27

Perletakan Pipa dibawah Air


2.27.1 Penyelam
Setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan dalam air, Kontraktor harus menyediakan
biaya bagi penyelam-penyelam Bilamana diperlukan berdasarkan instruksi
Kontraktor atau Direksi.
Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalam dan
Kontraktor harus menyediakan peralatan keamanan, dan bila perlu termasuk pipe
locator (magneto meter) yang sesuai untuk pekerjaan bawah air.Kontraktor harus
mengikuti peraturan yang berlaku dalam mempekerjakan penyelam.
2.27.2 Survey dan Penyelidikan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus melakukan survey antara lain :
1)
2)
3)
4)

Kedalaman sungai rata-rata.


Perbedaan muka air pada saat pasang.
Kecepatan arus sungai.
Penyelidikan tanah di sungai.

2.27.3 Persiapan Pekerjaan Bawah Air


Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan
mempersiapkan antara lain:
1)
2)
3)
4)

bawah

air.

Mengajukan usulan metoda kerja.


Mengatur dan merangkai perpipaan yang akan dipasang.
Mengatur lalu lintas sungai bila ada.
Mengurus perijinan untuk memulai kerja kepada Direksi.

Kontraktor

harus

2.27.4 Tegangan Tarik (Tensile Stress)


Dalam mengajukan usulan metoda kerja, Kontraktor harus memperhitungkan
tegangan tarik maksimum yang diijinkan pada setiap tempat di dinding pipa, pada
setiap saat selama pekerjaan penempatan pipa sehubungan dengan pembelokan,
penarikan, beban tanah, beban luar (eksternal) lainnya, tekanan internal dan lain-lain
tidak lebih dari 20 kg/mm2.

2.27.5 Penempatan Pipa


Urutan pelaksanaan pekerjaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh
Kontraktor, adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan survey pra pengerukan sebelum pelaksanaan pengerukan
dimulai.
2) Memonitor progres, pekerjaan selama pengerukan
3) Melaksanakan survey setelah pengerukan untuk memastikan bahwa profile
parit, yang diinginkan telah dicapai.
4) Sebaiknya melaksanakan survey pra penempatan, sebelum penempatan pipa
pada parit yang telah dibuat. Bila perpipaan langsung ditempatkan setelah
pengerukan selesai, survey setelah pengerukan bersamaan dengan survey
pra penarikan pipa.
5) Memonitor pekerjaan penempatan pipa, untuk memastikan posisi perpipaan
clan penempatan head.
6) Melaksanakan survey setelah penempatan (as built survey 1), untuk
memastikan posisi perpipaan.
7) Bila penimbunan diperlukan, memonitor, penimbunan parit kembali
terutama bila terjadi sesuatu.
8) Melaksanakan survey setelah penimbunan (as built survey 2), untuk
memastikan penimbunan parit dengan kerikil dan lempung telah
dilaksanakan dengan baik.
9) Bila perlu, dapat dilakukan survey-survey lain atas perrnintaan Engineer

2.27.5 Pengujian Setelah Penempatan Pipa


Setelah penempatan pipa, perlu dilakukan pengujian sebagai berikut :

1) Pengujian Tekanan Hidrolis, sesuai dengan pemasangan pipa biasa.


2) Pengujian Kalibrasi, yaitu untuk memastikan internal diameter di sepanjang
pipa, tidak lebih dari 5 persen kurang lebihnya daripada nominal internal
diameter di setiap tempat
2.28

Pekerjaan Pemasangan Pipa


2.28.1 Umum
1.

Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa
perletakan pipa dan penyambungan, dengan cara yang memuaskan direksi
dengan spesifikasi ini dan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar
kerja.

2.

Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya


Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang
disediakan oleh pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut
selama pengangkutan, penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai
pada penyelesaian pada pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang
disebutkan tadi harus diperbaiki hingga memuaskan direksi atas beban biaya
kontraktor.
Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan
oleh pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan
tersebut.
Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara
dengan baik sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus
diperbaiki hingga memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal
perkakas dan peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus
memberi kompensasi kepada pemilik.

2.29

Pekerjaan Pemasangan Pipa Baja ( steel )


2.29.1 Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa, dan valve. Cara pemasangan pipa
dan penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik.

Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan
bebas dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah pencegahan
mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut
petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua
lubang/celah yang ada pada setiap akhir hari kerja.Pipa dipasang secara seragam dan
menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar kerja
dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum
menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alignment akhir harus diperiksa
terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.
Pipa, valve, dan fitting harus dipeiksa secara teliti dari kerusakan pada saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang
harus diberi tanda secara permanen; disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti
dengan yang baik.
Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakan kedalam galian dan
didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan
coupling.
Jika kontraktor mengusulkan menggunakan Heat shinkable sleeves untuk lapisan
pelindung sambungan daripada Heat shinkable sleeves, sleeves tersebut perlu
dipasang pada pipa sebelum diletakan.
Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk Heat
shinkable sleeves atau Sleeves, harus digali lebar untuk kemudahan pelaksanaan
pekerjaan yang diperlukan.

2.29.2 Pemasangan Pipa


1.

Penurunan Pipa ke Dalam Galian


Peralatan Perkakas, dan fasilitas direksi yang memuaskan direksi harus
disediakan dan digunakan oleh komperator untuk keamanan dan
kenyamanan pekerjaan. Semua pipa fitting, dan valve harus diturunkan
secara hati-hati kedalam galian, satu persatu, dengan batasan diameter
memakai crane, Derek, tali, atau dengan mesin, perkakas, atau peralatan,
lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan

terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan


pelindung dalam (Linning). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan
dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa valve atau perlengkapan dapa saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan
menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak
tersebut.

2.

Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa Fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan
kerusakan, pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi
akhir.Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah
ini paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau Fitting yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk
pemeriksaan oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan
ataupun menolaknya.

3.

Pembersihan Pipa dan Fitting


Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan
bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua
profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula
benda asing lainnya dalam pipa.

4.

Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain,
ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan
pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan
bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang
sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.

Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang
disetujui oleh direksi.
5.

Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang
rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang
tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang
dipotongtersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang
sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada Fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi
tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.

2.29.3 Penyambungan dengan Pengelasan di Lapangan


1.

Umum
Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuai dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
(a)

Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures Association


(WSP)

(b)

Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan

Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang
sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.

Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam 4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI
LAPANGAN dalam 9.2.4 atau cara yang diterima oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setitap
sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul
ganda(double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan.
2.

Juru Las (Welder)


Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang
diusulkan untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan
oleh bada berwenang.

3.

Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan
3212 atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam
dasar bahan pipa.Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh
digunakan dan tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang
diiluminasi (illuminatedrod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya
rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine)
dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang
ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh
Direksi.

4.

Penyiapan Ujung Pipa


Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel)
yang sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh
Direksi, alur tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior)
untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan pada
permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm dan yang
lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur
dikedua sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double
welded buttjoint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur

menyudut tersebut,harus sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang


disetujui oleh Direksi.
5.

Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari
debu, tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun
lapisan pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10
cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan,
harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran
pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan
keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan
tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan
tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang
berlebihan, tumpang tindih dan ketidakrataan.

2.29.3Pengujian Tanpa Merusak Pada Pengelasan di Lapangan.


1.

Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan
pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua
pengelasan di lapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan
perwarna (dyepenetrant test).Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan
pemeriksa yang independen yang memiliki sertifikat dari badan yang
berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai perusahaan pemeriksa
yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala
pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di
lapangan.

Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya,


kecuali disetujui lain oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang
bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan
dengan pengelasan.
Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil
pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan di lapangan kepada
Direksi. Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi
dan sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan
sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi.
2.

Pemeriksaan Secara Amatan (visual inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan.
Kerusakan berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan
Kontraktor harus mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.

Ketebalan Dinding
(mm)

Maximum Reinforcement
(mm)

12,1 atau lebih kecil

3,2

Lebih besar dari 12,7

4,8

3.

Adanya lubang (pit) di permukaan


Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau
lebih
Adanya potongan berlebih ( undercut) dengan kedalaman lebih dari
0,5 mm dan kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
Adanya tumpang tindih adanya (overlap)
Adanya penguatan berlebihan

Butiran yang tidak merata(unven beads), dan


Adanya kerusakan akibat nyala(are strike)

Uji Cairan Penembus Dengan Warna


Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur
pelaksanaan harus memenuhi rekomendasi pabrik.Adanya retakan dan/atau
lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya kontraktor sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila

kemampuan pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang


diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang independen

2.30

Pekerjaan Pemasangan Pipa Poly Vinilchloride


2.30.1 Umum
Singkatan Pefice yang digunakan dalam spesifikasi dalam dokumen ataupun
gambar berarti poly vinil cloride.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa, valve danFitting
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peraltan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.
2.30.2 Pemasangan Pipa
1.

Penurunan Pipa Kedalaman Galian


Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus
disediakan dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan dan kelancaran
pekerjaan.
Semua Pipa, Fitting, dan Valve harus diturunkan kedalam galian satu
persatu dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas
atau peralatan lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mensegah
kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung luar dan
dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada
Direksi. Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang
rusak tersebut.

2.

Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Pipa, valve dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada
saat pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama
atau ssudah pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara
seksama dari retakan dan kerusakan.
Ujung Spigot harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah

rusak selama penanganannya. Pipa atau Fitting rusak harus diletakkan


terpisah untuk pemeriksaan oleh Direksi.
3.

Pembersihan Pipa dan Fitting


Semua lepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus
dsingkirkan dari bell, ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot,
dan sebelum pipa dipasang bagian dalam bell harus diseka sampai bersih,
kering dan bebas dari lemak
Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah
terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan
kotoran. Tindakan pengahan harus berupa pengguna kain pembersih selama
pemasangan dan penyumbatan kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir
pekerjaan setiap hari.

4.

Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan
menerus sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan
sesuai dengan jadual perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum
menempatkan pipa ke posisinya alignment dan gradien akhir harus dicek
dengan peraltan survey.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing
masuk kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama
pemasangan, tidak boleh ada sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya
yang diletakkan/ditinggalkan kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spirogt harus
diletakkan ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur
dan gradien yang benar.
Pipa harus dimantapkan di tempatya dengan bahan urugan yang dipadatkan
merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil
untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa
harus ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.
Khususnya pada musim hujan, kontraktor harus melakukan tindakan untuk
mencegah air hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk
ke pipa yang telah dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut terapung

5.

Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan
harus dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan
harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong resong
(Beviled) dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung
potongan serong harus sama denan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi
keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus
sesuai denga rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang
jelas) harus dibuat diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk
menandakan kedalaman penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan
pipa.

2.30.3 Jenis Sambungan Pipa Poly Vinil Cloride yang dipakai dalam Proyek), sebagai
berikut :
a.
b.

Push-On Rabering yang dipakai untuk pipa diameter 50 mm 300 mm


Sambungan Solvencement, yang dipakai untuk pipa diameter 20 mm 40
mm

Semua bahan pelicin (lubrican) untuk sambungan Push-On Raubbering dan


solvencement untuk sambungan Solvencement untuk PVC harus disediakanoleh
kontraktor. Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk
persetujuan untuk Direksi
1.

Penyambungan pipa dengan sambungan Push-On Rubbering Socket dan


Spigot
Pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum cincing karet (rubbering)
dipasang ditempatnya.
Spigot kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelicin yang telah
disetujui dan pipa ditekan masuk ke Socket.
Penekanan pipa Socket harus dilakukan dengan menekan ujung lain pipa
yang sedang dipasang.
Blok kayu atau alat lainnya yang memadai harus dibuganakan untuk
mensegah kemungkinan terjadinya kerusakan Socket tersebut pada mana
batang tersebut ditekan. Tidak boleh ada ganjal dibawah pipa dan pipa harus
terletak merata diatas bahan alasnya (Badding material).
Bila diperlukan sekali untuk pembelokkan pipa dengan sambungan Pushon agar membentuk lengkungan dengan jari -jari yang panjang, besarnya

belokan harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang


diperintahkan oleh Direksi.
2.

Penyambungan Pipa Dengan Sambungan solvencement


Socket dan spigot pipa, harus dibersihkan dengan seksama sebelum ujung
spigot dilumuri Solvencement yang telah disetujui oleh Direksi.
Solvencement dalam jumlah yang mencuki dilumurkan secara merata
diujung Spigot. Penekanan Spigot yang telah diberi Solvencement ke
Socket tersebut harus dilakukan engan hati-hati. Konraktor agar melakukan
dengan hati-hati supaya tidak menyebabkan kerusakan pada pipa yang baru
dipasang.
Pipa yang baru selesai disambung dengan Solvencement, tidak boleh
digeser/dipindahkan ataupun dibat lengkung.
Bila memang diperlukan sekali, untuk membelokkan pipa dengan sambungan
Solvencement agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang,
besarnyabelokan harus seuai dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi.

2.31

PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA POLYETHYLINE


2.31.1 Umum
Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, Pipa POLYETHYLINE disingkat
dengan nama PE termasuk jenis thermoplastik. Untuk air minum spesifikasi
pipanya adalah PE 50 yang diproduksi dari jenis HDPE atau MDPE.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa Valve dan Fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.

2.31.2 Pemasangan Pipa


1.

Penurunan Pipa Kedalam Galian


Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memuaskan Direksi harus
disediakan dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan kelancaran
pekerjaan.

Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalam


galiannya dapat dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari gulungannya baru
diturunkan atau diturunkan dulu kedalam galian dalam bentuk roll baru
dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk batang.
Semua pipa, Fitting dan Valve harus diturunkan kedalam galian satu
persatu, dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas
atau peralatan lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk mencegah
kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung luar dan
dalamnnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan
atau dilemparkan ke dalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, Fitting, Valve atau perlengkapan lain
dalam penangannannya kerusakan tersebut harus segera diberitahukan
kepada Direksi. Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan
yang rusak tersebut.
2.

Pemeriksaan Sebelum Pemasangan.


Pipa, Valve dan Fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan
pada saat pemasangannya. Ahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama
atau sesudah pemasangan pada kedududkan akhir, pipa harus diperiksa
secara seksama dari retakan dan kerusakan.Pipa atau Fitting yang rusak
harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan Direksi.

2.31.3 Penyambungan Pipa


Jenis sambungan pipa Polyetheline adalah sebagai berikut :
a.

Sambungan mekanis :

Mechanical-join: sambungan plastik, injection (20 mm-63 mm) imulded,


tipe push-in dengan O-ring dan ulir

Sambungan dari metal b. Welding (heat fusion) :

But welding ( 63 mm 250 mm)

Socket welding (20 mm 125 m)

Saddle welding

b.

Electro welding (25 mm 125 mm)

Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.

Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh kontraktor.


Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk persetujuan Direksi.
1.

Penyambungan Dengan Sambungan Mekanis


Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur penekannya dikencangkan.
Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya
penyambungan-penyambungan yang biasa dilakukan.

Penyambungan Pipa dengan Welding (Heat fusion)

Butt weldding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan
dan diratakan dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua
permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik. Kemudian
plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu
sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu.
Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin klem dapat
dibuka.

Socket welding
Pipa dipotong tegak luru dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan
bagian dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus.
Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang
sudah ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan
socket sambungan ke dalam spigot pemanas untuk beberapa detik.
Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan
kedalam socket sambungan. Biarkan beberapa saat sampai dingin. Sudle
Welding mula-mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan
dengan cairan pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa sudle
dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan
pemanas dan sambung segera pipa dengan sudle tersebut dengan
tekanan tertentu untuk beberapa saat. Setelah sambungan dingin baru
pipa dilubangi dengan alat yang biasanya sudah ada pada sambungannya.

Penyambungan dengan Elektro Welding


Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan tegangan
yang harus sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang
ditentukan oleh produsen sambungan tersebut. Mula-mula kedua

permukaan yang akan disambung harus dubersihkan dengan cairan


pembersih.Sambung pipa dengan sambungan yang akan dilas. Kemudian
kabel dari kontrol box disambung kedalam sambungan yang tersedia.
Hidupkan kontrol box dan secara otomatis akan berhenti sendiri bila
proses penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam akan
keluar dari lubang indikator pada sambungan.

2.32

Pekerjaan Pemasangan Pipa Ductile Cast Iron


2.32.1 Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik pekakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa dan valve. Cara pemasangan pipa
dan penggunaan perkakas dan juga peralatan harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan
bebas dari benda asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan
mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut
petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua
celah/lubang yang ada pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang
ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian
dan alinyamen akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan
survey.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan saat pemasangan.
Bahan yang didapati rusak sebelum, selama dan setelah dipasang harus diberi tanda
secara permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.

2.32.2 Pemasangan Pipa


1.

Penurunan Pipa ke Dalam Galian


Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus disediakan
dan digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan.
Semua pipa, fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam
galian, satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau
dengan mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara

sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan


pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam (lining).
Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.
2.

Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara teliti dari retak dan kerusakan
lainnya pada saat benda berada diatas galian sebelum saat pemasangan
dalam posisi akhir.
Ujung spigot harus diperiksa dengan teliti karena daerah ini merupakan yang
paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganan.
Pipa atau fitting yang rusak harus diletakan terpisah untuk diperiksa oleh
direksi yang akan menetapkan perbaikan yang diperlukan atau menoaknya.

3.

Pembersihan Pipa dan Fitting


Semua gumpalam, gelembung udara, dan kelebihan lapisan pelindung harus
disingkirkan dari bell dan ujung spigot setiap pipa dan sebelum pipa
dipasang bagian luar ujung spigot dan bagian dalam bell harus diseka bersih,
kering dan bebas minyak atau lemak.

4.

Pemasangan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat dipasang dalam jalurnya. Selama pemasangan
berlangsung, benda, perkakas, kain atau bahan lainnya tidak boleh diletakan
dalam pipa
Pada saat batangan pipa diletakan kedalam galian, ujung spigot harus
ditempatkan pada lingkaran bell dan ditekan masuk serta diatur pada jalur
yang benar. Pipa dimantapkan pada tempatnya dengan bahan urugan yang
telah disetujui yang kemudian dipadatkan kecuali pada bagian bell. Langkah
pencegahan harus dilakukan guna mencegah tanah atau bahan lainnya masuk
kedalam ruang sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pemasangan pipa, bukaan pada ujung pipa harus
ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh direksi.

5.

Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa guna menyisipkan tee, bend atau valve ataupun untuk
tujuan lain harus dilakukan dengan mesin pemotong yang sesuai dengan cara
yang rapi dan tenaga terlatih tanpa menimbulkan kerusakan pada pipa

maupun lapisan pelindung dalamnya serta menghasilkan ujung yang halus


pada sudut yang sesuai terhadap sumbu pipa.

2.32.3 Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Mechanical


Penyambungan pipa yang ditentukan berikut ini hanya memperlihatkan
penerapannya secara umum. Untuk rincian pekerjaan penyambungan, kontraktor
harus memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti perintah direksi.
Semua pipa yang ditentukan dalam bagian ini, mencakup pipa fitting dari jenis
sambungan yang sama/sejenis.
1.

Pemasangan Perlengkapan
Di bagian luar spigot dan di bagian dalam bell jenis pipa dengan sambungan
mekanik (mechanical joint) ini harus dibersihkan dengan kain yang bersih
agar bebas dari kotoran.
Bis tekan (gland) dan cincin karet ductile iron selanjutnya disisipkan
diujung spigot dengan bibir bis-tekan menghadap kearah ujung bell atau
socket.

2.

Pembautan Sambungan
Seluruh bagian pipa harus ditekan/didorong masuk guna menempatkan
ujung spigot pada bell. Cincin karet sedemikian harus ditekan keposisinya
dalam bell, perhatian perlu diberikan untuk menempatkan cincin karet
secara merata disekeliling sambungan.
Bis-tekan ductile iron harus digeser sepanjang pipa sampai pada posisi untuk
pembautan, semua baut dimasukan dan sekrup diputar dengan tangan.
Semua sekrup dikencangkan dengan kunci puntir (wrench) yang sesuai.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat harus dikencangkan
bergantian agar diperoleh tekanan yang seimbang diseluruh bis-tekan.
Akhirnya semua sekrup harus dikencangkan dengan kunci puntir dan
pastikan bahwa semua sekrup telah dikencangkan dengan puntiran (torque)
yang telah ditentukan. Puntiran baut bagi setiap ukuran baut harus sesuai
dengan standar pabriknya tetapi secara umum adalah sebagai berikut :

Diameter Nominal Pipa

Standar Momen Puntir

(mm)

(kg-m)

16

75

20

100 600

10

24

700 800

14

30

900 atau lebih besar

20

Ukuran Sekrup (mm)

3.

Sudut Belokan yang diperbolehkan untuk Pipa dengan Sambungan Mekanik


Bilamana diperlukan untuk membelokan pipa dengan sambungan mekanik
agar supaya membentuk lengkungan berjari-jari panjang, besarnya
penyimpangan harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi.

2.32.4 Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Push On


1.

Pemasangan
Jenis sambungan push on diterapkan untuk pipa diameter 300 mm dan yang
lebih kecil dan dengan memakai jenis sambungan mekanik dimana pipa lurus
dan fitting atau fittingnya itu sendiri disambungkan.
Pemasangan dan penyambungan pipa sambungan push on dengan fitting
harus dilakukan dengan bahan pelicin (lubricant) yang disetujui oleh direksi.
Kontraktor harus menyerahkan katalog dan data teknis serta contoh kepada
direksi sebelum menggunakan bahan pelicin tersebut dalam pekerjaannya
dalam waktu yang cukup bagi direksi untuk memeriksanya terlebih dahulu.
Bagi semua sambungan antara fitting dan pipa lurus, atau fittingnya sendiri
harus harus digunakan sambungan mekanik kecuali untuk sambungan
lainnya dimana direksi menerima dan menyetujuinya.
Ujung spigot yang terpotong dari suatu pipa lurus tidak boleh dicoba
disambungkan dengan socket jenis sambungan push on.
Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell pipa jenis push on harus
dibersihkan dengan kain bersih agar bebas dari kotoran.

Setelah melumuri zat pelicin yang telah disetujui disekeliling spigot, cincin
karet harus dilepas dari ujung spigot pipa dan memasangnya ditempat yang
telah ditunjukan oleh pabrik.
Penyisipan socket kedalam spigot harus dilakukan dengan cara yang
disetujui oleh direksi. Setelah penyisipan tersebut, kedalaman antara socket
dan cincin karet sekelilingnya harus diperiksa dengan alat yang sesuai.
Jika kedalaman yang diperiksa tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik, dan
jika cincin karet terpelintir dalam socket, pipa yang telah tersambung harus
dilepas dan pemasangan pipa harus diulangi lagi.
Cincin karet yang mengalami kerusakan atau deformasi/transformasi tidak
boleh digunakan untuk pekerjaan penyambungan dan harus dikembalikan
kepada pemilik dengan diberi tanda yang jelas dan catatan yang
memberitahukan keadaan kerusakan tersebut.
Pipa yang telah tersambung harus dipisahkan/dilepas dengan hati-hati
dengan alat yang telah disetujui oleh direksi serta tidak dilakukan dengan
kasar.Sudut Belokan yang diperbolehkan untuk Pipa dengan Sambungan
Push On
Bilamana diperlukan membelokan pipa sambungan push on agar membentuk
belokan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai dengan
petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
2.

Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Flens (flanged)


Setelah membersihkan seluruh permukaan flens bahan sambungan harus
dikencangkan dengan kunci puntir yang sesuai.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat satu sama lain harus
dikencangkan bergantian agar diperoleh tekanan yang merata diseluruh
permukaan flens.
Semua baut dan mur untuk flens harus dilumuri gemuk (grease) dengan
merata. Semua mur benar-benar dikencangkan dengan puntiran yang telah
ditentukan menggunakan kunci puntir sebagaimana yang diperlihatkan
berikut ini :

Diameter Nominal Pipa

Standar Momen Puntir

(mm)

(kg-m)

75 - 200

Ukuran Baut (mm)

16
20

200

- 300

22

350

- 400

12

24

450

- 600

18

30

700 - 1200

33

36

1350

- 1800

50

42

2000

- 2400

58

48

2600

70

2.32.5 Penyambungan dengan Sambungan Penahan (restraint joint)


1.

Umum
Kontraktor harus memasang sambungan penahan untuk pipa jenis
sambungan mekanik dan fitting sebagaimana ditentukan atau diperlihatkan
dalam gambar untuk mencegah kemungkinan pipa dan fitting lepas dari
sambungan akibat dorongan (thrust) atau pergerakan (movements)

2.

Pemasangan
Pemasangan sambungan penahan, kecuali diperintahkan oleh direksi harus
sesuai dengan petunjuk pabrik.
Pipa yang berdekatan dikedua ujung fitting seperti tee, cross, bend dan
reducer pada umumnya harus disambung tanpa pemotongan sehingga tidak
mengurangipengarah sambungan penahan. Kontraktor harus mengukur
sambungan dengan pipa guna memastikan kebutuhan diatas.
Tambahan sambungan penahan harus dipasang pada sambungan dengan
fitting tersebut bila pipa dipotong untuk penyesuaiannya atau untuk menjaga
alinyamen pada fitting tersebut sesuai perintah direksi.
Jumlah set sambungan penahan untuk berbagai macam fitting yang akan
dipasang, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar harus sebagai berikut
tetapi tidak terbatas pada :

Tee ..........

3 set untuk semua ukuran Tee pada socket dan ujung spigot dan
brachs socket end.

Reducer ....

2 set untuk semua ukuran reducer pada socket dan ujung spigot

Bend ........

2 set untuk ukuran berikut ini dan sudut belokan pada socket dan
ujung spigot.

Semua ukuran bend dengan sudut belokan 90 derajat dan 45 derajat

Bend dengan diameter 200 mm dan yang lebih besar mempunyai


sudut belokan 22 derajat

Bend dengan diameter 300 mm dan yang lebih besar mempunyai


sudut belokan 11 derajat.

Blow off ...

1 set untuk semua ukuran blow off branch pada ujung cabang socket
Sambungan penahan pada collar, bell dan flanges dan flange dan spigot harus
dipasang hanya bila memang diperintahkan direksi.
Kontraktor harus memasang semua tambahan sambungan penahan
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi atas biaya kontraktor sendiri.

2.32.6 Pemasangan Sambungan Flexibel dan Coupling


1.

Umum
Semua sambungan flexible dan coupling harus dipasang dengan benar pada
jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Ujung flange atau coupling sambungan tersebut harus dibersihkan sebelum
pemasangan. Semua ujung flange harus dipasang dan dikencangkan
sebagaimana telah ditentukan. Penyambungan coupling harus sesuai dengan
petunjuk pabrik.

2.

Sambungan Flexible
Semua sambungan flexible harus dipasang dibawah tanah untuk
penyambungan pipa yang terpendam dan pipa yang terbungkus dalam
bangunan beton.
Tekukan, kontraksi, ekspansi ataupun transformasi lainnya pada sambungan
tersebut harus dihindari sebelum pemasangan.Perhatian perlu diperhatikan
selama transportasi, penurunan dan pemasangan guna menghindari
kemungkinan terjadinya transformasi yang disebutkan tadi pada sambungan
flexible. Oleh karenanya, kontraktor tidak boleh melepas rusuk (ribs),
pelindung atau perlengkapan lain yang disertakan pada sambungan
sebebelum pekerjaan penyambungan selesai.

3.

Sleeve Coupling
Semua sleeve coupling harus dipasang dan memberi jarak bersih 3,0 cm atau
sesuai standar pabrik antara dua ujung pipa yang akan dipasangkan oleh
sambungan tersebut.

2.33

PEMASANGAN GALVANIZED IRON PIPE


2.33.1. Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar
berarti Galvanized Iron Pipe.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas
peralatan yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.
2.33.2. Pemasangan Pipa
1.

Penurunan Pipa Ke Dalam Galian


Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus disediakan
dan digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan.
Semua pipa, fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam
galian, satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau
dengan mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara
sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan
pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam (lining).
Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.

2.

Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan
kerusakan pada saat berada diatas bagian sesaat sebelum dipasang pada
posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini
paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting
yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi
yang menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.

3.

Pembersihan Pipa dan Fitting


Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan
bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda
asing lainnya dalam pipa.

4.

Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain,
ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan
pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan
bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang
sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang
disetujui oleh direksi.

5.

Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang
rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang
tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama
sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.

Tidak boleh ada fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi
tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
2.33.3. Penyambungan Pipa Galvanized
Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok seperti yang
ditentukan sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujungpipa
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat
nanas dan baru dimasukan secara hati-hati pada sok dan diputar sampai kencang
betul.

2.33.4. Penyambungan Dengan Pengelasan


1.

Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan
persyaratan yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam
spesifikasi ini, mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures Association
(WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang
sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap
sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda
(double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan

2.

Juru Las (welder)


Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang
diusulkan untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi

pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan


oleh badan yang berwenang.
3.

Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan
3212 atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam
dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan
tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi
(illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low
hydrogenous rod)Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc
Welding Machine) dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC,
sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar yang telah
diterima oleh Direksi.

4.

Penyiapan Ujung Pipa


Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel)
yang sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh
Direksi, alur tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior)
untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan pada
permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm dan yang
lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur
dikedua sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double
welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur
menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang
disetujui oleh Direksi.

5.

Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari
debu, tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di laangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm,
kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan
pengelasan, harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas
pinggiran pipa.

Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan


keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan
tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan
tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang
berlebihan, tumpang tindih dan ketidak rataan.

2.33.6. Pengujian Tanpa Merusak pada Pipa dengan Sambungan Pengelasan di


Lapangan.
1.

Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan
pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua
pengelasan di lapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan
pewarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa yang independen yang
memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai lembaga pemeriksa
yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala
pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di
lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya,
kecuali disetujui lain oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang
bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan
dengan pengelasan.
Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil
pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada
Direksi. Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi
dan sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan
sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi.

2.

Pemeriksaan dengan Pengamatan Mata (visual inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan.
Kerusakan berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan

Kontraktor harus mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.

Adanya lubang (pit) di permukaan


Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau
lebih

Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5


mm dan kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.

Adanya tumpang tindih (overlap)


Adanya penguatan berlebihan

Ketebalan Dinding
(mm)

Maximum
Reinforcement
(mm)

12,1 atau lebih kecil

3,2

Lebih besar dari 12,7

4,8

Butiran yang tidak merata (unven beads), dan


Adanyakerusakan akibat nyala (are strike)

3.

Uji Cairan Penembus Dengan Warna


Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur
pelaksanaan harus memenuhi rekomendasi pabrik.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya
kontraktor sendiri.Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan
warna, bila kemampuan pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar
pengujian yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang independen

2.34.

Lapisan Pelindung Luar ( Protective Coating ) dan Pelindung Dalam ( Linning )


2.34.1. Umum.
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan "fitting" termasuk
"coupling"; sambungan "flexible" harus dilindungi sesuai dengan persyaratan yang
dicantumkan dalam spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang
menghasilkan produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.

Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oleh
Pemilik, harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak
ditentukan akan dipilih oleh Direksi.
2.34.2. Pelapisan Pipa Baja dan "Fitting"
1.

Pipa Baja yang Terekspos


Seluruh permukaan pipa baja dan "fitting" yang terekspos udara, harus diberi
tiga lapisan cair sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama
dari pabrik, dan dilakukan setelah pembersihan dan pengeringan permukaan
lapisan tersebut.
Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut
harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan
tersebut harus dilakukan sesuai dengan urutan sebagai berikut :

Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan lapisan kering,


35microns.
Lapisan Kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan kering
25microns.
Lapisan Ketiga Dua lapis cat akhir, masing-masing 20 microns.

Lapisan pertama harus memenuhi "JIS K5622, Red-Lead Anticorrosive Paint.


Class 2" atau "JIS K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2" atau
yang setara.
Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika dimungkinkan haruslah produk dari
pabrik yang sama sebagaimana pula lapisan primer dan lapisan pertama dari
pabrik. Produk tersebut haruslah produk terdaftar.
Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus dicat sebagaimana
ditentukan untuk pipa dan "fitting".
2.

Pipa Baja yang Terendam


Lapisan pelindung digunakan pada pipa baja yang akan dipendam, dalam
proyek terdiri dari :
"Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet System" (untuk sambungan
denganpengelasan)
1)

"Epoxy Lining" atau "Coal Tar Epoxy Lining System" (untuk "Sleeve
Coupling), dan

2)

Petrolatum Corrosin Protective Tape S' Nsteni" (untuk sambungan


expansi) (expansion joints).

Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang
tak dapat dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan mengikuti
sebagaimana yang ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.
(a)

"Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet"


Semua sambungan yang dilas yang dipendam di bawah tanah harus
dilindungi dengan "Head-shrinkable sleeve" atau "sheet".
Bahan tersebut akan disediakan oleh Pemilik.
Kontraktor dalam melakukan pekerjaan pemasangan, harus dibawah
petunjuk instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan tersebut.
Nama pemasok bahan akan diberitahukan kepada Kontraktor oleh
Pemilik, dan semua biaya bagi penugasan Instruktur tersebut menjadi
beban Kontraktor.
1)

"Head-Shrinkable Sleeve" :

Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan
lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada
kedua sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah
sleeve yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai,
dan disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. "Sleeve"
tersebut harus berada di tempat yang tidak terpengaruh oleh panas
pengelasan.
Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah
pengelasan harus disingkirkan dengan alat pembersih yang memadai,
dan setiap permukaan pipa yang akan ditutup dengan "sleeve" harus
dihaluskan terlebih dahulu.
Pemanasan Pendahuluan pada Pipa
Area yang akan ditutupi dengan "wrapping", harus dipanasi dahulu
dengan pembakar (burner) sampai kurang lebih 60 derajat, dan
"wrapping" harus diletakkan ditempatnya untuk menutupi daerah
sam-bungan, setelah menyingkirkan lapisan pemisah dari "wrapping".
Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang
dipasang di lapangan harus lebih besar dari 50 mm.
Pemanasan dan Pengerutan "Sleeve"
Pemanasan "sleeve" harus dilakukan dengan pembakar yang disetujui
oleh Direksi dan dilakukan mulai dari bagian tengah "sleeve". Udara
yang berada di antara "sleeve" dan pipa, harus disingkirkan seluruh
secara perlahan dan pasti. Pengerutan akan berlanjut secara merata,
sampai sifat adhesive "sleeve" timbul.

2)

"Head- Shrinkable Sheet"

Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa


Penanganan komponen terdahulu (a) dan 1) "Head-Shrinkable
Sleeve".kata "Sleeve" harus dibaca "sheet",
Pemanasan Pendahuluan Pipa
Bagian yang akan ditutup dengan "sheet", harus dipanaskan dahulu
dengan pembakar sampai kurang lebih 60 derajat.
Panjang tumpang tindih antara pelapisan dari pabrik dan pelapisan di
lapangan harus lebih darl 50 mm, dan tumpang tindih untuk "sheet"
itu sendiri harus lebih dari 100 mm.
Pemanasan dan Pengerutan "Sheet"
Setelah melakukan 'sheet" pada pipa, "sheet" tersebut harus
dikerutkan dengan pembakar, secara merata, dan udara yang berada
diantara -sheet" dan pipa harus disingkirkan seluruhnya secara
perlahan tapipasti.
Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari
"sheet".
(b)

Pelapisan"Epoxy" atau Pelapisan "Coat Tar Epoxy"


"Sleeve coupling" yang disediakan oleh Pemilik haurs dilindungi
denganbahan khusus. Kontraktor harus menangani bahan tersebut
dengan sangat hati-hati jangan sampai merusak ataupun menggores
permukaan bahan pelapis.
Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada
permukaan lapisan pelindung "sleeve coupling" harus diberi lapisan
kembali sebagaimana berikut ini.
Semua biaya bagi bahan pelapisan "epoxy' atau pelapisan "coal tar
epoxy'', tenaga kerja, peralatan dan perkakas harus ditanggung oleh
Kontraktor.
Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan
pelapisan tersebut untuk persetujuan Direksi.
1)

Pelapisan "Epoxy"
Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer.
Satu (I) atau lebih lapisan cairan finish coat.

2)

(c)

Pelapisan "Coal Tar Epoxy"


Satu (1) lapisan "epoxy primer',
Dua (2) lapisan "epoxy finish coat"

Pipa Pelindung Korosi "Petrolatum"


Semua sambungan "expansion" harus dilindungi dengan pelindung
korosi "petrolatum" Bahan harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pemasangan di bawah
pengawasan instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan.
Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan
tersebut dengan data pengalaman instruktur yang akan ditugaskan
oleh pabrik, untuk persetujuan Direksi.
Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebut, harus
dilanjutkan ke bagian beton tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan
petunjuk dari pabrik.
Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi "petrolatum"
harus dibersihkan. Karat, kotoran dan debu, air, minyak dan lemak
harus disingkirkan seluruhnya dari permukaan yang akan dilapisi.
Setelah membersihkan permukaan, permukaan tersebut harus
ditutup dengan pasta. Cekungan harus diisi dengan bahan pengisi
(fifter) sampai permukaan rata dan halus. Pasta tersebut dan bahan
pengisi harus produk yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung
korosi "petrolatum".
Pita pelindung korosi "petrolatum" harus ditarik dengan tegangan
yang cukup agar cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit
150 mm permukaan pita harus ditekan dengan tangan agar dapat
mengikatnya dengan baik dan mantap.
Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Kontraktor harus
menyediakan pita yang sama atau setara yang disetujui Direksi atas
biaya Kontraktor sendiri.

BAB III
PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI

3.1.

UMUM
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus
jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan
lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi
ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya
dalam keadaan balk, kuat dan tidak bocor serta biok-blok penahan (thrus block
permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian
tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air
tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan
(electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah
terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas,
dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang
jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup
udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.

3.2.

1)

Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor.

2)

Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh


Direksi atau wakilnya.

UJI TEKAN
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru
yang dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja
pada saat pengujian.

3.2.1. Batasan Tekanan


Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1.
2.
4.
5.
6.

7.

Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi
selama pengujian
Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
Tidak bervariasi > 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan
untuk katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate
valves atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diijinkan
Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian
yang diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate
valves atau katup buterfly.

3.2.2. Tekanan Udara


Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau
bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus
dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh
dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi
tekanan yang diijinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji
kebocoran.
3.2.3. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari
katup dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi,
kontraktor harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara
dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air. Setelah semua udara
dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji
tekan cock harus dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan
permintaan pemilik.
3.2.4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik,
dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.

3.3.

UJI KEBOCORAN
Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan
3.3.1. Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa
yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga
tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara
pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak
boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode
waktu pengujian yang ditentukan.
3.3.2. Kebocoran yang diijinkan
Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang
ditentukan dalam persamaan berikut :
L=

SD

133200
Dimana :
L

: Kebocoran yang diijinkan, dalam gallon/jam

: Panjang pipa uji, dalam feet

D : Diameter pipa nominal, dalam inch


P

: Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau gauge

Dalam satuan metrik :


Lm =SD2816P

Dimana :
Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P

: Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar

Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel 11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran
sebesar 0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan
3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.

Tabel 11.1
Bocoran yang diijinkan untuk setiap 1000 ft (305 m) panjang pipa

Diameter Normal Pipa


(inch)

Tekanan uji
rata-rata psi
(bar)

10

12

14

16

18

20

24

30

36

42

48

54

450 (31)

0,48

0,64 0,95 1,27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18

3.82 4.78

5.73 6.69

7.64

8.00

400 (28)

0,45

0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00

3.60 4.50

5.41 6.31

7.21

8.11

350 (24)

0.42

0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81

3.37 4.21

5.06 5.90

6.74

7.58

300 (21)

0.39

0.56 0.78 1.04 1.30 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60

3.12 3.90

4.68 4.46

6.24

7.02

275 (19)

0.37

0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49

2.99 3.73

4.48 5.23

5.98

6.72

250 (17)

0.36

0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37

2.85 3.56

4.27 4.99

5.70

6.41

225 (16)

0.34

0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25

2.70 3.38

4.05 4.73

5.41

6.03

200 (14)

0.32

0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12

2.55 3.19

3.82 4.46

5.09

5.73

275 (12)

0.30

0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98

2.38 2.98

3.58 4.17

4.77

5.36

150 (10)

0.28

0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84

2.21 2.76

3.31 3.86

4.41

4.97

125 (9)

0.25

0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68

2.01 2.52

3.02 3.53

4.03

4.53

100 (7)

0.23

0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50

1.80 2.25

2.70 3.15

3.60

4.05

Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, kebocoran yang
diijinkan akan merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa
Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785

3.3.3. Penerimaan Hasil Pemasangan


Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan. Bila
pada suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang
disyaratkan pada butir 10.3.3., kontraktor akan menentukan lokasi kebocoran dan
melakukan perbaikan seperlunya sampai kebocoran sesuai persyaratan yang
diijinkan, dan atas biaya sendiri.
Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.

3.4.

PENGGELONTORAN PIPA
Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biava Kontraktor
dan Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan
Penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang
(drainase branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangkawaktu
pengurasan cabang pembuang akan diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila
ditemukan kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi,
walaupun hasil pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh Direksi.

3.5.

DESINFEKSI
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai oleh
Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau
"valve" yana ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine
sesuai dengan prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang
telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal
tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5
mg/liter, harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak
selama 24 jain.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab
Kontraktor, tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban
biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai
kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di
bawah pengarahan Direksi.Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah
penyelesaian dan diterimanya pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.

BAB IV
INSTALASI PENGOLAHAN AIR

1.

Persyaratan-Persyaratan
Unit paket IPA harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

2.
2.1.

Unit paket IPA sesuai dengan perencanaan


Dilengkapi dengan spesifikasi teknis dan gambar terbangun.
Disiapkan format-format yang akan dijadikan acuan untuk buku harian.
Tersedia air baku yang memenuhi ketentuan kuantitas dan kualitas
Adanya penanggung jawab pengoperasian unit IPA
Penyedia barang/jasa menyiapkan kebutuhan bahan kimia dan produksi
selama pelaksanaan commisioning selama 5 hari kalender.

Ketentuan-ketentuan
Pengoperasian
Pengoperasian unit paket IPA harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. Unit paket IPA telah mendapat sertifikat
b. Tersedia hasil pemeriksaan air baku secara lengkap dalam kurun waktu 7
hari sebelum pelaksanaan trial run dan commisioning.
c. Apabila kekeruhan air baku melebihi 600 NTU, maka air baku dialirkan
terlebih dahulu ke bak pengendap pendahuluan. Pembuatan bak pengendap
pendahuluan menjadi tanggung jawab penyedia jasa yang dimasukan dalam
penawaran.
d. Apabila terjadi penyimpangan pada kualitas air baku, pengoperasian
dihentikan.

2.2.
2.2.1.

Teknisi
Teknisi Pengoperasian
Teknisi pengoperasian memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah operator setiap shift minimal 1 orang yaitu operator pengolahan dan
operator mekanik listrik dengan kualifikasi STM/SLTA
b. Tenaga laboratorium minimal 1 orang dengan kualifikasi analis/SLTA

2.2.2.

Teknisi Pemeliharaan
Teknisi pemeliharaan paket unit IPA minimal 1 orang dengan kualifikasi
STM/SLTA

2.2.3.

Teknisi dari penyedia barang/jasa dibiayai oleh penyedia barang /jasa

2.2.4.

Waktu Kerja
Apabila pengoperasian paket unit IPA selama 24 jam, waktu kerja teknisi dibagi
dalam 3 shift

2.3.

Pengawas
Pengawas lapangan akan disediakan dari Departemen Pekerjaan Umum untuk
mengawasi selama 3 hari terakhir dari proses commisioning.

2.4.

Peralatan dan Perlengkapan


Peralatan butir a sampai c harus sesuai dengan kapasitas IPA yang dioperasikan
dan harus disediakan oleh pemborong.
a. Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan:
1. kekeruhan
2. pH
3. sisa chlor
4. warna
5. jar test
6. tabung imhoff
7. kepekatan larutan
8. timbangan
9. peralatan gelas
b. Peralatan bengkel
1. kunci pas
2. ring
3. tang
4. obeng
5. sney
6. tracker
c. Peralatan mekanik listrik
1. phase meter
2. tang
3. ampere
4. avometer
5. toolkit listrik
6. meger
7. tachometer
8. tang clamp
9. tang long nose
10. tang pemotong
d. perlengkapan untuk pembersihan dan pencucian
1. kain lap
2. ember
3. sabun
4. sapu
5. sikat
e. alat keselamatan kerja
1. masker
2. sarung tangan plastik
3. sepatu boot

2.5.

Bahan
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. bahan kimia koagulan, netralisasi, desinfektan dan bahan kimia untuk
pemeriksaan kualitas air
b. bahan bakar dan pelumas
c. suku cadang
d. butir a sampai c harus memenuhi ketentuan yang berlaku.

3.
3.1.
3.1.1.
3.1.2.
3.1.3.
3.1.4.

Uji Coba Kinerja Masing-masing Peralatan (Trial Test)


Pompa Intake, Pompa Backwash & Pompa Distribusi
Siapkan brosur kurva pompa sesuai penawaran
Lakukan tahapan pada butir 4.1.1.d
Setelah beroperasi catat dalam Tabel 6-1, 6-2 & 6-3
Buat kurva sesuai brosur pompa, analisis kesesuaian spesifikasinya.

3.2.
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.

Pompa Dosing
Siapkan brosur kurva pompa sesuai penawaran
Lakukan tahapan pada butir 4.1.1.d
Setelah beroperasi catat dalam Tabel 6-4a, 6-4b & 6-4c masing-masing untuk
koagulan, kapur tohor dan kaporit.
Buat kurva sesuai brosur pompa, analisis kesesuaian spesifikasinya

3.3.
3.3.1.
3.3.2.
3.3.3.
3.3.4.

Motor Pengaduk
Siapkan brosur Motor Pengaduk sesuai penawaran
Lakukan tahapan pada butir 4.1.1.d
Setelah beroperasi catat dalam Tabel 6-5
Buat kurva sesuai brosur pompa, analisis kesesuaian spesifikasinya

4.
4.1.

Uji Coba Operasional IPA (Trial Run)


Persiapan Pengoperasian
Persiapan pengoperasian dilakukan sebagai berikut:
a. pemeriksaan penyadap air baku
1. periksa skala penunjuk tinggi muka air baku dan catat dalam buku harian
2. periksa saringan penyadap
3. periksa pompa air baku
b. tenaga pembangkit:
1. menggunakan diesel generator periksa dan pastikan hal-hal sebagai
berikut:
a. kencangkan semua sekrup dan baut
b. jumlah bahan bakar solar tangki harian
c. jumlah minyak pelumas cukup setiap kali akan menjalanken mesin,
dan setiap 10 jam operasi apabila kurang tambahkan dan catat
penambahannya dan jam operasinya
d. oli dalam governor dan dalam saringan udara cukup sesuai dengan
ketentuan untuk mesin yang menggunakan oli dalam governor dan
saringan udara

e. Air radiator penuh


f. tidak ada benda-benda yang merintangi aliran udara, unuk mesin
dengan pendingin udara
g. baterai kondisinya baik
h. hubungan listrik dari baterai ke motor stater dalam kondisi baik
i. mesin tidak dibebani
j. V-belt tegangannya cukup.
2. menggunakan sumber listrik dari PLN periksa dan pastikan hal-hal
sebagai berikut:
a. tegangan listrik sesuai ketentuan yang berlaku
b. arus listrik sesuai dengan keperluan
c. kedudukan sakelar utamanya pada posisi off
c. periksa dan pastikan panel listrik sebagai berikut
1. kedudukan dari sakelar, semuanya harus pada posisi off
2. sambungan kabel dalam kondisi baik
3. Pembumian yang baik
d. pompa air baku
1. periksa dan pastikan pompa sentrifugal sebagai berikut:
(a) kebersihan saringan pipa hisap dan katup
(b) pipa hisap selalu berisi air dan tidak ada udara
(c) poros pompa dapat berputar bebas
(d) dudukan pompa harus datar
(e) keadaan tumpuan putar pompa harus bersih dan dilumasi
(f) penekan paking tidak terlalu kencang
(g) sakelar otomatis harus bekerja baik
2. periksa dan pastikan pompa submerbsibel sebagai berikut:
(a) keberihan saringan pompa
(b) tinggi muka air di atas pompa minimal 1,0 meter
(c) sakelar otomati masih bekerja baik
e. penentuan dan pembubuhan dosis bahan kimia sebagai berikut:
1. tentukan dosis koagulan dengan percobaan jar test
2. tentukan dosis penggunaan kapur atau soda ash
3. tentukan dosis penggunaan desinfektan
4. Hitung kebutuhan masing-masing larutan
5. periksa tangki pengaduk bahan kimia, pompa pembubuh dan
perlengkapannya
6. Cara-cara penentuan dosis bahan kimia sesuai dengan ketentuan SKSNI
No T-16-1993-03 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket IPA.
4.2.

Pelaksanaan Pengoperasian
Pelaksanaan pengoperasian dilakukan sebagai berikut::
a. hidupkan mesin diesel sesuai petunjuk kerja yang berlaku atau kontakan
handle sakelar utama apabila menggunakan tenaga PLN
b. pastikan tegangan , frekuensi, arus listrik, sesuaikan ketentuan
c. geser sakelar utama pada posisi ON
d. hidupkan pompa air baku satu per satu
e. hidupkan pompa pembubuh bahan kimia satu per satu

f. atur debit air baku


g. periksa pembubuhan dengan mengukur pH air dan amati flok yang
terbentuk pada unit pengaduk lambat, bila pH air tidak sesuai dengan hasil
dari Jar test dan pembentukan flok tidak optimal sesuaikan kembali dosis
pembubuhan.
h. dilakukan melalui pipa penguras.
i. lakukan pencucian media saringan antara 18-24 jam operasi
j. apabila terjadi busa pada unit IPA lakukan pembuangan.
4.3.

Pencatatan Data Monitoring


Selama pengoperasian IPA dilakukan pencatatan kualitas air meliputi kekeruhan,
warna dan pH serta tambahan sisa khlor pada reservoir. Selama pengoperasian
juga dicatat dosis pembubuhan sesuai kualitas air yang terjadi setiap satu jam.

4.4.

Commisioning Test dan Berita Acara Uji Coba


Pada hari terakhir dari masa uji coba , dihadirkan semua pihak terkait untuk
mengawasi operasional dari IPA. Hasil pengamatan dibuatkan berita acaranya.

5.
5.1.

Cara Pemeliharaan
Pemeliharaan fasilitas penyadap
Pemeliharaan fasilitas penyadap dilakukan selama masa commisioning
disesuaikan dengan SOP yang berlaku terkait IPA terpasang, baik kegiatankegiatan yan berjangka waktu harian, mingguan, bulanan, dan tahunan terhadap
fasilitas sarana penyadap, pompa submersibel, pompa sentrifugal, panel pompa
dan pipa serta perlengkapannya.

5.2.

Pemeliharaan tenaga pembangkit


Pemeliharaan tenaga pembangkit dan perlengkapannya dilakukan selama masa
commisioning disesuaikan dengan SOP yang berlaku terkait IPA terpasang, baik
kegiatan-kegiatan yan berjangka waktu harian, mingguan, bulanan, dan tahunan
terhadap fasilitas genset (mesin diesel dan alternator), panel, tangki bahan bakar,
pompa bahan bakar, dan saluran.

5.3.

Pemeliharaan unit paket IPA


Pemeliharaan fasilitas penyadap dilakukan selama masa commisioning
disesuaikan dengan SOP yang berlaku terkait IPA terpasang, baik kegiatankegiatan yan berjangka waktu harian, mingguan, bulanan , dan tahunan terhadap
fasilitas sarana pencampur kimia, pompa pembubuh kimia, pipa pengaduk,
pengaduk lambat, pengendapan, penyaringan, bak penampung air minum dan
pompa back wash.

6.

Pelatihan Operator
Selama masa uji coba dan commisioning, dilakukan pelatihan kepada operator.

Anda mungkin juga menyukai