Penawar
:
Nama paket pekerjaan : Pembangunan Penyediaan Air Baku Di Kawasan Industri Balohan
Kode Paket
: BPKS/2014/15
BAB 1
PENJELASAN DAN KETENTUAN UMUM
Kewajiban Pelaksana
1.2.1 Pelaksana harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta
Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan Pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan.
1.2.2 Pelaksana berkewajiban meneliti Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis/RKS,
gambar-gambar rencana/detail, gambar kerja (shop drawings) dan dokumen
lainnya, memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, melakukan pengukuran
dan mengkaji ulang seluruh lingkup pekerjaan dan menganalisis kebutuhan untuk
kelancaran dan penyelesaian pekerjaan.
1.2.3 Dalam hal standarisasi pelaksananaan, Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa
Standar yang diajukan Kontraktor tidak menjamin secara substansial sama atau
lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan , maka Kontraktor harus tetap
memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
1.2.4 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang
diajukan oleh Pelaksana, Pelaksana harus menjelaskan secara tertulis kepada
Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan
menetapkan Setuju atau Ditolak.
1.2.5 Pelaksana harus mengerjakan seluruh volume pekerjaan sesuai dengan RAB, RKS,
gambar-gambar pelaksanaan dan dokumen lainnya.
1.2.6 Pelaksana harus menyediakan :
a.
b.
Tenaga kerja ahli yang cukup sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan
menunjuk seorang supervisor dan pelaksana kegiatan di lapangan yang
d.
1.2.7 Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat teknis, gambar rencana/gambar detail,
penjelasan/keputusan direksi/pengawas dan syarat-syarat teknis lain yang sudah
baku yang tidak disebutkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini.
1.3
b.
c.
d.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Undang-undang perburuhan.
9.
1.4
1.5
1.6
Alat-alat Produksi
Pelaksana harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan secukupnya untuk
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh meminta kepada Pelaksana
untuk menyediakan alat produksi tambahan dan peralatan lain bilamana menurut
pertimbangannya penting untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kontrak.
Pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan serta suku cadang dan harus menjaga
persediaan yang cukup untuk tidak memperlambat pelaksanaan pekerjaan.
1.7
Material Pengganti
Pelaksana harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana material yang
ditentukan tidak mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat diterima, Pelaksana
dapat menggunakan material pengganti, tetapi harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan penawaran pada Daftar Kuantitas dan
Harga Pekerjaan tidak diperkenankan untuk dinaikkan akibat penggantian material.
BAB II
PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA
2.1
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar
Nasional Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standarstandar sebagai berikut :
2.2
ISO
JIS
BS
British Standard
DIN
AWWA
ASTM
ANSI
2.3
Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm2 (SNI 06-0084-1987
dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua) kali tekanan kerja
pipa. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan
tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan.
Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pengawas Penyedia Jasa Pengadaan
harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting pipa di lapangan pada
pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya Rekanan. Jumlah pipa/fitting
pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas.
Bila ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini, maka
Penyedia Jasa Pengadaan harus menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi
persyaratan spesifikasi yang ditentukan.
2.4
AirMinum
SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk AirMinum
dengan Pita Meter
SNI 06-2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan Sistem
Drainase di dalam tanah.
SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315mm
untuk Air Bersih.
SNI S-20-1990-03 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum
RSNI T-17-2004
2.4.2
TataCaraPengadaan,Pemasangan
untuk Penyediaan Air Minum.
dan
PengujianPipa PVC
Kelas
Bilatidakdisebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity),yang digunakan
adalah jenis pipa PVC dengan tekanan nominal 10 kg/cm2 menurut standard SNI
yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter.
Ketebalan minimum dinding pipa dan outside diameter mengikuti tabel berikut:
DIAMETER LUAR
PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)
Nominal Diameter
( mm )
50
63
65
75
80
90
100
110
125
140
150
160
200
200
250
250
300
315
Nominal Diameter
( mm )
S 12,5
50
2.4
2.0
75
3.6
2.9
90
4.3
3.5
110
5.3
4.2
125
6.0
4.8
160
7.7
6.2
200
9.6
7.7
250
11.9
9.9
315
15.0
12.1
2.4.3
Sambungan
1. Push On Rubber Ring Joint
Kecuali ditentukan lain, sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa
tersebut harus mempunyai bell pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang
lain dibavel dengan sudut kurang lebih 15 derajat. Pipa harus diberi tanda garis
petunjuk pemasangan pada permukaan luarnya.
Fitting harus dari jenis yang dispesifikasikan dan mempunyai ujung jenis beil.
2. Sleeve Coupling
Sleevecouplingdan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa
PVC dan cocok dengan diameter luar pipa PVC.
3. Ring Karet Dan Gasket
Ring karet yang digunakan untuk sambungan push-on dan gasket untuk
penyAmbungan mekanikal fitting dari ductile iron atau besi tuang dan untuk
sambungan flange harus dari styrene butadiene rubber atau karet sintetis lain
yang tepat untuk pipa air minum.
4. Sambungan Solvent Cement
Kecuali ditentukan lain, pipa PVC dengan diameter nominal 40 mm dan lebih
kecil dapat disambung dengan menggunakan pelarut sebagai perekat sesuai
dengan standar pabrik. Bila digunakan sambungan solven cement ini, Penyedia
Jasa Pengadaanharus menyediakan solvent cement sesuai dengan rekomendasi
pabrik ditambah dengan imbuhan 10%.
Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan
memanjang akibat dari perubahan suhu pipa sebesar 50oC tanpa mengganggu
kekedapan terhadap air.
5. Adaptor
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas
flange pada satu ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan fleksibel baik
dengan mekanikal maupun push-on.
6. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila tidak
disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem sambungan
menggunakan sistem rubber ring joint.
Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.23 mpa (12.4
kg/cm2)Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded
atau heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan
karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.Bila fitting
yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari besi tuang
ductile (Ductile Cast Iron). Bell and Flange yang dispesifikasikan harus
mempunyai flange pada satu ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis
mekanikal pad ujung yang lain. Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan,
harus berupa ujung-ujung dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan
flange. Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari
bahan bitumen, yaitu coal tar atau aspheltic base, yang mempunyai ketebalan
kering tidak kurang dari 0,3 mm. permukaan dalam dari fitting tersebut harus
dilapisi epoxy atau coal tar epoxy yang dipakai untuk lining harus dari bahan
yang tepat untuk pipa air minum dan dilengkapi sertifikati dari instansi yang
berwenang (pblic health authorities).
Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus
dari baja yang digalvanis.
2.4.4
2.4.5
2.4.6
Pengujian Lain.
Pengujian lainnya seperti flattering test, toksisitas, tekanan terus menerus dan
lain-lain harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
2.4.7
Valve
1. Umum
Penyedia Jasa Pengadaanharus melengkapi valve sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan
ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan
dikeluarkan oleh satu pabrik.
Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
Nama pemilik proyek
Tekanan kerja
Diameter nominal
Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
2. Gate Valve
Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve
yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis Non Rising Stem.
Valve harus memenuhi standar Gate Valve for Water and Other Liquids
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi
kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja
Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan
kunci T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20 buah
yang seukuran.
Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet cover
dan terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau
bahan dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari
logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid
(solid wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak
(vertikal mounting). Valve harus dirancang unluk saluran air yang bebas
hambatan yang mempunyai diameter fidak kurang dari diameter nominal valve
apabila dalam posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valveseperli
telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari
stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box
harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna
Barang. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem
seal dapat digunakan atas persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus
terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikil 1 (satu) buah
ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam
keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan
tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat.
Tutup harus disertakan pada surface box tersebut dan diberi cetakan
.." pada bagian atasnya.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan
dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi
valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench
nuts).
Ukuran Pipa
Tipe Air Valve
(mm)
(mm)
b.
c.
d.
4. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut
ball valve. Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve
inidikondisikan unluk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) dan
memiliki ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe non -lubricated dan
terbuat dari bahan cast iron untuk badan valve dan bola, stainless steel dengan
dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus diberi penguat dari teflon dan
mudah diganti dilapangan tanpa menggunakan alat khusus. Tangkai/stem
harus dibuat dari stainless steel. Teflon penguat digunakan untuk packing stem
yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur
pipa pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari
ductile cast iron pada tiap operasi.
5. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric
dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus
dilapisi dengan chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air.
Valve juga dilengkapi dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainless
steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple
Buna - N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus
dapat dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.
6. Check Valve
Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang
dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya,
besamya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi
tuang.
Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B
2011 atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya 0.98
Mpa (10.0 kg/cm2). Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan
ujung berulir (sekrup).
2.5
ISO 1459
ISO 1461
ASTM A 283F
ASTM A 570
AWWA C 200
AWWA C 203
AWWA C 205
AWWA C 208
AWWA Manual
M11
AWWA C 210
JIS G 3101
JIS G 3452
JIS G 3457
JIS B 2311
JIS G 3451
JIS G 550
JIS G 5702
JIS G 3445
JIS G 3454
JIS K 6353
2.5.3
SNI 07-1338-1989
Baja karbon tempa. ASTM A 283, Grade D
ASTM A 570, Grade 33 JIS G 3101, Class 2
JIS G 3452, SGP JIS G 3457, STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau
SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus
cukup merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas
persetujuan Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur
yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat
dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded) . Banyaknya pengelasan
pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga
pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6
(enam) meter atau kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan
untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana
(saddle) penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.
Diameter Luar
(mm)
Ketebalan Dinding
Minimum (mm)
100
114.3
4.5
150
168.3
5.0
200
219.1
5.8
250
273.0
6.6
300
323.8
6.9
350
355.6
6,0
400
406.4
6.0
2.5.3.3 Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang
sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapatdipasang pada bagian
luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan
yang dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting
harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian 3.2 dan standar
berikut ini :
Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus
terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari
22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga
potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat
harus terdiri dari empat potongan bend.
2.5.4
Sistim pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau lebih
dari pada yang dispesifikasikan di atas dapat diterima atas persetujuan
Enggineer tetapi segala sistem proteksi yang menggunakan polyethylene
tape tidak diperkenankan.
b.
Paint, Class 1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive Paint, Class 1 atau
sesuai dengan persetujuan Pengguna Barang.
Umum
Semua pipa dan fitting untuk pemasangan dibawah tanah harus diberi lapisan
dalam dari adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy
sesuai dengan AWWA C.210. Semua jalur pipa diatas tanah harus
menggunakan epoxy atau coal tar epoxy sebagai lapisan dalam sesuai dengan
AWWA C.210.
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan
air bersih harus dilengkapi lengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga
kesehatan masyarakat yang berwenang untuk penggunaan pada air minum.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan sertifikat cat yang menjamin
persyaratan untuk saluran air minum.
2.
Toleransi untuk
( mm)
Ujung Pipa
-1.6 to +3.2
-1.6 to +3.2
( mm )
3.
b.
ii)
ii)
Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan
dengan epoxy yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem
altematif ini harus memenihi persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama
dan sistem altematif ini dianggap sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang
dari 400 mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.
2.
Ujung Bevel
Nominal
Cutback
Lining
Tar Epoxy
Mortar
(mm)
(mm)
Cutback
Coating
(mm)
80 - 350
100
80
31
400 - 700
150
80
31
Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub bagian
sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.
3.
Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh
permukaan dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti
dispesifikasikan pada 7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2 Lapisan
Pelindung Luar dan Lapisan Dalam.
4.
5.
Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi
terhadap korosi pada semua sambungan pipa dengan pengelasan di
lapangan dan tertanam di dalam tanah., dan harus diselubungi oleh
lembaran yang tahan panas-susut (heat shrinkable sleeve or sheet).
Diameter Pipa
(mm)
Ketebalan Minimum
Lapisan Luar
(mm)
< = 350
0.6
0.6
400
0.9
0.6
450
1.2
0.6
Kekuatan Tarik :
-
circumferential (Min.,N/mm2)
axial (Min.,N/mm2)
Identification hardness
(Min.,Shore D)
: 43 (JIS K 72150)
Dielectric Strenght
(Min., kV/mm)
: 30 (JIS K 6911)
Volume Resistivity
(Min., Ohm-cm)
: 1x10^14 (JISK6911)
Shrinkage*
- circumferential (Min.,N/mm2)
40
- circumferential (Min.,N/mm2)
Consistency (Max)
: 80 (JIS K 2220)
60 (JIS K 2207)
90 (JIS K 2207)
6.
7.
VYGARD 260
ICI SUPER
STRUCTURE FINISH
NIPPON PAINT
P.T. Nippon Paint Indonesia
BODELAC 9000
ALKYD RESIN
8.
Umum
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja
maksimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg /cm2) kecuali ditentukan lain.
b.
Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
AWWA C 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-End Pipe
JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Service
JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water Service
JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings
JIS G 5402 Blackheart Malleable Iron Castings
JIS K 6353 Rubber Goods for Water Works Service
Sambungan mekanikal fleksibel harus setara dengan Closer Joint, Type CL-A yang
diproduksi oleh Victaulic Company Japan Ltd, atau yang setara dan disetujui.
1.
Persyaratan Desain
Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk
memenuhi kondisi operasi sebagai berikut :
(a). Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover) dengan
berat jenis 2.0 ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton.
(b). Lendutan geser minimum sebesar 100 mm.
(c). Persyaratan-persyaratan lain seperti di bawah ini :
Diameter
Nominal
Panjang Maksimum
Peletakan
Minimum Ekspansi
yang diizinkan
Minimum Kontraksi
Yang diizinkan
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
300 to 400
500 & 600
1600
1700
230
270
80
80
2.
3.
Coating.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus
dilapisi primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip pipe
yangkontak langsung dengan air pengecatannya harus dilakukan sesuai
dengan yang dispesifikasikan disini. Semua permukaan luar dan dalam
mechanical flexible joint harus dilapisi sistem epoxy atau sistem coal tar
epoxy sesuai dengan spesifikasi dalam 7.3.2.3
Umum
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk
ujung pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua)
end ring, dan mur baut untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain
dan diproduksi sesuai dengan AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik
serta mendapat persetujuan Pengguna Barang.
2.
Carbon Steel
ASTM A 283
JIS G 3101
BS 4360
DIN 17100
Ductile Iron
ASTM A 536
JIS G 5502
BS 2789
Grade C
Class 2
Grade 43 A
RST 36
Grade 65-45-12
Class 2 FCD 45
Grade 420/12
12.5
- 50
89
65 -
250
102
300 - 450
127
b.
Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile
butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM).
Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan.
c.
End Rings / Ring Ujung
End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi tuang
(malleable cast iron) yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar berikut :
Carbon Steel
ASTM A 576
JIS G 3101
Grade 1020
Class 2
BS 6681
Grade 43 A
DIN 17100
RST 36
Umum
Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung
polos dari berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter
nominalnya seperti diberikan dibawah ini, dan harus terdiri dari center
sleeve, 2 (dua) buah end ring, 2 (dua) gasket serta mur dan baut untuk
pemasangan coupling.
50
80
100
150
200
250
60.21.0 - 63.0+0.6
2.
88.9 1.0
110.00.6
160.00.6
200.0 0.6
250.0 0.6
- 98.0 + 2,2
- 118.0+1.7
- 170.0+1.2
- 222.0 + 0.9
- 273.0 + 0.7
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
di vulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile
butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM).
Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan.
Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih dari
persyaratan JIS G 3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan
special hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering
lapisan minimum sebesar 150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan
akhir (finish) dengan lapisan galvanis ditambah special nylon coating
tersebut yang mempunyai ketebalan kering lapisan minimum sebesar 70
mikron.
2.6
Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
SNI 06-4829-2005
SNI 19-6779-2002
SNI 06-4821-1998
ISO 4427 :1996
2.6.2
Spesifikasi Teknis
1.
Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus
sesuai dengan kelas N. Kelas N :
a.
b.
Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi 250, toleransi sama dengan
0,02dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm
c.
Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn dan
pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan
peralatan untuk penggulungan ulang
2.
Panjang Pipa
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari
persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi 0,05 m.
Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.
Ketahanan Hidrostatik
Pipa harus memenuhi persyaratan
sebagaimana tabel dibawah ini
uji
hidrostatik
yang
diberikan
0
100 jam pada 20
800C
800C
PE 100
12.4
5.5
5.0
PE 80
9.0
4.6
4.0
Catatan :
1) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika pengujian dalaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah.
Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah
PE 100
Waktu
Tegangan
Waktu Kegagalan
Tegangan
MPa
Minumum (jam)
MPa
Kegagalan
Minumum (jam)
4.6
165
5.5
165
4.5
219
5.4
233
4.4
283
5.3
332
4.3
394
5.2
476
4.2
533
5.1
688
4.1
727
5.0
1000
4.0
1000
2.
Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimu harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400
%, bila diuji pada suhu 200C
2.6.4
Sifat Fisik
1.
Stabilitas Panas
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum
harus 20 menit jika diuji pada suhu 2000C. Contoh yang diuji supaya diambil
dari permukaan sebelah dalam pipa
Nilai Perubahan Arah Panjang
Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %
2.6.5
Dimensi Pipa
1.
Ketebalan Pipa
Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005
tentang pipa polietilena untuk air minum
2.
2.6.6
Sambungan
Pengujian Pipa
Acuan normatif untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06-2552-1991 tentang
metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum dan SNI 06-4821-1998
tentang metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum.
2.6.8
Penandaan Pipa
Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
Nama pabrik pembuat atau merek
dagang Dimensi luar pipa
Tekanan kerja nominal
Jenis
material
yang
digunakan Seri pipa
Tanggal produksi
2.7
1.
DIAMETER
K=9
K = 12
K = 14
80
6.0
7.0
8.1
100
6.1
7.2
8.4
150
6.3
7.8
9.1
200
6.4
8.4
9.8
250
6.8
9.0
10.5
300
7.2
9.6
11.2
350
7.7
10.2
11.9
400
8.1
10.8
12.6
450
8.6
11.4
13.3
500
9.0
12.0
14.0
600
9.9
13.2
15.4
700
10.8
14.4
16.8
NOMINAL
DIAMETER
K=9
K = 12
K = 14
800
M,
15.6
18.2
900
12.6
16.8
19.6
1000
13.5
18.0
21.0
1200
15.3
20.4
23.8
1400
17.1
22.8
26.6
1600
18.9
25.2
29.4
1800
20.7
27.6
32.2
2000
22.5
30.0
35.0
Catatan :
K = 9,
untuk pipa
K = 12, untuk elbows
K = 14, untuk tees
2. Panjang Pipa
NOMINAL DIAMETER
80
4-6
100
4-6
150
4-6
200
4-6
250
4-6
300
4-6
350
4-6
400
4-6
450
4-6
600
46
700
46
800
46
900
46
1000
46
1200
46
1400
46
1600
46
1800
46
2000
46
2.7.3TeKanan Hidrostatic
DIAMETER
PIPA
FITTING
DN 80
- DN 300
50 bar
25 bar
DN 350
- DN 600
40 bar
16 bar
DN 700
- DN 1000
32 bar
10 bar
DN 1100 - DN 2000
25 bar
10 bar
2.8
Push on joint
Mechanical joint
Locking joint
Lingkup Pekerjaan
selalu berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua standar
yang digunakan, menggunakan Standar Nasioanal Indonesia (SNI). Dalam hal belum
diatur dalam SNI, standar yang digunakan merujuk kepada :
AISI
ANSI
API
ASTM
AWWA
DIN
IEC
ISO
JIS
KIWA
NEMA
PBI 71
SNI
2.8.2
Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi
sebelum pekerjaan dimulai
Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan (as-built) yang digambar dengan
skala yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut
harus diserahkan selama selama pekerjaan berlangsung maupun setelah
penyelesaian pekerjaan.
Gambar
tersebut
harus
memperlihatkan
semua
perlengkapan
pipa
(fitting/accessories) perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve (katup),
lubang kontrol (manholes) ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanyaharus
diperlihatkan dengan adanya pengikatan terhadap muka tanah pada bangunan
permanen.
2.8.3
2.8.4
Dimana yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu-rambu (tandatanda) untuk keperluan lalu lintas yang dilewati. Rambu-rambu tersebut harus jelas
untuk menjamin keselamatan lalu lintas.
Bila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan yang sibuk, kontraktor harus
melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang diperlukan untuk keperluan-keperluan tersebut, diatas harus sudah
termasuk dalam kontrak.
2.8.5
2.8.6
1.
2.
2.9
2.10
Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah
ditentukan atau sebagaimana diminta direksi.
2.11
Jalan Sementara
2.11.1 Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan kontrak,
kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan dibawah ini.
Kontraktor harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, pekerasan, jalan
sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah tersebut
pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi yang diperoleh
tersebut, kontraktor harus memulai pengukuran topografi berdasarkan gambar
perencanaan dan berada dibawah pengarahan direksi.
Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai berikut :
a.
b.
Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, pengupasan muka tanah yang ada
Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah tanah merah atau
yang sejenis sesuai persetujuan direksi yang dipadatkan dengan baik dengan
ketebalan minimum 0,5 m.
c.
Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang
dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi
dengan kerikil.
d.
2.12
2.13
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh kontraktor tanpa
persetujuan direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan, dan bahan bongkaran seluruhnya harus
disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh kontraktor dengan cara yang
baik, kecuali bagi bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara
waktu dan nantinya akan dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya
akan dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.
2.13.3 Pengeringan ( dewatering )
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan
serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan
lainnya dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa
atau beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar keruskan harta benda dan
gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan
atau yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah
dilihat dan terbaca dengan jelas.
2.13.4 Penggalian Laisan Bawah Permukaan ( Sub Surface ) dan Lubang Pengujian (
Test Pit )
Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi
tepat bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Kontraktor harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila pecah
atau rusak karena kelalainnya.
Apabila, menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan
bangunan bawah tanah yang ada, kontraktor harus melakukan pencarian tersebut
atas biayanya sendiri dan menurut petunjuk direksi.
Bila diperintahkan oleh direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, kontraktor
harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika
ditentukan lain oleh direksi. Disamping itu kontraktor harus menggali lubang
pengujian yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu
memang diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam melintasi utilitas
tersebut.
Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang
cukup di depan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.
2.14
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan
rusak karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama
berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah penyelesaian
urugan.
Bilamana karena pekerjaan kontraktor, tenah berumput menjadi rusak untuk
diletakan kembali seperti semula, kontraktor harus menyediakan dan menempatkan
tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk, menyiangi, dan memelihara
area tersebut sampai didapatkan tunas baru.
2.14.4
Daerah Berbatu
Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang sesuai
untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan bila
dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila direksi
mengijinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakan diatas tanah
berbatu tersebut.
2.14.5
2.15
Penggalian
Bagian berikut yaitu PENGGALIAN harus digunakan bagi pekerjaan semua
pemasangan dan penyambungan semua jenis pipa.
2.15.1 Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk
pula semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesasian
pekerjaan. Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang
diperlihatkan dalam gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak
sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung dan
penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua
pemompaan, pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau
pengeringan air, termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang
berasal dari berbagai sumber yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya
kerusakan pada pekerjaan maupun kepemilikan yang berada didekatnya.
Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami
bahaya dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan
penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan lainlain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan
yang ada disekitarnya.
setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja yang ditopang dengan cukup aman
serta mampu menahan beban arus lalu lintas kendaraan.
e. Galian Terbuka dan Jarak Pipa
Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana
yang diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang
menerus dan seragam dan menopang pipa pada tanah yang padat dan tak
terganggu pada setiap titik diantara lubang galian sambungan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus
diurug kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi
sampai pada kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang
telah disetujui serta dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai
peralatan tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar
memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa
dan fitting untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm
untuk pipa dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.
f. Penggalian di Tanah yang Kondisinya Buruk
Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang
kurang baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan
direksi bahan tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus menggali dan
menyingkirkan bahan tersebut.
g. Penopangan dan Penurapan
Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga galian
tidak gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga
permukaan jalan dan bangunan lainnya sebagaimana ditunjukan dalam
gambar kondisi tanah, lalu lintas atau yang diperintahkan oleh direksi.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap,
tetapi jika terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan.
Sebelum memasang penopang dan turap, kontraktor harus memberi tahu
lokasigalian dengan turap dan penopang beserta dengan jadwal
pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari direksi.
Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka
diperkerasan sepanjang jalan utama dan atau jalan strategis harus dilakukan
dengan penurapan dan penopangan.
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan
hati-hati tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas
yang ada, atau kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali
dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan menggunakan alat
yang sesuai dengan membasahinya atau cara lain yang diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan kontraktor secara tertulis setiap saat selama
pekerjaan berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan
lain-lain, untuk ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah
kerusakan bangunan, utilitas dan kepemilikan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain
ditinggalkan/dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai
kewajiban di fihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan
kegagalan melaksanakan hak seperti itu tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktor terhadap kerusakan yang terjadi pada pihak ketiga yang
diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan sebagai akibat
tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah longsor atau
bergeraknya tanah.
h. Penimbunan Bahan Galian
Kontraktor harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa
sehingga tidak terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun jalan
nasional. Bahan hasil galian dapat ditimbun di bagian jalan lain dengan syarat
menggunakan kotak penampung tanag galian agar tidak menghambat arus
lalu lintas.
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau
dibuang dengan cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi, kontraktor harus
mengangkut bahan galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.
2.16
Urugan
Bagian berikut mengenai URUGAN harus diterapkan untuk semua jenis pekerjaan
pemasangan dan penyambungan pipa.
2.16.1 Umum
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan
untuk mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan
lainnya. Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan
lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa
bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar,
tetapi menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan,
kontraktor harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana
ditentukan dan diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua
pipa terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.
Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau
diangkat yang tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya
tidak lebih besar 5 cm dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung
bahan organik seperti rumput, akar, semak atau tumbuhan lainnya, dan tidak
bersifat mengembang
(non exrisive nature).
2.
Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus
hingga sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah,
atau bahan lainnya yang menurut pendapat direksi dapat ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10
berat bahan keseluruhan.
3.
Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki
partikel yang kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup
seragam dan tidak mengandung batu besar atau batu dengan ukuran lebih
besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak
terpakai/buangan atau bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan
lainnya. Bahan tersebut tidak boleh mengandung tanah liat, lempung dan
tidak boleh bergumpal.
Lapisan Alas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
Bahan bagi lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk lapisan
dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat
pemadat atau cara lain yang disetujui direksi pada kepadatan kering
maksimum 95 %.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai
pengganti pasir pada tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan
untuk dilakukan oleh direksi.
2.
3.
4.
2.17
2.18
Umum
Kontraktor harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya
yang diperlukan, diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh pemilik untuk
pekerjaan konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam
gambar dan/atau ditentukan disini.
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan
flexible dan/atau fitting yang digunakan untuk hubungan flexible
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan
ketinggian alignment jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang transisi
guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan
harus dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan kondisi
lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus
dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan
direksi.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan
benar sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam
spesifikasi teknik ini.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa
yang diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi
pekerjaan.
2.
2.20
Perancah
Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau
saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas
dan mengecat pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien.
Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah
di lokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam pekerjaan, sehingga
dapat menopang dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan tekanan
atau kejutan dari pelaksanaan pancang.
2.21
Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan atau yang diperlihatkan dalam gambar.
a)
Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah di
lapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang
disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan
sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan
sebelum diperoleh persetujuan dari Direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti
dengan pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15
cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali
sebagaimana disetujui oleh direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian
yang direncanakan sebagaimana dijelaskan di atas untuk memenuhi
kapasitas daya dukung.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga
akan diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan
Direksi tidak sesuai untuk pondasi, Kontraktor harus menggali lebih dalam
lagi di bawah gradien tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana
diperintahkan Direksi.
b)
Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab
selanjutnya.
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa, dan disetujui oleh Direksi.
Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam
bangunan bawah sedalam 10 cm.
2.
Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian
selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175
kg/cm'). Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke
besi tulangan dengan cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari
lokasi semula selama pengecoran beton.
2.22
Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Kontraktor harus
memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan
ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Puncak pancang
harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang cukup
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan, semua
bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja
sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran
sungai atau saluran.
2.23
2.24
Pemasangan Pipa
Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa fittng dan coupling
sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalamgambar.
1.
2.
3.
Pengujian Pengecatan
(a) Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara
radiografi sebagaimana dinyatakan di bawah ini.
Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam (interior),
sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.
(b) Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengujian radiografi hasil pengelasan.
Pengujian radiografi harus dilakukan oleh penguji yang mampu, memiliki
pengalaman dan kualifikasi yang cukup untuk pekerjaan penguijian.
1 sampai 4
1 sampai 4
3
tidak ada
tingkatan
Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3
dan kelas 2, tingkat 1 sampai 3.
Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain dari pada yang
disebutkan di atas, Kontraktor harus menuelas dan menguji Ulang atas beban
biayanya sendiri sampai hasil yang diperoleh diterima oleh Direksi.
(c) Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Pelindung Dalam
Semua pipa baja yang terekpos, "Fitting", sambungan dan pipa yang akan
dipendam dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan yang dicantumkan
dxlam bab III butir 8.4. LAPISAN PELINDUNG LUAR DAN LAPISAN
PELINDUNG DALAM.
2.25
2.26
1.
Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (Steel seet pile) harus
dipancangkan sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalarn gambar
dan sebagaimana ditentukan di sini.
Tiang turap harus dipancang sepanjang permukaan luar penopang. Yang dipasang
sebelum pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan penopang sebagai pedoman
pemancangan guna mencegah turap melintir atau melengkung selama pemancangan
Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman tidak kurang
dari 8 (delapan) meter. Ukuran dan dimensi penopang baja harus direncanakan
sedemikian agar mampu mendukung; tiang turap yang dipancang disisi luarnya.
Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang
diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang turap
dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walau demikian
kerangka tersebut tidak boteh dilaskan ke tiang turap.
2.
Setelah dilakukan perataan dan pemasangan pondasi batuan pada permukaan dasar
ruang penembus dengan ketebalan 15 cm pada seluruh permukaannya.Kemudian
pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E dengan
ketebalan 15 cm dan disediakan pula tempat, pengeringan serta penyambungan pipa
dengan ukuran sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dengan lebar 2 meter.
Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa
mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya
dorong secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti
ditunjukkan pada gambar.
Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan. Kontraktor harus,
berdasarkan pada kebutuhan daya dorong, menghitung kekuatan tulangan beton
yang diperlukan sehingga mampu mencegah kerusakan atau pecahnya beton dan
harus menyerahkan kepada Direksi hasil perhitungan kekuatan dan tata-letak
tulangannya.
Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat
penembus tersebut dipotong dengan pengelasan atau cara lain sehingga
memungkinkan pipa ditembuskan pada bukaan yang dibuat.
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa
tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan
sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja berketrampilan tinagi.
Setelah pendorongan pipa pertama. ruangan antara pipa dan bukaan turap
harus diisi dengan karung pasir atau materiallainnya yang disetului oleh
Direksi untuk mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruvn-an
penembus.
2.
3.
Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan
semua terus menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan
geser antara pipa dengan tanah.
Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampaui batas taksiran
kekuatan untuk kondisi tertentu, Kontraktor harus dengan segera
menghentikan pekerjaan penembusan pipa dan memberitahukan keadaan ini
tanpa
menunda,
kepada
Direksi
yang
akan
memberikan
petunjuk/pengarahan yang sesuai.
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk penembusan,
perlu diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong
tersebut bekerja secara serempak.
4.
5.
6.
Survey
Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor melakukan pengukuran
datar, titik henti dan survai lainnya diperlukan untuk penembusan pipa
sehingga berlangsung dengan tepat sesuai jalur dan ketinggian yang diminta.
Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan
langsung sebagai bagian dari jalur pipa utama
Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa
tembus dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan
pipa-pipa lain seperti Ductile Cast Iron Pipe, pipa baja dan PVC yang lebih
kecil dipasang kedalam selubung tersebut.
1.
2.
2.27
bawah
air.
Kontraktor
harus
Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa
perletakan pipa dan penyambungan, dengan cara yang memuaskan direksi
dengan spesifikasi ini dan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar
kerja.
2.
2.29
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan
bebas dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah pencegahan
mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut
petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua
lubang/celah yang ada pada setiap akhir hari kerja.Pipa dipasang secara seragam dan
menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar kerja
dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum
menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alignment akhir harus diperiksa
terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.
Pipa, valve, dan fitting harus dipeiksa secara teliti dari kerusakan pada saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang
harus diberi tanda secara permanen; disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti
dengan yang baik.
Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakan kedalam galian dan
didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan
coupling.
Jika kontraktor mengusulkan menggunakan Heat shinkable sleeves untuk lapisan
pelindung sambungan daripada Heat shinkable sleeves, sleeves tersebut perlu
dipasang pada pipa sebelum diletakan.
Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk Heat
shinkable sleeves atau Sleeves, harus digali lebar untuk kemudahan pelaksanaan
pekerjaan yang diperlukan.
2.
3.
4.
Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain,
ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan
pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan
bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang
sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang
disetujui oleh direksi.
5.
Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang
rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang
tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang
dipotongtersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang
sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada Fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi
tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
Umum
Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuai dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
(a)
(b)
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang
sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam 4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI
LAPANGAN dalam 9.2.4 atau cara yang diterima oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setitap
sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul
ganda(double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan.
2.
3.
4.
Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari
debu, tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun
lapisan pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10
cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan,
harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran
pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan
keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan
tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan
tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang
berlebihan, tumpang tindih dan ketidakrataan.
Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan
pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua
pengelasan di lapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan
perwarna (dyepenetrant test).Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan
pemeriksa yang independen yang memiliki sertifikat dari badan yang
berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai perusahaan pemeriksa
yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala
pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di
lapangan.
Ketebalan Dinding
(mm)
Maximum Reinforcement
(mm)
3,2
4,8
3.
2.30
2.
4.
Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan
menerus sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan
sesuai dengan jadual perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum
menempatkan pipa ke posisinya alignment dan gradien akhir harus dicek
dengan peraltan survey.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing
masuk kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama
pemasangan, tidak boleh ada sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya
yang diletakkan/ditinggalkan kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spirogt harus
diletakkan ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur
dan gradien yang benar.
Pipa harus dimantapkan di tempatya dengan bahan urugan yang dipadatkan
merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil
untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa
harus ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.
Khususnya pada musim hujan, kontraktor harus melakukan tindakan untuk
mencegah air hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk
ke pipa yang telah dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut terapung
5.
Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan
harus dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan
harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong resong
(Beviled) dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung
potongan serong harus sama denan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi
keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus
sesuai denga rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang
jelas) harus dibuat diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk
menandakan kedalaman penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan
pipa.
2.30.3 Jenis Sambungan Pipa Poly Vinil Cloride yang dipakai dalam Proyek), sebagai
berikut :
a.
b.
2.31
Sambungan mekanis :
Saddle welding
b.
Butt weldding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan
dan diratakan dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua
permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik. Kemudian
plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu
sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu.
Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin klem dapat
dibuka.
Socket welding
Pipa dipotong tegak luru dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan
bagian dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus.
Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang
sudah ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan
socket sambungan ke dalam spigot pemanas untuk beberapa detik.
Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan
kedalam socket sambungan. Biarkan beberapa saat sampai dingin. Sudle
Welding mula-mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan
dengan cairan pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa sudle
dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan
pemanas dan sambung segera pipa dengan sudle tersebut dengan
tekanan tertentu untuk beberapa saat. Setelah sambungan dingin baru
pipa dilubangi dengan alat yang biasanya sudah ada pada sambungannya.
2.32
3.
4.
Pemasangan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat dipasang dalam jalurnya. Selama pemasangan
berlangsung, benda, perkakas, kain atau bahan lainnya tidak boleh diletakan
dalam pipa
Pada saat batangan pipa diletakan kedalam galian, ujung spigot harus
ditempatkan pada lingkaran bell dan ditekan masuk serta diatur pada jalur
yang benar. Pipa dimantapkan pada tempatnya dengan bahan urugan yang
telah disetujui yang kemudian dipadatkan kecuali pada bagian bell. Langkah
pencegahan harus dilakukan guna mencegah tanah atau bahan lainnya masuk
kedalam ruang sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pemasangan pipa, bukaan pada ujung pipa harus
ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh direksi.
5.
Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa guna menyisipkan tee, bend atau valve ataupun untuk
tujuan lain harus dilakukan dengan mesin pemotong yang sesuai dengan cara
yang rapi dan tenaga terlatih tanpa menimbulkan kerusakan pada pipa
Pemasangan Perlengkapan
Di bagian luar spigot dan di bagian dalam bell jenis pipa dengan sambungan
mekanik (mechanical joint) ini harus dibersihkan dengan kain yang bersih
agar bebas dari kotoran.
Bis tekan (gland) dan cincin karet ductile iron selanjutnya disisipkan
diujung spigot dengan bibir bis-tekan menghadap kearah ujung bell atau
socket.
2.
Pembautan Sambungan
Seluruh bagian pipa harus ditekan/didorong masuk guna menempatkan
ujung spigot pada bell. Cincin karet sedemikian harus ditekan keposisinya
dalam bell, perhatian perlu diberikan untuk menempatkan cincin karet
secara merata disekeliling sambungan.
Bis-tekan ductile iron harus digeser sepanjang pipa sampai pada posisi untuk
pembautan, semua baut dimasukan dan sekrup diputar dengan tangan.
Semua sekrup dikencangkan dengan kunci puntir (wrench) yang sesuai.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat harus dikencangkan
bergantian agar diperoleh tekanan yang seimbang diseluruh bis-tekan.
Akhirnya semua sekrup harus dikencangkan dengan kunci puntir dan
pastikan bahwa semua sekrup telah dikencangkan dengan puntiran (torque)
yang telah ditentukan. Puntiran baut bagi setiap ukuran baut harus sesuai
dengan standar pabriknya tetapi secara umum adalah sebagai berikut :
(mm)
(kg-m)
16
75
20
100 600
10
24
700 800
14
30
20
3.
Pemasangan
Jenis sambungan push on diterapkan untuk pipa diameter 300 mm dan yang
lebih kecil dan dengan memakai jenis sambungan mekanik dimana pipa lurus
dan fitting atau fittingnya itu sendiri disambungkan.
Pemasangan dan penyambungan pipa sambungan push on dengan fitting
harus dilakukan dengan bahan pelicin (lubricant) yang disetujui oleh direksi.
Kontraktor harus menyerahkan katalog dan data teknis serta contoh kepada
direksi sebelum menggunakan bahan pelicin tersebut dalam pekerjaannya
dalam waktu yang cukup bagi direksi untuk memeriksanya terlebih dahulu.
Bagi semua sambungan antara fitting dan pipa lurus, atau fittingnya sendiri
harus harus digunakan sambungan mekanik kecuali untuk sambungan
lainnya dimana direksi menerima dan menyetujuinya.
Ujung spigot yang terpotong dari suatu pipa lurus tidak boleh dicoba
disambungkan dengan socket jenis sambungan push on.
Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell pipa jenis push on harus
dibersihkan dengan kain bersih agar bebas dari kotoran.
Setelah melumuri zat pelicin yang telah disetujui disekeliling spigot, cincin
karet harus dilepas dari ujung spigot pipa dan memasangnya ditempat yang
telah ditunjukan oleh pabrik.
Penyisipan socket kedalam spigot harus dilakukan dengan cara yang
disetujui oleh direksi. Setelah penyisipan tersebut, kedalaman antara socket
dan cincin karet sekelilingnya harus diperiksa dengan alat yang sesuai.
Jika kedalaman yang diperiksa tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik, dan
jika cincin karet terpelintir dalam socket, pipa yang telah tersambung harus
dilepas dan pemasangan pipa harus diulangi lagi.
Cincin karet yang mengalami kerusakan atau deformasi/transformasi tidak
boleh digunakan untuk pekerjaan penyambungan dan harus dikembalikan
kepada pemilik dengan diberi tanda yang jelas dan catatan yang
memberitahukan keadaan kerusakan tersebut.
Pipa yang telah tersambung harus dipisahkan/dilepas dengan hati-hati
dengan alat yang telah disetujui oleh direksi serta tidak dilakukan dengan
kasar.Sudut Belokan yang diperbolehkan untuk Pipa dengan Sambungan
Push On
Bilamana diperlukan membelokan pipa sambungan push on agar membentuk
belokan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai dengan
petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
2.
(mm)
(kg-m)
75 - 200
16
20
200
- 300
22
350
- 400
12
24
450
- 600
18
30
700 - 1200
33
36
1350
- 1800
50
42
2000
- 2400
58
48
2600
70
Umum
Kontraktor harus memasang sambungan penahan untuk pipa jenis
sambungan mekanik dan fitting sebagaimana ditentukan atau diperlihatkan
dalam gambar untuk mencegah kemungkinan pipa dan fitting lepas dari
sambungan akibat dorongan (thrust) atau pergerakan (movements)
2.
Pemasangan
Pemasangan sambungan penahan, kecuali diperintahkan oleh direksi harus
sesuai dengan petunjuk pabrik.
Pipa yang berdekatan dikedua ujung fitting seperti tee, cross, bend dan
reducer pada umumnya harus disambung tanpa pemotongan sehingga tidak
mengurangipengarah sambungan penahan. Kontraktor harus mengukur
sambungan dengan pipa guna memastikan kebutuhan diatas.
Tambahan sambungan penahan harus dipasang pada sambungan dengan
fitting tersebut bila pipa dipotong untuk penyesuaiannya atau untuk menjaga
alinyamen pada fitting tersebut sesuai perintah direksi.
Jumlah set sambungan penahan untuk berbagai macam fitting yang akan
dipasang, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar harus sebagai berikut
tetapi tidak terbatas pada :
Tee ..........
3 set untuk semua ukuran Tee pada socket dan ujung spigot dan
brachs socket end.
Reducer ....
2 set untuk semua ukuran reducer pada socket dan ujung spigot
Bend ........
2 set untuk ukuran berikut ini dan sudut belokan pada socket dan
ujung spigot.
1 set untuk semua ukuran blow off branch pada ujung cabang socket
Sambungan penahan pada collar, bell dan flanges dan flange dan spigot harus
dipasang hanya bila memang diperintahkan direksi.
Kontraktor harus memasang semua tambahan sambungan penahan
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi atas biaya kontraktor sendiri.
Umum
Semua sambungan flexible dan coupling harus dipasang dengan benar pada
jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Ujung flange atau coupling sambungan tersebut harus dibersihkan sebelum
pemasangan. Semua ujung flange harus dipasang dan dikencangkan
sebagaimana telah ditentukan. Penyambungan coupling harus sesuai dengan
petunjuk pabrik.
2.
Sambungan Flexible
Semua sambungan flexible harus dipasang dibawah tanah untuk
penyambungan pipa yang terpendam dan pipa yang terbungkus dalam
bangunan beton.
Tekukan, kontraksi, ekspansi ataupun transformasi lainnya pada sambungan
tersebut harus dihindari sebelum pemasangan.Perhatian perlu diperhatikan
selama transportasi, penurunan dan pemasangan guna menghindari
kemungkinan terjadinya transformasi yang disebutkan tadi pada sambungan
flexible. Oleh karenanya, kontraktor tidak boleh melepas rusuk (ribs),
pelindung atau perlengkapan lain yang disertakan pada sambungan
sebebelum pekerjaan penyambungan selesai.
3.
Sleeve Coupling
Semua sleeve coupling harus dipasang dan memberi jarak bersih 3,0 cm atau
sesuai standar pabrik antara dua ujung pipa yang akan dipasangkan oleh
sambungan tersebut.
2.33
2.
3.
4.
Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain,
ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan
pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan
bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang
sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang
disetujui oleh direksi.
5.
Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang
rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang
tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama
sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi
tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
2.33.3. Penyambungan Pipa Galvanized
Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok seperti yang
ditentukan sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujungpipa
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat
nanas dan baru dimasukan secara hati-hati pada sok dan diputar sampai kencang
betul.
Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan
persyaratan yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam
spesifikasi ini, mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures Association
(WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang
sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap
sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda
(double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan
2.
4.
5.
Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari
debu, tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di laangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm,
kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan
pengelasan, harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas
pinggiran pipa.
Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan
pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua
pengelasan di lapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan
pewarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa yang independen yang
memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai lembaga pemeriksa
yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala
pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di
lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya,
kecuali disetujui lain oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang
bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan
dengan pengelasan.
Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil
pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada
Direksi. Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi
dan sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan
sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi.
2.
Ketebalan Dinding
(mm)
Maximum
Reinforcement
(mm)
3,2
4,8
3.
2.34.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oleh
Pemilik, harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak
ditentukan akan dipilih oleh Direksi.
2.34.2. Pelapisan Pipa Baja dan "Fitting"
1.
"Epoxy Lining" atau "Coal Tar Epoxy Lining System" (untuk "Sleeve
Coupling), dan
2)
Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang
tak dapat dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan mengikuti
sebagaimana yang ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.
(a)
"Head-Shrinkable Sleeve" :
Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan
lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada
kedua sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah
sleeve yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai,
dan disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. "Sleeve"
tersebut harus berada di tempat yang tidak terpengaruh oleh panas
pengelasan.
Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah
pengelasan harus disingkirkan dengan alat pembersih yang memadai,
dan setiap permukaan pipa yang akan ditutup dengan "sleeve" harus
dihaluskan terlebih dahulu.
Pemanasan Pendahuluan pada Pipa
Area yang akan ditutupi dengan "wrapping", harus dipanasi dahulu
dengan pembakar (burner) sampai kurang lebih 60 derajat, dan
"wrapping" harus diletakkan ditempatnya untuk menutupi daerah
sam-bungan, setelah menyingkirkan lapisan pemisah dari "wrapping".
Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang
dipasang di lapangan harus lebih besar dari 50 mm.
Pemanasan dan Pengerutan "Sleeve"
Pemanasan "sleeve" harus dilakukan dengan pembakar yang disetujui
oleh Direksi dan dilakukan mulai dari bagian tengah "sleeve". Udara
yang berada di antara "sleeve" dan pipa, harus disingkirkan seluruh
secara perlahan dan pasti. Pengerutan akan berlanjut secara merata,
sampai sifat adhesive "sleeve" timbul.
2)
Pelapisan "Epoxy"
Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer.
Satu (I) atau lebih lapisan cairan finish coat.
2)
(c)
BAB III
PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI
3.1.
UMUM
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus
jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan
lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi
ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya
dalam keadaan balk, kuat dan tidak bocor serta biok-blok penahan (thrus block
permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian
tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air
tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan
(electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah
terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas,
dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang
jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup
udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
3.2.
1)
Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor.
2)
UJI TEKAN
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru
yang dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja
pada saat pengujian.
7.
Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi
selama pengujian
Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
Tidak bervariasi > 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan
untuk katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate
valves atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diijinkan
Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian
yang diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate
valves atau katup buterfly.
3.3.
UJI KEBOCORAN
Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan
3.3.1. Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa
yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga
tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara
pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak
boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode
waktu pengujian yang ditentukan.
3.3.2. Kebocoran yang diijinkan
Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang
ditentukan dalam persamaan berikut :
L=
SD
133200
Dimana :
L
: Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau gauge
Dimana :
Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P
Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel 11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran
sebesar 0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan
3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.
Tabel 11.1
Bocoran yang diijinkan untuk setiap 1000 ft (305 m) panjang pipa
Tekanan uji
rata-rata psi
(bar)
10
12
14
16
18
20
24
30
36
42
48
54
450 (31)
0,48
3.82 4.78
5.73 6.69
7.64
8.00
400 (28)
0,45
3.60 4.50
5.41 6.31
7.21
8.11
350 (24)
0.42
3.37 4.21
5.06 5.90
6.74
7.58
300 (21)
0.39
3.12 3.90
4.68 4.46
6.24
7.02
275 (19)
0.37
2.99 3.73
4.48 5.23
5.98
6.72
250 (17)
0.36
2.85 3.56
4.27 4.99
5.70
6.41
225 (16)
0.34
2.70 3.38
4.05 4.73
5.41
6.03
200 (14)
0.32
2.55 3.19
3.82 4.46
5.09
5.73
275 (12)
0.30
2.38 2.98
3.58 4.17
4.77
5.36
150 (10)
0.28
2.21 2.76
3.31 3.86
4.41
4.97
125 (9)
0.25
2.01 2.52
3.02 3.53
4.03
4.53
100 (7)
0.23
1.80 2.25
2.70 3.15
3.60
4.05
Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, kebocoran yang
diijinkan akan merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa
Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785
3.4.
PENGGELONTORAN PIPA
Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biava Kontraktor
dan Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan
Penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang
(drainase branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangkawaktu
pengurasan cabang pembuang akan diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila
ditemukan kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi,
walaupun hasil pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh Direksi.
3.5.
DESINFEKSI
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai oleh
Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau
"valve" yana ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine
sesuai dengan prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang
telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal
tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5
mg/liter, harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak
selama 24 jain.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab
Kontraktor, tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban
biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai
kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di
bawah pengarahan Direksi.Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah
penyelesaian dan diterimanya pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.
BAB IV
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
1.
Persyaratan-Persyaratan
Unit paket IPA harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
2.1.
Ketentuan-ketentuan
Pengoperasian
Pengoperasian unit paket IPA harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. Unit paket IPA telah mendapat sertifikat
b. Tersedia hasil pemeriksaan air baku secara lengkap dalam kurun waktu 7
hari sebelum pelaksanaan trial run dan commisioning.
c. Apabila kekeruhan air baku melebihi 600 NTU, maka air baku dialirkan
terlebih dahulu ke bak pengendap pendahuluan. Pembuatan bak pengendap
pendahuluan menjadi tanggung jawab penyedia jasa yang dimasukan dalam
penawaran.
d. Apabila terjadi penyimpangan pada kualitas air baku, pengoperasian
dihentikan.
2.2.
2.2.1.
Teknisi
Teknisi Pengoperasian
Teknisi pengoperasian memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah operator setiap shift minimal 1 orang yaitu operator pengolahan dan
operator mekanik listrik dengan kualifikasi STM/SLTA
b. Tenaga laboratorium minimal 1 orang dengan kualifikasi analis/SLTA
2.2.2.
Teknisi Pemeliharaan
Teknisi pemeliharaan paket unit IPA minimal 1 orang dengan kualifikasi
STM/SLTA
2.2.3.
2.2.4.
Waktu Kerja
Apabila pengoperasian paket unit IPA selama 24 jam, waktu kerja teknisi dibagi
dalam 3 shift
2.3.
Pengawas
Pengawas lapangan akan disediakan dari Departemen Pekerjaan Umum untuk
mengawasi selama 3 hari terakhir dari proses commisioning.
2.4.
2.5.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. bahan kimia koagulan, netralisasi, desinfektan dan bahan kimia untuk
pemeriksaan kualitas air
b. bahan bakar dan pelumas
c. suku cadang
d. butir a sampai c harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
3.
3.1.
3.1.1.
3.1.2.
3.1.3.
3.1.4.
3.2.
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.
Pompa Dosing
Siapkan brosur kurva pompa sesuai penawaran
Lakukan tahapan pada butir 4.1.1.d
Setelah beroperasi catat dalam Tabel 6-4a, 6-4b & 6-4c masing-masing untuk
koagulan, kapur tohor dan kaporit.
Buat kurva sesuai brosur pompa, analisis kesesuaian spesifikasinya
3.3.
3.3.1.
3.3.2.
3.3.3.
3.3.4.
Motor Pengaduk
Siapkan brosur Motor Pengaduk sesuai penawaran
Lakukan tahapan pada butir 4.1.1.d
Setelah beroperasi catat dalam Tabel 6-5
Buat kurva sesuai brosur pompa, analisis kesesuaian spesifikasinya
4.
4.1.
Pelaksanaan Pengoperasian
Pelaksanaan pengoperasian dilakukan sebagai berikut::
a. hidupkan mesin diesel sesuai petunjuk kerja yang berlaku atau kontakan
handle sakelar utama apabila menggunakan tenaga PLN
b. pastikan tegangan , frekuensi, arus listrik, sesuaikan ketentuan
c. geser sakelar utama pada posisi ON
d. hidupkan pompa air baku satu per satu
e. hidupkan pompa pembubuh bahan kimia satu per satu
4.4.
5.
5.1.
Cara Pemeliharaan
Pemeliharaan fasilitas penyadap
Pemeliharaan fasilitas penyadap dilakukan selama masa commisioning
disesuaikan dengan SOP yang berlaku terkait IPA terpasang, baik kegiatankegiatan yan berjangka waktu harian, mingguan, bulanan, dan tahunan terhadap
fasilitas sarana penyadap, pompa submersibel, pompa sentrifugal, panel pompa
dan pipa serta perlengkapannya.
5.2.
5.3.
6.
Pelatihan Operator
Selama masa uji coba dan commisioning, dilakukan pelatihan kepada operator.