Anda di halaman 1dari 64

BAB I

UMUM
PENJEL
ELAS
ASAN
AN KET
ETEN
ENTUAN UMUN & TEK
EKNI
NIS TAT
ATA LAK
AKSA
SANA
NA DI
DI LA
LAPA
PANG
NGAN
Pasal
al 1
PERSIAP
APAN
AN DAN PEN
ENGUK
UKUR
URAN
AN
1.1.

URAIAN PEKERJAAN

1.1.1.
Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN PASANGAN
PEKERJAAN BETON BERTULANG
PEKERJAAN FINISHING
PASANGAN, KUSEN , PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
PEKERJAAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN
PEKERJAAN LANTAI & PENGECATAN
PEKERJAAN PLAFOUND
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
PEKERJAAN SANITASI
1.1.2. Sarana Bekerja
Tenaga Kerja/Tenaga Ahli
Tenaga kerja dan tenaga ahli yang cukup memadai dengan teknis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Peralatan Bekerja.
Alat-alat bantu, seperti mesin, las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Bahan-bahan Bangunan.
Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
1.1.3. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan
ketentuanketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar
Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta mengikuti petunjuk dan
keputusan Direksi.
1.2.

PENJELASAN RKS & GAMBAR


1.2.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perbahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
1.2.2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka
yang mengikat/berlaku adalah RKS.
1.2.3. Bila terdapat perbedaan-perbedaan dalam Dokumen perencanaan yag menimbulkan
keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan, Kontraktor
wajib menanyakan kepada Konsultan Pengawas/Pengelola Proyek serta Konsultan
Perencana sebagai tembusan dan Kontraktor harus mengikuti keputusan tersebut.

1.3.

TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


1.3.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
1.3.2. Kehadiran Direksi selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur,
atau memberik nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
1.3.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya Kontraktor sendiri.
1.3.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada
Pemberi Tugas melalui Direksi. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor
bertanggung-jawab atas kerusakan yang timbul.
1.3.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
1.3.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
1.3.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik Proyek, Direksi dan milik Pihak Ketiga yang ada di
lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang mauun belum; adalah tanggung-jawab Kontraktor dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

1.4.

KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN


1.4.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan memdapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal Sarjana Muda teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.
1.4.2. Dengan adanya Pelaksanana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagaian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
1.4.3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemimpin Proyek dan
Direksi, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
1.4.4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pemimpin Proyek dan Direksi, Pelaksana
kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
dibertahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
1.4.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

1.5.

KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

1.5.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syara(RKS) ini
maupundalam berita acarapenjelasan pekerjaan, bahan-bahan yang akan di pergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI
th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
1.5.2.
Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi.
1.5.2.1. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas
dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.

1.5.2.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai


dengan yang tercantum dalam gambar, memenuhi standard spesifikasi
bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang
berlaku.
1.5.2.3. Apabila dianggap perlu, Direksi berhak untuk untuk menunjuk tenaga
akhli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Suplier yang bersangkutan
tersebut sebagai pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak
mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
1.5.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini.
1.5.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari laboratorium lokal/dalam negeri
baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh
Direksi secara tertulis. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium,
maka biaya tersebut harus ditanggung oleh kontraktor tanpa dapat
mengajukan sebagai biaya tambahan.
1.5.3. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Pemberi tugas,
selanjutnya contoh tersebut harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 4 (empat)
buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan standar of appearance.
Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum
jadwal pelaksanaan.
1.5.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
1.5.5. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut di atas.
1.6.

PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

1.6.1. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua


bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.
Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh
yang telah disetujui Direksi.
1.6.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kwalitas jelek yang
diynatakan afkir/ditolak oleh Direksi, harus segera dikeluarkan dari lapangan
bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3x24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.
1.6.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Direksi dan
ternyata masih dipergunakan oleh pelaksana, maka Direksi berhak memerintahkan
pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian yang
diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan kontraktor
sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1o/oo (
satu permil ) dari harga borongan.
1.6.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke
laboratorium Balai Penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada direksi secara tertulis. Segala biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.
1.6.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan
Pekerjaan-pekerjaan yang mengunakan bahan-bahan tersebut diatas.

1.7.
KOORDINASI PELAKSANAAN
1.7.1. Jadwal Pelaksanaan
1.7.1.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa
Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.
1.7.1.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi, paling lambat dalam waktu 21 (duapuluh satu) hari kalender
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor.
1.7.1.3. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi, akan disahkan oleh
Pemberi Tugas.
1.7.1.4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)
kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu)
salinan Rencana Kerja kepada Konsultan Perencana.
1.7.1.5. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding Bangsal
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan/prestasi kerja.
1.7.1.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
1.7.1.7. Suplier & Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor)
1.7.1.7.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor
bawahan didalam hal pengadaan material dan pemasangannya,
maka Kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
1.7.1.7.2. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas
petunjuk Direksi dengan Kontraktor bawahan atau supplier
bahan.
1.7.1.7.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di
Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan
pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik.
1.7.2

Dasar Penentuan Ukuran/Posisi Bagian-Bagian Pekerjaan


1.7.2.1 Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang
tertera dalam gambar kerja untuk mendapatkan posisi dan ketetapan di
lapangan bagi setiap bagian pekerjaan.
1.7.2.2 Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan ,patokan ukuran yang dipakai
adalah terhadap patok ukur (Bench Mark) yang telah ada existing,
dengan setiap kali menyesuaikan ukuran di gambar kerja atau dipakai
patokan-patokan yang ada didalam tapak.
1.7.2.3 Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di tapak untuk
patok titik mula setiap bagian dari pekerjaan.
1.7.2.4 Perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan di Lapangan harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat pemecahannya.
Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan
Konsultan Pengawas.

BAB II
PEKERJAAN SIPIL DAN STRUKTUR
Pasal 1
PERSIAPAN DAN PENGUKURAN
1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1.1. Pengukuran kembali / pengecekan di lapangan terhadap semua ukuran, peilpeil dan lain-lain dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum di dalam
gambar, BQ dan di lapangan.
1.1.2. Melakukan pemotretan terhadap setiap jenis/bagian pekerjaan sebelum
pekerjaan tersebut dimulai. Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk
meyakinkan :
Areal pekerjaan yang akan dilaksanakan
Posisi / letak pekerjaan yang akan dikerjakan
Peil-peil ketinggian yang diperlukan
dan lain-lain
1.1.3. Mengadakan, mendatangkan mengerjakan, mengawasi dan lain-lain terhadap
bahan, peralatan, tenaga kerja dan sebagainya.
1.1.4. Pembuatan direksi keet dilengkapi meja rapat, meja & mesin gambar, papan
tulis, dan alat-alat tulis, serta bangsal kerja yang dilengkapi dengan peralatanperalatan yang diperlukan, seperti perancah-perancah, steger-steger, dolakdolak, persiapan tempat/bahan/air dan sebagainya.
1.2. PEKERJAAN PENGUKURAN
1.2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi
persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam
Gambar Kerja dan/atau yang ditentukan Konsultan pengawas dan termasuk tim
ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang
memenuhi ketentuan Spesifikasi ini.
1.2.2. Standar/rujukan
Tidak ada.
1.2.3. Prosedur Umum
Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok
akan disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang
dilakukan Kontraktor.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka
dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan
keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan
dipertimbangkan oleh Konsultan pengawas.
1.2.4. Persyaratan Pengukuran

Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan


untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui
Konsultan pengawas.
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan
dengan Poligon Tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon
Tertutup adalah sebagai berikut:
Kerangka Horizontal (poligon):
- Salah menutup sudut = 10 n
(n = banyak titik/sudut)
- Salah relatif 1/1000
Kerangka Vertikal (sifat Datar)
- Salah satu penutup beda tinggi = 10 D km (mm)
(D = total jarak terpendek)
Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.
1.2.5. Patok/Bench Mark
1.2.5.1.
Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar
pengukuran maupun patok-patok yang dibuatnya.
1.2.5.2.
Pemindahan patok, termasuk patok-patok yang dibuat pihak lain
harus dihindarkan. Tidak diperkenankan mengikat binatang pada patok.
Setiap kerusakan pada patok harus dilaporkan kepada Konsultan
pengawas.
Kontraktor setiap waktu bertanggung jawab memperbaiki dan
mengganti patok yang rusak. Biaya perbaikan patok menjadi tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya.
1.2.5.3.
Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam
dalam beton seperti dalam gambar berikut, kecuali bila ditentukan lain
di lokasi pekerjaan.
c
f
d
a

b
Plain concrete

10
Tanah Lunak :
Tanah Kasar :

Stone bedding
Compacted subgrade
90-95% soildensity

e
a
10
0
70

b
90

c
15

d
20

e
45

f.
2.5

Cm

50

15

15

15

2.5

Cm

Bila patok berada pada tanah lunak, baja dengan angker harus ditanam
dalam beton K-125 dan ukuran sesuai dengan yang disetujui Konsultan
pengawas.
Pondasi harus dibuat sesuai Spesifikasi Teknis ini.
1.2.5.4.
Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok ditanah
harus dilindungi dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas
dari air dan tanah.

1.2.5.5.
Kerangka horizontal harus dari pasak kayu, berukuran 5 cm
x 5 cm panjang 30 cm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol
2 cm di atas permukaan tanah dengan paku di tengahnya sebagai tanda.
1.2.6. Tim Ukur dan Peralatan
Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan pengawas, dan mereka bertanggung jawab memeberikan
informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada Konsultan
pengawas. Kontraktor harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran
yang memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan disetujui Konsultan
pengawas.
1.2.7. Bahan-bahan
Tidak ada.
1.2.8. Pelaksanaan Pekerjaan
1.2.8.1.
Perhitungan dan Catatan Pengukuran
Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan
teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek,
lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus buat untuk setiap kategori berikut:
Pemeriksaan melintang.
Ketinggian patok.
Lokasi pengukuran.
Konstruksi pengukuran.
Potongan melintang.
Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan, dan lainnya harus dihitung
sebelum pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan
yang menunjukan jarak dan azimut ke setiap titik acuan.
Propil dan bidikan elevasi topografi harus dilakukan dalam buku
lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga
ditempat yang aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku
lagi dilakukan oleh Konsultan pengawas.
1.2.8.2.
Pemeriksaan Ketepatan
Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelan harus
diperiksa Konsultan pengawas pada waktu-waktu tertentu selama
pelaksanaan proyek. Kontraktor harus membantu Konsultan pengawas
selama pemeriksaan pengukuran lapangan.
Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan
lapangan:
Kesalahan sudut meyilang e1 = 1 n
Kesalahan garis menyilang e2 = (2) 2 + ( D) 2
L = perbedaan antara garis lintang Utara dan garis lintang

Selatan.

D =
perbedaan antara titik keberangkatan Timur dan titik
keberangkatan barat.
e
Ketepatan =
perimeter

Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus


diperbaiki dan diulang tanpa tambahan biaya.
Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar
tepat terlihat jelas selama pemeriksaan.
Setiap pemeriksaan yang dilakukan Konsultan pengawas tidak
membebaskan Kontraktor dari seluruh tanggung jawabnya membuat
pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi, kemiringan, dimensi dan
posisi setiap struktur atau fasilitas.
Pasal 2
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN KEMBALI
2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga
kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap
sementara dan bendungan sementara jika diperlukan.
Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang
membutuhkan galian dan/atau urugan kembali seperti jalan, saluran terbuka,
gorong-gorong, jalur utilitas dan lainnya seperti ditunjukan pada Gambar Kerja.
Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan kesuatu
tempat pembuangan yang telah ditentukan.
Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam spesifikasi ini.
2.2. STANDAR/RUJUKAN

American Assosciation of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)


American Society for Testing and Materials (ASTM).
Semua peraturan dan standar lokal yang berlaku.
2.3. PROSEDUR UMUM
2.3.1. Penggalian
2.3.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti
ditunjukan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan
pengawas. Lebar galian harus dibuat cukup lebar untuk memberikan
ruang gerak dalam pelaksanaan pekerjaan.
2.3.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja
dan Konsultan pengawas dapat menginstruksikan perubahanperubahan bila dianggap perlu.
2.3.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya
kepada Konsultan pengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan
pekerjaan berikutnya.
2.3.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus
bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring
sesuai Gambar Kerja atau sesuai pertunjuk Konsultan pengawas
sebelum menempatkan bahan urugan.
2.3.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana,
Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk
Konsultan pengawas, sampai kedalaman yang memiliki permukaan
yang sesuai.

2.3.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan
sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan
atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian.
2.3.1.7. Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding
penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah kedalam
lubang galian.
2.3.1.8. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan
dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.
2.3.1.9. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian
Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan pengawas tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek. Diasumsikan bahwa penggalian
pada lokasi
2.3.1.10.
Kerja dapat dilakukan dengan peralatan standar seperti power

shovel, bulldozer atau excavator.


2.3.2. Urugan dan Timbunan
2.3.2.1. Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan
urugan dan lokasi pekerjaan urugan/timbunan telah disetujui
Konsultan pengawas.
2.3.2.2. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum
pekerjaan terdahulu disetujui Konsultan pengawas.
2.3.2.3. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat
disimpan oleh Kontraktor ditempat penumpukan pada lokasi yang
memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan
penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui
Konsultan pengawas.
2.3.2.4. Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton
minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7
hari, atau setelah mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas.
2.3.3. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk
memadatkan urugan maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah kohesif
digunakan self propelled tamping rollers atau towed sheep roller. Smooth steel
whell vibratory roller digunakan untuk memadatkan bahan urugan berbutir.
Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan.
Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai
tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas
lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan harus
dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan pengawas.
2.4. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 2.5. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.
2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.5.1. Galian
2.5.1.1.
Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah
mencapai elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah
disetujui Konsultan pengawas.
2.5.1.2.
Semua bahan galian harus dikumpulkan pada tempat tertentu
sesuai petunjuk Konsultan pengawas sehingga bila dibutuhkan dan

memenuhi ketentuan bahan galian tersebut dapat digunakan untuk


bahan urugan atau dibuang sesuai petunjuk Konsultan pengawas.
2.5.1.3.
Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi
yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan pengawas
yang disebabkan karena kesalahan Kontraktor, kelebihan penggalian
tersebut tidak dapat dibayar dan Kontraktor harus memperbaiki daerah
tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya Kontraktor.
2.5.1.4.
Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar
tidak merusak patok-patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah
selesai. Semua kerusakan yang disebabkan karena pekerjaan penggalian
menjadi tanggung-jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh
Kontraktor tanpa biaya tambahan atau waktu.
2.5.1.5.
Kontraktor harus mengingkirkan setiap batuan yang ditemukan
pada daerah elevasi akhir pada kedalaman minimal 15 cm di bawah
elevasi akhir rencana. Batuan dapat berupa batu atau serpihan keras
dalam batuan dasar asli, dan batu besar dengan volume lebih dari 0.5
cm3 atau berukuran lebih besar dari 1 meter, yang harus disingkirkan
dengan alat khusus dan/atau diledakan.
2.5.2. Urugan dan Timbunan
2.5.2.1.
Bahan Urugan
Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu,
bahan-bahan lain yang menggangu dan butiran batu lebih besar dari
10 cm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan
berjalan lancar.
Bila menurut pendapat Konsultan pengawas, suatu bahan tidak dapat
diperoleh, penggunaan batu-batuan atau kerikil yang dicampur
dengan tanah dapat diijinkan, dalam hal ini, bahan yang lebih besar
dari 15 cm dan lebih kecil dari 5 cm tidak diijinkan digunakan, dan
persentase pasir harus berjumlah cukup untuk mengisi celah dan
membentuk kepadatan tanah yang seragam dengan nilai kepadatan
yang sesuai.
Semua bahan galian kecuali tanah tidak diijinkan digunakan sebagai
bahan urugan kecuali disetujui oleh Konsultan pengawas seperti
disebutkan dalam butir 2.5.1.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Bahan urugan yang disimpan didekat tempat kerja untuk waktu lebih
dari 12 jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak
terjadi penyimpangan pada bahan urugan yang disetujui tersebut.
Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi merata
sampai tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan kepadatan
yang diisyaratkan.
2.5.2.2.
Persiapan
Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan-pekerjaan berikut harus
sudah dikerjakan sebelumnya:
Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk Gambar
kerja dan Spesifikasi Teknis.
Kontraktor harus memberitahu Konsultan pengawas sebelum
memulai penempatan bahan urugan dan Konsultan pengawas akan
memeriksa kondisi lokasi yang telah disiapkan untuk maksud
tersebut.

Lokasi yang akan diberi bahan urugan/timbunan harus dikeringkan


dahulu dari genangan air menggunakan pompa atau alat lain yang
disetujui Konsultan pengawas.
2.5.2.3.
Penempatan Bahan Urugan
Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan waktu hujan.
Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus
ditempatkan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimal 30 cm
(keadaan lepas) dan harus dipadatkan dengan baik.
Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan
sampai kepadatan yang sebanding dengan daerah sekitarnya atau
sesuai dengan ketentuan dalam butir 2.5.3. dari Spesifikasi Teknis ini.
Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan
sesuai nilai kepadatan yang ditentukan dalam butir 2.5.3. dari
Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ketentuan lain dalam Gambar Kerja atau syarat khusus, alat
pemadat tangan tidak diijinkan sebagai pengganti alat pemadat teknis.
Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urugan
sebelum pemadatan lapisan terdapulu disetujui Konsultan pengawas.
Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Konsultan
pengawas.

2.5.3. Pemadatan
2.5.3.1.
Umum
Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki
kadar air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan
dengan nilai kepadatan yang sesuai.
Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada seluruh lapisan
bahan yang akan dipadatkan. Setiap lapisan harus dipadatkan dengan
merata menggunakan pneumatic tire rollers, grid roller, threewheeled power rollers, vibratory, sheeps foot atau tamping roller atau
alat pemadat lain yang disetujui.
Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang
timbunan dan biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah
tengah dengan cara sedemikian rupa agar setiap bagian menerima
tingkat pemadatan yang sama.
Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secara terus-menerus
untuk setiap 600 m2, atau penempatan bahan setiap jam. Bila
beberapa timbunan kecil berada di beberapa tempat sehingga sebuah
mesin gilas tidak dapat memadatkan dengan baik, harus disediakan
mesin gilas.
Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan
sedemikian rupa agar efisien.
2.5.3.2. Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal
Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan
berdasarkan metode ASTM D1557-70 (AASHTOT180-74) yang umum
dikenal sebagai modified Proctor Test.
2.5.3.3. Pengawasan Kelembaban

Pada saat pemadatan yang dibutuhkan nilai kepadatan tinggi, bahan


urugan dan pengukuran yang akan menerima bahan urugan harus
memiliki kadar air yang diisyaratkan. Kontraktor tidak diijinkan
melakukan pemadatan sampai dicapai kadar air sesuai dengan yang
diisyaratkan. Kontraktor harus melembabkan bahan urugan atau
permukaan yang akan diurug bila kondisinya terlalu kering. Bahan
urugan yang terlalu basah harus dikeringkan sampai dicapai kadar air
yang sesuai, bila perlu dengan bantuan peralatan teknis.
2.5.3.4. Penggilasan
Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah yang
dikupas atau dipotong sesuai petunjuk Konsultan pengawas, yang
memastikan adanya tanah lunak yang ada di lokasi. Kontraktor harus
menggunakan truk bermuatan, mesin gilas atau peralatan pemadat
lainnya yang disetjui. Jenis urugan dan ukuran dan berat peralatan
harus sesuai petunjuk Konsultan pengawas.
Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan urugan pada
tempat rendah. Bila ditemui tempat basah, Kontraktor harus
memberitahukannya kepada Konsultan pengawas agar dapat
ditentukan
perbaikannya.
Lokasi
yang
mendukung
struktur/konstruksi harus diawasi selama pelaksanaan penggilasan
dan harus disetujui Konsultan pengawas sebelum pekerjaan
dilanjutkan.
2.5.3.5. Kepadatan Tanah Kohesif
Untuk tanah yang mengandung 30% atau lebih berat partikel yang
melalui saringan No. 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti
ditentukan ASTM D1557-70, dan dinyatakan dalam persentase
kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat pemadatan harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Daerah Pemadatan
Pemadatan Umum
Jalan Utama dan Daerah parkir
Kendaraan Berat (1 m lapisan
atas)

Kepadatan
Relatif
(%)
90

Kadar
Air
(%)
-3 Wo + 3

95

-4 Wo + 2

95

-4 Wo + 3

95

-4 Wo + 2

90

-3 Wo + 3

Jalan Penghubung dan Daerah


Parkir Kendaraan Ringan (0.5
m lapisan atas)
Lapisan Gudang dan Bengkel
(0.5 m lapisan atas)
Pemadatan saluran
ditentukan lain)
Wo = Kadar Air Optimal
2.5.3.6. Kepadatan Tanah Tidak Kohesif

(kecuali

Tanah yang mengandung kurang dari 30% berat partikel yang melalui
saringan No. 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti
ditentukan ASTM D1557-70, dan dinyatakan dalam persentase
kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat emadatan harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Kepadatan Relatif
Daerah Pemadatan
(%)
Timbunan di bawah lapisan Tidak ada persyaratan khusus.
drainase
Cukup
digilas
dengan
bulldozer (mis: D-6)
Timbunan pengisi di bawah 95
pelat lantai
bisa juga diperiksa dengan
beberapa kali lintasan roller
sesuai petunjuk Konsultan
pengawas
Dasar jalan

95

Pemadatan saluran

92

Saluran

Tidak ada persyaratan khusus

2.5.4. Pembuangan Bahan Galian


Semua bahan galian yang memenuhi persyaratan harus digunakan untuk
urugan. Bahan yang tidak sesuai untuk pengurugan harus dibuang pada tempat
yang ditentukan.
Pasal 3
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN PONDASI
3.1 PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN PONDASI
3.1.1 Pekerjaan galian dan urugan meliputi:
Galian tanah untuk pondasi dan sloof .
Galian tanah untuk areal basement dan saluran air hujan
Galian tanah untuk badan jalan
Urugan dan pemadatan tanah untuk badan jalan
Urugan tanah kembali lubang pondasi
Urugan pasir di bawah pondasi
3.1.2 Pengerjaan
3.1.2.1Kontraktor bertanggungjawab atas tata letak yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor harus
menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat persetujuan
Pengawas/Tim teknis. Bench mark yang bersifat tetap ataupun sementara
harus dijaga dari kemungkinan gangguan atau pemindahan.
3.1.2.2Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus menempatkan
pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan galian

dan urugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus


dilaksanakan sesuai kontrak.
3.1.2.3Semua benda di permukaan seperti pohon, akar, dan tonjolan, serta
rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan
harus dibersihkan, kecuali untuk hal-hal tertentu yang tidak mengganggu
sesuai dengan petunjuk Pengawas/Tim Teknis.
3.1.2.4Galian harus dilakukan sesuai dengan ukuran yang tercantum di dalam
gambar atau BQ dan diperhitungkan dengan ruang kerja secukupnya.
Apabila terjadi galian melebihi kedalaman yang ditentukan, maka
pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton
tumbuk tanpa biaya tambahan dari Pembari Tugas.
3.1.2.5Bila diperlukan untuk mendapat daya dukung tanah yang lebih baik,
maka dasar galian tanah pondasi harus dipadatkan/ditimbris/ditumbuk.
3.1.2.6Pada bagian-bagian galian yang dianggap dapat longsor, Kontraktor harus
mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan
penahan/turap atau dengan cara lain.
3.1.2.7Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melibihi 20 cm,
dan setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuhan dan
kotoran lainnya.
Pasal 4
PEKERJAAN BATU KALI
4

PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI


4.1 Lingkup Pekerjaan :
Pembuatan pondasi batu kali
Pembuatan dinding penahan tanah dan tangga
4.2 Persyaratan Bahan
4.2.2 Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan Pembetonna.
4.2.3 Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan organis.
4.2.4 Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
4.2.5 Batu Kali
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut
runcing dan tidak porous.
4.3 Persyaratan Pelaksanaan
4.3.2 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar kerja.
4.3.3 Sebelum pemasangan, batu kali harus bersih . Pada saat diletakkan, tidak boleh
ada genangan air di atas permukaan batu kali tersebut.
4.3.4 Jenis Adukan perekat/spesi.
4.3.4.1Adukan biasa adalah campuran 1Pc : 4 Ps dan 1 Pc : 5 Ps. Adukan ini
untuk pasangan batu kali dan batu tempel serta untuk menutup semua
permukaan dinding pasangan bagian bangunan, yang dinyatakan tidak
kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.

4.3.4.2Adukan kedap air adalah campuran 1 Pc : 3 Ps. Adukan plesteran ini


untuk :
4.3.4.3Untuk menutup semua bagian batu kali baik permukaan pada bagian
tepi/luar supaya kedap terhadap air.
4.3.4.4Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit,
terutama untuk adukan kedap air.
4.4 Syarat pemasangan batu kali
4.4.2 Pasangan batu belah kosong untuk lantai kerja/aanstamping batu belah
dipasang di bawah pondasi batu belah dengan ukuran sesuai gambar/BQ.
4.4.3 Batu belah untuk pondasi yang digunakan harus dari jenis batu keras dengan
rata-rata berukuran 15-20 cm (batu kali atau batu gunung yang dibelah), jenis
yang dipakai harus bermutu granit, kwarsit, cukup keras, tanpa kulit, tidak
berpori, tidak bercacat alur/cacat lain yang melemahkan.
4.4.4 Batu belah yang digunakan/dipasang dengan posisi elemen-elemen yang tegak,
rapat, padat, dan celah diantara batu belah harus diisi dengan pasir urug
sampai penuh.
4.4.5 Material lain seperti pasir, semen, dan air harus memenuhi persyaratan seperti
disebutkan dalam bab terdahulu.
4.4.6 Adukan yang digunakan adalah campuran 1Pc : 4 Ps atau sesuai gambar/BQ.
Aduk perekat harus betul-betul mengisi rongga antara batu belah dan tidak
boleh lebih tebal dari batunya, rongga yang cukup besar harus diisi dengan batu
yang lebih kecil.
4.4.7 Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat bentuk/profil pondasi
dari bambu atau kayu pada setiap ujung dengan ukuran sesuai dengan gambar
kerja.
4.4.8 Galian pondasi harus telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim teknis.
Dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm.
4.4.9 Setiap jarak 50 cm as-as harus dutanam stek diameter 10 mm untuk sloof dan
dinding pasangan yang tercantum dalam gambar kerja. Pada perletakan kolom
beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-stek tulangan kolom
dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok pada
kolom beton tersebut. Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi
sedalam minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam gambar kerja.
4.5 Pemeliharaan
Selama pasangan batu kali belum di-finish, kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di-finish terdapat keruksakan, berlubang dan lain sebagainya.
Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
direksi/konsultan pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat di-klim sebagai pekerjaan
tambah.
Pasal 5
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
5

PEKERJAAN STRUKTUR BETON


5.1 Pekerjaan beton meliputi semua pekerjaan beton:
Pembuatan poer beton bertulang
Pembuatan pondasi telapak.

Pembuatan sloof beton bertulang


Beton bertulang struktur kolom, balok, pelat

5.2 Material
5.2.2 Besi Beton
Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U 24 polos (BJTP) untuk
sengkang, U 39, U 32 ulir (BJTD) untuk tulangan pokok, kecuali bila
disebutkan lain dalam gambar rencana/kerja.
Ukuran baja harus sesuai dengan gambar, dan penggantian dengan
diameter lain hanya berdasarkan ijin tertulis dari Tim Teknis. Bila
penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh
kurang dari perhitungan atau gambar.
Besi beton yang digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh
cacat atau terdapat serpihan, gelembung, lipatan, dan atau tanda-tanda
yang menunjukan kelemahan dari material tersebut, sehingga pada
percobaan lengkung 180 derajat tidak terlihat adanya tanda-tanda seperti
getas.
Besi beton juga harus bebas dari kotoran, lemak, karat lepas atau hal lain
yang dapat mempengaruhi perletakan beton dengan besinya.
Kawat beton/ikat harus berkwalitas besi lunak yang telah dipijarkan
berdiemater 1 mm.
Toleransi besi
dalam Toleransi
Diameter, ukuran Variasi
sisi (jarak antara berat
yang diameter
dua
permukaan diperbolehkan
yang berlawanan)
Dibawah 10 mm
7%
0,4 mm
10 mm sampai 16
5%
0,4 mm
mm (tapi tidak
termasuk diameter
16 mm)
16 mm sampai 28
4%
0,5 mm
mm (tapi tidak
termasuk diameter
28 mm)
5.2.3 Semen Portland
Semen portlad yang digunakan ialah kualitas jenis I menurut SII.13
1977, NI-8, atau ASTM C-150 dan dianjurkan untuk memaki
produk dalam negeri sekualitas Tiga Roda atau merk lain yang
diijinkan oleh Direksi. Dalam satu proyek ini harus memakai merk
yang sama.
Semen harus dilindungi tehadap cuaca dan pengaruh iklim lainnya.
Disimpan pada rapat air dan lantai terangkat, serta tidak boleh
ditumpuk lebih dari sepuluh lapis. Pemakaian semen berdasarkan
urutan pengiriman.
Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya atau dalam keadaan
robek-robek, atau setelah dilakukan penimbngan ternyata
volume/beratnya tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
kemasan, tidak diperbolehkan digunakan.
Semen yang sebagian sudah membantu dalam kantong, sama sekali
tidak boleh digunakan. Semen portlad yang digunakan ialah kualitas

jenis I menurut SII.13 1977, NI-8, atau ASTM C-150 dan dianjurkan
untuk memaki produk dalam negeri sekualitas Tiga Roda atau merk
lain yang diijinkan oleh Direksi. Dalam satu proyek ini harus
memakai merk yang sama.
Semen harus dilindungi tehadap cuaca dan pengaruh iklim lainnya.
Disimpan pada rapat air dan lantai terangkat, serta tidak boleh
ditumpuk lebih dari sepuluh lapis. Pemakaian semen berdasarkan
urutan pengiriman.
Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya atau dalam keadaan
robek-robek, atau setelah dilakukan penimbngan ternyata
volume/beratnya tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
kemasan, tidak diperbolehkan digunakan.
Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali
tidak boleh digunakan.
5.2.4 Agregat
Agregat kasar harus berupa kerikil atau batu pecah yang
mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya
dan padat atau tidak porous, serta kadar lumpur dari pasir beton
tidak boleh melebih 4% berat.
Dimensi maksium dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat
dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi bersangkutan.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam, dan
bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung, dan
sebagainya.
Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
warna, kekerasan, dan tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari
tekanan hancur yang telah mengeras.
Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap
agregat yang telah disetujui Tim Teknis, untuk menjamin kesamaan
kualitas dan grading semalam masa pelaksanaan.
5.2.5 Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengadung
minyak, asam, garam, alkalis, atau satu dan lain hal sesuai dengan yang
disyaratkan PBI 1971.
5.2.6 Admixture
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu
admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu
dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain.
Pemborong diminta terlebih dahulu mendapatkan persetuan dari
Konsultan Pengawas/KONSULTAN PENGAWAS mengenai hal
tersebut. Untuk hal itu pemborong diharapkan memberitahukan
nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan
mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi jenis
bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko
dan keterangan lainnya yang dianggap perlu.
Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture,
pemborong harus memberikan hasil percobaan, perbandingan berat
dan W/C ratio serta crushing test kubus-kubus beton berumur
7,14,21 dan 28 hari dari beton yang mempergunakanbahan-bahan
admixture itu.

5.3

Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan struktur beton


5.3.2 Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, pemborong diwajibkan
membuat Shop Drawing untuk mendapat persetujuan dan keputusan
dari Direksi. Sekurang-kurangnya 3 hari sebelum pengecoran pertama
pemborong sudah menyerahkan Mix Design untuk mutu beton K. 225
dari Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang
Teknik atau Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, berdasarkan
contoh sebelumnya yang telah diserahkan.
5.3.3 Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan , termasuk
kekuatan; toleransi dan penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton
bertulang yang terletak langsung di atas tanah, harus dibuatkan lantai
kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1:3:5.
Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang
sebanding dengan standar yang umum berlaku.
Apabila Konsultan Pengawas/Tim Teknis memandang perlu,
pemborong dapat meminta nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang
ditunjuk Konsultan Pengawas atas beban pemborong.
5.3.4 Semua pekerjaan tersebut baik untuk pekerjaan awal, kelengkapan
yang diperlukan dan penyelesaiannya, harus dilaksanakan oleh tenaga
ahli berpengalaman yang mengerti benar akan pekerjaan.
5.3.5 Sebelum dimulai pengecoran beton, seluruh cetakan harus dibersihkan
dari kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan kayu, tanah, potongan
kawat ikat, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi mutu beton.
Disamping itu, seluruh bidang cetakan harus dibasahi secukupnya serta
perlu
diadakan
tindakan-tindakan
untuk
menghindarkan
pengumpulan air pembasahan tersebut pada sisi bawah cetakan.
5.3.6 Keseluruhan pekerjaan terikat kokoh pada tempatnya/dudukannya
maupun bentuknya, sehingga tidak mudah berubah selama pengecoran
berlangsung. Penggetaran dan pengrojokan harus menampilkan hasil
yang sesuai dengan gambar baik bentuk, jumlah, jarak, dan ukurannya.
5.3.7 Adukan dalam keadaan matang baik menurut waktu, jumlah putaran,
bentuk maupun warna.
5.3.8 Beton-beton yang mengeras, kotoran-kotoran pada alat-alat pengaduk
(beton mollen) dan alat-alat pembawa (dolak, ember, roda) harus
bersih dari bahan-bahan yang tidak diinginkan.
5.3.9 Semua pekerjaan pengecoran (struktur, kolom, balok, dinding, plat)
harus diselesaikan sekaligus dalam satu kali pengecoran.
5.3.10 Setiap permukaan beton khusus yang tampak/akan tampak harus
dalam keadaan tanpa cacat berat.
5.3.11 Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
5.3.12 Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan.
5.3.13 Beton harus dibasahi paling sedikit selama 7 hari berturut-turt setelah
pengecoran.

5.4

Perancah
5.4.2 Acuan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat menampung bebanbeban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran
beton. Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat
dihindarkan , juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran
bagian cairan dari adukan beton (mortar linkage). Susunan acuan

5.4.3

5.4.4
5.4.5
5.4.6
5.4.7

5.4.8

5.5

dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga


memungkinkan dilakukan inspeksi dengan mudah oleh Konsultan
Pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa sehingga pada
waktu pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian
beton yang bersangkutan.
Penggunaan penyangga, silangan-silangan, kedudukan serta dimensi
yang tepat dari pada acuan harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas dan merupakan tanggung jawab pemborong (Bambu tidak
boleh dipakai).
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran.
Pada phase ini dilakukan pemasangan pipa-pipa dan perlengkapanperlengkapan lain yang harus tertanam di dalam beton, dengan catatan
bahwa pekerjaan inijangan sampai merugikan kekuatan konstruksi
Setelah pekerjaan di atas selesai dan siap untuk pengecoran, harus
diperoleh
ijin
pelaksana/persetujuan
Konsultan
Pengawas/KONSULTAN PENGAWAS untuk dapat melangkah ke
pekerjaan selanjutnya.
Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk
menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diijinkan
seperti pada "Recommended Practice for Concrete Formwork"
(ACI.34768) dan peninjauan terhadap beban angin dan lail-lain
peraturan dikontrol terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah
Daerah Setempat.

Konstruksi Cetakan
5.5.2 Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada
kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain
gerakan selama dan sesudah pengecoran beton.
5.5.3 Semua cetakan beton harus kokoh
Alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakancetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai harus
tersedia.
Sebelum beton di cor, permukaan dari cetakan-cetakan harus
diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk maksud
itu yang mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan
memudahkan melepaskan cetakan.
Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak
dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.
5.5.4 Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik
dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan
selama pelaksanaan.

5.6

Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan


5.6.2 Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus diikuti
petunjuk Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan
kerusakan pada beton.
Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera
sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa
dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus
segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas.
5.6.3 Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakancetakan dibuka untuk dinding yang tidak bermuatan dan cetakancetakan samping lainnya, tujuh hari untuk dinding pemikul dan
saluran-saluran, 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap,
tangga dan kolom.

5.7

Penyekat-penyekat air
5.7.2 Penyekat-penyekat air (water stop) dari polyvinyl harus ditempatkan
pada sambungan-sambungan bangunan seperti yang ditunjukan pada
gambar-gambar.
Kontraktor harus menyiapkan semua perekat-perekat air termasuk lem
PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
5.7.3 Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices),
penyatuan dengan lengkung-lengkung (joints and bends), pasak-pasak
untuk penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat
secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukan
oleh Konsultan Pengawas.
5.7.4 Semua penyatuan-penyatuan harus diletakkan persis dengan petunjukpetunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang disyahkan
oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian agar menghasilkan
sambungan yang kuat dan kedap air.
5.7.5 Beton boleh di cor hanya waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan
persiapan betul-betul telah memadai.
5.7.6 Dalam semua hal, beton yang akan di cor harus diusahakan agar
pengangkutan ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara krikil
dan spasinya.

5.8

Pekerjaan Sparing
5.8.2 Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus
sesuai dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan
struktur.
5.8.3 Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar,
maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
5.8.4 Bilamana sparing (pipa. dll) berpotongan dengan baja tulangan, maka
baja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipinfahkan tanpa
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
5.8.5 Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan
harus diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran
beton.
5.8.6 Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.

5.9

Pengangkutan Beton
Cara dan alat-alat yang digunakan untuk penganguktan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dengan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan bahan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

5.10

Pengecoran
5.10.2 Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikat dan lainlainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaanpermukaan yang berhubungandengan pengecoran harus sudah
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
5.10.3 Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang,
reruntuhan atau bahan lapas. Permukaan bekisting dengan bahanbahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus
dibasahi dengan merta sehingga kelembaban/air dari beton yang baru
dicor tidak akan diserap.
5.10.4 Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana
akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan
beton baru. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat
beton yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus
berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang
mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya.
Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama
tersebut sebelum beton baru dicor.
5.10.5 Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur/
penulangan yang ada.
5.10.6 Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas atau Tim Teknis
yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja,
dan persiapan betul-betul telah memadai.
5.10.7 Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahkan agar dalam
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam
beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau
sudut yang terlalu besar atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan
tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu
mungkin akan terjadi Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau
alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
5.10.8 Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter,
semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan
tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak
untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal
lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
5.10.9 Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.
Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
construksion joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar
harus dituang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
5.10.10 Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup
menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi
syarat-syarat campuran. Mekanisme penuangan harus dibuat dengan

kapasitas minimal 50 liter. Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk


mendukung lancarnya pengecoran dimana diperlukan terutama bagi
lokasi-lokasi yang terbatas.
5.10.11 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,
sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat
semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakan. Dalam
pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator)
harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian
atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak
boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua
beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit
ketika dibenaKonsultan Pengawasan dalam beton.
5.11

Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan


5.11.2 Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk meghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang
masih muda/lunak tidak dijinkan untuk dibebani.
5.11.3 Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak
beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan
Pengawas.
5.11.4 Umumnya diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakancetakan dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding
pemikul dan saluran-saluran, 21 hari untuk balok-balok, plat lantai,
pat atap, tangga dan kolom.

5.12

Perawatan (Curing)
5.12.2 Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di
bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent ANTISOLS merk SIKA.
Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan bagaimana
yang harus digunakan bada bagian-bagian pekerjaan.
5.12.3 Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar
matahari yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan
beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus
dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
5.12.4 Perawatan beton setelah tiga hari. Yaitu dengan melakukan
penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama
14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan
penyiraman secara mekanis arau dengan pipa yang berlubang-lubang
atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas, sehingga
selama masa tersebut permukaan beton selalu daklam keadaan basah.
Air yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi persyaratan
spesifikasi air untuk campuran beton.

5.13

Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

5.14

Perbaikan Permukaan Beton


5.14.2 Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak
sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar

atau diluar garis permukaan atau ternyata ada permukaan yang rusak
maka hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan
harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri,
kecuali bila Konsultan Pengawas memberikan ijinya untuk menambal
tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan
seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal tersebut.
5.14.3 Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan,
lobang-lobang karena keropos, ketidakrataan dan bengkak yang harus
dibuang dengan pematahan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil
dan beton lainnya harus dipahat, lobang-lobang pahatan harus diberi
pinggiran yang tajam dan dicor edemikian dan sehingga pengisian
akan terikat (terkunci) ditempatnya. Semua lubang harus terus
menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya
disempurnakan.
5.14.4 Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas, hal-hal yang tidak
sempurna pada bagian bangunan yang akan terlihat, maka jika dengan
penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding yang tidak akan
memuaskan tampaknya, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi
seluruh dinding ( dengan spesi plesteran 1 pc : 3 ps) dengan ketebalan
yang tidak melebihi 1 cm Demikian juga pada dinding yang
berbatasan, (yang bersambungan) sesuai dengan instruksi dari
Konsultan Pengawas. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar
batas toleransi kelurusan (pencekungan dan pencembungan) bidang
tidak boleh melebihi dari L/1000 untuk semua komponen.
5.15

Penyekat-penyekat Air
5.15.2 Penyekat-penyekat air (water stop) dari polyvinyl harus ditempatkan
pada sambungan-sambungan bangunan seperti yang ditunjukan pada
gambar-gambar. Kontraktor harus menyiapkan semua penyekatpenyekat air termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan
penyambung lainnya.
5.15.3 Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices),
penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joint and bends), pasak-pasak
untuk penyekat air, pertemuan untuk perpotongan-perpotongan yang
dibuat secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti
ditunjukan oleh Konsultan Pengawas.
5.15.4 Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan persis dengan petunjukpetunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang yang
disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian agar
menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air.

5.16

Pekerjaan Sparing dan Conduit


5.16.2 Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus
sesuai dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan
struktur.
5.16.3 Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
5.16.4 Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar
pelaksanaan dan bila tidak dak ada dalam gambar, maka Pemborong
harus mengusulkan dan minta persetujuan Konsultan Pengawas/Tim
teknis.
5.16.5 Bilamana sparing(pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan
tulangan (besi), maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
5.16.6 Bilamana sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dapat diperkuat sehingga tidak akan bergesep pada saat
pengecoran beton.
5.16.7 Sparing pipa air hujan dan pipa lainnya serta bagian-bagiannya yang
tertanam dalam ataupun bersinggungan dengan beton harus dibuat
dari bahan yang tidak merusak beton.
5.16.8 Pipa-pipa yang tertanam dalam plat dan balok beton tidak boleh
mempunyai diameter yang lebih besar dari pada 1/3 tebal plat atau
balok tempat pipa dan balok tersebut tertaman.
5.16.9 Pipa-pipa serta bagian-bagiannya yang yang menembus lantai atau
balok penempatannya harus memilih tempat-tempat dimana besar
momen
0,
atau
sesuai
denagn
petunjuk
Konsultan
Pengawas/KONSULTAN PENGAWAS.
5.16.10 Sparing-sparing dan pipa-pipa harus dilindungi sehingga tidak akan
terisi beton waktu pengecoran.

5.17

Kualitas dan Pengujian Beton


5.17.2 Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K.225
untuk struktur utama, K.175 untuk struktur praktis dengan didahului
mix design . Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuanketentuan yang terdapat dalam P.B.I 1971.
5.17.3 Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuan membuat
kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain
tempat atau dengan mengadakan trial-mixed di laboratorium yang
ditunjuk.
5.17.4 Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuanketentuan yang disebut dalam pasal 4.7. dan 4.9. dari P.B.I 1971,
mengingat bahwa W/C faktor yang sesuai di sini adalah sekitar 0,52 0,55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan
menurut pasal 4.9. ayat 3 P.B.I tanpa menggunakan penggetar. Pada
masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji tiap 5 m3
beton. Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
5.17.5 Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton
yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/KONSULTAN
PENGAWAS dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari
laboratorium
harus
dengan
persetujuan
Konsultan
Pengawas/KONSULTAN PENGAWAS.
5.17.6 Selama Pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian slump, minimum
7 cm dan maximum 12 cm. Untuk pengujian slum sesuai dengan
kaidah yang berlaku.
5.17.7 Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatanmix design maupun
pada pekerjaan fisiknya, campuran beton harus berdasarkan
perbandingan berat, satu dan lain hal harus memenuhi prosedur dalam
P.B.i 1971.
5.17.8 Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air , selama 7 (tujuh) hari berturut-turut dan selanjutnya
dalam udara terbuka. Satu dan lain hal harus memenuhi prosedur
perawatan khusus berdasarkan PBI 71 pasal 4.9 seluruh ayat.
5.17.9 Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan
untuk umut 7 (tujuh) hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak
boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil
kuat tekan benda-benda uji tidak memebrikan angka kekuatan yang
diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan caracara seperti halnya ditetapkan dalam PBI 71 dengan tidak menambah
biaya bagi pemberi tugas.

5.18

Finishing Beton
5.18.2 Permukaan beton semi expose
Acuan yang dipakai harus cukup tebal dan kaku, dapat berupa
plywood berlapis film, baja atau bahan-bahan lain yang harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Apabila dipergunakan bahan kayu, maka kayu acuan untuk
permukaan beton exposed ini tidak boleh dipergunakan kebih dari 3
(tiga) kali. Acuan yang dipakai harus cukup tebal dan kaku, dapat
berupa plywood berlapis film, baja atau bahan-bahan lain yang harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

5.18.3 Permukaan beton biasa


Bahan acuan dapat dari kayu atau bahan-bahan lain yang harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Apabila dipergunakan bahan kayu, harus setara dengan kayu meranti
dan tidak boleh dipergunakan lebih dari 3 (tiga) kali.
5.19

Beton Ready Mixed


5.19.2 Bila dipakai beton ready-mix maka proses pabrik, pengukuran,
campuran harus sesuai dengan ACI-304 dan ASTM C-94.
5.19.3 Campuran beton harus direncanakan oleh supplier beton dan dikontrol
oleh pemborong dan Pengawas/KONSULTAN PENGAWAS.

5.19.4
5.19.5
5.19.6
5.19.7

Sehingga didapatkan mutu beton K. 225 terpasang atau ditentukan lain


dalam gambar.
Setiap tahapan pengecoran harus dibuat kubus beton dengan jumlah
sesuai dengan pasal 5.c.PBI.971.
Pengujian slump beton sampai diproyek minimum 7 cm dengan cara
pengujian slump seperti pada pasal 5.e PBI 1971.
Pemilihan supplier beton ready mix harus dengan persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas, dan tanggung jawab mutu beton tetap pada
Pemborong
Pengadukan tidak boleh lebih dari 2 jam sejak keluar dari batching plant
dan mesin pengaduk harus jalan terus.

5.20

Selimut Beton
5.20.2 Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk
setiap bagian-bagian konstruksi.
5.20.3 Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut
beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai
berikut :
Kepala tiang (poer), untuk sisi bawah 15 cm untuk sisi lainnya 8
cm
Balok sloof = 4 cm
Kolom = 4 cm
Balok = 3 cm
Pelat beton = 1,50 cm
Dinding beton = 2,50 cm

5.21

Sambungan Baja Tulangan


5.21.2 Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain
dari yang ditunjukan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5.21.3 Overlapp pada sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40 kali
diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam
gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

5.22

Suhu
5.22.2 Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak
kurang dari 45 oC.

5.22.3 Bila suhu dari beton yang dituang berada diantara 27 oC dan 32 oC,
beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung
dicor.
5.22.4 Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari
beton melebihi 32 oC, sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah efektif,
umpanya mendinginkan agregat, menyampur dengan es dan mengecor
pada waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton,
waktu dicor pada suhu di bawah 32 oC.
Pasal 6
PEKERJAAN POER DAN SLOOF BETON
6

PEKERJAAN POER DAN SLOOF BETON


6.1 Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, material, peralatan, layanan dan transportasi yang
dipelukan untuk menyelesaikan semua poer dan sloof beton seperti yang
tercantum pada gambar rencana atau yang tersebut dalam spesifikasi teknis
pekerjaan struktur beton bertulang.
6.2

Pemasangan
6.2.2
6.2.3

6.2.4
6.2.5
6.2.6
6.2.7

Bekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan pada posisi sesuai


dengan gambar pelaksanaan untuk pondasi.
Bawah sloof dan bagian-bagian bawah poer yang tidak terletak pada
tiang/strauss pile harus dibuat terlebih dahulu lapisan lantai kerja
dari rabat beton setebal 5 cm, dan pasir urug padat setebal 10 cm
sesuai gambar pelaksanaan.
Pada balok sloof harus dipasang stek-stek untuk kolom-kolom praktis
yang letaknya sesuai dengan gambar pelaksanaan.
Pelaksanaan pekerjaan beton selengkapnya harus mengikuti uraian
bab terdahulu (persyaratan pekerjaan beton).
Pola dan lokasi harus sesuai dengan gambar pelaksanaan dan detail
yang ada.
Sebelum pengecoran dimulai, tempat-tempat yang akan dicor harus
dibersihkan dulu dari kotoran-kotoran dan material-material yang
bisa mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton.
Pasal 7
PEKERJAAN PERLINDUNGAN

7.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Grouting
Pekerjaan Floor Hardener
Pekerjaan Waterproofing
7.1.1 Pekerjaan Grouting
Semua pekerjaan penutup celah yang terjadi pada bahan/material metal yang
tertanam dalam beton maupun pasangan bata

7.1.2 Pekerjaan Floor Hardener


Pelapisan dengan bahan/material floor hardener untuk permukaan lantai beton
pada R. Pompa , genset dan lain sebagainya sesuai gambar kerja.
7.1.3 Pekerjaan Waterproofing
Pelapisan dengan bahan/material waterproofing untuk :
Bahan/material waterproofing lembaran untuk permukaan atas pelat atap beton
dan permukaan sisi dalam Ground Reservoir dan basement
Bahan/material waterproofing cair untuk permukaan atas lantai semua KM/WC.
7.2 PERSYARATAN BAHAN
7.2.1 Pekerjaan Grouting
Bahan grouting dari jenis non shrink & non-metalic dengan pemakaian dicampur
semen
Produk : ABC, BETEK, LEMKRA, atau setaraf
7.2.2 Pekerjaan Floor Hardener
Bahan Floor Hardener dari jenis non-metalic siap pakai, tahan gesek, tahan aus,
tahan benturan, tahan minyak daan oli, anti slip daan memiliki ketahanan terhadap
beban 5 10 Kg/m2
Produk : ABC Durafloor Non Metalic atau setaraf
Warna : ditentukan kemudian
7.2.3 Pekerjaan Waterproofing
Tipe lembaran dengan bahan dasar bituthene, produk :
Tipe cair, merek WELDCRETE, LEMKRA, atau setaraf
7.2.4 Penyerahan bahan/material ditempat pekerjaan harus dalam keadaan masih utuh,
tertutup baik dan tersegel dalam kemasan berlabel seperti waktu diterima dari
distributor/pabrik.
Jika dalam keadaan cacat atau rusak, maka bahan/material tersebut tidak
diperkenankan dipakai.
7.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN
7.3.1 Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan/material yang termasuk
dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu, minyak, air dan noda maupun
kotoran lainya, peil atau elevasi permukaan tersebut sudah disetujui konsultan
pengawas.
Apabila dari bahan/material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
yang beracun atau membahayakan kesehatan keselamatan manusia, maka
kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung
tangan dan lain sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus diawasi oleh Tenaga
Ahli/Supervisi dari pabrik. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh kontraktor, tidak
daapat di-klim sebagai pekerjaan tambah. Prosedur pelaksanaan harus sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
7.3.2 Pekerjaan Grouting
7.3.2.1. Persiapan permukaan
7.3.2.2. Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat. Terkecuali
untuk baja stainless steel, persyaratan ini berlaku. Permukaan lubang pada
beton maupun pasangan bata harus bersih dan bebas dari debu, minyak,
lemak, pecahan atau bubuk adukan/semen, partikel bahan/material yang
terlepas maupun noda dan kotoran lainya.
7.3.2.3. Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahi terlebih
dahulu tetapi tidak diperkenankan ada butiran di atas permukaan tersebut
pada waktu pelaksanaan grouting.
7.3.2.4. Pelaksanaan

7.3.2.5. Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh
celah/lubang tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak
terbentuk rongga udara
7.3.2.6. Apabila celah/lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat
mempergunakan corong/alat lain.
7.3.2.7. Perawatan/curing dan perbaikan
7.3.2.8. Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan
pengerasan yang terlalu cepat dengan ditutup oleh kain basah.
7.3.3 Pekerjaan Floor Hardener.
7.3.3.1 Persiapan permukaan
Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada
lubang dan celah-celah
Jika ada retak, lubang atau celah harus ditutup dengan adukan kedap
air/trasram sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.
7.3.3.2 Pelaksanaan
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada persetujuan
tertulis dari direksi/pengawas
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan lapisan floor hardener dengan
mengikuti persyaratan dari pabrik pembuat.
7.3.3.3 Pemeliharaan
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus dihindarkan
dari terjadinya keruksakan dan cacat akibat adanya pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan lain.
Keruksakan-keruksakan yang terjadi pada permukaan lapisan floor
hardener harus diperbaiki oleh kontraktor hingga mencapai mutu
pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini tanpa adanya
tambahan biaya.
7.3.4 Pekerjaan Water Proofing
7.3.4.1 Persiapan Permukaan
Bekesting pada bagian/sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harus
sudah dilepas agar tidak menghambat butir-butir air dalam beton untuk
keluar. Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang
dipersyaratkan pekerjaan beton struktural.
Permukaan harus betul-betul kering sebelum pelaksanaan lapisan water
proofing. Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau
lubang, serbuk aduk beton, debu gumpalan aduk beton, bagian-bagian
yang menonjol tajam, permukaan halus dan rata.
Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup dengan
aduk kedap air 1 Pc : 3 Ps hingga padat dan diratakan permukaanya.
7.3.4.2 Pekerjaan Water proofing lembaran

Lapisan Dasar / Primer


Pelaksanaan dengan disemprot, kuas atau roll dengan daya tutup 6 8 m2
perliter
Lapisan dasar / primer harus langsung ditutup dengan lembaran water
proofing.
Jika dalam satu hari kerja ada area yang telah diberi lapisan dasar/primer
tetapi belum sempat ditutup dengan lembaran water proofing, maka area
tersebut harus diberi lapisan dasr / primer kembali pada hari berikutnya.

Lapisan Lembaran Water proofing


Permukaan Horizontal
Lembaran waterproofing harus dipasang
permukaannya ke arah titik tertinggi.

mulai

titik

terendah

Tumpang-tindih ( overlap ) antara lapisan minimum 65mm dan atau


sesuai rekomendasi pabrik
Pemasangan langsung dari gulungan, ditekan dengan roller ( berat roller
+/- 35 kg dan lebar +/- 70 cm ) dengan seksama, menerus dan secara
merata sehingga tidak terdapat gelembung udara.
Diatas sepanjang siar dilatasi, pelapisan lembaran waterproofing
dilakukan dua kali.

Permukaan vertikal
Lembaran Water proofing harus dipasang dari titik terendah hingga ke
titik tertinggi menerus dalam 1 lembar kemudian baru dipasang lapisan
baru.
Tumpang-tindih ( overlap ) antara lapisan minimum 65mm dan atau
sesuai rekomendasi pabrik
Pemasangan langsung dari gulungan, ditekan dengan roller ( berat roller
+/- 35 kg dan lebar +/- 70 cm ) dengan seksama, menerus dan secara
merata sehingga tidak terdapat gelembung udara.
Jika diperlukan dapat memakai paku beton ukuran kecil untuk mengikat.

Pertemuan sudut/dinding/parapet
Semua pertemuan sudut harus dibuat tumpul 45 derajat, yaitu dengan
menutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air 1 Pc : 3 Ps,
selanjutnya pelaksanaan pekerjaan waterproofing.

Lubang pipa talang


Setiap lubang pipa talang harus dikerjakan dua lapis lembaran
waterproofing
Lapisan pertama : lembaran waterproofing dipasang di dinding lubang ke
bawah sejauh minimal 150 mm, kemudian dari bibir lubang ke segala
arah sejauh minimal 150 mm.
Lapisan kedua : lembaran waterproofing permukaan atap harus
diteruskan masuk ke dalam lubang talang sampai kedalam minimal 150
mm dari bibir lubang talang

Lapisan pelindung
Berupa lapisan ( screed ) kedap air 1 Pc : 3 Ps dengan tulangan kawaat
kasa ayam.
Tebal lapisan minimal 3 cm dan maksimal 8 cm.
Setelah selesai pelapisan, permukaan ditabur dengan aspal hingga merata.

Pengujian
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai
pekerjaan lapisan waterproofing dan sebelum pekerjaan lapisan
pelindung.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah
tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian +/- 50mm dan
dibiarkan selama 3 x 24 jam.

Perbaikan lapisan waterproofing


Jika terdapat kebocoran, lapisan water proofing diatas kebocoran disobek
secukupnya.
Letakkan potongan lapisan waterproofing baru diatas bagian yang disobek
sejauh minimal 150 mm ke segala arah.

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengujian dan permukaan harus kering


betul.
7.3.4.3 Pekerjaan Water proofing cair
Perbandingan campuran semen dengan waterproofing cair adalah 2 : 1
tanpa mengunakan air.
Pelaksanaan pekerjaan waterproofing cair dilakukan dengan dituangkan
atau memakai kuas dengan volume 1 galon untuk 10 15 m2

Aplikasi/Pemasangan pada pelat beton


Pelat beton harus sudah berumur 28 hari, atau bila memakai bahan
pemadat ( densifier ) plat beton telah benar-benar mengeras, sesuai
dengan hasil tes laboratorium.
Kemiringan ideal menuju arah roof drain ( sesuai yang dicantumkan
dalam gambar kerja )
Semua dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah terpasang.
Ujung pemberhentian sepanjang bidang tegak/parapet/dinding dibuat
groove +/- 2 cm
Pada bidang pertemuan antara plat lantai dan dinding atau parapet serta
semua dudukkan beton atau instalasi akan diisi adukan 5 x 5 cm.

Lapisan pelindung
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan ( screed ) kedap
air 1 Pc : 3 Ps dengan tulangan kawat kasa ayam.
Tebal lapisan minimal 3 cm dan maksimal 8 cm.

Pengujian
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai
pekerjaan lapisan waterproofing dan sebelum pekerjaan lapisan
pelindung.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah
tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian +/- 50mm dan
dibiarkan selama 3 x 24 jam.

Perbaikan lapisan waterproofing


Apabila terjadi ketidak sempurnaan dalam pelaksanaanya terjadi
kebocoran maka kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali pekerjaan
tersebut hingga sempurna dan disetujui direksi/konsultan pengawas dan
biaya perbaikan tersebut menjadi tanggungjawab kontraktor.
Metode pelaksanaan perbaikan waterproofing harus mengikuti
petujuk/saran dari pakarnya dan disetujui oleh direksi/konsultan
pengawas.

7.3.5 Jaminan/Garansi
Kontraktor wajib menyerahkan jaminan/garansi tertulis bahwa pekerjaan,
perbaikan dan perawatan dari bagian-bagian pekerjaan perlindungan ini telah
dilaksanakan dengan standar sesuai spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.
Jaminan/garansi untuk pekerjaan perlindungan tersebut tidak kurang dari 5 tahun
setelah masa pemeliharaan.

Pasal 8
PEKERJAAN LAIN-LAIN
8.1 PEKERJAAN LAIN-LAIN
8.1.1. Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pemberesan semua bagian-bagian
yang telah diperbaiki, namun dari segi kerapihan maupun kwalitas pekerjaannya
masih dirasakan kurang sempurna, sehingga perlu disempurnakan, sesuai dengan
perintah/petunjuk direksi/pengawas lapangan.
8.1.2. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang ternasuk dalam
lingkup Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini
semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan yang menjadi tanggungjawab Kontraktor bersangkutanb selesai
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sbagainya harus dikeluarkan dari
tapak konstruksi.
Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap
serah terima
8.1.3. Pekerjaan yang tidak termasuk di dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini namun
termasuk di dalam BQ maka jenis pekerjaan-pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan dan didalam pelaksanaannya harus meminta petunjuk
direksi/pengawas lapangan.
8.1.4. Volume yang termuat di dalam BQ bukan merupakan volume yang mengikat
sehingga segala kekurangan perhitungan yang berkaitan dengan perbaikan akan
menjadi tanggung jawab kontraktor.
Segala sesuatu yang belum diatur dan disyaratkan di dalam RKS ini akan dijelaskan
di dalam rapat penjelasan pekerjaan. Berita acara rapat penjelasan merupakan
bagian dari persyaratan yang sah dan berlaku mengikat.
Pasal 9
PEKERJAAN TALANG VERTIKAL DAN SALURAN DRAINASE AIR HUJAN
9 PEKERJAAN TALANG VERTIKAL DAN SALURAN DRAINASE AIR HUJAN
9.1
Perkerjaan Talang Vertikal
9.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan talang vertikal dan atau seperti tercantum
dalam gambar Kerja
9.1.2 Persyaratan Bahan
9.1.2.1Talang Vertika
Semua pipa dan pipa penyambung/joint/fitting, adalah pipa PVC
Pipa dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama kelas Heavy Duty
(AW-1), produk RUCIKA atau setaraf.
9.1.2.2Pipa Sparing
Pipa sparing dibuat dari pipa GIP
Ukuran dan diameter sesuai Gambar Kerja
9.1.2.3Saringan Talang
Saringan talang dibuat dari Stainless Steel, produk lokal dengan mutu
terbaik.
9.1.3 Persyaratan Pelaksanaan
9.1.3.1Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti dan
mempelajari dengan seksama Gambar Kerja khususnya Sanitasi
9.1.3.2Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang disyaratkan
pabrik khusus pada sambungan

9.1.3.3Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa talang


memakai sistem ulir yaitu pipa talang diulir pada bagian/sisi dalam sesuai
dengan ulir pada bagian/sisi luar pipa sparing seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
9.1.3.4Seluruh pipa sparing untuk talang vertikal harus dilengkapi dengan water
stop, dibuat dari plat besi yang dilas ke pipa sparing sehingga berbentuk
piringan dengan titik pusat sama dengan titik pusat pipa sparing, radius
piringan waterstop adalah 3 kali radius pipa sparing
9.1.3.5Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lurus terhadap permukaan
pelat beton. Bagian talang yang miring dengan sudut tertentu harus sesuai
dengan Gambar Kerja.
9.1.3.6Semua talang pada saat terpasang harus rapi, tidak boleh ada retak, pecah,
goresan, cacat lain, kotor maupun noda.
Apabila terlihat adanya cacat tersebut di atas maka talang tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki/diganti hingga disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab kontraltor tidak
dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah.
9.1.3.7Saringan talang harus tepat masuk pada tulang sparing sehingga tidak ada
celah sebelum pembuatan saringan talang, Kontraktor harus meneliti dan
dianjurkan mengukur diameter pipa sparing yang terpasang.
9.2 Pekerjaan Saluran Drainase Air Hujan
9.2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi yang dimaksud meliputi pekerjaan-pekerjaan :
- Saluran drainase air hujan
9.2.2 Persyaratan Bahan
9.2.2.1Saluran Terbuka
Gravel/buis beton ukuran diameter 20 cm
Ex lokal mutu baik
9.2.2.2Saluran Tertutup
Gravel/buis beton bulat untuk gorong-gorong
Ex lokal mutu baik
9.2.3 Persyaratan Pelaksanaan
9.2.3.1Kemiringan saluran, harus dibuat sedemikian rupa sehingga air dapat
mengalir dengan sempurna tanpa hambatan
9.2.3.2Semua sistim aliran pada saluran terlihat pada gambar kerja, dan
ketentuan-ketentuan tertulis pada gambar tersebut harus diikuti
9.2.3.3Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor harus sudah mengetahui
saluran induk yang sudah ada di daerah tersebut
9.2.3.4Galian Tanah
9.2.3.4.1Dinding galian tanah dibuat dengan kemiringan yang cukup
disesuaikan dengan keadaan kondisi lapangan setempat dalam
hubungan menghindari kemungkinan runtuhnya dinding galian,
terutama pada waktu musim hujan.
9.2.3.4.2Ukuran dan kedalaman galian menurut gambar-gambar
perencanaan atau menurut Pengawas bilamana ada perubahanperubahan.
9.2.3.4.3Apabila kontraktor melakukan penggalian dengan kedalaman
lebih dari yang ditentukan tanpa petunjuk Konsultan Pengawas,
maka Kontraktor diwajibkan menguruk kembali kelebihan galian
tersebut dengan pasir yang didpatkan atas tanggungan/biaya
kontraktor sendiri, sampai mencapai kedalam yang ditentukan.
9.2.3.5Urugan Pasir
Sebelum dasar saluran dipasang, dasar galian harus diurug dulu dengan
pasir urug dan dipadatkan sedemikian rupa sehingga kepadatannya
merata, sampai mencapai tebal 15 cm.

9.2.3.6Pasangan Untuk Badan Salura


Badan saluran (dinding dan dasar) dibuat dari pasangan batu kali dengan
campuran 1 pc : 4 ps apabila digunakan saluran type U
9.2.3.7Plesteran
Seluruh permukaan bagian dalam dan atas dari saluran diplester dengan
campuran 1 pc : 3 ps setebal 2 cm dan kemudian dihaluskan dengan
semen.
9.2.3.8Plat Beton
Semua plat beton untuk penutup dibuat dengan campuran 1 pc : ps : 3 kr
dengan pembesian sesuai dengan gambar-gambar perencanaan
9.2.3.9Urugan Tanah
9.2.3.9.1
Setelah bahan saluran salurannya selesai terpasang, sisa
galian yang ada ditutup (diisi) dengan tanah bekas galian itu
sendiri, dan didapatkan sedemikian rupa sehingga betul-betul
bahwa pada tanah urug maupun lubang galian tidak terdapat
kotoran-kotoran yang dapat membusuk. Kelebihan galian harus
diisi dengan adukan, tidak boleh diisi dengan tanah.
9.2.3.9.2
Sisa tanah galian yang tidak terpakai harus disingkirkan
secepatnya dari tempat pekerjaan apabila telah selesai
9.2.3.10 Ukuran Saluran
9.2.3.10.1
Ukuran saluran-saluran yang tercantum dalam gambargambar perencanaan adalah ukuran bersih (effective) atau
ukuran dalam keadaan jadi, oleh karenanya di dalam
pelaksanaan harus diperhitungkan terhadap plesteran dan
penghalusan.
9.2.3.10.2
Apabila kontraktor melaksanakan pekerjaan dengan
ukuran yang berbeda dengan gambar perencanaan tanpa
petunjuk Konsultan Pengawas, dalam hal ini lebih dari gambar,
maka kontraktor diwajibkan membongkar kembali saluran
tersebut dan memasangnya lagi sesuai dengan petunjuk
Pengawas.
9.2.3.10.3
Dalam hal ini ukuran tersebut lebih besar dari gambar,
kontraktor tidak berhak mengajukan klaim atas kelebihan ukuran
tersebut sebagai pekerjaan tambah.
9.2.3.11 As Saluran
As saluran ditentukan atas petunjuk atau dilakukan bersama-sama dengan
Pengawas. Apabila Kontraktor melakukan kesalahan dalam menentukan
As saluran tanpa petunjuk Pengawas, Kontraktor diwajibkan melakukan
perbaikan/pembongkaran sehingga sesuai dengan As saluran yang
ditentukan atas tanggungan kontraktor sendiri.
9.2.3.12
Grorong-Gorong
Gorong-gorong yang tidak melintas jalan dan parkir dibuat dari buis
beton bulat.
Sepanjang alas gorong-gorong diberi lapisan pasir untuk mengatur
kemiringan.
Diameter sesuai dengan Gambar Kerja.
9.2.3.13
Saluran Terbuka
Saluran terbuka dibuat dari buis beton setengah lingkaran
Sepanjang alas saluran diberi lapisan pasir untuk mengatur kemiringan.
Diameter sesuai dengan Gambar Kerja.
9.2.3.14
Pada setiap pertemuan/persilangan atau pembelokan, dibuat bak
kontrol dari pasangan batu bata batu dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr,
diberi pegangan dari besi tulangan diameter 12 mm untuk membuka
tutup

9.2.3.15
Pada setiap sambungan gorong-gorong dan saluran terbuka
harus diberi alas dari kanan kiri, ditutup oleh pasangan batu bata batu
adukan 1pc : 4 ps, diberapen.
9.2.4 Pekerjaan Waterproofing.
9.2.4.1Pelapisan dengan bahan/material waterproofing untuk :
Bahan/material waterproofing lembaran untuk permukaan atas pelat atap
beton dan permukaan sisi dalam Ground Reservoir.
Bahan/material waterproofing cair untuk permukaan atas lantai 1 (satu)
semua KM/WC
9.2.4.2Persyaratan Bahan
Type lembaran dengan bahan dasar bitumen, produk :
Tipe cair, produk : WELDCRETE atau setaraf.
9.2.5 Persyaratan Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan/material yang termasuk
dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu, minyak, air dan noda
maupun kotoran lainnya, peil atau elevasi permukaan tersebut sudah disetujui
Konsultan pengawas.
Apabila dari bahan/material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
yang beracun atau membahayakan kesehatan keselamatan manusia, maka
kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung mis : masker, sarung tangan
dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus diawasi oleh tenaga
ahli/supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh
kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. PROSEDUR
PELAKSANAAN HARUS SESUAI DENGAN SPESIFIKASI PABRIK.

Pasal 10
PEKERJAAN PEMIPAAN
10.1 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan
pemasangan sistem pemipaan yang lengkap seperti ditentukan dan/ atau ditunjukkan
dalam gambar kerja.
Sistem pemipaan ini meliputi pemipaan distribusi air bersih, pembuangan air kotor
berikut pengujian seluruh sistem sehingga dapat bekerja dengan baik.
Pekerjaan ini juga meliputi penyambungan ke pipa distribusi seperti ditunjukan dalam
gambar kerja.
10.2 STANDAR RUJUKAN
10.2.1 American Society for Testing and Materials ( ASTM )
10.2.2 British Standard ( BS )
10.2.3 Standar Industri Indonesia ( SII )
10.2.4 Japanese Industrial Standard ( JIS )
10.2.5 Pedoman Plumbing Indonesia
10.3 PROSEDUR UMUM

10.3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis


10.3.1.1 Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis/ brosur dari
bahan yang akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas terlebih dahulu, sebelum mendatangkannya ke
lokasi.
10.3.1.2 Semua biaya penyerahan dan pengadaan contoh bahan menjadi
tanggung jawab kontraktor.
10.3.1.3 Bila contoh yang diserahkan berbeda dari yang ditentukan, kontraktor
harus menjelaskan perbedaan tersebut secara tertulis, dengan
permohonan penggantian, bersamaan dengan alasan penggantian,
sehingga bila diterima, tindakan yang sesuai dapat dilakukan untuk
penyesuaian. Bila kontraktor mengabaikan hal ini maka kontraktor tidak
dibebaskan dari tanggung jawab untuk menghasilkan pekerjaan sesuai
dengan ketentuan gambar kerja.
10.3.2 Gambar Detail Pelaksanaan
10.3.2.1 Kontraktor harus meyiapkan dan menyerahkan gambar detail
pelaksanaan pemipaan yang disebutkan disini, atau yang membutuhkan
koordinasi dengan pekerjaan lain.
10.3.2.2 Gambar kerja hanya menunjukan secara garis besar lokasi bahan dan
peralatan. Gambar kerja harus diikuti dengan seksama mungkin.
Gambar struktur dan gambar lainya yang terkait, dan semua elemen
yang dipasang harus diperiksa dimensi dan kebutuhan ruang geraknya
sebelum pemasangan
10.3.2.3 Gambar detail pelaksanaan harus diserahkan kepada konsutan pengawas
sesegera mungkin sebelum pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup
waktu untuk memeriksa, dan tidak ada tambahan waktu bagi kontraktor
bila mengabaikan hal ini.
Gambar detail pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.
10.3.2.4 Kontraktor harus mendapatkan, atas biayanya, semua ijin yang
diperlukan dan mengatur semua pemeriksaan yang dibutuhkan yang
berhubungan dengan sistem plumbing dan pemipaan lain yang
disebutkan disini.
10.3.3 Pengiriman dan Penyimpanan.
10.3.3.1 Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), sambungan dan perlengkapan
lain yang digunakan dalam sistem pemipaan harus mempunyai
tanda/merek yang jelas dari pabrik pembuatnya dan kelas produk bila
ditentukan oleh standar yang berlaku.
10.3.3.2 Semua bahan harus disimpan ditempat yang aman dan terlindung dari
segala jenis keruksakan.
10.3.4 Ketidaksesuaian
10.3.4.1 Kontraktor wajib memeriksa gambar kerja yang ada terhadap
kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi,
kapasitas, jumlah maupun pemasangan dan lain-lain.
10.3.4.2 Semua perlengkapan pipa, plumbing dan sambungan yang didatangkan
atau dipasang tanpa tanda/merk harus disingkirkan dan diganti dengan
yang sesuai tanpa tambahan biaya .
10.3.5 Jaminan
Kontraktor harus memberikan kepada pemilik proyek surat jaminan yang
menyatakan bahwa sistem pemipaan telah bekerja dengan baik untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal penyerahan terakhir. Selama periode tersebut

kontraktor harus memperbaiki atau mengganti kerusakan dan membayar biaya


setiap perbaikan atau penggantian.
10.4 BAHAN-BAHAN
10.4.1 Umum
Semua bahan, peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan dipasang
harus dalam keadaan baru, tidak rusak/cacat dan berkualitas.
10.4.2 Pemipaan Air Bersih
10.4.2.1 Pipa
Digunakan pipa baja lapis galfanis standar SII-0161, kelas medium,
seperti merek bumi karya atau yang setara, dengan salah satu ujungnya
dilengkapi sambungan ulir. Permukaan pipa baja galfanis harus
jernih/mengkilap dan bebas dari cacat.
Pipa-pipa dengan diameter sampai dengan 65 mm harus memiliki ulir
pada bagian sambungan
Pipa-pipa dengan diameter lebih besar dari 65 mm harus dilengkapi
dengan flens pada bagian sambungannya.
Diameter dan panjang pipa yang dibutuhkan sesuai ketentuan dalam
gambar kerja.
10.4.2.2 Sambungan Pipa
Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee,
nipple, tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan baja lapis galvanis
dan sesuai untuk pipa galvanis kelas medium serta berasal dari merk
yang dikenal.
Sambungan-sambungan dengan diameter sampai dengan 65 mm harus
dilengkapi ulir untuk penyambungan, sedang sambungan-sambungan
dengan diameter lebih besar dari 65 mm harus dilengkapi dengan flens.
10.4.2.3 Katup/Valve
Katup bertekanan kerja 125 psi, dengan jenis dan diameter sesuai
gambar kerja, harus terbuat dari bahan kuningan dan harus berasal dari
merek yang dikenal seperti Kitz atau yang setara.
Katup harus memiliki tanda tekanan kerja, diameter dan arah aliran
yang diterakan pada badan katup.
Katup dengan diameter sampai dengan diameter 65 mm harus memiliki
ulir untuk penyambungan dengan pipa, sedang katup dengan diameter
lebih besar dari 65 mm harus memiliki flens yang bersatu dengan badan
katup.
10.4.2.4 Flens
Flens harus memenuhi standar ANSI B 16.5 kelas 150 jenis reised face.
Flens tipe slip-on harus memiliki diameter yang sesuai dengan pipa atau
peralatan yang akan disambung.
10.4.2.5 Paking
Paking harus dari ANSI kelas 150, terbuat dari karet gulungan spiral
tebal minimal 3 mm.
Diameter paking harus sesuai dengan diameter dan jenis flene yang akan
digunakan.
Jumlah pengadaan paking harus dilebihkan 10% dari jumlah yang
seharusnya diadakan.
10.4.2.6 Baut, Mur untuk Flens
Baut, mur lengkap dengan cincin per dan cincin pelat, harus terbuat dari
baja hitam kelas 8.8., dengan sistem ulir metrik, digunakan untuk
pemasangan flens.

Diameter dan panjang baut harus disesuaikan dengan dimensi flens. Sisa
ulir setelah pemasangan minimal yang seharusnya diadakan.
10.4.3 Pemipaan Air Buangan
10.4.3.1 Pipa
Pipa air buangan harus dari pipa PVC standar JIS dengan kelas tekanan
kerja 8 kg/cm2, seperti merek Pralon atau Rucika atau yang setara.
Diameter dan panjang pipa PVC yang dibutuhkan sesuai ketentuan
dalamGambar Kerja.
10.4.3.2 Sambungan Pipa
Sambungan-sambungan pipa seperti elbow, reducer, knee, tee dan
sebagainya, harus terbuat dari bahan dan kelas yang sama dengan pipa
PVC, berkualitas baik dan dari merek yang dikenal.
10.4.3.3 Perekat
Perekat untuk penyambung pipa PVC harus dari merek yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa PVC.
10.4.4 Lubang/Bak Pemeriksaan
Lubang/bak pemeriksa dibuat dari beton cor ditempat dengan ukuran sesuai
petunjuk Gambar Kerja. Bahan beton harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis Pekerjaan Beton.

10.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


10.5.1 Umum
10.5.1.2 Semua tenaga kerja harus ahli dan mampu serta berpengalaman seperti
disetujui Konsultan pengawas.
10.5.1.2 Semua lokasi dan dimensi perlengkapan sistem pemipaan harus sesuai
Gambar Kerja dan petunjuk Konsultan pengawas.
10.5.1.2 Semua bahan, baik yang disebutkan maupun yang tidak disebutkan atau
ditujukan dalam Gambar Kerja, harus disediakan dan dipasang untuk
melengkapi sistem sesuai mutu pemasangan terbaik dan disetujui
Konsultan pengawas.
10.5.2 Pemasangan
10.5.2.1 Semua sistem pemipaan yang dipasang harus tetap bersih, dan bekerja
dengan baik melalui pengujian berkala yang dilakukan Kontraktor
sampai pekerjaan disertakan dan diterima Pemilik Proyek.
10.5.2.2 Semua pipa harus dipasang sesuai koordinat yang ditentukan.
10.5.2.3 Kontraktor bertanggung jawab mengadakan bagian sambungan yang
diperlukan sehingga membentuk pemasangan yang lengkap. Semua
sambungan harus diperiksa dengan teliti untuk mematikan semua
bagian yang harus bagian yang harus disediakan tersebut sudah lengkap.
10.5.2.4 Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan dengan
peralatan, harus dilengkapi dengan sambungan pipa atau flens yang
sesuai seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini.
10.5.2.5 Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.
10.5.2.6 Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat sambung reducer
atau increaser.
10.5.2.7 Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol harus
ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai dengan ruang gerak yang

cukup untuk bukaan penuh, pembongkaran, penggantian dengan batang


pengoperasian ke arah horizontal atau vertikal.
10.5.2.8 Pipa pembuangan air kotor harus dipasang menurut 1 cm setiap 100 cm
panjang pipa, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Sebelum
pipa pembuangan air kotor dipasang, Kontraktor harus memeriksa
dilapangan semua pipa yang akan dipasang untuk memeriksa benartidaknya sistem pemipaan sehingga pipa-pipa tersebut dapat dipasang
sesuai persyaratan.
10.5.2.9 Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air yang
ditempatkan sesuai Gambar Kerja, sehingga setiap peralatan dapat
diperiksa secara terpisah tanpa mengganggu peralatan lainnya.
10.5.2.10
Pekerjaan pemipaan yang dibutuhkan penggalian dan
pengurugan harus dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Spesifikasi
Teknis Pekerjaan Galian dan Urugan .
10.5.3 Penumpu dan Alat Pengencang
10.5.3.1 Semua pipa, sambungan dan peralatan harus ditumpu dan diikat dengan
kuat dan aman.
10.5.3.2 Penumpu pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga arah dan
kemiringan pipa tetap terjaga dan cukup kuat memegang pipa dan
pemuaianyang disebabkan karena perubahan panas.
10.5.4 Roughing-In
10.5.4.1 Roughing-in untuk pipa dan sambungan harus dilakukan sepanjang
konstruksi, dan harus dikoordinasikan antara Konsultan pengawas dan
Kontraktor.
10.5.4.2 Lokasi bukaan dengan ukuran yang tepat untuk lewatnya pipa harus
disediakan bila diperlukan. Lokasi sesuai ketentuan Gambar Jerja, dan
koordinasi posisi terakhir harus dibicrakan dengan Konsultan pengawas.
10.5.4.3 Semua bahan seperti pengikat saluran dan perlengkapan lainnya yang
ditanam dalam beton harus bersih dari segala jenis karat, kerak dan cat.
10.5.5 Pembersihan dan Penyesuaian
10.5.5.1 Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menutup semua saluran/pipa,
untuk mencegah masuknya pasir, kotoran dan lainnya. Setelah selesai
pemasangan setiap sistem pemipaan harus dihembus langsung dengan
udara selama mungkin untuk memebersihkan seluruh sistem pemipaan.
10.5.5.1 Setelah seluruh sistem terpasang lengkap, Kontraktor harus menjalankan
peralatan pada kondisi normal untuk membuat semua penyesuaian
penting menyeimbangkan katup, kontrol tekanaan otomatis dan lainnya,
sampai semua persyaratan tercapai.
10.5.6 Pengujian Sistem Saluran Pembuangan
10.5.6.1 Seluruh seluruh sistem saluran pembuangan dan sistem pembuangan
udara harus dilengkapi lubang-lubang yang ditutp dengan rapat
sehingga seluruh sistem dapat diisi dengan air sampai elevasi tertinggi
batang saluran pembuangan udara yang ada diatas atap.
10.5.6.2 Sistem ini harus menahan air tersebut selama 30 menit dan dalam waktu
tersebut ketinggian air tidak berubah.
10.5.6.3 Bila menurut pendapat Konsultan pengawas dibutuhkan pengujian
tambahan, seperti pengujian asap/udara pada sistem saluran
pembuangan, Kontraktor harus melaksanakan pengujian tersebut tanpa
tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.
10.5.7 Pengujian Sistem Bertekanan

10.5.7.1 Setelah selesai memasang dan roughing in, seluruh sistem pemipaan
harus diuji pada tekanan hidrostatis 1.5 (satu setengah) kali tekanan
kerja nominal dan dibiarkan pada tekanan tersebut selama minimal 8
jam. Tekanan kerja nominal setelah 10 bar.
10.5.7.2 Bila suatu bagian sistem pemipaan akan ditutup sebelum seluruh
pemasangan selesi, bagian tersebut harus diuji terpisah pada tekanan
yang sama dengan tekanan yang digunakan untuk seluruh sistem dan
disaksikan oleh Konsultan pengawas.
10.5.8 Pengecatan
10.5.8.1 Semua pipa, sambungan dan penumpu pipa yang terlihat harus dicat
dalam warna sesuai Skema Warna yang akan diterbitkan kemudian.
Semua pipa yang terlihat juga harus diberi tanda arah aliran.
10.5.8.2 Bahan Cat dan pekerjaan pengecatan harus sesuai ketentuan spesifikasi
teknis pengecatan yang disetujui perencana dan pengawas.
Pasal 11
PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI
11.1 PEKERJAAN SANITASI
11.1.1 Umum
Syarat-syarat teknis pekerjaan plumbing/sanitasi yang diuraikan disini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor dalam hal pengerjaan
instalasi maupun pengadaan material dan peralatan.
11.1.2 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan-pekerjaan di dalam dan diluar
bangunan sebagai salah satu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya,
seperti tertera dalam gambar maupun yang dispesifikasikan.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah:
Pekerjaan kloset lengkap dengan assesories
Pekerjaan Urinoir lengkap dengan assesories
Pekerjaan wastafel lengkap dengan assesories
Pekerjaan saluran air kotor dan air bersih.
11.1.3 Persyaratan Bahan
11.1.3.1 Pemasangan semua unit saniter harus lengkap dengan assesories
(Kran, pipa drain dan sebagainya). Satuan unit saniter harus utuh tanpa
cacat.
11.1.3.2 Kloset Jongkok dan duduk
Produk
: setaraf TOTO
Bahan
: Porselen
Warna
: ditentukan kemudian
Pemakaian : Semua toilet pada bangunan.
11.1.3.3 Urinal
Produk
: setaraf TOTO
Bahan
: Porselen
Warna
: ditentukan kemudian
Pemakaian : Semua toilet pada bangunan.
Type
: Ditempelkan ke dinding.
11.1.3.4 Wastafel
Produk
: setaraf TOTO

Bahan
: Porselen
Warna
: ditentukan kemudian
Pemakaian : Semua toilet pada bangunan dan daerah kantin.
Type
: Ditempelkan ke dinding
11.1.3.5 Perlengkapan (assesories) untuk unit-unit saniter tersebut diatas lengkap
dari kran sampai pipa pembuangan (drain), semua assesories yang
terpasang harus utuh, tidak cacat dan lengkap. Pipa drain untuk semua
unit saniter harus mempunyai leher angsa.
11.1.3.6 Kran (air, Urinoir) yang digunakan adalah Kran Logam Vernekel Setaraf
SAN-EI yang memenuhi SII. Setiap dan Jumlah kran dipasang pada
tempa dan ketinggian seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja.
11.1.3.7 Clean-Out, Floor Drain. Dipasang pada setiap KM/WC seperti
ditunjukkan pada gambar kerja. Clean-Out, Floor Drain yang dipakai
setara dengan Merk SAN-EI yang kwalitasnya adalah memenuhi SII.
11.1.3.8 Pipa air bersih baik pipa cabang, termasuk yang menuju fixtures
memakai pipa GIP medium class yang memenuhi standar BS
1387/1967. dia , s/d 3 dengan merk setaraf BUMIKAYA,
BAKRIE dan kualitasnya memenuhi SII, untuk Pipa air kotor memakai
pipa PVC class AW dia 1 1/2 s/d 4 dengan merk setaraf RUCIKA dan
kualitasnya memenuhi SII.
11.2 Instalasi Air.
11.2.1 Instalasi Air Bersih
Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan didalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana
dan spesifikasi teknisnya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan
oleh pompa yang disediakan oleh kontraktor.
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial
dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai
sistem bekerja dengan baik dan aman.
11.2.2 Instalasi Air Kotor
Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor/air buangan lengkap dengan
peralatannya yang berada didalam bangunan antara lain : WC, urinoir, wastafel,
floordrain, clean out dan lain sebagainya. Pengadaan dan pemasangan pipa air
kotor/air buangan dari dalam bangunan menuju saluran drainase dan septik
tank.
Pembuatan septictank dan sumur resapan, lengkap dengan pemipaan vent-out
dan filternya, pembuatan sump-pit dan pemompaannya termasuk panel kontrol
yang diragukan. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan
tekanan hidrolis.
11.3 Persyaratan Pelaksanaan.
11.3.1 Umum
11.3.1.1 Pengecatan
Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka
penyangga, semua unit yang sesuai dengan bahan masing-masing.

Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat dipabriknya atau dinyatakan


lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan alumunium.
Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat
akhir dengan cat besi merk ICI dengan merk sebagai berikut :
Pipa air bersih : biru ( ICI R 404-41001 )
Pipa drain / waste : hitam ( ICI R 404-41009 )
Gantungan / support : hitam( ICI R 404-41009 )
Panah pengarah : putih ( ICI R 404-101 )
Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi
bagi peralatannya dengan cat.
Sebelumnya kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda
yang hendak dipasang pada peraltan-peraltan itu kepada
direksi/pengawas.
11.3.1.2 Peralatan
Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada
tempat-tempat rendah tertutup. Kontraktor harus menyediakan dan
memasang pipe fitting untuk penempatan alat ukur yang tidak akan
dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan
ketelitian tinggi serta simetris. Kontraktor harus menyediakan dan
memasang tanda panah pada pipa ditempat-tempat tertentu untuk
menunjukan arah aliran dengan cat.
Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release
valve beserta penampungannya pada tempat yang memungkinkan
terjadinya pengumpulan udara.
11.3.1.3 Ukuran (dimensi)
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada
gambar harus ditaati oleh kontraktor. Kontraktor harus meneliti
(mempelajari) gambar perencanaan dan terdapat perbedaan antara
suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan
direksi/pengawas.
Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan-pekerjaan
pengukuran dan penggambaran yang diperlukan guna memudahkan
pelaksaanaan.
11.3.2 Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk Gambar Kerja, Uraian dan
Persyaratn Pekerjaan, Spesifikasi Pabrik serta Petunjuk Konsultan Pengawas.
11.3.3 Pada saat pemasangan peralatan, perhatikan semua ukuran, peil, pola dan syarat
lain untuk pemasangan dilantai maupun di dinding/ meja beton.
11.3.4 Sambungan pipa dengan assesories unit saniter pada umumnya menggunakan
sambungan ulir. Penyambaungan denganulur ini terlebih dahulu dilapisi dengan
Red Lead Cement dan memakai pintalan atau serat halus. Pada tempat-tempat
khusus digunakan sambungan flanged , hal ini perlu dilengkapi dengan ring
type gasket untuk lebih menjamin kekuatan sambungan.
11.3.5 Dilarang menutup dengan plesteran sebelum diadakan pemeriksaan/pengujian
tekanan dan kebocoran oleh Konsultan Pengawas.

11.3.6 Semua assesories yang terpasang di dinding harus diusahakan tepat di tengah
atau pada naad ubin keramik.
11.4 PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI AIR
11.4.1 Instalasi Air Bersih
11.4.1.1 Pipa
Pipa dengan diameter 1 s/d 3 baik pipa utama maupun cabang,
termasuk yang menuju fixtures menggunakan galvanized iron pipe ( GIP
) medium class yang memenuhi standar BS 1387/1967. Pipa ex
BUMIKAYA, BAKRIE atau setara.
11.4.1.2 Fitting
Fiting-fiting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
11.4.1.3 Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3 diperkenankan menggunakan
sambungan ulir (screwed). Valve pada fixtures terbuat dari brass metal
atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk fixtures tersebut
harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve dari merk KITZ atau setara.
Setiap penawaran harus dilengkapi dengan brosur/katalog dari pabrik
pembuat, untuk kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi).
11.4.1.4 Bak Kontrol untuk Water Meter dan Valve
Bak kontrol untuk pipa penyambungan dari jaringan utama sistem
distribusi air bersih, dibuat dari beton tulangan besi yang dilengkapi
dengan tutup beton yang dapat dengan mudah dibuka/diangkat serta
dikunci.
11.4.1.5 Pemasangan Pipa

Pipa tegak
Pipa tegak yang menuju fixtures harus ditanam di dalam tembok/lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa
dipasang, diklem dan diuji harus ditutup kembali sehingga tidak
kelihatan dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi
sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.

Pipa mendatar
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus
dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hangger). Jika
jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
11.4.1.6 Penyambungan Pipa

Sambungan Ulir
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan dengan
diameter sampai 40mm ( 1 ). Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar
tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan
perapat henep dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua potongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap
ujung pipa bagian dalm harus dibersihkan dari bekas pemotongan
dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat
sambungan.

Sambunagn Lem

Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang


sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik. Pipa harus
masuk sepenuhnya pada fitting dan hal ini dapat dilakukan dengan alat
press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.

Sambungan Las
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat
las/elektroda yang sesuai. Tukang harus mempunyai sertifikat dan hanya
boleh bekerja sesudah mendapat ijin tertulis dari direksi/pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat khusus untuk itu.

Sleeves
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus beton. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi
tuang baja. Untuk yang diinginkan kedap air harus dilengkapi dengan
sayap/flens/water stop. Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi
bangunan yang mempunyai lapisan kedap air ( water proofing ) harus
dari jenis flushing sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber
seal atau caulk.
11.4.1.7 Penanaman Pipa di Dalam Tanah
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
Diberi pasir urug setebal 10 cm
Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang
dalamnya 50 mm untuk penempatan sambungan pipa.
Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug setebal
15 cm dihitung dari atas pipa.
Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok/penguat dari beton
agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan.
Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan
semula.
11.4.2 Instalasi Air Kotor
11.4.2.1 Material
Pipa di dalam bangunan
Pipa dengan ukuran 1 4 baik pipa utama maupun pipa cabang
menggunakan PVC class AW. Pipa PVC ex RUCIKA atau setara.
Pipa di luar bangunan
Dari ujung pipa di bagian dalam bangunan menuju ke saluran drainase
menggunakan pipa PVC class AW. Pipa PVC ex RUCIKA atau setara.
Asesories
Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang sama dibuat dengan
cara injection moulding.
Floor drain dan clean out dari stanless steel.
Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tuang atau fiber
glass, yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi
sebagai sediment bowl.
11.4.3 Cara pemasangan pipa

11.4.3.1 Pipa di dalam bangunan ( termasuk pipa vent )

Pipa mendatar
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 2% perletakan pipa harus
diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik didinding /
tembok maupun pada ruangan yang berada dibawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah
menggunakan fitting dengan sudut 45 (misalnya Y branch dan
sebagainya) jenis long radius.

Pipa di dalam tanah


Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan dengan
tebal/tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai
permukaan tanah/lantai. Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus
diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm.
Selanjutnya setelah pipa diletakkan, disekeliling dan diatas pipa
kemudian diurug dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan
tanah/lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula.
Penanaman pipa pada dasar dari lubang parit harus diratakan dan
dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang
dalamnya 50 mm. Dalam perletakan pipa disesuaikan kemiringan 1 2
% dari titik permulaan septic tank kesumur resapan.
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan
kedalaman kurang dari 80cm pada bagian atas pipa harus dilindungi
pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm, pelat beton tersebut tidak
tertumpu pada pipa.
11.4.3.2 Penyambungan pipa
Pipa PVC dengan diameter 3 keatas yang dipasang dibawah pelat
lantai dasr harus disambung dengan rubber ring jont (RRJ).
Sedangkan pemipaan lainya disambungkan dengan solvent cement.
Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan
terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan
ddalm dari pipa yang akan saling melekat.
Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa
yang akan disambung harus bebas dari benda-benda/kotoran yang
dapat mengganggu kelancaran air didalam pipa.
11.4.3.3 Cara pemasangan floor drain dan clean out.
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar
perencanaan penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir
(screw) dan membentuk sudut 45 dengan pipa utama.
11.5. PENGUJIAN PADA AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
11.5.1 Pengujian terhadap tekanan dan kebocoran
Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan
tekanan hydrolik sebesar 15 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi
perubahan/penurunan tekanan.
Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.
Pengujian harus disaksikan oleh direksi/pengawas atau yang dikuasakan
untuk itu.

Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian kontraktor harus memperbaiki


bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil
dengan baik.
Dalam hal ini semua biaya ditanggung oleh kontraktor, termasuk biaya
pemakaian air dan listrik.
11.5.2 Pengujian sistem kerja (Trial Run)
Setelah semua instalasi air bersih lengkap, termasuk penyambungan ke pipa
distribusi, kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja
(trial run) dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh
direksi/pengawas atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja
dengan baik.
11.5.3 Pengujian instalasi air kotor
Seluruh sistem air kotor/buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum
disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kgm2 dan
tekanan pengujian adalah 12,5 kg/cm2.
Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa keperalatan
ditutup rapat. Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian
dilakukan sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan
jalan mengisi pemipaan dengan air.pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam
kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan.
Peralatan dan bahan untuk pengujian disediakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangan.
Direksi/pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini
dianggap perlu.
Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah termasuk
tanggung jawab kontraktor.
Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh
direksi/pengawas.
11.6 LAIN LAIN
Termasuk didalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor adalah
pembobokan dinding , selokan, penggalian dan pengangkutan tanah hasil galian dan
lain-lainya yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.

BAB III
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN
1.1 PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN
1.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan adukan untuk pasangan batu bata
Pekerjaan adukan untuk pasangan batu kali
Pekerjaan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.
1.1.2 Standar / Rujukan
1.1.2.1Standar Industri Indonesia ( SII )
1.1.2.2Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)
1.1.3 Persyaratan Bahan
1.1.3.1 Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan
Pembetonna.
1.1.3.2 Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan
organis.
1.1.3.2 Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
1.1.4 Persyaratan Pelaksanaan
1.1.4.1 Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
1.1.4.2 Jenis Adukan
1.1.4.2.1 Adukan biasa adalah campuran 1Pc : 4 Ps dan 1 Pc : 5 Ps. Adukan
ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.
1.1.4.2.2 Semua jenis adukan tersebut diatas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum
mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
1.1.4.2.3 Adukan kedap air adalah campuran 1 Pc : 3 Ps. Adukan plesteran
ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian
luar/tepi luar bangunan. Semua bagian dan keseluruhan
permukaan dinding pasangan yang diisyaratkan harus kedap air
seperti tercantum dalam bestek hingga ketinggian 150 Cm dari
permukaan lantai.

Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga ketinggian


sampai 20 Cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
gambar kerja.
1.1.4.2.4 Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara
waktu pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30
menit, terutama untuk daukan kedap air.
Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
2 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan Dinding bata batu dan pekerjaan batu bata lainya seperti tercantum
dalam gambar kerja.
2.2 Persyaratan Bahan
2.2.1 Batu bata
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, setaraf
bata F, ukuran 5,5 x 11 x 23 Cm dengan pembakaran sempurna dan merata.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak , cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari
pabrik atau penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, kontraktor diwajibkan mengajukan contoh
disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2.2.2 Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan Pembetonna.
2.2.3 Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan organis.
2.2.4 Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
2.3 Persyaratan Pelaksanaan
2.3.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakan sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar kerja.
2.3.2 Sebelum pemasukan, batu bata harus direndam dalam air bersih dalu sehingga
jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu
bata tersebut.
2.3.3 Jenis Adukan perekat/spesi.
2.3.3.1Adukan biasa adalah campuran 1Pc : 4 Ps dan 1 Pc : 5 Ps. Adukan ini
untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua
permukaan dinding pasangan bagian bangunan, yang dinyatakan tidak
kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.

2.3.3.2Adukan kedap air adalah campuran 1 Pc : 3 Ps. Adukan plesteran ini


untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi luar
bangunan. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan
yang diisyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam bestek hingga
ketinggian 150 Cm dari permukaan lantai.
Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga ketinggian
sampai 20 Cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
gambar kerja.
2.3.3.3Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit,
terutama untuk adukan kedap air.
2.3.4 Untuk pemasangan dinding bata, dilakukan bertahap setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis mengacu pada persyaratn
pekerjaan struktur beton.
2.3.5 Pekerjaan pemasangan bata harus benar benar vertikal dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk
permukaan yang datar, batas toleransi pe-lengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5mm untuk setiap jarak 200Cm vertikal dan
horizontal. Jika melebihi, kontraktor harus membongkar/memperbaiki dan biaya
untuk pekerjaan ini ditanggung oleh kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah.
2.3.6 Pesanganan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus
setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik
dan penuh.
2.3.7 Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua
dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam gambar kerja.
2.3.8 Semua pasangn bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai
setinggi permukaan tanah.
2.3.9 Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman
1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan
siap menerima plesteran.
2.3.10 Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
2.3.11 Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali
tidak diperkenankan.
2.3.12 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%.
Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
2.3.13 Ketebalan jadi ( setelah di finish dengan pelster aci halus ):
Dinding bata batu harus setebal 15 Cm
Dinding bata 1 batu harus setebal 25 Cm.

2.4 Pemeliharaan
Selama pasangan dinding belum di-finish, kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas keruksakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di-finish terdapat keruksakan, berlubang dan lain sebagainya.
Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
direksi/konsultan pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat di-klim sebagai pekerjaan
tambah.
Pasal 3
PEKERJAAN PLESTERAN
3 PEKERJAAN PLESTERAN
3.2 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Plesteran kasar untuk dinding passangan bata yang tertanam dalam tanah.
Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.
3.3 Persyaratan Bahan
3.3.1 Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan Pembetonna.
3.3.2 Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan organis.
3.3.3 Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
3.4 Persyaratan Pelaksanaan
3.4.1 Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding padangan
bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh direksi/konsultan
pengawas.
3.4.2 Jenis Plesteran
3.4.2.1 Adukan plesteran biasa adalah campuran 1Pc : 4 Ps dan 1 Pc : 5
Ps. Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bagian bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.
3.4.2.2 Adukan plesteran kedap air adalah campuran 1 Pc : 3 Ps. Adukan
plesteran ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi
luar bangunan. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding
pasangan yang diisyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam
bestek hingga ketinggian 150 Cm dari permukaan lantai.

Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga ketinggian


sampai 20 Cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
gambar kerja.
3.4.2.3 Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit,
terutama untuk daukan kedap air.
3.4.2.4 Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari, atau sudah
kering.
3.4.2.5 Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi
terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya
harus dibersihkan dari sisa bekesting, kemudian dikasarkan(scratched).
Semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/wallpaper dipakai
plesteran aci halus diatas permukaan plesterannya.
3.4.2.6 Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat/wallpaper
dipakai plesteran aci halus diatas permukaan plesterannya.
3.4.2.7 Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material
akhir lain, permukaan plesterannya harus diberi aur-alur garis
horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material yang akan digunakan tersebut.
3.4.2.8 Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada
satu bidang datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0,7 cm
dalam 0,5 cm.
3.4.2.9 Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkung atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5mm, untuk setiap jarak 2
meter. tebal plesteran adlah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm. Jika
ketebalan melebihi 2,5 cm maka diharuskan menggunakan kawat ayam
yang diikatkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang
berssaangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.
3.5 Pemelihaan
3.5.1 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap
terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan
bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan
tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai. Kontraktor
harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari
sampai jenuh.
3.5.2 Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan/material akhir.
Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap keruksakankeruksakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh kontraktor, dan
tidaak dapat di-klim sebagai pekerjaan tambah.
3.5.3 Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/material akhir diatas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)

minggu cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang
diisyaratkan tersebut diatas.
3.5.4 Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
direksi/konsultan pengawas, maka kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh direksi/konsultan pengawas. Biaya untuk
perbaikan tersebut ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat dijadikan
sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 4
PEKERJAAN PASANGAN LANTAI
4

PEKERJAAN PASANGAN LANTAI


4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemasangan ubin keramik untuk seluruh lantai dalam ruangan, tangga dan
teras atau sesuai dengan gambar kerja, diantaranya :
4.1.1 Pekerjaan Ubin Keramik.
4.1.2 Keramik 30x30 Cm Polos Ruangan dan 30x30 cm Rock tile type untuk seluruh
selasar termasuk dapur.
4.1.3 Keramik 20x20 Cm untuk lantai toilet, 20/25 untuk dinding
4.1.4 Keramik khusus anak tangga untuk stairnosing.
4.2 Persyaratan Bahan
4.2.1 Spesifikasi bahan
: Keramik
Jenis
Ukuran : 30x30 Cm dan 20x20 Cm
Warna : Muda/terang : ditentukan kemudian
Produk : Lokal dan mengacu SII
4.2.2 Bahan pengisi siar ( nat ) digunakan pasta semen dengan warna yang sama
dengan warna ubin keramik.
4.2.3 Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada Konsultan
Pengawas dengan 4 gradasi warna dalam 1 bahan untuk mendapatkan persetujuan
dan akan dipakai sebagai standar dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke
lapangan.
4.2.4 Kontraktor wajib menyerahkan/menyediakan cadangan sebanyak 2,5 %
dari keseluruhan bahan.
4.2.5 Pemakaian satu produk adalah mengikat, kecuali bila dinyatakan lain oleh
Direksi.
4.3 Persyaratan Pelaksanaan
4.3.1 Sebelum dipasang, permukaan ubin keramik harus dilapisi dengan minyak
kacang.

4.3.2 Pada saat pemasangan ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
4.3.3 Seluruh pemasangan harus dilakukan dengan cara kering, tidak dibenarkan
menyiram air semen kepermukaannya.
4.3.4 Seluruh pemasangan harus dilakukan dengan cara kering, tidak dibenarkan
menyiram air semen kepermukaannya.
4.3.5 Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar kerja/shop drawing
atau sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas. Pada prinsipnya pemasangan
dimulai dari as kolom atau as dinding, dan ataupun sesuai dengan petunjuk
konsultan pengawas.
4.3.6 Seluruh rongga pada permukaan ubin keramik bagian belakang harus terisi
dengan aduk perekat.
4.3.7 Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata/waterpass sesuai dengan peil
finish atau ketebalan finish yang disyaratkan dam gambar kerja. Toleransi
kecekungan adalah 2,5mm untuk setiap 2,00 m2.
4.3.8 Garis-garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus, lebar
siar harus sama, maksimum selebar 3 mm dengan kedalaman 2mm.
4.3.9 Sebelum dan sesudah pelaksanaan aduk pengisi, siar harus bersih dari debu dan
kotoran lainnya, pembersihan harus segera dilakukan sebelum menjadi
keras/kering dengan lap basah.
4.3.10 Aduk perekat untuk pemasangan ubin keramik dengan campuran 1pc : 3ps,
digunakan pada lantai dasar dan bagian lantai harus kedap air seperti yang
disyaratkan dalam gambar kerja. Untuk lantai-lantai lainnya digunakan aduk
perekat dengan campuran 1 pc : 4 ps.
4.3.11 Pemasangan dilakukan diatas lapisan screed yang bebas dari debu, kotoran dan
telah betul-betul keras.
4.3.12 Ubin keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda
aduk perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air
bersih, dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
4.3.13 Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari
injakan atau pemberian beban.
4.3.14 Bila terjadi keruksakan/cacat. Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk hal ini adalah
tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
4.3.15 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing atau jaringan pipa
sudah terpasang pada tempatnya.
Pasal 5
PEKERJAAN ALUMUNIUM KUSEN
5 PEKERJAAN ALUMUNIUM KUSEN
5.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
Pekerjaan kusen alumunium untuk pintu dan jendela.
Pekerjaan rangka daun pintu dan daun jendela alumunium.
Pekerjaan kusen, rangka daun pintu dan jendela lengkap lainnya sesuai tercantum
dalam gambar Kerja.
5.2 Persyaratan Bahan
5.2.1 Kusen, Rangka Daun Pintu, Rangka Daun Jendela Alumunium
Spesifkasi bahan kusen & rangka daun pintu/jendela:
Jenis
: Alumunium extrussion alloy clear anodizing.

Ketebalan : Minimum 1,2 mm.


Warna : Hitam
Produk : Alexindo atau yang setaraf.
Daun pintu gudang dan dapur memakai Lapis Formika atau sesuai gambar
Persyaratan untuk konstruksi kusen :
Deflikasi maksimum 2 mm untuk 1/1500 bentang antara 2 tumpuan. Ketahanan
terhadap beban angin (120 kg/cm2) ketahanan terhadap udara (minimum
15 m3/jam), dan ketahanan terhadap air harus disertai dengan hasil test.
Untuk bahan pelengkap lainnya:
Skup dari stenless steel.
Weather strip dari neopren rubber gesket.
Caulking dan sealant sebagai penutup dari steel plate, tebal 2 mm dengan
lapisan zinc minimal 13 mikron. Penemoatan pada setiap jarak 30 mm.
Untuk rangka/propil kusen yang berhubungan dengan udara luar harus
diberi bahan kedap air dari jenis polysol sealent.
5.3 Persyaratan Pelaksanaan
5.3.1 Umum
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti Gambar Kerja
dan melakukan pengukuran lapangan.
Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe yang tertera
dalam Gambar Kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, bentuk profil,
material, detail, arah bukaan dan lain-lain.
Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan membuka shop-drawing dan
mambuat contoh jadi (mock-up) detail hubungan bagian tertentu yang diminta
oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui dengn petunjuk sebagai berikut:

Gambar

Uraian / informasi

Denah
Daftar jenis pintu,
jendel buvenlicht

Lokasi, jenis bukaan, engsel-engsel


Merk, kualitas, bentuk, material finish,
tipe, anti karat, anti rayap, glass
hardware, dll
Tipe/jenis ukuran, finish permukaan,
glazing method, lokasi, metode instalasi,
hardware, dll

Shop-drawing
detail

Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan
pelaksanaan Pekerjaan Perlengkapan Pintu & Jendela.
Semua kusen dan rangka daun harus dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti,
sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.
Kusen dan rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda,
lubang, goresan-goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi
maupun pemasangan.
Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pasang, ketidak-tepatan pemasangan
karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka Kontraktor harus

memperbaiki/membongkar/mengganti hingga memenuhi spesifikasi dengan


biaya pemasangan kusen bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan dinding dan
kolom praktis, khususnya pada kusen-kusen yang langsung diapit oleh kolom
praktis.
Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar angker kusen tetap
dapat berfungsi.
5.3.2 Kusen, Rangka Daun Pintu, Rangka Daun Jendela Alumunium
Semua profil alumunium dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan
ukuran dan kodisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Bahan yang akan di proses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk, toleransi kurang, ketebalan, kesikuan dan lengkungan yang
disyaratkan.
Pemotongan alumunium hendaknya dkerjakan pada tempat yang
aman/terlindungi dari benda-benda yang dapat menyebakan kerusakan pada
permukaan, terutama dari material besi.
Hasil pemotongan dengan mesin potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan
untuk pintu, jendela mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar 1 mm,
dan untuk diagonal adalah 2 mm.
Profil alumunium harus dilindungi terutama dari retak, bercak noda atau goresan
pada permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan.
Penggelasan dibenarkan menggunakan Non-Activated Gas (Argon) dari arah
bagian dalam agar sambungan tidak tampak oleh mata.
Sekrup harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak terlihat dari luar,
menggunakan sekrup anti karat/steiless steel, tiap sambungan harus kedap air.
Untuk pemegang profil dan perlengkapan lain dari profil alumunium yang akan
kontak dengan permukaan metal (besi, tembaga dan lain-lain), maka pemukaan
metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghidari
kontak korosi.
Toleransi pemasangan profil alumunium dengan dinding adalah 10 25 mm,
kemudian celah yang terjadi diisi dengan beton ringan/grout.
Agar kedap air dan kedap suara sekeliling tepi profl diberi sealant.
Profil yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau
plesteran, diberi lapisan Anti Corrosive Treatment dengan insulating varnish
seperti asphaltic varnish. Setelah pemasangan profil/kusen allumunium pintu
dan jendela maka sekeliling kusen yang berhubungan langsung dengan
permukaan dinding perlu lapisan vynil tape untuk mencegah korosi selama masa
pembangunan. Profil alumunium harus terpasang dengan kuat pada setiap
hubungan bersudut 90 derajat. Apabila tidak terpenuhi, kontraktor harus
membongkarnya, biaya yang timbul adalah tanggungan kontraktor. Semua sistem
dan mekanisme yang disyaratkan dalam gambar kerja harus berfungsi dengan
sempurna.
Daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi
kemacetan, kontraktor harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul
adalah tanggunan kontraktor. Pada daun pintu ganda/double door, untuk
memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang

dikondisikan, hendaknya dipasang Mohair, jika perlu dapat dipergunakan


Synthetic Rubber atau bahan dari Synthetic Resin. Kaca harus diteliti dengan
seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan getaran. Apabila masih
terjadi getaran, maka Profil Rubber Seal pemegang kaca harus diganti atas
biaya kontraktor. Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan profil
alumunium disyaratkan tebal minimum 5 mm. Bahan sealent yang tampak harus
merupakan garis lurus, sejajar garis profil, bahan yang mengenai kaca terpasang
tidak melebihi 5 mm dari garis profil.
Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah pemasangan harus
dibersihkan dengan Volatile Oil Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi
dengan Corrugated Card board dengan hati-hati agar terlindungi dari benturan
alat-alat pada waktu pembangunan. Bila profil ternoda tersebut dicuci dengan air
bersih, sebelum kering sapu dengan kain yang halus kemudian diberi material
pelindung.

Pasal 6
PEKERJAAN PLAFOND
6 PEKERJAAN PLAFOND
6.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
Pekerjaan langit-langit mengunakan bahan Gypsum board untuk dalam ruangan dan
GRC untuk luar ruangan.
6.2.1 Rangka Langit-langit.
Bahan :
Hollow Galvanize 0,5 mm
Ukuran :
Sesuai Gambar Kerja
Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Bab III pasal 8 Pekerjaan kayu Butir
8.1.2.
6.2.2 Lis langit-langit.
Bahan :
profil Gypsum
Ukuran :
Sesuai Gambar Kerja
Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Bab III pasal 8 Pekerjaan kayu Butir
8.1.2.
6.3 Persyaratan Pelaksanaan : Mengikuti standar Pabrikan

6.3.1 Umum
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti Gambar Kerja
dan melakukan pengukuran lapangan.
Tipe plafond yang terpasang harus sesuai dengan tipe yang tertera dalam Gambar
Kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, material, detail, dan lain-lain.
Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan membuat shop-drawing
dan mambuat contoh jadi (mock-up) detail hubungan bagian tertentu yang
diminta oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui dengan petunjuk
sebagai berikut:
6.3.1.1Rangka Langit-langit
Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi Bab III pasal 8 Pekerjaan Kayu
butir 8.3.
Bagian permukaan rangka langit-langit yang akan dipasang rangka
langit-langit harus diserut halus dan rata permukaan.
Panggantung rangka langit-langit adalah klem besi strip dengan
kawat/kabel baja yang diikatkan ke stek penggantung langit-langit
dengan watermut (flame clip).
Stek penggantung langit-langit dari besi beton diameter 6 mm, diikatkan
ketulangan pelat lantai atau balok beton, telah dipasang pada saat
pengecoran.
Pamjang stek dan jarak penggantungan sesuai dengan Gambar Kerja.
Untuk pengikatan balok tepi rangka langit-langit yang menempel dinding
pasangan batu bata atau beton adalah dengan fisher. Panjang fisher
yang dipakai harus 1,5 kali tebal balok. Pemasangan rangka langit-langit
harus rata waterpass pada permukaan bawahnya.
Setelah rangka langit-langit terpasang, dilapis dengan cat menie kayu.
6.3.1.2 Langit-langit Triplek
Panel triplek yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yanng
retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
Panel gypsum dipasang dengan cara pemasangan sesuai standar yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, pemakuan dengan paku khusus
untuk panel, dan pola pemasangan sesuai Gambar Kerja.
Setelah selesai pemasangan, bidang permukaan langit-langit harus lurus,
rata waterpass dan tidak bergelombang; sambungan antar panel saling
tegak lurus.
Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m.
Panel Triplek yang terpasang harus memiliki sifat kedap udara.
Penyelesaian akhir (finishing) adalah di cat.
Pekerjaan harus memenuhi point Pekerjaan Cat
6.3.1.3 Langit-langit Lumbershering
Panel Lumbershering yang dipasang adalah panel yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yanng retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Panel akustik dipasang dengan cara pemasangan sesuai standar yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, khusus untuk lumbershering
menggunakan lis kayu untuk dudukannya. dan pola pemasangan sesuai
Gambar Kerja.
Setelah selesai pemasangan, bidang permukaan langit-langit harus lurus,
rata waterpass dan tidak bergelombang; sambungan antar panel saling
tegak lurus.
Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m.
Penyelesaian akhir (finishing) adalah di cat.

Pekerjaan harus memenuhi point Pekerjaan Cat


6.3.1.4 Lis Langit- langit
Persyratan pelaksanaan harus memenuhi Bab III pasal 8 Pekerjaan Kayu
butir 8.3.
Pemakuan kepala paku harus dipipihkan dan dipaku hingga tertanam,
setiap jarak tertentu sedemikian rupa sehingga lis langit-langit menempel
kuat, lurus dan rata.
Setiap sambungan sudut harus merupakan sambungan adu-manis.
Pada setiap sambungan harus memakai lem putih sebelum pemakuan.
Penyelesaian akhir (finishing) adalah dicat.
Pekerjaan harus memenuhi pasal Pekerjaan Cat.
6.3.1.5 Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi antara
pekerjaan-pekerjaan dari berbagai disiplin lain untuk dapat mengkoordinasikan peralatan-peralatan yang harus terpasang pada panel langit-langit tersebut,
seperti Armature lampu, grill AC, titik pengindraan Kebakaran, Sprinkler dan
lainnya.
Pasal 7
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
7.1

PEKERJAAN PENUTUP ATAP KAYU / BAJA / ZINCALUM


7.1.1 Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan rangka atap baja ringan
Pekerjaan penutup atap genteng metal.
7.1.2 Material
7.1.2.1Pekerjaan rangka atap untuk Kudakuda menggunakan Zincalum (Baja
Ringan)
7.1.2.2Untuk seluruh pekerjaan rangka atap (reng dan kaso) menggunakan Baja
Ringan.
7.1.2.3Jenis penutup atap kerangka atap Zincalum (Baja Ringan) menggunakan
penutup atap metal roof
7.1.3 Pemasangan
7.1.3.1 Untuk pekerjaan penutup atap kerangka baja ringan dan genteng metal ,
harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran, spesifikasi, dan kontruksi yang
dituntut dari petunjuk teknis pabrikan dan Perencana..
Pasal 8
PEKERJAAN KAYU
( PINTU JENDELA DAN ASSESORIS TDK MENGGUNAKAN KAYU)

BAB IV
PEKERJAAN ELEKTRIKAL dan MEKANIKAL
Pasal 1
SISTEM ELEKTRIKAL
1.3. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1.3.1.

Umum
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalah hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam bangunan FIP Universitas
Pendidikan Indonesia di Bandung. Dalam hal ini Syarat-syarat Khusus Teknik ini.
Prinsip Penyediaaan Daya Listrik
a. Sumber daya listrik bagi pekerjaan baru ini adalah sistem kelistrikan dengan
penyambungan lama dan baru.
b. Sistem distribusi daya tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasaempat kawat 220/380 V mengikuti sistem PNP (Pertanahan Netral Pengaman).

1.3.2.

Lingkup Pekerjaan
1.3.2.1. Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem
listrik sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya,
seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
1.3.2.2. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi
testing/pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan atau Badan
Keselamatan Kerja, serta serah terima pemeliharaannya selama 12 bulan.
1.3.2.3. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun di dalam
spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi secara keseluruhan harus juga dumasukan ke dalam pekerjaan ini.
1.3.2.4. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah:
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan,
material, peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan
peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat
umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan walaupun tidak
tercantum pada Syarat-syarat khusus Teknis atau gambar dokumen.
1.3.2.5. Pekerjaan ini meliputi :
3.2.5.1. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan
daya (stop kontak), lengkap dengan armatur, power receptacle
outlet dan alat-alat bantu yang diperlukan.
3.2.5.2. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, baik
pentanahan sistem listrik maupun badan (body) peralatan listrik.

1.3.3.

Gambar-gambar
1.3.3.1. Gambar-gambar elektrikal menunjukan secara khusus teknik pekerkaan
listrik yang di dalamnya dircantumkan besaran-besaran listrik dan
mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.
1.3.3.2. Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
1.3.3.3. Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal elektrikal dan kontrak
lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan
secara keseluruhan.
1.3.3.4. Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan/kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada ahli, Konsultan Pengawas atau pihak lain yang
ditunjuk untuk itu.

1.3.4.

Ketentuan-ketentuan Instalasi
1.3.4.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop
kontak), saklar, kotak-kotak tarik (pull box), kabinet panel daya, kabel,
alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk
mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya
tegangan rendah 220/380 V dan penerangan.
1.3.4.2. Kotak-kotak (doos) Outlet.
3.4.2.1. Jenis
Kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau
standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single/multi gang box
empat persegi atau segi delapan. Celling box dan kotak-kotak lainnya
yan tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.
3.4.2.2.
Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit halnya ditempat
yang diperlukan.
3.4.2.3.
Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari
tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
tempat-tempat yang kena matahari
tempat-tempat yang kena hujan
tempat-tempat yang kena minyak
tempat-tempat yang kena udara lembab
tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
3.4.2.4.
Outlet pada permukaan khusus
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

1.3.5.

Saklar dan Stop Kontak


1.3.5.1.
Bahan Doos
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptacles outlet harus dari bahan galvanized steel
dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk
peralatan tunggal dan lebih dari dua peralatan.
1.3.5.2.
Cara Pemasangan
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating
minimum 10 A/250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap
permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar

1.3.5.3.

1.3.5.4.

1.3.6.

Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada


ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah
selesai atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
Jumlah Kutub
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fase, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10 A/220 V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran
pentanahan.
Pendukung dan Pengikat
Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup
supaya mempunyai bentuk yang tetap.

Kabel-kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah, meliputi kabel
tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barangbarang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua dan peralatan.
1.3.6.1.

1.3.6.2.

Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V).


Kabel daya tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai
kabel instalasidan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus
seperti di syaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 6 sqmm ke atas harus berurat
banyak dan di pilih (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi kabel yang diijinkan adalah 2,5 sqmm,
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang
kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan
ukuran 1.5 sqmm.
Kecuali disyaratkan lain, Kabel instalasi didalam bangunan dari jenis
NYM ex SUPREME atau setara (5 besar).
Kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit PVC
high impact heavy duty ex EGA, clipsal atau setara.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi
di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar
40%.
Pemasangan kabel.

Pemasangan di permukaan
Kabel instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel Harus dipasang di dalam konduit PVC High impact-heavy
duty, dipasang dipermukaan pelat beton kolom menuju ke armatur,
saklar atau stop kontak dengan klem pendukung yang sesuai.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur.
Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak
boleh kurang dari syarat pabrik (Minimum 15 Kali diameter kabel).

Pemasangan di Dalam Dinding


Kabel Instalasi penerangan dan stop kontak yang di pasang di dalam
dinding harus diletakan di dalam konduit PVC high impact- heavy duty
dengan ukuran minimum .

Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan
setelah pipa selesai ditanam.

Pemasangan menembus Dinding


Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparring kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.
1.3.6.3.

Penggunaan Warna Kabel.


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa,
neutral dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL
1987, yaitu :
Sistem tegangan 220 V, 1 fasa
hitam
: fasa
biru
: neutral
kuning/hijau
: pentanahan
Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa :
Merah
: fasa R
Kuning
: fasa S
hitam
: fasa T
biru
: neutral (N)
kuning/hijau
: pentanahan (G)

1.3.6.4.

1.3.6.5.

1.3.7.

Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) yang ada di atas panel daya harus diberi
cukup banyak klem dan peralatan pendukung lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehinggga tidak ada kabel yang membentang tanpa
pendukung.
Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi
harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap
dinding atau langit-langit.

Sistem Race Way


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit
beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi
instalasi kabel.
1.3.7.1.

Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL
dan lain-lain.

1.3.7.2.

Bahan
Semua conduit PVC yang digunakan harus dari jenis high impactheavy duty gauge yang memenuhi standar BS 4607 dan BS 6099.
Pemasangan

1.3.7.3.

Race Way yang Ditanam di Dinding


Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok dinding beton dengan pahat.

Ke dalam dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai


dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai
dengan kondisi semula.

Race Way yang dipasang di Permukaan


Race Way yang dipasang dipermukaan beton (exposed) harus dipasang
sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian struktur atau
pertemuan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit,
harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.
Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan skrup dengan
kuat.
Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup/dilengkapi dengan plat
kuningan yang sesuai.
Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-fitting,
klem dan lain-lainnya harus digalvanisisr atau dicat tahan karat dan
harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari permukaan
korosif.
Pipa pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus
dicat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagi sesudah dipasang,
dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus
dicat dengan warna sebagai berikut :
Pipa penerangan dan daya orange
Pipa telepon hijau

Race Way Melintas / menembus dinding


Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit langit dan
lain-lain maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak
mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air), api dan asap.

Pengakhiran dan sambungan


Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet
dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing
insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau fibre minded yang
dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak
mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari rice way.
Sambungan untuk Race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis
yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem
penguncian interlock compressed.

Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan labih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.
Bahan-bahan logam/metal dari peralatan-peralatan listrik yang
terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath/armour), konduit, saluran
metal, rack, tray doos, stop kontak, armatur, saklar dengan penutup
metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk
pentanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan
tidak diperbolehkan.

Luas penampang minimum kondukstor pentanahan adalah 4 sqmm


dan dimasukkan kedalam konduit. Penyambungan konduktor
pentanahan harus menggunakan Penyambung mekanis yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
1.3.8.

Peralatan Penerangan
1.3.8.1.
Umum
Peralatan Penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus
seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
1.3.8.2.
Kualitas dan Pengerjaan
Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum
maupun khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan
standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar
dan skedul atau seperti yang disyaratkan disini.
1.3.8.3.
Jenis Armature

Lampu-lampu Floureascent (TL)


Fixture harus sesuai dengan gambar, lampu (bulb) harus dengan
warna standar white deluxe. Untuk twin lamp atau double TL harus
dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan efek stroboskopis.
Semua ficture harus dilengkapai dengan kapasitor untuk perbaikan
faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96 Balast harus dari tipe
low losses. Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu
harus memenuhi standar PLN.

Lampu Down Light


Lampu Down Laight haruslah dari tipe PL yang dilengkapi dengan
ballast dan kapsitor perbaikan faktor kerja (min 0,96)
Armature dilengkapi dengan tutup dari bahan polyethylene / BJLS
setebal 8 mm

Lampu Baret
Lampu Baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari
kaca sesu dengan lampu pijat (incandescent)
1.3.8.4.

Pemasangan
Semua armature penerangan dan perlengkapannya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang
disetujui Konsultan Pengawas. Harus disediakan pengikat, penyangga,
penggantung dan bahan-bahan lain yang perlu agar diperoleh hasil
pemasangan yang baik. Barisan armatur yang menerus harus dipasang
sedemikian rupa sehingga betul-betul lurus. Armatur yang dipasang
merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh mempunyai
sela-sela diantara bagian-bagian fixture dan permukaan-permukaan
disebelahnya.
Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded)
Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan,
peralatan tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada
dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat/kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya
harus menyala secara lengkap.

Anda mungkin juga menyukai