UMUM
PENJEL
ELAS
ASAN
AN KET
ETEN
ENTUAN UMUN & TEK
EKNI
NIS TAT
ATA LAK
AKSA
SANA
NA DI
DI LA
LAPA
PANG
NGAN
Pasal
al 1
PERSIAP
APAN
AN DAN PEN
ENGUK
UKUR
URAN
AN
1.1.
URAIAN PEKERJAAN
1.1.1.
Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN PASANGAN
PEKERJAAN BETON BERTULANG
PEKERJAAN FINISHING
PASANGAN, KUSEN , PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
PEKERJAAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN
PEKERJAAN LANTAI & PENGECATAN
PEKERJAAN PLAFOUND
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
PEKERJAAN SANITASI
1.1.2. Sarana Bekerja
Tenaga Kerja/Tenaga Ahli
Tenaga kerja dan tenaga ahli yang cukup memadai dengan teknis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Peralatan Bekerja.
Alat-alat bantu, seperti mesin, las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Bahan-bahan Bangunan.
Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
1.1.3. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan
ketentuanketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar
Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta mengikuti petunjuk dan
keputusan Direksi.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.5.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syara(RKS) ini
maupundalam berita acarapenjelasan pekerjaan, bahan-bahan yang akan di pergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI
th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
1.5.2.
Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi.
1.5.2.1. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas
dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
1.7.
KOORDINASI PELAKSANAAN
1.7.1. Jadwal Pelaksanaan
1.7.1.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa
Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.
1.7.1.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi, paling lambat dalam waktu 21 (duapuluh satu) hari kalender
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor.
1.7.1.3. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi, akan disahkan oleh
Pemberi Tugas.
1.7.1.4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)
kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu)
salinan Rencana Kerja kepada Konsultan Perencana.
1.7.1.5. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding Bangsal
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan/prestasi kerja.
1.7.1.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
1.7.1.7. Suplier & Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor)
1.7.1.7.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor
bawahan didalam hal pengadaan material dan pemasangannya,
maka Kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
1.7.1.7.2. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas
petunjuk Direksi dengan Kontraktor bawahan atau supplier
bahan.
1.7.1.7.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di
Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan
pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik.
1.7.2
BAB II
PEKERJAAN SIPIL DAN STRUKTUR
Pasal 1
PERSIAPAN DAN PENGUKURAN
1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1.1. Pengukuran kembali / pengecekan di lapangan terhadap semua ukuran, peilpeil dan lain-lain dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum di dalam
gambar, BQ dan di lapangan.
1.1.2. Melakukan pemotretan terhadap setiap jenis/bagian pekerjaan sebelum
pekerjaan tersebut dimulai. Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk
meyakinkan :
Areal pekerjaan yang akan dilaksanakan
Posisi / letak pekerjaan yang akan dikerjakan
Peil-peil ketinggian yang diperlukan
dan lain-lain
1.1.3. Mengadakan, mendatangkan mengerjakan, mengawasi dan lain-lain terhadap
bahan, peralatan, tenaga kerja dan sebagainya.
1.1.4. Pembuatan direksi keet dilengkapi meja rapat, meja & mesin gambar, papan
tulis, dan alat-alat tulis, serta bangsal kerja yang dilengkapi dengan peralatanperalatan yang diperlukan, seperti perancah-perancah, steger-steger, dolakdolak, persiapan tempat/bahan/air dan sebagainya.
1.2. PEKERJAAN PENGUKURAN
1.2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi
persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam
Gambar Kerja dan/atau yang ditentukan Konsultan pengawas dan termasuk tim
ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang
memenuhi ketentuan Spesifikasi ini.
1.2.2. Standar/rujukan
Tidak ada.
1.2.3. Prosedur Umum
Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok
akan disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang
dilakukan Kontraktor.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka
dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan
keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan
dipertimbangkan oleh Konsultan pengawas.
1.2.4. Persyaratan Pengukuran
b
Plain concrete
10
Tanah Lunak :
Tanah Kasar :
Stone bedding
Compacted subgrade
90-95% soildensity
e
a
10
0
70
b
90
c
15
d
20
e
45
f.
2.5
Cm
50
15
15
15
2.5
Cm
Bila patok berada pada tanah lunak, baja dengan angker harus ditanam
dalam beton K-125 dan ukuran sesuai dengan yang disetujui Konsultan
pengawas.
Pondasi harus dibuat sesuai Spesifikasi Teknis ini.
1.2.5.4.
Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok ditanah
harus dilindungi dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas
dari air dan tanah.
1.2.5.5.
Kerangka horizontal harus dari pasak kayu, berukuran 5 cm
x 5 cm panjang 30 cm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol
2 cm di atas permukaan tanah dengan paku di tengahnya sebagai tanda.
1.2.6. Tim Ukur dan Peralatan
Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan pengawas, dan mereka bertanggung jawab memeberikan
informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada Konsultan
pengawas. Kontraktor harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran
yang memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan disetujui Konsultan
pengawas.
1.2.7. Bahan-bahan
Tidak ada.
1.2.8. Pelaksanaan Pekerjaan
1.2.8.1.
Perhitungan dan Catatan Pengukuran
Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan
teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek,
lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus buat untuk setiap kategori berikut:
Pemeriksaan melintang.
Ketinggian patok.
Lokasi pengukuran.
Konstruksi pengukuran.
Potongan melintang.
Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan, dan lainnya harus dihitung
sebelum pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan
yang menunjukan jarak dan azimut ke setiap titik acuan.
Propil dan bidikan elevasi topografi harus dilakukan dalam buku
lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga
ditempat yang aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku
lagi dilakukan oleh Konsultan pengawas.
1.2.8.2.
Pemeriksaan Ketepatan
Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelan harus
diperiksa Konsultan pengawas pada waktu-waktu tertentu selama
pelaksanaan proyek. Kontraktor harus membantu Konsultan pengawas
selama pemeriksaan pengukuran lapangan.
Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan
lapangan:
Kesalahan sudut meyilang e1 = 1 n
Kesalahan garis menyilang e2 = (2) 2 + ( D) 2
L = perbedaan antara garis lintang Utara dan garis lintang
Selatan.
D =
perbedaan antara titik keberangkatan Timur dan titik
keberangkatan barat.
e
Ketepatan =
perimeter
2.3.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan
sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan
atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian.
2.3.1.7. Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding
penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah kedalam
lubang galian.
2.3.1.8. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan
dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.
2.3.1.9. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian
Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan pengawas tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek. Diasumsikan bahwa penggalian
pada lokasi
2.3.1.10.
Kerja dapat dilakukan dengan peralatan standar seperti power
2.5.3. Pemadatan
2.5.3.1.
Umum
Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki
kadar air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan
dengan nilai kepadatan yang sesuai.
Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada seluruh lapisan
bahan yang akan dipadatkan. Setiap lapisan harus dipadatkan dengan
merata menggunakan pneumatic tire rollers, grid roller, threewheeled power rollers, vibratory, sheeps foot atau tamping roller atau
alat pemadat lain yang disetujui.
Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang
timbunan dan biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah
tengah dengan cara sedemikian rupa agar setiap bagian menerima
tingkat pemadatan yang sama.
Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secara terus-menerus
untuk setiap 600 m2, atau penempatan bahan setiap jam. Bila
beberapa timbunan kecil berada di beberapa tempat sehingga sebuah
mesin gilas tidak dapat memadatkan dengan baik, harus disediakan
mesin gilas.
Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan
sedemikian rupa agar efisien.
2.5.3.2. Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal
Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan
berdasarkan metode ASTM D1557-70 (AASHTOT180-74) yang umum
dikenal sebagai modified Proctor Test.
2.5.3.3. Pengawasan Kelembaban
Kepadatan
Relatif
(%)
90
Kadar
Air
(%)
-3 Wo + 3
95
-4 Wo + 2
95
-4 Wo + 3
95
-4 Wo + 2
90
-3 Wo + 3
(kecuali
Tanah yang mengandung kurang dari 30% berat partikel yang melalui
saringan No. 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti
ditentukan ASTM D1557-70, dan dinyatakan dalam persentase
kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat emadatan harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Kepadatan Relatif
Daerah Pemadatan
(%)
Timbunan di bawah lapisan Tidak ada persyaratan khusus.
drainase
Cukup
digilas
dengan
bulldozer (mis: D-6)
Timbunan pengisi di bawah 95
pelat lantai
bisa juga diperiksa dengan
beberapa kali lintasan roller
sesuai petunjuk Konsultan
pengawas
Dasar jalan
95
Pemadatan saluran
92
Saluran
5.2 Material
5.2.2 Besi Beton
Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U 24 polos (BJTP) untuk
sengkang, U 39, U 32 ulir (BJTD) untuk tulangan pokok, kecuali bila
disebutkan lain dalam gambar rencana/kerja.
Ukuran baja harus sesuai dengan gambar, dan penggantian dengan
diameter lain hanya berdasarkan ijin tertulis dari Tim Teknis. Bila
penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh
kurang dari perhitungan atau gambar.
Besi beton yang digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh
cacat atau terdapat serpihan, gelembung, lipatan, dan atau tanda-tanda
yang menunjukan kelemahan dari material tersebut, sehingga pada
percobaan lengkung 180 derajat tidak terlihat adanya tanda-tanda seperti
getas.
Besi beton juga harus bebas dari kotoran, lemak, karat lepas atau hal lain
yang dapat mempengaruhi perletakan beton dengan besinya.
Kawat beton/ikat harus berkwalitas besi lunak yang telah dipijarkan
berdiemater 1 mm.
Toleransi besi
dalam Toleransi
Diameter, ukuran Variasi
sisi (jarak antara berat
yang diameter
dua
permukaan diperbolehkan
yang berlawanan)
Dibawah 10 mm
7%
0,4 mm
10 mm sampai 16
5%
0,4 mm
mm (tapi tidak
termasuk diameter
16 mm)
16 mm sampai 28
4%
0,5 mm
mm (tapi tidak
termasuk diameter
28 mm)
5.2.3 Semen Portland
Semen portlad yang digunakan ialah kualitas jenis I menurut SII.13
1977, NI-8, atau ASTM C-150 dan dianjurkan untuk memaki
produk dalam negeri sekualitas Tiga Roda atau merk lain yang
diijinkan oleh Direksi. Dalam satu proyek ini harus memakai merk
yang sama.
Semen harus dilindungi tehadap cuaca dan pengaruh iklim lainnya.
Disimpan pada rapat air dan lantai terangkat, serta tidak boleh
ditumpuk lebih dari sepuluh lapis. Pemakaian semen berdasarkan
urutan pengiriman.
Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya atau dalam keadaan
robek-robek, atau setelah dilakukan penimbngan ternyata
volume/beratnya tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
kemasan, tidak diperbolehkan digunakan.
Semen yang sebagian sudah membantu dalam kantong, sama sekali
tidak boleh digunakan. Semen portlad yang digunakan ialah kualitas
jenis I menurut SII.13 1977, NI-8, atau ASTM C-150 dan dianjurkan
untuk memaki produk dalam negeri sekualitas Tiga Roda atau merk
lain yang diijinkan oleh Direksi. Dalam satu proyek ini harus
memakai merk yang sama.
Semen harus dilindungi tehadap cuaca dan pengaruh iklim lainnya.
Disimpan pada rapat air dan lantai terangkat, serta tidak boleh
ditumpuk lebih dari sepuluh lapis. Pemakaian semen berdasarkan
urutan pengiriman.
Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya atau dalam keadaan
robek-robek, atau setelah dilakukan penimbngan ternyata
volume/beratnya tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
kemasan, tidak diperbolehkan digunakan.
Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali
tidak boleh digunakan.
5.2.4 Agregat
Agregat kasar harus berupa kerikil atau batu pecah yang
mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya
dan padat atau tidak porous, serta kadar lumpur dari pasir beton
tidak boleh melebih 4% berat.
Dimensi maksium dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat
dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi bersangkutan.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam, dan
bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung, dan
sebagainya.
Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
warna, kekerasan, dan tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari
tekanan hancur yang telah mengeras.
Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap
agregat yang telah disetujui Tim Teknis, untuk menjamin kesamaan
kualitas dan grading semalam masa pelaksanaan.
5.2.5 Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengadung
minyak, asam, garam, alkalis, atau satu dan lain hal sesuai dengan yang
disyaratkan PBI 1971.
5.2.6 Admixture
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu
admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu
dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain.
Pemborong diminta terlebih dahulu mendapatkan persetuan dari
Konsultan Pengawas/KONSULTAN PENGAWAS mengenai hal
tersebut. Untuk hal itu pemborong diharapkan memberitahukan
nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan
mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi jenis
bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko
dan keterangan lainnya yang dianggap perlu.
Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture,
pemborong harus memberikan hasil percobaan, perbandingan berat
dan W/C ratio serta crushing test kubus-kubus beton berumur
7,14,21 dan 28 hari dari beton yang mempergunakanbahan-bahan
admixture itu.
5.3
5.4
Perancah
5.4.2 Acuan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat menampung bebanbeban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran
beton. Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat
dihindarkan , juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran
bagian cairan dari adukan beton (mortar linkage). Susunan acuan
5.4.3
5.4.4
5.4.5
5.4.6
5.4.7
5.4.8
5.5
Konstruksi Cetakan
5.5.2 Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada
kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain
gerakan selama dan sesudah pengecoran beton.
5.5.3 Semua cetakan beton harus kokoh
Alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakancetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai harus
tersedia.
Sebelum beton di cor, permukaan dari cetakan-cetakan harus
diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk maksud
itu yang mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan
memudahkan melepaskan cetakan.
Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak
dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.
5.5.4 Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik
dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan
selama pelaksanaan.
5.6
5.7
Penyekat-penyekat air
5.7.2 Penyekat-penyekat air (water stop) dari polyvinyl harus ditempatkan
pada sambungan-sambungan bangunan seperti yang ditunjukan pada
gambar-gambar.
Kontraktor harus menyiapkan semua perekat-perekat air termasuk lem
PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
5.7.3 Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices),
penyatuan dengan lengkung-lengkung (joints and bends), pasak-pasak
untuk penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat
secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukan
oleh Konsultan Pengawas.
5.7.4 Semua penyatuan-penyatuan harus diletakkan persis dengan petunjukpetunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang disyahkan
oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian agar menghasilkan
sambungan yang kuat dan kedap air.
5.7.5 Beton boleh di cor hanya waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan
persiapan betul-betul telah memadai.
5.7.6 Dalam semua hal, beton yang akan di cor harus diusahakan agar
pengangkutan ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara krikil
dan spasinya.
5.8
Pekerjaan Sparing
5.8.2 Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus
sesuai dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan
struktur.
5.8.3 Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar,
maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
5.8.4 Bilamana sparing (pipa. dll) berpotongan dengan baja tulangan, maka
baja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipinfahkan tanpa
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
5.8.5 Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan
harus diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran
beton.
5.8.6 Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.
5.9
Pengangkutan Beton
Cara dan alat-alat yang digunakan untuk penganguktan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dengan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan bahan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
5.10
Pengecoran
5.10.2 Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikat dan lainlainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaanpermukaan yang berhubungandengan pengecoran harus sudah
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
5.10.3 Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang,
reruntuhan atau bahan lapas. Permukaan bekisting dengan bahanbahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus
dibasahi dengan merta sehingga kelembaban/air dari beton yang baru
dicor tidak akan diserap.
5.10.4 Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana
akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan
beton baru. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat
beton yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus
berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang
mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya.
Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama
tersebut sebelum beton baru dicor.
5.10.5 Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur/
penulangan yang ada.
5.10.6 Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas atau Tim Teknis
yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja,
dan persiapan betul-betul telah memadai.
5.10.7 Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahkan agar dalam
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam
beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau
sudut yang terlalu besar atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan
tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu
mungkin akan terjadi Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau
alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
5.10.8 Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter,
semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan
tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak
untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal
lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
5.10.9 Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.
Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
construksion joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar
harus dituang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
5.10.10 Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup
menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi
syarat-syarat campuran. Mekanisme penuangan harus dibuat dengan
5.12
Perawatan (Curing)
5.12.2 Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di
bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent ANTISOLS merk SIKA.
Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan bagaimana
yang harus digunakan bada bagian-bagian pekerjaan.
5.12.3 Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar
matahari yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan
beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus
dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
5.12.4 Perawatan beton setelah tiga hari. Yaitu dengan melakukan
penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama
14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan
penyiraman secara mekanis arau dengan pipa yang berlubang-lubang
atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas, sehingga
selama masa tersebut permukaan beton selalu daklam keadaan basah.
Air yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi persyaratan
spesifikasi air untuk campuran beton.
5.13
Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.
5.14
atau diluar garis permukaan atau ternyata ada permukaan yang rusak
maka hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan
harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri,
kecuali bila Konsultan Pengawas memberikan ijinya untuk menambal
tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan
seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal tersebut.
5.14.3 Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan,
lobang-lobang karena keropos, ketidakrataan dan bengkak yang harus
dibuang dengan pematahan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil
dan beton lainnya harus dipahat, lobang-lobang pahatan harus diberi
pinggiran yang tajam dan dicor edemikian dan sehingga pengisian
akan terikat (terkunci) ditempatnya. Semua lubang harus terus
menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya
disempurnakan.
5.14.4 Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas, hal-hal yang tidak
sempurna pada bagian bangunan yang akan terlihat, maka jika dengan
penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding yang tidak akan
memuaskan tampaknya, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi
seluruh dinding ( dengan spesi plesteran 1 pc : 3 ps) dengan ketebalan
yang tidak melebihi 1 cm Demikian juga pada dinding yang
berbatasan, (yang bersambungan) sesuai dengan instruksi dari
Konsultan Pengawas. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar
batas toleransi kelurusan (pencekungan dan pencembungan) bidang
tidak boleh melebihi dari L/1000 untuk semua komponen.
5.15
Penyekat-penyekat Air
5.15.2 Penyekat-penyekat air (water stop) dari polyvinyl harus ditempatkan
pada sambungan-sambungan bangunan seperti yang ditunjukan pada
gambar-gambar. Kontraktor harus menyiapkan semua penyekatpenyekat air termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan
penyambung lainnya.
5.15.3 Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices),
penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joint and bends), pasak-pasak
untuk penyekat air, pertemuan untuk perpotongan-perpotongan yang
dibuat secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti
ditunjukan oleh Konsultan Pengawas.
5.15.4 Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan persis dengan petunjukpetunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang yang
disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian agar
menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air.
5.16
5.17
5.18
Finishing Beton
5.18.2 Permukaan beton semi expose
Acuan yang dipakai harus cukup tebal dan kaku, dapat berupa
plywood berlapis film, baja atau bahan-bahan lain yang harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Apabila dipergunakan bahan kayu, maka kayu acuan untuk
permukaan beton exposed ini tidak boleh dipergunakan kebih dari 3
(tiga) kali. Acuan yang dipakai harus cukup tebal dan kaku, dapat
berupa plywood berlapis film, baja atau bahan-bahan lain yang harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
5.19.4
5.19.5
5.19.6
5.19.7
5.20
Selimut Beton
5.20.2 Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk
setiap bagian-bagian konstruksi.
5.20.3 Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut
beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai
berikut :
Kepala tiang (poer), untuk sisi bawah 15 cm untuk sisi lainnya 8
cm
Balok sloof = 4 cm
Kolom = 4 cm
Balok = 3 cm
Pelat beton = 1,50 cm
Dinding beton = 2,50 cm
5.21
5.22
Suhu
5.22.2 Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak
kurang dari 45 oC.
5.22.3 Bila suhu dari beton yang dituang berada diantara 27 oC dan 32 oC,
beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung
dicor.
5.22.4 Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari
beton melebihi 32 oC, sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah efektif,
umpanya mendinginkan agregat, menyampur dengan es dan mengecor
pada waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton,
waktu dicor pada suhu di bawah 32 oC.
Pasal 6
PEKERJAAN POER DAN SLOOF BETON
6
Pemasangan
6.2.2
6.2.3
6.2.4
6.2.5
6.2.6
6.2.7
7.3.2.5. Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh
celah/lubang tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak
terbentuk rongga udara
7.3.2.6. Apabila celah/lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat
mempergunakan corong/alat lain.
7.3.2.7. Perawatan/curing dan perbaikan
7.3.2.8. Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan
pengerasan yang terlalu cepat dengan ditutup oleh kain basah.
7.3.3 Pekerjaan Floor Hardener.
7.3.3.1 Persiapan permukaan
Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada
lubang dan celah-celah
Jika ada retak, lubang atau celah harus ditutup dengan adukan kedap
air/trasram sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.
7.3.3.2 Pelaksanaan
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada persetujuan
tertulis dari direksi/pengawas
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan lapisan floor hardener dengan
mengikuti persyaratan dari pabrik pembuat.
7.3.3.3 Pemeliharaan
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus dihindarkan
dari terjadinya keruksakan dan cacat akibat adanya pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan lain.
Keruksakan-keruksakan yang terjadi pada permukaan lapisan floor
hardener harus diperbaiki oleh kontraktor hingga mencapai mutu
pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini tanpa adanya
tambahan biaya.
7.3.4 Pekerjaan Water Proofing
7.3.4.1 Persiapan Permukaan
Bekesting pada bagian/sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harus
sudah dilepas agar tidak menghambat butir-butir air dalam beton untuk
keluar. Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang
dipersyaratkan pekerjaan beton struktural.
Permukaan harus betul-betul kering sebelum pelaksanaan lapisan water
proofing. Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau
lubang, serbuk aduk beton, debu gumpalan aduk beton, bagian-bagian
yang menonjol tajam, permukaan halus dan rata.
Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup dengan
aduk kedap air 1 Pc : 3 Ps hingga padat dan diratakan permukaanya.
7.3.4.2 Pekerjaan Water proofing lembaran
mulai
titik
terendah
Permukaan vertikal
Lembaran Water proofing harus dipasang dari titik terendah hingga ke
titik tertinggi menerus dalam 1 lembar kemudian baru dipasang lapisan
baru.
Tumpang-tindih ( overlap ) antara lapisan minimum 65mm dan atau
sesuai rekomendasi pabrik
Pemasangan langsung dari gulungan, ditekan dengan roller ( berat roller
+/- 35 kg dan lebar +/- 70 cm ) dengan seksama, menerus dan secara
merata sehingga tidak terdapat gelembung udara.
Jika diperlukan dapat memakai paku beton ukuran kecil untuk mengikat.
Pertemuan sudut/dinding/parapet
Semua pertemuan sudut harus dibuat tumpul 45 derajat, yaitu dengan
menutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air 1 Pc : 3 Ps,
selanjutnya pelaksanaan pekerjaan waterproofing.
Lapisan pelindung
Berupa lapisan ( screed ) kedap air 1 Pc : 3 Ps dengan tulangan kawaat
kasa ayam.
Tebal lapisan minimal 3 cm dan maksimal 8 cm.
Setelah selesai pelapisan, permukaan ditabur dengan aspal hingga merata.
Pengujian
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai
pekerjaan lapisan waterproofing dan sebelum pekerjaan lapisan
pelindung.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah
tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian +/- 50mm dan
dibiarkan selama 3 x 24 jam.
Lapisan pelindung
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan ( screed ) kedap
air 1 Pc : 3 Ps dengan tulangan kawat kasa ayam.
Tebal lapisan minimal 3 cm dan maksimal 8 cm.
Pengujian
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai
pekerjaan lapisan waterproofing dan sebelum pekerjaan lapisan
pelindung.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah
tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian +/- 50mm dan
dibiarkan selama 3 x 24 jam.
7.3.5 Jaminan/Garansi
Kontraktor wajib menyerahkan jaminan/garansi tertulis bahwa pekerjaan,
perbaikan dan perawatan dari bagian-bagian pekerjaan perlindungan ini telah
dilaksanakan dengan standar sesuai spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.
Jaminan/garansi untuk pekerjaan perlindungan tersebut tidak kurang dari 5 tahun
setelah masa pemeliharaan.
Pasal 8
PEKERJAAN LAIN-LAIN
8.1 PEKERJAAN LAIN-LAIN
8.1.1. Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pemberesan semua bagian-bagian
yang telah diperbaiki, namun dari segi kerapihan maupun kwalitas pekerjaannya
masih dirasakan kurang sempurna, sehingga perlu disempurnakan, sesuai dengan
perintah/petunjuk direksi/pengawas lapangan.
8.1.2. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang ternasuk dalam
lingkup Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini
semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan yang menjadi tanggungjawab Kontraktor bersangkutanb selesai
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sbagainya harus dikeluarkan dari
tapak konstruksi.
Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap
serah terima
8.1.3. Pekerjaan yang tidak termasuk di dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini namun
termasuk di dalam BQ maka jenis pekerjaan-pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan dan didalam pelaksanaannya harus meminta petunjuk
direksi/pengawas lapangan.
8.1.4. Volume yang termuat di dalam BQ bukan merupakan volume yang mengikat
sehingga segala kekurangan perhitungan yang berkaitan dengan perbaikan akan
menjadi tanggung jawab kontraktor.
Segala sesuatu yang belum diatur dan disyaratkan di dalam RKS ini akan dijelaskan
di dalam rapat penjelasan pekerjaan. Berita acara rapat penjelasan merupakan
bagian dari persyaratan yang sah dan berlaku mengikat.
Pasal 9
PEKERJAAN TALANG VERTIKAL DAN SALURAN DRAINASE AIR HUJAN
9 PEKERJAAN TALANG VERTIKAL DAN SALURAN DRAINASE AIR HUJAN
9.1
Perkerjaan Talang Vertikal
9.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan talang vertikal dan atau seperti tercantum
dalam gambar Kerja
9.1.2 Persyaratan Bahan
9.1.2.1Talang Vertika
Semua pipa dan pipa penyambung/joint/fitting, adalah pipa PVC
Pipa dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama kelas Heavy Duty
(AW-1), produk RUCIKA atau setaraf.
9.1.2.2Pipa Sparing
Pipa sparing dibuat dari pipa GIP
Ukuran dan diameter sesuai Gambar Kerja
9.1.2.3Saringan Talang
Saringan talang dibuat dari Stainless Steel, produk lokal dengan mutu
terbaik.
9.1.3 Persyaratan Pelaksanaan
9.1.3.1Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti dan
mempelajari dengan seksama Gambar Kerja khususnya Sanitasi
9.1.3.2Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang disyaratkan
pabrik khusus pada sambungan
9.2.3.15
Pada setiap sambungan gorong-gorong dan saluran terbuka
harus diberi alas dari kanan kiri, ditutup oleh pasangan batu bata batu
adukan 1pc : 4 ps, diberapen.
9.2.4 Pekerjaan Waterproofing.
9.2.4.1Pelapisan dengan bahan/material waterproofing untuk :
Bahan/material waterproofing lembaran untuk permukaan atas pelat atap
beton dan permukaan sisi dalam Ground Reservoir.
Bahan/material waterproofing cair untuk permukaan atas lantai 1 (satu)
semua KM/WC
9.2.4.2Persyaratan Bahan
Type lembaran dengan bahan dasar bitumen, produk :
Tipe cair, produk : WELDCRETE atau setaraf.
9.2.5 Persyaratan Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan/material yang termasuk
dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu, minyak, air dan noda
maupun kotoran lainnya, peil atau elevasi permukaan tersebut sudah disetujui
Konsultan pengawas.
Apabila dari bahan/material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
yang beracun atau membahayakan kesehatan keselamatan manusia, maka
kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung mis : masker, sarung tangan
dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus diawasi oleh tenaga
ahli/supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh
kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. PROSEDUR
PELAKSANAAN HARUS SESUAI DENGAN SPESIFIKASI PABRIK.
Pasal 10
PEKERJAAN PEMIPAAN
10.1 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan
pemasangan sistem pemipaan yang lengkap seperti ditentukan dan/ atau ditunjukkan
dalam gambar kerja.
Sistem pemipaan ini meliputi pemipaan distribusi air bersih, pembuangan air kotor
berikut pengujian seluruh sistem sehingga dapat bekerja dengan baik.
Pekerjaan ini juga meliputi penyambungan ke pipa distribusi seperti ditunjukan dalam
gambar kerja.
10.2 STANDAR RUJUKAN
10.2.1 American Society for Testing and Materials ( ASTM )
10.2.2 British Standard ( BS )
10.2.3 Standar Industri Indonesia ( SII )
10.2.4 Japanese Industrial Standard ( JIS )
10.2.5 Pedoman Plumbing Indonesia
10.3 PROSEDUR UMUM
Diameter dan panjang baut harus disesuaikan dengan dimensi flens. Sisa
ulir setelah pemasangan minimal yang seharusnya diadakan.
10.4.3 Pemipaan Air Buangan
10.4.3.1 Pipa
Pipa air buangan harus dari pipa PVC standar JIS dengan kelas tekanan
kerja 8 kg/cm2, seperti merek Pralon atau Rucika atau yang setara.
Diameter dan panjang pipa PVC yang dibutuhkan sesuai ketentuan
dalamGambar Kerja.
10.4.3.2 Sambungan Pipa
Sambungan-sambungan pipa seperti elbow, reducer, knee, tee dan
sebagainya, harus terbuat dari bahan dan kelas yang sama dengan pipa
PVC, berkualitas baik dan dari merek yang dikenal.
10.4.3.3 Perekat
Perekat untuk penyambung pipa PVC harus dari merek yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa PVC.
10.4.4 Lubang/Bak Pemeriksaan
Lubang/bak pemeriksa dibuat dari beton cor ditempat dengan ukuran sesuai
petunjuk Gambar Kerja. Bahan beton harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis Pekerjaan Beton.
10.5.7.1 Setelah selesai memasang dan roughing in, seluruh sistem pemipaan
harus diuji pada tekanan hidrostatis 1.5 (satu setengah) kali tekanan
kerja nominal dan dibiarkan pada tekanan tersebut selama minimal 8
jam. Tekanan kerja nominal setelah 10 bar.
10.5.7.2 Bila suatu bagian sistem pemipaan akan ditutup sebelum seluruh
pemasangan selesi, bagian tersebut harus diuji terpisah pada tekanan
yang sama dengan tekanan yang digunakan untuk seluruh sistem dan
disaksikan oleh Konsultan pengawas.
10.5.8 Pengecatan
10.5.8.1 Semua pipa, sambungan dan penumpu pipa yang terlihat harus dicat
dalam warna sesuai Skema Warna yang akan diterbitkan kemudian.
Semua pipa yang terlihat juga harus diberi tanda arah aliran.
10.5.8.2 Bahan Cat dan pekerjaan pengecatan harus sesuai ketentuan spesifikasi
teknis pengecatan yang disetujui perencana dan pengawas.
Pasal 11
PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI
11.1 PEKERJAAN SANITASI
11.1.1 Umum
Syarat-syarat teknis pekerjaan plumbing/sanitasi yang diuraikan disini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor dalam hal pengerjaan
instalasi maupun pengadaan material dan peralatan.
11.1.2 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan-pekerjaan di dalam dan diluar
bangunan sebagai salah satu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya,
seperti tertera dalam gambar maupun yang dispesifikasikan.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah:
Pekerjaan kloset lengkap dengan assesories
Pekerjaan Urinoir lengkap dengan assesories
Pekerjaan wastafel lengkap dengan assesories
Pekerjaan saluran air kotor dan air bersih.
11.1.3 Persyaratan Bahan
11.1.3.1 Pemasangan semua unit saniter harus lengkap dengan assesories
(Kran, pipa drain dan sebagainya). Satuan unit saniter harus utuh tanpa
cacat.
11.1.3.2 Kloset Jongkok dan duduk
Produk
: setaraf TOTO
Bahan
: Porselen
Warna
: ditentukan kemudian
Pemakaian : Semua toilet pada bangunan.
11.1.3.3 Urinal
Produk
: setaraf TOTO
Bahan
: Porselen
Warna
: ditentukan kemudian
Pemakaian : Semua toilet pada bangunan.
Type
: Ditempelkan ke dinding.
11.1.3.4 Wastafel
Produk
: setaraf TOTO
Bahan
: Porselen
Warna
: ditentukan kemudian
Pemakaian : Semua toilet pada bangunan dan daerah kantin.
Type
: Ditempelkan ke dinding
11.1.3.5 Perlengkapan (assesories) untuk unit-unit saniter tersebut diatas lengkap
dari kran sampai pipa pembuangan (drain), semua assesories yang
terpasang harus utuh, tidak cacat dan lengkap. Pipa drain untuk semua
unit saniter harus mempunyai leher angsa.
11.1.3.6 Kran (air, Urinoir) yang digunakan adalah Kran Logam Vernekel Setaraf
SAN-EI yang memenuhi SII. Setiap dan Jumlah kran dipasang pada
tempa dan ketinggian seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja.
11.1.3.7 Clean-Out, Floor Drain. Dipasang pada setiap KM/WC seperti
ditunjukkan pada gambar kerja. Clean-Out, Floor Drain yang dipakai
setara dengan Merk SAN-EI yang kwalitasnya adalah memenuhi SII.
11.1.3.8 Pipa air bersih baik pipa cabang, termasuk yang menuju fixtures
memakai pipa GIP medium class yang memenuhi standar BS
1387/1967. dia , s/d 3 dengan merk setaraf BUMIKAYA,
BAKRIE dan kualitasnya memenuhi SII, untuk Pipa air kotor memakai
pipa PVC class AW dia 1 1/2 s/d 4 dengan merk setaraf RUCIKA dan
kualitasnya memenuhi SII.
11.2 Instalasi Air.
11.2.1 Instalasi Air Bersih
Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan didalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana
dan spesifikasi teknisnya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan
oleh pompa yang disediakan oleh kontraktor.
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial
dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai
sistem bekerja dengan baik dan aman.
11.2.2 Instalasi Air Kotor
Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor/air buangan lengkap dengan
peralatannya yang berada didalam bangunan antara lain : WC, urinoir, wastafel,
floordrain, clean out dan lain sebagainya. Pengadaan dan pemasangan pipa air
kotor/air buangan dari dalam bangunan menuju saluran drainase dan septik
tank.
Pembuatan septictank dan sumur resapan, lengkap dengan pemipaan vent-out
dan filternya, pembuatan sump-pit dan pemompaannya termasuk panel kontrol
yang diragukan. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan
tekanan hidrolis.
11.3 Persyaratan Pelaksanaan.
11.3.1 Umum
11.3.1.1 Pengecatan
Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka
penyangga, semua unit yang sesuai dengan bahan masing-masing.
11.3.6 Semua assesories yang terpasang di dinding harus diusahakan tepat di tengah
atau pada naad ubin keramik.
11.4 PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI AIR
11.4.1 Instalasi Air Bersih
11.4.1.1 Pipa
Pipa dengan diameter 1 s/d 3 baik pipa utama maupun cabang,
termasuk yang menuju fixtures menggunakan galvanized iron pipe ( GIP
) medium class yang memenuhi standar BS 1387/1967. Pipa ex
BUMIKAYA, BAKRIE atau setara.
11.4.1.2 Fitting
Fiting-fiting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
11.4.1.3 Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3 diperkenankan menggunakan
sambungan ulir (screwed). Valve pada fixtures terbuat dari brass metal
atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk fixtures tersebut
harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve dari merk KITZ atau setara.
Setiap penawaran harus dilengkapi dengan brosur/katalog dari pabrik
pembuat, untuk kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi).
11.4.1.4 Bak Kontrol untuk Water Meter dan Valve
Bak kontrol untuk pipa penyambungan dari jaringan utama sistem
distribusi air bersih, dibuat dari beton tulangan besi yang dilengkapi
dengan tutup beton yang dapat dengan mudah dibuka/diangkat serta
dikunci.
11.4.1.5 Pemasangan Pipa
Pipa tegak
Pipa tegak yang menuju fixtures harus ditanam di dalam tembok/lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa
dipasang, diklem dan diuji harus ditutup kembali sehingga tidak
kelihatan dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi
sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.
Pipa mendatar
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus
dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hangger). Jika
jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
11.4.1.6 Penyambungan Pipa
Sambungan Ulir
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan dengan
diameter sampai 40mm ( 1 ). Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar
tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan
perapat henep dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua potongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap
ujung pipa bagian dalm harus dibersihkan dari bekas pemotongan
dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat
sambungan.
Sambunagn Lem
Sambungan Las
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat
las/elektroda yang sesuai. Tukang harus mempunyai sertifikat dan hanya
boleh bekerja sesudah mendapat ijin tertulis dari direksi/pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat khusus untuk itu.
Sleeves
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus beton. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi
tuang baja. Untuk yang diinginkan kedap air harus dilengkapi dengan
sayap/flens/water stop. Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi
bangunan yang mempunyai lapisan kedap air ( water proofing ) harus
dari jenis flushing sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber
seal atau caulk.
11.4.1.7 Penanaman Pipa di Dalam Tanah
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
Diberi pasir urug setebal 10 cm
Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang
dalamnya 50 mm untuk penempatan sambungan pipa.
Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug setebal
15 cm dihitung dari atas pipa.
Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok/penguat dari beton
agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan.
Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan
semula.
11.4.2 Instalasi Air Kotor
11.4.2.1 Material
Pipa di dalam bangunan
Pipa dengan ukuran 1 4 baik pipa utama maupun pipa cabang
menggunakan PVC class AW. Pipa PVC ex RUCIKA atau setara.
Pipa di luar bangunan
Dari ujung pipa di bagian dalam bangunan menuju ke saluran drainase
menggunakan pipa PVC class AW. Pipa PVC ex RUCIKA atau setara.
Asesories
Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang sama dibuat dengan
cara injection moulding.
Floor drain dan clean out dari stanless steel.
Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tuang atau fiber
glass, yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi
sebagai sediment bowl.
11.4.3 Cara pemasangan pipa
Pipa mendatar
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 2% perletakan pipa harus
diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik didinding /
tembok maupun pada ruangan yang berada dibawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah
menggunakan fitting dengan sudut 45 (misalnya Y branch dan
sebagainya) jenis long radius.
BAB III
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN
1.1 PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN
1.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan adukan untuk pasangan batu bata
Pekerjaan adukan untuk pasangan batu kali
Pekerjaan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.
1.1.2 Standar / Rujukan
1.1.2.1Standar Industri Indonesia ( SII )
1.1.2.2Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)
1.1.3 Persyaratan Bahan
1.1.3.1 Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan
Pembetonna.
1.1.3.2 Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan
organis.
1.1.3.2 Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
1.1.4 Persyaratan Pelaksanaan
1.1.4.1 Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
1.1.4.2 Jenis Adukan
1.1.4.2.1 Adukan biasa adalah campuran 1Pc : 4 Ps dan 1 Pc : 5 Ps. Adukan
ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.
1.1.4.2.2 Semua jenis adukan tersebut diatas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum
mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
1.1.4.2.3 Adukan kedap air adalah campuran 1 Pc : 3 Ps. Adukan plesteran
ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian
luar/tepi luar bangunan. Semua bagian dan keseluruhan
permukaan dinding pasangan yang diisyaratkan harus kedap air
seperti tercantum dalam bestek hingga ketinggian 150 Cm dari
permukaan lantai.
2.4 Pemeliharaan
Selama pasangan dinding belum di-finish, kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas keruksakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di-finish terdapat keruksakan, berlubang dan lain sebagainya.
Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
direksi/konsultan pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat di-klim sebagai pekerjaan
tambah.
Pasal 3
PEKERJAAN PLESTERAN
3 PEKERJAAN PLESTERAN
3.2 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Plesteran kasar untuk dinding passangan bata yang tertanam dalam tanah.
Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.
3.3 Persyaratan Bahan
3.3.1 Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan Pembetonna.
3.3.2 Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan organis.
3.3.3 Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
3.4 Persyaratan Pelaksanaan
3.4.1 Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding padangan
bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh direksi/konsultan
pengawas.
3.4.2 Jenis Plesteran
3.4.2.1 Adukan plesteran biasa adalah campuran 1Pc : 4 Ps dan 1 Pc : 5
Ps. Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bagian bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.
3.4.2.2 Adukan plesteran kedap air adalah campuran 1 Pc : 3 Ps. Adukan
plesteran ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi
luar bangunan. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding
pasangan yang diisyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam
bestek hingga ketinggian 150 Cm dari permukaan lantai.
minggu cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang
diisyaratkan tersebut diatas.
3.5.4 Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
direksi/konsultan pengawas, maka kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh direksi/konsultan pengawas. Biaya untuk
perbaikan tersebut ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat dijadikan
sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 4
PEKERJAAN PASANGAN LANTAI
4
4.3.2 Pada saat pemasangan ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
4.3.3 Seluruh pemasangan harus dilakukan dengan cara kering, tidak dibenarkan
menyiram air semen kepermukaannya.
4.3.4 Seluruh pemasangan harus dilakukan dengan cara kering, tidak dibenarkan
menyiram air semen kepermukaannya.
4.3.5 Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar kerja/shop drawing
atau sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas. Pada prinsipnya pemasangan
dimulai dari as kolom atau as dinding, dan ataupun sesuai dengan petunjuk
konsultan pengawas.
4.3.6 Seluruh rongga pada permukaan ubin keramik bagian belakang harus terisi
dengan aduk perekat.
4.3.7 Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata/waterpass sesuai dengan peil
finish atau ketebalan finish yang disyaratkan dam gambar kerja. Toleransi
kecekungan adalah 2,5mm untuk setiap 2,00 m2.
4.3.8 Garis-garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus, lebar
siar harus sama, maksimum selebar 3 mm dengan kedalaman 2mm.
4.3.9 Sebelum dan sesudah pelaksanaan aduk pengisi, siar harus bersih dari debu dan
kotoran lainnya, pembersihan harus segera dilakukan sebelum menjadi
keras/kering dengan lap basah.
4.3.10 Aduk perekat untuk pemasangan ubin keramik dengan campuran 1pc : 3ps,
digunakan pada lantai dasar dan bagian lantai harus kedap air seperti yang
disyaratkan dalam gambar kerja. Untuk lantai-lantai lainnya digunakan aduk
perekat dengan campuran 1 pc : 4 ps.
4.3.11 Pemasangan dilakukan diatas lapisan screed yang bebas dari debu, kotoran dan
telah betul-betul keras.
4.3.12 Ubin keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda
aduk perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air
bersih, dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
4.3.13 Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari
injakan atau pemberian beban.
4.3.14 Bila terjadi keruksakan/cacat. Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk hal ini adalah
tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
4.3.15 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing atau jaringan pipa
sudah terpasang pada tempatnya.
Pasal 5
PEKERJAAN ALUMUNIUM KUSEN
5 PEKERJAAN ALUMUNIUM KUSEN
5.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
Pekerjaan kusen alumunium untuk pintu dan jendela.
Pekerjaan rangka daun pintu dan daun jendela alumunium.
Pekerjaan kusen, rangka daun pintu dan jendela lengkap lainnya sesuai tercantum
dalam gambar Kerja.
5.2 Persyaratan Bahan
5.2.1 Kusen, Rangka Daun Pintu, Rangka Daun Jendela Alumunium
Spesifkasi bahan kusen & rangka daun pintu/jendela:
Jenis
: Alumunium extrussion alloy clear anodizing.
Gambar
Uraian / informasi
Denah
Daftar jenis pintu,
jendel buvenlicht
Shop-drawing
detail
Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan
pelaksanaan Pekerjaan Perlengkapan Pintu & Jendela.
Semua kusen dan rangka daun harus dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti,
sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.
Kusen dan rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda,
lubang, goresan-goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi
maupun pemasangan.
Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pasang, ketidak-tepatan pemasangan
karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka Kontraktor harus
Pasal 6
PEKERJAAN PLAFOND
6 PEKERJAAN PLAFOND
6.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
Pekerjaan langit-langit mengunakan bahan Gypsum board untuk dalam ruangan dan
GRC untuk luar ruangan.
6.2.1 Rangka Langit-langit.
Bahan :
Hollow Galvanize 0,5 mm
Ukuran :
Sesuai Gambar Kerja
Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Bab III pasal 8 Pekerjaan kayu Butir
8.1.2.
6.2.2 Lis langit-langit.
Bahan :
profil Gypsum
Ukuran :
Sesuai Gambar Kerja
Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Bab III pasal 8 Pekerjaan kayu Butir
8.1.2.
6.3 Persyaratan Pelaksanaan : Mengikuti standar Pabrikan
6.3.1 Umum
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti Gambar Kerja
dan melakukan pengukuran lapangan.
Tipe plafond yang terpasang harus sesuai dengan tipe yang tertera dalam Gambar
Kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, material, detail, dan lain-lain.
Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan membuat shop-drawing
dan mambuat contoh jadi (mock-up) detail hubungan bagian tertentu yang
diminta oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui dengan petunjuk
sebagai berikut:
6.3.1.1Rangka Langit-langit
Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi Bab III pasal 8 Pekerjaan Kayu
butir 8.3.
Bagian permukaan rangka langit-langit yang akan dipasang rangka
langit-langit harus diserut halus dan rata permukaan.
Panggantung rangka langit-langit adalah klem besi strip dengan
kawat/kabel baja yang diikatkan ke stek penggantung langit-langit
dengan watermut (flame clip).
Stek penggantung langit-langit dari besi beton diameter 6 mm, diikatkan
ketulangan pelat lantai atau balok beton, telah dipasang pada saat
pengecoran.
Pamjang stek dan jarak penggantungan sesuai dengan Gambar Kerja.
Untuk pengikatan balok tepi rangka langit-langit yang menempel dinding
pasangan batu bata atau beton adalah dengan fisher. Panjang fisher
yang dipakai harus 1,5 kali tebal balok. Pemasangan rangka langit-langit
harus rata waterpass pada permukaan bawahnya.
Setelah rangka langit-langit terpasang, dilapis dengan cat menie kayu.
6.3.1.2 Langit-langit Triplek
Panel triplek yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yanng
retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
Panel gypsum dipasang dengan cara pemasangan sesuai standar yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, pemakuan dengan paku khusus
untuk panel, dan pola pemasangan sesuai Gambar Kerja.
Setelah selesai pemasangan, bidang permukaan langit-langit harus lurus,
rata waterpass dan tidak bergelombang; sambungan antar panel saling
tegak lurus.
Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m.
Panel Triplek yang terpasang harus memiliki sifat kedap udara.
Penyelesaian akhir (finishing) adalah di cat.
Pekerjaan harus memenuhi point Pekerjaan Cat
6.3.1.3 Langit-langit Lumbershering
Panel Lumbershering yang dipasang adalah panel yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yanng retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Panel akustik dipasang dengan cara pemasangan sesuai standar yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, khusus untuk lumbershering
menggunakan lis kayu untuk dudukannya. dan pola pemasangan sesuai
Gambar Kerja.
Setelah selesai pemasangan, bidang permukaan langit-langit harus lurus,
rata waterpass dan tidak bergelombang; sambungan antar panel saling
tegak lurus.
Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m.
Penyelesaian akhir (finishing) adalah di cat.
BAB IV
PEKERJAAN ELEKTRIKAL dan MEKANIKAL
Pasal 1
SISTEM ELEKTRIKAL
1.3. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1.3.1.
Umum
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalah hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam bangunan FIP Universitas
Pendidikan Indonesia di Bandung. Dalam hal ini Syarat-syarat Khusus Teknik ini.
Prinsip Penyediaaan Daya Listrik
a. Sumber daya listrik bagi pekerjaan baru ini adalah sistem kelistrikan dengan
penyambungan lama dan baru.
b. Sistem distribusi daya tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasaempat kawat 220/380 V mengikuti sistem PNP (Pertanahan Netral Pengaman).
1.3.2.
Lingkup Pekerjaan
1.3.2.1. Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem
listrik sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya,
seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
1.3.2.2. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi
testing/pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan atau Badan
Keselamatan Kerja, serta serah terima pemeliharaannya selama 12 bulan.
1.3.2.3. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun di dalam
spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi secara keseluruhan harus juga dumasukan ke dalam pekerjaan ini.
1.3.2.4. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah:
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan,
material, peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan
peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat
umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan walaupun tidak
tercantum pada Syarat-syarat khusus Teknis atau gambar dokumen.
1.3.2.5. Pekerjaan ini meliputi :
3.2.5.1. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan
daya (stop kontak), lengkap dengan armatur, power receptacle
outlet dan alat-alat bantu yang diperlukan.
3.2.5.2. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, baik
pentanahan sistem listrik maupun badan (body) peralatan listrik.
1.3.3.
Gambar-gambar
1.3.3.1. Gambar-gambar elektrikal menunjukan secara khusus teknik pekerkaan
listrik yang di dalamnya dircantumkan besaran-besaran listrik dan
mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.
1.3.3.2. Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
1.3.3.3. Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal elektrikal dan kontrak
lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan
secara keseluruhan.
1.3.3.4. Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan/kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada ahli, Konsultan Pengawas atau pihak lain yang
ditunjuk untuk itu.
1.3.4.
Ketentuan-ketentuan Instalasi
1.3.4.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop
kontak), saklar, kotak-kotak tarik (pull box), kabinet panel daya, kabel,
alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk
mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya
tegangan rendah 220/380 V dan penerangan.
1.3.4.2. Kotak-kotak (doos) Outlet.
3.4.2.1. Jenis
Kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau
standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single/multi gang box
empat persegi atau segi delapan. Celling box dan kotak-kotak lainnya
yan tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.
3.4.2.2.
Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit halnya ditempat
yang diperlukan.
3.4.2.3.
Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari
tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
tempat-tempat yang kena matahari
tempat-tempat yang kena hujan
tempat-tempat yang kena minyak
tempat-tempat yang kena udara lembab
tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
3.4.2.4.
Outlet pada permukaan khusus
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.
1.3.5.
1.3.5.3.
1.3.5.4.
1.3.6.
Kabel-kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah, meliputi kabel
tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barangbarang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua dan peralatan.
1.3.6.1.
1.3.6.2.
Pemasangan di permukaan
Kabel instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel Harus dipasang di dalam konduit PVC High impact-heavy
duty, dipasang dipermukaan pelat beton kolom menuju ke armatur,
saklar atau stop kontak dengan klem pendukung yang sesuai.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur.
Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak
boleh kurang dari syarat pabrik (Minimum 15 Kali diameter kabel).
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan
setelah pipa selesai ditanam.
1.3.6.4.
1.3.6.5.
1.3.7.
Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) yang ada di atas panel daya harus diberi
cukup banyak klem dan peralatan pendukung lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehinggga tidak ada kabel yang membentang tanpa
pendukung.
Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi
harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap
dinding atau langit-langit.
Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL
dan lain-lain.
1.3.7.2.
Bahan
Semua conduit PVC yang digunakan harus dari jenis high impactheavy duty gauge yang memenuhi standar BS 4607 dan BS 6099.
Pemasangan
1.3.7.3.
Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan labih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.
Bahan-bahan logam/metal dari peralatan-peralatan listrik yang
terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath/armour), konduit, saluran
metal, rack, tray doos, stop kontak, armatur, saklar dengan penutup
metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk
pentanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan
tidak diperbolehkan.
Peralatan Penerangan
1.3.8.1.
Umum
Peralatan Penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus
seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
1.3.8.2.
Kualitas dan Pengerjaan
Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum
maupun khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan
standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar
dan skedul atau seperti yang disyaratkan disini.
1.3.8.3.
Jenis Armature
Lampu Baret
Lampu Baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari
kaca sesu dengan lampu pijat (incandescent)
1.3.8.4.
Pemasangan
Semua armature penerangan dan perlengkapannya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang
disetujui Konsultan Pengawas. Harus disediakan pengikat, penyangga,
penggantung dan bahan-bahan lain yang perlu agar diperoleh hasil
pemasangan yang baik. Barisan armatur yang menerus harus dipasang
sedemikian rupa sehingga betul-betul lurus. Armatur yang dipasang
merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh mempunyai
sela-sela diantara bagian-bagian fixture dan permukaan-permukaan
disebelahnya.
Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded)
Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan,
peralatan tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada
dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat/kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya
harus menyala secara lengkap.