INSPECTION ENGINEERING
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat – Nya dan
anugerah – Nya, sehingga kami dapat menyampaikan Laporan Kegiatan Inspection
Engineer Bulan 8 (terakhir) kegiatan pada Konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir
Afvour Watudakon Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto. Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Brantas, bermaksud untuk melaksanakan
Pengawasan Teknis Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir Afvour
Watudakon Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto oleh Konsultan Supervisi PT.
Adhistitya Dharmatista – CV. Kautsar Susilo Adi (KSO) dengan nomer kontrak PB.03.01
– Am.07.1/336 Sumber Dana APBN Tahun Anggaran 2021. Jangka waktu pelaksanaan
255 hari kalender.
Sedangkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi oleh PT Sinar – Cipta, KSO dengan
nomer kontrak PB.02.01 – Am.07.1/328 Sumber Dana APBN Tahun Anggaran 2021.
Jangka waktu pelaksanaan 266 hari kalender.
: PB.03.01-Am.07.1/336
Dwi Prasetyo, ME
Inspection Engineering
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………. i
DAFTAR ISI ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum …………………………………………………………………….…..….. I - 1
1.2 Latar Belakang …………………………………………………….…………..... I - 2
1.3 Maksud dan Tujuan …………………………………………………….…….... I - 3
1.4 Sasaran Kegiatan ……………………………………………….……….……. I - 4
1.5 Lokasi Pekerjaan …………………………………….……………………….….. I - 7
1.6 Kondisi Afvour Watudakon ………………………………………………..…… I - 9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………….………………………… V - 31
5.2 Kendala ……………………………………………………….…………………. V - 32
5.3 Saran ……………………………………………………………………………. V – 33
LAMPIRAN
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Laporan Kegiatan Inspection Engineer Bulan 8 ini merupakan kegiatan
pelaksanaan yang terakhir sesuai dalam kontrak Pekerjaan Konstruksi
Pembangunan Pengendali Banjir Afvour Watudakon Kabupaten Jombang dan
Kabupaten Mojokerto. Afvour Watudakon adalah sungai di Jawa Timur, yang
merupakan anak Sungai Brantas, alirannya melintasi wilayah Kabupaten
Jombang, Kabupaten Mojokerto, dan Kota Mojokerto. Afvour adalah sebutan
yang biasa digunakan untuk kali atau sungai-sungai yang ada di beberapa
daerah di Jawa Timur. Banjir terjadi setiap tahun pada area di sekitar aliran
sungai atau Afvour Watudakon, dimana sungai ini dikenal dengan nama Kali
Watudakon. Sehingga nama Afvour Watudakon akan disebut atau ditulis sebagai
Kali Watudakon. Demikian juga dengan afvour-afvour lain yang berada di
Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto, akan disebut sebagai kali. Desa-
desa atau area di sekitar Kali Watudakon yang menjadi langganan banjir setiap
tahun diantaranya adalah:
A. Kabupaten Jombang:
1. Desa Jombok Kecamatan Kesamben
2. Desa Blimbing Kecamatan Kesamben
3. Desa Podoroto Kecamatan Kesamben
4. Desa Kedungmlati Kecamatan Kesamben
5. Desa Jombatan Kecamatan Kesamben
6. Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben
7. Desa Pojok Kulon Kecamatan Kesamben
8. Desa Ngrandu Lor Kecamatan Peterongan
B. Kabupaten Mojokerto
1. Desa Tempuran Kecamatan Sooko
2. Desa Ngingasrembyong Kecamatan Sooko
1
Banjir yang cukup parah terjadi pada awal puasa Ramadhan, awal Bulan Mei
2019 ini, dimana banjir terjadi untuk waktu yang cukup lama, yaitu sekitar satu
minggu. Berdasarkan hal tersebut di atas maka Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Besar
Wilayah Sungai Brantas melaksanakan penanganan Pengendali Banjir Afvour
Watudakon di Kabupaten. Jombang dan Kabupaten Mojokerto.
2
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi, SNVT Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Brantas Kerangka Acuan Kerja Supervisi Pembangunan Pengendali
Banjir Afvour Watudakon PPK Sungai & Pantai III pengawasan pekerjaan
konstruksi ini, adalah untuk:
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi telah memenuhi persyaratan mutu
teknis sebagaimana yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah membantu Pengguna Jasa dalam hal
pengendalian pelaksanaan pekerjaan di lapangan untuk mendapatkan hasil
pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam
spesifikasi (tepat mutu), dan dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu
dengan memperhatikan aspek lingkungan. Dan penjaminan mutu teknis pekerjaan
konstruksi untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi persyaratan dalam
dokumen kontrak, guna menjamin ketersediaan infrastruktur Sumber Daya Air yang
3
handal dan berkelanjutan. Terwujudnya sarana sumber daya air yang handal,
berwawasan lingkungan dan berkeselamatan pada pekerjaan Pembangunan
Pengendali Banjir Afvour Watudakon Kabupaten Jombang dan Kabupaten
Mojokerto
4
Gambar 2. Lokasi Pekerjaan Avfour Watudakon
Pada awal pergantian abad 20, kebijakan ekonomi pemerintah kolonial Belanda
berubah menjadi lebih terbuka bahkan cenderung liberal. Perusahaan swasta
yang bergerak di sektor perkebunan tumbuh pesat. Di Mojokerto para investor
5
mendirikan beberapa pabrik gula, selain itu juga berdiri kebun teh di daerah
Pacet. Dengan adanya industri perkebunan itu, kebutuhan lahan pertanian di
Mojokerto meningkat seiring berdirinya pabrik gula. Di berbagai lahan pertanian
yang ada berubah dari tanaman palawija menjadi tanaman tebu untuk menyuplai
lebih kurang 10 pabrik gula di sekitar lokasi ini. Kebutuhan bahan baku ternyata
belum bisa mencukupi kapasitas produksi pabrik yang mulai menggunakan
tenaga uap tersebut. Oleh karenanya dibutuhkan lahan baru yang ijin sewanya
dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Menghadapi tuntutan para investor pabrik itu, pemerintah kolonial tidak begitu
saja meluluskannya. Pemerintah menghendaki ada timbal balik dari ijin sewa
yang dikeluarkannya. Untuk mengurangi banjir tahunan di kota Mojokerto,
pemerintah meminta agar para investor pabrik itu mau berperan serta. Setelah
diadakan negosiasi maka dibuatlah kesepakatan bahwa pemerintah mengijinkan
sewa lahan dan Suiker Fabriek Bond membangun saluran irigasi, termasuk
bangunan Siphon Watudakon.
Secara teknis untuk membuang air dari muara Kali Watudakon memang sulit.
Daerahnya lebih rendah dari permukaan air banjir Kali Brantas dan Kali Ngotok.
Alternatif penanganan yang dipilih adalah membuang air ke daerah lain yang
lebih rendah yang salah satunya terdapat di daerah Utara yaitu daerah Kedung
Sumur, Desa Canggu Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. Di Kedung Sumur
ini terdapat Kali Mas/ Surabaya yang permukaan airnya lebih rendah dari area
muara Kali Watudakon. Untuk mengalirkan air dari daerah rawan banjir ini, perlu
dibuat bangunan air menembus bawah Kali Brantas. Bangunan untuk
mengalirkan air melewati bagian bawah Kali Brantas ini disebut Siphon
Watudakon. Dari siphon ini air dialirkan melalui Kali Pagerluyung menuju ke Kali
Mas, di hulu muara Kali Marmoyo.
Setelah Siphon Watudakon selesai dibuat maka bukan hanya persoalan banjir di
Kota Mojokerto yang teratasi, masalah kekeringan lahan di wilayah Gedeg juga
terpecahkan. Daerah di Utara Kali Brantas memang dikenal sebagai lahan tadah
hujan. Dengan adanya tambahan lahan pertanian di dua lokasi (di Selatan dan
Utara Kali Brantas), yang lebih diuntungkan tentu saja pabrik gula Gempolkrep
yang ada di wilayah tersebut. Dengan adanya Siphon Watudakon ini, aliran air
yang semula menuju ke Kali Ngotok, dari daerah muara Kali Watudakon di desa
Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto digeser menuju ke daerah
Tempuran dan diteruskan ke Siphon Watudakon. Hubungan antara Kali
Watudakon dengan Kali Ngotok diputus di Desa Pulorejo seperti pada skema
sistim jaringan Afvour Kalidakon (Gambar 2.9).
6
Mengingat pentingnya fungsi Siphon Watudakon dan saluran pengantarnya bagi
daerah di Selatan Kali Brantas ini, maka adanya gangguan aliran air pada badan
kali di sekitar daerah yang rendah ini akan dapat mengakibatkan terjadinya banjir
yang merugikan masyarakat sekitar seperti yang terjadi pada awal Bulan Mei
2019 dimana air banjir menggenangi area permukiman yang cukup luas dengan
durasi yang cukup lama (lebih dari satu minggu).
7
BAB II PROSEDUR PELAKSANAAN KONSTRUKSI
8
Lampirkan foto dokumentasi saat awal, selama dan akhir pelaksanaan dari
titik dan sisi serupa sehingga mudah dibedakan perkembangan
prestasinya.
Hasil volume pekerjaan minggu tersebut diakumulasikan sehingga dapat
dipakai sebagai dasar evaluasi penyelesaian pekerjaan keseluruhan.
9
Buat irisan-irisan vertical melintang komponen bangunan yang dinilai
prestasinya sedemikian rupa secara terperinci dan seteliti mungkin,
sehingga dapat dipakai sekaligus untuk menghitung volume semua jenis
item pekerjaan yang berkaitan.
Volume harus diukur secara akurat berdasarkan dimensi dan elevasi
pekerjaan hasil terpasang, serta pengukuran langsung dilapangan.
Hitung total luas masing-masing jenis item pekerjaan yang dijadikan
prestasi, sehingga volume bagian bangunan diantara dua irisan berdekatan
bisa didapat dan dicatat dalam lembar detail perhitungan dilengkapi gambar
sketsa irisan-irisan.
Hasil perhitungan volume pekerjaan yang diprestasikan dimasukan
kedalam formulir hasil prestasi bulanan, dilampiri lembar perhitungan detail
dan dimintakan persetujuan dari Direksi setelah diverifikasi oleh Konsultan
Supervisi.
Lampirkan hasil uji kualitas paling mutakhir sesuai prosedur dan
persyaratan teknis tercantum dalam spesifikasi.
Lampirkan foto dokumentasi saat awal, selama dan akhir pelaksanaan dari
titik dan sisi serupa sehingga mudah dibedakan perkembangan
prestasinya.
Direksi menerbitkan Sertifikat Prestasi Pekerjaan dilampiri perhitungan
volume pekerjaan terpasang dan penilaian uji kualitas setelah dikoreksi Tim
Konsultan.
10
Hasil uji mutu tersebut dievalusi untuk mendapatkan rekomendasi oleh Tim
Konsultan Supervisi sesuai persyaratan spesifikasi teknis, untuk
selanjutnya mendapatkan persetujuan Direksi.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi melakukan pengujian mutu, dan
peninjauan produk ke pabrik pembuat Mini Pile yang akan dipergunakan
dalam pelaksanaan di lapangan nanti dan didampingi wakil Direksi
pekerjaan konstruksi dan wakil Tim Konsultan Supervisi
11
8. Pengujian Kepadatan Timbunan
Sebelum pelaksananan urugan dan timbunan dilokasi yang ditunjukan pada
gambar pelaksanaan, maka dilakukan prosedur yang ditempuh sebagai
berikut:
a) Percobaan pemadatan lapangan.
Konfigurasi berat alat pemadat, minimal 8 ton.
Jumlah minimal lintasan 4 kali.
Jumlah kadar air ideal, diuji dengan Speedy Test.
Maksimal tebal lapisan tanah hamparan 40 cm.
Pengambilan contoh uji lapisan tanah yang telah padat.
Test Standard Proctor ulang kepadatan lapisan tanah.
b) Pelaksanaan Pemadatan Lapangan.
Metode percobaan pemadatan dipakai sebagai acuan.
Penghamparan lapisan terakhir maksimal 30 cm.
Pengambilan contoh uji lapisan tanah yang telah padat setiap 5.000 m2
c) Test Sandcone
− Test Sandcone pada tanah dilakukan untuk mengtahui kepadatan tanah
ditempat dari lapisan tanah atau perkerasan yang dipadatkan. Alat yang
diuraikan disini hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butiran
kasar tidak lebih dari 5 cm. Kepadatan lapangan adalah berat kering
persatuan isi.
12
a) Tahap Persiapan
1. Pemeriksaan Metode dan Rencana Kerja Kontraktor
Kelayakan teknis metode dan rencana kerja Kontraktor untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi perlu dikaji dan diperiksa secara teliti dan hati-hati,
sebagai bukti justifikasi bahwa target dan sasaran kegiatan tersebut dapat
tercapai sesuai dengan persyaratan teknis dan administrasi Kontrak.
Impelentasi kegiatan ini antara lain memberikan tanggapan dan
rekomendasi terhadap metode pelaksanaan dalam Pre Construction Meting
yang dipresentasikan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Direksi.
Pemeriksaan meliputi:
Memeriksa / mengoreksi metode dan jadwal pelaksanaan konstruksi.
Menyiapkan network planning bersama penyedia jasa konstruksi.
Mengevaluasi prosedur dan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Pengarahan prosedur dan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Identifikasi indikasi permasalahan dan hambatan pelaksanaan.
Usulan teknis penanganan permasalahan dan hambatan.
Pencegahan penyimpangan standar prosedur dan spesifikasi
pelaksanaan.
2. Penyesuaian Desain
Penyesuaian desain dan kajian teknis terhadap perubahan-perubahan jenis
pekerjaan sesuai kondisi lapangan dan bila dipandang perlu saran review
13
Tim Konsultan Supervisi dapat dilaksanakan. Adapun tugas Konsultan pada
penyesuaian desain adalah melakukan hal-hal sebagai berikut:
Meneliti dan memberi masukan tentang kesesuaian desain dengan
keadaan lapangan kepada pemilik pekerjaan.
Menyiapkan data pendukung (data ukur, dll) yang dibutuhkan dalam
rangka review desain sesuai kebutuhan lapangan.
Menyiapkan konsep penyesuaian desain sesuai dengan
kebutuhan/kondisi lapangan.
14
Gambar profil memanjang dan melintang bangunan.
Gambar detail irisan melintang bangunan.
Perhitungan aritmatik kuantitas.
Foto dokumentasi sebelum dan sesudah pelaksanaan.
2. Pengawasan Konstruksi
Melakukan pengawasan pelaksanaan konstruksi, antara lain :
Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan, spesifikasi
teknik dan desain sebagaimana ditentukan dalam dokumen kontrak
pekerjaan konstruksi.
Menyusun Standar Operasi Prosedur (SOP) pelaksanaan konstruksi.
Memeriksa dan mengesahkan laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan yang dibuat, oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
Memberi masukan lisan/tertulis secara pro aktif, akurat dan tepat
kepada direksi atau pemilik pekerjaan dalam rangka memperoleh
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan.
Mengevaluasi program harian, mingguan penyedian jasa konstruksi
serta memberikan ijin lingkup pekerjaan per minggu sesuai jadwal
pelaksanaan.
Melaksanakan sosialisasi spesifikasi teknis yang tercantum dalam
kontrak kepada seluruh personil teknis penyedia jasa konstruksi.
Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur, mekanisme
pelaksanaan yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Mutu
Kontrak (RPMK) dan hasilnya dilaporkan kepada direksi pekerjaan.
Melaksanakan tugas supervisi sesuai dengan standar prosedur
pengawasan yang berlaku yang telah dijabarkan dalam Kerangka
Acuan Kerja.
Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus
sehubungan dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta
15
menandatangani laporan bulanan, apabila pelaksanaan pekerjaan telah
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.
Konsultan Pengawas harus melaporkan secara tertulis kepada pemilik
pekerjaan apabila terjadi adanya penyimpangan-penyimpangan dari
ketentuan dan persyaratan teknis, dengan tembusan kepada penyedia
jasa konstruksi.
Melaporkan kepada Pemilik Pekerjaan masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapain target fisik,
serta mengusulkan upaya penanggulangan dan tindak turun tangan
yang diperlukan, dan membantu Pemilik Pekerjaan menyiapkan konsep
teguran terhadap Penyedia Jasa Konstruksi.
Melaporkan dan mencatat pemakaian bahan yang diperlukan, jumlah
tenaga dan alat yang dipergunakan.
Membantu Pemilik Pekerjaan dalam pelaksanaan penyerahan pertama
pekerjaan/ Previsional Hand Over (PHO).
16
Evaluasi final kualitas pekerjaan konstruksi meliputi rangkuman hasil uji
kualitas dan kesimpulan akhir kualitas konstruksi bangunan, sebagai
persyaratan teknis Penyerahan Pertama Hasil Pelaksanaan Konstruksi
kepada Pengguna Jasa.
Evaluasi final estetika hasil pekerjaan konstruksi dan kesimpulan akhir
penampilan konstruksi guna penyempurnaan pada masa pemeliharan.
Verifikasi dan klarifikasi dokumen-dokumen pendukung pembayaran
tahap Penyerahan Pertama Hasil Pelaksanaan Konstruksi.
17
Kehadiran Tim Konsultan dalam Rapat Koordinasi Evaluasi
Pelaksanaan Konstruksi untuk memberikan laporan teknis dan
masukan dalam rangka pengendalian pelaksanaan konstruksi
merupakan bentuk pembantuan Tim Konsultan kepada Pengguna Jasa.
Rapat koordinasi secara periodik baik harian, mingguan ataupun rapat
bulanan dilakukan sesuai kebutuhan, antara lain dalam bentuk :
Rapat dengan Direksi dan Kontraktor mengenai: organisasi proyek,
dokumen kontrak, program kerja, metode pelaksanaan, material,
tenaga, peralatan, pelaksanaan uji di lapangan dll pengaturan yang
diperlukan.
Rapat dengan Desa Tempuran Kabupaten Mojokerto dan Desa
Blimbing Kabupaten Jombang kaitannya dengan usulan lokasi yang
mengalami genangan pada waktu banjir di sawahnya dan rumahnya.
Pengecekan bersama kondisi lapangan sebagai masukan kemudian di
usulkan kepada PPK Sungai & Pantai untuk mendapat persetujuan
sebelum pekerjaan dimulai.
18
c) Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen Kontrak secara benar,
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta gambar –
gambar, dan pelaksana menerapkan teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat
dan cocok dengan keadaan lapangan untuk berbagai macam kegiatan
pekerjaan;
d) Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak pekerjaan
dan material;
e) Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan setiap hari yang dicapai
Pelaksana pada lembar kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah
disetujui;
f) Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari semua
pekerjaan dan melaporkannya segera/tepat waktu kepada PPK bila kemajuan
pekerjaan terlambat sebagaimana tercantum pada buku Spesikasi Umum dan
hal itu benar – benar berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian yang
direncanakan. Dalam hal demikian, maka Supervision Engineer juga membuat
rekomendasi secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar
keterlambatan tersebut;
g) Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan
yang telah selesai yarig disampaikan oleh Quantity Engineer,
h) Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk melaksanakan pekerjaan
berikutnya, maka pekerjaan – pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau
menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa dan diuji serta sudah memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Kontrak;
i) Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan
yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap bukti pembayaran
bulanan Pelaksana;
j) Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa – sketsa yang benar
untuk bahan PPK pada setiap lokasi pekerjaan;
k) Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya Terbangun/
Terpasang (as-built drawings) dan megupayakan agar semua gambar tersebut
dapat diselesaikan sebelum Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO);
19
l) Memeriksa dengan teliti dan seksama setiap gambar – gambar kerja dan
Analisa atau perhitungan konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
Pelaksana sebelum pelaksanaan;
m) Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua
lokasi pekerjaan dalam kontrak membuat laporan kepada PPK terhadap hasil
inspeksi lapangan;
n) Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan mutu dan keluaran hasil
pekerjaan serta pemenuhan tingkat layanan jalan terkait dengan usulan
pembayaran yang diajukan Pelaksana;
o) Mengkoordinasikan pembuatan laporan – laporan mengenai kemajuan fisik
dan keuangan proyek yang ada dibawah wewenangnya dan menyerahkan
kepada PPK serta instansi lain yang terkait tepat pada waktunya; dan
p) Menyusun/memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan harian laporan
mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran
q) Pembayaran, gambar desain, laporan hasil inspeksi lapangan, dan lainnya.
20
Pekerjaan pemasangan bronjong dan pembesian tulangan untuk konstruksi
dinding penahan tanah (DPT) Kali Balongkray serta Sungai Watudakon
sebelum dilakukan pengecoran beton K.300 pada pondasi DPT dan dinding
tegaknya, untuk mengetahui jarak tulangan pokok dan tulangan bagi sudah
sesuai dengan desain, setelah dilakukan Joint Inspection penyedia jasa di
ijinkan untuk melaksanakan pengecoran beton K. 300 adapun kegiatan
Joint Inspection dilaksanakan oleh Konsultan Supervisi dan Pelaksana
pekerjaan dilapangan sebagai wakil dari Penyedia Jasa dan Satuan Kerja
Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Brantas Balai
Besar Wilayah Sungai Brantas.
Untuk pengecoran beton K.300 semua dinding penahan tanah (DPT)
terlebih dahulu dilakukan Joint Inspection semua pembesian baik untuk
pondasi maupun dinding tegak kaitannya dengan jarak tulangan melintang
dan memanjangnya juga diameter besi tulangan, dan penyedia jasa tidak di
ijinkan untuk order beton sebelum Joint Inspection dilaksanakan sesuai
dengan desain dinding penahan tanah (DPT).
21
tanah sukar dipadatkan, sedangkan pada kadar air yang cukup tinggi nilai
kepadatannyanakan menurun sampai suatu kadar air tinggi sekali sehingga
air tidak dapat dikeluarkan dengan pemadatan. Pada pemadatan dengan
kadar air yang berbeda – beda akan didapat nilai kepadatan yang berbeda
22 pula. Sehingga kadar air tertentu akan didapat keadaan yang paling
padat (angka pori yang paling rendah) Kadar air dimana tanah mencapai
keadaan yang paling padat disebut kadar air optimum. Satu hal yang
penting untuk diperhatikan dalam pekerjaan tanah adalah kepadatan
lapangan (berat isi kering) Karena walaupun nilai CBR (California Bearing
Ratio) telah memenuhi standar, namun jika kepadatan lapisan nya masih
belum baik, maka deformasi akibat konsolidasi masih dapat terjadi
penyebaran beban ke lapis tanah dibawahnya akan terjadi kurang baik,
yang dapat mengakibatkan kegagalan lapis dasar tanah dasar secara
keseluruhan.
22
3.4 PELAKSANAAN KONSTRUKSI DILAPANGAN
23
dengan alat Vibro Hammernya yang digunakan dalam kondisi baik, maka pada
bulan Nopember 2021 dapat diselesaikan.
Pembangunan Revetment Type 2 WK.12 kanan dengan SSP dilaksanakan
pada September 2021 tidak mengalami kendala dalam pelaksanaan karena
lokasinya di hilirnya Revetment Type 2 WK.11 kanan suplai material terutama
SSP dan beton Mini Pile tidak terganggu demikian dengan alat Vibro
Hammernya yang digunakan dalam kondisi baik, maka pada bulan Nopember
2021 dapat diselesaikan.
Pembangunan Revetment Type 2 WK. 10 kiri dengan SSP pelaksanaannya
agak terlambat karena lokasinya dipinggir sungai Watudakon dan dibelakang
perumahan masyarakat, sehingga untuk operasional alat mengalami kendala
teknis dan non teknis setelah masyarakat diberi penjelasan pihak Desa
Blimbing bisa mengerti dan menerima karena lokasi WK. 10 pada tahun 2019
terjadi banjir masuk rumah warga 0,50 m, dengan adanya pembangunan
Revetment ini perumahan masyarakat tidak akan mengalami banjir lagi. Lokasi
WK. 10 kiri Watudakon yang sering di monitor oleh PPK karena sempat
mengalami Critical Path bahkan sampai akhir kontrak tanggal 30 Desember
masih melaksanakan pengecoran terakhir Bangunan Revetment Type 2.
Pembangunan Dinding Penahan Tanah Type 1 BK.3 kanan pelaksanaannya
lancar karena lokasinya dipinggir jalan Desa Tempuran sehingga untuk
penggadaan material beton Mini Pile dan material bronjong tidak mengalami
masalah dalam pelaksanaan, karena lokasinya dipertemuan sungai Balongkray
dan Watudakon sehingga pembuatan kistdam harus lebih aman agar tidak
menganggu pada saat penggalian pondasi dan pemancangan beton Mini Pili
dan meletakkan tulangan pondasi demikian juga dalam pengcoran pondasinya.
Pelaksanaan dimulai pada bulan Juli 2021 dan selesai bulan September 2021.
Pembangunan Dinding Penahan Tanah Type 1 BK.3 kiri pelaksanaannya
lancar karena lokasinya ditanah Desa Tempuran sehingga untuk penggadaan
material beton Mini Pile dan material bronjong tidak mengalami masalah dalam
pelaksanaan, karena lokasinya berhadapan dengan BK. 3 kanan dan
dipertemuan sungai Balongkray dan Watudakon sehingga pembuatan kistdam
24
harus lebih aman agar tidak menganggu pada saat penggalian pondasi dan
pemancangan beton Mini Pili dan meletakkan tulangan pondasi demikian juga
dalam pengecoran pondasinya maupun dinding tegaknya.
Pelaksanaan dimulai pada bulan Juli 2021 dan selesai bulan September 2021.
Pembangunan Dinding Penahan Tanah Type 1 BK.8 kiri pelaksanaannya
lancar karena lokasinya jauh dari pemukiman sekalipun ditepi sungai
Balongkray dan aliran sungainya pada saat pelaksanaannya permukaan airnya
normal (cenderung kecil) sehingga memudahkan untuk pembuatan kistdam
dan pada saat penggalian pondasi demikian juga pada saat pemancangan
beton Mini Pile dan pengecoran beton untuk pondasi DPT Type 1, pekerjaan
dimulai bulan Juli 2021 dan selesai bulan September 2021.
Pembangunan Dinding Penahan Tanah Type 1 WT.10 kiri pelaksanaannya
sering terganggu dengan muka air sungai Watudakon, karena lokasinya berada
di hilir sungai Watudakon dan DPT yang dikerjakan berada di tepi tebing
sungai sehingga muka air sering naik dan kistdam sempat tenggelam
sehingga pembuatan kistdam ditambah dengan Jumbo Bag yang dimasukkan
kedalam sungai sebagai penahan tanah kistdam. Lokasi pekerjaan berada
dipinggir jalan lingkungan masyarakat sehingga memudahkan untuk
penyediaan material beton Mini Pile dan material bronjong. Untuk
pemancangan Mini Pile tidak mengalami kesulitan karena tanah ditepi sungai
demikian juga dalam pemasangan bronjong, maupun pada saat pengecoran
pondasi DPT dan dinding DPT. pekerjaan dimulai bulan Juli 2021 dan selesai
bulan Oktober 2021.
Pembangunan Dinding Penahan Tanah Type 1 BK.9 kanan pelaksanaannya
mengalami keterlambatan, karena perobahan lokasinya yang rencana awal di
hulu BK. 3 kanan berhubung masalah pembebasan tanah belum terselesaikan
maka dipindahkan 400 m ke hulu, pada saat pelaksanaan mulai bulan Oktober
daerah hulu sungai Balongkray sering hujan maka pembuatan kistdam sering
jebol dan untuk dapat melakukan galian pondasi dan pemancangan beton Mini
Pile ditambah dengan sand bag untuk memperkuat kistdamnya, konsultan
supervisi dan direksi mengarahkan kepada pelaksana supaya prioritas utama
25
pekerjaan adalah pondasi dibawah dasar sungai (under structure) agar tidak
terganggu pada saat mengerjakan dinding DPT tegaknya karena pondasi
sudah jadi. Pekerjaan dimulai bulan Oktober 2021 dan selesai akhir bulan
Desember 2021.
Pekerjaan Pintu Klep Watudakon dalam pelaksanaanny tidak mengalami
hambatan karena lebar pintu klep 0,60 m dan lokasinya tersebar di Dua Desa
Jombok dan Tempuran dan sudah selesai pemasangan pintu klep pada bulan
Nopember 2021.
Pekerjaan Trash Rack Watudakon yang lokasinya di hilir sepanjang alur
sungai Watudakon terletak 250 m di hulu Syphon Watudakon, karena
pekerjaan Trash Rack masuk kategori Mekanikal Electrical sehingga
memerlukan waktu untuk pembuatan mulai dari sponneng trash rack sampai
dengan trash racknya dan kerangka atas dari baja untuk menempatkan
Gantry Crane untuk pengoperasian trash track pada waktu banjir untuk
mengangkat sampah dan ranting pohon yang terbawa banjir dan tersangkut di
trash rack. Trash rack yang baru dengan system 2 buah trash rack dibawah
dan diatas, Trash rack dibawah yang terletak pada dasar lantai antara pilar
satu dengan sebelahnya untuk menahan sampah yang terbawa pada waktu
banjir agar tidak menyumbat pada syphon di hilirnya, setelah sampah
menumpuk didepan tras rack petugas mengoperasikan Troli Hoist untuk
mengambil sampah di depan trash rack bawah alat Troli Hoist secara mekanis
dengan tenaga listrik yang diturunkan kebawah untuk mengambil sampah yang
dibantu seorang tenaga manusia.
Gantry Crane adalah jenis portal tinggi berkaki tegak diatas pilar bangunan
trash rack Watudakon, untuk mengangkat sampah dan ranting pohon yang
tersangkut di trash rack dengan sebuah Troli Hoist yang dapat bergerak secara
horizontal pada rel sepanjang 20.00 m terletak diatas masing – masing pilar
berjumlah 8 buah selebar bangunan trash rack, nantinya di samping trash rack
ditempatkan semacam kranjang terbuat dari besi untuk mengangkat sampah
dan ranting pohon yang menyangkut di trash rack dibantu seorang tenaga
manusia yang berada dalam keranjang besi ukuran 1.00 x 1.00 x 0.80 m untuk
26
mengambilnya, apabila ada ranting cukup besar diangkat langsung dengan troli
hoist keatas dan ditempatkan disamping bangunan trash rack. Sampai saat
berakhirnya kontrak pekerjaaan trash rack masih belum selesai dikerjakan.
Jasa konstruksi adalah industri dengan bahaya tinggi yang terdiri dari berbagai
kegiatan yang melibatkan konstruksi, perubahan, dan / atau perbaikan.
Contohnya termasuk konstruksi perumahan, pembangunan jembatan,
pengaspalan jalan, penggalian, penghancuran, dan pekerjaan pengecatan
dengan skala besar. Pekerja konstruksi terlibat dalam banyak kegiatan yang
dapat menghadapkan mereka dengan bahaya yang serius, seperti jatuh dari atap,
mesin yang tidak dijaga, terkena peralatan konstruksi berat, listrik, debu silika,
dan asbes. Dalam pelaksanaan pekerjaan sering timbul kecelakaan kerja. Untuk
itu penerapan Sistem Manajemen K3 dalam industri jasa konstruksi sangatlah
penting. K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian
pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Kegiatan
Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan yang dalam
pelaksanaan kegiatan konstruksi tersebut menimbulkan berbagai dampak yang
tidak dinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan dan kesehatan
para pekerja dilapangan.
Didalam pelaksanaan pekerjaan harus diperhatikan dan dijaga keselamatan, baik
untuk para pekerja, petugas-petugas dari Kontraktor, Konsultan dan Pengguna
Jasa maupun peralatan dan bahan-bahan bangunan yang dipergunakan dalam
pekerjaan. Program K3 disusun paling sedikit berisi: Kebijakan K3 Proyek;
Organisasi K3; Perencanaan K3; Pengendalian dan Program K3; Pemeriksaan
dan Evaluasi Kinerja K3; Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi
pekerjaan. Penyedia Jasa harus membuat rencana keselamatan konstruksi, yang
diperlukan untuk pengawasan/monitoring keselamatan konstruksi di lapangan
27
yang bertujuan untuk mengendalikan/mengontrol pelaksanaan keselamatan
selama konstruksi berlangsung. Semua kegiatan pengawasan/monitoring
pelaksanaan keselamatan konstruksi dicatat dan dilaporkan tiap bulan setiap jenis
pekerjaan konstruksi.
Pada bulan ini masih melaksanakan pekerjaan konstruksi yang dilakukan adalah:
Pembuatan kistdam di alur sungai Watudakon sebelah kiri sepanjang
50.00 m untuk pekerjaan Pembangunan Dinding Revetment Penahan
Tanah Type 2 BK.10 kiri dengan pemancangan SSP panjang 6.00 m dan
Minipile panjang 3.00 m untuk perkuatan tebing sungai dari pengaruh
gerusan tebing (local scoring)
Dewatering untuk mengeringkan galian pondasi yang akan dipasang
pembesian sebelum dicor beton dengan menggunakan pompa yang
berkapasitas memadai.
Pengecoran beton K. 300 untuk DPT Type 1 BK. 9 kanan dan beton K.225
untuk Dinding Revetment Penahan Tanah Type 2 lokasi dan WK. 10 kiri.
Pembersihan kistdam di alur sungai setelah selesai pekerjaan struktur
DPT maupun Dinding Revetment sebagai timbunan dibelakang bangunan
DPT maupun Dinding Revetment.
Pekerjaan Trash Rack Watudakon yang lokasinya di hilir sepanjang alur
sungai Watudakon terletak 250 m di hulu Syphon Watudakon, karena
pekerjaan Trash Rack masuk kategori Mekanikal Electrical sehingga
memerlukan waktu untuk pembuatan mulai dari sponneng trash rack
sampai dengan trash racknya dan kerangka atas dari baja untuk
menempatkan Gantry Crane untuk pengoperasian trash track pada waktu
banjir memerlukan waktu dan ketelitian dan kecermatan pekerja yang
melaksanakan dilapangan.
Dari hasil monitoring keselamatan konstruksi di lapangan penyedia jasa telah
menunjukkan kesiapannya bahwa kegiatan keselamatan konstruksi untuk
kelengkapan peralatan K3 sudah cukup baik.
28
Monitoring Keselamatan Kerja Konstruksi
29
Pencegahan kepada Penempatan tempat atau Sudah disediakan P3K dilokasi
para pekerja dalam lokasi P3K dilapangan yang pekerjaan pengawasan oleh ahli K.3
melaksanakan terdekat dengan lokasi kerja dari pihak penyedia jasa
kegiatan untuk tetap yang aman dan mudah
berhati – hati dalam dijangkau.
bekerja agar tidak
terjadi hal – hal yang
tidak kecelakaan kerja.
Perlu tindakan Melakukan koordinasi dengan Sudah dilakukan koordinasi dan
preventif di lokasi tenaga medis / Puskesmas pengawasan oleh ahli K.3 dari pihak
kerja. terdekat penyedia jasa
Perlunya pengamanan Melakukan koordinasi dengan Sudah dilakukan koordinasi dan oleh
dilokasi pekerjaan aparat keamanan setempat ahli K.3 dari pihak penyedia jasa
kaitannya dengan dan melibatkan tenaga dengan aparat keamanan setempat
peralatan dan material keamanan desa setempat. dan keamanan desa setempat
dilapangan
30
BAB IV RENCANA KEGIATAN KONSTRUKSI
31
4.2 EVALUASI RENCANA KERJA PENYEDIA JASA
Evaluasi Rencana Kerja Penyedia Jasa dilaksanakan apabila Penyedia Jasa
mengalami keterlambatan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal atau
kontrak kritis sesuai ketentuan dalam kontrak, dengan asumsi tidak ada masalah
dengan desain atau gambar pelaksanaan. Evaluasi ini meliputi :
- Volume Pekerjaan
- Ketersediaan material
- Ketersediaan alat
- Ketersediaan tenaga
- Waktu yang tersedia
32
Layout rencana pekerjaan
Lokasi Pekerjaan :
1. Peninggian Tanggul kanan dan kiri K. Jombok panjang = 2.553 m selesai dikerjakan
2. Peninggian Tanggul kanan dan kiri K. Watudakon panjang = 3.917m selesai dikerjakan
3. Pembangunan Revetment Type 1 WK.4 = 168 m sedang dikerjakan
4. Pembangunan Revetment Type 1 BK.3 = 372 m selesai dikerjakan
5. Pembangunan Revetment Type 1 BK.8 = 456 m selesai dikerjakan
6. Pembangunan Revetment Type 1 BK.9 = 160 m sedang dikerjakan
7. Pembangunan Revetment Type 2 WK.10 dengan SSP = 240 m sedang dikerjakan
8. Pembangunan Revetment Type 2 WK.11 dengan SSP = 80 m selesai dikerjakan
9. Pembangunan Revetment Type 2 WK.12 dengan SSP = 88 m selesai dikerjakan
14. Pintu Klep Watudakon = 3 Unit selesai dikerjakan
15. Pintu Klep Jombok = 10 Unit selesai dikerjakan
16. Trash Rack Watudakon = 4 Unit sedang dikerjakan
33
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 KENDALA
34
kemudian diturunkan kedalam sungai dengan excavator kemudian
mendatangkan tanah untuk kistdamnya. Demikian juga di lokasi pekerjaan di
WT. 4 kiri tempat pertemuan alur sungai Balongkray dan sungai Watudakon.
Maka hal ini menjadikan hambatan dan perlu koordinasi dengan pihak Direksi
dan pengawas supervise untuk mencari solusinya.
2. Dalam progres bulan ke 8 mengalami keterlambatan karena pada waktu mau
melaksanakan pekerjaan pemasangan Caping Beam di WK. 10 kiri permukaan
air sungai Watudakon naik sekitar 0,50 m sehingga SSP tenggelam karena
curah hujan cukup besar selama 2 hari terutama pada waktu malam sehingga
tidak ada kegiatan dilapangan menunggu permukaan air sungai Watudakon
turun untuk melaksanakan pengelasan caping beam dengan SSP sebagai
pondasi Revertment WK. 10 kiri.
3. Khusus pekerjaan Dinding Penahan Tanah (DPT) di WK. 9 sepanjang 120 m
Desa Tempuran lokasi di pinggir Kali Balongkray sering terjadi banjir
permukaan air naik karena hujan daerah hulu sehingga kistdam sering jebol
dan perlu melakukan perbaikan kistdam dengan memasang Sand bag.
4. Pekerjaan Trash Rack Watudakon yang lokasinya di hilir sepanjang alur
sungai Watudakon terletak 250 m di hulu Syphon Watudakon, karena
pekerjaan Trash Rack masuk kategori Mekanikal Electrical sehingga
memerlukan waktu untuk pembuatan mulai dari sponneng trash rack sampai
dengan trash racknya dan kerangka atas dari baja untuk menempatkan
Gantry Crane dan pemasangan Troli Hoist untuk pengoperasian trash rack
pada waktu banjir memerlukan waktu dan ketelitian dan kecermatan pekerja
serta keselamatan kerja, yang melaksanakan dilapangan demikian juga semua
peralatan yang dipergunakan dilapangan.
5.3 SARAN
1. Penyedia jasa segera melakukan kegiatan lapangan secara maksimal
mengingat waktu semakin mendekati selesai kontraknya, agar melakukan
percepatan untuk menaikkan progress pekerjaannya yang mengalami Critical
35
Path dengan melakukan metode pelaksanaan yang menuju upaya percepatan
akhir kontrak pekerjaan.
2. Peralatan yang sudah ada seperti Excavator Buldozer Vibrator Roller khusus
untuk pemancangan Steel Sheet Pile dengan panjang 6. 00 m harus
menggunakan alat Vibro Hammer dan tenaga pelaksana dan alat penunjang
lainnya seperti pompa air, mesin las listrik dan gen set dengan kapasitas yang
memadai harus menambah jam kerjanya (kerja lembur)
2. Untuk pekerjaan pemancangan SSP maupun Mini Pile yang lokasinya ditebing
sungai penyedia jasa agar membuat Kistdam didalam alur sungai sekaligus
untuk operasional alat Vibro Hammer dalam pemancangan SSP dan Mini Pile
di lokasi WK. 10 kiri alur sungai Watudakon Desa Beluk.
3. Untuk pekerjaan di lokasi BK. 9 kanan pada alur sungai Balongkray juga
diperlukan menambah alat khususnya Excavator untuk menggali pondasi DPT
Tipe 1 tanpa SSP dan untuk memancang Minipile pondasi DPT.
4. Untuk pekerjaan pembesian pondasi dan dinding tegak DPT BK. 9 kanan
material besi tulangan agar diperhitungkan kebutuhannya agar waktu
pelaksanaan tidak sampai terganggu demikian dengan tenaga di tambah
mengingat waktu pelaksanaan tinggal 5 hari berakhirnya kontrak kerja.
5. Cuaca saat ini sudah mulai musim hujan agar penyedia jasa melakukan
pembersihan tanah yang tercecer dijalan agar tidak menimbulkan kecelakaan
karena tanah becek seperti di Desa Tempuran
36
yang melaksanakan dilapangan demikian juga semua peralatan dilapangan
agar dilengkapi termasuk keselamatan kerja harus benar – benar diperhatikan.
Kemudian setelah selesai pekerjaan Trash rack agar mangajukan permohonan
untuk Commissioning (uji coba) pekerjaan termasuk didalamnya upaya
pemeliharaan standar kinerja peralatan dan pemeriksaan peralatan disaksikan
oleh PPK Sungai dan Pantai 1 Balai Besar Wilayah Sungai Brantas dan staf
ahlinya agar semua peralatan mampu beroperasi dengan maksimal sesuai
dengan spesifikasi teknik dalam kontrak pekerjaan.
37
FOTO – FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN BULAN VIII
DPT Tipe 2 BK 3. Kanan selesai dikerjakan DPT Tipe 2 BK 3. Kiri selesai dikerjakan
38
Normalisasi alur sungai dan peninggian tanggul Sungai Jombok tampak dari udara
Kanan dan kiri sungai Jombok selesai
dikerjakan
DPT Type 2 WT.10 kiri sungai Watudakon DPT Type 2 WT.10 kiri sungai Watudakon
selesai Dikerjakan tampak dari udara
39
Revetment WK. 11 kanan selesai Revetment WK. 11 kanan dari udara
dikerjakan
Pintu Klep WK. 11 kanan selesai Pintu Klep WK. 10 kiri selesai dikerjakan
dikerjakan
Pintu Klep BK. 8 kiri selesai dikerjakan Pintu Klep BK. 8 kiri selesai dikerjakan
40
DPT. Type 2 BK. 9 kanan sebelum DPT. Type 2 BK. 9 kanan selesai dikerjakan
dikerjakan
41
Tebing sungai yang ada semaknya Revetment WK. 60 kanan yang selesai
sebelum Dikerjakan Revetment WK. 60 dikerjakan
kanan
DPT Type 2 WT. 4 kiri sebelum dikerjakan DPT Type 2 WT. 4 kiri selesai dikerjakan
Trash Rack penahan sampah di sungai Trash Rack penahan sampah di sungai
Watudakon Sebelum dikerjakan Watudakon setelah selesai dikerjakan
42
Revetment Penahan Tebing Tipe 1 pakai SSP dan Beton Mini Pile di lokasi :
43
Desain Trash Rack sebagai penahan sampah yang selesai dikerjakan
44