INSPECTION ENGINEERING
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat – Nya dan
anugerah – Nya, sehingga kami dapat menyampaikan Laporan Kegiatan Inspection
Engineer Bulan 7 pada Konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir Afvour Watudakon
Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Brantas, bermaksud untuk melaksanakan Pengawasan Teknis
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir Afvour Watudakon Kabupaten
Jombang dan Kabupaten Mojokerto oleh Konsultan Supervisi PT. Adhistitya Dharmatista
– CV. Kautsar Susilo Adi (KSO) dengan nomer kontrak PB.03.01 – Am.07.1/336 Sumber
Dana APBN Tahun Anggaran 2021. Jangka waktu pelaksanaan 255 hari kalender.
Sedangkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi oleh PT Sinar – Cipta, KSO dengan
nomer kontrak PB.02.01 – Am.07.1/328 Sumber Dana APBN Tahun Anggaran 2021.
Jangka waktu pelaksanaan 266 hari kalender.
: PB.03.01-Am.07.1/336
Dwi Prasetyo, ME
Inspection Engineering
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………. i
DAFTAR ISI ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum …………………………………………………………………….…..….. I - 1
1.2 Latar Belakang …………………………………………………….…………..... I - 2
1.3 Maksud dan Tujuan …………………………………………………….…….... I - 3
1.4 Sasaran Kegiatan ……………………………………………….……….……. I - 4
1.5 Lokasi Pekerjaan …………………………………………………………….….. I - 7
1.6 Kondisi Afvour Watudakon ………………………………………………..…… I - 9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………….………………………… V - 24
5.2 Kendala ……………………………………………………….…………………. V - 24
5.3 Saran ……………………………………………………………………………. V – 24
LAMPIRAN
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Laporan Kegiatan Inspection Engineer Bulan 7 ini merupakan kegiatan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir Afvour
Watudakon Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto. Afvour Watudakon
adalah sungai di Jawa Timur, yang merupakan anak Sungai Brantas, alirannya
melintasi wilayah Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, dan Kota
Mojokerto. Afvour adalah sebutan yang biasa digunakan untuk kali atau sungai-
sungai yang ada di beberapa daerah di Jawa Timur. Banjir terjadi setiap tahun
pada area di sekitar aliran sungai atau Afvour Watudakon, dimana sungai ini
dikenal dengan nama Kali Watudakon. Sehingga nama Afvour Watudakon akan
disebut atau ditulis sebagai Kali Watudakon. Demikian juga dengan afvour-
afvour lain yang berada di Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto, akan
disebut sebagai kali. Desa-desa atau area di sekitar Kali Watudakon yang
menjadi langganan banjir setiap tahun diantaranya adalah:
A. Kabupaten Jombang:
1. Desa Jombok Kecamatan Kesamben
2. Desa Blimbing Kecamatan Kesamben
3. Desa Podoroto Kecamatan Kesamben
4. Desa Kedungmlati Kecamatan Kesamben
5. Desa Jombatan Kecamatan Kesamben
6. Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben
7. Desa Pojok Kulon Kecamatan Kesamben
8. Desa Ngrandu Lor Kecamatan Peterongan
B. Kabupaten Mojokerto
1. Desa Tempuran Kecamatan Sooko
2. Desa Ngingasrembyong Kecamatan Sooko
3
Banjir yang cukup parah terjadi pada awal puasa Ramadhan, awal Bulan Mei
2019 ini, dimana banjir terjadi untuk waktu yang cukup lama, yaitu sekitar satu
minggu. Berdasarkan hal tersebut di atas maka Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Besar
Wilayah Sungai Brantas melaksanakan penanganan Pengendali Banjir Afvour
Watudakon di Kabupaten. Jombang dan Kabupaten Mojokerto.
4
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi, SNVT Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Brantas Kerangka Acuan Kerja Supervisi Pembangunan Pengendali
Banjir Afvour Watudakon PPK Sungai & Pantai III pengawasan pekerjaan
konstruksi ini, adalah untuk:
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi telah memenuhi persyaratan mutu
teknis sebagaimana yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah membantu Pengguna Jasa dalam hal
pengendalian pelaksanaan pekerjaan di lapangan untuk mendapatkan hasil
pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam
spesifikasi (tepat mutu), dan dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu
dengan memperhatikan aspek lingkungan. Dan penjaminan mutu teknis pekerjaan
konstruksi untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi persyaratan dalam
dokumen kontrak, guna menjamin ketersediaan infrastruktur Sumber Daya Air yang
5
handal dan berkelanjutan. Terwujudnya sarana sumber daya air yang handal,
berwawasan lingkungan dan berkeselamatan pada pekerjaan Pembangunan
Pengendali Banjir Afvour Watudakon Kabupaten Jombang dan Kabupaten
Mojokerto
6
Gambar 2. Lokasi Pekerjaan Avfour Watudakon
Pada awal pergantian abad 20, kebijakan ekonomi pemerintah kolonial Belanda
berubah menjadi lebih terbuka bahkan cenderung liberal. Perusahaan swasta
yang bergerak di sektor perkebunan tumbuh pesat. Di Mojokerto para investor
7
mendirikan beberapa pabrik gula, selain itu juga berdiri kebun teh di daerah
Pacet. Dengan adanya industri perkebunan itu, kebutuhan lahan pertanian di
Mojokerto meningkat seiring berdirinya pabrik gula. Di berbagai lahan pertanian
yang ada berubah dari tanaman palawija menjadi tanaman tebu untuk menyuplai
lebih kurang 10 pabrik gula di sekitar lokasi ini. Kebutuhan bahan baku ternyata
belum bisa mencukupi kapasitas produksi pabrik yang mulai menggunakan
tenaga uap tersebut. Oleh karenanya dibutuhkan lahan baru yang ijin sewanya
dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Menghadapi tuntutan para investor pabrik itu, pemerintah kolonial tidak begitu
saja meluluskannya. Pemerintah menghendaki ada timbal balik dari ijin sewa
yang dikeluarkannya. Untuk mengurangi banjir tahunan di kota Mojokerto,
pemerintah meminta agar para investor pabrik itu mau berperan serta. Setelah
diadakan negosiasi maka dibuatlah kesepakatan bahwa pemerintah mengijinkan
sewa lahan dan Suiker Fabriek Bond membangun saluran irigasi, termasuk
bangunan Siphon Watudakon.
Secara teknis untuk membuang air dari muara Kali Watudakon memang sulit.
Daerahnya lebih rendah dari permukaan air banjir Kali Brantas dan Kali Ngotok.
Alternatif penanganan yang dipilih adalah membuang air ke daerah lain yang
lebih rendah yang salah satunya terdapat di daerah Utara yaitu daerah Kedung
Sumur, Desa Canggu Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. Di Kedung Sumur
ini terdapat Kali Mas/ Surabaya yang permukaan airnya lebih rendah dari area
muara Kali Watudakon. Untuk mengalirkan air dari daerah rawan banjir ini, perlu
dibuat bangunan air menembus bawah Kali Brantas. Bangunan untuk
mengalirkan air melewati bagian bawah Kali Brantas ini disebut Siphon
Watudakon. Dari siphon ini air dialirkan melalui Kali Pagerluyung menuju ke Kali
Mas, di hulu muara Kali Marmoyo.
Setelah Siphon Watudakon selesai dibuat maka bukan hanya persoalan banjir di
Kota Mojokerto yang teratasi, masalah kekeringan lahan di wilayah Gedeg juga
terpecahkan. Daerah di Utara Kali Brantas memang dikenal sebagai lahan tadah
hujan. Dengan adanya tambahan lahan pertanian di dua lokasi (di Selatan dan
Utara Kali Brantas), yang lebih diuntungkan tentu saja pabrik gula Gempolkrep
yang ada di wilayah tersebut. Dengan adanya Siphon Watudakon ini, aliran air
yang semula menuju ke Kali Ngotok, dari daerah muara Kali Watudakon di desa
Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto digeser menuju ke daerah
Tempuran dan diteruskan ke Siphon Watudakon. Hubungan antara Kali
Watudakon dengan Kali Ngotok diputus di Desa Pulorejo seperti pada skema
sistim jaringan Afvour Kalidakon (Gambar 2.9).
8
Mengingat pentingnya fungsi Siphon Watudakon dan saluran pengantarnya bagi
daerah di Selatan Kali Brantas ini, maka adanya gangguan aliran air pada badan
kali di sekitar daerah yang rendah ini akan dapat mengakibatkan terjadinya banjir
yang merugikan masyarakat sekitar seperti yang terjadi pada awal Bulan Mei
2019 dimana air banjir menggenangi area permukiman yang cukup luas dengan
durasi yang cukup lama (lebih dari satu minggu).
9
BAB II PROSEDUR PELAKSANAAN KONSTRUKSI
10
Lampirkan foto dokumentasi saat awal, selama dan akhir pelaksanaan dari
titik dan sisi serupa sehingga mudah dibedakan perkembangan
prestasinya.
Hasil volume pekerjaan minggu tersebut diakumulasikan sehingga dapat
dipakai sebagai dasar evaluasi penyelesaian pekerjaan keseluruhan.
11
Buat irisan-irisan vertical melintang komponen bangunan yang dinilai
prestasinya sedemikian rupa secara terperinci dan seteliti mungkin,
sehingga dapat dipakai sekaligus untuk menghitung volume semua jenis
item pekerjaan yang berkaitan.
Volume harus diukur secara akurat berdasarkan dimensi dan elevasi
pekerjaan hasil terpasang, serta pengukuran langsung dilapangan.
Hitung total luas masing-masing jenis item pekerjaan yang dijadikan
prestasi, sehingga volume bagian bangunan diantara dua irisan berdekatan
bisa didapat dan dicatat dalam lembar detail perhitungan dilengkapi gambar
sketsa irisan-irisan.
Hasil perhitungan volume pekerjaan yang diprestasikan dimasukan
kedalam formulir hasil prestasi bulanan, dilampiri lembar perhitungan detail
dan dimintakan persetujuan dari Direksi setelah diverifikasi oleh Konsultan
Supervisi.
Lampirkan hasil uji kualitas paling mutakhir sesuai prosedur dan
persyaratan teknis tercantum dalam spesifikasi.
Lampirkan foto dokumentasi saat awal, selama dan akhir pelaksanaan dari
titik dan sisi serupa sehingga mudah dibedakan perkembangan
prestasinya.
Direksi menerbitkan Sertifikat Prestasi Pekerjaan dilampiri perhitungan
volume pekerjaan terpasang dan penilaian uji kualitas setelah dikoreksi Tim
Konsultan.
12
Hasil uji mutu tersebut dievalusi untuk mendapatkan rekomendasi oleh Tim
Konsultan Supervisi sesuai persyaratan spesifikasi teknis, untuk
selanjutnya mendapatkan persetujuan Direksi.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi melakukan pengujian mutu, dan
peninjauan produk ke pabrik pembuat Mini Pile yang akan dipergunakan
dalam pelaksanaan di lapangan nanti dan didampingi wakil Direksi
pekerjaan konstruksi dan wakil Tim Konsultan Supervisi
13
8. Pengujian Kepadatan Timbunan
Sebelum pelaksananan urugan dan timbunan dilokasi yang ditunjukan pada
gambar pelaksanaan, maka dilakukan prosedur yang ditempuh sebagai
berikut:
a) Percobaan pemadatan lapangan.
Konfigurasi berat alat pemadat, minimal 8 ton.
Jumlah minimal lintasan 4 kali.
Jumlah kadar air ideal, diuji dengan Speedy Test.
Maksimal tebal lapisan tanah hamparan 40 cm.
Pengambilan contoh uji lapisan tanah yang telah padat.
Test Standard Proctor ulang kepadatan lapisan tanah.
b) Pelaksanaan Pemadatan Lapangan.
Metode percobaan pemadatan dipakai sebagai acuan.
Penghamparan lapisan terakhir maksimal 30 cm.
Pengambilan contoh uji lapisan tanah yang telah padat setiap 5.000 m2
c) Test Sandcone
− Test Sandcone pada tanah dilakukan untuk mengtahui kepadatan tanah
ditempat dari lapisan tanah atau perkerasan yang dipadatkan. Alat yang
diuraikan disini hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butiran
kasar tidak lebih dari 5 cm. Kepadatan lapangan adalah berat kering
persatuan isi.
14
a) Tahap Persiapan
1. Pemeriksaan Metode dan Rencana Kerja Kontraktor
Kelayakan teknis metode dan rencana kerja Kontraktor untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi perlu dikaji dan diperiksa secara teliti dan hati-hati,
sebagai bukti justifikasi bahwa target dan sasaran kegiatan tersebut dapat
tercapai sesuai dengan persyaratan teknis dan administrasi Kontrak.
Impelentasi kegiatan ini antara lain memberikan tanggapan dan
rekomendasi terhadap metode pelaksanaan dalam Pre Construction Meting
yang dipresentasikan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Direksi.
Pemeriksaan meliputi:
Memeriksa / mengoreksi metode dan jadwal pelaksanaan konstruksi.
Menyiapkan network planning bersama penyedia jasa konstruksi.
Mengevaluasi prosedur dan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Pengarahan prosedur dan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Identifikasi indikasi permasalahan dan hambatan pelaksanaan.
Usulan teknis penanganan permasalahan dan hambatan.
Pencegahan penyimpangan standar prosedur dan spesifikasi
pelaksanaan.
2. Penyesuaian Desain
Penyesuaian desain dan kajian teknis terhadap perubahan-perubahan jenis
pekerjaan sesuai kondisi lapangan dan bila dipandang perlu saran review
15
Tim Konsultan Supervisi dapat dilaksanakan. Adapun tugas Konsultan pada
penyesuaian desain adalah melakukan hal-hal sebagai berikut:
Meneliti dan memberi masukan tentang kesesuaian desain dengan
keadaan lapangan kepada pemilik pekerjaan.
Menyiapkan data pendukung (data ukur, dll) yang dibutuhkan dalam
rangka review desain sesuai kebutuhan lapangan.
Menyiapkan konsep penyesuaian desain sesuai dengan
kebutuhan/kondisi lapangan.
16
Gambar profil memanjang dan melintang bangunan.
Gambar detail irisan melintang bangunan.
Perhitungan aritmatik kuantitas.
Foto dokumentasi sebelum dan sesudah pelaksanaan.
2. Pengawasan Konstruksi
Melakukan pengawasan pelaksanaan konstruksi, antara lain :
Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan, spesifikasi
teknik dan desain sebagaimana ditentukan dalam dokumen kontrak
pekerjaan konstruksi.
Menyusun Standar Operasi Prosedur (SOP) pelaksanaan konstruksi.
Memeriksa dan mengesahkan laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan yang dibuat, oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
Memberi masukan lisan/tertulis secara pro aktif, akurat dan tepat
kepada direksi atau pemilik pekerjaan dalam rangka memperoleh
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan.
Mengevaluasi program harian, mingguan penyedian jasa konstruksi
serta memberikan ijin lingkup pekerjaan per minggu sesuai jadwal
pelaksanaan.
Melaksanakan sosialisasi spesifikasi teknis yang tercantum dalam
kontrak kepada seluruh personil teknis penyedia jasa konstruksi.
Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur, mekanisme
pelaksanaan yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Mutu
Kontrak (RPMK) dan hasilnya dilaporkan kepada direksi pekerjaan.
Melaksanakan tugas supervisi sesuai dengan standar prosedur
pengawasan yang berlaku yang telah dijabarkan dalam Kerangka
Acuan Kerja.
Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus
sehubungan dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta
17
menandatangani laporan bulanan, apabila pelaksanaan pekerjaan telah
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.
Konsultan Pengawas harus melaporkan secara tertulis kepada pemilik
pekerjaan apabila terjadi adanya penyimpangan-penyimpangan dari
ketentuan dan persyaratan teknis, dengan tembusan kepada penyedia
jasa konstruksi.
Melaporkan kepada Pemilik Pekerjaan masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapain target fisik,
serta mengusulkan upaya penanggulangan dan tindak turun tangan
yang diperlukan, dan membantu Pemilik Pekerjaan menyiapkan konsep
teguran terhadap Penyedia Jasa Konstruksi.
Melaporkan dan mencatat pemakaian bahan yang diperlukan, jumlah
tenaga dan alat yang dipergunakan.
Membantu Pemilik Pekerjaan dalam pelaksanaan penyerahan pertama
pekerjaan/ Previsional Hand Over (PHO).
18
Evaluasi final kualitas pekerjaan konstruksi meliputi rangkuman hasil uji
kualitas dan kesimpulan akhir kualitas konstruksi bangunan, sebagai
persyaratan teknis Penyerahan Pertama Hasil Pelaksanaan Konstruksi
kepada Pengguna Jasa.
Evaluasi final estetika hasil pekerjaan konstruksi dan kesimpulan akhir
penampilan konstruksi guna penyempurnaan pada masa pemeliharan.
Verifikasi dan klarifikasi dokumen-dokumen pendukung pembayaran
tahap Penyerahan Pertama Hasil Pelaksanaan Konstruksi.
19
Kehadiran Tim Konsultan dalam Rapat Koordinasi Evaluasi
Pelaksanaan Konstruksi untuk memberikan laporan teknis dan
masukan dalam rangka pengendalian pelaksanaan konstruksi
merupakan bentuk pembantuan Tim Konsultan kepada Pengguna Jasa.
Rapat koordinasi secara periodik baik harian, mingguan ataupun rapat
bulanan dilakukan sesuai kebutuhan, antara lain dalam bentuk :
Rapat dengan Direksi dan Kontraktor mengenai: organisasi proyek,
dokumen kontrak, program kerja, metode pelaksanaan, material,
tenaga, peralatan, pelaksanaan uji di lapangan dll pengaturan yang
diperlukan.
Rapat dengan Desa Tempuran Kabupaten Mojokerto dan Desa
Blimbing Kabupaten Jombang kaitannya dengan usulan lokasi yang
mengalami genangan pada waktu banjir di sawahnya dan rumahnya.
Pengecekan bersama kondisi lapangan sebagai masukan kemudian di
usulkan kepada PPK Sungai & Pantai untuk mendapat persetujuan
sebelum pekerjaan dimulai.
20
c) Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen Kontrak secara benar,
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta gambar –
gambar, dan pelaksana menerapkan teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat
dan cocok dengan keadaan lapangan untuk berbagai macam kegiatan
pekerjaan;
d) Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak pekerjaan
dan material;
e) Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan setiap hari yang dicapai
Pelaksana pada lembar kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah
disetujui;
f) Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari semua
pekerjaan dan melaporkannya segera/tepat waktu kepada PPK bila kemajuan
pekerjaan terlambat sebagaimana tercantum pada buku Spesikasi Umum dan
hal itu benar – benar berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian yang
direncanakan. Dalam hal demikian, maka Supervision Engineer juga membuat
rekomendasi secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar
keterlambatan tersebut;
g) Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan
yang telah selesai yarig disampaikan oleh Quantity Engineer,
h) Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk melaksanakan pekerjaan
berikutnya, maka pekerjaan – pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau
menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa dan diuji serta sudah memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Kontrak;
i) Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan
yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap bukti pembayaran
bulanan Pelaksana;
j) Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa – sketsa yang benar
untuk bahan PPK pada setiap lokasi pekerjaan;
k) Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya Terbangun/
Terpasang (as-built drawings) dan megupayakan agar semua gambar tersebut
dapat diselesaikan sebelum Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO);
21
l) Memeriksa dengan teliti dan seksama setiap gambar – gambar kerja dan
Analisa atau perhitungan konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
Pelaksana sebelum pelaksanaan;
m) Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua
lokasi pekerjaan dalam kontrak membuat laporan kepada PPK terhadap hasil
inspeksi lapangan;
n) Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan mutu dan keluaran hasil
pekerjaan serta pemenuhan tingkat layanan jalan terkait dengan usulan
pembayaran yang diajukan Pelaksana;
o) Mengkoordinasikan pembuatan laporan – laporan mengenai kemajuan fisik
dan keuangan proyek yang ada dibawah wewenangnya dan menyerahkan
kepada PPK serta instansi lain yang terkait tepat pada waktunya; dan
p) Menyusun/memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan harian laporan
mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran
q) Pembayaran, gambar desain, laporan hasil inspeksi lapangan, dan lainnya.
22
Pekerjaan pemasangan bronjong dan pembesian tulangan untuk konstruksi
dinding penahan tanah (DPT) Kali Balongkray serta Sungai Watudakon
sebelum dilakukan pengecoran beton K.300 pada pondasi DPT dan dinding
tegaknya, untuk mengetahui jarak tulangan pokok dan tulangan bagi sudah
sesuai dengan desain, setelah dilakukan Joint Inspection penyedia jasa di
ijinkan untuk melaksanakan pengecoran beton K. 300 adapun kegiatan
Joint Inspection dilaksanakan oleh Konsultan Supervisi dan Pelaksana
pekerjaan dilapangan sebagai wakil dari Penyedia Jasa dan Satuan Kerja
Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Brantas Balai
Besar Wilayah Sungai Brantas.
Untuk pengecoran beton K.300 semua dinding penahan tanah (DPT)
terlebih dahulu dilakukan Joint Inspection semua pembesian baik untuk
pondasi maupun dinding tegak kaitannya dengan jarak tulangan melintang
dan memanjangnya juga diameter besi tulangan, dan penyedia jasa tidak di
ijinkan untuk order beton sebelum Joint Inspection dilaksanakan sesuai
dengan desain dinding penahan tanah (DPT).
23
tanah sukar dipadatkan, sedangkan pada kadar air yang cukup tinggi nilai
kepadatannyanakan menurun sampai suatu kadar air tinggi sekali sehingga
air tidak dapat dikeluarkan dengan pemadatan. Pada pemadatan dengan
kadar air yang berbeda – beda akan didapat nilai kepadatan yang berbeda
22 pula. Sehingga kadar air tertentu akan didapat keadaan yang paling
padat (angka pori yang paling rendah) Kadar air dimana tanah mencapai
keadaan yang paling padat disebut kadar air optimum. Satu hal yang
penting untuk diperhatikan dalam pekerjaan tanah adalah kepadatan
lapangan (berat isi kering) Karena walaupun nilai CBR (California Bearing
Ratio) telah memenuhi standar, namun jika kepadatan lapisan nya masih
belum baik, maka deformasi akibat konsolidasi masih dapat terjadi
penyebaran beban ke lapis tanah dibawahnya akan terjadi kurang baik,
yang dapat mengakibatkan kegagalan lapis dasar tanah dasar secara
keseluruhan.
24
3.5 MONITORING KESELAMATAN KONSTRUKSI
Jasa konstruksi adalah industri dengan bahaya tinggi yang terdiri dari berbagai
kegiatan yang melibatkan konstruksi, perubahan, dan / atau perbaikan.
Contohnya termasuk konstruksi perumahan, pembangunan jembatan,
pengaspalan jalan, penggalian, penghancuran, dan pekerjaan pengecatan
dengan skala besar. Pekerja konstruksi terlibat dalam banyak kegiatan yang
dapat menghadapkan mereka dengan bahaya yang serius, seperti jatuh dari atap,
mesin yang tidak dijaga, terkena peralatan konstruksi berat, listrik, debu silika,
dan asbes. Dalam pelaksanaan pekerjaan sering timbul kecelakaan kerja. Untuk
itu penerapan Sistem Manajemen K3 dalam industri jasa konstruksi sangatlah
penting. K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian
pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Kegiatan
Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan yang dalam
pelaksanaan kegiatan konstruksi tersebut menimbulkan berbagai dampak yang
tidak dinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan dan kesehatan
para pekerja dilapangan.
Didalam pelaksanaan pekerjaan harus diperhatikan dan dijaga keselamatan, baik
untuk para pekerja, petugas-petugas dari Kontraktor, Konsultan dan Pengguna
Jasa maupun peralatan dan bahan-bahan bangunan yang dipergunakan dalam
pekerjaan. Program K3 disusun paling sedikit berisi: Kebijakan K3 Proyek;
Organisasi K3; Perencanaan K3; Pengendalian dan Program K3; Pemeriksaan
dan Evaluasi Kinerja K3; Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi
pekerjaan. Penyedia Jasa harus membuat rencana keselamatan konstruksi, yang
diperlukan untuk pengawasan/monitoring keselamatan konstruksi di lapangan
yang bertujuan untuk mengendalikan/mengontrol pelaksanaan keselamatan
selama konstruksi berlangsung. Semua kegiatan pengawasan/monitoring
pelaksanaan keselamatan konstruksi dicatat dan dilaporkan tiap bulan setiap jenis
pekerjaan konstruksi.
25
Pada bulan ini masih melaksanakan pekerjaan konstruksi yang dilakukan adalah:
Pembuatan kistdam di alur sungai Watudakon sebelah kiri sepanjang
150.00 m untuk pekerjaan Pembangunan Dinding Penahan Tanah Type 1
WK.4 kiri untuk galian pondasi pada elevasi 2.00 dibawah dasar sungai.
Pembuatan kistdam alur sungai Balongkray sebelah kanan dan kiri untuk
pekerjaan Pembangunan Dinding Penahan Tanah Type 1 BK. 3 kanan
dan kiri kemudian BK. 8 kiri dan BK. 9 kanan untuk pekerjaan galian
pondasi pada elevasi 1.00 dibawah dasar sungai.
Pembuatan kistdam di alur sungai Watudakon sebelah kanan sepanjang
200.00 m untuk pekerjaan Pembangunan Dinding Revetment Penahan
Tanah Type 2 WK.58 kanan dengan pemancangan SSP panjang 6.00 m
dan Minipile panjang 3. 00 m untuk untuk perkuatan tebing sungai dari
pengaruh gerusan tebing (local scoring)
Pembuatan kistdam di alur sungai Watudakon sebelah kiri sepanjang
200.00 m untuk pekerjaan Pembangunan Dinding Revetment Penahan
Tanah Type 2 BK.10 kiri dengan pemancangan SSP panjang 6.00 m dan
Minipile panjang 3.00 m untuk perkuatan tebing sungai dari pengaruh
gerusan tebing (local scoring)
Dewatering untuk mengeringkan galian pondasi yang akan dipasang
pembesian sebelum dicor beton dengan menggunakan pompa yang
berkapasitas memadai.
Pembesian untuk pondasi dikerjakan ditanah yang datar dan rata setelah
dilakukan Joint Inspection Konsultan Supervisi baru diturunkan ke galian
yang telah dibuat.
Pengecoran beton K. 300 untuk DPT Type 1 dan K.225 untuk Dinding
Revetment Penahan Tanah Type 2
Pembersihan kistdam di alur sungai setelah selesai pekerjaan struktur
DPT maupun Dinding Revetment sebagai timbunan dibelakang bangunan
DPT maupun Dinding Revetment.
26
Dari hasil monitoring keselamatan konstruksi di lapangan penyedia jasa telah
menunjukkan kesiapannya bahwa kegiatan keselamatan konstruksi untuk
kelengkapan peralatan K3 sudah cukup baik dan lengkap.
27
BAB IV RENCANA KEGIATAN KONSTRUKSI
- Volume Pekerjaan
- Ketersediaan material
- Ketersediaan alat
- Ketersediaan tenaga
- Waktu yang tersedia
28
29
Layout rencana pekerjaan
Lokasi Pekerjaan :
1. Peninggian Tanggul kanan dan kiri K. Jombok panjang = 2.553 m selesai dikerjakan
2. Peninggian Tanggul kanan dan kiri K. Watudakon panjang = 3.917m selesai dikerjakan
3. Pembangunan Revetment Type 1 WK.4 = 168 m sedang dikerjakan
4. Pembangunan Revetment Type 1 BK.3 = 372 m selesai dikerjakan
5. Pembangunan Revetment Type 1 BK.8 = 456 m selesai dikerjakan
6. Pembangunan Revetment Type 1 BK.9 = 160 m sedang dikerjakan
7. Pembangunan Revetment Type 2 WK.10 dengan SSP = 240 m sedang dikerjakan
8. Pembangunan Revetment Type 2 WK.11 dengan SSP = 240 m selesai dikerjakan
9. Pembangunan Revetment Type 2 WK.12 dengan SSP = 168 m selesai dikerjakan
11. Pintu Klep Watudakon = 3 Unit sedang dikerjakan
12. Pintu Klep Jombok = 10 Unit sedang dikerjakan
13. Trash Rack = 4 Unit sedang dikerjakan
30
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
31
5.2 KENDALA
5.3 SARAN
1. Penyedia jasa segera melakukan kegiatan lapangan secara maksimal
mengingat waktu semakin mendekati selesai kontraknya, agar melakukan
percepatan untuk menaikkan progress pekerjaannya yang terlambat.
2. Peralatan yang sudah ada seperti Excavator Buldozer Vibrator Roller khusus
untuk pemancangan Steel Sheet Pile dengan panjang 6. 00 m harus
menggunakan alat Vibro Hammer dan tenaga pelaksana dan alat penunjang
lainnya seperti pompa air, mesin las listrik dan gen set dengan kapasitas yang
memadai harus menambah jam kerjanya (kerja lembur)
2. Untuk pekerjaan pemancangan SSP maupun Mini Pile yang lokasinya ditebing
sungai penyedia jasa agar membuat Kistdam didalam alur sungai sekaligus
untuk operasional alat Vibro Hammer dalam pemancangan SSP dan Mini Pile
di lokasi WK. 10 sebelah kiri alur sungai Watudakon Desa Keprabon.
32
3. Untuk pekerjaan di lokasi BK. 9 kanan pada alur sungai Balongkray juga
diperlukan menambah alat khususnya Excavator untuk menggali pondasi DPT
Tipe 1 tanpa SSP dan untuk memancang Minipile pondasi DPT.
4. Untuk pekerjaan pembesian pondasi dan dinding tegak DPT BK. 9 kanan
material besi tulangan agar diperhitungkan kebutuhanya agar waktu
pelaksanaan tidak sampai terganggu demikian dengan tenaga di tambah
mengingat waktu pelaksanaan tinggal 25 hari efektif pekerjaan.
5. Dalam cuaca saat ini sudah mulai musim hujan agar penyedia jasa melakukan
pembersihan tanah yang tercecer dijalan agar tidak menimbulkan kecelakaan
karena tanah becek seperti di Desa Tempuran
33
FOTO – FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN BULAN VII
DPT Tipe 2 BK 3. Kanan selesai dikerjakan DPT Tipe 2 BK 3. Kiri selesai dikerjakan
DPT Type 2 WT.10 kiri sungai Watudakon DPT Tipe 2 BK 8 Kiri sungai Balongkray selesai
selesai dikerjakan dikerjakan
Normalisasi alur sungai dan peninggian tanggul Normalisasi alur sungai dan peninggian tanggul
Kanan dan kiri sungai Watudakon selesai Kanan dan kiri sungai Jombok selesai
dikerjakan dikerjakan
34
Pekerjaan Galian DPT Type 2 BK. 9 Kanan Pemancangan Mini Pile untuk penulangan
Sungai Balongkray pondasi DPT Type 2 BK. 9 kanan sungai
Balongkray
JI pembesian untuk pondasi DPT Type 2 BK. 9 Tulangan pondasi diturunkan pada galian yang
Sebelum diturunkan ke dalam galian pondasi sudah disiapkan diteruskan penulangan DPT
Untuk dilakukan pengecoran beton Type 2 BK. 9 dinding tegak
Pengecoran beton K. 300 pondasi DPT Tipe 2 Selesai pengecoran pondasi DPT Tipe 2 BK.9
BK. 9 kanan sungai Balongkray penulangan dinding tegak DPT
35
Pemasangan begisting DPT Tipe 2 BK. 9 Pemasangan suling – suling drainase sebelum
Kanan Sungai Balongkray dilaksanakan pengecoran beton K. 300
Pengecoran beton K. 300 DPT Tipe 2 BK. 9 Pembongkaran begisting setelah 12 jam untuk
Kanan sungai Balongkray dipakai pada dinding DPT segmen berikutnya
36
Diskusi dengan Peltek untuk menentukan lokasi Pengukuran untuk menentukan posisi DPT Tipe
DPT Tipe 2 WT. 4 kiri sungai Watudakon 2 WT. 4 kiri sungai Watudakon
Pekerjaan galian untuk pondasi DPT Tipe 2 WT. Pengukuran untuk menentukan jarak setiap Mini
4 Kiri sungai Watudakon Pile untuk memudahkan dalam pemancangan
Pembuatan kistdam untuk pekerjaan DPT Tipe 2 Pemancangan Mini Pile dengan alat Vibro
WT. 4 kiri di tepi sungai Watudakon dengan Hammer dengan kapasitas pemancangan
Kantong Jumbo Beg yang di isi tanah 10.00 m. Kedalam tanah di dasar sungai.
37
Pemancangan Mini Pile lebih dalam 2.00 m dari Galian pondasi untuk DPT Tipe 2 WT.4 kiri 2.00
Dasar sungai karena konsisi tanah berpasir m dibawah dasar sungai Watudakon
JI penulangan untuk pondasi DPT Tipe 2 WT. 4 Tulangan yang sudah dimasukkan ke dalam
Kiri sungai Watudakon. galian yang sudah disiapkan untuk segera dicor
beton
Pengecoran beton K. 300 pada malam hari Penulangan dinding tegak DPT Tipe 2 WT. 4
pondasi DPT Tipe 2WT. 4 kiri sungai kiri sungai Watudakon
Watudakon
38
Penjelasan kepada penyedia jasa khususnya Hamparan tanah untuk landasan operasiaonal
Dalam pemancangan SSP dekat rumah warga Vibro Hammer dalam pemancangan
Penyiapan SSP untuk dilakukan pemancangan Kunjungan Kabid Teknis Sungai Pantai dan
Agar memudahkan dalam pengambilan SSPnya Rawa Pusat dan PPK ke lokasi pekerjaan BK.10
kiri
Pemancangan SSP untuk Revetment Type 2 Pengecekan elevasi SSP yang telah dipancang
BK. 10 kiri sungai Watudakon sebelum dipasang caping beam Revetment
39
Pemancangan Mini Pile di belakang SSP untuk Pemasangan tulangan caping beam revetment
Pengenyangga pondasi Revetment dengan las agar menyatu dengan SSP
Penulangan dinding revetment BK. 10 kiri Dan Pengecoran beton K. 225 pada pondasi
pemasangan begisting dinding revetment revetment BK. 10 kiri sungai Watudakon
40
Pembongkaran pilar Trash Rack untuk Penulangan jembatan pelayanan pada Trash
pelebaran Jembatan pelayanan agar mobil Rack yang sudah dilebarkan menjadi 4. 00 m
operasional dapat Masuk untuk membawa untuk lalu lalang mobil operasional Trash Rack
peralatan Trash rack
Pemasangan rangka Trash Rack sebagai untuk Pelebaran jembatan pelayanan Trash Rack
pengoperasian menaikkan dan menurunkan sekaligus pembuatan sandaran jembatan
Trash Rack pada waktu banjir sebelah kiri
41
Bangunan DPT Type 1 BK. 8 kiri alur sungai Balongkray selesai dikerjakan
42
Bangunan DPT Type 1 WT. 10 kiri pada alur sungai Watudakon selesai dikerjakan
43
Untuk pekerjaan perbaikan Trash Rack dan pelebaran jembatan masih dikerjakan
Pekerjaan sayap kanan dan kiri Trash Track sudah selesai dikerjaka
44
Normalisasi alur sungai dan peninggian tanggul Kali Watudakon selesai dikerjakan
46
Desain Trash Rack yang sedang dikerjakan
47