SPESIFIKASI
A. SPESIFIKASI UMUM
1. KETENTUAN UMUM
1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta Hak
Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan
Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.
1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang diajukan
oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju
atau Ditolak.
1.3 Dalam hal Dreksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan Kontraktor
tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan
, maka Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak.
1.4 Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar dapat
menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan
Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam penawarannya.
1.5 Barang , bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus
mengutamakan produksi dalam negeri.
1.6 Standar yang digunakan adalah Standar Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang, bahan,
dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM, BS, dll), yang padanannya
secara substantif sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional.
1.7 Standar satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan penggunaan Standar
satuan lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
1.8 Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan
harus dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan dan persyaratan
kontrak agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum.
1.9 Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban membayar
ganti rugi yang berkenaan dengan segala klaim, tuntutan hukum dalam bentuk
apapun yang timbul dari atau sehubungan dengan hal tersebut.
Kontraktor harus mengetahui, memahami dan mematuhi ketentuan hukum dan Peraturan
mengenai Lingkungan Hidup, Keselamtan Kerja, Perpajakan, Bea Cukai, Ijin Pemasukan
Barang, Import dan Komoditi, penyimpanan merupakan keharusan bagi kontraktor
mengikuti prosedur yang harus ditempuh.
Dengan tidak mengurangi kewajiban Kontraktor akan hal tersebut diatas, Kontraktor harus
mematuhi ketentuan peraturan/perundang-undangan sebagai berikut:
1.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikut sertakan Perusahaan Golongan Ekonomi
Lemah Setempat/Koperasi sesuai surat Menteri Koordinator Bidang Ekonomi
Keuangan dan Pengawasan Pembangunan No. S.91/M.EKKU/1997 tanggal 23 Juli 1997
tentang: Peningkatan Peran Serta dan Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Koperasi
dalam pengadaan barang/jasa Instansi Pemerintah.
1.2. Untuk melindungi tenaga kerja, Kontraktor wajib melaksanakan program JAMSOSTEK
sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1989 tanggal 27 Januari 1989 Jo. Surat Kakanwil No. KEP-
07/Men/ 1989. Departemen Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor :
PR.06.07-W.01/BJ.3/660 tanggal 10 Agustus 1998.
3. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN
Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah ditetapkan Direksi,
Kontraktor
harus menyerahkan 5 (lima) salinan Laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang
bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan
selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang kurangnya harus berisi hal-hal sebagai
berikut:
3.1.1 Prosentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan kenyetaan yang
dicapai pada bulan laporan dan prosentase rencana yang diprogramkan pada
bulan berikutnya.
3.1.2 Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang telah diselesaikan, disertai dengan
prosentase rencana yang diprogramkan, dan diberi keterangan mengenai
kemajuan pekerjaan.
3.1.3 Jadwal rencana kegiatan mendatang yang akan dilaksanakan dalam waktu dua
bulan berturut-turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan penyelesaian.
Kontraktor harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas setiap bagian
pekerjaan yang diminta Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Laporan
dimaksud harus memuat, tetapi tidak dibatasi, data-data berikut:
Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta
keterampilannya, jumlah bahan-bahan di tempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang
dipesan, kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data
percobaan laboratorium, kecelakaan dan informasi yang lain yang berkaitan erat
dengan kemajuan pekerjaan.
Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan
pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya
dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.
Kontraktor harus menyediakan seluruh alat produksi dan material yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan kecuali bila disebutkan tersendiri di dalam Kontrak. Jika
tidak ditentukan lain, segala peralatan dan material yang membutuhkan bagian
pekerjaan baru dan harus disesuaikan dengan standar menurut dokumen lelang.
Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan
produksi dalam negeri.
Apabila disebabkan karena sesuatu hal sehingga bahan yang dimaksud tidak dapat
diperoleh di dalam negeri, maka Kontraktor dapat melakukan pemesanan dari luar
negeri setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Pekerjaan.
Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi, bilamana bermaksud untuk mensuplai
peralatan dan material yang tidak sesuai dengan standar sebagai tersebut di atas dan
harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.
5. ALAT-ALAT PRODUKSI
6. MATERIAL PENGGANTI
7. PAGAR SEMENTARA
Apabila diperlukan Kontraktor harus membuat pagar daerah kerja dan semua tanah
yang ditempati untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat kontrak
atas biaya dari kontrak sendiri..
Apabila pagar sementara perlu didirikan sepanjang jalan umum, jalan kereta api, harus
merupakan tipe yang diminta dan disetujui oleh Pemerintah Setempat.
Dengan selesainya waktu pemeliharaan atau pada tanggal-tanggal lebih awal dari yang
dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus mengosongkan dan menyerahkan pada
Direksi seperti yang ditentukan dalam pasal ini.
Semua unit perumahan, kantor, dan fasilitas lain harus dibersihkan dan dalam keadaan
baik kecuali untuk yang dibongkar bila diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan.
9.1. Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek yang ditempatkan di lokasi-lokasi
tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah
terbitnya Surat Keputusan Pemenang Pelelangan.
9.2. Papan Nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Ukuran papan (150 x 100) cm² harus dibuat dari papan kayu kelas II dan dilapisi
dengan BWG 28 atau yang sejenis.
b. Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari kayu kelas I ukuran (5x7) cm².
c. Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah terletak setinggi 2
m dari tanah. Bagian tanah tiang penyangga dan penyokong ditanam, di dalam
lubang yang kemudian dicor dengan beton tumbuk campuran 1 : 3 : 5 (dalam
volume) sedalam 40 cm di dalam tanah dan 10 cm di atas tanah.
d. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, cat
dasar sekali dan cat penutup sekali. Dipapan nama ditulis sebagai berikut atau
sesuai dengan petunjuk Direksi :
Kontraktor wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaga agar tetap dalam
keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yang terakhir kalinya kepada Direksi
Pekerjaan.
B. SPESIFIKASI TEKNIK
Pasal 1
PROYEK
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
Nama Pekerjaan
Tanggal permulaan dan akhir pelaksanaan pekerjaan.
Besar Nilai Kontrak.
Nama (Badan) Sumber Dana.
Nama Kontraktor
Pasal 3
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
Pasal 4
UKURAN-UKURAN
1. Ukuran-ukuran patok dan ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar dan
dijelaskandalam gambar detail. kuran-ukuran dalam gambar tersebut adalah ukuran
setelah pekerjaan selesai dikerjakan.
2. Peil ketinggian lantai (+/- 0,00) diambil sesuai dengan ketetapan dalam gambar, ukuran
tersebut merupakan perhitungan rata-rata diatas tanah berkontur (tingginya sesuai
dengan lantai bangunan yang telah ada). Penentuan peil ini akan dilakukan oleh Direksi
bersama sama dengan kontraktor. Selanjutnya peil ini harus merupakan dasar tiap
ukuran tinggi/rendah dan horizontal.
3. Penentuan titik-titik ketinggian bangunan dilakukan dengan selang air ukuran 1/4 ",
sedangkan untuk sudut siku-siku dilakukan dengan benang secara azas dalil pythagoras.
Pasal 5
KANTOR PEMBORONG DAN GUDANG
1. Untuk keperluan, kelancaran dan tempat tinggal pekerja kontraktor diharuskan untuk
membuat Direksi keet, pondok kerja dan gudang tempat penyimpanan bahan (KEET).
2. Bangunan keet ini dibuat secara sederhana sehingga pada waktu bangunan selesai
dikerjakan memudahkan pembongkarannya.
3. Untuk memudahkan pengawasan pada bangunan keet ini disediakan dan dilengkapi
dengan peralatan Direksi Keet, seperti meja tulis, kursi dan peralatan lainnya.
4. Letak bangunan keet ini disesuaikan dengan siatuasi tempat, agar sirkulasi pekerjaan
tidak saling menghambat.
Pasal 6
PEMASANGAN BOUWPLANK
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh keliling bangunan.
2. Persyaratan bahan
Bahan dari kayu yang cukup kuat, dengan ukuran untuk patok 5/7 cm dan untuk papan
2/18 cm.
3. Pedoman pelaksanaan
Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya
Harus benar-benar water pas (timbang air) dan sudut-sudutnya harus siku
Bouwplank harus terpasang kuat.
Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan tertulis Direksi, agar
pekerjaan selanjutnya dapat segera dilaksanakan.
Pasal 7
PEKERJAAN TANAH/URUGAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Tanah terdiri dari:
Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).
Timbunan kembali galian tanah pondasi.
Timbunan tanah dan pasir bawah lantai.
Perataan tanah sekeliling bangunan.
2. Persyaratan bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk
timbunan bawah lantai digunakan tanah urug dan pasir urug kualitas baik. Tanah
timbunan dan pasir urug harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta
sampah lainnya.
3. Pedoman pelaksanaan
a. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu
ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Apabila ditempat galian ditemukan
pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau instansi yang berwenang
untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas
segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
b. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar,
maka kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan bahan pondasi yang
sesuai dengan spesifikasi pondasi.
c.Pengurugan bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis
maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut,
menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan
lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti diatas. Demikian seterusnya
dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tetutup kembali.
d. Pengurugan dengan tanah timbun dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga
ketebalan yang di tentukan dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan
urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm perlapisan.
e. Dibawah lantai setebal 5 cm diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.
Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh,
kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus
mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.
Pasal 8
PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu kali/batu pecah dan
beton bertulang, seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar
detail.
2. Persyaratan bahan
Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi persyaratan yang
diuraikan dalam pasal beton/beton bertulang.
3. Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk
as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi yang diminta persetujuan Direksi
tentang kesempurnaan galian.
b. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi
dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
c. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasangan batu kosong (Aanstamping) setebal
10 cm.
d. Pondasi dibuat dari pasangan beton dengan adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
e. Pondasi dibuat dari pasangan batu belah dengan adukan 1Pc : 3 Ps.
f. Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada pasal beton.
Pasal 9
PEKERJAAN BETON/BETON BERTULANG
3. Pekerjaan Besi
Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran < Ø 14
mm digunakan U 24 dan besi dengan ukuran ≥ Ø 14 mm digunakan U 32.
f. Toleransi besi
Diameter, ukuran sisi
(jarak antara dua diameter
Variasi dalam berat
permukaan yang berlawanan)
Yang diperbolehkan Toleransi
4. Perawatan Beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran
untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus menerus ini dilakukan
anatara lain dengan menutupinya dengan karunng-karung basah. Pada pelat-pelat
atap pembasahan terus menerus dilakukan dengan merendam atau
(menggenanginya) dengan air.
d. Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan terus
menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak mengalami
kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus diperbaiki oleh
Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas.
e. Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh
diganggu.
f. Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras
sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan unnntuk mengangkut
bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah pengecoran selesai, baru dapat
dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat Acuan/Bekisting lantai yanng
dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk memulai pekerjaan tersebut harus
dengan persetujuan tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
g. Perawatan degan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau
proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
8. Bahan
a. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan
memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar
dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari Direksi. Pertimbangan
Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan :
Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.
Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti setaraf
dengan mutu semen yang telah dipakai.
Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab agar
semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm
dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan
dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakuka menurut urutan
pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI –1971.
c. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan kerikil
harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur utuk menjamin
adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
e. Besi Beton
Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 24 Kg/cm²) untuk ukuran < Ø14 mm dan baja sedang dengan
mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk ukuran ≥ Ø14
mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok
dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan
harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
dengan diameter terdekat dengan catatan :
12. Pengecoran
Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan.
Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan
berkaki yag tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh
Direksi. Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoraan kolom, adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150 cm.
Dipasang sebelum pengecoran beton dan penggantungan harus dikaitkan pada
tulanganpelat atau balok.
Pasal 10
PEKERJAAN DINDING BATA
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata dilakukan untuk seluruh pembatas
ruangan, dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan, seperti tertera dalam
gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
2. Persyaratan Bahan
a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut
siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak
yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan
lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
b. Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari
dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
c. Semen dan Air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan
yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.
3. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat, mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan
adukan yang baru.
4. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
o Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai diatas sloof
sampai setinggi 20 cm diatas lantai dan sampai setinggi 150 cm dari permukaan
lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi
dan WC).
o Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
o Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut.
b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai
gambar,dengan syarat: Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan
pengukuran harus dilakukan dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara
satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang
telah selesai.
c. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah
panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata,
kecuali pasangan pada sudut.
d. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat tertentu
sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal
dinding.
e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut
setelah dipasang pipa/plat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok.
Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan penutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu
penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan
dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah
pemasangannya.
Pasal 11
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan, Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton
bertulang, dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
2. Persyaratan Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah
digariskan dalam pasal beton bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :2 Ps , sedangakan
plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
d. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk
mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang
dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan
vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan
plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
e. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak
permulaan plesterannya.
Pasal 12
PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua lantai Bangunan Utama, selasar depan dan
sekeliling bangunan.
Pekerjaan ini terdiri dari :
Lantai beton cor.
Pemasangan Lantai Keramik didalam dan teras bangunan.
3. Dasar lantai
Dilapis pasir pasangan setebal 5 Cm.
4. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa,
saluran saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum
pemasangan lantai dimulai.
5. Adukan
a. Untuk lantai beton tumbuk 1 PC : 3 PS : 6 KR dan diplester 1 PC : 3PS
6. Pemasangan
a. Adukan perekat untuk PC harus betul-betul padat/penuh agar tidak terdapat rongga-
rongga dibawah keramik yang dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara
keramik harus sama lebarnya, lurus dan diisi dengan air semen yang warnanya sesuai
dengan warna ubin. Hasil pemasangan akhir harus rata tidak bergelombang dan
waterpass.
b. Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7 cm dan diplester setebal 1 cm.
Adukan perekat lantai dipakai 1 PC : 3 PS : 6 KR dengan plesteran 1 PC : 3 PS.
c. Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai
berbentuk bujur sangkat dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
Pasal 13
PEKERJAAN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu yang
diperlukan, sehingga konstruksi selesai dilaksanakan.
2. Persyaratan Bahan :
a. Untuk semua kozen pintu dan jendela digunakan kayu Klas II kualitas terbaik.
b. Untuk semua daun pintu dan daun jendela digunakan kayu Klas II kualitas
terbaik.
c. Untuk lesplang digunakan papan Kayu Klas II kualitas terbaik.
d. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.
e. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Kozen pintu dan jendela
Ukuran kayu untuk kozen pintu adalah 5/15 cm (ukuran setelah jadi dibuat).
Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus
menggunakan pen kayu keras sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri
dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.
Setiap kozen pintu harus dilengkapi angker minimal 3 buah untuk kiri kanan kozen
yang melekat ke tembok. Untuk kozen jendela 2 buah dikiri kanan kozen yang
melekat ke tembok. Khusus untuk kozen pintu dibawah kozen dilengkapi dengan
dork yang diangker kedalam neut beton.
Semua bidang kozen yang bersinggungan dengan dinding/beton dibuat alur-alur
kapur, kemudian bidang tersebut diawetkan dengan cat meni 2 (dua) kali. Daun
pintu dibuat dengan kayu meuranti batu/merbau sesuai dengan detail,
Jendela dibuat model bingkai, dengan petak-petak tempat kaca disesuaikan dengan
gambar detail. Kaca untuk jendela dipasang kaca bening tebal 5 mm. Pasangan kaca
harus memperhatikan muai susut baik dari kozen, maupun bahan kaca tersebut.
c. Lesplang dibuat dari papan minimal kayu meranti lebar 20 cm dan tebal minimal 2 cm.
Pemasangannya dipakukan langsung pada gording/reng seng zincalum. Sambungan
satu dengan yang lainnya digunakan model sambungan ekor burung. Pemasangan
harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka bagian
tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban Kontraktor.
Pasal 14
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada ruang dan emperan
keliling bangunan, termasuk rangka langit-langit.
2. Persyaratan Bahan
a. Rangka langit-langit induk dipakai Kayu 5/7 kualitas baik. Rangka pembagi
digunakan kayu 5/5. Untuk langit-langit bagian dalam ruangan dan emperan keliling
bangunan digunakan Asbes dan Plywood, Produksi Dalam Negeri kualitas terbaik.
3. Pedoman Pelaksanaan
1. Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dipakukan pada
gapit kuda-kuda (balok tarik). Setelah rangka induk terpasang, dilanjutkan
pemasangan rangka pembagi dari jenis yang sama.
2. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpas. Kontraktor bertanggung jawab atas
kerapian pemasangan rangka ini.
3. Hasil akhir harus waterpass. Apabila ada plafond yang retak, pecah harus diganti
dengan plafond baru.
Pasal 15
PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap
bangunan.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Semua Rangka untuk kuda-kuda dan gording harus mempunyai kualitas
bahan yang standar serta memiliki kadar yang cukup.
b. Konstruksi harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran kayu maupun cara
penyambungannya.
c. Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam Standar pabrikasi.
d. Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan menggunakan paku
ulir (paku khusus untuk atap).
e. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.
f. Alur seng harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan
akan rapi.
g. Bubungan ditutup dengan seng bubungan. Tindisan antara satu lembaran
bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan
pabrik minimal 10 cm.
h. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan
kebocoran.
i. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
Pasal 16
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.
2. Persyaratan Bahan
a. Engsel-engsel Stainlessteell sejenis Romaco Italy / FIT ukuran 4" dan 3" atau setaraf.
Kunci pintu dipasang sejenis BENOTI (dua) slaag (dua kali putar) atau yang setaraf.
Grendel dan hak angin berkualitas baik.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag, yang kualitasnya ditentukan
seperti diatas baik.
b. Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah setiap lembaran daun pintu. Engsel jendela
dipasang 2 (dua) buah pada setiap daun jendela. Pemasangan dilakukan dengan mur
khusus, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu/jendela dan ke kozen dengan
menggunakan paku.Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan
obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
c. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib memperlihatkan
contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti
dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
e. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
f. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut
ke daun jendela harus menggunakan mur seperti tersebut pada ayat pasal ini.
Pasal 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam
bangunan, penyambungan arus yang bersumber dari bangunan yang telah ada,
peenyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC dan sebagainya sehingga listrik
menyala.
2. Bahan-bahan yang digunakan
a. Kabel NGA/NYA/NYY dengan kualitas Golden life atau yang setara.
b. Pipa kabel dari PVC khusus untuk instalasi listrik diameter 1/2".
c. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
d. Bola lampu SL dan armaturnya adalah produksi Nasional merk Broco, Philips, Toshiba,
Tungsram atau yang sekualitas.
e. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi
listrik,Produksi dalam Negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari
kabel B.C.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur
lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan
sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam
(sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan
isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafon tersebut
dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi
kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan
terendam air tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya
harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.
Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong boleh menunjuk
pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai
instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN) Pemborong tetap
bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap
digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak P.L.N.
d. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama 1 x 24
jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi
tanggung jawab kontraktor.
e. Dalam hal dilokasi pekerjaan belum ada jaringan listrik, kontraktor tetap harus
melaksanakan pemasangan instalasi listrik dan lampu-lampunya sesuai gambar
instalasi yang beersangkutan dan bertanggung jawab sampai dengan tingkat pengujian
dari P.L.N.
Pasal 18
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi
didalam bangunan, penyambungan yang bersumber dari bangunan yang telah ada,
penyediaan bahan-bahan kelengkapan, pipa-pipa PVC dan sebagainya sehingga instalasi
berfungsi dengan baik.
3. Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaan secara umum mengacu kepada gambar detail dan persyaratan yang standar,
atau ditentukan lain sesuai keadaan dilapangan.
Pasal 19
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Ligkup Pekerjaan
a. Meni kayu untuk bidang kozen yang melekat ketembok, sambungan-sambungan
konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-lain.
b. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.
c. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu panel dan
ventilasi kayu.
d. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond.
2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Meni kayu dan besi sekualitas Cap Kuda Terbang.
b. Cat kayu sekualitas Cap Kuda Terbang.
Cat tembok sekualitas Paragon.
d. Residu kualitas baik tidak luntur.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan meni, residu haus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2
(dua) kali.
b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut:
2 (dua) kali pengerjaan meni kayu.
1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
Penghalusan dengan amplas
Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih.
Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain
kering yang bersih.
Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali.
Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut:
Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
Mengecat plafond 3 (tiga) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda mengelupas.
Pasal 20
PEKERJAAN FINISHING
Idi, ................2019
Konsultan Perencana
CV. TIMMUDA REKA CIPTA
SAIFUL AMRI.SE
Direktur