1. Lingkup Pekerjaan
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Keppres No. 16 tahun 1994, No. 24 tahun 1995 dan Keppres No. 80 tahun
2003 beserta lampiran-lampiran lainnya.
2.2. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di
Indonesia atau Algemene voor warden voor de uit voering bij aanneming
van openbare werken (AV) 1941.
2.3. Keputusan Gubernur No. 028/667/2007 tanggal 10 Desember 2007, tentang
penetapan harga satuan bahan bangunan ,satuan pekerjaan dan jasa
kebutuhan pemerintah prov. NAD.
2.4. Keputusan mentri dalam negeri No. 152 Tahun 2004 tentang pedoman
pengelolaan barang daerah.
2.5. Surat Edaran bersama Bappenas dan Dirjen Anggaran No.
351/D.VI/01/1997 dan SE - 39/A/21/01997 tanggal 20 Januari 1997.
2.6. Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No.
295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2.7. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03
2.8. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
2.9 Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987
(SKBI-1.2.53.1987)
2.10. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995
2.11. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI)NI 5
2.12. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984
2.13. Mutu Sirap SNI 03-3527-1994
2.14. Peraturan Umum instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
2.15. Tata cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991
2.16. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
2.17. Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972
2.18. Perturan Bata Merah sebagai bahan bangunan NI 10
2.19. Peraturan Plumbing Indonesia
2.20. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991
2.21. Tata cara Pengacatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-
1991
2.22. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
A. SPESIFIKASI UMUM
1. KETENTUAN UMUM
1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta
Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.
1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar
yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis
kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi
Pekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak.
1.3 Dalam hal Dreksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan
Kontraktor tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari
Standar yang disyaratkan , maka Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan
Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
1.4 Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar dapat
menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan
kebutuhan Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam
penawarannya.
1.5 Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus
mengutamakan produksi dalam negeri.
1.6 Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang,
bahan, dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM, BS, dll),
yang padanannya secara substantif sama atau lebih tinggi dari Standar
Nasional.
1.7 Standart satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan penggunaan
Standart satuan lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat
dielakkan.
1.8 Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan
perbaikan harus dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan
dan persyaratan kontrak agar tidak menimbulkan gangguan terhadap
kepentingan umum.
1.9 Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban
membayar ganti rugi yang berkenaan dengan segala klaim, tuntutan
hukum dalam bentuk apapun yang timbul dari atau sehubungan dengan hal
tersebut.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
5. ALAT-ALAT PRODUKSI
6. MATERIAL PENGGANTI
7. PEKERJAAN PERSIAPAN
Semua unit perumahan, kantor, dan fasilitas lain harus dibersihkan dan
dalam keadaan baik kecuali untuk yang dibongkar bila diserahkan
kepada Pemberi Pekerjaan.
d. KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja (K3) sesuai dengan
persyaratn yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau
persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.
2. Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
B. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Pekerjaan Tanah/Urugan
1.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah
harus diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah
pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu:
1.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah air diurug dengan pasir pasangan
setebal 10 cm dan dipadatkan.
2. Pekerjaan Pondasi
2.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
2.1.1. Pondasi plat tapak beton bertulang
2.1.2. pondasi pasangan batu kali/batu karang
2.1.3. pondasi batu bata
2.1.4. Pasangan cerucuk kayu atau bambu
2.1.5. Pondasi strouspile
2.3.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah
pondasi dipasang cerucuk kayu gelam/kelukup yang ditumbuk
hingga mencapai kedalaman tanah keras.
3.2. Bahan
3.2.1. Semen
Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan
semen portland type I dengan persyaratan Standar Indonesia
SNI No. 15-2049-1994 dan ASTM C-150-84.
Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus
sedemikian rupa pada tempat-tempat yang baik untuk
memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen terlindung
kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1 (satu)
merk semen.
3.2.5. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang diminum.
3.2.6. Paraturan
Persyaratan-persyaratan kontruksi beton, istilah-istilah teknik serta
syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu
kesatuan dalam bagian dokumen ini.
3.2.7. Penulangan
Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan Struktur
Beton Bertulang disesuaikan dengan SKSNI T-15-1991-03.
Besi <Ø12 mm, dipakai besi beton U 22 tegangan karakteristik
22000 Kg/m2 dan besi >Ø12 mm dipakai U 32.
Kontraktor harus dapat memberi sertifikat dari pabrik besi beton
yang menyatakan bahwa kekuatan besi-besi tersebut sesuai
dengan spesifikasi. Setiap pengiriman besi beton harus dapat
diambil minimal 3 (tiga) sample untuk dilakukan test tatik
dilaboratorium resmi atas perintah direksi lapangan, untuk setiap
jenis mutu baja 3 (tiga) sample.
Tulangan harus bersih dari kotoran-kotoran, karat, minyak, cat
dan lain-lain segera sebelum disetujui untuk pengecoran beton.
Penyambungan/pemotongan, pembengkokan dan
pemasangan harus sesuai dengan persyaratan dalam
Perhitungan Struktur Beton Bertulang Indonesia disesuaikan
dengan SKSNI-15-1991-03.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
3.3.1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini,
maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.
3.3.4. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang
berdiri dan berjalan-jalan diatas penuangan. Untuk dapat sampai
ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan
berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus
sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
4. Pekerjaan Dinding
4.1. Lingkup Pekerjaan
4.1.1. Diding Bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk
seluruh pembatas ruangan, bagian saluran keliling emperan
bangunan dan septicktank, seperti tertera dalam gambar dan
dijelaskan dalam gambar detail.
4.2.2. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh
melebihi 5% berat
4.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus
berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan
digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada
sudut.
4.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
4.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditaman didalam
dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata
(sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat,
harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok.
4.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu
hujan lebat harus diberi perhitungan dengan sesuatu penutup yang
sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi
perawatan dengan cara membasahi secara terus menerus paling
sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
4.3.8. Pasangan dinding papan harus diserut pada kedua sisinya, dengan
sambungan yang ditentukan dalam gambar detail. Pasangan
dinding triplek dilaksanakan dengan bentuk dan ukuran sesuai
gambar.
4.3.9. Dinding papan dipasang pada tiang pokok ukuran 10/10 cm dan
tiang pembantu ukuran 5/10 cm, bahan dari kayu ulin berkualitas
baik cukup tua dan tidak cacat. Untuk bagian luar papan
dipergunakan alur lidah dan diketam halus. Tiang pokok dan tiang
pembantu diketam halus dipasang sesuai gambar.
5. Pekerjaan Plesteran
6.1.1. Dinding KM/WC, dan bak air dilapisi dengan keramik ukuran 20 x 25
cm, atau 20 x 20 cm.
7. Pekerjaan Lantai
7.1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, KM/WC,
Selasar depan dan belakang bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :
7.1.1. Lantai beton tumbuk atau beton rabat pada emperan belakang
dan depan bangunan.
7.1.2. Keramik kulit jeruk atau sejenisnya.
7.3.3. Adukan
Adukan untuk tegel 1 Pc : 3 Pc
Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dan diplester 1 Pc : 3 Ps
Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat
campuran yang plastis.
7.3.4. Pemasangan
Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7 cm dan
diplester setebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps :
6 Kr dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps
Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar
tidak terdapat rongga-rongga di bawah keramik yang dapat
melemahkan konstruksi. Sambungan antara keramik dengan
keramik harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air
semen yang warnanya sesuai dengan warna keramik. Hasil
pasangan akhir harus rata tidak bergelombang dan waterpass.
Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda
dan cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai,
maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk
bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
Permukaan pasangan keramik harus datar dan waterpass. Pada
lantai KM/WC, permukaan lantainya dimiringkan 1 % ke arah floor
drain.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
8. Pekerjaan Kayu
8.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat
bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi kayu selesai dilaksanakan.
Bagian pekerjaannya adalah :
8.3.1. Pekerjaan kozen pintu dan jendela
8.3.2. Daun pintu/jendela dan ventilasi
8.3.3. Listplank, papan talang dan riuter
8.3.4 Untuk semua daun pintu dan daun jendela digunakan kayu kelas II
kualitas terbaik.
9. Pekerjaan Langit-langit
9.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada ruang
dalam dan ruang luar. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah
semua pekerjaan rangka langit-langit dan lis langit-langit ukuran 1/3 cm.
9.3.4 Sambungan antar triplek dipasang lat kayu klas II dengan ukuran
1/3 cm, pada bagian pinggir yang berhubungan dengan dinding
dipasang profil kayu dengan ukuran 5/5 cm.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan atap terdiri pekerjaan rangka atap Truss Alumunium (baja ringan) untuk
semua rangka atap dan penutup atap Seng Gelombang BJLS 0.3 mm (cat pabrik)
untuk semua penutup atap.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
12.2.8. Bak kontrol dari pasangan bata diplester dengan tutup dari beton
cetak.
12.2.12. Cincin sumur dari beton cetak untuk sumur gali.
12.3.2. Air dapat diambil dari sumber air (sumur gali) dengan
menggunakan pompa atau timba. Pengambilan air tersebut
dihubungkan dari pompa ke toren air atau sistim distribusi tertentu
sesuai gambar, memakai pipa PVC diameter ¾” dan diteruskan
ke bangunan yang memerlukan tapping air. Dari sini digunakan
shock ½”-3/4” untuk mengubah besaran pipa ke ½”. Pipa ½”
ditanam didalam dinding, dikeluarkan pada tempat-tempat
yang dibutuhkan, dan disini digunakan kran air diameter ½”. Pipa
pengambilan dan pipa distribusi harus ditanam didalam tanah.
12.3.4. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan
pengetesan yang disaksikan oleh Kontraktor, Pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen. Pengujian harus menghasilkan
tekanan hydraulik sebesar 10 kg/cm 2 selama satu jam tanpa
penurunan tekanan. Segala cacat dan kekurangan-kekurangan
yang dijumpai dari hasil pengujian harus diperbaiki dan semua
biaya yang timbul akibat kegagalan pengujian adalah
tanggungan Kontraktor.
12.3.5. Air kotor dari KM dialirkan dengan pipa yang diameternya sesuai
dengan gambar.
12.3.9. Di dalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari pasangan
batu bata 1 PC : 2 PS. Bak ini kemudian dilapisi keramik kualitas
baik. Lubang penguras pada bak air dipasang pipa khusus yang
dilengkapi dengan penutup khusus yang mempunyai ulir kualitas
baik.
12.3.11. Pembuatan satu buah sumur gali beton cetak diameter minimum
80 cm. Kedalam yang dibutuhkan adalah hingga didapatkan
penampang air sedalam 2 cincin pada musim kemarau. Diatas
tanah harus terpasang 2 cincin sumur yang sambungannya
diplester dengan baik
13.2.4. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
13.2.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik, Produksi Dalam Negeri (nasional) atau
sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.
Macam-macam switch/outlet yang digunakan untuk tegangan
220 volt adalah :
Sekering BOX
Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya
dari gardu induk PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 X 40) tinggi maksimum 175 cm
Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar
Warna : Abu-abu
13.3. Penggunaan
13.3.1. Kabel NYM dipergunakan sebagai instalasi penerangan di dalam
dinding.
13.3.2. Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
14.1.3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun
pintu panel dan ventilasi kayu, listplank, dan lis profil dan plafond
lambrisering.
14.2.1. Meni kayu dan besi sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.
14.2.2. Cat kayu sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.
14.2.3. Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex, Platon.
14.2.4. Residu kualitas baik tidak luntur.
14.2.5. Politur sekulaitas Platon
14.2.6. Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex.
14.3.3. Pekejaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar.
1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.
Penghalusan dengan amplas
Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 3 (tiga) kali.
14.3.6. Warna yang digunakan apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi
Tugas maka digunakan warna sebagai berikut :
Dinding dalam/luar digunakan warna Primrose 302 dari daftar
warna cat superpolimyx.
Kozen pintu dan jendela digunakan warna Candy Brown 925
dari daftar warna cat Kuda Terbang atau yang sekualitas.
Daun pintu Panel dan plafond lambrisering digunakan warna
Candy Brown 925 dari daftar warna cat Kuda Terbang atau
yang sekualitas.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
ini, dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) didisi pada
formulir yang telah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan
harus selalu berada di tempat pekerjaan.
16.4. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ii, yang
ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir
yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh
Kontraktor atas perintah tertulis Satuan Kerja Sementara BRR
Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kantor Pemerintahan Provinsi NAD -
NIAS.
16.5. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati
oleh Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Dibuat oleh :
Konsultan Perencana
CV. BINA CITRA ARSINDO