Anda di halaman 1dari 10

Pengelolaan Limbah Hasil Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Gedung

PENGELOLAAN LIMBAH HASIL KONSTRUKSI PADA


PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
Yusuf Zalaya1, Putri Handayani2, Ike Widya Lestari3
1,2,3
Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No. 9 Tol Tomang Jakarta Barat 11510
yusuf.zalaya@esaunggul.ac.id

Abstract
This study aims to find out the description of the construction of residual waste
from construction with an environmentally friendly system in the Soho
Podomoro City building construction project in West Jakarta. This research is a
descriptive study using a cross sectional study design. The object of the research
was the PT X development project area. The data collection method was carried
out by observation and interview techniques to program managers. The results
showed that PT X had a construction waste management standard. Management
of waste generated from construction is carried out through three stages:
primary, secondary, and tertiary treatment. Companies are advised to monitor
and supervise the implementation of construction waste management in order to
create a safe work environment.

Keywords: Waste management, residual waste, construction

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan limbah sisa
hasil kontruksi dengan sistem ramah lingkungan di Proyek Pembangunan
gedung Soho Podomoro City Jakarta Barat. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Objek penelitian
adalah area proyek pembangunan PT X. Metode pengambilan data yang
dilakukan adalah dengan teknik observasi dan wawancara kepada pengelola
program.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT X telah memiliki standar
pengelolaan limbah hasil konstruksi. Pengelolaan limbah hasil konstruksi
dilakukan melalui tiga tahap yaitu primary, secondary, dan tertiary treatment.
Perusahaan disarankan untuk melakukan pemantauan serta pengawasan terhadap
pelaksanaan pengelolaan limbah hasil konstruksi agar tercipta lingkungan kerja
yang aman.

Kata kunci : Pengelolaan limbah, limbah, konstruksi

Pendahuluan dalam jumlah yang relatif besar. Sektor


Pembangunan yang bertujuan kontruksi yang terdiri dari tahap ekstrasi
untuk memenuhi kebutuhan dan material ke lokasi kontruksi, proses
meningkatkan kesejahteraan manusia tidak kontruksi, operasional gedung,
terlepas dari penggunaan berbagai jenis pemeliharaan gedung sampai tahap
sumber daya alam sebagai material. pembongkaran gedung (Ervianto, 2012).
Penggunaan material dalam proses Berdasarkan data yang diperoleh
kontruksi inilah yang menyebabkan EU Environment General Directorate
material yang sudah tidak dapat digunakan material kontruksi yang dihasilkan dari

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 1, Januari 2019 63


Pengelolaan Limbah Hasil Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Gedung

limbah pembangunan dan pembongkaran diakibatkan dari limbah kontruksi, perlu


yang dihasilkan diperkirakan sekitar 180 diadakannya suatu pengelolaan limbah
juta ton per tahun. Limbah sisa material. Dengan melakukan pengolahan
pembangunan dan pembongkaran gedung limbah kontruksi dengan baik, hasilnya
merupakan aliran limbah terbesar ketiga selain turut serta dalam konservasi
dalam hal kuantitatif EU, setelah limbah lingkungan serta mengurangi penggunaan
pertambangan dan pertanian (Suharto, sumber daya alam secara berlebihan dapat
2011). turut pula memberikan keuntungan secara
Limbah kontruksi merupakan hal materi secara kontraktor karena
yang tidak pernah terpisahkan dari sebuah mengutamakan efiseiensi dan mutu bahan
pembangunan proyek. Faktor – faktor material yang digunakan (Ferry, 2005).
penyebab timbulnya limbah kontruksi ini Berdasarkan penelitian Bossik and
dikarenakan berbagai hal, seperti akibat Browers (2013) di Belanda, penelitian
dari material yang berlebihan, kelalaian dilakukan pada 7 bangunan rumah di
tenaga kerja dan berbagai asumsi. Dari daerah perkotaan memberikan kontribusi
pekerjaan beton memerlukan berbagai industri kontrusksi terhadap timbunan
macam material dimulai dengan baja sampah di daerah perkotaan cenderung
tulangan, beton ready mix, dan kayu. menigkat. Diperkirakan bahwa 15%
Sedangkan kelalaian tenaga kerja akibat hingga 30% limbah padat dibuang di
kesalahan pembacaan gambar material landfill merupakan limbah kontruksi dalam
yang berlebihan ataupun perubahan turut upaya pengelolan limbah pada industri
berperan dalam timbulnya limbah kontrusksi diutuhkan perhatian yang lebih
kontruksi dan belum banyak kontraktor banyak, dan penanganan dan penyimpanan
yang melaksanakan pengelolaan limbah yang kurang baik.
kontruksi dari perkerjaan beton dengan Sementara data penelitian KLH
baik (Yunita, 2012). (2010) menunjukan, volume timbunan
Keberadaan limbah kontruksi sampah di 194 kabupaten di Indonesia
memberikan pengaruh negatif terhadap mencapai 666 juta liter atau setara dengan
lingkungan yang berada di sekitar proyek 42 juta kilogram, dimana komposisi
kontruksi. Limbah kontruksi di definisikan sampah di 14 kota metro rata – rata
sebagian bahan material yang sudah tidak mencapai 5364 meter kubik/hari. Masalah
digunakan yang dihasilkan dari proses lingkungan yang terjadi erat sekali
kontruksi, perbaikan, perubahan atau hubunganya dengan dunia kesehatan.
barang apapun yang diproduksi dari Untuk mencapai kondisi masyarakat yang
proses, atau suatu ketidaksengajaan yang sehat diperlukan lingkungan yang baik
tidak dapat langung dipergunakan pada pula. Dalam hal sarana pelayanan
tempat tersebut tanpa adanya suatu kesehatan harus pula memperhatikan
pelakuan lagi. Bahkan limbah kontruksi keterkaiatan tersebut. Limbah adalah zat
yang berdampak pula pada pihak atau bahan buangan yang dihasilkan dari
kontraktor sehingga mengalami kerugain proses kegiatan manusia.
dari material yang berlebih ataupun yang Limbah dapat berupa tumpukan
terbuang dan memerlukan biaya barang bekas, sisa kotoran hewan,
pengangkutan untuk mengeluarkan limbah tanaman, atau sayuran. Keseimbangan
tersebut dari lokasi proyek sehingga biaya lingkungan menjadi terganggu jika jumlah
total proyek membengkak (Ferry, 2005). hasil buangan tersebut melebihi ambang
Meminimalisir dampak negatif batas toleransi lingkungan. Apabila
terhadap lingkungan dan pihak kontraktor kosentrasi dan kuantitas melebihi ambang

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 1, Januari 2019 64


Pengelolaan Limbah Hasil Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Gedung

batas tolerasi lingkungan. Apabila terdapat sisa – sisa hasil kontruksi seperti
kosentrasi dan kuantitas melebihi ambang besi, beton, Pipa Baja, Pipa Holo, Pipa
batas, keberadaan limbah dapat berdampak PWC. Limbah padat dari bahan kayu
negatif terhadap lingkungan terutama bagi seperti balok, triplek dan sampah dari
kesehatan manusia sehingga perlu pekerjaan beton terdiri dari Sampah Beton
dilakukan pengangaan terhadap limbah. dan puing Beton. Sedangkan dalam
Tingkat bahaya keracunan yang pekerjaan finishing terdapat bergai macam
diitimbulkan oleh limbah bergantung pada limbah yang dihasilkan seperti semen,
jenis dan karakter limbah (Suharto, 2011). keramik, alumunium, kaca, pipa, kawat,
PT X merupakan Main kontraktor serat sintetis. Kategori sampah plastik sisa
pada proyek Soho Podomoro Land. PT X makanan petugas, kategori bahan kimia
memenangkan Tender dan memenuhi seperti bahan water tropping dan bahan
syarat prakualisifikasi baik secara teknik organik yang dihasilkan dari kantin para
maupun admintiratif. PT X bertindak pekerja. Dengan demikian, salah satu
sebagai Man kontraktor penanganan upaya yang dapat ditempuh untuk
limbah hasil kontruksi baik limbah padat meminimalisir akibat fatal tersebut adalah
maupun cair. Rencana schedule perubahan dengan cara melakukan pengelolaan
mengacu pada Oktober 2016, nilai kontrak limbah hasil konstruksi yang baik.
sebesar 880 Myliard.
Kriteria syarat teknik terdiri dari Metode Penelitian
sumber daya tenaga, skill, peralatan, Penelitian ini merupakan penelitian
material, keuangan dan secara adminitratif. deskriptif dengan menggunakan desain
Berdasarkan pengalaman kemampuan studi cross sectional. Objek penelitian
managemen, dan aset perusahaan. Kriteria adalah area proyek pembangunan PT X.
tersebut yang dinyatakan menang dan Metode pengambilan data yang dilakukan
layak mengerjakan proyek Soho Podomoro adalah dengan teknik observasi dan
Land dan selanjutkan dikeluarkan surat wawancara kepada pengelola program.
kotrak (perjanjian kerja) dimana diatur Data yang diperoleh kemudian dianalisis
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dengan menggunakan analisis univariat
Dan Transmigrasi No. Per .01/Men/1980 dengan menggambarkan secara terperinci
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja masing-masing dimensi yang diukur.
Pada Kontruksi Bangunan dan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang harus Hasil dan Pembahasan
dijadikan acuan bagi perusahaan dalam Sumber Daya Manusia
rangka mengimplementasikan keselamatan Berdasarkan hasil penelitian PT X
dan kesehatan kerja guna mencapai kondisi mempunyai kekurangan karyawan pada
yang man, efisien dan lancar. Sisa – sisa bagian TPS limbah padat, dari jumlah
material pekerjaan struktur dibagi menjadi karyawan 15 orang. Masih terdapatnya
pekerjaan struktur bagian bawah dan limbah sisa kontruksi yang terdapat pada
struktur bagian, struktur bagian bawah, lokasi proyek yang belum di lakukakan
finishing, dan mechanical (manintence). sortir limbah padat sisa hasil kontruksi.
Pada pekerjaan struktur bagian Hal ini disebabkan karena adanya
bawah terdapat limbah yang mengandung peluasaan dan penambahan proyek Neo
tanah dalam proses pembangunan pondasi soho podomoro yang ditambahkan
terdiri dari tanah biasa, tanah lembek, pembangunan apartemen dan kantor.
tanah poncos, dan tanah lumpur. Struktur Sehingga 15 orang tersebut masih
bagian atas terdiri dari sampah padat yang diperlukan penambahan pada bagian TPS

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 1, Januari 2019 65


Pengelolaan Limbah Hasil Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Gedung

limbah padat. Charles Kilbert dalam Strategies for


Dalam definisi manajemen sistem Succesful Contruction and Demolition
proses yang diharapkan adalah masukan Waste Recycling Opertions (1995) adalah:
(input) dari individu – individu dapat 1. Reduction, merupakan cara terbaik dan
dihasilkan masukan – masukan yaitu efisinen dalam meminimalisir limbah
manusia atau tenaga kerja, material, mesin yang dihasilkan. Secara tidak langsung,
serta metode – metode kerja. Maka dapat zat – zat berbahaya dan beracun dan
diartikan bahwa manajemen dari sebuah berbahaya akan berkurang sehingga
proyek kontruksi memiliki tanggung jawab biaya – biaya pengelolaan limbah
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan beracun dan berbahaya berkurang.
serta mampu mengelola sumber daya yang 2. Reuse, adalah pemindahan kegunaan
berbentuk modal, material, waktu, serta suatu barang ke gunaan lain.
manusia agar dapat dihasilkan suatu Merupakan cara yang baik setelah
produk yang maksimal dari proyek reduction, karena minimalisai dari
kontruksi tersebut (Dipohusodo,1996). proses pelaksanaannya dan energy yang
digunakan dalam perkerjaan.
Anggaran 3. Recycling, adalah pemrosesan ulang
PT X ditemukan terdapatnya material lama manjadi material baru.
anggaran proyek yang berlebihan dalam Merupakan cara yang tidak
hal pengeluaran pengolahan limbah Rp menghasilkan barang baru tetapi
116.360.000 diajukan dalam proyek yang mengunttungkan dari segi ekonomi,
disetujui oleh pihak perusahaan terdapat karena barang tersebut dapat dijual
adanya pembengkakan biaya dalam kembali.
pengadaan material dasar bahan kontruksi 4. Landfilling, adlaah pilihan terkahir yang
yang digunakan seperti beton, baja, pasir dpaat dilakukan dalam pengelolaan
Hal ini dapat dilihat dari adanya sisa – sisa limbah yakni pembuangan ketempat
hasil kontruksi yang sudah tidak terpakai penampungan akhir. Landfilling
dan masih mempunyai nilai ekonomis dilakukan hanya bila alternative-
seperti sisa baja, lempengan batu, alternatif yang lain sudag tiodak dapat
spesifikasi material yang kurang akurat dilakukan.
dan terdapat sisa material yang bertambah
dan terdapat adanya pengunaan beton Sarana Prasarana
ready mix pada pekerjaan pengecoran Berdasarkan hasil PT X telah
dengan adanya sisa material sebanyak 4% disediakan beberapa sarana dan prasarana
per mixer, sehingga anggaran biaya yang yang meliputi adanya fasilitas dalam
dikeluarkan semakin tinggi. pengelolaan limbah sisa hasil kontruksi
Faktor yang menjadikan proyek seperti truck yang digunakan untuk
anggaran menjadi berlebihan adalah mengangkut sisa kontruksi padat ke ruang
Program anggaran berdasarkan hasil PT X tempat pembuangan akhir dan adanya
untuk anggaran proses yang digunakan beberapa alat lainnya yang menunjang
adalah Top Down, yaitu proses terpenuhinya proses pengelolaan limbah
penyusunan anggaran dari atas ke bawah. sisa kontruksi.
Sehingga anggaran yang digunakan oleh Menurut GREENSHIP GBCI
pihak dilapangan belum dapat dikontrol pengeloaan limbah kontruksi pada kategori
secara sistematis. manajemen lingkungan bangunan atau
Berdasarkan hierarki pengelolaan limbah Building Enviroment Managemen (BEM)
Chun-Li Peng, Domenic E. Scorpio dan yang terkait dalam pengelolaan limbah

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 1, Januari 2019 66


Pengelolaan Limbah Hasil Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Gedung

adalah adanya instalasi atau fasilitas sarana merupakan daerah rawan macet. Sehingga
dan sarana untuk memilah dan TPA (tempat pembuangan akhir) dilakukan
mebgumpulkan sampah sejenis sampah di area terbuka menurut peraturan
hasil kontruksi berdasarkan jenisnya pemerintah Republik Indonesia.
Berdasarkan kriteria sistem evaluasi Undang – undang Nomor 18
manajemen No.Dok P12-1534 Hal.37 PT Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
X tersedianya sarana dan prasarana yang padal 22 tentang pengolahan, penanganan
baik dan berkualitas, yang diperlukan pada sampah
setiap organisasi atau perusahaan 1. Pemilahan dalam bentuk
dimanapun dalam menyelenggarakan pengelompokan dan pemisahan sampah
kegiatan untuk memperoleh tujuan yang sesuai dengan jenis, jumlah , dan / atau
diharapkan. Dalam hal sarana dan sifat sampah.
prasarana PT X sudah menjalankan sesuai 2. Pengumpulan dalam bentuk
dengan terori mengenai green contruction. pengambilan dan pemindahan sampah
dari sumber sampah ke tempat
Standar Operasional Prosedur penampungan sementara atau tempat
Berdasarkan hasil PT X PT X pengolahan sampah terpadu.
untuk pekerjaan pengolahan limbah padat 3. Pengangkutan dalam bentuk membawa
dan cair dari sisa hasil kontruksi, dalam sampah dari sumber dan atau dari
proses pengolahan limbah padat dibedakan tempat penampungan sampah
menjadi kategori sampah dengan sistem sementara atau dari tempat pengolahan
tempat pembuangan akhir (TPA) dan sampah terpadu menuju ke tempat
limbah cair melalui 3 tahap yaitu Primary pemrosesan akhir
Treatment, Secondary Treatmemnt dan 4. Pengelolaan dalam bentuk mengubah
Tertiary Treatment diarea kontruksi PT X karakteristik, komposisi dan jumlah
telah sesuai dengan SOP dalam sampah
perusahaan. Berdasarkan wawancara yang 5. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk
dilakukan kepada pekerja didapatkan pengembalian sampah dan/ atau residu
informasi bahwa langkah – langkah hasil pengolahan sebelumnya ke media
standar operasional prosedur tersebut lingkungan secara aman.
dianggap terlalu lama dan tidak efisien,
karena pekerja yang melakukan Perencanaan
pembuangan limbah sisa hasil kontruksi Dari hasil observasi di area proyek
terutama driver mengungkapkan bahwa mengancu pada manajemen No.Dok P12-
proses pemindahan sampah ke sistem 1534 Hal.33 PT X diketahui dalam proses
pembungan akhir cukup jauh dari lokasi pemindahan sampah dan memilihan
pembangunan proyek Neo Soho dari PT X, sampah, bahwa langkah – langkah dalam
mengingat lokasi proyek ini merupakan pekerjaan tersebut sudah mengikuti aturan
lokasi strategis dan padat di area Jakarta standard opersoanal procedure yang telah
Barat, sediakan lokasi TPA berada di ditetapkan oleh PT X, meliputi penanganan
Rawa Bokor dan Dibuang di Kedoya sampah bersama (periodik), penganan
sekitar Metro TV. sampah terus menerus setiap hari, perilaku
Kendala dalam prosedur pembersihan sampah proyek namun masih
pengelolaan limbah padat dikarenakan ditemukan sisa- sisa hasil kontruksi yang
dalam tata kota tidak disediakan tempat harusnya diangkut secara periodik namun
pembuangan sampah yang efisien, selain dibiarkan begitu saja. masih banyak sisa –
itu untuk proyek teletak pusat kota yang sisa cat pengecatan yang mengandung

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 1, Januari 2019 67


Pengelolaan Limbah Hasil Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Gedung

limbah B3. 3 yang menjelaskan syarat – syarat


Temuan dari hasil tersebut keselamatan kerja “mengamankan dan
dikarenakan pekerja tidak mengetahui memperlancar pengakutan orang, binatang,
bahwa sisa cat yang digunakan tanaman dan barang..
mengandung bahan B3 yang dapat Menurut Direktorat Health Safety (2015),
berbahaya bagi lingkungan. Dari dijelaskan bahwa untuk memimalkan
wawancara juga didapatkan bahwa pekerja risiko kegiatan pengolahan limbah
kurang disiplin, hanya menunggu jika domestik dan industri dapat dilakukan
ditegur oleh pihak proyek saja. dengan
Standar operasional prosedur paa setiap 1. Limbah padat dilakukan pemilihan
keadaab penanganan limbah B3. SOP ini berdasarkan jenisnya
dibuat berdasarkan referensi yaitu 2. Limbah padat dapat di daur ulang,
Keputusan Kepala BAPEDAL No 1 Tahun dibakar atau dikubur
1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan 3. Limbah padat dilakuakn pengumpulan
Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan pada container tempat menampung sampah
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. sebelum dilakukan pembuangan di
Menurut Peraturan Pemerintah pembuangan akhir.
Republik Indonesia No 19 Tahun 1994 Berdasarkan kriteria sistem
Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya evaluasi manajemen menurut observasi di
Dan Beracun pasal 1 pasal 2 “Limbah area proyek mengancu pada manajemen
bahan berbahaya dan beracun, di singkat No.Dok P12-1534 Hal.33 pada bagian 7,2
limbah B3, adalah setiap limbah yang mengenai penangan limbah sisa hasil
mengandung bahan berbahaya dan atau kontruksi sudah sesuai dan termasuk pada
beracun yang karena sifat dan atau kriteria penilaian D yaitu perusahaan
konsentrasinya dan atau jumlahanya, baik mempunyai sistem yang tepat untuk
secara langsung maupun tidak langsung mengelola limbah sisa hasil kontruksi
dapat merusak dan atau mencemarakan (termasuk penyimpanan dan
lingkungan hidup dan atau dapat pengangkutan) yang secara efektif
membahayakan kesehatan manusia. berusaha mengurangi dampak lingkungan
di sekitar proyek.
Penyimpanan dan Pengangkutan
Dari hasil PT X mengunakan Sewage Treatment (STP)
ketentuan yang berlaku perusahan dengan Perusahan mempunyai sistem
nsistem Penyimpanan dan pengangkutan Swage Treatment Plan (STP) yaitu proses
secara berkala dalam penanganan limbah pengolahan limbah cair dengan
sisa hail kontruksi yaitu limbah menggunakan tahapan yang terdiri dari
dukumpulkan sesuai dengan klasifikasi (Primary Treatment, Secondary Treatment,
limbah dan diangkut ke TPA. Dengan Tertairy Treatment).
menggunkan lembar monitoring sampah Perusahaan mencatat dan
berserta keterangan sistem mengevaluasi proses Swage Treatment
pengakutannya.Perusahaan mempunyai Plan (STP) melalui pengelolaan limbah
prosedur untuk pembuangan limbah dan cair dilakukan melalui 3 prosespengolahan
sitem pencatatan yang lengkap tidak secara fisik, yaitu :
ditemuakan temuan yang pelanggaran a. Sedimentasi
prosedur. Dari hasil observasi dan
Sebagaimana diatur dalam Undang wawancara dengan pihak Safety dalam
–Undang No. 1 Tahun 1970 BAB III pasal proses sedimentasi terdapat suara bising

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 1, Januari 2019 68


Pengelolaan Limbah Hasil Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Gedung

pada tahap Primary Treatment dengan Pada tahap ini sisa limbah tersebut
menggunakan filter, air yang dihasilkan digunakan pada dinas tata kota dengan
dari hasil sedimentasi ini masih berupa air penyiraman tanaman di daerah kota. Pihak
keruh dan terdapat bulir – bulir halus. PT X mengaku pada pihak podomoro Land
Dalam langkah ini ada pihak pemantauan ini jika sisa separasi dialirkan dan di
berkala pada mesin dan pekerja yang gunakan kembali sebagai penyiraman
menjalankan proses ini. tanaman.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Menurut Teori AMDAL (Analisis
Kesehatan Republik Indonesia NO 70 Dampak Lingkungan) yaitu pasal 36 ayat
Tahun 2016 Tentang Standart Dan (1) Undang- undang Nomor 32 tahun 2009
persyaratan kesehatan lingkungan kerja tentang Perlindungan dan pengelolaan
Industri pasal 9 ayat 2 mengenai upaya Lingkungan Hidup (UUPPLH)
pengendalian bahaya sebagaimana menyebutkan bahwa setiap usaha dan atau
meliputi eliminasi, substitusi, pengendalian kegiatan yang wajib memiliki amdal atau
teknis, pengendalian adminitrasi. UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan.
Sehingga dalam penerapannya PT Untuk meningkatkan kewaspadaan
X sudah sesuai dengan peraturan yang terhadap kerusakan lingkungan dan
berlaku dengan sistem standar operasional pencemaran lingkungan PT X sebaiknya
prosedur yang digunakan. meminta persetujuan dan legalisasi
mengenai adanya pembuangan limbah sisa
b. Floatasi hasil separasi kepada Kementrian Agraria
Dari hasil observasi dan dan tata ruang. Karena dalam baku mutu
wawancara dengan pihak pekerja limbah yang dihasilkan tidak berbahaya
perusahaan terkait ini dapat disimpulkan pada lingkungan.
sudah adanya koordinasi yang baik partikel
dengan desintasnya, menggunakan aliran Evaluasi
udara yang dengan mengkoagulasikan dan Berdasarkan evaluasi penangan
menghilangkan koloid dan menstabilkan limbah sisa hasil kontruksi sudah terdapat
zat organik. Yang melihat mengeni baku ceklist pemantauan dari 4 divisi baik dari
mutu limbah yang diatur dalam Peraturan STP dan pihak TPS limbah padat sisa
Menteri Lingkungan Hidup Republik kontruksi yang berkerjasama dengan pihak
Indonesia Nomor 5 TAHUN 2014 Tentang Podomoro Land.
baku mutu air limbah pasal 1 no 30 Berdasarkan tiga faktor dalam green
menengai air limbah domestik adalah air building policy yaitu memperhatikan tiga
limbah yang bersal dari usaha dan atau prinsip yaitu ;
kegiatan pemukiman, rumah makan, 1. Design (desain bangunan)
perkantoran, perniangaan, apartemen dan Desain bangunan sangat berkaitan
asrama dengan proses kontruksi dengan kriteria
Dalam hal ini tahap floatasi sudah manjemen dan perencanaan loksi proyek
sesuai dengan sitem yang berlaku dan yang berkelanjutan dan material dan
sudah diterapkan dalam bentuk laporan sumber daya alam yang meliputi
kepada pihak proyek dan Podomoro Land. penyimpanan dan pengumpulan daur
ulang, manajemen regional dan
c. Separasi penggunaan bahan kontruksi
Dari hasil observasi PT X
menghilangkan unsure hara seperti 2. Build (pelaksanaan kontruksi)
senyawa pospat, serta penambahan chlor. Mencapai bangunan yang ramah

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 1, Januari 2019 69


Pengelolaan Limbah Hasil Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Gedung

lingkungan pada tahap pembangunan dan dihasilkan pasal 22 mengenai


alat evaluasi kinerja longkungan melaului pengumpulan dalam bentuk pengambilan
waste management performance dan pemindahan sampah dari sumber
evaluation tool (WMPET). sampah ke tempat penampungan sementara
3. Work’s Atitude (perilaku pekerja atau tempat penampungan sementara atau
proyek) tempat pengolahan terpadu.
Berbagai perilaku pekerja proyek Perusahaan mempunyai hasil yang sudah
yang berkaitan dengan upaya sesuai dengan undang – undang dan Otput
meminimalisir contruction waste menuju adalah hasil akhir dari serangkaian
green site. kegiatan pengolahan limbah pada proyek
Hal ini pihak pengelolaan limbah Soho Pomoro City PT X, untuk melihat
sisa kontruksi menggunakan sistem green sejauh mana kegiatan pengolahan limbah
building policy yang memperhatikan telah berjalan sesuai dengan Standard
desain bangunan, pelaksanaan kotruksi san Operasional Procedure yang ditetapkan
perilaku pekerja proyek yang ada dalam oleh PT X untuk terciptanya Green
kontruksi pembangunan Neo Soho Contruction.
podomoro oleh PT X.
Kesimpulan
Output Hasil penelitian menunjukkan
Dari hasil wawancara yang bahwa PT X telah memiliki standar
dikatakan Departemen staff Safety bahwa pengelolaan limbah hasil konstruksi.
kegiatan pengolahan limbah yang Pengelolaan limbah dilakukan melalui
dilakuakan pekerja selalu dipantau oleh primary, secondary, dan tertiary
Supevisior Project dan juga dilakukan treatment. Primary Treatment, pekerja
toolbok meeting sebelum melakukan melakukan pengolahan limbah cair dengan
pekerjaan. Dari hasil observasi PT X cara memisahkan zat padat yang
bahwa kegiatan pengeloaan limbah yang di bercampur pada limbah cair dalam bak
standard oleh Health and Safety Executive sedimentasi yang sudah dipasang (filter)
dapat disimpulkan bahwa PT X telah saringan. Saringan yang digunakan pekerja
menjalankan dan meperhitungkan proses harus memenuhi standart seperti saringan
pengelolaan limbah tersebut. pasir lambat, saringan pasir cepat, saringan
Berdasarkan kriteria Berdasarkan multimedia, pecoal filter, microstainning,
kriteria sistem Green Contruction dan vacum fitler. Secondary Treatment,
manajemen menurut observasi di area pekerja melakukan pengolahan limbah cair
proyek mengancu pada manajemen dengan cara mengkoagulasikan,
No.Dok P12-1534 Hal.33 yang menghilangkan koloid, dan menstabilkan
menggunakan sistem Waste Mangement zat organik. Pengolahan bahan dilakukan
Performance Evaluation Tool (WMPET) oleh bakteri aerobic dan anaerobic yang
untuk mengukur kefektifan limbah diubah menjadi senyawa terurai. Tertiary
kontruksi pada suatu proyek pembangunan Treatment, pekerja melakukan pengolahan
gedung dan mendapat prediakat Bagus limbah cair dengan cara menghilangkan
yang merupakan Waste management unsure nutrisi dan unsure hara, seperti
cukup efektif dalam mengurangi limbah senyawa nitrat, pospat, serta penambaha
dan meningkatkan daur ulang. chlor dengan menggunakan baku mutu
Menurut UU NO 18 Tahun 2008 sesuai SOP.
pengolahan limbah sisa kontruksi
berdarkan jenis –jenis limbah yang

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 1, Januari 2019 70


Pengelolaan Limbah Hasil Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Gedung

Daftar Pustaka Ervianto, B. S. (2012). Kajian Aspek


Begum, S. P. (2006). Benefit cost analys Green Contruction pada
on the economic feasibility of pembangunan Proyek
contruction waste minimization. Infrastruktur. Konferensi Nasional
Insitute for Enviroment and Infrastruktur. JAKARTA: Salemba
Develompent (LESTARI) , vol 3, Medika
50-65.
Ervianto, W. I. (2012). Selamatkan Bumi
Biodegenerable (2007)-security technique, Melalui Kontruksi Hijau,
code of prectice for Perencanaan, Pengadaan,
informationsecurity management, Kontruksi dan Operasi.
[online]. Tersedia : JAKARTA: Andi publisher.
[https://www.google.com/search?q
=sampah+biodegra&client=firefox Ferry. (2005). Karakteristik Dan
b&source=lnms&tbm=isch&sa=X Komposisi Limbah (Contruction
&ved=0ahUKEwjP74fOsfzXAhV Waste) pada Pembangunan Proyek
DNI8K Kontruksi. Jurmal Ilmiah
HX8_DYYQ_AUICigB&biw=905 Mahasiswa Universitas Islam
&bih=422#imgrc=o3bpWKGS6o Sultan Agung Semarang, vol 3,
wAM M] [diakses dari tanggal 22 12-20
September 2017]
Ferry, f. O. (2006). The green contruction
Bossik, B. H., & Browers (2013). site index (GCSI) : A Quantitative
Contruction waste : quantification tool used assess an ongoing project
and source evaluation. Journal of to meet the garden contruction
Contruction Engineering and concept. international journal of
Management, vols1- 2, 55-60. Technology , vol 4 530-543.

Depdiknas (2015). Panduan Higiene Gangolells, M., Casals, A., Gasso, S.,
Industri . Jakarta : Depdiknas Forcada, N., Roca, X., Fuertes, A.
(2009). A Methodology For
Depdiknas (2015). Panduan Praktis Predicting The Severity Of
Kebijakan, Peraturan Perundang- Environmental Impacts Related To
Undangan dan Sistem Manajemen The Construction Process Of
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Residential Buildings. Building
Jakarta : Depdiknas and Environment 44 (2009) 558–
571
Depdiknas (2015). Panduan Praktis Ginting . (2007). Sistem Pengelolaan
Kesehatan Kerja. Jakarta : lingkungan dan Limbah .
Depdiknas JAKARTA: CV YRAMA
WIDYA.
Dewi rahayu, N. e. (2015). paduan praktis
higiene industri. jakarta: Riyanto. (2002). Limbah Bahan Berbahaya
kementrian tenagakerjaan republik dan Beracun. Jakarta: deepublish.
indonesia .

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 1, Januari 2019 71


Pengelolaan Limbah Hasil Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Gedung

Slamet, R. (2000). Efektivitas Hasil


Pegelolaan Air Limbah Rumah
Sakiti. Jakarta: Salemba Medika

Suharto, I. (2011). Limbah Kimia dalam


Pencemaran Udara dan Air .
Jakarta : Andi Publisher .

Sumanda, K. (2005). Isolation Study of


Efficeient From Waste Plan Stem
Mahinot Asulenza Crants. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Teknik Kimia
Universitas Surabaya, vol 2 5-8.

Yunita, d. (2012). Identifikasi Sisa


Material Kontruksi dalam Upaya
memenuhi Bangunan
Berkelanjutan. Fak Teknik
Unibraw ,Vol 3 1-4.

Forum Ilmiah Volume 16 Nomor 1, Januari 2019 72

Anda mungkin juga menyukai