Abstract
This study aims to find out the description of the construction of residual waste
from construction with an environmentally friendly system in the Soho
Podomoro City building construction project in West Jakarta. This research is a
descriptive study using a cross sectional study design. The object of the research
was the PT X development project area. The data collection method was carried
out by observation and interview techniques to program managers. The results
showed that PT X had a construction waste management standard. Management
of waste generated from construction is carried out through three stages:
primary, secondary, and tertiary treatment. Companies are advised to monitor
and supervise the implementation of construction waste management in order to
create a safe work environment.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan limbah sisa
hasil kontruksi dengan sistem ramah lingkungan di Proyek Pembangunan
gedung Soho Podomoro City Jakarta Barat. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Objek penelitian
adalah area proyek pembangunan PT X. Metode pengambilan data yang
dilakukan adalah dengan teknik observasi dan wawancara kepada pengelola
program.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT X telah memiliki standar
pengelolaan limbah hasil konstruksi. Pengelolaan limbah hasil konstruksi
dilakukan melalui tiga tahap yaitu primary, secondary, dan tertiary treatment.
Perusahaan disarankan untuk melakukan pemantauan serta pengawasan terhadap
pelaksanaan pengelolaan limbah hasil konstruksi agar tercipta lingkungan kerja
yang aman.
batas tolerasi lingkungan. Apabila terdapat sisa – sisa hasil kontruksi seperti
kosentrasi dan kuantitas melebihi ambang besi, beton, Pipa Baja, Pipa Holo, Pipa
batas, keberadaan limbah dapat berdampak PWC. Limbah padat dari bahan kayu
negatif terhadap lingkungan terutama bagi seperti balok, triplek dan sampah dari
kesehatan manusia sehingga perlu pekerjaan beton terdiri dari Sampah Beton
dilakukan pengangaan terhadap limbah. dan puing Beton. Sedangkan dalam
Tingkat bahaya keracunan yang pekerjaan finishing terdapat bergai macam
diitimbulkan oleh limbah bergantung pada limbah yang dihasilkan seperti semen,
jenis dan karakter limbah (Suharto, 2011). keramik, alumunium, kaca, pipa, kawat,
PT X merupakan Main kontraktor serat sintetis. Kategori sampah plastik sisa
pada proyek Soho Podomoro Land. PT X makanan petugas, kategori bahan kimia
memenangkan Tender dan memenuhi seperti bahan water tropping dan bahan
syarat prakualisifikasi baik secara teknik organik yang dihasilkan dari kantin para
maupun admintiratif. PT X bertindak pekerja. Dengan demikian, salah satu
sebagai Man kontraktor penanganan upaya yang dapat ditempuh untuk
limbah hasil kontruksi baik limbah padat meminimalisir akibat fatal tersebut adalah
maupun cair. Rencana schedule perubahan dengan cara melakukan pengelolaan
mengacu pada Oktober 2016, nilai kontrak limbah hasil konstruksi yang baik.
sebesar 880 Myliard.
Kriteria syarat teknik terdiri dari Metode Penelitian
sumber daya tenaga, skill, peralatan, Penelitian ini merupakan penelitian
material, keuangan dan secara adminitratif. deskriptif dengan menggunakan desain
Berdasarkan pengalaman kemampuan studi cross sectional. Objek penelitian
managemen, dan aset perusahaan. Kriteria adalah area proyek pembangunan PT X.
tersebut yang dinyatakan menang dan Metode pengambilan data yang dilakukan
layak mengerjakan proyek Soho Podomoro adalah dengan teknik observasi dan
Land dan selanjutkan dikeluarkan surat wawancara kepada pengelola program.
kotrak (perjanjian kerja) dimana diatur Data yang diperoleh kemudian dianalisis
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dengan menggunakan analisis univariat
Dan Transmigrasi No. Per .01/Men/1980 dengan menggambarkan secara terperinci
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja masing-masing dimensi yang diukur.
Pada Kontruksi Bangunan dan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang harus Hasil dan Pembahasan
dijadikan acuan bagi perusahaan dalam Sumber Daya Manusia
rangka mengimplementasikan keselamatan Berdasarkan hasil penelitian PT X
dan kesehatan kerja guna mencapai kondisi mempunyai kekurangan karyawan pada
yang man, efisien dan lancar. Sisa – sisa bagian TPS limbah padat, dari jumlah
material pekerjaan struktur dibagi menjadi karyawan 15 orang. Masih terdapatnya
pekerjaan struktur bagian bawah dan limbah sisa kontruksi yang terdapat pada
struktur bagian, struktur bagian bawah, lokasi proyek yang belum di lakukakan
finishing, dan mechanical (manintence). sortir limbah padat sisa hasil kontruksi.
Pada pekerjaan struktur bagian Hal ini disebabkan karena adanya
bawah terdapat limbah yang mengandung peluasaan dan penambahan proyek Neo
tanah dalam proses pembangunan pondasi soho podomoro yang ditambahkan
terdiri dari tanah biasa, tanah lembek, pembangunan apartemen dan kantor.
tanah poncos, dan tanah lumpur. Struktur Sehingga 15 orang tersebut masih
bagian atas terdiri dari sampah padat yang diperlukan penambahan pada bagian TPS
adalah adanya instalasi atau fasilitas sarana merupakan daerah rawan macet. Sehingga
dan sarana untuk memilah dan TPA (tempat pembuangan akhir) dilakukan
mebgumpulkan sampah sejenis sampah di area terbuka menurut peraturan
hasil kontruksi berdasarkan jenisnya pemerintah Republik Indonesia.
Berdasarkan kriteria sistem evaluasi Undang – undang Nomor 18
manajemen No.Dok P12-1534 Hal.37 PT Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
X tersedianya sarana dan prasarana yang padal 22 tentang pengolahan, penanganan
baik dan berkualitas, yang diperlukan pada sampah
setiap organisasi atau perusahaan 1. Pemilahan dalam bentuk
dimanapun dalam menyelenggarakan pengelompokan dan pemisahan sampah
kegiatan untuk memperoleh tujuan yang sesuai dengan jenis, jumlah , dan / atau
diharapkan. Dalam hal sarana dan sifat sampah.
prasarana PT X sudah menjalankan sesuai 2. Pengumpulan dalam bentuk
dengan terori mengenai green contruction. pengambilan dan pemindahan sampah
dari sumber sampah ke tempat
Standar Operasional Prosedur penampungan sementara atau tempat
Berdasarkan hasil PT X PT X pengolahan sampah terpadu.
untuk pekerjaan pengolahan limbah padat 3. Pengangkutan dalam bentuk membawa
dan cair dari sisa hasil kontruksi, dalam sampah dari sumber dan atau dari
proses pengolahan limbah padat dibedakan tempat penampungan sampah
menjadi kategori sampah dengan sistem sementara atau dari tempat pengolahan
tempat pembuangan akhir (TPA) dan sampah terpadu menuju ke tempat
limbah cair melalui 3 tahap yaitu Primary pemrosesan akhir
Treatment, Secondary Treatmemnt dan 4. Pengelolaan dalam bentuk mengubah
Tertiary Treatment diarea kontruksi PT X karakteristik, komposisi dan jumlah
telah sesuai dengan SOP dalam sampah
perusahaan. Berdasarkan wawancara yang 5. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk
dilakukan kepada pekerja didapatkan pengembalian sampah dan/ atau residu
informasi bahwa langkah – langkah hasil pengolahan sebelumnya ke media
standar operasional prosedur tersebut lingkungan secara aman.
dianggap terlalu lama dan tidak efisien,
karena pekerja yang melakukan Perencanaan
pembuangan limbah sisa hasil kontruksi Dari hasil observasi di area proyek
terutama driver mengungkapkan bahwa mengancu pada manajemen No.Dok P12-
proses pemindahan sampah ke sistem 1534 Hal.33 PT X diketahui dalam proses
pembungan akhir cukup jauh dari lokasi pemindahan sampah dan memilihan
pembangunan proyek Neo Soho dari PT X, sampah, bahwa langkah – langkah dalam
mengingat lokasi proyek ini merupakan pekerjaan tersebut sudah mengikuti aturan
lokasi strategis dan padat di area Jakarta standard opersoanal procedure yang telah
Barat, sediakan lokasi TPA berada di ditetapkan oleh PT X, meliputi penanganan
Rawa Bokor dan Dibuang di Kedoya sampah bersama (periodik), penganan
sekitar Metro TV. sampah terus menerus setiap hari, perilaku
Kendala dalam prosedur pembersihan sampah proyek namun masih
pengelolaan limbah padat dikarenakan ditemukan sisa- sisa hasil kontruksi yang
dalam tata kota tidak disediakan tempat harusnya diangkut secara periodik namun
pembuangan sampah yang efisien, selain dibiarkan begitu saja. masih banyak sisa –
itu untuk proyek teletak pusat kota yang sisa cat pengecatan yang mengandung
pada tahap Primary Treatment dengan Pada tahap ini sisa limbah tersebut
menggunakan filter, air yang dihasilkan digunakan pada dinas tata kota dengan
dari hasil sedimentasi ini masih berupa air penyiraman tanaman di daerah kota. Pihak
keruh dan terdapat bulir – bulir halus. PT X mengaku pada pihak podomoro Land
Dalam langkah ini ada pihak pemantauan ini jika sisa separasi dialirkan dan di
berkala pada mesin dan pekerja yang gunakan kembali sebagai penyiraman
menjalankan proses ini. tanaman.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Menurut Teori AMDAL (Analisis
Kesehatan Republik Indonesia NO 70 Dampak Lingkungan) yaitu pasal 36 ayat
Tahun 2016 Tentang Standart Dan (1) Undang- undang Nomor 32 tahun 2009
persyaratan kesehatan lingkungan kerja tentang Perlindungan dan pengelolaan
Industri pasal 9 ayat 2 mengenai upaya Lingkungan Hidup (UUPPLH)
pengendalian bahaya sebagaimana menyebutkan bahwa setiap usaha dan atau
meliputi eliminasi, substitusi, pengendalian kegiatan yang wajib memiliki amdal atau
teknis, pengendalian adminitrasi. UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan.
Sehingga dalam penerapannya PT Untuk meningkatkan kewaspadaan
X sudah sesuai dengan peraturan yang terhadap kerusakan lingkungan dan
berlaku dengan sistem standar operasional pencemaran lingkungan PT X sebaiknya
prosedur yang digunakan. meminta persetujuan dan legalisasi
mengenai adanya pembuangan limbah sisa
b. Floatasi hasil separasi kepada Kementrian Agraria
Dari hasil observasi dan dan tata ruang. Karena dalam baku mutu
wawancara dengan pihak pekerja limbah yang dihasilkan tidak berbahaya
perusahaan terkait ini dapat disimpulkan pada lingkungan.
sudah adanya koordinasi yang baik partikel
dengan desintasnya, menggunakan aliran Evaluasi
udara yang dengan mengkoagulasikan dan Berdasarkan evaluasi penangan
menghilangkan koloid dan menstabilkan limbah sisa hasil kontruksi sudah terdapat
zat organik. Yang melihat mengeni baku ceklist pemantauan dari 4 divisi baik dari
mutu limbah yang diatur dalam Peraturan STP dan pihak TPS limbah padat sisa
Menteri Lingkungan Hidup Republik kontruksi yang berkerjasama dengan pihak
Indonesia Nomor 5 TAHUN 2014 Tentang Podomoro Land.
baku mutu air limbah pasal 1 no 30 Berdasarkan tiga faktor dalam green
menengai air limbah domestik adalah air building policy yaitu memperhatikan tiga
limbah yang bersal dari usaha dan atau prinsip yaitu ;
kegiatan pemukiman, rumah makan, 1. Design (desain bangunan)
perkantoran, perniangaan, apartemen dan Desain bangunan sangat berkaitan
asrama dengan proses kontruksi dengan kriteria
Dalam hal ini tahap floatasi sudah manjemen dan perencanaan loksi proyek
sesuai dengan sitem yang berlaku dan yang berkelanjutan dan material dan
sudah diterapkan dalam bentuk laporan sumber daya alam yang meliputi
kepada pihak proyek dan Podomoro Land. penyimpanan dan pengumpulan daur
ulang, manajemen regional dan
c. Separasi penggunaan bahan kontruksi
Dari hasil observasi PT X
menghilangkan unsure hara seperti 2. Build (pelaksanaan kontruksi)
senyawa pospat, serta penambahan chlor. Mencapai bangunan yang ramah
Depdiknas (2015). Panduan Higiene Gangolells, M., Casals, A., Gasso, S.,
Industri . Jakarta : Depdiknas Forcada, N., Roca, X., Fuertes, A.
(2009). A Methodology For
Depdiknas (2015). Panduan Praktis Predicting The Severity Of
Kebijakan, Peraturan Perundang- Environmental Impacts Related To
Undangan dan Sistem Manajemen The Construction Process Of
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Residential Buildings. Building
Jakarta : Depdiknas and Environment 44 (2009) 558–
571
Depdiknas (2015). Panduan Praktis Ginting . (2007). Sistem Pengelolaan
Kesehatan Kerja. Jakarta : lingkungan dan Limbah .
Depdiknas JAKARTA: CV YRAMA
WIDYA.
Dewi rahayu, N. e. (2015). paduan praktis
higiene industri. jakarta: Riyanto. (2002). Limbah Bahan Berbahaya
kementrian tenagakerjaan republik dan Beracun. Jakarta: deepublish.
indonesia .