Anda di halaman 1dari 11

2.

Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Muda


Uraian Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli teknik pembongkaran bangunan
Muda adalah sebagai berikut:
a. Menerapkan peraturan Perundang Undangan Konstruksi, Sistem
Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan (SMK3L);
b. Melakukan kajian teknis rencana pembongkaran bangunan;
c. Melakukan pengukuran bentuk, dimensi, tinggi, lebar, dan jenis material
konstruksi yang digunakan pada bangunan;
d. Menyiapkan rencana pembongkaran sesuai jenis penghacuran yang
ditetapkan;
e. Menyiapkan peralatan, bahan penghancuran, dan peralatan bantu
pemasangan bahan penghancuran bangunan;
f. Melakukan pengamanan pada radius tertentu sesuai dengan tipe dan jenis
metoda penghancuran bangunan;
g. Melakukan pemasangan bahan dan atau peralatan bantu dalam proses
penghancuran atau merubuhkan bangunan;
h. Melakukan penghancuran atau merubuhkan bangunan sesusi dengan tipe
dan metoda yang dipilih; dan
i. Membuat laporan hasil pekerjaan perubuhan atau penghancuran
bangunan.

3. Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Utama


Uraian tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan
Utama adalah sebagai berikut:
a. Menerapkan peraturan Perundang Undangan Konstruksi, Sistem
Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan (SMK3L);
b. Melakukan kajian teknis rencana pembongkaran bangunan;
c. Mengkaji data hasil pengukuran bentuk, dimensi, tinggi, lebar, dan jenis
material konstruksi yang digunakan pada bangunan;
d. Melakukan analisis teknis, K3, Lingkungan, dan ekonomi dalam
perencanaan pembongkaran (demolition);

30 Pembongkaran Bangunan Gedung


e. Menentukan Metoda pembongkaran yang paling efisien;
f. Memeriksa peralatan, bahan penghancuran, dan peralatan bantu
pemasangan bahan penghancuran bangunan;
g. Memeriksa pengamanan pada radius tertentu sesuai dengan tipe dan jenis
metoda penghancuran bangunan;
h. Memeriksa pemasangan bahan dan atau peralatan bantu dalam proses
penghancuran atau merubuhkan bangunan;
i. Melakukan pemeriksaan ulang hasil pemasangan bahan dan alat bantu
yang telah dipasang;
j. Mengendalikan proses penghancuran atau merubuhkan bangunan sesusi
dengan tipe dan metoda yang dipilih;
k. Melakukan kajian teknis hasil penghancuran dan perubuhan bangunan; dan
l. Membuat laporan hasil pekerjaan perubuhan atau penghancuran bangunan

Keselamatan Kerja Pembongkaran Bangunan


Hal yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan pembongkaran gedung salah satunya
yaitu keselamatan kerja. Adapun langkah-langkah keselamatan kerja yang harus
dilakukan dalam pembongkaran gedung adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan langkah-langkah pengamanan K3 untuk semua pekerja yang
berada di tempat kerja sebelum memulai kegiatan pembongkaran bangunan;
2. Melakukan engineering survey, antara lain mencakup:
o Melihat kondisi struktur yang akan di bongkar termasuk peninjauan atas
kekuatan bangunan, bagian yang tidak stabil dari bangunan dan kemungkinan
collapse;
o Merencanakan metode, peralatan dan tenaga yang akan dipergunakan
untuk pembongkaran serta untuk pengamanan kepentingan public;
o Perhitungan potensial hazard seperti terkubur, celaka, dll;
o Menetapkan perangkat K3 kedalam setiap tahap kegiatan, antara lain :
o jarring pengaman, rambu/tanda peringatan, alat pelindung diri, dll;
o Jika bangunan yang akan dibongkar sudah rusak karena kebakaran, banjir,
huru-hara atau sebab lainnya, maka perlu direncanakan suatu sistem
pengamanan seperti : brancing, shoring, dll untuk melindungi pekerja dari
kemungkinan robohnya bangunan

3. Menetapkan petugas yang kompeten dan berpengalaman atau ahli dalam

Pembongkaran Bangunan Gedung 31


melaksanakan pembongkaran bangunan
4. Membuat jalanan yang aman untuk lalu lintas pekerja
5. Memastikan semua aliran listrik dalam kondisi mati (shut off) sebelum
pelaksanaan pembongkaran di mulai dan saluran air dan gas dalam kondisi
mati/tertutup. Jika dipandang membahayakan, maka aliran listrik, saluran air dan
gas dapat dipindahkan ke lokasi sementara di luar bangunan dan dalam kondisi
aman.
6. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, helm, sepatu bot, sarung tangan,
masker, dsb;
7. Menyiapkan pelayanan kecelakaan kerja, antara lain: petugas P3K atau tenaga
medis bila perlu, denah dan rujukan rumah sakit/ klinik terdekat, kendaraan
untuk mengangukut dan alat komunikasi;
8. Memasang barikade, pagar pengaman agar orang tidak melewati area
bongkaran;
9. Memastikan bangunan yang akan dibongkar sudah tidak terdapat sisa barang-
barang yang berbahaya, misalnya : bahan yang mduah terbakar atau meledak.

32 Pembongkaran Bangunan Gedung


Gambar 6 Perlengkapan K3
Sumber : K3-community.com

Peralatan dan Mobilisasi


1. Kontraktor harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja
dan peralatan bantu yang akan digunakan di lokasi kegiatan sesuai dengan
lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan.
2. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-
3. alat berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-
lintas.
4. Pengawas atau Pengguna Jasa berhak memerintahkan untuk menambah
5. peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi
persyaratan.
6. Bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera menyingkirkan
alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan
membersihkan bekas-bekasnya.

Pembongkaran Bangunan Gedung 33


7. Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan
8. pada ayat (1), Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat
bekerja pada kondisi apapun, seperti: tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari
hujan, perancah (scafolding) pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang
memerlukan, serta peralatan lainnya.

Latihan
1. Jelaskan pengertian dari pembongkaran bangunan
gedung!
2. Apa yang dimaskud dengan Rencana Teknis
Pembongkaran?

Rangkuman
Pada bab pelaksanaan pembongkaran ini terdapat 5 (lima) poin pokok bahasan
yaitu:
1. Tahapan pelaksanaan pembongkaran
2. Teknik-tenik pembongkaran
3. Kebutuhan dan tugas tenaga ahli pembongkaran
4. Keselamatan kerja dalam pembongkaran

Dari masing-masing poin menjelaskan terkait pelaksanaan pembongkaran. Adapun


tahapan pelaksanaan pembongkaran di mulai dari pengamatan lokasi yang akan
dilakukan pembongkaran untuk kemudian melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
Adapun untuk teknik pembongkaran, terdapat 7 metode baik yang dipakai untuk
membongkar bangunan sederahan hingga bangunan yang memiliki ketinggian lebih
dari 100 lantai. Tujuh metode atau teknik pembongkaran tersebut antara lain:
potong rubuhkan, potong lantai atas, potong kubus, konstruksi terbalik, implosion,
High Reach Arm, crane atau bola besi, tecorep.
Dalam pelaksanaan pembongkaran bangunan setidaknya terdapat beberapa tenaga
ahli pembongkaran. Tenaga ahli pembongkaran tersebut adalah ahli
pembongkaran, yaitu: tenaga ahli pembongkaran madya, muda dan utama.
Kegiatan pembongkaran harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip Keselamatan
kesehatan kerja (K3). Selain itu, peralatan serta mobilisasi juga merupakan hal yang

34 Pembongkaran Bangunan Gedung


harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan pembongkaran, karena hal ini akan
berpengaruh terhadap kesiapan dalam mendatangkan alat-alat berat untuk
kegiatan pembongkaran maupun mobilisasi tim yang akan melakukan kegiatan
pembongkaran.

Pembongkaran Bangunan Gedung 35


36 Pembongkaran Bangunan Gedung
BAB 4
PENGELOLAAN PENGAMANAN LINGKUNGAN

Pembongkaran Bangunan Gedung 37


Pengelolaan Pengamanan Lingkungan

Indikator Hasil Pembelajaran


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami dan melaksanakan
pengelolaan pengamanan lingkungan.

Pengamatan dan pendataan kondisi lingkungan di sekitar bangunan


gedung
1. Bangunan Appraisal dan Rencana Pembongkaran
Sebelum melaksanakan setiap pembongkaran bangunan, penilaian bangunan
rinci dengan cara survei dan penilaian yang tepat wajib. Secara umum, survei
harus mencakup Survei Bangunan dan Survei Struktural dengan foto-foto atau
video yang diambil untuk referensi di masa mendatang. Berdasarkan temuan
dari survei ini, rencana pembongkaran kemudian harus disiapkan dan
diserahkan ke Dinas Pengawasan Bangunan untuk persetujuan. Rencana
pembongkaran juga harus disertai dengan laporan bersama-sama dengan
perhitungan struktural menilai stabilitas bangunan akan dibongkar dan semua
terpengaruh bangunan , struktur , jalan-jalan , tanah dan jasa .
2. Survei Bangunan
a. Rekam Gambar Sebelum survei bangunan, rencana catatan yang ada,
termasuk rencana tata menunjukkan sifat sebelah, trotoar pejalan
kaki, jalan dan jalan harus diambil.

b. Item survei bangunan meliputi:


1) Material konstruksi;
a) Penggunaan yang ada dan, jika mungkin, melewati menggunakan
bangunan sebelum pembongkaran;
b) Adanya air limbah, bahan berbahaya, hal-hal yang timbul dari
bahan kimia beracun, bahan mudah terbakar atau meledak dan
radioaktif, dll dan kemungkinan adanya bahan yang dapat
berkontribusi terhadap polusi udara dan pencemaran tanah;
c) Potensi daerah berbahaya, misalnya: layout yang abnormal,
kehadiran void tertutup, dan sumur cahaya non - berventilasi yang

38 Pembongkaran Bangunan Gedung


mungkin perangkap gas menjengkelkan di bagian bawah;
d) Sifat bersebelahan dan kondisi situs, seperti adanya kemiringan dan
dinding penahan, dinding tanah mendukung, struktur ilegal,
jembatan, kereta api bawah tanah dan struktur tanah di atas,
termasuk pintu masuk, ventilasi shaft, gardu distribusi, gardu traksi,
plantrooms, overhead kereta api struktur, permukaan bagian trek,
kabel overhead atau kabel pria, dan koneksi layanan utilitas
lainnya;
e) Kondisi Drainase dan kemungkinan masalah pada polusi air, banjir
dan erosi, terutama pada miring situs dan badan air penerima;
f) Fasilitas bersama dengan bangunan yang berdampingan, termasuk
tangga umum, dinding partai, dan kemungkinan berpengaruh pada
itu, seperti dinding diri tertutup untuk bangunan sekitarnya, selama
pembongkaran;
g) Penimbunan dan tertutup jalan persyaratan;
h) Berdampingan pejalan kaki dan kondisi lalu lintas kendaraan;
i) Tersedia ruang kepala, ruang yang jelas dan jarak bangunan dari
batas banyak yang dapat mempengaruhi operasi bongkar muat dan
transportasi dari puing bangunan selama pembongkaran;
j) Sensitivitas lingkungan sehubungan dengan kebisingan, debu,
getaran dan dampak lalu lintas . Untuk bangunan/ struktur akan
dibongkar, mengkonfirmasikan apakah itu dalam lingkup proyek
yang ditunjuk ditentukan dalam jadwal 2 dari dampak lingkungan
ordonansi;
k) Tersedia wilayah situs untuk memungkinkan di tempat pemilahan
membangun puing-puing; dan
l) Furniture jalan seperti hidran, ruang parkir/ meter , lampu jalan,
tanda jalan dan warung penjaja yang dapat dipengaruhi oleh
proyek pembongkaran .
2) Material berbahaya
a) Kecuali ulasan Survei Bangunan yang tidak ada bahan berbahaya
yang jelas hadir di gedung, otoritas orang akan menyebabkan
pengambilan sampel yang tepat dan pengujian untuk bahan
berbahaya;

Pembongkaran Bangunan Gedung 39


b) Dalam kasus ketika bahan berbahaya misalnya , bahan asbes yang
c) mengandung, atau minyak bumi, yang hadir, mereka akan dihapus
dan dibersihkan/ dibuang sesuai dengan persyaratan hukum yang
diatur oleh Departemen Perlindungan Lingkungan, Dinas pemadam
Kebakaran, Departemen Tenaga Kerja dan setiap pemerintah
lainnya departemen;
d) Dalam kasus ketika situs sebelumnya telah digunakan untuk
menyimpan bahan kimia, dan barang berbahaya lainny, penilaian
kontaminasi tanah wajib pada tahap pra - pembongkaran dan /
atau tahap pasca - pembongkaran;
3. Survey Struktur
a. Gambar Rekaman
Sebelum survei struktur, tata letak catatan yang ada, rencana framing
struktural dan rincian struktural harus dipelajari. Insinyur Struktural
terdaftar akan memeriksa keberadaan merinci yang dapat menyebabkan
perilaku abnormal struktural selama pembongkaran, misalnya: jangkar ke
atas tulangan tarik dalam struktur kantilever. Jika rencana catatan yang ada
tersedia, rencana ini harus digunakan sebagai acuan dan sebaiknya dibawa
bersama dengan Survei Struktural .
b. Item yang di Survei meliputi :
1) Material struktur yang digunakan;
2) Sistem struktur asli yang digunakan dalam desain;
3) Metode konstruksi;
c. Setiap kebobrokan dan tingkat kerusakan pada setiap elemen struktur;
1) Kondisi struktural struktur sebelah dan menopang nya yang mungkin
akan terpengaruh oleh pekerjaan pembongkaran yang diusulkan;
2) Adanya struktur terus menerus yang dapat dipotong oleh
pembongkaran;
3) Sistem struktur dan kondisi struktural ruang bawah tanah, tangki
bawah tanah atau kubah bawah tanah;
4) Adanya bracing terkena atau kemungkinan adanya bracing tertutup;
5) Sifat dinding , apakah itu blockwall, diperkuat dinding beton, beban

40 Pembongkaran Bangunan Gedung

Anda mungkin juga menyukai