0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
708 tayangan108 halaman
Modul ini membahas tentang pembongkaran bangunan gedung, meliputi penentuan bangunan yang akan dibongkar, analisis struktur bangunan, penyusunan laporan hasil kajian teknis, penetapan pembongkaran oleh pemerintah daerah, dan tahapan pelaksanaan pembongkaran secara aman dan bertanggung jawab.
Modul ini membahas tentang pembongkaran bangunan gedung, meliputi penentuan bangunan yang akan dibongkar, analisis struktur bangunan, penyusunan laporan hasil kajian teknis, penetapan pembongkaran oleh pemerintah daerah, dan tahapan pelaksanaan pembongkaran secara aman dan bertanggung jawab.
Modul ini membahas tentang pembongkaran bangunan gedung, meliputi penentuan bangunan yang akan dibongkar, analisis struktur bangunan, penyusunan laporan hasil kajian teknis, penetapan pembongkaran oleh pemerintah daerah, dan tahapan pelaksanaan pembongkaran secara aman dan bertanggung jawab.
Kuliah ke. VII Modul ini disusun dalam 6 (enam)bab yang terdiri dari Pendahuluan, Penetapan Pembongkaran Bangunan Gedung, Pelaksanaan Pembongkaran Bangunan Gedung, Pengamanan Pembongkaran Bangunan Gedung, Pengawasan Pembongkaran Bangunan Gedung,dan Penutup 1. Pendahuluan Dalam penyelenggaraan bangunan gedung secara umum membutuhkan proses dan hasil akhir yang berkualitas. Hal ini menjadi penting karena bangunan yang sudah berdiri dibutuhkan jaminan bahwa bangunan tersebut mampu berdiri hingga lebih dari 25 tahun dan mempunyai vitalitasi bangunan dalam mengakomodasi berbagai kegiatan yang kemungkinan berubah sesuai dengan tuntutan jaman. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1.Materi Pokok a.Penetapan Pembongkaran Bangunan Gedung b.Pelaksanaan Pembongkaran Bangunan Gedung c.Pengamanan Lingkungan Pembongkaran Bangunan Gedung;dan d.Pengawasan Pembongkaran Bangunan Gedung 2.Sub Materi Pokok a.Penetapan pembongkaran bangunan gedung, 1)Identifikasi pembongkaran 2)Analisis dan simulasi struktur bangunan gedung yang akan dibongkar 3)Penyusunan laporan hasil kajian teknis dan menyampaikan ke Kabupaten/Kota; 4)Penetapan pembongkaran dengan surat pemberitahuan didasari dengan tim ahli dan dengar pendapat masyarakat 5)Hal-Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Pembongkaran Bangunan Gedung 6)Tahapan Pembangunan 7)Pemilihan penyedia jasa pembongkaran bersertifikat (peralatan berat dan/atau peledak). b.Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung 1)Rencana teknis pembongkaran. 2)Sosialisasi pembongkaran kemasyarakat;dan 3)Pembongkaran dilakukan oleh kontraktor bersertifikat pembongkaran gedung (sesuai prinsip K3); 4)Metoda Pembongkaran Bangunan Gedung 5)Teknik-Teknik Pembongkaran Bangunan Gedung 6)Kebutuhan dan Tugas Ahli Pembongkaran Gedung 7)Keselamatan Kerja Pembongkaran Bangunan 8)Peralatan dan Mobilisasi c.Pengelolaan Pengamanan Lingkungan 1)Pengamatan dan pendataan kondisi lingkungan di sekitar bangunan gedung;dan 2)Koordinasi dengan instansi terkait.
d.Pengawasan Pengawasan Pembongkaran
1)Pengawasan pelaksanaan pembongkaran;dan 2)Penyusunan laporan pelaksanaan pembongkaran 2.PENETAPAN PEMBONGKARAN BANGUNAN GEDUNG A. Pengantar Berdasarkan Undang-undang No.28 Tahun 2002 Pembongkaran Gedung adalah kegiatan membongkar atau merobohkan seluruh atau sebagian bangunan gedung, komponen,bahan bangunan,dan/atau prasarana dan sarananya B. Identifikasi Pembongkaran Bangunan dapat dibongkar apabila memilki beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki. Kriteria tidak laik fungsi ini salah satunya dapat dilihat atau dinilai dari atau tidak ada Sertifikat Laik Fungsi (SLF) sebagai mana yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.25 Tahun 2007 Tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung. Beberapa syarat teknis untuk mendapatkan SLF adalah sebagai berikut : Bangunan Gedung memiliki konstruksi, peralatan serta perlengkapan mekanikal elektrikal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Memperhatikan aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan pada struktur, peralatan dan perlengkapan bangunan gedung Adapun kriteria bangunan tidak dapat diperbaiki apabila bangunan tersebut jika diperbaiki memerlukan pembiayaan yang lebih tinggi dan tidak dapat memberikan manfaat sebesar biaya yang telah dikeluarkan untuk melakukan perbaikan 2.Dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan gedung atau dampak terhadap lingkungan Pada bagian ini yang dimaksud bangunan memiliki dampak yang membahayakan baik terhadap pengguna maupun terhadap lingkungan apabila ketika suatu bangunan tersebut dimanfaatkan dapat menimbulkan kerugian dari segi pengguna bisa jadi bangunan tersebut memiliki konstruksi yang kurang kuat sehingga sewaktu-waktu dapat mencelakakan yang mengakibatkan cidera pada pengguna, sedangkan dampak terhadap lingkungan lebih disebabkan karena fungsi dari suatu bangunan tersebut Sebagai contoh bangunan industri yang berada pada kawasan persawahan, sehingga hasil dari kegiatan yang berada didalam bangunan gedung tersebut dapat mencemari lingkungan sekitar 3. Tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan(IMB). IMB merupakan salah satu syarat penting berdiri nya suatu bangunan, apabila bangunan tersebut tidak memilki IMB maka dapat diragukan dari segi legalitas berdirinya suatu bangunan tersebut C. Analisis dan Simulasi Struktur Bangunan Gedung yang Akan Dibongkar Pertimbangan analisa dan simulasi teknis pembongkaran dilakukan oleh tim ahli bangunan gedung yang disusun secara tertulis dan profesional terkait dengan pemenuhan persyaratan teknis pembongkaran bangunan gedung dan mengevaluasi rencana dampak pembongkaran dengan menganalisa dokumen rencana yang terdapat dalam dokumen perencanaan dan menetapkannya sesuai dengan kondisi lapangan. D. Penyusunan Laporan Hasil Kajian Teknis dan Menyampaikan Ke Kabupaten/Kota Pelaksanaan pembongkaran bangunan disertai dengan pembuatan laporan mulai pembongkaran bangunan sederhana sampai bangunan cukup komplek. Sistem pembongkaran bangunan komplek harus dikaji secara teknis supaya dampak yang akan timbul tidak menimbulkan bahaya bagi masyarakat sekitarnya Persetujuan rencana teknis bongkar diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada Pemilik bangunan gedung atas perencana teknis untuk membongkar atau merobohkan seluruh atau sebagian bangunan gedung. Sebelum dilaksanakan pembongkaran bangunan gedung harus dikaji secara teknis dan dituangkan dalam dokumen Rencana Teknis Pembongkaran. Untuk menilai rencana teknis pembongkaran bangunan gedung tersebut yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan,meliputi: 1.Pengkajian rencana teknis pembongkaran berdasarkan prinsip-prinsip keselamatan kerja dan keselamatan lingkungan 2.Pengkajian metode rencana teknis pembongkaran dengan prinsip efektivitas, efisiensi dan aman terhadap dampak limbah ke lingkungan. E. Penetapan Pembongkaran Bangunan Gedung Sebagaimana tahapan dalam penetapan pembongkaran bangunan gedung, pada proses pelaksanaan pembongkaran juga terdiri dari beberapa tahapan diantaranya adalahsebagai berikut: 1.Pembongkaran bangunan gedung dapat dilakukan oleh pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa pembongkaran bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan perundang undangan. 2.Khusus untuk pembongkaran bangunan gedung yang menggunakan peralatan berat dan/atau bahan peledak harus dilaksanakan oleh penyedia jasa pembongkaran bangunan gedung. 3.Dalam hal pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang pembongkarannya ditetapkan dengan surat tidak melaksanakan pembongkaran dalam batas waktu yang ditetapkan, surat persetujuan pembongkaran dicabut kembali. 4.Pembongkaran bangunan gedung yang pelaksanaannya dapat menimbulkan dampak luas terhadap keselamatan umum dan lingkungan harus dilaksanakan berdasarkan rencana teknis pembongkaran yang disusun oleh penyedia jasa perencanaan teknis yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 5.Rencana teknis pembongkaran harus disetujui oleh pemerintah daerah,kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah, setelah mendapat pertimbangan dari tim ahli bangunan gedung 6.Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung mengikuti prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja(K3) F. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam Pembongkaran Gedung Kegiatan pembongkaran gedung, merupakan kegiatan yang cukup riskan mengingat banyak pihak dan dampak yang dapat ditimbulkan dari kegiatan pembongkaran. Oleh sebab itu sebelum melakukan pembongkaran terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, untuk meminimalisir dampak maupun hal-hal yang tidak diinginkan. : Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan melakukan kegiatan pembongkaran : 1.Surat kepemilikan bangunan; 2.Surat Izin Mendirikan Bangunan 3. Identifikasi jenis bangunan yang akan dibongkar; 4.Identifikasi jenis material bangunan; 5.Identifikasi struktur bangunan; dan 6.Rencana pembuangan bongkaran bangunan G. Tahapan Pembongkaran Sebelum melaksanakan pekerjaan pembongkaran maka pemasukan arus listrik ke lokasi kerja/bangunan harus benar benar dalam kondisi mati.Adapun tahapan pembongkaran selanjutnya antara lain: 1.Pembongkaran penutup atap seng genteng metal roof; 2.Pembongkaran rangka kuda kuda kayu, reng dan list plank 3.Pembongkaran dinding bata bagian dalam; 4.Pembongkaran keramik; 5.Pembongkaran plat lantai sesuai volume, bestek dan gambar kerja; 6.Pembongkaran AC split lantai 1; 7.Pembongkaran keramik lantai dasar 8.Retrofitting kolom lantai dasar; dan 9.Galian lantai dan sekeliling setiap kolom yang akan di retrofitting mencapai ke dalam yang dikehandaki Material hasil bongkaran harus ditempatkan dilokasi yang terlindung, aman dan mendapat persetujuan dari pengawas atau owner. Dalam hal terdapat bagian- bagian/material-material/bahan-bahan dari sisa pembongkaran tersebut yang akan dipergunakan kembali,maka hal tersebut harus persetujuan Pengawas. Pembongkaran bangunan lama, dilaksanakan dengan tidak mengganggu/merusak bangunan lain yang telah ada Sebelum melakukan pembongkaran terhadap bangunan gedung, terdapat berbagai tahapan yang harus diperhatikan,lebih rincinya adalah sebagai berikut : 1.Pemerintah daerah mengidentifikasi bangunan gedung yang akan ditetapkan untuk dibongkar berdasarkan hasil pemeriksaan dan/atau laporan dari masyarakat. 2.Pemerintah daerah menyampaikan hasil identifikasi kepada pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang akan ditetapkan untuk dibongkar 3. Untuk bangunan gedung yang tidak Memiliki Izin Mendirikan Bangunan, pemerintah daerah menetapkan bangunan gedung tersebut untuk dibongkar dengan surat penetapan pembongkaran. 4.Isi surat penetapan pembongkaran, prosedur pembongkaran,dan ancaman sanksi terhadap setiap pelanggaran 5. Pemilik bangunan gedung dapat mengajukan pembongkaran bangunan gedung dengan memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada pemerintah daerah,kecuali bangunan gedung fungsi khusus kepada Pemerintah, disertai laporan terakhir hasil pemeriksaan secara berkala 6. Penetapan bangunan gedung untuk dibongkar dilakukan melalui penerbitan surat penetapan atau surat persetujuan pembongkaran oleh bupati/walikota, kecuali Daerah Khusus Ibukota Jakarta oleh Gubernur dan bangunan gedung fungsi khusus oleh Menteri 7. Penerbitan surat persetujuan pembongkaran bangunan gedung untuk dibongkar dikecualikan untuk bangunan gedung rumah tinggal. H. Pemilihan Penyedia Jasa Pembongkaran Bersertifikat (PeralatanBeratdan/atauPeledak) Penyedia jasa konstruksi bangunan gedung dalam pelaksanaan pembongkaran adalah penyedia jasa pelaksanaan konstruksi yang mempunyai pengalaman dan kompetensi untuk membongkar bangunan gedung,baik secarau mum maupun secara khusus dengan menggunakan peralatan dan/atau teknologi tertentu, misalnya dengan menggunakan bahan peledak DEMIKIAN DAN TERIMAKASIH ASSALAMUALAIKUM. WR.WB Kuliah ke. VIII 3.PELAKSANAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN GEDUNG A. Rencana Teknis Pembongkaran Rencana Teknis Pembongkaran yang selanjutnya disebut RTB adalah rencana teknis pembongkaran bangunan gedung dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disetujui Pemerintah Daerah dan dilaksanakan secara tertib agar terjaga keamanan, keselamatan masyarakat dan lingkungannya Rencana teknis pembongkaran terdiri atas konsep dan gambar rencana pembongkaran, gambar detail pelaksanaan pembongkaran, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)pembongkaran ,jadwal, metode, dan tahapan pembongkaran, rencana pengamanan lingkungan, serta rencana lokasi tempat pembuangan limbah pembongkaran. 1.Rencana Pembongkaran dan Laporan Stabilitas termasuk Perhitungan a.Rencanana Pembongkaran harus menunjukkan : (1) lokasi bangunan yang akan dibongkar; (2)topografi rinci dari site dan sekitarnya bersama dengan kontur permukaan tanah dan bagian dari lereng dan tanah didukung oleh bangunan mana yang sesuai; (3)rincian penggalian tanah dan/atau penimbunan; dan (4) jarak dari bangunan yang akan dibongkar untuk bangunan yang berdekatan, jalan-jalan, struktur dan kelengkapan jalan lainnya yang signifikan b.Sebuah rencana tataletak semua lantai bangunan akan dibongkar,dengan bagian yang memadai,menunjukkan: 1)Penggunaan hunian lantai; 2)Sistem dukungan struktural 3)Bahan pokok konstruksi 4)Kondisi bangunan misalnya tingkat kerusakan; Hubungan bangunan yang akan dibongkar dengan sifat tetangga yang terkena pembongkaran, yang mencakup semua bangunan sekitarnya dan struktur yang tidak sah,bersama tangga, dinding, lereng, dinding penahan, , kabel dan layanan utilitas bawah tanah Prosedur pembongkaran gedung dapat terdiri atas 2 cara yaitu : A. Perencanaan dan Pelaksanaan dilakukan oleh penyedia jasa yg berbeda B. Perencanaan dan Pelaksanaan dibuat oleh satu Penyedia Jasa. Untuk cara yang Pertama (A) terdiri , perencanaan dan tahap pelaksanaan.Adapun detail dari masing- masing tahapan adalah sebagai berikut : 1. Tahap Pengadaan Pada tahap ini pihak terkait melakukan lelang terkait dengan kajian pembongkaran gedung yang akan dilaksanakan.Berikut tahapan dalam proses pengadaan: a.Merencanakan waktu dan metoda pelaksanaan pembongkaran b.Memastikan bahwa konsultan perencana, konsultan pengawas maupun kontraktor yang berperan sebagai pelaksana dilapangan benar-benar menerapkan prinsip yang dikehendaki oleh pengguna jasa 2. Tahap Perencanaan a. Membuat perencanaan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam RKT dan RKA b. Bersama panitia pengadaan membuat dokumen lelang untuk proses pembongkran; C.Mencantumkan ke dalam dokumen lelang beberapa hal yang berhubungan D. dengan prinsip-prinsip yang digunakan oleh pengguna jasa serta prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) E. Melakukan pengawasan berkala terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan prinsip yang ditetapkan oleh pengguna jasa 3. Tahap Perizinan a.Menyusun dokumen berupa gambar perencanaan dan RKS untuk proses perizinan dari Pemkot/Pemkab. b.Semua dokumen harus ditanda tangai oleh para Tenaga Ahli bersertifikat, sesuai dengan bidangnya masing-masing c.Tidak melakukan kegiatan dilapangan sebelum izin dikeluarkan 4. Tahap Pelelangan a.Melakukan Pengumuman dan atau undangan terbatas kepada calon rekanan b.Upload dokumen / Pengambilan dokumen c.Melakukan Rapat Penjelasan Teknis / Aanwijzing d.Melakukan evaluasi teknis dan biaya terhadap Penawaran.yang masuk e. Menetapkan Pemenang Penyedia Jasa Pelaksanaan 5.TahapPelaksanaan a. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait (pengguna jasa, konsultan perencana dan instansi terkait b. Membuat gambar dan rencana kerja pelaksanaan di lapangan; c. Melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai dengan rekomendasi dan gambar kerja. Untuk cara yang Kedua (B) terdiri terdiri dari tahap pengadaan dan tahap pelaksanaan.Jadi Penyedia Jasa Perencanaan dan Pelaksanaan Pembongkaran adalah satu badan usaha .Adapun detail dari masing-masing tahapan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Pengadaan Berikut tahapan dalam proses pengadaan : a.Merencanakan waktu dan metoda pelaksanaan pembongkaran b.Membuat prinsip-prinsip ( basic) pembongkaran 2. Tahap Pelelangan 2. Tahap Pelelangan a.Melakukan Pengumuman dan atau undangan terbatas kepada calon rekanan b.Upload dokumen / Pengambilan dokumen c.Melakukan Rapat Penjelasan Teknis / Aanwijzing d.Melakukan evaluasi teknis perencanaan dan pelaksanaan serta biaya yang disampaikan oleh pesrta lelang e.Menetapkan Pemenang Penyedia Jasa Perencanaan dan Pelaksanaan B. Sosialisasi Pembongkaran Ke Masyarakat Pelaksanaan pembongkaran dapat mengakibatkan dampak yang luas terhadap keselamatan umum dan lingkungan pemilik sebab itu pemerintah daerah perlu melakukan sosialisasi dan pemberitahuan tertulis kepada masyarakat disekitar bangunan gedung agar pelaksanaan pembongkaran bangunan dapat berjalan lancar dan kondusif. C. Pembongkaran Dilakukan Oleh Kontraktor Bersertifikat Pembongkaran Gedung (Sesuai PrinsipK3) Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung diwajibkan mengikuti prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja(K3).Yang dimaksud dengan penerapan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3)adalah termasuk juga penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3).Untuk itu perlu dilakukan pemilihan penyedia jasa yang memiliki sertifikasi bidang pembongkaran bangunan gedung dan memiliki dukungan kompetensi tenaga ahli pembongkaran beserta peralatan penunjang atau pendukung lainnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Adapun tahapan-tahapan dalam pemeriksaan ini,adalah sebagai 1. Persiapan berikut Pelaksanaan Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini,Kontraktor/ Pemborong harus mempelajari dengan seksama Gambar Kerja.Kontraktor/Pemborong harus sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada bangunan existing,trench,saluran drainase,pipa-pipa,instalasi eksisting lainnya, tiang listrik dan penangkal petir. 2. Pembongkaran dan Pembersihan Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran/ pembersihan/pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak/site terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas/Perencana dan Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan diantaranya : a.Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing. b.Pembersihan material yang ada di lokasi Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak konstruksi dan dikumpulkan ditempat/lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas C. Metoda Pembongkaran Bangunan Gedung Metode pembongkaran bangunan gedung terdiri dari yaitu: 1. Pembongkaran segmen demi segmen bangunan Pembongkaran persegmen ini bisa dengan alat sederhana, peralatan modern, bahan kimia dan lain-lain Dengan alat sederhana, pembongkaran yang dilakukan dengan tenaga manusia beserta peralatannya.Pembongkaran ini dilakukan apabila bangunan gedung yang dibongkar tidak lebih dari 1 lantai serta tidak membutuhkan waktu yang cepat Penggunaan tenaga manusia dilakukan apabila pembongkaran tidak berdampak pada kecelakaan manusia dan lingkungannya Peralatan modern bisa berupa mesin potong, mesin las,bahan kimia, water jet dan lain-lain. Water jet adalah penyemprotan Air yang bertekanan dan kecepatan dingin terhadap komponen bangunan 2. Pembongkaran dengan Peralatan High Reach Arm Pembongkaran ini menggunakan alat berat yang dilakukan untuk bangunan lebih dari 1 lantai dengan ketinggian yang masih dapat dicapai dengan lengan alat berat tersebut.Dalam pembongkaran ini,penggunaan tenaga manusia sangat rendah karena untuk menghindari kecelakaan yang mengakibatkan kematian manusia. 3. Pembongkaran dengan Pembebanan Pembongkaran dilaksanakan dengan memberikan beban kepada bangunan yang melebihi daya dukung struktur bangunan. Dengan alat-alat mekanis, seperti mobile crane, excavator, beban diangkat dan diletakkan pada lantai tertinggi bangunan. Beban ini dapat berupa pasir yang telah disiram dengan air, dan dimasukkan dalam karung, lalu diletakkan pada plat lantai paling atas. Dengan demikian, keruntuhan akan dimulai dari lantai paling atas, yang akan menimbulkan beban akumulatif pada lantai2 dibawahnya, sehingga bangunan akan rubuh secara keseluruhan. Metode ini membutuhkan data as built drawing serta perhitungan struktur dari bangunan tersebut, agar dapat diketahui besar beban yg dibutuhkan serta rencana perletakan dari beban-beban tersebut. 4.Pembongkaran dengan crane dan bola besi (Wrecking ball) Crane akan berfungsi semacam pengayun untuk menggerakkan bola besi saat menghancurkan tembok. Bola besi tersebut memiliki berat sekitar 6 ton dan mampu menghancurkan apa pun di struktur bangunan 5. Pembongkaran dengan Alat Peledakan Pembongkaran dengan alat peledak dilakukan apabila kebutuhan dipelukan waktu yang cepat untuk pembongkaran.Penggunaan peledak tersebut apabila bangunan tidak dapat dilakukan oleh alat berat. SEKIAN DAN TERIMA KASIH ASSALAMUALAIKUM WR.WB KULIAH KE IX D. Teknik-teknik Pembongkaran Bangunan Gedung
Dewasa ini teknik pembongkaran gedung terdiri dari
berbaga macam.Hal tersebut juga dikarenakan dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi.Beberapa teknik pembongkaran bangunan gedung baik dari yang sederahana hingga yang kompleks adalah sebagai berikut: 1. Potong dan Rubuhkan Pertimbangan lingkungan sangat perlu dalam merubuhkan bangunan, khususnya didaerah urban.Kajima Corporation mengembangkan“Metoda Kajima Potong dan Rubuhkan” yang merupakan paket yang terdiri dari berbagai teknologi ramah lingkungan dan metode perubuhan dimana sebuah bangunan dirubuhkan dari seksi bawah seperti memindahkan tumpukan drum terbawah. Metode ini diaplikasikan dalam penghancuran Gedung Resona Maruha,bangunan rangka rijid 24lantai dengan ketinggian 108m dan total luas lantai 75.413m2 Dalam metoda potong dan rubuhkan, sebuah dinding inti dibangun untuk memberikan ketahanan gempa,dasar kolom lantai1digantikan dengan dongkrak hidrolik, dan kemudian gedung dihancurkan lantai perlantai, dimulai dari lantai terbawah dan naik kelantai atas dengan siklus berikut: a.Memotong kolom hingga menjadi potongan 70cm dengan memindahkan beban dongkrak (pemotongan suspense) b.Menyokong kolom dengan cara memanjang kan dongkrak c.Merendahkan kolom dengan cara merubuhkan d.Penghancuran balok dan lantai Penghancuran bangunan24 lantai diatas diselesaikan dengan kecepatan 3hari/1lantai,atau total 3bulan 2. High Reach Arm Ini adalah salah satu metoda tradisional dalam urusan pembongkaran gedung. Biasanya alat yang digunakan adalah exavator, tank dan alat berat lainnya. Alat perusak utama ditempel alat berat, seperti palu, pengeruk dan penghancur.Beberapa alat berat sudah dilengkapi dengan'senjata'untuk menghancurkan beton keras,baja dan campuran materia bangunan. Namun penggunaan alat berat membutuhkan skill tinggi dan perhitungan cermat.Bila sembarangan, bangunan yang roboh bisa menimpa exavator tersebut. E. Kebutuhan dan Tugas Ahli Pembongkaran Gedung Dalam kegiatan pelaksanaan, pemanfaatan, pelestarian,dan pembongkaran bangunan gedung yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan,Tim Ahli Bangunan Gedung menerima pendapat dan pertimbangan darimasyarakat, serta memberikan masukan dan pertimbangan dalam penyelesaian masalah secara langsung kepada pemerintah daerah,dan/ataumelalui forum dengar pendapat publik. Berikutadalah beberapa tugas dan tanggung jawabTenaga Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan diantaranya adalah: Klasifikasi ahli teknik pembongkaran bangunan terbagi menjadi 3bagian antara lain:
1. Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Madya
Uraian tugas dan tanggung jawab tenaga ahli teknik pembongkaran bangunan madya adalah sebagai berikut: a.Menerapkan peraturan Perundang Undangan Konstruksi, Sistem Manajemen Mutu(SMM),dan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan(SMK3L); b.Melakukan kajian teknis rencana pembongkaran bangunan; c.Melakukan pengukuran bentuk, dimensi, tinggi, lebar, dan jenis material konstruksi yang digunakan pada bangunan; d.Menyiapkan rencana pembongkaran sesuai jenis penghacuran yang ditetapkan; e.Menyiapkan peralatan, bahan penghancuran, dan peralatan bantu pemasangan bahan penghancuran bangunan; f.Melakukan pengamanan pada radius tertentu sesuai dengan tipe dan jenis metoda penghancuran bangunan; g.Melakukan pemasangan bahan dan atau peralatan bantu dalam proses penghancuran atau merubuhkan bangunan h.Melakukan penghancuran atau merubuhkan bangunan sesusi dengan tipe dan metoda yang dipilih;dan i.Membuat laporan hasil pekerjaan perubuhan atau penghancuran bangunan 2. Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Muda Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli teknik pembongkaran bangunan Muda adalah sebagai berikut : a. Menerapkan peraturan Perundang Undangan Konstruksi, Sistem Manajemen Mutu(SMM),dan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) b. Melakukan kajian teknis rencana pembongkaran bangunan c.Melakukan pengukuran bentuk,dimensi,tinggi, lebar,dan jenis material konstruksi yang digunakan pada bangunan; d.Menyiapkan rencana pembongkaran sesuai jenis penghacuran yang ditetapkan; e.Menyiapkan peralatan, bahan penghancuran, dan peralatan bantu pemasangan bahan penghancuran bangunan; f.Melakukan pengamanan pada radius tertentu sesuai dengan tipe dan jenis metoda penghancuran bangunan; g.Melakukan pemasangan bahan dan atau peralatan bantu dalam proses penghancuran atau merubuhkan bangunan; h.Melakukan penghancuran atau merubuhkan bangunan sesuai dengan tipe dan metoda yang dipilih;dan i.Membuat laporan hasil pekerjaan perubuhan atau penghancuran bangunan. 3. Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Utama Tugas dan tanggungjawab Tenaga Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Utama adalah sebagai berikut: a.Menerapkan peraturan Perundang Undangan Konstruksi, Sistem Manajemen Mutu (SMM),dan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L); b.Melakukan kajian teknis rencana pembongkaran bangunan; c.Mengkaji data hasil pengukuran bentuk, dimensi, tinggi, lebar, dan jenis material konstruksi yang digunakan pada bangunan; d.Melakukan analisis teknis, K3, Lingkungan, dan ekonomi dalam perencanaan pembongkaran (demolition) e.Menentukan Metoda pembongkaran yang paling efisien; f.Memeriksa peralatan, bahan penghancuran, dan peralatan bantu pemasangan bahan penghancuran bangunan; g.Memeriksa pengamanan pada radius tertentu sesuai dengan tipe dan jenis metoda penghancuran bangunan; h.Memeriksa pemasangan bahandan atau peralatan bantu dalam proses penghancuran atau merubuhkan bangunan i.Melakukan pemeriksaan ulang hasil pemasangan bahan dan alat bantu yang telah dipasang; j.Mengendalikan proses penghancuran atau merubuhkan bangunan sesusi dengan tipe dan metoda yang dipilih; k.Melakukan kajian teknis hasil penghancuran dan perubuhan bangunan;dan l.Membuat laporan hasil pekerjaan perubuhan atau penghancuran bangunan F. Keselamatan Kerja Pembongkaran bangunan
Hal yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan
pembongkaran gedung salah satunya yaitu keselamatan kerja. Adapun langkah-langkah keselamatan kerja yang harus dilakukan dalam pembongkaran gedung adalah sebagai berikut: 1.Merencanakan langkah-langkah pengamanan K3 untuk semua pekerja yang berada di tempat kerja sebelum memulai kegiatan pembongkaran bangunan; 2.Melakukan engineering survey, antara lain mencakup Melihat kondisi struktur yang akan dibongkar termasuk peninjauan atas kekuatan bangunan, bagian yang tidak stabil dari bangunan Merencanakan metode, peralatan dan tenaga yang akan dipergunakan untuk pembongkaran serta untuk pengamanan kepentingan public Perhitungan potensial hazard seperti terkubur, celaka, dll; Menetapkan perangkat K3kedalam setiap tahap kegiatan, antara lain: jarring pengaman, rambu/tanda peringatan, alat pelindung diri, dl Jika bangunan yang akan dibongkar sudah rusak karena kebakaran, banjir, huru-hara atau sebab lainnya, maka perlu direncanakan suatu sistem pengamanan seperti: brancing, shoring,dll untuk melindungi pekerja dari kemungkinan robohnya bangunan 3.Menetapkan petugas yang kompeten dan berpengalaman atau ahli dalam pembongkaran bangunan gedung, 4.Membuat jalanan yang aman untuklalu lintas pekerja 5.Memastikansemua aliran listrik dalam kondisi mati (shut off ) sebelum pelaksanaan pembongkaran di mulai 6.Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, helm, sepatu bot, sarung tangan, masker, dsb; 7.Menyiapkan pelayanan kecelakaan kerja, antara lain: petugas P3K atau tenaga medis bila perlu, denah dan rujukan rumah sakit/ klinik terdekat, kendaraan untuk mengangkut dan alat komunikasi 8.Memasang barikade, pagar pengaman agar orang tidak melewati area bongkaran; 9.Memastikan bangunan yang akan dibongkar sudah tidak terdapat sisa barang-barang yang berbahaya, misalnya : bahan yang mudah terbakar atau meledak G. Peralatan dan Mobilisasi
1.Kontraktor harus mempersiapkan dan mengadakan
peralatan-peralatan kerja dan peralatan bantu yang akan digunakan di lokasi kegiatan sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan. 2.Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas. 3.Pengawas atau Pengguna Jasa berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan. 4.Bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya Pengelolaan Pengamanan Lingkungan A. Pengamatan dan pendataan kondisi lingkungan disekitar bangunan gedung 1. Bangunan Appraisal dan Rencana Pembongkaran Sebelummelaksanakansetiappembongkaranbangunan , penilaianbangunan rincidengancarasurveidanpenilaianyangtepat wajib.Secara umum, survei harusmencakup Survei BangunandanSurveiStrukturaldenganfoto-fotoatau videoyangdiambiluntukreferensidimasa mendatang Berdasarkantemuan darisurvei ini, rencanapembongkarankemudianharusdisiapkandan diserahkankeDinasPengawasan Bangunanuntukpersetujuan.Rencana pembongkaranjugaharusdisertaidengan laporanbersama-samadengan perhitungan strukturalmenilaistabilitas bangunan akan dibongkar dan semua terpengaruhbangunan,struktur,jalan- jalan,tanahdanjasa. 2.Survei Bangunan a.RekamGambarSebelumsurveibangunan,rencanacata tanyangada, termasuk rencana tata menunjukkansifatsebelah,trotoar pejalankaki, jalandanjalanharusdiambil b.Item surveibangunanmeliputi: 1)Material konstruksi; 2)Material berbahaya 3. SurveyStruktur B. Koordinasi dengan instansi terkait Instansiyangterkaitdalampelaksanaanpembongkarana dalah instansiyang menyelenggarakanurusanpemerintahandi bidang keamanandanketertiban. Pihak yang berkepentinganmisalnyapemilik,pengguna,danpengel olabangunangedung. Adapun untuk instansi yang pokok terlibat dalam kegiatan pembongkaran bangunanantaralainadalahsebagai berikut: Pemda DinasTataKotalebihspesifiknyabagianperizinan; DinasPerhubungan(terkaittrafficmanagement) SatuanPamong Praja(Satpol PP); Konsultan; Kontraktor. Pengelolaan Pengawasan Pembongkaran A. Pengawasan Pelaksanaan Pembongkaran Dalampelaksanaanpembongkarandiperlukanadanyapengawas an, pengawasan tersebut bertujuan agar proses atau kegiatan pembongkaran dapat terlaksana sesuaidenganyangdiharapkan. Pengawasanpembongkaranbangunangedung dilaksanakanberdasarkanundang-undang adalahsebagai berikut : 1. Pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dilakukan olehpenyediajasapengawasanyangmemilikisertifikatsesuaiden ganperaturan perundang-undangan. 2.Pembongkaran bangunan gedung tidak sederhana dilakukan berdasarkan rencana teknis yang telah memperoleh persetujuan dariPemerintah Daerah atau Pusat 3. Hasil pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dilaporkan secara berkala kepada pemerintah daerah 4.Pemerintahdaerah melakukan pengawasan secara berkala atas kesesuaian laporan pelaksanaan pembongkaran dengan rencana teknis pembongkaran. B. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Pembongkaran 1. Laporan Untuk mendukung kelengkapan data administrasi pekerjaan pembongkaran,maka penyedia jasa harus menyediakan laporan pelaksanaan pembongkaran Cara Pelaksanaan; a.Laporan dibuat setiap hari selama pembongkaran berlangsung dengan mencatat pekerjaan yang dilaksanakan dalam hari berjalan terhitung pada saat dikeluarkannya SPMK. b. Laporan harian berisi tentang jenis pekerjaan, volume pekerjaan yang dicapai setiap hari lengkap dengan perhitungan dan gambar rencana pembongkaran, cuaca, jumlah tenaga, alat yang digunakan serta jumlah dan jenis bahan yang digunakan c. Laporan mingguan berisi tentang rekapan laporan harian 1 (satu)mingguan, selain itu juga berisi volume pekerjaan minggu lalu. d.Laporan bulanan berisi tentang rekapan laporan harian dan laporan mingguan 2. Dokumentasi Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai bukti yang meyakinkan dikemudian hari, maka penyedia jasa harus menyediakan foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan camera digital. CaraPelaksanaan; a.Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih pada posisi 0%,mencapai bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau lokasi pengambilan foto yang sama b. Foto 0% diambil pada saat pekerjaan pembongkaran belum dimulai untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari lokasi yang akan dikeerjakan oleh penyedia jasa. c. Foto 50% diambil pada saat pekerjaan pembongkaran sedang berlangsung untuk melihat kondisi lapangan pada kondisi 50%. d.Foto 100% diambil pada saat pekerjaan pembongkaran sudah terlaksana secara tuntas untuk melihat kondisi akhir pekerjaan. e.Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera dan arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada direksi untuk disetujui. . Foto dokumentasi tersebut di atas dicetak dengan ukuran 3R yang ditempel pada album foto dan diberi catatan sebagai berikut: 1) Nama Kontrak 2) Nama Bangunan 3) Tahap/Progress Pekerjaan 0%,50% atau 100% Rangkuman Dalam pelaksanaan pembongkaran diperlukan adanya pengawasan, pengawasan tersebut bertujuan agar proses atau kegiatan pembongkaran dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pengawasan pembongkaran bangunan gedung berdasarkan undang-undang adalah (1) Pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dilakukan oleh penyedia jasa pengawasan yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan; (2)Hasil pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dilaporkan secara berkala kepada pemerintah daerah;dan (3)Pemerintah daerah melakukan pengawasan secara berkala atas kesesuaian laporan pelaksanaan pembongkaran dengan rencana teknis pembongkaran SEKIAN DAN TERIMA KASIH ASSALAMUALAIKUM. WR,WB