DIBUAT OLEH :
KELOMPOK II
CLARA TAHARA MAHARANI (41220032)
HASRI (41220036)
SUCI SYAHRANI HERDA (41220040)
ALDYAS WIRAHIL DARWIS (41220044)
NUR AISYAH IRMADANI (41220048)
ALIF ASHARY ZAINUDDIN (41220052)
ANDI BASO IKBAL (41220056)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat dan
penyertaanNya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Tugas ini merupakan salah satu tugas untuk materi Identifikasi Bahaya mata kuliah
K3 dan Hukum Ketenagakerjaan untuk Program Studi D4 Manajemen Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang. Karena keterbatasan kami sebagai
penulis dalam menyusun tugas ini yang berjudul “Identifikasi Bahaya untuk Proyek
Konstruksi Jembatan”, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam berbagai hal yang telah memberikan pencerahan kepada kami sehingga
tugas ini dapat terselesaikan tepat waktu. Diantaranya kepada :
1. Kedua orang tua kami, yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada
kami baik dalam segi moral maupun material.
2. Ibu Cempana Sari Iskandar, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah K3 dan Hukum
Ketenagakerjaan.
3. Dan rekan-rekan sekalian kelas 1B D4 Manajemen Jasa Konstruksi.
Saya berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi siapapun dan bagi para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3 Tujuam Penulisan......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Konstrusi.................................................................................... 3
2.2 Undang-undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.................................... 3
2.3 Kecelakaan Kerja......................................................................................... 3
2.4 Risiko........................................................................................................... 4
2.5 Penyebab Kecelakaan.................................................................................. 7
2.6 Klasifikasi Menurut Penyebab..................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Jenis-jenis Kecelakaan Proyek Konstruksi Jembatan.................................. 10
3.2 LFaktor Penyebab Kecelakaan pada Proyek Konstruksi Jembatan............. 10
3.3 Aspek-aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja......................................... 13
3.4 Kasus-kasus Kecelakaan Kerja.................................................................... 13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................. 17
4.2 Saran............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 18
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
berperan terhadap terjadinya kegagalan. Dengan metode ini diharapkan dapat
menyimulasikan dan menganalisis permasalahan konstruksi serta menghitung
probability untuk perencanaan safety management kedepannya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.4 RISIKO
2.4.1 Pengertian Risiko
Menurut ensiklopedia nasional Indonesia risiko digunakan untuk
mengungkapkan suatu keadaan yang mempunyai potensi akibat yang diinginkan dari
suatu perbuatan atau kegiatan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia risiko adalah
akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu
perbuatan atau tindakan. Menurut kamus Webster risiko adalah kemungkinan
terjadinya kerugian, cidera, kerusakan atau keadaan yang merugikan. Menurut
Australian Standard/New Zealand Standard atau AS/NS (1999), risiko adalah
kemungkinan/peluang terjadinya sesuatu yang dapat menimbulkan suatu dampak
pada suatu 9 sasaran, risiko diukur berdasarkan adanya kemungkinan terjadinya
suatu kasus dan konsekuensi yang dapat ditimbulkan.
4
d. Analisis risiko secara kuantitatif, mengukur kemungkinan dan konsekuensi
risiko serta memperkirakan dampaknya terhadap tujuan proyek;
e. Perencanaan penanganan risiko, pengambilan langkah untuk menambah
peluang dan mengurangi ancaman untuk memenuhi tujuan poyek; dan
f. Pemantauan dan pengendalian risiko, yaitu memantau risiko yang diketahui,
mengidentifikasi risiko baru, mengurangi risiko, dan mengevaluasi efektifitas
pengurangan risiko pada keseluruhan hidup proyek.
Semua identifikasi risiko yang telah dicari penyebabnya, maka perlu dicari
tingkatannya untuk prioritas penangannya. Kelompok tingkatan risiko dibagi
menjadi empat yaitu high (H), significant (S), medium (M), dan low (L). penetapan
tingkatan risiko (risk level), ditentukan berdasarkan dua criteria, yaitu frekuensi
kejadian (probability) dan dampak dari kejadian (impact/severity). Teknik – teknik
yang umum dipakai dalam penilaian risiko meliputi analisa kesalahan berjenjang
(Fault Tree Analysis- FTA) yang mengembangkan diagram logis untuk menelusuri
kembali kemungkinan kesalahan.
Risiko dapat diformulasikan sebagai fungsi dari kemungkinan terjadi
(likelihood) dan dampak negative (impact).
Indeks risiko = probabilitas (likelihood) x Dampak (impact).
5
Cedera ringan 2
Cedera serius 3
Cedera berlapis 4
Korban jiwa tunggal 5
Korban jiwa berlapis 6
Hasilnya memberikan nilai numeric untuk setiap bahaya yang sama halnya
dengan penonjolan risiko tertinggi, menyediakan dasar bagi pemeringkatan prioritas.
Penilaian risiko menurut standar AS/NZS 4360, kemungkinan atau likelihood diberi
rentang antara suatu risiko yang jarang terjadi dengan risiko yan terjadi setiap saat.
Ukuran Kualitatif dari “likelihood” Menurut Standar AS/NZS 4360 yaitu :
6
Secara umum penyebab kecelakaan ada dua, yaitu unsafe action (faktor
manusia) dan unsafe condition (faktor lingkungan). Menurut penelitian bahwa 80-85%
kecelakaan disebabkan oleh unsafe action.
7
9. Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan-kecelakaan yang datanya tidak sukup
atau kecelakaan-kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi kecelakaan di
atas.
8
9. Luka bakar
10. Keracunan-keracunan mendadak
11. Mati lemas
12. Pengaruh arus listrik
13. Pengaruh radiasi dan Luka-luka yang banyak dan
14. berlainan sebabnya.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
b. Kondisi Peralatan.
Mesin-mesin dan peralatan kerja pada dasarnya mengandung bahaya dan
menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja. Misalnya karena mesin atau
peralatan yang berputar, bergerak, bergesekan, bergerak bolak-balik, belt atau
sabuk yang berjalan, roda gigi yang bergerak, transmisi serta peralatan lainnya.
Oleh karena itu, mesin dan perlatan yang potensial menyebabkan kecelakaan
kerja harus diberi pelindung agar tidak membahayakan operator atau manusia.
c. Bahan-bahan dan peralatan yang bergerak.
Pemindahan barang-barang yang berat atau yang berbahaya (mudah meledak,
pelumas, dan lainnya) dari satu tempat ke tempat yang lain sangat
memungkinkan terjadi kecelakaan kerja. Untuk menghindari kecelakaan kerja
tersebut, perlu dilakukan pemikiran dan perhitungan yang matang, baik metode
memindahkannya, alat yang digunakan, jalur yang akan di lalui, siapa yang bisa
memindahkan dan lain sebagainya. Untuk bahan dan peralatan yang berat
diperlukan alat bantu seperti forklift. Orang yang akan mengoperasikan alat
bantu ini harus mengerti benar cara menggunakan forklift, karena jika tidak,
kemungkinan akan timbul kesalahan dan mengancam keselamatan lingkungan
maupun tenaga kerja lainnya.
d. Transportasi.
Kecelakaan kerja yang diakibatkan dari penggunaan alat transportasi juga
cukup banyak. Dari penggunaan alat yang tidak tepat (asal-asalan), beban yang
berlebihan (overloading), jalan yang tidak baik (turunan, gelombang, licin,
sempit), kecepatan kendaraan yang berlebihan, penempatan beban yang tidak
baik, semuanya bisa berpotensi untuk terjadinya kecelakaan kerja. Upaya untuk
mengatasi hal tersebut di atas, diantaranyaadalah memastikan jenis transportasi
yang tepat dan aman, melaksanakan operasi sesuai dengan standart operational
procedure (SOP), jalan yang cukup, penambahan tandatanda keselamatan,
pembatasan kecepatan, jalur khusus untuk transportasi (misal dengan warna cat)
dan lain sebagainya.
e. Tools (Alat).
Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi
terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada.
Apabila alat itu sudah rusak, tentu saja dapat mengakibatkan
kecelakaan.Melakukan peremajaan pada alat-alat yang sudah tua dan melakukan
kualitas kontrol pada alat-alat yang ada di tempat kerja
11
c. Keterampilan yang kurang.
Setelah kemampuan pengetahuan teknisi baik, maka diperlukan latihan
secara terus-menerus.Hal ini untuk lebih selalu mengembangkan ketrampilan
gunasemakin meminimalkan kesalahan dalam bekerja dan mengurangi angka
kecelakaan kerja.Di dunia keteknikan, kegiatan latihan ini sering disebut dengan
training.
d. Bermain-main
Karakter seseorang yang suka bermain-main dalam bekerja, bisa menjadi
salah satu penyebab terjadinya angka kecelakaan kerja. Demikian juga dalam
bekerja sering tergesa-gesa dan sembrono juga bisa menyebabkan kecelakaan
kerja.Oleh karena itu, dalam setiap melakukan pekerjaan sebaiknya dilaksanakan
dengan cermat, teliti, dan hati-hati agar keselamatan kerja selalu bisa terwujud.
Terlebih lagi untuk pekerjaan yang menuntut adanya ketelitian, kesabaran dan
kecermatan, tidak bisa dilaksanakan dengan berkerja sambil bermain.
e. Bekerja tanpa peralatan keselamatan.
Pekerjaan tertentu, mengharuskan pekerja menggunakan peralatan
keselamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja dirancang untuk melindungi
pekerja dari bahaya yang diakibatkan dari pekerjaan yang baru dilaksanakan.
Dengan berkembangnya teknologi, saat ini telah dibuat peralatan keselamatan
yang nyaman dan aman ketika 40 digunakan.Perlatan keselamatan tersebut
diantaranya pakaian kerja (wearpack), helm pengaman, kacamata, kacamata las,
sarung tangan, sepatu kerja, masker penutup debu, penutup telinga dari
kebisingan, tali pengaman untuk pekerja di ketinggian dan sebaginya. Terkadang
orang yang sudah merasa mahir justru tidak menggunakan peralatan
keselamatan, misal dalam mengelas tidak menggunakan topeng las. Hal ini
sangatlah salah, pekerja yang mahir dan profesional justru selalu menggunakan
peralatan keselamatan kerja untuk menjaga kualitas pekerjaan yang terbaik serta
keselamatan dan kesehatan dirinya selama bekerja
12
c.3 ASPEK-ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Anogara (2005) menyatakan terdapat aspek dalam kesehatan dan keselamatan kerja
yang harus diperhatikan, antara lain:
3.3.1 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yaitu tempat dimana seseorang atau pegawai dalam
melakukan pekerjaan. Lingkungan kerja dalam hal ini berhubungan dengan kondisi
kerja, seperti kondisi ventilasi, suhu, penerangan dan situasinya.
Dua orang mengalami luka-luka dan satu orang meninggal dunia setelah
Jembatan Tol Bocimi di Kampung Tenggek, Desa Cimande Hilir, Kecamatan
Caringin, Kabupaten Bogor, ambruk, Jumat (22/9/2017).
13
Jembatan alternatif penghubung Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka,
Kepulauan Bangka Belitung senilai Rp.25 miliar tersebut ambruk pada Jumat
(16/10/2020) malam.
Enam balok atau girder yang masing-masing sepanjang 30,8 meter pada
konstruksi Simpang Susun Antasari Jalan Tol Depok-Antasari (Desari) terguling,
Selasa (2/1/2018) pukul 09.40 WIB.
3.4.4 Jembatan Tenggarong, Kutai, Kalimantan Timur, 2011
14
3.4.5 Jembatan kungkung Bali ,2016
15
3.4.7 Jembatan Sungai Kapuas,2009
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.
Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal
sebagai bangunan atau sarana infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.
Sedangkan bidang konstruksi adalah suatu bidang produksi yang memerlukan kapasitas
tenaga kerja dan tenaga mesin yang sangat besar, bahaya yang sering ditimbulkan
umumnya dikarenakan faktor fisik.
Menurut Williams (2006), jenis kecelakaan yang sering terjadi pada pekerjaan
konstruksi adalah meliputi :
1. Terjatuh.
2. Kejatuhan Bahan dan Bangunan Ambruk.
3. Tersengat listrik.
4. Tersandung.
Kecelakaan kerja (occupational accident) adalah sebuah kejadian atau peristiwa
yang berasal dari, atau terjadi dalam, rangkaian pekerjaan yang berakibat cedera fatal
(fatal occupational injury) dan cedera tidak fatal (non-occupational injury). Kecelakaan
kerja diakibatkan oleh beberapa factor yaitu :
1. Faktor Teknis
a. Tempat Kerja.
b. Kondisi Peralatan.
c. Bahan-bahan dan peralatan yang bergerak.
d. Transportasi.
e. Tools (Alat).
2. Faktor Non Teknis
a. Ketidaktahuan.
b. Kemampuan yang kurang.
c. Keterampilan yang kurang.
d. Bermain-main
e. Bekerja tanpa peralatan keselamatan.
3. Faktor Alam
a. Gempa bumi
b. Banjir
c. Tornado
Anogara (2005) menyatakan terdapat dua aspek penting dalam kesehatan dan
keselamatan kerja yang harus dan sangat perlu diperhatikan yaitu Kondisi atau
lingkungan kerja dan Peralatan dan bahan yang digunakan dalam proyek.
4.2 SARAN
Dalam lingkungan proyek konstruksi terutama dalam kaitannya dengan konstruksi
jembatan, dalam hal meningkatkan keselamatan kerja, kita perlu meminimalisir dan
mengidentifikasi setiap resiko yang akan timbul dan membahayakan keselamatan dan
kesehatan.
17
DAFTAR PUSTAKA
A. JURNAL
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas syah Kuala (2014).
B. WEBSITE
https://www.pamungkas.id/2019/06/kasus-kecelakaan -konstruksi-di.html
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/12/pengeritian-kesehatan-dan-
keselamatan-kerja-k3-tujuan-aspek-faktor-prinsip.html
http://eprints.undip.ac.id/61113/3/BAB_III.pdf
https://m.liputan6.com/bisnis/read/3239647/terungkap-penyebab-beton-lrt-dan-
jembatan-tol-bocimi-ambruk
https://amp.kompas.com/regional/read/2020/10/18/17553051/jembatan-senilai-rp-
259-milyar-ambruk-ini-tanggapan-pemkot-pangkalpinang
https://metro.tempo.co/read/1046819/girder-tol-depok-antasari-ambruk-
kontraktor-terancam-dipecat
https://kaltim.tribunnews.com/2018/11/26/7-tahun-lalu-jembatan-kutai-
kartanegara-runtuh
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia/2016/10/161016_indonesia_jembatan_
bali
https://amp.kompas.com/regional/read/2018/04/18/06390731/jembatan-widang-
babat-ambruk-saat-dilalui-3-truk-beriringan
https://amp.kompas.com/regional/read/2009/04/04/12170640/jembatan.ambruk.se
belum.diresmikan.karena.kesalahan.konstruksi
18