Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI

PADA PEKERJAAN JALAN”

OLEH

NAMA :

1. EKO K. MANAPA (1923715972)


2. EMILYA STIFANY CARDELA (1923715973)

KELAS : VI TPJJ C

SEMESTER : 6 (ENAM)

JURUSAN : TEKNIK SIPIL

MATA KULIAH : K3 & ASPEK Hk. KONSTRUKSI

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan Makalah dengan baik dan tepat waktu.

Dalam konteks Makalah ini kami mengajak para pembaca untuk mengetahui lebih
dalam mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Khususnya pada pekerjaan jalan.

Kami berterima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

2. Orang tua yang telah membantu dan mendoakan kami dalam mengerjakan makalah
ini.

3. Koilal Alokabel, SST., MT selaku dosen mata kuliah K3 dan aspek Hk.konstruksi,
yang telah membimbing dan memberikan bahan ajar sebagai pedoman untuk
mengerjakan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih belum sempurna. Sehingga
kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca agar dapat membantu untuk
menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan mengharapkan makalah ini dapat
berguna bagi para pembaca untuk membantu meningkatkan wawasan pembaca mengenai K3
Konstruksi.

Kupang, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................................ ii

Bab 1. Pendahuluan............................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................... 1


1.2. Tujuan....................................................................................................................... 1
1.3. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2

Bab 2. Pembahasan................................................................................................................ 3

2.1 Masalah-masalah Keselamatan Di Lokasi Pekerjaan Jalan..................................... 3


2.2 Faktor Penyebab Kecelakaan pada Pekerjaan Jalan................................................. 5
2.3 Bahaya dan Pengendalian Risiko Bahaya................................................................ 6

Bab 3. Penutup....................................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 9
3.2 Saran......................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konstruksi Di Indonesia merupakan pekerjaan yang sedang berkembang pesat
pada masa sekarang, banyak pembukaan lahan baru yang digunakan untuk
konstruksi bangunan (seperti rumah sakit, apartemen, gedung pencakar langit, dll),
konstruksi jalan, konstruksi jembatan, konstruksi bangunan air, dan sebagainya.
Pekerjaan konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang memiliki risiko tinggi,
oleh sebab itu harus ada jaminan untuk para pelaku konstruksi baik pekerja,
pengawas, kontraktor dan lainnya agar mendapatkan peralatan yang menunjang
pekerjaan mereka. Di setiap lembaga / perusahaan wajib mempunyai dan
menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja kepada semua orang yang berkaitan,
seperti sosialisasi tentang kemungkinan kecelakaan terjadi, dampak kecelakaan dan
jaminan yang diberikan, serta dasar hukum yang berlaku agar pekerja dapat
mencegah dan meminimalisir terjadinya kecelakaan.
Pada pekerjaan jalan umumnya dilaksanakan pada atau dekat dengan arus lalu
lintas. Bahkan, jalan baru (seperti jalan bebas hambatan) yang dibangun di tengah
sawah dan bebas dari arus lalu lintas, akhirnya pasti terhubung dengan jalan
eksisting. Kalau tidak dikelola dengan baik, lokasi pekerjaan jalan dapat
meningkatkan risiko bagi pengguna jalan ataupun pekerja. Pihak pelaksana
pembangunan jalan baru atau pemeliharaan/peningkatan jalan eksisting sering perlu
mengambil sebagian jalan untuk lokasi pekerjaan. Hal ini dapat mengganggu lalu
lintas — menimbulkan kemacetan, membuat pengguna jalan kesal karena perjalanan
terhambat. Namun, hal yang lebih penting adalah pekerjaan jalan juga dapat
menyebabkan kecelakaan sehingga pengguna jalan atau pekerja terluka atau
meninggal saat melakukan tugasnya.

1.2. Tujuan
1. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui tentang jenis/ tipe pekerjaan pada konstuksi
jalan
2. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui tentang bahaya dan pengendalian risiko
bahaya dari pekerjaan jalan

1
3. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui tentang masalah-masalah keselamatan di
lokasi pekerjaan jalan
4. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui tentang Faktor Penyebab Kecelakaan pada
pekerjaan jalan

1.3. Rumusan Masalah


1. Apa saja Masalah-masalah Keselamatan Di Lokasi Pekerjaan Jalan
2. Apa saja Faktor Penyebab Kecelakaan pada pekerjaan jalan?
3. Apa saja Bahaya dan Bagaimana Pengendalian Risiko Bahaya dalam pekerjaan
jalan?

2
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1. Masalah-masalah Keselamatan Di Lokasi Pekerjaan Jalan
 Tidak terdapat delineasi atau pagar keselamatan untuk memisahkan lokasi
kerja dari lalu lintas.

 Lebar lajur berkurang banyak, tetapi lalu lintas tidak diatur berkeselamatan
melalui titik menyempit

3
 Terlalu bayak rambu dan ditempatkan berdekatan. Hal ini dapat
menyebabkan pengemudi bingung.

 Pengguna jalan diijinkan terlalu dekat dengan hazard/bahaya besar. Tidak


terdapat delineasi dan pengaturan batas kecepatan.

 Pejalan kaki dan pesepeda jangan dilupakan pada lokasi pekerjaan jalan.
Sangat sering, trotoar digunakan untuk aktivitas pekerjaan jalan dan pejalan
kaki terpaksa berjalan di antara lalu lintas.

4
 Tidak terdapat manajemen lalu lintas untuk memandu atau mengarahkan
pengguna jalan saat jembatan layang sedang dibangun. Marka jalan eksisting
dapat menyesatkan beberapa pengemudi dan dapat menyebabkan konflik
depan-depan.

2.2. Faktor Penyebab Kecelakaan pada pekerjaan jalan

No Item Pekerjaan Jenis risiko yang Faktor penyebab terjadinya risiko


terjadi
1 Pekerjaan Drainase Terluka akibat Tata Cara Kerja :
material (pecahan Prosedur kerja yang tidak aman,
batu besar, cerucuk) sikap kerja yang tidak baik, tidak
mengikuti prosedur kerja yang aman
Terluka akibat alat  Pekerja : Sikap kerja yang tidak
manual (penggali, baik sehingga menyebabkan
parang dan alat tajam kejenuhan, kelelahan, dan
lainnya) kelainan fisik, kurangnya
pengetahuan dan ketermpilan
dalam bekerja
 Tata Cara Kerja : Prosedur
kerja yang tidak aman, sikap
kerja yang tidak baik, tidak
mengikuti prosedur kerja yang
aman, tidak ada teknik baku
dalam melaksanakan pekerjaan
yang berulang
 Lingkungan Kerja : tata ruang
kerja yang tidak sesuai dan
tidak terncana dengan baik
2 Pekerjaan Bahu Kecelakaa n akibat  Lingkungan Kerja : tata ruang
Jalan operasiona l alat berat kerja yang tidak sesuai dan
tidak terncana dengan baik
Risiko kecelakaan  Tata Cara Kerja : Prosedur
lalu lintas (tidak kerja yang tidak aman, sikap

5
dipasang rambu, kerja yang tidak baik, tidak
kelalaian pekerja) mengikuti prosedur kerja yang
aman
3 Pekerjaan Terluka akibat  Pekerja : Sikap kerja yang tidak
perkerasan material material (aspal panas, baik sehingga menyebabkan
berbutir dan aspal api pembakara n kejenuhan, kelelahan, dan
aspal) kelainan fisik, kurangnya
pengetahuan dan ketermpilan
dalam bekerja
 Tata Cara Kerja : Prosedur
kerja yang tidak aman, sikap
kerja yang tidak baik, tidak
mengikuti prosedur kerja yang
aman, tidak ada teknik baku
dalam melaksanakan pekerjaan
yang berulang
 Lingkungan Kerja : tata ruang
kerja yang tidak sesuai dan
tidak terncana dengan baik

2.3. Bahaya dan Pengendalian Risiko Bahaya

NO JENIS/TYPE IDENTIFIKASI PENGENDALIAN RISIKO K3


PEKERJAAN JENIS BAHAYA &
RISIKO K3
1. Mobilisasi Alat  Terjadi tabrakan >  Sopir yang memobilisasi alat
Berat Kerusakan alat berat berat harus yang memiliki
dan korban jiwa. keahlian dan memiliki izin
 Lepasnya alat berat megemudi yang resmi.
dari mobil  Alat berat yang diangkut harus
angkutan / jatuh diikat dengan pengikat yang
 -Terkena alat berat - standar
> luka berat  Pengangkatan / Penurunan alat
berat harus mengikuti prosedur
yang standar
2. Pekerjaan Drainase  Terkena peralatan  Menggunakan peralatan kerja dan
 Galian untuk kerja -> luka APD yang benar, menggunakan
Selokan Drainase ringan / berat penyokong yang baik.

6
dan Saluran Air  Kerusakan prasarana  Memeriksa segala instalasi bawah
umum seperti pipa tanah sebelum memulai
air, kabel listrik, pekerjaan.
jaringan telepon  Selama pekerjaan sebaiknya
bawah tanah aliran instalasi tersebut
diputuskan sementara.
 Terkena runtuhan  Menggunakan metode / cara kerja
 Pasangan Batu material > luka yang benar dan peralatan kerja
dengan Mortar ringan / berat yang baik.

3. Pekerjaan Tanah  Terkena peralatan  Menggunakan peralatan kerja


 Galian Biasa kerja > luka ringan / yang  benar.
berat  Memasang pagar pengaman.
 Pekerja / orang  Menjaga jarak antara para
jatuh kedalam pekerja  pada jarak yang aman
galian > Luka
 Timbunan Biasa  Terjadinya longsor  Usahakan tanah timbunan yang
karena tanah tidak sudah kering
kering > Luka
 Usahakan tanah timbunan yang
 Timbunan  Terjadinya longsor sudah kering
Pilihan karena tanah tidak
kering > Luka  Operator harus bekerja secara
benar dan hati-hati.
 Kecelakaan akibat  Memasang rambu-rambu
 Penyiapan Badan terkena alat  berat >  Menempatkan pemandu lapangan
Jalan Luka Berat

 Pelebaran, Perkerasan  Kecelakaan akibat  Operator harus bekerja secara


dan Bahu Jalan terkena alat  berat > benar dan hati-hati
Luka Berat  Dipasang rambu-rambu sedang
 Lapis Pondasi  Kecelakaan bagi ada  pekerjaan
Agregat Kelas pengguna jalan >
A dan B Terjatuh

 Lapis Resap
Pengikat  Luka akibat  Personil harus
percikan aspal m e n g e n a k a n  pakaian dan
panas > Luka Bakar perlengkapan A P D
 Kecelakaan bagi (sepatu boot, sarung
pengguna jalan tangan dan masker).
karena jalan licin >  Memasang rambu-rambu
Terjatuh > Luka peringat-an jln dalam perbaikan
 Terjadi gangguan
lalulintas kenderaan
> Kemacetan
 Perkerasan Aspal  Terjadi iritasi kulit  Menggunakan peralatan kerja
 Pengaspalan akibat uap  panas dan APD yang benar ( Sepatu
AC-BC dan AC  Terjadi gangguan Boot, Sarung tangan, masker ).

7
 WC, AC Base lalulintas  Memasang rambu-rambu.
 Terkena material  Menempatkan pemandu untuk
hotmix > Luka mengatur kelancaran lalulintas
 Jatuh Terpeleset >
Luka
 Pekerjaan Struktur  Terkena peralatan  Menggunakan peralatan kerja
 Pembuatan kerja > luka ringan / yang  benar.
Gorong-Gorong berat  Memasang policeline &
Plat Beton rambu-rambu
 Mengunakan APD yang
standar

 Pasangan Batu  Terjadi gangguan  Menggunakan metode / cara


lalulintas - Terkena kerja yang benar dan peralatan
runtuhan material > kerja yang baik.
luka ringan / berat  Kemiringan penggalian lereng
diusahakan tetap terjaga.
 Sediakan papan lantai untuk
mencegah jatuhnya material
yang tidak perlu

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan pada saat pekerjaan
jalan adalah tidak terdapat delineasi atau pagar keselamatan, lalu lintas tidak diatur
berkeselamatan melalui titik menyempit, terlalu bayak rambu dan ditempatkan
berdekatan, pengguna jalan diijinkan terlalu dekat dengan hazard/bahaya besar,
pejalan kaki dan pesepeda juga terpaksa berjalan di antara lalu lintas, tidak terdapat
manajemen lalu lintas untuk memandu atau mengarahkan pengguna jalan saat
jembatan layang sedang dibangun, marka jalan eksisting dapat menyesatkan
beberapa pengemudi dan dapat menyebabkan konflik depan-depan.
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan adalah Prosedur kerja yang tidak
aman, tidak mengikuti prosedur kerja yang aman, tata ruang lingkungan kerja yang
tidak sesuai dan tidak terncana dengan baik, sikap kerja yang tidak baik sehingga
menyebabkan kejenuhan, kelelahan, dan kelainan fisik, kurangnya pengetahuan dan
ketermpilan dalam bekerja
Pengendalian risiko bahaya adalah sopir yang memobilisasi alat berat harus
yang memiliki keahlian dan memiliki izin megemudi yang resmi, Tamu dan pekerja
wajib menggunakan peralatan kerja dan APD yang benar, memasangkan rambu-
rambu sedang ada  pekerjaan , menggunakan peralatan kerja yang  benar,
menggunakan metode / cara kerja yang benar dan peralatan kerja yang baik.

3.2 Saran
1. Mempertahankan dan meningkatkan penerapan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Peningkatan intensitif terhadap pekerja di lokasi untuk memacu kebiasaan
yang aman.
3. Dibutuhkan campur tangan pemerintah untuk mengontrol dan memberikan
sangsi bagi perusahaan yang mengabaikan masalah sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja bagi tamu, pekerja, serta pengguna jalan.

9
DAFTAR PUSTAKA

dilla. RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEKERJAAN JALAN.


Academia.edu. Published 2020. Accessed June 2, 2022.
https://www.academia.edu/32157603/RENCANA_KESELAMATAN_DAN_KESEHATAN
_KERJA_PEKERJAAN_JALAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Proyek Konstruksi Jalan dan Jembatan). Blogspot.com.
Published 2018. Accessed June 2, 2022.
https://kerjakonstruksi.blogspot.com/2019/12/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-dalam.html

Pekerjaan P, Jalan K, Gustianto W, Indrayadi M, Pratiwi R. KAJIAN RISIKO KECELAKAAN


KERJA. Accessed June 2, 2022.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/viewFile/24456/75676576056

10

Anda mungkin juga menyukai