PROYEK JEMBATAN
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS SEMARANG
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
2.1.1 Mobilisasi..............................................................................................4
2.4.1 Perancah................................................................................................7
i
2.4.2 Kisdam..................................................................................................7
BAB 5 PENUTUP...............................................................................................13
5.1 Kesimpulan..............................................................................................13
5.2 Saran........................................................................................................13
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.3.1 Lokasi Proyek Jembatan Bangunsari............................................................2
Gambar 3.1.1 Simulasi Proses Penggalian Tanah...............................................................8
Gambar 4.1.1 Peta Lalu Lintas sekitar Lokasi Proyek........................................................12
DAFTAR TABEL
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai
merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar.
2
3. Pekerjaan Struktur
- Perkerasan Semen Beton fc’ 18 MPa (SiteMix)
- Struktur Beton Beton fc’ 25 MPa
- Pembesian
- Pasangan Batu
- Pekerjaan Baja Profil
4. Pekerjaan Lain – Lain
- Perancah
- Kisdam
3
BAB 2
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN
4
2.2 PEKERJAAN TANAH
2.2.1 Galian Batu
Pekerjaan Galian Batu Lunak harus mencakup galian pada batuan yang
mempunyai tekanan uni aksial 300- 400kg/em' sesuai dengan ASTMD 7012
ini Standard Test Methods for Compressive Strengt hand Elastic Moduliof
Intact Rock Core Specimens under Varying States of Stress and
Temperatures Metoda C dan menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak
dapat dilakukan dengan menggunakan excavator bucket biasa, namun
tidak memerlukan pemboran (drilling) atau peledakan seperti halnya
galian batu, dan cukup menggunakan excavator bucket yang dilengkapi
dengan kuku baja khusus, jenis penetration plus tip dengan kuat leleh
10.200kg/ern' (1.000 MPa). Galian batu harus mencakup galian bongkahan
batu, beton dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau
bahan lainnya yang menurut Direksi Pekerjaan adalah tidak praktis menggali
tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran (drilling), dan
peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yang menurut Direksi Pekerjaan
dapat di bongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor
dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto maksimum sebesar
180PK (TenagaKuda).Dilaksanakan untuk Pekerjaan Galian pondasi
abutment. Material hasil galian dibuang keluar Lokasi Jalan/Pekerjaan Sejauh
250 M atau bilamana diperintahkan lainolehDireksiPekerjaanPerkerasan
Lentur.
2.2.2 Timbunan Biasa
Penimbunan kembali di belakang struktur harus dilaksanakan dengan
sistematis dan setelah pemasangan struktur. Sebelum penimbunan kembali
disekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau
pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak
kurang dari 14 hari. Alat yang di pergunakan adalah motor garder , tandem
roller Stamper dan Bahan yang di gunakan adalah dari tanah galian.
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk timbunan tanah di badan jalan belakang
abutment. Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan
5
seperti yang disyaratkan, di uji kepadatannya dan harus diterima oleh
Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
6
2.3.4 Pasangan Batu
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pekerjaan pasangan pengaman
abutment jembatan, talud jalan, talud sungai, saluran dan leuning, Lantai
pengaman Jembatan. Plester + acian, membentuk batu muka segi enam dan
siaran sudah termasuk didalamnya. Galian talud pada pekerjaan ini sudah
termasuk didalamnya.Pada pekerjaan talud suling-suling pipa PVC dia. 1.5”
dengan ijuk sudah termasuk didalamnya.
2.3.5 Pekerjaan Baja Profil
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk gelagar IWF 600 x 200 x 11 x 17 mm,
diafragma berupa U dengan dimensi 200 x 80 x 7,5 mm, plat pengaku dan
plat penyambung berupa plat dengan ketebalan 15 mm, expantion joint
berupa siku dengan dimensi 50 x 50 x 5mm. Bahan harus sesuai standart
SNI. Pemasangan, pengelasan, meni sudah termasuk didalamnya.
7
BAB 3
METODE PEKERJAAN UTAMA
8
Urugan tanah merah dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian tanah
selesai dilaksanakan, proses pengurugan dimulai dengan memasukan tanah merah
ke lokasi kerja dan diletakan pada tempat yang telah ditentukan sebelumnya.
Urugan di lakukan secara berlapis dengan ketebalan maksimum tiap lapisan 30 cm
sesuai dengan spesifikasi pemadatan tanah. sehingga tercapai ketebalan yang
diinginkan. Tahap terakhir adalah memadatkan menggunakan Stamper, pemadatan
melalui Stamper dilakukan beberapa kali lintasan. Untuk menjamin kualitas
pemadatan maka dilakukan pengujian untuk mengetahui kepadatan lapangan yang
didapat dari hasil penggilasan dengan mesin gilas.
3.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Jembatan
Pekerjaan meliputi pembuatan perkerasan jalan beton K-300 lebar 4 m,
(t=25cm; FS 45 Kg/cm2) termasuk bekisting, membran plastik, curing, joint
sealant, tulangan dowel dan tiebars. Volume beton untuk perkerasan sebesar 180
m3 dan semua proses diatas dilaksanakan selama 3 Minggu.
Peralatan yang digunakan antara lain sebagai berikut :
- Concrete Vibrator
- Concrete Pump
- Concrete Cutter
Pekerjaan dimulai dengan membuat lantai kerja beton B0 dan dilapisi
dengan membran plastik untuk mencegah beton struktur K-225 mengalami
kontaminasi dengan sekitarnya dan juga tidak menempel pada permukaan
bekisting. Setelah membrane plastic selesai digelar dilanjutkan dengan pemasangan
bekisting dari besi. Setelah semua persiapan selesai dan telah mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas maka pekerjaan pengecoran dapat dimulai. Pengecoran
dilakukan dari titik terjauh jalan sehingga tidak terganggu proses pengecoran yang
lain. Beton disemprotkan pada tempatnya menggunakan concrete pump kemudian
diratakan dan digetarkan menggunakan vibrator. Penggetaran dilakukan tidak
terlalu lama agar tidak terjadi segregasi antara agregat kasar dan agregat halus.
Setelah pengecoran selesai dilakukan dengan proses curing menggunakan
karung basah sampai mencapai umurnya. Pada usia lebih dari 10 hari setelah
pengecoran atau ditentukan lain oleh konsultan pengawas, maka beton sudah
siap untuk dilaksanakan proses cutting dan joint sealant. Setelah mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas, Beton yang berumur lebih dari 10 hari di
9
cutting menggunakan concrete cutter. Kemudian rongga yang dipotong tadi
diisikan dengan sealent dari aspal.
3.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pekerjaan beton untuk pembuatan pondasi jembatan dilaksanakan dengan cor
ditempat, proses pengerjaan dimulai dengan pembuatan bekisting mengunakan
bekisting berat. Mutu beton yang dipakai fc’ 20Mpa, volume pekerjaan 284 m3,
dan dilaksanakan dalam 11 minggu.
IWF didatangkan kelokasi kerja dalam bentuk gelagar , hal ini Karen panjang
bentang yang mencapai 48 m, setelah IWF sampai dilokasi maka dilanjutkan
dengan penyatuan dengan cara di las. Hal yang harus diperhatikan dalam proses las
ini adalah ketepatan pada sambungan. Lokasi las harus diusahakan sedatar mungkin
agar tidak menyebabkan IWF mengalami perpindahan dalam arah lateral.
Launching IWF dilaksanakan menggunakan Truss Crane dimana pada prosesnya
diperlukan pemasangan yang tepat agar tidak terjadi pergerseran.
Sebelum pemasangan IWF maka dilakukan dahulu pemasangan Elastomeric.
Setelah pemasangan elastomeric,maka dilanjutkan dengan pemasangan IWF, tapi
terlebih dahulu dipastikan elastomeric terpasang dengan sempurna atau belum.
Setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas maka pelaksanaan
launching IWF dapat dilanjutkan. IWF di masukan kelokasi kerja dan diposisikan
pada tempat yang dapat dijangkau oleh hook crane. Setelah gelagar IWF terkait
dengan kuat pada truss crane selanjutnya dengan perlahan IWF diluncurkan
keposisinya pada elastomeric di kedua sisi kepala jembatan. Proses launching
dilaksanakan secara simultan, untuk menghindari kesalahan pemasangan maka
ditempatkan personil untuk memandu posisi IWF sehingga tepat pada tempat yang
diinginkan.
Begitu pemasangan IWF selesai dilaksanakan maka dilanjutkan memasang
diafragma beton dengan cara sambungan baut beton. DIafragma berfungsi
mengakukan IWF dari pengaruh gaya melintang.
3.4 Managemen Alat dan Bahan
Untuk mencegah penumpukan bahan material dan mengurangi resiko
kehilangan dalam masa pelaksanaan pekerjaan maka dilakukan pengaturan jadwal
pemasukan bahan material yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.
Material yang mudah terpengaruh cuaca seperti semen diletakan pada gudang
10
penyimpanan. Pendatangan semua material paling lambat 1 minggu sebelum proses
pekerjaan dimulai dan selalu diperhatikan ketersediaan barang yang ada di Gudang
sehingga tidak menghambat pekerjaan.
Alat berat didatangkan menurut keperluan dan dikeluarkan dari lokasi kerja
bila sudah tidak ada pekerjaan yang berkaitan dengan alat berat tersebut.
3.5 Monitoring dan Pelaporan
Adapun bentuk laporan yang diberikan terdiri dari beberapa bagian meliputi :
- Laporan Harian
Berisi rangkaian kegiatan yang dilakukan pada hari yang dilaporkan
- Laporan Mingguan
Laporan mingguan berisi rekapitulasi dari laporan kemajuan prestasi minggu
yang dilaporkan dan kemajuan pekerjaan minggu yang akan dating dengan
laporan harian.
- Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi rekapitulasi dari laporan harian, dan Laporan bulanan
serta laporan kemajuan prestasi Bulan yang dilaporkan dan target rencana
kemajuan pekerjaan Bulan yang akan datang serta dilampiri dengan laporan
harian dan laporan mingguan.
11
BAB 4
PEKERJAAN PENUNJANG
4.1 Managemen Lalu lintas
Pekerjaan konstruksi terutama yang berada pada jalur lalu lintas memerlukan
perhatian khusus dalam pengaturan lalu lintas, pada pembuatan jembatan akses
marunda ini tidak lepas dari persoalan lalu lintas, terutama pada pekerjaan yang
dilakukan simultan dan tanpa terputus prosesnya, untuk meminimalisir terjadinya
gangguan baik pada proyek maupun pada pihak sekitar pengguna jalan maka
akan dilakukan koordinasi dengan pihak yang terkait mengenai pengaturan arus lalu
lintas sehingga tidak terjadi kemacetan yang memprihatinkan.
12
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari metode diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pekerjaan dimulai dari pekerjaan persiapan yang diawali dengan mobilisasi alat
dan bahan yang akan digunakan pada pekerjaan/proyek.
2. Pekerjaan dalam setiap harinya akan dilakukan pelaporan kegiatan yang nantinya
digunakan sebagai laporan harian sebagai dasar pembuatan laporan mingguan
dan bulanan sebagai pemantauan prestasi pekerjaan.
3. Alat berat yang digunakan dalam Proyek Jembatan Bangunsari antara lain
Excavator, Vibro, Dumb truck, Concrete Pump, Truckmixer, dan Crawler Crane.
Peralatan lain akan diadakan apabila keperluan dilapangan diperlukan.
4. Dalam pelaksanaan dilapangan diharuskan untuk mengikuti metode pekerjaan
yang telah dibuat agar menjamin mutu, keamanan, dan ketepatan waktu yang
telah ditentukan.
5.2 Saran
Saran dari penulis pada Metode Pekerjaan Konstruksi Proyek Jembatan Bangunsari
Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali ini antara lain :
1. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan metode pekerjaan yang telah dibuat
2. Pelaporan dilakukan rutin dan disiplin.
3. Segera melakukan pembahasan metode kerja baru antara kontraktor, konsultan
supervisi, dan juga owner apabila terjadi hal yang tidak diinginkan seperti
keterlambatan.
13