Anda di halaman 1dari 17

TUGAS AKHIR SEMESTER

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PROYEK JEMBATAN

(Studi Kasus : Jembatan Bangunsari, Kec. Selo Kab. Boyolali)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi

Disusun Oleh :

ALFI PUTRA ADITYA


C.131.18.0188

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SEMARANG

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iii

DAFTAR TABEL................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan...................................................................................2

1.3 Lokasi Proyek............................................................................................2

1.4 Lingkup Pekerjaan.....................................................................................2

BAB 2 METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN...........................................4

2.1 PEKERJAAN PERSIAPAN......................................................................4

2.1.1 Mobilisasi..............................................................................................4

2.1.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja........................................................4

2.1.3 Administrasi dan Dokumentasi.............................................................4

2.2 PEKERJAAN TANAH..............................................................................5

2.2.1 Galian Batu............................................................................................5

2.2.2 Timbunan Biasa....................................................................................5

2.3 PEKERJAAN STRUKTUR......................................................................6

2.3.1 Pekerjaan Semen Beton mutu fc’ 18 Mpa (Site Mix)............................6

2.3.2 Pekerjaan Beton Struktur mutu fc’25 Mpa...........................................6

2.3.3 Pekerjaan Pembesian.............................................................................6

2.3.4 Pasangan Batu.......................................................................................6

2.3.5 Pekerjaan Baja Profil.............................................................................7

2.4 PEKERJAAN LAIN – LAIN....................................................................7

2.4.1 Perancah................................................................................................7

i
2.4.2 Kisdam..................................................................................................7

BAB 3 METODE PEKERJAAN UTAMA...........................................................8

3.1 Metode Pelaksanaan Galian Tanah............................................................8

3.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Jembatan...................................9

3.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur..................................................10

3.4 Managemen Alat dan Bahan....................................................................10

3.5 Monitoring dan Pelaporan.......................................................................11

BAB 4 PEKERJAAN PENUNJANG..................................................................12

4.1 Managemen Lalu lintas............................................................................12

BAB 5 PENUTUP...............................................................................................13

5.1 Kesimpulan..............................................................................................13

5.2 Saran........................................................................................................13

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.3.1 Lokasi Proyek Jembatan Bangunsari............................................................2
Gambar 3.1.1 Simulasi Proses Penggalian Tanah...............................................................8
Gambar 4.1.1 Peta Lalu Lintas sekitar Lokasi Proyek........................................................12

DAFTAR TABEL

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pekerjaan Jembatan Bangunsari dituntut untuk dapat diselesaikan dengan waktu
yang sudah di tentukan. Hal ini tidak dapat dihindari lagi setelah pemanfaatan tenaga
manusia dengan alat konvensional sudah tidak efisien. Penggunaan alat berat merupakan
solusi yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan pada proyek yang sedang berlangsung.
Sehingga Alat berat merupakan alat bantu bagi manusia untuk menyelesaikan suatu proyek
pembangunan seperti gedung, jembatan, bendungan, jalan dan lain-lain.
Pekerjaan struktur jembatan sangat diperlukan untuk membantu mobilitas dari
warga sekitar. Proyek jembatan bangunsari sebagian besar berupa galian dan timbunan
dengan volume yang besar dan waktu terbatas, sehingga sangat mustahil dilakukan secara
manual. Alat berat yang akan dipakai pada pekerjaan galian dan timbunan yaitu excavator,
dan dump truck. Alat-alat berat tersebut dipilih karena bisa menyelesaikan pekerjaan galian
dan timbunan dengan efektif, sehingga pekerjaan galian dan timbunan akan selesai sesuai
waktu dan biaya yang diharapkan.
Ketepatan dalam menentukan jenis dan jumlah alat berat yang dipakai serta
dihitung berdasar waktu yang ditentukan dapat menghasilkan biaya yang optimal. Pada
pekerjaan jembatan dengan akses yang terbatas pemilihan/langkah yang di ambil haruslah
tepat agar meminimalisir kerugian waktu dan biyaya pemilihan alat berat juga harus di
perhitungakan matang – matang agar tidak terjadi kerugian .
Dari latar belakang di atas diketahui bahwa pemilihan metode pelaksanaan yang
tepat memegang peranan yang penting. Peralatan dianggap memiliki kapasitas tinggi
bila peralatan tersebut menghasilkan produksi yang tinggi tetapi dengan biaya yang
rendah.Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan faktor yang sangat
penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipakai haruslah tepat
sehingga proyek dapat berjalan lancar. Kesalahan di dalam pemilihan metode
pelaksanaan dapat mengakibatkan manajemen pelaksanaan proyek menjadi tidak
efektif dan efisien. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat
terjadi yang menyebabkan biaya akan membengkak. Produktivitas yang kecil dan

1
tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai
merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar.

1.2 Maksud dan Tujuan


Dalam pengambilan subyek ini, penulis memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut :
- Memberikan informasi kepada pembaca dalam membuat metode pelaksanaan dalam
kegiatan konstruksi suatu proyek.
- Sebagai syarat kelulusan penulis dalam mata kuliah Metode Pelasanaan Konstruksi
- Menambah wawasan bagi pembaca maupun penulis sendiri.

1.3 Lokasi Proyek


Lokasi Proyek Pembangunan Jembatan Bangunsari ini berada di Desa Klakah dan Desa
Jrakah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

Gambar 1.3.1 Lokasi Proyek Jembatan Bangunsari

1.4 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan dalam Proyek Pembangunan Jembatan Bangunsari ini meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
- Administrasi dan Dokumentasi
- Mobilisasi
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Pekerjaan Tanah
- Galian Batu
- Timbunan

2
3. Pekerjaan Struktur
- Perkerasan Semen Beton fc’ 18 MPa (SiteMix)
- Struktur Beton Beton fc’ 25 MPa
- Pembesian
- Pasangan Batu
- Pekerjaan Baja Profil
4. Pekerjaan Lain – Lain
- Perancah
- Kisdam

3
BAB 2
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

2.1 PEKERJAAN PERSIAPAN


2.1.1 Mobilisasi
Meliputi semua mobilisasi peratan kerja yang berkaitan dengan
proyek dan pengambilan foto peralatan yang di perlukan dalam pekerjaan
proyek. Seluruh tahapan pelaksanaan item pekerjaan dengan
memperlihatkan gambar peralatan standard yang diperlukan.
Pekerjaan ini meliputi Mobilisasidan perlatan kerja, kantor lapangan
dan fasilitas kerja, mobilisasi peralatan laboratorium, mobilisasi personil,
dan demobilisasi semua peralatan kerja.
2.1.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pekerjaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini meliputi semua
penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) baik penyediaan bahan
(Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD), perlatan
(Fasilitas sarana kesehatan), tenaga kerja (Personel K3 Konstruksi), metode
dan semua yang menyangkut biaya keselamatan kerja lainnya yang di
perlukan, termasuk biaya tenaga ahli K3 pada pekerjaan konstruksi.
2.1.3 Administrasi dan Dokumentasi
Pekerjaan administrasi dan dokumentasi ini meliputi semua pembuatan
administrasi laporan yang berkaitan dengan proyek antara lain :
a. Laporan harian, mingguan dan bulanan.
b. Laporan hasil semua testing laboratorium pada seluruh item pekerjaan
yang di perlukan.
c. Laporan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan prosedur
keselamatan.
d. Pengambilan foto 0%, 50%, 100% pada seluruh tahapan pelaksanaan
item pekerjaan dengan memperlihatkan gambar peralatan standard
yang diperlukan.
e. Semua pekerjaan yang memerlukan administrasi dan dokumentasi.

4
2.2 PEKERJAAN TANAH
2.2.1 Galian Batu
Pekerjaan Galian Batu Lunak harus mencakup galian pada batuan yang
mempunyai tekanan uni aksial 300- 400kg/em' sesuai dengan ASTMD 7012
ini Standard Test Methods for Compressive Strengt hand Elastic Moduliof
Intact Rock Core Specimens under Varying States of Stress and
Temperatures Metoda C dan menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak
dapat dilakukan dengan menggunakan excavator bucket biasa, namun
tidak memerlukan pemboran (drilling) atau peledakan seperti halnya
galian batu, dan cukup menggunakan excavator bucket yang dilengkapi
dengan kuku baja khusus, jenis penetration plus tip dengan kuat leleh
10.200kg/ern' (1.000 MPa). Galian batu harus mencakup galian bongkahan
batu, beton dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau
bahan lainnya yang menurut Direksi Pekerjaan adalah tidak praktis menggali
tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran (drilling), dan
peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yang menurut Direksi Pekerjaan
dapat di bongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor
dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto maksimum sebesar
180PK (TenagaKuda).Dilaksanakan untuk Pekerjaan Galian pondasi
abutment. Material hasil galian dibuang keluar Lokasi Jalan/Pekerjaan Sejauh
250 M atau bilamana diperintahkan lainolehDireksiPekerjaanPerkerasan
Lentur.
2.2.2 Timbunan Biasa
Penimbunan kembali di belakang struktur harus dilaksanakan dengan
sistematis dan setelah pemasangan struktur. Sebelum penimbunan kembali
disekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau
pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak
kurang dari 14 hari. Alat yang di pergunakan adalah motor garder , tandem
roller Stamper dan Bahan yang di gunakan adalah dari tanah galian.
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk timbunan tanah di badan jalan belakang
abutment. Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan

5
seperti yang disyaratkan, di uji kepadatannya dan harus diterima oleh
Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.

2.3 PEKERJAAN STRUKTUR


2.3.1 Pekerjaan Semen Beton mutu fc’ 18 Mpa (Site Mix)
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk cor tiang sandaran dan plat lantai
pelindung abutmen dan pilar. Pekerjaan ini harus diadakan perawatan
selama masa proses pengeringan dengan perendaman air dan di beri rambu
pengamanan agar tidak dilewati kendaraan. Pekerjaan beton ini bisa dibuka
setelah mencapai umur beton 21 hari.Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
diambil sampel untuk uji kuat tekan beton,dan didata nilai Slumpnya
(standar nilai Slump ± 10 cm ), berkoordinasi dengan tim laborat DPU PR
Kab.Boyolali dan hasilnya dibuat berita acara.Penyedia Jasa wajib
menyerahkan Mix Design Kepada PPTK Sebelum pekerjaan dilaksanakan.
2.3.2 Pekerjaan Beton Struktur mutu fc’25 Mpa
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk plat jembatan. Pekerjaan ini harus
diadakan perawatan selama masa proses pengeringan dengan perendaman
air dan di beri rambu pengamanan agar tidak dilewati kendaraan. Pekerjaan
beton ini bisa dibuka setelah mencapai umur beton 21 hari.Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini harus diambil sampel untuk uji kuat tekan beton,
dan didata nilai Slumpnya (standar nilai Slump ± 7,5 cm ), berkoordinasi
dengan tim laborat DPU PR Kab. Boyolali dan hasilnya dibuat berita acara.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan Mix Design Kepada PPTK Sebelum
pekerjaan dilaksanakan. Untuk pekerjaan ini, item begesting sudah termasuk
didalamnya.
2.3.3 Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan di laksanakan pada pekerjaan Abutment Jembatan, pilar
jembatan, plat jembatan, plat injak. Semua pekerjaan ini mencakup
pengadaan dan pemasangan baja tulangan polos dan ulir sesuai dengan
spesifikasi dan gambar. Penyedia Jasa Wajib untuk menyerahkan Sampel
besi/baja yang akan digunakan untuk ditimbang dan hasil uji tarik baja oleh
lembaga yang berwewenang kepada PPTK sebelum pekerjaan dilaksanakan.

6
2.3.4 Pasangan Batu
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pekerjaan pasangan pengaman
abutment jembatan, talud jalan, talud sungai, saluran dan leuning, Lantai
pengaman Jembatan. Plester + acian, membentuk batu muka segi enam dan
siaran sudah termasuk didalamnya. Galian talud pada pekerjaan ini sudah
termasuk didalamnya.Pada pekerjaan talud suling-suling pipa PVC dia. 1.5”
dengan ijuk sudah termasuk didalamnya.
2.3.5 Pekerjaan Baja Profil
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk gelagar IWF 600 x 200 x 11 x 17 mm,
diafragma berupa U dengan dimensi 200 x 80 x 7,5 mm, plat pengaku dan
plat penyambung berupa plat dengan ketebalan 15 mm, expantion joint
berupa siku dengan dimensi 50 x 50 x 5mm. Bahan harus sesuai standart
SNI. Pemasangan, pengelasan, meni sudah termasuk didalamnya.

2.4 PEKERJAAN LAIN – LAIN


2.4.1 Perancah
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai tiang perancah atau penyangga
begesting pada pekerjaan beton
2.4.2 Kisdam
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk memindahkan aliran air dan untuk
menguras air jika ada air yang tergenang ketika kegiatan sedang
dilaksanakan.

7
BAB 3
METODE PEKERJAAN UTAMA

3.1 Metode Pelaksanaan Galian Tanah


Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian tanah, urugan limestone, urugan
tanah dan pemadatan menggunakan alat berat dan stamper. Volume pekerjaan galian
tanah memiliki variasi tergantung kedalaman penggaliannya. Adapun kedalaman
galian yang disyaratkan beserta volume penggaliannya antara lain:
- Galian tanah biasa, dalam s/d 1 m
- Galian tanah biasa, dalam 1 m s/d 2 m
- Galian tanah biasa, dalam 2 m s/d 3 m
- Galian tanah biasa, dalam 3 m s/d 4 m
- Galian tanah biasa, dalam 4 m s/d 5 m
- Galian tanah biasa, dalam 5 m s/d 6 m
Pekerjaan Galian dilaksanakan menggunakan excavator dan dilaksanakan
selama 4 Minggu. Tanah hasil galian galian excavator dituang kedalam dump truck
dan dibuang ke areal pembuangan. Selama pembuangan dengan dump truck, tanah
hasil galian ditutup dengan terpal sehingga tidak berceceran dijalan yang dilaluinya.
Setelah tiba dilokasi pembuangan tanah di turunkan dan dump truck kembali
kelokasi penggalian. Jumlah dump truck disesuaikan dengan kapasitas produksi
excavator sehingga tidak terjadi delay spot untuk masing-masing alat yang dipakai.

Gambar 3.1.2 Simulasi Proses Penggalian Tanah

Pengurugan limestone dilaksanakan setelah penggalian selesai dikerjakan.


Pengurugan dengan ketebalan 45 cm padat Volume pekerjaan sebesar 324 m3 dan
dikerjakan dalam waktu 3 minggu . Alat yang digunakan untuk pekerjaan ini Dump
Truck untuk mengangkut Limestone. Produksi tiap minggunya sebesar 114 m3.

8
Urugan tanah merah dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian tanah
selesai dilaksanakan, proses pengurugan dimulai dengan memasukan tanah merah
ke lokasi kerja dan diletakan pada tempat yang telah ditentukan sebelumnya.
Urugan di lakukan secara berlapis dengan ketebalan maksimum tiap lapisan 30 cm
sesuai dengan spesifikasi pemadatan tanah. sehingga tercapai ketebalan yang
diinginkan. Tahap terakhir adalah memadatkan menggunakan Stamper, pemadatan
melalui Stamper dilakukan beberapa kali lintasan. Untuk menjamin kualitas
pemadatan maka dilakukan pengujian untuk mengetahui kepadatan lapangan yang
didapat dari hasil penggilasan dengan mesin gilas.
3.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Jembatan
Pekerjaan meliputi pembuatan perkerasan jalan beton K-300 lebar 4 m,
(t=25cm; FS 45 Kg/cm2) termasuk bekisting, membran plastik, curing, joint
sealant, tulangan dowel dan tiebars. Volume beton untuk perkerasan sebesar 180
m3 dan semua proses diatas dilaksanakan selama 3 Minggu.
Peralatan yang digunakan antara lain sebagai berikut :
- Concrete Vibrator
- Concrete Pump
- Concrete Cutter
Pekerjaan dimulai dengan membuat lantai kerja beton B0 dan dilapisi
dengan membran plastik untuk mencegah beton struktur K-225 mengalami
kontaminasi dengan sekitarnya dan juga tidak menempel pada permukaan
bekisting. Setelah membrane plastic selesai digelar dilanjutkan dengan pemasangan
bekisting dari besi. Setelah semua persiapan selesai dan telah mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas maka pekerjaan pengecoran dapat dimulai. Pengecoran
dilakukan dari titik terjauh jalan sehingga tidak terganggu proses pengecoran yang
lain. Beton disemprotkan pada tempatnya menggunakan concrete pump kemudian
diratakan dan digetarkan menggunakan vibrator. Penggetaran dilakukan tidak
terlalu lama agar tidak terjadi segregasi antara agregat kasar dan agregat halus.
Setelah pengecoran selesai dilakukan dengan proses curing menggunakan
karung basah sampai mencapai umurnya. Pada usia lebih dari 10 hari setelah
pengecoran atau ditentukan lain oleh konsultan pengawas, maka beton sudah
siap untuk dilaksanakan proses cutting dan joint sealant. Setelah mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas, Beton yang berumur lebih dari 10 hari di

9
cutting menggunakan concrete cutter. Kemudian rongga yang dipotong tadi
diisikan dengan sealent dari aspal.
3.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pekerjaan beton untuk pembuatan pondasi jembatan dilaksanakan dengan cor
ditempat, proses pengerjaan dimulai dengan pembuatan bekisting mengunakan
bekisting berat. Mutu beton yang dipakai fc’ 20Mpa, volume pekerjaan 284 m3,
dan dilaksanakan dalam 11 minggu.
IWF didatangkan kelokasi kerja dalam bentuk gelagar , hal ini Karen panjang
bentang yang mencapai 48 m, setelah IWF sampai dilokasi maka dilanjutkan
dengan penyatuan dengan cara di las. Hal yang harus diperhatikan dalam proses las
ini adalah ketepatan pada sambungan. Lokasi las harus diusahakan sedatar mungkin
agar tidak menyebabkan IWF mengalami perpindahan dalam arah lateral.
Launching IWF dilaksanakan menggunakan Truss Crane dimana pada prosesnya
diperlukan pemasangan yang tepat agar tidak terjadi pergerseran.
Sebelum pemasangan IWF maka dilakukan dahulu pemasangan Elastomeric.
Setelah pemasangan elastomeric,maka dilanjutkan dengan pemasangan IWF, tapi
terlebih dahulu dipastikan elastomeric terpasang dengan sempurna atau belum.
Setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas maka pelaksanaan
launching IWF dapat dilanjutkan. IWF di masukan kelokasi kerja dan diposisikan
pada tempat yang dapat dijangkau oleh hook crane. Setelah gelagar IWF terkait
dengan kuat pada truss crane selanjutnya dengan perlahan IWF diluncurkan
keposisinya pada elastomeric di kedua sisi kepala jembatan. Proses launching
dilaksanakan secara simultan, untuk menghindari kesalahan pemasangan maka
ditempatkan personil untuk memandu posisi IWF sehingga tepat pada tempat yang
diinginkan.
Begitu pemasangan IWF selesai dilaksanakan maka dilanjutkan memasang
diafragma beton dengan cara sambungan baut beton. DIafragma berfungsi
mengakukan IWF dari pengaruh gaya melintang.
3.4 Managemen Alat dan Bahan
Untuk mencegah penumpukan bahan material dan mengurangi resiko
kehilangan dalam masa pelaksanaan pekerjaan maka dilakukan pengaturan jadwal
pemasukan bahan material yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.
Material yang mudah terpengaruh cuaca seperti semen diletakan pada gudang

10
penyimpanan. Pendatangan semua material paling lambat 1 minggu sebelum proses
pekerjaan dimulai dan selalu diperhatikan ketersediaan barang yang ada di Gudang
sehingga tidak menghambat pekerjaan.
Alat berat didatangkan menurut keperluan dan dikeluarkan dari lokasi kerja
bila sudah tidak ada pekerjaan yang berkaitan dengan alat berat tersebut.
3.5 Monitoring dan Pelaporan
Adapun bentuk laporan yang diberikan terdiri dari beberapa bagian meliputi :
- Laporan Harian
Berisi rangkaian kegiatan yang dilakukan pada hari yang dilaporkan
- Laporan Mingguan
Laporan mingguan berisi rekapitulasi dari laporan kemajuan prestasi minggu
yang dilaporkan dan kemajuan pekerjaan minggu yang akan dating dengan
laporan harian.
- Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi rekapitulasi dari laporan harian, dan Laporan bulanan
serta laporan kemajuan prestasi Bulan yang dilaporkan dan target rencana
kemajuan pekerjaan Bulan yang akan datang serta dilampiri dengan laporan
harian dan laporan mingguan.

11
BAB 4
PEKERJAAN PENUNJANG
4.1 Managemen Lalu lintas
Pekerjaan konstruksi terutama yang berada pada jalur lalu lintas memerlukan
perhatian khusus dalam pengaturan lalu lintas, pada pembuatan jembatan akses
marunda ini tidak lepas dari persoalan lalu lintas, terutama pada pekerjaan yang
dilakukan simultan dan tanpa terputus prosesnya, untuk meminimalisir terjadinya
gangguan baik pada proyek maupun pada pihak sekitar pengguna jalan maka
akan dilakukan koordinasi dengan pihak yang terkait mengenai pengaturan arus lalu
lintas sehingga tidak terjadi kemacetan yang memprihatinkan.

Gambar 4.1.3 Peta Lalu Lintas sekitar Lokasi Proyek

Selain koordinasi dengan pihak yang terkait, kontraktor juga membuat


beberapa rambu lalu lintas dan himbauan untuk mencari alternative sehingga proses
pengguna jalan tidak mengalami hambatan berarti.

12
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari metode diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pekerjaan dimulai dari pekerjaan persiapan yang diawali dengan mobilisasi alat
dan bahan yang akan digunakan pada pekerjaan/proyek.
2. Pekerjaan dalam setiap harinya akan dilakukan pelaporan kegiatan yang nantinya
digunakan sebagai laporan harian sebagai dasar pembuatan laporan mingguan
dan bulanan sebagai pemantauan prestasi pekerjaan.
3. Alat berat yang digunakan dalam Proyek Jembatan Bangunsari antara lain
Excavator, Vibro, Dumb truck, Concrete Pump, Truckmixer, dan Crawler Crane.
Peralatan lain akan diadakan apabila keperluan dilapangan diperlukan.
4. Dalam pelaksanaan dilapangan diharuskan untuk mengikuti metode pekerjaan
yang telah dibuat agar menjamin mutu, keamanan, dan ketepatan waktu yang
telah ditentukan.
5.2 Saran
Saran dari penulis pada Metode Pekerjaan Konstruksi Proyek Jembatan Bangunsari
Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali ini antara lain :
1. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan metode pekerjaan yang telah dibuat
2. Pelaporan dilakukan rutin dan disiplin.
3. Segera melakukan pembahasan metode kerja baru antara kontraktor, konsultan
supervisi, dan juga owner apabila terjadi hal yang tidak diinginkan seperti
keterlambatan.

13

Anda mungkin juga menyukai