DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. iv
BAB I ...............................................................................................................................................1
UMUM ...........................................................................................................................................1
BAB II ..............................................................................................................................................2
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................................2
II 1. PENGERTIAN METODE PELAKSANAANPEKERJAAN............................................................. 2
II 2. DOKUMEN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................................... 3
II 3. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN YANG BAIK ............................................................... 5
II 4. HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................ 6
II 5. PERANAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................................. 6
II 6. PENENTUAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................................ 7
II 7. REVETMENT ........................................................................................................................ 8
BAB III ...........................................................................................................................................11
METODE PELAKSANAAN ..............................................................................................................11
III 1. SUMBER DAN JENIS DATA ................................................................................................. 11
III 2. PEKERJAAN GEOTEXTILE. .................................................................................................. 14
III 3. PEKERJAAN REVETMENT ................................................................................................... 15
1. SPESIFIKASI ............................................................................................................................ 15
2. TEKNIS PEKERJAAN ............................................................................................................... 17
KATA PENGANTAR
Makassar, 30-09-2022
CV. MEUTIA MULTI KONSULTAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 Bagan Konsep Metode Konstruksi. ........................................................... 3
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Perbedaan Tipe Seawall Type massif dan pleksibel ..................................... 9
BAB I
UMUM
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi
teknologi ini banyak diterapkan dalam metode – metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga, target 3T yaitu tepat
mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat
tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode
terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada saat menghadapi
kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan
sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi
lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Konstruksi bangunan pantai memerlukan teknik khusus dalam pembuatannya. Oleh
sebab itu, maka metode pelaksanaan bangunan sangat diperlukan untuk mengatasi
masalah–masalah dalam pembangunan konstruksi bangunan tersebut.
Pekerjaan pembangunan seawall ini akan di kerjakan di dua lokasi yakni di daerah
Tanjung Bayang dan Pulau Lae-Lae, untuk metode pekerjaan yang kami anjurkan pada
laporan ini bersifat umum sehingga apabila di perlukan Langkah-langkah pekerjaan lain
dapat di sesuaikan dengan lokasi pekerjaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
II 1. PENGERTIAN METODE PELAKSANAANPEKERJAAN
b. Lokasi pekerjaan.
c. Jarak angkut.
d. Komposisi alat.
1. Jadwal pelaksanaan.
2. Kebutuhan dan jadwal tenaga kerja.
3. Kebutuhan dan jadwal meterial/bahan.
4. Kebutuhan dan jadwal alat.
5. Penjadwalan anggaran (Arus kas/cash-flow).
6. Jadwal prestasi dengan metode kurva – S (S-Curve).
7. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan.
Dalam penyusunan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi,
perlu pembahasan/diskusi. Oleh karena itu dianjurkan pada perusahaan
kontraktor yang telah mempunyai banyak tenaga kerja dari berbagai disiplin dan
agar membuatan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, dengan
melibatkan berbagai pihak yang ahli bidangnya, misal:
1. Sumber daya manusia dengan skill yang cukup untuk melaksanakan suatu
metodepelaksanaan konstruksi.
2. Tersedianya peralatan penunjangpelaksanaan metode konstruksi yang dipilih.
3. Material cukup tersedia.
4. Waktu pelaksanaan yang maksimum dibanding pilihan metode konstruksi
lainnya.
5. Biaya yang bersaing.
Oleh karena faktor – faktor yang mempengaruhi metode pelaksanaan
seperti: Design bangunan, Medan/lokasi pekerjaan, dan ketersediaan dari tenaga
kerja, bahan, dan peralatan, seperti sudah dijelaskan diatas, maka kadang –
kadang metode pelaksanaan hanya memiliki alternatif yang terbatas.
II 7. REVETMENT
baik (Sub Direktorat Rawa dan Pantai, 1997) Revetment memiliki 2 jenis yaitu
tipe masif (kaku) dan tipe tidak masif atau fleksibel. Masing- masing tips
memiliki kelebihan dan kekurangan, yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Jenis
Keunggulan Kerugian
Tembok
1) Bahan bangunan lebih
1) Tidak fleksibel
sedikit
Tipe
2) Pada pelaksanaan memerlukan
masif 2) Bangunan terlihat rapi
pengawasan yang seksama
(kaku)
3) Bilaterjadi kerusakan, sulit untuk
siperbaiki
3. Buis Beton.
Penggunaan material batu armour sebagai bahan konstruksi pelindung
pantai merupakan hal yang sangat baik. Dari sisi daya tahan terhadap cuaca, suhu
dan air laut material jenis ini akan sangat memilikidurabilitas. Permasalahan yang
utama dari penggunaan material batu adalah bentuknya yang beragam. Hal yang
diharapkan adalah melalui ukuran dimensi dan berat yang tepat memudahkan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan dalam pemilihan material.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
III 1. SUMBER DAN JENIS DATA
Data yang didapat berdasarkan analisis tim konsultan yang di sesuaikan dengan
kondisi lapangan dan jenis pekerjaan yang di rencanakan.
Area dimana akan dipasang geotextile harus disiapkan terlebih dahulu, rata dan
bebas dari tonjolan atau material lain yang dapat menyebabkan rusaknya geotextile.
Geotextile dihampar lepas ke arah kontur yang rendah, sehingga dapat membentuk
permukaan yang rata setelah material pengisi diatasnya dihampar. Untuk menjaga
permukaannya tidak merosot serta tidak ada bagian yang tersingkap, geotextile
harus ditahan pada beberapa titik menggunakan tali atau pasak dengan jarak yang
cukup.
1. Panjang dan lebar geotextile dipilih dan ditentukan agar penggunaannya
efisien dan memenuhi syarat overlapping.
1. Material batuan harus keras dan berkualitas baik serta memiliki daya tahan
yang baik. Harus bebas dari proses laminasi dan atau retakan dan bukan
merupakan batu pecah oleh akibat udara, gerakan air, proses pembasahan
ataupunpengeringan ataupun oleh akibat enerhi gelombang. Material harus
mampu dipasang/ diangkat tanpa terjadi retakan atau kerusakan. Masing-
masing batu harus prismodial dalam bentuk dan dimensi maksimum tidak
melebihi dua kali ukuran dimensi minimum.
2. Material batu kelas A, B, C, D, E, F, G, H dan I merupakan batuan
andesite.
7. Setiap saat harus disediakan timbangan tipe spring atau sejenisnya untuk
dapatdigunakan mengecek berat batu.
2. TEKNIS PEKERJAAN
1. Batuan lapis inti dan lapis antara harus dihampar lapis demi lapis dengan
ketebalan tidak lebih dari 30cm, dan harus dipadatkan dengan vibrator roller
atau dapat menggunakan bucket excavator guna mendapatkan tatanan yang
padat dan saling mengisi dan mengikat antara satu batudengan batu lainnya.
2. Pemasangan batuan dimulai dari bagian kaki bangunan kearah atas. Blok
Beton harus diletakkan satu demi satu untuk menciptakan kondisi saling
mengunci antara satu Blok beton dengan lainnya.
3. Hasil pekerjaan harus menunjukkan lapis batuan kelas demi kelas sesuai
dengan gambar.