Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

PROYEK PEMBANGUNAN SEKOLAH CIPUTRA KASIH


TALASSA CITY
KONTRAKTOR : PT.TATAMULIA NUSANTARA INDAH

OWNER : YAYASAN CIPUTRA PENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH :

ANDI KHAIRUL ALAMSYAM 200201602038

FAJAR MUZAKKIR ASRI 200201602016

MUHAMMAD AKBAR SELLE 200201602035

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL BANGUNAN GEDUNG


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
laporan praktik industri yang berjudul “Pekerjaan Struktur Kolom, Balok dan Plat
lantai Pada Proyek Pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten
Takalar” ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Tak lupa pula kami
mengucapkan salam serta sholawat kepada junjungan nabi besar Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa alam kegelapan kealam yang terang benderang seperti
saat ini. Laporan Kerja Praktek ini merupakan salah satu syarat kelulusan bagi
mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bangunan Gedung, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Makassar pada mata kuliah Praktik Kerja Lapangan. Laporan kerja Praktik
ini berisikan tentang pengamatan dan tindakan nyata yang kelompok kami
lakukan selama di lokasi praktik sebagai bentuk upaya penambahan pengetahuan
dan wawasan tentang ilmu ketekniksipilan pada dunia kerja. Dalam penyusunan
laporan Praktik Kerja Lapangan ini penulis menyadari masih terdapat kekeliruan
dan kekurangan yang jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap
kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat menyempurnakan
laporan ini. Terima kasih pula kepada seluruh PT.Tatamulia Nusantara Indah yang
bersedia menerima kami untuk melaksanakan kerja praktik. Taklupa pula kami
sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing kami Dr. Irma Aswani
Ahmad,S.T, M.T.serta semua pihak yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi hingga laporan ini terselesaikan

Makassar, 1 September 2023

Andi Khairul alamsyam ii


Ketua Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan....................................................................................3
C. Tempat dan waktu pelaksana....................................................................3
D. Batasan Masalah.........................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI..........................................................4
A. Sejarah Singkat.......................................................................................4
B. Visi Dan Misi PT.Tatamulia Nusantara Indah.....................................4
C. Data Instansi............................................................................................5
D. Struktur Organisasi................................................................................5
E. Uraian Tugas............................................................................................8
F. Layout.....................................................................................................12
G. Jadwal Pelaksanaan Proyek.................................................................13
BAB III URAIAN PRAKTIK.............................................................................16
BAB IV PENUTUP..............................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................55
LAMPIRAN..........................................................................................................56

iii
DAFTAR GAMBAR
gambar 1. 1 Struktur organisasi...............................................................................6

Gambar 2. 1 Lokasi Praktek Industri.....................................................................13


Gambar 2. 2Jadwal Pelaksanaan Proyek / Curva s................................................15

Gambar 3. 1 Safety Talk........................................................................................17


Gambar 3. 1 Safety Talk........................................................................................17
Gambar 3. 2 Pemasangan tulangan........................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 3 pembuatan bekisting..........................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 4 Pengecoran Kolom............................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 5 Pembuatan Bekisting.........................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 6 Pemasangan tulangan pembesian......Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 7 Pengecoran balok..............................................................................38
Gambar 3. 8 Pembuatan Bekisting.........................................................................40
Gambar 3. 9 Penulangan Pada plat.........................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 10 Pengecoran plat lantai.....................................................................44
Gambar 3. 11 Pengecekan Balok...........................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 12 Pengecekan dimensi kolom dan pembesian..Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3. 13 Pengecekan Pembesian Plat............Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 14 Pengecekan dimensi dan pembesian tie beam.....Error! Bookmark
not defined.
Gambar 3. 15 Pengunaan Pelumas pada plat.........Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 16 Pembersihan Area Yang akan di cor Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 17 Menghitung Volume untuk pengecoran........Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3. 18 Pengecekan kembali pembesian dan kebersihan pra pengecoran
bersama konsultan perencana.................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 19 Pengujian slump test........................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 20 Pembuatan benda uji silinder dan kubus.......Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3. 21 Pengecoran mengunakan crane.......Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 22 Pengecoran mengunakan Concrete Pump.....Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3. 23 Pengecoran secara manual...............Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 24 Pembuatan Laporan pengecoran.....Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 25 format laporan.................................Error! Bookmark not defined.

iv
v
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum proyek didirikan suatu usaha atau pekerjaan dapat
diartikan sebagai badan usaha atau suatu kawasan, dimana dalam bidang
Teknik Sipil merupakan rangkaian kegiatan untuk mewujudkan suatu ide
atau gagasan menjadi suatu bangunan konstruksi fisik melalui suatu
tahapan tertentu, didalam aspek termasuk sumber daya .
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi
yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai
tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 24 tahun 2008 tentang pedoman pemeliharaan bangunan gedung,
fungsi dari bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha,
sosial dan budaya serta fungsi khusus adalah ketetapan mengenai
pemenuhan persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan
gedung.
Infrastruktur di Indonesia juga turut mengalami perkembangan dari
tahun ke tahun, ditandai dengan pesatnya pembangunan di berbagai daerah
di Indonesia. laju pembangunan ini sebagai penanda berkembangnya
daerah-daerah di Indonesia yang secara tidak langsung menunjukkan
kemajuan negara. Teknik sipil merupakan bidang yang berfokus pada
pembangunan infrastruktur. Dalam bidang ini, aktivitas di lapangan secara
umum terbagi dua, yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Perencanaan
berfokus pada penyusunan tujuan dan pengambilan langkah-langkah
strategis dalam sebuah konsep. Sedangkan, pelaksanaan memusat pada
tahapan pelaksaaan operasional dalam proses implementasi di lapangan.
Kuliah Kerja Praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib yang
harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Sipil

1
Bangunan Gedung, Universitas Negeri Makassar, dengan itu Kuliah Kerja
Praktek ini diharapkan sebagai penerapan ilmu dan menambah
pengetahuan tentang aktivitas yang terjadi didunia Ketekniksipilan
maupun Arsitektural.
Untuk memperoleh suatu ilmu yang baik, maka alternatif yang
benar adalah melakukan kerja praktek dilapangan dengan proyek yang
masih dan sedang berjalan. Melalui kerja praktek ini diharapkan
mahasiswa dapat menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari
materi perkuliahan. Sehingga masiswa dapat melakukan aplikasi praktis di
dunia teknik sipil dan mahasiswa dapat menyerap pengetahuan baik dari
segi metode pelaksanaan sampai pada memahami permasalahan-
permasalahan dan pemecahannya yang terjadi dalam suatu pelaksanaan
proyek konstruksi. Kegiatan Kuliah Praktek ini dilakukan selama 2 (dua)
bulan.
Kuliah Kerja Praktek ini dilaksanakan pada Proyek“Pekerjaan
proyek pembangunan Sekolah Ciputra Kasih Talassa city “Pembangunan
ini menjadi fasilitas terbaru pada Kawasan Citra Land Talassa City.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek ini adalah sebagai media untuk
melihat perbandingan antara pengetahuan yang didapatkan diperguruan
tinggi dengan yang ada di dunia kerja, sekaligus menerapkan apa yang
telah diperoleh di perguruan tinggi untuk diaplikasikan di lapangan atau
diproyek.
Sehubungan dengan hal tersebut maka kami melaksanakan kerja praktek
pada Pekerjaan proyek pembangunan Sekolah Ciputra Kasih Talassa city.
Kemudian dilaksanakan oleh PT.Tatamulia Nusantara Indah selaku kontraktor,
PT.Ciputra Development selaku Konsultan pengawas Dan Owner.

Adapun tempat kami melaksanakan kegiatan praktik industri yakni


pada bagian kontraktor. Dalam hal ini ditanggungjawabi PT.Tatamulia
Nusantara Indah.

2
B. Maksud dan Tujuan
Adapun identifikasi permasalahan yang menjadi pokok
pembahasan penulis dalam laporan ini yakni Maksud dan Tujuan:
1. Maksud
a) Menambah pengetahuan keteknikan khususnya dalam
teknik pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b) Menambah pengetahuan tentang wewenang dan
tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam proses
pengelolaan proyek.
2. Tujuan Praktik industri
a) Menambah pengetahuan tentang tahap-tahap konstruksi
pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan.
b) Mengetahui alat berat yang digunakan dalam pekerjaan
yang dilaksanakan di lapangan.

C. Tempat dan waktu pelaksana


Praktik Industri dilaksanakan di Kawasan Citraland Talassa
City ,Kapasa,Kec.Tamanlanrea,Kota Makassar .Proyek Pembangunan
Sekolah Ciputra Kasih Di kerjakan oleh PT.tatamulia Nusantara Indah
Selaku Kontraktor.dengan waktu Pelaksanaan praktek industri di mulai
tanggal 27 Juni – 31 Agustus 2023

D. Batasan Masalah
Pelaksanaan Pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Kab.
Takalar. Adapun pekerjaan yang akan kami bahas dalam permasalahan
pembangunan gedung dalam laporan ini adalah pelaksanaan struktur,
meliputi: Pekerjaan Kolom,Tie Beam ,Plat , Pra Pelaksanaan Pengecoran
dan Urugan Timbunan Tanah .

3
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI
A. Sejarah Singkat
PT. Tatamulia Nusantara Indah didirikan pada tahun 1984. PT
Tatamulia Nusantara Indah adalah salah satu kontraktor terbaik di
Indonesia, yang menyediakan jasa teknik sipil. PT. Tatamulia Nusantara
Indah yang lebih dikenal dengan TATA, dimulai dari penyewaan kantor
dengan 10 karyawan. Sekarang TATA memiliki lebih dari 2000 karyawan
dengan kantor cabang yang tersebar di Indonesia.
Perusahaan ini berperan utama dalam pesatnya urbanisasi dan
pembangunan di Indonesia, mulai dri pabrrik, gedung kantor dan hingga
hotel bintang 5 contohnya, Gama Tower bangunan gedung tertinggi di
Indonesia pada tahun 2015 dengan 5 lantai basement, 63 lantai dan tinggi
300m. perusahaan ini mengikuti standar keamanan sesuai dengan OHSAS
18001 dan setiap proyek memiliki kualitas standar sesuai dengan ISO
9001 dengan total integritas pada setiap tahap mulai dari pembelajaran
desain dan perencanaan pada pembangunan dan pemeliharaan
B. Visi Dan Misi PT.Tatamulia Nusantara Indah
1. Visi
Untuk menjadi kontraktor yang disukai dan dipercaya pelanggan,
terbaik di kelasnya di segmen pasar premium untuk memberikan
keinginan para pemangku kepentingan.
2. Misi

 Memprioritaskan pertumbuhan melalui kekuatan internal dan


perluasan pasar dengan melakukan kegiatan bisnis di bidang
konstruksi, infrastruktur, Engineering, Procurement and Construction
(EPC, dan properti.

4
 Memepraktikkan prinsip Tata Kelola Perusahaan dengan baik untuk
pengelolaan korporasi, mengembangkan teknologi berbasis litbang,
mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten serta
professional dan memanfaatkan metode kerja yang tepat.
 Untuk meningkatkan kesadaran serta menjunjung tinggi kepatuhan
pada standar kualitas : HSE, ISO, SNI dan standar bersangkutan
lainnya.
 Untuk mengindentifikasi dan mengelola resiko pada setiap tahapan
proses.
 Untuk memberikan nilai kepada pemegang saham, pelayana terbaik
untuk pelanggan, pemberian manfaat bagi mitra kerja, dan
kesejahteraan bagi karyawan.

C. Data Instansi
1. Nama Proyek : Sekolah Ciputra Kasih
2. Jenis Proyek : Pekerjaan Konstruksi
3. Kategori Proyek : Gedung
4. Lokasi Pekerjaan : Kawasan Citraland Talassa City,Kapasa,
Kec.Tamanlanrea ,Kota Makassar

5. Satuan Kerja : PT.Ciputra Development /Yayasan Ciputra


Pendidikan

6. Konsultan Perencana : PT.Ciputra Development


7. Kontraktor Pelaksana : PT.Tatamulia Nusantara Indah
8. Nilai Kontrak : Rp. 38.250.000.000,-
9. Jenis Kontrak : Unit Price
10. Tahun Anggaran : 2023
11. Jangka Waktu : 365 (Hari Kalender)
D. Struktur Organisasi
Dalam proyek Pembangunan Sekolah Ciputra Kasih
terdapat empat unsur pelaksana proyek yang terlibat yakni sebagai berikut:
1. Owner/Pemilik Proyek
2. Konsultan Perencana
3. Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)

5
4. Kontraktor

Masing-masing unsur pelaksana tersebut memiliki peranan/fungsi yang


penting dalam pengerjaan proyek.

gambar 1. 1 Struktur organisasi


1. Owner/Pemilik Proyek
Pemilik Proyek atau pengguna jasa adalah orang/badan yang
memiliki proyek atau memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia
jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat
berupa perseorangan, badan/lembaga/ instansi pemerintah maupun
swasta.
Hak dan kewajiban penguna jasa :

a) Menunjuk penyedia jasa baik konsultan maupun kontraktor


b) Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang telah dilakukan oleh penyedia jasa
c) Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan

6
d) Menyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan
e) Menyediakan dana dan kemudian membayarkan kepada pihak
penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan
suatu bangunan
f) Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang
untuk bertindak atas nama pemilik
g) Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi)
h) Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang telah
dikehendaki.

2. Konsultan Manajemen MK
Konsultasi Manajemen (MK) adalah orang atau badan yang
bertindak sebagai mendiator dan wakil dari pemilik proyek dalam
menjalankan komunikasi dengan para pelaksana kegiatan yang lain.
Keberadaannya sangat diperlukan mengingat pemilik kegiatan tidak
sepenuhnya memiliki sumberdaya manusia yang kompeten maupun waktu
yang cukup untuk mengelola, mengendalikan dan mengawasi kegiatan
persiapan pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan
Adapun hak dan kewajiban konsultan manajemen konstruksi adalah
sebagai berikut:
a. Membantu owner dalam menyusun anggaran biaya dan lingkup
pekerjaan disesuaikan dengan pagu anggaran yang tersedia
b. Membantu owner dalam melakukan klarifikasi dan negosiasi atas
pengajuan kontraktor terhadap anggaran biaya dan lingkup
pekerjaan disesuaikan dengan pagu anggaran yang tersedia.
c. Membantu menyiapkan draf surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan
konstruksi fisik
d. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun
oleh pelaksana konstruksi yang meliputi program pencapaian
sasaran fisik, penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa
tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan bahan bangunan,
informasi, dana, program quality assurance, quality control dan
program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
e. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang
meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya,
pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan
kuantitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan,

7
pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan
keselamatan kerja
f. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan
manajemen yang timbul, usulan koreksi program serta melakukan
koreksi teknis bila terjadi penyimpangan
g. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan konstruksi fisik
h. Melakukan kegiatan pengawasan
i. Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.
3. Kontraktor
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah
ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-
syarat yang telah ditetapkan.
Adapun hak dan kewajiban kontraktor adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan
syarat-syarat risalah penjelasan pekerjaan dan syarat-syarat yang
telah ditetapkan oleh pengguna jasa
b. Menjaga keamanan dan juga kenyamanan lokasi proyek, demi
kelancaran pelaksanaan pembangunan
c. Membuat gambar-gambar pelaksana yang disahkan oleh konsultan
manajemen konstruksi sebagai wakil dari pengguna jasa
d. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan
dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan
masyarakat
e. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian,
mingguan, dan bulanan
f. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikannya sesuai ketetapan yang berlaku
g. Menjamin, secara profesional bahwa bangunan yang dibangun
telah memenuhi semua unsur keselamatan bangunan, dan sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
E. Uraian Tugas
Setiap unsur-unsur yang tertera dalam organisasi kontraktor
mempunyai tugas masing-masing. Berikut ini adalah beberapa tugas dan
fungsi yang penulis dapatkan ketika melaksanakan Praktek Industri (PI).
1. Direktur

8
a) Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi
perusahaan
b) Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan
c) Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk juga
keuntungan perusahaan
d) Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan
pembelanjaan kekayaan perusahaan
e) Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan
dunia luar perusahaan
f) Menetapkan strategi-strategi stategis untuk mencapakai visi dan misi
perusahaan
g) Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan, mulai
bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.
h) Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan

2. Manajer Proyek

a. Melakukan koordinasi internal yaitu dengan unsur-unsur organisasi


kontraktor dan eksternal yaitu dengan unsur-unsur di luar organisasi
kontraktor.
b. Memastikan seluruh tujuan dan syarat proyek terpenuhi.
c. Mengkoordinir, melaksanakan, dan mengontrol operasional proyek
sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana.
d. Melakukan rapat koordinasi dengan seluruh manajer dan yang
berkepentingan dalam internal kontraktor.
e. Melakukan rapat koordinasi dengan direksi, owner, dan konsultan
pengawas.
3. Admistrasi Dan Keuangan

a. Melakukan Proses Data Entry.


b. Melakukan sesi dokumentasi dan mengecek biaya operasional.
c. Membuat surat jalan, data absensi dan lembur.
d. Menjaga dan mengecek inventory kantor.
4. Manajer Teknik

9
a. Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani.
b. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan,
untuk menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain,
termasuk data pendukung yang diperlukan.
c. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan
dipenuhi dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
major serta pemeliharaan jalan.
d. Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan
pekerjaan
e. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major
tidak akan terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-masing
paket kontrak dalam menentukanlokasi, tingkat serta jumlah dari
jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam dokumen
kontrak.
f. Membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan
kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan
pekerjaan.
g. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam
mencari pemecahan - pemecahan atas permasalahan yang timbul baik
sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak.
h. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan
penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium
serta menyusun rencana kerjanya.
i. Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.
5. Kepala Pelaksana

a. Tersusunnya rencana kerja rinci sesuai target produksi yang sudah


ditetapkan, termasuk rencana pendayagunaan sumber daya yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Terselenggaranya produksi sesuai jadwal, spesifikasi, mutu dan
biaya yang telah direncanakan.
c. Terkelolanya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja,
metode kerja, dan gambaran kerja, termasuk pengkoordinasian
seluruh sub kontraktor.
d. Terkendalinya kemajuan pekerjaan (produktivitas), serta
melaksanakan koordinasi pekerjaan mingguan sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
e. Terdeteksinya kemungkinan-kemungkinan adanya pekerjaan
tambah/kurang.

10
f. Terlaksananya rencana kerja rinci sesuai dengan target produksi
yang sudah ditetapkan, termasuk rencana pendayagunaan sumber
daya yang menjadi tanggung jawabnya.
g. Terlaksananya pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan
rencana kerja, metode kerja, dan gambaran kerja termasuk
pengkoordinasian dengan seluruh sub kontraktor
h. Terkendalinya kemajuan pekerjaan di lapangan, serta
melaksanakan opname pekerjaan mingguan sesuai dengan prosedur
yang berlaku

6. Ahli K3

a. Membuat perencanaan kegiatan Kesehatan dan keselamatan kerja


b. Mengatur kegiatan operasional Kesehatan dan keselamatan kerja
c. Melaksanakan kegiatan operasional Kesehatan dan keselamatan
kerja
d. Mengontrol pelaksanaan operasional Kesehatan dan keselamatan
kerja
7. Pelaksana Lapangan

a. Memerintah, mengawasi, dan mengkoordinir pekerja lapangan.


b. Melaksanakan jadwal proyek yang telah direncanakan.
c. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil
pekerjaan di lapangan.
d. Membuat rekapitulasi kebutuhan material proyek.

8. Administrasi Teknik
a. Menjalankan tugas yang diberikan oleh Site Engineer
b. Menganalisa struktur yang sudah diberikan oleh pihak Konsultan
c. Membuat perhitungan struktur untuk dikerjakan oleh mandor
9. Drafter
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional drawing
b. Mengatur kegiatan operasional drawing
c. Melaksanakan kegiatan operasional drawing
10. Quality Control
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional Quality Control
b. Mengatur kegiatan operasional Quality Control

11
c. Melaksanakan kegiatan operasional Quality Control
d. Mengontrol pelaksanaan operasional Quality Control
11. Logistik
a. Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan
dari beberapa supplier.
b. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier.
c. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang
sudah didatangkan ke area proyek.
d. Melakukan pencatatan keluar masuknya barang.
e. Berkoordinasi mengenai jumlah dan schedule pendatangan bahan.
12. Surveyor
a. Menghitung kebutuhan bahan material pada satuan pekerjaan
proyek.
b. Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa
yang dihitung oleh estimator.
c. Melakukan estimasi biaya terhadap pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Melakukan evaluasi terhadap progres pekerjaan,
biaya, mutu, dan waktu pelaksanaan.

13. Mekanik
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional Mekanik
b. Mengatur kegiatan operasional Mekanik
c. Melaksanakan kegiatan operasional Mekanik
d. Mengontrol pelaksanaan operasional Mekanik

14. Mandor
d. Membaca memahami gambar kerja dan menerjemahkannya ke
dalam langkah-langkah operasional
e. Melakukan peninjauan dan pengukuran lapangan (setting out)
f. Menghitung perkiraan volume pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja,
nahan dan alat
g. Menghitung harga satuan ongkos kerja
F. Layout
Pelaksanaan lokasi proyek bertempat di Kawasan Citraland Talassa
city ,Kapassa,Kec.Tamanlanrea,Kota Makassar .Proyek Pembangunan ini

12
dikerjakan oleh PT.Tatamulia Nusantara Indah selaku kontraktor atau
penyedia jasa. Proyek ini memiliki konstruksi spesifik berupa Kawasan
Sekolah yang terdiri dari Gedung Utama 4 Lantai ,Kantin dan lapangan
Basket , Proyek ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp.38.250.000.000.,
Target proyek ini akan dibangun dalam jangka waktu 365 hari (hari
kalender).

Gambar 2. 1 Lokasi Praktek Industri

Pembangunan Sekolah Ciputra Kasih merupakan Fasilitas Pendidikan yang di


bangun oleh perusahaan Swasta PT.ciputra Development tbk atau Yayasan
Ciputra Pendidikan ,Sekolah ini Hadir untuk pelengkap fasilitas Masyarakat kota
Makaassar khususnya Di kawasan Citraland Talassa
city ,Kapasa,Tamanlanrea,Makassar,Sulawesi Selatan.Tahap awal pembangunan
kawasan sekolah Ciputra Kasih terdiri dari Bangunan utama,Kantin sekolah dan
lapangan basket .

G. Jadwal Pelaksanaan Proyek


Pada saat kami mulai Praktik Industri (PI) pekerjaan telah
dilaksanakan selama 8 minggu, dimana pekerjaan dimulai pada tanggal 8
Mei 2023 dan kami masuk pada tanggal 27 Juni 2023. Bobot pekerjaan
yang telah dicapai sebelum kami melaksanakan Praktik Industri adalah

13
sebesar 3,46%. Kami melaksanakan Praktik Industri (PI) selama 2 bulan
atau 8 minggu (27 Juni – 31 Agustus 2023) , dan bobot pekerjaan yang
telah tercapai pada saat selesai Praktik Industri (PI) adalah sebesar 20.01%
.

14
Gambar 2. 2Jadwal Pelaksanaan Proyek / Curva s

15
BAB III URAIAN PRAKTIK

A. Pelaksanaan Praktik Industri


Proyek Pembangunan Sekolah Ciputra kasih memiliki bebarapa item
pekerjaan item pekerjaan sehingga pada kegiatan kerja praktik kami mengamati
dan mengawasi beberapa rangkaian pekerjaan yang sesuai dengan jadwal
rencana kerja di proyek, yaitu :

a) Gedung Utama
1. Struktur bawah
2. Struktur Lantai 1
3. Struktur Lantai 2
4. Struktur Lantai 3
5. Struktur Lantai 4

B. Tenaga Ahli & Pekerja


1. Manajer Pelaksana
2. Site Manager
3. Quality Control
4. Ahli K3
5. Surveyor
6. Operator Alat Berat (HSPD, PC 200 dan D3)
7. Mandor
8. Pekerja Tukang Batu
9. Pekerja Tukang Kayu
10. Pekerja Tukang Besi
11. Pekerja Tukang Alumium
12. Pekerja Harian Kantor

C. Pelaksanaan Safety Talk

16
Dalam setiap pekerjaan konstruksi membutuhkan manajemen konstruksi
yang baik agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diinginkan atau
maksimal. Pelaksanaan manajemen konsruksi sangat diperlukan saat pekerjaan
proyek dilakukan. Salah satu dari pelaksanaannya Manajemen Konstruksi yaitu
keselamatan dalam bekerja. K3 merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam duni konstruksi. Dimana keselamatan para pekerja dalam dunia konstruksi
merupakan hal yang sangat terpenting.

Gambar 3. 1 Safety Talk

Adapun pelaksanaan manajemen konstruksi pada tiap pekerjaan sesuai


dengan tahap manajemen konstruksi adalah sebagai berikut :

D. Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Pelaksanaan pekerjaan yang benar dan sesuai denga prosedur dalam
sebuah proyek konstruksi akan menghasilkan konstruksi yang baik pula.
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh kontraktor (pelaksana) dimana
nantinya pekerjaan tersebut akan diawasi dan di evaluasi oleh Mk.
Pelaksanaan pekerjaan dalam sudut pandang MK meliputi beberapat hal
yaitu:

a) Metode Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan sebuah proyek, diperlukan
adanya metode yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan kerja.
Dalam sudut pandang manajemen Konstruksi metode yang

17
digunakan oleh para pelaksana lapangan harus mendapat
persetujuan dari pihak Manajemen Konstruksi (pengawas). Metode
yang digunakan harus sesuai dengan prosedur dan apabila ada
perubahan maka pihak kontraktor harus berdiskusi terhadap pihak
perencana dan pengawas (MK). Metode-metode pekerjaan yang
digunakan dalam proyek pembangunan Sekolah Ciputra Kasih,
adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Bekisting
Metode bekisting kayu adalah metode pekerjaan besting
yang menggunakan bahan utama plywood (corniplek). Metode
bekisting kayu ini digunakan untuk pembuatan plat lantai,
bekisting balok, bekisting kolom dan bekisting tangga
2. Pekerjaan pembesian
-Metode penyetekan (stek)
Metode stek besi adalah metode pengerjaan pembesian
yangdilakukan dengan cara pengeboran pada beton lalu
memasukkan besidan dilakukan pengeleman. Metode stek ini
digunakan untuk penyambungan balok dan sloof (tiebeam).
- Metode Tulangan Sepihak
Metode tulangan sepihak adalah metode pekerjaan
pembesian yang dilakukan dengan cara memasang tulangan pada
bagian tengah kolom, dengan posisi lurus atau miring, mirip seperti
sengkang. Metode ini digunakan untuk pembuatan kolom.
3. Pekerjaan Pengecoran
Metode pengecoran pada proyek ini adalah metode cor
konvensional. Metode pengecoran konvensional adalah pengecoran
dilakukan langsung diarea yang sudah di pilih untuk dilakukan
pengecoran.
4. Pekerjaan Pengukuran
- Metode Pengukuran theodolite
Metode pungukuran dengan theodolite adalah metode yang

18
dilakukan dengan alat bantu theodolite. Dimana metode ini
digunakan untuk pengukuran antar as kolom serta pengukuran
untukbekisting kolom, dengan arah bidang horizontal.
- Metode Pengukuran Auto Level
Metode pengukuran auto level adalah metode yang dilakukan
dengan alat bantu waterpass. Dimana metode ini digunakan untuk
pengukuran leveling pengecoran, leveling plat serta leveling
bekisting.

19
E. Uraian Pelaksanaan Praktik Industri
a) Pekerjaan Struktural
1) Kolom

Gambar 3. 2 Denah Kolom Gedung utama sekolah ciputra kasih


Pada Gambar 3.2 Denah Kolom Gedung utama sekolah ciputra
kasih
dimana luasan bangunan adalah 1,411 m2 dan memiliki 5 jenis kolom
dimana terdapat 1 kolom utama dan 4 kolom praktis .

20
Gambar 3. 3 detail kolom utama dimensi 600x600 mm
Pada Gambar 3.3 detail kolom utama dengan dimensi 600 x
600 mm ,Tinggi kolom 3,85 M Pada lantai 1 dan pada lantai 2
memiliki tinggi 3,4 M , tulangan utama mengunakan besi Diameter 19
mm sebanyak 16 batang ,kemudian pada sengkang di gunakan besi
diameter 13 mm dan jarak kait 100 mm , dengan Mutu Beton fc’ 25
MPa .
Kemudian pada gedung utama juga tedapat 4 jenis kolom praktis
yaitu :
Tabel 3. 1 Kolom praktis

Gambar 3. 4 Detail Kolom praktis 1

21
Pada Gambar 3.4 detail kolom Praktis 1 dengan dimensi 130 mm x
130 mm , tulangan utama mengunakan besi Diameter 10 mm sebanyak

Gambar 3. 5 Detail Kolom Praktis 2


4 batang ,Kemudian pada sengkang di gunakan besi diameter 8 mm
dan jarak Kait 150 mm ,dengan mutu beton fc’25 Mpa.
Pada Gambar 3.5 detail kolom Praktis 2 dengan dimensi 130 mm x
130 mm , tulangan utama mengunakan besi Diameter 8 mm sebanyak
4 batang ,Kemudian pada sengkang di gunakan besi diameter 6 mm
dan jarak Kait 150 mm ,dengan mutu beton fc’25 Mpa.
Pada Gambar 3.6 detail kolom Praktis 3 dengan dimensi 130 mm x
300 mm , tulangan utama mengunakan besi Diameter 10 mm sebanyak
6 batang ,Kemudian pada sengkang di gunakan besi diameter 8 mm
dan jarak Kait 150 mm ,dengan mutu beton fc’25 Mpa

22
Gambar 3. 7 Detail kolom praktis 4
Pada Gambar 3.7 detail kolom Praktis 4 dengan dimensi 130 mm x
500 mm , tulangan utama mengunakan besi Diameter 10 mm sebanyak
8 batang ,Kemudian pada sengkang di gunakan besi diameter 8 mm
dan jarak Kait 150 mm ,dengan mutu beton fc’25 Mpa

a. Pemasangan tulangan

Gambar 3. 8 Detail potongan Kolom Utama

23
Gambar 3.8 Detail potongan kolom utama , dapat di lihat
kolom memliki tinggi 3400 mm atau 3,4 M , tulangan utama
mengunakan besi Diameter 19 mm sebanyak 16 batang ,kemudian
pada sengkang jarak tidak boleh melebihi 100 mm .

Gambar 3. 9 Proses penekukan besi mengunakan


alat Bar bender
Gambar 3.9 penekukan ataupun pembengkokan besi dilakukan
mengunakan alat bar bender untuk membuat tekukan pada tulangan
utama maupun pembengkokan untuk pembuatan sengkang sebelum
pemasangan pembesian pada kolom .

Gambar 3. 10 Pemasangan Sengkang Pada Kolom

24
Setelah di lakukan penekukan pada besi dan pembuatan begel
mengunakan alat bar bender ,di lakukan pemasangan besi tulangan dan
sengkang seperti pada gambar 3.10 Pemasangan sengkang pada kolom .

Gambar 3. 11 Pemasangan beton


decking pada kolom
Pada gambar 3.11 pemasangan beton decking ,Beton decking
yang di gunakan pada kolom memiliki tebal 3 cm dengan jarak
pemasang ¼ tinggi kolom dari atas dan bawah kemudian jarak
pada bagian tengah ½ tinggi kolom .

b. Pembuatan bekisting
Dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan begisting kolom
dan pemberian stek besi untuk slab dan tulangan atas tie beam
lantai Ground. Bekisting yang digunakan pada proyek ini
menggunakan baja sebagai balok bekisting dan triplek UCA
Phendolic Film Face Plywood dengan tebal 12 mm untuk papan
bekisting dengan dimensi kolom 60x60 cm

25
Gambar 3. 12 Skema Balok baja untuk bekisting
Susunan pada penepatan pemasangan balok baja sebagai
pengikat harus sesuai seperti pada gambar 3.12 .

Gambar 3. 13 Papan tripleks setelah di beri pelumas.


Sebelum dilakukan pemasangan bekisting, papan bekisting di
olesi pelumas terlebih dahulu seperti pada gambar 3.13 . Hal ini
dilakukan agar cor tidak melengket pada papan bekisting pada saat
dilepas.

26
Gambar 3. 14 Pemasangan bekisting kolom
Setelah papan bekisting diberi pelumas maka dilakukan
pemasangan bekisting pada tulangan kolom. Untuk penguncian
bekisting menggunakan balok baja yang bertujuan agar dimensi
kolom tetap sesuai dengan perencanaan.

Gambar 3. 15 kontrol dimensi dan ketegakan


kolom mengunakan unting-unting
Gambar 3.15 Setelah dilakukanya pemasangan bekisting
surveyor wajib melakukan kontrol mengunakan unting-unting agar
dimensi dan ketegakan kolom tetap sesuai dengan perencanaan .

c. Pengecoran

27
Pada proyek ini pengecoran kolom di lakukan mengunakan
concrete pump sebagai penyalur beton ke dalam bekisting
kolom. Pengecoran menggunakan beton ready mix dengan
mutu beton FC 25 Mpa.

Gambar 3. 16 Pengujian slump test


pengujian slump test di lakukan sebelum pengecoran,nilai
slump harus di angka ± 2 dari 10 cm jika tidak sesuai standar
maka perusahaan penyedia beton harus menganti beton ready
mix yang telah di order,pada gambar 3.16 nilai uji slump
adalah 11 cm (sesuai standard).

Gambar 3. 17 Pembuatan benda uji silinder

28
Setelah di lakukan pengujian slump ,Pihak perusahaan
beton juga membuat benda uji silinder atau kubus yang
nantinya akan di lakukan pengujian Kuat tekan di laboratorium

Gambar 3. 18 Pengecoran kolom


mengunakan concrete pump
Pengecoran pada kolom di lakukan mengunakan concrete
pump sebagai penyalur beton ke bekisting seperti pada Gambar
3.18 .

Gambar 3. 19 (a) Pengecoran kolom di bantu dengan alat pemadat


concrete vibrator (b) gambar alat vibrartor
Pada gambar 3.19 terdapat 3 pekerja, 1 dari 2 pekerja
berfokus mengoperasikan concrete vibrator untuk pemadatan

29
beton yang bertujuan agar tidak terjadinya segregasi pada beton
.
d. Pembukaan bekisting

Gambar 3. 20 pembukaan bekisting kolom


Pada gambar 3.20 Pembukaan bekisting kolom di lakukan
1-2 hari setelah pengecoran kolom ,setelah di buka akan di
lakukan pengecekan jika terdapat honey cumb atau segregasi
pada kolom ,kolom akan segera di perbaiki dengan cara di
tambal mengunakan aduakan semen dan pasir.
Pada Gambar 3.21 Honey comb pada kolom ,ini terjadi di

Gambar 3. 21 Honey comb pada kolom


karenakan dua sebab yang pertama karnea pengunaan vibrator
yang kurang maksimal dan yang kedua pada dasar bekisting
kolom ada kebocoran sehingga air beton keluar dan tersisa
hanyalah kerikil saja.

30
b) Balok

Gambar 3. 22 Denah Balok lantai 2

Balok merupakan bagian dari sebuah struktur yang


menahan beban yang ditransfer dari plat ke balok lalu ke kolom

31
dan akhirnya ke pondasi. Pada Gambar 3.22 dapat dilihat gedung
utama sekolah ciputra kasih memiliki 4 pembagian jenis balok
yaitu ;
 Balok induk
 Balok anak
 Balok kantilever
 Balok kanopi
1. Pemasangan Bekisting

Gambar 3. 23 (a) pemasangan kayu mal untuk dudukan


bekisting (b) pemasangan triplek untuk bekisting
Pada gambar 3.23 Pemasangan kayu mal sebagai dudukan
tripleks di atas scafolding . Bekisting yang di gunakan pada balok
adalah kayu mal ukuran 4 x 9 cm sebagai pengikat dan dudukan
dengan papan triplek UCA Phendolic film face plywood dengan
ketebalan 12 mm sebagai cetakan bekisting.

Setelah dudukan balok terpasang tripleks akan di lumuri


pelumas kemudian di pasang sesuai detail dimensi balok ,

32
Gambar 3. 24 Pemasangan bekisting balok
kantilever yang telah di ldi lapisi pelumas
seperti pada gambar 3.24 pemasangan bekisting balok
kantilever yang telah di lapisi pelumas.

2. Tulangan Balok

Gambar 3. 25 Pemasangan tulangan balok


Berbeda dengan kolom ,pembesian pada balok di lakukan
dengan 2 cara yang flexsibel ,yang pertama setelah bekisting
terpasang dan sudah di lapisi pelumas seperti pada gambar 3.25
pemasangan tulangan balok pada bekisting yang sudah rampung
,dan yang ke 2 beberapa bekisting yang belum rampung tapi
telah di lakukan pemasangan pembesian contohnya pada gambar
3.26 tulangan balok induk .

33
Gambar 3. 26 Tulangan balok induk
Pada proyek ini detail pembesian balok tidak mengunakan
gambar potongan sebagai acuan namun langsung mengunakan
tabel detail balok seperti pada tabel 3.2 detail balok
induk ,contohnya pada detail balok induk G2A5-1 dimensi
balok adalah 250 x 500 mm pada posisi tumpuan tulangan atas
terdiri dari 4 batang besi diameter 16 mm ,tulangan atas
lapangan terdiri dari 2 batang besi diameter 16 mm,pada
tulangan samping terdiri dari 2 batang besi diameter
10 ,tulangan bawah terdiri dari 2 bataang besi diameter 16
untuk tumpuan dan lapangan kemudian sengkang mengunakan
besi diamter 10 mm dengan jarak 100 mm pada tumpuan dan
200 mm pada lapangan .

Tabel 3. 2 Detail Balok Induk

34
Tabel 3. 3 Detail Balok Anak

Tabel 3. 4 Detail Balok Kantilever

35
3. Pengecoran

Gambar 3. 27 Pengujian slump test


Pengujian slump test di lakukan sebelum pengecoran,nilai
slump harus di angka ± 2 dari 10 cm jika tidak sesuai standar maka
perusahaan penyedia beton harus menganti beton ready mix yang
telah di order,pada gambar 3.27 nilai uji slump adalah 13 cm
(memenuhi standard).

Gambar 3. 28 Pembuatan benda uji kubus


Setelah di lakukan pengujian slump ,Pihak perusahaan
beton juga membuat benda uji silinder atau kubus seperti gambar
3.28 pembuatan benda uji kubus yang nantinya akan di lakukan
pengujian Kuat tekan di Laboratorium .

36
pengecoran Balok di lakukan bersamaan dengan
pengecoran plat ,pada pengecoran balok di lakukan pemadatan
mengunakan concrete vibrator seperti pada gambar 3.29 proses
pengecoran balok,Mutu beton yang di gunakan adalah fc’ 25 MPa .

Gambar 3. 29 Pengecoran balok mengunakan concrete


pump dan di padatkan mengunakan concrete vibrator.
4. Pembukaan Bekisting

Pembukaan bekisting balok di lakukan setelah beton


berumur 14 hari dengan syarat 2 lantai di atasnya sudah selesai
pengecoran .

Gambar 3. 30 Pembukaan scafolding dan


bekisting balok lantai 1

37
Pada gambar 3.30 pembukaan scafolding dan bekisting
lantai 1 di lakukan saat lantai 3 telah selesai di lakukan
pengecoran .

c) Plat

Plat lantai merupakan lantai yang tidak terletak di atas


tanah secara langsung, yang merupakan lantai pembatas antara
tingkat satu dengan tingkat selanjutnya.

Gambar 3. 31 Denah Plat lantai 4

38
Pada Gambar 3.31 Pada gedung utama plat lantai memiliki
tebal 15 cm pada lantai utama dan 13 cm pada kantilever lantai
2,3,dan 4.
1) Bekisting
Sama seperti balok ,Bekisting yang di gunakan pada plat
adalah kayu mal 9 x12 mm sebagai dudukan ,triplek yang di
gunakan adalah triplek UCA Phendolic film face plywood 12
mm sebagai cetakan dan di tumpu mengunakan scafolding Baja .

Gambar 3. 32 (a) Pembuatan bekisting pelat (b)


tampak baawah susunan bekisting pelat

Gambar 3.32 Pembuatan bekisting balok dan plat dilakukan


secara bersamaan karena monolit, plat lantai dihimpit oleh ke
empat sisi balok secara langsung.

Gambar 3. 33 Pengolesan pelumas pada triplek

39
Sebelum melanjutkan ke tahap pengecoran triplek bekisting
akan di lapisi pelumas seperti pada gambar 3.33 ,cara ini sangat
efektif terhadap pembukaan bekisting yang lebih cepat dan hasil
permukaan beton setelah kering akan lebih mulus .

2. Tulangan

Gambar 3. 34 Detail pelat S1


Gambar 3.34 detail pelat s1 pada tulangan atas di gunakan
besi ulir diameter 10 mm dengan jarak kait pada arah Lx 400 mm
dan pada arah Ly 200 mm pembesian tulangan atas tidak sampai ke
bagian tengah pelat, kemudian pada tulaangan bawah jarak kait
arah Lx 400mm dan arah Ly 400 mm.

Gambar 3. 35 Detail Pelat lantai S2

Gambar 3.35 detail pelat s2 pada tulangan atas dan bawah


di gunakan besi ulir diameter 10 mm dengan jarak kait pada arah
Lx 200 mm dan pada arah Ly 200 mm dan ketebalan pelat 120
mm.

40
Gambar 3. 36 Detail Pelat s3
Sama dengan Gambar 3.35 ,Gambar 3.36 juga di gunakan
besi ulir diameter 10 mm dengan jarak kait pada arah Lx 200 mm
dan pada arah Ly 200 mm dHanya saja ketebalan pelat adalah 150
mm.
Pada gambar 3.27 pemasangan tulangan pelat di lakukan

Gambar 3. 37 Pemasangan
tulangan pelat .
setelah bekisting di lapisi pelumas dan pemasangan tulangan balok
selesai agar balok dan pelat dapat saling mengikat .

41
Gambar 3. 38 Pemasangan beton decking pada pelat
tebal beton decking yang di gunakan pada pelat lantai ada 3
cm ,beton decking berfungsi untuk tumpuan tulangan agar tulangan
tidak menyentuh bekisting .

3. Pengecoran Pelat Lantai

Sama seperti balok dan Kolom mutu beton yang di gunakan


pada pelat adalah Fc’ 25 Mpa,

Gambar 3. 39 Slump test


Pengujian slump test di lakukan sebelum pengecoran,nilai slump
harus di angka ± 2 dari 10 cm jika tidak sesuai standar maka
perusahaan penyedia beton harus menganti beton ready mix yang
telah di order,pada gambar 3.39 nilai uji slump adalah 12 cm
(memenuhi standard).

42
Gambar 3. 40 Pembuatan benda uji silinder

Setelah di lakukan pengujian slump ,Pihak perusahaan


beton juga membuat benda uji silinder seperti gambar 3.40
pembuatan benda uji kubus yang nantinya akan di lakukan
pengujian Kuat tekan di Laboratorium .

Gambar 3. 41 Pengecoran plat lantai


pada gambar 3.41 pelaksanaan pengecoran di lakukan
mengunakan concrete pump sebagai penyalur beton dari mobil
mixer ke bekisting pelat .

43
4. Pembukaan Bekisting
Sama seperti balok Pembukaan bekisting Pelat di lakukan
setelah beton berumur 14 hari dengan syarat 2 lantai di atasnya
sudah selesai pengecoran .

Gambar 3. 42 Pembukaan Bekisting pelat


Pada gambar 3.42 pembukaan scafolding dan bekisting
lantai 1 di lakukan saat lantai 3 telah selesai di lakukan pengecoran
.

d) Tie Beam

44
Tie beam adalah elemen struktur yang terdapat pada
bangunan gedung atau bangunan yang menggunakan pondasi
dalam atau pondasi dangkal .

Gambar 3. 43 denah tie beam

45
Pada Gambar 3.43 Denah tie beam, pada bangunan utama
saling terhubung ke bangunan kantin dan lapangan basket .

1. Tulangan
Pada proyek ini memiliki dua jenis skematik pada
pembesian tie beam dapat di lihat pada gambar 3.44 di mana pada
skematik peningian ada jarak anatara pilecap dengan tie beam
sedangakn skematik penulangan tie beam di atas Top c ,penulangan
antara tie beam dan pile cap saling mengikat .

Gambar 3. 44 (a)Skematik Penulangan tie beam di atas top c


(b) skematil peninggian tie beam

Tabel 3. 6 Tabel detail penulangan pada tie beam

sama seperti balok pendetailan pada tie beam tidak


mengunakan gambar namun mengunakan tabel untuk detail

46
penulangan contohnya pada tabel 3.6 ,detail tie beam TB3-1
memiliki dimensi 150 x300 mm dengan tulangan atas besi ulir
diameter 13 mm dan tulangan bawah 13 mm ,kemudian sengkang
diameter 10 mm dengan jarak 200 mm.

2. Bekisting

Gambar 3. 45 Bekisting pada tie beam


Bekisting yang di gunakan pada Tie beam adalah kayu
mal 9 x 12 cm sebagai pengikat dengan papan triplek UCA
Phendolic film face plywood tebal 12 mm sebagai cetakan.

Gambar 3. 46 Proses pemasangan tie beam


Pada gambar 3.46 pemasangan bekisting tie beam di
lakukan dengan cara meratakan permukaan tanah lalu di lapisi

47
campuran semen dan pasir kemudian akan di pasang papan
bekisting dan di topang mengunakan kayu mal .

3. Pengecoran

Sama seperti balok,Kolom dan pelat mutu beton yang di


gunakan pada Tie beam adalah Fc’ 25 Mpa,

Gambar 3. 47 slump test


Pengujian slump test di lakukan sebelum pengecoran,nilai
slump harus di angka ± 2 dari 10 cm jika tidak sesuai standar maka
perusahaan penyedia beton harus mengganti beton ready mix yang
telah di order,pada gambar 3.47 nilai uji slump adalah 12 cm
(memenuhi standard).

48

Gambar 3. 48 Pembuatan benda uji silinder


Setelah di lakukan pengujian slump ,Pihak perusahaan
beton juga membuat benda uji silinder seperti gambar 3.48
pembuatan benda uji kubus yang nantinya akan di lakukan
pengujian Kuat tekan di Laboratorium .

Gambar 3. 49 Pengecoran pada tie beam


Pada Gambar 3.47 Pengecoran tie beam di lakukan
mengunakan concrete pump .

Gambar 3. 50 Pengecoran langsung tampa concrete pump


Gambar 3.50 tie beam yang masih dapat di cakup oleh
mobil mixer akan di lakukan pegecoran secara langsung .
4. Pembukaan bekisting tie beam

49
Gambar 3. 51 Pembukaan bekisting tie beam
Pembukaan bekisting tie beam di lakukan setelah beton ber

umur 1 - 2 hari ,setelah di buka akan di lakukan penimbunan

untuk pemasangan pelat lantai.

Gambar 3. 52 Pemadatan Tanah mengunakan


alat stamper
setelah di lakukanya penimbunan , akan di lakukan
pemadatan timbunan mengunakan alat stamper seperti pada
gambar 3.52.

50
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan
Pada program Praktik Industri, kami dituntut untuk terjun lansung ke
lapangan. Praktik Industri yang kami laksakan di PT.Tatamulia Nusantara
indah dari 27 Juni – 31 Agustus 2023 banyak hal yang menjadi bahan
pembelajaran dan evaluasi dalam proyek konstruksi. Terdapat beberapa hal
yang kami dapat simpulkan dari praktek industri yang kami lakukan pada
proyek pembangunan Sekolah Ciputra Kasih.
1. Mahasiswa telah dapat mengetahui cara penanganan atau
pengawasan suatu peroyek serta koordinasinya di lapangan.
2. Mahasiswa telah dapat mengetahui secara langsung kendala-
kendala di lapangan dalam pembangunan suatu proyek
3. Mahasiswa telah dapat memberikan penilaian atas potensi,
kemampuan, yang selama ini ia dapatkan di kampus dengan
tantangan dunia kerja (lapangan) yang sebenarnya.

51
4. Keterlambatan pelaksanaan proyek dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya, faktor ketersediaan material, faktor
mobilisasi alat, faktor sumber daya manusia, dan fakor kurang
matangnya perencanaan
B.Saran

1. Dalam proses pendistribusian logistik perlu diperhatikan agar


tidak terjadi kendala sehingga pekerjaan proyek yg dilakukan bisa
berjalan sesuai dengan jadwal pekerjaan.

2. Dalam penambahan pekerja perlu dilakukan sesuai dengan


kebutuhan pekerjaan agar tidak terjadi penambahan yang sia-sia
dan tepat sasaran serta melakukan manajemen pekerjaan dengan
tepat sasaran.

3. Perlu adanya koordinasi lebih lanjut antara konsultan pengawas


dengan pelaksana agar tidak terjadi miss komunikasi dalam setiap
item pekerjaan agar pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan
lebih baik dan efektif sehingga pekerjaan sesuai dengan jadwal
pekerjaan.

4. Perlunya diadakan peningkatan prestasi kerja agar para pekerja


benar-benar bekerja tepat waktu sehingga pekerjaan yang
diharapkan dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan
dan dapat dilaksanakan dengan lancar sesuai dengan Time
Schedule .

52
DAFTAR PUSTAKA
https://civillenial.blogspot.com/2019/12/metode-pelaksanaan-
pondasi-footplat.html
https://www.rumah.com/panduan-properti/sloof-adalah-58305
https://adoc.pub/queue/no-
title0fbd719b8231339ca2b8770e32271bdd4320.html
https://www.gramedia.com/best-seller/sloof/
https://123dok.com/article/pekerjaan-kolom-a-pendahuluan-
metode-pelaksanaan-konstruks.yjom31mz
https://arafuru.com/sipil/metode-pelaksanaan-pekerjaan-plat-lantai-
beton.html

53
LAMPIRAN

54

Anda mungkin juga menyukai