DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
........................................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................................iii
BAB I .............................................................................................................................................. iv
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. iv
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... iv
1.2. Maksud dan Tujuan Pekerjaan .......................................................................................v
1.3. Sasaran ...........................................................................................................................v
1.4. Lokasi Pelaksanaan.........................................................................................................v
1.5. Ruang Lingkup Pekerjaan .............................................................................................. vi
BAB II ............................................................................................................................................. 7
PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................................................................................................... 7
2.1. Proses Pekerjaan ........................................................................................................... 7
2.2. Pekerjaan Persiapan...................................................................................................... 7
2.3. Pekerjaan Survei............................................................................................................ 7
2.3.1. Survei pendahuluan (Reconnaissance Survey) ...................................................... 8
2.3.2. Survei hidro-oseanografi dan topografi ................................................................ 9
2.3.3. Survevi pengukuran besar dan arah arus............................................................ 14
2.3.4. Pengambilan contoh air laut ............................................................................... 14
2.3.5. Survei geologi dan mekanika tanah .................................................................... 14
2.3.6. Pengujian laboratorium ...................................................................................... 16
2.4. Site Plan dan Preliminary Design ................................................................................ 16
2.5. Detail Desain ............................................................................................................... 17
2.5.1. Pengembangan desain ........................................................................................ 17
2.6. Penyiapan Dokumen Tender ....................................................................................... 20
BAB III .......................................................................................................................................... 21
REALISASI PEKERJAAN ................................................................................................................. 21
III 1. Pekerjaan Persiapan.................................................................................................... 21
III 2. Pekerjaan survei .......................................................................................................... 21
III 1. Dokumentasi Pekerjaan .............................................................................................. 23
KATA PENGANTAR
Makassar, 24-11-2022
CV. MEUTIA MULTI KONSULTAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. 1 Lokasi studi perencanaan Seawall. .............................................................. vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Daerah pantai atau pesisir mempunyai sifat yang dinamis dan rentan terhadap perubahan
lingkungan, baik karena proses alami maupun aktivitas manusia. Manusia melakukan
berbagai aktivitas untuk meningkatkan taraf hidupnya, sehingga dapat melakukan perubahan
– perubahan terhadap ekosistem dan sumber daya alam yang berpengaruh terhadap
lingkungan di daerah pantai.
Kota Makassar memiliki banyak wilayah pesisir, salah satunya pantai yang berada di
Kawasan Metro Tanjung Bunga dan di Pulau Lae – Lae. Pada kedua pantai tersebut telah
terjadi pengikisan bibir pantai (abrasi pantai) yang mengakibatkan mundurnya garis pantai,
untuk mencegah rusaknya wilayah yang terdampak akibat abrasi maka dibutuhkan pelindung
yang dapat melindungi bibir pantai, salah satunya yaitu melakukan perencanaan tembok laut
sebagai pengaman abrasi untuk melindungi bibir pantai.
Pergerakan air pasang mempunyai peran yang sangat besar terhadap tingkat sedimentasi
dan sedimen yang tersuspensi, masing – masing pasang surut memiliki karakteristik
tersendiri yang mempengaruhi besaran perpindahan massa air yang membawa sedimen
(Wisha dkk 2016). Perubahan konsentrasi sedimen memiliki hubungan konsisten dengan
perubahan kecepatan pasang surut, dimana distribusi konsentrasi sedimen menurun seiring
dengan penurunan kecepatan aliran (Wen dkk 2018). Selain daripada itu ada beberapa faktor
penting juga yang dapat menjadi penyebab terjadinya abrasi, salah satunya adalah perubahan
/ penambahan bangunan pantai buatan di sekitar wilayah pantai yang ditinjau, mengingat
kondisi pembangunan pada sekitar daerah Metro Tanjung Bunga sangatlah tinggi.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut maka perlu dilakukan studi terhadap lokasi
– lokasi yang telah dianggap terjadinya abrasi, dokumen usulan teknis ini disusun untuk
kegiatan “JASA KONSULTASI PERENCANAAN ARSITEKTUR – JASA DESAIN
ARSITEKTURAL SEAWALL / PENGAMAN PANTAI”.
Tujuan dari pembuatan Laporan Bulanan ini adalah untuk memberikan gambaran secara
rinci tentang realisasi pelaksanaan pekerjaan serta pemasalahan dan pemecahannya pada
setiap bulan pelaporan.
1.3. Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini adalah tersedianya data sebagai acuan/pedoman dalam
pelaksanaan pembangunan Perencanaan Detail Engineering Design (DED) Dermaga
Penyeberangan Kayu Bangkoa Makassar beserta bangunan-bangunan pelengkapnya.
BAB II
PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1. Proses Pekerjaan
Dalam proses penyusunan dokumen Jasa Konsultasi Perencanaan Arsitektur – Jasa
Desain Arsitektural Seawall / Pengaman Pantai yang diatur pada Petunjuk teknis ini,
adalah sebagai berikut :
3) Kondisi demografi.
4) Produk Regional Domestik Bruto (PDRB), kondisi ekonomi masyarakat
dan potensi wilayah.
5) Kondisi transportasi dan aksesibilitas masyarakat.
6) Dll.
c. Peta Laut di Lokasi Studi.
2.3.2. Survei hidro-oseanografi dan topografi
Penentuan luas wilayah survey hidrografi dan topografi dapat diputuskan setelah
melakukan survei pendahuluan. Pekerjaan survei hidro-oceanografi dan topografi
dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang konfigurasi dasar laut/sungai
disekitar seawall rencana, profil/potongan melintang pantai, laut/sungai dan areal
darat, kedudukan pasang surut, kedudukan dan arah arus, arah gelombang dominan,
tinggi gelombang dan
periode gelombang dan kondisi areal darat beserta fasilitiasnya, serta pengambilan
sampel air (sedimen dasar dan layang) yang diuji komposisinya di laboratorium.
Maksud dan tujuan dari pekerjaan survey dalam hal ini terutama untuk
mendapatkan gambaran tentang :
1) Konfigurasi detil permukaan dasar laut .
2) Identifikasi proses dan laju sedimentasi.
3) Mengetahui arah dan kecepatan arus.
4) Petunjuk Teknis Penyusunan Jasa Konsultasi Perencanaan Arsitektur – Jasa
Desain Arsitektural Seawall / Pengaman Pantai.
Sebagai acuan kedalaman maupun ketinggian dipergunakan ± 0,00 LWS,
pekerjaan selanjutnya referensi ini harus dipindahkan kepada Bench Mark (BM) yang
telah dibuat dilokasi pekerjaan. Benchmark dibuat tanda pengenal berwarna biru laut
yang terdiri dari Nama BM dan Koordinat x dan y BM dalam UTM, sedangkan
koordinat z dalam m LWS.
c. Langkah Kerja :
1) Pengamatan/pencatatan pergerakan muka air dilakukan minimum selama
15×24 jam atau 30×24 jam terus menerus secara manual oleh
pengamat/surveyor atau menggunakan alat pencatat otomatis (automatic tide
gauge).
2) Kertas rekaman atau hasil pencatatan dibawa untuk diperlihatkan
kepadaTim Evaluasi Teknis saat pembahasan Laporan Antara dengan Tim
Evaluasi Teknis.
d. Untuk perhitungan-perhitungan konstanta harmonis, duduk tengah, air tinggi yang
dapat dicapai maupun LWS mempergunakan metode Admiralty.
e. Elevasi LWS harus dipindahkan ke bench mark yang ada pada bagian yang aman,
terlindung dan mudah terlihat.
2. Bathimetri
a. Peralatan Utama
Untuk pekerjaan Hydrografi harus mempergunakan peralatan minimum :
1) Alat Pencatat Koordinat/GPS map.
2) Alat perum gema dengan pembaca analog dan/atau digital.
3) Mempunyai frekuensi operasi untuk dual/single frekuensi, yaitu 30-33 Hz
dan 200-300kHz.
4) Rentang gema 30-33 Hz <5o, 200-300 kHz <2.5o.
5) Pengaturan kecepatan gema dapat disesuaikan untuk 1400 – 1600 m/s, rentang
1 m/s.
6) Akurasi kedalaman 1% (satu perseratus).
b. Peralatan Bantu
Kapal survey yang digunakan dalam kegiatan survey ini, mempunyai
beberapa ketentuan:
1) Kapal yang akan melakukan pekerjaan survei harus sesuai dengan semua
peraturan yang relevan, izin, lengkap dan mampu beroperasi dengan
aman dan melakukan pekerjaan survei.
2) Kapal yang digunakan mempunyai system pasokan listrik yang mampu
memasok semua instrumen survei dan sistem komputer secara berkelanjutan
dan stabil.
3) Kapal memiliki peralatan keselamatan standard.
4) Peralatan didalam kapal, mampu untuk menunjang kegiatan survey,
seperti: Kegiatan perekaman dan akuisisi data lapangan yang tersambung
dan terintegrasi pada peralatan survey. Dengan tidak melupakan kegiatan
keamanan dan keselamatan navigasi kapal dan mampu menarik peralatan
survey pada tingkat kestabilan tertentu yang dibutuhkan untuk
pengambilang data lapangan.
5) Koordinat-koordinat titik-titik dalam peta hydrografi harus menggunakan
koordinat geografis (dapat dengan DGPS), atau dapat menggunakan
koordinat lokal (x,y) atau UTM (dengan persetujuan Pemberi Pekerjaan).
6) Pengukuran-pengukuran sudut dalam penentuan titik referensi dan beacon
maupun azimuth digunakan theodolit Wild T2.
7) Pengukuran jarak basis lebih dari 200 m diukur dengan alat ukur optis
(theodolite Wild T2), untuk jarak basis kurang dari 200 m boleh memakai
alat pengukur panjang pita baja (meetband).
8) Petunjuk Teknis Penyusunan Jasa Konsultasi Perencanaan Arsitektur –
Jasa Desain Arsitektural Seawall / Pengaman Pantai.
9) Kedalaman diukur dengan alat perum gema (Echosounder) dengan ketelitian
yang tinggi dan telah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas. Alat perum
gema yang dimaksud adalah alat gema yang menggunakan kertas pencatat
kedalaman dan bukan sinar.
10) Posisi pemeruman (sounding).
Posisi sounding ditentukan dengan salah satu dari cara-cara sebagai berikut:
1) Cara Snellius dengan mengunakan 2 buah sextant
2) Bila terdapat areal di dekat garis pantai yang tidak dapat disounding,
maka kedalamannya harus diukur dengan bandul pengukur hand-load atau
disipat datar (levelling) dari darat.
Gambar II. 4 (a) Pengukuran dengan sextant, (b) Alur perjalanan pemeruman, (c)
Penentuan kedalaman.
3. Survey Topografi
b. Pekerjaan Sondir
Konsultan diminta melakukan pekerjaan sondir untuk mendapatkan gambaran
dan hubungan antara kedalaman lapisan tanah dengan kekerasan atau kepadatannya,
serta untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras bila ada. Alat sondir yang
dipakai adalah type Dutch Penetrometer yang mempunyai konus dengan luas 10 cm 2
dan sudut lancip 60°. Untuk mengukur perlawanan ujung alat sondir dilengkapi
dengan mantel (sleave) yang berdiameter sama dengan konus dan selimut (100 cm2)
untuk mengukur lekatan (friction) dari lapisan tanah.
Kapasitas minimal alat sondir disyaratkan harus mampu menembus
lapisan-lapisan tanah keras tahanan ujung qc lebih dari 200 kg/cm2.
1) Metode Pelaksanaan Sondir
Letak titik-titik penyondiran harus sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan pemberi tugas. Peralatan sondir dan perlengkapan harus sudah berada
di lapangan sebelum pelaksanaan, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
Dalam pelaksanaannya, alat sondir harus dijangkar ke dalam tanah atau
plat form atau diberi pemberat yang cukup, antara lain drum yang diisi air, agar
alat sondir cukup kokoh dan tidak terangkat pada waktu konus menembus tanah
keras. Besaran-besaran yang hendak di peroleh dari penyondiran ini adalah
hubungan antara kedalaman dengan:
tahanan ujung (end resistance).
tahanan geser setempat (local friction).
jumlah tahanan (total friction).
Untuk dapat mendapatkan harga-harga tersebut, konus ditekan ke dalam
tanah dengan tenaga mekanis dari peralatan sondir dengan perantaraan
batang-batang sondir. Pembacaan dilakukan setiap interval 20 cm dan pada saat
dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 cm/detik. Besarnya perlawanan
konus dan tahanan geser dibaca pada parameter.
2) Kedalaman Sondir
Sondir dapat dihentikan dengan ketentuan sebagai berikut :
Perlawanan konus sudah mencapai lebih dari 200 kg/cm.
Kriteria lebih dari 200 kg/cm2 adalah bila konus yang bersangkutan tidak
dapat lagi masuk lebih dalam setelah di coba menekan konus tiga kali
berturut-turut. Apabila diperkirakan konus kena batu atau kedalaman stang
sondir masih rendah, sondir perlu dipindahkan ke tempat yang baru.
Kedalaman sondir mencapai 30 m dari permukaan tanah/dasar laut. Apabila
sampai dengan kedalaman tersebut belum mencapai lebih dari 200 kg/cm2,
Konsultan harus konsultasi dengan pemberi tugas/tim evaluasi.
7. Desain rinci
Kegiatan ini meliputi analisis model numerik/matematik, perencanaan bangunan
pantai, perhitungan volume dan rencana anggaran biaya. Dimensi bangunan diperoleh
berdasarkan hasil perhitungan hidrolis serta didukung hasil penyelidikan mekanika tanah
BAB III
REALISASI PEKERJAAN
III 1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan yang meliputi pekerjaan administrasi, pengumpulan
data sekunder, dan persiapan teknis telah mencapai bobot 25% dari total
bobot pekerjaan pada minggu pertama.
BULAN I BULAN II
NO ITEM PEKERJAAN VOLUME SATUAN BOBOT
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
PROGRES RENCANA MINGGUAN 25.00% 8.33% 8.33% 20.83% 12.50% 8.33% 8.33% 8.33%
PROGRES REALISASI MINGGUAN 25.00% 8.33% 8.33% 20.83%
AKUMULASI PROGRES 25.00% 33% 42% 62%
DEVIASI PROGRES 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Gambar III. 1 Time schedule realisasi pekerjaan
Pekerjaan Hidro-Oceanografi