Anda di halaman 1dari 45

PROPOSAL PENELITIAN

DAMPAK PEMBANGUNAN PELABUHAN GILI MAS


TERHADAP PEREKONOMIAN DI DESA LABUAN
TERENG

Disusun Oleh :

Baiq Amilia Rahmawati

A1A019034

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2022
PROPOSAL PENELITIAN

DAMPAK PEMBANGUNAN PELABUHAN GILI MAS


TERHADAP PEREKONOMIAN DI DESA LABUAN
TERENG

Disusun Oleh :

Baiq Amilia Rahmawati

A1A019034

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2022
ii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN...............................................................................................i
SAMPUL DALAM..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................Error! Bookmark not defined.i


DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR….......................................................................................vi
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................vii
BAB I..................................................................Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN..............................................Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang.........................................Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................8


1.4.1 Manfaat Teoritis.................................................................................8
1.4.2 Manfaat Praktis..................................................................................8
BAB II..................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................9

2.1 Landasan Teori..........................................................................................9


2.1.1 Pengertian Dampak............................................................................9
2.1.2 Pengertian Pembangunan...................................................................9
2.1.3 Analisis Dampak Pembangunan......................................................12
2.1.4 Pengertian,Jenis,dan Fungsi Pelabuhan...........................................13
2.1.5 Lingkungan Ekonomi.......................................................................16
i

2.2 Penelitian Terdahulu.....................................................................................17

2.3 Kerangka Berpikir........................................................................................24

Tabel 2.1 Kerangka Berfikir...............................................................................24


BAB III...............................................................................................................25
METODE PENELITIAN...................................................................................25

3.1 Pendekatan Penelitian..............................................................................25

3.2 Pengumpulan Data..................................................................................26


3.3.1 Informan dan Kehadiran Peneliti.....................................................26
3.3.2 Setting Lokasi..................................................................................27
3.3.3 Prosedur Pengumpulan Data............................................................28

3.4 Keabsahan Data.......................................................................................31

3.5 Analisis Data...........................................................................................33


DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................37
v

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara.............................................................................30
v

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir..............................................................................24
Gambar 3.1 Analisis Data Miles & Huberman......................................................34
v

Lembar Pengesahan

PROPOSAL SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL,……………………….

Oleh

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Prayitno Basuki, MA Muhammad Alwi, SE., MS.

NIP.196206041987031001 NIP.196012311986031024
8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mana masing-masing

pulaunya dipisahkan oleh lautan. Oleh sebab itu, kapal laut merupakan

salah satu pilihan sebagai alat transportasi antar pulau yang digunakan

untuk mengangkut kendaraan, barang ataupun penumpang. Tentu saja

kapal laut memerlukan sebuah pelabuhan yang digunakan sebagai pintu

gerbang dan untuk memperlancar hubungan antar daerah, pulau, bahkan

sampai antar benua dan bangsa yang dapat memajukan daerahnya. (Dewy,

2021:3)

Dengan adanya fungsi tersebut, maka pembangunan pelabuhan

haruslah dapat dipertanggung jawabkan baik secara sosial ekonomi

maupun teknis. Dalam hal ini, pembangunan merupakan sebuah proses

yang dilakukan dalam rangka melakukan suatu perubahan sosial

berencana, yang meliputi berbagai dimensi untuk memperjuangkan

kemajuan dalam kesejahteraan ekonomi, modernisasi, wawasan

lingkungan dan bahkan sebagai peningkatan kualitas manusia untuk

memperbaiki kualitas hidupnya untuk menjadi yang lebih baik.

(Kartono,2016: Konsep dan Teori Pembangunan)

Pembangunan wilayah (regional) merupakan fungsi dari potensi

sumber daya alam, tenaga kerja dan sumber daya manusia, investasi

modal, prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi,


9

komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan

antarwilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan

daerah, kewirausahaan (kewiraswastaan), kelembagaan daerah, dan

lingkungan pembangunan secara luas. Hal tersebut merupakan faktor

penting dalam hakikat suatu pembangunan. (Ridwan,2016:19)

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008

pasal 1 (16) dalam (D.A.Lasse, 2014) tentang pelabuhan adalah tempat

yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas–batas tertentu

sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang

dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,

dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh

kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan

pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat

perpindahan intra dan antarmoda transportasi.

Pelabuhan memiliki beberapa fungsi yang dapat dibedakan sesuai

istilahnya. Inilah beberapa fungsi tersebut:

1. Gateway

Pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang untuk bisa memasuki

suatu negara. Kapal yang berlabuh pasti bertujuan mengantarkan isi

barang atau muatan lain kepada kota lain atau bahkan negara lain.

Disini, pelabuhan berperan sebagai perantara awal proses tersebut.

2. Interface

Pelabuhan menjadi penghubung antara darat dengan lautan.


1

Misalnya seperti saat barang dari kapal akan didistribusikan melalui

daratan. Nah, pelabuhan menjadi penghubung terjadinya mobilisasi

tersebut.

3. Link

Link berarti pelabuhan berfungsi sebagai mata rantai proses

sampainya barang ke tangan konsumen. Melalui pelabuhan, barang

dari produsen yang diantar melalui kapal, akan disalurkan kepada

konsumen. Pelabuhan ini menjadi jalur mempermudah distribusi ke

tangan konsumen.

4. Industry entity

Ini berarti pelabuhan berfungsi sebagai kawasan industri. Hal ini

disebabkan karena pelabuhan lalu lintasnya semakin ramai. Alhasil,

lingkungan disekitarnya akan menjadi kawasan industri dengan

fasilitas yang memadai. (D.A.Lasse, 2014)

Pelabuhan menurut jenisnya dibagi menjadi dua jenis diantaranya

pelabuhan umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum dan

pelabuhan khusus (Pelsus dan sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2008 terminologinya adalah Tersus/Terminal Khusus) yaitu pelabuhan yang

dioperasikan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.

Pelabuhan sebagai prasarana transportasi yang mendukung kelancaran

sistem transportasi laut memiliki fungsi yang erat kaitannya dengan

faktor-faktor sosial dan ekonomi. Secara ekonomi, pelabuhan berfungsi

sebagai salah satu penggerak roda perekonomian karena menjadi fasilitas


1

yang memudahkan distribusi hasil-hasil produksi sedangkan secara sosial,

pelabuhan menjadi fasilitas publik dimana didalamnya berlangsung

interaksi antar pengguna (masyarakat) termasuk interaksi yang terjadi

karena aktivitas perekonomian.

Dalam sebuah pembangunan pasti akan menimbulkan suatu dampak

terhadap lingkungan sekitar, baik itu bersifat positif maupun negatif.

Dampak pembangunan ialah suatu perubahan yang terjadi akibat dari

suatu kegiatan atau aktivitas pembangunan yang dilaksanakan. Dampak

yang ditimbulkan akan memberikan sebuah nilai tambah ekonomi yang

akan dirasakan oleh masyarakat sekitar pembangunan tersebut.

Menurut Rohma (2017:3) pembangunan pelabuhan yang terintegrasi

dengan industri juga dapat berdampak positif bagi masyarakat, yaitu akan

memperluas lapangan kerja, memeratakan kesempatan kerja,

memeratakan kesempatan berusaha, mempertinggi pemanfaatan sumber

daya manusia dan mempercepat laju pembangunan di kawasan industri

tersebut. Kehadiran kegiatan industri di suatu pemukiman merupakan

pemasukan pengetahuan dan teknologi baru bagi masyarakat setempat.

Keberadaan industri di lingkungan pemukiman itu akan mendapatkan

dampak pada kehidupan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat setempat

dan sekitarnya, paling tidak akan merubah suasana lingkungan setempat.

Untuk dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan

yang ialah perubahan fungsi dan tata guna lahan yaitu terjadinya

perubahan mata pencaharian dan pendapatan penduduk serta penggusuran


1

wilayah tempat tinggal penduduk sekitar.

PT Pelabuhan Indonesia III atau biasa disingkat menjadi Pelindo III

adalah badan usaha milik negara yang bergerak di bidang jasa

kepelabuhanan. PT Pelindo III (Persero) yang menjalankan bisnis inti

sebagai penyedia fasilitas jasa kepelabuhanan, memiliki peran kunci

untuk menjamin kelangsungan dan kelancaran angkutan laut. Dengan

tersedianya prasarana transportasi laut yang memadai, PT Pelindo III

(Persero) mampu menggerakkan dan menggairahkan kegiatan ekonomi

negara dan masyarakat.

Berdasarkan UU No.17 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Pelabuhan Umum, PT Pelindo III (Persero) bertanggung jawab atas

Keselamatan Pelayaran, Penyelenggaraan Pelabuhan, Angkutan Perairan

dan Lingkungan Maritim. Dengan demikian status Pelindo bukan lagi

sebagai “regulator” melainkan “operator” Pelabuhan, yang secara

otomatis mengubah bisnis Pelindo dari Port Operator menjadi Terminal

Operator.

PT Pelindo III (Persero) yang berkantor pusat di Surabaya, mengelola

43 pelabuhan yang tersebar di 7 Provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan

Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 6 anak perusahaan. Dan enam anak

perusahaan terakhir, yakni PT Energi Pelabuhan Indonesia, PT Equiport

Inti Indonesia, PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia, PT Pelindo

Marine Service, PT Pengerukan Indonesia dan PT Jasa Armada Indonesia


1

Tbk bergabung dalam Sub-Holding PT Pelindo Jasa Maritim.

Salah satu Pelabuhan yang di naungi oleh PT. Pelindo III yakni

Pelabuhan Gili Mas yang ada di Desa Labuan Tereng Kecamatan Lembar

Kabupaten Lombok Barat. Pembangunan terminal Gili Mas dilakukan

mulai tanggal 22 Desember 2016. Terminal penumpang dengan panjang

dermaga 440 m2 serta memiliki bangunan dua lantai dengan total luas

lantai 1 yaitu 12.300 m2 dan lantai 2 yakni 2.000 m2.

Terminal tersebut juga diprediksi mampu menampung kapasitas

penumpang hingga 1.500 orang, dilengkapi dengan area kedatangan, area

keberangkatan, kantor bersama kegiatan kepelabuhanan, toilet hingga

ruang laktasi. Untuk luas lahan yang sudah dibebaskan sebesar 56 hektar

ditambah dengan lahan reklamasi 10 hektar, sehingga total 66 hektar. Ada

sekitar 5 persen lahan yang belum dibebaskan yang masih dalam proses

negosiasi. Sedangkan total investasi yang dikeluarkan PT Pelindo III

adalah Rp 550 miliar, termasuk pembebasan tanah dan reklamasi.

Desa Labuan Tereng sendiri merupakan satu dari 5 desa yang ada di

Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat. Luas wilayah Desa

Labuan Tereng yakni 2.856,00 Ha yang terdiri dari 13 dusun, yakni

Kebon Talo, Songkang, Tibu, Labuan Tereng, Teluk Waru, Teluk Waru

Selatan, Kesambik Rempek, Lendang Andus, Gerepek, Embung Kolah,

Pelepok, Pancor Mas, dan Tibu Lilin.

Dengan adanya Pelabuhan Gili Mas ini diharapkan dapat memberikan

manfaat terhadap Desa Labuan Tereng terutama pada aspek


1

perekonomian. Seperti yang sebelumnya banyak masyarakat yang tidak

memiliki pekerjaan tetap tetapi dengan adanya Pelabuhan Gili Mas ini

dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang luas dan meningkatkan

pendapatan masyarakat desa setempat.

Setiap program pembangunan harus memberikan perhatian kepada

masyarakat agar peluang kerja produktif dapat tercipta. Dengan adanya

perhatian khusus tersebut maka akan dapat memberikan nilai tambah

ekonomi bagi masyarakat. Agen pembangunan mempunyai

tanggungjawab untuk menyesuaikan program dan kebijakan yang dibuat

harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat sasaran (target), begitu pula

sebaliknya masyarakat sasaran akan bisa menerima program dan

kebijakan yang telah dibuat apabila sesuai dengan kebutuhannya. Pada

uraian tersebut menjadi latar belakang penelitian dengan judul “Dampak

Pembangunan Pelabuhan Gili Mas Terhadap Perekonomian di Desa

Labuan Tereng Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah dampak pembangunan

Pelabuhan Gili Mas terhadap perekonomian di Desa Labuan Tereng

Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari masalah penelitian yang telah dirumuskan, peneliti memiliki

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk


1

menganalisis dampak pembangunan Pelabuhan Gili Mas terhadap

perekonomian di Desa Labuan Tereng Kecamatan Lembar Kabupaten

Lombok Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Secara Teoritis

Manfaat yang diharapkan secara teoritis dari penelitian ini adalah

untuk memberikan sumbangan pemikiran tentang dampak

pembangunan Pelabuhan Gili Mas terhadap perekonomian di Desa

Labuan Tereng.

2. Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi

pimpinan pengelola Pelabuhan Gili Mas dan juga masyarakat desa

sekitar agar kelak permasalahan-permasalahan yang terjadi yang

dikarenakan dampak yang dimunculkan tidak terulang lagi atau

bahkan bertambah banyak.


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Dampak

Menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (KKBI:2010). Pengertian

dampak adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik

positif maupun negatif. “Pengaruh adanya daya yang ada dan timbul dari

suatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan seseorang”. “Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada

hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang

mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi”. Dampak internal adalah

dampak yang disebabkan karena faktor dari dalam masyarakat itu sendiri,

sementara dampak eksternal adalah dampak yang berasal dari luar

masyarakat. Dampak eksternal dapat dibagi menjadi dua, yaitu

eksternalitas positif dan eksternalitas negatif, yang dimaksud dengan

eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan dari suatu

tindakan yang dilakukan oleh pihak terhadap orang lain tanpa adanya

kompensasi dari pihak yang diuntungkan. Sedangkan eksternalitas negatif

apabila dampaknya bagi orang lain yang tidak menerima kompensasi

yang sifatnya merugikan.

2.1.2 Pengertian Pembangunan

Katz dalam Indrawijaya dan Pranoto (2011:34), mendefinsikan

pembangunan sebagai perubahan yang berlangsung secara luas dalam


1

masyarakat dan bukan sekedar pada sektor ekonomi saja melainkan

sektor lainnya seperti perubahan pendapatan perkapita atau perubahan

pada grafik tenaga kerja dan lainnya. Pembangunan yang merupakan

rangkaian usaha perubahan dan pertumbuhan yang berencana dilakukan

secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintahan menuju

modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.

Siagian dalam Indrawijaya dan Pranoto (2011:35), mengemukakan

arti pembangunan adalah :

a. Seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk

memperbaiki tata kehidupanya sebagai suatu bangsa, dalam berbagai

aspek kehidupan bangsa tersebut dalam rangka usaha pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan

yang terencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara

dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.

Gabungan kedua pengertian tersebut mengandung beberapa makna

sebagai berikut:

a. Pembangunan merupakan suatu proses. Oleh karena itu, harus

dilaksanakan secara terus-menerus, berkesinambungan,

pentahapan, jangka waktu, biaya, dan hasil tertentu yang diharapkan.

b. Pembangunan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar

dan merupakan hasil pemikiran sampai pada tingkat rasionalitas

tertentu.
1

c. Pembangunan dilaksanakan secara berencana.

d. Pembangunan mengarah pada modernitas dengan tujuan untuk

menemukan cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya, lebih maju,

serta dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi atau iptek.

e. Pembangunan mempunyai tujuan yang bersifat multidimensional,

meliputi berbagai aspek kehidupan bangsa dan negara, seperti aspek

politik, ekonomi, sosial-budaya, serta pertahanan dan keamanan.

f. Pembangunan ditujukan untuk membina bangsa.

Pembangunan mempunyai banyak pengertian yang didasarkan

pada sudut pandang yang berbeda-beda pula. Beberapa pengertian

pembangunan tersebut adalah:

a) Pembangunan adalah Perubahan

Perubahan dalam arti mewujudkan suatu kondisi kehidupan

bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi

sekarang.

b) Pembangunan adalah Pertumbuhan

Yang dimaksud pertumbuhan ialah kemampuan suatu negara

untuk terus selalu berkembang baik secara kuantitatif maupun

secara kualitatif.

c) Pembangunan adalah usaha yang dilakukan secara sadar

Keadaan yang lebih baik, yang didambakan oleh suatu

masyarakat, serta pertumbuhan yang diharapkan akan terus

berlangsung, tidak akan terjadi dengan sendirinya apalagi


1

secara kebetulan.

d) Pembangunan adalah sesuatu rencana yang tersusun secara rapi.

Dapat sisimpulkan bahwa pembangunan adalah suatu proses yang

dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat pada sebuah negara

dengan secara sadar dan terencana untuk menuju sebuah perubahan

kearah yang lebih baik

2.1.3 Analisis Dampak Pembangunan

Dalam pembangunan, analisis dampak sangat dibutuhkan di berbagai

lapisan pembangunan, baik pembangunan yang dilakukan oleh

kelompok masyarakat, pemerintah hingga lembaga-lembaga masyarakat

di berbagai aspek kehidupan dalam perencanaan, implementasi

hingga evaluasi pembangunan. Pembangunan terbagi dalam

pembangunan aspek fisik dan pembangunan aspek non fisik.

Pembangunan aspek fisik meliputi perangkat keras yang

mencakup pemukiman-perumahan, pembangunan wilayah perkotaan-

pedesaan, sarana-prasarana transportasi (darat, laut, udara), kesehatan

(pengadaan rumah sakit, puskesmas), pendidikan, kawasan industri,

serta berbagai kelengkapan lainnya. Aspek non fisik mencakup

pembangunan mental, pembentukan karakter dan moral, pembangunan

kecerdasan hidup, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan.

Menurut Dunn dalam Suharto (2014:85-86), ada tiga bentuk atau

model analisis kebijakan, yaitu sebagai berikut:

a. Model prospektif adalah bentuk analisis kebijakan yang


1

mengarahkan kajiannya pada konsekuensi-konsekuensi

pembangunan sebelum suatu pembangunan tersebut diterapkan.

Model ini bersifat prediktif, sering melibatkan teknik-tekni

peramalan untuk memprediksi kemungkinan yang akan muncul

akibat dari adanya pembangunan.

b. Model retrospektif adalah analisis kebijakan yang dilakukan

terhadap akibat-akibat kebijakan‟ setelah‟ suatu kebijakan

diimplementasikan. Model ini biasanya disebut sebagai model

evaluative, karena banyak melibatkan pendekatan evaluasi

terhadap dampak-dampak kebijakan yang sedang atau telah

diterapkan.

c. Model integrative adalah model perpaduan antara kedua model di

atas. Model ini kerap disebut sebagai model komprehensif atau

model holidtik, karena analisis dilakukan terhadap konsekuensi-

konsekuensi kebijakan yang memungkinkan timbul, baik

sebelum maupun sesudah suatu kebijakan dioperasikan.

Kesimpulanya adalah analisis sangat di perlukan dalam sebuah

pembangunan fungsinya adalah untuk mengetahui seberapa jauh dampak

yang ditimbulkan dari sebuah pembangunan.

2.1.4 Pengertian, Jenis, dan Fungsi Pelabuhan

Dalam Bahasa Indonesia dikenal 2 istilah yang berhubungan

dengan arti pelabuhan yaitu Bandar dan Pelabuhan. Bandar (harbor)

adalah daerah pelabuhan yang terlindung terhadap gelombang dan


1

angin untuk berlabuhnya kapal-kapal. Sementara pelabuhan adalah

daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang atau arus, sehingga

kapal dapat berputar (Turning basin), bersandar atau membuang sauh

sehingga bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang

dapat dilaksanakan, guna mendukung fungsi-fungsi tersebut di

bangun dermaga, jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi

dan sebagainya sehingga fungsi pemindahan muatan dari/ke kapal

yang bersandar di pelabuhan menuju tujuan selanjutnya.

Pelabuhan adalah wilayah yang terdiri atas daratan dan perairan

dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan

ekonomi yang di pergunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, naik-

turunnya penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi

dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang serta

sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda (PP Nomor 69

Tahun 2001).

Jenis Pelabuhan Menurut (UU No 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran)

yaitu :

1) Pelabuhan Utama

Pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut

dalam negri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negri

dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan

penumpang atau barang, serta angkutan penyebrangan dengan

jangkauan antar provinsi.


1

2) Pelabuhan Pengumpul

Pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan

laut dalam negri, alih muat angkutan laut dalam negri dalam jumlah

menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan barang

serta angkutan penyebrangan dengan jangkauan palayanan antar

provinsi.

3) Pelabuhan Pengumpan

Pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan

laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah

terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan

pelabuhan pengumpul dan sebagai tempat asal tujuan penumpang

dan/ atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan

pelayanan dalam provinsi.

Peran dan fungsi pelabuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 4

ayat (5) hurup b terdiri dari:

a. Pelabuhan khusus nasional/internasional.

b. Pelabuhan khusus regional.

c. Pelabuhan khusus lokal

Pelabuhan khusus nasioanl/internasional sebagimana dimaksud pasal 5

ayat (3) hurup a ditetapkan dengan kriteria:

a. Bobot kapal 3000 DWT atau lebih;

b. Panjang dermaga 70 M‟ atau lebih;

c. Kedalaman di depan dermaga- 5M LWS atau lebih;


1

d. Menangani pelayanan barang-barang berbahaya dan beracun;

e. Melayani kegiatan pelayanan lintas Provinsi dan Internasional

Pelabuhan khusus regional sebagimana dimaksud Pasal 5 ayat (3) hurup b

ditetapkan dengan kriteria:

a. Bobot kapal lebih dari 1000 DWT dan kurang dari 3000 DWT;

b. Panjang dermaga kurang dari 70 M1, konstruksi beton/baja;

c. Kedalaman di depan dermaga kurang dari- 5M LWS;

d. Melayani kegiatan pelayanan lalulintas Kabupaten/Kota dalam

Provinsi.

Pelabuhan khusus lokal sebagimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)

huruf c ditetapkan dengan kriteria:

a. Bobot kapal kurang dari 1000 DWT;

b. Panjang dermaga kurang dari 50 M1 dengan konstruksi kayu;

c. Kedalaman di depan dermaga kurang dari 4 M LWS;

d. Tidak menangani pelayanan barang berbahaya dan beracun;

e. Melayani kegiatan pelayanan lintas dalam suatu Kabupaten/Kota.

2.1.5 Lingkungan Ekonomi

Lingkungan merupakan komponen penting dari sistem ekonomi. Artinya

bahwa tanpa adanya lingkungan maka sistem ekonomi tidak akan berfungsi.

Ini berarti pula bahwa jika ekonomi ingin diperbaiki maka kualitas

sumberdaya alam dan lingkungan perlu dipertahankan. Lingkungan ekonomi

adalah kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan

lingkungannya yang tersebut dapat dipertahankan dan bahkan penggunaanya


1

dapat ditingkatkan dalam jangka panjang atau berkelanjutan. Perkembangan

ekonomi adalah usaha meningkatan pendapatan perkapita dengan jalan

mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui

penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan,

peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan

manajemen. Petumbuhan ekonomi suatu negara tergantung pada

sumberdaya alamnya, sumberdaya manusia, modal, usaha, teknologi, dan

sebagainya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penyusunan penelitian ini didukung oleh adanya beberapa

penelitian terdahulu yang relevan dengan ide pokok dalam penelitian

ini. Penelitian tersebut antara lain :

Penelitian yang dilakukan oleh Agus dan Adhyaksa (2008),

dengan judul penelitian “Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan dan

Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan

Jembrana Bali”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

keberadaan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan

berdampak terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat pantai, baik

positif maupun negatif. Metode pengumpulan data yang digunakan

adalah metode survey deskriptif yang bersifat studi kasus. Hasil

penelitian menunjukan keberadaan PPN Pengambengan berdampak

terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat pantai, baik positif maupun

negatif. Dampak positif yaitu terjadinya peningkatan usaha dan


1

terbukanya kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan yang baru bagi

masyarakat sekitar, dimana hal ini akan berpengaruh pada pendapatan.

Sedangkan pengaruh negatif dari keberadaan PPN Pengambengan

yaitu terjadinya persaingan usaha, konflik sosial dan ketersediaan

sumberdaya ikan yang semakin berkurang. Selain itu, keberadaan

fasilitas PPN Pengambengan memberikan manfaat yang besar. PPN

Pengambengan tidak mengharapkan keuntungan dari manfaat yang

diterima. Hal ini dikarenakan tujuan dari PPN Pengambengan yaitu

sebagai support system dalam meningkatkan kondisi sosial ekonomi

dan mensejahterakan kehidupan para nelayan.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh dari Risdayanti (2016),

yang berjudul “Dampak Pembangunan Pelabuhan Perikanan Pantai

(PPP) Labuan Terhadap Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat

Nelayan di Desa Teluk Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang-

Banten.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

dampak yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan proses

pembangunan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan terhadap

lingkungan sosial masyarakat nelayan di Desa Teluk Kecamatan

Labuan Kabupaten Pandeglang. Metode Penelitian yang digunakan

yaitu analisis kualitatif, sedangkan bentuknya yaitu dengan

menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Dengan penelitian ini, disimpulkan bahwa adanya Pembangunan

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP tidak mengubah pola hubungan


1

antara pengusaha ikan dengan nelayan sehingga hasil tangkapan tidak

terdampak langsung kepadan nelayan dan nelayan belum memiliki

potensi besar untuk sejahtera, pelabuhan menyediakan fasilitas hanya

sebagai media untuk melelang bukan untuk memajukan pendapatan

masyarakat, fungsi dan tujuan TPI tetap masih sama.

Selanjutnya penelitian yang berasal dari Adris dan Susanti (2016),

yang berjudul “Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan Dalam

Mendukung Pembangunan Berkelanjutan.” Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis infrastruktur Pelabuhan dan dan merumuskan

strategi pengembangan Pelabuhan. Penelitian ini bersifat deskriptif

dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang bertujuan untuk

menggambarkan secara sistematis kebutuhan pelayanan pelabuhan.

Desain penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode survey

atau langsung ke lokasi penelitian dengan tujuan untuk memperoleh

data dan informasi yang akurat. Hasil penelitian menunjukan

operasional pelayanan Pelabuhan Bungkutoko Kendari menunjukkan

bahwa rata-rata kapal bekerja di tambatan (Effective Time) yaitu

36.48 jam dan rata-rata lamanya satu kapal berada di pelabuhan (Berth

Time) yaitu 85.41 jam, Berth Occupancy Ratio (BOR) kurang baik

yaitu 56.50 %. Pemanfaatan gudang/lapangan penumpukan relatif

rendah karena menggunakan sistem truck lossing. Kebutuhan dermaga

petikemas di Pelabuhan Bungkutoko memerlukan pembangunan 1

unit dermaga, pelayanan angkutan petikemas dan multiguna sangat


2

lambat dibanding kebutuhan sehingga pelayanan waktu kapal dan

kelancaran komoditi belum begitu memuaskan masyarakat.

Berikutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Abd. Salim

(2018), yang berjudul “Pemanfaatan Pelabuhan Untuk Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat Nelayan.” Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dampak dari pemanfaatan Pelabuhan dalam peningkatan

perekonomian masyarakat nelayan disekitarnya. Metode Penelitian

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Kualitatif Deskriptif.

Data-data yang diambil dalam penelitian ini bersifat “kualitatif”

yang digunakan untuk melihat fenomena, aktivitas disekitar

Pelabuhan ditujukan untuk mewawancarai, mencatat, menguraikan

serta melaporkan fakta-fakta dan berbagai peristiwa yang ada di

sekitar pelabuhan rakyat yang adadi Desa Lobuk Kecamatan Bluto.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa; 1) Pelabuhan

Rakyat berkembang karena banyaknya faktor yang

mendukung dengan banyaknya aktivitas dan motif dari

masyarakat, bukan hanya soal aspek historis, budaya dan

hubungan kekeluargaan, aspek ekonomi juga menjadi tolok ukur

utama dalam hal ini. Hal ini ditambah dengan pola hidup

masyarakat nelayan yang banyak menggantungkan usahanya di

laut, yang kemudian menjadikan kekuatan tersendiri untuk

menawarkan sebuah solusi untuk mengdongkrak perekonomian

masyarakat di Desa Lobuk. 2) Pelabuhan Rakayat menjadi sebuah


2

kekuatan integral dalam kehidupan masyarakat pesisir khususnya di

Desa Lobuk terutama dalam beberapa hal, yaitu: a) dalam pandangan-

pandangan, pemikiran-pemikiran, dan pola perilaku keseharian yang

menunjukkan kebudayaan tersendiri, misalnya para nelayan dan

masyarakat sekitar masih menjadikan Pelabuhan sebagai pusat

aktivitas untuk saling tukar menukar informasi; b) dalam konteks

Ekonomi, yaitu sebagai arus percepatan pertukaran barang maupun

manusia dari Desa Lobuk ke Daerah tapal kuda, ini tentu juga

berpengaruh terhadap menciptakan dan mendongkrak perekonomian

masyarakat untuk lebih sejahtera.

Selanjutnya penelitian yang berasal dari Supriatna, Peri,Jumiati,

Ipah ,Waseh, dan Hasuri (2018), yang berjudul “Analisis Dampak

Sosial Ekonomi Kebijakan Pembangunan Pelabuhan PT. Cemindo

Gemilang Terhadap Kehidupan Masyarakat Desa Darmasari

Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Banten.” Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana dampak Sosial Ekonomi Kebijakan

Pembangunan Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Terhadap Kehidupan

Masyarakat Desa Darmasari Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak-

Banten. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan

untuk menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa

adanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan PT

Cemindo Gemilang Bayah berdampak kepada kehidupan sosial yaitu

debu yang dihasilkan oleh aktivitas Pelabuhan PT Cemindo Gemilang


2

Bayah mengganggu kesehatan masyarakat sekitar seperti gangguan

pernafasan dan membuat mata perih. Adanya pembangunan

Pelabuhan PT. Cemindo Gemilang juga berdampak pada sektor

perekonomian dimana pendapatan nelayan menurun akibat telah

tercemarnya pesisir pantai di Kecamatan Bayah, selain itu terdapat

keuntungan bagi pedagang yang berjualan di area sekitar Pelabuhan

PT Cemindo Gemilang Bayah, memberikan keuntungan bagi

masyarakat yang membuka usaha rumah sewa untuk karyawan

Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Bayah yang berasal dari luar

Kecamatan Bayah

Dan juga penelitian yang dilakukan oleh Amirotu dan Siti (2021),

yang berjudul “Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pelabuhan

Laut Pt.Semen Gresik Bagi Kehidupan Nelayan Pesisir Pantai

Tuban.” Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji secara rinci

dampak sosial ekonomi yang disebabkan adanya pembangunan

pelabuhan khusus PT. Semen Indonesia bagi kehidupan nelayan

pesisir di kampung nelayan desa Socorejo. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif

eksploratif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik

observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dimulai

dari melakukan pengumpulan data, redusksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembanguanan pelabuhan khusus PT. Semen Indonesia di Desa


2

Socorejo menyebabkan adanya perubahan di bidang sosial ekonomi

masyarakat. Perubahan sosial yang dialami masyarakat ditunjukkan

dengan minat generasi muda yang lebih memilih bekerja di industri

daripada melestarikan identitas kampungnya yaitu mayoritas

bermatapencaharian sebagai nelayan. Profesi nelayan semakin

ditinggalkan, banyak generasi milenial yang lebih memilih bekerja

sebagai karyawan di Pelabuhan laut PT. Semen Indonesia. Selain

memberikan dampak di bidang sosial, pembangunan pelabuhan laut di

desa Socorejo juga memberi dampak positif dibidang ekonomi bagi

warga Desa Socorejo. Hal ini ditunjukkan dengan adanya CSR tiap

tahun yang diberikan oleh perusahaan PT. Semen Indonesia untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Socorejo.


2

2.3 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Dampak Pembangunan Pelabuhan Gili Mas Terhadap Perekonomian di Desa Labuan Tereng

Peningkatan Pendapatan Msyarakat. Perkembangan Ekonomi

Penyerapan Tenaga Kerja Perkembangan Penduduk

Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat dijelaskan bahwa

keberhasilan perekonomian dalam suatu daerah dapat dilihat dari pola

perkembangan penduduk, dimana penduduk desa sebagai peran utama

dalam sebuah pembangunan. Dan apabila keberadaan sumber daya

dimanfaatkan dengan baik, maka penyerapan tenaga kerja dalam suatu

wilayah tersebut akan berjalan dengan baik pula. Dengan begitu,

pendapatan masyarakat juga akan meningkat. Peningkatan pendapatan

masyarakat inilah yang pada akhirnya akan menentukan apakah sebuah

desa dikatakan sejahtera atau tidak.


2

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang dilakukan menggunakan

pendekatan kualitatif dengan cara mengumpulkan data melalui

naskah, wawancara, observasi, catatan lapangan, catatan memo,

dokumentasi pribadi, dan dokumen resmi lainnya. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dengan tujuan untuk

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa

adanya.

Menurut Suharsimi (2002), Penelitian yang bersifat deskriptif

kualitatif memiliki tujuan untuk menghasilkan gambaran yang akurat

tentang sebuah suatu fenomena sosial dan menggambarkan mekanisme

sebuah proses atau hubungan serta menyajikan informasi dasar terkait

topik penelitian dalam bentuk gambaran verbal maupun numerikal.

Oleh karena itu, penulis memilih penggunaan pendekatan kualitatif

agar dapat menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi

atau berbagai fenomena sosial ekonomi yang ada di masyarakat yang

menjadi obyek penelitian dan berupaya untuk mengangkat realita itu

ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau

gambaran tentang kondisi, situasi, maupun fenomena tertentu

(Maleong, 2016: 5-9).

.
2

3.2 Pengumpulan Data

3.2.1 Informan dan Kehadiran Peneliti

a. Informan

Dalam hal ini, peneliti memiliki dua fungsi yaitu sebagai instrument

dan sebagai evaluator. Peneliti sebagai instrument artinya peneliti akan

terlibat langsung dari awal proses hingga akhir penelitian. Peneliti sebagai

evaluator artinya berperan untuk mengevaluasi jalannya penelitian

agar tetap berada pada batasan serta tujuan utama penelitian yang telah

ditetapkan. Informan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga jenis,

yaitu:

1. Informan Kunci

Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki

berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Pihak-

pihak yang dijadikan sebagai informan kunci dalam penelitian ini

adalah Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Aparat Desa

atau Pemerintah Desa Labuan Tereng.

2. Informan Utama

Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam

interaksi sosial peneliti. Dalam penelitian ini yang akan menjadi

informan utama adalah masyarakat Desa Labuan Tereng yang dirasa

mendapat pengaruh dari adanya pembangunan Pelabuhan, yakni

masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang, atau masyarakat

sekitar pelabuhan yang dipilih secara acak.


2

3. Informan Tambahan

Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan

informasi walaupun tidak terlibat langsung dalam proses penelitian.

Dalam penelitian ini, yang menjadi informan tambahan yaitu masyarakat

luar yang mendapatkan pengaruh dari adanya pembangunan Pelabuhan,

dalam hal ini yaitu masyarakat luar yang berdagang atau bekerja di

wilayah Pelabuhan.

b. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam hal ini sangatlah penting dan utama, hal ini

seperti yang dikatakan Moleong (2004) bahwa dalam penelitian kualitatif

kehadiran peneliti sendiri atau bantuan orang lain merupakan alat

pengumpul data utama. Sesuai dengan penelitian kualitatif, kehadiran

peneliti di lapangan adalah sangat penting dan diperlukan secara optimal.

Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti terjun langsung ke lapangan

untuk mengamati dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.

3.3.2 Setting Lokasi

Lokasi Penelitian menjelaskan tempat (lokus) penelitian, serta alasan

memilih lokasi penelitian tersebut. Pemilihan lokasi harus didasarkan

pada pertimbangan-pertimbangan kesesuaian dengan fokus penelitian

yang dipilih.

Penelitian dilakukan di Desa Labuan Tereng. Peneliti memilih

memfokuskan penelitian disini agar mendapatkan informasi yang

lebih akurat dan menyeluruh.


2

3.3.3 Prosedur Pengumpulan Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan

sumber data sekunder. Tehnik pengumpulan data yang di gunakan

oleh penulis dalam penelitian ini meliputi:

1) Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dan masih

bersifat mentah karena belum diolah. Data ini diperoleh melalui:

a. Pengamatan/Observasi

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti.

Dalam penelitian ini peneliti langsung terjun ke lokasi

penelitian dan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek-

obyek yang diteliti, kemudian dari pengamatan tersebut melakukan

pencatatan-pencatatan data-data yang diperoleh yang berkaitan

dengan aktivitas penelitian. Selain itu, observasi merupakan

kegiatan yang meliputi pencatatan secara sistematik kejadian-

kejadian perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang

diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.

Konsep yang dikemukakan oleh Faisal dalam sugiyono (2007:64)

yang mengklasifikasikan observasi, yaitu:

a. Observasi berpartisipasi (participant observation).

b. Observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt


2

observation and convert observation), dan

c. Observasi yang tidak terstruktur (unstructured observation).

Dengan itu, observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

observasi terang-terangan, dimana peneliti dalam melakukan

pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber

data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Sehingga mereka

yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas

peneliti.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari

seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,

berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara mendalam adalah tehnik

pengolahan data yang pengumpulan datanya didasarkan

percakapan secara intensif dengan suatu tujuan tertentu untuk

mencari informasi sebanyak-banyaknya.

Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan terlebih

dahulu berbagai keperluan yang dibutuhkan yaitu sampel

informan kriteria informan dan pedoman wawancara yang

disusun dengan rapih dan terlebih dahulu dipahami peneliti.

Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun pedoman wawancara

yang isinya mengenai hal-hal yang nantinya akan dipertanyakan

kepada para informan untuk mendapatkan informasi yang akurat.


3

Adapun secara garis besar, pedoman wawancara yang digunakan untuk

memperoleh informasi, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara

Variabel Deskripsi Informan

1. Pola Perkembangan
Informan Kunci
Penduduk
Dampak
Pembangunan
Pelabuhan 2. Pola Perkembangan Informan Kunci
Gili Mas Ekonomi
Terhadap
Perekonomian
di Desa 3. Penyerapan Tenaga Kerja Informan Kunci
Labuan Tereng
Kecamatan
Lembar Kabupaten 4. Peningkatan Pendapatan Informan Utama
Lombok Barat. Masyarakat

5. Perubahan Lapangan Informan Utama


Kerja

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder ini merupakan sumber data yang diperoleh

melalui kegiatan studi literatur atau studi kepustakaan dan

dokumentasi mengenai data yang diteliti.

a) Studi Dokumentasi

Pengumpulan data yang bersumber dari dokumen yang resmi


3

dan relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dokumen

yang diperoleh tersebut dapat berupa tulisan, gambar, atau

arsip dan seluruh gambaran-gambaran objek penelitian.

Dokumentasi sangat penting sebagai bukti penelitian sekaligus

informasi yang mendukung data penelitian tersebut.

3.3 Keabsahan Data

(Moleong, 2006:320) isu dasar dari hubungan keabsahan data

pada dasarnya adalah sederhana. Bagaimana peneliti membujuk agar

pesertanya (termasuk dirinya) bahwa temuan-temuan penelitian dapat

dipercaya. Untuk menguji keabsahan data, dapat dilakukan dengan

tujuh teknik, yaitu perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan,

triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus

negatif, dan pengecekan anggota (member check). Pada penelitian

ini, peneliti menggunakan uji keabsahan data dengan teknik

triangulasi dan pengecekan anggota (member check).

A. Triangulasi

Moleong (2006:330) menjelaskan bahwa triangulasi merupakan

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Denzin (Prastowo, 2011:269)

membedakan teknik ini menjadi 5 macam yaitu :

a) Triangulasi sumber yaitu suatu teknis pengecekan kredibilitas

data yang dilakukan dengan memeriksa data yang


3

didapatkan melalui beberapa sumber. Triangulasi dengan

sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan

alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

b) Triangulasi teknik yaitu suatu teknik pengecekan

kredibilitas dilakukan dengan cara mengecek data kepada

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda yaitu melalui

wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

c) Triangulasi waktu yaitu suatu teknik pengecekan

kredibilitas dilakukan dengan cara melakukan pengecekan

dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau

situasi yang berbeda.

d) Triangulasi penyidik, suatu teknik pengecekan kredibilitas

dilakukan dengan cara memanfaatkan pengamat lain untuk

pengecekan derajat kepercayaan data.

e) Triangulasi teori, suatu teknik pengecekan kredibilitas

dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu teori untuk

memeriksa data temuan penelitian.

B. Member Check

Selain itu peneliti pun melakukan membercheck, yaitu

proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada

pemberi data. Tujuan membercheck adalah mengetahui seberapa

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh
3

pemberi data. Selain itu, membercheck adalah agar informasi yang

diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai

dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

(Moelong 2005: 276)

3.4 Analisis Data

Proses analisa data dilakukan secara terus menerus sejak awal data

dikumpulkan sampai dengan penelitian berakhir. Untuk memberikan

makna terhadap data yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis

data dan interpretasi. Mengingat ini dilaksanakan melalui pendekatan

kualitatif, maka analisis dilakukan sejak data pertama sampai penelitian

berakhir.

Menurut Sugiono (2005:89) analisis data dalam peneliyian kualitatif

dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, dan setelah selesai di

lapangan. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih

difokuskan dalam proses di lapangan bersama dengan pengumpulan data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik

analisa data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan

setelah selesai pengumpulan data dalam waktu tertentu. Dalam

menganalisis selama dilapangan peneliti menggunakan model Miles

dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif yang berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas. Proses datanya mencakup data dollection

(pengumpulan data), data reduction (reduksi data), data display


3

(penyajian data), conclusion drawing atau verification (penarikan

kesimpulan).

Gambar 3.1

Analisis Data Miles & Huberman

Pengumpulan Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan
/Verifikasi

(Sumber: Miles dan Huberman, 2009:16)

Pada gambar 3.1 mengenai analisis dan menentu Miles dan

Huberman dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Data Collection (Pengumpulan Data)

Pengumpulan data yaitu proses memasuki lingkungan penelitian

dan melakukan pengumpulan data penelitian. Ini merupakan tahap

awal yang harus dilakukan oleh peneliti agar peneliti dapat

memperoleh informasi mengenai masalah-masalah yang terjadi di

lapangan.

b) Data Reduction (Reduksi data)

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan,


3

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis

di lapangan (Prastowo, 2011:242). Reduksi data ini berlangsung

secara terus-menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif

berlangsung. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada

temuan. Oleh karena itu, jika peneliti dalam melakukan penelitian

menemukan segala sesuatu yang terlihat aneh, asing, tidak dikenal

dan belum memiliki pola, justru inilah yang harus dijadikan

perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

c) Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data, penyajian data di sini merupakan sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Beberapa jenis penyajian data

adalah matriks, grafik, jaringan, bagan dan lain sebagainya yang

semuanya dirancang untuk menggabungkan informasi tersusun dalam

suatu bentuk yang padu (Prastowo, 2011:244). Kemudian penyajian

data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori dan selanjutnya, yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay

data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah


3

dipahami.

d) Conclusion Drawing /verification (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sementara

itu, dalam penjelasan Sugiyono (Prastowo, 2011:250) kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, jika kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal telah didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat kita kembali ke lapangan mengumpulkan

data, kesimpulan yang kita kemukakan adalah kesimpulan yang

terpercaya. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian ini

mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan

sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan

masalah pada penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.


3

DAFTAR PUSTAKA

Adhyaksa, a. s. (2009). Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan. Jurnal Saintek


Perikanan.

Adisendjaja, Y. H. (2003). Analisis Dampak Pembangunan Terhadap Lingkungan

Adris A. Putra, S. D. (2016). Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan Dalam


Mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Media
Engineering.

Amirotu Dinia, s. m. (2021). Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pelabuhan


Laut Pt.Semen Gresik Bagi Kehidupan Nelayan Pesisir Pantai Tuban.
jurnal ilmu-ilmu sosial.

Aqwam, a. (may 2019). Dampak Pembangunan Pelabuhan Patimban Terhadap


Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar. ekologi pemerintahan.

Benny Agus Setiono, E. P. (2 Maret 2017). Analisis Dampak Pembangunan


Pelabuhan Perikanan Gorontalo. jurnal aplikasi pelayaran dan
kepelabuhanan, Volume 7, Nomor 2.

Dr. Ridwan, S. M. (Desember 2016). Pembangunan Ekonomi Regional.


Pembangunan Ekonomi Regional, 62.

Mashudi, p. (2021). Analisis Yuridis Tentang Kewenangan Pemerintah Daerah


Dalam Pengelolaan Pelabuhan Berdasarkan Sistem Hukum di Indonesia.
Diploma thesis, Universitas Islam Kalimantan MAB.

Noer, A. J. (2019). Peranan Marine Operating System (MOS) Terhadap Efisiensi


Pelayanan Pemanduan dan Penundaan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok

Pengertian Pembangunan Menurut Prof. Dr. Hj. Syamsiah Badruddin, M.Si. (juli
2015). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Purba, T. N. (2020). Dampak Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung terhadap


Perkembangan Ekonomi Masyarakat Sekitar Pelabuhan.

Safitri, d. a. (2021). Analisis Dampak Pembangunan Pelabuhan Pantai Kijing


Terhadap Nilai Tambah Ekonomi Masyarakat Desa. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Khatulistiwa.

Salim, a. (2018). Pemanfaatan Pelabuhan Untuk Meningkatkan Perekonomian


Masyarakat Nelayan. jurnal pemikiran penelitian ekonomi.
3

Sinaga, r. y. (2016). Dampak Pembangunan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)


Labuan Terhadap Lingkungan Sosial Masyarakat Nelayan di Desa Teluk
Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang-Banten. thesis.

Somadi, S. (2019). Cost-Benefit Analysis Pembangunan Pelabuhan Patimban


Terhadap Masyarakat Pesisir Di Kabupaten Subang. jurnal lppm politeknik
pos indonesia.

Suherman, A. a. (2009). Analisis Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan Pelabuhan


Perikanan Nusantara Brondong Lamongan Jawa Timur. jurnal saintek
perikanan, Vo.5 (No. 1). pp. 25-30.

Supriatna, P. a. (2018). Analisis Dampak Sosial Ekonomi Kebijakan


Pembangunan Pelabuhan PT Cemindo Gemilang Terhadap Kehidupan
Masyarakat Desa Darmasari Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak-Banten .
thesis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Anda mungkin juga menyukai