Anda di halaman 1dari 19

KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

DALAM TEORI DAN PRAKTEK

Endang Fatmawati Kepala


Perpustakaan FEB Universitas
Diponegoro
endangfatmawati@undip.ac.id

Abstract
Information is vital to every user. The information needs of the user is very im-
portant of library service. Each user’s information needs are very diverse.
Fac- tors affecting information needs is very much. One of them depending on
user characteristics and conditions in his environment. User information need
is a factual situation of user in which occurs of gaps between the existing
knowledge with the knowledge needed.
Keywords: information needs, user needs, sources of
information.
A. Pendahuluan membutuhkan pengetahuan untuk
Setiap membahas perpustakaan memenuhi pengetahuan yang kurang
pasti dekat dengan kata informasi. Be- inilah yang menyebabkan munculnya
gitu juga saat menyebut pemustaka, teori kebutuhan informasi.
maka salah satu yang terkait dan me- Untuk memahami lebih jauh ten-
narik untuk dibahas adalah kebutuhan tang kebutuhan informasi pemustaka
informasinya. Bahkan secara umum dalam teori dan prakteknya, maka be-
informasi menjadi hal yang tidak bisa berapa hal yang akan dibahas dalam
dipisahkan dalam kebutuhan hidup artikel ini adalah mengenai:
manusia. pengertian kebutuhan informasi, jenis
Setiap orang dalam menjalani ke- kebutuhan informasi, faktor yang
hidupan mempunyai kesamaan dalam mempengaruhi kebutuhan informasi,
hal selalu membutuhkan informasi, dan karakteris- tik dari kebutuhan
namun yang membedakan adalah informasi.
tingkat dan jenis informasi yang dibu-
tuhkan. Dalam hal apapun manakala B. Pembahasan
ada kesenjangan antara pengetahuan 1. Pengertian Kebutuhan Informasi
yang dimiliki oleh seseorang dengan Dalam konteks perpustakaan,
pengetahuan yang diinginkan, maka kata “informasi” terkait dengan kata
akan memunculkan kebutuhan un- “kebutuhan” dari pemustakanya, en-
tuk mencarinya. Keadaan saat otak

2 2
tah itu fisiologis, afektif, maupun kog-
nitif. Kebutuhan fisiologis berarti ke-

3 3
butuhan informasi yang sudah dirasa huan pada diri pemustaka. Lasa
sangat penting layaknya sama dengan (2009) juga menambahkan bahwa
kebutuhan dasar seperti rasa lapar, kebutuhan kognitif pemustaka dapat
rasa haus, dan tempat tinggal. Kebu- terpenuhi melalui sumber informasi
tuhan afektif menyangkut kebutuhan interperso- nal, publikasi ilmiah,
pemustaka yang dikaitkan dengan publikasi popu- ler, dan pertemuan
pengalaman emosional pemustaka ilmiah/teknis.
dengan munculnya perasaan menye- Bahkan Wilson (1981b) mene-
nangkan saat mencari informasi yang gaskan kalau ketiga kebutuhan terse-
dibutuhkan. Saya rasa kebutuhan pe- but dapat memicu kebutuhan infor-
mustaka untuk direspon dan diapresi- masi yang mendorong pemustaka
asi oleh pustakawan saat membutuh- untuk melakukan proses pencarian
kan informasi termasuk contoh dalam informasi.
kebutuhan afektif. Arti information needs menurut
Sementara itu, kebutuhan kogni- Dictionary of Information & Library
tif berarti berkaitan dengan kebutuhan Management, adalah “The require-
pemustaka untuk belajar memperoleh ments of a user or group for informa-
informasi dan pemahaman terhadap tion on specific subjects”. Selanjutnya
berbagai sumber informasi di per- dalam Laloo (2002) dijelaskan berba-
pustakaan, sehingga informasi yang gai pengertian kebutuhan informasi
didapatkan dapat menambah pengeta- oleh para pakar. Lebih jelasnya seperti
terlihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Pengertian Kebutuhan Informasi

No Nama Pengertian Kebutuhan Informasi

1. Maurice B. Line “...what an individual ought to have for his work, his
research, his edification, his recreation etc”
2. Brenda Dervin “...is an impediment preventing an individual from
moving forward in cognitive time and space”
3. Ching-Chih Chen & “...is more than a question asked of an information pro-
Peter Harnon vider”
4. The Librarian’s The- “...as that need which library services or materials are
saurus intended to satisfy”
Setiap pemustaka pasti mem- permasalahan. Mengapa demikian?
punyai kebutuhan informasi yang Hemat penulis hal ini disebabkan
berbeda-beda. Kebutuhan informasi karena kebutuhan informasi tersebut
pemustaka yang beraneka ragam perlu masih menjadi “tacit knowledge”,
diimbangi oleh kesiapan perpustakaan artinya masih dalam pikiran setiap pe-
untuk menyediakan sumber informasi mustaka sehingga sulit diamati oleh
yang memadai dan mampu mengako- pustakawan. Jika apa yang dipikirkan
modir keberagaman kebutuhan me- pemustaka tentang keinginannya un-
reka. tuk mencari informasi telah disam-
Kebutuhan informasi berkaitan paikan kepada pemustaka, maka ber-
dengan permasalahan yang dihadapi arti telah terjadi percakapan sehingga
pemustaka. Manakala seorang pemus- pustakawan bisa mengetahui keingin-
taka merasa ada yang kurang akan an pemustaka.
informasi yang dimilikinya, maka Selanjutnya definisi kebutuhan
sebenarnya ada semacam kekosong- informasi menurut Derr (1983), yaitu
an ilmu pengetahuan yang dimiliki. hubungan antara informasi dan tujuan
Dengan demikian, pemustaka terse- informasi seseorang, artinya ada suatu
but akan memenuhi kekosongan ilmu tujuan yang memerlukan informasi
pengetahuan tersebut dengan mencari tertentu untuk mencapainya.
informasi dari pengetahuan yang be- Bagaimanapun kebutuhan infor-
lum dipunyainya. Alasan kebutuhan masi pemustaka menjadi bagian yang
akan informasi inilah yang akhirnya penting dalam layanan perpustakaan.
menyebabkan pemustaka melakukan Hanya saja setiap orang memiliki
tindakan untuk mencari informasi. kebutuhan informasi yang berbeda
Kondisi yang menyebabkan mun- antara profesi yang satu dengan pro-
culnya kebutuhan informasi menurut fesi lainnya. Suatu contoh kebutuhan
Wilson (1997) yaitu pada saat pemus- informasi bagi Dosen yang mengajar
taka menemui suatu masalah yang ilmu humaniora tentu berbeda dengan
belum dapat dicari solusinya secara Dosen yang mengajar Ilmu Sains. Be-
pribadi, sehingga pemustaka tersebut gitu juga terkait dengan setiap mata
memerlukan informasi dari sumber- kuliah yang diajarkan, maka kebutuh-
sumber informasi di luar dirinya. an informasinya akan berbeda antara
Kalau Belkin dan Vickery dalam Dosen satu dengan Dosen lainnya.
Case (2002) menyatakan “point out Chowdhury (2004) menyebutkan sifat
that observing an information need is kebutuhan informasi, yaitu:
problematic,....”. Maksudnya bahwa a. Mempunyai konsep yang relatif;
jika mengamati tentang kebutuhan in- b. Berubah pada periode tertentu;
formasi itu sebenarnya adalah sebuah c. Berbeda antara satu orang dengan
orang lain; kebutuhan informasi pemustaka bisa
d. Dipengaruhi oleh lingkungan; dikategorikan dalam kelompok kebu-
e. Sulit diukur secara kuantitas; tuhan kognitif, karena ada motif dari
f. Sulit diekspresikan; dalam diri pemustaka untuk memuas-
g. Seringkali berubah setelah sese- kan keingintahuannya akan pengeta-
orang menerima informasi lain. huan yang belum dimiliki.
Alasan utama pemustaka men- Robert Taylor dalam Case (2000)
cari informasi adalah didasari karena mengkonsepkan “four scholars pon-
kurangnya pengetahuan yang dimi- der information needs”. Mengenai
liki. Satu hal lagi bahwa pemustaka ting-katan pemikiran pemustaka sebe-
akan melakukan pencarian informasi lum sebuah kebutuhannya dapat ter-
jika pemustaka tersebut merasa mem- wujud seperti pada Gambar 1 berikut:
butuhkan informasi. Pada dasarnya

Gambar 1. Munculnya Kebutuhan Informasi


Tanpa disadari sebenarnya saat Kebutuhan informasi pemustaka
pemustaka mencari informasi di per- terjadi jika ada kesenjangan antara ha-
pustakaan itu berarti mereka sedang rapan dan kenyataan atau kesenjang-
berusaha memenuhi kebutuhan infor- an antara kondisi yang seharusnya
masi yang diinginkan. Istilahnya men- dengan kondisi sekarang pada diri
cari pengetahun yang belum dipunyai pemustaka. Mengenai munculnya ke-
untuk memenuhi pengetahuan yang butuhan informasi pemustaka dapat
diinginkan. dijelaskan dalam Gambar 2 berikut:
Gambar 2. Munculnya Kebutuhan Informasi
Pada Gambar 2 tersebut menun- saha mendayagunakan sumber infor-
jukkan bahwa kebutuhan informasi masi yang ada di perpustakaan.
pemustaka terjadi karena keadaan ti- Jadi dapat disimpulkan bahwa
dak menentu yang timbul akibat ter- kebutuhan informasi pemustaka akan
jadinya kesenjangan (gap) dalam diri suatu informasi terjadi karena adanya
pemustaka antara pengetahuan yang kesenjangan dalam diri pemustaka
dimiliki dengan pengetahuan yang tersebut, yaitu antara pengetahuan
diinginkan. Jadi kebutuhan informasi yang dimiliki dengan pengetahuan
pemustaka didorong oleh keadaan yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pe-
dalam diri pemustaka, yaitu manakala mustaka membutuhkan informasi un-
pemustaka menyadari bahwa penge- tuk mengatasi kesenjangan tersebut.
tahuan yang dimiliki masih kurang
dan kemudian berkeinginan untuk 2. Jenis Kebutuhan Informasi
memenuhi pengetahuan dengan men- Secara umum informasi bagi
cari informasi. pemustaka bisa berupa lisan dan te-
Solusi untuk mengatasi adanya rekam. Informasi lisan berarti infor-
kesenjangan dalam pikiran pemustaka masi tersebut jika hanya dirasakan,
tersebut dapat dipenuhi dengan ber- didengar, dan dilihat saja saat pemus-
bagai cara, misalnya: bertanya kepada taka berkunjung ke perpustakaan.
pustakawan, melakukan pencarian Sementara itu, informasi terekam be-
informasi melalui internet, berdiskusi rarti informasi tersebut terdokumen-
antar sesama pemustaka, maupun tasikan dalam berbagai bentuk bahan
menciptakan ide kreatif dengan beru- pustaka yang dikelola dengan baik di
perpustakaan, baik itu sifatnya ilmiah 31-91) dijelaskan mengenai kebutuh-
ataupun tidak. Contoh informasi tere- an informasi dan perilaku penemuan
kam yang dimaksud, misalnya: buku, informasi dari berbagai profesi, yaitu:
jurnal, majalah, surat kabar, CD para ilmuwan, ilmuwan bidang sosial,
ROM, media audio, microfilm. pelaku bisnis, para pimpinan (biasan-
Dengan demikian, peran per- ya untuk perencanaan dan pengam-
pustakaan sangat penting dalam me- bilan keputusan), dokter, dosen, dan
nyediakan sumber informasi yang setiap warga negara.
dibutuhkan pemustaka. Untuk menge- Hasil penemuan informasi sa-
tahui kebutuhan informasi pemustaka, ngat tergantung pada siapa orang yang
maka perlu adanya “analisis kebutuh- mencari dan ketersediaan sumber in-
an pemustaka” dengan parameter formasi yang ada. Sumber informasi
yang lengkap, detail, dan benar. Tidak merupakan media yang digunakan
ada alasan bagi pustakawan untuk ti- oleh pemustaka untuk mendapatkan
dak melakukan kajian tentang kebu- informasi. Sumber informasi di per-
tuhan pemustakanya. Cakupan kajian pustakaan terdiri dari: pustakawan,
bisa berupa: sumber informasi yang sesama pemustaka, dokumen buku
dibutuhkan, media informasi yang maupun nonbuku, dan semua koleksi
sering digunakan, jenis informasi yang ada di perpustakaan baik ter-
yang diinginkan, sampai pada fasilitas cetak maupun elektronis.
penelusuran informasi yang membuat Menurut Tague sebagaimana di-
pemustaka puas maupun sangat puas. kutip oleh Laloo (2002) membagi je
Setiap jenis perpustakaan mem- nis kebutuhan informasi menjadi: so-
punyai kekhasan dalam hal penyedia- sial atau pragmatis, rekreasi, profe-
an sumber informasi yang berupa sional, dan pendidikan. Lain halnya
koleksi sesuai dengan identitas lem- Guha (1988) yang berpendapat bahwa
baganya. Begitu juga dengan siapa jenis kebutuhan terhadap informasi
pemustaka yang akses, juga sangat sebagai berikut:
tergantung pada kesesuaian antara a. Pendekatan kebutuhan mutakhir
sumber informasi yang disediakan (Current need approach)
dengan kebutuhan informasi yang di- Pendekatan kepada kebutuhan pe-
inginkan pemustaka. mustaka yang sifatnya mutakhir,
Kebutuhan informasi pemusta- sehingga memerlukan interaksi
ka bisa dikelompokkan berdasarkan yang sifatnya konstan antara pe-
karakteristik pemustakanya, sehingga mustaka dan sistem informasi. Pe-
informasi apa saja yang dibutuhkan mustaka berinteraksi dengan
akan sangat tergantung dengan pro- sistem informasi dengan melalui
fesinya. Dalam bukunya Laloo (2002:
hal yang sangat umum untuk
meningkatkan
pengetahuannya. Jadi informasi yang ringkas dan juga lengkap,
yang dibutuhkan tidak dimaksud- khusus-
kan untuk menjawab sebuah per-
tanyaan secara spesifik tetapi in-
formasi yang diperoleh nantinya
hanya untuk mendapatkan gambar-
an secara umum saja.
b. Pendekatan kebutuhan sehari-hari
(Everyday need approach)
Pendekatan dilakukan pemustaka
dengan jangka waktu yang rutin
sehingga informasi yang dibutuh-
kan pemustaka merupakan infor-
masi yang sehari-hari dibutuhkan
oleh pemustaka. Hal ini bisa di-
ketahui dari berapa kali frekuen-
si pemustaka mencari informasi.
Dengan demikian, kebutuhan pe-
mustakanya bersifat spesifik dan
relatif cepat.
c. Pendekatan kebutuhan mendalam
(Exhaustic need approach)
Pendekatan terhadap kebutuhan
pemustaka akan informasi yang
mendalam, sehingga pemustaka
mempunyai ketergantungan yang
tinggi pada informasi yang dibu-
tuhkan. Oleh karena sifatnya
relevan, spesifik, dan lengkap,
maka informasi yang dicari sangat
menunjang kebutuhan pemustaka.
d. Pendekatan kebutuhan yang ring-
kas dan lengkap (Catching-up
need approach)
Pendekatan yang dilakukan terha-
dap pemustaka akan informasi
nya mengenai perkembangan tera-
khir suatu subyek yang diperlukan
dan hal-hal yang sifatnya relevan.
Hal ini mencakup informasi yang
diperoleh dengan sifat: dapat me-
nampilkan sumbernya, berasal dari
rujukan yang terpercaya, kemudian
informasi juga menyajikan gambar
maupun gaya bahasa yang menarik
minat pemustaka.
3. Faktor Yang Mempengaruhi
Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi pemustaka
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Nicholas (2000) bahwa fak-
tor yang mempengaruhi kebutuhan in-
formasi pemustaka, yaitu:
a. Jenis pekerjaan pemustaka
Maksudnya adalah terkait dengan
karakteristik profesi pemustaka-
nya, seperti: pegawai negeri, pega-
wai swasta, mahasiswa, pelajar,
dan lain sebagainya.
b. Individu pemustaka
Aspek psikologi dari pemustaka-
nya sewaktu mencari informasi,
seperti: ketepatan, ketekunan, ke-
sistematisan, motivasi, kemauan
bertanya dan menerima informasi
dari pustakawan.
c. Waktu penelusuran
Kondisi waktu yang dibutuhkan
sewaktu pemustaka menelusur in-
formasi akan mempengaruhi sebe-
rapa besar hasil penelusuran yang
diperoleh. Asumsinya jika keadaan
fasilitas penelusuran kondusif dan
sesuai spesifikasi yang dibutuhkan ber- tingkat mempengaruhi
maka waktu akses menjadi lebih kebutuhan in-
cepat.
d. Akses informasi
Hal ini meliputi berbagai aspek
yang terkait saat pemustaka me-
nelusur informasi di perpustakaan,
seperti: kecepatan akses, kemam-
puan akses, kemudahan akses, ke-
trampilan mengakses.
e. Sumber daya teknologi yang
digunakan untuk informasi
Ketersediaan fasilitas penelusuran
informasi sangat mempengaruhi
motivasi pemustakanya untuk
mengakses informasi. Suatu con-
toh kondisi komputer penelusuran
yang bagus serta dukungan ak-
ses internet di perpustakaan akan
mempengaruhi hasil penelusuran
informasi.
Jika menurut Sulistyo-Basuki
(2004), kebutuhan informasi itu diten-
tukan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Kisaran informasi yang tersedia;
b. Penggunaan informasi yang akan
digunakan;
c. Latar belakang, motivasi, orientasi
profesional, dan karakteristik ma-
sing-masing pemustaka;
d. Sistem sosial, ekonomi, dan politik
tempat pemustaka berada;
e. Konsekuensi penggunaan informa-
si.
Lebih lanjut jika menurut Wilson
(1981a) bahwa faktor yang secara
formasi pemustaka, yaitu:
a. Kebutuhan karakteristik pemustaka
(personal characteristics)
Kebutuhan individu dari pemus-
taka yang mencakup kebutuhan
psikologis, afektif, dan kognitif
akan mempengaruhi secara lang-
sung mengenai informasi apa yang
dibutuhkan.
b. Peran sosial yang disandang
(social roles)
Peran kerja maupun tingkat kinerja
akan mempengaruhi faktor kebu-
tuhan informasi yang ada dalam
diri individu pemustaka.
c. Lingkungan pemustaka
(person’s environment)
Keadaan lingkungan akan mem-
pengaruhi peran sosial dan kebu-
tuhan individu pemustaka sehing-
ga akan terjadi pengaruh
bertingkat yang akan membentuk
kebutuhan informasi. Misalnya:
lingkungan fisik, lingkungan kerja,
lingkungan keluarga, lingkungan
sosial buda- ya, sampai pada
lingkungan politik ekonomi.
4. Karakteristik Kebutuhan Infor-
masi
Karakteristik kebutuhan informa-
si mencakup hal-hal yang berkaitan
proses saat pemustaka mencari infor-
masi. Nicholas (2000) menjelaskan
karakteristik tersebut dapat menun-
jukkan wujud kebutuhan informasi.
Karakteristiknya seperti terlihat dalam
Tabel 2 berikut:
No Karakteristik Keterangan

1. Pokok masalah Apa yang menjadi pokok masalah dalam suatu informasi.
(subject) Aspek yang harus diperhatikan yaitu:
- banyaknya pokok masalah yang terkandung dalam suatu
informasi
- kedalaman pokok masalah
- ada tidaknya masalah dalam menentukan subjek yang
lebih rinci
2. Fungsi (function) Apa fungsi informasi bagi pemustaka, sehingga akan
berbeda-beda dan tergantung pada kebutuhan dari
pemustakanya
3. Sifat (nature) Merujuk pada ciri esensial yang terkandung pada suatu
informasi, yaitu apakah informasi berubah pada waktu/
periode tertentu atau perbedaan dari kebutuhan informasi.
4. Tingkat Informasi mengandung ilmu pengetahuan yang dapat
intelektual menambah kecerdasan pemustakanya. Jadi informasi dapat
(intellectual dipahami secara efektif apabila pemustaka memiliki
level) keluasaan pengetahuan minimum (tingkat intelektual)
atau tingkat kecerdasan tertentu.
5. Titik pandang Informasi sering dituangkan dengan titik pandang atau
(viewpoint) pendekatan tertentu, sehingga setiap pemustaka
mempunyai pandangan yang tidak sama mengenai suatu
informasi.
6. Kuantitas Pemustaka membutuhkan jumlah informasi yang
(quantity) berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan informasinya,
seperti keperluan akan tugas pekerjaan dan untuk
memecahkan suatu permasalahan.
7. Kualitas (quality) Menggambarkan kualitas isi informasi dan relevansinya
dengan kebutuhan pemustaka. hal ini sangat tergantung
pada sifat individu pemustaka sehingga sepertinya
diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap
pemustaka.
8. Batas waktu Apakah informasi yang disediakan merupakan informasi
informasi (date) terbaru atau sudah usang, sehingga pertimbangan utama
yang menentukan adalah lamanya umur informasi dalam
simpanan dokumen.

14
10

15
9. Kecepatan Berkaitan dengan kecepatan penyampaiann informasi
pengiriman kepada pemustaka, maka informasi diupayakan sepenuhnya
(speed of sampai pada pemustaka dan diharapkan tidak terhenti saat
delivery) penyebarannya sehingga aktualitas informasi dapat dijaga.

10. Tempat asal Berhubungan dengan posisi pemustaka dan kelancaran


publikasi (place) bahasa yang digunakan serta kepercayaan pemustaka
terhadap isi informasi.
11. Pemrosesan dan Pemrosesan berkaitan dengan cara penyajian informasi
pengemasan dari pokok pikiran dan riset yang sama, sedangkan
(processing and pengemasan berkaitan dengan tampilan luar atau bentuk
packaging) fisik dari informasi tersebut.

Menurut Leckie, et. al. (1996), formasi pada diri pemustakanya


kebutuhan informasi itu tidaklah kon- seperti: kebutuhan khusus, ke-
stan dan dapat dipengaruhi oleh se- butuhan internal, dan kebutuhan
jumlah variabel. Contoh: usia, peng- eksternal. Misalnya kebutuhan
alaman, pendidikan, lokasi geografis, informasi yang dibutuhkan maha-
konteks dimana kebutuhan informasi siswa tentu berbeda dengan kebu-
muncul, frekuensi, kepentingan, serta tuhan informasi bagi pelajar.
kompleksitas tugas.
3. Frekuensi (frequency), maksudnya
Dalam aplikasinya karakteris-
apakah kebutuhan informasinya
tik kebutuhan informasi yang dapat
berulang atau baru. Idealnya pe-
menunjukkan wujud dari kebutuhan
mustaka akan cenderung mencari
informasi pemustaka, yaitu:
informasi yang terbaru (current)
1. Demografis pemustaka (user de- daripada yang sudah usang.
mographics), maksudnya hal-hal
4. Kemungkinan (predictability),
yang terkait dengan karakteristik
maksudnya kebutuhan informasi
dari pemustaka yang mencari in-
tidak bisa diramalkan dan tidak
formasi. Contohnya: tingkat pendi-
ter- duga. Suatu contoh saat
dikan, usia, pekerjaan, spesialisasi,
pemustaka (mahasiswa)
profesi, jenis kelamin, jenjang
mencari informasi
karir, lokasi geografi yang ber-
untuk membuat tugas membuat
hubungan dengan asal daerah, dan
makalah pada mata kuliah “Kajian
lain sebagainya.
Pemustaka”. Nah pada saat proses
2. Konteks (namely context), mencari informasi tiba-tiba mun-
maksud- nya sesuai dengan cul dalam benaknya untuk mencari
kebutuhan in- informasi lain yang berhubungan
dengan mata kuliah tersebut, se- kebutuhan individu pemustakanya.
hingga mahasiswa tersebut juga Dalam prakteknya faktor yang mem-
akhirnya terdorong untuk mencari pengaruhi kebutuhan informasi pe-
informasi lain yang berhubungan mustaka juga akan menentukan me-
dengan mata kuliah Kajian Pemus- ngenai cakupan informasi apa saja
taka tersebut. yang dibutuhkan dan hasil informasi
5. Kepentingan (importance), mak- yang diperoleh.
sudnya tergantung pada seberapa
penting informasi yang dibutuhkan
tersebut bagi pemustaka. Semakin
informasi yang dibutuhkan pemus- Daftar Pustaka
taka itu penting maka semakin be-
sar pula pengorbanan pemustaka Case, Donald O. (2002). Looking for
untuk berusaha mendapatkan in- Information: a Survey of Research
formasi yang dibutuhkan. in Information Seeking, Needs,
and Behaviour. Elsevier:
6. Kerumitan (complexity), maksud- Academic Press.
nya apakah kebutuhan informasi Chowdhury, G. G. (2004). Introduc-
itu sifatnya mudah atau sulit dipe- tion to Modern Information Re-
cahkan. Manakala mudah berarti trieval. 2nd ed. London: Facet
informasi cepat dapat ditemukan, Publishing.
tetapi jika ternyata sulit dicari, Derr, Richard L. (1983). “A
maka tergolong rumit sehingga Conceptu- al Analysis of
masih membutuhkan waktu untuk Information Need.” Information
mencarinya lagi. Processing and Man- agement, 19
(5), p. 273-278.
C. Penutup Grover, Robert J., et.al. (2010). As-
Kebutuhan informasi setiap pe- sesing Information Needs: Manag-
mustaka berbeda-beda. Keanekara- ing Transformative Library
gaman profesi pemustaka dan karak- Servic- es. California: Libraries
teristiknya akan mempengaruhi Unlimited.
informasi yang dibutuhkan. Kebutuh- Guha, Bimalendu. (1988). Documen-
an informasi pemustaka terjadi jika tation and Information: Services,
pada diri pemustaka ada kesenjangan Techniques and Systems. 2nd ed.
antara pengetahuan yang dimiliki de- Calcutta: World Press.
ngan pengetahuan yang diinginkan. Laloo, Bikika Tariang. (2002). Infor-
Keadaan lingkungan pemustaka juga mation Needs, Information
akan mempengaruhi peran sosial dan Seeking Behaviour and Users.
New Delhi: Ess Ess Publications.
Lasa Hs. (2009). Kamus Kepustaka-

12
wanan Indonesia. Yogyakarta: & Library Management. 2nd ed.
Pustaka Book Publisher. London: A & C Black Publisher.
Leckie, G. J., et. al. (1996). “Model- Sulistyo-Basuki. (2004). Pengantar
ing The Information Seeking of Dokumentasi. Bandung: Rekayasa
Professionals: A General Model Sains.
Derived From Research on Engi- Wilson, T. D. (1997). “Information
neers, Health Care Professionals Behaviour: an Interdiciplinary
and Lawyers.” Library Quarterly, Perspective.” Information Pro-
66 (2), p. 161-193. cessing and Management, 33 (4),
Nicholas, David. (2000). Assesing p. 551-572.
Information Needs: Tools, Tech- . (1981)a. “The Cogni-
niques and Concepts for The tive Approach to Information-
Inter- net Age. 2nd ed. London: Seek- ing Behaviour and
Aslib. Information Use.” Social Science
Prassad. (2000). “Information Need and Informa- tion Studies, 4 (2), p.
and Users.” Dalam lemi.uc3m. 197-204.
es/est/forinf@/index.php/Forinfa/ . (1981)b. “On User
article/viewFile/33/34 [diakses 14 Studies and Information Needs.”
Desember 2014]. Journal of Documentation, 37 (1),
Stevenson, Janet dan P.H. Collin. p. 3-15.
(2006). Dictionary of Information

Reading, after a certain


age,
diverts the mind too much from its creative
pursuits.
Any man who reads too much and uses his own brain too
little
falls into lazy habits of
thinking.
Albert Einstein (1879 - 1955)

Anda mungkin juga menyukai