Anda di halaman 1dari 11

Realisme

Aristotele
s
1
Kelompok 4

Adi supianto
Vika ayu Putri

2
Big concept

1. Forma- Materia
(ontologi dan
metafisika)
2. Teori 4 Causa
3. Etika Kebahagiaan

3
Riwayat hidup Aristoteles
• Aristoteles lahir di kota Stagyra, Semenanjung Kalkidike di
Trasia (Balkan), Yunani Utara pada tahun 384 SM.
• Ia adalah anak Nicomachus, seorang dokter pribadi raja
Macedonia Amyntas, pada masa pemerintahan Raja Amyntes II.
Ayahnya meninggal ketika ia masih anak-anak.
• Kemudian aristoteles diambil sebagai anak angkat oleh
Proxenus adik dari ayahnya dan memberikan pendidikan yang
istimewa kepadanya.
• Ketika berusia 18 tahun. Aristoteles dikirim ke Athena untuk
belajar di Akademia Plato. Di sana ia belajar selama kurang
lebih 20 tahun, Selama disana aristoteles menemukan
pemikiran-pemikiran tentang logika, negara, metafisika, etika,
pengetahuan dan ontologi.
• Kemudian aristoteles menjadi pengajar di Akademia Plato
untuk bidang logika dan retorika sampai Plato meninggal
dunia.

4
Realisme aristoteles
Istilah realisme berasal dari kata latin realis yang berarti
“sungguh-sungguh”, “nyata”, atau “benar”. Sepanjang sejarah,
realisme memiliki tema umum, yang disebut prinsip atau tesis
kemerdekaan. Tema ini menyatakan bahwa realitas, pengetahuan dan
nilai yang ada secara independen dari pikiran manusia. Ini berarti
bahwa realisme menolak pandangan idealis bahwa ide-ide hanya
nyata.
Berbeda dengan Plato tentang persoalan kontradiktif antara
tetap dan menjadi. Aristoteles menerima yang berubah dan menjadi,
yang bermacam-macam bentuknya, yang semuanya itu berada di dunia
pengalaman sebagai yang sesungguhnya. Sehingga filsafat Aristoteles
disebut realisme.
5
Forma- materia
(Ontologi dan metafisika)
Ontologi merupakan bagian dari realitas yang mempersoalkan hal-hal
yang berkenaan dengan segala sesuatu yang ada. Ontologi membahas tentang
hakikat objek. Menurut Aristoteles, ontologi merupakan ilmu mengenai esensi
benda, di mana ontologi ini menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara
fundamental.
Metafisika adalah filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika,
tentang hakikat yang bersifat transeden, di luar atau di atas jangkauan
pengalaman manusia. Metafisika Aristoteles berpusat pada masalah “barang”
dan “bentuk” atau disebut “matter” dan “form”. Ia mengemukakan bentuk
sebagai pengganti pengertian idea Plato yang ditolaknya. Bentuk itu
memberikan kenyataan pada benda. Tiap-tiap benda di dunia ini adalah barang
(substansi) yang berbentuk.
6
TEORI 4 CAUSA
Pandangan Aristoteles yang bersifat empiris kemudian juga
menghasilkan suatu prinsip kausalitas terhadap segala kejadian di
alam ini, yaitu segala sebab dan akibatnya. Menurutnya, ada empat
macam sebab yang disebut Teori Empat Causa, yang kemudian harus
dipahami untuk mengartikan sebuah kejadian. Keempat sebab itu
adalah :
1. Sebab Efisien (Efficient Cause)
2. Sebab Final (Final Cause)
3. Sebab Material (Material Cause)
4. Sebab Formal (Formal Cause)

7
Penjelasan teori 4 causa
1. Sebab Efisien (Efficient Cause) yang merupakan sumber kejadian. Sebab
efisien adalah faktor yang menjalankan kejadian. Misalnya tukang
kayu yang membuat kursi.
2. Sebab Final (Final Cause) yaitu tujuan yang menjadi arah seluruh
kejadian. Misalnya kursi dibuat agar orang dapat duduk
diatasnya.
3. Sebab Material (Material Cause) yaitu bahan yang digunakan untuk
membuat sesuatu benda. Misalnya kursi dibuat dari kayu.
4. Sebab Formal (Formal Cause) yaitu bentuk yang menyusun bahan.
Misalnya bentuk “kursi” ditambah pada kayu, sehingga kayu
8
tersebut menjadi sebuah kursi.
Etika Kebahagiaan (Eudaimonia)

Pandangan filsafatnya tentang etika adalah bahwa


etika adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan dan
merupakan sebagai barang yang tertinggi dalam
kehidupan. Etika dapat mendidik manusia supaya memiliki
sikap yang pantas dalam segala peraturan.

9
Eudaimonia atau kebahagiaan (well-being) yang dikonsepsikan Aristoteles secara sederhana
setidaknya mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Menekankan terhadap apa yang disebut dengan self actualization, yaitu aktualisasi potensi
yang khas dimilikinya.
2. Manifestasi kegiatannya mencakup dua pola yaitu “praxis” dan “theoria”
3. Praxis adalah kehidupas etis yang terwujud melalui partisipasi dalam kehidupan
masyarakat, merealisasikan semua bagian jiwa manusia termasuk yang rohani. dengan
demikian, berarti segala aaktifitas dalam kerangka pelbagai struktur komunitas demi
kehidupan bersama yang baik. Praxis pada hakikatnya adalah aktualisasi manusia sebagai
zoon politicon. Aristoteles membedakan hal ini dengan istilah poiesis, mencipta, yaitu
suatu perbuatan demi suatu hasil diluar perbuatan itu sendiri.
4. Theoria mengangkat jiwa manusia kepada hal-hal ilahi; ia adalah murni kegiatan pribadi.
Theoria adalah perenungan dalam arti memandang sesuatu dalam-dalam dengan mata jiwa.
Theoria, dengan demikian, merupakan aktualisasi manusia sebagai zoon logon echon,
makhluk yang memiliki roh.

10
Kesimpulan
• Aristoteles adalah murid dari Plato, akan tetapi pemikirannya berbeda dengan Plato.

• Pemikiran Aristoteles adalah pemikiran yang empiris, sehingga lebih cenderung memiliki
pemahaman yang bersifat konkret, yitu berdasar pada ilmu-ilmu alam.

• Kemudian pandangan mengenai ontologi dan metafisika pada substansi benda lebih kepada wujud
asli benda itu sendiri.

• Pandangan Aristoteles yang bersifat empiris kemudian juga menghasilkan suatu prinsip
kausalitas terhadap segala kejadian di alam ini, yaitu segala sebab dan akibatnya. Prinsip
tersebut dikenal dengan sebutan Teori Empat Causa.

• pandangan filsafatnya tentang etika adalah bahwa etika adalah sarana untuk mencapai
kebahagiaan dan merupakan sebagai barang yang tertinggi dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai