Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah
(PPL880) yang harus diambil oleh setiap mahasiswa pascasarjana jurusan
Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Negeri Malang. Mata kuliah
PPL merupakan tingkatan tertinggi dari proses belajar baik yang
berkenaan dengan teori maupun praktik dalam rangka mempersiapkan
seorang calon dosen professional. Mata kuliah PPL bersifat aplikatif,
sebagai bentuk penerapan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Sesuai dengan misinya yakni pencapaian Kompetensi utuh seorang
Konselor yang profesional, maka pengembangan berbagai ketrampilan
Konselor ditekankan terutama dalam membingkai sebuah Kompetensi
menjadi wadah penguasaan kiat profesional dalam penyelenggaraan tugas
dan kinerja nya.
Mata kuliah PPL meliputi pengalaman mengajar Bimbingan dan
Konseling di arena terapan bimbingan dan Konseling dalam hal ini di
Universitas Negeri Malang. Praktikum mengacu pada pengalaman
praktikan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar untuk satu
matakuliah dalam bidang Bimbingan dan Konseling yang diampuh oleh
dosen pamong, yakni matakuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan (3
SKS dan 3 JS).
Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek
pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan
ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui analisis atau
pendekatan sosiologis. Aktivitas masyarakat dalam pendidikan,
merupakan sebuah proses sehingga pendidikan dapat dijadikan instrumen
oleh individu untuk dapat berinteraksi secara tepat di Komunitas dan
masyarakatnya. Pada sisi lain, sosiologi pendidikan memberikan
penjelasan yang relevan dengan Kondisi kekinian masyarakat, sehingga
setiap individu sebagai anggota masyarakat dapat menyesuaikan diri

1
dengan pertumbuhan dan perkembangan berbagai fenomena yang muncul
dalam masyarakatnya.
Namun demikian, pertumbuhan dan perkembangan masyarakat
merupakan bentuk lain dari pola budaya yang dibentuk oleh suatu
masyarakat. Pendidikan tugasnya tentu saja memberi penjelasan mengapa
suatu fenomena terjadi, apakah fenomena tersebut merupakan suatu yang
harus terjadi, dan bagaimana mengatasi segala implikasi yang bersifat
buruk dari berkembangnya fenomena tersebut sekaligus memelihara
implikasi dari berbagai fenomena yang ada.
Antropologi pendidikan berusaha menyusun genaralisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dalam rangka memperoleh
pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia khususnya
dalam dunia pendidikan. Studi antropologi pendidikan adalah spesialisasi
yang termudah dalam antropologi. Setelah dasawarsa tahun 60-an di
Amerika Serikat semakin banyak diperlukan keahlian dalam antropologi
untuk meneliti masalah-masalah pendidikan, maka antropologi pendidikan
kemudian dianggap dapat berdiri sendiri sebagai cabang spesialisasi
antropologi yang resmi.
Di Indonesia, sebagai negara yanag sedang membangun, sangat
diperlukan pengenalan Kondisi yang lebih baik dan lebih lengkap agar
pembangunan yang diberlakukan tidak menimbulkan kesenjangan dengan
Kondisi yang sejatinya. Antropologi pendidikan sering sejalan dengan
perkembangan tersebut. Dewasa ini antropologi pendidikan sendiri atau
bersama-sama dengan sosiologi pendidikan, menjadi mata kuliah wajib di
lembaga pendidikan tenaga kependidikan.
Dengan demikian, maka mata kuliah PPL BK dijadikan sebagai
kegiatan aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya
ke dalam suatu kegiatan pembelajaran yang terstruktur dan terKoordinasi,
serta menggunakan metode yang relevan dalam kegiatan pembelajaran
tersebut.

2
B. Tujuan
Tujuan PPL secara umum adalah untuk melatih mahasiswa agar
memiliki pengalaman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
faktual sehingga akan terbentuk tenaga pendidik yang profesional, yakni
memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
diperlukan bagi keprofesionalan seorang pendidik, serta mampu
menerapkan kinerja dalam situasi nyata.
Sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengenal secara cermat lingkungan fisik, akademik, sosial
dan psiKologis di lingkungan pendidikan sebagai tempat
berlangsungnya proses pelatihan pengembangan Kompetensi calon
pendidik.
2. Mahasiswa menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar.
3. Mahasiswa mampu menerapkan berbagai kemampuan professional
secara utuh dan terpadu dalam situasi nyata.
4. Mahasiswa mampu mengembangkan aspek pribadi dan sosial di
lingkungan pendidikan.
5. Mahasiswa mampu menarik kesimpulan edukatif dari penghayatan dan
pengalaman selama kegiatan PPL melalui kegiatan refleksi dan
menuangkan hasil refleksi ke dalam laporan.

C. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan mata kuliah PPL ini pratikan mengampu mata kuliah
Sosiologi dan Antropologi Pendidikan. Mata kuliah ini disajikan pada
semester I pada mahasiswa bimbingan dan Konseling angkatan 2015
jenjang S1. Sosiologi dan antropologi pendidikan berbobot 3 SKS dan 3
JS. Waktu pelaksaan mata kuliah PPL ini dilaksanakan selama 1 bulan, di
mana mahasiswa pratikan dibagi menjadi dua kelompok, empat
mahasiswa mengajar di kelas offering A dan empat mahasiswa mengajar
dikelas offering C. Mata kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
dilaksanakan pada hari rabu pukul 13.10 – 15.45 WIB untuk offering C
dan hari kamis pukul 09.35 – 12.10 WIB untuk offering A. Tempat

3
pelaksanaan kegiatan PPL yaitu Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Pembagian kelas,
waktu dan tempat praktik bisa dilihat pada Tabel 1. 1

No Hari/Tanggal Praktikan Topik Mata kuliah Lokasi


1 Rabu 21 Oktober Lilla Beberapa D1.213
2015 Maturizka Kontribusi
Ayu Asfarina Sosiologi
2 Kamis 22 Oktober Renggo Asih dalam D1.307
2015 Widarti Pendidikan
3 Rabu 28 Oktober Karina Pendidikan D1.213
2015 Dan
Sosiologi
4 Kamis 29 Oktober Farid Imam Perubahan D1.307
dan
2015 Kholidin Sosial
Antropologi
5 Rabu 4 November Galuh D1.213
Pendidikan
2015 Mahanani Proses
6 Kamis 5 November Minannur Sosialisasi D1.307
2015 Rohman
7 Rabu 11 November Sri D1.213
2015 Rahayuningsih Stratifikasi
8 Kamis 12 Mufied Sosial D1.307
November 2015 Fauziah

4
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN
LAPANGAN BIMBINGAN KONSELING
A. Pembelajaran Pendidikan dan Perubahan Sosial (Mata Kuliah
Sosiologi dan Antropologi Pendidikan)
1. Perencanaan
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, perencanaan di dalam
proses pembelajaran sangat penting untuk menunjang keterlaksanaan
proses kegiatan belajar mengajar. Secara garis besar perencanaan
pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin
dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai
untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yang akan
disampaikan, metode apa yang digunakan, alat atau media apa yang
diperlukan.
a. Analisis Kebutuhan
Dalam sebuah perencanaan, di dalamnya terdapat kegiatan
analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan adalah sarana untuk
mengidentifikasi masalah guna menentukan tindakan yang tepat,
dalam tahap ini yang dilakukan ialah membuat intruksional
pembelajaran dengan melihat kesenjangan dalam proses
pembelajaran yang mencakup pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk dapat memberikan pemahaman kepada
mahasiswa.
Secara umum, fungsi analisis kebutuhan, antara lain adalah
mengidentifikasi kebutuhan apa yang memberikan pengaruh
terhadap hasil pembelajaran, menyajikan prioritas serta alternatif
untuk memilih tindakan dan memberikan data yang berguna untuk
menganalisis efektifitas dari pembelajaran. Dalam analisi
kebutuhan yang dipersiapkan oleh praktikan adalah berupa
melakukan pengamatan (observasi) terhadap Kondisi kelas yang
akan dijadikan subyek pembelajaran praktikan untuk mengetahui
karakter mahasiswa di kelas tersebut, melakukan tinjauan materi,
5
persiapan pembuatan satuan perencanaan pembelajaran dan bahan
materi yang akan diajarkan yang di peroleh dari berbagai sumber
bahan yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan.
b. Penyusunan Satuan Acara Perkulihahan (SAP)
Satuan Acara Perkuliahan (SAP) merupakan penjabaran
standar Kompetensi dan Kompetensi dasar ke dalam materi
poKok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian Kompetensi untuk penilaian. Dalam proses
pembelajaran ini, SAP di buat untuk mengetahui rencana
pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/ tema
tertentu yang mencakup standar Kompetensi, Kompetensi dasar,
materi poKok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian Kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar (Lampiran).
2. Pelaksanaan
Adapun kegiatan dalam tahapan pelaksanaan dapat dijabarkan
dalam tabel sebagai berikut.
Tahapan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Metode Media Alokasi
Pratikan Mahasiswa Waktu
Membuka Mengucapkan 3 menit
kegiatan dan salam dan
perkenalan tanya jawab
Menyampaikan Memperhatikan Ceramah dan 5 menit
Kontrak belajar penjelasan Kontrak
pratikan
Review materi Aktif 5 menit
sebelumnya dan menyampaikan
mengaitkan materi yang
dengan materi telah dipelajari
yang akan dan
disampaikan mengaitkan
1. Kegiatan Awal dengan materi
yang akan akan
dipelajari

Menyampaikan Memperhatikan 5 menit


tujuan penjelasan
pembelajaran pratikan
Memotivasi Memperhatikan 2 menit
mahasiswa penjelasan
untuk pratikan
melaksanakan
pembelajaran
dengan baik
6
Memberikan Memperhatikan 10
contoh atau penjelasan menit
ilustrasi yang pratikan dan
sesuai bertanya
apabila ada
point yang
belum
dimengerti
Menyajikan
Memperhatikan
materi
penjelasan
Membuat
2. Presentasi pratikan dan
urutan materi Power
tugas atau bertanya 60
pembelajaran Ekspositori point dan
materi apabila ada menit
logis dan jelas Video
pembelajaran point yang
Pemberian
belum
tugas diskusi
dimengerti
mengenai tema
Mengklarifikasi Memperhatikan
gagasan- penjelasan
gagasan pratikan dan
bertanya Power 10
Ekspositori
apabila ada point menit
point yang
belum
dimengerti
Membangkitkan Membuat tugas
3. Memperkuat pendekatan terstruktur Sumber
Tugas
pengolahan kritis pada mata rujukan
Kognitif pelajaran
Menutup 3 menit
kegiatan,
menyimpulkan
materi
pembelajaran
hari ini, berdoa
bersama dan
mengucapkan
salam

3. Evaluasi
a. Refleksi Kegiatan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran mata kuliah sosiologi
dan antropologi pendidikan dengan bahasan pendidikan dan
perubahan sosial dapat dikatakan cukup baik, perencanaan yang
dibuat dapat terlaksana meski menemui beberapa hambatan.
Hambatan-hambatan yang ditemui baik yang bersumber dari
lingkungan (Kondisi kelas), dan manajemen waktu. Hal pertama
yang menjadi bahan perhatian adalah slide power point yang
pratikan tampilkan terlalu sederhana, karena dalam konsep
7
pembelajaran Advance Organizer, lebih mengutamakan pemberian
contoh kongkret. Terkait dengan praktikan sendiri, secara
keseluruhan persiapan dan pelaksanaan sudah cukup sesuai
dengan perencanaan yang dibuat, tetapi kendala yang dialami
terkait dengan kehadiran mahasiswa yang banyak datang terlambat,
sehingga situasi kelas tampak kurang nyaman karena ketika
pratikan sedang menjelaskan materi satu persatu mahasiswa yang
datang terlambat masuk ke kelas serta mengganggu Konsentrasi
pratikan dan mahasiswa lainnya. Selain itu pratikan juga grogi
dalam menyampaikan perkuliahan terlihat dari pratikan tidak
beranjak dari satu posisi, pratikan hanya berdiri pada satu posisi
saja, sebaiknya mobilitas pratikan harus lebih banyak sehingga
dapat menguasai seluruh kelas. Praktikan menggunakan metode
Advance Organizer dengan harapan dapat memperkuat struktur
Kongnitif mahasiswa dan menambah daya ingat mahasiswa.
Kendala selanjutnya terkait dengan waktu, praktikan
merasa kurang dapat menggunakan waktu secara efektif karena
dalam prosesnya praktikan dalam mengajar terlalu cepat sehingga
waktu yang sudah terkonsep di SAP menjadi tidak sesuai.
Selebihnya praktikan dapat melaksanakan proses belajar mengajar
dengan baik sesuai dengan perencanaan.
b. Refleksi Aktivitas Mahasiswa
Aktivitas mahasiswa mata kuliah Sosiologi dan
Antropologi Pendidikan dengan topik bahasan Pendidikan dan
Perubahan Sosial antara lain memperhatikan, mendengarkan dan
merespon penjelasan pratikan, berpartisipasi aktif dalam proses
belajar, bertanya dan merespon pertanyaan, mencatat materi yang
dianggap perlu, aktif bertanya ketika ada suatu penjelasan yang
belum mereka mengerti. Secara keseluruhan mahasiswa aktif
dalam kegiatan pembelajaran di kelas, karena media (berupa LCD)
cukup menunjang dalam menstimulasi mahasiswa untuk
berpartisipasi dan melakukan aktifitas belajar lebih baik, seluruh

8
mahasiswa dapat memperhatikan tampilan materi yang disajikan
melalui media teresebut serta melakukan refleksi materi yang
disajikan.
Selain itu pratikan juga belum dapat dapat menguasai kelas
sepenuhnya, hal ini disampaikan oleh teman-teman observer,
mereka mengatakan bahwa masih ada beberapa mahasiswa yang
melakukan foto-foto ketika pratikan sedang menjelaskan materi,
bahkan ada mahasiswi yang berdandan ketika pratikan sedang
menjelaskan. Hal seperti ini belum dapat di handle oleh oleh
pratikan, hal ini juga menjadi bahan Koreksi bagi pratikan untuk
dapat menguasai kelas sepenuhnya.
c. Refleksi Penguasaan Kompetensi Mahasiswa
Penguasaan Kompetensi mahasiswa dilihat dari hasil kuis
pada akhir setiap topik. Mahasiswa yang cenderung aktif di kelas
dan mengikuti kuis dengan menunjukkan progres yang baik,
sebaliknya pada mahasiswa yang kurang aktif dan jarang
mengikuti perkuliahan tampak mengalami kesulitan.
Namun praktikan mencoba memaksimalkan penguasaan
Kompetensi mahasiswa dengan memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya pada setiap sub materi yang disajikan.
Praktikan juga memberikan review materi secara keseluruhan
(penyimpulan) pada sesi akhir pertemuan.

9
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KONSELING INDIVIDUAL
(PENDEKATAN REALITA)
A. Sejarah Perkembangan
Pendekatan reality terapy dikembangkan oleh William glasser.
William Glasser lahir pada tahun 1925, pada awalnya Glasser mempelajari
teknik kimia di Case Westren reserve university in clevelen Ohio.
Dikaren/akan ketertarikannya yang besar pada bidang psiKologis pada
tahun 1953 Glasser menjadi psikiater.
Reality theory awalnya dilatarbelakangi penolakan Glasser
terhadap pandangan Freudian tentang manusia, berdasarkan
pengalamannya sebagai terapis Glasser mengamati penerapan prinsip-
prinsip psiKoanalisis dan menurut Glasser sangat tidak efektif. Glasser
lebih memandang bahwa manusia harus bertanggung jawab atas
tingkahlakunya. Ketika membantu Konseli dalam proses Konseling,
Glasser memandang bahwa yang terbaik adalah membicarakan bagian
yang sehat dari diri Konseli bukan bagian yang terganggu. Glasser sangat
dipengaruhi oleh G. L. Harrington yang merupakan seorang psikiatri dan
mentor. Pendekatan reality therapy tergolong dalam ancangan
Kognitifsama dengan dengan Rational Emotif Behavior Therapy dengan
ciri yang menonjol yaitu dedaktis, aktif, direktif, menekankan pada situasi
sekarang dan kekuatan individu untuk belajar.
Pada tahun 1962 Glasser bersama Harrington memperkenalkan
Reality theory.Glasser yakin bahwa, yang terpenting dalam perkembangan
manusia adalah Konseli dapat bertanggung jawab atas tingkahlakunya
sendiri. Pada awalnya Glasser mempelajari control theory William Powers
yang diyakini sesuai dengan reality theraphy yang diungkapkannya.
Glasser menghabiskan 10 tahun untuk mengembangkan, merevisi, dan
mengklarifikasi pemikirannya, dan akhirnya Glasser mengubah
namaControl theory menjadi choice theory.
Esensi dari reality theraphy saat ini mencakup semua aktivitas
didunia. Berdasarkan teori ini manusia selalu melakukan pilihan dan harus
10
bertanggung jawab atas apa yang dipilih untuk dilakukan. Asumsi dasar
teori ini adalah bahwa semua hal yang dapat kita Kontrol adalah hidup kita
pada saat ini. Secara umum perkembangan reality therapy ada dalam table
di bawah ini

No. Tahun Konsep menurut Glasser


1950-1960an Individu bertanggung jawab terhadap
apa yang dia lakukan, namun pada masa
ini Glasser belum menemukan teori
yang yang mendikung Konsepnya
1970 dan 1980an Glasser mulai mengajarkan “control
teori” semua orang mempunyai pilihan
tentang apa yang mereka lakukan
1996 Glasser merevisi dan merubah nama
control theory menjadi choices theory,
yang menyediakan batasan tentang
mengapa dan bagaimana manusia
bertingkahlaku.

B. Hakikat Manusia
Choice theory memandang bahwa manusia lahir tidak dalam Kondisi
Kosong yang menunggu motivasi dari luar untuk membentuk hidup manusia,
namun manusia lahir dengan lima kebutuhan dasar yang dibawahnya, yaitu:
1. Bertahan hidup (survival)
2. Cinta (Love)
3. Kekuasaan (Power or achievement)
4. Kebebasan atau kemandirian (Freeadem or independensi)
5. Kesenangan (Fun)
Kelima hal tersebut mendorong kita untuk hidup, dan Glasser
percaya bahwa cinta merupakan kebutuhan utama karena kita
membutuhkan orang lain untuk memuaskan kebutuhan kita yang lain.
Cinta juga merupakan kebutuhan yang sulit untuk dipuaskan, karena kita
harus bekerjasama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pandangan Reality theorymenganggap bahwa kehidupan seseorang
ditentukan oleh mampu tidaknya orang tersebut membina hubungan baik

11
dengan orang lain. Ketika seseorang mampu memperoleh kekuasaan,
kebebasan dan bertahan hidup namun orang tersebut tidak diakui
kehadirannya oleh orang lain maka semua hal yang telah dia capai tidak
akan berguna.
Otak manusia berfungsi sebagai sistem Kontrol yang secara
berkelanjutan memonitor perasaan untuk memutuskan apa yang sebaiknya
dilakukan sebagai usaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.
Kapanpun seseorang merasa buruk, berarti satu atau lebih dari kelima
kebutuhan tersebut ada yang tidak terpuaskan.Perasaan buruk ini diatur
oleh otak Karena otak menerima rangsangan bahwa yang diinginkan tidak
terpenuhi, sehingga otak merespon untuk memunculkan perasaan tidak
nyaman, seperti sedih atau kecewa.
Reality teraphy membantu Konseli untuk mempelajari choice theory
sehingga Konseli dapat menemukan kebutuhan-kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan mencoba untuk memuaskan kebutuhan tersebut.Choice theory
adalah teori yang mengemukakan bahwa setiap hal yang dilakukan oleh
manusia adalah pilihan.Choice theory mengungkapkan bahwa kita tidak dapat
memuaskan kebutuhan kita secara langsung.Apa yang kita lakukan sejak kita
lahir dan dilanjutkan selama kehidupan kita adalah untuk mendekatkan kita
pada segala hal yang membuat kita merasa baik.Kita menyimpan informasi
dalam pikiran kita dan membangun keinginan kita yang disebut sebagai
quality world yang merupakan inti dari kehidupan kita.Quality world terdiri
dari gambaran seseorang, kegiatan, iven, kepercayaan, dan situasi yang
memenuhi kebutuhan kita.Jadi tingkahlaku manusia adalah untuk mencapai
quality world tersebut.

C. Perkembangan Perilaku
1. Pemenuhan Kebutuhan
Glasser berpandangan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar (cinta dan
harga diri) merupakan peristiwa belajar.Semua tingkah laku manusia
ditujukan untuk memenuhi kelima kebutuhannya, ketika seseorang
mampu memenuhi kebutuhannya berarti dia telah mampu menciptakan

12
Kondisi, aktifitas, pola pikir dan kepercayaan yang membuat
terpenuhinya semua kebutuhannya sehingga dia telah mencapai quality
world. Apabila individu dapat memenuhi kelima kebutuhan tersebut,
maka dapat dikatakan sebagai individu yang memiliki identitas
sukses.Individu yang telah terpenuhi kebutuhannya akan dapat
memenuhi kebutuhannya dengan prinsip 3 R(Right, Responsibility,
Reality) Ketiga hal tersebut saling berkaitan antar satu dengan yang
lain.
a. Right, yang dimaksud Glasser dengan Right adalah ukuran atau
norma yang diterima secara umum dimana tingkah laku dapat
diperbandingkan. Individu yang berfungsi penuh memiliki
kapasitas untuk mengoreksi diri sendiri bila melakukan sesuatu
melalui membandingkan dengan nilai yang berlaku. Pertimbangan-
pertimbangan nilai merupakan bagian dari aktifitas Kognitif pada
orang yang bertanggung jawab. Tanpa menilai tingkah laku sendiri
apakah benar atau salah, baik atau buruk, orang akan berbuat
semaunya sendiri. Pertimbangan moral ini tidak hanya akan
membimbing tingkah laku individu, tetapi juga bagian yang
diperlukan dalam menemukan kebutuhan akan harga diri. Moral,
ukuran (standar), nilai, perbuatan benar dan salah, semuanya
berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan akan harga diri.
b. Responsibility. Prinsip ini merupakan kemampuan untuk mencapai
sesuatu kebutuhan dan dilakukan dengan cara tidak mengambil
keinginan orang lain dalam memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini
berarti bahwa manusia harus mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri dengan tidak mengganggu kepentingan orang lain. Tingkah
laku yang dipilih untuk memenuhi kebutuhannya harus merupakan
tingkah laku yang tidak merugikan orang lain.
c. Reality, apa yang dilakukan individu sesuai dengan kenyataan saat
itu, mereka harus menyadari bahwa kenyataannya mereka harus
memenuhi kebutuhannya dan tingkah laku yang dilakukan harus
tepat untuk mencapai pemenuhan kebutuhan tersebut.

13
Pada perkembangan selanjutnya, Glasser memperluas uraian
tentang kebutuhan dasar manusia.Glasser berpandangan bahwa
manusia selalu berupaya mengendalikan dunia dan dirinya untuk
memuaskan kebutuhan dasarnya.Kebutuhan dasar tersebut adalah
kebutuhan untuk bertahan hidup dan melanjutkan keturunan,
kebutuhan untuk memiliki, kebutuhan untuk memperoleh kekuasaan,
kebutuhan untuk memperoleh kebebasan, dan kebutuhan untuk
memperoleh kesenangan.
Kebutuhan unuk bertahan hidup dan memperoleh keturunan
merupakan kebutuhan fisiologis manusia yang berupa kebutuhan untuk
memelihara kehidupan dan kesehatan yang baik. Kebutuhan untuk
memiliki merupakan kebutuhan manusia untuk melibatkan dirinya
dengan orang lain dan mencintai serta dicintai orang lain. Kebutuhan
memperoleh kebebasan merupakan kebutuhan untuk membuat pilihan
dalam kehidupan. Kebutuhan untuk memperoleh kekuasaan
merupakan kebutuhan untuk memperoleh prestasi, status, pengakuan,
dan membuat orang lain mematuhinya. Kebutuhan untuk memperoleh
kesenangan merupakan kebutuhan manusia untuk menikmati
kehidupan, tertawa, dan menikmati humor. Semua kebutuhan diatas
disebut kebutuhan psiKologis kecuali kebutuhan bertahan hidup dan
melanjukan keturunan

2. Pribadi Sehat atau Ideal dan Pribadi Malasuai


a. Pribadi Sehat atau Ideal
Pribadi yang ideal atau sehat menurut Konsep Reality
Therapy secara umum dapat disebut sebagai orang yang dapat
mengembangkan identitas sukses.Individu tersebut relativ dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya; cinta-mencintai dan kebergunaan
serta harga diri yang memenuhi syarat 3R dari Reality Therapy.
Oleh karena itu pribadi yang sehat selalu bertindak dalam
memenuhi kebutuhannya secara bertanggung jawab, tidak
merugikan orang lain serta mempunyai disiplin diri.

14
Individu dalam beringkah laku tersebut berorientasi pada
lingkungan dan bersifat tidk bertentangan dengan prinsip realitas,
tidak tenggelam dengan perasaan-perasaannya sendiri, segala
kebutuhan diwujudkan dalam tindakan nyata. Individu yang sehat
juga dapat membedakan baik-buruk, benar-salah secara tegas dan
bertingkah laku menurut ukuran yang ada.Ia selalu mengadakan
evaluasi atas kualitas perilakunya, dan dapat mengembangkan
penilaian yang positif terhadap dirinya. Adapun cara lain individu
yang sehat adalah adalah memiliki katerampilan verbal, sosial dan
intelektual yang memadahi, mampu menggunakan kemampuan
berfikir untuk memecahkan masalah, memiliki keterlibatan yang
tinggi dengan orang lain dan dapat memimpin dirinya sendiri serta
mau belajar terus untuk mengembangkan perilaku yang baik.
b. Pribadi Malasuai/Menyimpang
Menurut pandangan Glasser, semua perilaku individu
ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan. Individu yang tidak dapat
memenuhi kebutuhannya akan mengalami penderitaan psiKologis
(psychological pain) yang merupakan tanda bahwa ia bermasalah.
Glasser menolak istilah perilaku menyimpang atau malasuai
dengan menggunakan istilah-istilah terapeutik, menurut Glasser
istilah-sitilah tradisional dalam terapeutik semacam itu tidak
banyak manfaatnya bagi usaha pengembangan perilaku yang lebih
tepatKetidak tepatan perilaku seseorang berkaitan langsung dengan
ketidak mampuanya memenuhi kebutuhan dasar. Cara
bagaimanakah individu mengekspresikan masalah, merupakan
refleksi tingkat ketidak mampuan individu dalam memenuhi
kebutuhannya.Semakin menyimpang perilaku seseorang
menunjukkan semakin besarnya kebutuhan dasar yang tidak
terpenuhi. Seseorang yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya
akan kehilangan Kontak dengan realitas yang oebjektif, ia tidak
mampu mempersepsi sesuatu sebagaimana mestinya.

15
Kurang terlibat dengan
orang lain

Semakin tidak Tidak mampu


berhasil dalam bergaul memenuhi kebutuahan

Menolak akan Mengingkari


tanggung jawab kebutuhannya

D. Hakikat Konseling
Reality theraphy berfokus pada ketidakpuasan hubungan atau
hubungan yang tidak baik yang sering menjadi penyebab masalah
Konseli.Melalui Reality thraphy Konseli harus mampu menghadapi realita
sehingga dapat menunjukan tingkah laku yang bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhannya.Reality therapy membantu Konseli untuk
mempertimbangkan keefektifan pilihannya, khususnya sebagai pilihan
untuk membina hubungan dengan orang-orang penting Konseli.
Karakteristik reality therapy adalah sebagai berikut:
1. Menekankan pada pilihan dan tanggung jawab
Jika kita memilih segala hal yang kita lakukan maka kita juga
harus bertanggung jawab terhadap yang telah kita lakukan.Hal ini
berarti bahwa Konselor harus selalu ingat bahwa Konseli memiliki
tanggung jawab terhadap tingkah lakunya sendiri. Tanggung jawab
tersebut adalah terhadap pilihan dan apa yang dipilih oleh Konseli.
2. Penolakan terhadap transferensi
Dalam reality therapy Konselor harus bekerja secara professional,
dan berperan sebagai dirinya sendiri dan transferences tidak boleh
terjadi dalam proses Konseling. Hubungan antara Konselor dan
Konseli berfungsi untuk mengajarkan Konseli untuk berhubungan
dengan orang lain dalam hidupnya. Menurut Glasser transferences

16
mendorong Konselor maupun Konseli untuk bertindak tidak sesuai
dengan apa yang harus dilakukan.
3. Konseling fokus pada Kondisi kekinian
Glasser setuju bahwa kita merupakan produk dari masa lalu,
namun dia berpendapat bahwa kita bukan Korban dari masa lalu tanpa
kita memilihnya.Reality therapy tidak sepenuhnya menolak
pengalaman masa lalu, jika Konseli menceritakan masa lalunya tentang
berhubungan baik dengan orang lain, Konselor dapat
mendengarkannya karena mungkin hal tersebut akan terulang di masa
depan. Konselor realitiy therapy hanya dapat mencurahkan sedikit
waktu untuk membahas masa lalu, karena dengan membahas masa lalu
kita tidak dapat memutuskan yang ada pada saat ini.focus Konseling
Reality theraphy adalah pada apa yang dirasakan oleh Konseli pada
saat ini.
4. Menghindari berfokus pada gejala-gejala
reality therapy befokus pada masalah yang ada pada saat ini dan
tidak memperhatikan gejala-gejalanya sebelumnya. Dengan berfokus
pada masalah saat ini Konselor dapat secara umum menjadi seseorang
yang membantu memberikan pertimbangan-pertimbangan singkat.
5. Menentang pandangan tradisional terhadap sakit mental
Reality theory menolak pandangan bahwa orang-orang dengan
masalah fisik dan psiKologis adalah orang-orang dengan sakit mental,
sehingga permasalahan psiKologis yang dialami oleh seseorang tidak
harus diselesaikan dengan obat.

E. Kondisi Pengubahan
1. Tujuan
Tujuan utama reality theraphy adalah unutk membantu Konseli
menciptkan hubungan atau kembali berhubungan dengan orang-orang
yang mereka pilih dalam upaya untuk mencapai quality world. Selain
itu untuk memenuhi kebutuhan akan cinta yang merupakan kebutuhan
utama dalam pandangan reality theraphy. Tujuan dasarnya adalah

17
untuk membantu Konseli belajar cara yang lebih baik terhadap
pemenuhan kebutuhannya termasuk kekuasaan, kebebasan atau
kemandirian, dan kesenangan.
2. Peran Konselor
Konselor sebagai guru dan Konseli sebagai murid, Konselor
mengajarkan Konseli bagaimana untuk terlibat dalam mengevaluasi
dirinya Konseli.Misalnya dengan memberikan pertanyaan “Apakah
perilakumu merupakan sesuatu yang kau inginkan atau kau butuhkan”,
Peran Konselor tidak untuk mengevaluasi Konseli tapi untuk
mendorong Konseli mengevaluasi tingkah lakunya sendiri dan untuk
membuat rencana-rencana perubahan tingkahlaku.Hasil dari Konseling
adalah hubungan yang baik, peningkatan kebahagiaan, dan kepekaan
untuk mengontrol dari dalam dirinya sendiri. Fungsi Konselor adalah
sebagai advokad atau seseorang yang berada dipihak Konseli.
3. Peran Konseli
Konseli tidak diharapkan untuk kembali kemasa lalunya dan
menceritakan gejala-gejala masa lalu yang telah dialaminya, namun
Konseli diharapkan untuk dapat menyampaikan perasaan, tingkahlaku
dan pemikirannya saat ini. Melalui proses Konseling, Konseli harus
dapat mengevaluasi perilaku yang telah diceritakan pada Konselor,
kemudian Konseli diharapkan dapat membuat rencana-rencana baru
dan menyepakati rencana tersebut bersama dengan Konselor. Konseli
diharapkan lebih sadar akan tingkahlakunya.
4. Situai Hubungan
Reality theraphy menekankan pada sebuah hubungan yang saling
memahami dan mendukung.Hubungan ini merupakan dasar untuk
memperoleh hasil yang efektif, meskipun hubungan terapiutik adalah
hal yang terpenting namun hal ini bukan merupakan satu-satunya hal
yang menentukan keberhasilan Konseling.Untuk menciptkan
hubungan tersebut, Konselor harus memiliki kualitas personal
termasuk kehangatan, Kogruensi, understanding, acceptance, respect,

18
terbuka. Indentitas peribadi tersebut berfungsi untuk menciptakan
iklim yang nyaman dalam proses Konseling.
5. Teknik dan Prosedur Terapuetik
Prosedur Konseling didasarkanpada asumsi bahwa manusia mau
melakukan perubahan adalah (1) ketika mereka memutuskan bahwa
tingkah laku yang dilakukan tidak dapat menghasilkan yang mereka
inginkan, (2) ketika mereka percaya bahwa mereka dapat memiliki
tingkah laku lain yang mendekatkan kepada pemenuhan
kebutuhannya.Prosedur Konseling reality therapy terdiri dari dua
Komponen utama yaitu (1) penciptaan lingkungan Konseling, (2)
prosedur spesifik yang memimpin untuk mengubah tingkah laku.
Prosedur spesifik disingkat dengan WDEP model, yaitu sebagai berikut:
1. Want; keinginan, kebutuhan dan persepsi yang diharapkan oleh
manusia
2. Direction and doing; berfokus pada apa yang dilakukan oleh
Konseli untuk mencapai kubutuhan tersebut
3. Evaluasi; kemampuan Konseli untuk mengevaluasi tingkah laku
mereka
4. Planing dan Komitmen; membantu Konseli merencanakan rencana
realistic dan membuat Komitmen untuk memenuhi kebutuhannya.

Untuk melakukan prosedur tersebut Konselor dapat melakukan beberapa


hal berikut:
1. Gali keinginan, kebutuhan dan pandangan Konseli, diskusikan
tentang “quality world” Konseli, menentukan tujuan Konseli,
kebutuhan yang telah dipenuhi dan belum dipenuhi, locus of
control
2. Membahas apa yang dipersepsi dan diinginkan oleh Konseli,
sampaikan apa yang ingin didapatkan, dan bagaimana dia
memandang situasi, tingkah laku, dan keinginannya

19
3. Komitment, Konselor membantu Konseli meningkatkan hasratnya
untuk menemukan tingkah laku yang efektif untuk memnuhi
kebutuhannya
4. Menggali kesulurah tingkah laku Konseli
5. Membatu Konseli menilai tingkah lakunya selama ini, secara
spesifik tentang bagaiman Konseli menghabiskan waktu,
diskusikan tentang self talk yang efektif dan tidak efektif
6. Mengevaluasi, membantu Konseli mengevaluasi tingkah lakunya,
tingkah laku khusus seperti keinginan, persepsi dan Komitmen.
Mengevaluasi dirinya sendiri dengan melakukan follow up,
Konsultasi dan melanjutkan pendidikan
7. Membuat rencana tindakan, rencana yang efektif adalah yang
mungkin dapat tercapai, dapat diukur kesuksesannya, segera
dilakukan, Konsisten, dan dapat diKontrol oleh Konseli.

Hubungan antara Kondisi Konseling dan prosedur Konseling adalah:


1. Kondisi lingkungan Konseling adalah landasan untuk
melaksanakan prosedur Konseling yang efektif
2. Sangat penting untuk membangan lingkungan yang ramah
sebelum memulai Konseling
3. Membangun hubungan professional antara Konselor dan Konseli
dilakukan menggunakan metode secara procedural.

Membangun hubungan baik antara Konselor dengan Konseli berarti


membangun kepercayaan dengan menyediakan keramahan, keakraban, dan
kejujuran. Untuk memciptakan lingkungan Konseling yang ramah ini
Konselor dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Melakuakan attending; Kontak mata, postur tubuh, dan
menerapkan keterampilan mendengarkan yang efektif
2. Antusias, Konsisten. Menyatakan bahwa ada harapan untuk
menjadi lebih baik

20
3. Melakukan teknik yang tidak disangkan seperti Menggunakan
teknik paradox untuk mengKonfirmasi ketepatan informasi,
membingkai dan menuliskan informasi
4. Menggunakan humor
5. Membangun batasan hubungan; hubungan prosefesional Konselor
dengan Konseli
6. Keterbukaan diri dalam batasan hubungan bantuan
7. Menggunakan methapor
8. Mendengarkan tentang tingkah laku yang telah dibantu, nilai dan
judgement
9. Menyimpulkan dan focus terhadap apa yang telah disampaikan
oleh Konseli
10. Membiarkan Konseli menerima Konsekuensi dari tingkah laku
yang dilakukan
11. Silence; untuk membiarkan Konseli berfikir dan bertanggung
jawab atas tingkah lakunya
12. Menunjukan empati
13. Bersikap etis, mempelajari etika dan penerapannya
14. Menciptakan harapan bahwa seseorang akan mendapatkan sesuatu
yang baik apabila mereka melakukan hal yang baik
15. Management kepemimpinan, bersikap demokratis dalam
menentukan peraturan selama Konseling
16. Mendiskusikan kualitas tingkah laku
17. Menambah pilihan-pilihan

Beberapa pertanyaan yang dapat disampaikan oleh Koselor untuk mendorong


Konseli mengevaluasi tingkah lakunya adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang telah kamu lakukan membuatmu bahagia atau
membuatmu terluka?
2. Apakah yang kamu lakukan saat ini adalah yang kamu inginkan?
3. Apakah tingkah lakumu berguna bagi kamu?
4. Apakah yang kamu lakukan sesuai dnegan yang kamu percayai?

21
5. Apakah yang kamu lakukan bertentangan dengan peraturan?
6. Apakah tindakanmu realistic?
7. Bagaimana Komitmenmu pada proser Konseling ini adan untuk
mengubah hidupmu?
8. Setelah menganalisis apa yang kamu inginkan, apakah hal tersebut
yang terbaik yang kamu dan orang lain inginkan?

Reality therapy bisa ditandai sebagai terapi yang aktif secara verbal.
Prosedur-prosedurnya difokuskan pada kekuatan-kekuatan dan potensi-potensi
Konseli yang dihubungkan dengan tingkah lakunya sekarang dan usahanya
untuk menciptakan identitas keberhasilan, Konselor bisa menggunakan
beberapa teknik sebagai berikut:
1. Terlibat dalam permainan peran dengan Konseli
2. Menggunakan humor
3. MengKonfrontasikan tingkah laku Konseli yang tidak realistis
4. Membantu Konseli dalam merumuskan rencana-rencana perubahan
yang spesifik bagi tindakan
5. Bertindak sebagai model dan guru
6. Menentukan batas-batas dan struktur Konseling yang pas
7. Menggunakan “verbal shock”/terapi kejutan verbal atau sarkasme
yang tepat untuk menentang Konseli dengan tingkahlakunya yang
tidak realistis
8. Melibatkan diri dengan Konseli dalam upayanya mencari kehidupan
yang lebih efektif
9. Memberikan pekerjaan rumah (home work assigment) untuk
dilaksanakan Konseli pada waktu antara pertemuan satu dengan
pertemuan lainya
10. Membuat kesepakatan sebagai Kontrak antara Konselor dan Konseli

F. Kelebihan dan Kekurangan


1. Kelebihan

22
a. Sebagai pendekatan jangka pendek (brief counseling), Konseling
realita dapat diberlakukan bagi Konseli dalam cakupan luas.
b. Pendekatan ini menyediakan suatu struktur untuk Konseli dan
Konselor dalam mengevaluasi derajat dan naturalitas perubahan.
c. Teori ini terdiri atas Konsep sederhana dan jelas yang mudah
dipahami oleh banyak orang dalam berbagai bidang jasa, dan
prinsip-prinsipnya dapat digunakan oleh orang tua, para guru,
pelayan/pejasa bantuan, pendidik, para manajer, Konsultan, para
penyelia, karyawan kemasyarakatan, dan Konselor.
d. Sebagai pendekatan positif dan berorientasi tindakan, pendekatan
ini memberikan tawaran bagi berbagai Konseli yang secara khas
dipandang sebagai "sukar untuk menerima perlakukan”
e. Model Konseling realita mengajarkan kepada Konseli untuk
memusatkan pada apa yang mampu dan ingin mereka lakukan saat
ini untuk mengubah perilaku mereka.
2. Kekurangan
a. Konseling realita tidak memberi penekanan cukup pada perasaan,
ketaksadaran, nilai terapis bermimpi, penempatan
pemindahan/transferensi dalam Konseling, pengaruh trauma awal
masa kanak-kanak, dan kekuatan masa lalu untuk mempengaruhi
kepribadian seseorang.
b. Ada suatu kecenderungan pendekatan ini untuk mengurangi peran
yang rumit dari lingkungan sosial dan budaya seseorang dalam
membentuk perilaku. Mungkin ini lebih merupakan trietmen yang
berorientasi gejala dan mengabaikan suatu explorasi isu emosional
yang lebih dalam

G. Skenario Konseling
Praktik Konseling dengan pendekatan realita ini dilaksanakan dan
dipraktikkan oleh Farid Imam kholidin sebagai guru bimbingan dan
Konseling serta Ora Girez Uke sebagai Konseli. Praktik ini dilaksanakan
pada hari Sabtu 19 Desember 2015 di ruang Laboratorium Pendidikan

23
Pascasarjana Universitas Negeri Malang Ruang VIP H2.105, Konseling ini
dilaksanakan sekitar 37 menit.
Dalam Konseling ini, Uke sebagai mahasiswa semester 3 jurusan
Biologi yang mendapatkan nilai tidak lulus pada salah satu mata kuliah,
dan ia sedikit kecewa dengan dosen tersebut, dengan kekecewaannya ia
mendatangi guru pembimbing. Uke mendapatkan informasi dari temannya
bahwa ia bisa berKonsultasi dengan guru pembimbing.

H. Verbatim Sederhana Pelaksanaan Praktik Konseling Pendekatan Realita


Subjek Pernyataan Tahap dan
Teknik
Ki Assalamualaikum..... Involment
Ko Waalaikumsalam, iya silahkan masuk
Ki Terima kasih pak, selamat pagi
Ko Mari silahkan duduk Penyambu
tan
Ki Iya pak, terima kasih
Ko Ini yang kemarin malam kirim sms ya? Topik
netral
Ki Iya pak
Ko Sebelumnya ini barusan dari mana???
Ki Dari kelas pak
Ko Masih ada kuliah?
Ki Masih ada sih pak satu, dosennya kemarin berhalangan
jadi minta ganti hari pak
Ko Oh dosennya berhalangan jadi minta ganti hari ya??
Ki Iya pak
Ko Semester berapa sekarang?
Ki Semester tiga pak
Ko Oh masih awal bearti ya
Ki Iya pak heheheee
Ko Jurusan apa mbak???
Ki Jurusan biologi pak
Ko Jadi ini supaya lebih akrab, mau di panggil siapa? Rappot
Mbak, ibu, panggil mbak atau di panggil siapa??
Ki Panggil nama saja pak, panggil Uke saja pak heheheee
Ko Sepertinya ada sesuatu hal penting yang mau Pengaliha
dibicarakannya?? n ke topik
inti
Ki Iya pak, tetapi saya malu, saya takut
Ko Loh kenapa takut, kenapa malu?? Restateme
nt
Ki Gimana ya pak ya, saya baru pertama kali cerita sama
24
orang
Ko Jadi, kegiatan kita kedepannya ini disebut Konseling,
sebelunya Uke sudah pernah ikut Konseling???
Ki Belum pernah pak
Ko Jadi dapat no saya dari siapa?
Ki Ada sih pak temen, temen saya kemaren itu curhat
sama saya, terus dia bilang dia tuh suka Konseling
dengan pak farid, gitu pak. Makanya saya jadi tertarik
pak, sepertinya enak. Jadi saya memang orangnya kan
gak suka cerita cerita, makanya saya malu untuk
bercerita,
Ko Ok , jadi kegiatan kita ke depannya dinamakan Role limit
Konseling, kegiatannya seperti ini ada mbak ada saya, dan time
tetapi peran saya hanya sebagai membantu saja, karena limit
disini saya tidak bisa memberikan keputusan yang
akan diambil nanti, solusinya bagaimana, alternatifnya
bagaimana, akan tetapi saya hanya sekedar
memfasilitasi, saya tidak akan mengatakan kamu harus
mengambil ini, kamu harus begini, yang akan
mengambil keputusan solusi dan tindakan ya Uke
sendiri, saya di sini hanya memfasilitasi. Sekarang
sudah jam sembilan, nah kita Konselingnya sekitar
sejam ke depan, karena saya jam 10 nanti ada kegiatan,
jadi kita batasi waktunya kita batasi ya.
Ki Jadi Konseling itu begini ya pak, saya tidak bisa
meminta solusi kepada bapak??
Ko Ya, bukan meminta solusi kepada saya, kita mencari Confidenti
bersama sama, permasalahan Uke bagaimana kita cari ality limit,
solusinya bersama sama, saya ini buka dewa loh, mbak action
Uke datang dengan permasalahan lalu saya sembur limit
huh, lalu masalah mbak Uke langsung hilang, bukan
seperti itu, nanti kita cari solusinya bersama sama.
Untuk kerahasiaan, insyaallah mbak Uke datang
kepada orang yang tepat, karena dari segi kerahasiaan
akan kami jaga, nah untuk kedepannya mbak Uke
jangan malu lagi apabila mbak Uke terbuka dengan
masalah mbak, saya akan lebih terbuka lebih dari
mbak, nah kalau mbak gak mau ngomong bagaimana
saya bisa menolong mbak, jadi keterbukaan dari mbak,
kemauan dari mbak, tidak ada malu takut, nanti
Konselingnya tidak akan jalan, ya beginilah Konseling
kegiatannya hanya sekedar ngobrol ngobrol saja.
Nggak ada yang lain, kan banyak yang bilang guru BK
Killer, itu hanya pendapat yang salah.
Ki Ya udah deh pak kalau begitu saya cerita sama bapak
tentang apa yang sedang saya alami sekarang. Jadi
begini loh pak, saya tuh mata kuliah sudah ada nilai
yang yang keluar, saya malu pak, satu kelas yang gak
25
lulus cuma saya pak, nilai saya D, temen temen saya
ada yang dapat nilai A, nilai B, terus semua lulus, lah
Kok saya dapat nilai D sendirian pak, saya juga
bingung pak Kok saya dapat D, temen2 temen juga
banyak yang bertanya kenapa saya bisa gak lulus,
mereka semua menertawakan saya pak, walah kasihan
banget ya kamu, gitu gitu deh pak, Kok sampe
segitunya, padahal saya di mata kuliahnya Bu Ina,
mengajar Pratikum seluruh Badan (Anatomi tubuh) ,
jadi nya saya loh ikut terus, kuliah terus, tugas tugas
kumpul semua, tapi kenapa saya dapat D, saya kan jadi
malu pak, temen temen saya tahu semua kalau saya
gak lulus pak,
Ko Jadi, mbak datang ke sini karena merasa malu karena Reflection
tidak lulus mata kuliah Anatomi Tubuh?? of feeling
Ki Iya pak saya merasa malu pak
Ko Tadi mengatakan dapat nilai D, bagaimana dengan Lead
tugas, kehadiran, presensi, keaktifan dikelas?
Ki Saya selalu datang kalau dikelas, saya selalu hadir,
kalau memang ada tugas tugas presentasi saya juga
mengerjakan dan saya juga presentasi pak, memang
ada tugas kelompok pak, temen temen saya tidak mau
berkelompok dengan saya pak, jadinya saya
mengerjakan sendiri pak,
Ko Oh begitu ....
Ki Saya tetap mengerjakan kok pak, salah atau benar ya
saya gak tau yang penting saya tetap mengerjakan pak,
saya presentasi, saya masuk, ya menurut saya, saya
termasuk mahasiwa aktif kan pak? Saya telah
mengikuti prosedur, walaupun saya tidak berkelompok
Ko Tadi mbak uke mengatakan, yang penting saya Lead
membuat tugas, nah apakan tugas yang Uke kerjakan
sudah memenuhi kreteria tau belum?
Ki Kurang tau sih pak, Bu Ina gak pernah bilang pak,
saya presentasi ya sudah, tapi pernah sekali sih pernah
disuruh revisi gitu pak
Ko Jadi tugas tugas yang dikumpulkan dikembalikan lagi Clarificati
sama dosen? on
Ki Iya pak, dikembalikan lagi kok pak. Tapi semuanya
juga memang seperti itu pak. Gak ada yang sempurna,
semuanya dikembalikan lagi, disuruh revisi, setelah itu
dikumpulkan lagi, tetapi setelah revisi ya kita gak tau
hasilnya lagi, saya kumpul ya sudah pak. Teman teman
saya juga seperti itu pak.
Ko Jadi uke merasa dibedakan sendiri ya??? Kenapa dapat Clarificati
D on
Ki Iya pak, apa mungkin ada dosen salah ya pak, kasih
nilai saya, seharusnya bukan saya yang dapat nilai D
26
itu
Ko Loh kenapa Uke berbicara seperti itu?? Confrontat
ion
Ki Iya pak ada teman saya itu masuknya jarang pak, dia
sudah tiga kali tidak masuk tetapi dia dapat B pak, loh
saya yang masuk terus kok malah dapat D, anehkan
kan pak, makanya saya jadi bingung pak, apa yang
salah di saya pak???
Ko Mbak uke kalau diluar jam pelajaran, cara belajarnya Lead
bagaimana??
Ki Ya biasa sih pak, kalau menurut saya sih pak sama
seperti teman teman yang lain kok pak,
Ko Lah sama seperti teman teman itu maksudnya Restateme
bagaimana, disama kan itu seperti apa?? Misalnya saya nt
khusus untuk mata kuliah ini satu minggu, karena ini
tiga SKS saya berarti membaca buku ini minimal tiga
buku seperti itu atau dalam satu hari tiga puluh menit,
seperti apa kongkritnya
Ki Kadang kadang sih pak kayak gitu, kadang kadang
baca baca buku, kadang kadang yaaa, sering sih saya
mengerjakan tugas, tapi kan karena saya
mengerjakannya sendirian kan otomatis pak saya harus
membaca pak, karena saya harus mengerjakannya
sendiri pak, ya kalau saya membaca kurang lebih
sekitar tiga puluh menitan lah pak
Ko Tiga puluh menit cukup?? Lead
Ki Cukup sih kalau menurut saya
Ko Tiga puluh menit itu cara Uke membaca buku itu Lead
seperti apa???
Ki Buku ya dibaca pak, apa tugas waktu itu, ya itu yang
saya baca pak
Ko Sambil main handphone apa sambil nonton tv? Lead
Ki Iya sih pak, kadang saya mengerjakan langsung di
laptop
Ko Sambil fesbukan,
Ki Iya sih pak
Ko Nah itu mungkin salah satu faktor yang menyebabkan Confroniti
mbak uke mendapatkan nilai D, mungkin dari segi on
tugas teman mabk uke itu lebih tinggi nilainya
walaupun mereka jarang masuk, nah mbak uke
ngerjakan tugas sambil main handphone sambil
fesbukan. Nah kira kira lebih banyak ngerjakan
tugasnya tau mantengin fesbuknya?
Ki Hhmmm, kayak sih pak lama fesbukan heheheheh
Ko Nah kan lama fesbukannya dari pada ngerjakan tugas. Giving
Kalau bisa dikurangi dikit demi sedikit fesbuknya informatio
lebih dibanyakkan tugasnya. Ya gak papa selingan, n

27
misalnya lagi suntuk, misal tugasnya sudah dua jam
fesbukannya lima belas menit saja.
Ki Ya kalau fesbukan sih pak gak kerasa waktunya, mau
sejam, dua jam tiga jam, empat jam ya gak kerasa pak.
Pernah saya itu sampek gak tidur pak, sampek subuh
pak, masalahnya teman teman saya banyak yang
ngajak chatting pak, jadi nyambung terus pak gak ada
berhentinya.
Ko Kembali ke permasalahan tadi. Kira kira keinginan WANT
mbak uke ke depannya itu seperti apa?? (W)
Ki Ya gitu pak, saya ingin sama seperti teman teman saya,
saya lulus pak saya dapat B, maksimal dapat nilai A
pak, kan saya sudah mengerjakan tugas sesuai
prosedurnya, bisa ngak pak saya protes ke dosennya,
loh kok buk saya dapat D, kok teman teman lain dapat
B dapat A????
Ko Nah sebelum bisa atau enggak, Nah uke tadi inginnya Verbal
saya lulus, sedangkan dalam cara belajar mbak uke shock
tadi masih seperti itu, kira kira bisa lulus atau enggak
lulus dengan cara belajar seperti itu tadi??
Ki Hhhmmm gak bisa sih pak
Ko Nah kalau gak bisa, bearti uke harus merubah cara Giving
belajar uke sendiri. Ya boleh mengerjakan tugas informatio
sambil maen handphone atau pun buka fesbuk tetapi n
harus ada batasan. Nah kalau mau protes, biasanya
dosen itu memiliki catatan, ini loh nilai tugas mu, ini
loh keaktifanmu di kelas, ini loh tugas tugas mu, ini
loh semesteranmu. Ini bearti ngulang tahun depan???
Ki Iya pak, saya harus mengulang kalau gak bisa di ubah
lagi nilainya, tapi ya kalau memang cara penilaian
seperti itu, saya memang pantas untuk mendapatkan
nilai tidak lulus pak.
Ko Yang sudah sudah, jadikan pelajaran unttuk DOING
kedepannya. Nah tadi mbak uke mengatakan ingin (D)
lulus mata kuliah ini untuk semester depan, nah dari
itu kira kira apa yang akan mbak uke lakukan uke,
supaya gak ngulang lagi, dan mendapatkan nilai A
Ki Nah itu pak saya berusaha akan lebih aktif lagi di kelas
pak, tapi ini sih pak, pas sering telat pak kalau masuk
kelas
Ko Berati selain cara belajar uke yang kurang efektif, uke Restateme
juga sering datang terlambat masuk kelas ya?? nt
Ki Iya sih pak, walaupun saya masuk telat, tetapi kan saya
datang terus pak....
Ko Tetapi kan dosen memiliki penialaian tersendiri, ya
jelas beda lah antara yang datang tepat waktu dengan
yang datang terlambat.
Ki Ya, itu pak mungkin saya akan memperbaiki
28
kedatangan saya, saya mencoba akan datang lebih
tepat waktu pak, kemudian saya akan lebih aktif lagi,
saya akan mengerjakan tugas dengan bersungguh
sungguh pak, kemudian kalau di rumah dann kosan
saya akan menambah waktu untuk membaca buku atau
mengerjakan tugas dilaptop menjadi sejam atau dua
jam ya pak tapi gak usah main laptop.
Ko Yap bagus, apa yang yang diinginkan uke tahun depan EVALUA
untuk mengulang mata kuliah dengan hasil yang TING (E),
maksimal, nah bearti uke sendiri yang akan perencana
melakukannya, saya tidak memaksa, maksud hal yang an
akan dilakukan itu tidak perlu muluk muluk perilaku
maksudnya, misalnya saya mau belajarnya ditambah baru
menjadi dua jam atau lebih, kalau tiga puluh menit
sudah cukup gak masalah, yang penting bisa mbak uke
lakukan, tidak puluh menit itu benar benar efektif,
pokoknya kalau mbak yang ingin dilakukan hal hal
yang masuk akal saja. Nah kira kira hal relevan atau
yang lebih masuk akal itu apa, nah coba dituangkan
lagi ke dalam kata kata sehingga menjadi lebih jelas
Ki Nah kalau dikelas, saya berusaha untuk presentasi
dengan lebih baik, tugas saya lebih berkualitas, cara
presentasi saya diperbaiki
Ko Sudah bagus itu. Nah untuk tidak terlambatnya Reassuran
bagaimana?? ce
Ki Bu Ina orangnya selalu tepat waktu ya pak, masuknya
jam 08.45 nah jam 08.40 itu sudah datang, nah saya
berusaha jam 08.00 sudah di kampus pak. Sebenarnya
jarak kosan saya dengan kampus itu tidak terlalu jauh
pak, tapi ya itu kadang saya itu antri kamar mandi pak
dengan teman kos,
Ko Untuk mengantisipasi nya bagaimana?? Lead
Ki Saya akan berusaha mandi lebih pagi lagi pak, setiap
saya terlambat, pasti saya dapat urutan mandi paling
terakhir pak, gak mungkin kan pak saya ke kampus
gak mandi.
Ko Bearti bangunya lebih pagi lagi. Yang pertama tadi Lead
dari segi pembelajaran, yang kedua dari segi
keterlambatan, nah yang ketiga bagaimana cara belajar
uke???
Ki Hhmm ya itu sih pak saya berusaha lebih fokus lagi,
gak terlalu ngoyo, betul kata bapak tadi, kayaknya
yang biasanya sering main main, langsung dua jam
kayaknya pusing deh pak, jadinya ya teteplah
semampu saya lebih efektif lagi, gak ada yang
mengganggu sehingga saya bisa fokus dan saya bisa
merangkum apa yang telah saya baca sehingga punya
catatan catatan kecil untuk apa yang telah saya baca.
29
Ko Bagus sekali itu, kalau itu menyampaikan kegiatan
dikelas, dan tidak ingin datang telat lagi sudah sangat
bagus dan sudah masuk akal, akan tetapi pada bagian
yang kedua untuk kegiatan tidak datang terlambat tadi
uke mengatakan bahwa jam 8 sudah ada di kampus,
nah sedangkan jam 08.45 saja sering telat, jangan jam
8 dululah, apa jam 8.30 sudah d kampus, kan jarak
08.00 ke 08.45 kan cukup jauh, jadi dari 30 menit dulu
sudah berada di kampus.
Ki Iya pak saya sedikit demi sedikit.
Ko Nah rencanaya kedepan bagaimana??? Planning
(P)
Ki Rencannya tahun depan saya mau menerapkan apa
yang telah saya rencanakan tadi.....
Ko Loh kok tahun depan, tahun depan iktu masih sangat confrontati
lama, kan ngulangnya semester lima, nah kira kira on
kalau mengulang di semester lima apa gak kelamaan,
apa hanya mata kuliah Bu Ina saja, bagaimana dengan
mata kuliah dosen lain???
Ki Ya gimana ya pak, saya kan gagalnya di mata kuliah
Bu Ina saja, mata kuliah yang lainnya kan gak ada
masalah pak. Bagus kok pak nilainya hehehehee
Ko Lah kira kira kalau metode itu tadi diterapkan kepada
dosen lain, bagaimana
Ki Bagus sih pak bagus
Ko Lah kalau bagus
Ki Ehhh mulai semester depan sih saya akan mulai
menerapkan metode itu.....
Ko Semester depan, bearti semester 4, perkuliahan masuk Contract
tanggal 18 januari. Bagusnya apa yang telah kita
sepakati ya di catat saja, takutnya lupa
Ki Perlu ya pak di catat
Ko Ya perlu dong, manusia kan sering lupa
Ki Iya deh pak saya catat, semua dari awal ya pak???
Ko Iya semuanya dicatat dari awal..... semua ini harus
dijalankan, demi kebaikan uke sendiri. Kira kira
kontrak ini bagus apa enggak??
Ki Sangat bagus pak,
Ko Nah jangan diterapkan ke Bu Ina saja, ke semua dosen
juga diterapkan, nah kalau semua mata kuliah
diterapkan kamu bisa jadi lulusan terbaik loh, lulus
tujuh semester, IP tertinggi .....
Ki Amin pak terima kasih
Ko Ya kegiatan konseling ya seperti ini, ngobrol saja,
solusinya dari mbak uke sendiri
Satu lagi yang perlu uke ketahui, konseling itu gak
bisa sekali atau hanya dua kali saja, jadi dalam

30
pelaksanaannya uke harus melaporkan kepada saya
sejauh mana keberhasilan uke melakukan hasil kontrak
itu tadi. Jadi kira kira kapan mau konseling lagi???
Ki Eehhhmmm setelah liburan ya pak
Ko Setelah libur itu kapan
Ki Saya masukkan tanggal 18 januari, jadi ya sekitar
tanggal segitu pak.
Ko Nah kegiatan dirumahnya??? Kira kira kapan???
Ki Secepatnya deh pak,
Ko Secepatnya itu kapan?? Harus jelas
Ki Nah tanggal 21 pak, hari senin
Ko Ok pagi tanggal 21 januari hari jam 9.00
Ki Iya pak
Ko Setelah ikut proses konseling ini apa yang uke
rasakan??
Ki Saya sudah lega pak, sudah bercerita, plong rasanya Commitm
pak, selama ini saya simpan unek unek saya. Ternyata ent
sekarang semua ini memang salah saya. Mudah
mudahan niat baik saya ini untuk berubah bisa
terjalankan pak.
Ko Nah uke sudah menyadari kesalahan sendiri, sudah Dukungan
berencana untuk memperbaiki diri, sudah membuat
kontrak yang harus dijalankan.
Ki Ya sudah pak saya pamit, terima kasih pak Terminasi
Ko Sukses selalu tetap semangat....
Ki Terima kasih pak, assalamualaikum
Ko Waalaikumsalam wr wb.....

31
BAB IV
Rancangan Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan Dasar
A. Landasan Teori dan Rasional
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada
seluruh Konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara
klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis
dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif
sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan
sebagai standar Kompetensi kemandirian).
Layanan dasar bertujuan membantu semua Konseli agar
memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan
memperoleh keterampilan hidup, atau dengan kata lain membantu Konseli
agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya secara
optimal. Secara rinci tujuan pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya
untuk membantu Konseli agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman)
tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan
agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi
tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi
penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu memenuhi kebutuhan
dirinya dan mampu mengatasi masalahnya sendiri, dan (4) mampu
mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Konselor atau Guru
Bimbingan dan Konseling dalam Komponen layanan dasar antara lain;
asesmen kebutuhan, bimbingan klasikal, bimbingan kelompok,
pengelolaan media informasi, dan layanan bimbingan dan Konseling
lainnya.
Dari pemaparan diatas salah satu tugas yang harus dikembangkan
adalah pengembangan bakat dan minat, ekstraKokulikuler adalah salah
satu acara untuk mengaktualisasikan bakat dan minat siswa, sehingga
seKolah mewajibkan siswa memilih salah satu dari sekian banyak kegiatan
ekstraKokulikuler yang ada.
32
Untuk mengenalkan semua kegiatan ekstraKokulikuler yang ada di
seKolah maka dari itu dilakukan orientasi mengenai kegiatan yang ada.
Kelompok dari rumpun layanan dasar adalah layanan orientasi,
layanan informasi, dan bimbingan kelompok. Layanan orientasi
merupakan layanan dasara ditujukan kepada peserta didik untuk
membantu mereka memasuki dunia/setting yang baru. Seperti dari
seKolah dasar menuju ke seKolah menengah pertama, dari seKolah
menengah pertama ke seKolah menengah atas, atau dari seKolah
menengah atas ke perguruan tinggi. Layanan informasi adalah suatu
layanan dalam bimbingan dan Konseling yang mana dalam pelaksanaan
layanan ini informasi yang diberikan kepada Konseli merupakan suatu
informasi yang belum diketuahui sebelumnya oleh Konseli. Layanan
bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan Konseling yang
berformat kelompok dimana kelompok disini berguna untuk membahas
suatu topik yang akan dibahas secara bersama-sama.
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan Konseling harus
dilakukan berdasarkan need Assessment (studi kelayakan) sebelumnya.
Dilaksanakan studi kelayakan, program yang dibuat berdasarkan
kebutuhan Konseli, sehingga saat program diadministrasikan Konseli
merasa perlu/penting akan program yang dibuat.
Mahasiswa praktikan pada bulan februari tahun 2015 yang lalu
melakukan studi kelayakan, berupa menyebar Daftar Cek Masalah (DCM)
ke MTs KH. M.Said Malang, dari hasil DCM tersebut didapatkan 85%
siswa kelas X menceklist item “Tidak pernah sarapan pagi”. Mahasiswa
praktikan kemudian menyakan kepada beberapa responden dari 85%
tersebut, hasilnya mereka tidak mengetahui kegunaan/manfaat/pentingnya
sarapan pagi itu. Sehingga mahasiswa praktikan menyusun program pada
kelas tersebut, dimana tercantum ke dalam layanan informasi mengenai
“Pentingnya sarapan pagi”.

33
B. Setting
Pelaksanaan layanan ini menggunakan setting klasikal.

C. Rencana Pelaksanan Layanan RPL


1. Materi/topik bahasan : Pentingnya Sarapan Pagi
2. Bidang bimbingan : Pribadi
3. Jenis layanan : Informasi
4. Fungsi layanan : Pemahaman
5. Tujuan layanan : Siswa memahami manfaat dan kegunaan
sarapan pagi
6. Sasaran layanan/semester : Siswa siswi kelas 7.1/ganjil
7. Tempat penyelenggaraan : Ruang Kelas 7.1
8. Waktu penyelenggaraan : 50 Menit (1 jam pelajaran)
9. Penyelenggara layanan : Farid Imam Kholidin
10. Pihak yang dilibatkan : -
11. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
12. Media dan alat : Portable Computer dan In-FoCus
13. Uraian kegiatan dan : Pembukaan, kegiatan inti, dan penutup
scenario
14. Sumber materi : Sumber-sumber yang relevan
15. Rencana penilaian : Evaluasi segera, evaluasi jangka pendek dan
evaluasi diri
16. Catatan khusus : -

Lembar Refleksi Diri


Pilihlah dengan cara mencentang ( √ ) jawaban “YA” apabila anda setuju dan
jawaban “ TIDAK” apabila anda tidak setuju

Refleksi Ya Tidak
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini
Menurut saya materi ini sangat menarik
Saya sangat memahami materi yang telah diberiikan
Saya merasa sangat perlu bantuan dari penyelenggara
untuk lebih dapat mengetahui manfaat sarapan pagi

D. Skenario Layanan
1. Pembukaan
Salam, menanyakan kabar, dan Kontrak layanan. Tahapan kegiatan
membutuhkan waktu 5 (lima) menit.

34
2. Kegiatan inti
Pada tahap ini penyelenggara kegiatan memaparkan pentingnya
sarapan pagi, kemudian penyelenggara layanan menjelaskan manfaat
sarapan pagi, penyelenggara layanan mempersilahkan siswa untuk
bertanya. Tahapan ini membutuhkan waktu 35 (tiga puluh lima) menit.
3. Penutup
Kegiatan ini penyelenggara layanan memberikan kesimpulan
materi yang dijelaskan, serta melakukan evaluasi yakni refleksi hasi
hasil, siswa menuliskan pada kertas yang telah disediakan. Tahap ini
membutuhkan waktu 5 (lima) menit.

E. Perangkat Layanan
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penyelenggara layanan bertindak
sebagai pengisi materi dan metode yang digunakan adalah ceramah dan
tanya jawab. Media yang digunakan adalah portable computer serta
infocus, akan ditayangkan slide power point.

Mengetahui Malang, Oktober 2015


Kepala Mts. KH. M. Said Penyelenggara kegiatan

Mustolikh, S.Pd.I Farid Imam Kholidin

35
Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
A. Landasan Teori dan Rasional
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengaKomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta
didik/Konseli dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau
pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.Peminatan peserta
didik dalam Kurikulum 2013 mengandung makna: (1) suatu pembelajaran
berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam
satuan pendidikan; (2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan
belajar yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3) merupakan suatu
proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang
peminatan belajar yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan
pilihan yang tersedia pada satuan pendidikan serta prospek peminatannya;
(4) merupakan proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta
didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta perkembangan
optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional; dan (5)
layanan peminatan peserta didik merupakan wilayah garapan profesi
bimbingan dan Konseling, yang tercakup pada layanan perencanaan
individual.
Layanan Perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta
didik/Konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas
sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan
pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman
terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Pemahaman Konseli secara mendalam, penafsiran hasil asesmen, dan
penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang
dimiliki Konseli amat diperlukan sehingga peserta didik/Konseli mampu
memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan
potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus
peserta didik/Konseli. Peminatan dan perencanaan individual secara umum
bertujuan untuk membantu Konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang
diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau

36
pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan
berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.
Tujuan peminatan dan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan
sebagai upaya memfasilitasi peserta didik/Konseli untuk merencanakan,
memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan
pribadi- sosial oleh dirinya sendiri.
Isi layanan perencanaan individual meliputi memahami secara
khusus tentang potensi dan keunikan perkembangan dirinya
sendiri.Dengan demikian meskipun peminatan dan perencanaan individual
ditujukan untuk seluruh peserta didik/Konseli, layanan yang diberikan
lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan
keputusan yang ditentukan oleh masing-masing peserta didik/Konseli.
Layanan peminatan peserta didik secara khusus ditujukan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan
Kompetensi sikap, Kompetensi pengetahuan, dan Kompetensi
keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau
kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan,
maupun kemampuan dalam bidang keahlian, program keahlian, dan paket
keahlian.
Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik diarahkan
pada kegiatan meliputi; (1) pemberian informasi program peminatan;
(2)melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta didik
(pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil analisis data dan
penetapan peminatan peserta didik); (3) layanan lintas minat; (4) layanan
pendalaman minat; (5)layanan pindah minat; (6) pendampingan dilakukan
melalui bimbingan klasikal, bimbingankelompok, Konseling individual,
Konseling kelompok, dan Konsultasi, (7) pengembangan dan penyaluran;
(8) evaluasi dan tindak lanjut. Konselor atau guru bimbingan dan
Konseling berperan penting dalam layanan peminatan peserta didik dalam
implementasi kurikulum 2013 dengan cara merealisasikan 8 (delapan)
kegiatan tersebut. Dalam penetapan peminatan peserta didik/Konseli

37
SMTA memperhatikan data tentang nilai rapor SMP/MTs atau yang
sederajat, nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat, minat
peserta didik dengan persetujuan orang tua/wali, dan reKomendasi guru
Bimbingan dan Konseling/Konselor SMP/MTs atau yang sederajat. Untuk
menuju peminatan peserta didik/Konseli yang tepat memerlukan arahan
semenjak usia dini, dan secara sistematis dapat dimulai semenjak
menempuh pendidikan formal.
Fokus perencanaan individual berkaitan erat dengan
pengembangan aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Secara rinci
cakupan fokus tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek:(1)
pribadi yaitu tercapainya pemahaman diri dan pengembangan Konsep diri
yang positif, (2) sosial yaitu tercapainya pemahaman lingkungan dan
pengembangan keterampilan sosial yang efektif, (3) belajar yaitu
tercapainya efisiensi dan efektivitas belajar, keterampilan belajar, dan
peminatan peserta didik/Konseli secara tepat, dan (4) karir yaitu
tercapainya kemampuan mengeksplorasi peluang-peluang karir,
mengeksplorasi latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan
bekerja yang positif.

B. Setting
Pelaksanaan layanan ini menggunakan setting klasikal.

C. Rencana Pelaksanan Layanan RPL


1. Materi/topik bahasan : Mengenali Bakat Demi Karier
2. Bidang bimbingan : Pribadi
3. Jenis layanan : Perencanaan Individual
4. Fungsi layanan : Pemahaman
5. Tujuan layanan : Siswa memahami bakat diri yang dimiliki
untuk mengembangkan karier
6. Sasaran layanan/semester : Siswa siswi kelas X/ganjil
7. Tempat penyelenggaraan : Ruang Kelas 7.1
8. Waktu penyelenggaraan : 50 Menit (1 jam pelajaran)
9. Penyelenggara layanan : Farid Imam Kholidin
10. Pihak yang dilibatkan :
11. Metode : Diskusi dan penugasan
12. Media dan alat : Portable Computer dan In-FoCus
13. Uraian kegiatan dan : Pembukaan, kegiatan inti dan penutup
38
skenario
14. Sumber materi : Sumber-sumber yang relevan
15. Rencana penilaian : Evaluasi segera, evaluasi jangka pendek dan
evaluasi diri
16. Catatan khusus : -

Lembar Refleksi Diri


Pilihlah dengan cara mencentang ( √ ) jawaban “YA” apabila anda setuju dan
jawaban “ TIDAK” apabila anda tidak setuju

Refleksi Ya Tidak
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini
Menurut saya materi ini sangat menarik
Saya sangat memahami materi yang telah diberiikan
Saya merasa sangat perlu bantuan dari penyelenggara
untuk menemukan bakat dan mengembangkannya..

D. Skenario Layanan
1. Pembukaan
Salam, menanyakan kabar, dan Kontrak layanan. Tahapan kegiatan
membutuhkan waktu 5 (lima) menit.
2. Kegiatan inti
- Guru BK menjelaskan tentang bakat.
- Penyelenggara membagi kelas menjadi 4 kelompok, 1 kelompok 8
orang
- Peserta didik mendiskusikan materi tentang bakat, jenis-jenis bakat,
cara mengenal bakat dan cara mengembangkan bakat.
- Setiap kelompok diberi tugas mendiskripsikan kembali tentang
bakat, jenis-jenis bakat, cara mengenal bakat,cara mengembangkan
bakat yang dapat digunakan untuk mengembangkan karier.
- Masing-masing anggota kelompok menuliskan bakatnya sendiri,
kemudian menghubungkan dengan karier yang mungkin dapat
dikembangkan dengan bakat tersebut.
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di
depan kelas secara bergantian ,kelompok yang lain memberi
tanggapan.
39
3. Penutup
- Penyelenggara memberi kesimpulan materi
- Evaluasi : Refleksi hasil , setiap peserta didik menuliskan di kertas
yang sudah disiapkan.

E. Perangkat Layanan
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penyelenggara layanan bertindak sebagai
pengisi materi dan metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya
jawab. Media yang digunakan adalah portable computer serta infocus,
akan ditayangkan slide mengenai bakat di seKolah.

Mengetahui Malang, September 2015


Kepala Mts. KH. M. Said Penyelenggara kegiatan

Mustolikh, S.Pd.I Farid Imam Kholidin

40
Dukungan Sistem
A. Landasan Teori dan Rasional
Ketiga Komponen program (layanan dasar, layanan peminatan dan
perencanan individual, dan responsif) sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya merupakan pemberian layanan bimbingan dan Konseling
kepada peserta didik/Konseli secara langsung. Sedangkan dukungan
sistem merupakan Komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata
kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan
pengembangan kemampuan profesional Konselor atau guru bimbingan
dan Konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung
memberikan bantuan kepada peserta didik/Konseli atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik/Konseli dan mendukung
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan Konseling.
Komponen program dukungan sistem bertujuan memberikan dukungan
kepada Konselor atau guru bimbingan dan Konseling dalam memperlancar
penyelenggaraan Komponen-Komponen layanan sebelumnya dan
mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan
Konseling. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk
memperlancar penyelenggaraan program pendidikan pada satuan
pendidikan.
Dukungan sistem meliputi kegiatan pengembangan jejaring, kegiatan
manajemen, pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan Konselor atau guru
bimbingan dan Konseling yang meliputi (1) Konsultasi, (2)
menyelenggarakan program kerjasama, (3) berpartisipasi dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan satuan pendidikan, (4)
melakukan penelitian dan pengembangan. Suatu program layanan
bimbingan dan Konseling tidak mungkin akan terselenggara dan tujuannya
tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan yang bermutu, dalam
arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai bagian integral
dari sistem pendidikan secara utuh diarahkan untuk memberikan

41
kesempatan kepada Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling untuk
meningkatkan kapasitas dan Kompetensi melalui serangkaian pendidikan
dan pelatihan dalam jabatan maupun kegiatan-kegiatan pengembangan
dalam organisasi profesi Bimbingan dan Konseling, baik di tingkat pusat,
daerah, dan kelompok musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling.
Melalui kegiatan tersebut, peningkatan kapasitas dan Kompetensi
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dapat mendorong
meningkatnya kualitas layanan bimbingan dan Konseling.
Dari hasil wawancara dengan beberapa peserta didik (perkelas
diambil 10 orang responden), hasil dari observasi guru bimbingan dan
Konseling serta diadministrasikannya angket didapatkan hasil bahwa
siswa membutuhkan informasi tentang bahaya narKoba. Sementara itu
pihak Badan NarKotika Nasional Kota Malang memiliki Komitmen untuk
Menuju Kota Malang Bebas NarKoba 2015, upaya preventif dari BNN
adalah melakukan sosialisasi kepada usia produktif, termasuk melakukan
sosialisasi kepada semua seKolah yang ada di Kota Malang.
SeKolah dalam hal ini MTs KH. M. Said berupaya berKoordinasi
dengan pihak BNN Kota Malang untuk melaksanakan program
pencegahan bahaya narKoba, upaya yang dilakukan adalah mengundang
pihak BNN untuk melakukan sosialisasi bahaya narKoba bagi remaja.
Diharapkan para siswa memahami bahaya/dampak penyalahgunaan
narKoba bagi remaja.

B. Setting
Pelaksanaan layanan ini menggunakan setting klasikal.

C. Rencana Pelaksanan Layanan RPL


1. Materi/topik bahasan : Bahaya NarKoba Bagi Remaja
2. Bidang bimbingan : Pribadi
3. Jenis layanan : Dukungan Sistem
4. Fungsi layanan : Pemahaman
5. Tujuan layanan : Siswa memahami tentang bahaya narKoba
bagi remaja
6. Sasaran layanan/semester : Siswa siswi kelas VII-IX/ganjil
7. Tempat penyelenggaraan : Aula Serbaguna
42
8. Waktu penyelenggaraan : 180 Menit
9. Penyelenggara layanan : Farid Imam Kholidin
10. Pihak yang dilibatkan : Badan NarKotika Kota (BNK) Malang
(Pembicara Bapak AKBP Hendri Budiman
Kepala BNN Kota Malang)
11. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
12. Media dan alat : Portable Computer dan In-FoCus
13. Uraian kegiatan dan : Pembukaan, kegiatan inti dan tanya jawab
skenario
14. Sumber materi : Sumber-sumber yang relevan
15. Rencana penilaian : Evaluasi segera, evaluasi jangka pendek dan
evaluasi diri
16. Catatan khusus : -

Lembar Refleksi Diri


Pilihlah dengan cara mencentang ( √ ) jawaban “YA” apabila anda setuju dan
jawaban “ TIDAK” apabila anda tidak setuju

Refleksi Ya Tidak
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini
Menurut saya materi ini sangat menarik
Saya sangat memahami materi yang telah diberiikan
Saya merasa sangat perlu bantuan dari penyelenggara
untuk lebih dapat mengetahui kesadaran tentang
kesehatan reproduksi remaja.

D. Skenario Layanan
Pada kegiatan ini akan dibuka secara resmi oleh kepala seKolah. Kegiatan
ini akan di moderatori oleh penyelenggara kegiatan, kemuadian pemateri
akan memaparkan materi kemudian dilakukan sesi tanya jawab.

E. Perangkat Layanan
Perangkat pada layanan ini adalah portable computer, InFocus dan
pengeras suara.

43
Daftar Rujukan

Corey, Gerald. 2009. Theory and Practices of Counseling dan Psichotherapy.


California: American Broad of Profesional Psychology.
Depdiknas. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta:
Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan
Nasional Bekerjasama dengan ABKIN

Dimiyati Mahmud. 1989. Sosiologi Pendidikan (Suatu Penelitian


Kepustakaan). Jakarta :Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Fauzan, Lutfi. 1991. Modul Realita Terapi sebagai pendekatan rasional


dalam Konseling kelompok. Malang: IKIP Malang
Fauzan Lutfi, Nur Hidayah dan M. Ramli. 2008. Teknik teknik Komunikasi
Untuk Konselor. Malang : Departemen Pendidikan Nasional Universitas
Negeri Malang UPT Bimbingan dan Konseling
Joyce, B. Weil & Calhoun. 2009. Models of Teaching. Bosron : Allyn and
Bacon
Mundzir. 2013. Sosiologi Pendidikan (Kajan Teori Makro dan Mikro).
Malang : FIP Universitas Negeri Malang

Sanapiah Faisal. 1991. Sosiologi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasioanal.

44
45
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

A. Identitas Perguruan Tinggi


1. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang
2. Fakultas : Ilmu Pendidikan
3. Program Studi : Bimbingan dan Konseling

B. Identitas Perkuliahan
1. Matakuliah : Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
2. Alokasi Waktu : 135 Menit
3. Kredit/Jam Semester : 3 SKS / 3JS
4. Disajikan pada jenjang : S1
5. Mahasiswa Pratikan : Farid Imam Kholidin
6. Dosen : Dr. IM. Hambali, M.Pd

C. Tujuan Umum Perkuliahan


Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai peranan pendidikan untuk
membentuk perubahan sosial

D. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang hakikat perubahan itu sendiri
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pendidikan sebagai suatu sistem
3. Mahasiswa mampu menejelaskan perubahan sosial
4. Mahasiswa mampu menjelaskan perspektif pendidikan dalam perubahan
sosial.

E. Materi Perkuliahan
1. Perubahan

46
Setiap kehidupan pasti mengalami perubahan, demikian juga kehidupan
bersama manusia. Perubahan yang terjadi di dalam kehidupan bersama
manusia atau masyarakat bervariasi tempo dan ruang lingkupnya.
Perubahan tersebut ada yang kecil ruang lingkupnya sempit dan tidak
begitu kentara, ada yang besar, mencakup banyak bidang dan
pengaruhnya pun sangat luas, ada pula yang terjadi secara lambat,
setapak demi setapak, perlahan lahan, tetapi ada juga yang berlangsung
secara cepat.
Kecuali itu, perubahan dalam masyarakat itu dapat mengenai norma-
norma, nilai-nilai, pola tingkah laku, lapisan sosial, dan dapat pula
mengenai lembaga sosial.
Setiap perubahan di bidang kehidupan bersama itu akan saling
memperngaruhi. Perubahan dalam suatu lembaga kemasyarakatan akan
mengakibatkan perubahan-perubahan pula dalam lembaga
kemasyarakatan lainnnya. Misalnya perubahan dalam lembaga politik,
akan membawa akibat terjadinya perubahan-perubahan dalam kehidupan
eKonomi, dalam lembaga pendidikan, dalam kehidupan multikultural dan
sebagainya.
a. Sebab terjadinya perubahan
1) Sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri
- Bertambah atau berkurannya jumlah penduduk.
- Penemuan-penemuan baru sebagai hasil suatu penelitian atau
suatu eksperimen.
- Pertentangan antar golongan
- Pemberontakan
- Revolusi
2) Sebab yang bersumber dari masyarakat lain yang berupa
pengaruh yang datang dari masyarakat lain
- Hubungan secara fisik dan langsung
- Media Komunikasi massal
- Buku-buku yang memuat informasi-informasi ilmiah yang
diangkat dari hasil penelitian.

47
Proses semacam ini disebut alkuturasi, artinya proses penerimaan
pengaruh kebudayaan dari masyarakat lain yang berlainan
kebudayaannya.
3) Anggapan masyarakat bahwa sesuatu yang telah ada atau sesuatu
yang sudah lama tidak memuaskan lagi. Hal ini karena adanya
hal-hal baru yang dapat lebih memberikan kepuasan atau karena
masyarakat terpaksa menyesuaikan suatu faktor dengan faktor-
faktor lain yang telah terlebih dahulu mengalami perubahan.
b. Saluran dan arah perubahan
Saluran perubahan adalah jalan yang dilalui oleh proses perubahan
itu. Pada umumnya proses perubahan itu melalui bermacam-macam
saluran lembaga kemasyarakatan. Saluran-saluran yang dimaksud
anatara lain lembaga-lembaga pendidikan, pemerintah, eKonomi ,
agama, pusat-pusat rekreasi dan lain-lain. Selain itu lembaga sosial
yang ada suatu waktu mendapat penilaian tertinggi dari masyarakat,
seperti seKolah.
Adapun tentang arah perubahan dapat dikemukakan bahwa
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat itu dapat bergerak ke
arah :
- Sesuatu bentuk yang baru sama sekali, artinya yang belum
pernah ada pada waktu-waktu sebelumnya
- Sesuatu bentuk yang sudah ada pada waktu yang lalu, artinya
kembali kekepribadian asli yang selama ini telah dimiliki.
c. Faktor penghambat dan pendorong perubahan
Faktor Penghambat
- Sikap mental masyarakat yang tradisionalistis, artinya sikap
mental yang ingin tetap bertahan pada yang sudah ada, yang
sudah merupakan tradisi turun-temurun, berdasarkan
anggapan bahwa yang lama atau yang sudah mentradisi itu
paling baik dan tidak mengandung resiKo.

48
- Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, sehingga
masyarakat tidak kenal adanya hal-hal lain yang mungkin
seklai amat berfaedah bagi mereka.
- Adanya Vested Interest, yaitu seolompok orang yang telah
memperoleh keberentungan atau telah memiliki nasib baik.
Keberuntungan atau nasib baik ini ingin dipertahankan
dengan jalan menolak perubahan-perubahan dan menentang
kebijakan-kebijakan baru yang dianggapnya sebagai ancaman
yang dapat menggoyahkan kedudukan mereka yang enak di
tengah tengah masyarakat.
Faktor Pendorong
- Adanya sikap menghargai yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap hasil karya orang lain.
- Adanya sikap toleransi atau kesediaan menenggang dan mau
mengerti perbuatan perbuatan yang menyimoang dari
kebiasaan.
- Adanya kesediaan menghargai keinginan orang lain utuk
maju.
- Dipraktikkannya sistem pendidikan yang progresif, yaitu
sistem pendidikan yang didasarkan atau gagasan gagasan
yang mutakhir dan psoitif, sistem pendidikan yang menitik
beratkan pada pembentukan individu-individu yang kreatif,
berpikiran luas dan terbuka serta yang pandai merencanakan
masa depan yang lebih baik.
2. Pendidkan Sebagai Suatu Sistem
Undang-Undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional ayat 11 menjelaskan bahwa pendidikan
dilaksanakan pada tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan
informal, dan pendidikan nonformal di mana ketiga jalur pendidikan ini
saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan formal merupakan
satuan pendidikan yang diselenggarakan melalui sistem perseKolahan
dengan ciri antara lain terstruktur secara mapan, kurikulum diatur secara

49
nasional, memiliki jenjang yang mengikat, memiliki aturan yang ketat
dalam prosedur penerimaan murid baru, memiliki tata tertib yang ketat
dalam proses belajarnya.
Sedangkan pendidikan nonformal sebagai pendidikan di luar sistem
perseKolahan merupakan jalur penyelenggaraan pendidikan nonformal
memiliki ciri, tidak terlalu ketat dalam sistem pembelajaran, baik dari
segi waktu, kurikulum, fasilitator, dan sumber belajar diusahakan yang
tersedia di lingkungan belajar, dan pengaturan waktu disesuaikan dengan
waktu luang warga belajar, serta tempat belajar disesuaikan dengan
kedekatan warga belajar.
Jalur pendidikan nonformal dapat diselenggarakan oleh berbagai satuan
yang ada di masyarakat sesuai dengan kebutuhan belajar masyarakat.
Seperti satuan pendidikan di dalam keluarga dapat meneyelenggarakan
pendidikan sendiri di dalam keluarganya sesuai dengan kebutuhan belajar
yang dirumuskan dalam keluarga tersebut berdasarkan pandangan hidup
dan filosofinya.
3. Perubahan Sosial.
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan
fungsi suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat
masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem
sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa tediri dari tiga
tahap:
Pertama, Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan
dikembangkan, kedua Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu
diKomunikasikan ke dalam sistem sosial, dan Konsekuensi, yakni
perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat
pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan
atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat. Dalam menghadapi
perubahan sosial budaya tentu masalah utama yang perlu diselesaikan
ialah pembatasan pengertian atau definisi perubahan sosial (dan Wilbert
E. Maore, Order and Change, Essay in Comparative Sosiology, New
York, John Wiley & Sons, 1967 : 3. perubahan kebudayaan) itu sendiri.

50
Ahli-ahli sosiologi dan antropologi telah banyak membicarakannya.
Menurut Max Weber dalam Berger (2004), bahwa, tindakan sosial atau
aksi sosial (sosial action)tidak bisa dipisahkan dari proses berpikir
rasional dan tujuan yang akan dicapai oleh pelaku. Tindakan sosial dapat
dipisahkan menjadi empat macam tindakan menurut motifnya:
(1) tindakan untuk mencapai satu tujuan tertentu,
(2) tindakan berdasar atas adanya satu nilai tertentu,
(3) tindakan emosional, serta
(4) tindakan yang didasarkan pada adat kebiasaan (tradisi).
Aksi sosial adalah aksi yang langsung menyangkut kepentingan sosial
dan langsung datangnya dari masyarakat atau suatu organisasi, seperti
aksi menuntut kenaikan upah atau gaji, menuntut perbaikan gizi dan
kesehatan, dan lain-lain. Aksi sosial adalah aksi yang ringan syarat-syarat
yang diperlukannya dibandingkan dengan aksi politik, maka aksi sosial
lebih mudah digerakkan daripada aksi politik. Aksi sosial sangat penting
bagi permulaan dan persiapan aksi politik. Dari aksi sosial,
massa/demonstran bisa dibawa dan ditingkatkan ke aksi politik. Aksi
sosial adalah alat untuk mendidik dan melatih keberanian rakyat.
Keberanian itu dapat digunakan untuk: mengembangkan kekuatan aksi,
menguji barisan aksi, mengukur kekuatan aksi dan kekuatan lawan serta
untuk meningkatkan menjadi aksi politik. Selanjutnya Menurut Netting,
Ketther dan McMurtry (2004) berpendapat bahwa, aksi sosial merupakan
bagian dari pekerjaan sosial yang memiliki Komitmen untuk menjadi
agen atau sumber bagi mereka yang berjuang menghadapi beragam
masalah untuk memerlukan berbagai kebutuhan hidup.
Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau
produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan
sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat.
Konsep dinamika kelompok menjadi sebuah bahasan yang menarik untuk
memahami perubahan sosial. Kurt Lewin dikenal sebagai bapak
manajemen perubahan, karena ia dianggap sebagai orang pertama dalam
ilmu sosial yang secara khusus melakukan studi tentang perubahan secara

51
ilmiah. Konsepnya dikenal dengan model force-field yang diklasifikasi
sebagai model power-based karena menekankan kekuatan-kekuatan
penekanan. Menurutnya, perubahan terjadi karena munculnya tekanan-
tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi. Ia berkesimpulan
bahwa kekuatan tekanan (drivingforces) akan berhadapan dengan
penolakan (resistences) untuk berubah. Perubahan dapat terjadi dengan
memperkuat driving forces dan melemahkan resistences to change.
Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola perubahan, yaitu:
(1) Unfreezing, merupakan suatu proses penyadaran tentang perlunya,
atau adanya kebutuhan untuk berubah,
(2) Changing, merupakan langkah tindakan, baik memperkuat driving
forces maupun memperlemah resistences, dan (3) Refreesing,membawa
kembali kelompok kepada keseimbangan yang baru (a new dynamic
equilibrium).
Pada dasarnya perilaku manusia lebih banyak dapat dipahami dengan
melihat struktur tempat perilaku tersebut terjadi daripada melihat
kepribadian individu yang melakukannya. Sifat struktural seperti
sentralisasi, formalisasi dan stratifikasi jauh lebih erat hubungannya
dengan perubahan dibandingkan Kombinasi kepribadian tertentu di
dalam organisasi.
Lippit(1958)mencoba mengembangkan teori yang disampaikan oleh
Lewin dan menjabarkannya dalam tahap-tahap yang harus dilalui dalam
perubahan berencana. Terdapat lima tahap perubahan yang disampaikan
olehnya, tiga tahap merupakan ide dasar dari Lewin. Walaupun
menyampaikan lima tahapan Tahap-tahap perubahan adalah sebagai
berikut:
(1) tahap inisiasi keinginan untuk berubah,
(2) penyusunan perubahan pola relasi yang ada,
(3) melaksanakan perubahan,
(4) perumusan dan stabilisasi perubahan, dan
(5) pencapaian Kondisi akhir yang dicita-citakan.

52
Konsep poKok yang disampaikan oleh Lippit diturunkan dari Lewin
tentang perubahan sosial dalam mekanisme interaksional. Perubahan
terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu,
atau organisasi. Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan
(driving forces) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk
berubah. Perubahan dapat terjadi dengan memperkuat driving forcesdan
melemahkan resistences to change. Peran agen perubahanmenjadi sangat
penting dalam memberikan kekuatan driving force.
Atkinson (1987) dan Brooten (1978), menyatakan definisi perubahan
merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses yang
menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi. Ada empat
tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap,
perilaku, individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah
dianalisa, tentang kekuatannya, maka pemahaman tentang tingkat-tingkat
perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna.
Etzioni (1973) mengungkapkan bahwa, perkembangan masyarakat
seringkali dianalogikan seperti halnya proses evolusi. suatu proses
perubahan yang berlangsung sangat lambat. Pemikiran ini sangat
dipengaruhi oleh hasil-hasil penemuan ilmu biologi, yang memang telah
berkembang dengan pesatnya. Peletak dasar pemikiran perubahan sosial
sebagai suatu bentuk “evolusi” antara lain Herbert Spencer dan August
Comte. Keduanya memiliki pandangan tentang perubahan yang terjadi
pada suatu masyarakat dalam bentuk perkembangan yang linear menuju
ke arah yang positif. Perubahan sosial menurut pandangan mereka
berjalan lambat namun menuju suatu bentuk “kesempurnaan”
masyarakat.
Menurut Spencer, suatu organisme akan bertambah sempurna apabila
bertambah Kompleks dan terjadi diferensiasi antar organ-organnya.
Kesempurnaan organisme dicirikan oleh Kompleksitas, differensiasi dan
integrasi. Perkembangan masyarakat pada dasarnya berarti pertambahan
diferensiasi dan integrasi, pembagian kerja dan perubahan dari keadaan

53
homogen menjadi heterogen. Spencer berusaha meyakinkan bahwa
masyarakat tanpa diferensiasi pada tahap pra industri secara intern justru
tidak stabil yang disebabkan oleh pertentangan di antara mereka sendiri.
Pada masyarakat industri yang telah terdiferensiasi dengan mantap akan
terjadi suatu stabilitas menuju kehidupan yang damai. Masyarakat
industri ditandai dengan meningkatnya perlindungan atas hak individu,
berkurangnya kekuasaan pemerintah, berakhirnya peperangan antar
negara, terhapusnya batas-batas negara dan terwujudnya masyarakat
global.
Seperti halnya Spencer, pemikiran Comte sangat dipengaruhi oleh
pemikiran ilmu alam. Pemikiran Comte yang dikenal dengan aliran
positivisme, memandang bahwa masyarakat harus menjalani berbagai
tahap evolusi yang pada masing-masing tahap tersebut dihubungkan
dengan pola pemikiran tertentu. Selanjutnya Comte menjelaskan bahwa
setiap kemunculan tahap baru akan diawali dengan pertentangan antara
pemikiran tradisional dan pemikiran yang berdifat progresif.
Sebagaimana Spencer yang menggunakan analogi perkembangan
mahkluk hidup, Comte menyatakan bahwa dengan adanya pembagian
kerja, masyarakat akan menjadi semakin Kompleks, terdeferiansi dan
terspesialisasi. Membahas tentang perubahan sosial, Comte membaginya
dalam dua Konsep yaitu sosial statics (bangunan struktural) dan sosial
dynamics (dinamika struktural).
Bangunan struktural merupakan struktur yang berlaku pada suatu masa
tertentu. Bahasan utamanya mengenai struktur sosial yang ada di
masyarakat yang melandasi dan menunjang kestabilan masyarakat.
Sedangkan dinamika struktural merupakan hal-hal yang berubah dari satu
waktu ke waktu yang lain. Perubahan pada bangunan struktural maupun
dinamika struktural merupakan bagian yang saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan.
Kornblum (1988), berusaha memberikan suatu pengertian tentang
perubahan sosial. Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur
kebudayaan baik yang material maupun immaterial. Penekannya adalah

54
pada pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-
unsur immaterial. Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan-
perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Definisi lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi
dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut adalah
pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana
perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya (Soekanto, 1990).
Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur
yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya
perubahan dalam unsur geografis, biologis, eKonomis dan kebudayaan.
Moore (2000), perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan
budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang
meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya.
Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial
masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas
dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam praktiknya di
lapangan kedua jenis perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk
dipisahkan (Soekanto, 1990). Aksi sosial dapat berpengaruh terhadap
perubahan sosial masyarakat, karena perubahan sosial merupakan bentuk
intervensi sosial yang memberi pengaruh kepada klien atau sistem klien
yang tidak terlepas dari upaya melakukan perubahan berencana.
Pemberian pengaruh sebagai bentuk intervensi berupaya menciptakan
suatu Kondisi atau perkembangan yang ditujukan kepada seorang klien
atau sistem agar termotivasi untuk bersedia berpartisipasi dalam usaha
perubahan sosial.
Akhirnya dikutip definisi Selo Soemardjan yang akan dijadikan
pegangan dalam pembicaraan selanjutnya. “Perubahan –perubahan sosial
adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
suatu masyarakat, yang Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Penantar,
(Jakarta : Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1974), hal. 217
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-

55
sikap dan pola-pola per-kelakukan diantara kelompok-kelompok dalam
masyarakat”. Definisi ini menekankan perubahan lembaga sosial, yang
selanjutnya mempengaruhi segi-segi lain struktur masyarakat. Lembaga
sosial ialah unsur yang mengatur pergaulan hidup untuk mencapai tata
tertib melalui norma. Definisi lain dari perubahan sosial adalah segala
perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi
tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok
manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya
(Soekanto, 1990). Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan
dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat
seperti misalnya perubahan dalam unsur geografis, biologis, eKonomis
dan kebudayaan. Sorokin (1957), berpendapat bahwa segenap usaha
untuk mengemukakan suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap
dalam perubahan sosial tidak akan berhasil baik.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan
dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian,
ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan
tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang
lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.
Namun demikian dalam praktiknya di lapangan kedua jenis perubahan
perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).
4. Pendidikan dalam perspektif perubahan sosial
Pendidikan sebagai sebagai suatu proses yang dapat mengubah perilaku
individu dalam Konteks teori perubahan sosial akan mempunyai dampak
terjadinya perubahan baik pada tingkat individu sebagai agen maupun
tingkat kelembagaan yang mampu mengubah struktur sosial yang ada
dalam masyarakat. Kajian terhadap perubahan sosial yang ditimbulkan
oleh proses pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal dapat
dianalisis berdasarkan kacamata teori sosial secara timbal balik.
Pendidikan dapat menimbulkan perubahan dalam masyarakat dan

56
sebaliknya. Jika masyarakat mengalami perubahan secara tidak langsung
sistem pendidikan juga mengalami perubahan.
Arah pembangunan di bidang pendidikan sangat ditentukan oleh tuntutan
masyarakat sesuai dengan perkembangannya. Pada masa orde lama dan
orde baru dalam pemerintahan Indonesia, masyarakat sangat patuh
terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah baik dalam
penetaan kurikulum, pelaksanaan sistem evaluasi yang harus
dilaksnakan.
Berbeda dengan era reformasi dalam perjalanan sejarah pemerintahan
Indonesia, di mana tuntutan masyrakat mengarah kepada pelaksanaan
otonomi daerah sesuai dengan UU no 29 tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah dibarengi pula dengan perubahan UU Sisdiknas. Dalam
pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah memegang perenanan
penting karena daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat seseuai dengan perundang undangan
yang berlaku. Implikasi dari pelaksanaan otonomi daerah telah merambat
pada pelaksanaan otonomi pendidikan. Terdapat beberapa faktor
terjadinya tuntutan penerapan otonomi pendidikan :
a. Tuntutan orang tua, kelompok masyarakat, para legislator, bisnis dan
perhimpunan guru untuk turut serta mengontrol seKolah dan
penilaian pendidikan.
b. Adanya anggapan bahwa struktur pendidikan yang terpusat tidak
dapat bekerja dengan baik dalam meningkatkan partisipasi siswa.
c. Ketidakmampuan birokrasi yang ada untuk merespon secara efektif
kebutuhan seKolah setempat dan masyarakat yang beragam.
d. Penampilan fisik seKolah dinilai tidak memenuhi tuntutan baru dari
masyrakat.
e. Tumbuhnya persaingan dalam memperoleh bantuan pendanaan dan
privatisasi.

57
Disamping beberapa faktor tersebut, terdapat beberapa faktor lain tentang
otonomi pendidkan di Indonesia. Beberapa faktor tersebut menurut Sutopo
(2004) antara lain sebagai berikut :
a. Terjadinya tuntutan reformasi di segala bidang termasuk bidang
pendidikan.
b. Kurangnya persaingan antar daerah dalam memajukan pendidikan
karena tuntutan nasional yang seragam.
c. Tuntutan masyarakat yang mandiri sesuai dengan kemampuan daerah
untuk menyelenggarakan dan memajukan bidang pendidikan.
d. Ketidaksesuaian tuntutan nasional dengan potensi sumber daya yang
dimiliki daerah.
e. Adanya ketergantungan pemerintah daerah ke pemerintah pusat, atas
pendanaan, kurikulum fasilitas, sumber daya manusia dalam
penyelenggaraan pendidikan.
f. Kurangnya kreativitas daerah, seKolah para personil penyelenggara
dan pelaksana pendidikan, adanya rasa takut terhadap atasan dalam hal
pelaksanaan peraturan secara naional.
g. Kurangnya kemandirian lembaga pengelola dan pelaksana pendidikan
karena besar ketergantungan terhadap pemerintah.
Berdasarkan tuntutan tersebut, maka sistem pendidikan juga mengalami
perubahan dan demikian pula implementasinya, semua daerah merasa
mempunyai kepentingan untuk mengembangkan daerahnya melalui
pendidikan. Pemerintah daerah berusaha untuk menemukenali potensi
yang ada di daerahnya dan dikembangkan sedemikianrupa menjadi
paket-paket pendidikan yang kental dengan karakteristik kedaerahannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan potensi daerah, pengajaran tidak
lagi menggunakan pola-pola pengajaran terpusat pada guru, tetapi
terpusat kepada murid berdasarkan potensi masing-masing. Perubahan
kurikulum dalam rangka memperbaiki kualitas pendidikan dilakukan
pemerintah dengan mengeluarkan berbagai surat keputusan, antara lain
SK Mendiknas no 23/U/2000 dan 045/U/2002 Kurikulum Berdasarkan
Kompetensi (KBK) untuk pendidkan tinggidan Surat Keputusan

58
Mendiknas tentang KBK untuk pendidikan menegah sampai pendidikan
dasar.
Perubahan yang lain terkait dengan pelaksanaan Pendidikan Berbasis
Masyarakat (PBM). Dalam UU RI no 20 tahun 2003 pada pasal 55 ayat 1
disebutkan bahwa masyarakat berhak melaksanakan pendidikan berbasis
masyarakat pada pendidikan formal dan non formal sesuai dengan
kekhasan agama, dan lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan
masyrakat. Tuntutan PBM merupakan tuntutan yang wajar karena
penyelenggara pendidikan yang sudah sekian lama dirasakan tidak dapat
memenuhi tuntutan masyarakat dalam rangka memenuhi hajat hidup
yang layak. Asumsi penting yang mejadi landasan PBM menurut Owen
- Pendidikan harus dipandang sebagai suatu bentuk
keberlanjutan usia praseKolah hingga melalui proses
pendidikan sepanjang hayat.
- Belajar adalah apa yang kita lakukan untuk kita sendiri. Oleh
karena itu si pembelajar harus menyadari keterlibatannya
secara penuh dalam proses pembelajaran sebagaimana
dilakukan oleh para guru dan mentor.
- Pekerjaan di masa mendatang tidak hanya memerlukan latar
belakang pendidikan yang lebih tinggi namun juga
memerlukan latar pendidikan yang berbeda termasuk di
dalamnya yang mampu membelajarkan cara belajar kritis,
membangun sebuah tim, serta kemampuan untuk menerapkan
ilmu pengetahuan.
- Orang dewasa perlu terlibat dalam urusan masyarakat serta
memberikan perhatian seimbang kepada pekerjaan, keluarga,
dan masyarakat sekitarnya.
- Masalah-masalah yang dihadapi oleh si pembelajar adalah
lebih besar dari apa yang dapat di atasi seKolah. Oleh karena
itu keterlibatan keluarga, dunia kerja, tenaga kerja,
masyarakat serta pihak-pihak lain yang terkait menjadi sangat
penting.

59
- Adanya resistensi dari sebagian guru, seKolah dan masyarakat
terhadap perubahan-perubahan sebagaimana tersebut di atas
hars diakui keberadaannya sehingga memerlukan bantuan
agar resistensi dapat dikelola dengan baik oleh para pemimpin
dunia pendidikan untuk mencapai visi pendidikan abad 21.

F. Pelaksanaan Proses Perkuliahan


1. Metode Perkuliahan
Advance Oraganizer
2. Kegiatan Perkuliahan
a. Presentasi Advance Organizer
- Mengucapkan salam dan presensi mahasiswa.
- Menyampaikan topik netral.
- Menguraikan tujuan dan kegiatan perkuliahan.
- Memotivasi mahasiswa untuk melaksanakan proses perkuliahan
dengan baik.
- Mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran
- Memberikan contoh atau ilustrasi yang sesuai
b. Tahap Presentasi Tugas atau Materi Pembelajaran
- Menyajikan materi
- Membuat urutan materi pembelajaran logis dan jelas
- Pemberian tugas diskusi mengenai tema
c. Tahap Memperkuat Pengolahan Kognitif
- Membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran
- Mengklarifikasi gagasan-gagasan
- Mengakhiri perkuliahan, mengucap salam penutup dan ucapan
terimakasih.

G. Penilaian
1. Kehadiran dalam perkuliahan : 5 %
2. Keaktifan dalam perkuliahan : 15%

60
3. Tugas dalam perkuliahan : 10%

H. Kepustakaan
Dimiyati Mahmud. 1989. Sosiologi Pendidikan (Suatu Penelitian
Kepustakaan). Jakarta :Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Mundzir. 2013. Sosiologi Pendidikan (Kajan Teori Makro dan Mikro).


Malang : FIP Universitas Negeri Malang

Sanapiah Faisal. 1991. Sosiologi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasioanal.

Mengetahui Malang, 12 Oktober 2015


Dosen Pembimbing Mahasiswa Pratikan

Dr. IM. Hambali, M.Pd Farid Imam Kholidin

61

Anda mungkin juga menyukai