Penyelidikan
Sedimentasi
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI i
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan
Laporan Penyelidikan Sedimentasi ini. Sehubungan dengan nomor kontrak 602/KONSL-
TEKON/242/2023 tanggal 22 Februari 2023 Pekerjaan SID Pengendalian Banjir Sungai Kr.
Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan antara Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Bidang Teknik dan Konstruksi Dinas Pengairan Aceh dengan Konsultan PT. Global Rekayasa
Konsultan, Laporan ini salah satu dari keluaran yang tercantum di dalam Kontrak pekerjaan di
atas:
Laporan ini disusun setelah melakukan survei hidrologi dan sedimen lapangan dan analisis
data. Selain itu disajikan kesimpulan dan saran-saran terkait Pekerjaan SID Pengendalian
Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan.
Akhir kata, semoga Laporan ini dapat memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam
kerangka acuan kerja dan dapat dipakai sebagai pengarah dalam melakukan kegiatan
selanjutnya
Surya Darma, ST
Ketua Tim
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI ii
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
Terjadinya penyimpangan dan perubahan iklim dan diperburuk dengan terjadinya degradasi
daerah aliran sungai (DAS) terutama pada bagian hulu DAS (rusaknya daerah tangkapan air)
yang dapat mengganggu neraca air hidrologis sehingga mengakibatkan fluktuasi debit yang
besar antara musim hujan dan kemarau akibatnya terjadi kelebihan air pada musim hujan dan
kekeringan/kekurangan air pada musim kemarau.
Hal ini diperburuk lagi akibat terjadinya penyempitan kapasitas sungai yang tidak mampu
menampung debit banjir yang terjadi, juga akibat banyaknya sedimentasi didalam sungai.
Karena sungai juga berfungsi sebagai saluran pembuang utama maka kapasitas penampang
sungai harus dapat menampung dan mengalirkan debit air yang besarnya dipengaruhi oleh
faktor hujan, buangan dari pertanian, buangan dari rumah tangga dan faktor pengaliran dari
hulu ke hilir sungai.
Berkaitan dengan hal di atas maka pada tahun anggaran 2023 Dinas Pengairan Aceh
melaksanakan pekerjaan SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab.
Aceh Selatan, dengan lingkup kegiatan Sungai Kr. Terbangaa yang berada pada Kabupaten
Aceh Selatan. Dalam Pelaksanaan pekerjaan SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan
Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan, Dinas Pengairan Aceh tentunya membutuhkan penyedia
jasa/tenaga profesional di bidang Perencanaan.
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 1-2
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Tujuan Kegiatan adalah Untuk memperoleh Konsep dan Detail Desain Bangunan
Pengendalian Banjir dan Pengaturan Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan.
1.3 Sasaran
Tersedianya konsep dan desain rinci pengendalian banjir, pengaturan sungai dan
penanggulangan daya rusak air, untuk melindungi prasarana dan sarana yang ada saat ini
maupun dimasa yang akan datang secara optimal sebagaimana yang diharapkan dapat
memenuhi aspek teknis, ekonomi, sosial dan lingkungan.
Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu kabupaten dari 23 kabupaten/kota di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Kabupaten Aceh Selatan berada pada koordinat antara 02º 23’
24” – 03º 44’ 24” Lintang Utara dan 96º 57’ 36” – 97º 56’ 24” Bujur Timur dengan
ketinggian wilayah rata-rata sebesar 25 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kabupaten Aceh
Selatan memiliki luas sebesar 4.173,82 Km2 atau 417.382,50 Ha. Kabupaten Aceh Selatan
memiliki batas-batas wilayah, sebagai berikut:
• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya dan Gayo Lues.
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil.
• Sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia.
• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara.
lain Kabupaten Aceh Selatan memiliki potensi bahan tambang mineral logam dan mineral
bukan logam serta batuan.
Jenis tanah di Kabupaten Aceh Selatan, terdiri dari aluvial, grumosol, regosol, podsolik,
organosol, podsolik coklat, litosol, rock, outcrops, podsolik merah kuning, komplek renzina,
dan latosol. Susunan tanah tersebut mempengaruhi pemanfaatan tanah yang sebagian besar
ditujukan untuk budidaya hutan, perkebunan dan pertanian.
2.5 Klimatologi
Kabupaten Aceh Selatan digolongkan kedalam iklim tipe A–1 dengan suhu rata–rata berkisar
antara 28°C–34ºC dan kecepatan angin antara 90 Knot–140 Knot. Topografi dan vegetasi di
Aceh Selatan lebih dominan bukit dan pegunungan serta curah hujan yang tinggi, sehingga
daerah ini sangat ideal untuk tumbuhan tropis yang beragam dan mampu menyimpan air serta
mengurangi panas suhu iklim tropis, terlebih Kabupaten Aceh Selatan berbatasan langsung
dengan Samudera Hindia yang berhawa panas.
Berdasarkan 3 (tiga) distribusi pola curah hujan di Aceh, BMKG secara umum membagi
wilayah Aceh kedalam 2 (dua) zona musim yaitu, Zona Musim (ZOM) dan Non Zona Musim
(Non ZOM), selanjutnya ZOM terbagi menjadi 5 (lima) zona, sedangkan daerah Non ZOM
terbagi menjadi 6 (enam). Zona musim adalah daerah yang pola hujan rata – ratanya memiliki
perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Sedangkan daerah –
daerah yang pola hujan rata – rata nya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode
musim kemarau dan musim hujan disebut daerah Non ZOM. Pembagian wilayah Aceh ke
dalam zona ZOM dan zona Non ZOM seperti diperlihatkan pada Gambar berikut ini.
Gambar 2.2 Pembagian Wilayah Aceh Berdasarkan Curah Hujan dari BMKG
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 2-4
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Rata – rata curah hujan hasil pengamatan BMKG pada stasiun Aceh Selatan adalah sebesar
2.605 mm per tahun, rata-rata bulan basah 10,1 bulan per tahun dan rata- rata bulan kering
0,80 bulan per tahun dengan rata-rata hari hujan 145,9 per hari. Sehingga nilai Q adalah 7,92.
Tipe Iklim pada Kabupaten Aceh Selatan adalah Tipe A yaitu sangat basah.
Secara morfologi dan topografi Kecamatan Pasi Raja merupakan daerah dataran rendah,
bergelombang, dan berbukit. Sehingga kondisi alur sungai cenderung berkelok mengikuti sela
sela perbukitan yang ada, dengan tingkat kemiringan sungai yang terjal. Terdapat satu sungai
dan satu pantai disekitar lokasi yaitu Sungai Rasian dan Pantai Terbangan. Sungai Kr.
Terbangan bermuara pada Pantai Terbangan.
Jumlah sekolah di Kecamatan pasie Raja dari tingkat TK hingga SLTA telah cukup
memadai. Demikian juga dengan jumlah guru sebagai tenaga pengajarnya telah mencukupi,
sehingga rasio murid guru yang ideal untuk semua tingkat sekolah terpenuhi. Fasilitas
pendidikan yang ada adalah Taman Kanak-kanak 21 unit, Sekolah Dasar 13 Unit, SMP 3
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 2-5
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Unit, dan SMA 1 Unit. Untuk fasilitas kesehatan terdapat 1 puskesmas, 1 puskesmas
pembantu, dan 29 orang bidan desa.
Pengukuran debit dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung.
Pengukuran debit secara langsung adalah pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan
peralatan berupa alat pengukur arus (current meter), pelampung, zat warna, dan lainnya.
Debit hasil pengukuran dapat dihitung segera pengukuran selesai dilakukan. Pengukuran debit
secara tidak langsung adalah pengukuran debit yang dilakukan dengan menggunakan rumus
hidrolika Manning atau Chezy. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur parameter
hidraulis sungai yaitu luas penampang melintang sungai, keliling basah dan kemiringan garis
energi. Garis energi diperoleh dari bekas banjir yang teramati di tebing sungai. Untuk pos
duga air yang sudah dilengkapi dengan peilscale khusus garis energi dapat dibaca dari
peilscale khusus tersebut.
5). Tidak terpengaruh peninggian muka air sebagai akibat adanya pasang surut air laut,
pertemuan sungai dan bangunan hidraulik.
6). Tidak terpengaruh aliran lahar.
7). Penampang melintang pengukuran perlu diupayakan agar tegak lurus terhadap alur sungai.
8). Kedalaman pengukuran minimal 3 sampai dengan 5 kali diameter baling-baling alat ukur
arus yang digunakan.
9). Apabila pengukuran debit dilakukan pada lokasi bending, maka harus dilakukan di hilir
bending atau di hulu bending sampai dengan tidak ada pengaruh pengempangan.
Pengukuran pada lokasi bending biasanya dilakukan untuk keperluan kalibrasi bending
dengan mengubah bukaan pintu.
Gambar 3.1 Penempatan Stasiun Pengamat pada Berbagai Macam Aliran Sungai
b. Pertimbangan Hidraulik
Kondisi hidraulik yang harus diperhatikan di lokasi pengukuran debit, yaitu sebagai berikut:
1). Mempunyai pola aliran yang seragam dan mendekati kondisi aliran subkritik.
2). Tidak terkena pengaruh arus balik (pengempangan) dan aliran lahar.
adalah adanya kaitan antara kecepatan aliran dengan kecepatan putar baling-baling current
meter. Hal yang perlu diperhatikan pada alat ukur arus tipe baling-baling, adalah sebagai
berikut:
1). Alat ukur arus dengan baling-baling terdiri atas dua jenis, yaitu:
• Baling-baling dengan sumbu horizontal.
• Baling-baling bentuk canting dengan sumbu vertikal.
2). Pada saat digunakan untuk mengukur debit alat ukur arus dilengkapi dengan:
• Alat hitung putaran baling-baling.
• Alat ukur kedalaman berupa tongkat baja atau kabel baja yang dilengkapi dengan
pemberat dan penunjuk kedalaman dengan ketelitian 1 cm.
• Alat ukur lebar yang tidak elastis dengan ketelitian 1 cm.
• Alat ukur waktu dengan ketelitian 1 detik.
• Alat penghitung yang dapat menghitung luas penampang basah, kecepatan arus air dan
debit secara langsung.
Keterangan:
qx = debit pada bagian ke x, (m3/s)
Vx = kecepatan aliran rata-rata pada bagian penampang ke x (m/s);
ax = luas penampang basah pada bagian ke x, (m2);
Q = debit seluruh penampang, (m3/s);
n = banyaknya penampang bagian.
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 3-6
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Keterangan:
v = kecepatan aliran rata-rata pada suatu vertikal, (m/s);
v0,2 = kecepatan aliran pada titik 0,2 d, (m/s);
v0,6 = kecepatan aliran pada titik 0,6 d, (m/s);
v0,8 = kecepatan aliran pada titik 0,8 d, (m/s).
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 3-7
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Gambar 3.2 Pengukuran Kecepatan Aliran dengan Cara 1 Titik, 2 Titik dan 3 Titik
Keterangan:
ax = luas penampang basah pada bagian ke x, (m2);
b(x+1) = jarak titik vertikal sesudah titik vertikal ke x dari titik tetap, (m);
b(x-1) = jarak titik vertikal sebelum titik vertikal ke x dari titik tetap, (m);
dx = kedalaman pada titik vertikal ke x, (m); dan
A = luas seluruh penampang basah, (m2).
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 3-8
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
- Bila perbedaan tinggi muka air pada saat permulaan dan akhir pengukuran lebih besar atau
sama dengan 10 cm, rata-rata tinggi muka air dihitung dengan rumus:
8). Kecepatan Air Rata-Rata pada Penampang Sungai atau Saluran Terbuka
Kecepatan aliran rata-rata dihitung dengan rumus:
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 3-9
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Keterangan:
V = kecepatan aliran rata-rata pada seluruh penampang, (m/s);
A = luas seluruh penampang basah, (m2); dan
Q = debit seluruh penampang, (m3/s).
• Merawas
Pengukuran debit dengan cara merawas adalah pengukuran yang dilakukan tanpa bantuan
wahana (perahu, kereta gantung, winch cable way dan lain-lain) yaitu petugas pengukuran
langsung masuk ke dalam sungai. Pengukuran dengan cara ini perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
− Dilakukan pada lokasi sebatas pengukur mampu merawas;
− Posisi berdiri pengukur harus berada di hilir alat ukur arus dan tidak boleh
menyebabkan berubahnya garis aliran pada jalur vertikal yang diukur;
− Posisi alat ukur harus berada di depan pengukur;
− Letakkan tongkat penduga tegak lurus pada jarak antara 2,5 – 7,5 cm di hilir kabel
baja yang telah dibentangkan;
− Hindari berdiri dalam air apabila akan mengakibatkan penyempitan penampang
melintang;
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 3-10
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
− Apabila posisi current meter (arah aliran) tidak tegak lurus terhadap penampang
melintang sungai, maka besarnya sudut penyimpangan perlu dicatat untuk menghitung
koreksi kecepatan di vertikalnya.
• Menggunakan Perahu
Pengukuran debit menggunakan perahu adalah petugas pengukur menggunakan sarana
perahu sebagai alat bantu pengukuran. Petugas pengukur minimal terdiri dari 3 orang, 1
orang petugas memegang dan menggeser perahu, 1 orang petugas mengoperasikan
peralatan dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran. Petugas pelaksanaan
pengukuran dengan menggunakan perahu perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut
− Dilakukan apabila tidak memungkinkan pengukuran dengan cara merawas;
− Alat ukur arus dilengkapi dengan alat penggulung kabel (sounding reel) dan pemberat
yang disesuaikan dengan kondisi aliran (kedalaman dan kecepatan); Posisi alat ukur
harus berada di depan perahu;
− Kabel yang digunakan untuk mengukur lebar sungai (tagline) harus terpisah dari kabel
yang digunakan untuk menggantungkan perahu;
− Apabila lebar sungai lebih dari 100 m, atau sungai digunakan untuk transportasi air
maka kabel penggantung perahu tidak dapat digunakan. Pengaturan posisi perahu
diatur dengan menggunakan sextant meter agar lintasan pengukuran tetap berada pada
satu jalur sehingga lebar sungai sesuai dengan lebar sungai sesungguhnya. Metode ini
disebut metode sudut (angular method). Selain metode ini dapat juga digunakan
metode perahu bergerak.
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 3-11
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
• Menggunakan Jembatan
Pengukuran debit dari atas jembatan perlu memperhatikan hal-hal berikut:
− Pengukuran debit dari sisi jembatan adalah pengukuran dilakukan dari sisi jembatan
bagian hilir aliran dan sebaiknya jembatan yang digunakan tidak terdapat pilar.
Peralatan yang digunakan adalah bridge crane, sounding reel, tagline, dan 1 set
current meter + pemberat yang beratnya tergantung dari kecepatan aliran. Petugas
pengukur minimal terdiri dari 3 orang, 2 orang petugas mengoperasikan bridge crane
dan peralatan pengukur dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran;
− Pengukuran dari sisi jembatan dilakukan apabila pada lokasi pos terdapat fasilitas
jembatan, dengan kondisi kedalaman air lebih dari 2 m dan kecepatan airnya cukup
deras sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengukuran dengan menggunakan
perahu.
Sampel sedimen yang diambil yaitu sedimen layang dan sedimen dasar pada penampang
melintang sungai. Berikut metode pengambilan sampel sedimen dasar dan sedimen layang.
• Sampel air yang memenuhi syarat, masing-masing disimpan dalam botol plastik yang
telah disediakan dan ditutup rapat. Pada botol tersebut ditulis lokasi pengambilan,
nomor sampel (S1,S2,S3,… dan seterusnya), tanggal dan jam. Pada saat pengambilan
sampel disetiap lokasi juga disertai dengan photo, dan setiap lokasi/titik pengambilan
ada persetuajuan Direksi.
Tujuan penyelidikan sampel sedimen dan aliran adalah untuk mendapatkan data tentang
susunan butiran. Analisis diperlukan sebagai data masukan untuk perhitungan prediksi
angkutan sedimen.
• Konsentrasi Sedimen
Untuk mendapatkan konsentrasi sedimen layang bisa digunakan dengan Gravimetri
Method atau Filtration Method.
Acuan baku mutu yang digunakan adalah baku mutu kelas dua, dimana air yang
peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Rekapitulasi hasil analisis
disajikan dalam tabel berikut.
TR-CR2-01 7 142 7
TR-CR2-02 7,3 140 7
TR-CR2-03 7,4 142 5
TR-CR6-01 7 177 10
TR-CR6-02 6,9 180 33
TR-CR6-03 6,8 188 50
Berdasarkan Tabel 4. menggambarkan bahwa derajat keasaman air sungai Kr. Terbangan
masih dalam ambang normal. Begitu juga untuk sampel uji TDS dan TSS, hanya pada titik
CR6 yang berada pada batas maksimal. Hasil analisis laboratorium selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 2.
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 4-9
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Bed Load dan Suspended Load
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 4-10
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Dari hasil pengujian terhadap sedimen bed load, selanjutnya dilakukan analisis untuk mendapatkan jarak jatuh sedimen dengan memperhatikan
diameter dengan kecepatan jatuh sedimen mengacu pada diagram shield.
Ukuran Partikel (mm) Diameter Butiran yang digunakan sebagai analisa sedimentasi
Rt - CR 1 Rt - CR 2 Rt - CR 3 Rt - CR 4 Rt - CR 5 Rt - CR 6
2 30,66 100,00 70,40 100,00 64,91 100,00 69,23 100,00 77,01 100,00 22,30 100,00
1 9,07 69,34 17,16 29,60 17,18 35,09 15,12 30,77 12,87 22,99 7,96 77,70
0,5 11,96 60,27 6,18 12,44 9,52 17,91 10,12 15,65 4,31 10,12 19,65 69,74
0,25 15,04 48,31 2,60 6,26 4,31 8,39 3,74 5,53 2,10 5,81 13,42 50,09
0,125 25,81 33,26 2,73 3,66 2,99 4,08 1,57 1,80 3,15 3,71 28,92 36,67
0,063 7,45 7,45 0,93 0,93 1,09 1,09 0,23 0,23 0,56 0,56 7,75 7,75
D60 (mm) 0,494 1,432 1,384 1,422 1,481 0,376
Kec. Jatuh (m/dtk) 0,08 0,23 0,22 0,23 0,24 0,053
Tabel 4.5 Diameter Butiran yang Digunakan sebagai Analisis Sedimentasi
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 4-11
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Gambar 4.8 Diagram Shield untuk Diameter Sedimen D60 = 0,494 Gambar 4.9 Diagram Shield untuk Diameter Sedimen D60 = 1,432
mm mm
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 4-12
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Gambar 4.10 Diagram Shield untuk Diameter Sedimen D60 = 1,384 Gambar 4.11 Diagram Shield untuk Diameter Sedimen D60 = 1,422
mm mm
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 4-13
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Gambar 4.12 Diagram Shield untuk Diameter Sedimen D60 = 1,481 Gambar 4.13 Diagram Shield untuk Diameter Sedimen D60 = 0,376
mm mm
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 4-14
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
1. Disungai
a. Perhitungan Sedimentasi
Ukuran Partikel
Diameter Butiran yang digunakan sebagai analisa sedimentasi
(mm)
Rt - CR 1 Rt - CR 2 Rt - CR 3 Rt - CR 4 Rt - CR 5 Rt - CR 6
2 30,66 100,00 70,40 100,00 64,91 100,00 69,23 100,00 77,01 100,00 22,30 100,00
1 9,07 69,34 17,16 29,60 17,18 35,09 15,12 30,77 12,87 22,99 7,96 77,70
0,5 11,96 60,27 6,18 12,44 9,52 17,91 10,12 15,65 4,31 10,12 19,65 69,74
0,25 15,04 48,31 2,60 6,26 4,31 8,39 3,74 5,53 2,10 5,81 13,42 50,09
0,125 25,81 33,26 2,73 3,66 2,99 4,08 1,57 1,80 3,15 3,71 28,92 36,67
0,063 7,45 7,45 0,93 0,93 1,09 1,09 0,23 0,23 0,56 0,56 7,75 7,75
D60 (mm) 0,494 1,432 1,384 1,422 1,481 0,376
Kec. Jatuh (m/dtk) 0,08 0,23 0,22 0,23 0,24 0,053
b. Analisis Laju Sedimentasi pada Sungai Terbangan dengan Menggunakan Metode USLE
SDR = 0,56
Klasifikasi
1. Erosi Sangat Berat : Lebih dari 330 ton/ha/tahun
2. Erosi Berat : 125 - 330 ton/ha/tahun
3. Erosi Sedang : 50 - 125 ton/ha/tahun
4. Erosi Kecil : 12,5 - 50 ton/ha/tahun
5. Erosi Sangat Kecil : kurang dari 12,5 ton/ha/tahun
Tabel 4.9 Analisis Laju Sedimentasi pada Sungai Terbangan dengan Menggunakan
Metode USLE
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDIMENTASI 4-17
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
4.3.4 Kesimpulan
Dari kegiatan survei hidrometri dan sedimentasi dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel sedimen berada di 6 lokasi, tiap lokasi diambil 3 titik sampel (kanan,
tengah, kiri);
2. Pengambilan 18 titik ini diharapkan dapat mewakili keadaan sedimentasi yang terjadi
di sepanjang sungai Terbangan dan dengan itu bisa mengatasi permasalahan sungai yang
disebabkan oleh sedimen baik sedimen suspended maupun sedimen bed load;
3. Dari hasil analisis terhadap hubungan antara kecepatan jatuh dengan diameter sedimen D60,
diperoleh bahwa semakin besar debit banjir rencana dan semakin kecil diameter sedimen, maka
akan semakin jauh titik jatuh dari pada sedimen itu sendiri;
4. Dari hasil analisis laju sedimentasi dengan menggunakan Metode USLE dapat disimpulkan
bahwa laju sedimentasi pada Sungai Kr. Terbangan “sangat kecil” yaitu sebesar 3,46 ton/ha/thn.
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan