NAMA : MASRI
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan kurnia-
Nya lah, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Perencanaan
Lokasi Dan Tipe Bendung” sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan Kegiatan Pengenalan Kelitbangan Bidang Sumber Daya Air.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dengan
keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun agar
menjadi pelajaran dikemudian hari bagi penulis. Namun penulis berusaha sebaik
mungkin dalam pembuatan laporan ini sesuai dengan kemampuan dan pengalaman.
Semoga tersusunnya laporan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
semua.
Masri
ii
DAFTAR ISI
iii
3.7 Akses ke lokasi proyek................................................................................................. 14
3.8 Kesepakatan pemangku kepentingan (stakeholder) .................................................... 15
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................. 16
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 16
4.2 Saran ............................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
dibangun menjadi maksimal fungsinya baik dalam sebagai konservasi air, pendayagunaan
air, maupun penanggulangan daya rusak air.
2
1.2 Permasalahan
DAS Cimanuk merupakan DAS yang sangat penting bagi masyarakat Jawa Barat.
Sumber daya air yang ada sebaiknya bisa dimanfaatkan dengan optimal sehingga tidak
terbuang sia-sia.
3
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Umum
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah studi kasus dengan
menghimpun data dari berbagai sumber seperti internet dan jurnal ilmiah. Laporan ini
membahas mengenai kriteria pemilihan lokasi perencanaan bendung.
4
- Topografi sangat mempengaruhi panjang serta tata letak tanggul banjir dan
tanggul penutup,
- Topografi harus dipelajari untuk membuat perencanaan trase saluran primer
yang tidak terlalu mahal.
5
hidraulik untuk pemilihan lokasi bendung secara garis besar harus memperhatikan hal
– hal sebagai berikut (Sumber : KP-02, 2010, Hal 66):
- Kondisi hidraulik sebaiknya dipilih bagian sungai yang lurus.
- Jika bagian sungai lurus tidak didapatkan, lokasi bendung ditolerir pada belokan
sungai; dengan syarat posisi bangunan intake harus terletak pada tikungan luar dan
terdapat bagian sungai yang lurus di hulu bendung.
- Jika kondisi hidraulik tersebut tidak terpenuhi perlu dipertimbangkan pembuatan
bendung di sudetan (kopur) atau dilakukan rekayasa perbaikan sungai (river
training).
- Jika alternatif sudetan yang dipilih maka bagian hulu bendung pada sudetan harus
lurus dan cukup panjang untuk mendapatkan keadaan hidraulis yang cukup baik.
6
- Untuk mengejar ketinggian dalam rangka mendapatkan luas layanan yang lebih
luas, biasanya lokasi bendung digeser ke hulu → saluran induk harus menyusuri tebing
terjal dengan galian yang cukup tinggi. Usahakan ketinggian galian < 8 m dan
timbunan < 6 m.
- Apabila volume batuan besar dan harus digali dengan teknik peledakan → biaya
mahal, sehingga lokasi bendung digeser sedikit ke hilir untuk mendapatkan solusi yang
kompromis antara luas area yang didapat dan kemudahan pembuatan saluran induk.
7
- Tinggi bendung sebaiknya dibatasi 6 – 7 m.
8
2.2.11. Kesepakatan Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
Pemilihan lokasi bendung harus berdasarkan Kesepakatan Pemangku Kepentingan
(Stakeholder) dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut (Sumber: KP-02, 2010,
hal 71):
- Sesuai amanat dalam UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan
Pemerintah No. 20/2006 tentang Irigasi bahwa keputusan penting dalam
pengembangan sumberdaya air atau irigasi harus didasarkan kesepakatan pemangku
kepentingan lewat konsultasi publik.
- Untuk itu keputusan mengenai lokasi bendungpun harus dilakukan lewat
konsultasi publik, dengan menyampaikan seluas-luasnya mengenai alternatif-
alternatif lokasi, tinjauan dari aspek teknis, ekonomis, dan sosial.
- Keuntungan dan kerugiannya, dampak terhadap para pemakai air di hilir
bendung, keterpaduan antar sektor, prospek pemakaian air di masa datang harus
disampaikan pada pemangku kepentingan terutama masyarakat tani yang akan
memanfaatkan air irigasi.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam perencanaan lokasi bendung terdapat beberapa syarat - syarat yaitu sebagai
berikut :
a) Pertimbangan topografi
b) Kemantapan geoteknik pondasi bendung
c) Pengaruh hidraulik
d) Pengaruh regime sungai
e) Tingkat kesulitan saluran induk
f) Lahan untuk bangunan pelengkap bendung
g) Luas layanan irigasi
h) Luas daerah tangkapan air
i) Tingkat kemudahan pencapaian lokasi
j) Biaya pembangunan
k) Kesepakatan pemangku kepentingan (stakeholder)
Berdasarkan persyaratan yang ada maka dipilihlah lokasi bendung pada DAS Cimanuk
SubDAS Cipeles yang terletak pada koordinat 6°47'22.00"LS dan 108° 5'11.18" BT Gambar
3.1 memperlihatkan peta lokasi perencanaan bendung.
10
Gambar.3.1 peta lokasi perencanaan bendung
lokasi perencanaan yang dipilih terletak Desa Bogel Kecamatan Tomo, Kabupaten
Sumedang Provinsi Jawa Barat. Lokasi yang dipilih berada pada bagian hilir Sungai
Cipeles.
3.1 Kondisi topografi wilayah dan kondisi luas daerah tangkapan sungai
Lokasi pembangunan bendung berada di daerah hilir dan tanahnya relatif landai.
Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 3,2.
11
Pembangunan bendung pada daerah hulu memiliki kelebihan yaitu didapat wilayah
layanan irigasi yang lebih luas namun luas berimplikasi pada luas genangan banjir yang
lebih luas. Genangan banjir yang lebih luas bisa atasi dengan perencanaan bendung
menggunakan debit banjir 100 tahun ditambah dengan freeboard.
12
Gambar 3.4 Peta situasi lokasi bandung
Perubahan kemiringan dasar sungai secara garis besar tidak signifikan pada lokasi
perencanaan bendung sehingga perubahan regime relatif kecil. Gambar 3.5 menunjukkan
perubahan kemiringan sungai.
13
3.6 Ketersedian lahan untuk bangunan pelengkap
Ketersedian lahan untuk bangunan pelengkap tersedia namun harus dilakukan
pembebasan lahan karena lahan yang tersedia umumnya merupakan lahan tegalan.
Gambar 3.6 memperlihatkan peta tata guna lahan pada daerah perencanaan bendung.
: Jalan Akses
14
3.8 Kesepakatan pemangku kepentingan ( stakeholder)
Perencanaan dibangun dengan tujuan memberikan manfaat untuk para pemangku
kepentingan. Upaya pencapaian tujuan dari perencanaan ini didapat setelah adanya
kesepakatan dari pemangku kepentingan. Kesepakatan yang dibuat juga berguna untuk
menghindari konflik kepentingan.
15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dalam perencanaan lokasi bendung terdapat beberapa syarat - syarat yaitu sebagai
berikut:
a) Pertimbangan topografi
b) Kemantapan geoteknik pondasi bendung
c) Pengaruh hidraulik
d) Pengaruh regime sungai
e) Tingkat kesulitan saluran induk
f) Lahan untuk bangunan pelengkap bendung
g) Luas layanan irigasi
h) Luas daerah tangkapan air
i) Tingkat kemudahan pencapaian lokasi
j) Biaya pembangunan
k) Kesepakatan pemangku kepentingan (stakeholder)
Berdasarkan pertimbangan kesebelas syarat diatas, maka dipilihlah lokasi
perencanaan bendung pada hilir Sungai Cipeles yang terletak pada koordinat
6°47'22.00"LS dan 108° 5'11.18" BT. Letak administratif lokasi perencanaan bendung
yaitu Desa Bogel Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Lokasi
perencanaan bendung di dominasi oleh endapan lumpur dan alluvial serta memiliki bentuk
alur sungai yang relatif lurus.
4.2 Saran
Perencanaan lokasi merupakan bagian penting dalam perencanaan bendung .
Penentuan lokasi rencana bendung harus dilakukan dengan memenuhi syarat syarat
penentuan lokasi sehingga bendung bisa mencapai umur rencananya dan bermanfaat.
16
DAFTAR PUSTAKA
17