Anda di halaman 1dari 28

Laporan Mekanina Tanah

Stabilitas Lereng Bendungan Sidan

Kelompok 03-D

Arya Wirtanu Fahreva 1706986946


Dheyaini Mazaya 1706035744
Ian Wilbert Raema 1706035605

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, Laporan Tugas Akhir Mekanika Tanah dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dari mata kuliah
Mekanika Tanah. Selama mengerjakan laporan tugas besar ini, penulis mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Erly Bahsan S.T., M.Kom. selaku dosen Mata Kuliah Mekanika Tanah-03
2. Fathiyah Sagita Ningrum selaku dosen Mata Kuliah Mekanika Tanah-03
3. Teman–teman Departemen Teknik Sipil 2017 selaku rekan diskusi dan pemberi
dukungan moral

Penulis yakin bahwa laporan ini masih memiliki berbagai kekurangan baik dari segi
teknis penulisan maupun konten yang termuat dalam laporan ini. Dengan demikian, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna
menyempurnakan laporan tugas besar ini. Akhir kata, kami berharap laporan ini memberikan
manfaat yang berguna bagi para pembacanya.

Depok, 9 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. 4
BAB 1 ........................................................................................................................................ 6
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 6
1.2 Tujuan ............................................................................................................................ 6
BAB 2 ........................................................................................................................................ 7
ISI............................................................................................................................................... 7
2.1 Gambaran Umum ........................................................................................................... 7
2.2 Jenis Material .................................................................................................................. 7
2.3 Analisis Lereng Eksisting .............................................................................................. 9
2.4 Analisis Lereng Desain ................................................................................................ 18
2.5 Gambar Potongan Eksisting Desain ............................................................................. 26
BAB 3 ...................................................................................................................................... 27
PENUTUP................................................................................................................................ 27
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 27
3.2 Saran ............................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 28

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Potongan Lereng Kiri MAT 30 Eksisting .............................................................. 10


Gambar 2. Potongan Lereng Kiri MAT 58 Eksisting .............................................................. 13
Gambar 3. Potongan Lereng Kanan Eksisting ......................................................................... 15
Gambar 4. Potongan Desain Lereng Kiri MAT 30 .................................................................. 18
Gambar 5. Potongan Desain Lereng Kiri MAT 58 .................................................................. 21
Gambar 6. Potongan Desain Lereng Kanan ............................................................................. 24
Gambar 7. Desain Usulan Bendungan ..................................................................................... 26
Gambar 8. Desain Usulan Bendungan untuk sisi kiri (dalam)................................................. 26
Gambar 9. Desain Usulan untuk sisi kanan (luar) ................................................................... 26

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis Tanah berdasarkan berat jenis, kohesi dan sudut geser ...................................... 8
Tabel 2. Paramater Tanah Eksisiting ......................................................................................... 8
Tabel 3. Faktor of Safety Analisis Bendungan bagian Kiri MAT 30 ...................................... 12
Tabel 4. Faktor of Safety Analisis Bendungan bagian Kiri MAT 58 ...................................... 14
Tabel 5. Faktor of Safety Analisis Bendungan bagian Kanan ................................................. 17
Tabel 6. Faktor of Safety Analisis Desain Bendungan bagian Kiri MAT 30 .......................... 20
Tabel 7. Faktor of Safety Analisis Desain Bendungan bagian Kiri MAT 58 .......................... 23
Tabel 8. Faktor of Safety Analisis Desain Bendungan bagian Kanan ..................................... 25

5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bendungan Sidan adalah bendungan yang terletak di provinsi Bali, di


kabupaten/kota Badung. Bendungan ini direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar
3,82 juta meter kubik yang diharapkan dapat mengairi lahan seluas 4595 Ha, serta
menyediakan pasokan air baku sebesar 2,14 m³/detik. Pada bangunan bendungan akan
selalu terdapat sebuah lereng di mana mempunyai nilai kestabilan tertentu agar tidak
runtuh atau longsor. Kestabilitas lereng berkaitan dengan kelongsoran yang merupakan
proses perpindahan massa tanah secara alami dari tempat yang tinggi ke tempat yang
lebih rendah.

Kestabilan lereng dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jarak muka air tanah,
sudut kemiringan lereng, nilai kuat geser tanah dan jenis tanah lapisan penyusunnya
yang memiliki nilai kohesi dan sudut geser dalam yang berbeda. Laporan tugas kali ini
bertujuan untuk menganalisis dan mendesain lereng sebuah bendungan berdasarkan
variabel yang mempengaruhinya yaitu material tanah dan pengaruh muka air tanah
terhadap kestabilan lereng, Untuk dapat mengetahui stabil atau tidaknya suatu lereng
yang ditampilkan dalam bentuk nilai faktor keamanan. Tahapan dari proses analisis
kestabilan lereng ini dilakukan dengan menggunakan metode Bishop yang dalam proses
analisisnya menggunakan software GEOSLOPE/W.

1.2 Tujuan

1. Menganalisi kondisi desain lereng bendungan sidan dengan metode Limit


Equilibrium Method (LEM) menggunakan aplikasi Geo Studio.
2. Mengestimasi kuat geser tanah yang digunakan sesuai dengan faktor keamanan
yang diizinkan
3. Mendesain alternative lereng berbeda dengan jenis tanah lain untuk mencari factor
of safety yang paling efektif

6
BAB 2

ISI

2.1 Gambaran Umum


Daerah Aliran Sungai Tukad yang terletak di provinsi bali tepatnya di Desa
Sidan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung; Desa Buahan Kaja, Kecamatan
Payangan, Kabupaten Gianyar; Desa Bunutin; Desa Mengani; dan Desa Langgahan,
Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

Bendungan Sidan berfungsi sebagai penampungan hulu air dengan debit 1750
meter kubik per detik dan juga berpotensi menjadi tempat pariwisata dengan potensi
memberikan listrik sebsar 0,65 megawatt serta berkontribusi dalam peran pengendalian
banjir. Bendungan sidan ini memiliki kapasitas tamping sebanyak 3,82 juta meter kubik
yang dibiayai menggunakan APBN senilai 800 miliar rupiah.

Jenis bendungan adalah bendungan urugan atau bendungan tipe zonal dengan
inti tegak. Bendungan urugan adalah sebuah bendungan buatan besar yang biasanya
dibuat oleh pemadatan gundukan dari berbagai komposisi seperti tanah, pasir, tanah
liat, atau batu. Bendungan urugan tahan terhadap erosi permukaan atau rembesan.
Pengujian yang biasanya dilakukan untuk bendungan jenis tipe zonal dengan inti tegak
adalah Cone Penetration Test atau sondir, Unconfined Compression Test, dan Uji
Permeabilitas untuk mengetahui sifat permeabilitas tanah. Penyelidikan yang dilakukan
sebelum bendungan dibangun adalah investigasi geologi pengeboran di beberapa titik
yaitu 3 kali di main dam, 3kali di pelimpah, dan 3 kali di pengelek.

2.2 Jenis Material


Bendungan ini menggunakan material-material yang berbeda di setiap bagian
zonanya. Pada zona 1 bendyngan ini menggunakan material 1 clay. Pada zona 2 dan 3
bendungan ini menggunakan material pasir kasar dan pasir halus. Pada zona 4,
bendungan ini menggunakan material tanah campuran. Dan pada zona 5, bendungan ini
menggunakan material riprap batuan. Jenis tanah dasar bendungan adalah tanah bereksi
vulkanik. Namun pada saat menggunakan aplikasi Geostudio kami hanya
menggunakan 3 material dominan yaitu, tanah campuran, clay dan softrock.

7
Dalam menentukan parameter-parameternya kami menggunakan standar
AASHTO, yaitu

Tabel 1. Jenis Tanah berdasarkan berat jenis, kohesi dan sudut geser

Sumber : AASHTO

Pada penggunaannya kami melakukan back to back analisis, dimana kami


melakukan pendekatan parameter agar target FS yang diinginkan tercapai. Pada tabel
tersebut besar massa jenis yang diketahui adalah massa jenis kering, sehingga harus
dihitung menggunakan rumus :
𝛾𝑑𝑟𝑦
𝛾𝑠𝑎𝑡 = 𝑤
(1 + 100)

𝛾𝑠𝑎𝑡 =Berat jenis tersaturasi


𝛾𝑑𝑟𝑦 =Berat jenis kering
𝑤 =Water content
Setelah dihitung maka didapatkan parameter-parameter tanah eksisting yang
digunakan yaitu
Tabel 2. Paramater Tanah Eksisiting

Material Berat Jenis Nilai Kohesi Sudut Geser


Earth Mix
21,4 kN/m3 11 kPa 29o
(SM-SC)
Clay (CH) 18,69 kN/m3 11 kPa 14o

8
Soft Rock
20,2 kN/m3 11 kPa 26o
(CL)
Sumber : Data Penulis (2019)

Pada perhitungan parameter, berat jenis yang digunakan adalah berat jenis
saturasi, hal ini dikarenakan penggunaan berat jenis yang tersaturasi akan
mengakibatkan tegangan yang lebih besar sehinnga kondisi yang terjadi di lereng
bendungan akan menjadi lebih berbahaya. Sehingga faktor keselamatan yang
didapatkan akan menjadi minimum.

2.3 Analisis Lereng Eksisting


Faktor keamanan adalah perbandingan antara gaya-gaya oenahan antara gaya-
gaya yang menggerakan tanah. Gaya penahan (Resisting Force) adalah gaya yang
menahan agar tidak terjadi longsoran, sementara gaya penggerak (Driving Force)
adalah gaya yang menyebabkan terjadinya longsoran. Faktor keamanan atau Safety
Factor (SF) adalah suatu hal yang sangat penting dalam proses pembangunan suatu
bangunan.

FK > 1.0 : Lereng dalam kondisi stabil.


FK < 1.0 : Lereng tidak stabil.
FK = 1.0 : Lereng dalam kondisi kritis

Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi tingkat kestabilan lereng


suatu tanah maka hasil analisa dengan FK = 1,00 belum dapat menjamin bahwa lereng
tersebut dalam keadaan stabil. Hal ini disebabkan karena ada beberapa faktor yang perlu
diperhitungkan dalam analisa faktor keamanan lereng penambangan seperti kekurangan
dalam pengujian contoh di laboratorium, contoh batuan yang diambil belum mewakili
keadaan sebenarnya di lapangan, tinggi muka air tanah pada lereng tersebut dsb.
Dengan demikian, diperlukan suatu nilai faktor keamanan minimum dengan suatu nilai
tertentu yang disarankan sebagai batas faktor keamanan terendah yang masih aman
sehingga lereng dapat dinyatakan stabil atau tidak. Sehingga pada penelitian ini, faktor
keamanan minimum yang digunakan adalah FK ≥ (sama dengan atau lebih besar) dari
1.25, sesuai prosedur dari (Bowles, 2000), Dengan ketentuan:

FK ≥ 1.25 : Lereng Aman.

9
FK =1.07 – 1.25: Lereng Tidak Aman.
FK < 1.07 : Lereng kritis

Oleh karena itu, pada analisis kali ini kami menggunakan minimal FS sebesar
1,5 dalam menganalisis jenis tanah eksisting Bangunan Sidan, dikarenakan sudah
melewati batas standar minimal FS sehingga bangunan menjadi aman dan tidak over
design sehingga proses pembuatannya lebih murah.

1. Analisis Muka Lereng Kiri Mat 30

Gambar 1. Potongan Lereng Kiri MAT 30 Eksisting


Sumber : Data Penulis (2019)

Pada lereng tersebut terdapat 3 material tanah yang berbeda diantaranya adalah
adalah random earth ditandai dengan warna hijau, tanah clay ditandai dengan warna
merah, dan soft rock ditandai dengan warna biru. Untuk mengklasifikasikan material
tanah dan mengetahui nilai-nilai dari variabel masing-masing tanah digunakan referensi
dari standar proctor compaction (AASHTO T 99) yang berisi informasi nilai kohesi,
sudut geser tanah, dan berat jenis tanah maka didapatkan nilai material tanah sebagai
berikut:

10
• Random Earth
o Termasuk ke dalam klasifikasi SM-SC yaitu sand-silt clay with
slightly plastic fines dikarenakan tanah tersebut mengandung
campuran banyak material mulai dari pasir, clay dan lanau.
o Sudut geser dalam tanah () sebesar 29°
o Kohesi tanah (c) sebesar 11 kPa
o Berat jenis tanah () sebesar 21,4 kN/m³
• Clay
o Termasuk ke dalam klasifikasi CH yaitu inorganic clays of high
plasticity dikarenakan tanah tersebut mengandung material dominan
clay anorganik.
o Sudut geser dalam tanah () sebesar 14°
o Kohesi tanah (c) sebesar 11 kPa
o Berat jenis tanah () sebesar 18,6 kN/m³
• Soft Rock
o Termasuk ke dalam klasifikasi CL yaitu inorganic clays of low to
medium plasticity dikarenakan tanah tersebut dominan mengandung
material tanah dan batuan keras serta clay.
o Sudut geser dalam tanah () sebesar 26°
o Kohesi tanah (c) sebesar 11 kPa
o Berat jenis tanah () sebesar 20.2 kN/m³

Pada analisis kali ini digunakan tinggi muka air yang rendah yaitu sebesar 30
meter dari dasar lereng di mana masih terdapat sisa jagaan 33 meter terhadap tinggi
lereng. Dari data-data tanah yang didapatakan kemudian dimasukkan ke dalam define
materials pada aplikasi GEOSLOPE/W, tidak lupa muka air yang sudah ditentukan pun
ditambahkan pada sketsa di aplikasi. Setelah analisis pada aplikasi dilakukan maka
akan keluar nilai faktor keamanan dari lereng tersebut yang didapatkan sebagai berikut:

11
Tabel 3. Faktor of Safety Analisis Bendungan bagian Kiri MAT 30

Sumber : Data Penulis (2019)

Nilai FS pada lereng ini sudah melewati nilai aman karena lebih dari 1.25
bahkan lebih dari 1.5 nilainya. Nilai faktor keamanan yang tinggi ini disebabkan
beberapa faktor yaitu adalah kohesi tanah (c) di mana semakin besar nilai kohesi tanah
maka akan semakin kuat gaya tarik-menarik antar partikel tanah dan membuat
kestabilan lereng semakin kuat. Sudut geser dalam (ɸ) juga berpengaruh pada
kestabilan tanah, karena semakin besar sudut geser dalam suatu material maka material
tersebut akan lebih tahan menerima tegangan luar yang dikenakan terhadapnya. Berat

12
jenis tanah (γ) juga mempengaruhi kestabilitasan lereng karena berat jenis partikel dari
suatu tanah memperlihatkan kerapatan dari partikel secara keseluruhan.

2. Analisis Muka Lereng Kiri Mat 58

Gambar 2. Potongan Lereng Kiri MAT 58 Eksisting

Sumber : Data Penulis (2019)

• Random Earth
o Termasuk ke dalam klasifikasi SM-SC yaitu sand-silt clay with slightly
plastic fines dikarenakan tanah tersebut mengandung campuran banyak
material mulai dari pasir, clay dan lanau.
o Sudut geser dalam tanah () sebesar 29°
o Kohesi tanah (c) sebesar 11 kPa
o Berat jenis tanah () sebesar 21,4 kN/m³
• Clay
o Termasuk ke dalam klasifikasi CH yaitu inorganic clays of high
plasticity dikarenakan tanah tersebut mengandung material dominan
clay anorganik.
o Sudut geser dalam tanah () sebesar 14°
o Kohesi tanah (c) sebesar 11 kPa
o Berat jenis tanah () sebesar 18,6 kN/m³

13
• Soft Rock
o Termasuk ke dalam klasifikasi CL yaitu inorganic clays of low to
medium plasticity dikarenakan tanah tersebut dominan mengandung
material tanah dan batuan keras serta clay.
o Sudut geser dalam tanah () sebesar 26°
o Kohesi tanah (c) sebesar 11 kPa
o Berat jenis tanah () sebesar 20.2 kN/m³
Pada analisis kali ini digunakan tinggi muka air yang rendah yaitu sebesar 58
meter dari dasar lereng di mana masih terdapat sisa jagaan 5 meter terhadap tinggi
lereng. Dari data-data tanah yang didapatakan kemudian dimasukkan ke dalam define
materials pada aplikasi GeoStudio, tidak lupa muka air yang sudah ditentukan pun
ditambahkan pada sketsa di aplikasi. Setelah analisis pada aplikasi dilakukan maka
akan keluar nilai faktor keamanan dari lereng tersebut yang didapatkan sebagai berikut:

Tabel 4. Faktor of Safety Analisis Bendungan bagian Kiri MAT 58

Sumber : Data Penulis (2019)

14
Dapat dilihat bahwa nilai FS kritis pada lereng tersebut adalah sebesar 2,176 di
mana menandakan faktor keamanan pada lereng ini cukup tinggi. Nilai FS pada lereng
ini sudah melewati nilai aman karena lebih dari 1.25 bahkan lebih dari 1.5 nilainya.
Nilai faktor keamanan yang tinggi ini disebabkan beberapa faktor yaitu adalah kohesi
tanah (c) di mana semakin besar nilai kohesi tanah maka akan semakin kuat gaya tarik-
menarik antar partikel tanah dan membuat kestabilan lereng semakin kuat. Sudut geser
dalam (ɸ) juga berpengaruh pada kestabilan tanah, karena semakin besar sudut geser
dalam suatu material maka material tersebut akan lebih tahan menerima tegangan luar
yang dikenakan terhadapnya. Berat jenis tanah (γ) juga mempengaruhi kestabilitasan
lereng karena berat jenis partikel dari suatu tanah memperlihatkan kerapatan dari
partikel secara keseluruhan.

3. Analisis Muka Lereng Kanan

Gambar 3. Potongan Lereng Kanan Eksisting


Sumber : Data Penulis (2019)

• Random Earth
o Termasuk ke dalam klasifikasi SM-SC yaitu sand-silt clay with slightly
plastic fines dikarenakan tanah tersebut mengandung campuran banyak
material mulai dari pasir, clay dan lanau.
o Sudut geser dalam tanah () sebesar 29°

15
o Kohesi tanah (c) sebesar 11 kPa
o Berat jenis tanah () sebesar 21,4 kN/m³
• Clay
o Termasuk ke dalam klasifikasi CH yaitu inorganic clays of high
plasticity dikarenakan tanah tersebut mengandung material dominan
clay anorganik.
o Sudut geser dalam tanah () sebesar 14°
o Kohesi tanah (c) sebesar 11 kPa
o Berat jenis tanah () sebesar 18,6 kN/m³

• Soft Rock
o Termasuk ke dalam klasifikasi CL yaitu inorganic clays of low to
medium plasticity dikarenakan tanah tersebut dominan mengandung
material tanah dan batuan keras serta clay.
o Sudut geser dalam tanah () sebesar 26°
o Kohesi tanah (c) sebesar 11 kPa
o Berat jenis tanah () sebesar 20.2 kN/m³
Bagian analisis bendungan yang akan dianalisis kali ini adalah bagian kanan
atau bagian luar bendungan yang permukaannya tidak terkena air secara langsung.
Namun pada bagian bendungan ini memiliki MAT dimana sejajar dengan filter yang
ada. Dimana fungsi filter ini adalah untuk mengalirkan air dari rembsesan yang ada.
Namun pada analisis kali ini rembesan tersebut tidak kamu perhitungkan.
Menggunaka aplikasi geostudio dan asumsi parameter seperti yang sudah
disebutkan diatas, maka didapatkan besar FS sebesar 1,718. Sesuai dengan aturan
yang ada, besar FS ini sudah kami anggap sangat aman namun ideal.

16
Tabel 5. Faktor of Safety Analisis Bendungan bagian Kanan

Sumber : Data Penulis (2019)

17
2.4 Analisis Lereng Desain

Pada proses mendesian bendungan, material yang kami gunakan yaitu seperti
grafik diatas. Jika menggunakan table AASHTO maka jenis tanah yang kami dapatkan
adalah ML atau inorganis silts and clayey silts. Dikarenakan komposisi tanah tersebut
lebih banyak mengandung tanah lanau dan tanah lempung

1. Desain Muka Lereng Kiri Mat 30

Gambar 4. Potongan Desain Lereng Kiri MAT 30


Sumber : Data Penulis (2019)

18
Jika pada hasil analisis eksisting didapatkan nilai FS sebesar 1.857 maka kali ini
bendungan akan didesain dengan sedikit berbeda dengan target FS sekitar 1.5 sampai
1.6 karena sebenarnya untuk menghasilkan nilai FS yang semakin besar akan memakan
biaya yang lebih besar atau biasa disebut over design dikarenakan banyak hal yang
dilakukan seperti proses compaction tanah yang banyak, penggunaan material tanah
dengan kualitas bagus, dan lain-lain. Oleh karena itu kali ini material tanah akan diubah
sedikit tanpa merubah jenis dan klasifikasi tanah tersebut. Material tanah yang
digunakan tidak berbeda diantaranya adalah adalah random earth ditandai dengan
warna hijau, tanah clay ditandai dengan warna merah, dan soft rock ditandai dengan
warna biru. Namun tanah-tanah tersebut diturunkan variabel nilainya supaya faktor
keamanan lereng juga ikut turun dari 1.857 menjadi kisaran 1.5 sampai 1.6 nilainya.
Berikut adalah nilai material dari tanah yang diambil untuk desain lereng:

• Random Earth
o Termasuk ke dalam klasifikasi ML yaitu inorganic silts and clayey silts
dikarenakan tanah tersebut mengandung campuran banyak material
mulai dari clay dan lanau.
o Sudut geser dalam tanah () sebesar 33°
o Kohesi tanah (c) sebesar 10 kPa
o Berat jenis tanah () sebesar 19,31 kN/m³

Untuk tanah clay tidak diubah sama sekali karena komposisi tanah clay pada
bangunan cukup sedikit sehingga apabila tanah clay diubah maka tidak akan merubah
banyak nilai kestabilitasan lereng tersebut. Tanah soft rock juga tidak diubah karena
walaupun komposisinya di bendungan cukup banyak tetapi tanah tersebut berada di
dasar bendungan tidak berada pada lereng, sehingga apabila tanah soft rock diubah
maka tidak akan merubah banyak nilai kestabilitasan lereng tersebut. Sedangkan tanah
random earth pada lereng bendungan ini yang diubah karena tanah random earth
mempunyai komposisi tanah yang cukup banyak pada lereng bendungan ini. Selain itu
tanah random earth berada pada posisi kemiringan lereng, sehingga tanah ini yang
berpengaruh besar pada kestabilitasan karena apabila terjadi longsor maka tanah ini
yang pertama jatuh terlebih dahulu karena berada di permukaan lereng.

19
Nilai yang diubah pada tanah soft rock adalah besar dari berat jenis tanahnya ()
yang sebesar 21.3 kN/m³ diturunkan menjadi sebesar 16.2 kN/m³, besar dari kohesi
tanah (c) yang sebesar 11 kPa diturunkan menjadi (c) sebesar 10 kPa, namun besar
sudut geser dalam tanah () yang sebesar 29° dinaikkan menjadi sebesar 33° supaya
mengimbangi nilai penurunan dari kohesi tanah dan berat jenis tanah. Sedangkan untuk
tinggi muka air tidak dilakukan perubahan dan tetap memakai tinggi 30 meter dari dasar
lereng bendungan. Setelah analisis pada aplikasi dilakukan maka akan keluar nilai
faktor keamanan dari lereng tersebut yang didapatkan sebagai berikut:

Tabel 6. Faktor of Safety Analisis Desain Bendungan bagian Kiri MAT 30

Sumber : Data Penulis (2019)

20
Dapat dilihat bahwa nilai FS terendah pada lereng tersebut adalah sebesar 1.529
di mana sesuai target FS yang sudah ditentukan di awal. Nilai FS 1.529 sudah
terbilang aman karena menurut SNI 8064, 2016 adapun besaran nilai faktor keamanan
minimum (FS) dari sebuah lereng adalah sebagai berikut:
a. Faktor keamanan (FS) SNI muka air normal tanpa beban gempa ≥ 1,5 dan
dengan beban gempa ≥ 1,2.
b. Faktor keamanan (FS) SNI kondisi muka air maksimum tanpa beban gempa
≥ 1,3 dan dengan beban gempa ≥ 1,1.
c. Faktor keamanan (FS) SNI kondisi muka air surut cepat tanpa beban gempa
≥ 1,3.
Nilai FS yang turun ini juga membuktikan bahwa apabila nilai kohesi tanah (c)
semakin kecil maka akan semakin lemah gaya tarik-menarik antar partikel tanah dan
membuat kestabilan lereng berkurang. Besar berat jenis tanah (γ) yang semakin kecil
juga akan membuat nilai FS dari sebuah lereng menjadi semakin kecil.

2. Desain Muka Lereng Kiri Mat 58

Gambar 5. Potongan Desain Lereng Kiri MAT 58


Sumber : Data Penulis (2019)

21
• Random Earth
o Termasuk ke dalam klasifikasi ML yaitu inorganic silts and clayey silts
dikarenakan tanah tersebut mengandung campuran banyak material
mulai dari clay dan lanau.
o Sudut geser dalam tanah () sebesar 33°
o Kohesi tanah (c) sebesar 10 kPa
o Berat jenis tanah () sebesar 19,31 kN/m³

Nilai FS yang bertambah membuktikan jika selain jenis tanah yang berbeda,
ketinggian MAT juga mempengaruhi besar FS ini. Semakin besar nilai MAT maka
nilai FS akan semakin bertambah pula. Hal ini disebabkan oleh gaya dari air tersebut.
Berat dari air tersebut memberikan gaya ke lereng bendungan dimana gaya ini arahnya
berlawanan dengan gaya longsor tanah tersebut. Selain itu pada desain kali ini, kami
mengganti dimensi bendungan dari kondisi eksisting sebelumnya. Hal ini disebabkan
setelah pergantian material, besar FS kembali bertambah sehingga untuk menghindari
adanya over design kami membuat lereng tersebut menjadi lebih curam kembali agar
mengurangi FS

22
Tabel 7. Faktor of Safety Analisis Desain Bendungan bagian Kiri MAT 58

Sumber : Data Penulis (2019)

23
3. Desain Muka Lereng Kanan

Gambar 6. Potongan Desain Lereng Kanan


Sumber : Data Penulis (2019)

• Random Earth
o Termasuk ke dalam klasifikasi ML yaitu inorganic silts and clayey silts
dikarenakan tanah tersebut mengandung campuran banyak material
mulai dari clay dan lanau.
o Sudut geser dalam tanah () sebesar 33°
o Kohesi tanah (c) sebesar 10 kPa
o Berat jenis tanah () sebesar 19,31 kN/m³
Pada desain kali ini, besar FS yang didapatkan yaitu 1,519. Besar FS ini sudah
cukup ideal, dikarenakan sudah melewati bata minimum yang ditargetkan yaitu 1,5
namun tidak over desain sehingga biaya yang dikeluarkan untuk membangun
bendungan ini cukup murah.
Dikarenakan material yang berbeda, maka dimensi dari bendungan ini
mengalami perubahan dari kondisi eksistingnya. Kondisi setelah desain menjadi lebih
curam dari sebelumnya, dikarenakan material yang baru memiliki kondisi plastisitas
yang lebih besar sehingga tidak mudah runtuh dibandingkan sebelumya. Dengan
kondisi eksisting yang sebelumnya diasumsikan mengandung lebih banyak pasir dan
tingkat plastisitas yang kecil dibandingkan dengan material baru yang lebih banyak
mengandung tanah lanau dengan tanah lempung.

24
Tabel 8. Faktor of Safety Analisis Desain Bendungan bagian Kanan

Sumber : Data Penulis (2019)

25
2.5 Gambar Potongan Eksisting Desain

Gambar 7. Desain Usulan Bendungan


Sumber : Data Penulis (2019)

Gambar 8. Desain Usulan Bendungan untuk sisi kiri (dalam)


Sumber : Data Penulis (2019)

Gambar 9. Desain Usulan untuk sisi kanan (luar)


Sumber : Data Penulis (2019)

26
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kestabilan sebuah lereng digambarkan dalam nilai faktor keamanan (FS) yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu diantaranya ketinggian muka air tanah yang
semakin tinggi muka air tanah tersebut semakin besar pula faktor keselamatannya,
selain itu kemiringan lereng juga sangat mempengaruhi besar FS ini, dimana semakin
curam kemiringannya maka semakin kecil besar FS nya, dan jenis material juga
mempengaruhi besar faktor keamanan lereng.

Dalam mendesai sebuah bendungan, sebaiknya menggunakan berat jenis


tersaturasi, hal ini dikarenakan berat jenis tersaturasi akan memberikan tekanan terbesar
sehingga besar FS yang didapat akan menjadi maksimum. Selain itu semakin besar
berat jenisnya akan mengurangi besar FS, semakin kecil kohesi dan sudut gesernya juga
akan mengurangi besar nilai FS tersebut.

3.2 Saran
Dalam membangun sebuah bendungan harus menggunakan FS minimum namun
dalam batas aman yaitu sekitar 1,5. Hal ini dimaksudkan agar bendungan tersebut tidak
over design sehingga pembangunannnya akan menjadi lebih murah. Kemiringan
bendungan juga harus diperhatikan sebisa mungkin untuk tidak memakan banyak lahan.
Selain itu dalam mendesai, juga harus diperhatikan jenis tanah tersebut. Jenis tanah ini
dapat diketahui dengan melakukan uji lapangan dan uji laboratorium.

27
DAFTAR PUSTAKA

Craig, R.F. 1989. Mekanika Tanah. Penerbit Erlangga. Jakarta. 369 hal.

Das, Braja M. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis). Penerbit


Erlangga. Jakarta. 283 hal

ASTM International. 2011. ASTM D2487-11, Standard Practice for Classification of Soils for
Engineering Purposes (Unified Soil Classification System), West Conshohocken, PA,
www.astm.org

AASHTO (Assosiation of American Society Highway Transport) T99

28

Anda mungkin juga menyukai