Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………….………………………………………………….………………i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
BAB I I DATA................................................................................................................... 5
2.1. Overview Karakteristik Wilayah ....................................................................... 5
2.2. Aspek Fisiografis ................................................................................................. 8
2.2.1. Geologi ......................................................................................................... 8
2.2.2. Topografi .................................................................................................... 10
2.2.3. Hidrologi .................................................................................................... 12
2.2.4. Klimatologi ................................................................................................. 14
2.3. Kependudukan .................................................................................................. 21
2.3.1. Jumlah Penduduk ........................................................................................ 21
2.3.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ............................... 22
2.3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan .................................................. 24
2.3.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan .................................................... 26
2.3.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ........................................................ 29
2.3.6. Karakteristik Masyarakat............................................................................. 31
BAB III MASALAH....................................................................................................... 32
2.2. Fisiografis .......................................................................................................... 32
2.2.1. Geologi ....................................................................................................... 32
2.2.2. Topografi .................................................................................................... 32
2.2.3. Hidrologi .................................................................................................... 33
2.3. Kependudukan .................................................................................................. 33
2.3.1. Kepadatan penduduk ................................................................................... 33
2.3.2. Ketenagakerjaan .......................................................................................... 34
2.3.3. Pendidikan .................................................................................................. 34
2.3.4. Karakteristik Masyarakat............................................................................. 35
BAB IV POTENSI .......................................................................................................... 37
4.1. Aspek Fisiografis ............................................................................................... 37
4.1.1. Topografi .................................................................................................... 37
4.1.2. Hidrologi .................................................................................................... 37
4.1.3. Klimatologi ................................................................................................. 38
iii
4.2. Aspek Kependudukan....................................................................................... 38
4.2.1. Kualitas Penduduk ...................................................................................... 38
4.2.2. Komposisi Penduduk................................................................................... 39
BAB V PENUTUP.......................................................................................................... 44
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 45
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
pemerintahan. Dengan adanya data-data tersebut, kita bisa menganalisis potensi-
potensi serta permasalahan yang ada pada daerah tersebut.
Surabaya merupakan salah satu kota tertua di Indonesia dan merupakan ibu kota
Provinsi Jawa Timur. Kota Surabaya ditetapkan sebagai daerah otonom berdasarkan
UUD Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah
Kabupaten di Jawa Timur. Kota Surabaya juga ditetapkan sebagai kota besar
berdasarkan UUD Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota
Besar dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kota yang memiliki slogan “Jer Basuki Mawa Bea” ini kini
berkembang menjadi kota metropolis.
Populasi penduduk Kota Surabaya tahun 2019 mencapai 3,15 juta jiwa,
terbanyak di Provinsi Jawa Timur. Laju pertumbuhan penduduknya sebesar 2,07
persen. Sementara itu, rasio jenis kelamin sebesar 98,88. Kepadatan penduduknya
mencapai 9,497 jiwa/km2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Surabaya
sepanjang tahun 2010-2019 terus menunjukkan kemajuan. Tahun 2010, IPM Surabaya
masih sebesar 77,20 meningkat menjadi 82,22 pada 2019. IPM Kota Surabaya
terhitung paling tinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur. Status
yang dimiliki Surabaya sebagai kota industri dan perdagangan memang cukup pantas
jika dilihat dari persentase kegiatan ekonomi daerah ini setiap tahunnya. Di kota ini
terdapat dua kawasan industri. Disisi selatan Surabaya, berdiri kawasan SIER
(Surabaya Industrial Estate Rungkut PT.Persero). Sementara itu di wilayah utara
Surabaya terdapat kawasan industri dan perdagangan Tambak Langon, Kalianak,
Margomulyo. Sebagai kota perdagangan, Surabaya juga memiliki belasan pusat
perbelanjaan dan mal.
Melalui berbagai pertimbangan di atas, kami memilih Kelurahan Embong
Kaliasin sebagai daerah yang akan didata dan dianalisis permasalahannya. Alasan kami
memilih Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya karena daerah
tersebut berada di wilayah perkotaan. Kami melihat daerah tersebut mempunyai
potensi yang dapat dimanfaatkan dan permasalahan yang dapat dikaji. Di sisi lain kami
dapat melihat komponen pemukimannya yang belum teratur, komponen jalan dan
2
transportasi nya, komponen drainase, atau komponen lainnya. Selain itu terdapat pula
balai pemuda, pusat perbelanjaan, pusat kesehatan, ataupun pusat pendidikannya
1. Apa saja data aspek fisik dan kependudukan di Kelurahan Embong Kaliasin?
2. Apa saja permasalahan dari aspek fisik dan kependudukan di Kelurahan
Embong Kaliasin?
3. Apa saja potensi dari aspek fisik dan kependudukan di Kelurahan Embong
Kaliasin?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:
1. Untuk mengetahui data aspek fisik dan kependudukan di Kelurahan Embong
Kaliasin
2. Untuk mengetahui permasalahan dari aspek fisik dan kependudukan di
Kelurahan Embong Kaliasin
3. Untuk mengetahui potensi dari aspek fisik dan kependudukan di Kelurahan
Embong Kaliasin
BAB I : Pendahuluan
Membahas mengenai latar belakang pembuatan laporan, rumusan masalah, tujuan, dan
sistematika pembahasan mengenai aspek fisiografis dan kependudukan di Kelurahan
Embong Kaliasin
BAB II : Data
Membahas mengenai data overview karakteristik wilayah, aspek fisiografis yang
meliputi geologi, topografi, hidrologi, dan klimatologi, serta aspek kependudukan yang
meliputi jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
agama, dan karakteristik masyarakat.
3
BAB III : Masalah
Membahas mengenai beberapa masalah yang terjadi di Kelurahan Embong Kaliasin
berdasarkan aspek fisiografis dan kependudukannya.
BAB IV : Potensi
Membahas mengenai beberapa potensi yang dapat dikembangkan di Kelurahan
Embong Kaliasin berdasarkan aspek fisiografis dan kependudukannya.
BAB V : Penutup
Membahas mengenai kesimpulan berdasarkan rumusan masalah.
4
BAB I I
DATA
Embong Kaliasin merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Genteng,
Kota Surabaya. Luas wilayah yang dimilikinya kurang lebih 1,1 km2. Embong Kaliasin
terletak di pusat Kota Surabaya dengan jumlah Rukun Tetangga sebanyak 58 dan
Rukun Warga sebanyak 12. Dengan letaknya tersebut membuat Kelurahan Emong
Kaliasin sebagai pusat Kota. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya kantor Walikota
Surabaya. Selain itu karena letaknya di pusat kota, Embong Kaliasin menjadi salah satu
wilayah dengan jumlah pertokohan terbanyak di kota Surabaya. Hal tersebut
menjadikan nilai positif dari kelurahan tersebut, karena dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Sebagai wilayang pertokoan terbanyak maka
membuat Kelurahan Embong Kaliasin lebih dominan terhadap pertokoan dan
Pelayanan pubilik. Permukiman di kelurahan ini didominasi pada bagian selatan. Pada
bagian wilayah selain bagian selatan Embong Kaliasin juga terdapat permukiman,
namun tidak dominan dan tidak padat dibandingkan wilayah bagian selatan. Kelurahan
Embong Kaliasin secara geografis berbatasan dengan beberapa kelurahan antara lain
a. Utara : Kelurahan Genteng dan Kelurahan Ketabang
b. Selatan : Kelurahan Keputran Kecamatan Tegalsari dan Kelurahan
Dr.Sutomo Kecamatan Tegalsari
c. Barat : Kelurahan Kedungdoro Kecamatan Tegalsari dan Kelurahan
Tegalsari Kecamatan Tegalsari
d. Timur : Kelurahan Ketabang dan Kelurahan Gubeng Kecamatan
Gubeng
5
Gambar 2. 1 Peta Deliniasi Kelurahan Embong Kaliasin
Sumber : Google earth
6
Gambar 2. 2 Peta Overview Kelurahan Embong Kaliasin
Sumber : Google earth
7
2.2. Aspek Fisiografis
2.2.1. Geologi
Geologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala
yang berkaitan dengan proses terbentuknya bumi, keberadaan bumi, serta fenomena
lainnya yang barkaitan dengan bentukan-bentukan alam. Umumnya geologi
dihubungkan dengan jenis-jenis batuan yang ada di bumi. Jenis-jenis batuan yang ada
di bumi sangat beragam jenisnya. Dengan beragamnya jenis batuan yang ada di suatu
daerah maka akan mempengaruhi jenis tanah yang terdapat di daerah tersebut. Di
Surabaya terdapat 4 jenis batuan yang pada dasarnya merupakan tanah liat atau unit-
unit pasir. Sedangkan jenis tanah, sebagian besar berupa tanah aluvial, tetapi juga
terdapat jenis tanah dengan kadar kapur yang tinggi yang terdapat pada daerah
perbukitan. Kelurahan Embong Kaliasin terletak di Surabaya Pusat sehingga
diperkirakan memilliki jenis tanah aluvial.
8
Gambar 2. 3 Peta Geologi Kelurahan Embong Kaliasin
Sumber: INA-Geospasia
9
Dari gambar 2.3 dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Embong kaliasin
memiliki jenis tanah Aluvial. Jenis tanah tersebut memiliki banyak sumber mineral dan
dapat menyerap air secara maksimal, sehingga dapat dimanfaatkan dalam bidang
pertanian
2.2.2. Topografi
Topografi merupakan ilmu tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain,
meliputi planet, satelit alami (bulan dan sejenisnya). Topografi dikenal pada umumnya
daerah bukit, daratan, dan pegunungan. Istilah topografi biasanya meliputi kemiringan
dan kontur atau ketinggian lahan suatu daerah. Di Surabaya terbagi menjadi 2 yaitu
dataran rendah dan daerah perbukitan. Pada dataran rendah meliputi Surabaya Utara,
Surabaya Timur, dan Surabaya pusat memiliki ketinggian 3-6 meter di atas permukaan
laut, dengan kemiringan kurang dari 3 persen. Sementara daerah perbukitan meliputi
Surabaya Selatan dan Surabaya Barat mempunyai ketinggian 25-50 meter di atas
permukaan laut dengan kemiringan 5-15 persen. Kelurahan Embong Kaliasin termasuk
pada Surabaya Pusat, sehingga diperkirakan daerah tersebut memiliki ketinggian 3-6
meter di atas permukaan dengan kemiringan kurang dari 3 persen. Ketepatan data
tersebut dapat dilihat dari gambar 2.3
10
Gambar 2. 4 Peta Topografi Kelurahan Embong Kaliasin
Sumber : Google earth
11
Dari gambar 2.4 menunjukkan bahwa Kelurahan Embong Kaliasin memiliki
ketinggian 3 meter dibawah permukaan laut dengan kemiringan kurang dari 3 persen.
Artinya daerah tersebut rendah dan kemiringan kurang dari 3 persen dapat digolongkan
sebagai daerah datar. Dari hal tersebut lahan yang ada dapat dimanfaatkan secara
keseluruhan, karena tingkat kemiringannya yang tergolong datar. Ketersediaan lahan
yang optimal harus berjalan dengan pemanfaatannya yang optimal. Namun jika dilihat
ketersediaan lahan kosong di Kelurahan Embong Kaliasin sangat kecil, Sehingga perlu
memanfaatkan lahan secara optimal.
2.2.3. Hidrologi
Hidrologi merupakan ilmu geografi yang mempelajari seputar pergerakan,
distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi serta siklus hidrologi dan sumber daya air.
Hidrologi erat hubungannya dengan pergerakan dan distribusi aliran sungai dari hulu
ke hilir. Kota Surabaya dapat disebut sebagai hilir sungai, karena letaknya yang berada
dekat dengan selat madura menjadikan banyak sungai yang melintasi wilayah
Surabaya. Aliran sungai tersebut akan bermuara di Selat Madura. Beberapa sungai
besar yang berasal dari hulu mengalir melintasi Kota Surabaya, antara lain Kali
Surabaya, Kali Mas, Kali Jagir, dan Kali Lamong.
12
Gambar 2. 5 Peta Hidrologi Kelurahan Embong Kaliasin
Sumber : Google earth
13
Dari gambar 2.5 peta tersebut dapat kita simpulkan jika pada Kelurahan
Embong Kaliasin dilalui 1 sungai besar yaitu sungai Kali Mas. Sungai Kali Mas ini
mempunyai lebar antara 20-35 meter dan dengan kedalaman kurang lebih 0,5 sampai
6 meter dengan lebar dan kedalaman tersebut dapat dikatakan sebagai sungai besar.
Dengan hal tersebut membuat Sungai Kali Mas sebagai sumber kehidupan masyarakat
Embong Kaliasin dalam mata air. Selain itu dengan ukurannya yang besar sungai ini
diharapkan dapat menampung air hujan dengan debit yang besar, sehingga dapat
mencegah terjadinya Banjir
Dari Gambar 2.6 menunjukkan kondisi Sungai Kali Mas tahun 2021. Pada
gambar menunjukkan bahwa sungai tersebut sudah di kelolah dengan baik. Terlihat
aliran sungai yang lancar tanpa hambatan sampah. Selain itu terlihat di sempadan
sungai terdapat RTH yang dikelolah dengan baik tanpa terdapat bangunan di sempadan
sungai,
2.2.4. Klimatologi
Klimatologi dapat diartikan sebagai ilmu yang megambaran dan menjelasan
iklim serta cuaca di berbagai wilayah. Iklim dan cuaca dapat dipengaruhi dari topografi
suatu daerah. Seperti pada Kota Surabaya, dengan topografi pada dataran rendah akan
memiliki suhu udarah yang tinggi dibandingkan dengan daerah dataran tinggi. Selain
hal tersebut kota Surabaya terletak di wilayah dekat dengan badan air, sehingga
14
cenderung memiliki cuaca dan iklim yang stabil. Data rata-rata curah hujan Kota
Surabaya pada tahun 2020 berkisar antara 180,92 mm hingga 233,53 mm yang tercatat
di tiga stasiun pengamat meteologi antara lain Perak I, Perak II, dan Stasiun Juanda.
Data rata-rata suhu di Kota Surabaya berkisar 28,270° C hingga 29,24° C. Berdasarkan
ketiga stasiun pengamatan meteolodi di Surabaya, rata-rata suhu pengamatan di stasiun
juanda lebih rendah dibandingkan dengan stasiun pengamat lainnya. Dari hal tersebut
menandakan bahwa daerah Surabaya bagian selatan memiliki suhu cenderung lebih
dingin dibandingkan dengan daerah bagian selatan. Setelah menggambarkan
bagaimana Surabaya dari aspek klimatologi meliputi curah hujan dan suhu, maka
selanjutnya akan lebih memfokuskan sesuai wilayah deliniasi yaitu Kelurahan Embong
Kaliasinan dengan disajikan tabel 2.1
Tabel 2. 1
Data Klimatologi Kelurahan Embong Kaliasin tahun 2020
Bulan Curah Kelembapan Temperatur Kecepatan Tekanan
Hujan Rata-rata (%) Rata-rata (°C) Angin Rata- Udara
(mm) rata (Knot) Rata-rata
(mb)
Januari 182,70 77,80 29,21 1,03 1008,91
Februari 485,30 81,10 28,61 0,91 1009,76
Maret 384,40 79,69 29,10 0,96 1009,41
April 436,00 78,00 29,40 1,18 1009,65
Mei 96,20 76,49 29,69 1,42 1009,31
Juni 29,60 72,23 29,18 1,67 1009,93
Juli 14,70 69,51 28,71 1,82 1009,48
Agustus 23,10 69,19 29,07 2,26 1009,97
September 0,00 65,71 30,27 2,20 1009,65
Oktober 68,20 70,63 29,94 1,79 1008,76
November 103,90 74,81 29,76 1,36 1008,74
Desember 532,90 82,51 27,92 0,88 1007,33
Rata-rata
196,42 74,81 29,24 1,46 1009,24
Pertahun
Sumber: Meteorologi Perak 1
Dari tabel 2.1 diatas menunjukkan bahwa ditahun 2020 rata-rata curah hujan di
Kelurahan Embong Kaliasin sebesar 196,42 mm, dengan kelembaban rata-rata sebesar
74,81 persen, temperature rata-rata sebesar 29,24 °C, Kecepatan angin rata-rata sebesar
1,46 knot, dan dengan tekanan udara rata-rata sebesar 1009,24. Dari data tersebut dapat
disimpilkan bahwa rata-rata curah hujan di Kelurahan Embong Kaliasin sebesar 196,42
15
mm jumlah tersebut termasuk dalam kategori curah hujan menengah, tetapi jika dilihat
dari bulan Desember curah hujan dalam kategori sangat tinggi sebesar 532,90 mm.
Dengan curah hujan yang sangat tinggi tersebut di perlukan daerah resapan air yang
optimal dan sungai yang besar dalam menampung air hujan. Hal ini diperlukan supaya
tidak terjadi banjir. Dengan tempratur rata-rata sebesar 29,24°C membuat Kelurahan
Embong Kaliasin cocok digunakan aktifitas masyarakat, seperti permukiman,
pertokoan, perusahaan dan lain-lain. Namun, dengan rata-rata temperature tersebut
masih perlu di berikan vegetasi untuk menciptakan wilayah yang sejuk.
16
Gambar 2. 7 Peta Klimatologi Provinsi Jawa Timur
Sumber: BMKG Kota Malang
17
2.2.5. Vegetasi
Vegetasi dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tumbuhan di
suatu tempat tertentu, mencakup perpaduan komunal dari jenis-jenis flora penyusunnya
dan juga tutupan lahan yang dibentuknya. Vegetasi merupakan bagian hidup yang
tersusun dari tumbuhan yang menempati suatu ekosistem, atau dalam area yang lebih
sempit, relung ekologis.
Surabaya mempunyai serangkaian program pengembangan ruang terbuka hijau
besar-besaran, konsisten dan berkelanjutan. Saat ini, Surabaya punya lebih dari 30
persen ruang hijau publik sesuai dengan undang-undang hasil sinergi dari semua pihak.
Berbagai macam ruang tata hijau (RTH) yang sudah dimiliki Surabaya, mulai dari
taman, hutan kota, kawasan konservasi, hingga lapangan olahraga. Meski kota
metropolitan, Pemkot Surabaya berupaya membangun RTH. Ini dilihat dari taman
yang sudah dibangun mencapai 475 taman yang tersebar di seluruh kota.
Salah satu RTH yang ada di Kelurahan Embong Kaliasin yaitu Taman Apsari yang
terletak di Jl. Taman Apsari no 63, Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng.
Sama seperti taman pada umumnya, Taman Apsari menawarkan lahan terbuka hijau di
tengah penatnya kehidupan perkotaan yang serba cepat. Di dalam kompleks taman ini
terdapat tak kurang dari 20 jenis bunga indah yang terawat. Selain itu, masih ada
rimbunan pohon yang melindungi para pejalan kaki dari teriknya sinar matahari. Pohon
yang mendominasi di taman ini yaitu pohon trembesi. Pohon Trembesi yang ditanam
di tepi jalan ini memiliki banyak manfaat yaitu sebagai peneduh sehingga membuat
suasana terasa sejuk dan segar. Selain itu, pohon ini juga banyak menyerap karbon
dioksida, kaya akan oksigen, serta cepat menyerap air. Tidak hanya di Taman Apsari,
kebanyakan jalan di Kelurahan Embong Kaliasin seperti Jl. Panglima Sudirman, Jl.
Gubernur Suryo, Jl. Embong Sawo dan jalan lainnya juga didominasi oleh pohon
trembesi. Selain pohon trembesi, daerah di Kelurahan Embong Kaliasin juga banyak
terdapat pohon palem. Namun, keberadaannya tidak sebanyak pohon trembesi. Pohon
palem hanya terdapat di area sekitar taman , alun-alun dan tempat-tempat tertentu
lainnya. Di daerah Kelurahan Embong Kaliasin juga terdapat pohon bintaro. Pohon
Bintaro dikenal mengandung racun yang dapat menyebabkan kematian. Akan tetapi
18
dibalik bahaya tersebut, pohon bintaro menyimpan banyak manfaat. Salah satunya
adalah biji bintaro yang dapat diolah menjadi bahan bakar minyak dan pengusir
binatang hama, seperti tikus. Pohon ini juga banyak dimanfaatkan sebagai tanaman
peneduh yang membuat suasana menjadi sejuk dan segar.
19
Gambar 2. 8 Peta Vegetasi Kelurahan Embong Kaliasin
Sumber : Google earth
20
2.3. Kependudukan
21
Grafik Jumlah Penduduk Embong
kaliasin Tahun 2016-2020
14500
14000
13500
13000
12500
12000
11500
11000
2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah Penduduk
22
Surabaya. Masyarakat desa berfikiran bahwa dengan pindah ke Surabaya dapat
meningkatkan taraf hidupnya. Kebanyakan yang mengalami hal tersebut para
penduduk dengan usia produktif. Dengan hal tersebut membuat kota Surabaya
didominasi masyarakat dengan usia produktif. Hal ini dibuktikan dengan data BPS
menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kota Surabaya
mencapai 73,58 persen dari total penduduk Kota Surabaya. Dibandingkan tahun
sebelumnya, jumlah penduduk usia produktif Kota Surabaya tahun 2020 lebih banyak
dari tahun 2019 yang sebesar 73,55 persen. Dengan melihat Kota Surabaya yang
didominasi usia produktif maka tidaka jauh beda untuk Kelurahan Embong Kaliasin.
Data Usia dan Jenis kelamin dari kelurahan Embong Kaliasin akan disajikan dalam
tabel 2.3
Tabel 2. 3
Jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin Kelurahan Embong Kaliasin
bulan Februari 2021
23
DIAGRAM JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN USIA
DAN JENIS KELAMIN BULAN FEBRUARI 2021
>60 tahun
-647 836
-1581 41-60 tahun 1595
26-40 tahun
-1372 1371
18-25 tahun
-761 737
17 tahun 107
-94
10-16 tahun
-729 687
6-9 tahun
-419 380
Gambar 2. 10,Diagram Jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin bulan
Februari 2021
Sumber : Monografi Kelurahan Embong Kaliasin Bulan Februari 2021
24
persen penduduk usia 7-24 tahun yang belum memiliki ijazah atau belum atau tidak
pernah sekolah. Dari data tersebut maka dapat dilihat bahwa Pendidikan di Surabaya
sudah merata. Namun dari jumlah penduduk yang masih bersekolah ada kemungkinan
untuk berhenti dikarenakan perekonomian yang kurang. Secara garis besar sudah
dijelaskan mengenai Pendidikan di Kota Surabaya, selanjutnya akan dijellaskan
Pendidikan penduduk Kelurahan Embong kaliasin dalam bentuk tabel 2.4
Tabel 2. 4
Jumalah Penduduk Kelurahan Embong Kaliasin Menurut Pendidikan Tahun 2020
Pendidikan Banyak
Tidak/Belum Sekolah 2744
Tidak/Belum Tamat SD/Sederajat 1086
Tamat SD/Sederajat 1763
Tamat SLTP/Sederajat 1631
Tamat SLTA/Sederajat 3689
D1/D2 57
D3/Sarjana Muda 143
D4/S1 855
S2 46
S3 6
Jumlah 12020
Sumber : Kecamatan Genteng dalam angka 2021
25
Berdasarkan Tabel 2.4 menunjukkan bahwa penduduk di kelurahan Embong
Kaliasin yang tidak atau belum sekolah sebanyak 2744 orang, penduduk yang tidak
atau belum tamat SD/Sederajat sebanyak 1086 orang, penduduk tamat SD/Sederajat
sebanyak 1763 orang, penduduk tamat SLTP/Sederajat sebanyak 1631 orang,
pendududk tamat SLTA/sederajat sebanyak 3689 orang, penduduk D1/D2 sebanyak
57, penduduk D3/Sarjana Muda sebanyak 143 orang, penduduk D4/S1 sebanyak 855
orang, penduduk S2 sebanyak 46 orang, penduduk S3 sebanyak 6 orang. Dari data
tersebut menunjukkan bahwa kebannyakan warga Embong kaliasin memilili status
Pendidikan tamat SLTA/sederajat sebanyak 3689 orang. Namun diurutan kedua
terbanyak mastarakat masih berstatus tidak/belum sekolah. Hal ini terjadi diperkirakan
karena Kawasan permukiman yang dominan bagian selatan memiliki taraf hidup
menengah kebawah, maka keterbatasan segi ekonomi untuk biaya sekolah. Jika
dihitung penduduk yang berstatus perguruan tinggi masih terhitung sedikit, karena
masyarakat yang mampu melajutkan Pendidikan di perguruan tinggi kebanyakan dari
permukiman selain Surabaya selatan yang memiliki taraf hidup menengah keatas.
Namun tidak menuntut kemungkinan jika penduduk di permukiman bagian selatan
dapat melanjutkan Pendidikan perguruan tinggi, tetapi jumlahnya tidak sebanding
dengan wilayah diluar permukiman bagian selatan.
26
Tabel 2. 5
Jumlah Penduduk Kelurahan Embong Kaliasin Menurut Pekerjaaan
Pekerjaan Banyak
Belum/Tidak Bekerja 3061
Mengurus Rumah Tangga 2240
Pelajar Mahasiswa 2219
Pensiunan 41
PNS 85
TNI 16
POLRI 9
Perdagangan 9
Petani/Pekebun 2
Industri 2
Karyawan Swasta 3311
Karyawan BUMN 13
Karyawan BUMD 1
Karyawan Honorer 9
Buruh Harian Lepas 10
Pembantu Rumah Tangga 2
Tukang Listrik 1
Tukang Batu 3
Tukang Kayu 1
Tukang Jahit 1
Penterjemah 1
Pendeta 11
Wartawan 2
Dosen 7
Guru 50
Pengacara 1
Konsultan 1
Dokter 14
Bidan 1
Perawat 5
Apoteker 1
Pelaut 1
Peneliti 1
Sopir 11
Pedagang 58
Wiraswasta 810
Lainnya 6
Jumlah 12017
Sumber: Kecamatan Genteng dalam angka 2021
27
Diagram Jumlah Penduduk Kelurahan Embong Kaliasin Menurut
Ketenagakerjaan
28
yang tidak atau belum bekerja selisihnya terbilang cukup banyak yaitu sekitar 1418
orang.
Tabel 2. 6
Jumlah Penduduk Kelurahan Embong Kaliasin Menurut Agama Tahun 2020
Agama
Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu
L/P
Laki-Laki 5177 480 182 11 116 2
Perempuan 5159 563 203 5 121 1
Jumlah 10336 1043 385 16 237 3
Sumber: Kecamatan Genteng dalam angka 2021
29
Grafik Jumlah Penduduk Kelurahan Embong
Kaliasin Menurut Agama
12000
10000
8000
5159
6000
4000
5177
2000
563
480 203
182 121
116
0 5
11 1
2
Islam Kristen Katholik Hindu Budha Konghucu
Laki-laki Perempuan
30
2.3.6. Karakteristik Masyarakat
Kota metropolitan memiliki karakteristik masyarakat yang memiliki etnis yang
berbeda-beda, dengan perbedaan tersebut membuat tradisi kebudayaan mulai luntur
dan lebih mengarah moderen. Selain itu di kota terdapat masyarakat bersifat
individualisme yang lebih terikat kontak kekeluargaan, serta terjadi kesenjangan sosial.
Di Kota Surabaya sebagai kota metropolitan akan mempunyai karakteristik masyarakat
yang sudah disebutkan. Di Kelurahan Embong Kaliasin memiliki karakteristik
masyarakat dengan etnis yang bermacam-macam terlihat ada etnis jawa, cina, batak,
madura dan lain sebagainnya. Hal ini membuat tradisi seperti bedol deso sudah tidak
ada lebih mengarah ke moderen.
Karakteristik masyarakat yang kedua yaitu Pada budaya gotong royong masih
sangat terjaga. Namun budaya ini hanya terlihat di RW 8-12. Kegiatan yang
mencerminkan sifat gotong royang seperti kerja bakti membersihkan desa dan jika ada
mayarakat yang meninggal masih melakukan budaya sinoman. Karakreristik
masyarakat yang terakhir terlihat adanya kesenjangan sosial yang tinggi. Pada RW 1-
7 kelurahan Embong Kaliasin dengan perekonomian menengah keatas dengan
pekerjaan masyarakatnya lebih ke arah perkantoran dan pengusaha. Pada RW 8-12
memiliki perekonomian menengah kebawah dengan pekerjaan masyarakatnya lebih
mengarah ke wiraswasta.
31
BAB III
MASALAH
3.1. Fisiografis
3.1.1. Geologi
Berdasarkan data geologi, bahwa Kelurahan Embong Kaliasin memiliki jenis
tanah alluvial. Dengan jenis tanah aluvial, maka cokok dijadikan sebagai lahan
pertanian. Karena tanah jenis ini memiliki sifat kaya akan mineral dan memiliki daya
serap pada air yang optimal. Tanah aluvial terbentuk karena adanya genangan air yg
setelah kering hasilkan tanah aluvial, namun prosesnya biasanya sangat lama sehingga
proses ini terjadi sebelum semua lahan di Embong Kaliasin padat bangunan. Adanya
tanah ini sebenarnya bisa di manfaatkan sebagai lahan tanam,cadangan air, dan
sebagainya, tetapi dengan adanya tanah aluvial yang subur ini kurang dimanfaatkan di
Kelurahan Embong kaluasin ini.
3.1.2. Topografi
Pada bagian sebelumnya dijelaskan berbagai data mengenai Kelurahan
Embong Kaliasin. Bahwasannya Kelurahan Embong Kaliasin memiliki karakteristik
aspek topografi yaitu memiliki memiliki ketinggian kurang lebih 3 meter diatas
permukaan laut. Serta dengan miringan lahan kurang dari 3 persen yang menandakan
bahwa dalam kondisi datar. Dengan topografi tersebut maka banyak lahan yang bisa
di manfaatkan secara optimal. Namun di Keluhan Embong Kaliasin sudah tidak
terdapat lahan kosong. Di wilayah selatan sudah dimanfaatkan sebagai permukiman
warga yang sangat padat, dan di wilayah selain selatan sudah dimanfaatkan sebagai
Kawasan perumahan, perkantoran, pertokoan dan lain sebagainya.
32
3.1.3. Hidrologi
Secara geografis, Kota Surabaya terletak di hilir sebuah Daerah Aliran Sungai
(DAS) Brantas yang bermuara di Selat Madura. Beberapa sungai besar yang berfungsi
membawa dan menyalurkan banjir yang berasal dari hulu mengalir melintasi Kota
Surabaya. Kelurahan Embong Kaliasin dilalui salah satu sungai besar Surabaya yaitu
Sungai Kali Mas. Karena sebagai hilir sungai, maka dapat menimbulkan banjir jika
terjadi curah hujan yang tinggi dan kurangnya area resapan air. Selain itu di Kelurahan
Embong Kaliasin jarang ditemukan sungai-sungai kecil sehingga penyaluran air ke
sungai yang cukup besar penampungannya seperti Sungai Kali Mas kurang optimal.
Adapun beberapa titik banjir yang pernah terjadi di Kelurahan embong kaliasin sampai
tahun 2021 antara lain, Jln Taman Apsari Embong Kaliasin , Jln Embong Sawo
Embong Kaliasin , Jln Gubernur Suryo Embong Kaliasin, Jln Panglima Sudirman
Embong Kaliasin
3.2. Kependudukan
33
lingkungan. Kurangnya sanitasi lingkungan ini terlihat pada keluraha Embong
Kaliasin bagian selatan. Rapatnya pemukiman, sempitnya akses jalan terlihat di
wilayah ini. Wilayah ini dapat terbilang menjadi Kawasan yang kumuh di kelurahan
Embong Kaliasin.
3.2.2. Ketenagakerjaan
Kelurahan Embong Kaliasin dapat dikatakan memiliki kesenjangan social pada
masyarakatnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya 2 jenis penduduk yaitu tingkat
menengah atas yang terletak di RW 1 sampai dengan 7 dan menengah ke bawah yang
berada di RW 8 sampai dengan 12. Gaya hidup kedua jenis penduduk ini sangat
berbeda sehingga memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Misalnya pada
pekerjaan, penduduk menengah keatas rata rata pekerjaannya sebagai pengusha
sedangkan menengah ke bawah biasanya PNS, pedagang dan lainnya.Selain itu pada
Kelurahan Embong Kali asin ini masyarakat yang belum bekerja maupun yang
mengganggur sangat banyak entah itu karena masih pelajar,ibu rumah tangga, maupun
kurangnya lapangan pekerjaan. Sehingga kurangnya pemerataan masalah
ketenagakerjaan ini
3.2.3. Pendidikan
Jika dilihat dari aspek Pendidikan, jumlah penduduk dengan tingkat
pendidikannya pascasarjana S2 dan S3, masih terlalu sedikit dan tidak sebanding
dengan jumlah penduduk. Kualitas sumber daya manusia di kelurahan Kaliasin masih
didominasi oleh pendidikan tingkat SD sampai dengan S1 saja. Tingkat Pendidikan
perguruan tinggi di RW 1 sampai dengan 7 masih mendominasi. Banyak masyarakat
di RW tersebut yang sudah memperoleh Pendidikan di perguruan tinggi. Berbeda
halnya dengan masyarakat yang berada di RW 8 Sampai 12. Pendidikan perguruan
tinggi masih belum banyak terjangkau di wilayah ini. Untuk masyarakat dengan
pendidikan S1 bisa dihitung.
Jika dilihat dari data bahwa tingkatan kedua terbanyak adalah masyarakat tidak
atau belum sekolah. Hal ini diperkirakan terjadi di wilayah RW 8 sampai 12. Dengan
perekonomian menengah kebawah membuat masyarakat kurang mampu dalam
34
pembiayaan Pendidikan. Umumnya masyarakat yang mengalami hal ini akan lebih
memilih bekerja daripada sekolah. Jika hal ini terus menerus terjadi tanpa diatasi, maka
dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara wilayah Embong kaliasin yang
menengah keatas dan menengah kebawah. Aspek Pendidikan ini dapat menjadi tolak
ukur kurangnya SDM di wilayah tersebut.
35
Gambar 3. 1 Peta Sebaran Masalah Kelurahan Embong Kaliasin
Sumber: Google earth
36
BAB IV
POTENSI
4.1.2. Hidrologi
Wilayah kelurahan Embong Kaliasin kecamatan Genteng , Surabaya dilalui
oleh sungai Kali Mas. Sungai tersebut telah dimanfaatkan beragam kegiatan di
kawasan ini, seperti contoh jalur transportasi air, meancing, dan kegiatan lainnya.
Keberadaan Sungai juga berpotensi sebagai pengembangan RTH di daerah pinggiran
sungai. Adapun potensi lain yaitu pengembangan dari segi wisata, seperti
mengembangkan wisata air yang lebih menarik dalam pandangan masyarakat.
Selanjutnya, pada sungai tersebut dapat berpotensi sebagai PLTA dengan
37
memanfaatkan buka tutup arus sungai agar dapat menciptakan arus yang memenuhi
kebutuhan PLTA.
4.1.3. Klimatologi
Iklim di daerah embong kaliasin kecamatan genteng adalah iklim tropis yang
memiliki temperatur berkisar antara 27ºC – 32ºC. Pada musim kemarau terjadi pada
bulan Juni sampai bulan Oktober dan musim hujan terjadi pada bulan November
sampai bulan Mei. Dapat dilihat dari iklim pada daerah ini warga sekitar dapat
memanfaatkan potensi tersebut untuk cadangan air berupa membuat daerah tangkapan
air hujan sehingga warga mempunyai cadangan air saat musim kemarau tiba. Disisi
lain saat musim kemarau juga terdapat potensi yang bisa dikembangkan sebagai energi
alternative berupa panel surya yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk aliran
listrik.
38
tenaga kerja asing, yang memiliki harga jauh lebih mahal dari pada tenaga kerja di
dalam negeri. Selain itu, banyaknya penduduk merupakan potensi yang dapat
dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi lebih lanjut.
Sehingga terciptanya berbagai macam perusahaan dengan inovasi baru yang berkembang di
berbagai sektor
4.2.2.2. Pendidikan
Dapat dilihat dari data aspek pendidikan, bahwa masyarakat yang mengenyam
pendidikan berjumlah cukup besar sehingga masyarakat di wilayah ini memiliki
kompetensi dalam mencari kerja. Karena sebagian besar atau bahkan seluruh industri
memerlukan tenaga yang terdidik. Bukan berarti yang tidak/belum bersekolah tidah
dapat bekerja, masyarakat tersebut juga dapat menyeimbangkan dalam urusan karir
karena masyarakat tersebut berada di pusat kota. Sehingga dapat mengembangkan diri
39
karena lingkungan sekitar. Seperti contoh pekerjaan yang tidak perlu membutuhkan
ijazah yaitu membuka usaha dagang(pedagang).
Ketersediaan lapangan kerja sangat penting karena hal tersebut sebagai salah
satu penunjang kesejahteraan masyarakat. Dapat dibayangkan jika suatu wilayah
tingkat persebaran lapangan kerja sangat minim, hal itu dapat mempengaruhi tingkat
ekonomi suatu daerah. Pada kelurahan Embong Kaliasin Kecamatan Gentang,
lapangan kerja berpotensi sebagai daya tarik masyarakat dalam pergerakan ekonomi.
Seperti contoh membangun centra kuliner terbesar dengan di dalamnya menyajikan
pujasera yang memiliki menu dengan konsep dari sabang sampai merauke dan
40
menambahkan goresan khas budaya daerah di setiap pujasera. Hal ini dapat berpotensi
mengundang masyarakat daerah lain ataupun turis untuk mengunjungi kawasan ini.
4.2.2.4. Agama
Salah satu aspek komposisi penduduk yang lain yaitu aspek agama. Beragam
agama yang ada di Indonesia telah tersebar pada seluruh wilayah, terutama pada
Kelurahan Embong Kaliasin yang penduduknya memiliki keberagaman dalam aspek
agama. Menurut data BPS pada kelurahan Embong Kaliasin tahun 2021, penduduk
yang beragama Islam sebanyak 10.336 jiwa, penduduk beragama Kristen sebanyak
1.043 jiwa, Katolik sebanyak 385 jiwa, Hindu sebanyak 16 jiwa, Budha sebanyak 237
jiwa dan Khonghucu sebanyak 3 jiwa. Dapat dilihat dengan penyebaran agama di
kawasan Embong Kaliasin, hal tersebut memiliki berbagai potensi seperti
bertambahnya kampung bernuansa agama, selain itu dapat diciptakan kawasan wisata
yang didalamnya mengangkat berbagai kultur dan agama yang ada. Sehingga dengan
adanya kawasan tersebut dapat menarik masyarakat sekitar yang akan mengunjungi
wisata tersebut tepatnya berada di wilayah embong kaliasin.
41
masyarakat akan mampu menangkal dan menyaring kemungkinan adanya pengaruh
budaya luar yang negatif.
42
Gambar 4. 3 Peta Sebaran Potensi
Sumber: Google earth
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Laporan ini menunjukkan bahwa wilayah deliniasi yang berada di Kelurahan
Embong Kaliasin Kecamatan Genteng adalah wilayah yang berada di pusat
perkotaan yang memiliki pertokoan terbanyak di kota ini. Daerah ini berada di
dataran rendah, bercuaca panas, dan memiliki jenis tanah aluvial. Terdapat satu
sungai besar yang melintasi daerah ini yaitu Sungai Kali Mas. Penduduk di daerah
deliniasi ini didominasi oleh orang tua, memiliki penduduk yang tingkat
pendidikannya merata, memiliki penduduk mayoritas beragama islam. Penduduk
yang belum atau tidak bekerja pada daerah ini masih tergolong cukup banyak.
Karakteristik masyarakat pada wilayah deliniasi ini yaitu sudah mengarah ke
kebiasaan modern.
Permasalahan di daerah deliniasi ini yaitu sangat berpotensi mengalami
banjir karena dikelilingi oleh sungai besar. Selain itu, dengan kondisi tanah yang
rata, daerah ini cocok untuk dijadikan lahan pertanian, permukiman, gedung-
gedung tinggi, pertokoan, bangunan pemerintahan, dan lain-lain. Namun, karena
kurangnya daya resapan air di wilayah tersebut, masyarakat kelurahan Embong
Kaliasin bisa susah mendapatkan atau kekurangan air bersih.
Potensi di daerah deliniasi ini yaitu pengembangan dibidang usaha,
pendirian daerah cagar budaya.Karena memiliki curah hujan yang tinggi, daerah
ini berpotensi tidak mengalami kekeringan. Keberadaan sungai di daerah ini dapat
berpotensi sebagai pengembangan RTH. Terciptanya kegiatan ekonomi berbasis
digital yang lebih berinovasi karena jumlah penduduk usia produktif yang banyak.
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun agar penulis bisa membuat
laporan kedepan dengan lebih baik.
44
DAFTAR PUSTAKA
Nurkyanto, Prahesti, Damainsa. 2021. Statistik Daerah Kota Surabaya 2021. Badan
Pusat Statistika Kota Surabaya. Surabaya. Diakses pada
https://surabayakota.bps.go.id/publication.html (pada tanggal 9 oktober
2021)
Tim BPS. 2021. Kecamatan Genteng Dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik
Kota Surabaya. Surabaya. Diakses pada
https://surabayakota.bps.go.id/publication.html (pada tanggal 9 oktober
2021)
Tim BPS. 2020. Kecamatan Genteng Dalam Angka 2020. Badan Pusat Statistik
Kota Surabaya. Surabaya. Diakses pada
https://surabayakota.bps.go.id/publication.html (pada tanggal 9 oktober
2021)
Tim BPS. 2019. Kecamatan Genteng Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik
Kota Surabaya. Surabaya. Diakses pada
https://surabayakota.bps.go.id/publication.html (pada tanggal 9 oktober
2021)
Tim BPS. 2018. Kecamatan Genteng Dalam Angka 2018. Badan Pusat Statistik
Kota Surabaya. Surabaya. Diakses pada
https://surabayakota.bps.go.id/publication.html (pada tanggal 9 oktober
2021)
Tim BPS. 2017. Kecamatan Genteng Dalam Angka 2017. Badan Pusat Statistik
Kota Surabaya. Surabaya. Diakses pada
45
https://surabayakota.bps.go.id/publication.html (pada tanggal 9 oktober
2021)
46