Disusun Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa yang telah
melimpahkan berkat Rahmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
aktualisasi ini dengan judul “OPTIMALISASI PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL
KURANG ENERGI KRONIK (KEK) MELALUI EDUKASI DAN KUNJUNGAN
RUMAH DI PUSKESMAS TIRAWUTA KABUPATEN KOLAKA TIMUR”.
Laporan aktualisasi ini diharapkan mampu memberikan beberapa penjelasan mengenai
laporan aktualisasi kepada pihak-pihak yang berkesempatan meluangkan waktunya sejenak
untuk membaca laporan aktualisasi ini:
1. Bapak Abdul Azis, S.H. Selaku Plt. Bupati Kolaka Timur yang telah memberikan
kesempatan untuk mengikuti Latihan Dasar CPNS Golongan II tahun 2022;
2. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara Ibu
Dra. Hj. Yuni Nurmalawati, M.Si.
3. Ibu Dra. HJ. Murtini Balaka., M.Si. selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Kolaka Timur;
4. Bapak Dr. Ir. Sukanto Toding, MSP.,MA. selaku Penguji yang telah memberikan
masukan, inspirasi dan bimbingannya;
5. Bapak Drs. Amalul Syahid, M.Si selaku coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti
dalam proses pembimbingan penyusunan laporan aktualisasi ini.
6. Ibu Asma Ristasari, S.Kep.,Ns. selaku Mentor yang banyak memberikan masukan dan
saran dalam penyusunan laporan aktualisasi ini;
7. Bapak dan Ibu Widyaiswara Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II
Angkatan XXXI Tahun 2022 atas ilmu yang telah diberikan.
8. Panitia Latsar CPNS Gol. II Angkatan XXX,XXXI dan XXXII terkhusus wali Kelas B dan
Korlap, terima kasih atas bimbingan dan perhatiannya selama masa pelatihan.
9. Keluarga tercinta, yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil dalam
menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan dan kewajiban pada masa Latsar;
10. Rekan-rekan seperjuangan peserta Latsar Golongan III Angkatan XXX, XXXI, dan XXXII
Tahun 2022 tanpa terkecuali yang selama ini telah banyak berbagi bersama selama proses
Latsar.
iv
Penulis berharap semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan
dapat memberikan contoh tentang implementasi nilai-nilai BerAKHLAK dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.
Penulis,
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ x
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 3
1.3. Manfaat ..................................................................................................... 3
1.4. Ruang Lingkup ........................................................................................... 4
BAB II. PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA ............................................. 5
2.1. Profil Instansi ............................................................................................. 5
2.2. Profil Peserta .............................................................................................. 17
2.3. Ringkasan Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN .................... 18
BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI.................................................................... 35
3.1. Identifikasi dan Analisis Isu ....................................................................... 35
3.2. Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan sebagai Pemecahan Isu .................. 38
3.3. Deskripsi / Penjelasan Kegiatan .................................................................. 39
BAB IV. CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI ............................................. 40
4.1. Realisasi Kegiatan ..................................................................................... 40
4.2. Capaian Aktualisasi .................................................................................... 41
4.3. Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi NND ASN (BerAKHLAK) ......... 64
4.4. Capaian Penyelesaian Core Isu ................................................................... 65
4.5. Manfaat Terselesaikannya Core Isu ............................................................ 65
BAB V. PENUTUP........................................................................................................ 67
5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 67
5.2. Saran/ Rekomendasi ................................................................................... 67
5.3. Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi ................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 69
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Persentase tiap Desa/Kelurahan Kecamatan Tirawuta
Tahun 2021 ............................................................................................ 6
Tabel 2.3 Jumlah, Status dan Jenis Ketenagaan UPTD Puskesmas Tirawuta
Tahun 2021 .......................................................................................... 14
Tabel 2.4 Format Antenatal (ANC) Terpadu Juni 2022 .......................................... 16
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.2 Grafik / Persentase Luas Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tirawuta
Berdasarkan Desa/Kelurahan Tahun 2021 ......................................... 7
Gambar 2.3 Grafik Distribusi Penduduk Berdasarkan Desa/Kel. dan Jenis Kelamin
Kecamatan Tirawuta Tahun 2021 ...................................................... 9
Gambar 2.4 Grafik Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kecamatan Tirawuta Tahun 2021 ................................................ 9
Gambar 2.6 Grafik Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan UPTD Puskesmas
Tirawuta Tahun 2021 ...................................................................... 15
Gambar 4.9 Konsultasi terkait bahan/ materi edukasi kepada Mentor .................... 46
viii
Gambar 4.15 Membuat Jadwal Konsultasi .............................................................. 51
Gambar 4.24 Edukasi kepada Ibu Hamil KEK Melalui Kunjungan Rumah ............. 56
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
pemerintah dan pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS). Salah satu cara mewujudkan
pelayanan yang prima adalah dengan melakukan kegiatan promotif, preventif dan kuratif
seperti penyuluhan kesehatan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan di
kemudian hari.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) No.75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) menjelaskan bahwa, Pusat
Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Sejalan dengan hal ini UPTD
Puskesmas Tirawuta memiliki tujuan agar Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju
Masyarakat Tirawuta Sehat dan Mandiri Tahun 2024.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil adalah masalah gizi pada ibu
hamil yang disebabkan karena adanya kekurangan asupan makanan bergizi dalam waktu
yang cukup lama. Umumnya seorang mengalami kondisi KEK dapat memiliki status gizi
kurang. Kekurangan energi kronik dapat diukur dengan mengetahui Lingkar Lengan Atas
(LILA) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang. Ibu yang mempunyai LILA yang
kurang dari 23,5 cm dapat dikatakan mengalami kekurangan gizi kronis.
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Timur tahun 2020, persentase
angka kejadian Kurang Energi Kronik pada Ibu hamil adalah 16%. Sedangkan menurut
data laporan program Kesehatan Ibu dan Anak UPTD Puskesmas Tirawuta, pada januari
sampai juni 2022 dari 128 jumlah ibu hamil terdapat 26 ibu hamil mengalami KEK.
Dari data tersebut dapat diamati bahwa masih tingginya prevalensi ibu hamil yang
mengalami Kurang Energi Kronik. Rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi yang
baik pada saat kehamilan, penyakit bawaan, konsumsi gizi dan persediaan makanan yang
tidak tercukupi (Gakin), kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan yang tidak
memadai dinilai menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya KEK pada ibu hamil.
Apabila kondisi KEK selama hamil tidak ditangani akan menimbulkan masalah,
baik pada ibu maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, keguguran, perdarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh KEK terhadap proses
persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung
meningkat. KEK pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
2
perkembangan otak terlambat (stunting), bayi lahir mati karena asfiksia intrapartum,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR). Bayi BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, serta gangguan
pertumbuhan. Untuk itu diharapkan kasus Ibu hamil KEK bisa dicegah sedini mungkin
sehingga prevalensi kasus diharapkan bisa menurun serta mengurangi dampak yang akan
ditimbulkan.
Dari hasil pengamatan penulis selama orientasi di instansi tempat bekerja dapat
ditarik isu-isu yang terjadi antara lain: Kurangnya kepatuhan Bidan dalam pelaksanaan
IMD pada saat persalinan normal, belum tersedianya wadah penyuluhan bagi para remaja
seperti Posyandu Remaja, serta kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pemenuhan gizi
serta risiko/ dampak dari KEK dalam masa kehamilan.
Berdasarkan identifikasi isu yang terdapat di Puskesmas Tirawuta Kabupaten
Kolaka Timur penulis mengangkat rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Melalui Edukasi dan
Kunjungan Rumah di Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur“.
1.2 Tujuan
1.2.1. Umum
Mengaktulisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) kedalam
kegiatan Aktualisasi dan Habituasi melalui pelayanan edukasi di wilayah instansi
tempat kerja.
1.2.2. Khusus
3
1.3.3. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan bagi masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan ibu hamil melalui edukasi dan kunjungan rumah.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam laporan rancangan aktualisasi ini antara lain peserta latihan
dasar diharapkan mampu untuk menginternalisasi dan mengimplementasikan tujuh nilai-
nilai dasar profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK) dalam pelaksanaan
tugas dan fungsinya di satuan kerja masing-masing. Ruang lingkup rancangan aktualisasi
ini mencakup tugas dan fungsi seorang tenaga kesehatan (Bidan) dalam hal memberikan
pelayanan kesehatan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) melalui edukasi dan
kunjungan rumah di wilayah kerja Puskesmas Tirawuta.
4
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
5
Luas Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirawuta sebesar 206,80 km2 atau 5,66
% dari Kabupaten Kolaka Timur. Desa Orawa merupakan desa terluas yaitu seluas 21
km2 atau 10,15 %, dan desa terkecil yaitu Desa Matabondu seluas 4,82 km2 atau 2,33
% dari luas Kecamatan Tirawuta. Secara terperinci dapat dilihat pada tabel dan Grapik
berikut :
Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Persentase Tiap Desa/Kelurahan Kecamatan Tirawuta
Tahun 2021
No Desa/Kelurahan Luas (Km2) Persentase (%)
6
Untuk lebih jelasnya Luas Wilayah dan Persentase berdasarkan
Desa/Kelurahan di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirawuta Tahun 2021 dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 2.2 Grafik/ Persentase Luas Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tirawuta
Berdasarkan Desa/Kelurahan Tahun 2021
T.dadio; T.inalu;
L.gato;
14,05Km2 7,0Km2 R.roko;
20,24Km2
( 7%) ( 3%) 9,14;Km2
(10%) K.tingge;
S.bune;
(4%)
17,03; 8% 8,2 Km2
(4%)Loka;
P.poniki; 10 Km2
12,37; 6% (5%)
M.bondu;
T.wuta; 4,82Km2
10,47; 5% (2%)
T.hea; Woiha;
18,23; 9% 11,20; 5%
Tababu; Lara;
6,24; 3% 19,45; 9%
R.rate; Orawa;
17,32; 8% 21,00; 10%
7
b. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirawuta berdasarkan data
Pusdatin pada Tahun 2021 berjumlah 15.488 jiwa terdiri dari Laki-laki 7.850 Jiwa (51
%) dan Perempuan 7638 jiwa (49 %) dengan jumlah Kepala Keluarga 4.254 KK.
secara rinci dapat dilihat melalui tabel dan grafik dibawah ini :
Tabel 2.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Tirawuta Tahun 2021
8
Gambar 2.3 Grafik Distribusi Penduduk Berdasarkan Desa/Kel. dan Jenis Kelamin
Kecamatan Tirawuta Tahun 2021
Gambar 2.4 Grafik Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kecamatan Tirawuta Tahun 2021
75+ 72 92
70 - 74 69 63
65 - 69 131 125
60 - 64 249 222
55 - 59 310 268
50 - 54 388 373
45 - 49 509 474
40 - 44 515 504
35 - 39 575 552
30 - 34 587 667
25 - 29 646 577
20 - 24 581 541
15 - 19 670 666
10 - 14 787 827
5 - 9 903 869
0 - 4 858 818
Laki-Laki Perempuan
Sumber Data : BPS Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2021
9
2.1.2. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
a. Visi
Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Tirawuta Sehat
dan Mandiri Tahun 2024.
b. Misi
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, dirumuskan beberapa misi sebagai
berikut :
1. Menerapkan sistem manajemen UPTD Puskesmas Tirawuta yang bermutu
2. Meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat
3. Meningkatkan kualitas Sarana dan Prasarana dan kompetensi petugas dalam rangka
mewujudkan kualitas pelayanan klinis yang bermutu.
c. Nilai Organisasi
Dalam upaya mencapai Visi dan Misi tersebut, telah ditetapkan nilai-nilai
yang dianut oleh seluruh karyawan UPTD Puskesmas Tirawuta yaitu SOSOITO
1. (S) Santun dalam memberikan pelayanan
2. (O) Optimis dalam melaksanakan pelayanan
3. (S) Standar operasional prosedur menjadi landasan dalam memberikan pelayanan
4. (O) Objektif melayani pasien tanpa melihat latar belakang
5. (I) Inovatif kreatif dalam mengembangkan program puskesmas menjadi lebih
bervariasi
6. (T) Terampil dalam memberikan pelayanan sesuai keilmuannya masing-masing
7. (O) Ontime ketepatan waktu menjadi prioritas dalam memberikan pelayanan.
2.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
a. Program Pokok
Kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun
fasilitasnya karena kegiatan pokok disetiap puskesmas dapat berbeda-beda. Namun
kegiatan pokok puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
1) pelayanan kesehatan ibu hamil,
2) pelayanan kesehatan ibu bersalin,
3) pelayanan kesehatan bayi baru lahir,
4) pelayanan kesehatan balita,
5) pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar,
6) pelayanan kesehatan pada usia produktif,
10
7) pelayanan kesehatan pada usia lanjut,
8) pelayanan kesehatan penderita hipertensi,
9) pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus,
10) pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat,
11) pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis, dan pelayanan kesehatan orang
dengan risiko terinfeksi HIV.
b. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan.
c. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
a) Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha wilayah kerjanya agar
penggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, aktif memantau dan
melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan
di wilayah kerjanya
b) Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama tokoh masyarakat, keluarga, dan masyarakat :
1) Memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat.
2) Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan.
3) Ikut menetapkan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
4) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
5) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
11
d. Struktur Organisasi
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Puskesmas Tirawuta
12
2.1.4. Program dan Kegiatan Utama Unit Kerja
a. Pelayanan Klinis atau UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
Pelayanan dalam gedung :
1. Ruangan pendaftaran dan rekam medik
2. Ruangan gawat darurat
3. Ruangan Pemeriksaan umum
4. Ruangan kesehatan gigi dan mulut
5. Ruangan kesehatan ibu dan KB
6. Ruangan Persalinan
7. Ruangan rawat inap
8. Ruangan Gizi
9. Ruangan Farmasi
10. Laboratorium
b. Pelayanan Luar Gedung
1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
2. Posbindu PTM
3. Posyandu Lansia
4. Posyandu Remaja
5. Pelayanan Vaksinasi Covid-19
c. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit (P2P)
4. Pelayanan Gizi
5. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
6. Perkesmas
d. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Kesehatan Jiwa
3. Kesehatan lansia
4. Kesehatan kerja dan Kesehatan olahraga
5. Pelayanan Kesehatan Tradisional dan komplementer
6. Pelayanan SDIDTK
13
2.1.5. Data Sumber Daya Manusia Unit Kerja dan Data-Data Terkait Isu yang Diangkat
a. Data Sumber Daya Manusia Kesehatan
Berdasarkan data di UPTD Puskesmas Tirawuta bahwa jumlah tenaga yang ada
sebanyak 125 orang yang terdiri dari 35 orang PNS, 33 orang Honor Daerah, 30 orang
tenaga poskesdes, dan tenaga sukarela berjumlah 26 orang yang terdiri dari beberapa
tingkat pendidikan dan profesi. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 2.3 Jumlah, Status dan Jenis Ketenagaan UPTD Puskesmas Tirawuta Tahun 2021
STATUS KEPEGAWAIAN
JENIS
NO HONOR
KETENAGAAN PNS POSKESDES SUKARELA JUMLAH
DAERAH
1 Profesi Dokter Umum 2 - 2
19 SPK 4 - - 4
20 SMA - 5 5
JUMLAH 35 33 30 26 125
Sumber : Data Tata Usaha UPTD Puskesmas Tirawuta Tahun 2021
14
Gambar 2.6 Grafik Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan UPTD Puskesmas
Tirawuta Tahun 2021
Jumlah Rasio
284
350 271
300
250
200
150 84
65
100
19 32 26
50 13 6 44 42 6
0 2 1 13 1 3 5 4 10
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa Rasio tenaga kesehatan yang ada di
UPTD Puskesmas Tirawuta Tahun 2021 terhadap 100.000 penduduk adalah sebagai
berikut :
1. Dokter umum : 13/100.000 penduduk.
2. Dokter gigi : 6/100.000 penduduk
3. Perawat : 284/100.000 penduduk
4. Bidan : 271/100.000 penduduk
5. Kesmas : 84/100.000 penduduk
6. Kesling : 6/100.000 penduduk
7. Gizi : 19/100.000 penduduk
8. Laboratorium Medik : 32/100.000 penduduk
9. Farmasi/Apoteker : 26/100.000 penduduk
10. Tenaga penunjang : 65/100.000 penduduk
15
b. Data Terkait Isu yang Diangkat
Angka kejadian isu yang diangkat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirawuta sejak Januari sampai Juni 2022 sebanyak 26 orang yang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.4 Format Antenatal (ANC) Terpadu Juni 2022
NO.
DIPERIKSA HB PADA KEHAMILAN TRIMESTER 1 DIPERIKSA HB PADA KEHAMILAN TRIMESTER 3 KEK
16
2.2. Profil Peserta
a. Nama : Nengsi Ambarwati, A.Md.Keb
b. NIP : 19950101 202203 2 013
c. Pangkat/Golongan : Pengatur/ II.c
d. Pendidikan : D-III Kebidanan
e. Jabatan : Terampil – Bidan
f. Unit Kerja : UPTD Puskesmas Tirawuta
g. Pengalaman Kerja :
November 2016 - Desember 2021 : UPTD Puskesmas Tirawuta
Mei 2022 : UPTD Puskesmas Aere
Juni 2022 - sekarang : UPTD Puskesmas Tirawuta
h. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan
Uraian tugas jabatan fungsional Bidan kategori keterampilan sesuai jenjang
jabatan, ditetapkan dalam butir kegiatan sebagaimana tertuang dalam Permenpan RB
Nomor 36 Tahun 2019, sebagai berikut :
1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis;
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan;
3. Merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan;
4. Memfasilitasi informed choice dan/atau informed consent;
5. Melakukan tindakan pencegahan infeksi;
6. Memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/personal hygiene;
7. Memberikan vitamin/suplemen pada klien/asuhan kebidanan kasus fisiologis;
8. Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas ibu hamil;
9. Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/keluarga sesuai
dengan kebutuhan;
10. Melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis;
11. Melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis;
12. Melakukan asuhan Kala III persalinan fisiologis;
13. Melakukan asuhan Kala IV persalinan fisiologis;
14. Melakukan pengkajian pada ibu nifas;
15. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke tiga pasca
persalinan (KF 1);
16. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF 2);
17. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan (KF 3);
17
18. Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan
pendampingan;
19. Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada persalinan normal;
20. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal;
21. Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR);
22. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan anak
pada individu/keluarga sesuai dengan kebutuhan;
23. Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom;
24. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada individu/keluarga sesuai
dengan kebutuhan;
25. Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku hidup sehat untuk remaja
termasuk personal hygiene dan nutrisi;
26. Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/ PUS/ Keluarga Berencana/ Ibu
hamil/ Ibu nifas/ Ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah kerja puskesmas melalui
kunjungan rumah;
27. Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/ PUS/ Keluarga Berencana/ Ibu
hamil/ Ibu nifas/ Ibu menyusui/ bayi dan balita);
28. Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau Musyawarah
Mufakat Desa (MMD);
29. Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kampung Keluarga
Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan; dan
30. Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada anak
sekolah.
2.3. Ringkasan Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN
2.3.1 Berorientasi Pelayanan
Berorentasi pelayanan merujuk pada 3 hal, yaitu memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat, ramah cekatan, solutif dan dapat diandalkan, serta melakukan
perbaikan tiada henti. Pelayanan publik adalah semua jenis pelayanan untuk menyediakan
barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu merupakan
jenis barang atau jasa yang memiliki eksternalitas tinggi dan sangat diperlukan
masyarakat serta penyediaannya terkait dengan upaya mewujudkan tujuan bersama yang
tercantum dalam konstitusi maupun dokumen perencanaan pemerintah, baik dalam
18
rangka memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan strategis pemerintah,
dan komitmen dunia internasional. Penyelenggaraan pelayanan publik memiliki unsur
penting yang harus ada, yaitu:
a. ASN sebagai penyelenggara
b. Publik/masyarakat sebagai penerima layanan
c. Kepuasaan masyarakat/pelanggan (costumer satisfaction)
Menurut UU no 25 tahun 2009 masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga
negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum
yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sedangkan penyelenggara pelayanan publik adalah setiap
institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik. Adapun hal fundamental dalam pelayanan publik, yaitu:
1) Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi;
2) Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara;
3) Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang
strategis bagi kemajuan bangsa dimasa yang akan datang;
4) Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan bagi warga negara (proteksi).
Pelayanan prima penting dilakukan karena memberi kepuasan pelanggan sebagai
sarana untuk menghadapi kompetisi dimasa yang akan datang, kepuasan pelanggan
adalah promosi terbaik, kepuasan pelanggan merupakan aset terpenting, kepuasan
pelanggan menjamin pertumbuhan dan perkembangan organisasi, pelanggan makin kritis
dalam memilih produk atau jasa, pelanggan puas akan kembali (costumer retention), dan
pelanggan yang puas mudah memberikan referensi. Adapun prinsip dalam pelayanan
publik, yaitu:
1) Partisipatif: Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
2) Transparan: Penyelenggara pelayanan penyelenggara pelayanan publik harus
menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait
dengan pelayan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur,
biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesar-besarnya
untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan;
3) Responsif: Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
19
negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan;
4) Tidak diskriminatif: Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara lainnya;
5) Mudah dan murah: Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut
masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah artinya biaya yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga
negara;
6) Efektif dan efisien: Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan dilakukan dengan prosedur yang sederhana,
tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;
7) Aksesibel: Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan non fisik:
8) Akuntabel: Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan
fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang
mereka bayar;
9) Berkeadilan: Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara dari
praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain.
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 mengenai pelayanan publik,
terdapat strategi peningkatan pelayanan prima, yaitu:
1) Menerapkan standar pelayanan dan maklumat pelayanan;
2) Melaksanakan survey kepuasan masyarakat, minimal 1 tahun sekali;
3) Pengelolaan pengaduan masyarakat;
4) Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan;
5) Pengembangan inovasi;
6) Replikasi best practice;
7) Perbaikan berkelanjutan
Masyarakat memiliki keterlibatan dalam rangka peningkatan pelayanan prima,
meliputi: penyusunan kebijakan, penyusunan standar pelayanan dan maklumat
pelayanan, serta penyampaian dan pengelolaan pengaduan pelayanan publik. Pelayanan
publik yang diberikan harus berinovasi yang bertujuan memberikan pelayanan yang
bermutu sehingga customer merasa senang.
20
2.3.2 Akuntabel
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas
atau tanggung jawab. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang
berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam
konteks ASN akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala
tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih
luasnya kepada publik (Matsiliza dan zonke, 2017). Nilai-nilai publik tersebut antara lain
adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik;
b. Kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan
pribadi;
c. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
PNS dalam politik praktis;
d. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
e. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Adapun pedoman prilaku akuntabilitas, yaitu:
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi;
2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien;
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal,
akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas
stakeholder. Adapun cara menciptakan lingkungan akuntabel, yaitu:
a. Kepemimpinan: Adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga
memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen;
b. Transparansi: mendorong komunikasi, memberikan perlindungan, dan meningkatkan
kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan;
c. Integritas: suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum
yang berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku;
21
d. Tanggung jawab (responsibility): Kewajiban bagi setiap individu dan lembag bahwa
ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan;
e. Keadilan: Landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya;
f. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas
tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
h. Kejelasan: Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas.
i. Konsistensi: Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan
kredibilitas anggota organisasi.
2.3.3 Kompeten
Kompetensi merupakan perpaduan aspek penegetahuan, keterampilan, dan sikap
yang terindikasikan dalam kemampuan dan prilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan.
Adapun prinsip pengembangan kompetensi ASN, yaitu:
a. Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun individu melalui
proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan kebutuhan organisasi
dan pegawai.
b. Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
c. Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan.
d. Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan
pengembangan karir.
Menurut PP no. 11 tahun 2017 pengembangan kompetensi dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu pendidikan dan pelatihan. Pada proses pendidikan dapat dilakukan
dengan pemberian tugas belajar yang bertujuan memenuhi standar kompetensi jabatan
dan pengembangan karir. Sedangkan pelatihan dilakukan dengan dua metode, yaitu
klasikal berupa pembelajaran tatap muka di dalam kelas seperti pelatihan, seminar, kursus
dan penataran. Metode kedua yaitu dengan non klasikal melalui e-learning bimbingan di
tempat kerja, pelatihan jarak jauh, magang, dan pertukaran antara PNS dengan pegawai
22
swasta paling lama 1 tahun dengan koordinasi LAN dan BKN. Kompeten memiliki tiga
aspek penting, yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri: Merubah mindset, mengembangkan mandiri secara
heutagogik atau "net-centric", memanfaatkan sumber keahlian pakar/konsultan, dan
melakukan jejaring formal/informal.
b. Membantu orang lain belajar: Aktif dalam pasar pengetahuan, memanfaatkan
dokumen kerja, aktif mengakses dan mentransfer pengetahuan, dan sosialisasi
informal.
c. Melaksanakan tugas terbaik: pengetahuan menjadi karya, makna hidup dan bekerja
baik, serta tipikal individu semangat berkarya.
2.3.4 Harmonis
Menurut kamus besar bahasa Indonesia harmonis bersangkut paut dengan
harmoni; seia sekata. Harmoni adalah kerjasama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang
luhur. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu
tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan
bekerjasama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-
ketentuan tertulis. Penegakkan etika ASN terjabarkan dalam undang-undang nomor 5
tahun 2014. Upaya mewujudkan keharmonisan dapat dilakukan dengan memahami tugas
seorang ASN, yatu melaksanakan kebijakan public, memeberikan pelayanan publik yang
berkualitas dan professional, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Adapun pedoman prilaku harmonis, yaitu:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
b. Suka menolong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
2.3.5 Loyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu "Loial yang
artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.
Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa
lalu. Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara.
Adapun panduan prilaku dari loyal, yaitu:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia pada NKRI serta pemerintahan
23
yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, Instansi, dan Negara.
c. Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
2.3.6 Adaptif
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya
mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial
yang berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003). Adaptif merupakan proses
mengatasi halangan-halangan dari lingkungan, penyesuaian terhadap norma-norma untuk
menyalurkan, serta proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
Adaptif sebagai nilai ASN dan budaya ASN, terdiri atas:
a. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal
mastery);
b. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama
(shared vision);
c. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin
wujudkan (mental model);
d. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
mewujudkan visinya (team learning);
e. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kacamata kuda, atau bermental silo
(systems thinking).
Penerapan budaya adaptif harus mampu mengantisipasi dan beradaptasi dengan
perubahan lingkungan, mendorong jiwa kewirausahaan, memanfaatkan peluang-peluang
yang berubah-ubah, terkait dengan kinerja instansi, serta memperlihatkan kepentingan-
kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat, dan sebagainya. Adapun
ciri-ciri individu adaptif, diantaranya: eksperimen orang yang beradaptasi, melihat
peluang di mana orang lain melihat kegagalan, memiliki sumberdaya, selau berpikir ke
depan, tidak mudah mengeluh, tidak menyalahkan, tidak mencari popularitas, memiliki
rasa ingin tahu, memperhatikan sistem, membuka pikiran, dan memahami apa yang
sedang diperjuangkan.
Terdapat 3 komponen dalam pengembangan kapasitas pemerintah adaptif, yaitu
pengembangan SDM adaptif, penguatan organisasi adaptif, dan pembaharuan
institusional adaptif. Adapun pedoman prilaku, yaitu:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
24
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas;
c. Bertindak proaktif.
2.3.7 Kolaboratif
Secara umum kolaborasi adalah hubungan antar organisasi yang saling
berpartisipasi dan saling menyetujui untuk bersama mencapai tujuan, berbagi informasi,
berbagi sumberdaya, berbagi manfaat, dan bertanggungjawab dalam pengambilan
keputusan bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah. Emily R. Lai menjelaskan,
“Collaboration is the mutual engagement of participants in a coordinated effort to solve
a problem together. Collaborative interactions are characterized by shared goals,
symmetry of structure, and a high degree of negotiation, interactivy, and
interdependence”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa kolaborasi adalah keterlibatan
bersama dalam upaya terkoordinasi untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.
Interaksi kolaboratif ditandai dengan tujuan bersama, struktur yang simetris dengan
negosiasi tingkat tinggi melalui intertiaktivitas dan adanya saling ketergantungan. Irawan
(2017) mengungkapkan bahwa collaborative governance sebagai sebuah proses yang
melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance.
Hal ini mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik.
Menurut Ansel dan Gash (2007:544), terdapat 6 kriteria penting untuk kolaborasi,
yaitu forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga, peserta dalam forum
termasuk aktor nonstate, peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan
bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik, forum secara resmi diatur dan bertemu
secara kolektif. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus
(bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan fokus kolaborasi adalah
kebijakan publik atau manajemen. Ada 3 tahapan dalam melakukan assessment terhadap
tata kelola kolaborasi, yaitu:
a. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
b. Merencanakan aksi kolaborasi; dan
c. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.
Model Collaborative Governance Ansan dan Gash (2012), menurutnya starting
condition mempengaruhi proses kolaborasi yang terjadi, dimana proses tersebut terdiri
dari membangun kepercayaan, face to face dialogue, commitment to process, pemahaman
bersama, serta pengambangan outcome antara. Desain kelembagaan yang salah satunya
proses transparansi serta faktor kepemimpinan juga mempengaruhi proses kolaborasi
25
yang diharapkan menghasilkan outcome yang diharapkan. Panduan perilaku kolaboratif
organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;
b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya
yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika
terjadi kesalahan);
d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong;
g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang
diberikan.
Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), aktivitas kolaborasi antar
organisasi, yaitu:
a. Kerjasama Informal;
b. Perjanjian Bantuan Bersama;
c. Memberikan Pelatihan;
d. Menerima Pelatihan;
e. Perencanaan Bersama;
f. Menyediakan Peralatan;
g. Menerima Peralatan;
h. Memberikan Bantuan Teknis;
i. Menerima Bantuan Teknis;
j. Memberikan Pengelolaan Hibah;
k. Menerima Pengelolaan Hibah.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga
pemerintah, yaitu kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi
manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas
publik. Sedangkan faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar
lembaga pemerintah menurut Custumato (2021), yaitu ketidakjelasan batasan masalah
karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi, dasar hukum kolaborasi
juga tidak jelas. Adapun panduan perilakunya, yaitu :
26
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah;
3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
27
1.Meningkatkan
Kinerja kompetensi diri
terbaik untuk menjawab
Sukses “Kami terus tantangan yang
Terus belajar dan
Keberhasilan belajar dan selalu berubah
3 Kompeten mengembangkan
Learning mengembangkan 2.Membantu orang
kapabilitas
agility kapabilitas” lain belajar
Ahli 3.Melaksanakan
dibidangnya tugas dengan
kualitas terbaik
1.Menghargai setiap
orang apapun latar
Peduli
“Kami saling belakangnya
Saling peduli dan Menghargai
peduli dan 2.Suka menolong
4 Harmonis menghargai perbedaan
menghargai orang lain
perbedaan Selaras
perbedaan” 3.Membangun
lingkungan kerja
yang kondusif
1.Memegang teguh
ideologi Pancasila,
UUD, dan setia
Komitmen
“Kami pada NKRI serta
Berdedikasi dan Dedikasi
berdedikasi dan Pemerintahan yang
mengutamakan Kontribusi
mengutamakan sah
5 Loyal kepentingan Nasionalisme
kepentingan 2.Menjaga nama baik
Bangsa dan Pengabdian
Bangsa dan sesama ASN,
Negara
Negara” Pimpinan, Instansi,
dan Negara
3.Menjaga rahasia
jabatan dan Negara
Terus berinovasi “Kami terus 1.Cepat
6 Adaptif dan antusias dalam Inovasi berinovasi dan menyesuaikan diri
menggerakkan antusias dalam
28
ataupun Antusias menggerakkan menghadapi
menghadapi terhadap ataupun perubahan
perubahan perubahan menghadapi 2.Terus berinovasi
Proaktif perubahan” dan
mengembangkan
kreativitas
3.Bertindak proaktif
1. Memberi
kesempatan kepada
berbagai pihak
untuk berkontribusi
Kesediaan
2. Terbuka dalam
untuk bekerja “Kami
Membangun bekerjasama untuk
sama membangun
7 Kolaboratif kerjasama yang menghasilkan nilai
Sinergi untuk kerjasama yang
sinergis tambah
hasil yang sinergis”
3. Menggerakkan
lebih baik
pemanfaatan
berbagai sumber
daya untuk tujuan
bersama
29
2.3.8 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan;
n. Kesejahteraan
2.3.9 Smart ASN
Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing dan
menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0 (Pusat
Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk
mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class Government). Profil ASN
tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme,
berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa
entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.
Adapun 8 (delapan) Profil SMART ASN sebagai berikut :
a. Integritas
Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma
dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja,
bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya
30
budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko
yang menyertainya (Permenpan RB Nomor 60 tahun 2020).
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya
persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu
bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan
bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi
identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara bangsa yang
bersangkutan. Dalam implementasinya, seorang ASN harus bekerja dengan semangat
cinta tanah air Indonesia.
c. Profesionalisme
Pengertian profesionalisme adalah merupakan komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus (Nurita Putranti,
Blog). Oleh karena Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi maka
konsekuensinya harus selalu meningkatkan kemampuannya secara terus menerus agar
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan dapat dilaksanakan secara profesional.
Berpedoman pada pengertian dimuka, menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang
merupakan bagian dari profesi agar dapat melaksanakan pekerjaan secara professional
harus diperhatikan dan memperhatikan mengenai profesionalisme (Mustaqiem :
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010)
d. Berwawasan global
ASN yang berwawasan global disini diartikan sebagai organ birokrasi yang
mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia bekerja melalui
pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan dan menggunakan
perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala nasional maupun
internasional.
e. Menguasai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat
dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan efektifitas
dan efisiensi untuk meningkatkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas
dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu,
seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki
31
kemampuan menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain
sebagainya.
f. Hospitality
Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu,
pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan memiliki
kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.
g. Entrepreneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif,
pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan peluang serta
bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa depan
orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara
membantu mereka yang membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan
Enterpreneurship ini maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam
setiap waktunya.
h. Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau
organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun personal.
Literasi digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN yang
berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar literasi
digital, yaitu:
1) Etika bermedia digital
Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari
meliputi:
Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma, dan etika
berinternet (netiquette)
Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan
tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.
Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang
sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku
32
Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital
yang sesuai dengan perturan yang berlaku.
Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan
perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai
kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, perpartisipasi, berkolaborasi
dan bertransaksi elektronik.
2) Budaya bermedia digital
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai
berikut:
Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan
kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia
Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan
nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll.
Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indoensia baik dan benar dalam
berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung,
mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.
3) Aman bermedia digital
Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:
Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint)
pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi)
Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data valid dari sumber yang
terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan
menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed.
Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi
digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi.
33
4) Cakap bermedia digital
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan peranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan
sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:
Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (Handphone/HP,
Personal Computer/PC)
Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari
informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar
Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti setting
Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce
untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.
34
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
35
sehingga remaja akan mendapatkan
informasi yang benar dan mudah
dipahami tentang perilaku pola hidup
sehat.
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan analisis isu
untuk menentukan isu mana yang merupakan isu prioritas yang dapat dipecahkan
solusinya. Proses ini menggunakan metode analisa APKL, dimana metode analisa ini
digunakan untuk menentukan tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan
Layaknya dengan menggunakan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi
setelah perengkingan merupakan isu prioritas.
a. Aktual: Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat
b. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan
solusinya sesegera mungkin
c. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
d. Layak: Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
Tabel 3.2 Penetapan Isu Menggunakan Metode APKL
APKL
No. Isu Total Rangking
A P K L
1 Kurangnya kepatuhan Bidan dalam
pelaksanaan IMD pada saat 4 5 3 4 16 II
persalinan normal
2 Kurangnya pengetahuan ibu
hamil tentang pemenuhan gizi
serta risiko/ dampak dari KEK 5 5 3 5 18 I
dalam masa kehamilan di
Puskesmas Tirawuta
3 Belum tersedianya wadah
penyuluhan bagi para remaja seperti 3 3 3 4 13 III
Posyandu Remaja di setiap wilayah
kerja
Keterangan :
1. A = Aktual yaitu isu tersebut benar-benar terjadi
2. P = Problematik yaitu isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks
3. K = Kekhalayakan yaitu isu tersebut menyangkut hajat hidup banyak orang
4. L = Layak yaitu isi tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
36
Skala nilai :
1 = Tidak aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak
2 = Kurang aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak
3 = Cukup aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak
4 = Tinggi aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak
5 = Sangat tinggi aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak
Berdasarkan hasil dari tapisan isu menggunakan metode APKL, maka
ditentukanlah core issue yaitu “Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pemenuhan
gizi serta risiko/ dampak dari KEK dalam masa kehamilan di Puskesmas Tirawuta”.
3.1.2. Analisis Isu
Gambar 3.1 Pohon Masalah
37
3.2. Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan sebagai Pemecahan Isu
Berikut ini adalah permasalahan/isu yang terdapat di Puskesmas Tirawuta
khususnya bagian kebidanan, yang seharusnya menjadi perhatian lebih, guna terwujudnya
visi dan misi Puskemas Tirawuta, sebagai berikut :
Gagasan Pemecahan : Edukasi melalui media leaflet tentang Gizi dan risiko KEK
dan melakukan kunjungan rumah pada ibu hamil
Isu
Berdasarkan isu yang telah ditetapkan, maka gagasan pemecahan isu adalah
“Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Melalui
Edukasi dan Kunjungan Rumah di Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur”.
Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan sebagai berikut:
1. Meminta dukungan Pimpinan / Mentor terkait rencana kegiatan aktualisasi
- Menyiapkan bahan konsultasi
- Melakukan konsultasi dengan mentor terkait rancangan aktualisasi yang akan
dilakukan
38
- Meminta persetujuan kepada pimpinan / mentor
2. Menyiapkan Media Edukasi (leaflet) tentang Gizi dan Risiko KEK pada ibu hamil
- Mencari dan menyusun bahan/ materi edukasi
- Melakukan konsultasi terkait bahan/ materi edukasi kepada pimpinan
- Mencetak bahan edukasi dalam bentuk leaflet sebagai media informasi
3. Melakukan koordinasi dengan pemerintah desa mengenai pemberian Makanan
Tambahan pada ibu Hamil KEK
- Menyiapkan bahan konsultasi
- Membuat jadwal konsultasi dengan pemerintah desa
- Melakukan Konsultasi dengan pemerintah desa.
4. Melakukan edukasi dan Kunjungan Rumah pada Ibu Hamil KEK
- Berkoordinasi dengan Bidan desa setempat
- Membuat Jadwal pertemuan dengan ibu hamil
- Membuat dan membagikan Undangan
- Melakukan edukasi di Posyandu dan kunjungan rumah
- Melakukan kolaborasi dengan Petugas Gizi Puskesmas
5. Mengadakan Evaluasi dan Pelaporan hasil kegiatan
- Melakukan Evaluasi dengan mengukur LILA dan Berat Badan ibu hamil KEK
- Menyusun dan mengolah hasil evaluasi
- Melaporkan hasil kegiatan kepada pimpinan.
3.3. Deskripsi / Penjelasan Kegiatan
A. Nama : Nengsi Ambarwati, A.Md.Keb.
B. Jabatan : Terampil - Bidan
C. Unit Kerja : Puskesmas Tirawuta
D. Isu yang diangkat : Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pemenuhan
gizi serta risiko/ dampak dari KEK dalam masa
kehamilan di Puskesmas Tirawuta.
E. Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Kurang
Energi Kronik (KEK) Melalui Edukasi dan Kunjungan
Rumah di Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka
Timur.
39
BAB IV
CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
40
e. Melakukan kolaborasi
Sesuai
dengan Petugas Gizi Terlaksana
Rancangan
Puskesmas
5. Mengadakan a. Melakukan Evaluasi dengan
Sesuai
Evaluasi dan mengukur LILA dan Berat Terlaksana
Rancangan
Pelaporan hasil Badan ibu hamil KEK
kegiatan b. Menyusun dan mengolah Sesuai
Terlaksana
hasil evaluasi Rancangan
c. Melaporkan hasil kegiatan Sesuai
Terlaksana
kepada pimpinan. Rancangan
41
Keterkaitan dengan Nilai-nilai Dasar :
Berorientasi Pelayanan :
Saya bersikap cekatan dalam meyiapkan bahan konsultasi.
Akuntabel :
Saya bertanggung jawab atas kepercayaan yang telah diberikan sebagai CPNS
dengan Profesi Bidan dan berlaku jujur serta bekerja secara efektif dan efisien dalam
menyiapkan bahan konsultasi kepada atasan mengenai kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan.
Kompeten :
Saya melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik yaitu berupaya menyiapkan bahan
bahan kegiatan pelaksanaan aktualisasi sebelum melakukan konsultasi.
Loyal :
Saya berdedikasi dan rela mengorbankan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan penyusunan rencana kegiatan.
Adaptif :
Saya bertindak proaktif dengan menyiapkan bahan konsultasi terlebih dahulu sebelum
melakukan konsultasi kegiatan aktualisasi.
42
Gambar 4.4 Catatan arahan/ masukan Mentor
Keterkaitan dengan Nilai-nilai Dasar :
Berorientasi Pelayanan :
Saya ramah dan dapat diandalkan saat melakukan konsultasi dan meminta masukan
terhadap perencanaan kegiatan.
Akuntabel :
Saya bertanggung jawab dan bersikap jujur pada saat mengkonsultasikan kegiatan
yang akan dilakukan kepada atasan.
Kompeten :
Sebagai CPNS Profesi Bidan saya belajar dan mengembangkan kompetensi diri pada
saat melakukan konsultasi tentang rencana pelaksanaan kegiatan.
Harmonis :
Saya menciptakan keselarasan dan saling menghargai dalam berpendapat pada saat
melakukan konsultasi kepada atasan/ mentor.
Loyal :
Saya melakukan konsultasi dengan mentor untuk melakukan kegiatan aktualisasi
dengan penuh komitmen.
Kolaboratif :
Saya membangun kerjasama yang sinergis dan memberi kesempatan kepada atasan
untuk berkontribusi dalam pelaksanaan aktualisasi dan habituasi ini.
Tahapan Kegiatan 3 : Meminta persetujuan kepada pimpinan / mentor
Tanggal Pelaksanaan : 08 Agustus 2022
Output : - Adanya Surat Persetujuan Aktualisasi
- Dokumentasi Kegiatan
43
Dokumentasi (Proses dan Output)
44
Yang Bermutu Menuju Masyarakat Tirawuta Sehat
Dan Mandiri Tahun 2024”
Penguatan Nilai : Terwujudnya nilai Terampil dalam memberikan
Organisasi pelayanan sesuai keilmuan masing-masing
4.2.2. Kegiatan 2 : Menyiapkan Media Edukasi (leaflet) tentang Gizi dan Risiko KEK
Pada Ibu Hamil
Tahapan Kegiatan 1 : Mencari dan menyusun bahan/ materi edukasi
Tanggal Pelaksanaan : 09 Agustus 2022
Output : - Adanya Bahan/ Materi Edukasi
- Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi (Proses dan Output)
45
Keterkaitan dengan Nilai-nilai Dasar :
Berorientasi Pelayanan :
Saya memberikan kinerja prima dan dapat diandalkan pada kegiatan menyusun bahan/
materi edukasi, serta telah melakukan perbaikan tiada henti untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
Akuntabel :
Saya bertanggung jawab dan telah bekerja secara efektif dan efisien pada saat
menyusun, menerapkan dan menerangkan dampak/ risiko KEK serta pemenuhan gizi
seimbang untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu hamil.
Kompeten :
Saya belajar dan mengembangkan kompetensi dalam upaya menyusun bahan leaflet
sebagai media informasi dan telah bersikap professional sesuai dengan perencanaan
yang sudah dibuat tanpa meminta imbalan dari pekerjaan yang dilaksanakan.
Adaptif :
Saya berusaha mendesign leaflet yang menarik dari segi estetika tampilan (inovatif)
dan konten leaflet yang informatif.
46
Gambar 4.10 Catatan arahan/ masukan Mentor
47
Dokumentasi (Proses dan Output)
48
Loyal :
Saya berdedikasi dan berkontribusi dengan mengutamakan kepentingan bangsa dan
Negara dengan rela mengorbankan tenaga, pikiran dan waktu demi keberhasilan
rencana pelaksanaan kegiatan yaitu mencetak leaflet sebagai media edukasi.
Adaptif :
Dengan mencetak leaflet sebagai media edukasi dan informasi, saya bertindak proaktif
untuk melakukan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil KEK.
Kontribusi Terhadap Visi : Kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan Visi
Misi Organisasi Puskesmas “Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu
Menuju Masyarakat Tirawuta Sehat Dan Mandiri
Tahun 2024”, dan misi “Meningkatkan kualitas
Sarana dan Prasarana dan kompetensi petugas dalam
rangka mewujudkan kualitas pelayanan klinis yang
bermutu”.
Penguatan Nilai : Terwujudnya nilai Inovatif kreatif dalam
Organisasi mengembangkan program puskesmas menjadi lebih
bervariasi.
49
Gambar 4.14 Bahan Konsultasi
50
Dokumentasi (Proses dan Output)
51
Dokumentasi (Proses dan Output)
52
Kolaboratif :
Saya meminta kesediaan pemerintah desa setempat untuk bekerja sama dalam
pelaksanaan kegiatan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada baik secara materil
maupun nonmateril untuk terwujudnya masyarakat yang sehat.
4.2.4. Kegiatan 4 : Melakukan Edukasi dan Kunjungan Rumah pada Ibu Hamil KEK
Tahapan Kegiatan 1 : Berkoordinasi dengan Bidan desa setempat
Tanggal Pelaksanaan : 11 Agustus 2022
Output : - Adanya kesepakatan dengan Bidan desa
- Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi (Proses dan Output)
53
sebagai pihak yang memiliki tujuan utama bersama dalam menciptakan pelayanan
prima/ berkualitas kepada ibu hamil.
Akuntabel :
Saya melakukan koordinasi dengan Bidan desa sebelum melakukan edukasi/konseling
kepada ibu hamil KEK yang berada di wilayah kerjanya sebagai salah satu bentuk
transparansi dalam pelaksanaan edukasi.
Harmonis :
Saya berkoordinasi dengan Bidan desa setempat yang merupakan bentuk saling
menghargai terhadap teman sejawat.
Kolaboratif :
Saya meminta kesediaan Bidan desa untuk turut bekerja sama dalam pelaksanaan
edukasi dengan menginformasikan kepada masing-masing ibu hamil KEK di wilayah
kerjanya.
54
Akuntabel :
Saya cermat dan bertanggung jawab dalam membuat jadwal pertemuan dengan para
ibu hamil KEK dalam rangka edukasi/ konseling sehingga kegiatan yang direncanakan
dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Loyal :
Saya berkomitmen dan berdedikasi dalam menyelesaikan tugas dalam membuat
jadwal pertemuan dengan ibu hamil sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Adaptif :
Saya bertindak proaktif dalam melakukan persiapan edukasi dengan mengatur jadwal
pertemuan baik di Posyandu maupun kunjungan rumah.
Tahapan Kegiatan 3 : Membuat dan membagikan undangan
Tanggal Pelaksanaan : 12 Agustus 2022
Output : - Adanya undangan Pertemuan
- Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi (Proses dan Output)
55
Keterkaitan dengan Nilai-nilai Dasar :
Berorientasi Pelayanan :
Saya bersikap ramah dalam membagikan undangan kepada setiap bidan desa untuk
disampaikan kepada para ibu hamil KEK di wilayah kerjanya.
Adaptif :
Saya bertindak proaktif dalam membuat dan membagikan undangan kepada bidan desa
dengan tujuan kegiatan dapat terlaksana sesuai rencana.
Gambar 4.24 Edukasi kepada Ibu Hamil KEK Melalui Kunjungan Rumah
56
Keterkaitan dengan Nilai-nilai Dasar :
Berorientasi Pelayanan :
Saya memberikan edukasi kepada ibu hamil KEK dengan mengedepankan kualitas,
keramahan, dan memberikan solusi sesuai dengan kebutuhan ibu hamil dalam
meningkatkan pengetahuannya.
Akuntabel
Saya jujur dan bertanggung jawab atas informasi yang diberikan pada saat edukasi
sesuai dengan bidang keilmuan Terampil Bidan.
Kompeten :
Saya melakukan edukasi pada ibu hamil dengan berupaya menunjukkan kinerja
terbaik berdasarkan keahlian Terampil Bidan dalam membantu ibu hamil belajar
memahami pemenuhan gizi serta dampak/ risiko apabila KEK tidak tertangani.
Harmonis :
Saya melakukan edukasi dan beberapa upaya perbaikan gizi ibu hamil KEK sebagai
bentuk kepedulian terhadap kondisi ibu hamil tersebut tanpa membeda-bedakan latar
belakangnya.
Loyal :
Saya mendedikasikan waktu dan tenaga dalam upaya pelayanan kesehatan ibu hamil
KEK.
Adaptif :
Saya bertindak proaktif dalam melakukan edukasi kepada ibu hamil dengan
mengunjungi rumah ibu hamil yang tidak sempat hadir pada hari Posyandu.
Kolaboratif :
Saya bekerja sama dengan petugas gizi dalam memberikan edukasi tentang
pemenuhan gizi seimbang pada ibu hamil KEK.
57
Dokumentasi (Proses dan Output)
58
Kontribusi Terhadap Visi : Kegiatan Edukasi yang dilakukan berkaitan dengan
Misi Organisasi Visi Puskesmas “Terwujudnya Pelayanan Yang
Bermutu Menuju Masyarakat Tirawuta Sehat Dan
Mandiri Tahun 2024”. Dan misi “Meningkatkan
edukasi kepada masyarakat tentang perilaku hidup
bersih dan sehat”.
Penguatan Nilai : Terwujudnya nilai Santun dalam memberikan
Organisasi pelayanan, Objektif melayani pasien tanpa melihat
latar belakang serta Inovatif kreatif dalam
mengembangkan program puskesmas menjadi lebih
bervariasi.
59
tiada henti pada ibu hamil yang belum mengalami peningkatan dan perbaikan gizi
secara signifikan.
Akuntabel :
Saya jujur dan dapat dipercaya dalam mengevaluasi kondisi ibu hamil KEK yang
telah diberikan edukasi.
Kompeten :
Saya melaksanakan evaluasi dengan memberikan kinerja terbaik untuk keberhasilan
aktualisasi yang dilakukan.
Harmonis :
Saya bersikap peduli terhadap ibu hamil yang kondisinya belum mengalami perbaikan
gizi dengan tetap melakukan pemantauan secara berkelanjutan.
Adaptif :
Saya bertindak proaktif saat melakukan evaluasi ibu hamil untuk mengukur
keberhasilan kegiatan serta merencanakan tindak lanjut bagi ibu hamil yang belum
mengalami perbaikan gizi.
Kolaboratif :
Saya membangun sinergi antar tenaga kesehatan baik Bidan desa maupun petugas gizi
Puskesmas setelah melakukan evaluasi dengan menindaklanjuti pelayanan kesehatan
kepada ibu hamil KEK.
Tahapan Kegiatan 2 : Menyusun dan mengolah hasil evaluasi
Tanggal Pelaksanaan : 02 September 2022
Output : - Adanya Hasil Evaluasi
- Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi (Proses dan Output)
60
Gambar 4.28 Hasil Evaluasi Kegiatan
61
Dokumentasi (Proses dan Output)
62
Adaptif :
Saya bersikap proaktif saat melakukan komunikasi dengan pimpinan terkait hasil
kegiatan.
Kolaboratif :
Saya meminta kesediaan pimpinan untuk bekerja sama dalam hal memberikan dukungan
atas tindak lanjut kegiatan untuk menghasilkan nilai yang lebih baik lagi.
63
4.3. Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi Nilai-Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)
64
4.4. Capaian Penyelesaian Core Isu
65
c. Stakeholders
- Masyarakat dalam hal ini ibu hamil KEK di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tirawuta telah mendapatkan pelayanan yang berkualitas yaitu pelayanan kesehatan
melalui edukasi di Posyandu maupun kunjungan rumah.
- Capaian kegiatan aktualisasi ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam
pengambilan kebijakan selanjutnya bagi pemerintah desa yang dapat menunjang
pelayanan kesehatan ibu hamil KEK dalam upaya promotif, preventif dan kuratif.
66
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penulis telah melaksanakan kegiatan aktualisasi dan Habituasi di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tirawuta (Desa Orawa, Desa Roko-Roko, Desa Woiha, Desa
Tawainalu, Desa Simbune dan Desa Lalingato) pada tanggal 05 Agustus – 05 September
2022. Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini, penulis mengimplementasikan nilai-
nilai dasar ASN BerAKHLAK yang meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif, serta peran dan kedudukan PNS
dalam melaksanakan tugas sebagai Bidan Terampil di UPTD Puskesmas Tirawuta.
Adapun hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan pengetahuan ibu hamil
tentang pemenuhan gizi seimbang serta risiko/ dampak dari Kurang Energi Kronik (KEK)
yang dapat dilihat dari adanya perbaikan gizi pada ibu hamil setelah dilakukannya edukasi/
konseling.
5.2. Saran / Rekomendasi
Penulis mengharapkan agar seluruh stakeholders yang meliputi unit Pelayanan
kesehatan (Puskesmas) maupun pemerintah desa untuk terus berkontribusi memberikan
dukungan melalui program-program pelayanan kesehatan ibu hamil KEK sebagai salah
satu bentuk upaya dalam mengurangi serta mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi
kesehatan pada ibu hamil maupun pada janinnya.
67
5.3. Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi
Tabel 5.1 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi
Durasi dan Para Pihak Sumber
No. Kegiatan Output Ket.
Waktu Terlibat Biaya
1. Penggandaan media leaflet sebagai Tersedianya media Oktober 2022 Promkes Puskesmas Dana
sumber informasi dan edukasi bagi ibu edukasi leaflet di wilayah Setiap bulan Operasional
hamil KEK. kerja masing- masing. (sesuai Puskesmas
kebutuhan)
2. Melaksanakan Edukasi dirangkaikan Terlaksananya kegiatan Oktober 2022 - Bidan desa - APBN
dengan pemberian makanan tambahan edukasi dan dirangkaikan 10-15 menit - TPG - Anggaran
bagi ibu hamil KEK yang telah dengan pemberian Setiap Posyandu Dana Desa
disediakan oleh Puskesmas maupun makanan Tambahan bagi - BOK
pemerintah desa. ibu hamil KEK.
3. Monitoring dan evaluasi pemenuhan dan Adanya hasil monitoring Oktober 2022 - Bidan desa BOK
perbaikan gizi ibu hamil secara dan evaluasi. 10 menit - TPG
berkelanjutan. Setiap Bulan
68
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1999. Pedoman Penanggulangan Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronis. Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Depatemen Kesehatan.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS
: Berorientasi Pelayanan. JAKARTA : LAN RI
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS
: Akuntabel. JAKARTA : LAN RI
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS
: Kompeten. JAKARTA : LAN RI
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS
: Harmonis. JAKARTA : LAN RI
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS
: Loyal. JAKARTA : LAN RI
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS
: Adaptif JAKARTA : LAN RI
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS
: Manajemen ASN. JAKARTA : LAN RI
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS
: Smart ASN. JAKARTA : LAN RI
Sayogo, savitri. 2007. Gizi Ibu Hamil. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
69
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Rancangan Kegiatan
Kolaboratif :
Saya akan meminta Kesediaan
pimpinan untuk bekerja sama
dalam pelaksanaan aktualisasi.
Adaptif :
Saya sebagai CPNS dengan
profesi Terampil Bidan akan
bertindak proaktif kepada
pimpinan / mentor pada saat
permintaan Surat Persetujuan
pelaksanaan Aktualisasi.
Keterkaitan dengan kedudukan dan peran ASN
Kegiatan konsultasi kepada atasan merupakan bagian dari pengelolaan atau Manajemen ASN yang erat kaitannya dengan tujuan mewujudkan pelayanan publik
yang professional.
Analisis Dampak
Perkiraan Hambatan : Pimpinan dalam keadaan sibuk, Pimpinan sedang tidak berada di tempat.
Dampak Bila Kegiatan tidak Terlaksana : Tidak adanya izin/ persetujuan dari pimpinan untuk melaksanakan kegiatan.
Alternatif Solusi : Menjadwalkan ulang pertemuan dengan Pimpinan.
Penjelasan Keterkaitan dengan Agenda III:
Manajemen ASN :
Kegiatan konsultasi dengan pimpinan/mentor dilakukan agar dalam awal pelaksanaan kegiatan bisa mendapatkan gambaran yang jelas mengenai langkah-
langkah selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan dapat terencana dengan baik dan lancar tanpa ada kendala yang berarti.
Smart ASN :
Dalam meminta dukungan dan persetujuan pimpinan/mentor diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik, dapat juga dengan memanfaatkan teknologi
sehingga berjalan efektif dan efisien untuk pencapaian hasil yang maksimal sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Kegiatan 2 Menyiapkan Media Edukasi (leaflet) tentang Gizi dan Risiko KEK pada Ibu Hamil
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Menyiapkan Media a. Mencari dan - Tersedianya Berorientasi Pelayanan : Kegiatan yang Terwujudnya nilai
Edukasi (leaflet) menyusun bahan/ bahan/ materi Dalam menyiapkan bahan dilakukan berkaitan Inovatif kreatif
edukasi edukasi yang akan dilakukan saya dengan Visi Puskesmas
tentang Gizi dan materi edukasi dalam
- Dokumentasi mencari bahan/materi yang “Terwujudnya
Risiko KEK pada Ibu Kegiatan berkualitas. Pelayanan Yang mengembangkan
Hamil Bermutu Menuju program puskesmas
Kompeten : Masyarakat Tirawuta
Sebelum melakukan edukasi menjadi lebih
Sehat Dan Mandiri
saya akan menyiapkan materi Tahun 2024” bervariasi
edukasi agar tercipta Dan misi
keberhasilan dalam “Meningkatkan kualitas
penyampaian materi edukasi. Sarana dan Prasarana
dan kompetensi petugas
Loyal : dalam rangka
Menyiapkan materi edukasi mewujudkan kualitas
merupakan suatu bentuk pelayanan klinis yang
Kontribusi saya untuk bermutu”.
keberhasilan aktualisasi yang
akan dilaksanakan.
Adaptif :
Dalam membuat design leaflet,
saya akan berusaha menemukan
sesuatu yang baru dan menarik
dari segi estetika tampilan dan
sesuai dengan keilmuan
(Inovatif).
Kolaboratif :
Saya akan membangun sinergi
dengan pimpinan untuk
menghasilkan materi edukasi
yang berkualitas.
Analisis Dampak
Perkiraan Hambatan : Sulitnya mencari bahan/materi yang sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Dampak Bila Kegiatan tidak Terlaksana : Leaflet tidak tersedia pada saat kegiatan edukasi akan dilaksanakan.
Alternatif Solusi : Mencaritahu kepada seseorang yang lebih paham atau berpengalaman.
Penjelasan Keterkaitan dengan Agenda III:
Manajemen ASN :
Melakukan perencanaan yang matang dengan menyiapkan bahan/materi sebelum melaksanakan edukasi merupakan cerminan dari sikap profesional.
Smart ASN :
Dalam persiapan kegiatan ini harus memiliki kemampuan dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk mencari konsep edukasi (Penguasaan IT).
Kegiatan 3 Melakukan Koordinasi dengan Pemerintah Desa mengenai Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu hamil KEK
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan Koordinasi a. Menyiapkan bahan - Tersedianya Berorientasi Pelayanan : Menjalankan salah satu Terwujudnya nilai
dengan Pemerintah konsultasi bahan konsultasi Saya akan menyiapkan bahan misi puskesmas yaitu Standar operasional
- Dokumentasi ”Menerapkan
konsultasi, hal ini selaras dengan sistem
Desa mengenai prosedur menjadi
Kegiatan Responsivitas dalam menyusun manajemen UPTD
Pemberian Makanan agenda prioritas agar terlaksana
Puskesmas Tirawuta landasan dalam
Tambahan pada Ibu dengan baik. yang bermutu” dan visi memberikan
“Terwujudnya
hamil KEK Kompeten : pelayanan
Pelayanan Yang
Saya akan menyiapkan bahan Bermutu Menuju
konsultasi demi keberhasilan Masyarakat Tirawuta
koordinasi dengan pemerintah Sehat Dan Mandiri
desa setempat. Tahun 2024”
Loyal :
Saya sebagai CPNS dengan
Profesi Terampil Bidan akan
berdedikasi untuk rela
mengorbankan tenaga, pikiran,
dan waktu demi keberhasilan
penyusunan rencana kegiatan.
b. Membuat jadwal - Adanya jadwal Berorientasi pelayanan :
konsultasi dengan konsultasi Saya akan membuat jadwal
- Dokumentasi konsultasi dengan cekatan, dan
pemerintah desa
kegiatan dapat diandalkan.
Akuntabel :
Saya akan cermat dalam
membuat jadwal konsultasi
dengan pemerintah desa sehingga
kegiatan yang direncanakan dapat
terlaksana sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
Adaptif :
Saya akan menawarkan inovasi
berupa pemanfaatan sumber daya
alam yang ada di desa untuk
diberikan kepada ibu hamil KEK
sebagai upaya pemenuhan dan
perbaikan gizi.
Kolaboratif :
Saya akan meminta kesediaan
pemerintah desa setempat untuk
bekerja sama dalam pelaksanaan
kegiatan dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada baik secara
materil maupun nonmateril untuk
terwujudnya masyarakat yang
sehat.
Analisis Dampak
Perkiraan Hambatan : Pihak pemerintah desa sedang tidak berada di tempat.
Dampak Bila Kegiatan tidak Terlaksana : Kegiatan tidak berjalan sesuai rencana.
Alternatif Solusi : Membuat jadwal pertemuan ulang pihak pemerintah desa.
Penjelasan Keterkaitan dengan Agenda III:
Manajemen ASN :
Dalam kegiatan ini saya akan berkoordinasi dengan beberapa penentu kebijakan dengan memegang teguh kejujuran dan rasa bertanggung jawab.
Smart ASN :
Dalam kegiatan ini saya akan menjaga hubungan baik dengan pemerintah setempat.
Kegiatan 4 Melakukan Edukasi dan Kunjungan Rumah pada Ibu Hamil KEK
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Melakukan Edukasi a. Berkoordinasi - Adanya Akuntabel : Kegiatan Edukasi yang Terwujudnya nilai
dan Kunjungan dengan Bidan desa kesepakatan Saya akan melakukan koordinasi dilakukan berkaitan Santun dalam
dengan Bidan dengan Bidan desa setempat dengan Visi Puskesmas
Rumah pada Ibu setempat memberikan
desa untuk melakukan pendampingan “Terwujudnya
Hamil KEK - Dokumentasi kepada ibu hamil KEK sebagai Pelayanan Yang pelayanan, Objektif
kegiatan salah satu bentuk Transparansi Bermutu Menuju melayani pasien tanpa
dalam pelaksanaan edukasi. Masyarakat Tirawuta
melihat latar belakang
Sehat Dan Mandiri
Harmonis : Tahun 2024” serta Inovatif kreatif
Saya akan berkoordinasi dengan Dan misi dalam
Bidan desa setempat yang “Meningkatkan edukasi
mengembangkan
merupakan bentuk saling kepada masyarakat
menghargai terhadap teman tentang perilaku hidup program puskesmas
sejawat. bersih dan sehat”. menjadi lebih
bervariasi.
b. Membuat jadwal - Adanya jadwal Akuntabel :
pertemuan dengan pertemuan Saya akan cermat dalam
- Dokumentasi membuat jadwal pertemuan
Ibu Hamil
Kegiatan dengan ibu hamil sehingga
kegiatan yang direncanakan dapat
terlaksana sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
c. Membuat dan - Adanya Berorientasi Pelayanan :
membagikan undangan Saya akan mengedepankan
pertemuan keramahan dalam membagikan
undangan
- Dokumentasi undangan kepada setiap bidan
kegiatan desa untuk disampaikan kepada
para ibu hamil.
Adaptif :
Saya akan bertindak proaktif
dalam membuat dan membagikan
undangan kepada bidan desa agar
tujuan kegiatan dapat terlaksana
sesuai rencana.
Kompeten :
Saya akan melakukan edukasi
pada ibu hamil dengan berupaya
menunjukkan kinerja terbaik.
Loyal :
Saya akan mendedikasikan
waktu, tenaga dalam upaya
pelayanan kesehatan ibu hamil
KEK.
Kompeten :
Saya akan melaksanakan evaluasi
dengan memberikan kinerja
terbaik untuk keberhasilan
aktualisasi yang akan dilakukan.
Kolaboratif :
Saya akan membangun sinergi
antar tenaga kesehatan dalam hal
pecatatan hasil evaluasi yaitu baik
kepada Bidan desa maupun
petugas gizi Puskesmas.
b. Menyusun dan Adanya hasil Berorientasi pelayanan :
mengolah hasil evaluasi yang telah Saya akan menyusun dan
diolah mengolah hasil evaluasi dengan
evaluasi
cekatan, dan dapat diandalkan.
Akuntabel :
Saya akan menyusun dan
mengolah hasil evaluasi secara
cermat dan transparan agar dapat
dipertanggungjawabkan.
Loyal :
Saya akan berdedikasi untuk rela
mengorbankan tenaga, pikiran,
dan waktu demi menyusun dan
mengolah hasil evaluasi kegiatan.
Adaptif :
Dengan laporan hasil kegiatan
yang akan saya susun diharapkan
dapat membuat perubahan untuk
optimalisasi pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil di
Puskesmas Tirawuta.
Analisis Dampak
Perkiraan Hambatan : Pimpinan sedang tidak berada di tempat.
Dampak Bila Kegiatan tidak Terlaksana : Kegiatan tidak berjalan sesuai rencana.
Alternatif Solusi : Membuat jadwal pertemuan ulang pimpinan.
Penjelasan Keterkaitan dengan Agenda III:
Manajemen ASN :
Dalam kegiatan ini saya akan melaporkan hasil evaluasi kegiatan dengan jujur dan bertanggung jawab.
Smart ASN :
Dalam kegiatan ini saya akan menjaga hubungan baik dengan atasan dan teman sejawat.
Kegiatan Jumlah
No. Core Value ASN Aktualisasi per
Ke- 1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Core Value
ASN
1. Berorientasi Pelayanan 1 1 2 2 2 8
2. Akuntabel 1 1 1 2 1 6
3. Kompeten 1 2 1 1 1 6
4. Harmonis 1 1 1 1 1 5
5. Loyal 1 1 1 1 1 5
6. Adaptif 1 1 1 1 1 5
7. Kolaboratif 1 1 1 1 1 5
Jumlah Aktualisasi per Kegiatan 7 8 8 9 8 40
Lampiran 3. Tabel Rencana Estimasi Biaya
Bulan
Tahapan Agustus September
No. Kegiatan
Kegiatan 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
Menyiapkan bahan
konsultasi September
Meminta
dukungan Melakukan September
Pimpinan/ konsultasi dengan
1. mentor terkait mentor terkait
rencana rancangan aktulisasi
kegiatan
aktualisasi Meminta persetujuan
kepada pimpinan/
mentor
Mencari dan
menyusun bahan/
materi edukasi
Menyiapkan Melakukan
media Edukasi konsultasi terkait
(leaflet) bahan/ materi
2. tentang gizi edukasi kepada
dan risiko pimpinan
KEK pada ibu
hamil Mencetak bahan
edukasi dalam bentuk
leaflet sebagai media
informasi
Melakukan
koordinasi Menyiapkan bahan
dengan konsultasi
pemerintah desa
3. mengenai
pemberian
Membuat jadwal
Makanan
konsultasi dengan
tambahan pada
pemerintah desa
ibu hamil KEK
Melakukan
konsultasi dengan
pemerintah desa
Berkoordinasi
dengan Bidan desa
setempat
Membuat Jadwal
pertemuan dengan
ibu hamil
Melakukan
Edukasi dan Membuat dan
4. kunjungan membagikan
rumah pada ibu undangan
hamil KEK Melakukan edukasi
di posyandu dan
kunjungan rumah
Melakukan kolaborasi
dengan petugas gizi
Puskesmas
Melakukan
evaluasi dengan
mengukur LILA
dan Berat badan
Mengadakan ibu hamil KEK
Evaluasi dan
Menyusun dan
5. Pelaporan Hasil
mengolah hasil
Kegiatan
evaluasi
Melaporkan hasil
kegiatan kepada
pimpinan
# KEGIATAN 1
MEMINTA DUKUNGAN PIMPINAN/ MENTOR TERKAIT RENCANA KEGIATAN
AKTUALISASI
- Bahan Konsultasi
- Undangan Pertemuan
- Daftar Hadir Ibu Hamil
JADWAL PERTEMUAN DENGAN IBU HAMIL KEK
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TIRAWUTA
100%
92%
90%
80%
70% 67%
60%
50%
40% 33%
30%
20%
8%
10%
0%
LILA Berat Badan
Meningkat Menetap
Keterangan :
1. Dari 12 orang ibu Hamil KEK yang telah di Edukasi terdapat 11 orang (92%) yang
mengalami peningkatan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan 1 orang (8%) belum
mengalami peningkatan.
2. Dari 12 orang ibu Hamil KEK yang telah di Edukasi terdapat 8 orang (67%) yang mengalami
peningkatan Berat Badan dan 4 orang (33%) belum mengalami kenaikan berat badan.