TUGAS AKHIR
Oleh
Muhamad Prabu Karunia Andi Sunandi
2411171100 2411171110
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyusun Tugas
Akhir dengan judul “Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Showroom Wisma Sehati
Cicendo Bandung” dapat terselesaikan. Tugas akhir ini merupakan salah satu
persyaratan akademis yang wajib dibuat untuk menyelesaikan program S-1 pada
jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani.
Oleh karena itu penyusun juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam pembuatan laporan ini:
1. Yth. Bapak H. Ronni I.S Rono Hadinagoro, Ir., MT. sebagai Ketua
Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani.
2. Yth. Ibu Raiyyan Rahmi Isda ST., MT. sebagai Dosen Pembimbing Tugas
Akhir.
3. Kedua orangtua yang telah memberikan dorongan dan doa sehingga
Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Teman-teman di Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani
yang telah mendukung yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Juga kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan Tugas Akhir
ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penyusun mengucapkan terimakasih
yang terdalam. Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi manfaat bagi
pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.
Cimahi, 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN DAN NOTASI..................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1-1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1-1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1-1
1.3 Tujuan...................................................................................................1-1
1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah...................................................1-2
1.5 Lokasi Perencanaan..............................................................................1-2
1.6 Sistematika penulisan............................................................................1-3
BAB 3 METODOLOGI.........................................................................................3-1
3.1 Metodologi Perencanaan.......................................................................3-1
3.2 Pengumpulan Data................................................................................3-2
3.3 Kriteria Desain......................................................................................3-2
3.3.1 Pedoman Standar Acuan...........................................................3-2
3.3.2 Data Bangunan..........................................................................3-3
3.3.3 Detail Gambar Kerja.................................................................3-3
3.3.4 Data Tanah................................................................................3-3
3.3.5 Spesifikasi Material...................................................................3-6
3.4 Elemen Struktur Eksisting....................................................................3-7
3.5 Pembebanan Struktur............................................................................3-8
3.4.1 Beban Gravitasi........................................................................3-8
3.4.2 Beban Tangga...........................................................................3-9
3.4.3 Beban Air Hujan.......................................................................3-9
3.4.4 Beban Angin............................................................................3-10
3.4.5 Beban Gempa..........................................................................3-12
3.6 Kombinasi Pembebanan......................................................................3-17
3.7 Analisis Linear Struktur......................................................................3-20
3.7.1 Analisis Modal........................................................................3-20
3.7.2 Analisis Beban Gempa............................................................3-20
3.7.3 Analisis Simpangan.................................................................3-21
3.8 Analisis Pushover...............................................................................3-21
3.8.1 Pemodelan Sendi Plastis.........................................................3-22
3.8.2 Menentukan Titik Kontrol......................................................3-23
3.8.3 Membuat Kurva Pushover......................................................3-23
3.8.4 Perhitungan Target Perpindahan.............................................3-23
3.8.5 Evaluasi Level Kinerja Struktur..............................................3-23
3.9 Tinjauan Nilai Faktor R, Ωo, dan Cd...................................................3-24
3.10Hasil Akhir..........................................................................................3-24
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................viii
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
NOTASI
Prosedur analisa suatu bangunan tahan gempa yang akan digunakan pada tugas
akhir ini adalah analisis Pushover. Analisa ini merupakan salah satu bentuk dari
analisa dinamik yang berdasarkan pada perilaku inelastis struktur berdasarkan
ragam intensitas gaya gempa yang diterapkan untuk mengukur kinerjanya pada
kondisi kritis. Hasil dari proses analisa pushover adalah mendapatkan gaya
maksimum dan nilai deformasi bagian suatu struktur yang digunakan untuk
identifikasi kestabilannya.
Tabel 2.2 Beban hidup terdistribusi merata minimum, Lo dan beban hidup terpusat
minimum
Merata Lo Reduksi bebanReduksi beban
2
psf (kN/m ) hidup hidup
diizinkan? berlantaiTerpusat lb
Hunian atau penggunaan
(No. Pasal) banyak (kN)
diizinkan?
(No. Pasal)
Apartemen (lihat rumah tinggal)
Gudang persenjataan dan ruang latihan 150 (7,18) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
Ruang pertemuan
Kursi tetap (terikat di lantai) 60 (2,87) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
Lobi 100 (4,79) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
Kursi dapat dipindahkan 100 (4,79) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
Panggung pertemuan 100 (4,79) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
Lantai podium 150 (7,18) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
100(4,79) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
Tribun penonton Stadion dan arena 60 (2.87) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
dengan kursi tetap (terikat di lantai)
Ruang pertemuan lainnya 100 (4,79) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
Koridor
Lantai pertama 100 (4,79) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
Lantai lain sama seperti
pelayanan hunian
kecuali
disebutkan lain
Ruang makan dan restoran 100 (4,79) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
Pegangan tangga, dan pagar pengaman Lihat pasal - - Lihat Pasal 4.5.1
Batang pegangan 4.5.1 Lihat Pasal 4.5.2
Rumah Sakit
Ruang operasi, laboratorium 60 (2,87) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 1.000(4,45)
Ruang pasien 40 (1,92) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 1.000(4,45)
Koridor diatas lantai pertama 80 (3,83) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 1.000(4,45)
Pabrik
Ringan 125 (6,00) Tidak (4.7.3) Ya (4.7.3) 2000 (8,90)
Berat 250 (11,97) Tidak (4.7.3) Ya (4.7.3) 3000 (13,35)
Gedung perkantoran :
Ruang arsip dan komputer
harus dirancang untuk beban
yang lebih berat
berdasarkan pada perkiraan
hunian 100 (4,79) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 2000 (8,90)
Lobi dan koridor lantai 50 (2,40) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 2000 (8,90)
pertama 80 (3,83) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 2000 (8,90)
Kantor
Koridor di atas lantai pertama
Merata Lo Reduksi bebanReduksi beban
2
psf (kN/m ) hidup hidup
diizinkan? berlantaiTerpusat lb
Hunian atau penggunaan
(No. Pasal) banyak (kN)
diizinkan?
(No. Pasal)
Lembaga hukum
Blok sel 40 (1,92) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
Koridor 100 (4,79) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
Tempat rekreasi
Tempat bowling, billiard, dan 75 (3,59) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
pengguna sejenis
Ruang dansa dan ballroom 100 (4,79) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
Gymnasium 100 (4,79) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
Rumah tinggal
Hunian satu atau dua keluarga
Loteng yang tidak 10 (0,48) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) Lihat Pasal
dapat dihuni tanpa gudang 4.12.1
Loteng yang tidak 20 (0,96) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) Lihat Pasal
dapat dihuni dengan 4.12.1
gudang 30 (1,44) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
Loteng yang tidak
dapat dihuni ruang tidur 40 (1,92) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
Semua ruang kecuali
tangga 40 (1,92) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
Semua hunian rumah tinggal 100 (4,79) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
lainnya 100 (4,79) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
Ruang pribadi dan
koridornya
Ruang public
Koridor ruang public
Atap
Atap datar, berbubung, dan 20 (0,96) Ya (4.8.2) -
lengkung
Atap yang digunakan penghuni Sama dengan Ya (4.8.3) -
penggunaa
n yang
Atap untuk tempat berkumpul dilayani Ya (4.8.3) -
Atap vegetatif dan atap 100 (4,79)
lansekap Ya (4.8.2) -
Atap bukan untuk hunian 20 (0,96) Ya (4.8.3) -
Atap untuk tempat berkumpul 100 (4,79) Ya (4.8.3) -
Atap untuk penggunaan lainnya Sama dengan
penggunaa
n yang
Awning dan kanopi dilayaniTidak (4.8.2) -
Atap konstruksi fabric yang
didukung oleh struktur rangka 5 (0,24) Tidak (4.8.2) -
kaku ringan
Rangka penumpu layar 5 (0,24)
penutup berdasarkan
area tributari
dari atap yang
Merata Lo Reduksi beban Reduksi beban
psf (kN/m )2 hidup hidup
diizinkan? berlantaiTerpusat lb
Hunian atau penggunaan
(No. Pasal) banyak (kN)
diizinkan?
(No. Pasal)
didukung oleh
komponen Ya (4.8.2)
struktur rangka
Semua konstruksi lainnya 20 (0,96)
Komponen struktur atap utama, yang
terhubung langsung dengan
pekerjaan lantai tempat bekerja 2000 (8,90)
Jalan di pinggir untuk pejalan kaki, jalan 250 (11,97) Tidak (4.7.3) Ya (4.7.3) 8.000 (35,60)
lintas kendaraan, dan
lahan/jalan
untuk truk-truk
Tangga dan jalan keluar 100 (4,79) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 300 (1,33)
Rumah tinggal untuk satu dan 40 (1,92) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 300 (1,33)
dua
keluarga saja
Toko
Eceran
Lantai pertama 100 (4,79) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 1.000 (4,45)
Lantai diatasnya 75 (3,59) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 1.000 (4,45)
Grosir, di semua lantai 125 (6,00) Tidak (4.7.3) Ys (4.7.3) 1.000 (4,45)
Merata Lo Reduksi bebanReduksi beban
2
psf (kN/m ) hidup hidup
diizinkan? berlantaiTerpusat lb
Hunian atau penggunaan
(No. Pasal) banyak (kN)
diizinkan?
(No. Pasal)
Pekarangan dan teras, jalur pejalan 100 (4,79) Tidak (4.7.5) Tidak (4.7.5)
kaki
Sumber : SNI 1727:2020 Pasal 4.3.1
Dijelaskan pada SNI 1726:2019 Pasal 4.1.2 untuk berbagai kategori risiko struktur
bangunan gedung dan nongedung sesuai Tabel 2.9 pengaruh gempa rencana
terhadapnya harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan gempa Ie menurut
Tabel 2.10.
Tabel 2.9 Kategori risiko bangunan gedung dan nongedung untuk beban gempa
Kategori
Jenis pemanfaatan
risiko
Gedung dan nongedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk,
antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Gedung dan nongedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia
pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat
darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan nongedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar
dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila
III
terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan nongedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV,
(termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses,
penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan
bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan
yang mudah meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak di
mana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan
oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi
masyarakat jika terjadi kebocoran.
Kategori
Jenis pemanfaatan
risiko
Gedung dan nongedung yang dikategorikan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas Pendidikan
- Rumah ibadah
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas
bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta
garasi kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, tsunami, angin badai,
dan tempat perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas IV
lainnya untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang
dibutuhkan pada saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun
listrik, tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau
struktur pendukung air atau material atau peralatan pemadam
kebakaran) yang disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan
darurat
Gedung dan nongedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi
struktur bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko IV.
Sumber : SNI 1726:2019 Pasal 4.1.2
Tabel 2.10 Faktor keutamaan gempa
Kategori Risiko Faktor Keutamaan Gempa, I e
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,5
Sumber : SNI 1726:2019 Pasal 4.1.2
S M 1=S 1 × F v (2.12)
Keterangan:
Ss = parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk
periode pendek.
S1 = parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk
periode 1,0 detik.
Parameter percepatan gempa (Ss, S1) disesuaikan berdasarkan peta respon
spektrum pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Parameter pergerakan tanah Ss
Sumber : www.rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/
Nilai Fa dan Fv berdasarkan SNI 1726:2019 dapat dilihat pada Tabel 2.12 dan
2.13.
Tabel 2.12 Koefisien situs, Fa
Parameter renspons spektral percepatan gempa maksumum yang
Kelas
dipertimbangkan risiko tertagetnya (MCER) terpetakan pada periode
situs
pendek, T = 0,2 detik, Ss
Ss ≤ 0,25 Ss = 0,5 Ss = 0,75 Ss = 1,0 Ss = 1,25 Ss ≥ 1,5
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
SC 1,3 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0 1,0
SE 2,4 1,7 1,3 1,1 0,9 0,8
(a)
SF SS
Sumber : SNI 1726:2019 Pasal 6.2
CATATAN :
(a) SS= Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis
respons situs-spesifik, lihat 0
Tabel 2.13 Koefisisen situs, Fv
(a)
SF SS
Sumber : SNI 1726:2019 Pasal 6.2
CATATAN :
(a) SS= Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis
respons situs-spesifik, lihat 0
T
Sa = S DS (0 , 4 +0 , 6 ) (2.15)
T0
2. Untuk nilai perioda lebih besar atau sama dengan T 0 dan lebih kecil dari atau
sama dengan T s, spektrum respons percepatan desain, Sa sama dengan S DS;
3. Untuk nilai perioda lebih besar dari T s, spektrum respons percepatan desain,
Sa ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
SD 1
Sa = (2.16)
T
Keterangan :
S DS : parameter respons spektral percepatan desain pada perioda pendek;
S D 1 : parameter respons spektral percepatan desain pada perioda 1 detik;
T : perioda getar fundamental struktur.
SD1
T0 = 0,2 (2.17)
S DS
SD 1 (2.18)
Ts =
S DS
menengah
10. Rangka baja dan beton
komposit terkekang parsial 6 3 5½ 48 48 30 TI TI
pemikul momen
11. Rangka baja dan beton
komposit pemikul momen 3 3 2½ TB TI TI TI TI
biasa
12. Rangka baja canal dingin
pemikul momen khusus 3½ 3o 3½ 10 10 10 10 10
dengan pembuatan
Sumber : SNI 1726:2019 Pasal 7.2.2
Berdasarkan tabel di atas, untuk sistem rangka pemikul momen dengan komponen
beton bertulang dapat dipilih berdasarkan KDS lokasi yang di rangkum pada
Tabel 2.17 di bawah.
Tabel 2.17 Sistem struktur berdasarkan KDS
KDS Sistem penahan gaya seismik
B SRPMK, SRPMM, SRPMB
C SRPMK, SPRMM
D, E, dan F SRPMK
Sumber : SNI 1726:2019 Pasal 7.2.2
2.3.8 Redundansi
Faktor redundansi (ρ), harus diaplikasikan pada masing-masing kedua arah
ortogonal untuk semua sistem struktur pemikul gaya seismik. Berdasarkan SNI
1726-2019, bahwa untuk struktur yang dirancang untuk kategori desain seismik
D, E dan F, nilai ρ sama dengan 1,3 kecuali jika satu dari dua kondisi berikut
dipenuhi, dimana ρ diijinkan diambil sebesar 1,0 untuk hal-hal berikut:
a. Masing-masing tingkat yang menahan lebih dari 35% geser dasar dalam arah
yang ditinjau harus sesuai dengan Tabel 2.18;
b. Struktur dengan denah beraturan di semua tingkat dengan sistem penahan
gaya gempa terdiri dari paling sedikit dua bentang parameter penahan gaya
gempa yang merangka pada masing-masing arah ortogonal di setiap tingkat
yang menahan lebih dari 35% geser dasar. Jumlah bentang untuk dinding
geser harus dihitung sebagai panjang dinding geser dibagi dengan tinggi
tingkat atau dua kali panjang dinding geser dibagi dengan tinggi tingkat, hsx,
untuk konstruksi rangka ringan.
Tabel 2.18 Persyaratan untuk masing-masing tingkat yang menahan lebih dari
35% gaya geser dasar
Elemen pemikul
Persyaratan
gaya lateral
Penghilangan suatu bresing individu, atau sambungan yang
terhubung, tidak akan mengakibatkan reduksi kekuatan
Rangka dengan
tingkat lebih dari 33%, dan tidak akan menghasilkan system
bresing
dengan ketidakberaturan torsi yang berlebihan
(ketidakberaturan struktur horizontal Tipe 1b).
Kehilangan tahanan momen di sambungan balok-kolom di
kedua ujung suatu balok tunggal tidak akan mengakibatkan
Rangka pemikul
reduksi kekuatan tingkat lebih dari 33%, dan tidak akan
momen
menghasilkan sistem dengan ketidakberaturan torsi yang
berlebihan (ketidakberaturan struktur horizontal Tipe 1b).
Penghilangan suatu dinding geser atau pilar dinding dengan
Dinding geser atau rasio tinggi terhadap panjang lebih besar dari 1,0 di sebarang
pilar dinding dengan tingkat, atau sambungan kolektor yang terhubung, tidak akan
rasio tinggi terhadap mengakibatkan reduksi kekuatan tingkat
panjang lebih besar lebih dari 33%, dan tidak akan menghasilkan sistem dengan
dari 1,0 ketidakberaturan torsi yang berlebihan (ketidakberaturan
struktur horizontal Tipe 1b).
Kehilangan tahanan momen di sambungan dasar pada
sebarang kolom kantilever tunggal tidak akan mengakibatkan
Kolom kantilever reduksi kekuatan tingkat lebih dari 33%, dan tidak akan
menghasilkan sistem dengan ketidakberaturan torsi yang
berlebihan (ketidakberaturan struktur horizontal Tipe 1b).
Lainnya Tidak ada persyaratan
Sumber : SNI 1726:2019 Pasal 7.3.4.1
E = Eh −Ev (2.19)
Keterangan :
E = Pengaruh Beban Gempa;
Eh = Pengaruh Beban Gempa Horisontal;
E v = Pengaruh Beban Gempa Vertikal.
Pengaruh gaya seismik horizontal ( Eh ) ditentukan sesuai dengan persamaan
berikut:
Eh = Q E (2.20)
Keterangan :
Q E = Pengaruh gaya seismik horizontal
Gaya seismik horizontal ( E v) ditentukan sesuai dengan persamaan berikut:
E v = 0 , 25 DS D (2.21)
Keterangan :
D = Pengaruh beban mati
Untuk kombinasi pembebanan layan sebagai berikut:
1. 1.0D + 1.0L
2. (1.0 + 0.14SDS)D + 0.7 ρ E
3. (1.0 + 0.10SDS)D + 0.525 ρ E + 0.75 L
4. (0.6 – 0.14SDS)D + 0.7 ρ E
5. (1.0 + 0.14SDS)D + 0.7 Ω E
6. (1.0 + 0.10SDS)D + 0.525 Ω E + 0.75 L
7. (0.6 – 0.14SDS)D + 0.7 Ω E
Keterangan:
D = Beban mati
L = Beban hidup
Lr = Beban atap
R = Beban hujan
W = Beban angin
Ev = Beban gempa arah vertikal
Eh = Beban gempa arah horizontal
ρ = Faktor redundansi
Ω = Faktor kuat lebih
≥ 0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤ 0,1 1,7
Sumber : SNI 1726:2019 Pasal 7.8.2
Tabel 2.20 Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x
Tipe struktur Ct X
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka memikul 100%
gaya seismik yang disyaratkan dan tidak dilingkupi atau
dihubungkan dengan komponen yang lebih kaku dan akan
mencegah rangka dari defleksi jika dikenai gaya seismik:
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75
Sumber : SNI 1726:2019 Pasal 7.8.2.1
Untuk struktur dinding geser batu bata atau dinding geser beton dengan tinggi
tidak melebihi 36,6 m, perhitungan periode fundamental pendekatan (Ta), dihitung
menggunakan persamaan sebagai berikut:
0,00058
T a= hn (2.25)
√C w
Dimana Cw dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
x
100 Ai
C w= ∑
[ ( )]
A B i=1 hn 2
(2.26)
1+0 , 83
Di
Keterangan:
A B = luas dasar struktur (m2)
Ai = luas badan dinding geser ke-i (m2)
Di = panjang dinding geser ke-i (m)
x = jumlah dinding geser dalam bangunan yang efektif memikul gaya lateral
= dalam arah yang ditinjau.
Keterangan :
C s = koefisisen respons seismik
W = berat seismik efektif
Koefisien respons seismik (C s) dihitung dihitung dengan persamaan dibawah ini.
S DS
C s=
R (2.28)
( )
Ie
Keterangan :
S DS = parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentang perioda
pendek
R = faktor modifikasi respons
I e = faktor keutamaan gempa
Nilai C s yang dihitung sesuai dengan persamaan diatas tidak boleh melebihi hasil
dari persamaan dibawah ini:
Untuk T ≤ T L
SD 1
C s=
R (2.29)
T( )
Ie
Untuk T > T L
SD1T L
C s=
2 R (2.30)
T ( )
Ie
Dan nilai Cs tidak boleh kurang dari persamaan dibawah ini:
C s = 0,044 x S DS x I e ≥ 0,01 (2.31)
Serta untuk struktur yang berlokasi di daerah di mana nilai S1 sama dengan atau
lebih besar dari 0,6g, maka Cs tidak boleh kurang dari:
0 , 5 S1
C s=
( IR )
e
(2.32)
Keterangan:
di mana Ie dan R sebagaimana didefinisikan di atas
S D 1 = parameter percepatan respons spektral desain pada periode sebesar 1,0
detik,
T = periode fundamental struktur (detik)
S1 = parameter percepatan respons spektral maksimum yang dipetakan.
Keterangan:
C vx = Faktor distribusi vertikal
V = Gaya lateral desain total atau geser dara struktur (kN)
w idan w x = Bagian dari berat seismik efektif total struktur (W) yang
ditempatkan pada tingkat i dan x
hi dan h x = Tinggi dari dasar sampai tingkat i dan x
k = Eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut:
T ≤.0.5 detik, k = 1
T ≥ 2.5 detik, k = 2
0. < T < 2.5 detik, k = 2 atau ditentukan dari hasil interpolasi
Keterangan:
F i=¿Bagian dari geserdasar seismik V pada tingkat ke-i
Geser tingkat desain seismik (Vx) harus didistribusikan pada berbagai elemen
vertikal sistem pemikul gaya seismik di tingkat yang ditinjau berdasarkan pada
kekauan lateral realtif elemen pemikul vertikal dan diafragma.
Keterangan:
Cd = faktor pembesaran simpangan lateral
δx = simpangan di tingkat-x yang disyaratkan pada pasal ini, yang dengan analisis
= elastik
Ie = faktor keutamaan gempa yang ditentukan
Penentuan simpangan antar tingkat desain (Δ) dapat dilihat pada gambar 2.4.
Simpangan antar tingkat desain (Δ) tidak boleh melebihi simpangan antar tingkat
izin (Δa) yang dapat dilihat pada Tabel 2.22 untuk semua tingkat.
Tabel 2.22 Simpangan antar tingkat izin
Kategori risiko
Struktur
I dan II III IV
Struktur, selain dari struktur diding geser batu bata, 4
tingkat atau kurang dengan dinding interior, partisi,
0,025ℎ𝑠𝑥 0,020ℎ𝑠
langit-langit dan sistrem dinding eksterior yang telah c 0,015ℎ𝑠𝑥
𝑥
didesain untuk mengakomodasi simpangan antar
lantai tingkat.
Struktur dinding geser kantilever batu bata 0,010hsx 0,010hsx 0,010hsx
Struktur dinding geser batu bata lainnya 0,007hsx 0,007hsx 0,007hsx
Semua struktur lainnya 0,020hsx 0,015hsx 0,010hsx
Sumber : SNI 1726:2019 Pasal 7.12
2.5.8 Pengaruh P-delta
Berdasarkan SNI 1726:2019, pengaruh P-delta pada geser tingkat dan momen,
gaya dan momen elemen struktur yang dihasilkan, dan simpangan antar tingkat
yang diakibatkannya tidak perlu diperhitungkan bila koefisien stabilitas (θ) sama
dengan atau kurang dari 0,10 seperti ditentukan oleh persamaan berikut:
Px ∆ I e
θ= (2.38)
V x h sx C d
Keterangan:
Px = beban desain vertikal total pada dan di atas tingkat-x, (kN); bila menghitung
= Px, faktor beban individu tidak perlu melebihi 1,0;
Δ = simpangan antar tingkat desain, terjadi secara serentak dengan Vx (mm)
Ie = faktor keutamaan gempa
Vx = gaya geser seismik yang bekerja antara tingkat dan x – 1 (kN)
hsx = tinggi tingkat di bawah tingkat x, (mm);
Cd = faktor pembesaran defleksi
Koefisien stabilitas (θ) tidak boleh melebihi θmax yang ditentukan sebagai berikut:
0,5
θmax = ≤ 0 , 25 (2.39)
β Cd
Dimana β adalah rasio kebutuhan geser terhadap kapasitas geser untuk tingkat
antara tingkat dan x – 1. Rasio ini diizinkan secara konservatif diambil sebesar
1,0.
Sendi plastis yang nantinya akan digunakan dalam melakukan analisis static
nonlinear (pushover analysis) merupakan grafik turunan dari grafik momen –
kurvatur. Pada sumbu absis (kurvatur) dilakukan normalisasi dengan membagi
nilai absis tersebut dengan nilai kurvatur pada saat kelelehan terjadi, sedangkan
untuk sumbu ordinat dilakukan normalisasi dengan membagi nilai ordinat tersebut
dengan nilai momen pada saat kelelehan terjadi (My). Momen kurvatur
Mempengaruhi besaran nilai tegangan regangan. Penentuan model tegangan-
regangan pada material beton menggunakan persamaan Mander dengan
mendefinisikan material menjadi dua bagian yaitu material terkekang (confined)
dan tidak terkekang (unconfined), dapat dilihat pada gambar 2.8.
Persmaan yang digunakan Mander untuk menggambarkan kurva pada Gambar 2.8
di atas adalah sebagai berikut:
' xr
f cc
f c= r (2.40)
r−1+ x
εc
x= (2.41)
ε cc
Ec
r= (2.42)
E C −Esec
Ec =5000 √ f ' c MPa (2.43)
'
f cc
E sec = (2.44)
ε cc
ε co biasanya diasumsikan sebesar 0,002
'
f cc=f ' c ¿ (2.45)
1
f ' l= k e ρs f yh (2.46)
2
Ae
k e= (2.47)
A cc
4 A sp
ρ s= (2.48)
ds s
f yh adalah tegangan leleh tulangan sengkang
Dimana pada material confined mutu beton yang dihasilkan akan melebihi mutu
beton rencana yang akan membuat beton pada kondisi confined akan lebih kuat
dibandingkan pada kondisi unconfined. Momen kurvatur yang telah didapatkan
maka selanjutnya akan diidealisasi sehingga menjadi momen rotasi. Dimana
momen rotasi didapatkan dengan persamaan berikut :
1
Rotasi=kurvatur × h (2.49)
2
Dimana h adalah tinggi penampang (mm)
Pemodelan sendi plastis dilakukan dengan kurva momen rotasi yang didapat
dengan mengikuti ketentuan FEMA 356 tentang batasan kriteria keruntuhan yang
terjadi. Pemodelan sendi plastis meliputi :
1. Hinge properties balok
Data hinge properties dimasukkan pada penampang daerah tumpuan balok
yaitu lokasi dimana sendi plastis diharapkan terjadi. Masing-masing
penampang balok dimodelkan dengan pilihan model moment M3, yang artinya
sendi plastis hanya terjadi karena momen searah sumbu lokal 3. Posisi sumbu
lokal 3 dapat dilihat pada gambar 2.4.
Analisis statik beban dorong (pushover) merupakan salah satu dari proses analisis
statik nonlinier, dimana pengaruh gempa rencana terhadap struktur bangunan
gedung dianggap sebagai beban statik yang menangkap pada pusat massa masing–
masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara bertahap sampai tingkat
pembebanan yang menyebabkan terjadinya pelelehan (sendi plastis) pertama
didalam struktur bangunan gedung, kemudian dengan peningkatan beban lebih
lanjut mengalami perubahan bentuk pasca-elastik yang besar sampai mencapai
target perpindahan yang diharapkan atau sampai mencapai kondisi plastis.
( )
2
Te
δ t =C0 C1 C 2 C 3 Sa g (2.53)
2π
Keterangan :
δt = target perpindahan
Te = waktu getar alami efektif (detik)
C0 = faktor modifikasi untuk mengkonversi spectral displacement struktur
= SDOF ekivalen menjadi roof displacement struktur sistem MDOF,
sesuai = FEMA 356 Tabel 3-2
C1 = faktor modifikasi untuk menghubungkan peralihan inelastik maksimum
= dengan peralihan respons elastik linear
C2 = faktor modifikasi untuk memperlihatkan pinched hysteresis shape,
= degradasi kekakuan dan penurunan kekuatan pada respon peralihan
= maksimum, sesuai FEMA 356 Tabel 3-3
C3 = faktor modifikasi untuk memperlihatkan kenaikan peralihan akibat efek
= P-delta.
Nilai C₁ = 1,0 untuk Te ≥ 1.0 dan untuk Te < T, nilai C₁ diambil dengan
persamaan
sebagai berikut:
(R−1)
C 1=1+ (2.54)
a T 2e
Nilai C2 = 1,0 untuk Te ≥ 1.0 dan untuk Te < T, nilai C2 diambil dengan persamaan
sebagai berikut:
( )
2
1 ( R−1 )
C 1=1+ (2.55)
800 Te
1
Gambar 3.19 Diagram Alir
2
3. SNI 2847:2019 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung.
3
untuk menentukan konsistensi atau design tanah dilapangan (in site). Data tanah
dapat dilihat pada lampiran 1.
Berdasarkan data Boring Log yang terdapat pada Lampiran A, maka dapat
dihitung nilai N rata-rata berdasarkan NSPT yang dapat dilihat pada Tabel 3.1,
Tabel 3.2 dan Tabel 3.3
Tabel 3.26 Data NSPT 1
Titik BH - 1
Kedalaman Tebal, T NSP Ti/
(m) (m) T Ni
0 0 0 0,00
2 2 6 0,33
4 2 14 0,14
6 2 8 0,25
8 2 4 0,50
10 2 8 0,25
12 2 21 0,10
14 2 60 0,03
16 2 60 0,03
18 2 10 0,20
20 2 19 0,11
22 2 7 0,29
24 2 6 0,33
26 2 34 0,06
28 2 60 0,03
30 2 60 0,03
Total NSPT 2,69
Rata-rata NSPT 0,17
4
Titik BH - 2
Kedalaman Tebal, T NSP Ti/
(m) (m) T Ni
14 2 27 0,07
16 2 50 0,04
18 2 60 0,03
20 2 43 0,05
22 2 8 0,25
24 2 6 0,33
26 2 60 0,03
28 2 60 0,03
30 2 60 0,03
Total NSPT 2,07
Rata-rata NSPT 0,13
Berdasarkan data NSPT di atas dapat dihitung nilai N rata-rata nya dengan
persamaan dibawah ini:
5
1. Titik BH-1
n
∑ Ti 30
i=0
N= n
= =12, 19
2 ,69
∑ Ti¿
i=0
2. Titik BH-2
n
∑ Ti 30
i=0
N= n
= =14 , 47
2 ,07
∑ Ti¿
i=0
3. Titik BH-3
n
∑ Ti 30
i=0
N= n
= =12 , 19
2 , 46
∑ Ti¿
i=0
Berdasarkan hasil analisis data tanah di atas, didapatkan nilai N rata-rata pada titik
BH-1 sebesar 12,9, titik BH-2 sebesar 14,47 dan titik BH-3 12,19.
6
b. Tegangan Tarik(f u) : 350 MPa
c. Modulus Elastisitas (E s) : 200.000 Mpa
3.4 Elemen Struktur Eksisting
Elemen struktur eksisting dapat dilihat pada Tabel 3.4 untuk elemen struktur
pelat, Tabel 3.5 untuk elemen struktur balok, dan Tabel 3.6 untuk elemen struktur
kolom.
Tabel 3.29 Elemen struktur pelat
Tebal Pelat Dimensi Tulangan Jarak Sengkang
Lantai Tipe
(mm) (mm) (mm)
S1 15 D10 200
Lantai Basement S2 15 D10 150
S2 15 D13 200
Lantai Dasar –
S4 13 D10 150
Lantai Dak
7
K6/KP 150x150 4 D10 D8 - 200 D8 - 200
K7 IWF 300x150x6,5x9 - - -
K8 IWF 250x125x6x9 - - -
8
Struktur Beban (kN/m2)
Mekanikal Elektrikal 0.25
Total 1,43
9
Asumsi:
ds = 300 mm
dh = 10 mm
Sehingga:
R=0,0098 ( d s +d h )¿ 0,0098(300+10)¿ 3,038 kN /m2
10
Tabel 3.38 Rekapitulasi tekanan kecepatan per lantai
V
Z Zg qz
Lantai Kz Kd (m/ qz (kN/m2)
(m) (m) (N/m2)
s)
Dak atap 18.5 0.857 457.175 0.457
Lt. Mezanine 2 18 0.850 453.610 0.454
Lantai 4 14.5 0.799 426.435 0.426
7 365.76 0.85 32
Lantai 3 11 0.739 394.071 0.394
Lantai 2 7.5 0.662 353.225 0.353
Lt. Mezanine 4 0.553 295.155 0.295
Dengan Cp datang dan Cp hisap adalah 0.8 dan -0.3 sehingga dapat dihitung nilai
beban desak dan beban hisap arah x dan y yang dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 3.39 Beban desak dan hisap arah x pada jarak kolom 4,2 m
qz P Desak P hisap P Desak P hisap
Lantai
(kN/m2) (kN/m2) (kN/m2) (kN/m) (kN/m)
Dak atap 0.457 0.311 -0.117 1.306 -0.490
Lt. Mezanine 2 0.454 0.308 -0.116 1.296 -0.486
Lantai 4 0.426 0.290 -0.109 1.218 -0.457
Lantai 3 0.394 0.268 -0.100 1.125 -0.422
Lantai 2 0.353 0.240 -0.090 1.009 -0.378
Lt. Mezanine 0.295 0.201 -0.075 0.843 -0.316
Tabel 3.40 Beban desak dan hisap arah x pada jarak kolom 7.55 m
qz P Desak P hisap P Desak P hisap
Lantai
(kN/m2) (kN/m2) (kN/m2) (kN/m) (kN/m)
Dak atap 0.457 0.311 -0.117 2.347 -0.880
Lt. Mezanine 2 0.454 0.308 -0.116 2.329 -0.873
Lantai 4 0.426 0.290 -0.109 2.189 -0.821
Lantai 3 0.394 0.268 -0.100 2.023 -0.759
Lantai 2 0.353 0.240 -0.090 1.813 -0.680
Lt. Mezanine 0.295 0.201 -0.075 1.515 -0.568
Tabel 3.41 Beban desak dan hisap arah x pada jarak kolom 7,5 m
qz P Desak P hisap P Desak P hisap
Lantai
(kN/m2) (kN/m2) (kN/m2) (kN/m) (kN/m)
Dak atap 0.480 0.327 -0.122 2.450 -0.919
Lt. Mezanine 2 0.474 0.322 -0.121 2.418 -0.907
Lantai 4 0.457 0.311 -0.117 2.332 -0.874
Lantai 3 0.454 0.308 -0.116 2.313 -0.868
Lantai 2 0.426 0.290 -0.109 2.175 -0.816
Lt. Mezanine 0.394 0.268 -0.100 2.010 -0.754
11
Tabel 3.42 Beban desak dan hisap arah x pada jarak kolom 5,5 m
qz P Desak P hisap P Desak P hisap
Lantai
(kN/m2) (kN/m2) (kN/m2) (kN/m) (kN/m)
Dak atap 0.457 0.311 -0.117 1.710 -0.641
Lt. Mezanine 2 0.454 0.308 -0.116 1.697 -0.636
Lantai 4 0.426 0.290 -0.109 1.595 -0.598
Lantai 3 0.394 0.268 -0.100 1.474 -0.553
Lantai 2 0.353 0.240 -0.090 1.321 -0.495
Lt. Mezanine 0.295 0.201 -0.075 1.104 -0.414
12
Gambar 3.20 Diagram alir beban gempa
13
3.4.5.1 Klasifikasi Situs
Berdasarkan nilai N rata-rata pada data bore log dan dengan melihat Tabel 2.10
maka didapat klasifikasi tanah masuk ke dalam kategori tanah lunak (SE).
Untuk menentukan nilai koefisien situs ditunjukkan dengan tabel besarnya nilai
faktor amplifikasi untuk periode 0,2 detik (Fa) yang dapat dilihat pada Tabel 2.11
dan besarnya nilai faktor amplifikasi untuk periode 1 detik (F v) yang dapat dilihat
pada Tabel 2.12. Dengan nilai nilai Ss = 1,1737 didapat nilai Fa = 0,961 dan
dengan nilai S1 = 0,51 didapat nilai Fv = 2,180.
Parameter respons spektral percepatan pada periode pendek (SMS) dan periode 1
detik (SM1) yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs, yang dapat
dihitung menggunakan Persamaan 2.9 dan Persamaan 2.10.
S MS=S s × F a =1,174 ×0,961=1,128
S M 1=S 1 × F v =0,510 ×2,180=1,112
14
SD 1 0,741 S D 1 0,741
T o=0 , 2 x =0 ,2 x =0,197 detikT s= = =0,986 detik
S DS 0,752 S DS 0,752
Sehingga untuk T=0 detik, menggunakan Persamaan 2.13 maka didapat nilai
sebagai berikut:
(
Sa =S DS 0.4+ 0.6 ×
T
To ) (
¿ 0,752 0 , 4+0 , 6 ×
0
0,197 )
¿ 0.3008
Dari parameter-parameter yang telah dihitung, maka dapat dilihat tabel periode
getar fundamental arah T dan Sa dapat dilihat pada Tabel 3.18.
Tabel 3.43 Periode getar fundamental
T Sa (g)
(detik)
0 0,3008
0,197 0,7520
0,986 0,7520
1,086 0,6827
1,186 0,6251
1,286 0,5765
1,386 0,5349
1,486 0,4989
1,586 0,4674
1,686 0,4397
1,786 0,4151
1,886 0,3930
1,986 0,3732
2,086 0,3554
2,186 0,3391
2,286 0,3243
2,386 0,3107
2,486 0,2982
2,586 0,2866
2,686 0,2760
2,786 0,2661
2,886 0,2568
2,986 0,2482
3,086 0,2402
3,186 0,2326
3,286 0,2256
3,386 0,2189
3,486 0,2126
3,586 0,2067
3,686 0,2011
3,786 0,1958
3,886 0,1907
3,986 0,1859
4,086 0,1814
15
Berdasarkan data periode getar fundamental didapat gambar kurva respons
spektrum yang dapat dilihat pada Gambar 3.3.
0.7000
0.6000
0.5000
0.4000
Sa (g)
0.3000
0.2000
0.1000
0.0000
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
T (detik)
16
Batasan sistem struktur
Faktor dan batasan tinggi
Koefisien kuat Faktor struktur, hn (m)c
Sistem penahan - gaya
modifikasi lebih pembesaran
seismik Kategori desain seismik
respons, Ra sistem, defleksi Cdc
Ω0b
B C De Ee Ff
3.4.5.7 Redundansi
Berdasarkan SNI Gempa 1726:2019, Nilai faktor redundansi diizinkan sama
dengan 1,0 untuk kategori desain seismik B atau C dan nilai 1,3 untuk desain
struktur kategori desain seismik D sampai F. Karena kategori desain seismik D
sehingga nilai faktor redundansi (ρ) = 1,3.
17
No D L Ex Ey R Wx Wy
4C 1.2 1 - - 0.5 -1 1
4D 1.2 1 - - 0.5 -1 -1
5A 0.9 - - - - 1 1
5B 0.9 - - - - 1 -1
5
5C 0.9 - - - - -1 1
5D 0.9 - - - - -1 -1
6A 1.344 1 1.3 0.39 - - -
6B 1.344 1 1.3 -0.39 - - -
6C 1.344 1 -1.3 0.39 - - -
6D 1.344 1 -1.3 -0.39 - - -
6 6E 1.344 1 0.39 1.3 - - -
6F 1.344 1 0.39 -1.3 - - -
-
6G 1.344 1 1.3 - - -
0.39
-
6H 1.344 1 -1.3 - - -
0.39
7A 0.720 - 1.3 0.39 - - -
7B 0.720 - 1.3 -0.39 - - -
7C 0.720 - -1.3 0.39 - - -
7D 0.720 - -1.3 -0.39 - - -
7 7E 0.720 - 0.39 1.3 - - -
7F 0.720 - 0.39 -1.3 - - -
-
7G 0.720 - 1.3 - - -
0.39
-
7H 0.720 - -1.3 - - -
0.39
18
No D L Eh Ev
3C 1.072 0.750 -0.683 0.205
3D 1.072 0.750 -0.683 -0.205
3E 1.072 0.750 0.205 0.683
3F 1.072 0.750 0.205 -0.683
3G 1.072 0.750 -0.205 0.683
3H 1.072 0.750 -0.205 -0.683
4A 0.499 - 0.910 0.273
4B 0.499 - 0.910 -0.273
4C 0.499 - -0.910 0.273
4D 0.499 - -0.910 -0.273
4
4E 0.499 - 0.273 0.910
4F 0.499 - 0.273 -0.910
4G 0.499 - -0.273 0.910
4H 0.499 - -0.273 -0.910
5A 1.101 - 2.100 0.630
5B 1.101 - 2.100 -0.630
5C 1.101 - -2.100 0.630
5D 1.101 - -2.100 -0.630
5
5E 1.101 - 0.630 2.100
5F 1.101 - 0.630 -2.100
5G 1.101 - -0.630 2.100
5H 1.101 - -0.630 -2.100
6A 1.072 0.750 1.575 0.474
6B 1.072 0.750 1.575 -0.474
6C 1.072 0.750 -1.575 0.474
6D 1.072 0.750 -1.575 -0.474
6
6E 1.072 0.750 0.474 1.575
6F 1.072 0.750 0.474 -1.575
6G 1.072 0.750 -0.474 1.575
6H 1.072 0.750 -0.474 -1.575
7 7A 0.499 - 2.100 0.630
7B 0.499 - 2.100 -0.630
19
No D L Eh Ev
7C 0.499 - -2.100 0.630
7D 0.499 - -2.100 -0.630
7E 0.499 - 0.630 2.100
7F 0.499 - 0.630 -2.100
7G 0.499 - -0.630 2.100
7H 0.499 - -0.630 -2.100
20
menggunakan software. Gempa dinamik ( V t ) didapat dari hasil analisis untuk
arah x dan y. Berdasarkan SNI 1726:2019 disyaratkan gempa dinamik lebih besar
dari gempa static, apabila tidak memenuhi syarat maka perlu dikalikan factor
sakala. Sedangkan berdasarkan disyaratkan gempa dinamik lebih besar dari
gempa static, apabila tidak memenuhi syarat maka perlu dikalikan factor sakala.
21
Gambar 3.22 Diagram Alir Analisis Pushover
22
6. Sendi plastis yang telah didefinisikan kemudian ditetapkan pada tiap elemen
struktur dengan cara assign-frame hinges, sendi plastis menunjukan tingkat
kritis elemen struktur dan juga digunakan untuk menentukan level kerusakan
struktur pada saat dilakukan analisis pushover, berdasarkan warna dan jumlah
sendi plastis yang terbentuk.
23
Tabel 3.47 Tingkat Kerusakan Struktur Akibat Terjadinya Sendi Plastis
Keterangan Simbol Penjelasan
Menunjukkan batas linier yang kemudian diikuti terjadinya
B
pelelehan pertama pada struktur
Terjadi kerusakan yang kecil atau tidak berarti pada struktur,
IO
kekakuan struktur hampir sama pada saat belum terjadi gempa
Terjadi kerusakan mulai dari kecil sampai tingkat sedang,
LS Kekakuan struktur berkurang, tetapi masih mempunyai
ambang yang cukup besar terhadap nilai keruntuhan
Terjadi kerusakan yang parah pada struktur sehingga kekuatan
CP
dan kekakuannya berkurang banyak
Batas maksimum gaya geser yang masih mampu ditahan
C
gedung
Terjadi degradasi kekuatan struktur yang besar, sehingga
D
kondisi struktur tidak stabil dan hampir collapse
E Struktur sudah tidak mampu menahan gaya geser dan hancur
24
BAB 4 ANALISIS LINIER STRUKTUR
4.2 Pembebanan
Pembebanan pada struktur disesuaikan dengan kondisi eksisting sesuai dengan
yang telah dibahas pada BAB 2.
1
Gambar 4.23 Tampak 3D beban mati tambahan pada pelat
2
Gambar 4.25 Tampak 3D beban hidup
3
4.2.3 Beban Angin
Beban angin yang diinputkan pada software bekerja sebagai beban garis yang
diproyeksikan pada kolom bagian luar dari struktur yang dimodelkan
berdasarakan nilai yang telah diperhitungkan pada sub bab 3.4.4.
4
4.2.4 Beban Gempa
Beban gempa yang diaplikasikan berupa respon spektrum berdasarkan SNI
1726:2019 tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur gedung
dan non gedung. Beban gempa yang telah dihitung pada sub bab 3.4.5 diinputkan
pada model, output beban gempa yang telah dianalisis dengan software
dibutuhkan untuk analisis linier struktur.
5
adalah rangka beton pemikul momen maka didapatkan nilai C t adalah 0,0466 dan
nilai x adalah 0,9.
Ta = C t hnx
= 0,0466 × 18 , 450 ,9
= 0,644 detik
Periode fundamental struktur tidak boleh lebih besar dari T a max yang dihitung
menggunakan persamaan (2.23) dengan data yang digunakan adalah nilai C u yang
ditentukan berdasarkan Tabel 2.19. Berdasarkan tabel tersebut karena nilai SD1
lebih dari 0,4 didapatkan nilai koefisien C u adalah 1,4.
T a max = C u × T a min
= 1,4 x 0,644
= 0,902 detik
Berikut adalah rekapitulasi berdasarkan hasil perhitungan nilai periode
fundamental strtuktur dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.49 Rekapitulasi nilai periode fundamental strtuktur
ETABS
Arah Ta min Ta max
Crack
T-X 0,644 0,902 1,547
T-Y 0,644 0,902 1,495
Berdasrkan ketentuan SNI1726:2019 jika nilai periode lebih besar dari nilai
periode maksimum, maka nilai periode yang digunakan untuk analisis selanjutnya
adalah nilai periode maksimum yaitu sebesar 0,902 detik untuk arah x dan arah y.
6
Nilai C s yang dihitung sesuai dengan persamaan (2.28) tidak boleh melebihi hasil
dari nilai C s berdasarkan persamaan (2.29) dimana nilai C s arah x sama dengan
nilai C s arah y.
SD1
Cs = R
T
Ie
0,741
= 8
0,902
1
= 0,103
Nilai koefisien respons seismic (C s) yang sesuai dengan persmaan (2.23) harus
lebih dari nilai C s sesuai dengan persamaan (2.25) sebagai berikut.
Cs = 0,044 x S DS x I e
= 0,044 x 0,752 x 1
= 0,033
Rekapitulasi nilai nilai koefisien respons seismic (C s) untuk arah x dan arah y
dapat dilihat pada Tabel 4.15 dibawah ini.
Rekapitulasi nilai nilai koefisien respons seismic (C s) untuk arah x dan arah y
dapat dilihat pada Tabel 4.15 dibawah ini.
Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai C s
Arah C s min C s hitung C s maxc
X 0,033 0,094 0,103
Y 0,033 0,094 0,103
7
Lantai 3 561272,93 kg
Lantai 2 556745,31 kg
Mezzanine 1 464127,13 kg
Lantai 1 569875,54 kg
Semi Base 35884,16 kg
3352455,13 kg
W
32887,58483 kN
8
a. Arah X
V
Faktor skala ¿
E
3091,358
¿
1585,795
¿ 1 , 95
b. Arah Y
V
Faktor skala ¿
E
3091,358
¿
1672,685
¿ 1 , 85
Setelah didapatkan faktor skala maka didapatkan nilai gempa terbaru yang dapat
dilihat pada Tabel 4.18 dibawah ini.
Tabel 4.52 Evaluasi nilai gempa respons spektrum
Case V RSP X (kN) V RSP y (kN)
E 3092,3018 -
E - 3094,4735
9
Beban Lateral Arah X
hsx
Lantai δxe δx ∆ Δa
Keterangan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Lantai 2 3500 26,598 146,29 55,75 87,5 OK
Mezzanine 1 4000 16,461 90,54 90,54 100 OK
Lantai 1 3400 4,774 26,26 26,26 85 OK
10
Tabel 4.54 Simpangan antar tingkat arah y
Beban Lateral Arah Y
hsx
Lantai δxe δx ∆ Δa
Keterangan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Dak atap 500 41,481 228,15 1,02 12,5 OK
Mezzanine 2 3500 41,295 227,12 16,37 87,5 OK
Lantai 4 3500 38,318 210,75 28,51 87,5 OK
Lantai 3 3500 33,135 182,24 40,03 87,5 OK
Lantai 2 3500 25,857 142,21 51,93 87,5 OK
Mezzanine 1 4000 16,415 90,28 90,28 100 OK
Lantai 1 3400 4,752 26,14 26,14 85 OK
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa simpangan antar tingkat desain ( Δ ) lebih
kecil/sama dengan simpangan ijin, hal tersebut menandakan bahwa dimensi
penampang pada struktur tersebut dapat digunakan. Berikut merupakan gambar
grafik simpangan struktur dan simpangan antar tingkat berdasarkan Gambar 4.36
dan Gambar 4.37 dibawah ini.
Simpangan Struktur
25
20
Tinggi lantai (m)
15
Arah x
10 Arah y
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
δ (mm)
11
Simpangan Antar Tingkat
120.00
100.00
80.00
Arah x
∆ (mm)
60.00
Arah y
40.00 Izin
20.00
0.00
0 3.4 7.4 10.9 14.4 17.9 21.9 22.4
12
DAFTAR PUSTAKA
Andi, S., Handika, SW., Suhudi (2019) : Review Design Struktur Pada Gedung B
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Malang : Universitas
Trihuwana Tunggadewi Malang
Nur Fahria, RD., Ita Puji, L., Himawan, H (2016) : Evaluasi Kekuatan Struktur
Gedung H Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Jurnal Karya Teknik
Sipil, Universitas Diponegoro, 5, 75 – 86.
Yudi, H., Nidya, FS., Wuri, R (2018) : Review Desain Struktur Gedung Rsup
Persahabatan Jakarta. Cimahi : Universitas Jenderal Achmad Yani
viii
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN