DISUSUN OLEH:
DAFIF HANAN
2104101010012
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Metode Pelaksanaan Kontruksi Bendungan
– Waduk Keliling Indrapuri Aceh Besar dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi
tugas MPPK.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kontruksi bendungan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepadaa bapak
Alfa Taras Bulba, S.T., M.Sc selaku dosen saya. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
i
DAFTAR ISI
ii
4.2 Hidrologi......................................................................................................................... 13
4.3 Genangan........................................................................................................................ 13
4.4 Bendungan Utama .......................................................................................................... 14
BAB V ............................................................................................................................................ 15
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 15
5.2 Saran............................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 16
LAMPIRAN................................................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan studi pengembangan daerah aliran sungai Krueng Aceh tahun 1996,
Pembangunan Waduk Keuliling disamping memenuhi kebutuhan air untuk irigasi Krueng
Aceh Extension dan Krueng Jreue seluas 3.159,30 Ha, juga dapat menunjang peningkatan areal
sawah tadah hujan menjadi sawah beririgasi teknis yaitu D.I. Keuliling Hilir seluas 1.053 Ha,
D.I. Keuliling Hulu 578,20 Ha.
Kebutuhan air untuk mengairi areal seluas 4.790,50 ha membutuhkan 7,1 m3/dt,
sedangkan yang tersedia saat ini adalah 3,6 m3/dt sehingga kekurangan 3,5 m3/dt akan disuplai
oleh Waduk Keuliling.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini untuk menjelaskan bagaimana metode pelaksanaan
konstruksi bendungan dan menambah wawasan mahasiswa teknik sipil dalam pelaksanaan
konstruksi bangunan air.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini untuk mengetahui metode pelaksanaan
konstruksi bangunan air khususnya bendungan.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun
untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga
sebagai berikut:
- Irigasi
- Penyediaan Air Baku
- PLTA
- Pengendali Banjir
- Perikanan
- Pariwisata Olahraga Air
2
2.3.2 Bendungan Berdasarkan Tujuan Pembangunan
Berdasarkan tujuan pembangunannya, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:
3
lapisan batu (Rock Zones), lapisan batu teratur (Rip-rap) dan lapisan pengering
(Filter zones).
o Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (Impermeable Face
Rock Fill Dams), adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan
kedap airnya diletakan di sebelah hulu bendungan. lapisan yang biasanya
dipakai adalah aspal dan beton bertulang.
o Bendungan beton (Concrete Dams), adalah bendungan yang dibuat dari
konstruksi beton baik dengan tulangan atau tidak. Pembagian tipe bendungan
berdasarkan fungsi.
(Main Dams), bendungan sisi (High Level Dams), bendungan ditempat rendah (Saddle Dams),
tanggul (Dyke, Levee), bendungan limbah industry (Industrial Waste Dams), dan bendungan
4
BAB III
PEMBAHASAN
- Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh aliran air
sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah;
- Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang
diperlukan untuk seluruh daerah irigasi;
- Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir, kerikil dan
batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung.
- Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu
bendung dapat ditetapkan;
- Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi.
5
3.2.4 Kondisi Hidraulik dan Morfologi
- Pola aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya pada waktu debit banjir;
bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi
pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula
dari segi biaya yang paling murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.
1. Pekerjaan Tanah
a. Galian Tanah
6
Setelah dilakukan pembersihan (land clearing) dan pematokan batas galian, dilakukan
penggalian dengan excavator. Tanah hasil galian akan dikelompokkan menjadi dua macam
yakni tanah yang memenuhi persyaratan sebagai material timbunan dan material yang tidak
memenuhi syarat sebagai material timbunan.
Setiap tanah urugan akan dibersihkan terlebih dahulu dari akar-akar tumbuhan, kotoran
sampah lainnya. Tanah urugan berasal dari dari jenis tanah butir (tanah ladang atau berpasir
dan berupa bongkaran-bongkaran tanah.
- Setelah pekerjaan struktur selesai maka timbunan kembali (backfilling) dari hasil galian
sesuai dengan batas timbunan yang ditentukan dalam gambar kerja.
- Pemadatan akan dilaksanakan dengan vibro roller atau stamper tergantung pada luasan
area yang akan dibackfilling.
- Pelaksanaan dilakukan secara bertahap lapis demi lapis setebal ± 20 cm.
- Pekerjaan Beton
-
1. Lantai Kerja spillway
Untuk menjaga permukaan galian dan kebersihan pelaksanaan struktur Beton Spillway,
dibuatlah lantai kerja. Lantai kerja dilakukan sesegera mungkin setelah galian selesai
dikerjakan. Pelaksanaan sesegera mungkin untuk menjaga mutu lapisan batuan, sebagai
dasar pondasi. Penurunan mutu disebabkan oleh pelapukan akibat terbukanya lapisan
batuan.
Jauh sebelum pelaksanaan beton, pekerjaan pembesian harus sudah dilakukan fabrikasi.
Fabrikasi material besi berdasarkan bestat pembesian yang mengacu pada gambar desain.
Semua bestat akan dimintakan persetujuan pengerjaannya kepada direksi. Besi–besi yang
telah di potong bengkok, di tempatkan sesuai bentuk dan diameternya, untuk memudahkan
penelusurannya saat penyetelan di lapangan. Penempatan besi–besi tersebut akan
dilindungi dengan terpal dari panas dan hujan, serta diberi alas.
7
3. Mercu
Pekerjaan Beton Cyclope terdapat pada bangunan mercu saluran pelimpah (spillway).
Tingkat kesulitan pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu signifikan permasalahannya, yang
sangat penting diperhatikan adalah dewatering, karena tingkat rembes airnya sangat tinggi.
Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai harus mempersiapkan pompa benar-benar kondisi
sehat Komposisi campuran Beton Cyclope adalah 60 % batu mangga yang diaduk dengan
Kerikil dan pasir atau kekuatan beton cyclope dikategorikan antara komposisi beton dengan
pasangan batu kali. Pelaksanaan beton cyclope dilakukan berhubung batu kali besar atau
batu kelapa sulit didapat.
- Kerikil
- Batu Mangga (d = ±15 cm)
- Pasir
- Semen
- Air
Pelaksanaan:
8
4. Lapisan Mercu
Pemasangan bekisting dinding bagian luar dan bagian sekat segmen, juga pembesian
lantai hingga stek dinding, tahapan selanjutnya adalah pengecoran lantai. Sebelum
pelaksanaan pengecoran, diadakan joint inspection untuk memastikan bahwa pendukung
pendukung pekerjaan beton seperti bekisting, besi, decking, kebersihan, kelengkapan
sumberdaya manusia, alat dan bahan telah memenuhi.
Setelah pengecoran lantai selesai dan kering, maka dilanjutkan dengan penyetelan besi
dinding dan bekisting dinding bagian dalam. Setelah selesai dilanjutkan dengan pengecoran
dinding, hingga beton kering dan bekisting dapat dilepas.
1. Tubuh Bendungan
b. Pekerjaan Timbunan
Pekerjaan drainase air hujan pada kaki bendungan (down stream). Item pekerjaannya adalah
sebagai berikut :
(telah dijelaskan item pekerjaan Galian Tanah Diangkut pada Pekerjaan Tanah)
9
(telah dijelaskan item pekerjaan timbunan tanah selektif dari hasil galian dipadatkan pada
ekerjaan Tanah)
- Batu
- Semen
- Pasir
- Air
- Concrete Mixer
- Ember
- Bucket
- Talang Kayu
- Peralatan Tukang
Pelaksanaan:
10
d. Pekerjaan Plesteran 1: 3
Pelaksanaan:
- Pekerjaan plesteran dan siaran, menggunakan campuran 1 Pc: 3 Psr untuk pekerjaan
plesteran. Bidang plesteran harus padat merata, dikerjakan lapis demi lapis hingga
memenuhi ukuran sesuai dengan gambar kerja/ gambar rencana atau minimal 1,5 cm.
- Bidang pasangan batu yang akan diplester dan disiar harus bersih dari kotoran tanah,
lumpur, dan residu, sisa campuarn dan kotoran lainnya yang dapat mengurangi daya
lekat plesteran/ siaran.
- Untuk pekerjaan perbaikan siaran/ plesteran, siaran/ plesteran yang telah rusak harus
dikupas terlebih dahulu hingga permukaan bidangnya kasar dan bersih, kemudian
disiram mortar (air semen) agar pekerjaan siaran/ plesteran yang baru dapat melekat
kuat menjadi satu kesatuan dengan pasangan/ plesteran/ siaran yang lama.Untuk
memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini
semua material (semen, pasir, batukali, air) dilansir/ ditempatkan sedekat mungkin
dengan lokasi pelaksanaan pekerjaan ini.
- Paving block
- Pasir
- Bahan yang dipergunakan:
- Peralatan tukang batu
- Sekop untuk meratakan pasir
Pelaksanaan:
11
3.3.3 Pekerjaan Instrumentasi
Pekerjaan instrumentasi pada bendungan berupa peralatan – peralatan yang digunakan
untukmemonitor kondisi bendungan, sehingga bisa dideteksi kemungkinan –kemungkinan
yangterjadi seperti tingkat rembesan air, penurunan timbunan dan sebagainya.
Semua peralatan instrumentasi ini kecuali alat ukur deformasi eksternal dikerjakan
bersamaan dengan pekerjaan timbunan tubuh bendungan. Pemasangan instrumentasi
dilaksanakan secara bertahap, mengikuti progres pelaksanaan pekerjaan timbunan tubuh
bendungan
12
BAB IV
SPESIFIKASI
4.2 Hidrologi
Daerah Tangkapan (catchment area) : 38,20 Km2
4.3 Genangan
Muka Air Normal (MAN) : EL.+ 45,80 M
13
4.4 Bendungan Utama
Tipe Bendungan : Zonal
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bendungan adalah sebuah konstruksi penghalang yang menghentikan atau membatasi
aliran air. Aliran air di sini tidak hanya terbatas pada aliran air permukaan, tapi juga aliran air
bawah tanah. Waduk yang merupakan tempat penampungan air bendungan tidak hanya
berfungsi untuk menekan risiko terjadinya banjir, tapi juga menyediakan air untuk berbagai
aktivitas manusia, mulai dari konsumsi sehari-hari, irigasi, keperluan industri, hingga
budidaya.
Dalam pelaksanaan kontruksinya, ada banyak hal penting harus diperhatikan supaya
pekerjaan bendungan ini tak gagal. Diperlukannya sumber daya terbaik untuk bisa membangun
bendungan ini.
5.2 Saran
Dalam membangun bendungan harus dilakukan sesuai pedoman, ketentuan dankondisi
yang ada serta memperhatikan segala aspek yang ada. Selain itu harus tetap menjaga
lingkungan supaya tidak tercemar.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sani, Asrul. 2008. Analisis Kapasitas Waduk dengan Metode Ripple dan Behaviour
(Studi Kasus Pada Waduk Mamak Sumbawa). Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Sarono, W dan Asmoro, W. 2007. Evaluasi Kinerja Waduk Wadas Lintang. Semarang:
Universitas Diponegoro
16
LAMPIRAN
17