MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Irigasi dan Bangunan Keairan
yang diampu oleh :
Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Irigasi dan Bangunan Keairan
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi materi maupun segi penyusunan kalimat serta tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................iv
Gambar 2.2 Siphon Berpenampang Trapesium ........................................................................iv
Gambar 2.3 Siphon Berpenampang Persegi .............................................................................iv
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI ................................................................................................................ 3
2.1 PENGERTIAN IRIGASI ....................................................................................... 3
2.2 JENIS – JENIS SIPHON........................................................................................ 3
2.2.1 Siphon Berbentuk Bulat atau Lingkaran ..................................................... 3
2.2.2 Siphon Berbentuk Trapesium ........................................................................ 4
2.2.3 Siphon Berbentuk Persegi .............................................................................. 4
2.2.4 Siphon Berbentuk Kombinasi ........................................................................ 5
2.3 BAHAN PEMBUAT SIPHON ............................................................................... 5
2.3.1 Siphon Pipa Besi .............................................................................................. 5
2.3.2 Siphon Beton.................................................................................................... 6
2.3.3 Siphon Pasangan Batu .................................................................................... 7
2.3.4 Siphon Kayu .................................................................................................... 8
2.4 KOMPONEN – KOMPONEN PELENGKAP SIPHON..................................... 8
2.4.1 Bangunan Pembilas......................................................................................... 9
2.4.2 Kisi - Kisi Penyaring ( Trashrack ) ............................................................... 9
2.4.3 Pintu Air ........................................................................................................ 10
2.4.4 Tanggul .......................................................................................................... 11
2.4.5 Pelimpah ........................................................................................................ 12
2.5 PEMILIHAN LOKASI SIPHON ........................................................................ 12
ii
2.6 Kriteria Perencanan ............................................................................................. 14
2.6.1 Kriteria Bangunan ........................................................................................ 14
BAB III................................................................................................................................... 19
PENUTUP.............................................................................................................................. 19
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................... 19
3.2 SARAN ......................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 20
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Bangunan siphon adalah salah satu bangunan pelengkap dalam jaringan irigasi yang
dibangun untuk mengalirkan air irigasi dimana jalurnya terpotong oleh sungai dengan
bentang terpanjang. Bangunan siphon juga merupakan salah satu bangunan persilangan
berupa saluran tertutup yang dibangun apabila muka air saluran irigasi hanya sedikit
lebih tinggi daripada muka air banjir sungai yang dilaluinya, dan juga apabila saluran
yang terpotong tersebut tidak dapat dibangun talang atau gorong-gorong.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Bangunan Terjun
Bangunan terjun adalah bangunan yang dibuat di tempat tertentu memotong
saluran, dimana aliran air setelah melewati bangunan tersebut akan berupa
terjunan. Bangunan terjun perlu dibangun pada daerah berbukit dimana
kemiringan saluran dibatasi, agar tidak terjadi suatu gerusan. Selain itu pada
saluran terbuka bangunan tersebut berfungsi untuk mengubah kemiringan saluran
yang pada awalnya cukup curam agar menjadi landai, dimana pada keadaan
tersebut kecepatan aliran akan berubah menjadi kecepatan aliran tidak kritis.
Secara keseluruhan bangunan terjun juga dapat berfungsi untuk :
d d
3
Gambar 2.1 Siphon Berpenampang Lingkaran
6.1.2 Siphon Berbentuk Trapesium
Siphon berbentuk trapesium seperti gambar 2.2 di bawah ini adalah bentuk
siphon yang dianjurkan setelah siphon berbentuk bulat. Hal ini dikarenakan bentuknya
yang mendekati ideal. Namun kendala yang dihadapi untuk siphon berbentuk
trapesium
B=h B=h
4
6.1.4 Siphon Berbentuk Kombinasi
Siphon berbentuk kombinasi merupakan bentuk siphon yang dikombinasikan
dari bentuk lingkaran, trapesium dan persegi. Siphon berbentuk kombinasi jarang
dibangun karena pelaksanaannya yang sulit dan juga bentuknya yang sulit, sehingga
membutuhkan pengawasan yang lebih teliti.
Siphon ini dapat berbentuk :
Bagian atas berbentuk persegi, sedangkan bagian bawah berbentuk lingkaran.
Bagian atas berbentuk persegi sedangkan bagian bawah berbentuk trapesium.
Dan lain-lain.
5
Berat sehingga tidak mudah diangkut ke tempat-tempat lain.
6
Biaya pemeliharaan atau perawatan yang rendah karena tahan terhadap
perkaratan atau pembusukan oleh kondisi alam.
Tidak mudah lapuk
Tidak mudah terbakar.
Tidak dimakan serangga atau rayap.
Kekuatannya tinggi.
Lebih mudah jika dibandingkan dengan baja.
Umurnya tahan lama.
Kekurangan penggunaan beton dalam konstruksi siphon adalah :
Keretakan setipis rambutpun (disebut retak rambut/hair crack) bisa ditembus
oleh air dan menyebabkan dinding menjadi lembab atau bahkan menyebabkan
kebocoran.
Menuntut ketelitian yang tinggi dalam pelaksanaan karena jika terjadi
kesalahan, perbaikannya tidak mudah bahkan kadang-kadang harus dibongkar
dan diganti baru.
Mempunyai bobot yang Berat.
7
Mudah mengalami keretakan pada konstruksi.
Jika ada keretakan pada kostruksi, maka aliran dengan kecepatan tinggi masuk
ke dalam retakan pasangan sehingga dapat mengeluarkan bahan-bahan dari
pasangan tersebut.
Kecepatan maksimum dibatasi.
8
Adapun komponen – komponen yang menjadi pelengkap untuk konstruksi
siphon adalah :
6.3.1 Bangunan Pembilas
Bangunan pembilas pada siphon adalah bangunan yang terdapat pada
pemasukan siphon. Bangunan ini berfungsi untuk mengontrol pergerakan sedimen dan
mengendapkan sedimen dasar agar tidak masuk ke siphon yang dapat merusak
kostruksi siphon. Endapan sedimen ini dapat dibuang dengan cara membuka pintu
pembilas.
Pintu pembilaS
9
Gambar 2.4.2 Kisi-kisi Penyaring ( Trashrack )
10
6.3.4 Tanggul
Tanggul terdapat pada sisi kiri dan sisi kanan siphon pada bagian hulu dan hilir
siphon. Bangunan ini dibangun untuk melindungi lereng terhadap erosi oleh aliran air
yang berasal dari hujan maupun sungai. Karena fungsi lindungnya terhadap daerah
irigasi maka kekuatan dan keamanan tanggul harus benar-benar diselidiki. Biaya
pembuatan tanggul bisa menjadi sangat besar jika tanggul terlalu panjang dan tinggi.
Oleh karena itu, tanggul harus direncanakan dengan sebaik-baiknya sehingga tidak
membutuhkan biaya yang besar. Apabila tanggul melintasi saluran lama, maka dasar
tanggul harus diperlebar di bagian samping luar. Tanggul harus mepunyai lebar atas
yang besar guna mengakomodasi jalur pemeliharaan selama muka air mencapai
ketinggian kritis.
Dalam membangun tanggul perlu dilakukan penyelidikan pendahuluan
mengenai lokasi tanggul.
Hal tersebut dimaksudkan untuk menentukan :
Perkiraan muka air banjir ( tinggi dan lamanya ).
Elevasi tanah yang akan dilindungi.
Masalah-masalah fisik yang sangat mungkin dijumpai, terutama kondisi tanah
karena ini erat hubungannya dengan kebutuhan pondasi dan galian timbunan.
Tata guna lahan dan peningkatan tanah pertanian guna menilai arti penting
daerah yang akan dilindungi dari segi ekonomi.
11
Gambar 2.4.4 Tanggul
6.3.5 Pelimpah
Pelimpah adalah bangunan yang dibangun untuk membuang air kelebihan dari
saluran irigasi dan dibangun tepat di sebelah hulu. Penempatan pelimpah di bagian hulu
dimaksudkan agar air tidak meluap di atas tanggul saluran di hulu siphon, karena
kelebihan air akan menimbulkan kerusakan pada konstruksi siphon. Bangunan
pelimpah yang dibangun harus merupakan bangunan yang relatif murah dan memiliki
kapasitas yang besar untuk mengalirkan seluruh air lebih yang berasal dari banjir atau
kesalahan eksploitasi tanpa menyebabkan naiknya tinggi muka air di saluran yang akan
membahayakan tanggul.
12
o Bangun pada kedalaman yang cukup terhadap dasar sungai untuk menghindari
bahaya gerusan tanah dasar sungai akibat dasar sungai yang terganggu..
o Pertimbangan daya dukung tanah dan elevasi dasar saluran.
o Tebing sungai harus kuat untuk menghindari terjadinya erosi.
o Ketersediaan bahan bangunan di sekitar lokasi pembangunan siphon.
o Pelaksanaan yang mudah
Pemilihan lokasi siphon hendaknya dipilih yang paling menguntungkan dari
berbagai segi. Pemilihan lokasi siphon hendaknya dipertimbangkan pula dari beberapa
segi, antara lain :
1. Keadaan sungai
Faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan :
Kemiringan dasar sungai.
Jumlah air dan distribusi angkutan sedimen sepanjang tahun.
Morfologi sungai.
Kedalaman dan lebar muka air pada waktu terjadi banjir.
Jenis sedimen atau bahan yang terangkut.
13
Daya dukung tanah pondasi harus kuat.
Jangan terletak pada daerah patahan.
Kestabilan tebing kanan dan kiri sungai.
Ketersediaan bahan bangunan.
Siphon hanya dipakai untuk membawa aliran di saluran yang memotong sungai
di mana tidak bisa dibangun gorong-gorong, jembatan atau talang.
Pembuatan bangunan siphon harus mempertimbangkan kecepatan air dalam
pipa siphon, sebesar 1,50 m/dtk – 3 m/dtk. Kalau kecepatan air diambil terlalu
besar maka akan mengakibatkan kehilangan tekanan besar, sehingga dapat
mengurangi areal sawah yang akan diairi. Kalau kecepatan air terlalu kecil,
menimbulkan pengendapan atau penyumbatan pada pipa siphon.
Untuk kepentingan inspeksi dan pembersihan ukuran pipa siphon, diambil
minimum ukuran siphon 0,70 m.
Dasar dan tebing sungai di tempat siphon perlu diperkuat dengan pasangan
untuk menjaga bahaya penggerusan setempat dan kelongsoran tebing.
14
Agar pipa siphon tidak tersumbat karena sampah-sampah yang terbawa dalam
saluran dan tidak ada orang atau binatang yang masuk secara kebetulan, maka
mulut sipon ditutup dengan kisi-kisi penyaringan ( trashrack ).
Biasanya pipa siphon dikombinasi dengan pelimpah tepat di sebelah hulu agar
air tidak meluap di atas tanggul hulu.
Siphon harus cukup kuat agar tidak mudah retak.
15
diperlukan penutup tanah yang memadai. Gaya-gaya yang bekerja harus lebih besar
dari gaya tekan ke atas (Erman Mawardi “ Bangunan Silang dan Bangunan Terjun” ).
q > 1,5 U … … … … … … … persamaan 1
Keterangan :
q = gaya-gaya yang bekerja ( kg/m )
U = Uplift ( kg/m )
Kecepatan aliran di dalam pipa siphon harus tinggi. Hal ini bertujuan untuk
mencegah adanya sedimentasi di dalam pipa siphon. Tetapi kecepatan aliran yang
tinggi dapat menyebabkan bertambahnya kehilangan tinggi energi. Oleh karena itu,
keseimbangan antara kecepatan yang tinggi dan kehilangan tinggi energi di dalam pipa
siphon harus dijaga. Kecepatan aliran di siphon harus dua kali lebih tinggi dari
kecepatan normal aliran dalam saluran dan tidak boleh kurang dari 1 m/dtk atau bila
perlu tidak kurang dari 1,5 m/dtk dan kecepatan maksimum sebaiknya tidak melebihi
3 m/dtk.
Perhitungan pembesian :
16
Gambar 2.6.1.1 detail pipa siphon
17
Gambar 2.6.1.3. potongan melintang siphon
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN