MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Irigasi dan Bangunan Keairan yang
diampu oleh :
Oleh :
1602152
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan
mengendalikan air di sungai maupun danau.Bentuk dan ukuran bangunan tergantung
kebutuhan, kapasitas maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai.
Kebanyakan konstruksi bangunan air bersifat lebih masif dan tidak memerlukan segi
keindahan dibanding dengan bangunan-bangunan gedung atau jembatan, dan perencanaan
bangunannya secara detail tidak terlalu halus. Permukaan bangunan air atau bagian
depannya sebaiknya berbentuk lengkung untuk menghindari kontraksi sehingga
mempunyai efisiensi yang tinggi dan mengurangi gerusan lokal (local scoure) di sekililing
bangunan atau di hilir bangunan.
Tanggul adalah salah atu bangunan yang paling utama dan paling penting dalam
usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap genangan-genangan
yang disebabkan oleh banjir dan badai (gelombang pasang). Tanggul dibangun terutama
dengan konstruksi urugan tanah, karena tanggul merupakan bengunan menerus yang
sangat panjang serta membutuhkan bahan urugan yang volumenya sangat besar.
Kecuali tanah, kiranya amatlah sukar untuk memperoleh bahan urugan untuk
pembangunan tanggul dan bahan tanah dapat diperoleh dari hasil galian di kanan-kiri trase
rencana tanggul atau bahkan dapat diperoleh dari hasil pekerjaan normalisasi sungai,
berupa galian pelebaran alur sungai, yang biasanya dilaksanakan bersamaan dengan
pembangunan tanggul. Dalam tahap perencanaan kiranya perlu diperhatiakan, agar hasil
dari pekerjaan normalisasi sungai dapat dimanfaatkan sebagai bahan tanggul.
Selain itu tanah merupakan bahan yang sangat mudah penggarapannya dan setelah
menjadi tanggul sangat mudah pula menyesuaikan diri dengan lapisan tanah pondasi yang
mendukungnya serta mudah pula menyesuaikan dengan kemungkinan penurunan yang
tidak rata, sehingga perbaikan yang disebabkan oleh penurunan tersebut mudah dikerjakan.
Selanjutnya tanah merupakan bahan bangunan yang sangat stabil dan tidak akan rusak
selama puluhan, bahkan ratusan tahun.
Apabila di beberapa tempat terjadi kerusaka tanggul, perbaikannya sangat mudah
dan cepat menggunakan tanah yang tersedia disekitar lokasi kerusakan.
B. TUJUAN
Sementara dari bahasa Anglo-Saxon, kata dic diartikan menggali parit dan membentuk
tanah timbunan di atasnya. Tujuan utama dibuatnya tanggul adalah untuk mencegah
terjadinya banjir pada dataran dipinggiran sungai. Tanggul ini penting peranannya karena
dibeberapa tempat sering kali permukaan air sungai pada saat banjir lebih tinggi dari daerah
sekitarnya. Bagaimanapun, tanggul juga mengendalikan arah aliran air sungai sehingga
tidak mengakibatkan banjir.
Tanggul juga dapat ditemukan di sepanjang pantai, dimana gundukan pasir pantainya
tidak cukup kuat menahan ombak. Tanggul juga dapat di bangun di sepanjang pinggir
danau atau pantai dengan tujuan membentuk batas perlindungan terhadap suatu area yang
tergenang bahkan pada saat tertentu dapat menjadi suatu perlindungan militer. Tanggul
bisa jadi hasil pekerjaan tanah yang permanen atau hanya konstruksi darurat, biasanya
terbuat dari kantong pasir sehingga dapat dibangun secara cepat saat banjir. Mediterania.
Peradaban Mesopotamia dan China Kuno juga membangun sistem tanggul.
B. JENIS-JENIS TANGGUL
Jenis-jenis tanggul
Berdasarkan fungsi (tujuan penggunaan), jenis tanggul dapat dibedakan sebagai
berikut:
a. Tanggul primer.
Tanggul primer adalah bangunan tanggul yang dibangun sepanjang kanan-kiri sungai
guna menangkis debit banjir rencana.
b. Tanggul sekunder.
Tanggul sekunder adalah bangunan tanggul yang dibangun di atas bantaran sungai
atau yang dibangun dibelakang tanggul primer yang berfungsi sebagai pangamanan
atau pertahanan kedua apabila tanggul primer jebol atau rusak. Tergantung terhadap
daerah yang harus dilindungi (obyek vital) mungkin diperlukan pembangunan tanggul
tersier.
Berikut disajikan standar jagaan tanggul tanah yang lazim dipakai di Indonesia,
sepanjang mercu tanggul tidak digunakan untuk lalu lintas jalan.
Q = C.B.H3/2.I1/2
Dimana :
Q = Debit sungai normal
C = koefisien Chezy
B = lebar sungai normal
H = kedalaman air rata-rata
I = kemiringan permukaan air sungai
Dengan catatan bahwa kecepatan air padda debit normal sekitar 1,5 – 2 m/det
Rumus umum :
SF = (E t I)/(W sin f)
Dimana :
SF = factor keamanan (safety factor)
W = tegangan oleh gaya berat irisan vertical persatuan lebar (t/m)
I = panjang busur lingkaran galiner (m)
f = sudut antara setiap garis tengah irisan
t = tegangan geser persatuan luas (t/m2)
Untuk mencari tegangan geser (t) dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
t = q tg f + C
Dimana :
q= tegangan kompresive vertical
f = sudut geser dalam
C = kohesi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Sungai adalah suatu saluran drainase yang terbentuk secara alamiah. Akan tetapi disamping
fungsinya sebagai saluran drainase, dan dengan adanya air yang mengalir
didalamnya,sungai menggerus tanah dasarnya secara terus menerus sepanjang masa
eksistensinya dan terbentuk lembah sungai.
2. Bangunan pengaturan sungai adalah suatu bangunan air yang dibangun pada sungai dan
berfungsi mengatur aliran air agar tetap stabil dan sebagai pengendalian banjir.
3. Tanggul merupakan bangunan pengatur sungai yang biasa dimanfaatkan untuk pengendali
banjir, adapun jenis bangunan yang biasa digunakan adalah Tanggul timbunan tanah,
Tembok beton bertulang, dan Tembok pasangan batu.
4. Dalam merencanakan pembuatan tanggul (levee planing) perlu diperhatikan beberapa
aspek seperti trase tanggul, tinggi jagaan tanggul, dan stabilitas tanggul.
5. Untuk menjaga kelestarian maka diperlukan pengelolaan sungai yaitu segala usaha yang
dilaksanakan untuk memanfaatkan potensi sungai, memelihara fungsi sungai dan
mencegah terjadinya bencana yang. dapat ditimbulkan oleh sungai, misalnya dengan
membuat tanggul, bendungan atau bangunan sungai lainnya.
3.2. Saran
Dalam menangani luapan/limpasan banjir sungai sebaiknya dilakukan secara menyeluruh
dan berkesinambungan tidak hanya dari segi struktural tetapi juga non-struktural. Selain itu
pemeliharaan dan pengawasan terhadap bangunan pelindung atau pengatur sungai sangat penting
dilakukan agar potensi sungai dapat dioptimalkan.