0011.09.17.2019
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Indonesia.
tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada
1. Ibu Dr. Ir. Ratna Musa, MT. selaku ketua Program Studi Magister
hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan koreksi dan saran atas kekuangan dari
tulisan ini. Akhir kata semoga semua bantuan dan dan amal baik tersebut
Penulis,
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................vii
DAFTAR TABEL......................................................................................viii
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
BAB II...........................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................6
2.6. Hipotesis......................................................................................18
BAB III........................................................................................................23
METODE PENELITIAN.............................................................................23
3.3.1. Populasi...................................................................................24
3.3.2. Sampel.....................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................32
DAFTAR GAMBAR
Tabel 3.1 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Daerah Irigasi Bissua 27
PENDAHULUAN
pamakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang di bentuk oleh
1
2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah No 20 Tahun
tersebut.
pengelolaan irigasi pada level usahatani masih jauh dari optimal, bahkan
disaluran juga sulit ditekan. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab
utama rendahnya realisasi areal tanam dan panen padi yang bermuara
sumber daya air (irigasi) pada lahan sawah terkait. Hal ini senada dengan
dan penggunaan air untuk kepentingan usaha tani; dan (b) untuk
2
memelihara saluran irigasi lokal yang dibangun oleh pihak pemerintah
mestinya.
Gowa?
Gowa
3
b. Mengetahui kinerja jaringan irigasi tersier DI Bissua Kabupaten
Gowa
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari tugas akhir ini
optimal.
4
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti untuk penelitian selanjutnya
yang terkait.
BAB I PENDAHULUAN
penelitian ini.
5
Bab ini berisi data-data yang telah diolah secara sistematis serta
penelitian ini.
BAB V PENUTUP
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
proses mengkaji juga bertujuan untuk menghasilkan solusi dari suatu isu
(Safira Andriani,2017).
7
keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa
tujuan-tujuan atau target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan
diketahui karena tidak ada tolok ukurnya (Mohamad Mahsun, 2006: 25).
barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa
didasarkan pada satu layanan irigasi dalam petak tersier dalam satu
8
daerah irigasi atau desa. Setiap daerah boleh mempunyai nama P3A
1. Ketua
2. Wakil ketua
3. Sekretaris
4. Bendahara
5. Pelaksana teknis
1. Pemilik tanah
9
3. Pemilik kolam ikan yang mendapat air irigasi
bengkok
sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri
dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier,
petak tersier lalu ke saluran kuarter. Saluran ini berakhir pada boks
kuarter yang terakhir. Saluran kuarter yaitu saluran yang membawa air
10
(Pakpahan Ferdianand,2018). Tujuan pembangunan jaringan irigasi pada
tersier berada setelah jaringan irigasi sekunder dan primer (A Noor, 2015).
irigasi yang dimaksud yaitu kesatuan lahan yang mendapat air dari satu
atas pengelolaan jaringan irigasi tersier. Namun demikian P3A dapat ikut
dan pembiayaan. Dalam hal ini apabila P3A masyarakat petani tidak
11
Pengelolaan irigasi dilakukan oleh beberapa pihak yakni instansi
air dapat membentuk P3A sampai tingkat daerah irigasi sebagai lembaga
kesatuan pengelolaan.
12
2.2.1. Operasi Jaringan Irigasi
efisien ;
dihindarkan.
Jika ditinjau dari segi pertanian, maka operasi jaringan irigasi adalah
13
1. Pengumpulan data
8. Kalibrasi;
irigasi.
14
pengamanan/pencegahan, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan
pemeliharaan darurat.
atau karena rancangan dan konstruksi fasilitas dan jaringan yang kurang
baik, sehingga :
sangat mudah;
15
sendirinya akan banyak berpengaruh terhadap tidak efektifnya fungsi
jaringan irigasi.
baiknya, pada suatu saat akan sampai pada batas masa pelayanannya.
tergantung kepada:
16
unsur pemerintah kabupaten/kota yang membidangi irigasi, kelembagaan
perkumpulan petani pemakai air, baik P3A, GP3A, maupun IP3A dan
dibangun pemerintah.
perundangan berikut :
17
2.5. Analisis SWOT
analisis dari bagian internal suatu organisasi, adapun yang masuk dalam
yaitu:
organisasi/perusahaan berkembang.
18
2.6. Hipotesis
19
2.7. Penelitian Terdahulu
No Penulisan, Variabel
Judul Metode Analisa Hasil
. Tahun yang diteliti
Ahmad Kajian Kinerja SWOT,dan Kinerja OP jaringan irigasi di daerah irigasi Cokrobedog
Sofyan, 2012. Kinerja kelembagaan metode AHP yang paling baik dikelola oleh GP3A Makmur Sejahtera,
Operasi dan P3A dan di ikuti P3A Rukun Sejahtera dan P3A Rukun Makmur.
Pemeliharaan pemberdayaan Kinerja kelembagaan P3A dalam melaksanakan kegiatan
Jaringan kelembagaan OP jaringan irigasi cukup aktif, memperbaiki jaringan
Irigasi Studi P3A/GP3A irigasi bersifat spontanitas dan mempunyai semangat
Kasus bergotong royong yang tinggi, sehingga dapat mencegah
1.
Daerah menurunnya fungsi jaringan irigasi. Pemberdayaan
Irigasi kelembagaan P3A/GP3A berturut-turun difokuskan pada
Cokrobedog peningkatan OP irigasi, kualitas SDM dan keandalan
Provinsi jaringan irigasi, sehingga pelayanan air irigasi yang tepat
Daerah waktu, tepat jumlah dan tepat mutu dapat terjamin.
Istimewa
Yogyakarta
2. Ratna Strategi Metode yang Hasil penelitian ini berupa strategi mempertahankan
Herrawaty, Peningkatan digunakan kontrol masyarakat dalam pengelolaan jaringan irigasi
2010 Partisipasi adalah metode tersier dengan melakukan sosialisasi tata cara
dalam deskriptif berorganisasi dan mengembangkan kegiatan ekonomi
Pengelolaan kuantitatif produktif melalui HIPPA. Sedangkan dalam pengelolaan
Jaringan jaringan irigasi primer dan sekunder diperlukan strategi
Irigasi (Studi peningkatan partisipasi dengan melakukan pemberdayaan
Kasus dan pendampingan secara berkesinambungan serta
Daerah penyusunan pedoman teknis tentang tata cara
Irigasi berpartisipasi bagi semua pengelola jaringan irigasi.
Subontoro
Kabupaten
Mojokerto),
3. Yuri Gita Efektivitas Mengetahui Metode yang Terdapat 3 faktor yang berpengaruh signifikan terhadap
Putri, Peran minimum digunakan efektivitas peran P3A Banda Tangah yaituke pemimpinan
Yuerlita, Perkumpulan efektivitas dan adalah metode P3A, waktu pertemuan P3A dan tingkat penguasaan
deskriptif materi oleh penyuluh. Peneliti memberikan saran, untuk
Ferdinal Petani faktor-faktor
kuantitatif peran P3A dalam pemeliharaan jaringan diharapkan P3A
Asful, 2020. Pemakai Air yang mampu menyediakan papan peringatan untuk tidakan
(P3A) Banda mempengaruhi pencegahan di sekitar jaringan irigasi agar petani mampu
Tangah peran P3A menjaga kebersihanjaringanirigasidan untuk kegiatan
Daerah Banda Tangah kegiatan yang diadakan oleh P3A, pengurus dan petani
Irigasi (DI) dalam anggota diharapka nmampu meningkatkan
Banda mengelola partisipasi/keikut sertaannya agar efektivitas peran P3A
dapat tercapai optimal.
Pamujaan jaringan
Dalam tersier di
Pengelolaan Kecamatan
Jaringan Lubuk Sikarah
Irigasi
Tersier
Lubuk
Sikarah,
21
Kota Solok
Fatchan Analisis Mengetahui Wawancara dan Berdasarkan 3 faktor tersebut daerah irigasi (DI) dengan
Nurrochmad, Kinerja faktor evaluasi luas lebih dari 500 ha (ranking 1 sampai dengan 4)
2007. Jaringan pengaruh penerapan pola menun- jukkan kinerja yang baik dan yang lain cukup
dan tata tanam baik. Kondisi tersebut menyiratkan bahwa Pemerintah
Irigasi jaringan
secara konsisten Kabupaten Purworejo mempunyai atensi yang besar
irigasi. dalam pengelolaan DI dengan luas lebih dari 500 ha.
4.
Pemantapan DI Tegal duren menjadi DI teknis perlu
dilakukan untuk menunjang kegiatan pengelolaan irigasi
partisipatif. Ketidakberdayaan petani dalam pemeliharaan
prasarana irigasi perlu dibina secara terus menerus
berdasarkan skala prioritas (demand driven)
Elin Analisa Mengevaluasi Menganalisa Nilai rata –rata efisiensi di petak sawah sebesar 85,90%,
Wahyudi, Kebutuhan nilai efisiensi curah hujan sedangkan efisiensi jaringan hannya 70%. Sedangkan
Yusuf Priyo Air Pada irigasi pada harian, efisiensi total yang masuk ke petak sawah turun menjadi
Nugroho,2017 Petak Tersier petak tersier evapotranspirasi 60,13%.Hal ini menunjukkan bahwa petak sawah masuk
Daerah sawah , perkolasi, dalam kategori baik, karena mempunyai nilai efisiensi
Irigasi curah hujan sebesar 85,90% atau lebih baik daripada efisiensi jaringan
5.
Penungkulan efektif dan debit sebesar 70%.
Kabupaten air irigasi di
Purworejo petak tersier
Dengan
Metode
Drum
22
2.8. Kerangka Pemikiran
gambar dibawah:
Operasi,Pemeliharaan
Kelembagaan
dan Rehabilitasi
Kinerja P3A
METODE PENELITIAN
24
Gambar 3.4 Peta Daerah Irigasi Bissua
3.3.1. Populasi
25
Menurut Silalahi (2009), Populasi adalah keseluruhan dari objek
26
Biring Ta’bing Bissua Borimatangkasa Bajeng Barat
27
Tabel 3.1 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Daerah Irigasi Bissua
3.3.2. Sampel
N 34
n = = = 32,88 = 33 sampel
Nd + 12
34 x 0,01 + 1
2
Dimana :
n = Jumlah Sampel
adalah 1 orang.
28
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Data primer yang dibutuhkan dalam
tidak setuju 1
Ragu- ragu 2
Cukup setuju 3
Setuju 4
29
Tabel 3.2 Jawaban dan Nilai pada Kuesioner
30
3.6. Bagan Alir Penelitian
Mulai
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data
TIDAK
Cek
YA
Analisa Data
Selesai
31
3.7. Jadwal Penelitian
Bulan
No Uraian Kegiatan Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Persiapan penelitian
2.
Kajian Literatur
3. Pengajuan Judul dan
Penyususnan
4. Seminar Proposal
5. Pelaksanaan
Penelitian
6.
Pengumpulan Data
7. Analisis Data dan
Penyusunan Laporan
8.
Laporan Penelitian
9.
Seminar Hasil
10. Perbaikan Hasil
Seminar Penelitian
11.
Ujian Tutup
32
BAB IV
- Bila kita memberi nilai +1, +2, +3, dan +4, maka secara keseluruhan
masing
33
4.1.1. Hasil Evaluasi Kinerja P3A
A. Organisasi
B. Pemanfaatan Air
1. P3A desa DI Bissua ( nilai sub total menfaat air = …?) lebih baik
C. Pemeliharaan
D. Keuangan
1. P3A desa DI Bissua (nilai sub total keuangan = …?) lebih baik dalam
mengelola keuangan
E. Pembinaan P3A
lebih baik
Cukup Baik)
34
4.1.2. Hasil Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Tersier
merupakan kondisi yang ada pada saat ini lembaga P3A telah menerima
35
peraturan-peraturan yang ada dan yang berlaku di Kabupaten Gowa, P3A
sub bab sebelumnya, sehingga dalam sub bab kali ini pembahasan akan
anggotanya.
36
menimba ilmu irigasi dari petugas Pengairan/Pertanian, agar lebih
mandiri.
37
BAB V
38
DAFTAR PUSTAKA
39
Irigasi Nokan Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara. Tesis
Program Magister Profesional PSDA Institut Teknologi Bandung.
Wahyudi, E., & Nugroho, Y. P. (2017). Analisa Kebutuhan Air Pada Petak
Tersier Daerah Irigasi Penungkulan Kabupaten Purworejo Dengan
Metode Drum. Universitas Muhammadiyah Purwerejo.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi. (2017).
Modul Kelembagaan Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi
Tingkat Juru. Bandung.
40
41