Gambar 1. Free Intake Kalibawang Lama dan (b) Free Intake Kalibawang Baru
1
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
4
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
BAB II
ORGANISASI OP DI KALIBAWANG
Daerah Irigasi Kalibawang merupakan DI yang kewenangannya ada pada
Pemerintah Pusat karena memiliki areal 21.350 Ha, sesuai dengan Undang-Undang No 23
tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang mengurusi Sumber Daya air dengan
pembagian pemerintah pusat, daerah Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan DI Kalibawang tidak hanya dikelola oleh pemerintah pusat melalui BBWS
Serayu Opak, tetapi juga ditangani oleh beberapa instansi terkait. Uraian organisasi
pelaksana Operasi dan Pemeliharaan DI Kalibawang disampaikan sebagai berikut.
Tugas dan Tanggung Jawab pelaksana O&P tingkat kabupaten/kota secara garis
besar melaksanakan pengaturan pembagian air secara efektif, efisien dan merata serta
memelihara jaringan irigasi agar berfungsi secara baik dan berkelanjutan yang meliputi:
Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan/monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara
berjenjang yang masing-masing tingkatan mempunyai tugas dan tanggung jawab.Terdapat
8 UPTD PU yang menangani DI Kalibawang meliputi Kabupaten Serang, Kota Serang, dan
Kota Cilegon. Adapun Pembagian wilayah kerja masing-masing UPTD disajikan pada Tabel
2 dan Gambar 5 berikut ini.
Wilayah Kerja
No UPTD
Saluran Induk Saluran Sekunder
1 Pamarayan BPT1-BP3, Kama,
pring wulung
Sasak
BPB1-BPB11
2 Kibin BPT4a-BPT28 Babakan
Cikotok
Cerukcuk
Tersaba
3 Ciruas BPB 12-BPB21 Ondar-Andir
Cijeruk
Kebon Ratu
Bayongbong
Kademangan
Kesampangan
Bitung
5 Pontang BPU 1 – BPU 17 Semua Saluran Sekunder di
Saluran Induk Utara
6 Kota Serang BPB 22-BPB 27 Cibomo
Bogowati
Sinaba
Tersana
7 Kramatwatu BPB 28-BPB 37 Karangantu
Pamarican
Gempol
Tonjong
Cililia
8 Kota Cilegon BPB 38 – BPB 43 Seruni
Karang Tengah
Tunggak
Warung Kurung
8
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
K e bon
Sal. Sek. Sedayu BPU. 17 Sal. Sek. Lontar
PONTANG
Sujung
As im
Sal. Sek. Tersaba
BPT. 28
Sal. Sek. Laban
K a ra ngTe ngah
W r. kurung
Sa l.Se k.
K e m a nisan
Sal. Sek.Tunggak
Sa l.Se k. K alipe an
Sal. Sek. Kasmaran
Sal. Sek. Karang Tengah BPU. 12 BPT. 23
BPB. 39
Bola ng
Saluran Induk Pam arayan Barat
BPT. 22
Sal. Sek. Seruni Sal. Sek. Begog
BPU. 10
K e nc ana
Sal. Sek. Babakan
BPB. 38
P uji
BPT. 18
P uyuhK uning
Sa l.Se k. K ubang
Sa l.Se k. P ulo
KIBIN
Kademangan
BYB. 5 Ragas
Sal. Sek. Tonjong KOTA SERANG BPU. 7
Sa l.Se k. Bayombong
Sa l.Se k. K esam pangan
CIRUAS
Bogowati
Sa l.Se k. Cibomo
BW. 2
Sa l.Se k. Cijeruk
BW. 7
Bogow a ti
Sal. Sek. Gempol
Sina ba
Te rs a na
Kiri BPU. 1
BYB. 1 BPT. 4
BPB. 32
BPB. 14
BPB. 30 BPB. 29 BPB. 28 BPB. 26 BPB. 24 BPB. 22 BPB. 21 BPB. 19 BPB. 15
Ondar- Andir
BPB. 12
BPB 11 BPT 3
PAMARAYAN Pring Wulung
BPT. 2
SUNGAICIUJUNG
BPT. 1 Sal. Sek. Kama
BPB. 1
UPTD PU Kabupaten/Kota dikepalai oleh kepala UPTD dan dibantu oleh staf UPTD,
juru pengairan, P.P.A dan pekarya.Uraian tugas masing-masing terkait dengan kegiatan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi DI Kalibawang yaitu:
1) Kepala UPTD
a) Mempersiapkan penyusunan RTTG dan RTTD sesuai usulan petani
P3A/GP3A/IP3A
b) Menetapkan besarnya faktor-k untuk pembagian air jika debit sungai
menurun
c) Rapat di kantor ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil setiap
minggu untuk mengetahui permasalahan operasi dan pemeliharaan, hadir
para mantri / juru pengairan, petugas pintu air (PPA), petugas operasi
bendung serta P3A/GP3A/IP3A.
d) Menghadiri rapat di kecamatan dan dinas PSDA kabupatendalam kegiatan
Operasi dan pemeliharaan.
e) Membina P3A/GP3A/IP3A untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Operasi
f) Membantu proses pengajuan bantuan biaya operasi dan pemeliharaan yang
diajukan P3A/GP3A/IP3A.
g) Membuat laporan kegiatan operasi dan pemeliharaan ke Dinas.
2) Staf UPTD
a) Membantu kepala ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil dalam
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
3) Mantri/Juru
a) Membantu kepala ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil untuk tugas-
tugas yang berkaitan dengan operasi.
Melaksanakan instruksi dari ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil
tentang pemberian air pada tiap bangunan pengatur;
Memberi instruksi kepada PPA untuk mengatur pintu air sesuai debit
yang ditetapkan;
Memberi saran kepada Petani tentang awal tanam & jenis tanaman;
Pengaturan Giliran;
Mengisi papan operasi/ eksploitasi
2
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Perkumpulan petani pemakai air dapat berperan serta dalam operasi jaringan
irigasi primer dan sekunder sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya antara
lain:
a) Kegiatan Pengumpulan Data
4
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
mencatat data luas dan jenis tanaman, luas panen, dan kerusakan
tanaman
b) Perencanaan Operasi
menyampaikan usulan rencana tata tanam
menyampaikan usulan rencana pembagian dan pemberian air irigasi
menyepakati secara tertulis rencana tahunan operasi
menyepakati rencana pembagian dan pemberian air irigasi
c) Pelaksanaan Operasi
menerima alokasi air irigasi, mengusulkan peninjauan kembali apabila
ada alokasi air yang tidak sesuai dengan rencana penyediaan air
melaporkan kondisi kekurangan/kelebihan air setiap periode operasi
membantu melaksanakan pekerjaan operasi seperti membuka,
menutup pintu, dan memberikan pelumasan pintu air
menyampaikan usulan kebutuhan air irigasi berdasarkan luas dan jenis
tanaman setiap periode operasi
d) Monitoring Dan Evaluasi Operasi
melaporkan adanya pengambilan air irigasi secara tidak resmi
melaporkan kejadian perusakan bangunan, saluran, dan pintu air
melaporkan konflik air dan mengupayakan penyelesaiannya
P3A DI Kalibawang tercatat sebanyak 277 P3A dengan jumlah tersier/sadap 334
buah. Dari jumlah tersebut sebanyak 133 P3A sudah disahkan oleh Bupati Kulonprogo,
sedangkan sisanya 144 buah belum disahkan. Sebagian kecil P3A sudah mandiri yaitu 13
P3A, 57 P3A menuju mandiri, dan 207 P3A belum mandiri. Tabel 2 menunjukkan jumlah
P3A di DI Kalibawang.
Tabel 2. P3A di DI Kalibawang
Jumlah
Pengesahan Kriteria
Jumlah GP3A
No UPTD
P3A Belu Menuju Belum
Sudah Mandiri
m Mandiri Mandiri
2
1 Pamarayan 2 9 9 2
0 2
1
1 8
2 Pontang 0 3 9
0 3 6 0
3
4 3
3 Ciruas 4 7 4
6 6 0 5
4 Kibin 4 0 8 3 6
5
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
0 6 2
3 2
5 Kramatwatu 0 8 4
1 2 9 7
3 2
6 Kota Serang 4 9 8
7 3 4
2 2
1 5
Total 7 3 4 0 33
3 7
7 3 4 7
Sumber: Sie Bina Manfaat Bid. Irigasi DPU Kab Serang, 2016
BAB III
OP FREE INTAKE KALIBAWANG
6
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
7
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
21
Intake Barat Intake Barat
Intake Timur
18
15
Debit (m3/detik)
12
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Bulan
8
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
9
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
10
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
11
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
12
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
13
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sebelum permulaan musim hujan bukaan pintu PS2 dan PS5 harus sama, dan
kemudian PS2 disetel pada 1, 2 m dan PS5 pun harus mengikuti bukaan 1, 2 m
selaras dengan bertambahnya debit sungai. Apabila bertambah terus, pintu-pintu
pelimpah yang lain dibuka berurutan satu persatu dalam rangkaian PS1, PS6, PS3
dan PS4. Dalam hal tinggi muka air hulu masih naik, bahkansetelah pembukaan
pintu pelimpah 1, 2 m, pembukaan penuh semua pintu-pintu pelimpah dilakukan
satu persatu dalam rangkaian urutan yang sama dengan tersebut diatas, selama
debit sungai terus bertambah. Apabila tinggi muka airlebih dari 13, 00 m pada
pembukaan penuh pintu pelimpah, maka pintu pengambilan harus ditutup dan
kemudian pintu pembilas atas dibuka untuk menjaga EI.13, 00 m.
14
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Dari hasil “hydraulic model test” banjir rencana sebesar 2, 000m 3/dt dapat
melimpah dengan pengaturan dengan pengaturan pembukaan semua pintu
pelimpah dan pintu-pintu pembilas atas akan menjaga muka air pada hulu EI.13, 00
m.
2) Operasi pintu pada waktu banjir
Apabila hasil monitoring muka air diRangkasbitung menunjukkan tendensi banjir
menurun dan debit banjir berkurang dan tinggi muka air hulu dibangunan utama
lebih rendah dari EI.13, 00 m. Pintu pembilas atas apabila sedang terbuka harus
ditutup. Setelah pintu pembilas atas ditutup, pintu pengambilan harus dibuka.
Pembukaan pintu pengambilan hendaknya ditetapkan menggunkan gambar 13.
apabila tinggi muka air terus jatuh pada saat pintu-pintu pembilas atas tertutup
penuh pintu pelimpah turunkansampai pembukaan tinggal1, 2 m dalam urutan PS4,
PS3, PS6, PS1, PS5 dan PS2 .apabila debit sungai berkurang lebih lanjut, pintu
pelimpah harus ditutup penuh satu persatu untuk menjaga tinggi muka air pada El.
13, 00 m, dalam garis urutan di atas kecuali PS2 dan PS5, dimana dimaksudkan
untuk membiarkan air lebih lepas ke arah hilir (downstream).
15
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
16
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
sedang dimana debitpuncak berada di atas 400 m 3/dt yang diperoleh dari data pada
stasion pengamatan muka air di Rangkasbitung. Semua pintu pelimpah harus
dibuka penuh sebelum datangnya banjir dan dijaga agar tetap terbuka penuh
selama waktu banjir. Pintu-pintu pengambilan harus ditutup selama operasi pintu-
pintu ini. Diharapkan operasi semacam ini diadakan pada permulaan,
pertengahandan akhir musim hujan .
17
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Selama operasi pembukaan pintu, tinggi muka air di hulu, demikian juga
stasiun pengamatan muka air di Rangkasbitungharus dimonitor secara hati-hati.
Apabila diketahui adanya tendensi muka air menurun, bukaan pintu harus
segera dihentikan.
4) Waktu penurunan
a) Tutup pintu spilway apabila tinggi muka air jatuh dariEI.13, 00m
Prosedur penutupan pintu harus dilaksanakan dengan caar kebalikan dari
pembukaan pintu. Apabila tinggi muka air dibawah 13, 00 m dan pintu pembilas
atas sedang terbuka, harus segera ditutup mulai dari timur dengan mengamati
perubahan tinggi muka air, dan pemasukan harus ditutup.
Apabila tinggi muka air lebih lanjut menurun dari EI.13, 00 m pintu pelimpah
harus ditutup dengan rangkaian PS4, PS3, PS6, PS1, PS5 dan PS2 sejalan
dengan penurunan debit, dan akhirnya kelebihan debit dapat melewati
pembukaan kecil kurang dari 1, 2 m masing-masing. Melalui PS2 dan PS5 dalam
bukaan pintu yang sama.
b) Perkiraan waktu berhetinya banjir
Berdasarkan hasil monitoring perubahan tinggi muka air di Rangkasbitungwaktu
berhentinya bajir harus diperhitungkan guna persiapan yang tepat untuk
penutupan pintu.
5) Kumpulan dan Laporan Hasil Monitoring Perubahan Muka Air dan Operasi Pintu
Hasil monitoring perubahan muka air di Rangkasbitung dan di bangunan utam dan
pelaksanaan operasi pintu, akan dianalisa dan dilaporkan keUPTD dimana sangat
berguna untuk lebih mengembangkan operasi yang lebih tepat dalam menghadapi
banjir.
6) Operasi untuk pengurasan lumpur dan sampah terapung
a) adanya kemungkinan banjir pada stasiun pengamatan di Rangkasbitung.
b) Informasikan semua UPTD/Pengamat tentang penangguhan (penyetopan
sementara) suplai air.
c) Adakanpersiapan kerja untuk pembukaan semua pintu pelimpah dan pintu
pembilas atas termasuk mengontrol bangunan utama untuk tujuan yang tepat.
d) Buka semua pintu pelimpah dan pintu pembilas atas satu persatu 2 jam
sebelum banjir datang, monitor tinggi muka iar hulu dan hilir di ruang kontrol.
e) Tutup penuh pintu pengambilan barat dan timur.
18
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
f) Buka perlahan-lahan pintu pelimpah dan kemudian pintu pembilas atas dan
amati ketinggian muka air.
g) Sesuaikan bukaan dari PS1 – PS6, untuk mengatur tinggi muka air pada El.130
m.
h) Bukaan pintu pengambilan barat dan pintu pengambilan timur.
19
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
- Pada musim November - April pintu pembilas bawah akan dibuka dua kali
dalam satu bulan, ketika debit sungai lebih dari 160 m 3/d, sebab kira-kira
126 m3/d dibutuhkan untuk menguraslumpur pada setengah bukaan dari
pintu danmuka air hulu pada El.13, 00 m dan kira-kira 35 m 3/d akan
mensuplai air irigasi dan M&I pada saat puncak. Dalam hal pengurasan
lumpur dasar hulu sungai dengan pembukaan penuh pintu pelimpah, pintu
pembilas bawah akan dibuka setengah, segera setelah selesainya kegiatan
pengurasan oleh pintu pelimpah.
- Pada musim kemarau mei-october pintu pembilas bawah tidak dioperasikan .
c) Muka air hulu
Muka air hulu dipertahankan sekitar 13, 00 m saat pelaksanaan pengurasan
lumpur.
d) Kabutuhan
Waktu yang diperlukan untuk kegiatan pengurasan lumpur adalah 25 menit
untuk operasi satu pintu pembilas bawah, terdiri dari 4 menit selama bukaan
pintu, 15 menit lamanya pengurasan dan 4 menit untuk menutup pintu. Dari
saat itu dua pintu yang terbuka, sehingga diperlukan waktu kira-kira 50
menit.
e) Operasi pintu pengambilan dan pintu pembilas atas selama pembukaan pintu
pembilas bawah, pintu pengambilan dapat dibuka terus menerus, tetapi pintu
pembilas atas ditutup penuh.
f) Alternatif operasi pintu pembilas bawah bagian barat dan timur
Dari kapasitas suplai listrik, untuk operasi dibuat alternatif, misalkan
pembilas bawah bagian timur akan dioperasikan lebih dahulu maka kemudian
dioperasikan bagian barat .
2) Prosedur operasi
a) Pastikanlebih dahulu masalah-masalah berikut sebelum memulai pengurasan
lumpur,
- Lepaskan debit lebih dari 120 m 3/d, yang sesuai dengan 0, 9 m
pembukaan pintu pelimpah dari PS2 dan PS5
- Tutup penuh pintu pembilas atas
- Muka air dihulu El.13, 00 m
- Tidak ada orang baik dihulu maupun dihilir arah pembilas
20
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
- Pasangkan stoplog pada celah yang disediakan sampai pada posisi yang
benar.
b) Buka pintu pembilas bawah pada posisi setengah bukaan misalnya 1, 0 m
Dibawah muka air El.13, 00 m dan setengah bukaan pintu, debit yang
3
dilepaskan lewat pwmbilas bawah kira-kira 120 m /s. Apabila tidak mengambil
perlakuan pada operasi dari pintu pelimpah, muka air di hulu akan turun dan
tidak dapat dipertahankan pada El.13, 00 msebagaimana jadwal operasi.
Karena itu selama operasi pintu pembilas bagian bawah, tinggi muka air
harus diatur melalui pintu-pintu pelimpah .
c) Tutup pintu pembilas bawah dan buka pintu pelimpah untuk melepaskan kira-
kira 120 m3/d ke arah downstream.
21
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
2) Prosedur operasi
a) Pastikan dahulu masalah-masalah berikut sebelum memulai pengurasan
lumpur dan pembuangan sampah terapung.
- Debit sungai lebih dari 250 m 3/d yang dapat diketahui dari bukaan 1.2 m
dari 3 pintu pelimpah PS2, PS5 dan PS1.
- Tutup penuh pintu pembilas bawah.
- Muka air hulu El.13, 00 m.
- Tidak ada orang di daerah hulu dan hilir dari pembilas.
- Angkat stoplog dari tempatnya (slot).
b) Lakukan penutupan dari semua pintu pengambilan sebelum membuka pintu
pembilas.
c) Lakukan bukaan penuh dari pintu pembilas atas
d) Atur pintu pelimpah sehingga dapat menjaga muka air hulu El.13, 00 m untuk
mengefektifkan pekerjaan pengurasan.
e) Tutup pintu pembilas atas
f) Sesuaikan pintu pelimpah sehingga tetap menjaga muka air hulu pada
El.13.00 m
g) Buka pintu pengambilan setelah penutupan pintu pembilas atas.
22
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
dioperasikan dengan memonitor tinggi muka air didalam mensuplai air ke areal
yang dialiri irigasi.Bentuk kapasitas kantong dan erfektifitas pengurasan
pengurasan dikonfirmasikan lewat “hydraulic model test” dengan tambahan,
testmenjelaskan hubungan antara waktu pengurasan dan lumpur yang terbawa
sebagaimana dapatdilihat padaGambar 14.
23
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Gambar 13. Hubungan antara Prosentase Endapan Lumpur dan Waktu Pengurasan
Menurut curva H-Q pada hilir bendung yang dapat dilihat pada gambar 16, catatan
debit pada El.9, 25 diperkirakan sebesar 720 m 3/d. Dengan demikian pengurasan
lumpur harus dilaksanakan apabila debit sungai dibawah 720 m 3/d. Dalam
24
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
hubungan ini, curva H-Q harus diperbarui berdasarkan hasil monitoring pada muka
air hilir pada dasar sungai. Tinggi muka air hulu harus dipertahankan antara El.13,
00 sampai 13.10 m.
25
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pintu pengambilan harus dibuka untuk mendapatkan debit sebesar 5 m 3/d untuk
kantong lumpur bagian timur. Bukaan pintu pengambilan barat ditentukan dengan
menggunakan gambar 9 dan untuk pintu pengambilan bagian timur juga akan
ditetapkan dengan gambar yang demikian.
6) Tutup pintu pengambilan dan cek efektifitas pengurasan
Setelah pengurasan endapan lumpur selama 45menit, pintu pengambilan harus
ditutup. Kemudian pastikan apakah semua endapan lumpur sudah terkuras semua
atau tidak dari sub kantong dan saluran penguras. Apabila masih ada endapan
lumpur yang tersisa ulangi lagi pengurasan lumpur dengan cara yang sama,
apabila tidak memungkinkan gunakan tenaga orang untuk mengangkatnya.
7) Tutup pintu penguras dan pintu k kontrol hilir.
8) Buka pintu pembilas bawah apabila didapatkan hasil pengurasan endapan lumpur
yang tinggi dari kantong lumpur.
Pintu pembilas bawah harus dioperasikan setengah bukaan misalnya 1, 0 m kira-
kira 10 menit, supaya dapat membersihkan endapan lumpur dari kantong lumpur,
dalam hubungannya dengan operasi ini, pintu pelimpah harus ditutup untuk
mempertahankan muka air hulu, antara El 13.00 – 13.10 m.
9) Tutup pintu pengambilan dan buka penuh pintu pengatur.
26
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
2) Pembersihan pipa
a) Bagian hulu dan hilir pada pipa harus kosong (kering)
Sistem saluran seluruhnya akan kering total pada akhir bulan Oktober, saat
pekerjaan pemeliharaan hampir selesai karenanya pembersihan pipa dapat
dikerjakan saat itu.
b) Air dalam pipa harus dikeringkan denganmenggunakn tiga katup pembuangan .
c) Bagian didalam pipa harus dicek menggunakan tenaga manausia(lewat lubang
orang / manholes) apakah semua endapan lumpur sudah terkuras habis /
belum. Apabila terjadi volume endapan lumpur masih tersisa, maka harus
dibersihkan dengan menggunakan tenaga manusia.
d) Ketiga terowongan pembuangan harus ditutup setelah selesainya pekerjaan
pembersihan.
e) Pintu pengatur di BPT1 harus ditutup rapat.
f) Pintu pengambilan harus dibuka dan pipa akan segera terisi air setelah
penutupan ketiga katup pembuangan. Kegiatan ini sangat penting untuk
mencegah kerusakan pada aqueduct oleh “tekanan naik” ketika muka air naik
akibat banjir.
g) Pelayanan katup yang dilengkapi dengan katup udara harus selalu terbuka,
kecuali pada pemeliharaan kattup udara. Apabila katup udara dalam pekerjaan
pemeliharaan, maka katup pelayanan ( service valve) lebih baik ditutup. Segera
setelah pemeliharaan katup udara selesai muka katup pelayanan di buka.
27
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
rutin, dicatat dalam Blangko 01-P dan dikirim ke pengamat setiap akhir bulan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam inspeksi ini yaitu:
a) Kondisi kedua bangunan tipis pasangan batu dan bagian timbunan batu,
khususnya untuk retakan, penurunan muka tanah, dan longsoran bisa terjadi
pada tibunan yang kurang kuat/kurang padat setelah hujan besar dan banjir.
b) Kondisi bagian dinding saluran pengarah aliran khususnya pada bagian yang
sering terjadi kebocoran.
c) Kondisi semua pintu-pintu, apakah dalam keadan baik atau tidak, terutama
terhadap kebocoran lewat pintu.
d) Kondisi saringan sampah/trash rack didepan pintu pengambilan (intake) dan
siphon. Sampah terapung harus diangkat /dibuang dalam pekerjaan
pemeliharan jaringan.
e) Kondisi operasi dari perlengkapan pengangkat pintu dan generator, seperti
getaran bagian yang berputar , suara, panas yang tinggi dan bagian penahan
dan lain-lain harus selalu berpedoman kepada manual/petunjuk perintah
manual yang disediakan oleh pabrik.
f) Kondisi peralatan listrik dan petunjuk tinggi muka air, debit dan bukaan pintu
dimana detailnya diuraikan dalam perintah manual yang disediakan oleh
pabrik.
28
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
pemberian oli, pelumasan semua gigi ( gear) dan tambang kawat, menurut
petunjuk (manual) yang disiapkanoleh pabrik.
g) Menganti bagian-bagian yang rusak (parts) dari semua sistem kabel listrik.
h) Pencegahan tiang-tiang dan blok beton.
i) Bangunan terutama pengecatan
j) Mengecat stoplog, daun pintu pelimpah, pintu katup, pintu pembuang atas
dan bawah, pintu pengambilan (intake), pintu pengguras, pintu pengatur
dan pintu kontrol hilir
k) Penecatan tangga dan galang/sandaran jembatan operasi, tangga dan rangka
pengangkat stoplog.
4 Penguras Lumpur (Dasar Sungai Hulu) Awal Dan Akhir Musim Kemarau
Buka Penuh Semua Pintu Pelimpah
Saat Awal, Pertengahan Dan Akhir
Musim Hujan
5 Pintu
- Pengecatan
5 Tahun Sekali
- Pelumasan
2 Tahun Sekali
29
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
BAB IV
OPERASI JARINGAN IRIGASI
30
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
31
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
4.2.2. Pelaksanaan
a) Laporan keadaan air dan tanaman (04-O)
b) Penentuan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan
(05-O)
c) Pencatatan Debit Saluran (06-O)
d) Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer(07-O)
e) Pencatatan Debit Sungai/ Bangunan Pengambilan (08-O)
f) Perhitungan faktor-K atau Faktor Palawija Relatif (FPR)
(09-O)
g) Laporan Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per DI (10- O)
h) Rekap Kabupaten per Masa Tanam (11-O)
i) Rekap Provinsi (12-O)
32
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
33
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
34
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
3) Kondisi debit < 50% debit rencana, cara pemberian air terputus-
putus (intermitten).
Dilaksanakan dalam rangka efisiensi penggunaan air pada jaringan
irigasi yang mempunyai sumber air dari waduk atau dari sistem irigasi
pompa, misalnya 1 (satu) minggu air waduk dialirkan ke jaringan
irigasi dan 1 (satu) minggu kemudian waduknya ditutup demikian
seterusnya sehingga setiap minggu mendapat air dan satu minggu
kemudian tidak mendapat air.
f) Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air
Setelah ditetapkan rencana pembagian dan pemberian air tahunan
oleh bupati/walikota, gubernur, atau menteri maka masing-masing
pengelola irigasi tersebut menyusun rencana pembagian dan
pemberian air pada jaringan sekunder dan primer. Secara umum
dapat dilihat dari flow chart dibawah ini :
PERENCANAAN O
Gambar 16. Rencana Pembagian dan Pemberian Air Pada Jaringan Sekunder
dan Primer
35
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
36
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Qtersedia di bendung
K=
Q yang diperlukan di bendung
37
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MT-III. Blangko ini adalah
informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal
terkena musibah.
i) Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Provinsi
Petugas dinas provinsi yang membidangi irigasi setingkat subdin
PSDA melaksanakan pencatatan rekapitulasi dari blangko 12-O yang
diisi oleh petugas Dinas Provinsi/Balai yang membidangi
irigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun
sekali setelah MT-III. Blangko ini adalah informasi mengenai rencana
luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena musibah.
Secara umum dapat dilihat pada flow chart dibawah ini :
Pelaksanaan Operasi
MEKANISME PEMBAGIAN AIR
Blangko 07. O
Blangko 04. O
Blangko 05. O Rencana
Laporan Keadaan
Rencana Kebutuhan Air di
Air & Tanaman Qn
Kebutuhan Air di Jaringan Utama
pada Petak
Pintu Tersier dan Penetapan
Tersier
Faktor K
K = Qn
Qi
Bendung
PENGISIAN
PAPAN SKEMA
Papan Tersier Papan
PEMBAGIAN AIR
Qi
Induk/Sekunder
Qa = K . Qi Qa = K . Qi
Keterangan :
Petak K = Koefisien
Tersier Qn = Debit tersedia
Qi = Debit yang
dibutuhkan
Qa = Debit dialirkan
Gambar 17. Rencana Luas Tanam, Realisasi Tanam, dan Areal Terkena
Musibah
38
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
39
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
jaringan
42
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
43
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
a) Kondisi debit lebih besar dari 70% debit rencana air irigasi dari
saluran primer dan sekunder dialirkan secara terus-menerus
(continous flow) ke petak-petak tersier melalui pintu sadap tersier.
b) Kondisi debit 50-70% dari debit rencana air irigasi dialirkan ke petak-
petak tersier dilakukan dengan rotasi. Pelaksanaan rotasi dapat diatur
44
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
45
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap petak
tersier serta kebutuhan air di pintu pengambilan maka dengan
menggunakan blangko 07-O dapat ditetapkan pembagian air pada
jaringan sekunder dan primer yang merupakan jumlah kebutuhan air di
petak-petak tersier di masing-masing jaringan sekunder dan primer
ditambah dengan kehilangan air sebesar 10% sd. 20%.
4.10.5. Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan
Maka koreksi pembagian dan pemberian air dengan blangko 09-O untuk
daerah yang telah menggunakan cara perhitungan/metode lain dalam
pembagian air (pasten, FPR, dll) tetap dapat digunakan.
4.10.7. Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi
47
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MT-III. Blangko
ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan
areal terkena musibah.
4.10.10. Latihan mengisi Blanko Operasi 01-O sd 12-O. (contoh terlampir)
4.10.11. Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
Pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh petugas/mantri/juru
pengairan untuk mengatur debit air sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan.
a) Operasi Bangunan Pengambilan Utama.
1) Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan dan pintu
pembilas yang terkoordinir akan menyebabkan debit air dapat
dialirkan sesuai dengan kebutuhan.
2) Pada saat banjir atau pada saat kandungan endapan di sungai
tinggi, pintu pengambilan ditutup.
3) Tinggi muka air di hulu bendung tidak boleh melampaui puncak
tanggul banjir atau elevasi yang ditetapkan.
4) Endapan di hulu bendung sewaktu-waktu harus dibilas.
5) Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari atau tiap
jam di musim banjir.
6) Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi
perubahan.
Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan sebagai
berikut :
1) Untuk mengatur air yang masuk ke dalam saluran,
2) Untuk mencegah endapan masuk ke dalam saluran,
3) Untuk mencegah air banjir masuk ke dalam saluran.
Apabila pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama operasi
berlangsung tinggi bukaan pintu harus sama besar, kecuali ada salah
satu pintu yang sedang diperbaiki.
Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu besar,
pintu bangunan pengambilan harus ditutup dan pengaliran air di
saluran dihentikan.
Kalau di depan pintu pengambilan di pasang saringan sampah,
48
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
49
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
50
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
51
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
52
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
53
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
54
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
55
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
57
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Jenis alat ukur yang dipakai dalam pembagian air sesuai dengan Kriteria
Perencanaan (KP) Irigasi ada 6 yaitu :
a) Tipe Romijn
b) Tipe Cipoletti
f) Tipe Drempell
58
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Dari enam tipe di atas sudah ada rumus standar (asal dipenuhi syarat
hidrolisnya). untuk dapat dicapainya operasi yang efektif dan efisien,
pembagian dan pemberian air harus dapat diukur dengan baik. Besarnya
air yang mengalir melewati suatu alat ukur dalam satuan waktu tertentu
tidak selalu sama dengan perhitungan memakai rumus standar yang
berlaku . Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain nilai kekasaran,
endapan, umur dan kekentalan air itu sendiri. Disamping itu
pengerjaan dan pemasangan alat ukur pada saat pembangunan juga
sangat berpengaruh.
Apabila terjadi kerusakan alat ukur pada jaringan irigasi teknis maka
sambil menunggu perbaikan, pengukuran debit pada alat ukur yang rusak
b) Dibuat lubang pintu ukur yang proporsional dengan pintu ukur yang
masih berfungsi
a) Prasarana fisik
b) Produktivitas tanaman
59
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
c) Sarana penunjang
d) Organisasi personalia
e) Dokumentasi
4.13. Latihan
4.14. Rangkuman
60
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
61
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
4.15. Tugas Pokok Dan Fungsi Petugas Dalam Kegiatan Operasi Yang
Berada Dilapangan
4.15.1. Kepala Ranting/Pengamat/UPTD/Cabang Dinas
a) Mempersiapkan penyusunan RTTG dan RTTD sesuai usulan
Masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A
b) Menetapkan besarnya faktor-k untuk pembagian air jika debit sungai
menurun
c) Rapat di kantor ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil setiap
minggu untuk mengetahui permasalahan operasi, hadir para mantri/
juru pengairan, petugas pintu air (PPA), petugas operasi bendung
serta P3A/GP3A/IP3A.
d) Menghadiri rapat di kecamatan dan dinas PSDA kabupaten.
e) Membina P3A/GP3A/IP3A untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
Operasi
f) Membantu proses pengajuan bantuan biaya operasi yang diajukan
P3A/GP3A/IP3A.
g) Membuat laporan kegiatan operasi ke Dinas/Balai
4.15.2. Petugas Mantri/Juru Pengairan
a) Membantu kepala ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil untuk
tugas-tugas yang berkaitan dengan operasi.
1) Melaksanakan instruksi dari ranting/pengamat/UPTD/cabang
dinas/korwil tentang pemberian air pada tiap bangunan pengatur;
2) Memberi instruksi kepada PPA untuk mengatur pintu air sesuai
debit yang ditetapkan;
3) Memberi saran kepada Petani tentang awal tanam & jenis
tanaman;
4) Pengaturan Giliran;
5) Mengisi papan operasi/ eksploitasi
b) Membuat laporan operasi :
1) Pengumpulan Data Debit ;
62
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
63
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
4.17. Tugas Pokok dan Fungsi GP3A Dalam Operasi Jaringan Irigasi
Mencatat data luas dan jenis tanaman, luas panen, dan kerusakan
tanaman.
4.18.1. Perencanaan Operasi
64
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Panduan untuk peran GP3A lebih lanjut dalam operasi jaringan irigasi
akan diatur secara terpisah.
4.19. Latihan
1. Sebutkan Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Ranting/Pengamat/
UPTD/Cabang Dinas!
2. Sebutkan Sebutkan Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Mantri/Juru
Pengairan!
3. Sebutkan Sebutkan Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Operasi
Bendung (POB)
65
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
66
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
67
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Catatan :
Angka satuan kebutuhan air untuk tanam lain-lain diisikan sesuai
dengan jenis tanam :
Satuan 3) Kebutuhan
N
Uraian / Bab Air di Sawah (l/det/ha)
o
MT.1 MT.2/MT.3
(1) (2) (3.1) (3.2)
1 Padi Rendeng/Padi Gadu Izin
a) Pengolahan tanah + Persemaian 1,250
b) Pertumbuhan / Pemasakan 0,725
c) Panen 0
2 Tebu
a) Pengolahan tanah + Persemaian 0,850
b) Tebu Muda (MT.1) 0,36
c) Tebu Tua (MT.2) 0,125
3 Palawija
a) Yang perlu banyak air 0,30
b) Yang perlu sedikit air 0,20
68
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
4. Jika debit masuk, tetapi tidak diketahui besarnya (berhubung alat ukur
rusak, petugas sakit, dll) □ supaya diberi tanda TD = tidak diukur.
5. Jika pintu ditutup, debit tidak mengalir (misalnya waktu terjadi
giliran) supaya diberi tanda 0 (nol)
6. Dari data ini dapat dihitung berapa besarnya kehilangan air disetiap
ruas saluran dengan memakai blanko (14) kemudian dibuat
evaluasi: berapa debit masuk dan berapa debit keluar sehingga
diperoleh berapa besarnya debit hilang (operation + Coveyance
losses).
Setelah ada kesepakatan dalam rapat Komisi Irigasi maka disusun
penetapan melalui SK bupati/walikota atau gubernur tentang Rencana
Tata Tanam Tahunan. SK tersebut sebagai dasar dalam menyusun
69
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
70
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
71
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
ditetapkan ternyata debit tersedia lebih besar atau lebih kecil dari
10%, maka factor K dihitung kembali.
a) :
- Luas tanaman padi (ha) pada MT.1, MT.2, MT.3.
- Luas tanaman palawija (ha) pada MT.1, MT.2, MT.3.
- Luas tanaman tebu, lain-lain dan bero (ha)
- Dicatat puncak luas tanam, intensitas tanam masing-masing
MT dan intensitas tanam dalam 1 tahun.
b) :
- Luas genangan / banjir (ha) dari bagian 1
- Luas kekeringan (ha) dari bagian 1
c) :
- Rencana tanam tahun ini (blanko 03-O)
- Rencana tahun yang akan datang
d) :
- Total debit tersedia (m3/det) – dari blanko (08-O) kolom 9
- Debit Pengambilan (m3/det) – dari blanko (08-O) kolom 5+7
- Debit limpas bending (m3/det) – dari blanko (08-O) kolom 3
- Kehilangan air di jaringan utama (m3/det) – dari blanko (06-O)
- Debit suplesi (m3/det) – dari blanko (09-O)
- Kebutuhan Air (m3/det) – dari blanko (07-O) kolom 7 & 8
- Faktor – K rata-rata – dari blanko (09-O)
- Debit Rencana (m3/det) – dari blanko (07-O) kolom 12
- Curah hujan (mm) – dari blanko (12-O)
- Neraca air (m3/det) = (14)+(17)-(16)+(18)-(9)
72
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
73
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-1
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
BAB V
PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-2
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-3
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-4
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-5
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-6
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
PERENCANAAN P
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-7
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-8
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-9
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-10
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-11
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
5.3. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan jaringan irigasi?
2. Meliputi apa saja ruang lingkup kegiatan pemeliharaan jaringan!
3. Sebutkan Indikator Keberhasilan Kegiatan Pemeliharaan!
5.4. Rangkuman
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan
jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya
melalui kegiatan perawatan, perbaikan, pencegahan dan pengamanan
yang harus dilakukan secara terus menerus.
Inventarisasi jaringan irigasi dilakukan untuk mendapatkan data jumlah,
dimensi, jenis, kondisi dan fungsi seluruh asset irigasi serta data
ketersediaan air, nilai asset jaringan irigasi dan areal pelayanan pada
setiap daerah irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-12
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-13
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
a. Inspeksi Rutin
Dalam melaksanakan tugasnya juru pengairan harus selalu
mengadakan inspeksi/pemeriksaan secara rutin di wilayah kerjanya
setiap 10 hari atau 15 hari sekali, untuk memastikan bahwa jaringan
irigasi dapat berfungsi dengan baik dan air dapat dibagi/dialirkan
sesuai dengan ketentuan. Kerusakan ringan yang dijumpai dalam
inspeksi rutin harus segera dilaksanakan perbaikannya sebagai
pemeliharaan rutin, dicatat dalam Blanko 01-P dan dikirim ke
pengamat setiap akhir bulan. Selanjutnya Pengamat akan
menghimpun semua berkas usulan dan menyampaikannya ke
dinas/Balai pada awal bulan berikutnya.
b. Penelusuran Jaringan Irigasi
Berdasarkan usulan kerusakan yang dikirim oleh juru secara rutin,
dilakukan penelusuran jaringan untuk mengetahui tingkat kerusakan
dalam rangka pembuatan usulan pekerjaan pemeliharaan tahun
depan. Penelusuran dilaksanakan setahun dua kali yaitu pada saat
Pengeringan, untuk mengetahui endapan, dan mengetahui tingkat
kerusakan yang terjadi ketika air di saluran berada di bawah air normal
dan pada saat air normal (saat Pengolahan Tanah) untuk mengetahui
besarnya rembesan dan bocoran jaringan
Penelusuran dilakukan bersama secara partisipatif antara
Pengamat/UPT/ Ranting, Juru/Mantri, dan GP3A/IP3A. Hasil dari
penelusuran bersama dicatat dalam Blanko 02-P dan ditentukan
ranking prioritasnya.
c. Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan
Berdasarkan hasil inventarisasi dilakukan survai identifikasi
permasalahan dan kebutuhan pemeliharaan secara partisipatif, dan
dibuat suatu rangkaian rencana aksi yang tersusun dengan skala
prioritas serta uraian pekerjaan pemeliharaan. Dalam menentukan
kriteria pemeliharaan dilihat dari kondisi kerusakan phisik jaringan
irigasi. Pada hakekatnya pemeliharaan jaringan irigasi yang tertunda
akan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah dan memerlukan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-14
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-15
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-16
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-17
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-18
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-19
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-20
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
5.7. Latihan
1. Sumber- sumber pembiayaan pemeliharaan jaringan irigasi berasal
dari!
2. Hal-hal yang dipantau dan dievaluasi secara mingguan antara lain
meliputi!
3. Sebutkan tahapan pelaksanaan pemeliharaan dilakukan!
5.8. Rangkuman
Inventarisasi jaringan irigasi dilakukan untuk mendapatkan data
jumlah, dimensi, jenis, kondisi dan fungsi seluruh asset irigasi serta data
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-21
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
ketersediaan air, nilai asset jaringan irigasi dan areal pelayanan pada
setiap daerah irigasi. Inventarisasi jaringan irigasi dilaksanakan setiap
tahun mengacu pada ketentuan/pedoman yang berlaku. Hasil
inventarisasi diharapkan dapat dipakai untuk pemeliharaan dan
pengelolaan aset irigasi.
Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh Dinas/Balai pengelola irigasi
bersama perkumpulan petani pemakai air berdasarkan rencana prioritas
hasil inventarisasi jaringan irigasi.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-22
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-23
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-24
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
5.11. Latihan
a. Sebutkan tugas pokok dan fungsi Pengamat/Ranting/UPTD!
b. Sebutkat tugas pokok dan fungsi mantri/juru!
c. Sebutkat tugas pokok dan fungsi petugas Operasi Bendungan!
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-25
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-26
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-xxvii