Anda di halaman 1dari 9

Laporan Pendahuluan BAB 2

Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS


I
D.I. RIAM KANAN

BAB II
KONDISI D.I. RIAM KANAN

2.1 LOKASI PEKERJAAN


Lokasi pekerjaan ini adalah Daerah Irigasi (DI) Riam Kanan seperti tertera pada peta
pada Gambar 2.1, terletak di Kabupaten Banjar, Propinsi Kalimantan Selatan.
Direncanakan dengan luas irigasi potensial 25.800 ha, DI Riam Kanan memperoleh air dari
intake Bendung Karang Intan yang sepenuhnya memperoleh pasokan air berasal dari air
keluaran PLTA Ir. Pangeran M. Noor di Waduk Riam Kanan. Lokasi Bendung Karang Intan
terletak 13 Km dihilir tailrace PLTA, yang terdiri dari 3 buah turbin tipe Francis dengan
kapasitas terpasang 3 x 10.000 Kw. Tiap turbin memberikan air keluaran maksimum 27,50
m3/detik, bila 2 turbin 55 m3/detik, bila dioperasikan ketiga-tiganya pada saat beban puncak
adalah 87 m3/detik; operasional PLTA dilakukan oleh PT. PLN. Waduk Riam Kanan sejak
awal desain pada tahun 1960-an diperuntukkan guna kepentingan pembangkit tenaga listrik/
PLTA. Waduk mempunyai luas catchment 1.043 Km2, luas genangan maksimum 92 Km2,
dan volume efektif 600 juta m3. Betapapun, DI Riam Kanan merupakan bagian integral
dari seluruh DAS Riam Kanan, sebab semua perubahan tata ruang atau perubahan penutup
lahan pada DAS akan mempengaruhi neraca air Waduk, pola operasional PLTA dan pada
akhirnya pasokan air/ ketersediaan debit bagi DI Riam Kanan.

2.2 KONDISI UMUM DAS RIAM KANAN


Sungai Riam Kanan adalah salah satu anak sungai Barito. Luas daerah tangkapan air
atau DAS Riam Kanan adalah 102.997 Ha, seluruhnya terletak pada Kabupaten Banjar
Propinsi Kalimantan selatan. Semua pihak menyadari betapa pentingnya penataan

II - 1
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN

fungsi kawasan DAS untuk menjamin kelestarian lingkungan dan keberlajutan


pembangunan. Pemerintah pusat menata melalui SK Menteri Kehutanan dan
Perkebunan, Pemerintah Propinsi Kalsel melalui Perda no.9/ 2000 tentang Tata ruang
Wilayah Propinsi dan Kabupaten Banjar melalui RTRW Kabupaten. Jika kita susun
secara matrik penataan fungsi kawasan oleh tiga instansi tersebut, maka akan
tampak beragam istilah dan angka-angka luasan dalam Ha seperti tertera pada Tabel
2.1.

Tabel 2.1 Fungsi Kawasan Catchment Area Riam Kanan


SK Menhutbun Perda
Propinsi
Kalsel
NO. Fungsi kawasan No. 453/1999 No. 9/2000 RTRW Kab
(Ha) tentang Banjar (Ha)
RTRWP (Ha)
1 APL(Areal Penggunaan Lahan) 5.222
2 HL (Hutan Lindung) 8.868
3 HP (Hutan Produksi) 13.872
4 HPK (Hutan Produksi Konsesi) 1.932
5 SA (Suaka Alam) 63.336
6 Perairan 7.767
7 KBHP (Kawasan Budidaya Hutan 25 12.464
Produksi)
8 KBHPT (Kawasan Budidaya Hutan 4.453 1.474
Produksi Terbatas)
9 KBPLB (Kawasan Budidaya Pertanian 1.665 462
Lahan Basah)
10 KBTPLK (Kawasan Budidaya 3.650 1.633
Tanaman Perkebunan Lahan Kering)
11 KBTTP 9.039 3.806
12 KL (Kawasan Lindung) 7.683 -
13 THR (Taman Hutan Raya) 76.572 83.158
Jumlah 102.997 102.997 102.997
Sumber :Bapeda Propinsi Kalimantan Selatan

Dari tabel tersebut tampak bahwa kordinasi antar lembaga pemerintah pusat dan daerah,
masih lebih kearah wacana dibanding menjadi implementasi dasar kebijakan. Dari berbagai
ragam istilah yang saling berbeda dan juga luasannya, apabila dituangkan dalam peta DAS
Riam Kanan akan menghasilkan garis-garis batas yang saling silang dan penataan kawasan
yang tumpang tindih. Sementara masih lemahnya kordinasi antar lembaga pemerintah,
secara umum masalah signifikan DAS Riam Kanan adalah:

II - 2
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN

 Masih luasnya lahan terbuka, semak dan belukar jarang, yakni 23.036 Ha (22,37%)
 Didalam kawasan Hutan Raya Sultan Adam (Tahura) terdapat enclave 12 desa
 Kebakaran hutan, terdapat 181 hotspot pada tahun 2003
 Perambahan hutan
 Ilegal logging
 Penambangan batu/ galian C yang meninggalkan jejak berupa makin meluasnya
lahan terbuka

2.3 KONDISI UMUM BENDUNG KARANG INTAN


Bendung Karang Intan dibangun pada tahun 1993, terletak disungai Riam Kanan 13 Km
dihilir tailrace PLTA Pangeran M. Noor. Air keluaran PLTA merupakan pasokan air utama,
melalui pintu pemasukan/ intake berukuran 6 x 2 x 3,6 meter, air masuk ke saluran primer
dengan debit maksimum 30 m3/ detik dan debit normal 24 m3/ detik. Elevasi mercu
bendung + 10.00 dan lebar efektif bendung 66,50 meter. Elevasi muka air banjir + 13.00
dengan debit banjir rencana 640 m3/detik. Kondisi umum bendung terpelihara cukup baik,
pintu-pintu pemasukan maupun pintu penguras bendung dapat dioperasikan dengan baik.
Sedikit kerusakan pada tebing bagian kanan sungai sekitar 50 meter dihilir bendung.
Debit andalan 80% yang bisa dipasok Bendung Karang Intan bagi DI Riam Kanan adalah
sebagaimana tertera pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Debit andalan 80% periode 1993 – 2003 Bendung Karang Intan
  Debit andalan Debit Bendung m3/detik
m3/detik
Bulan 2 minggu 2 minggu 2 minggu 2 minggu
pertama kedua pertama kedua
    min rerata min rerata
Januari 46,30 50,30 16 64 16 62
Pebruari 51,90 54,10 14 60 30 62
Maret 48,40 43,20 28 58 14 56
April 63,60 67,20 24 64 8 62
Mei 66,20 46,20 6 60 12 50
Juni 42,20 40,00 14 50 18 52
Juli 39,00 31,60 16 60 16 52
Agustus 40,60 30,90 16 48 16 44
September 28,00 24,80 14 40 8 36
Oktober 21,30 14,30 12 34 8 36
Nopember 15,40 28,00 18 44 12 46

II - 3
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN

Desember 22,60 23,80 6 50 14 54


Sumber: Bapeda Propinsi Kalsel, 2004.
Debit harian dalam tiap periode 2 mingguan tersebut diatas senantiasa bersifat fluktuatif
karena pola operasional PLTA yang mengikuti kebutuhan beban puncak. Monitoring harian
dilakukan penjaga bendung terhadap taraf duga muka air dihulu bendung selama bendung
mulai beroperasi 1993 sampai 2003, dengan menggunakan kurva lengkung debit didapat
angka debit maksimum dan minimum rerata harian, seperti tertera pada Gambar 2.2.

2.4 KONDISI UMUM D.I RIAM KANAN


Daerah Irigasi Riam Kanan dengan luas potensial 25.800 Ha sawah irigasi teknis,
tercapai sawah fungsional seluas 5.965 Ha pada Sub Area B, dan pada areal Tersier
Percontohan seluas 506 Ha, atau total sekitar 25% dari luas potensial. Dari angka capaian
tersebut tersirat kemungkinan adanya kendala terbatasnya ketersediaan air dilihat dari aspek
waktu, ruang, jumlah dan mutu. Sesuai kemajuan dan tuntutan kebutuhan jaman, Air D.I. Riam
Kanan juga dipergunakan untuk PDAM Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru,
agrowisata, Industri, Budi Daya Perikanan, dan kelestarian lingkungan.

2.4.1 Ketegangan Antar Sektor


Banyaknya sektor pemanfaat/ pengguna yang memerlukan air D.I. Riam Kanan
mengakibatkan makin tertinggalnya tingkat ketersedian dibanding kebutuhan, mendorong
timbulnya permasalahan berupa ketegangan antar sektor maupun ketegangan antar
pengguna dimasing-masing sektor. Para petani lahan sawah teknis merupakan para
pengguna awal air irigasi sejak pengembangan areal Tersier Percontohan dimulai tahun
1983 dan disub-areal B dimulai setelah jaringan irigasi selesai dibangun tahun 1993. Tahun
2000 hampir seluruh sub-areal B dan areal Tersier Percontohan yang luas totalnya 6.472
Ha mulai merasakan kekurangan air irigasi. Sebagai pengguna paling awal air DI Riam
Kanan, tumbuh perasaan terpinggirkan dalam memperoleh akses air irigasi, lantaran
bersamaan kurangnya suplai air, makin merebak budidaya ikan yang mengambil air
langsung dari saluran primer ataupun sekunder dengan cara-cara kurang bijak, menjulurkan
pipa-pipa diameter 3” – 6” kedalam saluran primer atau sekunder, dan sesuai hukum pipet
air secara gravitasi akan mengalir kedalam kolam budidaya atau pembenihan. Tipikal
penampang melintang saluran primer seperti tertera pada Gambar 2.2.a memungkinkan
hal ini terjadi, baik pada sisi kiri saluran maupun sisi kanan saluran. Menurut hasil kajian
terdahulu tahun 2003 jumlah pengambilan ini telah mencapai 538 titik untuk total luas kolam
121 Ha, tertera pada Tabel 2.3. Jika secara rata-rata tiap pipa pengambilan menyedot 6
l/detik, maka jumlah air terambil adalah lebih dari 3,228 m3/detik. Berarti tingkat konsumsi

II - 4
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN

kolam sekitar 23 liter/detik/ha. Ketegangan antar sektor pengguna akan makin meruncing
bila tiada penanganan bersifat substansial pada akar permasalahannya, yaitu jatah yang
tidak berkurang bagi sawah irigasi yang ada sekarang 7,760 m3/detik dan air baku PDAM
sebesar 1,50 m3/detik. Jumlah debit intake Riam Kanan dengan losses 20% diperlukan
paling tidak rata-rata 14 m3/detik, masih dibawah debit andalan 80% bulan paling kering
Oktober. Catu air baku PDAM Kota Banjarmasin, dimana dialokasikan 1,00 m3/ detik,
namun karena terlalu sering kurangnya pasokan air irigasi pada sekunder Ulin dimana
pengambilan PDAM Banjarmasin terletak, maka PDAM tersebut membuat pasokan darurat/
emergency inlet dengan cara memompa air dari sungai Martapura. Meskipun secara kasat
mata kualitas air sungai Martapura dibawah kualitas air irigasi di sekunder Ulin. Karena
suplai air cenderung semakin sulit didapat, kemajuan pencetakan sawah secara swadaya
pada sub-areal A, C, D dan E nyaris terhenti. Bahkan sawah-sawah irigasi di sub-areal B
menunjukkan tanda-tanda menyusut kembali. Adanya perasaan terpinggirkan para petani
lahan sawah irigasi dan PDAM dapat dimengerti, karena tingkat konsumsi penggunaan air
dibudidaya ikan cukup tinggi, yakni sekitar 23 liter/ detik/ ha, bisa tercukupi dengan mudah.
Membangun sebuah intake khusus untuk seluruh keperluan budidaya ikan tidak mungkin,
karena lokasi budidaya menyebar disepanjang saluran Primer disebelah kiri dan kanan dan
saluran-saluran sekunder Ulin dan Gudang Tengah. Lokasi pengambilan pada saluran
sekunder juga menyebar disepanjang saluran, walau terdapat hanya pada sisi kanan
saluran. Kemungkinan yang secara teknis dan ekonomis bisa dilaksanakan adalah
mengumpulkan beberapa, mungkin 3 – 5 pengguna budidaya menjadi satu pengambilan
yang bisa dibuka atau ditutup dengan mudah oleh petugas O&P.

2.4.2 Realisasi Tanam Padi


Para petani menanam padi jenis unggul lokal atau jenis lokal karena jenis ini lebih tahan
terhadap genangan dan hama tanaman. Kebanyakan menanam sekali dalam setahun,
kecuali pada areal dimana air irigasi lebih bisa diandalkan pada musim kemarau. Sehingga
angka intensitas tanam lebih dari 200% setahun merupakan capaian yang cukup baik. Pada
Tabel 2.4, Tabel 2.5, Tabel 2.6, Tabel 2.7 dan Tabel 2.8 adalah realisasi tanam padi
masing-masing untuk sub-areal B, C, D, E dan A.

2.4.3 Kondisi Fisik Jaringan


Skematis jaringan irigasi DI Riam Kanan tertera pada Gambar 2.3. .Kondisi fisik sarana
pasarana jaringan D.I. Riam Kanan, berupa Bendung, pintu-pintu air, saluran induk, saluran
sekunder, alat-alat ukur tipe Rhomyn, bangunan-bangunan pelengkap, pada umumnya
cukup baik dan bisa dioperasikan secara layak. Kerusakan tampak pada jalan inspeksi

II - 5
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN

disepanjang saluran primer sepanjang 31 Km, rusak parah lebih dari 12 Km atau sekitar 36
%. Hal serupa dialami jalan-jalan inspeksi saluran sekunder. Karena prosedur Operasi
dan Pemeliharaan tidak/ belum dilaksanakan secara memadai, menyebabkan gangguan
gulma menjadi signifikan sehingga kapasitas pengaliran/ debit air pada jaringan primer
menjadi terganggu dan menurun lebih dari 50 %. Potret tertera pada Lampiran 1 Gambar
2.A,B,C dst. dapat memberikan gambaran tentang kondisi umum fisik jaringan irigasi DI
Riam Kanan, sekaligus gangguan operasional yang terjadi, merupakan salah satu sebab
mengapa target fungsional sawah irigasi tidak/ belum bisa tercapai.

2.5 KONDISI SISTEM DRAINASE


Sub-Areal B merupakan salah satu sub areal yang paling berhasil dalam menghasilkan
sawah fungsional dibanding sub-areal yang lain, mungkin karena system drainase lebih baik
dibandingkan dengan sub-areal A, C, D, dan E. Pada Gambar 2.4 , terlihat bahwa luas
genangan periodik 4 – 5 bulan dengan kedalaman sekitar 50 Cm, hanya meliputi sekitar
20% dari seluruh sub-areal B. Pada sub-areal C dan D, hampir seluruh areal mengalami
genangan rutin 4 – 5 bulan dengan kedalaman sekitar 50 Cm, sebagaimana ditunjukkan
peta pada Gambar 2.5, hal serupa untuk sub-areal E yang ditunjukkan peta pada
Gambar 2.6. Jika hasil investigasi lapangan menunjukkan memang ada masalah signifikan
pada sub-areal C, D dan E, maka besar kemungkinan pengukuran topografis skala
1:10.000 akan diarahkan kelokasi-lokasi tersebut. Pada peta di- Gambar 2.7 menunjukkan
bahwa sub-areal A ada gangguan masalah drainase namun juga masalah suplai air irigasi.

2.6 KELEMBAGAAN
Sesuai PP No.20 tahun 2006 tentang Irigasi, pasal 1 ayat (3): Irigasi adalah usaha
penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan
irigasi tambak. Maka usaha budidaya ikan termasuk usaha pertanian yang ditunjang irigasi.
Banyak lembaga /institusi pemerintah terkait pengelolaan irigasi ataupun SDA namun, ada
dua instansi yang paling berperan terkait dengan Pemanfaatan Air DI Riam Kanan adalah:
1. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Irigasi Dan Rawa Andalan Kalimantan Selatan,
dimana struktur organisasinya tertera di Gambar 2.8. Satuan kerja ini lebih kepada
kegiatan bersifat fisik konstruksi/ pembangunan. Struktur maupun personil bisa
berubah dengan relatif mudah karena berdasar SK Kepala Satuan Kerja dan
berlaku untuk satu tahun anggaran. Untuk mendukung Pemanfaatan air DI Riam
Kanan, ditangani oleh Asisten O&P dibantu oleh 3 Kepala Urusan.

II - 6
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN

2. Dinas Permukiman Dan Prasarana Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan, dimana


strukturnya organisasinya tertera di Gambar 2.9. Struktur organisasi ditetapkan
berdasar Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan selatan, sehingga relatif sulit untuk
diubah. Personil ditetapkan berdasar SK Gubernur. Untuk Pemanfaatan secara
operasional (O&P) dilapangan air DI Riam Kanan, ditangani oleh Seksi Pengelolaan
Prasarana Pengairan dibawah Sub-Dinas Bina Pengembangan Prasarana
Pengairan. Sebagai pelaksana lapangan dibawah Kepala Dinas ada UPTD (Unit
Pelaksana Teknis Dinas) terdiri 3 bagian, keairan, kebinamargaan, dan
keciptakaryaan/ pemukiman, dimana wilayah kerjanya mengikuti batas administrasi
pemerintahan.
Sebagai salah satu sub parameter penilaian kinerja pemeliharaan adalah pembersihan
gulma pada saluran. Selama ini dibersihkan secara kontraktual, karena cara swakelola
dianggap memerlukan sistem peng-SPJ-an yang lebih rumit. Dengan sistem kontraktual
target volume pekerjaan tercapai, namun tampaknya target hasil pemeliharaan tidak
sepenuhnya tercapai dan menyebabkan turunnya kapasitas pengaliran debit saluran.
Peranserta masyarakat pengguna dalam hal membantu secara swadaya dijumpai
dilapangan, namun masih belum optimal.

2.7 PEMANFAAT/ PENGGUNA AIR


2.7.1 Sawah Irigasi
Pola tanam yang dilakukan disawah irigasi adalah: (1) Padi unggul lokal – palawija (2) Padi
unggul lokal – padi unggul, dan (3) Padi lokal. Untuk DI Riam Kanan tingkat
produktivitasnya seperti tertera dalam Tabel 2.9. Gangguan yang dirasakan adalah kurang
lancarnya sistem drainase, menyebabkan terjadinya genangan dan penurunan angka Ph air.
Gangguan hama tikus juga amat sering dirasakan. Para petani kebanyakan secara formal
tergabung dalam organisasi petani pemakai air P3A. Sebab mengalami penurunan
pelayanan air irigasi, aktivitas organisasi P3A juga mengalami penurunan. Berdasar tingkat
penguapan EP/ETP bulanan dan koefisien tanaman musim hujan dan musim kemarau
seperti tertera pada Tabel 2.10, Tabel 2.11 dan Tabel 2.12, rata-rata konsumsi air irigasi
adalah 1,20 liter/detik/ Ha.

2.7.2 PDAM
Ada dua instalasi PDAM yang air bakunya diambil dari DI Riam Kanan, yakni PDAM Kota
Banjarbaru sebesar 0,5 m3/detik, dan PDAM Kota Banjarmasin sebesar 1,00 m3/detik.
PDAM Kota Banjarmasin yang relatif berada dikawasan hilir dari DI Riam Kanan, yaitu pada
ruas 7 Saluran Sekunder Ulin paling sering mengalami gangguan pasokan air baku.

II - 7
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN

Kekurangan pasokan akan sangat mengganggu sistem operasi penjernihan dan juga
mengakibatkan menurunnya tingkat pelayanan air minum kepada para pelanggan. Untuk
mengatasinya dibuat emergency inlet yang dipompa dari air sungai Martapura, walau secara
kasat mata kualitasnya dibawah kualitas air irigasi

2.7.3 Budidaya Ikan


Dibandingkan uaha tani tanaman padi dan palawija, produktivitas budidaya ikan tampak
lebih menjanjikan, lebih-lebih bila punya kesempatan menjualnya secara langsung dalam
warung makan lesehan. Dengan demikian apabila pada 2003 terdapat luas kolam 121 Ha,
bukan tidak mungkin pada tahun 2006 telah dan akan mengalami penambahan luas yang
cukup berarti.

2.7.4 Industri
Kawasan industri pada saatnya perlu memperoleh catu air bersih dalam jumlah tertentu,
untuk membantu proses produksi dan memenuhi ketentuan persyaratan tertentu kualitas Air
Limbah Industri yang di proses melalui instalasi IPAL, baru kemudian boleh dibuang
keperairan umum.

2.7.5 Lingkungan Hidup


Untuk keperluan kelestarian lingkungan hidup pada umumnya dan menjaga kelestarian biota
air disebelah hilir Bendung Karang Intan, pada saat debit terbatas tetap perlu ada sejumlah
debit yang tetap dilepas kembali kesungai Riam Kanan. Hal ini telah dilakukan melalui air
yang dilimpaskan diatas mercu. Hanya limpasan yang telah dilakukan lebih karena air yang
bisa masuk intake/ saluran primer menjadi terbatas karena tebalnya gulma.

2.8 PEMBERDAYAAN
Pada hakekatnya pemberdayaan masyarakat adalah ikut sertanya masyarakat/ stakeholders
dalam semua proses pengambilan keputusan dalam menetapkan kebijakan pemanfaatan air
DI Riam Kanan. Selain adanya pemberdayaan yang telah dilakukan selama ini, berupa
pelatihan klasikal dan on the job training, pertemuan kontak tani, pembentukan asosiasi
pengusaha /pembudidaya ikan, pembinaan P3A atau Gabungan P3A, sarasehan serta
berbagai bentuk peningkatan kemampuan dan ketrampilan lain. Untuk para jajaran petugas
O&P berupa perkuatan kelembagaan, dalam arti kejelasan siapa bertanggung jawab
terhadap apa.

II - 8
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDISI
D.I. RIAM KANAN

II - 9

Anda mungkin juga menyukai