BAB II
KONDISI D.I. RIAM KANAN
II - 1
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN
Dari tabel tersebut tampak bahwa kordinasi antar lembaga pemerintah pusat dan daerah,
masih lebih kearah wacana dibanding menjadi implementasi dasar kebijakan. Dari berbagai
ragam istilah yang saling berbeda dan juga luasannya, apabila dituangkan dalam peta DAS
Riam Kanan akan menghasilkan garis-garis batas yang saling silang dan penataan kawasan
yang tumpang tindih. Sementara masih lemahnya kordinasi antar lembaga pemerintah,
secara umum masalah signifikan DAS Riam Kanan adalah:
II - 2
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN
Masih luasnya lahan terbuka, semak dan belukar jarang, yakni 23.036 Ha (22,37%)
Didalam kawasan Hutan Raya Sultan Adam (Tahura) terdapat enclave 12 desa
Kebakaran hutan, terdapat 181 hotspot pada tahun 2003
Perambahan hutan
Ilegal logging
Penambangan batu/ galian C yang meninggalkan jejak berupa makin meluasnya
lahan terbuka
II - 3
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN
II - 4
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN
kolam sekitar 23 liter/detik/ha. Ketegangan antar sektor pengguna akan makin meruncing
bila tiada penanganan bersifat substansial pada akar permasalahannya, yaitu jatah yang
tidak berkurang bagi sawah irigasi yang ada sekarang 7,760 m3/detik dan air baku PDAM
sebesar 1,50 m3/detik. Jumlah debit intake Riam Kanan dengan losses 20% diperlukan
paling tidak rata-rata 14 m3/detik, masih dibawah debit andalan 80% bulan paling kering
Oktober. Catu air baku PDAM Kota Banjarmasin, dimana dialokasikan 1,00 m3/ detik,
namun karena terlalu sering kurangnya pasokan air irigasi pada sekunder Ulin dimana
pengambilan PDAM Banjarmasin terletak, maka PDAM tersebut membuat pasokan darurat/
emergency inlet dengan cara memompa air dari sungai Martapura. Meskipun secara kasat
mata kualitas air sungai Martapura dibawah kualitas air irigasi di sekunder Ulin. Karena
suplai air cenderung semakin sulit didapat, kemajuan pencetakan sawah secara swadaya
pada sub-areal A, C, D dan E nyaris terhenti. Bahkan sawah-sawah irigasi di sub-areal B
menunjukkan tanda-tanda menyusut kembali. Adanya perasaan terpinggirkan para petani
lahan sawah irigasi dan PDAM dapat dimengerti, karena tingkat konsumsi penggunaan air
dibudidaya ikan cukup tinggi, yakni sekitar 23 liter/ detik/ ha, bisa tercukupi dengan mudah.
Membangun sebuah intake khusus untuk seluruh keperluan budidaya ikan tidak mungkin,
karena lokasi budidaya menyebar disepanjang saluran Primer disebelah kiri dan kanan dan
saluran-saluran sekunder Ulin dan Gudang Tengah. Lokasi pengambilan pada saluran
sekunder juga menyebar disepanjang saluran, walau terdapat hanya pada sisi kanan
saluran. Kemungkinan yang secara teknis dan ekonomis bisa dilaksanakan adalah
mengumpulkan beberapa, mungkin 3 – 5 pengguna budidaya menjadi satu pengambilan
yang bisa dibuka atau ditutup dengan mudah oleh petugas O&P.
II - 5
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN
disepanjang saluran primer sepanjang 31 Km, rusak parah lebih dari 12 Km atau sekitar 36
%. Hal serupa dialami jalan-jalan inspeksi saluran sekunder. Karena prosedur Operasi
dan Pemeliharaan tidak/ belum dilaksanakan secara memadai, menyebabkan gangguan
gulma menjadi signifikan sehingga kapasitas pengaliran/ debit air pada jaringan primer
menjadi terganggu dan menurun lebih dari 50 %. Potret tertera pada Lampiran 1 Gambar
2.A,B,C dst. dapat memberikan gambaran tentang kondisi umum fisik jaringan irigasi DI
Riam Kanan, sekaligus gangguan operasional yang terjadi, merupakan salah satu sebab
mengapa target fungsional sawah irigasi tidak/ belum bisa tercapai.
2.6 KELEMBAGAAN
Sesuai PP No.20 tahun 2006 tentang Irigasi, pasal 1 ayat (3): Irigasi adalah usaha
penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan
irigasi tambak. Maka usaha budidaya ikan termasuk usaha pertanian yang ditunjang irigasi.
Banyak lembaga /institusi pemerintah terkait pengelolaan irigasi ataupun SDA namun, ada
dua instansi yang paling berperan terkait dengan Pemanfaatan Air DI Riam Kanan adalah:
1. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Irigasi Dan Rawa Andalan Kalimantan Selatan,
dimana struktur organisasinya tertera di Gambar 2.8. Satuan kerja ini lebih kepada
kegiatan bersifat fisik konstruksi/ pembangunan. Struktur maupun personil bisa
berubah dengan relatif mudah karena berdasar SK Kepala Satuan Kerja dan
berlaku untuk satu tahun anggaran. Untuk mendukung Pemanfaatan air DI Riam
Kanan, ditangani oleh Asisten O&P dibantu oleh 3 Kepala Urusan.
II - 6
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN
2.7.2 PDAM
Ada dua instalasi PDAM yang air bakunya diambil dari DI Riam Kanan, yakni PDAM Kota
Banjarbaru sebesar 0,5 m3/detik, dan PDAM Kota Banjarmasin sebesar 1,00 m3/detik.
PDAM Kota Banjarmasin yang relatif berada dikawasan hilir dari DI Riam Kanan, yaitu pada
ruas 7 Saluran Sekunder Ulin paling sering mengalami gangguan pasokan air baku.
II - 7
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDIS
I
D.I. RIAM KANAN
Kekurangan pasokan akan sangat mengganggu sistem operasi penjernihan dan juga
mengakibatkan menurunnya tingkat pelayanan air minum kepada para pelanggan. Untuk
mengatasinya dibuat emergency inlet yang dipompa dari air sungai Martapura, walau secara
kasat mata kualitasnya dibawah kualitas air irigasi
2.7.4 Industri
Kawasan industri pada saatnya perlu memperoleh catu air bersih dalam jumlah tertentu,
untuk membantu proses produksi dan memenuhi ketentuan persyaratan tertentu kualitas Air
Limbah Industri yang di proses melalui instalasi IPAL, baru kemudian boleh dibuang
keperairan umum.
2.8 PEMBERDAYAAN
Pada hakekatnya pemberdayaan masyarakat adalah ikut sertanya masyarakat/ stakeholders
dalam semua proses pengambilan keputusan dalam menetapkan kebijakan pemanfaatan air
DI Riam Kanan. Selain adanya pemberdayaan yang telah dilakukan selama ini, berupa
pelatihan klasikal dan on the job training, pertemuan kontak tani, pembentukan asosiasi
pengusaha /pembudidaya ikan, pembinaan P3A atau Gabungan P3A, sarasehan serta
berbagai bentuk peningkatan kemampuan dan ketrampilan lain. Untuk para jajaran petugas
O&P berupa perkuatan kelembagaan, dalam arti kejelasan siapa bertanggung jawab
terhadap apa.
II - 8
Laporan Pendahuluan BAB 2
Kajian Pemanfaatan Air DI Riam Kanan Kab Banjar KONDISI
D.I. RIAM KANAN
II - 9