Adapun batas-batas Kabupaten Paser adalah sebagai berikut (Peta 2.1 Peta Geografis
Kabupaten Paser) :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Baru Provinsi Kalimantan Selatan
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Penajam Paser Utara dan Selat Makasar
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah
Dalam klimatologi, curah hujan merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan
iklim suatu wilayah. Pada tahun 2009, rata-rata curah hujan di Kabupaten Paser berdasarkan
laporan dari 6 (enam) pos pengamatan hujan yang ada di wilayah Kabupaten Paser adalah sebesar
153.73 mm. Kecamatan yang memiliki curah hujan cukup tinggi adalah Kecamatan Tanah grogot,
Kuaro, dan Long Ikis. Sedangkan untuk rata-rata hari hujan perbulan adalah 12 hari.
Curah hujan yang tinggi dengan kondisi geografis seperti Kabupaten paser tentunya akan
mempengaruhi pola aliran air permukaan sehingga harus diantisipasi agar limpasan air permukaan
mampu tertampung dengan keadaan yang ada. Selain itu harus diantisipasi berbagai penyakit yang
diakibatkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu. Perlu peningkatan pemahaman kepada
masyarakat untuk menjaga lingkungan sebagai antisipasi awal. Curah hujan yang tinggi selain
dimanfaatkan oleh beberapa masyarakat di wilayah yang sulit air untuk memenuhi kebutuhan akan
air bersih, ada juga yang mengambil kesempatan membuang sampah ke badan air yang tentunya
akan menimbulkan pencemaran air permukaan yang dapat berdampak pada berjangkitnya
penyakit-penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat.
Tabel 2.1
Tabel Banyaknya Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan
Di Kabupaten Paser Tahun 2009
Kemiringan lahan (prosentase lereng) menjadi faktor ini sangat menentukan besar kecilnya
kerusakan tanah oleh erosi. Lereng didefinisikan sebagai hasil beda ketinggian antara 2 (dua)
tempat (kedudukan) dengan jarak datanya, dan dinyatakan dalam persen.
Kemiringan lereng berkaitan dengan tingkat kestabilan lereng akibat pengupasan lahan dan
tatanan keseimbangan neraca air akibat dari kenaikan debit limpasan air permukaan. Dampak
negatif akan berkurang apabila neraca air dapat dipulihkan kepada keadaan semula dengan
memasukkan kelebihan run off ke tanah melalui rekayasa teknik seperti sumur resapan dan kolam
resapan.
Berdasarkan peta kelerengan, wilayah Kabupaten Paser memiliki lima tipe kemiringan yaitu
kemiringan 0-8%, 8-15% dan 15-25%, 25-40%, dan >40%. Secara sistematis, kriteria kelerengan
lahan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.2
Kemiringan Lahan di Kabupaten Paser
No. Kelas Lereng (%) Deskripsi Luas (Km2) % Kecamatan
1. I 00-08 Datar 2.028,51 17,48 Kecamatan Tanjung Harapan,
Pasir Belengkong, Tanah Grogot,
dan Kuaro
2. II 08-15 Landai 1.653,96 14,25 Kecamatan Batu Engau, dan
Long Ikis
3. II 15-25 Agak curam 2.695,41 23,23 Kecamatan Long Kali, Muara
Samu, dan Muara Komam
4. IV 25-40 Curam 63,33 0,55 Kecamatan Long Kali, dan Long
Ikis
5. V >40 Sangat 5.162,72 44,49 Kecamatan Batu Sopang, Muara
curam Komam, Muara Samu, dan Long
Kali.
Jumlah 11.603,94 100,00
Sumber : SK Mentan No. 837/KPTS/UM /11/1980 dan N0.683/KPTS/UM/8/1981
Kondisi hidrologi Kabupaten Paser sangat bervariasi antara satu tempat dengan tempat
yang lain. Beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah perbedaan iklim, topografi dan struktur
geologi. Kabupaten Paser memiliki empat sungai utama yaitu Sungai Kandilo, Sungai Telake,
Sungai Kerang, dan Sungai Apar Besar. Selain sungai utama terdapat pula sungai-sungai kecil
yang melintasi sebagian besar wilayah Kabupaten Paser. Aliran air sungai tersebut dimanfaatkan
sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama untuk daerah yang belum
dijangkau oleh jaringan PDAM. Aliran sungai ini juga dimanfaatkan oleh para petani sebagai
sumber air untuk irigasi lahan pertanian. Disamping itu sungai-sungai yang ada di Kabupaten Paser
ini juga digunakan oleh sebagian penduduk sebagai sarana penghubung antar kecamatan dan
desa. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa wilayah di Kabupaten Paser yang belum terjangkau
oleh prasarana darat.
Persentase
No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Jumlah (Km2) (%)
Darat Laut
Jumlah Penduduk Kabupaten Paser pada tahun 2009 meningkat sebesar 201,293 jiwa
dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak 196,140 jiwa. Ditinjau dari
persebaran penduduk pada masing-masing Kecamatan, terlihat bahwa jumlah penduduk
terbesar dijumpai di Kecamatan Tanah Grogot yaitu sebesar 51,378 jiwa. Adapun Kecamatan
Muara Samu merupakan wilayah yang memiliki jumlah penduduk terendah diantara kecamatan
lainnya di Kabupaten Paser yaitu sebesar 3.869 jiwa.
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Kabupaten Paser Menurut Golongan Umur 2009
Tabel 2.6
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin, dan Pertumbuhannya
Tabel 2.7
Rata-rata Banyaknya Penduduk Tiap Kilometer Persegi, 2009
Tabel 2.8
Banyaknya Sekolah dan Perguruan Tinggi Menurut Kecamatan, 2009
Perguruan
No Kecamatan SD/MI/SDLB SLTP/MTS/SMLB SMA/SMK/MA
Tinggi/
1 Batu Sopang 14 3 2 0
2 Muara Samu 8 2 1 0
3 Tanjung Harapan 7 3 1 0
4 Batu Engau 11 4 2 0
5 Pasir Belengkong 26 7 2 0
6 Tanah Grogot 41 19 11 3
7 Kuaro 27 7 3 0
8 Long Ikis 40 10 4 0
9 Muara Komam 18 4 2 0
10 Long Kali 33 9 4 0
Jumlah 225 68 32 3
Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka, Tahun 2010
Tabel 2.9
Banyaknya Sekolah, Murid, dan Guru Taman Kanak-kanak Menurut Kecamatan, 2009
Tabel 2.11
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Kelas SMP/MTS/SMPLB Negeri
Menurut Kecamatan, 2009
Tabel 2.12
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Kelas SMA/SMK/MA Negeri
Menurut Kecamatan, 2009
Banyaknya
Sekolah Murid Guru
No Kecamatan
L P L P
1 Batu Sopang 1 167 219 11 15
2 Muara Samu 0 0 0 0 0
3 Tanjung Harapan 0 0 0 0 0
2.5 KESEHATAN
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Paser, sampai
saat ini telah tersedia fasilitas kesehatan yang cukup memadai bagi kepentingan masyarakat, baik
yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Paser
berupa Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Klinik Swasta.
Untuk fasilitas Rumah Sakit hanya terdapat di Kecamatan Tanah Grogot, yaitu Rumah Sakit
Umum Panglima Sebaya. Sedangkan fasilitas kesehatan lainnya telah tersebar di masing-masing
kecamatan.
Tabel 2.13
Sarana Kesehatan Kabupaten Paser Tahun 2009
Tabel 2.14
Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis dan Kecamatan,2009
Tabel 2.15
Banyaknya Tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan Menurut Unit Kerja 2009
Tabel 2.16
Banyaknya Tenaga Kesehatan Pada Dinas Kesehatan, 2009
Tabel 2.18
Banyaknya Posyandu, Kader Aktif, dan Rata-Rata Kader Posyandu, 2009
Rata-rata Kader
No Kecamatan Posyandu Kader Aktif
Posyandu
1 Batu Sopang 14 58 4.14
2 Muara Samu 9 25 2.78
3 Tanjung Harapan 9 19 2.11
4 Batu Engau 13 48 3.69
5 Pasir Belengkong 40 174 4.35
Tabel 2.19
Jumlah Fasilitas Peribadatan Kabupaten Paser Tahun 2009
Tabel 2.20
Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Kabupaten Paser, Tahun 2009
Tabel 2.22
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser, Tahun 2009
Gambar 2.6
Grafik Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Paser,
Tahun 2005 – 2009 (%)
Tabel 2.23
Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor di Kabupaten Paser Tahun 2009
Berdasarkan tabel diatas sektor dominan yang paling banyak menyerap tenaga kerja di
Kabupaten Paser adalah sektor pertanian yaitu 51,33%. Kemudian Sektor perdagangan, jasa,
pertambangan dan penggalian merupakan sektor penyerap tenaga kerja yang cukup besar.
Sedangkan sektor konstruksi, transportasi dan komunikasi, serta industri menyerap tenaga kerja
yang paling kecil bandingkan sektor lainnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik jumlah pencari kerja berpendidikan SLTA
dan S1 merupakan golongan pencari kerja terbesar selama tahun 2009 dengan kecenderungan
meningkat setiap bulannya.
Visi Kabupaten Paser Tahun 2011 - 2015 adalah, Menuju Masyarakat Kabupaten Paser
yang Agamais, Sejahtera, dan Berbudaya
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
beserta komponen-komponennya agar visi yang ditetapkan berhasil diwujudkan dengan baik.
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka disusunlah misi sebagai berikut :
1. Mengembangkan ekonomi kerakyatan;
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
3. Menumbuhkembangkan kehidupan masyarakat yang berbudaya;
Dalam mewujudkan visi dan misi ini diperlukan kondisi good governance (pemerintah yang
baik). Posisi good governance (pemerintah yang baik) sebagai prasyarat terlaksananya visi dan
misi sehingga membuatnya tidak menjadi misi tersendiri atau bagian parsial lainnya dari visi dan
misi.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 21 tahun 2008 tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Paser dan juga Peraturan Daerah Kabupaten Paser
Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah. Nama Satuan Kerja Perangkat Dearah
pemerintah Kabupaten Paser yang masuk dalam Kelompok Kerja (Pokja) PPSP Kabupaten Paser
adalah sebagai berikut :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) ;
2. Dinas Cipta Karya, Kebersihan, dan Perumahan (DCKKP) ;
3. Dinas Kesehatan (Dinkes) ;
4. Badan Lingkungan Hidup (BLH) ;
5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa ;
6. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika ;
7. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) ;
8. Dinas Bina Marga, Pengairan, dan Tata Ruang (DBMPTR) ;
9. Bagian Hukum Setda Kabupaten Paser ;
10. Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Paser.
Tabel. 2.24
Tugas dan Fungsi SKPD Pemerintah Kabupaten Paser yang termasuk dalam Pokja Sanitasi
3. Dinas Pendapatan Dinas Pendapatan dan Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
dan Pengelolaan Pengelolaan Keuangan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
Keuangan Daerah Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan fungsi;
melaksanakan urusan 1. penyusunan perencanaan program dan kegiatan
pemerintahan daerah di operasional di bidang anggaraan pendapatan dan
bidang administrasi keuangan anggaran belanja dengan rencana strategis
daerah berdasarkan asas pemerintah daerah;
otonomi dan tugas 2. penetapan kebijakan di bidang pengelolaan
pembantuan. adminsitrasi keuangan daerah;
3. pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum di bidang pendapatan dan pengelolaan
keuangan daerah yang meliputi penyusunan,
pembinaan dan pengendalian angaran
pendapatan dan belanja daerah, anggaran
pendapatan dan belanja desa, penatausahaaan
keuangan daerah, pelaksanaan akuntansi dan
pelaporan keuangan daerah, sesuai dengan
norma, standar, prosedur dan kriteria yang
ditetapkan pemerintah;
4. Dinas Cipta Karya, Dinas Cipta Karya, Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
Kebersihan, dan Kebersihan dan Perumahan Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Perumahan
Perumahan mempunyai tugas menyelenggarakan fungsi:
(DCKKP) melaksanakan urusan 1. penyusunan perencanaan program dan kegiatan
pemerintahan daerah di operasional di bidang keciptakaryaan,
bidang pekerjaan umum yang persampahan, perumahan dan permukiman sesuai
meliputi keciptakaryaan, dengan rencana strategis pemerintah daerah;
persampahan, perumahan 2. penetapan kebijakan di bidang keciptakaryaan,
dan permukiman berdasarkan persampahan, perumahan dan permukiman;
asas otonomi dan tugas 3. pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang
pembangunan. keciptakaryaan, persampahan, perumahan yang
meliputi; prasarana perdesaaan dan perkotaan,
penataan bangunan gedung dan lingkungan,
drainase, air bersih, air limbah, pengendalian, dan
pengolahan sampah, perumahan, permukiman,
penanggulangan kebakaran dan jasa konstruksi,
sesuai dengan norma, standar, prosedur dan
kriteria yang ditetapkan pemerintah;
4. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati
sesuai dengan tugas dan fungsinya ;
5. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan.
5. Dinas Bina Marga, Dinas Bina Marga, Pengairan Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
Pengairan, dan dan Tata Ruang mempunyai Dinas Bina Marga, Pengairan dan Tata Ruang
Tata Ruang tugas melaksanakan urusan menyelenggarakan fungsi:
pemerintahan daerah di 1. penyusunan perencanaan program dan kegiatan
bidang pekerjaan umum yang operasional di bidang kebinamargaan, pengelolaan
meliputi kebinamargaan, sumberdaya air dan penatatan ruang sesuai
pengairan dan tata ruang dengan rencana strategis pemerintah daerah;
berdasarkan asas otonomi 2. penetapan kebijakan di bidang kebinamargaan,
dan tugas pembangunan. pengelolaan sumberdaya air dan penataan ruang;
3. pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di
bidang kebinamargaan, sumberdaya air dan tata
ruang yang meliputi; pembangunan, peningkatan
dan pemeliharaan jalan dan jembatan,
pembangunan, operasi dan pemeliharaan
pengairan, perencanaan tata ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang, sesuai dengan
norma, standar, prosedur dan kriteria yang
ditetapkan pemerintah;
4. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati
sesuai dengan tugas dan fungsinya;
5. penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan.
6. Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan mempunyai Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
tugas melaksanakan urusan Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
pemerintahan daerah di 1. penyusunan perencanaan program di bidang
bidang Kesehatan kesehatan sesuai dengan rencana strategis
9. Bagian Hukum Bagian Hukum mempunyai Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
Kepala
Sekretaris
Kepala Dinas
Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian
Perencanaan Umum dan
Keuangan
Program Kepegawaian
Kepala
Sekretaris
Kepala
Sekretariat
Seksi Seksi
Pembangunan Operasi dan
Jalan Wilayah II Pemeliharaan
UPTD
Kepala
Sekretariat
Seksi
Permukiman Seksi Seksi
Penampungan dan Penerangan Jalan,
Pemusnahan Pertamanan dan
Sampah Pemakaman
UPTD
Sumber Perda No. 21 Tahun 2008
Kepala Dinas
Sekretariat
Kepala Dinas
Sekretariat
Seksi
Sarana dan Seksi
Prasarana Keselamatan
Pelayaran
UPTD
Sumber Perda No. 21 Tahun 2008
Kepala Dinas
Sekretariat
UPTLTD
Sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang
dan Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah,
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan
penjabaran RTRW Propinsi ke dalam strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang kota. Hal ini
berarti bahwa RTRW Kabupaten Paser secara hierarkis mengacu pada RTRW Propinsi
Kalimantan Timur. Di samping itu RTRW Kabupaten Paser ini akan menjadi acuan pula dalam
penyusunan rencana rinci tata ruang di bawahnya, yakni Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kawasan dan Rencana Teknik Ruang (RTR) Kawasan.
Pengembangan Kabupaten Paser dalam struktur tata ruang ruang makro Provinsi
Kalimantan Timur dimaksudkan agar dapat terintegrasi dengan kebijakan pengembangan
keseluruhan wilayah provinsi dan menjadi panduan dalam pengembangan ruang kabupaten.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam kebijakan tata ruang nasional dan provinsi, Kabupaten
Paser berada dalam lingkup pengembangan Provinsi Kalimantan Timur, dengan Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) yaitu Kota Tanah Grogot. PKW seperti yang dijelaskan di dalam PP No. 26
Tahun 2008 tentang RTRWN ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan
ekspor-impor yang mendukung Pusat Kegiatan Nasional.
b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
Selain Kota Tanah Grogot yang telah ditetapkan sebagai PKW dalam sistem perkotaan
nasional dan provinsi, jaringan transportasi dan penetapan kawasan lindung pun menjadi
panduan dalam merencanakan tata ruang Kabupaten Paser. Ketetapan-ketetapan lain yang
telah ada untuk menjadi panduan pengembangan tata ruang Kabupaten Paser antara lain
adalah sebagai berikut.
a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berada di Long Ikis.
b. Jaringan jalan bebas hambatan dikembangkan dengan jalur Batu Licin (Provinsi
Kalimantan Selatan) - Tanah Grogot dan Tanah Grogot - Penajam.
Arahan pola pemanfaatan ruang di dalam RTRW Provinsi Kalimantan Timur meliputi
kawasan lindung dan kawasan budidaya.
A. Kawasan Lindung
Pola pemanfaatan ruang kawasan lindung di dalam RTRW Provinsi Kalimantan Timur
meliputi:
Hutan Lindung
Cagar Alam
Kawasan Konservasi Laut
Taman Wisata Alam Laut
Taman Hutan Raya
Taman Nasional
Hutan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Untuk pola pemanfaatan ruang kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten Paser
diantaranya :
1. Hutan Lindung terdapat di Long Kali, Tanah Grogot, Tanjung Aru, Kuaro, Long Ikis,
Batu Engau, dan Pasir Belengkong.
2. Cagar Alam terdapat di Teluk Adang dan Teluk Apar.
3. Kawasan Konservasi Laut terdapat di pesisir dan laut Kabupaten Paser meliputi
gugus Kepulauan Balabalagan.
4. Taman Hutan Raya terdapat di Petangis.
B. Kawasan Budidaya
Pola pemanfaatan ruang kawasan budidaya di dalam RTRW Provinsi Kalimantan
Timur meliputi :
Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK)
Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK), yang terdiri dari :
- Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan
- Kawasan budidaya perkebunan
Untuk pola pemanfaatan ruang kawasan budidaya yang terdapat di Kabupaten Paser
diantaranya :
1. Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) terdapat di Kabupaten Paser seluas +
370.434,89 Ha.
2. Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) terdapat di Kabupaten Paser seluas +
520.611,44 Ha. KBNK yang terdapat di Kabupaten Paser terdiri :
a. Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan sebagai pengembangan areal
pertanian lahan basah dan lahan kering.
b. Kawasan budidaya perkebunan.
c. Kawasan budidaya perikanan sebagai pengembangan kegiatan penangkapan
dan budidaya perikanan air tawar serta perikanan laut.
d. Kawasan industri pengolahan sebagai pengembangan industri pengolahan hasil
pertambangan batubara dan emas. Sedangkan kegiatan industri kecil diarahkan
berlokasi pada pusat-pusat perdesaan (agropolitan) yang juga berfungsi
sebagai agroindustri dan agribisnis.
e. Kawasan pertambangan sebagai kawasan pertambangan batubara dan emas.
Peta 2.20