2.1.1 Geografis
Kabupaten Maluku Tenggara terletak di provinsi Maluku, yang secara Geografis terletak pada
koordinat 131° - 133° 5 Bujur Timur dan 5° – 6,5° Lintang Selatan.
Kondisi geografis Kabupaten Maluku Tenggara terdiri dari kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
yang memiliki banyak selat dan teluk serta garis pantai yang panjang.
Kepulauan Maluku Tenggara memiliki satu gugusan kepulauan yaitu Gugusan Kepulauan Kei yang
terdiri atas Kepulauan Kei Kecil (Nuhu Roa) dengan luas 465,11 km2 dan Pulau Kei Besar (Nuhu
Yut) dengan luas 545,63 km2.
Tabel 2.1
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara
2.1.2 Administrasi
Pada tahun 2012 wilayah administratif Kabupaten Maluku Tenggara meliputi 6 Kecamatan, 90 Desa
dan 1 kelurahan dengan total area seluas 176.238,67 Ha.
Daerah yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Maluku Tenggara mempunyai batas wilayah
sebagai berikut :
Untuk lebih jelasnya mengenai letak geografis Kabupaten Maluku Tenggara dapat dilihat pada Tabel
2.2 dan Peta 2.1.
Tabel 2.2
Nama, Luas Wilayah Administrasi per Kecamatan, Jumlah Desa dan Kelurahan
dalam Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2010
Luas Wilayah
Jumlah Jumlah
(%) Thd
No Nama Kecamatan Keluraha Keluraha
Km2 Hektar Total
n / Desa n
(Ha)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Total Kab. Maluku
Tenggara
Sumber : Laporan LKPJ Kab. Maluku Tenggara tahun 2009
c. Hidrogeologi
Kabupaten Maluku Tenggara memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yang meliputi:
1. Sungai Nen Mas Il dan Sungai Warwut di Kecamatan Kei Kecil
2. Sungai Wear Semawi dan Sungai Wear Hoarten di Kecamatan KeiKecil Timur
3. Sungai Jatwav di Kecamatan Kei Kecil Barat
4. Sungai Wear Renfaal dan Sungai Wetuar serta Sungai Erlarang di Kecamatan Kei Besar
5. Sungai Weduar di Kecamatan Kei BesarSelatan
6. Sungai Wear Hollay dan Sungai Ur di Kecamatan KeiBesar Utara Timur
Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara juga memiliki satu buah danau yaitu Danau Ablel di
Kecamatan Kei Kecil serta beberapa mata air yang berada di Kecamatan Kei Besar.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sumber :
2.2. Demografi
a. Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Pada tahun 2012 tercatat jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tenggara sebanyak 101.492
jiwa, dengan komposisi penduduk terdiri dari 209.094 jiwa penduduk berjenis kelamin
perempuan, sementara penduduk dengan jenis kelamin laki-laki adalah sebesar 209.094 jiwa.
Rata – rata pertumbuhan penduduk sebesar 2,35 % pertahun
Sementara itu, bila dilihat dari segi kepadatan penduduk, yaitu dengan memperhatikan luas
wilayah suatu wilayah, Kabupaten Maluku Tenggara dengan jumlah penduduk tahun 2012
sebanyak 101.492 jiwa, dan dengan luas wilayah sebesar 2.666,07 Km2 atau 266.607 Ha,
memiliki kepadatan penduduk sebesar 158.55 jiwa per km2 . Kecamatan terpadat antara lain
Kecamatan Sungai Pinang dengan kepadatan 626.72 , Tanjung Raja sebesar , 609.57 jiwa
per km2 . dan Kecamatan Indralaya 440.48 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan yang
penduduknya paling jarang karena umumnya kecamatan ini memiliki wilayah yang cukup luas
antara lain kecamatan Rambang Kuang sebesar 39.80 jiwa per km2 ., Indralaya Utara 47.58
jiwa per km2 . dan Muara Kuang sebesar 70.08 jiwa per km2 .
Kei Kecil 38.617 39.401 42.051 41.806 7.635 7.986 7.986 8.648 33 155 165 164
Kei Kecil Timur 6.155 11.139 10.674 11.042 1.657 2.690 2.69 2.710 14 93 89 92
Kei Kecil Barat 10.916 6.280 5.728 5.926 2.753 1.443 1.443 1.476 20 67 61 64
Kei Besar 26.361 26.896 22.489 23.300 5.891 7.079 7.079 6.844 21 97 81 84
Kei Besar Selatan 9.274 9.463 7.589 7.843 2.364 1.902 1.902 1.901 17 80 64 66
Pertumbuhan pendapatan rata – rata pertahun sebesar 8,9 %. Sementara Pengeluaran dari tahun
ke tahun menunjukkan sisi positif dengan adanya surflus anggaran.
Perkembangan APBD Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2010 sampai tahun 2014
tampak pada Tabel 2.6.
Dana Pendapatan dan Belanja Sanitasi masih sangat kurang dan masih sangat tergantung dengan
kucuran dana dari Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus. Berdasarkan perkembangan
realisasi anggaran tahun 2007-2011, diperoleh data bahwa realisasi program sektor sanitasi
terhadap total belanja pembangunan rata – rata hanya mencapai 0,9 % . Subsektor yang
mendapat alokasi pendanaan terbesar berturut-turut adalah subsektor drainase, air limbah dan
selanjunya subsektor persampahan.
Subsektor drainase memiliki alokasi anggaran yang cukup besar diantara dua sektor lainnya, hal
ini disebabkan subsektor ini membutuhkan dana yang besar untuk memperbaiki saluran air dan
normalisasi sungai yang rawan terhadap banjir dan genangan. Program drainase untuk di saluran
tersier di kawasan permukiman masih belum banyak dilakukan pemerintah.
Subsektor Limbah merupakan subsektor sanitasi yang dua tahun terakhir ini banyak mendapat
perhatian pemerintah, melalui program pamsimas dan sanimas, banyak program – program
pembuatan MCK dilakukan, baik perbaikan mck di permukiman maupun di sekolah – sekolah
melalui SKPD PU Cipta Karya, Dinas Kesahatan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Diknas
dan Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup
Subsektor persampahan tampak belum mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten
Maluku Tenggara, mengingat sebagian masyarakat Maluku Tenggara masih termasuk kategori
pedesaan dimana masyarakat mengolah sendiri sampah dengan cara dibakar dan timbun.
Pelayanan persampahan hanya di daerah perkotaan terutama di jalan – jalan protokol dan pasar.
Rata – rata belanja sanitasi per penduduk baru sebesar 10.800 rupiah perpenduduk , hal ini tentu
sangat kurang dari kondisi ideal yang diinginkan. Tabel 2.7.
Tabel 2.6.
Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir Kabupaten Maluku Tenggara
TAHUN RATA-RATA
No ANGGARAN PERTUMBUHAN
2010 2011 2012 2013 2014
A Pendapatan
1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 18,977,931,576.33 17.106.208.750,36 14.012.252.210,02
2 Dana Perimbangan 309,938,792,929.00 322.786.246.181,00 380.708.606.181,00
3 Lain – Lain pendapatan yang sah 77,087,119,160.00 75.466.132.710,00 30.032.850.591,00
4 Jumlah Pendapatan 406,003,843,665.33 415.358.587.641,36 424.753.708.982,02
B
1 Belanja Tidak Langsung 186,828,861,801.21 212,376,036,459.46 215,966,723,577.29
2 Belanja Langsung 236.604,873,833.76 204,663,729,923.70 190,938,083,996.00
3 Jumlah Belanja 423,433,735,634.97 427,651,185,859.16 406,904,807,573.29
4 Surplus/Devisit Anggaran -17,429,891,969.64 -12,292,598,217.80 17,848,901,408.73
Sumber : Realisasi APBD Kab. Maluku Tenggara Tahun 2010,-2014, Diolah
Tabel 2.7.
Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi Per-Subsektor dan SKPD
Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2007 sampai 2011
Sumber :
2.3.3 Ruang Fiskal Kabupaten Maluku Tenggara
Ruang Fiskal Kabupaten adalah ketersediaan sumberdaya keuangan bagi pemerintah daerah
untuk membiayai kebijakan yang diinginkan melalui anggaran. Berdasarkan Indek Kemampuan
Fiskal, Kabupaten Maluku Tenggara termasuk Kabupaten dengan kategori ruang fiscal rendah,
sehingga Pemerintah daerah harus mengambil langkah – langkah penghematan anggaran,
meningkatkan sumber penerimaan daerah dan mencari sumber pendanaan lain untuk membangun
infrastruktur guna mensejahterakan rakyatnya.
Tabel 2.8.
Perkembangan Indek Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal
Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2008 sampai 2011
Struktur ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara masih berbasis pada pemanfaatan sumber daya
alam atau masih berstruktur primer. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian dan sektor
pertambangan dan penggalian yang menciptakan nilai tambah terbesar dalam pembentukan
PDRB Kabupaten Maluku Tenggara.
Secara riil, fluktuasi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tergambar melalui pengerahan PDRB
atas dasar harga konstan. Perkembang PDRB atas dasar harga konstan cendrung menunjukkan
perkembangan positif , hal ini menunjukkan adanya peningkatan perekonomian dari tahun ke
tahun.
Pendapatan perkapita adalah jumlah seluruh balas jasa faktor produksi yang diterima oleh setiap
penduduk secara rata-rata dalam keterlibatannya pada faktor produksi dalam proses produksi,
sehingga sering digunakan sebagai indikator dalam melihat tingkat kesejahteraan atau
kemakmuran masyarakat secara umum. Pendapatan perkapita penduduk Maluku Tenggara dari
tahun 2006 – 2010 menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan seiringan dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang tercapai dari tahun ke tahun
merupakan indikator untuk menilai kinerja suatu daerah dalam mengendalikan kegiatan
ekonominya dalam jangka pendek dan usaha mengembangkan ekonominya dalam jangka
panjang.
Tabel 2.9.
Peranan Masing-Masing Sektor Dalam Pembentukan
PDRB Kabupaten Maluku Tenggara (dalam persen)
Tahun …
Inflasi merupakan indikator untuk melihat besaran kenaikan harga barang dan jasa.
Perkembangan harga dalam makro ekonomi merupakan suatu variabel yang sangat penting bagi
pemerintah untuk menyusun kerangka kebijaksanaan pembangunan. Inflasi sektoral digunakan
untuk melihat besaran kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi di tingkat produsen. Yang
berpengaruh terhadap nilai inflasi di Kabupaten Maluku Tenggara terutama disebabkan oleh
adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan adanya pilkada
Tabel 2.10
Perkembangan Perekonomian di Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2006 - 2010
NO ANGGARAN TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
PDRB Harga Kontstan (Struktur 235.431,35 252.454,3
1 .
perekonomian)Rp juta 5 juta
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp)
3 Upah Minimum Regional
4 Inflasi (%) 7,2 12,09 10,03
5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,71 6,11 7,23
Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara 2013
Rencana struktur ruang wilayah adalah gambaran susunan unsur-unsur pembentuk rona
lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang digambarkan secara hirarkis dan
berhubungan satu sama lain.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2012-20132
Rencana struktur ruang wilayah diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan Sistem Pusat
pelayanan dan sistem jaringan prasarana wilayah
1. Sistem Pusat Pelayanan
Kabupaten Maluku Tenggara dengan karakteristik wilayah kepulauan membutuhkan arahan
struktur ruang yang kompak dengan didukung oleh sistem transportasi yang handal.
Pengembangan pusat kegiatan di wilayah pesisir merupakan komponen penting dalam
membangun struktur ruang wilayah kepulauan. Pusat-pusat tersebut berfungsi sebagai
tempat berkumpulnya berbagai aktivitas yang ada di suatu pulau. Sistem Pusat Pelayanan di
Kabupaten Maluku Tenggara meliputi :
a. Sistem Perwilayahan
Hasil analisis dan strategis pengembangan wilayah Kabupaten Maluku Tenggara
merencanakan struktur ruang Kabupaten Maluku Tenggara terdiri dari 4 Sub Wilayah
Pengembangan (SWP). Keempat SWP tersebut yaitu :
(1) Sub Wilayah Pengembangan I Langgur - Rumat
Sub Wilayah Pengembangan ini terdiri dari sebagian Kecamatan Kei Kecil dan Kei Kecil
Timur yang berpusat di Langgur dengan kegiatan utamanya meliputi pengembangan
perkotaan, pelayanan jasa, pendidikan, kesehatan, perdagangan, pemerintahan,
transportasi, budidaya perikanan, pertanian, pariwisata, perkebunan, dan industri.
(2) Sub Wilayah Pengembangan II Elat - Holat
Sub Wilayah Pengembangan ini terdiri dari Kecamatan Kei Besar dan Kei Besar Utara
Timur, berpusat di Elat dengan kegiatan utama meliputi pertanian, kelautan dan
perikanan, perkebunan, dan pariwisata budaya.
(3) Sub Wilayah Pengembangan III Weduar
Sub Wilayah Pengembangan ini terdiri dari Kecamatan Kei Besar Selatan dengan
kegiatan utama pertanian , perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan, dan
pariwisata yang berpusat di Weduar.
(4) Sub Wilayah Pengembangan IV Ohoira
Sub Wilayah Pengembangan ini tediri dari sebagian Kecamatan Kei Kecil dan Kei Kecil
Barat dengan pusat di Ohoira dan kegiatan utama meliputi pertanian, kelautan dan
perikanan, perkebunan, serta pariwisata bahari dan budaya.
d. Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air yang meliputi Sistem jaringan
sumber daya air lintas kabupaten, Sistem irigasi, system jaringan air baku untuk air
bersih
e. Pengembangan Sistem Jaringan prasarana pengelola lingkungan yang terdiri dari terdiri
atas sistem persampahan, sistem sanitasi lingkungan, sistem jaringan air minum,
sistem jaringan drainase dan pengamanan pantai, jalur evakuasi bencana, dan sistem
prasarana lainnya.
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pola
ruang wilayah kabupaten merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten
baik untuk pemanfaatan yang berfungsi lindung maupun budidaya.
Secara umum kawasan hutan lindung di Kabupaten Maluku Tenggara direncanakan seluas
10972 hektar yang tersebar di beberapa tempat. Luasan tersebut mencapai 10,52 persen dari
total luas wilayah Kabupaten Maluku Tenggara. Luas tersebut diperoleh dari beberapa
pertimbangan antara lain yaitu : mempertahankan status hutan lindung sesuai SK Menhut
nomor 415 tahun 1999 seluas 6.549,11 hektar; menetapkan kawasan hutan lindung baru di
sekitar kawasan mata air evu seluas 1.000 hektar; dan memfungsikan kawasan hutan
produksi terbatas seluas 3.244,9 hektar sebagai kawasan hutan lindung.
Beberapa penekanan dalam rencana kawasan hutan lindung di Kabupaten Maluku
Tenggara meliputi sebagai berikut :
(1) Kawasan hutan lindung di sekitar Weduar-Tutrean-Sather Kecamatan Kei Besar
Selatan dimaksudkan untuk melindungi sumber air yang ada di wilayah tersebut
sekaligus menjadi pelindung bagi kawasan terumbu karang yang ada di pesisir dan laut
di kawasan tersebut.
(2) Kawasan hutan lindung di sekitar mata air Evu di Kecamatan Kei Kecil Timur
merupakan rencana penetapan kawasan hutan lindung dari status areal penggunaan
lain. Tujuan penetapan kawasan hutan lindung tersebut yaitu untuk memberikan
perlindungan terhadap kawasan tangkapan air di sekitar mata air evu yang menjadi
sumber utama PDAM Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. Luas kawasan hutan
lindung yang direncanakan seluas minimal 1.000 hektar.
(3) Kawasan lindung pulau-pulau kecil dengan minimal luas 30% dari luas pulau di
Kecamatan Kei Kecil merupakan upaya mendukung kawasan konservasi laut daerah
Maluku Tenggara yang akan bermanfaat bagi pengembangan kesinambungan
pemanfaatan sumber daya pesisir.
Berdasarkan kondisi Kondisi geologis, topografis, klimatologis, hidrologis dan letak geografis,
wilayah Kabupaten Maluku Tenggara dikategorikan sebagai wilayah rawan bencana yang dapat
berakibat timbulnya korban jiwadan dampak psikologis serta timbulnya
kerusakanlingkungan.Potensi bencana yang terjadi di wilayah ini, yaitu:
1. Gempa Bumi dan tsunami
Kepulauan Maluku Tenggara berada tepat diataspertemuan lempeng besar Eurasia diBarat
dengan lempeng Sirkum Pasifik dari Timur dan lempeng Indo-Australia dari Selatan
denganpergerakan kerak bumi 6 cm per tahun, sehingga rawan terhadapbencana gempa yang
berpotensi tsunami. Dalam kurun waktu 1600-2000 telah terjadi 32 tsunami dimana 28 kejadian
tsunami disebabkan gempa tektonik dan 4 kejadian tsunami disebabkangempa vulkanik (gunung
berapi)bawah laut.
Tabel 2.2. Banyaknya Gempa Bumi Yang Tercatat Pada Stasion
Geofisika Tual, tahun 2009-2012.
Gempa Lokal Magnitude Gempa yang
Tahun
Lokal Jauh M≥4 M<4 Dirasakan
2009 161 332 60 41 2
2010 447 47 141 306 3
2011 1.041 229 308 732 1
2012 1.035 188 544 697 3
Jumlah 2.684 796 1.053 1.776 9
Sumber :BPS, Kabupaten Maluku Tenggara, 2013
Peta 2.8 : Kawasan Rawan Bencana Banjir dan Kebakaran Lahan Kabupaten Maluku
Tenggara…
2.5. Sosial Budaya
2.5.1. Pendidikan
……………………………………..
…………………………………………...
Tabel 2.12
Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Maluku Tenggara
Jumlah 299 77 35 8
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional tahun 2011
Tabel 2.13.
Perkembangan Sarana Pendidikan di Kabupaten Maluku Tenggara
TINGKATAN
2008 2009 2010
SEKOLAH
SD/MI : Negeri 268 272 275
Swasta 26 24 25
SMP/MTs : Negeri 60 65 67
Swasta 49 49 51
SMA/MA : Negeri 18 22 22
Swasta 30 31 31
SMK : Negeri 2 3 3
Swasta 3 4 5
Negeri 348 362 367
Jumlah Swasta 108 108 112
TOTAL 456 470 479
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional tahun 2011
Prosentase penduduk Kabupaten Maluku Tenggara menurut jenis pekerjaan tahun 2011
menunjukkan bahwa Jenis Pekerjaan terbanyak adalah sebagai petani dan buruh tani
yang mencapai 169.329 orang atau 60,65 %, kemudian diikuti Pedagang dan
Transportasi sebesar 54.107 orang atau 19,38 persen serta Bekerja di industri kecil
menengah besar dan konstruksi mencapai 41.739orang atau 14,95 %, dan terkecil adalah
bergerak pada jasa, PNS, TNI, Polri yang hanya mencapai14.015 orang atau sebanyak
5,02 % dari jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan utama dan tetap sebanyak 279.191
jiwa
Tabel 2.14.
Komposisi Jumlah Penduduk menurut Jenis Pekerjaan
di Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2011
2.5.3. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap
barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Mengacu pada strategi
nasional penanggulangan kemiskinan definisi kemiskinan adalah kondisi dimana
seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak
dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
Definisi ini beranjak dari pendekatan berbasis hak yang mengakui bahwa masyarakat
miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya.
Sesuai dengan Keputusan Bupati Maluku Tenggara Nomor 61/KEP/V/2010 tentang
Program Bantuan Beras untuk Keluarga Miskin Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2010
dan hasil verifikasi tim pokja AMPL ke lapangan di peroleh data kemiskinan sebanyak
44.565 KK yang sebarannya sebagamana tabel berikut :
Tabel 2.15.
Jumlah KK Miskin PerKecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2011
Jumlah KK Miskin
Sumber : Diolah
Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian
besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat berperan sebagai media
penularan penyakit di antara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
Tabel 2.16.
Jumlah Rumah PerKecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2007