Anda di halaman 1dari 23

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH


2.1. Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik

2.1.1 Geografis

Kabupaten Maluku Tenggara terletak di provinsi Maluku, yang secara Geografis terletak pada
koordinat 131° - 133° 5 Bujur Timur dan 5° – 6,5° Lintang Selatan.
Kondisi geografis Kabupaten Maluku Tenggara terdiri dari kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
yang memiliki banyak selat dan teluk serta garis pantai yang panjang.
Kepulauan Maluku Tenggara memiliki satu gugusan kepulauan yaitu Gugusan Kepulauan Kei yang
terdiri atas Kepulauan Kei Kecil (Nuhu Roa) dengan luas 465,11 km2 dan Pulau Kei Besar (Nuhu
Yut) dengan luas 545,63 km2.

Sungai-sungai utama di Kabupaten Maluku Tenggara antara lain :

Tabel 2.1
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara

No Nama DAS Luas (KM2) Debit


1.

Sumber : PU Pengairan Kab. Maluku Tenggara

2.1.2 Administrasi

Pada tahun 2012 wilayah administratif Kabupaten Maluku Tenggara meliputi 6 Kecamatan, 90 Desa
dan 1 kelurahan dengan total area seluas 176.238,67 Ha.
Daerah yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Maluku Tenggara mempunyai batas wilayah
sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Papua Barat Bagian Selatan


 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Perairan Kepulauan Aru

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan dengan Laut Arafura

 Sebelah Barat Berbatasan dengan Kota Tual dan Laut Banda

Untuk lebih jelasnya mengenai letak geografis Kabupaten Maluku Tenggara dapat dilihat pada Tabel
2.2 dan Peta 2.1.
Tabel 2.2
Nama, Luas Wilayah Administrasi per Kecamatan, Jumlah Desa dan Kelurahan
dalam Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2010

Luas Wilayah
Jumlah Jumlah
(%) Thd
No Nama Kecamatan Keluraha Keluraha
Km2 Hektar Total
n / Desa n
(Ha)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Total Kab. Maluku
Tenggara
Sumber : Laporan LKPJ Kab. Maluku Tenggara tahun 2009

Peta 2.1 : Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara


Peta 2.2 : Peta Cakupan Wilayah Kajian Kabupaten Maluku Tenggara

2.1.3 Kondisi Fisik Wilayah


a. Klimatologi
Iklim di kawasan Kabupaten Maluku Tenggara dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafura, dan
Samudra Indonesia serta dibayangi Pulau Irian di Bagian Timur dan Benua Australia di bagian
Selatan sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan.
Keadaan musim di Kabupaten Maluku Tenggara adalah sebagai berikut:
1. Musim Timur atau musim kemarau berlangsung dari Bulan April-Oktober.
2. Musim Barat atau musim hujan berlangsung berlangsung dari Bulan Oktober-Februari
dengan intensitas tertinggi pada Bulan Desember dan Februari.
3. Musim Pancaroba berlangsung dalam Bulan Maret/April dan Oktober/November
Angin kencang bertiup pada Bulan Januari dan Februari diikuti dengan hujan deras dan laut
bergelora. Kondisi angin di Kabupaten Maluku Tenggara adalah sebagai berikut :
1. Bulan April-Oktober bertiup Angin Timur Tenggara.
2. Bulan April-September bertiup angin Timur Tenggara dan Selatan sebanyak 91 persen
dimana dominasiangin Tenggara sebesar61 persen.
3. Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat Laut sebanyak 50 persen dimana dominasi
angin Barat Laut sebesar 28 persen.
Curah Hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun terdapat di Pulau Kei Kecil sedangkan di Pulau
Kei Besarcurah hujannya diatas 3.000 mm pertahun. Tahun 2011 Curah hujan di Kabupaten
Maluku Tenggara secara keseluruhan adalah 3.121 mm per tahun atau rata-rata 260,1 mm per
bulan,dengan jumlah hari hujan sebanyak 211 hari atau rata-rata 17,58 hari hujan per bulan.

Gambar 2.3 Grafik Curah Hujan Bulanan


b. Geologi
Berdasarkan Peta Geologi Indonesia (1965) Pulau/Kepulauan Maluku Tenggara
terbentuk/tersusun dari jenis tanah meliputi Podzolik, Rensina dan Lithosol sedangkan jenis
batuan meliputi Aluvium Undak, Terumbu Coral, Seklis Habluk, Paleogen dan Ulagan
Paleozoikum.

c. Hidrogeologi
Kabupaten Maluku Tenggara memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yang meliputi:
1. Sungai Nen Mas Il dan Sungai Warwut di Kecamatan Kei Kecil
2. Sungai Wear Semawi dan Sungai Wear Hoarten di Kecamatan KeiKecil Timur
3. Sungai Jatwav di Kecamatan Kei Kecil Barat
4. Sungai Wear Renfaal dan Sungai Wetuar serta Sungai Erlarang di Kecamatan Kei Besar
5. Sungai Weduar di Kecamatan Kei BesarSelatan
6. Sungai Wear Hollay dan Sungai Ur di Kecamatan KeiBesar Utara Timur
Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara juga memiliki satu buah danau yaitu Danau Ablel di
Kecamatan Kei Kecil serta beberapa mata air yang berada di Kecamatan Kei Besar.

d. Potensi Air Bawah Tanah


Secara Umum lapisan batuan yang mengandung air tanah atau akuifer, berdasarkan
metode geolistrik potensi air tanah tidaklah sama pada tiap tempat tergantung pada
penyebaran jenis batuan, penyebaran akuifer dan luas daerah imbuhnya kedalam
potensi air tanah. Untuk lebih jelasnya mengenai penyebaran Akuifer Air Tanah di
Kabupaten Maluku Tenggara dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 2.3
Penyebaran Akuifer Air Tanah
Kabupaten Maluku Tenggara

No Kedalaman Satuan Lapisan Keterangan


(meter)
1.
2.
3.
4.
Sumber :

e. Potensi Air Permukaan


Sungai- sungai di Kabupaten Maluku Tenggara secara umum saling berhubungan dan
mengikat, aliran sungainya relatif tidak teratur dan sungai-sungai relatif pendek. Sungai-
sungai utama dan cabangnya saling tidak teratur terutama diantara sungai-sungai itu
terdapat rawa-rawa dan diantara rawa yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh
cabang sungai kecil. Pola aliran di daerah Kabupaten Maluku Tenggara termasuk pola
De ranged, sementara pada daerah yang litologinya termasuk dalam Formasi Kasai
(QTK) Pola Alirannya Dendritik.
Tabel 2.4
Nama Sungai – Sungai Besar di Kabupaten Maluku Tenggara

No Nama Sungai Panjang (KM) Lebar (KM) Luas (KM2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sumber :

Peta 2.3. : Peta Hidrologi Sub Das Kabupaten Maluku Tenggara

Peta 2.4. Peta Aliran Sungai di Kabupaten Maluku Tenggara

2.2. Demografi
a. Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Pada tahun 2012 tercatat jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tenggara sebanyak 101.492
jiwa, dengan komposisi penduduk terdiri dari 209.094 jiwa penduduk berjenis kelamin
perempuan, sementara penduduk dengan jenis kelamin laki-laki adalah sebesar 209.094 jiwa.
Rata – rata pertumbuhan penduduk sebesar 2,35 % pertahun
Sementara itu, bila dilihat dari segi kepadatan penduduk, yaitu dengan memperhatikan luas
wilayah suatu wilayah, Kabupaten Maluku Tenggara dengan jumlah penduduk tahun 2012
sebanyak 101.492 jiwa, dan dengan luas wilayah sebesar 2.666,07 Km2 atau 266.607 Ha,
memiliki kepadatan penduduk sebesar 158.55 jiwa per km2 . Kecamatan terpadat antara lain
Kecamatan Sungai Pinang dengan kepadatan 626.72 , Tanjung Raja sebesar , 609.57 jiwa
per km2 . dan Kecamatan Indralaya 440.48 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan yang
penduduknya paling jarang karena umumnya kecamatan ini memiliki wilayah yang cukup luas
antara lain kecamatan Rambang Kuang sebesar 39.80 jiwa per km2 ., Indralaya Utara 47.58
jiwa per km2 . dan Muara Kuang sebesar 70.08 jiwa per km2 .

b. Proyeksi Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara


Untuk memprediksikan jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tenggara sampai dengan akhir
tahun perencanaan yaitu tahun 2018, akan digunakan pendekatan Aritmetic rate of growth
berdasarkan pada angka pertumbuhan rata-rata Kabupaten Maluku Tenggara sebesar 2,35 %
per tahun untuk memprediksikan jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tenggara hingga tahun
2018.
Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk yang dilakukan dengan menggunakan metode
tersebut maka jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tenggara pada tahun 2017 adalah
sebesar 599.733 jiwa. Selengkapnya proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tenggara
dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5.
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyrksi 5 Tahun kedepan
Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2010

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK TINGKAT PERTUMBUHAN KEPADATAN PENDUDUK


KECAMATAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

Kei Kecil 38.617 39.401 42.051 41.806 7.635 7.986 7.986 8.648 33 155 165 164

Kei Kecil Timur 6.155 11.139 10.674 11.042 1.657 2.690 2.69 2.710 14 93 89 92

Kei Kecil Barat 10.916 6.280 5.728 5.926 2.753 1.443 1.443 1.476 20 67 61 64

Kei Besar 26.361 26.896 22.489 23.300 5.891 7.079 7.079 6.844 21 97 81 84

Kei Besar Utara


11.668 11.905 9.626 9.975 2.965 2.214 2.214 2.792 16 76 61 63
Timur

Kei Besar Selatan 9.274 9.463 7.589 7.843 2.364 1.902 1.902 1.901 17 80 64 66

Sumber : Bappeda Tahun 2010


2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah
2.3.1 Keuangan daerah
Sebelum meninjau lebih jauh mengenai kondisi realisasi APBD Kabupaten Maluku Tenggara di
sektor sanitasi, berikut akan dipaparkan terlebih dahulu mengenai kondisi realisasi APBD
Kabupaten Maluku Tenggara secara keseluruhan.

Pertumbuhan pendapatan rata – rata pertahun sebesar 8,9 %. Sementara Pengeluaran dari tahun
ke tahun menunjukkan sisi positif dengan adanya surflus anggaran.
Perkembangan APBD Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2010 sampai tahun 2014
tampak pada Tabel 2.6.

2.3.2 Pendapatan dan Belanja Modal Sanitasi

Pendanaan subsektor sanitasi di Kabupaten Maluku Tenggara belum menunjukkan konsistensi


pendanaan setiap tahunnya, Tahun 2009 Anggaran Sektor sanitasi cukup besar yaitu sekitar Rp.
10.433.094.000,- sementara tahun 2011 pendanaan untuk program sanitasi hanya sebesar Rp.
2.597.246.000,-.

Dana Pendapatan dan Belanja Sanitasi masih sangat kurang dan masih sangat tergantung dengan
kucuran dana dari Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus. Berdasarkan perkembangan
realisasi anggaran tahun 2007-2011, diperoleh data bahwa realisasi program sektor sanitasi
terhadap total belanja pembangunan rata – rata hanya mencapai 0,9 % . Subsektor yang
mendapat alokasi pendanaan terbesar berturut-turut adalah subsektor drainase, air limbah dan
selanjunya subsektor persampahan.

Subsektor drainase memiliki alokasi anggaran yang cukup besar diantara dua sektor lainnya, hal
ini disebabkan subsektor ini membutuhkan dana yang besar untuk memperbaiki saluran air dan
normalisasi sungai yang rawan terhadap banjir dan genangan. Program drainase untuk di saluran
tersier di kawasan permukiman masih belum banyak dilakukan pemerintah.

Subsektor Limbah merupakan subsektor sanitasi yang dua tahun terakhir ini banyak mendapat
perhatian pemerintah, melalui program pamsimas dan sanimas, banyak program – program
pembuatan MCK dilakukan, baik perbaikan mck di permukiman maupun di sekolah – sekolah
melalui SKPD PU Cipta Karya, Dinas Kesahatan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Diknas
dan Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

Subsektor persampahan tampak belum mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten
Maluku Tenggara, mengingat sebagian masyarakat Maluku Tenggara masih termasuk kategori
pedesaan dimana masyarakat mengolah sendiri sampah dengan cara dibakar dan timbun.
Pelayanan persampahan hanya di daerah perkotaan terutama di jalan – jalan protokol dan pasar.

Rata – rata belanja sanitasi per penduduk baru sebesar 10.800 rupiah perpenduduk , hal ini tentu
sangat kurang dari kondisi ideal yang diinginkan. Tabel 2.7.
Tabel 2.6.
Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir Kabupaten Maluku Tenggara

TAHUN RATA-RATA
No ANGGARAN PERTUMBUHAN
2010 2011 2012 2013 2014
A Pendapatan
1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 18,977,931,576.33 17.106.208.750,36 14.012.252.210,02
2 Dana Perimbangan 309,938,792,929.00 322.786.246.181,00 380.708.606.181,00
3 Lain – Lain pendapatan yang sah 77,087,119,160.00 75.466.132.710,00 30.032.850.591,00
4 Jumlah Pendapatan 406,003,843,665.33 415.358.587.641,36 424.753.708.982,02

B
1 Belanja Tidak Langsung 186,828,861,801.21 212,376,036,459.46 215,966,723,577.29
2 Belanja Langsung 236.604,873,833.76 204,663,729,923.70 190,938,083,996.00
3 Jumlah Belanja 423,433,735,634.97 427,651,185,859.16 406,904,807,573.29
4 Surplus/Devisit Anggaran -17,429,891,969.64 -12,292,598,217.80 17,848,901,408.73
Sumber : Realisasi APBD Kab. Maluku Tenggara Tahun 2010,-2014, Diolah
Tabel 2.7.
Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi Per-Subsektor dan SKPD
Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2007 sampai 2011

Sumber :
2.3.3 Ruang Fiskal Kabupaten Maluku Tenggara

Ruang Fiskal Kabupaten adalah ketersediaan sumberdaya keuangan bagi pemerintah daerah
untuk membiayai kebijakan yang diinginkan melalui anggaran. Berdasarkan Indek Kemampuan
Fiskal, Kabupaten Maluku Tenggara termasuk Kabupaten dengan kategori ruang fiscal rendah,
sehingga Pemerintah daerah harus mengambil langkah – langkah penghematan anggaran,
meningkatkan sumber penerimaan daerah dan mencari sumber pendanaan lain untuk membangun
infrastruktur guna mensejahterakan rakyatnya.

Tabel 2.8.
Perkembangan Indek Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal
Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2008 sampai 2011

TAHUN INDEK KEMAMPUAN FISKAL/RUANG FISKAL DAERAH KATEGORI

Sumber : Lampiran Permenkeu nomor 224/PMK.07/2008, 174/PMK.07/2009 , 245/ PMK.07/2010 , 244


PMK.07/2011 tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah
,

2.3.4 Data Perekonomian Kabupaten Maluku Tenggara

Struktur ekonomi menggambarkan kontribusi atau peranan masing-masing sektor dalam


pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dalam konteks lebih jauh akan mem-
perlihatkan bagaimana suatu perekonomian mengalokasikan sumber-sumber ekonomi di berbagai
sektor. Struktur ekonomi dapat menggambarkan kemajuan suatu daerah. Semakin maju
perekonomian suatu daerah maka kontribusi sektor primer cenderung mengalami penurunan
sedangkan sektor sekunder dan tersier menunjukkan peningkatan.

Struktur ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara masih berbasis pada pemanfaatan sumber daya
alam atau masih berstruktur primer. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian dan sektor
pertambangan dan penggalian yang menciptakan nilai tambah terbesar dalam pembentukan
PDRB Kabupaten Maluku Tenggara.

Secara riil, fluktuasi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tergambar melalui pengerahan PDRB
atas dasar harga konstan. Perkembang PDRB atas dasar harga konstan cendrung menunjukkan
perkembangan positif , hal ini menunjukkan adanya peningkatan perekonomian dari tahun ke
tahun.

Pendapatan perkapita adalah jumlah seluruh balas jasa faktor produksi yang diterima oleh setiap
penduduk secara rata-rata dalam keterlibatannya pada faktor produksi dalam proses produksi,
sehingga sering digunakan sebagai indikator dalam melihat tingkat kesejahteraan atau
kemakmuran masyarakat secara umum. Pendapatan perkapita penduduk Maluku Tenggara dari
tahun 2006 – 2010 menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan seiringan dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang tercapai dari tahun ke tahun
merupakan indikator untuk menilai kinerja suatu daerah dalam mengendalikan kegiatan
ekonominya dalam jangka pendek dan usaha mengembangkan ekonominya dalam jangka
panjang.
Tabel 2.9.
Peranan Masing-Masing Sektor Dalam Pembentukan
PDRB Kabupaten Maluku Tenggara (dalam persen)
Tahun …

DENGAN MIGAS TANPA MIGAS


Tahun
Primer Sekunder Tersier Primer Sekunder Tersier

Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara tahun 2011

Inflasi merupakan indikator untuk melihat besaran kenaikan harga barang dan jasa.
Perkembangan harga dalam makro ekonomi merupakan suatu variabel yang sangat penting bagi
pemerintah untuk menyusun kerangka kebijaksanaan pembangunan. Inflasi sektoral digunakan
untuk melihat besaran kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi di tingkat produsen. Yang
berpengaruh terhadap nilai inflasi di Kabupaten Maluku Tenggara terutama disebabkan oleh
adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan adanya pilkada

Tabel 2.10
Perkembangan Perekonomian di Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2006 - 2010

NO ANGGARAN TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
PDRB Harga Kontstan (Struktur 235.431,35 252.454,3
1 .
perekonomian)Rp juta 5 juta
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp)
3 Upah Minimum Regional
4 Inflasi (%) 7,2 12,09 10,03
5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,71 6,11 7,23
Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara 2013

2.4. Tata Ruang Wilayah


2.4.1. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara

Kebijakan pengembangan wilayah adalah suatu arahan pengembangan seluruh sistem


kegiatan dalam ruang wilayah kabupaten, serta pengaturan keterkaitan antar elemen
tersebut, sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang wilayah. Penyusunan kebijakan
pengembangan wilayah itu sendiri didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan terhadap
permasalahan, potensi dan peluang pengembangan wilayah yang dapat mendorong
perwujudan pencapaian tujuan.
Untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Maluku Tenggara yang aman, produktif dan
berkelanjutan untuk mendukung Kota Langgur sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW),
maka kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Maluku Tenggara adalah
dirumuskan antara lain :
1. Pengembangan potensi kelautan, pertanian, dan pariwisata.
2. Pengembangkan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat
perkembangan antar pulau dan antar kawasan.
3. Pelestarian dan meningkatan sosial dan budaya bangsa.
4. Pengembangan manajemen risiko pada kawasan rawan bencana.
5. Pemantapan fungsi perkotaan sesuai dengan struktur dan hirarkinya.
6. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana dan sarana
transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan dapat
mendukung sistem kegiatan antar pulau.
7. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian ekosistem pulau kecil.
8. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup.
9. Pengendalian pengembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan.
10. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan
kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya
setempat

2.4.2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara

Rencana struktur ruang wilayah adalah gambaran susunan unsur-unsur pembentuk rona
lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang digambarkan secara hirarkis dan
berhubungan satu sama lain.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2012-20132
Rencana struktur ruang wilayah diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan Sistem Pusat
pelayanan dan sistem jaringan prasarana wilayah
1. Sistem Pusat Pelayanan
Kabupaten Maluku Tenggara dengan karakteristik wilayah kepulauan membutuhkan arahan
struktur ruang yang kompak dengan didukung oleh sistem transportasi yang handal.
Pengembangan pusat kegiatan di wilayah pesisir merupakan komponen penting dalam
membangun struktur ruang wilayah kepulauan. Pusat-pusat tersebut berfungsi sebagai
tempat berkumpulnya berbagai aktivitas yang ada di suatu pulau. Sistem Pusat Pelayanan di
Kabupaten Maluku Tenggara meliputi :
a. Sistem Perwilayahan
Hasil analisis dan strategis pengembangan wilayah Kabupaten Maluku Tenggara
merencanakan struktur ruang Kabupaten Maluku Tenggara terdiri dari 4 Sub Wilayah
Pengembangan (SWP). Keempat SWP tersebut yaitu :
(1) Sub Wilayah Pengembangan I Langgur - Rumat
Sub Wilayah Pengembangan ini terdiri dari sebagian Kecamatan Kei Kecil dan Kei Kecil
Timur yang berpusat di Langgur dengan kegiatan utamanya meliputi pengembangan
perkotaan, pelayanan jasa, pendidikan, kesehatan, perdagangan, pemerintahan,
transportasi, budidaya perikanan, pertanian, pariwisata, perkebunan, dan industri.
(2) Sub Wilayah Pengembangan II Elat - Holat
Sub Wilayah Pengembangan ini terdiri dari Kecamatan Kei Besar dan Kei Besar Utara
Timur, berpusat di Elat dengan kegiatan utama meliputi pertanian, kelautan dan
perikanan, perkebunan, dan pariwisata budaya.
(3) Sub Wilayah Pengembangan III Weduar
Sub Wilayah Pengembangan ini terdiri dari Kecamatan Kei Besar Selatan dengan
kegiatan utama pertanian , perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan, dan
pariwisata yang berpusat di Weduar.
(4) Sub Wilayah Pengembangan IV Ohoira
Sub Wilayah Pengembangan ini tediri dari sebagian Kecamatan Kei Kecil dan Kei Kecil
Barat dengan pusat di Ohoira dan kegiatan utama meliputi pertanian, kelautan dan
perikanan, perkebunan, serta pariwisata bahari dan budaya.

b. Sistem Pusat Kegiatan


Sistem pusat Kegiatan Kabupaten Maluku Tenggara sebagaimana arahan RTRW Kabupaten
Maluku Tenggara meliputi :
(1) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di perkotaan Elat
berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala
kabupaten atau beberapa kecamatan serta sebagai simpul transportasi yang melayani
skala kabupaten atau beberapa kecamatan
(2) Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) di perkotaan Langgur
Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara yang baru, yang berada di Langgur Kecamatan Kei
Kecil sesuai dengan kriteria PKW di mana membutuhkan dukungan prasarana regional
seperti bandara, maka masih dapat masuk dalam kategori PKW. Namun dalam proses
penetapannya, perkotaan Langgur harus ditentukan terlebih dahulu sebagai PKLp, yakni
pusat perkotaan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL.
Penetapan perkotaan Langgur sebagai PKW membutuhkan proses, melalui penetapan
sebagai PKL.
(3) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di perkotaan Rumat, Perkotaan Weduar, Perkotaan
Ohoira dan perkotaan Holat
Kawasan perkotaan ini berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau
beberapa desa.
(4) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) di Danar, Debut, Ngilngof, Ohoidertutu, Ngafan,
Larat, Yamtel, Banda Ely, Watlar, Ad, dan Ohoiraut
Merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
Tabel 2.11.
Rencana Sistem Perkotaan di Kabupaten Maluku Tenggara

Peran dalam Sistem


No Perkotaan Hirarki Fungsi
Perkotaan Kabupaten
a. Pusat Pemerintahan, Perdagangan dan Jasa PKLp
b. Pelayanan Bagi Kota-Kota Lain di Pulau Kei Sarana dan Prasarana
1 Langgur I Pendukung : Bandara di
Kecil
c. Pusat Pendidikan Tinggi Desa Ibra
a. Pusat Pedagangan dan Jasa PKL
b. Pusat Perikanan Terpadu Sarana Pendukung :
2 Elat II c. Pusat Pelayanan Kota-Kota lain di Pulau Kei Pelabuhan
Besar Penyeberangan dan
d. Pusat Pendidikan Lokal
a. Pusat Pelayanan Pulau Kei kecil Bagian PPK
Selatan Sarana Pendukung :
3 Rumat III b. Pengembangan Kawasan Industri Pelabuhan
c. Pengembangan Kawasan Perkebunan Penyeberangan
d. Pengembangan Kawasan Perkebunan
a. Pusat Pelayanan Pulau Kei Besar Bagian PPK
Selatan Sarana Pendukung :
4 Weduar III Pelabuhan Lokal an
b. Pengembangan Kawasan Permukiman
c. Pengembagan Kawasan Pertanian terminal C
PPK
a. Pusat Pelyanan Skala Kecamatan
Sarana Pendukung :
5 Ohoira III b. Kawasan Wisata Bahari Pelabuhan Lokal dan
c. Pengembangan Kawasan Pertanian Terminal C
PPK
a. Pusat Pelayanan Skala Kecamatan Sarana Pendukung :
6 Holat Solair III
b. Pengembangan Kawasan Permukiman Pelabuhan Lokal dan
Terminal C
Danar, Debut, PPL
Ngilngof, Ohoider, Sarana Pendukung : Sub
a. Desa pusat pemasaran hasil produksi
Tamangil Nuhuten, terminal
7 IV pertanian skala lokal
Ohoiel, Yamtel,
Banda Ely, Ad, b. Pusat transportasi skala lokal
Ohoiraut

2. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah


Beberapa strategi yang di upayakan dalam pemenuhan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah
di Kabupaten Maluku Tenggara yakni:

a. Pengembangan sistem transportasi bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan


wilayah kabupaten, mendukung pemerataan pembangunan, mendukung kegiatan
pariwisata, serta mempertinggi aksesibilitas dan mobilitas pergerakan penduduk dan
barang di Kabupaten Maluku Tenggara

b. Pengembangan Sistem Jaringan Energi yang bertujuan penyediaan kebutuhan daya


listrik dan jaringan listrik di Kabupaten Maluku Tenggara

c. Penembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi melalui Pengembangan jaringan


telepon yang diprioritaskan di Pulau Kei Kecil dan Pulau Kei Besar yang terjangkau
jaringan jalan

d. Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air yang meliputi Sistem jaringan
sumber daya air lintas kabupaten, Sistem irigasi, system jaringan air baku untuk air
bersih

e. Pengembangan Sistem Jaringan prasarana pengelola lingkungan yang terdiri dari terdiri
atas sistem persampahan, sistem sanitasi lingkungan, sistem jaringan air minum,
sistem jaringan drainase dan pengamanan pantai, jalur evakuasi bencana, dan sistem
prasarana lainnya.

Peta 2.3 : Pola Struktur Ruang Kabupaten Maluku Tenggara


2.4.3. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pola
ruang wilayah kabupaten merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten
baik untuk pemanfaatan yang berfungsi lindung maupun budidaya.

1. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Secara umum kawasan hutan lindung di Kabupaten Maluku Tenggara direncanakan seluas
10972 hektar yang tersebar di beberapa tempat. Luasan tersebut mencapai 10,52 persen dari
total luas wilayah Kabupaten Maluku Tenggara. Luas tersebut diperoleh dari beberapa
pertimbangan antara lain yaitu : mempertahankan status hutan lindung sesuai SK Menhut
nomor 415 tahun 1999 seluas 6.549,11 hektar; menetapkan kawasan hutan lindung baru di
sekitar kawasan mata air evu seluas 1.000 hektar; dan memfungsikan kawasan hutan
produksi terbatas seluas 3.244,9 hektar sebagai kawasan hutan lindung.
Beberapa penekanan dalam rencana kawasan hutan lindung di Kabupaten Maluku
Tenggara meliputi sebagai berikut :
(1) Kawasan hutan lindung di sekitar Weduar-Tutrean-Sather Kecamatan Kei Besar
Selatan dimaksudkan untuk melindungi sumber air yang ada di wilayah tersebut
sekaligus menjadi pelindung bagi kawasan terumbu karang yang ada di pesisir dan laut
di kawasan tersebut.
(2) Kawasan hutan lindung di sekitar mata air Evu di Kecamatan Kei Kecil Timur
merupakan rencana penetapan kawasan hutan lindung dari status areal penggunaan
lain. Tujuan penetapan kawasan hutan lindung tersebut yaitu untuk memberikan
perlindungan terhadap kawasan tangkapan air di sekitar mata air evu yang menjadi
sumber utama PDAM Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. Luas kawasan hutan
lindung yang direncanakan seluas minimal 1.000 hektar.
(3) Kawasan lindung pulau-pulau kecil dengan minimal luas 30% dari luas pulau di
Kecamatan Kei Kecil merupakan upaya mendukung kawasan konservasi laut daerah
Maluku Tenggara yang akan bermanfaat bagi pengembangan kesinambungan
pemanfaatan sumber daya pesisir.

2. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya


Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi :
1. Pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi
2. Pengembangan Kawasan peruntukan pertanian
3. Pengembangan Kawasan peruntukan perikanan
4. Pengembangan kawasan peruntukan industri
5. Pengembangan kawasan peruntukan pariwisata
6. Pengembangan kawasan peruntukan pertahanan keamanan
7. Pengembangan kawasan peruntukan permukiman
8. Pengembangan kawasan peruntukan jasa dan perdagangan
Peta 2.4 : Pola Ruang Kabupaten Maluku Tenggara

2.4.1. Kawasan Rawan Bencana

Berdasarkan kondisi Kondisi geologis, topografis, klimatologis, hidrologis dan letak geografis,
wilayah Kabupaten Maluku Tenggara dikategorikan sebagai wilayah rawan bencana yang dapat
berakibat timbulnya korban jiwadan dampak psikologis serta timbulnya
kerusakanlingkungan.Potensi bencana yang terjadi di wilayah ini, yaitu:
1. Gempa Bumi dan tsunami
Kepulauan Maluku Tenggara berada tepat diataspertemuan lempeng besar Eurasia diBarat
dengan lempeng Sirkum Pasifik dari Timur dan lempeng Indo-Australia dari Selatan
denganpergerakan kerak bumi 6 cm per tahun, sehingga rawan terhadapbencana gempa yang
berpotensi tsunami. Dalam kurun waktu 1600-2000 telah terjadi 32 tsunami dimana 28 kejadian
tsunami disebabkan gempa tektonik dan 4 kejadian tsunami disebabkangempa vulkanik (gunung
berapi)bawah laut.
Tabel 2.2. Banyaknya Gempa Bumi Yang Tercatat Pada Stasion
Geofisika Tual, tahun 2009-2012.
Gempa Lokal Magnitude Gempa yang
Tahun
Lokal Jauh M≥4 M<4 Dirasakan
2009 161 332 60 41 2
2010 447 47 141 306 3
2011 1.041 229 308 732 1
2012 1.035 188 544 697 3
Jumlah 2.684 796 1.053 1.776 9
Sumber :BPS, Kabupaten Maluku Tenggara, 2013

2. Banjir Rob dan Abrasi Pantai


Kenaikan permukaan muka air laut (rob) dan ancaman badai pada musim tertentu memberi
ancaman serius pada permukiman wilayah pesisir.

3. Kekeringan dan kebakaran


Kekeringanmenyebabkan kelangkaan air bersih terutama di pulau-pulau kecil yang sangat rendah
daerah tangkapan airnya sementara kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada musim
kemarau telah menimbulkan kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, serta
merosotnya nilai ekonomi hutan danproduktivitas lahan.

Kebijakan Pengelolaan kawasan rawan bencana alam diarahkan untuk:


a. perlindungan kawasan yang berpotensi mengalami bencana melalui upaya mitigasi; dan
b. pelarangan kegiatan pemanfaatan tanah yang mempunyai potensi longsor.

Peta 2.8 : Kawasan Rawan Bencana Banjir dan Kebakaran Lahan Kabupaten Maluku
Tenggara…
2.5. Sosial Budaya
2.5.1. Pendidikan

……………………………………..
…………………………………………...

Tabel 2.12
Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Maluku Tenggara

Kod Jumlah Sarana Pendidikan


e Nama Kecamatan
SD/MI SLTP/MTs SMA/MA SMK

Jumlah 299 77 35 8
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional tahun 2011
Tabel 2.13.
Perkembangan Sarana Pendidikan di Kabupaten Maluku Tenggara

TINGKATAN
2008 2009 2010
SEKOLAH
SD/MI : Negeri 268 272 275
Swasta 26 24 25
SMP/MTs : Negeri 60 65 67
Swasta 49 49 51
SMA/MA : Negeri 18 22 22
Swasta 30 31 31
SMK : Negeri 2 3 3
Swasta 3 4 5
Negeri 348 362 367
Jumlah Swasta 108 108 112
TOTAL 456 470 479
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional tahun 2011

2.5.2. Penduduk Menurut Pekerjaan

Prosentase penduduk Kabupaten Maluku Tenggara menurut jenis pekerjaan tahun 2011
menunjukkan bahwa Jenis Pekerjaan terbanyak adalah sebagai petani dan buruh tani
yang mencapai 169.329 orang atau 60,65 %, kemudian diikuti Pedagang dan
Transportasi sebesar 54.107 orang atau 19,38 persen serta Bekerja di industri kecil
menengah besar dan konstruksi mencapai 41.739orang atau 14,95 %, dan terkecil adalah
bergerak pada jasa, PNS, TNI, Polri yang hanya mencapai14.015 orang atau sebanyak
5,02 % dari jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan utama dan tetap sebanyak 279.191
jiwa

Tabel 2.14.
Komposisi Jumlah Penduduk menurut Jenis Pekerjaan
di Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2011

Sumber : Dokumen LPPD tahun 2012

2.5.3. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap
barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Mengacu pada strategi
nasional penanggulangan kemiskinan definisi kemiskinan adalah kondisi dimana
seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak
dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
Definisi ini beranjak dari pendekatan berbasis hak yang mengakui bahwa masyarakat
miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya.
Sesuai dengan Keputusan Bupati Maluku Tenggara Nomor 61/KEP/V/2010 tentang
Program Bantuan Beras untuk Keluarga Miskin Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2010
dan hasil verifikasi tim pokja AMPL ke lapangan di peroleh data kemiskinan sebanyak
44.565 KK yang sebarannya sebagamana tabel berikut :

Tabel 2.15.
Jumlah KK Miskin PerKecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2011

Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)

Jumlah KK Miskin
Sumber : Diolah

2.5.4. Jumlah Rumah

Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian
besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat berperan sebagai media
penularan penyakit di antara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.

Tabel 2.16.
Jumlah Rumah PerKecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2007

Nama Kecamatan Jumlah Rumah


Jumlah KK Miskin
Sumber : BPS Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2007

2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah

Gambar 2.1. : Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara

Anda mungkin juga menyukai