Anda di halaman 1dari 70

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN LUWU TIMUR

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1

KONDISI GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK

2.1.1 Kondisi Geografis


Kabupaten Luwu Timur secara geografis terletak pada koordinat
antara 20 15 00 30 Lintang Selatan dan 1200 30 00 sampai 1210
3000 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Luwu Timur adalah
694.488 ha atau 6.944,88 km2.

Secara fisik geografis wilayah

Kabupaten Luwu Timur meliputi batas-batas:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Poso Provinsi


Sulawesi Tengah

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali Provinsi


Sulawesi Tengah

Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bone Kabupaten Kolaka


Provinsi Sulawesi Tenggara

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara Provinsi


Sulawesi Selatan.
Letak Kabupaten Luwu Timur pada Pulau Sulawesi sangat

strategis sehingga dapat menjadi wilayah penghubung bagi wilayah


hinterland, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara yang memiliki
kekayaan sumberdaya alam.Pada masa datang, Kabupaten Luwu

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Timur diharapkan dapat berfungsi sebagai

service region dan

marketing outlet bagi kabupaten-kabupaten di sekitarnya.


Selain itu, bila ditinjau dari wilayah Nasional, di kabupaten
Luwu Timur terdapat Kawasan Strategis Nasional, yaitu KSN
Sorowako dan sekitarnya yang menjadi sentra penambangan PT. Vale
Indonesia,

Tbk.

Penetapan

KSN

Sorowako

mengacu

pada

pertimbangan kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan


teknologi

tinggi,

serta

mempunyai

pengaruh

luas

terhadap

pembangunan ekonomi sampai ke tingkat nasional, terutama karena


Kontrak Karya (KK) yang ditanda tangani oleh Presiden RI (Soeharto,
kala itu) baru berakhir tahun 2025.
Peta 2.1: Peta Orientasi Kabupaten Luwu Timur

KABUPATEN LUWU TIMUR

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Sumber : Peta RTRW Kab. Luwu Timur

Peta 2.2.
Peta Kawasan Stategis Nasional Sorowako dan Sekitarnya

Sumber : Peta RTRW Kabupaten Luwu Timur

Kabupaten Luwu Timur juga mendapat julukan Negeri Tiga


Danau, karena keunikan keberadaan 3 (tiga) buah danau besar pada
bagian Timur wilayahnya. Ketiga danau yang dimaksud, yaitu :

Danau Towuti (luasnya 56.670 Ha),


KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Danau Matano (luasnya 16.350 Ha), dan

Danau Mahalona (luasnya 2.348 Ha)


Ketiga

danau

ini

sangat

potensial

untuk

pengembangan

kegiatan budidaya perikanan, pembangkit listrik, dan kegiatan


pariwisata. Disamping itu juga, terdapat 2 (dua) buah telaga, yaitu
Telaga Tapareng Masapi seluas 243 Ha, dan Telaga Lontoa seluas 172
Ha.
Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur terdapat 14 sungai.Sungai
terpanjang adalah sungai Kalaena dengan panjang 85 km, sedangkan
sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 km.
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kab. Luwu Timur
Nama DAS

Luas (Ha)

Larona
Ussu

48
9

Cerekang

27,5

Angkona

7,92

Kalaena

28,9

Powosoi

1,6

Senggeni

3,12

Bambalu

16,5

Lepa-Lepa

Lumbewe

Bambalu

Langkara

Malili

Pongkeru

Sumber: BPS

Kab. Luwu Timur Tahun 2013


Catatan : * Data tidak tersedia

Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)


KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.1.2 Administrasi
Secara administrasi, Kabupaten Luwu Timur terdiri atas 11
(sebelas) kecamatan yaitu Burau, Wotu, Tomoni, Angkona, Malili,
Towuti, Nuha, Mangkutana, Kalaena, Tomoni Timur, dan Wasuponda
dengan jumlah keseluruhan 124 desa, 3 kelurahan, dan 2 UPT.
Kabupaten Luwu Timur merupakan daerah hasil pemekaran
dari Kabupaten Luwu Utara. Secara definitif Kabupaten Luwu Timur
yang beribukota di Malili terbentuk
Undang-Undang

Republik

pada tahun 2003 berdasarkan

Indonesia

No.

Tahun

2003

dan

diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 3 Maret 2003.


Sebaran desa di setiap kecamatan adalah Kecamatan Burau (18
desa), Wotu (16 desa), Tomoni (12 desa dan 1 kelurahan), Angkona (10
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

desa), Malili (14 desa, 1 kelurahan dan 2 UPT ), Towuti (18 desa),
Nuha (4 desa dan 1 kelurahan), Mangkutana (11 desa), Kalaena (7
desa), Tomoni Timur (8 desa) dan Wasuponda (6 desa).
Tabel

2.2:

Nama, luas wilayah


Desa/Kelurahan

per-Kecamatan

dan

jumlah

Luas Wilayah
Nama
Kecamatan

Jumlah
Kelurahan
/Desa

Administrasi
(Ha)

(%) thd

Terbangun
(Ha)

total

(%) thd
total

Burau

18

25.623

3.69

534.336

12.99

Wotu

16

13.052

1.88

449.526

10.93

Tomoni

13

23.009

3.31

404.184

9.82

4.391

0.63

224.928

5.47

Angkona

10

14.724

2.12

391.974

9.53

Malili

21

92.120

13.26

463.122

11.26

Towuti

18

182.048

26.21

413.49

10.05

Nuha

80.827

11.64

354.882

8.63

Wasuponda

124.400

17.91

276.342

6.72

Mangkutana

11

130.096

18.73

421.74

10.52

4.198

0.60

179.652

4.37

Tomoni Timur

Kalaena

Sumber: Luwu Timur dalam angka 2013 & Dinas Tarkim

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Peta 2.2 :Peta Administrasi Kabupaten Luwu Timur

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Sumber : Peta RTRW Kabupaten Luwu Timur

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.1.3. Kondisi Fisik


2.1.3.1.Topografi

Kabupaten Luwu Timur yang sebagian besar wilayahnya


berada pada kawasan Pegunungan Verbeck merupakan daerah
yang bertopografi pegunungan.

Namun di beberapa tempat

merupakan daerah pedataran hingga rawa-rawa. Wilayahwilayah yang bergunung adalah bagian utara dan barat
sedangkan wilayah pedataran adalah bagian selatan dan barat.
Kondisi datar sampai landai terdapat pada semua wilayah
kecamatan dengan yang terluas di Kecamatan Angkona, Burau,
Wotu,

Malili

dan

Mangkutana.

Sedangkan

kondisi

bergelombang dan bergunung yang terluas di Kecamatan Nuha,


Mangkutana dan Towuti.
Hasil analisis kelerengan serta analisis peta topografi
menunjukkan bahwa Kabupaten Luwu Timur dapat dibagi
menjadi 4 wilayah lereng dan satu danau. Penggolongan
tersebut adalah pegunungan (>40%), perbukitan (15 40%),
bergelombang (8 15%) dan pedataran (0 8%). Luas wilayah
dengan kemiringan >40% mencapai 459.946,81 ha (69,20%),
kemiringan 0-8% mencapai 105.653 ha, kemiringan 8-15%
mencapai 11.846,62 ha,

kemiringan

15-40% mencapai

11.446,05 ha dan danau mencapai luas 74.875,50 ha.


Kabupaten

Luwu

Timur

merupakan

salah

satu

kabupaten dengan luas lahan hutan yang terbesar di Provinsi


Sulawesi Selatan. Luas lahan hutan alam dan hutan bakau
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

mencapai

474.373

Ha

atau

mencapai

68,30%.

Disektor

pertambangan khususnya di bidang tambang Nikel memegang


peranan penting di wilayah ini, luas lahan yang dikelola sebagai
pertambangan mencapai 4,24% atau setara dengan 28.444,86
Ha dari luas lahan yang ada. Pola penggunaan lahan yang ada
di Kabupaten Luwu Timur seperti yang digambarkan sebagai
berikut:
Hutan

: 464.758,00 Ha (66,92 %)

Hutan Bakau

: 9.615,00 Ha (1,38 %)

Pasar Pantai

: 279 Ha (0,04 %)

Perkebunan

: 44.231,15Ha (6,37 %)

Permukiman

: 10.059,44Ha (1,45%)

Sawah irigasi

: 14.562,00Ha (2,10 %)

Sawah Tadah Hujan

: 831 Ha (0,12 %)

Semak Belukar

: 12.391,00 Ha (1,78 %)

Tanah Ladang

: 2.710,00 Ha (0,39 %)

Konsevasi Perairan

: 78.367,55 Ha (11,29 %)

Tegalan

: 27.248,55 Ha (3,92 %)

Tambang

: 29.444,86 Ha (4,24 %)

2.1.3.2.Geohidrologi

Pola distribusi curah hujan tahunan menunjukaan arah


yang semakin besar ke arah dataran tinggi disebelah barat laut.
Ini disebabkan karena daerah disebelah barat adalah daerah
dengan bentangan pegunungan.

Pada daerah dataran tinggi

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

suhu udara lebih rendah dibandingkan dataran rendah.Daerah


sebelah barat merupakan dataran tinggi dengan ketinggian 5001000 m dari permukaan laut.Sedangkan daerah sebelah timur
merupakan dataran rendah yang < 500 m dari permukaan
laut.Sepanjang tahun pola pergerakan angin bergerak dari
dataran tinggi yang memiliki gradien tekanan yang tinggi
menuju ke arah dataran rendah dengan gradien tekanan yang
lebih rendah.
Secara umum selama periode 1991-1998 distribusi
curah hujan di sekitar Sorowako memiliki distribusi yang relatif
rendah di arah Selatan dan relatif membesar ke arah barat laut.
Dalam kurun waktu ini curah hujan rata-rata berkisar 2950
3140 mm/tahun. Curah hujan terendah berada di stasiun 2
(Wawondula), yaitu 2950 mm/bulan, tepatnya disebelah selatan
dan curah hujan hujan tertinggi berada di stasiun 5 (Hydro)
yang berada di sebelah barat laut dengan nilai mencapai 3140
mm/bulan.
Bardasarkan data Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir
dan

Laut

(Bappeda

Kabupaten

Luwu

Timur,

2006)

menunjukkan bahwa tipe pasang surut perairan di wilayah ini


adalah tipe campuran condong ke harian ganda denga kisaran
pasang surut sebesar 178 cm.
Gelombang yang terjadi di perairan pantai Kabupaten
Luwu Timur adalah gelombang yang diakibatkan oleh angin
yang bertiup di permukaan laut. Tinggi gelombang di wilayah
ini bervariasi menurut musim, kecepatan angin dan tinggi
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

amplitudo pasang surut. Pada musim Timur (hujan) yang jatuh


pada bulan April-September gelombang lebih tinggi dibanding
pada musim Barat (bulan Oktober-Maret). Hasil pengamatan
gelombang didapatkan tingga gelombang berkisar 15 cm-25 cm.
Gelombang yang pecah di pantai menimbulkan arus horisonal
dan arus balik vertikal pantai. Arus balik ini yang dapat
mengangkut

sedimen

di

daerah

pesisir

dan

akan

mengakibatkan perubahan garis pantai dan penutupan mulut


sungai.
2.1.3.3.Geologi

Kondisi

geologi

wilayah

Luwu

Timur

diuraikan

berdasarkan tinjauan morfologi, stratigrafi dan struktur geologi.


Morfologi daerah ini dapat dibagi atas 4 satuan : Daerah
Pegunungan, Daerah Perbukitan, Daerah Kars dan Daerah
Pedataran.

Daerah Pegunungan menempati bagian barat dan tenggara pada lembar


Buyu Baliase, Salindu, Lawangke, Pendolo, Mangkutana dan Rauta,
Ballawai, Ledu ledu dan Tapara Masapi. Pada bagian tenggara lembar peta
terdapat Pegunungan Verbeck dengan ketinggian 800-1346 m di atas
permukaan laut, dibentuk oleh batuan ultramafik dan batugamping
meliputi lembar Ledu-Ledu, Tara Masapi, Malili, Tolala dan Rauta. Puncakpuncaknya antara lain G. Tambake (1838 m), bulu Nowinokel (1700 m), G.
Kaungabu (1760 m), Bulu Taipa (1346 m), Bulu ladu (1274 m), Bulu
Burangga (1032 m) dan Bulu Lingke (1209 m). Sungai-sungai yang mengalir
di daerah ini yaitu S. Kalaena, S. Pincara, S. Larona dan S. Malili
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

merupakan sungai utama. Pola aliran sungai umumnya dendritik.

Daerah perbukitan menempati bagian meliputi lembar


Bone-Bone, Mangkutana,

Wotu sebagian lembar Malili,

dengan ketinggian antara 200-700 m di atas permukaan


laut dan merupakan perbukitan yang agak landai yang
terletak di antara

daerah pegunungan dan daerah

pedataran. Perbukitan ini dibentuk oleh batuan vulkanik,


ultramafik dan batupasir. Puncak-puncak bukit yang
terdapat di daerah ini diantaranya Bulu Tiruan (630 m),
Bulu Tambunana (477 m) dan Bulu Bukila (645 m).

Daerah Kras menempati bagian timurlaut pada peta


lembar Matano dengan ketinggian antara 800-1700 m
dari permukaan laut dan dibentuk oleh batugamping.
Daerah ini dicirikan oleh adanya dolina, sinkhole dan
sungai bawah permukaan. Puncak yang tinggi di daerah
ini di antaranya Bulu Empenai (1185 m).

Daerah pedataran menempati daerah selatan semua lembar peta, melampar


mulai dari utara Bone-bone, Wotu dan Malili. Daerah ini mempunyai
ketinggian hanya beberapa meter di atas permukaan laut dan dibentuk oleh
endapan aluvium. Pada umumnya merupakan daerah pemukiman dan
pertanian yang baik. Sungai yang mengalir di daerah ini di antaranya S.
Salonoa, S. Angkona dan S. Malili, menunjukkan proses berkelok.
Sungai-sungai

yang

bersumber

di

daerah

pegunungan mengalir melewati daerah ini terus ke daerah


pedataran dan bermuara di Teluk Bone. Pola alirannya
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

dendrit. Terdapatnya pola aliran subdendritit dengan air


terjun

di

beberapa

tempat,

terutama

di

daerah

pegunungan, aliran sungai yang deras, serta dengan


memperhatikan dataran yang agak luas di bagian selatan
peta dan adanya perkelokan sungai utama, semuanya
menunjukkan morfologi dewasa
2.1.3.4.Klimatologi

Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah yang


memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Selama tahun
2012, rata-rata curah hujan per bulan dari 7 stasiun
pengamatan selalu di atas 150 mm. Curah hujan
tertinggi tercatat pada bulan Maret, mencapai 393 mm
dengan jumlah hari hujan sebanyak 24 hari.
Temperatur udara rata-rata bulanan berkisar pada
24,0-26,1 oC. Temperatur tertinggi tercatat pada bulan
November, sedangkan temperatur terendah pada bulan
Juli. Temperatur rata-rata bulanan cenderung meningkat
dari tahun ke tahun. Kelembaban Udara (relatif) bulanan
rata-rata berkisar pada 88,4-93,8%. Kelembaban relatif
tertinggi terjadi

pada

hampir

semua

bulan (100%)

terutama pada bulan Juli, dan terendah pada bulan


September (80,8%). Variasi kelembaban relative rata-rata
bulanan diperlihatkan pada gambar berikut.
Penguapan yang terjadi cukup tinggi dengan nilai
rata-rata

bulanan

sekitar

2,7-4,3

mm,

walaupun

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

demikian diimbangi oleh curah hujan harian yang tinggi


pula. Penguapan tertinggi terjadi pada bulan Oktober (4,3
mm/hari), sedang penguapan terendah teramati pada
Bulan Juni (2,7 mm/hari). Periode dengan tingkat
penguapan tinggi terjadi mulai bulan Agustus sampai
April

mm/hari),

sedangkan

periode

dengan

penguapan rendah mulai bulan Mei sampai dengan bulan


Juli (3 mm/hari).
Curah hujan rata-rata bulanan dari tahun 1990
sampai 2001 berkisar di antara 111,3-409.7 mm dengan
curah hujan tertinggi pada bulan Mei dan terendah pada
bulan September. Jumlah rata-rata hari hujan setiap
bulan antara 12-25 hari. Periode dengan tingkat curah
hujan tinggi terjadi mulai bulan Maret sampai Mei ( 300
mm), sedangkan periode dengan curah hujan rendah
mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober (
200 mm). Periode dengan tingkat curah hujan sedang
terjadi dari bulan November sampai Februari (200 300
mm).

Angin. Dalam penelitian ini data kecepatan dan

arah angin setiap jam selama 7 tahun terakhir diperoleh


dari Stasiun Meteorologi PT. INCO TBK. Data angin
selama 7 tahun terakhir menunjukkan bahwa antara
pukul 07.00 sampai 18.00 (siang) arah angin dominan
dari arah tenggara (24,8 %) dan dari utara (24,13 %),
sedangkan antara pukul 19.00 sampai 06.00 (malam)
arah angin dominan dari arah utara (36,8 %) dan dari
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

arah tenggara (19,1 %). Kecepatan angin selama 7 tahun


terakhir antara pukul 07.00 sampai 18.00 sebagian besar
berkisar 0 sampai 2 m/s (69,1 %), sedangkan antara
pukul 19.00 sampai 06.00 besar berkisar 0 sampai 2 m/s
(73.16 %).
2.2

DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk Kabupaten Luwu Timur berdasarkan data

desa tahun 2012 mencapai jumlah 269.734 jiwa dengan jumlah


rumah tangga sebanyak 63.068 rumah tangga. Rata-rata jumlah jiwa
setiaprumah tangga sebanyak 4 jiwa. Kecamatan yang paling banyak
jumlah penduduknya adalah Kecamatan Malili sebesar 37.656 jiwa
kemudianKecamatan Burau dengan 34.050 jiwa dan Kecamatan
Towutisebanyak 31.425 jiwa.
Secara

umum

jumlah

penduduk

laki-laki

lebih

besar

dibandingkan perempuan, terlihat dengan rasio jenis kelamin (sex


ratio) penduduk Luwu Timur sebesar 106,46 yang artinya setiap 100
perempuan di Luwu Timur terdapat sekitar 106,46 laki-laki. Rasio
jenis kelamin tertinggi terdapat di Kecamatan Wasuponda yaitu
sebesar 114,30 dan rasio jenis kelamin terendah di kecamatan Wotu
yaitu99,28.

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Tabel 2.4
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 s.d Tahun 2012.

No

Jumlah Penduduk

Kecamatan

Jumlah KK

Pertumbuhan (%)

Kepadatan Penduduk

2008

2009

2010

2011

2012

2008

2009

2010

2011

2012

2009

2010

2011

2012

2008

2009

2010

2011

2012

Burau

30.629

30.696

31.726

34.630

34.050

6.890

6.877

6.855

7.697

7.127

0,22

3,25

8.30

-1,70

120

120

124

135

133

Wotu

28.594

28.405

29.153

29.658

29.952

6.300

6.285

6.505

6.744

6.811

-0.66

2,57

1,70

0,98

219

216

223

227

229

Tomoni

21.569

21.773

22.972

23.418

23.363

5.360

5.245

5.720

5.837

6.071

0,94

5,22

1,90

-0.23

94

95

100

102

95

Tomoni Timur

12.021

11.934

12.439

12.522

12.599

3.025

2.958

2.853

2.853

3.415

-0,73

4,06

0,66

0,61

274

272

283

285

287

Angkona

22.727

22.377

24.344

24.792

24.814

5.303

5.259

5.887

5.917

5.940

-1,56

8,08

1,80

0,08

154

152

165

168

169

Malili

31.323

31.775

33.386

36.625

37.656

7.039

7.115

6.728

7.637

8.550

1,42

4,82

8,84

2,73

34

34

36

40

41

Towuti

23.868

24.970

28.349

29.536

31.425

5.263

5.427

5.998

6.224

6.265

4,42

0.12

4,01

6,01

13

14

16

16

17

Nuha

21.397

21.005

25.532

23.052

23.429

4.946

5.057

5.377

5.377

5.858

1,87

17.7

-10,7

1,60

26

26

32

29

29

Wasuponda

17.541

17.667

18.860

19.848

20.281

3.970

3.964

3.968

4.160

4.515

0,71

6,32

4,97

2,13

14

14

15

16

16

10

Mangkutana

20.697

20.412

20.601

21.288

21.059

5.252

5.114

5.390

5.254

5.509

1,39

0.93

3,22

-1,08

16

16

16

16

16

11

Kalaena

11.252

11.039

11.211

11.163

11.108

2.849

2.767

2.858

2.716

3.007

-1,93

1,53

-0,42

-0,49

268

263

267

266

265

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Tabel 2.4
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksi untuk 5 Tahun

No

Jumlah Penduduk

Kecamatan

Jumlah KK

Pertumbuhan (%)

Kepadatan Penduduk

2012

2013

2014

2015

2016

2012

2013

2014

2015

2016

2013

2014

2015

2016

2012

2013

2014

2015

2016

Burau

34.050

35.275

36.544

37.859

39221

7.127

7.383

7.649

7.924

8.209

3,60

3,60

3,60

3,60

133

1,71

1,77

1,83

1,90

Wotu

29.952

30.360

30.773

31.192

31.617

6.811

6.811

6.904

6.998

7.093

1,36

1,36

1,36

1,36

29

1,56

1,58

1,60

1,62

Tomoni

23.363

23.561

23.761

23.962

24.165

5.509

6.071

6.122

6.174

6.226

0,85

0,85

0,85

0,85

16

2,63

2,66

2,68

2,70

Tomoni Timur

12.599

12.680

12.761

12.843

12.925

6.071

3.415

3.437

3.459

3.481

0,64

0,64

0,64

0,64

95

0,76

0,77

0,77

0,78

Angkona

24.814

25.052

25.293

25.536

25.925

3.415

5.940

5.997

6.055

6.113

0,96

0,96

0,96

0,96

287

1,27

1,29

1,30

1,31

Malili

37.656

39.992

42.473

45.107

47.905

3.007

8.550

9.080

9.643

10.241

6,20

6,20

6,20

6,20

265

3,68

3,91

4,15

4,41

Towuti

31.425

33.086

34.835

36.676

38.615

5.940

6.265

6.596

6.945

7.312

5,29

5,28

5,29

5,29

169

9,13

9,61

10,12

10,66

Nuha

23.429

22.443

21.499

20.595

19.729

8.550

5.858

5.612

5.376

5.150

-4,21

-4,20

-4,20

-4,21

41

4,70

4,50

4,31

4,13

Wasuponda

20.281

21.031

21.869

22.616

23.453

4.515

4.515

4.682

4.855

5.035

3,70

3,70

3,70

3,70

16

7,52

7,80

8,09

8,39

10

Mangkutana

21.059

21.292

21.527

21.765

22.006

6.265

5.509

5.570

5.632

5.694

1,10

1,11

1,11

1,10

17

5,36

5,42

5,48

5,54

11

Kalaena

11.108

11.057

11.006

10.955

10.905

5.858

3.007

2.993

2.979

2.965

-0,46

-0,46

-0,46

-0,46

29

Sumber : analisa dan perhitungan berdasarkan rumus


Rumus Menghitung Proyeksi Penduduk yang digunakan :
Pn = Po (1+r)99
Pn = Penduduk pada tahun n
Po= Penduduk pada tahun awal
= Angka Konstan
r = angka pertumbuhan penduduk
n = jumlah rentang tahun dari awal hingga tahun n

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.3. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH


2.3.1 KondisiKeuangan Daerah
2.3.1.1 Pengelolaan Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah merupakan seluruh penerimaan yang berasal
dari daerah itu sendiri dan alokasi dari pemerintah pusat sebagai hak
pemerintah daerah yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
2.3.1.1.1

Pendapatan Asli Daerah.


Salah

satu

sumber

pendapatan

daerah

adalah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri atas pajak daerah,


retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Dalam kurun waktu
2008-2012, PAD mengalami kenaikan rata-rata 15,19persen per
tahun dan mengalami peningkatan sangat signifikan tahun
2012 yang mencapai 34,65 %. Pajak Daerah merupakan
penyumbang terbesar terhadap PAD dengan kontribusi yang
mencapai rata-rata 37,78persen selama periode 2008-2012
( dapat dilihat pada tabel 2.5 : Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten
Luwu Timur Tahun 2008 s.d 2012 lajur a.1)

2.3.1.1.2

Dana Perimbangan
Pendapatan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan
sangat tergantung dari kebijakan pemerintah pusat. Dalam
kurun waktu 2008-2012 pendapatan daerah yang bersumber
dari Dana Perimbangan mengalami Fluktuasi. Pada tahun
2008 hingga tahun 2010 mengalami penurunan namun pada
tahun 2011 mulai terjadi peningkatan hingga tahun 2013.
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Hal ini menyebabkan rata rata pertumbuhannya -4,57%


( dapat dilihat pada tabel 2.5 : Rekapitulasi Realisasi APBD
Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 s.d 2012 lajur a.2) . Meskipun

pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan PAD,


namun kontribusinya terhadap total pendapatan daerah jauh
lebih besar dibandingkan dengan PAD.
2.3.1.1.3

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah


Pendapatan

daerah

yang

bersumber

dari

Lain-Lain

Pendapatan Daerah yang Sah terdiri atas Dana Bagi Hasil


Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan
dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Realisasi
pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan
kenaikan

yang

signifikan.

Pada

tahun

2008

Lain-Lain

Pendapatan yang Sah berkisar 72.801.286.402,00 rupiah dan


diakhir 2012 mencapai kisaran 105.807.251.407,86 Rupiah
dengan rata-rata kenaikan mencapai 120,23 % pertahunnya (
dapat dilihat pada tabel 2.5 : Rekapitulasi Realisasi APBD
Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 s.d 2012 lajur a.3).

2.3.1.2 Pengelolaan Belanja Daerah


Belanja daerah sebagai salah satu instrumen penting dalam
mewujudkan visi misi yang telah ditetapkan oleh pemerintah,
olehnya itu tentu saja kebijakan yang terkait dengan pengelolaan
belanja daerah diarahkan pada upaya pemenuhan pelaksanaan
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

kebijakan

strategis

dan

program-program

prioritas

yang

menunjang pencapaian visi, misi dan sasaran pembangunan yang


telah ditetapkan. Pemerintah Kabupaten Luwu Timur telah
berkomitmen untuk tetap memprioritaskan proporsi belanja yang
lebih besar bagi kepentingan masyarakat (publik) daripada belanja
pegawai/operasional sehingga sejak berdirinya Kabupaten Luwu
Timur hingga sekarang (tahun 2012) proporsi belanja Publik dan
pegawai selalu pada kisaran 60 persen berbanding 40 persen.
2.3.2.1 Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung diarahkan pada upaya
pemenuhan belanja pegawai, belanja bunga, belanja
hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil
kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan
Desa, belanja bantuan Keuangan

kepada Provinsi/

Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, belanja tidak


terduga dan belanja subsidi. Rata-rata pertumbuhan
realisasi belanja tidak langsung kurun waktu 20082012, menunjukkan

kenaikan yang cukup signifikan

yakni 12,51 persen. Belanja terbesar dialokasikan


kepada belanja pegawai sedangkan alokasi belanja
terkecil adalah belanja untuk subsidi dan bahkan
untuk belanja bunga tidak ada pengalokasian sama
sekali dalam kurun waktu lima tahun terakhir. ( dapat
dilihat

pada

tabel

2.5

Rekapitulasi

Realisasi

APBD

Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 s.d 2012 lajur b.1)

2.3.2.2 Belanja Langsung


KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Komposisi belanja langsung yang terdiri dari


belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja
modal

yaitu

pelaksanaan

belanja

yang

program-program

diperuntukkan

bagi

pembangunan

dan

mencerminkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi


SKPD lingkup pemerintah Kabupaten Luwu Timur.
Pada

tabel

2.5

dapat

kita

mendapatkan

informasipengalokasian belanja langsung dari tahun


2008 hingga tahun 2012 dimana untuk belanja pegawai
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun namun pada
dua tahun terakhir telah mengalami peningkatan yang
cukup signifikan, sedangkan untuk belanja Barang dan
jasa justru mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun dengan rata-rat pertumbuhan mencapai 14,67%
sementara untuk belanja modal mengalami fluktuasi
pula di mana pada tahun

2008 hingga 2009 belanja

modal cukup besar, namun di tahun 2010 dan 2011


mengalami penurunan yang cukup signifikan lalu pada
tahun

2012

mulai

meningkat

lagi,

sehingga

hal

tersebut menyebabkan rata rata pertumbuhannnya


adalah -31,30%.

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Tabel 2.5 : Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 s.d 2012

No

Realisasi Anggaran

Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)

a.1

Pendapatan Asli Daerah

a.1.1

Pajak Daerah

a.1.2

Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan

a.1.3

Daerah yang dipisahkan


Lain-Lain Pendapatan Daerah

a.1.4

yang sah

Tahun
2008

Rata-Rata Pert

2009

2010

2011

2012

477.399.690.388,06

513.763.892.058,23

653.662.793.255,68

692.442.569.888,29

6,84 %

46.752.051.500,97

64.807.549.036,06

59.143.942.602,28

64.107.149.333,16

98.100.075.156,43

15,19%

9.158.867.327,00

14.572.269.375,39

16.875.521.864,00

40.554.348.573,00

69.822.893.882,93

37,78%

12.284.258.601,00

24.916.852.498,00

25.881.510.149,00

10.021.616.881,89

14.659.294.324,00

25,97%

1.408.415.518,48

3.102.414.418,54

3.131.057.907,13

3.223.465.104,00

5.247.215.444,80

23.900.510.054,49

22.216.012.744,13

13.255.852.682,15

10.307.718.774,27

8.370.671.504,70

350.608.680.551,00

332.247.827.413,00

426.007.675.617,00

488.535.243.324,00

509.641.333.964,9
7

390.087.996.062,0

24,24%

29,23%

a.2

Dana Perimbangan (Transfer)

a.2.1

Dana Bagi Hasil

101.490.356.711,00

74.958.595.551,00

65.437.605.413,00

90.943.237.617,00

77.981.234.324,00

-9,63%

a.2.2

Dana Alokasi Umum

242.162.691.600,00

227.784.085.000,00

238.661.722.000,00

293.479.338.000,00

365.829.499.000,00

16,60%

a.2.3

Dana Alokasi Khusus


Lain-Lain Pendapatan yang

46.434.947.751,00

47.866.000.000,00

28.148.500.000,00

41.585.100.000,00

44.724.510.000,00

6,88%

72.801.286.402,00

61.983.460.801,00

122.372.122.042,95

163.547.968.305,52

105.807.251.407,86

-5,15%

a.3

sah

-4,57%

a.3.1

Hibah

14.965.905.383,00

1.150.000.000,00

73.109.000,00

49.08%

a.3.2

Dana Darurat
Dana bagi hasil pajak dari

0%

a.3.3
a.3.4

provinsi kepada kab/kota


Dana Penyesuaian dan Dana

65.458.497.913,00

29.337.339.714,00

64.449.225.174,95

83.899.194.331,52

56.738.564.437,86

9.371.291.000,00

48.987.964.192,00

68.083.688.880,00

36.681.273.000,00

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

28,79%
30,38%

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari
provinsi/pemerintah daerah
a.3.5

lainnya
Pendapatan Daerah yang Sah

a.3.6

Lainnya

Belanja (b.1 + b.2)

b.1

Belanja Tidak Langsung

b.1.1

Belanja Pegawai

b.1.2

Bunga

b.1.3

Subsidi

b.1.4

Hibah

7.215.288.489,00

8.308.924.704,00

8.934.932.676,00

10.415.085.094,00

12.314.304.970,00

12,45%
127.500.000,00

725.998.675.865,00

516.006.469.440,00

579.555.754.672,00

676.264.955.258,00

16,48%

203.553.523.788,00

243.983.087.277,00

259.074.148.845,00

289.054.876.664,00

12,51%

109.201.428.622,00

148.920.309.915,00

196.565.796.132,00

224.843.484.272,00

251.962.308.498,00

18.56%

0%

72.480.000,00

25%

3.130.000.000,00

2.718.278.000,00

19.270.541.634,00

4.342.475.000,00

2.288.065.000,00

-5,67%

3.999.843.485,00

4.217.620.778,00

2.939.710.000,00

1.207.497.000,00

-3,92%

563.672.762.327,0
0
146.554.548.554,0
0

b.1.5

Bantuan Sosial

841.500.000,00

b.1.6

Belanja Bagi Hasil

342.773.577,00

870.058.665,00

1.374.743.876,00

1.573.756.635,00

3.816.561.305,00

42,18%

b.1.7

Bantuan Keuangan

32.947.866.355,00

47.045.033.723,00

22.554.384.857,00

25.374.722.938,00

29.497.457.861,00

-13,55%

b.1.8

Belanja Tidak Terduga

18.500.000,00

282.987.000,00

25%

522.445.152.077,00

272.023.382.163,00

320.481.605.827,00

387.210.078.594,00

-9,89%

Belanja Langsung

417.118.213.773,0
0

b.2.1

Belanja Pegawai

27.142.899.306,00

24.126.062.275,00

22.491.495.833,00

30.699.880.592,00

31.200.748.301,00

2,14%

b.2.2

Belanja Barang dan Jasa

64.395.147.294,00

79.285.506.723,00

81.664.663.636,00

122.247.082.656,00

127.063.768.591,00

14,67%

b.2.3

Belanja Modal

325.580.167.173,00

419.033.583.079,00

167.867.222.694,00

167.534.642.579,00

228.945.561.702,00

-31,30%

290.891.147.243,73

42.311.756.766,79

29.070.102.885,02

89.182.273.734,70

-142,6

(248.598.985.476,94)

(2.242.577.381,77)

74.107.038.583,68

16.177.614.630,29

-2,79%

C
Surplus/Defisi
t Anggaran

Pembiayaan

305.276.936.458,7
3
(54.031.428.362,03
)

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.3.2.

Pengalokasian Anggaran Sanitasi


Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang berhubungan dengan

pemenuhan

kebutuhan

dasar

sanitasi

yang

terdiri

dari

drainase,

pengelolaan limbah dan persampahan di Kabupaten Soppeng selama 5


tahun terakhir memiliki proporsi yang hanya bekisar di 1,24 %. Tahun
2007, proposi anggaran sanitasi terhadap belanja total di Kabupaten
Soppeng hanya berkisar di angka 1,55 %. Begitu pula di tahun 2008 hanya
berkisar pada angka 1,26 %. Pada tahun 2009, proporsinya menurun di
angka 0,94 % . Proporsi tersebut sangat menurun di Tahun 2010 yang
hanya mencapai 0.46 % dari total belanja dengan pengalokasian anggaran
terbesar di dinas PU sebesar 61,2 % dari total penganggaran sanitasi di
tahun 2010. Proporsi tersebut meningkat di tahun 2011 dengan capaian
1,98 % dari total belanja dan ini adalah persentase tertinggi dari proporsi
belanja sanitasi terhadap belanja total. Peningkatan tersebut diakibatkan
adanya pembangunan peningkatan sarana TPA dan juga pembangunan
IPAL pada Rumah Sakit Kabupaten Soppeng.

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 - 2012

No

Tahun

SKPD
2008

1
1.a
1.b
2
2.a
2.b
3
2.a
2.b
4
4.a
4.b
5
5.a
5.b
6
6.a
6.b
N
n.a
n.b

Dinas Pekerjaan Umum


Investasi
operasional/pemeliharaan
Bappedalda
Investasi
operasional/pemeliharaan
Dinas Tata Ruang dan
Permukiman
Investasi
operasional/pemeliharaan
Dinas Kesehatan
Investasi
operasional/pemeliharaan
Bappeda
Investasi
operasional/pemeliharaan
BPMPD
Investasi
operasional/pemeliharaan
Dinas Pendidikan
Investasi
operasional/pemeliharaan

Rata2
pertumbuh
an

2009

2010

(OM)

22.984.173.337
109.410.000

37.195.387.971
837.443.900

8.190.213.780
583.000.000

(OM)

0
0

0
0

23.360.000
0

(OM)

0
0

0
0

(OM)

1.376.104.600
0

(OM)

2011

0
400.000.000

0,01%
6,07%

954.341.500
0

1.904.020.000
0

61,85%
0%

0
0

7.965.337.212
686.425.000

12.497.189.411
746.668.250

34.07%
27.02%

1.534.536.000
0

571.326.250
0

993.489.000
0

788.350.500
0

32.95%
0%

0
0

0
0

0
0

199.350.000
0

0
0

0%
0%

(OM)

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0%
0%

(OM)

1.413.004.650
4.646.000

318.169.400
5.000.000

17.450.000
0

951.935.314
17.509.000

-475%
-56,29%

403.746.300
22.738.125

309.207.787.
700.000.000

2012

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Belanja Sanitasi (1+2+3+n)

25.887.278.587

39.993.852.296

9.691.069.430

11.825.600.499

17.305.672.475

-56,87%

Pendanaan investasi sanitasi


Total (1a+2a+3a+na)

25.773.282.587

39.133.670.271

9.103.069.430

10.439.175.499

16.141.495.225

-57,59%

10

Pendanaan OM (1b+2b+3b+
nb)

114.056.000

860.182.025

588.000.000

1.386.425.000

1.164.177.250

19,73%

11

Belanja Langsung

320.481.605.827,00

387.210.078.594,00

10,05%

12

Proporsi Belanja Sanitasi


Belanja Langsung(8/11)

6,20%

7,65%

3,56%

3,68%

4,47%

5,11%

Proporsi Investasi Sanitasi


Total Belanja Sanitasi
(9/8)

99,55%

97,84%

93.9%%

88,28%

93,27%

118.21%

6.06%

11,72%

6,73%

5,42%

13

417.118.213.773,00

522.445.152.077,00

Proporsi OM Sanitasi
Total Belanja Sanitasi
0,44%
2,15%
(10/8)
Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 2012 diolah oleh Bappeda

272.023.382.163,00

14

Tabel 2.7 PerhitunganPendanaanSanitasioleh APBD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 2012
No

Uraian

Belanja Sanitasi (Rp.)

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

Ratarata

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Pertum
buhan
2008
1
1.1
1.2
1.3
1.4

2
2.1
2.2
2.3

Belanja Sanitasi ( 1.1 +


1.2 + 1.3 + 1.4 )

Air Limbah Domestik


Sampah rumah
tangga
Drainase perkotaan
PHBS
Dana Alokasi
Khusus ( 2.1 + 2.2 +
2.3 )
DAK Sanitasi
DAK Lingkungan
Hidup
DAK Perumahan dan
Permukiman

25.887.278.587

2009
39.957.852.296

2010
9.691.069.430

2011
11.825.600.499

2012
17.305.672.475

-56,87%

819.350.000

23.360.000

978.222.222

49,40

168.046.000

837.443.900

583.000.000

1.958.766.500

1.904.020.000

25,91

22.925.537.337
1.974.345.250

36.659.387.971
2.461.020.425

7.860.213.780
1.224.513.650

7.877.672.777
1.010.941.000

12.989.182.511
2.716.002.128

-72,34
-9,89
-9,67%

3.227.000.000

3.155.000.000

1.313.500.000

1.890.900.000

7.067.930.000

2.518.000.000

2.299.000.000

474.800.000

880.400.000

696.420.000

-93,51%

709.000.000

856.000.000

838.700.000

1.010.500.000

1.875.170.000

38,19%

4.496.340.000

25%

Pinjaman/Hibah
untuk Sanitasi

0%

Bantuan Keuangan
Provinsi untuk
Sanitasi

0%

29.114.278.587

43.112.852.296

11.004.569.430

13.716.500.499

24.373.602.475

-48,95%

417.118.213.773,00

522.445.152.077,00

272.023.382.163,00

320.481.605.827,00

387.210.078.594,00

10,05%

Belanja APBD murni untuk


Sanitasi (1-2-3)
Total Belanja Langsung

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

% APBD murni terhadap


6,97%
Belanja Langsung
Sumber : APBD tahun 20.. 20.., diolah

8,25%

4,04%

4,27

6,29%

6,77%

Tabel 2.8 Belanja Sanitasi PerkapitaKabupaten Luwu Timur Tahun 2008 - 2012
No

Deskripsi

Total
1

Rata-Rata
Pertumbuhan

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

29.114.278.587

43.112.852.296

11.004.569.430

13.716.500.499

24.373.602.475

-48,95%

242.053

243.069

266.532

269.734

2,65%

178.113,27

45.273,43

51.462,86

90.361,62

-51,49%

Belanja

Sanitasi
Kabupaten/Kota

Jumlah Penduduk
Belanja Sanitasi

241.617
120.497,64

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Perkapita (1 / 2)
Sumber : APBD dan BPS, diolah

Tabel2.9 RealisasidanPotensiretribusiSanitasi per Kapita

No

Pertumbu
han (%)

Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)

SKPD
2008

2009

2010

2011

2012

1.a
1.b

Retribusi Air
Limbah
Realisasi retribusi
Potensi retribusi

2
2.a
2.b

Retribusi Sampah
Realisasi retribusi
Potensi retribusi

Retribusi
Drainase
Realisasi retribusi
Potensi retribusi

Total
Realisasi
Retribusi Sanitasi
(1a+2a+3a)

Total

3
3.a
3.b

Potensi

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Retribusi Sanitasi
(1b+2b+3b)
Proporsi
Total
Realisasi

6
Potensi Retribusi
Sanitasi (4/5)
Sumber: Tidak ada data
*
Catatan : Belum ada regulasi yang mengatur tentang retribusi

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.3.1. Kondisi Perekonomian Daerah

2.3.2. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Luwu Timur dapat


diukur dari besarnya nilai PDRB atas dasar harga konstan yang
berhasil diciptakan pada tahun sebelumnya. Namun ada hal
yang sedikit berbeda antara PDRB Kabupaten Luwu Timur
dengan Kabupaten lainnya yang ada di propinsi Sulawesi Selatan
dimana PDRB Kabupaten Luwu Timur di tinjau pada 2 hal yakni
PDRB dengan pertambangan nikel dan PDRB tanpa tambang
nikel. Hal tersebut diklasifikasikan demikian sebab sektor
Pertambangan merupakan sektor yang sangat menentukan nilai
PDRB Kabupaten Luwu Timur hingga saaat ini.
2.3.3. 2.3.1.1
2.3.4.

PDRB
Nilai PDRB atas dasar harga konstan (adhk)

dengan Tambang Nikelterlihat lebih fluktuatif dari nilai


atas dasar harga berlaku. Pada tahun 2008, total nilai
tambah bruto adhk di Luwu Timur mencapai 4,43
trilyun rupiah. Hingga pada tahun 2012, total nilai
tambah bruto adhk seluruh sektor usaha meningkat
2,94 persen dari tahun 2011. Jumlahnya mencapai 4,76
trilyun rupiah. Fluktuasi pada PDRB harga berlaku dan
harga konstan tersebut terutama dipengaruhi oleh naik
turunnya harga nikel di pasar dunia dan produksi nikel
dari PT. Vale Indonesia Tbk, perusahaan pertambangan
terbesar di Indonesia yang beroperasi di Luwu Timur.

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.3.5.

Sementara untuk nilai PDRB tanpa

tambang nikel paling besar didapatkan dari sektor


pertanian. Berdasarkan data pada tabel 2.10,yakni tabel
Peta Perekonomian Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008
- 2012, terlihat bahwanilai PDRB Kabupaten Luwu Timur
atas dasar harga konstan 2000 dari tahun ke tahun
mengalami

peningkatan

sehingga

menjadikan

pertumbuhan ekonomi selalu positif. Pada tahun 2012


nilai PDRB Kabupaten Luwu Timur atas dasar harga
konstan 2000 mencapai 1,15 trilyun rupiah, naik sekitar
84,72 milyar rupiah (7,95 persen) dari tahun 2011.
2.3.6. 2.3.1.1

Pertumbuhan Ekonomi

2.3.7. Pertumbuhan

ekonomi

dengan

tambang

nikel mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun


2010 yang disebabkan karena peningkatan produksi
PT.Vale Tbk. Namun pada tahun 2011, karena adanya
gangguan pada proses produksi yang disebabkan gempa
bumi

dan

kecelakaan

pada

tanur,

produksi

nikel

berkurang yang berdampak pertumbuhan ekonomi Luwu


Timur turun signifikan pula yakni minus 5,70 persen.
2.3.8. Sementara itu pertumbuhan ekonomi tanpa
tambang nikel juga mengalami fluktuasi selama lima
tahun terakhir. Pertumbuhan paling rendah 5,17 persen
terjadi pada tahun 2008. Sementara pencapaian tertinggi
terjadi pada tahun 2011 yaitu 8,34 persen. Hal tersebut
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

sebagian besar dipengaruhi oleh sektor Pertanian dengan


kontribusi lebih dari 55 persen setiap tahunnya terhadap
pembentukan PDRB Luwu Timur.
2.3.9. 2.3.1.1
2.3.10.

Pendapatan Perkapita
Pendapatan

Perkapita

Kabupaten

Luwu

Timur dengan tambang nikel menjadikan pendapatan


perkapita Luwu Timur yang paling tinggi di antara
kabupaten-kabupaten lain yang ada di Provinsi Sulawesi
Selatan. Hal ini perlu dipahami sangat hati-hati karena
angka perkapita tersebut belum tentu dapat dinikmati
oleh penduduk secara riil. Artinya pendapatan tersebut
nisbi disebabkan oleh tidak semua penduduk terlibat
secara langsung dalam proses produksi pertambangan.
Pendapatan
mengalami

perkapita
fluktuasi

dengan
selam

tambang

lima

nikel

tahun

ini

terakhir.

Pendapatan perkapita tertinggi terjadi pada tahun 2010


yakni sebesar Rp. 20.180.000,00- sementara pendapatan
perkapita terendah terjadi pada tahun 2009 yakni Rp.
17.900.000,00,-

(lihat

tabel

2.10,yakni

tabel

Peta

Perekonomian Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008

2012
2.3.11.

Sementara

pendapatan

perkapita

tanpa tambang nikel atas dasar harga konstan nilainya


masih relatif kecil namun mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun dengan rata-rata peningkatannya sebesar
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

105.2 % pertahunnya. Pada tahun 2008 pendapatan


perkapita

Kabupaten

3.740.000,00,-

Luwu

Timur

sebesar

Rp.

dan mengalami lompatan sebesar Rp.

850.000,00 pada tahun 2012 sehingga mencapai Rp.


4.590.000,00,-(lihat Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian
Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 - 2012.

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.3.12.

2.3.13.
2.3.14.
No
2.3.24.

Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 - 2012
2.3.16.
2.3.15.

Deskripsi
2.3.25.

2.3.19.

2008

2.3.26.

2.3.20.

200

Tahun
2.3.21.

9
2.3.27.

20

2.3.22.

2 2.3.23.

10
2.3.28.

011
2.3.29.

2012
2.3.30.

2.3.32. PDRB harga konstan


2.3.31.
1

Termasuk Pertambangan
Nikel (struktur
perekonomian) (Juta

2.3.33.

4.429.7

2.3.34. 4.250.551,3

16,91

2.3.35. 4.904.888

2.3.36. 4.643.4

,14

2.3.37. 4.761
.376,

08,62

50

Rupiah)
2.3.39. PDRB harga konstan Tanpa
2.3.38.
2

Tambang Nikel (struktur

2.3.40.

perekonomian) (Juta

865.65

8,15

2.3.41. 932.675,71

2.3.42. 983.980,7

2.3.43. 1.066.0

2.3.44. 1.150
.798,

73,46

86

Rupiah)
2.3.45.

2.3.46.

2.3.47.

2.3.48.

2.3.49.

2.3.50.

2.3.51.

2.3.53. Pendapatan Perkapita


2.3.52.
1

Kabupaten/Kota Termasuk
Pertambangan Nikel(Juta

2.3.54.

19.13

2.3.55. 17.90

2.3.56. 20.18

2.3.57. 18.84

2.3.58. 19.00

3.74

2.3.62. 3.93

2.3.63. 4.05

2.3.64. 4.34

2.3.65. 4.59

Rupiah)
2.3.60. Pendapatan Perkapita
2.3.59.
2

Tanpa Pertambangan Nikel


Kabupaten/Kota (Juta

2.3.61.

Rupiah)

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.3.74. Pertumbuhan Ekonomi


2.3.73.
Termasuk Pertambangan
1
Nikel (%)

2.3.75. 2.44

2.3.81. Pertumbuhan Ekonomi


2.3.80.
Tanpa Pertambangan Nikel
2.3.82. 5.17
2
(%)
2.3.87. Sumber : Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka tahun 2013

2.3.76. 4.04

2.3.77. 15.39

2.3.78. 5.70

2.3.79. 2.94

2.3.83. 7.74

2.3.84. 5.5

2.3.85. 8.38

2.3.86. 7.95

2.3.88.

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.3.89.

2.4

2.3.90.

TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LUWU TIMUR


2.4.1 Kebijakan Pembangunan Kabuoaten Luwu Timur
2.3.91.

Secara garis besar titik berat pembangunan

dan pengembangan wilayah Kabupaten Luwu Timur diarahkan


pada pengembangan fungsi sebagai:

Pusat Pengembangan Jasa Pelayanan Pemerintahan

Pusat Pengembangan Pelayanan Pemasaran

Pusat Pengembangan Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan

Pusat Pengembangan Utama Permukiman Perkotaan

Wilayah Pengembangan Sejarah dan Budaya

Wilayah Pengembangan Rekresi dan Wisata

2.4.2 Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Luwu Timur


2.3.92.

Strategi perwujudan program utama dalam

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Luwu Timur


Tahun 2009-2029 berdasarkan tujuan, kebijakan, dan strategi
penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang
dan rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi
kawasan

lindung

kabupaten

dan

kawasan

budi

daya,

penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan


ruang

wilayah

kabupaten,

dan

ketentuan

pengendalian

pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.


2.3.93.
pertumbuhan

Upaya

meminimalisasi

antara

wilayah

kesenjangan

dilakukan

dengan

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

mengembangkan
pengembangan

kawasan

yang

terisolasi

dan

tertinggal,

sistem kawasan perkotaan-perdesaan, serta

peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana wilayah


untuk menciptakan aksesibilitas yang seimbang terhadap
fungsi-fungsi pelayanan sosial ekonomi bagi segenap lapisan
masyarakat dalam wilayah secara keseluruhan.
2.3.94.

Strategi

pembangunan

yang

berkesinambungan (sustainable development) Kabupaten Luwu


Timur dilakukan melalui upaya pelestarian lingkungan yang
diwujudkan dalam bentuk konsistensi keberadaan kawasan
lindung untuk tetap dipertahankan, rehabilitasi kawasan kritis,
pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam, serta pengelolaan
kawasan budidaya agar tidak melampaui daya dukungnya
(carring capacity).Strategi pengembangan di atas, dilakukan
dengan mempertimbangkan segenap unsur-unsur potensi dan
permasalahan serta arah kebijaksanaan pembangunan daerah
dengan tetap berprinsip pada pembangunan yang berwawasan
lingkungan demi terciptanya kesinambungan pembangunan
yang optimal.
2.4.3 Strategi Pengembangan Infrastruktur
2.3.95.

Strategi

pengembangan

infrastruktur

dilakukan untuk mempercepat perkembangan sektor-sektor


unggulan, yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan,
pertambangan,
agroindustri

dan

kepariwisataan,
agrobisnis,

industri,
hasil-hasil

perdagangan,
pertanian

dan

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

perkebunan. Dalam pengembangannya, strategi yang dilakukan


adalah sebagai berikut:

Pengembangan infrastruktur yang mendukung sektor-sektor


produksi, guna meningkatkan produktivitas sektor unggulan,
diantaranya; membangun dan meningkatkan jaringan jalan
arteri (koridor Trans Sulawesi ke Provinsi Sulawesi Tenggara,
Provinsi Sulawesi Tengah) dan akses penghubung jalan
kolektor antar kawasan andalan dan kawasan strategis
Kabupaten Luwu Timur, pembangunan terminal regional Tipe
B

di

Tarengge

Kecamatan

Wotu,

pembangunan

dan

peningkatan terminal pembantu sub-regional setara tipe C


yang berlokasi di wilayah-wilayah pertumbuhan kecamatan.

Pengembangan

jaringan

irigasi,

embung

dan

bendung,

pengembangan dermaga dan fasilitas perikanan nusantara


terpadu

(TPI/PPI),

pembangunan

kawasan

industri

perkapalan rakyat di Lampia, pengembangan industri hasilhasil perkebunan utamanya kelapa (tersebar di seluruh
wilayah kecamatan Kabupaten Luwu Timur), pengembangan
industri hasil-hasil perikanan darat dan perikanan laut
(Malili, Angkona, Wotu, Burau).

Pengembangan sarana dan prasarana kepariwisataan, jasa


pemasaran dan perdagangan, seperti pasar regional dan
pertokoan, fasilitas perbankan dan lembaga ekonomi lainnya,
pengembangan perhotelan, restoran dan rumah makan,
pengembangan pelabuhan laut di Malili, pelabuhan Lampia
dan dermaga ASDP Towuti dan Nuha, peningkatan pelayanan

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Bandar Udara Sorowako dan mengaktifkan kembali dan


pembangunan bandara Malili, serta penataan obyek-obyek
wisata potensial (wisata budaya, sejarah, dan wisata alam).

Pengembangan
peruntukan

kawasan

permukiman

permukiman

pada

kawasan

(permukiman

perkotaan

dan

perdesaan) di seluruh kecamatan Kabupaten Luwu Timur


untuk menjawab tuntutan kebutuhan perumahan, dan
dinamika pertumbuhan kawasan tersebut yang saat ini telah
berkembang relatif pesat, utamanya pembangunan fasilitas
umum, sosial dan ekonomi. Ke depan, bila tidak diantisipasi
dengan perencanaan dan penataan, maka kawasan tersebut
akan menimbulkan berbagai dampak, baik sosial, ekonomi
masyarakat, serta dampak-dampak lingkungan.

Pengembangan jaringan air bersih dimaksudkan untuk


memenuhi kebutuhan dasar penduduk dan peningkatan
fasilitas pelayanan wilayah. Pengembangan jaringan air
bersih

(terutama

di

kawasan

perkotaan

Malili,

Wotu,

Sorowako dan kawasan cepat berkembang). Penelitian dan


pengembangan sumber air tanah untuk keperluan irigasi
pertanian

dan

keperluan

air

minum,

terutama

untuk

melayani wilayah kecamatan atau desa-desa yang tidak


mempunyai sumber air baku, penting dilakukan sesegera
mungkin.

Pengembangan dan peningkatan manajemen persampahan


dan armada penunjang persampahan yang selama ini
dirasakan masih kurang.

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Pengendalian dan normalisasi sungai besar dan anak sungai,


kawasan pesisir pantai untuk mencegah erosi dan abrasi air
laut.

Pengembangan
jaringan

dan

irigasi

mengoptimalkan

yang

ditujukan

prasarana
untuk

sistem

mendukung

pengembangan potensi kawasan pertanian tanaman pangan


dan pertambakan.

Pengadaan

dan

telekomunikasi

peningkatan
(daya

kualitas

sambung)

dan

untuk

kuantitas

mempermudah

aksesibilitas internal dan eksternal antar wilayah Kabupaten


Luwu Timur, terutama pada di sentra-sentra produktif baru.

Pengembangan dan peningkatan sumbungan saluran telepon


terutama di wilayah kecamatan dengan menggunakan sistem
radio digital (digital radio system).

Pembangunan

dan

pengembangan

jasa

pos

dan

telekomunikasi perlu lebih ditingkatkan untuk mendukung


proses pembangunan, baik untuk kepentingan pemerintah,
dunia usaha, dan masyarakat umumnya.

Pengembangan sistem jaringan listrik melalui penambahan


daya dan sambungan listrik ke rumah-rumah penduduk di
perdesaan yang belum terjangkau dengan sistem interkoneksi
kelistrikan

PLTD

baru,

PLTHM

pada

kawasan

yang

memungkinkan sistem aliran sungai deras yang banyak


terdapat di Kabupaten Luwu Timur.

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Pengembangan sistem persampahan dan limbah, kesehatan


dan sanitasi kawasan perumahan, sarana pendidikan dan
peribadatan, serta pelayanan umum dan pemerintahan
lainnya.

2.4.4 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Luwu Timur


2.3.96.

Penetapan kawasan perkotaan dan perdesaan

di wilayah Kabupaten Luwu Timur berdasarkan karakteristik


fisik dasar lahan, sosial dan budaya, serta ekonomi, masih
terbatas pada ibukota Kabupaten Luwu Timur yakni kawasan
perkotaan Malili dan sekitarnya, dan kawasan perkotaan di
ibukota kecamatan, yakni Wotu, Tomoni, Sorowako, Burau,
Wonorejo,

Kalaena,

Wasuponda
2.3.97.

Kertoharjo,

Solo,

Wowondula

dan

Kecamatan Malili merupakan sub wilayah

dalam Kabupaten Luwu Timur mempunyai fungsi pelayanan


utama,

khususnya

dalam

pelayanan

pemerintahan,

perdagangan, pendidikan, transportasi moda darat dan laut,


hiburan dan rekreasi, telekomunikasi dan informasi .Kondisi ini,
menjadikan Kecamatan Malili, yang sekaligus sebagai ibukota
Kabupaten Luwu Timur, mempunyai hirarki tertinggi dalam
sistem pelayanan wilayah, baik pelayanan sosial, ekonomi,
maupun transportasi.
2.3.98.
2.3.99.
2.3.100.
2.3.101.
2.3.102.
2.3.103.
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.3.104.
2.3.105.
2.3.106.
2.3.107.
2.3.108.
2.3.109.
2.3.110.
2.3.111.
2.3.112.
2.3.113.
2.3.114.
2.3.115.
2.3.116.
2.3.117.
2.3.118.
2.3.119.
2.3.120.
2.3.121.
2.3.122.
2.3.123.
2.3.124.
2.3.125.

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.3.126.

Peta 2.3: Rencana Struktur Ruang Kabupaten Luwu Timur

2.3.127.
2.3.128.
2.3.129.
2.3.130.
2.3.131.
2.3.132.
2.3.133.
2.3.134.
2.3.135.
2.3.136.

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.3.137.
2.3.138.

Sumber : Peta RTRW Kabupaten Luwu Timur

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.4.5 Rencana Pola Ruang Kabupaten Luwu Timur


2.4.6 Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan
rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten
yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung
dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi:

sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial


ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan

dalam wilayah kabupaten;


mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka

menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan


sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang
pada wilayah kabupaten.
2.4.7 Pada dasarnya Pola ruang terbagi atas 2 yaitu

kawasan Budidaya dan kawasan Lindung.


2.4.8
2.4.9
2.4.10
2.4.11
2.4.12
2.4.13
2.4.14
2.4.15
2.4.16
2.4.17
2.4.18
2.4.19
2.4.20

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.4.21
2.4.22
2.4.23
2.4.24
2.4.25
2.4.26
2.4.27
2.4.28
2.4.29
2.4.30
2.4.31
2.4.32
2.4.33
2.4.34
2.4.35
2.4.36
2.4.37
2.4.38
2.4.39

Peta 2.4: Rencana Pola Ruang Kabupaten Luwu Timur

Sumber : Peta RTRW Kabupaten Luwu Timur

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.4.40

Potensi rawan bencana Kabupaten Luwu Timur

berupa tanah longsor, luapan air sungai, rawan gempa dan


rawan banjir yang hampir terjadi setiap tahun. Adapaun arahan
rencana penanganan kawsan
2.4.41

rawan bencana di Kabupaten Luwu Timur sebagai

berilkut:

Untuk

tanah

longsor

dan

luapan

air

sungai

diarahkan

pengendaliannya dengan menetapkan deliniasi kawasan lindung


agar pemanfaatan lahan pada kawasan tersebut mengeliminir
kegiatan-kegiatan budidaya yang dapat menyebabkan terjadi longsor
pada kawasan tersebut, terutama pada kawasan hulu sungai.
Rawan longsor dan luapan air sungai di Kabupaten Luwu Timur
sering terjadi pada Kecamatan Kalaena, Mangkutana, Towuti, Malili,
dan Kecamatan Nuha.

Untuk daerah rawan banjir diarahkan pengendaliannya dikawasan


yang sering terkena banjir seperti di sekitar Kecamatan Malili (Kota
Lama Malili), Kecamatan Wotu, Kalaena, Mangkutana, Burau dan
Kecamatan Tomoni.

Untuk rawan gempa bumi, diarahkan pengendalian ketat pada


wilayah yang berada tepat pada jalur patahan (sesar Matano) yang
melalui beberapa wilayah kecamatan seperti Kecamatan Kalaena,
Mangkutana, Malili, hingga ke Kecamatan Wasuponda dan Nuha
2.4.42
2.4.43
2.4.44
2.4.45
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.4.46
2.4.47
2.4.48
2.4.49
2.4.50
2.4.51
2.4.52
2.4.53
2.4.54
2.4.55
2.4.56
2.4.57
2.4.58
2.4.59
Gambar 4.1.
2.4.60 Patahan Matano yang Melintasi Wilayah Kabupaten Luwu
Timur
2.4.61

2.4.62

Peta 2.3: Rawan Bencana Kabupaten Luwu Timur

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.4.63

Sumber : Peta RTRW Kabupaten Luwu Timur

2.4.64

2.4.65
2.5 SOSIAL DAN BUDAYA
2.5.2

2.5.1 Pendidikan
2.5.3

Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat

penting dalam proses pembangunan. Pendidikan merupakan salah satu


instrumen penting dalam pembangunan manusia, karena merupakan
suatu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan
manusia.Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Luwu
Timur

sangat

konsisten

dalam

upaya

meningkatkan

kualitas

pendidikan.Upaya yang dilakukan meliputi perluasan dan pemerataan


dalam memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

melalui peningkatan anggaran pendidikan secara berarti.Disamping itu


dilakukannya sekolah gratis sampai dengan tingkat SMU.
2.5.4
Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dapat
dilihat dari persentase capaian indeks pendidikan yang merupakan
gabungan dari dua indikator pendidikan yaitu Angka Melek Huruf dan
Rata-rata Lama Sekolah, disamping itu keberhasilan pembangunan
dibidang pendidikan, juga dapat dijadikan sebagai salah satu parameter
untuk

mengetahui

kesejahteraan

masyarakat,yang

tercermin

dari

beberapa indikator diantaranya, angka melek huruf, angka rata-rata


lama sekolah, APM, APK, APS
2.5.5

Tabel 2.11: Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di

Kabupaten Luwu Timur


2.5.7 Jumlah Fasilitas Pendidikan
2.5.9 Umum

2.5.10 Agama

2.5.6 Nama Kecamatan


2.5.122.5.13 2.5.14 2.5.15 2.5.16
SD
2.5.19 Burau

MA

2.5.52 2.5.53 2.5.54 2.5.55 2.5.56 2.5.57 4 2.5.58


14

2.5.59 Malili

2.5.44 2.5.45 2.5.46 2.5.47 2.5.48 2.5.49 0 2.5.50


10

2.5.51 Angkona

MI

2.5.36 2.5.37 2.5.38 2.5.39 2.5.40 2.5.41 0 2.5.42


12

2.5.43 Tomoni Timur

SMK

2.5.18

2.5.28 2.5.29 2.5.30 2.5.31 2.5.32 2.5.33 3 2.5.34


21

2.5.35 Tomoni

SMA

2.5.20 2.5.21 2.5.22 2.5.23 2.5.24 2.5.25 3 2.5.26


16

2.5.27 Wotu

SMP

2.5.17 M

2.5.60 2.5.61 2.5.62 2.5.63 2.5.64 2.5.65 3 2.5.66


21

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.5.67 Towuti

2.5.68 2.5.69 2.5.70 2.5.71 2.5.72 2.5.73 3 2.5.74


17

2.5.75 Nuha

2.5.76 2.5.77 2.5.78 2.5.79 2.5.80 2.5.81 0 2.5.82


9

2.5.83 Wasuponda

2.5.84 2.5.85 2.5.86 2.5.87 2.5.88 2.5.89 1 2.5.90


11

2.5.91 Mangkutana

2.5.92 2.5.93 2.5.94 2.5.95 2.5.96 2.5.97 2 2.5.98


15

2.5.99 Kalaena

2.5.100
2.5.101 2.5.102 2.5.103 2.5.104 2.5.105
7

2.5.107

2.5.106
0

Sumber. Kabupaten luwu timur dalam angka 2013

2.5.108

2.5.109

2.5.2 Kemiskinan
2.5.110

tentunya

Sebagai dampak dari tingginya laju inflasi tersebut

akan

sangat

berpengaruh

terhadap

perekonomian

masyarakat utamanya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, hal


ini tentunya akan berpengaruh terhadap angka kemiskinan,
sulitnya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai
akibat dari tingginya harga kebutuhan sehari-hari tentunya akan
berdampak sangat luas, untuk itu diperlukan perhatian khusus
oleh pemerintah daerah guna mengatasi permasalahan tersebut.
2.5.111
Kabupaten

Sampai

Luwu

dengan

Timur

dalam

saat

ini

kinerja

pemerintah

penanggulangan

kemiskinan

menunjukkan capaian yang baik hal ini dibuktikan dengan


menurunnya angka kemiskinan dari tahun-ke tahun dan telah
dibawah angka target Nasional. Pada tahun 2010 jumlah penduduk
miskin sebesar 22.395 kemudian turun menjadi 20.401 atau
berkurang sekitar 1.994 atau 8,9%. Demikian pula persentase
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

penduduk di atas garis kemiskinan menjunjukkan peningkatan


dari tahun-ke tahun, pada tahun 2010 persentase penduduk
diatas garis kemiskinan sebesar 90,82 % kemudian meningkat
menjadi 91,71% pada tahun 2011 dan kembali meningkat lagi
ditahun 2012 sebesar 92,29%, hal ini mengindikasikan bahwa
pelaksanaan

program

yang

mengarah

kepada

program

penanggulangan kemiskinan sejauh ini telah sesuai dengan apa


yang diharapkan dan menjadi ukuran bagi pemerintah daerah
dalam meningkatkan lagi kinerja penanggulangan kemiskinan pada
masa-masa yang akan datang sehingga menghasilkan output
kinerja yang semakin membaik dari tahun ketahun. Gambaran
karakteristik kemiskinan kabupaten Luwu Timur sebagaimana
pada tabel di bawah ini:
2.5.112

Tabel 2.12: Jumlah penduduk miskin per kecamatan

2.5.113

Nama

Kecamatan

2.5.114

Jumlah keluarga
miskin (KK)

2.5.115

Burau

2.5.116

3.895

2.5.117

Wotu

2.5.118

2.931

2.5.119

Tomoni

2.5.120

2.307

2.5.121

Tomoni

2.5.122

1.980

2.5.123

Angkona

2.5.124

3.435

2.5.125

Malili

2.5.126

2.404

2.5.127

Towuti

2.5.128

1.317

2.5.129

Nuha

2.5.131

Wasuponda

Timur

2.5.130
2.5.132

416
1.602

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.5.133

Mangkutana

2.5.134

2.071

2.5.135

Kalaena

2.5.136

1.389

2.5.137

Sumber: BPS

2.5.138 2.5.3 Kondisi Perumahan dan Permukiman Kumuh


2.5.139

Tabel 2.13: Jumlah rumah per kecamatan

2.5.140

Nama

2.5.141

Kecamatan
2.5.142

Jumlah
Rumah

Bura

2.5.143

8.096

2.5.144

Wotu

2.5.145

6.811

2.5.146

Tomo

2.5.147

6.124

Tomo

2.5.149

3.408

Angk

2.5.151

5.939

2.5.152

Malili

2.5.153

7.017

2.5.154

Towut

2.5.155

6.265

2.5.156

Nuha

2.5.157

5.377

2.5.158

Wasu

2.5.159

4.187

Mang

2.5.161

6.390

Kalae

2.5.163

2.722

ni
2.5.148

ni Timur
2.5.150
ona

ponda
2.5.160
kutana
2.5.162
na
2.5.164

Sumber: Dinas Tata Ruang & Permukiman

2.5.165

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.5.166
2.5.167
2.6 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH
2.6.2

Untuk

kepemerintahan,

menjalankan
Pemerintah

tugas

pokok

dan

fungsi

Kabupaten

Luwu

Timur

telah

menetapkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) instansi


pemerintah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dengan
Peraturan Daerah (Perda) yaitu:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 2 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat
Dewan

Perwakilan

Rakyat

Daerah

dan

Staf

Ahli

Lingkup

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, yang telah mengacu dan


menyesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007

tentang

Organisasi

Perangkat

Daerah

dan

Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 03 Tahun 2008,
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas
Daerah Kabupaten Luwu Timur.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 04 Tahun 2008,
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Luwu Timur.
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

4. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 31 Tahun 2006,


tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dalam
wilayah Kabupaten Luwu Timur.
5. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 03 tahun 2010,
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
2.6.3

Peraturan-peraturan

daerah

tersebut,

menetapkan

kewenangan dan tugas dari masing-masing organisasi perangkat daerah


sebagai berikut:
2.6.4

2.6.1 Sekretariat Daerah

2.6.5

Sekretariat

Daerah

mempunyai

tugas

dan

kewajiban membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan


mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah,
dengan susunan organisasi sebagai berikut:
2.6.6

2.6.1.1 Sekretaris Daerah

2.6.7

2.6.1.2 Staf Ahli


2.6.8

a)

Staf Ahli Hukum dan Pemerintahan

2.6.9

b)

Staf Ahli Pembangunan

2.6.10 c)
2.6.11

Staf Ahli Ekonomi dan Keuangan

2.6.1.3 Asisten Pemerintahan


2.6.12 a)

Bagian Pemerintahan

2.6.13

Sub Bagian Ketataprajaan

2.6.14

Sub Bagian Bina Perangkat Kecamatan

dan Desa/Kelurahan

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.6.15

Sub

Bagian

Keagrariaan

dan

Kerjasama Daerah
2.6.16 b)

Bagian Hukum

2.6.17

Sub Bagian Perundang-Undangan

2.6.18

Sub

Sub Bagian Bantuan Hukum dan HAM

Bagian

Dokumentasi

dan

Informasi Hukum
2.6.19
2.6.20

2.6.1.4 Asisten Perekonomian dan Pembangunan


2.6.21 a)

Bagian Kesejahteraan Rakyat

2.6.22

Sub Bagian Keagamaan

2.6.23

Sub Bagian Kesejahteraan Rakyat

2.6.24

Sub Bagian Sosial

2.6.25 b)

Bagian Ekonomi dan Pembangunan

2.6.26

Sub Bagian Perekonomian

2.6.27

Sub Bagian Pembangunan

2.6.28

Sub

Bagian

Pengendalian

Administrasi

Pembangunan
2.6.29

2.6.1.5 Asisten Administrasi Umum


2.6.30 a)

Bagian Umum dan Perlengkapan

2.6.31

Sub Bagian Tata Usaha

2.6.32

Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga

2.6.33

Sub Bagian Keuangan dan Program

2.6.34 b)

Bagian Humas

2.6.35

Sub Bagian Keprotokoleran

2.6.36

Sub Bagian Dokumentasi dan Sandi

2.6.37

Sub Bagian Humas dan Pelayanan Media

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.6.38 c)
2.6.39

Bagian Organisasi dan Kepegawaian

Sub

Bagian

Kelembagaan

2.6.40

Sub Bagian Analisis Jabatan

2.6.41

Sub Bagian Kepegawaian dan Kinerja

dan

Ketatalaksanaan

2.6.42
2.6.43 2.6.2

Sekretariat DPRD

2.6.44

Sekretariat DPRD merupakan Unsur Penunjang

Pemerintah Daerah yang membantu DPRD dalam menyelenggarakan


tugas dan fungsinya, dan dalam melaksanakan tugasnya secara
teknis operasional berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Pimpinan DPRD dan secara Administratif bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah, dengan struktur organisasi
sebagai berikut:
2.6.45

2.6.2.1 Sekretaris DPRD

2.6.46

2.6.2.2 Kepala Bagian Umum

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Kepala Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga

Kepala Sub Bagian Humas dan Protokol


2.6.47

2.6.2.3 Kepala Bagian Risalah dan Persidangan

Kepala Sub Bagian Risalah dan Dokumentasi

Kepala Sub Bagian Persidangan


2.6.48

2.6.2.4 Kepala Bagian Keuangan

Kepala Sub Bagian Perbendaharaan

Kepala Sub Bagian Penganggaran


2.6.49
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.6.50 2.6.3

Dinas-Dinas Daerah

2.6.51

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana

pemerintah kabupaten yang dipimpin oleh seorang kepala dinas


yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui
sekretaris daerah. Dinas daerah ini melaksanakan tugas dan fungsi
operasional untuk bidang-bidang tertentu. Jumlah Dinas yang ada
di Kabupaten Luwu Timur tahun 2011 ada 13, dengan rincian
sebagai berikut :
2.6.52 2.6.3.1

Dinas Kehutanan;

2.6.53 2.6.3.2

Dinas Kelautan dan Perikanan;

2.6.54 2.6.3.3

Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral;

2.6.55 2.6.3.4

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial;

2.6.56 2.6.3.5
Dinas
Perdagangan;

Koperasi,

Perindustrian

dan

2.6.57 2.6.3.6
Pemuda dan

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata,


Olah Raga;

2.6.58 2.6.3.7

Dinas Kesehatan;

2.6.59 2.6.3.8
Informatika;

Dinas

2.6.60

Perhubungan,

Komunikasi

2.6.3.9
Dinas
Pendapatan,
Keuangan dan Aset Daerah;

dan

Pengelolaan

2.6.61 2.6.3.10 Dinas Pekerjaan Umum;


2.6.62 2.6.3.11 Dinas Tata Ruang dan Permukiman;
2.6.63 2.6.3.12 Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan.
2.6.64 2.6.3.13 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
2.6.65
2.6.66
2.6.67 2.6.4

Badan Badan

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.6.68

Badan sebagai lembaga teknis daerah merupakan

unsur penunjang pemerintah kabupaten dipimpin oleh seorang


kepala badan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
bupati melalui sekretaris daerah. Jumlah Badan yang ada di
Kabupaten Luwu Timur tahun 2011 ada 8, dengan rincian sebagai
berikut :
2.6.69 2.6.4.1

Inspektorat;

2.6.70 2.6.4.2

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bappeda);
2.6.71

2.6.4.3

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

Pelatihan Daerah (BKPPD);


2.6.72

2.6.4.4

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Daerah
2.6.73 2.6.4.5

Kantor

Perpustakaan,

Arsip

Daerah

dan

Dokumentasi;
2.6.74

2.6.4.6

Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat;
2.6.75 2.6.4.7

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu;

2.6.76 2.6.4.8

Satuan Polisi Pamong Praja;

2.6.77

2.6.4.9

Badan Ketahanan Pangan;

2.6.78

2.6.4.10

Rumah Sakit Umum Daerah I Lagaligo;

2.6.79

2.6.4.11

Badan

Pemberdayaan

Masyarakat

dan

Pemerintahan Desa;

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.6.80

2.6.4.12

Badan

Keluarga

Berencana

dan

Pemberdayaan Perempuan;
2.6.81 2.6.4.13 Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan
Dan

Kehutanan;

2.6.82 2.6.4.14 Badan Penanggulangan Bencana Daerah;


2.6.83 2.6.4.15 Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung.
2.6.84 2.6.5

Kecamatan

2.6.85

Kecamatan merupakan perangkat daerah yang

dipimpin seorang camat yang berada di bawah dan bertanggung


jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Jumlah Kecamatan
di Kabupaten Luwu Timur ada 11 kecamatan, yaitu:
2.6.86

2.6.5.1

Kecamatan Burau

2.6.87

2.6.5.2

Kecamatan Wotu

2.6.88

2.6.5.3

Kecamatan Tomoni

2.6.89

2.6.5.4

Kecamatan Tomoni Timur

2.6.90

2.6.5.5

Kecamatan Angkona

2.6.91

2.6.5.6

Kecamatan Malili

2.6.92

2.6.5.7

Kecamatan Towuti

2.6.93

2.6.5.8

Kecamatan Nuha

2.6.94

2.6.5.9

Kecamatan Wasuponda

2.6.95

2.6.5.10

Kecamatan Mangkutana

2.6.96

2.6.5.11

Kecamatan Kalaena

2.6.97
KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU
TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.6.98
2.6.99
2.6.100

BUPATI
WAKIL BUPATI

2.6.101

SEKRE

2.6.102

STAF AHLI
ASISTEN PEMERINTA
AS
Staf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintahan
Bag. Pemerintahan
Staf Ahli Bidang Sosial dan SDM
Bagian Hukum
Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan

2.6.103
2.6.104

LEMBAGA LAIN
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

2.6.105
2.6.106

Gambar 2.1: Struktur organisasi pemerintah daerah

Kabupaten/Kota
2.6.107
2.6.108
2.6.109
2.6.110
2.6.111

Kecamatan,
Kelurahan / Desa

DINAS DINAS DAERAH


Dinas Kehutanan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Badan
Dinas Energi Sumber Daya Mineral
Badan Kepe
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan SosialBad
Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan
Kantor
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda
Kantor
danKesa
Ola
Dinas Kesehatan
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Badan Pe
Dinas Pertanian, Peternakan & Perkebunan
Badan Ke
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2.6.112
2.6.113
2.6.114
2.6.115
2.6.116
2.6.117
2.6.118
2.6.119

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.6.120
2.6.121
2.6.122
2.6.123
2.6.124
2.6.125
2.6.126
2.6.127
2.6.128
2.6.129
2.6.130

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

Bidang Anggaran

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.6.131

DPPKAD

Gambar 2.2: Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan


sanitasi Kabupaten Luwu Timur
DINAS TARKIM BAPEDALDA

BPMPD

2.6.132

Partisipasi
Masyarakat
dan
Usaha
Ekonomi
Bidang
Analisis
Pencegahan
Bidang
Dampak
Perumahan
Lingkungan
dan Permukiman
Sub Bidang AMDAL, UKL/UPL
Bidang Pengaturan dan Pembinaan

2.6.133

Bidang
Bidang
Bidang
Bidang

Pengembangan Infrastruktur
Sosial dan Budaya
Peningkatan Kapasitas dan Kelembagaan
Statistik dan Litbang
BAPPEDA

2.6.134
2.6.135
2.6.136
2.6.137
2.6.138
2.6.139
2.6.140
2.6.141
2.6.142

Bidang Pemberan
Bidang Kesehata

2.6.143
2.6.144
2.6.145
2.6.146
2.6.147

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

Perekonomian da
Bagian Humas da

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

2.7 KOMUNIKASI DAN MEDIA


2.8 Media dan komunikasi berfungsi untuk mengidentifikasi tentang
pengalaman

dan

kapasitas

kampanye/pemasaran

Kabupaten

sanitasi

serta

Luwu

sejauh

Timurdalam

mana

menjalankan

pemahaman

mereka

mengetahui peran media massa dalam mendukung pembangunan sanitasi.


Aspek komunikasi dan informasi menjadi hal penting, saat permasalahan
sanitasi menjadi hal yang tidak populer dan menjadi isu yang tidak penting
dikalangan masyarakat.
2.9 Peran komunikasi dan media di Kabupaten Luwu Timur di sektor
sanitasi sampai saat ini terus berkembang, hal ini dapat dilihat dengan adanya
kerjasama dengan beberapa pihak swasta dan BUMN seperti PT. Vale, PTPN dan
Pihak Perbankan sertaprogram yang berbasis masyarakat seperti PNPM Mandiri
Perdesaan, PamsimasDisamping itu, beberapa instansi juga berperan aktif
dalam mengkampanyekan sanitasi. Seperti dinas kesehatan yang melakukan
kegiatan komunikasi terkait sanitasi seperti Penyuluhan CTPS dan Stop BABs di
sekolah dan masyarakat dan pemicuan STBM serta Penerapan Kampung PHBS
yang telah mengantar Desa Puncak Indah Kab. Luwu Timur sebagai Juara
Pertama Desa Siaga Tingkat Provinsi.Pembentukan Bank Sampah Anggrek di
Kelurahan Malili yang juga merupakan upaya Bapedalda untuk mengupayakan
lingkungan pemukiman yang bersih dan sehat.BPMPD dengan kegiatan
Pembinaan Desa P2WKSS (Lihat Tabel 2.14.Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi
dan Tabel 2.15.Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi)
2.10 Tabel 2.14: Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi
2.11 2.12 Kegiat
No
an
2.19 2.20 Pemic
1
uan
STBM

2.13 Ta
hu
n

2.14 Dinas
Pelak
sana

2.21 20
13

2.22 Dinas
Keseh
atan

2.15 Tujuan
Kegiatan
2.23 Meningk
atkan
peranser

2.16 Khala
yak
Sasar
an

2.17 Pesan
Kunci

2.18 Pembelaja
ran

2.24 Masya
rakat
di 15

2.25 Sanitas
i buruk
dan

2.26 Terbatasny
a tenaga
fasilitator

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

ta
masyara
kat
dalam
penyedia
an
layanan
sanitasi
dan
membias
akan
PHBS
dalam
kehidupa
n seharihari.

Wilaya
h
Puske
mas
yang
memil
iki
Indek
Risiko
Sanita
si
Tertin
ggi.

perilak
u hidup
tidak
bersih
dan
tidak
sehat
itu
menjijik
an,
memalu
kan
dan
membu
at
sakit,
karena
nya
perlu
kita
perbaik
i
sanitasi
dan
biasaka
n
PHBS.

yang
handal,
membuat
pemicuan
di
sejumlah
RT kurang
sukses,
perlu
peningkata
n jumlah
fasilitator
handal.

2.27 2.28 Penyul


2.
uhan
tata
cara
Cuci
Tanga
n
Pakai
Sabun
(CTPS)
di
sekola
h
Dasar

2.29 20
10

2.30 Dinas
Pendi
dikan
dan
Dinas
Keseh
atan

2.31 Siswa
Sekolah
Dasar
mampu
dan mau
melakuk
an CTPS
yang
baik dan
benar.

2.32 Siswasiswi
SD di
20
sekola
h
denga
n
angka
tidak
masu
k
sekola
h
karen
a
diare
terting
gi.

2.33 Dengan
CTPS,
kita
terhind
ar dari
penyaki
t, dan
hidup
lebih
sehat.

2.34 Dampak
dari
kegiatan
ini,
ternyata
dapat
menurunk
an angka
tidak
masuk
sekolah
karena
diare.

2.35 2.36 Bank


4.
Sampa
h

2.37 20
14

2.38 Badan
Penge
ndalia
n
Lingk

2.39 Pengura
ngan
Sampah
melalui
Daur

2.40 Masya
rakat
Kelura
han
Malili

2.41 Pemanf
aatan
Sampa
h
sebagai

2.42 Masyaraka
t dapat
berinovasi
mengolah
sampah

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

ungan
Hidup

2.43 2.44 P2WK


5.
SS

2.45 20
1020
14

2.46 BPMP
D

Ulang
dan
Pemanfa
atan
Sampah
(3R)

2.47 Membina
Keluarga
Sehat
Sejahtera

2.48 Masya
rakat
Kab.
Luwu
Timur

sumber
pendap
atan

menjadi
sesuatu
yang
bermanfaa
t serta
menciptak
an
lingkungan
pemukima
n yang
sehat dan
bersih

2.49 Peningk
atan
Kesehat
an dan
Kesejah
teraan
Keluarg
a

2.50 Masyaraka
t dapat
menerapka
n pola
hidup
sehat dari
segi
pangan
dan
lingkungan
hidup.

2.51Sumber: Dinas Kesehatan, Kom.Info dan Bag.Humas Setdakab.


2.52
2.53

2.54 Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi


2.55 2.56 Jenis
N
Media
2.57 a)

2.58 Khalaya
k
2.59 b)

2.60 Pendanaan
2.61 c)

2.62 Isu yang


Diangka
t
2.63 d)

2.64 Pesan
Kunci
2.65 e)

2.66 Efektivita
s
2.67 f)

2.69 Tabloi
d
Verbee
k
2.70 Pemuat
an
2.68
artikel
1.
dan
pember
itaan

2.71 Masyarak
at Umum
Kab.
Luwu
Timur

2.72 PT. Vale

2.73 Vale
Dukung
Perbaika
n
Sanitasi
Warga

2.74 Mencipta
kan
Lingkun
gan yang
Sehat

2.75 Pemberita
an melalui
Tabloid
dapat
menyebark
an
informasi
untuk
menerapk
an
perilaku
Hidup
Bersih dan
Sehat.

2.76 2.77 Buleti


2.
n

2.79 Masyarak
at Umum

2.80 APBD
Pemda

2.81 Masyara
kat

2.82 Perilaku
Hidup

2.83 Pemberita
an melalui

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN LUWU TIMUR

Sehati
2.78 Pemuat
an
artikel
dan
pember
itaan

2.85 Tabloi
d
Warta
Lutim
2.86 Pemuat
an
artikel
2.84
dan
3.
pember
itaan

2.95

2.96
2.94
4.

Website
Kab.
Luwu
Timur
Pemuat
an
artikel
dan
pember
itaan

Kab.
Luwu
Timur

Lutim

2.87 Masyarak
at Umum
2.88 Kab.
Luwu
Timur

2.89 APBD
Pemda
Lutim

2.97 Masyarak
at Umum
2.98 Kab.
Luwu
Timur

2.99

APBD
Pemda
Lutim

Hidup
Bersih
dan
Sehat

Bersih
dan
Sehat

Tabloid
dapat
menyebark
an
informasi
untuk
menerapk
an
perilaku
Hidup
Bersih dan
Sehat.

2.90 Desa
Puncak
Indah
sebagai
Pilot
Project
Penerapa
n
Kampun
g PHBS
2.91

2.92 Keluarga
berprilak
u sehat

2.93 Pemberita
an melalui
Tabloid
dapat
menyebark
an
informasi
untuk
menciptak
an
Kampung
PHBS di
seluruh
wilayah
Kab. Luwu
Timur

2.100 Kabu
paten
Luwu
Timur
berpredi
kat
kabupat
en sehat
di tahun
2013

2.101

2.102 Pemberita
an melalui
Website
dapat
menyebark
an
informasi
Kab. Luwu
Timur
sebagai
Kabupaten
Sehat di
tahun
2013

2.103 Sumber: Dinas Kesehatan, Kom.Info dan Bag.Humas Setdakab.


2.104

2.105

KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU


TIMUR

Anda mungkin juga menyukai