2.1.
Kondisi Geografis
Bab II -
Atas
sehingga
jumlah
kecamatan
di
Kabupaten
Morowali
menjadi
14 Kecamatan.
Di belahan Utara wilayah ini terdiri dari Kecamatan Mamosalato, Bungku
Utara, Soyo Jaya dan Petasia. Di belahan Selatan terdapat Kecamatan Menui
Kepulauan, Bungku Selatan dan Bahodopi. Kecamatan Lembo, Mori Atas dan Mori
Utara berada pada belahan Barat dan merupakan kecamatan yang tidak mempunyai
wilayah pesisir, sedang di bagian tengah terdapat Kecamatan Bungku Tengah,
Bungku Barat, Bumi Raya, dan Witaponda.
Luas daratan Kabupaten Morowali kurang lebih 15.490.12 Km atau sekitar
22.77 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tengah. Luas wilayah Kabupaten
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II -
Tabel: 2.1.
Luas (Km)
223,63
1,44
1.271,19
8,21
1.080,98
6,98
1.112,80
7,18
758,93
4,90
504,77
3,26
519,70
3,36
1.332,84
8,60
1.508,81
9,74
1.635,24
10,56
605,51
3,91
2.406,79
15,54
1.480,00
9,55
1.048,93
6,77
15.490,12 100,00
Jumlah
Desa
19
33
12
29
10
13
9
24
14
28
9
20
14
8
Pusat Pemerintahan
Ulunambo
Kaleroang
Bahodopi
Bungku
Wosu
Bahonsuai
Lantula Jaya
Beteleme
Tomata
Kolonodale
Lembasumara
Baturube
Tanasumpu
Mayumba
240
Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka. 2007 dan Bagian Adm. Pemerintahan Umum
2.1.2. Iklim
Sebagaimana daerah tropis lainnya, Kabupaten Morowali memiliki dua musim
yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan
Juni Oktober, dan musim penghujan antara Desember - Mei. Curah hujan tahunan
bervariasi dari yang terendah 2.273 mm tercatat di Stasiun Beteleme dan tertinggi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II -
3.435 mm di Kolonodale. Bulan terbasah terjadi pada bulan April (336 mm) dan
bulan terkering (91 mm) terjadi pada bulan September.
Berdasarkan klasifikasi
Marine (M), Volkanik (V), Tektonik dan Struktural (T). Bentuk lahan aluvial yang
terbentuk dari proses fluvial umumnya tersebar di dataran rendah dengan
kemiringan antara 0 3% yang banyak dijumpai di sekitar sungai-sungai besar.
Bentuk lahan marine tersebar pada wilayah datar agak cekung di sepanjang pantai.
Bentuk lahan tektonik dan volkanik tersebar pada relief yang bergelombang sampai
bergunung. Akibat bentuk ahan yang bervariasi maka wilayah Kabupaten Morowali
memiliki topografi yang bervariasi.
Dilihat dari elevasi, wilayah Kabupaten Morowali sebagian besar (52,74%)
berada pada ketinggian antara 100 - 200 meter di atas permukaan laut (dpl),
berikut seluas 33,74% berada pada ketinggian antara 200 500 meter dpl,
dan selebihnya seluas 13,52% berada pada ketinggian dibawah 100 meter dpl.
Elevasi tersebut juga menggambarkan tingkat
Bab II -
hutan,
sedang
selebihnya
tersebar
untuk
berbagai
penggunaan
Tabel : 2.2.
Penggunaan Lahan Kabupaten Morowali Tahun 2003
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Luas (Ha)
13.675,59
10.210,45
16.910,11
31.609,90
3,707,11
1.754,00
604,20
14.631,55
4.063,00
19.174,92
Persentase
0,88
0,66
1,09
2,04
0,24
0,11
0,04
0,94
0,26
1,24
Bab II -
11
12
13
14
15
16
Alang-Alang
Bakau
Belukar
Hutan
Rawa
Danau
24.474,81
8.863,83
93.263,42
1.303.012,40
888,09
2.168,62
1.549.012,
Jumlah
1,58
0,57
6,02
84,12
0,06
0,14
100,00
dan penggunaan
Menui Kepulauan
15
Luas Keseluruhan
(Ha)
24.100
Bungku Selatan
22
100.318
Bahodopi
1,74
Petasia
791
Mamosalato
Bungku Utara
349
51
126.058, 74
Nama Kecamatan
Jumlah
Jumlah Pulau
Bab II -
Bab II -
Tabel : 2.4.
Luas Hutan Mangrove di Daerah Pesisir Morowali
No
Kecamatan
Bumi Raya
2.406,79
1.191,489
Wita Ponda
605,51
967,101
Soyo Jaya
504,77
1.341,228
Bungku Utara
519,70
4.778,213
Sumber
Kecamatan
Menui Kepulauan
Bungku Selatan
Bahodopi
Bungku Tengah
Bungku Barat
Bumi Raya
Witapoda
Petasia
Soyo Jaya
Bungku Utara
Mamosalato
Total
Luas (Ha)
8.058,289
15.641,071
1.446,268
2.493,689
567,930
3.459,173
3.574,098
1.466,941
676,094
2.975,062
3.327,686
43.686,301
Bab II -
2.2.
Perekonomian Daerah
disektor
primer,
khususnya
pertanian
dalam
arti
luas.
Tabel : 2.6.
Struktur Ekonomi Kabupaten Morowali
No
Sektor
2002
2003
2004
2005
2006
2007
A. Sektor Primer
1 Pertanian
2 Pertambangan
dan
Penggalian
B. Sektor Sekunder
3 Industri Pengolahan
4 Listrik dan Air Bersih
5 Bangunan
C. Sektor Tersier
6 Perdagangan Hotel dan
Restoran
7 Angkutan dan Komunikasi
8 Keuangan, Persewaan &
Jasa Perusahaan
9 Jasa-jasa
59,89
59,37
0,52
60,48
59,97
0,51
60,55
60,04
0,51
62,08
57,68
4,40
63,96
54,55
9,41
66,48
49,84
16,64
8,09
4,19
0,45
3,45
32,02
14,46
7,97
4,11
0,45
3,41
31,55
14,52
8,00
4,09
0,46
3,45
31,45
14,71
7,63
3,93
0,45
3,25
30,29
14,42
7,25
3,75
0,43
3,07
29,60
13,94
6,79
3,47
0,40
2,92
26.43
13,05
1,05
4,37
1,02
4,25
1,00
4,26
0,95
4,09
0,90
3,88
0,53
3,63
12,14
11,76
11,48
10,83
10,88
9,22
100,00
100,00
100,00 100,00
100,00
100,00
Peningkatan lebih tinggi terjadi pada sektor tersier yang kontribusinya menurun
dari 32,02% pada tahun 2002 menjadi 26,43% pada tahun 2007. Uraian lebih terinci
Bab II -
mengenai kinerja ekonomi daerah Kabupaten Morowali dalam 5 (lima) tahun teakhir
dapat diikuti pada
Tabel :2.8.
Dari gambaran tabel tersebut di atas bahwa pada tahun 2002 sektor ekonomi
yang dominan di Kabupaten Morowali adalah sektor Pertanian dengan kontribusi
59.37%. Pada tahun
Tabel : 2.7
Distribusi Prosentasi PDRB Kabupaten Morowali
No
Lapangan Usaha
A. Sektor Primer
1
Pertanian
a. Tanaman Bahan Makanan
b. Tanaman Perkebunan
c. Peternakan
d. Kehutanan
e. Perikanan
2
Pertambangan dan Penggalian
a. Pertambangan Migas
b. Pertambangan Non Migas
c. Penggalian
B. Sektor Sekunder
3
Industri Pengolahan
a. Makanan, minuman dan tembakau
b. Tekstil, barang dari kulit & alas kaki
c. Kayu dan hasil hutan lainnya
d. Kertas dan barang cetakan
e. Pupuk, kimia dan barang dari karet
f. Semen dan barang galian non logam
g. Alat angkutan, mesin dan peralatannya
h. Barang lainnya
4
Listrik dan Air Bersih
a. Listrik
b. Air Bersih
5
Bangunan
C. Sektor Tersier
6
Perdagangan Hotel dan Restoran
a. Perdagangan
b. Hotel
c. Restoran
7
Angkutan dan Komunikasi
a. Angkutan
1. Angkutan Jalan Raya
2. Angkutan Laut
3. Angkutan Udara
4. Jasa Penunjang Angkutan
b. Komunikasi
8
Keuangan,
Persewaan
&
Jasa
Perusahaan
a. Bank
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
c. Sewa Bangunan
2002
2003
2004
2005
2006
2007
59,89
59,37
9,69
29,72
2,40
8,01
9,59
0.52
0,00
0,00
0,52
8,09
4,19
0,94
0,02
3,00
0,05
0,00
0,17
0,01
0,00
0,45
0,40
0,05
3,45
32,02
14,46
13,75
0,10
0,61
1,05
1,00
0,82
0,08
0,00
0,10
0.05
4,37
60,48
59,97
9,05
31,14
2,23
7,83
9,72
0,51
0,00
0,00
0,51
7,97
4,11
0,92
0,02
2,94
0,05
0,00
0,16
0,01
0,00
0,45
0,40
0,05
3,41
31,55
14,52
13,80
0,10
0,61
1,02
0,97
0,80
0,08
0,00
0,10
0,05
4,25
60,55
60,04
8,50
31,98
2,08
7,79
9,70
0,51
0,00
0,00
0,51
8,00
4,09
0,92
0,02
2,93
0,05
0,00
0,16
0,01
0,00
0,46
0,41
0,05
3,45
31,45
14,71
13,98
0,10
0,63
1,00
0,95
0,78
0,08
0,00
0,09
0,05
4,26
62,08
57,68
7,69
31,58
1,87
7,33
9,21
4,40
3,91
0,00
0,49
7,63
3,93
0,89
0,02
2,82
0,04
0,00
0,15
0,01
0,00
0,45
0,40
0,05
3,25
30,29
14,42
13,71
0,10
0,61
0,95
0,90
0,74
0,07
0,00
0,09
0,05
4,09
63,96
54,55
6,86
30,68
1,65
6,79
8,57
9,41
8,95
0,00
0,47
7,25
3,75
0,86
0,02
2,69
0,04
0,00
0,14
0,01
0,00
0,43
0,38
0,05
3,07
29,60
13,94
13,27
0,09
0,58
0,90
0,84
0,70
0,07
0,00
0,08
0,06
3,88
66,48
49,84
5,96
28,83
1,42
6,05
7,59
16,64
16,21
0,00
0,43
6,79
3,47
0,80
0,01
2,49
0,04
0,00
0,12
0,01
0,00
0,40
0,35
0,04
2,92
26,43
13,05
12,43
0,08
0,53
0,83
0,77
0,64
0,06
0,00
0,07
0,06
3,63
1,15
0,18
2,90
1,13
0,17
2,81
1,15
0,17
2,79
1,15
0,15
2,66
1,14
0,14
2,48
1,11
0,12
2,29
Bab II -
10
d. Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
a. Pemerintahan Umum
b. Swasta
1. Sosial Kemasyarakatan
2. Hiburan dan Rekreasi
3. Perorangan & Rumah tangga
Produk Domestik Regional Bruto
0,14
12,14
8,41
3,74
1,25
0,01
2,48
0,14
11,76
8,09
3,67
1,22
0,01
2,44
0,14
11,48
7,84
3,64
1,23
0,01
2,41
0,13
10,83
7,37
3,46
1,17
0,01
2,28
0,12
10,08
6,85
3,22
1,09
0,00
2,13
0,11
9,22
6,27
2,95
1,01
0,00
1,92
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Pertanian
Bab II -
12
Tabel : 2.8
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah
Padi Sawah
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Menui Kepulauan
Bungku Selatan
Bahodopi
Bungku Tengah
Bungku Barat
Bumi Raya
Witaponda
Lembo
Mori Atas
Petasia
Soyo Jaya
Bungku Utara
Mamosalato
Mori Utara
Jumlah 2007
2006
2005
2004
2003
2002
Luas
Panen
(ha)
Produksi
Padi Ladang
Produk
-tivitas
0
0
592
591
62
1.839
3.439
573
1.014
152
576
371
483
(ton)
0,00
0,00
1.420,80
1.536,60
167,40
8.275,50
15.475,50
1.547,10
2.737,80
410,40
1.555,20
927,50
1.207,50
(ton)
0,00
0,00
2,40
2,60
2,70
4,50
4,50
2,70
2,70
2,70
2,70
2,50
2,50
9.692
9.410
8.529
8.520
6.790,1
7.737
35.261,30
34.557,17
29.708,50
29.481,81
23.211,4
20.842,9
3,64
3,67
3,48
3,46
3,20
26,9
Luas
Panen
Produksi
Produk
-tivitas
0
99
39
160
25
0
55
0
270
17
0
40
0
(ton)
0,00
180,18
72,15
336,00
60,00
0,00
132,00
0,00
445,50
34,51
0,00
88,00
0,00
(ton/ha)
0,00
1,82
1,85
2,10
2,40
0,00
2,40
0,00
1,65
2,03
0,00
2,20
0,00
705
755
1.136
1.208
2.227
2.206,5
1.348,34
1.377,59
2.360,87
2.379,58
3.903,5
3.831,3
1,91
1,82
2,08
1,97
1,8
17,4
(ha)
Sumber : RTRK Kabupaten Morowali 2003-2013 dan Kabupaten Morowali Dalam Angka 2002-2007
Bab II -
13
(ton)
0,00
180,18
1.492,95
1.872,60
227,40
8,275,50
15,607,50
1,547,10
3.183,30
444,91
1.555,20
1.015,50
1.207,50
(ton/ha)
0,00
1,82
2,37
2,49
2,61
4,50
4,47
2,70
2,48
2,63
2,70
2,47
2,50
10.397
10.165
9.665
9.728
8.464
9.943,5
36.609,64
35.934,76
32.069,37
31.861,39
27.114,8
24.313,2
3,52
3,54
3,32
3,27
3.20
24,5
a. Perkebunan
Tanaman perkebunan besar terutama adalah kakao. Selain itu ada juga
perkebunan sawit. Perkebunan kakao terdapat di 14 Kecamatan. Sedangkan
perkebunan Sawit terdapat di kecamatan Wita Ponda, Mori Atas, Bungku Utara,
Bungku Barat. Adapun perkembangan luas areal dan produksinya dapat diikuti pada
tabel berikut.
Tabel 2.9.
Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan Di Morowali Tahun 2007
No.
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Komoditi
Kelapa Sawit
Karet
Kelapa
Kopi
Cengkeh
Kakao
Pala
Luas (Ha)
8.825
95,00
1.307,00
132,00
371,00
11.742,00
7,00
Produksi (ton)
6.086,50
2.920,55
699,73
17,18
15,30
5.489,09
0,99
Keterangan
Tahun 2005
Tahun 2005
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Agar sektor perkebunan dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi kepada
masyarakat, maka dalam usaha pengembangan perkebunan terutama perkebunan
rakyat harus berpedoman pada peta kesesuaian lahan (Farming System Zone).
Bab II -
14
ton per tahun sedangkan data survey LPPL tahun 1995 tersedia sebesar 68.000
ton per tahun.
Potensi Tambak
Untuk budidaya teripang potensinya tersedia kurang lebih 189 ha yang tersebar
di Kecamatan Bungku Selatan, Bungku Tengah, Menui Kepulauan dan Bungku
Utara.
Bab II -
15
Populasi sumberdaya manusia serta produksi dan jenis serta perahu yang
digunakan oleh masyarakat nelayan di daerah Morowali sebagai diuraikan tabel
berikut.
Tabel : 2.10
Jumlah Nelayan, Produksi Dan Banyaknya Kapal/Perahu
Menurut Kecamatan
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Menui Kepulauan
Bungku Selatan
Bahodopi
Bungku Tengah
Bungku Barat
Bumi Raya
Witaponda
Lembo
Mori Atas
Petasia
Soyo Jaya
Bungku Utara
Mamosalato
Mori Utara
Jumlah
Nelayan
(Org)
1.839
2.104
356
715
351
489
213
478
58
294
35
6.932
Produksi
(Ton)
3.150
4.960
369
464
852
1.079
164
2.265
38.5
123
33.5
13.498
Kapal/Perahu Motor
Tdk BerShip Boat motor
200
981
483
57 2.505
432
16
116
137
55
129
238
4
69
190
21
126
258
2
23
93
19
418
134
35
103
136
90
482
510 4.492
2.550
Kecamatan Lembo, Mori Atas dan Mori Utara karena tidak berhadapan
langsung dengan laut maka ketiga wilayah tersebut tidak ada nelayannya. Jumlah
nelayah terbanyak (30,35%) terdapat di Kecamatan Bungku Selatan dan Kecamatan
Menui Kepulauan sebanyak 26,53%.
c. Peternakan
Peternakan di Kabupaten Morowali dibedakan atas ternak besar, ternak kecil,
dan unggas. Populasi ternak besar yang umumnya diusahakan oleh masyarakat
adalah Sapi, sedang ternak kecil yang paling banyak adalah Kambing dan Babi.
Jenis ternak unggas yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat adalah Ayam
Kampung, sedang Ayam Potong jumlah populasinya sangat minim hanya sekitar
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II -
16
500 ekor. Sentra peternakan di Wilayah Morowali berada di Kecamatan Lembo dan
Mori Atas, dmana kedua kecamatan tersebut tidak memiliki pantai.
Tabel : 2.11.
Populasi Ternak dan Produksi di Kabupaten Morowali Tahun 2007
No
Jenis Ternak
1 Sapi
2 Kerbau
3 Kambing
4 Babi
5 Ayam Kampung
6 Itik
Jumlah Populasi
(Ekor)
17.506
890
4.346
Produksi (Kg)
22.380
175.618
6.511
Keterangan
205.776,35
3.200,00
16.994,10
Daging
Daging
Daging
191.480,06
275.592,57
3.661,68
Daging
Telur
Telur
d. Kehutanan
Kawasan hutan di kabupaten Morowali mencapai 73.50% dari luas wilayah.
Adapun luas kawasan dimaksud berdasarkan fungsinya menurut keadaan tahun
2002 adalah sebagaimana diuraikan pada tabel di bawah ini.
Tabel : 2.12.
Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsinya
No
1
Fungsi Kawasan
Kawasan Suaka Alam dan Wisata
a. Kawasan Suaka Alam
b. Hutan Lindung
Kawasan Budidaya/Hutan Produksi
a. Hutan Produksi Terbatas (HPT)
b. Hutan Produksi Biasa (HPB)
c. Hutan Produksi yg dpt dikonversi (HPK)
Areal Penggunaan Lain (APL)
Jumlah Luas Wilayah
Luas (Ha)
561.069
207.424
353.645
421.741
205.394
151.362
64.985
591.301
1.574.111
%
35,64
13,18
26,79
31,01
13,05
9,61
4,13
37,56
100,00
Sumber : RTRW Kab. Morowali 2003-2013 dan Morowali Dalam Angka Tahun 2007
Bab II -
17
2.2.2.2.
Pertambangan
Tabel : 2.13
Potensi Pertambangan di Kabupaten Morowali
No
A
1
Jenis Bahan
Galian
Sebaran
Satuan Formasi
Golongan A
Rem-besan
Minyak Bumi
Nickel (Ni)
Batuba-ra (C)
B.
Golongan B
Kromit (Cr)
3.Kec.
Soyojaya
dan
Kec.
Petasia.
Dengan
formasi
Matano (Klm)
Kec. Mori Atas Dengan batuan
sedimen Aluvium (Qal)
Besi (Fe)
18
Golongan C
1
Lem-pung (Lp)
Batu
(jade)
Talk (Tk)
Giok
satuan
2.3.
menjadi 178.328 jiwa pada tahun 2006 (Kabupaten Morowali Dalam Angka 20022007).
pertumbuhan penduduk sebesar 2,27%. Pada tahun 2007 penduduk kabupaten ini
meningkat menjadi 190.012 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 44.137 KK. Dengan
demikian terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 12.726 jiwa selama 3 tahun atau
rata-rata tingkat pertumbuhannya sebesar 2,56% per tahun. Sudah barang tentu
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II -
19
tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini juga mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun sebagaimana dalam Tabel : 2.14 dibawah ini.
Tabel : 2.14
Perkembangan dan Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Morowali
Tahun
Jumlah Penduduk
(jiwa)
162.529
165.542
166.837
170.200
178.328
190.012
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Sumber
Kepadatan
(jiwa/km2)
10.00
11.00
11.00
11.00
12.00
12.00
Kecamatan
Menui Kepulauan
Bungku Selatan
Bungku Tengah
Bungku Barat
Lembo
Mori Atas
Petasia
Bungku Utara
Soyo Jaya
Bahodopi
Luas
(Km2)
223,63
1.271,19
1.112,80
758,93
1.332,84
1.508,81
1.635,24
2.406,79
605,51
1.080,98
Penduduk
(Jiwa)
13.563
17.203
22.648
8.521
18.767
10,331
29.520
13.665
7.514
6.468
Kepadatan
(/Km2)
61
14
20
11
14
7
18
6
12
6
Bab II -
20
11
12
13
14
Bumi Raya
Witaponda
Mamosalato
Mori Utara
Jumlah
504,77
519,70
1.480,00
1.048,93.
15.490.12
11.380
14.990
9.099
6.343
190.012
23
29
6
6
12
Tabel : 2.16.
Jenis Kelamin Di Kabupaten Morowali Tahun 2007
Kel Umur
0 s/d 4
5 s/d 9
10 s/d 14
15 s/d 19
20 s/d 24
25 s/d 29
30 s/d 34
35 s/d 39
40 s/d 44
45 s/d 49
50 s/d 54
55 s/d 59
60 s/d 64
65+
Jumlah
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
11.868
11.205
12.118
10.415
9.678
9,086
8.028
8.250
8.751
8.375
7.574
7.948
7.390
7.652
8.797
6.382
6.095
7.086
4.984
4.540
3.564
3.434
2.577
2.448
2.505
2.132
3.4119
3.711
97.349
92.663
Total
23.072
22.533
18.764
16.278
17.127
15.522
15.042
15.180
13.180
9.524
6.998
5.025
4.637
7.130
190.012
Bab II -
21
2.3.2. Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Morowali dapat dikatakan relatif
masih rendah. Berdasarkan data tahun 2002, jumlah penduduk yang berpendidikan
di bawah SMU/SMK sederajat (SLTP, SD termasuk didalamnya mereka yang tidak /
belum pernah sekolah) berjumlah 121.764 jiwa (89,09 %). Sedangkan yang
berpendidikan SMU sederajat ke atas (D1, D2, D3, S1 dan S2) berjumlah 14.912
jiwa (sekitar 10,91 %).
Banyaknya sekolah menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.17. Dari
tabel tersebut tercermin bahwa Tiga (3) kecamatan di wilayah kabupaten Morowali
belum memiliki SMA, yaitu Kecamatan Bungku Barat, Kecamata Soyo Jaya dan
Kecamatan Mori Utara. Untuk itu perlu direncanakan pembangunan SMA guna
menampung lulusan dari SMP yang ada di wilayah kecamatan itu. Dilihat dari
sebaran jumlah sekolah menunjukkan tingkat kemajuan pendidikan
di Morowali
belum merata, dan terkosentrasi di wilayah Kecamatan Petasia dan Bungku Tengah.
Jumlah murid menurut tingkatan yakni TK, SD, SMP, SMA, SMK pada setiap
kecamatan tergambar pada tabel 2.18. konsentrasi jumlah murid menurut
kecamatan berada pada Kecamatan Bungku Tengah, Kecamatan Petasia dan
Kecamatan Lembo.
Sebaran guru
bahwa jumlah guru terbesar untuk SMA berada pada Kecamatan Petasi. Dengan
demikian jumlah murid kenyataannya menunjukkan bahwa jumlah guru tidak
berasosiasi dengan jumlah murid.
Bab II -
22
Tabel 2.17.
Banyaknya Sekolah Menurut Kecamatan
di Kabupaten Morowali Tahun 2007
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kecamatan
Menui Kepulauan
Bungku Selatan
Bahadopi
Bungku Tengah
Bungku Barat
Bumi Raya
Witaponda
Lembo
Mori Atas
Petasia
Soyo Jaya
Bungku Utara
Mamosolato
Mori Utara
Jumlah
TK
4
3
3
19
6
12
12
25
16
21
2
4
5
6
138
SD
21
30
12
23
9
12
13
24
14
31
10
24
15
10
248
SMP
2
3
1
6
1
2
2
4
54
6
2
2
3
1
39
SMA
2
1
1
3
1
1
1
1
3
1
1
16
SMK
2
1
1
1
5
Tabel 2.18.
Banyaknya Murid Menurut Kecamatan
di Kabupaten Morowali Tahun 2007
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Menui Kepulauan
Bungku Selatan
Bahadopi
Bungku Tengah
Bungku Barat
Bumi Raya
Witaponda
Lembo
Mori Atas
Petasia
Soyo Jaya
Bungku Utara
Mamosolato
Mori Utara
Jumlah
Bab II -
23
Tabel : 2.19.
Banyaknya Guru Menurut Kecamatan
di Kabupaten Morowali Tahun 2007
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Menui Kepulauan
Bungku Selatan
Bahadopi
Bungku Tengah
Bungku Barat
Bumi Raya
Witaponda
Lembo
Mori Atas
Petasia
Soyo Jaya
Bungku Utara
Mamosolato
Mori Utara
Jumlah
Guru
TK
16
8
4
56
10
31
28
93
41
49
4
7
14
12
373
Guru Guru
SD
SMP
228
35
180
39
94
15
268
110
79
10
101
31
130
36
327
84
222
52
240
106
63
15
140
20
107
22
70
15
2.349
590
Guru
SMA
29
13
17
15
23
32
14
64
31
298
Guru
SMK
26
19
15
17
77
2.4.
2.4.1. Transportasi
Sistem dan jaringan transportasi yang sudah berkembang di Kabupaten
Morowali adalah Transportasi Darat dan Transportasi Laut, sedangkan transportasi
udara masih dalam tahap persiapan di Kecamatan Bumi Raya
a. Jaringan Jalan
Jaringan jalan di Kabupaten Morowali sampai tahun 2007 adalah 1.375,73
km. Pada tahun 2002 sesuai data pada Konsep Rencana RTRW Kabupaten
Morowali 2003-2013 dan data Kabupaten Morowali Dalam Angka Tahun 2007 baru
mencapai 1.379,43 km. Dengan demikian selang 5 tahun terakhir terjadi
pengurangan 3,7 km. Dari segi kondisi maka jika pada tahun 2002 yang
dikategorikan baik adalah 298,58 km atau 21,64%, maka pada tahun 2007 adalah
614,21 km atau 44,64%.
Bab II -
24
Dengan mencermati angka-angka tersebut dan dirinci pada tabel dibawah ini,
diperlukan upaya ekstra keras untuk menambah dan meningkatkan kualitas jaringan
jalan di Kabupaten Morowali, karena infrastruktur jalan merupakan salah satu
prasyarat paling penting bagi terbukanya dan petumbuhan ekonomi suatu wilayah.
Kondisi geografis wilayah yang membentang cenderung memanjang dengan kotakota penting yang relatif berjauhan bahkan ada yang relatif terisolasi karena
topografinya yang bergelombang, berbukit dan berlereng terjal hingga pesisir pantai
serta adanya wilayah cagar alam, merupakan salah satu kendala pembangunan
jaringan jalan baik untuk meningkatkan aksesibilitas didalam wilayah kabupaten
maupun dalam hubungannya dengan kota-kota seperti Poso dan Palu sebagai
ibukota Provinsi Sulawesi Tengah maupun kota lainnya seperti Kendari ibukota
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Tabel : 2.20.
Kondisi Jalan di Kabupaten Morowali
Tahun 2002 dan Tahun 2007
Negara
2002
2007
116,38 119,48
Klasifikasi Jalan
Provinsi
Kabupaten
2002
2007
2002
2007
458,50 358,87 804,55 897,38
Jumlah
2002
2007
1.379,43 1.375,73
1.Panjang (km)
2.Jenis
Permukaan
Aspal (km)
205,50 119,48
205,50 193,48
81,30
85,76
403,18
Kerikil (km)
106,00
0,00
106,00 148,29 339,60 403,27
445,60
Tanah (km)
147,00
0,00
147,00
17,10 376,50 375,90
523,50
3,Kondisi
Baik (%)
11,86
14,03
26,12
12,47
62,01
73,50
21,64
Sedang (%)
10,73
8,08
42,34
39,11
46,92
52,81
25,68
Rusak (%)
5,91
0,45
31,72
16,44
62,37
83,10
52,68
Sumber : RTRW Kab. Morowali 2003-2013 dan Kabupaten Morowali Dalam Angka, 2007
398,72
551,56
393,00
44,64
18,00
17,81
b. Perhubungan Darat
Perhubungan darat yang dimungkinkan berkembang karena adanya jaringan
jalan memegang peran vital dalam peningkatan dan percepatan perekonomian
daerah. Kendala dan keterbatasan dalam sistem jaringan jalan menyebabkan fungsi
perhubungan darat di wilayah ini belum berkembang optimal. Aksesbilitas darat
antar ibukota Kabupaten dengan kota-kota kecamatan maupun dengan kota-kota
lainnya belum memadai. Selain 2 ibu kota kecamatan yang memang hanya dapat
diakses melalui laut yaitu Ulunambo (Kecamatan Menui Kepulauan) dan Kaleroang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Bab II - 25
Kabupaten Morowali 2008-2012
bermotor tahun 2007 sebanyak 5.598 buah. Seperti pada tabel 2.21.
Tabel : 2.21.
Data kendaraan bermotor di Kabupaten Morowali
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Jenis Kendaraan
Sepeda motor
Sedan
Jeep
Bus
Microlet
Truck
Pick up
Mobil tangki
Jumlah
Jumlah (unit)
5.097
1
20
4
227
182
55
12
5.598
c. Perhubungan Laut
Sebagian besar wilayah permukiman baik kota maupun desa di kabupaten ini
terletak di tepi laut dan berkembang sebagai kota pantai. Dari total desa sebanyak
240 buah, 132 diantaranya atau 55% berbatasan langsung dengan pantai. Oleh
karenanya transportasi laut merupakan modal angkutan yang sangat penting di
kabupaten ini.
Prasarana perhubungan laut utama adalah dermaga baik dermaga permanen
maupun darurat (jetty). Dermaga permanen berjumlah 3 buah yaitu di Kolonedale,
Bungku dan Bumi Raya. Sedangkan jetty terdapat di Kaleroang, Bungku Selatan,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II -
26
kapal-kapal
yang
melayani
pelayaran
dari
dan
ke
Tabel :2.22
Data arus lalulintas Pelabuhan Kolonedale dan Bungku
Dermaga
Kolonedale
Bungku
Jumlah
Kapal Motor
Tiba Berangkat
627
632
173
173
800
805
Penumpang
Barang (ton)
Turun
Naik
Bongkar
Muat
17.813
16,080
47.936 531.552
2.135
1,955
288
0
19.948
18,035
47.684 531.552
2.4.2. Utilitas
a. Jaringan Air Bersih
Fasilitas dan pelayanan Air bersih di Kabupaten Morowali belum mampu
menjangkau seluruh wilayah. Dari 14 kecamatan yang ada baru 3 ibukota
kecamatan
yang
dilayani
oleh
PP
Air
Minum
(PDAM)
yaitu
Bab II -
27
sekaligus ibukota Kabupaten Morowali baru dilayani dengan sistem penyediaan air
bersih yang dibangun oleh LSM CARE dengan bantuan Pemerintah Canada.
Di kota-kota kecamatan lainnya dan wilayah perdesaan pada umumnya
belum terlayani. Karenanya penduduk umumnya memenuhi kebutuhannya dengan
memanfaatkan air sungai, sumur air tanah bahkan menampung air hujan. Bahkan di
Kecamatan Menui Kepulauan termasuk ibukotanya yaitu Ulunambo kebutuhan air
dipenuhi penduduk hanya dengan menampung air hujan, karena di wilayah
kepulauan ini tidak ada sungai dan sumur dangkal tidak memungkinkan dan
permukaan air tanah yang ada sangat dalam.
b. Pos dan Telekomunikasi
Sampai saat ini kantor pos belum tersedia pada semua kecamatan. Yang
sudah ada terdapat di kota Kolonedale, Kecamatan Bungku Barat, Kecamatan
Bungku Tengah, Kecamatan Lembo dan Kecamatan Mori Atas. Untuk melayani
masyarakat, PT Pos melakukannya melalui sistem pos keliling. Alternatif yang
tersedia bagi masyarakat dalam pengiriman barang ataupun benda lainnya adalah
melalui jasa angkutan umum, baik darat maupun laut.
Jasa telekomunikasi oleh PT. Telkom masih sangat terbatas karena jaringan
telekomunikasi baru dapat menjangkau kota Kolonodale, yang meliputi kelurahan
Kolonosdale, Bahontula dan Bahoue, dengan jumlah sambungan pada tahun 2007
adalah 738 SS. Untuk kota Bungku Tengah sebagai ibukota Kabupaten Morowali
sampai saat ini baru dilayani oleh fasilitas telekomunikasi nirkabel atau telepon
seluler melalui jaringan Telkomsel dan Indosat.
c. Jaringan Listrik
Kebutuhan energi listrik di Kabupaten Morowali dilayani oleh PT. PLN Ranting
Kolonodale diperoleh dari tenaga diesel sebagai satu-satunya sumber tenaga listrik
yang ada.
Bab II -
28
Tabel : 2. 23
Perkembangan Daya Terpasang dan Pelanggan Listrik
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Daya Terpa-sang
KW
(KVA)
2002
2007
2002
2007
40.480
117
21.165
45
8.572
63
9.644
1.857
- 1.111.361
5.674
774.703
774.703 1.191.222
7.756
Pelanggan
(Unit)
2002 2007*)
604
666
151
163
200
311
1.720
3.060
1.054
1.945
1.655
2.248
2.195
3.237
7.579 11.630
Sumber : RTRW Kabupaten Morowali 2003-2013 dan Morowali dalam Angka 2007
*) Data menurut Unit PLN
daerah.
Jika
dilihat
sebaran
supply
listrik
menurut
Unit
PLN
d. Jaringan Irigasi
Sejalan dengan besarnya potensi pertanian, khususnya tanaman padi
sawah di kabupaten Morowali telah dikembangkan jaringan irigasi untuk mendukung
pengembangan areal lahan sawah. Areal irigasi di kabupaten ini tersebar diseluruh
kecamatan, kecuali Kecamatan Menui Kepulauan
Bab II -
29
.Dari data pada tabel 2,24 menunjukan bahwa tahun 2002 lahan potensi
irigasi seluas 33.281 ha, yang sudah difungsikan adalah 7.815 ha atau baru 23,48%,
sedang tahun 2007 secara keseluruhan menunjukkan lahan potensial seluas 11.248
ha, dan fungsional 8.022 ha atau hanya sekitar 71,31%
Tabel : 2. 24
Perkembangan Luas Areal Irigasi di Kabupaten Morowali
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
Menui Kepulauan
Bungku Selatan
Bungku Tengah
Bungku Barat
Lembo
Mori Atas
Petasia
Bungku Utara
9
10
11
12
13
14
Soyo Jaya
Bahodopi
Bumi Raya
Witaponda
Mamosalato
Mori Utara
Jumlah
Jumlah
Daerah
Irigasi
7
2
5SSS
12
25
12
9
2002
Luas Areal Irigasi
Potensial Fungsional
(ha)
(ha)
3.715
328
350
160
4.252
1.135
1.335
951
6.597
3.068
14.810
1.177
2.222
996
500
22
%
8,83
45,71
26,69
71,24
46,51
7.95
44,82
4,40
72
33.281
7.815
23,48
2007
Jumlah
Luas Areal Irigasi
Daerah Potensial Fungsio
%
Irigasi
(ha)
nal (ha)
382
360
658
206
118
68
1405
1405
2102
2102
1185
868
2525
1423
998
837
169
712
157
11.248
349
591
169
324
157
8.022
Bab II -
30