Anda di halaman 1dari 203

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

KATA PENGANTAR
Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu
didukung data dan informasi lingkungan hidup yang akurat, lengkap dan
berkesinambungan. Informasi tersebut harus menggambarkan keadaan lingkungan
hidup, tekanan yang terjadi terhadap lingkungan hidup dan permasalahan yang timbul,
sehingga pemerintah dapat menentukan kebijakan yang akan diambil dalam
menanggulangi permasalah tersebut.
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) ini merupakan sarana yang penting
untuk mengkomunikasikan keadaan lingkungan hidup dalam rangka meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang keadaan lingkungan serta membantu pengambil
keputusan menentukan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki pengelolaan
lingkungan.
Penyusunan Laporan SLHD ini merupakan hasil pengkajian keadaan lingkungan hidup
guna memberikan gambaran atas dampak kegiatan manusia dan alam yang terjadi
terhadap lingkungan hidup di Kabupaten Ketapang. Laporan SLHD ini selain sebagai
acuan bagi penyelenggaraan pembangunan di daerah juga bermanfaat bagi masyarakat
secara umum, bagi pelaku usaha, peneliti dan pemerhati lingkungan hidup di Kabupaten
Ketapang. Format penyusunan laporan SLHD ini mengikuti sistematika yang terlampir
pada Lampiran II C Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009
dengan dilakukan penyesuaian karakteristik daerah Kabupaten Ketapang.
Atas diterbitkannya Laporan SLHD ini, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu memberikan data dan informasi dalam penyusunan
Laporan SLHD ini. Semoga Laporan SLHD ini dapat menjadi bahan masukan yang baik
bagi semua pihak yang memerlukannya.

Ketapang,

Oktober 2013

BUPATI KETAPANG

Drs. HENRIKUS, M.Si

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------------

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------

ii

DAFTAR TABEL

iii

----------------------------------------------------------------------

DAFTAR GAMBAR

-------------------------------------------------------------------

DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------

vi

BAB I

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Lahan dan Hutan ---------------------------------------------------------Keanekaragaman Hayati-------------------------------------------------Air -----------------------------------------------------------------------Udara --------------------------------------------------------------------Laut, Pesisir dan Pantai ------------------------------------------------Iklim ---------------------------------------------------------------------Kebencanaan ------------------------------------------------------------

1
11
17
35
38
47
48

BAB II TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

Kependudukan ----------------------------------------------------------Pemukiman -------------------------------------------------------------Kesehatan ---------------------------------------------------------------Pertanian ----------------------------------------------------------------Industri ------------------------------------------------------------------Pertambangan -----------------------------------------------------------Energi -------------------------------------------------------------------Transportasi -------------------------------------------------------------Pariwisata ---------------------------------------------------------------Limbah B3 ----------------------------------------------------------------

53
57
59
67
78
81
87
88
91
95

BAB III UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


A.
B.
C.
D.
E.

Rehabilitasi Lingkungan ------------------------------------------------Amdal -------------------------------------------------------------------Penegakan Hukum ------------------------------------------------------Peran serta Masyarakat ------------------------------------------------Kelembagaan ------------------------------------------------------------

BAB IV REKOMENDASI

98
101
102
103
104

------------------------------------------------------------

105

DAFTAR PUSTAKA -------------------------------------------------------------------

108

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

ii

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1.

Luas Areal Berhutan di Kabupaten Ketapang --------------------------

Tabel 1.2.

Luas Kerusakan Lahan Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang --------

Tabel 1.3.

Operasi Pengamanan Hutan dan Tindak Lanjut Pengamanan -------Di Kabupaten Ketapang Kurun Waktu 2006 2010

Tabel 1.4.

Jumlah Titik Api dan Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten
Ketapang Tahun 2012

Tabel 1.5.

Produksi Kayu Bulat Menurut Asal Kayu di Kabupaten Ketapang Tahun


2010-2011

Tabel 1.6.

Realisasi Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu ------Tahun 2007 2013

Tabel 1.7.

Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu -------Tahun 2014 2016

10

Tabel 1.8.

Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu -------Tahun 2012 2026

10

Tabel 1.9.

Sungai Utama di Kabupaten Ketapang ---------------------------------

19

Tabel 1.10. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Laur Tahun 2012 --------------

22

Tabel 1.11. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pawan Tahun 2012 ------------

23

Tabel 1.12. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Keriau Tahun 2012 ------------

25

Tabel 1.13. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kendawangan Tahun 2012 ---

27

Tabel 1.14. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pesaguan Tahun 2012 --------

28

Tabel 1.15. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Jelai Tahun 2012 --------------

30

Tabel 1.16. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Matan Tahun 2012 ------------

31

Tabel 1.17. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kualan Tahun 2012 -----------

33

Tabel 1.18. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Tayap Tahun 2012 ------------

34

Tabel 1.19. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien -------------------------------

37

Tabel 1.20. Banyaknya Pulau di Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan ------

39

Tabel 1.21. Jenis Vegetasi Mangrove Hasil Identifikasi di Kabupaten Ketapang --

41

Tabel 1.22. Curah Hujan dan Hari Hujan di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman Ketapang Tahun 2012

47

Tabel 1.23. Prediksi Kebencanaan di Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang ------

49

Tabel 2.1.

Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan Tahun 2012 53

Tabel 2.2.

Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang Menurut Kelompok Umur --Tahun 2012

54

Tabel 2.3.

Rumah Tangga Kabupaten Ketapang Menurut Jenis Atap -------------

57

Tabel 2.4.

Rumah Tangga Kabupaten Ketapang Menurut Sumber Air Minum ----

58

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

iii

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tabel 2.5.

Kelompok Umur Kasus Kerjadian HIV AIDS --------------------------

65

Tabel 2.6.

Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012

69

Tabel 2.7.

Pemanfaatan Lahan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012 -------

70

Tabel 2.8.

Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Pangan ------------Kabupaten Ketapang Tahun 2012

71

Tabel 2.9.

Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Hortikultura -------Kabupaten Ketapang Tahun 2012

72

Tabel 2.10. Jumlah Populasi Tenak Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang Tahun 2012 73
Tabel 2.11. Daftar Perusahaan Perkebunan Yang Sudah Memiliki IUP Kabupaten
Ketapang Hingga Tahun 2013

74

Tabel 2.12. Hasil Penilaian PROPER Tahun 2012 dan 2013 Kabupaten Ketapang

80

Tabel 2.13. Sebaran Potensi Bahan Tambang dan Galian di Kabupaten Ketapang

81

Tabel 2.14. Lokasi Kegiatan Pertambangan Tanpa Izin Kabupaten Ketapang ----Hingga Tahun 2013

85

Tabel 2.15. Jumlah Pelanggan dan Produksi Listrik Tahun 2012 -------------------

87

Tabel 2.16. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Status Jalan (Km)------

89

Tabel 2.17. Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Status Jalan (Km) ----------------

89

Tabel 2.18. Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan Di -----------Kabupaten Ketapang Tahun 2010, 2011 dan 2012

90

Tabel 2.19. Sarana Pelabuhan Laut, Sungai dan Udara Di Kabupaten Ketapang

90

Tabel 2.20. Lokasi Obyek Wisata di Kabupaten Ketapang --------------------------

92

Tabel 2.21. Nama-Nama Hotel dan Penginapan di Kabupaten Ketapang ---------Hingga Tahun 2013

92

Tabel 2.22. Jumlah Kunjungan Wisatawan Macanegara dan Nusatara ------------Tahun 2010 - 2012

94

Tabel 2.23. Izin Pengelolaan Limbah B3----------------------------------------------

96

Tabel 3.1.

Kegiatan Usaha Yang Wajib Dokumen UKL dan UPL dan Telah ----------Memperoleh Rekomendasi Kelayakan Lingkungan

101

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

iv

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1.1. Peta Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten Ketapang--------------

Gambar 1.2. Sebaran Hotspot di Kabupaten Ketapang Tahun 2012 ----------------

Gambar 1.3. Beberapa Jenis Keanekaragaman Flora di Kabupaten Ketapang -----

12

Gambar 1.4. Beberapa Jenis Keanekaragaman Fauna di Kabupaten Ketapang ----

15

Gambar 1.5. Zonasi Mangrove di Indonesia -----------------------------------------

40

Gambar 1.6. Jenis-Jenis Mangrove Yang Dapat Ditemui di Kabupaten Ketapang -

42

Gambar 1.7. Jenis-Jenis Terumbu Karang Yang Terdapat di Pulau Bawal, --------Pulau Cempedak dan Pulau Sawi

46

Gambar 1.8. Peta Prakiraan Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Ketapang ----

52

Gambar 2.1. Grafik Jumlah Kasus HIV AIDS Kurun Waktu 2006 - 2012 ---------

64

Gambar 2.2. Grafik Kasus HIV AIDS Pada Laki-Laki dan Perempuan -------------

64

Gambar 2.3. Peta Sebaran Izin Pertambangan di Kabupaten Ketapang -----------Hingga Tahun 2013

83

Gambar 2.4. Aktvitas Pertambangan Bauksit ----------------------------------------

84

Gambar 2.5. Aktvitas Pertambangan Emas Rakyat ----------------------------------

84

Gambar 2.6. Peta Sebaran Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI)----------------di Kabupaten Ketapang Hingga Tahun 2013

86

Gambar 2.7. Diagram Alir Penanganan Limbah B3 ----------------------------------

97

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Daftar Perusahaan Perkebunan Yang


Perkebunan (IUP) Hingga Tahun 2013

Sudah

Memiliki

Izin

Usaha

Lampiran 2.

Data Pemegang Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) Di Kabupaten Ketapang

Lampiran 3.

Data Perusahaan Yang Memiliki Dokumen Lingkungan (AMDAL/UKL-UPL)


Di Kabupaten Ketapang

Lampiran 4.

Sebaran kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan KABUPATEN KETAPANG


Tahun 2007 2013

Lampiran 5.

Daftar Luas Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten Ketapang

Lampiran 6.

Data Potensi Perikanan Budidaya Kabupaten Ketapang Tahun 2013

Lampiran 7.

Potensi Kelautan Dan Perikanan Tahun 2013

Lampiran 8.

Hasil Identifikasi Jenis - Jenis Mangrove

Lampiran 9.

Hasil Identifikasi Fauna Reptil dan Mamalia

Lampiran 10. Hasil Identifikasi Jenis - Jenis Aves

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

vi

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

BAB
I

Kabupaten

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN


KECENDERUNGANNYA

Ketapang

merupakan

salah

satu

kabupaten

yang

berada

di

Provinsi Kalimantan Barat, terletak di antara garis 0 1926,52 - 3 04 16,59


Lintang Selatan dan 109 47 36,55 - 111 21 37,36 Bujur Timur. Kabupaten
ini memiliki luas wilayah 31.588 km. Posisi geografis wilayahnya terletak di
bagian Selatan Provinsi Kalimantan Barat sehingga cukup strategis sebagai pintu
gerbang perdagangan keluar-masuk barang dari maupun ke daerah-daerah lain,
terutama dari kota-kota besar di Pulau Jawa.
Kabupaten Ketapang memiliki Luas Wilayah 31.588 Km2 atau kurang lebih
21,52 % dari luas wilayah Kalimantan Barat dan merupakan kabupaten terluas
di Kalimantan Barat. Selama tahun 2013, kondisi lingkungan hidup di Kabupaten
Ketapang

masih

banyak

mengalami

tekanan.

Kondisi

lingkungan

hidup

Kabupaten Ketapang Tahun 2013 selengkapnya diuraikan pada pokok bahasan


sebagai berikut.

A. Lahan dan Hutan


Di

Provinsi Kalimantan

Barat

secara umum, termasuk

di

Kabupaten

Ketapang, penunjukan kawasan hutan pada awalnya ditetapkan berdasarkan


Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 757/Kpts/Um/10/1982 tanggal 12
Oktober 1982 tentang Rencana Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan
(RPPH) atau Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). Terbitnya Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalimantan Barat pada tahun 1995
membawa konsekuensi dilakukannya pemaduserasian antara TGHK dengan
RTRWP yang kemudian ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan No. 259/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000
tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Provinsi Kalimantan
Barat.
Penataan batas kawasan hutan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
rangka memberikan kepastian hukum atas status, letak, batas, dan luas

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

kawasan hutan. Kegiatan penataan batas kawasan hutan meliputi proyeksi


batas,

pemancangan

patok

batas,

pengumuman,

inventarisasi

dan

penyelesaian hak-hak pihak ketiga, pemasangan pal batas, pengukuran dan


pemetaan, serta pembuatan Berita Acara Tata Batas. Kawasan-kawasan
hutan yang telah dilaksanakan penataan batas tersebut meliputi kawasan
Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi (HP), serta Hutan Produksi yang dapat
dikonversi (HPK).
Areal berhutan di Kabupaten Ketapang memiliki luas 1.223.606 hektar atau
sekitar 40,99% dari luas wilayah kabupaten. Areal berhutan tersebut terdiri
dari Hutan Kering Primer, Hutan Kering Sekunder, Hutan Rawa Primer,
Hutan Rawa Sekunder, Hutan Mangrove Primer, Hutan Mangrove Sekunder
dan Hutan Tanaman. Untuk mengetahui luas lahan berhutan di Kabupaten
Ketapang dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1.
Luas Areal Berhutan di Kabupaten Ketapang

Penutupan Lahan
Hutan Kering Primer

Luas
Dalam
Luar
Kawasan
Kawasan
228.026
132

Hutan Kering Sekunder

660.051

Hutan Rawa Primer

Jumlah (Ha)

70.761

Persen
(%)

228.158

7,64

730.812

24,48

197.202

64.385

261.588

Hutan Mangrove
Sekunder

245

2.802

3.048

Hutan Tanaman

821.196

940.346

1.761.543

59,01

Total Luas
1.906.722
1.078.427
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.

2.985.149

100,00

Hutan Rawa Sekunder


Hutan Mangrove Primer

Non Hutan

Sedangkan

secara

khusus

untuk

luas

kawasan

hutan

dan

8,76
0,10
-

perairan

Kabupaten Ketapang memiliki luas 3.021.419,57 hektar, dengan rincian


menurut fungsinya sebagai berikut :
(1). Taman Nasional

21.643,81 Hektar

(2). Cagar Alam

142.868,03 Hektar

(3). Hutan Lindung

275.876,44 Hektar

(4). Hutan Lindung Gambut

21.268,02 Hektar

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

(5). Hutan Produksi Terbatas

688.204,39 Hektar

(6). Hutan Produksi Tetap

616.858,15 Hektar

(7). Hutan Produksi Konversi

153.305,46 Hektar

(8). Hutan Kota

93,20 Hektar

(9). Kawasan Konservasi Bernilai Tinggi :

1.528,40 Hektar

(10). Areal Penggunaan Lain

: 1.084.409,21 Hektar

(11). Sungai dan Danau

15.364,67 Hektar

Kondisi lahan dan hutan yang terdapat di Kabupaten Ketapang sangat


dipengaruhi oleh kebakaran hutan dan lahan serta alih fungsi lahan dan
hutan.

Sedangkan khusus untuk kondisi hutan di Kabupaten Ketapang

sangat dipengaruhi oleh aktivitas penebangan liar (illegal logging) dan


perambahan hutan.

Untuk

mengetahui luas kerusakan lahan di

tiap

kecamatan Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 1.2.


Tabel 1.2.
Luas Kerusakan Lahan Tiap Kecamatan
Kabupaten Ketapang
Kecamatan

Luas (Ha)

Kendawangan

243.760

Manis Mata

18.403

Marau

5.500

Singkup

8.911

Air Upas

8.200

Jelai Hulu

25.000

Tumbang Titi

15.500

Pemahan

Sungai Melayu Rayak


Matan Hilir Selatan
Benua Kayong
Matan Hilir Utara
Delta Pawan

598
42.300
9.850
-

Muara Pawan

8.500

Nanga Tayap

45.000

Sandai

15.300

Hulu Sungai

75.000

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Kecamatan

Luas (Ha)

Sungai Laur

27.500

Simpang Hulu

98.000

Simpang Dua

57.522

Total Luas

704.844

Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka 2012.

Pembalakan Liar (Illegal Logging)


Pembalakan liar atau penebangan liar (illegal logging) adalah kegiatan
penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak
memiliki izin dari otoritas setempat. Kurun waktu 2006 hingga 2010,
kegiatan operasi pengamanan hutan menemukan kayu yang ditenggarai
hasil penembangan secara liar yang tidak dilengkapi dengan dokumen yang
dipersyaratkan. Temuan kayu tersebut kemudian disita dan kemudian
dilakukan pelelangan. Untuk mengetahui

Operasi Pengamanan Hutan dan

Tindak Lanjut Pengamanan Di Kabupaten Ketapang Kurun Waktu 2006


2010 dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3.
Operasi Pengamanan Hutan dan Tindak Lanjut Pengamanan
Di Kabupaten Ketapang Kurun Waktu 2006 2010
Tahun
2006

2007

2008

2009

2010

Barang Bukti (M)

Hasil Lelang (Rp)

KO

3.784,8985

KB

11,03

KO

2.755,7600

KB

KO

2.201,4926

KB

KO

1.187,9926

KB

KO

200,8606

KB

4.647.444.000,00

2.228.530.480,00

1.854.450.000,00

1.484.800.000,00

163.000.000,00

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Gambar 2.1.
Peta Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten Ketapang

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Kebakaran Hutan dan Lahan


Setiap tahun terutama pada saat musim kemarau sebagian besar wilayah
Kabupaten Ketapang seringkali timbul kabut asap yang berasal dari kegiatan
pembakaran lahan atau kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan
lahan sangat sulit dihentikan, oleh karena itu upaya yang dilakukan adalah
tindakan pencegahan yang diarahkan untuk mengurangi jumlah titik api,
sehingga tidak berdampak pada kualitas lingkungan di Kabupaten Ketapang.
Data jumlah titik api (hot spot) dan Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di
Kabupaten Ketapang disajikan pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4.
Jumlah Titik Api dan Luas Kebakaran Hutan dan Lahan
di Kabupaten Ketapang Tahun 2012
No

Bulan

Jumlah Titik Api

Januari

47

Februari

37

Maret

27

April

19

Mei

19

Juni

81

Juli

85

Agustus

685

September

879

10

Oktober

33

11

November

12

Desember

Total Hotspot Tahun 2012

1896

Sumber : Brigdalkarhut Manggala Agni Daops Ketapang,


Tahun 2012.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Gambar 1.2.
Sebaran Hotspot di Kabupaten Ketapang Tahun 2012

Produksi Kayu
Produksi kayu Kabupaten Ketapang dihasilkan dari 4 (empat) sumber kayu
legal antara lain berasal dari Hak Pengusahaan Hutan (HPH), Non HPH, Hak
Pemungutan Hasil Hutan (HPHH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI).
Realisasi pemanenan kayu terbesar kurun waktu 2010 dan 2011 berasal dari
HTI, kemudian diikuti HPH, HPHH dan Non HPH. Untuk mengetahui produksi
kayu yang dihasilkan dari Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5.
Produksi Kayu Bulat Menurut Asal Kayu
di Kabupaten Ketapang Tahun 2010 - 2011
Asal Kayu
Hak Pengusahaan
Hutan (HPH)

Tahun 2010
Target
Realisasi

Tahun 2011
Target
Realisasi

134.512,15

74.349,28

133.609,68

99.971,33

12.031,60

3.981,92

Hak Pemungutan
Hasil Hutan

14.722,00

9.835,00

3.835,00

7.788,34

Hutan Tanaman

379.769,31

183.272,14

2.085.191,24

196.259,01

Non HPH

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun 2010
Target
Realisasi

Asal Kayu

Tahun 2011
Target
Realisasi

Industri
Jumlah

529.003,46

267.484,30

2.234.667,52

308.000,60

Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka 2012.

Rehabilitasi Hutan dan Lahan


Rehabilitasi hutan dan lahan bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan
dan

meningkatkan

produktivitas

dan

fungsi

hutan

peranannya

dan

dalam

lahan

sehingga

mendukung

daya

sistem

dukung,

penyangga

kehidupan tetap terjaga. Program rehabilitasi hutan dan lahan Dinas


Kehutanan Kabupaten Ketapang telah memiliki rencana jangka panjang
hingga Tahun 2026. Perencanaan program yang disusun per 5 tahun, Tahun
2007 2011, Tahun 2012 2016, Tahun 2017 2021 dan tahun 2022
2026. Sasaran program tersebut mulai dari Kawasan Hutan Lindung, Hutan
Produksi, Hutan

Lindung

APL dan

Kawasan

Budidaya di

APL (Areal

Penggunaan Lain).
Realiasasi kegiatan program rehabilitasi hutan dan lahan kurun waktu 2007
2013 dapat dilihat pada Tabel 1.6. Rencana program program rehabilitasi
hutan dan lahan kurun waktu 2014 2017 dapat dilihat pada Tabel 1.7.
sedangkan perencanaan sasaran program rehabilitasi hutan dan lahan kurun
waktu 2012 2026 dapat dilihat pada Tabel 1.8.
Tabel 1.6.
Realisasi Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Kurun Waktu Tahun 2007 2013
Tahun
2007

Kecamatan

Luas (Ha)

Nanga Tayap

1.100

Sungai Melayu Raya

300

Tumbang Titi

300

Sandai

25

Benua Kayong

100
Total

2008

Manis Mata

1.825
55

Nanga Tayap

154

Marau

835

Matan Hilir Selatan

505

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun

Kecamatan

Luas (Ha)

Sungai Laur

70
Total

2009

Hulu Sungai

610

Simpang Hulu

250

Simpang Dua

685

Jelai Hulu

60

Kendawangan

150
Total

2010

239

Tumbang Titi

40

18

Nanga Tayap

18

Jelai Hulu

18

Marau

20

Kendawangan

3,3

Benua Kayong

3,3
80,6

Marau

475,51

Nanga Tayap

431,10

Simpang Dua

7,32

Hulu Sungai

298,62

Sungai Laur

31.84

Matan Hilir Selatan

481,29

Kendawangan

1.611,04

Matan Hilir Utara

294,36
Total

2013

279

Sungai Laur

Total
2012

1.755

Nanga Tayap

Total
2011

1.619

Matan Hilir Selatan

4.833,53
94,24

Marau

1996,69

Nanga Tayap

1.011,03

Matan Hilir Utara

1.203,58

Simpang Dua

192,25

Sungai Laur

3,73

Tumbang Titi

22,65
Total

4.476,91

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tabel 1.7.
Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Kurun Waktu Tahun 2014 2016
Jumlah Lokasi
(UTP)

Kawasan

Luas (Ha)

Tahun 2014
HL

69

HP

Lindung APL

4.811,65
-

18

Budidaya APL

4.199,56

Total

87

8.931,22

HL

39

2.799,31

HP

Lindung APL

24

2.100,62

Budidaya APL

13

2.373,32

80

7.587,74

Tahun 2015

Total

334,50

Tahun 2016
HL

HP

142,02

Lindung APL

12

3.158,42

Budidaya APL

13

4.516,93

29

7.817,36

Total

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.


Keterangan : UTP : Unit Terkecil Pengelolaan

Tabel 1.8.
Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Kurun Waktu Tahun 2012 2026
Jumlah Lokasi
(UTP)

Kawasan

Luas (Ha)

Tahun 2012 - 2016


HL

170

HP

74

4.568,44

Lindung APL

74

11.540,73

Budidaya APL

28

6.943,00

Total

346

10.694,60

33.746,77

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

10

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Jumlah Lokasi
(UTP)

Kawasan

Luas (Ha)

Tahun 2017 - 2021


HL

HP

145

15.935,01

Lindung APL

41

3.857,92

Budidaya APL

11

1.098,15

Total

197

20.891,07

Tahun 2022 - 2026


HL

HP

Lindung APL

Budidaya APL
Total

85

16.319,78

85

16.319,78

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.

B. Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati merupakan bagian dari komponen yang secara
ekologis berperan sebagai penentu keseimbangan ekosistem yang penting
bagi kehidupan, terutama dalam penyediaan jasa lainnya. Dengan demikian
keanekaragaman

hayati

merupakan

salah

satu

penopang

utama

kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia.


Keanekaragaman hayati adalah keadaan beragamnya ekosistem, jenis
variabilitas genetika binatang, tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme yang
hidup. Setiap individu organisme mengandung ribuan gen dengan kombinasi
yang unik, sementara jenis atau spesies terdiri dari banyak organisme.
Ekosistem merupakan kumpulan dari banyak spesies yang berinteraksi satu
sama lainnya dan dengan lingkungan fisik.
Atas dasar itu pelestarian keanekaragaman hayati menjadi penting demi
termanfaatkannya keanekaragaman hayati secara benar dan berkelanjutan.
Kenyataan sekarang pelestarian keanekaragaman hayati masih belum
terlaksana dengan baik, mengingat ancaman yang dihadapi sangat rumit
dan sangat sulit diatasi.
Kabupaten Ketapang sebagai bagian dari Indonesia juga memiliki kekayaan
alam berupa keanekaragaman hayati

baik flora maupun fauna yang

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

11

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

tersimpan dalam hutan hujan tropika basah dan ekosistem lainnya. Potensi
dan keanekaragaman jenis pada dasarnya sangat banyak, akan tetapi
hingga saat ini belum terpetakan dan terdokumentasi secara baik dan rinci.
Untuk keanekaragaman hayati tumbuhan, secara umum Kalimantan memiliki
flora yang terkaya di Kepulauan Sunda, baik jumlah kekayaan maupun
keragaman jenisnya. Lebih dari 3.000 jenis pohon, termasuk 267 jenis
Dipterocarpaceae, yang merupakan kelompok pohon kayu perdagangan
terpenting di kawasan Asia Tenggara; 58% jenis Dipterocarpaceae ini
merupakan jenis endemik. Kalimantan memiliki 2.500-300 jenis anggrek dan
1.000 jenis Pakis, dan merupakan pusat distribusi karnivora kantung semar
(Nepenthes). Tingkat endemisme flora cukup tinggi, yaitu sekitar 34% dari
seluruh tumbuhan, tetapi hanya 59 marga di pulau ini unik (dari 1.500
marga seluruhnya).
Beberapa jenis anggrek dan kantung semar di Kabupaten Ketapang masih
dijumpai diantaranya anggrek alam seperti Phalaenopsis sp, Paphiopedilum
sp, Cymbidium sp, Bulbophylum sp, Grammatophylum sp, Dimorphorchis sp
yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman anggrek yang merupakan
family Orchidaceae yang merupakan family terbesar dari tanaman berbunga
yang meliputi 850 genus dan 20.000 species, diantaranya 2500 3000 jenis
anggrek terdapat di hutan Kalimantan (Chairani dkk, 2005).

Gambar 1.3.
Beberapa Jenis Keanekaragaman Flora di Kabupaten Ketapang

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

12

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Fauna Kalimantan menggambarkan

sejarah geologi dan

hubungannya

dengan daratan purba. Pulau ini kaya akan fauna yang berasal dari Asia,
misalnya, keluarga rusa, sapi liar, babi, kucing, monyet dan kera, tupai, dan
banyak keluarga burung Asia. Banyak fauna Kalimantan yang serupa dengan
fauna daratan Asia dan pulau-pulau Sunda lainnya, tetapi keserupaan
dengan Sulawesi dan pulau-pulau di sebelah timur hanya sedikit, karena
komposisi faunanya agak berbeda.

Babi Hutan (Sus Barbatus)

Kelelawar (Pteropus vampyrus)

Kancil (Tragulus napu)

Landak (Hystrik brachyura)

Trenggiling (Manis javanicus)

Tupai (Rattus spp)

Biawak (Varanus borneensis)

Ular Phiton (Phyton raticulatus)

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

13

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Burung Kacer (Copsychus saularis)

Burung Punai (Treron veman)

Burung Tiung (Gracula religiosa)

Kukang (Nycticebus coucang)

Bunglon (Calotes jubatus)

Belibis (Thalia delbata)

But-But (Centropus sinensis)

Burung Madu (Anthreptes


sirigalensis)

Camar Laut (Larus sp)

Burung Gereja (Passer


montanus)

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

14

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Kadal (Mabouya multifasciata)

Burung Kedidi (Egretta sacra)

Layang-Layang (Hurindo rustica)

Raja Udang (Alcedinidae sp)

Gambar 1.4.
Beberapa Jenis Keanekaragaman Fauna di Kabupaten Ketapang

Secara umum fauna Kabupaten Ketapang yang paling banyak dikenal adalah
spesies orang utan.

WWF 2009, menyebutkan bahwa Kabupaten Ketapang

memiliki 2 (dua) Sub Spesies orang utan yaitu Pongo Pygmaeus Wurmbi dan
Pongo Pygmaus Pygmaeus. Data beberapa jenis fauna yang dilindungi di
Kabupaten Ketapang dapat dijumpai di dalam Kawasan konservasi yang ada
di Kabupaten Ketapang, diantaranya :
1) CAGAR ALAM MUARA KENDAWANGAN, cagar alam dengan Luas :
149,049 Ha yang terletak di Kecamatan Kendawangan Kabupaten
Ketapang (Penunjukan kawasan : Tahun 1982).

Cagar Alam Muara

Kendawangan memiliki tipe ekosistem hutan pantai, rawa air tawar dan
tipe hutan dataran rendah. Jenis tumbuhan yang terdapat di dalam
kawasan diantaranya Cemara Laut (Casuarina equistifolia) dan Ketapang
(Terminalia

catapa),

Bakau-bakauan

(Rhizophora

spp),

Api-apian

(Avisenia spp) dan Brugueira spp, bentangur(Callophyllum spp), Pulai


(Alstonia spp)

dan

Jelutung

(Dyera

cosfulata), Ramin

(Gonytylus

bancanus), Pohon Gelam (Mellaleuca leucadendron) dan Kawi (Shorea


belangeran) dan Medang (Litsea sp).
tempat

bertelurnya

Penyu

Pada ekosistem pantai menjadi

Belimbing

(Dermochellelys

coriaceae),

beraneka ragam burung pantai dan Kura Gading (Orlitia borneensis).


Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

15

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Pada tipe hutan rawa air tawar menjadi habitat Bekantan (Nasalis
larvatus) dan beberapa jenis Primata lainnya. Jenis fauna yang dijumpai
di kawasan ini antara lain : Penyu Sisik (Eretmmochelys imbricata),
Penyu

Hijau

(Celonia

mydas),

Penyu

Belimbing

(Dermochellys

coreaceae), Tuntong (Batagurbaska) dan Kura-kura Galling (Orlitia


bornensis),

Bekantan

(Nasalis

larvatus)

dan

Orang

Utan

(Pongo

pygmaeus), Kera Ekor panjang (Macaca pascicularis), Rusa Sambar


(Cervus unicolor), Pelanduk Kerangas (Tragulus javanicus), Pecuk Ular
(Anthinga melanogaster), Cikalang Besar (Fregata minor), Cangak Merah
(Ardea purpurea), Kuntul Cina (Egreta eulophotes), Cangak Laut (Ardea
sumatrana), Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis), Kuntul Karang (Egreta sarca),
Bangau Hutan Rawa (Ciconia storms), Bangau Tongtong (Lepfoptilos
javanicus).
2) TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG, taman nasional dengan Luas :
90.000 Ha yang terletak di Kabupaten Ketapang (Penunjukan kawasan :
Tahun 1990).

Taman Nasional Gunung Palung merupakan kawasan

Taman Nasional pertama di Kabupaten Ketapang. Secara geografis


berada pada 1o 00' - 1o 20' Lintang Selatan dan 109o 00' - 110o 25' Bujur
Timur.

Kekhasan

dari

Taman

Nasional

Gunung

Palung

adalah

keanekaragaman ekosistem hutan yang ada didalamnya, mulai dari


ekosistem pantai hingga ekosistem puncak pegunungan. Sehingga
kawasan tersebut digolongkan sebagai salah satu kawasan yang memiliki
vegetasi terlengkap di dunia.

Jenis fauna yang menjadi primadona

kawasan ini adalah dari golongan Primata, terutama jenis Orangutan.


Selain itu terdapat pula beranekaragam jenis burung dan Mamalia besar.
Potensi lainnya yang dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Palung adalah
panorama alam dan peninggalan budaya masyarakat sekitar kawasan,
sehingga memungkinkan untuk dijadikan objek kunjungan bagi para
wisatawan disamping berfungsi untuk kawasan pelestarian, pendidikan,
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Taman Nasional

Gunung Palung memiliki ekosistem terlengkap, mulai dari ekosistem


pantai, hutan payau (Mangrove), rawa air tawar, rawa gambut, alluvial
dataran rendah berpasir, dataran rendah berbatu, dataran tinggi dan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

16

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

puncak pegunungan (hutan lumut). Didalam tipe-tipe habitat tersebut


terdapat beranekaragam jenis tumbuhan dan satwa liar. Sebagian besar
habitat didominasi oleh jenis-jenis dari family Dipterocarpaceae seperti
Meranti

(Shorea

spp),

Kruing

(Dipterocapus

spp)

dan

Kapur

(Dryobalanops spp). Jenis-jenis lainnya juga terdapat berbagai pohon


penghasil buah-buahan yang menjadi sumber makanan berbagai satwa,
diantaranya jenis Durian (Durio carinatus), Rambutan hutan (Nephelium
sp), Pluntan (Arthocarpus sp) dan berbagai jenis Ara (Ficus spp). Jenis
fauna yang dapat dengan mudah dijumpai di dalam kawasan adalah dari
golongan Primata seperti Kera (Macaca fascicularis), Owa (Hylobathes
agilis), Kelasi (Hylobathes frontata) dan Orangutan (Pongo pygmaeus).
Khusus untuk keberadaan Orangutan di Taman Nasional Gunung Palung,
telah dilakukan beberapa penelitian oleh Universitas Harvard Amerika
Serikat di Stasiun Peneliti Cabang Panti. Jenis mamalia darat lainnya,
terdapat jenis Beruang Madu, Rusa, Babi hutan dan berbagai jenis
burung.

C. Air
Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya terpenting bagi
kehidupan manusia dalam melakukan berbagai kegiatan yang dilakukannya,
termasuk kegiatan pembangunan. Meningkatnya jumlah penduduk dan
kegiatan pembangunan telah meningkatkan kebutuhan sumber daya air. Di
lain pihak,

ketersediaan sumber daya air

semakin

terbatas, hal ini

disebabkan oleh berbagai faktor seperti pencemaran, penggundulan hutan,


kegiatan
perubahan

pertanian
fungsi

yang
daerah

mengabaikan
tangkapan

air.

kelestarian
Di

lingkungan,

banyak

daerah

dan

terjadi

kecenderungan penurunan kuantitas dan kualitas air. Walaupun ketersediaan


air dari waktu ke waktu relatif tetap karena mengikuti daur hidrologi,
keadaan dan kualitasnya yang kurang memenuhi syarat menyebabkan
pemakaian dan pemanfaatannya menjadi terbatas. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan air untuk berbagai kebutuhan, kelestarian sumber daya air perlu
dijaga. Prinsip dasar yang berkaitan dengan pemanfaatan air yang efisien
juga harus mempertimbangkan aspek daya dukung dan konservasi sumber
daya air.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

17

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Melihat kepentingan dan ketergantungan masyarakat akan keberadaan


sungai tersebut peranannya sangat tinggi, namun disisi lain perhatian
terhadap kualitas dan kuantitas sungai beserta anak-anak sungainya kurang
mendapat perhatian dalam pemanfaatannya. Akibatnya dapat menurunkan
kualitas dan kuantitas air sungai tersebut yang pada gilirannya akan
menurunkan nilai dan

fungsi strategisnya,

dan

pada

akhirnya akan

menimbulkan kerugian bagi masyarakat.


Selain itu dalam pemanfaatannya, masyarakat sering melupakan untuk
menjaga kelestarian fungsi badan air sungai, bahkan menjadikan sungai
beserta anak sungainya sebagai tong sampah atau terminal akhir dari
pembuangan limbah domestik dan limbah industri. Disamping itu, berbagai
kegiatan lainnya secara tidak langsung juga mempengaruhi kualitas air
sungai, seperti terjadinya penggundulan hutan, hilangnya tempat-tempat
perlindungan air tanah serta daerah tangkapan air dan kegiatan pertanian
yang menggunakan pestisida dan zat-zat kimia lain ke dalam sungai serta
kegiatan lain yang juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas air sungai.
Wilayah Kabupaten Ketapang dialiri 10 sungai utama dan anak sungai,
menyebabkan angkutan sungai dapat menjangkau ke tempat-tempat yang
relatif jauh dari pusat kota. Karena itu pula angkutan sungai sangat penting
peranannya untuk menjamin kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat.
Secara umum manfaat sungai bagi masyarakat di Kabupaten Ketapang
antara lain adalah:
1. Sebagai sumber bahan baku air minum
2. Sebagai sumber air bersih bagi keperluan rumah tangga dan industri
3. Sebagai sumber protein hayati (perikanan) dan irigasi pertanian,
pertambangan serta perkebunan
4. Sebagai tempat rekreasi
5. Sebagai sarana transportasi baik oleh penduduk maupun industri.
Transoprtasi sungai bagi masyarakat pedesaan disamping sebagai
alternatif, juga merupakan transportasi utama pada daerah tertentu
(pedalaman).

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

18

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tabel 1.9.
Sungai Utama di Kabupaten Ketapang
SWS
Pawan

Nama Sungai
S. Pawan

Panjang
Sungai
(Km)

Luas DPS
(km)

Lebar
Sungai
(m)

13.400

228,50

110

3.090

103,00

60

840

51,50

40

2.860

138,00

130

358

35,50

45

3.380

130,00

120

630

23,70

50

1.900

95,00

55

980

25,00

40

5.840

231,00

120

S. Semandang
S. Tulak
S. Pesaguan
S. Tenger
S. Kendawangan
S. Simbar
S. Air Hitam Besar
S. Air Hitam Kecil
S. Jelai

Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan


Umum, 2010.

Pencemaran Air
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan hidup menyatakan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, hara, dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan idup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui
baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Di dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan


Pengendalian Pencemaran Air didefinisikan bahwa Pencemaran air adalah
masuknya

atau dimasukkannya makhluk

hidup, zat, hara dan

atau

komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehinga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Dari definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna
pokoknya menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab
atau pelaku dan aspek akibat. Walaupun fenomena alam seperti gunung
berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar
terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

19

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah ditandai dengan


adanya perubahan atau tanda-tanda yang dapat diamati melalui : (1)
Adanya perubahan suhu air, (2) Adanya perubahan nilai pH atau konsentrasi
ion, (3) Adanya perubahan warna, rasa air, (4) Timbulnya endapan, koloid,
bahan

terlarut,

(5)

Adanya

mikroorganisme,

dan

(6)

Meningkatnya

radioaktivitas air lingkungan.


Metode pemantauan kualitas air yang telah ada dapat digunakan untuk
menentukan kualitas air, apakah air bersifat tidak tercemar, tercemar
ringan, tercemar sedang atau tercemar berat. Diantaranya adalah metode
fisik kimia, di mana metode ini merupakan penentuan kualitas air yang
didasarkan pada Dissolved Oxygent (DO), Biologycal Oxygent Demand
(BOD), Chemical Oxygent Demand (COD) dan sebagainya. Selanjutnya
pemantauan kualitas lingkungan dapat menggunakan indeks diversitas
dengan menggunakan kumpulan data makroinvertebrata bentos. Masuknya
bahan pencemar ke dalam air permukaan merubah struktur komunitas yang
hidup di dalamnya.
Indikator atau tanda bahwa air pada lingkungan telah tercemar menurut
Anonim (2008) terdiri dari tiga jenis, yaitu sumber pencemar yang berasal
dari sumber fisik, sumber kimia dan sumber biologis. Sumber fisik berasal
dari kegiatan rumah tangga, pasar jalan dan lain-lain yang biasanya
membuang sampah di sembarang tempat. Sumber kimia berasal dari
kegiatan-kegiatan yang membuang limbah industrinya yang mengandung
bahan-bahan kimia tanpa pengolahan lebih lanjut, atau sudah diolah tetapi
buangannya tidak sesuai dengan Baku Mutu Air Limbah yang ditetapkan
Pemerintah. Sedangkan sumber biologis berasal dari adanya kehidupan
mikroba (jasad renik, mikroorganisme) seperti bakteri, fungi dan algae.
Adanya kehidupan mikroba tersebut di dalam air, banyak menimbulkan
kerugian, walaupun juga banyak mempunyai manfaat dan keuntungan.
Sungai merupakan badan air mengalir (flowing water atau lentik). Lebih
kurang 69% air sungai ini berasal dari ratusan air tanah (base flow) dan
sisanya berasal dari hujan yang mengalir sebagai aliran permukaan (surface
run off). Kondisi kritis sungai dapat dinilai dari parameter kuantitas (debit)
alirannya dan kualitas airnya.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

20

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Dampak dari polutan pada sungai sangat tergantung dari sifat alamiah
polutan dan karakteristik dari sungai itu sendiri. Beberapa yang termasuk
karakteristik sungai antara lain volume dan kecepatan air yang mengalir
pada sungai, kedalaman sungai dan jenis dasar sungai. Secara teoritis
transport dan polutan dalam lingkungan perairan dikontrol oleh pergerakan
massa (advection) dan pencampuran atau difusi. Ketika massa bahan kimia
dibuang ke sungai, pusat massa dari bahan kimia tersebut akan mengalir
dengan kecepatan rata-rata aliran sungai. Bahan kimia yang mengalir akan
tersebar dalam badan sungai, akibat difusi turbulen dan kecepatan yang
tidak seragam sepanjang sungai. Kecepatan aliran air pada sungai biasanya
bernilai maksimum di dekat pusat sungai dan di bawah permukaan,
sedangkan air di dekat dasar dan di tepi sungai diperlambat oleh adanya
friksi sehingga pencampuran akan semakin besar.
Hasil Pemantauan Kualitas Air
Sungai Laur
Sungai Laur merupakan salah satu cabang sungai Pawan, sungai ini
melintasi Kecamatan Sungai Laur dan Kecamatan Sandai, muara sungai Laur
terletak di Desa Penjawaan Kecamatan Sandai. Di daerah aliran sungai laur
terdapat kegiatan perkebunan kelapa sawit antara lain PT. Prakarsa Tani
Sejati (PTS) dan PT. Swadaya Mukti Prakarsa (SMP).
Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Laur selain kegiatan perkebunan
kelapa sawit (yang berada di sekitar Desa Sungai Air Putih), antara lain
adalah aktivitas dermaga, pemukiman penduduk. Keberadaan Sungai Laur
selain untuk sarana transportasi sungai, juga berfungsi sebagai aktivitas
kehidupan sehari-hari bagi masyarakat yang berada di sepanjang sungai
Laur (mencuci, memasak, sanitasi). Pada daerah hulu Sungai Laur terdapat
aktivitas kegiatan penambangan illegal (penambangan emas) Daerah Hulu
dari Sungai Laur.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

21

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tabel 1.10.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Laur Tahun 2012
No

Parameter
Uji

Hasil Uji

Kelas Air

Satuan
SL-1

SL-2

SL-3

SL-4

SL-5

SL-6

TK-1

TK-2

II

29,9

30

30

30

30

30

25,3

25,4

Temperatur

TDS

mg/L

14,6

14,6

14,7

14,7

14,7

11,4

87,0

63

TSS

mg/L

7,62

pH

6,63

6,55

6,47

6,5

6,39

6,27

5,94

6,11

DO

mg/L

8,04

8,08

/00

S/cm

31,8

31,7

31,8

31,9

25

1000 1000
50

50

69 69

Salinitas

DHL

Turbiditas

NTU

18,5

18,2

BOD

mg/L

0,8

0,6

0,7

1,3

0,5

0,4

4,20

2,96

10 COD

mg/L

26

32

37

35

30

51

11,7

14,6

10

25

11 Arsenic (As)

mg/L

12 Merkuri (Hg)

mg/L

13 Kadmium (Cd)

mg/L

<0,0051 <0,0051 <0,0051 <0,0051 <0,0051 <0,0051

0,002

0,003

0,01

0,01

14 Timbal (Pb)

mg/L

<0,0051 <0,0051 <0,0051 <0,0051 <0,0051 <0,0051

0,023

0,024

0,03

0,03

15 Tembaga (Cu)

mg/L

<0,0048 <0,0048 <0,0048 <0,0048 <0,0048 <0,0048

0,012

0,004

0,02

0,02

16 Seng (Zn)

mg/L

<0,0053

0,01

17 Besi

mg/L

0,79

0,81

0,81

18 Mangan

mg/L

mg/L

< 0,02

20 Nitrit Sebagai N

mg/L

21 Fenol

mg/L

19

Amoniak
(NH3-N)

32

<0,0053 <0,0053

<0,0005 <0,0005
0,0002

<0,0002 0,001 0,002

0,0072

<0,0053

0,022

0,008

0,05

0,05

0,83

0,84

0,73

1,54

1,10

0,3

0,028

0,016

0,1

0,02

0,05

<0,02

<0,02

<0,02

0,019

0,035

0,5

0,06

0,06

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

0,006

0,006

0,06

0,06

0,18

0,18

0,84

1,02

<0,1

4,87

<0,001

<0,001

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.


Keterangan Kode Sampel
TK-1
SL-2
SL-4
SL-6

:
:
:
:

Sungai
Sungai
Sungai
Sungai

Laur
Laur
Laur
Laur

(Kuala Laur/Jembatan Laur)


(Kuala Laur)
(Kampung Penyengkuang)
(Kampung Penyengkuang)

SL-1
SL-3
SL-5
TK-2

:
:
:
:

Sungai
Sungai
Sungai
Sungai

Laur
Laur
Laur
Laur

(Kuala Laur)
(Kuala Laur)
(Kampung Penyengkuang)
(Desa Spiso)

Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Laur dapat diketahui
bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali
besi (Fe), COD dan fenol di beberapa titik pengambilan sampel yang
melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kadar besi (Fe) di seluruh titik
pengambilan sampel berada di atas ambang batas walaupun selisih antara
kadar yang terdeteksi dengan kadar ambang batas tidak terlalu besar. Besi
(Fe)

merupakan unsur kimia yang

digolongkan

dalam logam berat.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

22

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tingginya unsur-unsur kimia tersebut pada titik-titik pengambilan sampel air


Sungai laur sangat dipengaruhi oleh kondisi alamiah dan kondisi non
alamiah. Adapun Kondisi alamiah dapat berasal dari keadaan alam dimana
keberadaan logam di alam juga dapat berpotensi untuk mempengaruhi
lingkungan.

Sedangkan

kondisi

non

alamiah

dapat

bersumber

dari

kegiatan/aktivitas dari individu, kelompok yang berada di sepanjang sungai


yang dapat mencemari lingkungan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah keruhnya air sungai laur di beberapa titik
pengambilan sampel diakibatkan adanya aktivitas penambangan emas ilegal
di dalam badan sungai dan anak sungai yang dilakukan oleh masyarakat
setempat dan pendatang yang pada saat pengambilan sampel air masih
ditemukan.
Sedangkan Kadar COD dan fenol dapat disebabkan adanya faktor alamiah
dan non alamiah. Faktor alamiah dapat berasal dari alam akibat adanya
pelapukan tumbuhan dan sejenisnya. Sedangkan faktor nonalamiah dapat
disebabkan adanya akivitas masyarakat disekitar sungai yang berasal dari
adanya aktivitas masyarakat seperti pembukaaan lahan untuk perkebunan
dan pertanian.
Sungai Pawan
Sungai Pawan merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Kabupaten
Ketapang, dimana sungai ini melintasi Kecamatan Delta Pawan, Benua
Kayong, Muara Pawan, Nanga Tayap, Sandai dan Hulu Sungai. Aktivitas
yang berada di daerah aliran sungai Pawan antara lain Perkebunan Kepala
Sawit (PT. Agrolestari Mandiri, PT. Sepanjang Inti Surya Mulia, PT. SMA, PT.
GY Plantation), Logpond PT. Suka Jaya Makmur (Alas Kusuma), pemukiman
penduduk dan pertanian penduduk.
Tabel 1.11.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pawan Tahun 2012
No

Parameter Uji

Satuan

Hasil Uji

Kelas Air

S. PW-1

S.PW-2

II

25,6

25,5

Temperatur

TDS

mg/L

70

53

1000

1000

TSS

mg/L

29,5

32,2

50

50

pH

6,13

6,33

69

69

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

23

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

Parameter Uji

DO

Salinitas

DHL

8
9

Satuan
mg/L

Hasil Uji

Kelas Air

S. PW-1

S.PW-2

II

7,20

7,48

/00

S/cm

Turbiditas

NTU

37,6

17,9

BOD

mg/L

2,72

10 COD

mg/L

23

16,4

10

25

11 Arsenic (As)

mg/L

<0,0005

<0,0005

12 Merkuri (Hg)

mg/L

<0,0002

<0,0002

0,001

0,002

13 Kadmium (Cd)

mg/L

<0,001

<0,001

0,01

0,01

14 Timbal (Pb)

mg/L

0,005

0,008

0,03

0,03

15 Tembaga (Cu)

mg/L

0,006

0,007

0,02

0,02

16 Seng (Zn)

mg/L

0,032

<0,001

0,05

0,05

17 Besi

mg/L

1,56

1,32

0,3

18 Mangan

mg/L

0,028

0,029

0,1

19 Amoniak (NH3-N)

mg/L

<0,001

0,017

0,5

20 Nitrit Sebagai N

mg/L

0,006

0,006

0,06

0,06

21 Fenol

mg/L

<0,001

0,016

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.


Keterangan Kode Sampel
S.PW-01 : Intake PDAM

S.PW-02 : Tanjungpura

Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai pawan dapat diketahui
bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali
besi (Fe), COD dan fenol di beberapa titik pengambilan sampel yang
melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kadar COD dan fenol dapat
disebabkan adanya faktor alamiah dan non alamiah. Faktor alamiah dapat
berasal dari alam akibat adanya pelapukan tumbuhan dan sejenisnya.
Sedangkan faktor nonalamiah dapat disebabkan adanya akivitas masyarakat
disekitar sungai yang berasal dari adanya aktivitas masyarakat seperti
pembukaaan lahan untuk perkebunan dan pertanian.
Sedangkan Kadar besi (Fe) di seluruh titik pengambilan sampel berada di
atas ambang batas walaupun selisih antara kadar yang terdeteksi dengan
kadar ambang batas tidak terlalu besar. Besi (Fe) merupakan unsur kimia
yang digolongkan dalam logam berat. Tingginya unsur-unsur kimia tersebut
pada titik-titik pengambilan sampel air Sungai laur sangat dipengaruhi oleh
kondisi alamiah dan kondisi non alamiah. Adapun Kondisi alamiah dapat
berasal dari keadaan alam dimana keberadaan logam di alam juga dapat

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

24

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

berpotensi

untuk

mempengaruhi

lingkungan.

Sedangkan

kondisi

non

alamiah dapat bersumber dari kegiatan/aktivitas dari individu, kelompok


yang berada di sepanjang sungai yang dapat mencemari lingkungan.
Sungai Keriau (Pawan Hulu)
Sungai

Keriau

merupakan

hulunya

Sungai

Pawan

yang

terletak

di

Kecamatan Hulu Sungai. Pada daerah sekitar sungai Keriau masih terdapat
hutan sekunder dan khususnya daerah sempadan sungai sudah banyak
ditanami pohon karet oleh masyarakat setempat. Aktivitas yang berada di
daerah aliran sungai Keriau antara lain : pemukiman dan perkebunan
masyarakat.
Pada

beberapa

lokasi

di

Sungai

Keriau

masih

terdapat

kegiatan

penambangan emas di dalam aliran sungai Keriau, dengan bentuk ponton


terapung.

Menurut

informasi

masyarakat

setempat

(masyarakat

Menyumbung, Sandai dan sekitarnya) pada daerah hulu sungai Keriau masih
beroperasi

kegiatan

penambangan

emas

ilegal

yang

dikelola

oleh

masyarakat lokal maupun pendatang.


Tabel 1.12.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Keriau Tahun 2012
Hasil Uji
No

Parameter Uji

Temperatur (T)

pH

DHL

TDS

Kelas Air

Satuan
HS -1

HS -2

HS -3

HS -4

HS -5

HS -6

HS -7

HS -8

II

27

27

27

27

26

26

26

26

S/cm

40,0

33,7

84,7

87,5

28,4

27,5

19,49

18,5

mg/L

18,5

15,6

40,0

41,4

13

12,6

8,8

8,4

/00

69 69
-

1000 1000

Salinity

BOD

mg/L

2,0

1,2

1,1

2,9

2,4

1,3

3,4

2,5

COD

NTU

20

24

23

26

23

21

41

33

10

25

TC

mg/L

5,4

4,6

5,6

5,0

5,3

5,6

7,8

6,3

IC

mg/L

1,6

1,3

1,0

1,4

2,3

1,3

1,2

1,3

10 TOC

mg/L

3,8

3,3

4,2

3,6

3,

4,3

6,6

5,0

11 Besi (Fe)

mg/L

0,10

0,05

0,007

0,0082

0,01

0,01

13 Tembaga (Cu)

mg/L

<0,00
48
<0,00
51

0,02

mg/L

<
0,0048
<
0,0051

0,02

14 Timbal (Pb)

<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051

<
0,0096
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053

0,03

<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051

<
0,0096
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051

0,02

mg/L

<
0,0096
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051

0,04

12 Cadmium (Cd)

<
0,0096
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051

0,03

0,03

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

25

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Hasil Uji
No

Parameter Uji

Kelas Air

Satuan
HS -1

HS -2

HS -3

HS -4

HS -5

HS -6

HS -7

HS -8

II

mg/L

<
0,0053

<
0,0053

<
0,0053

<
0,0053

<
0,0053

<
0,0053

<
0,0053

<0,00
53

0,05

0,05

mg/L

17 Nitrit Sebagai N

mg/L

18 Fenol

mg/L

15 Seng (Zn)
16

Amoniak
(NH3-N)

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.


Keterangan Kode Sampel
HS-1
HS-3
HS-5
HS-7

:
:
:
:

Sungai Keriau (Desa Senduruhan)


Sungai Biak (Desa Randau Jungkal)
Sungai Keriau (Desa Demit)
Jembatan Muara Cekak (Sungai Cekak)

HS-2
HS-4
HS-6
HS-8

:
:
:
:

Sungai Keriau (Desa Menyumbung)


Sungai Keriau (Desa Randau Jungkal)
Sungai Keriau (Desa Patai Patah)
Exs. PT. Trika Sari (Desa Muara Cekak)

Hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Keriau menunjukkan bahwa
sungai tersebut dalam keadaan tercemar ringan hal ini terutama dapat
dilihat dari beberapa parameter yang berada diatas baku mutu, walaupun
tidak disemua tititk pemantuan, seperti kadar COD dan besi di sebagian titik
pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang batas. Pemantauan yang
dilakukan pada musim penghujan dimana debit dan volume air juga
meningkat yang disebabkan tingginya curah hujan.
Mengingat sungai keriau merupakan hulunya sungai pawan yang mana
melintasi 7 Kecamatan di Kabupaten Ketapang dan digunakan sebagai
bahan baku untuk Perusahaan Air Minum Daerah di Kota Ketapang, maka
perlu adanya tindak lanjut untuk memantau dan mencegah semakin
tercemarnya sungai ini.
Sungai Kendawangan
Sungai Kendawangan yang merupakan tumpuan aktivitas masyarakat yang
berada pinggiran sungai dan masuk dalam 2 (dua) wilayah Kecamatan.
Wilayah yang masuk dalam 2 Kecamatan yaitu Wilayah Kecamatan Marau
dan Kecamatan Kendawangan.
Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Kendawangan, yaitu kegiatan
perkebunan kelapa sawit (Golden Hope Group, Sinar Mas Group), aktivitas
dermaga (pelabuhan CPO Golden Hope, pelabuhan bongkar muat kegiatan
penambangan bauksit PT. Harita Prima Abadi Mineral), penambangan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

26

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

bauksit (PT. Harita Prima Abadi Mineral), penambangan bijih besi (PT. Putra
Alam Lestari dan PT. Kendawangan Putra Lestari), penambangan pasir
zirkon, pemukiman penduduk. Keberadaan Sungai Kendawangan selain
untuk sarana transportasi sungai, juga berfungsi sebagai aktivitas kehidupan
sehari-hari bagi masyarakat yang berada di sepanjang sungai Kendawangan
(mencuci, memasak, sanitasi). Daerah hulu dari Sungai Kendawangan
berada di Kecamatan Marau.
Tabel 1.13.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kendawangan Tahun 2012
Hasil Uji
No Parameter Uji

Kelas Air

Satuan
S.KDW -1 S.KDW -2 S.KDW -3 S.KDW -4 S.KDW -5 S.KDW -6 S.KDW-7

Temperatur

S.KDW-8

II

29

29

29

29

29

29

25,5

25,4

TDS

mg/L

46

1582

17

28

13.140

71

1000

1000

TSS

mg/L

25,6

26,3

50

50

pH

7,95

6,37

6,24

6,89

7,61

8,09

6,58

6,46

69

69

DO

mg/L

6,68

5,96

Salinitas

/00

3,7

1,6

4,1

17,2

3,9

DHL

S/cm

69,3

3,09

7,5

28

7,15

44,5

Turbiditas

NTU

19,8

13,9

BOD

mg/L

0,3

0,2

0,4

0,7

1,2

0,7

4,76

3,24

10 COD

mg/L

62

69

53

23

71,3

56

10

25

11 Arsenic (As)

mg/L

<0,0005

<0,0005

12 Merkuri (Hg)

mg/L

0,0002

0,0003

0,001 0,002

13 Kadmium (Cd)

mg/L

<0,0051

<0,0051

<0,0051

<0,0051

<0,0051

<0,0051

0,010

<0,001

0,01

0,01

14 Timbal (Pb)

mg/L

< 0,0048

< 0,0048

< 0,0048

< 0,0048

< 0,0048

< 0,0048

0,096

0,009

0,03

0,03

15 Tembaga (Cu)

mg/L

< 0,0051

< 0,0051

< 0,0051

< 0,0051

< 0,0051

< 0,0051

0,025

0,002

0,02

0,02

16 Seng (Zn)

mg/L

0,08

0,04

0,04

0,02

0,03

002

0,078

0,008

0,05

0,05

17 Besi

mg/L

0,04

<0,0096

<0,0096

<0,0096

<0,0096

<0,0096

0,146

0,748

0,3

18 Mangan

mg/L

0,014

0,028

0,1

19 Amoniak (NH3-N)

mg/L

< 0,01

0,5

< 0,01

< 0,01

0,08

0,1

0,025

0,019

0,5

20 Nitr it Sebagai N

mg/L

0,03

0,07

0,03

<0,03

<0,03

<0,03

0,213

0,009

0,06

0,06

21 Fenol

mg/L

<0,1

0,4

0,1

<0,1

<0,1

<0,001

<0,001

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.


Keterangan Kode Sampel
S.KDW-1
S.KDW-3
S.KDW-5
S.KDW-7

:
:
:
:

Muara Sungai Membuluh


Sebelum Muara Sungai Membuluh
Dermaga PT. PAL
Jembatan Kelampai

S.KDW
S.KDW
S.KDW
S.KDW

-2
-4
-6
-8

:
:
:
:

Sungai Membuluh
Pelabuhan PT. HPAM Kendawangan
Pelabuhan PT. HPAM Air Upas
Dermaga Desa Bakung

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

27

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Dari

hasil

uji

laboratorium

pada

sampel

air

Sungai

Kendawangan

menunjukkan adanya beberapa parameter yang melebihi ambang batas


yang ditetapkan, yaitu kadar COD, besi dan fenol di sebagian titik
pengambilan sampel. Tercemarnya sungai ini diperkirakan akibat banyaknya
aktivitas perusahaan pertambangan di daerah aliran sungai Kendawangan
dan perkebunan kelapa sawit. Salinitas yang tinggi di beberapa titik
pengamatan terutama di daerah yang dekat muara sungai menunjukkan
bahwa sungai ini mempunyai debit air yang tidak besar sehingga air laut
masuk ke badan sungai.
Sungai Pesaguan
Sungai Pesaguan berada di wilayah administrasi Kecamatan Tumbang Titi,
Kecamatan Matan Hilir Selatan dan Sungai Melayu Rayak. Aktivitas yang
berada di sepanjang Sungai Pesaguan adalah perkebunan dan ladang
(Karet) yang dikelola oleh masyarakat sekitar, perkebunan kelapa sawit
yang

dikelola

oleh

perusahaan

(Poliplant

Group),

dan

kegiatan

penambangan (emas, zirkon, maupun timah). Untuk masyarakat yang


berada di

daerah

muara Sungai

Pesaguan

aktivitas yang

dilakukan

masyarakat.
Daerah sekitar Sungai Pesaguan, sebagian besar kebun karet, semak
belukar, dan hutan skunder. Untuk aktivitas kegiatan perkebunan masih
pada tahap pembersihan lahan (land clearing).
Tabel 1.14.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pesaguan Tahun 2012
Hasil Uji
No

Parameter Uji

Satuan

Kelas Air

S. PSG-1

S.PSG-2

II

26,9

26,8

Temperatur

TDS

mg/L

1.200

65

1000

1000

TSS

mg/L

33

39,2

50

50

pH

5,34

6,58

69

69

DO

mg/L

6,76

7,96

/00

S/cm

Salinitas

DHL

Turbiditas

NTU

100

46

BOD

mg/L

1,24

1,28

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

28

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Hasil Uji
No

Parameter Uji

Satuan

Kelas Air

S. PSG-1

S.PSG-2

II

10 COD

mg/L

49,8

7,29

10

25

11 Arsenic (As)

mg/L

<0,0005

<0,0005

12 Merkuri (Hg)

mg/L

<0,0002

0,0002

0,001

0,002

13 Kadmium (Cd)

mg/L

0,001

<0,001

0,01

0,01

14 Timbal (Pb)

mg/L

0,017

<0,002

0,03

0,03

15 Tembaga (Cu)

mg/L

<0,001

<0,001

0,02

0,02

16 Seng (Zn)

mg/L

0,013

0,061

0,05

0,05

17 Besi

mg/L

1,29

<0,001

0,3

18 Mangan

mg/L

0,027

0,011

0,1

mg/L

0,024

0,040

0,5

20 Nitrit Sebagai N

mg/L

0,045

0,010

0,06

0,06

21 Fenol

mg/L

<0,001

<0,001

19

Amoniak
(NH3-N)

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.


Keterangan Kode Sampel
S.PSG-01 : Jembatan Pesaguan

S.PSG-02 : Sungai Tapah

Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Pesaguan adanya
parameter yang melebihi ambang batas sesuai dengan yang dipersyaratkan,
yaitu kadar COD dan besi di seluruh titik pengambilan sampel dan kadar
fenol dibeberapa titik pengambilan sampel.
Kadar fenol yang cukup tinggi dalam air sungai Pesaguan diduga berasal dari
kegiatan masyarakat di tepian sungai yang menggunakannya untuk kegiatan
perkebunan dan pembukaan lahan. Selain itu pelapukan tumbuhan disekitar
sungai juga turut berkontribusi pada peningkatan kadar fenol pada aliran
sungai.
Sungai Jelai
Sungai Jelai yang merupakan tumpuan aktivitas masyarakat yang berada
pinggiran sungai dan masuk dalam 2 (dua) wilayah Kecamatan. Wilayah
yang masuk dalam 2 Kecamatan yaitu Wilayah Kecamatan Jelai Hulu dan
Kecamatan Manis Mata. Sungai Jelai berbatasan langsung dengan Provinsi
Kalimantan Tengah, Hulu Sungai Jelai berada di Provinsi Kalimantan Tengah.
Sedangkan hilir Sungai Jelai berada di Kuala Jelai/Natai Kuini. Daerah

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

29

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Sungai Jelai yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah yaitu Kabupaten


Sukamara dan wilayah terdekat yang masuk di Kabupaten Ketapang adalah
Sukaramai, yang bersebelahan langsung dengan Sukamara.
Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Jelai di wilayah Kecamatan Manis
Mata adalah kegiatan perkebunan kelapa sawit (PT. Harapan Sawit Lestari,
PT. Harapan Hibrida Kalbar, PT. UAI), aktivitas dermaga (pelabuhan CPO
PT. Harapan Sawit Lestari yang berada di daerah Jambi. Untuk kegiatan
yang berada di wilayah Kecamatan Jelai Hulu yaitu Perkebunan Kelapa Sawit
(PT. Fangiono, di daerah Pangkalan Suka).
Tabel 1.15.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Jelai Tahun 2012
Hasil Uji
No

Parameter Uji

Satuan

Kelas Air

SJ-01

SJ-02

II

27,4

27,5

Temperatur

TDS

mg/L

14

14

1000

1000

TSS

mg/L

3,25

7,57

50

50

pH

6,14

5,85

69

69

DO

mg/L

7,41

7,21

/00

S/cm

Salinitas

DHL

Turbiditas

NTU

3,74

6,92

BOD

mg/L

1,92

1,46

10 COD

mg/L

5,94

3,92

10

25

11 Arsenic (As)

mg/L

<0,0005

<0,0005

12 Merkuri (Hg)

mg/L

<0,0002

<0,0002

0,001

0,002

13 Kadmium (Cd)

mg/L

<0,001

<0,001

0,01

0,01

14 Timbal (Pb)

mg/L

<0,002

0,011

0,03

0,03

15 Tembaga (Cu)

mg/L

0,002

<0,001

0,02

0,02

16 Seng (Zn)

mg/L

<0,001

<0,001

0,05

0,05

17 Besi

mg/L

0,364

0,725

0,3

18 Mangan

mg/L

<0,001

0,019

0,1

19 Amoniak (NH3-N)

mg/L

0,146

0,031

0,5

20 Nitrit Sebagai N

mg/L

<0,001

0,001

0,06

0,06

21 Fenol

mg/L

0,019

0,024

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.


Keterangan Kode Sampel
SJ-01 : Jembatan Lama Tanjung

SJ -02 : Jembatan gantung Riam Danau

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

30

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Jelai menunjukkan bahwa
kadar besi di seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang
batas. Walaupun untuk parameter besi hanya dipersyaratkan

untuk baku

mutu kelas I, yaitu untuk peruntukan air baku pengolahan air minum.
Sungai Matan
Sungai Matan yang bermuara di Kabupaten Kayong Utara (Kecamatan
Simpang Hilir), merupakan sungai yang berada di dalam kawasan Taman
Nasional Gunung Palong. Daerah Hulu Sungai Matan di berada di Desa
Legong (Kecamatan Simpang Hulu).
Salah satu anak sungai Matan yang mengalir ke Sungai Matan adalah Sungai
Banjur (Hulu sungai Banjur berada di dalam kawasan Hutan Lindung).
Aktivitas yang berada di Sekitar Sungai Matan adalah perkebunan kelapa
sawit (yang dikelola perusahaan), pemukiman penduduk, perkebunan lokal
yang dikelola oleh masyarakat sekitar.
Tabel 1.16.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Matan Tahun 2012
Hasil Uji
No

Parameter Uji

Temperatur (T)

pH

DHL

TDS

Kelas Air

Satuan
S.MT-1

S.MT-2

S.MT-3

S.MT-4

S.MT-5

S.MT-6

S.MT-7

S.MT-8

II

27

27

26

27

26

26

25

25

6,64

6,45

6,80

6,48

6,44

6,76

6,41

6,62

69

69

S/cm

20,8

21,5

18,1

19,3

19

19,4

20,6

29

mg/L

9,4

9,7

8,1

8,7

8,6

8,7

9,3

13,4

1000

1000

/00

Salinity

BOD

mg/L

1,5

1,1

1,2

0,8

0,3

0,8

0,6

0,7

COD

NTU

24

12

22

10

25

TC

mg/L

5,8

4,7

4,9

4,1

2,8

5,4

3,3

IC

mg/L

2,4

2,2

2,2

2,2

1,5

1,2

1,6

10 TOC

mg/L

3,4

2,5

2,7

2,1

1,8

1,3

4,2

1,7

11 Besi (Fe)

mg/L

1,1

0,75

0,9

0,6

0,03

12 Cadmium (Cd)

mg/L

13 Tembaga (Cu)

mg/L

14 Timbal (Pb)

mg/L

<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051

15 Seng (Zn)

mg/L
mg/L

16

Amoniak
(NH3-N)

0,6

0,7

0,5

<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051

<
0,0096
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051

<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051

<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051

<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053

0,007

0,0082

0,01

0,01

<
0,0048
<
0,0051

<0,004
8
<0,005
1

0,02

0,02

0,03

0,03

0,01

0,02

0,01

0,02

0,02

0,01

0,08

0,05

0,05

0,05

< 0,02

< 0,02

< 0,02

< 0,02

< 0,02

< 0,02

< 0,02

< 0,02

0,5

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

31

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Hasil Uji
No

Parameter Uji

Kelas Air

Satuan
S.MT-1

S.MT-2

S.MT-3

S.MT-4

S.MT-5

S.MT-6

S.MT-7

S.MT-8

II

17 Nitrit Sebagai N

mg/L

0,10

0,07

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

0,03

< 0,01

0,06

0,06

18 Fenol

mg/L

1,92

0,96

0,5

0,82

0,7

0,7

< 0,1

1,28

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.


Keterangan Kode Sampel
S.MT-1
S.MT-2
S.MT-3
S.MT-4
S.MT-5
S.MT-6
S.MT-7
S.MT-8

:
:
:
:
:
:
:
:

Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai

Gerai (Jembatan Batang Gerai)


Banjur (Desa Semandang Kanan)
Simpang Dua (Desa Semandang Kanan)
Banjur (Selantak)
Banjur (Bukang)
Karab (Bukang)
Banjur (Desa Mekar Raya)
Banjur (Jembatan Desa Mekar Raya)

Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Matan dapat diketahui
bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali
kadar besi di seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang
batas dan kadar fenol dibeberapa titik yaitu S.MT-1 dan S.MT-8 juga
melebihi ambang batas yang ditetapkan. Adanya kadar besi ini disebabkan
logam besi merupakan komponen mayor jenis logam yang terdapat dialam
dalam jumlah yang cukup besar sehingga keberadaannya mudah ditemukan
baik diperairan atau didaratan. Melihat dari hasil uji laboratorium tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa kualitas air Matan masih cukup baik.
Sungai Kualan
Sungai

Kualan

yang

merupakan

sumber

aktivitas

sehari-hari

bagi

masyarakat sekitar Ibu kota Kecamatan Simpang Hulu (Balai Bekuak) dan
masyarakat sepanjang Sungai Kualan antara lain untuk aktivitas kehidupan
sehari-hari seperti mandi, cuci, maupun kebutuhan air bersih. Berdasarkan
informasi masyarakat yang berada di Balai Berkuak, di Sungai Kualan
terdapat kegiatan penambangan emas tanpa izin yang berada di daerah hulu
Sungai Kualan dan berdampak pada pencemaran air.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

32

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tabel 1.17.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kualan Tahun 2012
Hasil Uji
No

Parameter Uji

Kelas Air

Satuan
S.H-1

S.H-2

S.H-3

S.H-4

S.H-5

S.H-6

S.H-7

S.H-8

II

26

26

26

27

26

27

27

27

Temperatur (T)

pH

DHL

S/cm

6,19

382

619

769

905

264

365

343

TDS

mg/L

300

184

300

375

443

126,7

175,9

165,2

1000

1000

/00

0,3

0,2

0,3

0,4

0,4

0,1

0,2

0,2

69 69

Salinity

BOD

mg/L

2,1

2,1

1,3

1,9

2,0

1,5

2,5

2,3

COD

NTU

19

20

19

27

20

44

35

24

10

25

TC

mg/L

6.4

5.7

6.2

5.4

5.6

4.4

5.2

4.2

IC

mg/L

1,4

1,6

1,5

1,7

1,9

2,0

1,6

2,1

10 TOC

mg/L

5,0

4,1

4,7

3,7

3,6

2,5

3,6

2,1

11 Besi (Fe)

mg/L

0,93

0,23

0,82

1,4

0,89

1,13

0,82

0,03

12 Cadmium (Cd)

mg/L

0,02

mg/L

0,03

0,03

15 Seng (Zn)

mg/L

<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053

0,02

14 Timbal (Pb)

<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053

0,01

mg/L

<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053

0,01

13 Tembaga (Cu)

<0,00
51
<0,00
48
<0,00
51
<0,00
53

0,05

0,05

mg/L

17 Nitrit Sebagai N

mg/L

<
0,01

< 0,01

18 Fenol

mg/L

16

Amoniak
(NH3-N)

<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053

<0,00
96
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053
<
0,0053

<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053

0,008
2
<0,00
48
<0,00
51
<0,00
53

0,5

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

0,06

0,06

0,007

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.


Keterangan Kode Sampel
S.H-1
S.H-3
S.H-5
S.H-7

:
:
:
:

Sungai
Sungai
Sungai
Sungai

Kualan
Kualan
Kualan
Kualan

S.H-2
S.H-4
S.H-6
S.H-8

:
:
:
:

Sungai
Sungai
Sungai
Sungai

Kualan
Kualan
Kualan
Kualan

Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai kualan dapat diketahui
bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali
kadar besi di hampir seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi
ambang batas dan kadar COD dibeberapa titik yaitu S.H-7 dan S.H-8 juga
melebihi ambang batas yang ditetapkan. Adanya kadar besi ini disebabkan
logam besi merupakan komponen mayor jenis logam yang terdapat dialam
dalam jumlah yang cukup besar sehingga keberadaannya mudah ditemukan
baik diperairan atau didaratan. Sedangkan kadar fenol dapat disebabkan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

33

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

adanya aktivitas masyarakat disekitar sungai seperti perkebunan dan


pertanian.
Sungai Tayap
Kecamatan Nanga Tayap merupakan salah satu kecamatan yang

paling

banyak memiliki aktivitas perusahaan di dalam kawasannya. Aktivitas


perusahaan yang berada di wilayah Kecamatan Nanga Tayap antara lain
kegiatan Pemantaan Hasil Hutan Alam (PT. Sukajaya Makmur), Pemanfaatan
Hasil Hutan Tanaman (PT. Wana Hijau Pesaguan), Perkebunan Kelapa Sawit
(PT. Agrolestari Mandiri, PT. Sepanjang Inti Surya Mulia, PT. Sawit Makmur
Abadi, BGA Group, PT. GY Plantation, dll), Kegiatan Pertambangan Bauksit
(PT. Harita Prima Abadi Mineral) dan kegiatan lainnya.
Selain aktivitas perusahaan-perusahaan tersebut, pada anak-anak sungai
Kayong dan Sungai Tayap yang merupakan sungai terbesar di Kec. Nanga
Tayap sdelai sungai Pawan, banyak terdapat kegiatan penambangan emas
tanpa ijin (PETI) dan penambangan pasir, antara lain terdapat di sungai
Segagap dan Sungai Demit.

Tabel 1.18.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Tayap Tahun 2012
Hasil Uji
No

Parameter Uji

Temperatur (T)

pH

DHL

TDS

Kelas Air

Satuan
S.TY-1

S.TY-2

S.TY-3

S.TY-4

S.TY-5

S.TY-6

II

28

28

30

27

29

30

7,26

6,05

6,65

6,48

7,26

6,08

69

69

S/cm

17,55

26,7

24,9

19,3

25,4

21,9

mg/L

12

11

11,5

12

10

1000

1000

/00

Salinity

BOD

mg/L

1,3

1,7

0,4

0,4

0,6

0,3

COD

NTU

20

49

23

14

64

10

25

TC

mg/L

5,6

13,7

6,1

5,6

5,3

8,5

IC

mg/L

2,5

2,6

2,7

2,4

2,2

10 TOC

mg/L

3,6

11,2

3,5

2,9

2,9

6,3

11 Besi (Fe)

mg/L

0,76

2,04

0,87

0,7

0,7

0,03

12 Cadmium (Cd)

mg/L

0,009

0,01

0,01

0,01

0,01

0,01

0,01

13 Tembaga (Cu)

mg/L

<
0,0051
<
0,0048

<
0,0048

<
0,0048

<
0,0048

<
0,0048

<
0,0051

0,02

0,02

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

34

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Hasil Uji
No

Parameter Uji

Kelas Air

Satuan
S.TY-1

S.TY-2

S.TY-3

S.TY-4

S.TY-5

S.TY-6

II

14 Timbal (Pb)

mg/L

<
0,0051

<
0,0051

<
0,0051

<
0,0051

<
0,0051

<
0,0053

0,03

0,03

15 Seng (Zn)

mg/L

0,019

0,029

0,31

0,20

039

0,34

0,05

0,05

mg/L

< 0,02

0,13

< 0,02

< 0,02

< 0,02

0,02

0,5

17 Nitrit Sebagai N

mg/L

0,03

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

< 0,01

0,06

0,06

18 Fenol

mg/L

< 0,1

0,2

< 0,1

0,61

0,42

0,51

16

Amoniak
(NH3-N)

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.


Keterangan Kode Sampel
S.TY-1
S.TY-2
S.TY-3
S.TY-4
S.TY-5
S.TY-6

:
:
:
:
:
:

Sungai Engkadin
Sungai Segagap
Jembatan Nanga Tayap
Sungai Demit, Tepi Jalan Desa Sekembar
Sungai Demit, Jembatan Desa Betenung
Muara Sungai Kayung

Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Nanga Tayap dapat
diketahui bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas,
kecuali kadar besi di seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi
ambang batas. Sedangkan kadar COD dan fenol dibeberapa titik juga
melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kadar COD pada titik S.TY-2 dan
S.TY-5 dan kadar fenol pada titik S.TY-3 s.d S.TY-6. Adanya kadar besi ini
disebabkan logam besi merupakan komponen mayor jenis logam yang
terdapat dialam dalam jumlah yang cukup besar sehingga keberadaannya
mudah ditemukan baik diperairan atau didaratan. Adapun kadar COD dan
fenol dapat disebabkan oleh banyaknya aktivitas perusahaan pertambangan
di daerah aliran sungai Nanga Tayap dan perkebunan kelapa sawit. Serta
adanya pemukiman masyarakat disekitar sungai yang secara tidak langsung
juga dapat memberikan kontribusi.

D. Udara
Udara yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau,
tidak bewarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih
sudah sulit diperoleh, terutama di perkotaan yang telah terdapat aktivitas
usaha dan kepadatan lalu lintasnya. Udara yang telah tercemar dapat
merusak

lingkungan

dan

kehidupan

manusia.

Terjadinya

kerusakan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

35

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

lingkungan berarti berkurangnya daya dukung alam yang selanjutnya akan


mengurangi kualitas hidup manusia.
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing
di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi
udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam
udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup
lama, akan mengaggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.
Udara merupakan campuran beberapa gas yang perbandingannya tidak
tetap,

tergantung

pada

suhu udara, tekanan udara dan

lingkungan

sekitarnya. Udara adalah juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang
fungsinya sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. Dalam udara
terdapat Oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida (CO2) untuk proses
fotosintesis dan Ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Susunan atau
komposisi udara bersih dan kering, antara lain :
Nitrogen (N2) : 78,09 %
Oksigen (O2) : 21,94 %
Argon (Ar)
: 0,93 %
Kabondioksida (CO2) : 0,032 %
Kualitas udara ambient diwilayah Kabupaten Ketapang masih tergolong
alami dan belum mengalami pencemaran dari suatu usaha atau kegiatan.
Beberapa

parameter kualitas udara ambient

penting

yang

dilakukan

pengukuran antara lain : SO2 (Sulfur Dioksida), NO2 (Nitrogen Dioksida), CO


(Carbon Monoksida), Timbal (Pb), Hidrokarbon (HC) dan Debu (TSP/PM-10)
sebagaimana yang diprasyaratkan dan tertera di dalam lampiran Peraturan
Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Sedangkan tingkat kebisingan telah menjadi peningkatan pada jam-jam
tertentu, karena disebabkan oleh mobilisasi kendaraan roda dua dan roda
empat. Hasil pengukuran selanjutnya dibandingkan dengan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu
Kebisingan.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

36

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tabel 1.19.
Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien
No

Parameter

Satuan

U1

U2

Baku Mutu
Udara Ambien

1.

Sulfur Dioksida (SO2)

g/m

1,94

0,2

365

2.

Carbon Monoksida (CO)

g/m

5,33

2,75

10.000

3.

Nitrogen Oksid (NOx)

g/m

0,4

0,3

150

4.

Hidrogen Sulfide (H2S)

g/m

0,00

0,00

0,02

5.

Amonia (NH3)

g/m

0,00

0,00

0,5

6.

Partikrel Debu (SPM)

g/m

6,258

1,476

230

Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kesehatan Dinkes Provinsi Kalimantan Barat


Pontianak, 2013.
Keterangan Kode Sampel : UI dan U2 diambil di JL. D.I Panjaitan

Kualitas Udara
1. Sulfur Dioksida (SO2)
Gas SO2 dapat berasal kegiatan pembakaran mesin yang menggunakan
bahan bakar fosil seperti kendaraan bermotor sebesar 3,7%, industri
sebesar 69,4%, dan proses dekomposisi bahan-bahan organik oleh
bakteri serta sumber lainnya (10%). Gas SO2 merupakan gas tidak
berwarna, bila terjadi kontak dengan udara akan teroksidasi menjadi
sulfur trioksida (kadang-kadang ditulis sebagai SOx ) yang larut dalam
lembab udara membentuk asam sulfat penyebab hujan asam. Sama
halnya dengan gas NOx , menghirup udara yang mengandung gas SO2
dalam kadar tertentu mengakibatkan sakit tenggorokan, batuk, sulit
bernafas, bronkhitis dan pelumpuhan pernafasan, sedangkan efek pada
tumbuhan merupakan Phytotoxic (keracunan pada tumbuhan) yang
menyebabkan munculnya
kuningan

di

pinggir

noda-noda berwarna putih hingga kekuning-

atau

pada

urat

daun

sehingga

menurunkan

produktifitas tanaman karena terganggunya proses fotosintesa.


2. Karbon Monoksida (CO)
Gas CO merupakan hasil pembakaran mesin yang tidak sempurna yang
menggunakan bahan bakar fosil. Sumber utama gas CO saat ini ialah
kendaraan bermotor dan industri. Gas CO merupakan gas racun, yang
dapat

terserap

oleh

darah

melalui

pernafasan

membentuk

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

37

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

carboxyhemoglobin

(COHb)

yang

relatif

stabil

dan

menghalangi

penyerapan oksigen oleh darah sehingga penderita mengalami anoxia,


yaitu kekurangan oksigen dalam darah. Gejala keracunan CO adalah
pusing, koma, dan dapat mengakibatkan kematian bila konsentrasi
mencapai 750 mg/L.
3. Nitrogen Dioksida (NO2)
Gas NO dapat berasal dari pembakaran mesin yang menggunakan bahan
bakar fosil. Sumber lainnya adalah dari proses dekomposisi yang
dilakukan oleh bakteri terhadap kandungan bahan-bahan organik yang
mengandung unsur Nitrogen sehingga menghasilkan Nitrat dan Nitrit di
dalam tanah kemudian dilepas ke udara. Sumber utama gas NO2 saat ini
adalah dari aktivitas transportasi yaitu sebanyak 43% disusul industri
32% dan proses alam 5%.
4. Partikel Debu (SPM)
Partikel debu merupakan bahan padat yang melayang-layang di udara
dengan ukuran butir antara 0,002-500 mikron. Partikel debu dengan
ukuran 2,5 10 mikrometer dinamakan partikel dengan SPM10. Partikel
yang termasuk kedalam PM10 antara lain abu, debu dari pabrik, jalan dan
debu yang berasal dari penggalian tanah dan batu.
Sedangkan untuk partikel dengan ukuran < 2,5 mikrometer dinamakan
PM2,5 antara lain logam berat, hasil pembakaran hutan dan proses industri
logam. Sumber utama partikulat ini dari proses pembakaran diantaranya
dari partikulat hasil proses pengembunan, abu atau partikel-partikel
bahan bakar yang tidak terbakar dan jelaga dari bahan bakar yang
terbakar sebagian. Partikel debu di udara dapat menyebabkan gangguan
pernafasan seperti fibrosis dan abstraksi paru-paru. Sedangkan pengaruh
terhadap tumbuhan yaitu menghambat sinar matahari sehingga dapat
mempengaruhi proses fotosintesis.

E. Laut, Pesisir dan Pantai


Wilayah pesisir dan laut Kabupaten Ketapang memiliki sumberdaya yang
kaya, yang belum tergali secara optimal pemanfaatannya. Dengan garis
pantai yang cukup panjang membentang dari utara sampai ke selatan.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

38

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Dengan 42 pulau-pulau kecil di mana 3 di antaranya berpenghuni dan 39


pulau yang tidak berpenghuni. Banyaknya pulau-pulau kecil di perairan
Kabupaten Ketapang memberikan indikasi bahwa perairan di wilayah ini
menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna laut. Terdiri atas
berbagai kawasan yang menyimpan berbagai kekayaan alam hayati dan non
hayati yang

sangat

potensial

dikembangkan bagi

kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat.
Pada kawasan perairan umum (termasuk daerah rawa pasang surut) potensi
yang telah dimanfaatkan baru sebesar 3.660 ton/tahun. Sedangkan perairan
laut potensi yang telah dimanfaatkan baru sebesar 22.437,7 ton/tahun. Jadi
masih terbentang peluang pemanfaatan potensi di wilayah perairan umum
dan laut di Kabupaten Ketapang ini.
Tabel 1.20.
Banyaknya Pulau di Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan
No

Kecamatan

Berpenghuni

Tak
Berpenghuni

Jumlah

Kendawangan

33

36

Delta Pawan

Matan Hilir Utara

Jumlah

42

45

Sumber : Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir Ketapang Tahun 2012.

Mangrove
Ekosistem

mangrove adalah salah satu tipe ekosistem hutan yang

ditemukan di sepanjang pantai atau muara muara sungai yang dipengaruhi


oleh pasang surut air laut. Daerah yang sangat ideal tumbuhnya hutan
mangrove adalah daerah muara sungai besar dan daerah delta yang sangat
kaya dengan endapan lumpur dan pasir campur lumpur. Mangrove memiliki
fungsi ekologis, ekonomi dan sosial yang bermanfaat bagi manusia. Secara
sederhana zonasi ekosistem mangrove dapat dibagi ke dalam daerah-daerah
sebagai berikut:
Daerah yang paling dekat dengan laut, dengan substrat agak berpasir,
sering ditumbuhi oleh api-api (Avicennia sp). Pada zona ini biasa

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

39

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

berasosiasi bogem/perepat (Sonneratia sp.) yang dominan tumbuh pada


lumpur dalam yang kaya akan bahan organik.
Lebih ke darat, ekosistem mangrove umumnya didominasi oleh bakau
(Rhizophora sp). Dijumpai juga tancang (Bruguiera sp.) dan nyirih/siri
(Xylocarpus sp).
Zona berikutnya didominasi oleh tancang (Bruguiera sp.).
Zona transisi antara ekosistem mangrove dengan hutan dataran rendah,
biasa ditumbuhi oleh nipah (Nypa fruticans), dan beberapa spesies palem
lainnya.

Gambar 1.5. Zonasi Mangrove di Indonesia

Secara ekologis mangrove berfungsi sebagai daerah pemijahan (spawning


grounds) dan daerah pembesaran (nursery grounds) berbagai jenis ikan,
udang, kerang-kerangan dan species lainnya. Selain itu serasah mangrove
(berupa daun,ranting dan biomassa lainnya yang jatuh ke perairan menjadi
sumber pakan biota perairan dan unsur hara yang sangat menentukan
produktifitas perikanan perairan laut laut didepannya. Lebih jauh, hutan
mangrove juga merupakan habitat (rumah) bagi berbagai jebis burung,
reptilia,

mamalia

dan

jenis-jenis

kehidupan

lainnya,

sehingga

hutan

mangrove menyediakan keanekaragaman hayati (biodiversity) dan plasma


nutfah (genetic pool) yang tinggi serta berfungsi sebagai sistem penunjang
kehidupan. Jika mangroves tidak ada, maka produksi laut dan pantai akan
berkurang secara nyata.Dengan sistem perakaran dan canopy yang rapat
serta kokoh, hutan mangrove juga berfungsi sebagai pelindung daratan dari

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

40

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

gempuran gelombang, tsunami, angin topan, perembesan air laut dan gayagaya kelautan yang ganas lainnya.
Secara ekonomi, hutan mangrove adalah salah satu sumberdaya alam yang
dapat diperbaharui (renewable resources) yang selama ini terlupakan.
Padahal

sumberdaya alam mangrove merupakan sumber daya alam yang

dengan

mudah

pemanfaatan,

dapat

yang

merecovery

sangat

diri

setelah

dilakukan

potensial untuk menunjang

aktivitas

pembangunan

daerah. Bagian hutan mangrove yang dapat diimanfaatkan adalah kayunya


(untuk bahan bangunan, arang (charcoal), dan bahan baku kertas ) dan non
kayu (lebah madu, jasa lingkungan / ekotourisme dan perikanan ). Secara
sosial, hutan mangrove juga merupakan tempat mencari nafkah masyarakat
nelayan, penghasil oksigen, membuka lapangan kerja, dan yang tidak boleh
dilupakan adalah multiplier efek dari seluruh kegiataan yang ada di
dalamnya.
Bedasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi Tim Fakultas Kehutanan IPB
pada tahun 1999 total ekosistem mangrove potensial di Kabupaten Ketapang
seluas 109.673,61 Ha (daerah pesisir Kabupaten Ketapang saat ini 2009,
terdiri atas Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara). Dari total
luas tersebut, 23.540,49 hektar merupakan kawasan hutan dan selebihnya
65.345,55 hektar terdapat di luar kawasan hutan.
Tabel 1.21.
Jenis Vegetasi Mangrove Hasil Identifikasi di Kabupaten Ketapang
No

Nama Lokal

Nama Ilmiah

Family

Jeruju

Acanthus ilicifolius

Acanthaceae

Piai

Acrosthicum speciosum

Pteridaceae

Tanjang

Bruguiera cylindrica

Rhizophoraceae

Tumuk

Bruguiera gymnorrhiza

Rhizophoraceae

Tumuk busung

Bruguiera sexangula

Rhizophoraceae

Buta-buta

Excoecaria agallocha

Euphorbiaceae

Buah akar*

Ficus sp1

Moraceae

Teruntum

Lumnitzera littorea

Combretaceae

Nipah

Nypa fruticans

Arecaceae

10

Bakau

Rhizophora apiculata

Rhizophoraceae

11

Nyirih

Xylocarpus granatum

Meliaceae

12 Nyirih batu
Xylocarpus moluccensis
Sumber : Hasil Identifikasi di Lapangan, 2013.

Meliaceae

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

41

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Jeruju (Acanthus ilicifolius)

Piai (Acrosthicum speciosum)

Tumuk (Bruguiera gymnorrhiza)

Buta Buta (Excoecaria agallocha)

Buah Akar (Ficus sp1)

Nipah (Nypa fruticans)

Nyirih (Xylocarpus granatum)

Nyirih Batu (Xylocarpus moluccensis)

Gambar 1.6.
Jenis-Jenis Mangrove Yang Dapat Ditemui di Kabupaten Ketapang

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

42

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Terumbu Karang
Ekosistem

terumbu

karang

merupakan

masyarakat

organisme

yang

didominasi oleh hewan penyengat berbentuk polyp dimana berbagai jenis


ikan dan biota laut lainnya berasosiasi di dalamnya. Biota terpenting dalam
suatu ekosistem terumbu karang adalah karang batu (stony coral), tergolong
scelactenia dimana kerangkanya terbuat dari kapur yang dihasilkan oleh
polyp karang itu sendiri serta bantuan dari alga berkapur dan organisme lain
yang menghasilkan kapur. Sebagai ekosistem yang khas di daerah tropik,
ekosistem terumbu

karang

memiliki produktifitas yang

sangat

tinggi

sehingga keanekaragaman biota yang berasosiasi cukup besar. Ekosistim


terumbu karang ini umumnya terdapat pada perairan yang relatif dangkal
dan jernih serta suhu yang hangat dan memiliki kadar karbonat yang tinggi.
Binatang karang hidup dengan baik pada perairan tropis dan sub tropis serta
jernih karena cahaya matahari harus dapat menembus hingga dasar
perairan. Sinar matahari diperlukan untuk proses fotosintesis, sedangkan
kadar kapur yang tinggi diperlukan untuk membentuk kerangka hewan
penyusun karang dan biota lainnya.
Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium
karbonat di laut yang dihasilkan terutama oleh hewan karang. Karang
adalah

hewan

tak

bertulang

belakang

yang

termasuk

dalam

Filum

Coelenterata (hewan berrongga) atau Cnidaria. Karang (coral) merupakan


individu yang hidup di dasar perairan dan berupa bentukan bahan kapur
(CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut. Sedangkan
organisme-organisme yang dominan hidup di terumbu karang adalah
binatang-binatang karang yang mempunyai kerangka kapur dan alga yang
banyak

diantaranya

mengandung

kapur

seperti

organism

dari

Ordo

scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas


Hydrozoa.
Berdasarkan geomorfologisnya ekosistem karang dibagi menjadi 3 (tiga)
tipe, yaitu :
1. Terumbu karang tepi (fringing reef), yaitu terumbu karang yang terdapat
di sepanjang pantai dan dalamnya tidak lebih dari 40 meter. Terumbu ini
tumbuh ke permukaan dan ke arah laut terbuka.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

43

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

2. Terumbu karang penghalang (barrier reef), yaitu terumbu karang yang


dipisahkan dari daratan atau berada jauh dari pantai yang dipisahkan oleh
goba (lagoon) dengan kedalaman 4070 meter. Umumnya terumbu
karang ini memanjang menyusuri pantai.
3. Terumbu karang cicin/melingkar (atoll reff), yaitu terumbu karang yang
melingkar atau berbentuk oval yang melingkari goba atau terumbu petak.
Terumbu karang merupakan ekosistem air dangkal tropis yang tumbuh
subur pada suhu 25C s/d 29 C, karena hewan penyusun terumbu karang
memerlukan cahaya yang cukup dan kedalaman air < 30 meter untuk
tumbuh dengan baik. Terumbu karang merupakan ekosistem beraragam,
menunjang kehidupan kehidupan lainnya dari jenis tumbuhan dan hewan.
Terumbu karang yang terdapat di Pulau Bawal, Pulau Cempedak dan Pulau
Sawi pada umumnya terumbu karang pinggiran dan masih dalam kondisi
baik. Produktivitas terumbu karang ini tinggi terutama karena aliran air yang
membawa zat hara, pendaurulangan secara biologis yang effisien dan
kemampuan yang tinggi untuk menyimpan zat hara. Fungsi utama terumbu
karang sangat penting dalam melindungi pantai dari pukulan ombak
merupakan habitat bagi berbagai jenis biota laut untuk berlindung, berpijah,
beruaya dan tempat mencari makanan.
Sebaran terumbu karang di Kabupaten Ketapang dapat ditemui di Pulau
Bawal, Pulau Cempedak dan Pulau Sawi. Kondisi karang dan terumbu karang
di Kabupaten Ketapang secara umum mempunyai daerah penutupan yang
masih bagus sampai sedang.

Dibeberapa tempat banyak karang-karang

yang rusak dan hancur akibat terkena bom yang dipakai oleh nelayan untuk
mendapatkan ikan. Pada umumnya karang-karang yang rusak tersebut
terletak agak jauh dengan pemukiman penduduk.
Ekosistem terumbu karang di perairan Kendawangan tersebar dipesisir dan
pulau-pulau kecilnya. Tipe terumbu karang tersebut umumnya terdapat
pada kedalaman 1 5 m. Dilokasi ini pertumbuhan karang cukup baik.
Kualitas tutupan karang mencapai 55,63% dan masih tergolong sangat baik.
Genus karang yang mendominasi adalah Acropora (21,03%) dengan bentuk
Acropora meja (16,63%) dan Acropora sp (4,4%). Sedangkan jenis karang
batu dari non acropora adalah 34,60% yang terdiri dari karang masif

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

44

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

21,93%, karang menjalar 7,50%, karang sub masif 5,03% dan karang
bentuk daun 0,13%.
Pada Pulau Gelam dapat ditemui spesies karang antara lain Montifera spp,
Porintes spp, Merulina spp, Acropora spp, Favites spp, Favia spp, Euphyllia
spp, Goniastrea spp, dan Symphillia spp.
Di Pulau Cempedak, terumbu karang terdapat di bagian utara dan barat
sedangkan pada bagian selatan hanya berupa gosong yang cukup luas. Pada
bagian timur merupakan hamparan padang lamun. Terumbu karang di Pulau
ini terdapat pada kedalaman 1 3 m, dan pada kedalaman >3 m sangat
sedikit ditemui terumbu karang. Prosesntase tutupan karang hidup di Pulau
Cempedak mencapai 44,57% dan didominasi oleh karang berbentuk daun
(foliose) 23,43%, karang masif 8,80%, karang bercabang 6,57%, karang
menjalar 4,07% dan karang berbentuk menjalar 1,40%. Kemudian didaerah
ini juga banyak terdapat sponges dengan tutupan 16,73%. Kualifikasi
karang di pulau ini termasuk kategori sedang. Beberapa karang batu yang
hidup dan teridentifikasi adalah Stylophora pistillata, Turbinaria spp, Porites
spp, Favites spp, Montasrea spp, Goniastrea spp dan Plathygyra spp.

Acropora spp

Pectina spp

Acropora spp

Acropora spp

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

45

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Soft Coral

Acropora spp

Gambar 1.7.
Jenis-Jenis Terumbu Karang Yang Terdapat di Pulau Bawal,
Pulau Cempedak dan Pulau Sawi

Lamun
Lamun merupakan salah satu produsen yang paling tinggi produktivitasnya
jika dibandingkan dengan karang, mangrove serta ekosistem lainnya di
perairan pesisir dan laut dangkal.

Lamun adalah tumbuhan air berbunga

yang hidup dan tumbuh terbenam di lingkungan laut, memilki rimpang


(rhizome), berakar yang berkembang biak dengan generative dan vegetative
yang hidup disubtrat lumpur, pasir dan karang. Umumnya disekitar ekositem
Lamun biasanya ditumbuhi hewan herbivora seperti ikan Baronang dan
Penyu.
Secara umum informasi data yang akurat mengenai kondisi dan luasan
ekosistem Lamun di Kabupaten Ketapang relatif masih terbatas. Beberapa
jenis lamun yang dapat ditemui diperairan Ketapang antara lain Jenis
Thallasia hempreci dan

Enchalus acroide. Catatan terakhir Tahun 2006 di

Kabupaten Ketapang memiliki ekosistem Lamun seluas 2.500 Ha.


Program Rehabilitasi Kawasan Pesisir
Berkaitan dengan terjadinya penurunan kualitas lingkungan di wilayah
pesisir dan laut, kurun waktu 2 tahun terakhir Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Ketapang memiliki program reahbilitasi kawasan pesisir antara
lain :

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

46

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

1. Pembangunan rumah ikan /apartemen ikan di Dusun Pulau Cempedak


Kecamatan Kendawangan sebanyak 250 modul di Tahun 2012.
2. Pembangunan rumah ikan /apartemen ikan di Desa Pagar Entimun di
Kecamatan Matan Hilir Sealatan, sebanyak 250 modul di Tahun 2013.
3. Pemasangan Turap Beton di Kecamatan Matan Hilir Sealatan Tahun 2012
4. Pembangunan SPDN (stasiun pengisian BBM untuk Nelayan) di Kecamatan
Matan Hilir Sealatan Tahun 2012.
5. Pemasangan rabat beton di Desa Sukabaru Kecamatan Benua kayong
Tahun 2013.
6. Pemasangan rabat beton di Desa Satong Kecamatan Matan Hilir Utara
Tahun 2013.
7. Perencanaan pembangunan Kawasan Konservasi Laut di Pulau Cempedak
Kecamatran Kendawangan.

F. Iklim
Kabupaten Ketapang memiliki iklim tropis dengan temperatur harian
berkisar antara 26,8 C - 30.5 C. Kondisi curah hujan dan hari hujan di
Kabupaten Ketapang sangat bervariasi. Pada tahun 2012, curah hujan
bulanan tertinggi yang tercatat di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman
adalah pada bulan Desember mencapai 633,5 mm, sedangkan terendah
terjadi pada bulan September mencapai 11,2 mm. Demikian juga banyaknya
hari hujan tertinggi dan terendah terjadi di Stasiun Meteorologi Rahadi
Usman yaitu tertinggi pada bulan Desember sebanyak 28 hari dan terendah
terjadi

pada

bulan

September yang

tercatat

selama

hari. Untuk

mengetahui parameter iklim yang terdiri dari curah hujan, hari hujan,
temperatur dan kelembaban dapat dilihat pada Tabel 1.22.
Tabel 1.22.
Curah Hujan dan Hari Hujan di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman
Ketapang Tahun 2012

Bulan

Curah Hujan
(mm)

Hari Hujan
(Hari)

Temperatur
(Rata-Rata)
C

Kelembaban
(Rata-Rata)
%

Januari

177,3

17

27,4

82,0

Februari

503,7

23

30,5

85,0

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

47

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Bulan
Maret

Curah Hujan
(mm)

Hari Hujan
(Hari)

Temperatur
(Rata-Rata)
C

Kelembaban
(Rata-Rata)
%

65,6

13

27,4

83,0

289,3

17

27,5

81,0

72,4

11

28,2

81,0

123,6

27,8

81,0

58,3

10

26,8

82,0

146,0

26,9

81,0

11,2

27,2

81,0

Oktober

256,1

20

27,3

84,0

Nopember

308,2

25

27,5

84,0

Desember

633,5

28

27,0

87,0

Rata-Rata 2012

220,4

14,8

27,6

82,7

Rata-Rata 2011

245,6

11,8

27,2

82,3

Rata-Rata 2010

292,9

21,0

27,5

85,0

April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September

Sumber : Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman Ketapang, Tahun 2013.

G. Kebencanaan
Berdasarkan data dan informasi yang tersedia bencana alam di Kabupaten
Ketapang masih dodominasi oleh bencana karena kondisi lingkungan.
Bencana Alam yang didefinisikan bencana yang terjadi secara alamiah atau
bencana yang diakibatkan faktor alam seperti gempa bumi, letusan gunung
berapi maupun tsunami tidak dijumpai di Kabupaten Ketapang.

Bencana

alam yang terjadi di Kabupaten Ketapang sebatas bencana yang terkait


dengan anomali cuaca yaitu Angin Puting Beliung/ Angin Ribut. Sedangkan
bencana akibat kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor dan
kebakaran hutan dan lahan sering terjadi di Kabupaten Ketapang pada
beberapa tahun terakhir. Untuk mengetahui prediksi kebencanaan di tiap
kecamatan Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 1.23.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

48

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tabel 1.23.
Prediksi Kebencanaan di Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang
No
1

Kecamatan
Kendawangan

Prediksi Bencana
Abrasi pantai dan sungai
Angin puting beliung
Banjir
Kekeringan
Kebakaran hutan dan lahan serta
kabut asap

Manis Mata

Tanah longsor
Abrasi sungai
Banjir dan kekeringan
Angin puting beliung

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
3

Marau

Tanah longsor
Abrasi sungai
Banjir dan kekeringan
Angin puting beliung
Kebakaran hutan dan lahan serta
kabut asap

Singkup

Abrasi sungai
Kekeringan
Angin puting beliung
Kebakaran hutan dan lahan serta
kabut asap

Air Upas

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Abrasi sungai
Kekeringan
Angin puting beliung

Jelai Hulu

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Abrasi sungai
Banjir
Tanah longsor
Kekeringan
Angin puting beliung

Tumbang Titi

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Abrasi sungai
Kekeringan
Banjir
Tanah longsor
Angin puting beliung

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

49

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No
8

Kecamatan
Pemahan

Prediksi Bencana
Kebakaran hutan dan lahan serta
kabut asap
Kekeringan
Banjir
Tanah longsor
Angin puting beliung

Sungai Melayu Rayak

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Kekeringan
Banjir
Angin puting beliung

10

Matan Hilir Selatan

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Kekeringan
Abrasi sungai dan pantai
Banjir
Angin puting beliung

11

Benua Kayong

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Kekeringan
Abrasi sungai dan pantai
Banjir
Angin puting beliung

12

Matan Hilir Utara

13

Delta Pawan

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Kekeringan
Abrasi sungai dan pantai
Banjir
Angin puting beliung
Kebakaran hutan dan lahan serta
kabut asap
Kekeringan
Abrasi sungai dan pantai
Banjir
Angin puting beliung

14

Muara Pawan

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap

15

Nanga Tayap

Kekeringan
Abrasi sungai dan pantai
Banjir
Angin puting beliung

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Kekeringan
Abrasi sungai dan pantai

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

50

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

Kecamatan

Prediksi Bencana
Banjir
Angin puting beliung

16

Sandai

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Kekeringan
Abrasi sungai
Banjir
Angin puting beliung

17

Hulu Sungai

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Kekeringan
Abrasi sungai
Banjir
Angin puting beliung

18

Sungai Laur

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Kekeringan
Abrasi sungai
Banjir
Angin puting beliung

19

Simpang Hulu

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Kekeringan
Banjir
Angin puting beliung

20

Simpang Dua

Kebakaran hutan dan lahan serta


kabut asap
Kekeringan
Abrasi sungai
Banjir
Angin puting beliung

Sumber : Kajian Mitigasi Bencana Kabupaten Ketapang, 2011.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

51

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Gambar 1.8.
Peta Prakiraan Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Ketapang

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

52

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

BAB
II

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

A. Kependudukan
Dalam Kabupaten Ketapang Dalam Angka Tahun 2013 disebutkan bahwa
jumlah penduduk Kabupaten Ketapang hingga Tahun 2012 berjumlah
448.779 jiwa, dimana 232.824 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 215.955
jiwa adalah perempuan.
Persebaran penduduk Kabupaten Ketapang tidak merata antar wilayah
kecamatan, desa/kelurahan. Kecamatan dengan tingkat penduduk terpadat
terdapat di Kecamatan Delta Pawan Yaitu dengan kepadatan 1.033 jiwa per
Km2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah
terdapat di Kecamatan Hulu Sungai dengan kepadatan 3 jiwa per Km2.
Jumlah pertumbuhan penduduk Kabupaten Ketapang Tahun 2012 dapat di
lihat dalam Table 2.1.
Tabel. 2.1.
Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan Tahun 2012

Kecamatan

Luas
Wilayah
(km)

Jumlah
Penduduk
(Jiwa)

Kepadatan
(km)

Kendawangan

5.859

33.756

Manis Mata

2.912

26.269

Marau

1.160

12.550

11

Singkup

227

6.443

28

Air Upas

793

17.397

22

Jelai Hulu

1.358

16.194

12

Tumbang Titi

1.198

24.246

20

Pemahan

326

4.696

14

Sungai Melayu Rayak

122

12.221

100

1.813

31.602

17

Benua Kayong

349

37.069

106

Matan Hilir Utara

720

15.363

21

74

76.433

1.033

611

13.602

22

Matan Hilir Selatan

Delta Pawan
Muara Pawan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

53

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Kecamatan

Luas
Wilayah
(km)

Jumlah
Penduduk
(Jiwa)

Kepadatan
(km)

Nanga Tayap

1.728

28.521

17

Sandai

1.779

25.760

14

Hulu Sungai

4.685

11.963

Sungai Laur

1.651

17.572

11

Simpang Hulu

3.175

29.320

Simpang Dua

1.048

7.802

Jumlah/total Tahun 2012

31.588

448.779

14

Jumlah/total Tahun 2011

31.588

437.613

14

Jumlah/total Tahun 2010

31.588

427.460

14

Sumber : BPS Kabupaten Ketapang Dalam Angka 2013.

Berdasarkan Kabupaten Ketapang Dalam Angka Tahun 2013, penduduk


Kabupaten Ketapang berumur lima belas (>15) tahun ke atas merupakan
penduduk usia kerja, di mana pada usia ini merupakan sumber tenaga kerja
produktif yang dapat dimanfaatkan sebagai penggerak roda pembangunan.
Lapangan usaha yang paling dominan

adalah sektor pertanian yaitu

menyerap sekitar 60 persen dari total angkatan kerja yang bekerja. Jumlah
Angkatan Kerja di Kabupaten Ketapang pada Tahun 2012

sebanyak

269.267 jiwa.

Tabel. 2.2.
Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang Menurut Kelompok Umur
Tahun 2012
Kelompok Umur

Laki-Laki

Perempuan

Total

0-4

23.854

22.314

46.168

5-9

26.380

24.914

51.294

10 - 14

23.497

21.837

45.334

15 - 19

20.207

19.599

39.806

20 - 24

19.671

19.499

39.170

25 - 29

22.601

21.726

44.327

30 - 34

20.781

19.185

39.966

35 - 39

18.775

17.170

35.945

40 - 44

16.236

14.345

30.581

45 - 49

12.986

11.062

24.048

50 - 54

9.807

8.061

17.868

55 - 59

6.470

5.225

11.695

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

54

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Kelompok Umur

Laki-Laki

Perempuan

Total

60 - 64

4.583

4.143

8.726

65 - 69

3.160

2.802

5.962

70 - 74

1.857

1.919

3.776

75 +

1.959

2.154

4.113

Jumlah / Total

232.824

215.955

448.779

Sumber : BPS Kabupaten Ketapang Dalam Angka 2013

Permasalahan kependudukan yang selalu dihadapi oleh negara maju maupun


berkembang adalah masalah over populasi, angka kelahiran dan kematian
bayi

yang

masih

tinggi,

urbanisasi,

pengangguran,

ketidakmerataan

penyebaran penduduk yang semakin kompleks akan mengimbas kepada


segmen terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu kelestarian lingkungan
hidup.
Persoalan kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup adalah dua hal
yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Terjadinya kerusakan
lingkungan dapat berdampak kepada kehidupan manusia secara makro.
Masalah kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup merupakan dua
permasalahan yang kini sedang dihadapi bangsa Indonesia, khususnya
maupun negara-negara lainnya di dunia umumnya. Brown (1992:265-280),
menyatakan bahwa masalah lingkungan hidup dan kependudukan yaitu
masalah pencemaran lingkungan fisik, desertifikasi, deforestasi, overs
eksploitasi

terhadap

sumber-sumber

alam,

serta

berbagai

fenomena

degradasi ekologis semakin hari semakin menujukkan peningkatan yang


signifikan.
Dilihat dari perspektif ekologis bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat
dapat berdampak kepada meningkatnya kepadatan penduduk, sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan mutu lingkungan secara menyeluruh.
Menurut Soemarwoto (1991:230-250) bahwa secara rinci dampak kepadatan
penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap
kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah
domestik. Dengan naiknya kepadatan penduduk berarti jumlah orang
persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi limbah persatuan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

55

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di daerah dengan kepadatan


penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah.
2) Pertumbuhan penduduk yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan
ekonomi dan teknologi yang melahirkan industri dan sistem transport
modern. Industri dan transport menghasilkan berturut-turut limbah
industri

dan

limbah

transport.

Di

daerah

industri

juga

terdapat

kepadatan penduduk yang tinggi dan transport yang ramai. Di daerah ini
terdapat produksi limbah domsetik, limbah industri dan limbah transport.
3) Akibat

pertambahan

penduduk

juga

mengakibatkan

peningkatan

kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan


intensifikasi lahan pertanian, antara lain dengan mengunakan pupuk
pestisida,

yang

notebene

merupakan

sumber

pencemaran.

Untuk

masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada lahan


pertanian, maka seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan
akan lahan pertanian juga akan meningkat. Sehingga ekploitasi hutan
untuk membuka lahan pertanian baru banyak dilakukan. Akibatnya daya
dukung lingkungan menjadi menurun. Bagi mereka para peladang
berpindah,

dengan

meningkatnya

pertumbuhan

penduduk

yang

sedemikian cepat, berarti menyebabkan tekanan penduduk terhadap


lahan juga meningkat. Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami
percepatan. Yang tadinya memakan waktu 25 tahun, tetapi dengan
semakin meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan maka bisa
berkurang menjadi 5 tahun. Saat dimana lahan yang baru ditinggalkan
belum pulih kesuburannya.
4) Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber
daya. Untuk penduduk agraris, meningkatnya kebutuhan sumber daya
ini terutama lahan dan air. Dengan berkembangnya teknologi dan
ekonomi, kebutuhan akan sumber daya lain juga meningkat, yaitu bahan
bakar dan bahan mentah untuk industri. Dengan makin meningkatnya
kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutan

sumber daya.

Penyusutan sumber daya berkaitan erat dengan pencemaran. Makin


besar pencemaran sumber daya, laju penyusunan makin besar dan pada
umumnya makin besar pula pencemaran.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

56

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Untuk menghadapi semakin menurunnya kualitas lingkungan sebagai akibat


pertumbuhan penduduk seperti tersebut diatas, diperlukan adanya upaya
kedepan secara bijak guna tetap mempertahan kelestarian dan kualitas
lingkungan yaitu dengan mencegah adanya praktek bad governance dan
menumbuhkan sikap good governance. Sikap good governance adalah sikap
bersama antara pemerintah dan masyarakat yang benar-benar peduli
terhadap keseimbangan antara pertumbuhan penduduk berikut segala
dimensinya dengan kelestarian lingkungan.

B. Pemukiman
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan permukiman di Kabupaten
Ketapang, berikut ini disajikan indikator-indikator persentase rumah sehat,
tempat-tempat umum sehat, serta sarana sanitasi dasar seperti air bersih.
Rumah Sehat
Rumah sehat dinilai dengan menggunakan indikator komposit 8 10
indikator tunggal PHBS yaitu : Pertolongan Persalinan nakes, Aktif secara
fisik, Jamban sehat, lantai rumah bukan tanah, ASI eksklusif, Konsumsi
sayur dan Buah, Akses air bersih, Tidak merokok, JPK dan Luas hunian > 9
m2 per orang (Depkes RI, 2005). Suatu rumah tangga dikatakan sehat jika
memenuhi semua indkator PHBS (8-10 indikator).
Tabel 2.3.
Rumah Tangga Kabupaten Ketapang Menurut Jenis Atap
No

Jenis Atap

Persentase (%)

Beton

0,00

Genteng

9,18

Sirap

19,98

Seng

59,13

Asbes

6,46

Ijuk/Rumbia

3,30

Lainnya

1,97

Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dalam


Kabupaten Ketapang Dalam Angka, 2013

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

57

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tempat-Tempat Umum Sehat


Tempat-tempat

Umum

dan

Tempat

Pengelolaan

Makanan

(TUPM)

merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang sehingga


dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. Yang termasuk
TUPM antara lain adalah hotel, restoran, pasar dan lain-lain. Adapun TUPM
yang dapat dikategorikan sehat adalah TUPM yang memiliki sarana air
bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi
yang baik serta luas yang sesuai dengan banyaknya pengunjung.

Akses Air Minum


sumber air minum yang digunakan di rumah tangga di Kabupaten Ketapang
dibedakan menurut air kemasan bermerk, air isi ulang, leding meteran,
leding eceran, sumur bor/pompa, sumur terlindung, sumur tak terlindung,
mata air terlindung, mata air tak terlindung, air sungai, dan air hujan. Dari
hasil survey sosial ekonomi nasional (susenas) dapat diketahui sebagian
besar rumah tangga di Kabupaten Ketapang masih didominasi dengan
keluarga yang memanfaatkan sumur tak terlindung, sumur terlindung dan
air sungai sebagai sumber air minumnya.
Tabel 2.4.
Rumah Tangga Kabupaten Ketapang Menurut Sumber Air Minum
No

Sumber Air Minum

Persentase (%)

Air kemasan bermerk

1,12

Air isi ulang

11,47

Leding meteran

4,36

Leding eceran

0,25

Sumur bor/pompa

2,83

Sumur terlindung

19,90

Sumur tak terlindung

25,78

Mata air terlindung

3,59

Mata air tak terlindung

11,62

10

Air sungai

13,03

11

Air hujan

6,05

12

Lainnya

0,00

Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dalam


Kabupaten Ketapang Dalam Angka, 2013

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

58

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Apabila ditinjau dari segi kepemilikan sarana, maka seluruh masyarakat


yang ada di Kabupaten Ketapang dapat dikatakan telah memiliki sarana air
bersih yang cukup memadai. Akan tetapi dari segi kualitas dan kuantitas air,
masih belum dapat dipastikan apakah masyarakat telah mengkonsumsi air
yang memenuhi standar kesehatan. Hal ini disebabkan oleh karena wilayah
Kabupaten Ketapang meskipun banyak sumber air, tetapi sumber air
tersebut belum dapat diolah maksimal sebagai air bersih, apalagi jika musim
kemarau tiba, dimana dengan adanya interupsi air laut ke Sungai Pawan,
menyebabkan air menjadi asin, sehingga air bersih yang didistribusikan ke
masayarakat oleh PDAM pun menjadi payau, sehingga tidak layak untuk
dikonsumsi. Hal lainnya adalah masih banyaknya masyarakat memanfaatkan
air hujan sebagi sumber air bersih. Hal tersebut kemungkinan pula
berdampak terhadap derajat kesehatan masayarakat, oleh karenanya perlu
diuji kelayakan kualitas airnya untuk dikonsumsi.

C. Kesehatan
Untuk menggambarkan keadaan kesahatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan

di

Kabupaten

Ketapang

dipergunakan

beberapa

indikator

berdasarkan data-data yang tertuang dalam Profil Kesehatan Kabupaten


Ketapang Tahun 2012.
Mortalitas
1) Angka Kematian Bayi (AKB)
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan
dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya,
kematian bayi ada dua macam yaitu endogen atau yang umum disebut
dengan kematian neonatal : adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan
pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor
yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat
konsepsi atau didapat selama kehamilan. Dan eksogen atau kematian
post neo-natal : adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan
sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

59

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Ketapang untuk tahun 2012


berdasarkan data profil kesehatan kabupaten yang masuk di Dinas
Kesehatan Kabupaten Ketapang, terlihat bahwa kasus kematian bayi
adalah sebesar 10 kasus dimana kelahiran hidupnya berjumlah 8.712
sehingga dengan demikan jika dihitung angka kematian bayinya hanya
sebesar 0,01 per seribu kelahiran hidup.
Angka

Kematian

Bayi

menggambarkan

keadaan

sosial

ekonomi

masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka


Kematian

Bayi

untuk

pengembangan

perencanaan

berbeda

antara

kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neonatal

disebabkan

oleh

faktor

endogen

yang

berhubungan

dengan

kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian


neo-natal

adalah

yang

bersangkutan

dengan

program

pelayanan

kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi (tablet Fe) dan
suntikan anti tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak
serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program
imunisasi,
terutama

serta
pada

program-program
anak-anak,

pencegahan

program

penerangan

penyakit
tentang

menular
gizi

dan

pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. Berdasarkan


Riset Kesehatan Dasar Depkes 2007, kematian bayi baru lahir (neonatus)
merupakan

penyumbang

kematian

terbesar

pada

tingginya

angka

kematian balita (AKB). Setiap tahun sekitar 20 bayi per 1.000 kelahiran
hidup terenggut nyawanya dalam rentang waktu 0-12

hari pasca

kelahirannya.

2) Angka Kematian Ibu (AKI)


Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya

kehamilan

atau tempat persalinan, yakni

kematian yang

disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan


karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain (Budi,
Utomo. 1985).

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

60

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Di

Kabupaten

Ketapang

untuk

tahun

2012,

Angka

Kematian

ibu

berdasarkan data profil kesehatan kabupaten tahun 2012, kasus kematian


ibu maternal adalah sebanyak 206 kasus. Sehingga jika dihitung angka
kematian ibu maternal dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 8.506,
maka kematian ibu maternal di Kabupaten Ketapang adalah sebesar 2,36
per 100.000 kelahiran hidup. Informasi mengenai tingginya Angka
Kematian Ibu bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan
kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat
kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer),
program

peningkatan

jumlah

kelahiran

yang

dibantu

oleh

tenaga

kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi


kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong
kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian
Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.

3) Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak berusia 0-5
tahun (59 Bulan) selama satu tahun tertentu per 1.000 anak umur yang
sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi). AKABA
menggambarkan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan
kecelakaan.
AKABA Kabupaten Ketapang berdasarkan hasil Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) berturut-turut mulai tahun 1994 adalah 93
per 1.000 Balita, turun menjadi 88,2 per 1.000 Balita pada tahun 1997,
turun menjadi 63 per 1.000 Balita pada tahun 2003 dan turun menjadi 59
per 1.000 balita pada tahun 2007. Angka ini masih lebih tinggi dari ratarata angka kematian balita secara nasional yaitu 51 per 1.000 Balita. Jika
dibandingkan dengan target yang akan dicapai pada tahun 2012 yaitu
sebasar 11 per 1.000 kelahiran hidup, maka AKABA Kabupaten Ketapang
sudah hampir mancapai target. Namun jika dibandingkan dengan target
pada 2015 sesuai dengan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu
sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup, maka AKABA Kabupaten Ketapang
sangat rendah. Dengan demikian, meskipun terjadi penurunan angka

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

61

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

kematian balita di Kabupaten Ketapang dan hasil yang dicapai cukup


menggembirakan,

namun

masih

perlu

ditingkatkan

kegiatan

yang

menunjang penurunan angka kematian Balita.

4) Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo)


Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial
ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan umur harapan
hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan
melalui

Puskesmas,

meningkatnya

daya

beli

masyarakat

akan

meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi


kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik
sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai,
yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
Angka Umur Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah

dalam

meningkatkan

kesejahteraan

penduduk

pada

umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka


Umur Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah, harus diikuti dengan
program pembangunan kesehatan dan program sosial lainnya, termasuk
kesehatan

lingkungan,

kecukupan

gizi

dan

kalori

serta

program

pemberantasan kemiskinan.
Dilihat dari tahun ke tahun, Umur Harapan Hidup di Kabupaten Ketapang
terjadi peningkatan. Umur Harapan Hidup tahun 2012 berdasarkan Data
Kabupaten Ketapang dalam Angka tahun 2013 yang dikeluarkan oleh BPS
Kabupaten

Ketapang

yaitu

67.87

tahun,

sedikit

lebih

tinggi

jika

dibandingkan tahun sebelumnya 2011 dimana umur harapan hidup 67,66


Tahun. Sedangkan berdsasarkan Indeks pembangunan manusian (IPM)
Umur Harapan Hidup di Kabupaten Ketapang 69,05 tahun.
Meningkatnya Umur Harapan Hidup secara tidak langsung juga memberi
gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat
kesehatan

masyarakat

serta

turut

berpengaruh

terhadap

Index

Pembangunan Manusia (IPM).

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

62

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Morbiditas
1) Malaria
Penyakit Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Ketapang Tahun
2012 terdapat 9 kasus Malaria per.1000 penduduk, sedangkan jika
dibandingkan dengan target pada Indonesia sehat 2012 sebesar 5 per
1.000 penduduk, maka angka kesakitan malaria di Kabupaten Ketapang
masih tergolong tinggi.
Tingginya angka kesakitan dan kematian malaria disebabkan berbagai
faktor diantaranya adalah perubahan lingkungan, vektor penular, sosial
budaya masyarakat, resistensi obat dan pelayanan kesehatan.

2) TB Paru
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru sebagai
tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit,
kelenjar limfe, tulang, dan selaput otak. TBC menular melalui droplet
infeksius yang terinhalasi oleh orang sehat. Pada sedikit kasus, TBC juga
ditularkan melalui susu. Pada keadaan yang terakhir ini, bakteri yang
berperan adalah Mycobacterium bovis. Berdasarkan Hasil rekapitulasi
profil kesehatan kabupaten tahun 2012 tercatat TB Paru dengan BTA
Positif (+) sebanyak 493 kasus per 100.000. Jika melihat hasil yang
dicapai, maka angka kesembuhan penderita TB Paru BTA + di Kabupaten
Ketapang sudah mencapai target Indikator Indonesia Sehat 2012 yaitu
sebesar 85%.

3) HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukan kenaikan, meskipun
berbagai upaya pencegahan terus dilakukan. Penyebab meningkatnya HIV
dan AIDS lebih banyak dikarenakan adanya heteroseksual atau bergontaganti pasangan, homoseksual, jarum suntik atau IDU, dan ibu yang
sedang hamil yang mengidap HIV dan AIDS yang mengakibatkan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

63

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

terjadinya penularan terhadap bayi yang dikandungnya, Jumlah kasus


baru AIDS di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang mencatat sampai Desember
2012 menunjukkan grafik peningkatan yang sangat cepat sejak awal
tahun

2006,

dan

tren

ini

masih

terus terjadi

dimana

tercatat

sejumlah 19 orang pasien HIV baru dari Januari Desember 2012, atau
menjadi 147 orang

secara kumulatif (Komisi Penanggulangan Aids,

2013).
25

21
17

20

13

15
9

10
5

19

16

8
4

0
2006

2007

2008

2009
HIV

2010

2011

2012

AIDS

Gambar 2.1.
Grafik Jumlah Kasus HIV AIDS Kurun Waktu 2006 - 2012

Dari kejadian kasus tersebut, terlihat adanya perimbangan kasus antara


laki-laki dan perempuan, yang menunjukan faktor resiko antara laki-laki
dan perempuan mempunyai potensi yang sama besar.

58
46
HIV

29

AIDS

13

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

Gambar 2.2.
Grafik Kasus HIV AIDS Pada Laki-Laki dan Perempuan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

64

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Karakteristik kasus HIV-AIDS jika dilihat dari faktor usia, didominasi oleh
usia remaja. Dari data Kasus yang ada untuk Jumlah Penderita AIDS yang
telah meninggal dari tahun 2006 sampai dengan 2011 yaitu sebanyak 37
orang.
Tabel 2.5.
Kelompok Umur Kasus Kerjadian HIV AIDS
KELOMPOK
UMUR

LAKI-LAKI
HIV
AIDS

PEREMPUAN
HIV
AIDS

TOTAL

<4

5-14

15-19

12

15

20-24

10

25

25-49

52

31

21

113

>50

10

Sumber : Komisi Penaggulangan Aids, 2013.

4) DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus
akut yang disebabkan oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak
dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak dengan manivestasi perdarahan
dan bertendensi menimbulkan shock dan kematian. Penyakit DBD ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan mungkin juga Aedes
Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia kecuali di ketinggian lebih 1.000 meter diatas permukaan laut.
Masa inkubasi penyakit ini diperkirakan lebih kurang 7 hari. Penyakit DBD
dapat menyerang semua golongan umur. Sampai saat ini penyakit DBD
lebih banyak menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini
terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi penderita Demam
Berdarah Dengue pada orang dewasa (Faziah, 2004). Kasus DBD di

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

65

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Kabupaten Ketapang Tahun 2012 terjadi 105 kasus DBD per 100.000
penduduk.

Status Gizi
1) Gizi Buruk
Status Gizi merupakan suatu indikator yang sangat penting untuk menilai
status indikator derajat Kesehatan Masyarakat. Di dalam Indikator
Indonesia Sehat 2012, status gizi merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan derajat kesehatan masyarakat.
Gizi buruk adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh
kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah bentuk
terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Anak balita
sehat

atau kurang

gizi secara sederhana dapat

diketahui

dengan

membandingkan antara berat badan menurut umurnya dengan rujukan


(standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur
sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah
standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi
buruk. Gizi buruk yang disertai dengan tanda-tanda klinis disebut
marasmus atau kwashiorkor. Sementara itu, pengertian di masyarakat
tentang Busung Lapar adalah tidak tepat. Sebutan Busung Lapar yang
sebenarnya adalah keadaan yang terjadi akibat kekurangan pangan dalam
kurun waktu tertentu pada satu wilayah,
kurangnya

asupan

zat

gizi yang

sehingga mengakibatkan

diperlukan,

yang

pada

akhirnya

berdampak pada kondisi status gizi menjadi kurang atau buruk dan
keadaan ini terjadi pada semua golongan umur. Tanda-tanda klinis pada
Busung

Lapar

pada

umumnya

sama

dengan

tanda-tanda

pada

marasmus dan kwashiorkor. Anak kurang gizi pada tingkat ringan dan
atau sedang tidak selalu diikuti dengan gejala sakit. Dia seperti anak-anak
lain, masih bermain dan sebagainya, tetapi bila diamati dengan seksama
badannya mulai kurus.
Berdasarkan hasil rekapitulasi kasus gizi buruk yang terdapat dalam profil
kesehatan Kabupaten Ketapang Tahun 2012, terdapat sebanyak 0,67%

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

66

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

kasus gizi buruk dan sekitar 1,85 % gizi kurang dari 93% bayi baru lahir
ditimbang.

2) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum

cukup

bulan

(prematur)

disamping

itu

juga

disebabkan

dismaturitas, artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),


tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya,
yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Berat Badan Lahir Rendah (< 2.500
gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap
kematian perinatal dan nenonatal. Barker dkk dalam Hardiansyah dkk
(2000) mengungkapkan bahwa BBLR mempunyai dampak yang kompleks
sampai usia dewasa antara lain meningkatkan resiko terkena penyakit
jantung koroner, diabetes mellitus, gangguan metabolik dan kekebalan
tubuh serta katahanan fisik yang resultantenya adalah beban ekonomi
individu

dan

masyarakat.

Di

Kabupaten

Ketapang,

berdasarkan

rekapitulasi data profil kesehatan Tahun 2012 terdapat 1,56 % bayi BBLR.

D. Pertanian
Kabupaten Ketapang sangat berkepentingan dan memiliki komitmen yang
tinggi

dibidang pembangunan

pangan

dan

hortikultura,

pertanian khususnya dibidang

peternakan dan

tanaman

perkebunan karena

sektor

pertanian secara umum masih menjadi tulang punggung pembangunan


perekonomian

Kalimantan

Barat.

Kesadaran

terhadap

peran

tersebut

menyebabkan sebagian besar masyarakat Kalbar masih tetap memelihara


kegiatan

pertanian

mereka

meskipun

sektor

industri

sudah

mulai

berkembang di Kalbar.
Perubahan spesifik dari penggunaan lahan untuk pertanian ke pemanfaatan
bagi

nonpertanian yang

kemudian dikenal dengan istilah alih fungsi

(konversi lahan), setiap tahunnya terus meningkat. Khusus untuk Kabupaten


Ketapang, fenomena ini tentunya dapat mendatangkan permasalahan yang
serius dikemudian hari, jika tidak diantisipasi secara serius. Implikasi, alih
fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali dapat mengancam kapasitas

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

67

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

penyediaan pangan dan bahkan dalam jangka panjang dapat menimbulkan


kerugian sosial.
Dalam beberapa hal alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan lainnya
bersifat dilematis. Pertambahan penduduk dan pertumbuhan kegiatan
ekonomi yang pesat di beberapa wilayah memerlukan jumlah lahan non
pertanian

yang

mencukupi.

Namun

demikian,

pertambahan

jumlah

penduduk juga memerlukan supply bahan pangan yang lebih besar, yang
berarti lahan pertanian juga lebih luas, sementara total luas lahan yang ada
berjumlah tetap. Sebagai akibatnya telah terjadi persaingan yang ketat
dalam pemanfaatan lahan yang berakibat pada meningkatnya nilai lahan
(land rent) maka penggunaan lahan untuk pertanian akan selalu dikalahkan
oleh peruntukan lain seperti industri dan perumahan.
Di sisi internal sektor pertanian, berbagai karakteristik dari usahatani sendiri
belum sepenuhnya mendukung ke arah pelaksanaan pelestarian lahan
pertanian yang ada. Sempitnya rata-rata luas lahan yang diusahakan petani
karena proses fragmentasi yang disebabkan sistem waris pecah-bagi makin
memarjinalkan kegiatan usahatani. Sempitnya lahan berakibat pada tidak
tercukupinya hasil kegiatan usaha pertanian untuk menutupi kebutuhan
hidup sehari-hari, apalagi mencukupi mendorong penerapan teknologi baru
untuk peningkatan produktivitas. Yang terjadi kemudian bukan modernisasi
(penerapan teknologi yang up to date) tapi penjualan lahan pertanian untuk
penggunaan

lainnya

(alih

fungsi

lahan

pertanian).

Hal

lain

yang

memperparah adalah dengan adanya desentralisasi maka daerah berlombalomba untuk meningkatkan pertumbuhan untuk pendapatan daerah yang
lebih

besar.

Yang

terjadi

kemudian

adalah

daerah

mengutamakan

pengembangan sarana dan prasarana fisik yang juga berakibat pada


penggunaan lahan sawah secara langsung atau peningkatan nilai lahan
karena penawaran yang lebih baik.
Potensi Sumberdaya Lahan Pertanian
Kabupaten Ketapang memiliki potensi lahan pertanian seluas 1.335.680
Hektar, yang terbagi peruntukkan lahan sawah seluas 83.536 hektar dan
bukan sawah seluas 1.252.144 hektar. Lahan pertanian memiliki luas 36%
dari total luas Kabupaten Ketapang, sedangkan luas lahan sawah memiliki
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

68

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

luas 6,67% dari total luas lahan pertanian yang tersedia. Untuk mengetahui
luas peruntukkan lahan pertanian setiap kecamatan di Kabupaten Ketapang
dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6.
Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012
No

Kecamatan

Luas Wilayah
(Ha)

Luas Sawah
(Ha)

Lahan Bukan
Sawah (Ha)

Kendawangan

585.910

25.985

353.491

Manis Mata

291.220

2.486

199.081

Marau

116.010

4.519

81.512

Singkup

22.690

1.115

8.695

Air Upas

79.280

652

65.016

Jelai Hulu

135.850

702

32.516

Tumbang Titi

119.780

2.361

35.646

Pemahan

32.600

520

32.080

S. Melayu R

12.200

1.638

10.562

10

M.H. Selatan

181.310

10.266

89.570

11

Benua Kayong

34.900

4.365

26.953

12

M.H. Utara

72.040

7.530

31.231

13

Delta Pawan

7.400

779

5.426

14

Muara Pawan

61.060

4.694

9.925

15

Nanga Tayap

172.810

6.328

31.925

16

Sandai

177.880

1.899

7.530

17

Hulu Sungai

468.540

760

5.855

18

Sungai Laur

165.070

1.509

34.844

19

Simpang Hulu

317.470

4.845

159.947

20

Simpang Dua

104.790

583

42.378

1.335.680

83.536

1.252.144

Total Luas

Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan, Tahun 2012.

Dari total luas lahan sawah yang diusahakan, dapat dibedakan menjadi
sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah pasang surut dan lebak. Sawah
tadah

hujan

memiliki

luasan

terbesar

yang

mencapai

81%

dalam

pemanfaatan lahan sawah, yang kemudian diikuti sawah irigasi 8,0%,


pasang surut 6,3% dan lebak 4,7%.

Rincian luasan penggunaan lahan

sawah per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

69

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tabel 2.7.
Pemanfaatan Lahan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012
Tadah
Hujan (Ha)

Pasang
Surut (Ha)

25.985

25.985

Manis Mata

303

958

1.162

63

2.486

Marau

535

1.025

1.758

1.201

4.519

Singkup

1.115

1.115

Air Upas

652

652

Jelai Hulu

135

502

65

702

Tumbang Titi

755

1.606

2.361

Pemahan

425

345

320

74

1.638

S. Melayu R

175

819

994

10

M.H. Selatan

10.266

10,266

11

Benua Kayong

3.685

680

4.356

12

M.H. Utara

205

7.325

7.530

13

Delta Pawan

779

779

14

Muara Pawan

3.851

468

375

4.694

15

Nanga Tayap

1.641

2.450

2.237

6.328

16

Sandai

453

1.446

1.899

17

Hulu Sungai

760

760

18

Sungai Laur

1.509

1.509

19

Simpang Hulu

1.243

3.602

4.845

20

Simpang Dua

583

583

6.985

67.369

5.232

3.950

83.536

No

Kecamatan

Kendawangan

Total Luas

Irigasi
(Ha)

Lebak
(Ha)

Jumlah
(Ha)

Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan, Tahun 2012.

Potensi Tanaman Pangan dan Hortikultura


Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ketapang
Tahun 2012, produksi padi sebesar 81.098 ton dari luas panen seluas
27.973 hektar, produksi jagung 900 ton pipilan kering dari luas panen 454
hektar dan produksi kedelai sebesar 18 ton biji kering dari luas panen 16
hektar.
Berdasarkan luas panen, total produksi panen per hektar masih tergolong
rendah jika dibandingkan dengan rata-rata produksi nasional. Banyak faktor

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

70

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

yang menyebabkan produksi belum maksimum antara lain faktor iklim,


cuaca, serangan hama dan penyakit dan daya dukung lahan (sifat fisik dan
kesuburan tanah). Upaya yang telah dilakukan oleh dinas Dinas Pertanian
dan

Peternakan

produksi

Kabupaten

antara

lain

Ketapang

melalui

untuk

kegiatan

meningkatkan

ekstensifikasi

dan

kapasitas

intensifikasi

pertanian. Ekstensifikasi melalui kegiatan perluasan areal tanam, sedangkan


intensifikasi melalui kegiatan pengolahan tanah, gerakan tanam serentak,
gerakan pemupukan berimbang, gerakan penerapan teknologi, gerakan
pengendalian organism peganggu tanaman dan gerakan panen serta pasca
panen

diikuiti

dengan

pembangunan

dan

peningkatan

infrastruktur

pertanian.
Tabel 2.8.
Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Pangan
Kabupaten Ketapang Tahun 2012
Komoditas

Produksi
(Ton)

Tanam (Ha)

Panen (Ton)

Produktivitas

Padi
- Padi Sawah

23.778

20.772

32,01

66.488

- Padi Ladang

7.092

7.201

20,29

14.610

Jagung

1.215

454

19,82

900

Kedelai

48

16

11,48

18

Kacang Tanah

44

51

11,26

57

Ubi Kayu

716

839

149,38

12.533

Ubi Jalar

179

196

71,71

1.406

Kacang Hijau

Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan, Tahun 2012.

Selain tanaman pangan, komoditas hortikultura juga memiliki prospek


dikembangkan

di

Kabupaten

Ketapang.

Komoditas

hortikultura

dapat

dikelompokkan menjadi 2, kelompok tanaman buah-buahan dan kelompok


sayuran.

Untuk

mengetahui

luas

lahan

pengembangan

komoditas

hortikultura di Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

71

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tabel 2.9.
Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Hortikultura
Kabupaten Ketapang Tahun 2012
Luas Panen (Ton)

Produktivitas
(Kw/Ha)

Produksi (Ton)

259

144,48

3.742

Jambu biji

34

39,50

1.343

Jambu air

94

19,24

1.809

Jeruk siam

89

59,52

530

Jeruk besar

16

444,94

712

Mangga

212

54,77

1.161

Manggis

21

26,48

56

224

89,10

1.996

Nenas

1.671,50

534

Papaya

11

446,55

491

Pisang

190

954,21

18.130

Rambutan

367

60,47

2.219

Semangka

82

10,04

82

12

52,42

63

166

20,40

339

Lobak

24

100,33

241

Cabe besar

46

5,67

26

Cabe rawit

521

4,83

251

53

3,87

21

Terung

475

9,73

462

Buncis

61

17,61

107

568

20,58

1.169

Labu siam

18

3,44

Kangkung

391

18,57

726

Bayam

206

28,66

590

Kacang Panjang

587

13,33

782

Komoditas
Buah - Buahan
Durian

Nangka & Cempedak

Sayur Sayuran
Bawang daun
Petsai/sawi

Tomat

Ketimun

Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan, Tahun 2012.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

72

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Potensi Peternakan
Seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani
untuk kesehatan dan kecerdasan maka kebutuhan permintaan daging
hewani terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dinas pertanian dan
peternakan memiliki program untuk peningkatan produksi hewan ternak.
Untuk mengetahui jumlah populasi ternak dan sebaran tiap kecamatan dapat
dilihat pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10.
Jumlah Populasi Tenak Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang Tahun 2012
Jumlah Populasi Ternak
Kecamatan

Pedaging

Ayam
Petelur

1.478

6.596

20.000

48.535

5.985

37

12.694

7.726

137.052

7.666

59

3.856

2.163

2.158

2.784

83

2.475

2.058

1.789

3.428

718

37

3.166

6.572

54.183

860

Jelai Hulu

9.149

5.159

24

9.630

1.963

12.147

Tumbang Titi

1.684

782

967

474

11.550

3.894

1.850

998

170

15.156

5.264

1.146

2.534

1.366

68

586

11.691

10.754

3.670

M.H. Selatan

343

162

685

9.410

1.459

1.896

Benua Kayong

760

1.346

17.858

4.506

7.872

590

M.H. Utara

2.374

192

132

7.106

9.900

2.818

Delta Pawan

2.348

11

518

62

10.076

4.190

3.876

Muara Pawan

8.301

799

716

36

8.814

35.000

7.888

2.592

Nanga Tayap

162

929

16

5.184

2.214

5.000

5.303

5.362

Sandai

178

90

697

1.219

1.122

1.220

Hulu Sungai

319

43

2.103

1.375

11.571

718

Sungai Laur

102

173

1.178

1.027

4.364

488

Simpang Hulu

59

16

10.765

967

17.484

5.254

Simpang Dua

87

12

11.027

1.292

18.537

3.296

Jumlah
31.926
2.522
10.489 89.636
111.255
Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan, Tahun 2012.

60.000

351.166

71.512

Kerbau

Kambing

1.539

625

444

Marau

318

Singkup

713

Air Upas

Kendawangan
Manis Mata

Pemahan
S. Melayu R

Sapi

Babi

Buras

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Itik

73

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Potensi Komoditi Perkebunan


Sesuai

dengan

potensi

sumber

daya

alam

yang

dimiliki

khususnya

Kabupaten Ketapang, pembangunan sub sektor perkebunan terus meningkat


pesat di daerah ini. Didasari atas potensi sumber daya lahan dan keunggulan
komperatif komoditasnya, beberapa tahun belakangan ini komoditas kelapa
sawit telah merupakan salah satu komoditas andalan dari sub sektor
perkebunan. Komoditas ini merupakan komoditas ekspor yang menjadi
sangat penting dalam menghasilkan devisa bagi Indonesia. Selain itu,
komoditas ini juga penting bagi pemenuhan kebutuhan akan minyak nabati
dalam negeri dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan
kebutuhan minyak nabati berkolesterol rendah.
Besarnya potensi lahan di Kabupaten Ketapang yang belum digarap secara
maksimal untuk pengembangan subsektor perkebunan ini akan mendukung
program pemerintah untuk meningkatkan cadangan devisa non migas dari
sub sektor perkebunan.
Selain komoditas perkebunan tanaman kelapa sawit, tanaman karet telah
menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat selama ini di Kabupaten
ketapang melalui tanaman kebun karet rakyat.
Untuk mengetahui perkembangan perizinan perkebunan kelapa sawit dan
karet melalui perusahaan perkebunan swasta nasional, dapat dilihat pada
Tabel 2.11.
Tabel 2.11.
Daftar Perusahaan Perkebunan Yang Sudah Memiliki IUP
Hingga Tahun 2013
Nama Perusahaan
PT. Harapan Hibrida Kalbar

Luas (Ha)
4.200

Lokasi/Kecamatan
Manis Mata

PT. Kayong Agro Lestari

18.754

Matan Hilir Utara

PT. Mitra Karya Sentosa

15.665

Simpang Dua

PT. Mustika Agung Sentosa

20.000

Simpang Hulu

PT. Cipta Usaha Sejati

20.500

Simpang Dua

PT. Umekah Sari Pratama

16.000

Jelai Hulu, Manis Mata

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

74

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Nama Perusahaan

Luas (Ha)

Lokasi/Kecamatan

PT. Fangiona Agro Plantation

16.000

Jelai Hulu

PT. Limpa Sejahtera

19.000

Matan Hilir Selatan

PT. Mulia Bakti Kahuripan

16.500

Sungai Laur

PT. Maya Agro Investama

12.948

Air Upas, Manis Mata

PT. Karya Makmur Langgeng

17.800

Simpang Dua

2.100

Nanga Tayap

PT. Penggelawaran Jaya Rubber


PT. Arrtu Plantation

17.300

Matan Hilir Selatan, Tumbang Titi

PT. Sinar Karya Mandiri

9.668

Muara Pawan

PT. Batu Mas Sejahtera

14.588

Sandai, Sungai Laur

PT. Andes Sawit Mas

12.515

Marau, Jelai Hulu

PT. Sawit Makmur Sejahtera

13.100

Sandai, Hulu Sungai

PT. Pendamar Sawit Mandiri

870

Matan Hilir Selatan

PT. Pranaindah Gemilang

4.600

Matan Hilir Selatan

PT. Agri Plus

6.100

Marau, Jelai Hulu

PT. Lanang Agro Bersatu

13.452

Sandai

PT. AgraJaya Bhaktitama

11.065

Sandai, Hulu Sungai, Sungai Laur

PT. Anugerah Palm Indonesia


PT. Mitra Saudara Lestari
PT. Mentari Pratama

7.375

Manis Mata

11.784

Manis Mata

3.954

Tumbang Titi

PT. Kencana Graha Permai

10.000

Marau, Jelai Hulu

PT. Bangun Nusa Mandiri

18.138

Marau, Jelai Hulu

PT. Ayu Sawit Lestari

5.242

Manis Mata, Air Upas

PT. Harapan Sawit Lestari

2.944

Manis Mata

PT. Cahaya Nusa Gemilang

3.312

Marau

PT. Aditya Agroindo

17.374

Simpang Hulu

PT. Gunajaya Ketapang Sentosa

10.500

Kendawangan

PT. Gunajaya Karya Gemilang

12.600

Kendawangan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

75

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Nama Perusahaan

Luas (Ha)

Lokasi/Kecamatan

PT. Karya Bhakti Agro Sejahtera

3.550

Kendawangan, Marau

PT. Berkat Nabati Sejahtera

8.830

Kendawangan

PT. Sukses Karya Sawit

9.580

Kendawangan

PT. Agro Sejahtera Manunggal

7.250

Kendawangan

PT. Usaha Agro Indonesia

9.728

Kendawangan, Manis Mata

PT. Bumi Sawit Sejahtera

10.000

Kendawangan

PT. Kalimantan Prima Agro


Mandiri

20.000

Kendawangan, Manis Mata

PT. Andes Sawit Lestari

14.729

Kendawangan

PT. Andes Agro Investama

12.125

Kendawangan

PT. Mandiri Kapital Jaya

4.372

Kendawangan, Air Upas, Singkup

PT.Gunajaya Harapan Lestari

1.750

Kendawangan

PT. Arrtu Energie Resources

PT. Arrtu Borneo Perkebunan

15.690

Nanga Tayap, MHS, MP, B.


Kayong, M. Rayak

6.947

Nanga Tayap, Pemahan, S.


Melayu Raya

PT. Sepanjang Inti Surya Mulia

19.800

Nanga Tayap, Sandai

PT. Sawit Mitra Abadi

15.800

Nanga Tayap, Sandai

PT. GY Plantation Indonesia

2.821

Nanga Tayap

PT. Agro Lestari Mandiri

17.890

Nanga Tayap

PT. Citra Sawit Cemerlang

19.400

Nanga Tayap, Sandai

PT. Lestari Abadi Perkasa

5.478

Nanga Tayap, Tumbang Titi,


Pemahan

PT. Sandai Makmur Sawit

9.460

Nanga Tayap, Sandai

PT. Permata Sawit Mandiri


PT. Pertiwi Lenggara Agromas

15.500
9.250

Nanga Tayap
Marau

PT. Arrtu Agro Nusantara

11.950

PT. Pranaindah Gemilang

7.565

Matan Hilir Selatan

PT. Anugerah Palm Indonesia

5.964

Manis Mata

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

76

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Nama Perusahaan

Luas (Ha)

PT. Ladang Sawit Mas

6.450

Lokasi/Kecamatan
Nanga Tayap

PT. Putra Sari Lestari

17.700

Kendawangan, Matan Hilir Selatan

PT. Lestari Gemilang Inti Sawit

11.765

Nanga Tayap

PT. Agro Manunggal Sawitindo

10.400

Pemahan

PT. Prakarsda Tani Sejati

1.258

PT. Karya Makmur Langgeng

16.700

Total Luas IUP

Sandai, Sungai Laur


Simpang Dua

720.305

Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Ketapang, 2013.

Peningkatan kegiatan agroindustri selain meningkatkan produksi pertanian


juga

juga

dapat

menyebabkan

dampak

yang

merugikan.

Erosi

dan

kerusakan tanah terjadi akibat budidaya pertanian yang melampaui daya


dukung tanah. Penggunaan bahan-bahan agrokimia yang berlebihan dapat
mencemari lingkungan dan mengganggu kelestarian lahan. Cara-cara budi
daya pertanian yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi lahan
menyebabkan kualitas lahan menurun sejalan dengan hilangnya lapisan
tanah subur akibat erosi dan pencucian hara.
Kerusakan tanah

dan

lingkungan makin

meningkat

manakala terjadi

perluasan areal pertanian untuk pengembangan komoditas ekonomis dengan


membuka lahan-lahan baru yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kelas
kesesuaian lahan. Kondisi ini makin diperparah bila pembukaan lahan
dilakukan dengan pembakaran, sehingga terjadi pencemaran udara dan
peningkatan

konsentrasi

CO2

di

atmosfir.

Penggunaan

bahan-bahan

agrokimia, seperti pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari


tanah, air, tanaman, dan sungai atau badan air.
Pupuk nitrogen (N) yang digunakan dalam budidaya pertanian mengalami
berbagai perubahan di dalam tanah, seperti dalam bentuk ammonium (NH4),
nitrat (NO3), dan/atau nitrit (NO2). Sebagian dari N pupuk (NH3/N2 dan N2O)
menguap ke udara (volatilisasi), sebagian lagi hilang melalui pencucian atau
erosi.

Di

daerah

tropis, 40-60%

N-urea hilang

dalam bentuk

NH3.

Penggunaan pupuk N dosis tinggi, seperti pada budi daya sayuran, dapat
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

77

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

mencemari lingkungan, karena sebagian besar N dari pupuk hanyut terbawa


aliran permukaan dan erosi.
Pencemaran dari residu pestisida sangat membahayakan bagi lingkungan
dan kesehatan, sehingga pelu adanya pengendalian dan pembatasan dari
penggunaan

pestisida

tersebut

serta

mengurangi

pencemaran

yang

diakibatkan oleh residu pestisida.


Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap
input bahan kimiawi dalam proses produksi pertanian dapat ditempuh
melalui gerakan pertanian organik. Gerakan ini melakukan pembatasan
penggunaan

pestisida

sintetik

yang

mengarah

pada

pemasyarakatan

teknologi bersih (clean technology) yaitu pembatasan penggunaan pestisida


sintetik untuk penanganan produk-produk pertanian terutama komoditi
andalan untuk eksport.

Gerakan ini mulai memasyarakat terutama di

negara-negara maju yang masyarakatnya alergi dengan produk bahan


kimia. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menciptakan produk
pertanian yang bersih, meliputi :
1. Penggunaan varietas unggul tahan hama penyakit dan tekanan /
hambatan lingkungan,
2. Penerapan teknik budidaya yang mampu mengendalikan OPT dan
penggunaan pupuk organik,
3. Peramalan terhadap serangan hama penyakit,
4. Pengendalian OPT secara biologis,
5. Memacu penggunaan pestisida botani.

E. Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga
resparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa
barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Pada tahun 2021 di Kabupaten Ketapang terdapat 597 unit usaha industri
kecil dan menengah formal, jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan
tahun 2011. Industri kecil dan menengah formal di Kabupaten Ketapang
mampu menyerap 4.167 orang tenaga kerja yang didominasi oleh pekerja
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

78

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

laki-laki. Total nilai investasi industri kecil dan menengah formal tahun 2012
adalah sebesar 34,55 miliar rupiah, jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan
nilai investasi tahun 2010. Daerah perkotaan seperti Kecamatan Delta
Pawan dan Benua Kayong menjadi lokasi utama industri kecil dan menengah
formal. Pada tahun 2012 terdapat 14 unit industri besar yang berstatus aktif
di Kabupaten Ketapang dan menyerap 756 pekerja.
Perkembangan industri akan menghasilkan dampak positif maupun negatif.
Salah satu dampak positif dari kegiatan industri adalah semakin banyaknya
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan industri. Hal ini dapat
memperluas

lahan

pekerjaan

bagi

masyarakat

dan

meningkatkan

perekonomian daerah. Selain dampak positif kegiatan industri akan diikuti


dengan dampak negatif limbah industri terhadap lingkungan hidup manusia.
Limbah industri yang toksik akan memperburuk kondisi lingkungan dan akan
meningkatkan penyakit pada manusia dan kerusakan pada komponen
lingkungan lainnya.
Untuk meminimalisasi dampak negatif dari limbah industri diperlukan
penanganan yang baik dan serius oleh Pemerintah Daerah maupun pelaku
industri industri. Pemerintah harus mengawasi pembuangan limbah industri
dengan sungguh-sungguh. Pelaku industri harus melakukan cara-cara
pencegahan pencemaran lingkungan dengan melaksanakan teknologi bersih,
memasang alat pencegahan pencemaran, melakukan proses daur ulang dan
yang

terpenting

harus

melakukan

pengolahan

limbah

industri

guna

menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak meminimalkan bahan


pencemaran hingga batas yang diperbolehkan. Di

samping itu perlu

dilakukan penelitian atau kajian-kajian lebih banyak lagi mengenai dampak


limbah industri yang spesifik (sesuai jenis industrinya) terhadap lingkungan
serta mencari metoda

atau teknologi tepat

guna

untuk

pencegahan

masalahnya.
Di Kabupaten Ketapang pengawasan terhadap limbah industri dilakukan oleh
institusi yang membidangi lingkungan hidup. Salah satu institusi tersebut
adalah Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Pengawasan yang
dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang adalah dengan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

79

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

memeriksa tempat kegiatan usaha/ industri serta limbah yang sudah diolah
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Berdasarkan hasil pengawasan terhadap kegiatan usaha/industri, ditemukan
banyak kegiatan usaha yang masih belum memproses izin penyimpanan
sementara limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Selain itu juga
ditemukan kegiatan usaha/industri yang belum mengelola sampah dengan
baik.
Selain pengawasan, sejak Tahun 2012 Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Ketapang

juga

mengadakan

Kegiatan

Program

Peningkatan

Kinerja

Perusahaan (PROPER) yang bekerjsama sama dengan Badan Lingkungan


Hidup Daerah (BLHD) Propinsi Kalimantan Barat serta Menteri Negara
Lingkungan

Hidup.

pemerintah,

PROPER

untuk

perusahaan

sesuai

merupakan

meningkatkan
dengan

yang

salah

kinerja
telah

satu

bentuk

pengelolaan

ditetapkan

kebijakan
lingkungan

dalam

peraturan

perundang-undangan.
Pada saat ini pelaksaan PROPER difokuskan kepada perusahaan yang
memenuhi kriteria antara lain adalah perusahaan yang berdampak besar
terhadap lingkungan hidup, perusahaan yang berorientasi ekspor dan/atau
produknya bersinggungan langsung dengan masyarakat serta perusahaan
publik. Hasil penilaian PROPER Tahun 2012 dan 2013 yang dilakukan oleh
Kantor

Lingkungan

Hidup

Kabupaten

Ketapang

adalah

seperti

yang

ditampilkan dalam Tabel 2.12.


Tabel 2.12.
Hasil Penilaian PROPER Tahun 2012 dan 2013 Kabupaten Ketapang
No

Nama Perusahaan

Jenis Kegiatan

Hasil
Penilaian

Tahun 2012
1

PT. Harapan Sawit Lestari

Perkebunan Kelapa Sawit

Merah

PT. Polyplant Sejahtera

Perkebunan Kelapa Sawit

Merah

PT. Karya Utama Tambang Jaya

Tambang Bauksit

Merah

Tahun 2013*
1

PT. Harapan Sawit Lestari

Perkebunan Kelapa Sawit

Merah

PT. Polyplant Sejahtera

Perkebunan Kelapa Sawit

Merah

PT. Karya Utama Tambang Jaya

Tambang Bauksit

Merah

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

80

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No
4

Jenis Kegiatan

Hasil
Penilaian

Perkebunan Kelapa Sawit

Merah

Nama Perusahaan
PT. Agro Lestari Mandiri

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, 2013.


Catatan : * Penilaian Pada Tahun 2013 Masih Bersifat Sementara
Merah

: Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum sesuai dengan persyaratan


sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan dan dalam tahapan
melaksanakan sanksi administrasi.

F. Pertambangan
Potensi pertambangan dan bahan galian di Kabupaten Ketapang cukup
besar, antara lain berupa air raksa, antimony, biji besi, bauksit, emas, timah
hitam, timah putih, pasir zircon, barit, kaolin, pasir kuarsa, talk, andesit,
basal, granit, gambut, batu bara, kecubung dan air terjun. Pontensi tambang
di Kabupaten Ketapang ada yang telah dilakukan kegiatan penambangan
dan sebagian besar diantaranya belum dilakukan penambangan. Potensi
sebaran bahan tambang dan galian tersebut per kecamatan dapat dilihat
pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13.
Sebaran Potensi Bahan Tambang dan Galian di Kabupaten Ketapang
Jenis Bahan Galian

Potensi (Kecamatan)

Air Raksa (Hg)

Matan Hilir Utara

Antimoni (Sb)

Kendawangan

Biji Besi (Fe)

Jelai Hulu, Manis Mata, Marau, Sungai Laur,


Simpang Hulu, Singkup
Kendawangan, Marau, Sandai, Simpang Hulu,
Manis Mata, Sungai Laur, Singkup, Jelai Hulu
Kendawangan, Sandai, Manis Mata, Marau,
Sungai Laur, Simpang Hulu, Singkup, Jelai
Hulu
Kendawangan, Jelai Hulu, Manis Mata, Marau,
Sandai, Sungai Laur
Jelai Hulu, Nanga Tayap

Bauksit (AL2O3)
Emas (Au)

Timah Hitam (Pb)


Timah Putih (Sn)
Pasir Zircon (Titanium)
Barit
Kaolin

Pasir Kuarsa
Talk

Sungai Melayu Rayak, Matan Hilir Selatan,


Kendawangan
Kendawangan
Matan Hilir Selatan, Tumbang Titi, Sandai,
Kendawangan, Singkup, Marau, Jelai Hulu,
Simpang Hulu
Kendawangan, Matan Hilir Utara, Matan Hilir
Selatan
Sandai

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

81

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Jenis Bahan Galian

Potensi (Kecamatan)

Andesit

Kendawangan, Tumbang Titi, Sungai Laur

Basal

Kendawangan

Granit

Kendawangan, Marau, Tumbang Titi,


Simpang Hulu, Sandai
Kendawangan, Matan Hilir Utara, Matan Hilir
Selatan
Kendawangan, Marau, Sungai Laur, Manis
Mata
Manis Mata, Marau, Jelai Hulu, Matan Hilir
Utara
Sungai Laur, Nanga Tayap, Tumbang Titi

Gambut
Batu Bara
Kecubung
Air Terjun

Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka Tahun 2013.

Hingga tahun 2013 perusahaan yang mengantongi Ijin Usaha Pertambangan


(IUP) Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Kabupaten Ketapang sebanyak 141 perizinan. Untuk mengetahui perusahaan
yang memperoleh IUP dapat dilihat pada bagian lampiran.
Perkembangan kegiatan pertambangan akan menghasilkan dampak positif
maupun negatif. Salah satu dampak positif dari kegiatan pertambangan
adalah semakin banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan
pertambangan. Hal ini dapat memperluas lahan pekerjaan bagi masyarakat
dan meningkatkan perekonomian daerah. Selain dampak positif kegiatan
pertambangan akan diikuti dengan dampak negatif Kegiatan pertambangan
dapat

menyebabkan

pencemaran

akibat

digunakannya

zat-zat

kimia

berbahaya dan beracun (B3) sewaktu pemisahan bijih tambang. Kerusakan


tanah, erosi, sedimentasi, banjir, dan kekeringan juga sering terjadi akibat
kegiatan ini. Pertambangan sering mengubah atau menghilangkan bentuk
permukaan bumi (landscape). Kegiatan pertambangan yang dilakukan
secara

terbuka

(opened

mining)

membuka

vegetasi/pohon-pohonan,

menggali tanah di bawahnya, dan meninggalkan lubang-lubang besar di


permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah
dikupas dan digali menggunakan alat-alat berat seperti buldoser dan
backhoe. Para pengelola pertambangan umumnya meninggalkan areal bekas
tambang tanpa melakukan rehabilitasi dan/atau reklamasi lahan, sehingga
tidak sejalan dengan komitmennya dalam pengendalian dampak lingkungan.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

82

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Gambar 2.3.
Peta Sebaran Izin Pertambangan di Kabupaten Ketapang Hingga Tahun 2013

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

83

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Gambar 2.4. Aktvitas Pertambangan Bauksit

Tekanan terhadap lingkungan dari sektor pertambangan juga dikontribusian


dari aktifitas pertambangan tanpa izin (PETI) atau pertambangan emas
rakyat.

Kegiatan penambangan emas rakyat menyebar di 11 kecamatan

yang ada di Kabupaten Ketapang. Kondisi ini masih terus berlangsung


hingga saat ini, dengan lokasi yang berbeda dimana lokasi lama yang tidak
lagi menghasilkan ditinggal dan terus mencari lokasi potensial baru.
Dampak yang ditimbulkan akibat PETI ini tidak hanya menyebabkan
kerusakan lahan/ alam diareal penambangan itu sendiri tetapi juga dapat
mengakibatkan

pencemaran

lingkungan

sebagai

akibat

dari

teknik

penambangan yang tidak akrab lingkungan. Akibat kegiatan PETI ini yang
paling dirasakan oleh sebagian masyarakat adalah pencemaran pada Daerah
Aliran Sungai oleh lumpur dari penambangan liar tersebut, seperti terjadinya
pencemaran pada Sungai Kualan, Sungai Laur dan Sungai Pawan.

Gambar 2.5. Aktvitas Pertambangan Emas Rakyat

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

84

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Untuk mengetahui sebaran kegiatan pertambangan tanpa izin di setiap


kecamatan di Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 2.14.
Tabel 2.14.
Lokasi Kegiatan Pertambangan Tanpa Izin Kabupaten Ketapang Hingga
Tahun 2013
Kecamatan

Nama Lokasi

Jumlah Lokasi

Simpang Hulu

Sungai Kualan

Sandai

9 titik

Sungai Laur

Desa Serinding, Desa Muara Jekak, Desa


Sandai Kanan, Desa Penjawaan
Dusun Sungai Nibung, Aliran Sungai Laur

Hulu Sungai

Dusun Sepanggang

1 titik

Matan Hilir Selatan

Kemuning, Pondok Natal, Kepulu, Inhutani,


Padang Bunga, Padang Tikar
Pemuatan Batu, Jungkal, Batu Menangis

Tumbang Titi
Kendawangan

11 titik

2 titik

14 titik
6 titik
9 titik

Jelai Hulu

Bagan Rakit, Batu Titi, Air Hitam,


Pembedilan, Bagan Rakit, Natal Kuini,
Danau Buntar, Bangkal Serai
Kekura, Air Dua

Singkup

Pantai Ketikal

2 titik

Benua Kayong

Negeri Baru

2 titik

Muara Pawan

Aliran Sungai Pawan

1 titik

2 titik

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ketapang, 2013.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

85

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Gambar 2.6.
Peta Sebaran Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Ketapang
Hingga Tahun 2013

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

86

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

G. Energi
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga maupun
industri, baik untuk penerangan dan atau penunjang berbagai peralatan
elektronik dan mesin-mesin. Tingkat konsumsi listrik per kapita dapat
menunjukkan sejauh mana tingkat

kesejahteraan masyarakat. Produksi

tenaga listrik dewasa ini terus meningkat sejalan dengan peningkatan


permintaan dan konsumsi.
Kebutuhan masyarakat Kabupaten Ketapang terhadap energi listrik setiap
tahun terus meningkat seiring dengan perkembangan perekonomian di
Kabupaten Ketapang. Peningkatan konsumen terlihat dari jumlah pelanggan
yang terus meningkat selama 3 tahun terakhir. Hingga akhir tahun 2012
jumlah pelanggan listrik PLN sebanyak 56.407 pelanggan, dengan total
produksi listrik sebesar 154.144.936 Kwh.
Kecamatan Delta Pawan memiliki pelanggan listrik PLN terbanyak di
Kabupaten Ketapang, sedangkan masih terdapat beberapa kecamatan di
Kabupaten Ketapang yang belum mendapatkan pelayanan listrik PLN seperti
Kecamatan Simpang Dua dan Kecamatan Hulu Sungai.
Sumber listrik di Kabupaten Ketapang berasal dari Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD). Disinyair pembangkit listrik terpasang relatif kurang
untuk memenuhi peningkatan setiap tahunnya kebutuhan energi listrik bagi
masyarakat, sehingga mendesak diperlukan terobosan baru guna mencari
sumber energi listrik alternatif, yang biaya produksinya lebih murah jika
dihasilkan dari PLTD.
Tabel 2.15.
Jumlah Pelanggan dan Produksi Listrik Tahun 2012
Bulan

Pelanggan

Produksi (KWH)

Januari

50.878

16.268.170

Februari

51.252

11.434.072

Maret

51.591

12.585.516

April

52.228

12.167.084

Mei

53.483

13.226.066

Juni

54.108

12.651.176

Juli

54.433

13.003.660

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

87

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Bulan

Pelanggan

Produksi (KWH)

Agustus

54.745

13.222.399

September

54.836

13.109.938

Oktober

55.395

13.344.525

November

55.876

12.986.642

Desember

61.840

14.145.678

Tahun 2012

56.407

154.144.936

Tahun 2011

62.452

133.894.769

Tahun 2010

55.452

118.831.326

Sumber data : Kabupaten Ketapang Dalam Angka Tahun 2013.

H. Transportasi
Sektor transportasi merupakan salah satu
lingkungan.

sumber tekanan terhadap

Transportasi adalah pengguna energi terbesar ketiga di

Indonesia setelah rumah tangga dan industri.

Setiap pergerakan alat

transportasi akan meningkatkan konsumsi bahan bakar yang berdampak


pada meningkatnya emisi gas buang kendaraan bermotor yang dihasilkan.
Pada tahun 2011, panjang jalan di Kabupaten Ketapang dilihat menurut
jenis permukaannya terdapat sekitar 41,1 persen jalan kerikil, jalan dengan
permukaan tanah sekitar 25,7 persen, jalan aspal sekitar 24,6 persen dan
sisanya sekitar 8,5 persen tidak dirinci . Berdasarkan status pemeliharaan
dan pengelolaan jalan, dikelompokkan menjadi 3 jenis, jalan negara, jalan
provinsi dan jalan kabupaten.
Mobilitas masyarakat Ketapang yang semakin meningkat harus diimbangi
dengan sarana transportasi yang memadai. Sarana transportasi darat masih
menjadi pilihan utama masyarakat Ketapang pada umumnya. Hal tersebut
terlihat dari banyaknya jumlah angkutan darat, yaitu terdapat angkutan
roda dua dan angkutan roda empat. Transportasi lokal lainnya yang cukup
populer di Kabupaten Ketapang adalah angkutan sungai dengan motor air
dan speedboat.
Peningkatan volume sarana transportasi sangat dipengaruhi oleh semakin
meningkatnya kondisi jalan. Perkembangan sarana jalan di Kabupaten
Ketapang

akan

terus

dilakukan

peningkatan

setiap

tahunnya.

Data

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

88

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

perkembangan panjang jalan dan permukaannya sejak tahun 2009 hingga


tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.16 dan Tabel 2.17.
Tabel 2.16.
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Status Jalan (Km)
Jenis
Permukaan
Diaspal

Status Jalan (Km)


Negara
Provinsi
Kabupaten
153,68
263,15
751,25

Kerikil

51,00

614,41

Tanah

213,65

72,36

Tidak Dirinci

36,71

Tahun 2012

204,68

476,80

1.474,74

Tahun 2011

204,68

476,50

1.474,57

Tahun 2010
219,39
440,66
Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka, 2013.

1.474,57

Tabel 2.17.
Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Status Jalan (Km)
Status Jalan (Km)
Negara
Provinsi
Kabupaten
153,68
263,15
751,25

Status
Baik
Sedang

51,00

213,35

614,41

Rusak

72,36

Rusak Berat

36,71

Tahun 2012

204,68

476,50

1.474,74

Tahun 2011

204,68

476,50

1.474,57

Tahun 2010
219,39
440,66
Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka, 2013.

1.474,57

Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Ketapang selama


kurun waktu dua tahun terakhir (2011 2012) ada yang mengalami
peningkatan (mobil penumpang dan mobil barang) dan juga ada yang
mengalami penurunan (sepeda motor, bus dan kendaraan khsusus). Hingga
Tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Ketapang memiliki 4 (empat) terminal
penumpang, 2 (dua) diantaranya berfungsi dan 2 (dua) lainnya tidak
berfungsi. Terminal yang berfungsi Terminal Giri Kusuma di Desa Payak
Kumang Kecamatan Delta Pawan Kota Ketapang dan Terminal Nanga Tayap
Kecamatan

Nanga

Tayap,

sedangkan

yang

tidak

berfungsi

Terminal

Kendawangan Kecamatan Kendawangan dan Terminal Sandai Kecamatan


Sandai. Uraian Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan Di
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

89

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Kabupaten Ketapang Tahun 2010, 2011 dan 2012 secara lengkap dapat
dilihat pada Tabel 2.18.
Tabel 2.18.
Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan
Di Kabupaten Ketapang Tahun 2010, 2011 dan 2012
No.

Jenis Kendaraan

1.

Sepeda Motor

2.

Mobil Penumpang

3.

Mobil Bus

4.

Mobil Barang

Kendaraan Khusus

Tahun
2011

2010

2012

19.769

30.031

26.061

194

227

328

10

33

634

734

Sumber Data: Data Ranmor Per Samsat Polda Kalbar Tahun


2010, 2011 dan 2012

Arus penumpang yang datang melalui pelabuhan ketapang setiap tahunnya


mengalami kenaikan 3 persen. Perkembangan transportasi udara di
Kabupaten Ketapang juga menunjukkan tren kenaikan selama empat tahun
terakhir.
Tabel 2.19.
Sarana Pelabuhan Laut, Sungai dan Udara Di Kabupaten Ketapang
No

1
2
1
2
3
4

5
6
7
8

Nama Pelabuhan
Laut
Suka Bangun
Bangka Belitung
Sungai
UPTD ASDP GM Saunan
Kec. Delta Pawan
UPTD ASDP Satong kec.
MHU
UPTD ASDP Sandai kec.
Sandai
UPTD ASDP
Kendawangan kec.
Kendawangan
PPI Sukabangun Kec.
Delta Pawan
TPI Rangga Sentap Kec.
Delta Pawan
TPI Pesaguan Kec. Matan
Hilir Selatan
TPI Kendawangan Kec.
Kendawangan

Jenis Kegiatan

Peran dan
Fungsi

Pelabuhan Laut
Pelabuhan Laut

Antar Pulau
Antar Pulau

Pelabuhan Penyeberangan

ASDP

Pelabuhan Penyeberangan

ASDP

Pelabuhan Penyeberangan

ASDP

Pelabuhan Penyeberangan

ASDP

Pelabuhan Perikanan

Pangkalan
Pendaratan Ikan
Tempat
Pendaratan Ikan
Tempat
Pendaratan Ikan
Tempat
Pendaratan Ikan

Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

90

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No
9
10
11

Nama Pelabuhan
TPI Suka Baru Kec.
Muara Kayong
TPI Satong Kec. Matan
Hilir Utara
TPI Muara Pawan Kec.
Muara Pawan
Udara
Rahadi Usman Ketapang

Jenis Kegiatan
Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan

Peran dan
Fungsi
Tempat
Pendaratan Ikan
Tempat
Pendaratan Ikan
Tempat
Pendaratan Ikan

Pelabuhan Udara

Penerbangan
Domestik
2
Bandara Perintis Manis
Pelabuhan Udara
(Rencana
Mata
Operasional
2014)
Sumber Data : Dinas Perhubungan dan Koimpfo serta Dinas Perikanan
Kelautan Kabupaten Ketapang, 2013.

I. Pariwisata
Selain transportasi sektor yang berkontribusi menimbulkan permasalah
lingkungan adalah pariwisata. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa
yang dimaksud dengan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan wisata, termasuk di dalamnya pengusahaan obyek dan daya tarik
wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan yang
dimasud dengan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara
untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Obyek pariwisata yang
dikembangkan di Kabupaten Ketapang, didominasi wisata alam (ekowisata)
baik pantai maupun keindahan alam lainnya.

Selain wisata alam, obyek

wisata yang banyak dikembangkan di Kabupaten Ketapang adalah wisata


budaya termasuk wisata sejarahnya.

Secara lengkap obyek wisata di

Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 2.20.


Kegiatan kepariwisataan yang meliputi pengusahaan obyek dan daya tarik
wisata

serta

usaha-usaha

pendukung

terkait

lainnya,

berpotensi

menimbulkan pencemaran lingkungan baik akibat limbah padat maupun


limbah

cair.

Hotel

sebagai

salah

satu

sarana

akomodasi

penunjang

pariwisata daerah merupakan salah satu sektor penting penyumbang


pencemaran lingkungan baik limbah padat dan limbah cair. Informasi terkait
jasa penginapan sebagai pendukung sektor pariwisata dan kunjungan tamu
dapat dilihat pada Tabel 2.21. dan Tabel 2.22.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

91

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tabel 2.20.
Lokasi Obyek Wisata di Kabupaten Ketapang
Jenis Obyek
Wisata

Kecamatan

1. Keraton Ketapang

Sejarah

Delta Pawan

1. Gua Maria Junjung Buih

Religius

Tumbang Titi

1. Pantai Tanjung Batu


2. Pantai Pagar Mentimun
3. Danau Perendaman

Alam
Alam
Alam

Matan Hilir Selatan

1. Pantai Air Mata Permai


2. Pantai Tanjung
Belandang

Alam
Alam
Alam

Muara Pawan

1. Pantai Sisik
2. Tanjung Gangse

Alam
Alam

Kendawangan

3. Pulau Sawi

Bahari

1. Inam Kalima

Alam

Sungai Melayu
Rayak

Alam
Alam
Alam
Sejarah

Benua Kayong

Nama Obyek Wisata

3. Pulau Hutan Mangrove

1.
2.
3.
4.

Pantai Celincing
Pantai Sungai Kinjil
Pantai Sungai Jawi
Keraton GM. Sunan

5. Keramat Sembilan

Budaya

1. Gua Maria
2. Wisata Bahari

Religius
Alam

Matan Hilir Utara

3. Pulau Cempedak

Alam

1. Hutan Lindung
2. Sungai Beliung

Alam
Alam

Nanga Tayap

1. Wisata Alam Hutan

Alam

Simpang Dua

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga


Kabupaten Ketapang, Tahun 2013.
Tabel 2.21.
Nama-Nama Hotel dan Penginapan di Kabupaten Ketapang
Hingga Tahun 2013
No

Nama
Hotel/Penginapan

Kecamatan Kendawangan
1
Penginapan Batang
2
Penginapan Gerhana
3
Penginapan Wijaya
Kecamatan Manis Mata
1
Losmen Bahagia
2
Losmen Barokah

Kelas/Bintang

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

92

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

Nama
Hotel/Penginapan

3
Losmen Yulisa
4
Hotel Sederhana
5
Losmen Very
6
Amesa Ratu
Kecamatan Marau
1
Penginapan Prima
Kecamatan Air Upas
1
Penginapan Bintang Usaha
2
Losmen Permata
Kecamatan Jelai Hulu
1
Penginapan Haka Pasti
Tanjung
2
Penginapan Y Fakansi
Kecamatan Tumbang Titi
1
Hotel Flamboyan
2
Losmen Kadariyah
3
Losmen Berkat
Kecamatan Delta Pawan
1
Aston City Hotel
2
Hotel Perdana
3
Hotel Murni
4
Hotel Putra Tanjung
5
Hotel Aorta
6
Hotel Patra Ista
7
Hotel Augusta
8
Hotel Anda
9
Hotel Perdana
10
Hotel Flamboyan
11
Hotel Bersaudara
12
Wisma PGRI
13
Penginapan Merpati I
14
Penginapan Merpati II
15
Penginapan Jasa Ibu
16
Penginapan Mutiara
17
Penginapan Bina Usaha
18
Penginapan Graha Basuki
Rahmat
19
Losmen Idola
20
Losmen Patra
21
Losmen Pawan
22
Losmen Yunior
23
Mess Pemda Lama
Kecamatan Nanga Tayap
1
Penginapan Mitra Kayung
2
Penginapan Ujung
Pandang
3
Penginapan Putra Jelita
4
Penginapan Cermai
Kecamatan Sandai
1
Penginapan Kamayo
2
Penginapan Rahayu
3
Penginapan Srikandi

Kelas/Bintang
Bintang 3
-

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

93

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

Nama
Hotel/Penginapan

Kelas/Bintang

4
Penginapan Krio Darma
5
Penginapan Impian
Kecamatan Simpang Hulu
1
Hotel Bekuak
Kecamatan Simpang Dua
1
Penginapan See Rose
2
Penginapan Sinar Dawak
Kecamatan Sungai Laur
1
Penginapan Gayung
Bersambut
2
Penginapan Tiga
Bersaudara
3
Losmen Keruat
Kecamatan Sungai Melayu Rayak
1
Penginapan Kepiting Emas
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga
Kabupaten Ketapang, Tahun 2013.

Tabel 2.22.
Jumlah Kunjungan Wisatawan Macanegara dan Nusatara
Tahun 2010 dan 2011
Bulan
Januari

Tahun 2010
Wisnus
Wisman

Tahun 2011
Wisman Wisman

Tahun 2012
Wisman Wisman

1.023

939

939

890

899

11

899

11

1.066

988

19

988

19

April

530

989

20

1.017

Mei

747

990

21

877

34

Juni

834

991

22

699

Juli

756

22

992

23

826

Agustus

470

993

24

912

September

721

22

944

13

944

13

Oktober

852

22

1.076

24

1.076

24

November

500

32

894

24

894

24

Desember

524

15

1.042

1.042

Jumlah

8.913

132

11.737

215

11.113

155

Februari
Maret

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten


Ketapang, Tahun 2013.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

94

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

J. Limbah B3
Bahan Berbahaya Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/ atau komponen lain
yang karena sifat, konsentrasi, dan/ atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/ atau merusak lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
lain. Sedangkan limbah Bahan Berbahaya Beracun (limbah B3) adalah sisa
usaha dan/ atau kegiatan yang mengandung B3.
Penjelasan tentang Limbah B3 telah tertuang di dalam izin perlindungan dan
pengelolaan

lingkungan

hidup

sebagaimana

yang

terdapat

di

dalam

Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, bagian


penjelasan atas Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan Pasal 48 ayat 2, antara lain menyebutkan jenis-jenis izin
perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup

antara lain :

izin

pembuangan limbah cair, izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke


tanah, izin penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun,
izin pengumpulan limbah bahan berbahaya dan beracun, izin pengangkutan
limbah bahan berbahaya dan beracun, izin pemanfaatan limbah bahan
berbahaya dan beracun, izin pengolahan limbah bahan berbahaya dan
beracun, izin penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun,

izin

pembuangan air limbah ke laut, izin dumping, izin reinjeksi ke dalam


formasi, dan/atau izin venting.
Data B3 dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kabupaten
Ketapang relatif tidak tersedia. Data yang berhasil dihimpun hanya sebagian
kecil, khususnya data tentang jenis limbah B3 yang dihasilkan dari berbagai
kegiatan antara lain : oli bekas, filter oli bekas, aki bekas, majun
terkontaminasi dan jarum suntik.
mengajukan tempat

Beberapa perusahaan yang telah

penyimpanan sementara limbah B3 (TPS LB3) dapat

dilihat pada Tabel 2.23.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

95

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tabel 2.23.
Izin Pengelolaan Limbah B3
No
1

Nama
Perusahaan
PT. Harapan
Sawit Lestari

Kegiatan Utama
Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Manis Mata

PT. Sumber Alam


Sarana Kalbar

Migas/Jober-tangki
BBM Kecamatan Delta
Pawan

PT. Poliplant
Sejahtera

Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Manis Mata

PT. Limpah
Sejahtera

Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Sungai Melayu Rayak

PT. Agro Lestari


Mandiri

Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Nanga Tayap

PT. Karya Utama


Tambangjaya

Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Simpang Hulu

PT. Sandika Nata


Palma

Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Marau

PT. Asia Tani


Persada

PT. Maya Agro


Investama

Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Pada
Hutan Tanaman
Industri Kecamatan
Simpang Hulu
Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Manis Mata

Jenis Izin LB3


Tempat
Penyimpanan
Sementara Limbah
B3 (TPS LB3)
Tempat
Penyimpanan
Sementara Limbah
B3 (TPS LB3)
Tempat
Penyimpanan
Sementara Limbah
B3 (TPS LB3)
Tempat
Penyimpanan
Sementara Limbah
B3 (TPS LB3)
Tempat
Penyimpanan
Sementara Limbah
B3 (TPS LB3)
Tempat
Penyimpanan
Sementara Limbah
B3 (TPS LB3)
Tempat
Penyimpanan
Sementara Limbah
B3 (TPS LB3)
Tempat
Penyimpanan
Sementara Limbah
B3 (TPS LB3)

Tempat
Penyimpanan
Sementara Limbah
B3 (TPS LB3)
10
PT. Ayu Sawit
Perkebunan Kelapa
Tempat
Lestari
Sawit Kecamatan
Penyimpanan
Manis Mata
Sementara Limbah
B3 (TPS LB3)
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, 2013.

Sumber
Limbah
Bengkel, Klinik
dan Lab

Bengkel, Tangki
BBM

Bengkel, Balai
Pengobatan,
Operasional
Kebun
-

Bengkel, Balai
Pengobatan,
Operasional
Kebun
Bengkel, Lab

Bengkel,
Operasional
Kebun
-

Pengelolaan limbah B3 di Kabupaten Ketapang sebagian besar dilakukan di


luar Kabupaten Ketapang dikarenakan pihak ketiga pengelola limbah B3 di
Kabupaten Ketapang hingga saat ini belum ada, kecuali untuk limbah medis
yang dilakukan penghancuran melalui incenerator rumah sakit yang ada.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

96

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Limbah B3 yang dihasilkan dalam rangkaian proses produksi atau sisa dari
proses dari berbagai kegiatan usaha di Kabupaten Ketapang dikelola melalui
berbagai cara, antara lain :
a. Dikirim ke pihak ketiga berizin,
b. Dikirimkan kembali ke pihak suplier,
c. Dimanfaatkan kembali sebagai pelumas internal (khusus untuk oli bekas),
d. Dikirim untuk dimusnahkan dengan incerenator (khusus limbah medik),
e. Di simpan sementara pada gudang limbah B3.

Oli bekas, filter oli bekas, aki bekas

Pengumpul Yang Memilki Izin


Pengelolaan Limbah B3

Majun terkontaminasi, jarum suntik

Pihak Yang Memiliki


Incenerator

Limbah B3

Gambar 2.7.
Diagram Alir Penanganan Limbah B3

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

97

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

BAB
III

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

A. REHABILITASI LINGKUNGAN
1. Lahan dan Tata Ruang
Berkurangnya
memenuhi

lahan

kebutuhan

bervegetasi

disebabkan

pemukiman,

oleh

perkantoran,

alih

fungsi

untuk

industri/usaha

dan

jaringan jalan akibat dari pertambahan penduduk dan investasi yang


signifikan

dan

kebutuhan

pembangunan

yang

meningkat

pesat.

Implementasi tata ruang yang tegas dengan pengawasan dan pengendalian


yang ketat menjadi kunci dari keberhasilan mencegah hilangnya lahan
bervegetasi secara tidak proporsional.

Pengawasan dan pengendalian

dapat dimulai sejak dari proses perizinan seperti izin usaha dan izin
mendirikan bangunan.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang untuk
mengatasi permasalahan lahan dan tata ruang adalah:
1. Revitalisasi Kebijakan : penyusunan Masterplan RTH, Revisi RTRW

(kebijakan pemanfaatan ruang kabupaten), penyusunan perda yang


relevan (seperti fasos dan fasum, dll) dan adanya ketegasan di lapangan
mengenai aplikasi kebijakan tersebut.
2. Mempertahankan RTH Publik yang ada serta penambahan RTH Publik.
3. Requirement yang tegas pada Kawasan Perumahan dan Bangunan

dengan total 10% dari luas perumahan untuk fasos fasum dengan lebih
memperbesar ruang terbuka hijau dengan fungsi sosial (di luar jalur
hijau).
4. Penanaman pohon di lahan kritis di dalam dan diluar kawasan hutan.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

98

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

2. Air
Kebijakan
Ketapang

tentang
secara

pengelolaan
umum

sumberdaya

mengikuti

perairan

kebijakan yang

di

Kabupaten

dikeluarkan

oleh

pemerintah pusat dan pemerintah propinsi, misalnya dalam penetapan baku


mutu limbah cair atau tentang pembuangan limbah cair ke badan sungai.
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya memperbaiki dan
menjaga kualitas air permukaan adalah :
1) Kegiatan pengendalian pencemaran air terutama untuk mengurangi
pencemaran yang bersumber dan limbah domestik (terutama oleh
bakteri Escerichia coli ).
2) Perlindungan sumber mata air.
3) Peningkatan penghijauan bantaran sungai dan lahan kritis.
4) Pengembangan MCK di daerah tertentu bagi masyarakat yang masih
memanfaatkan air bersih langsung dari badan sungai.
5) Pencegahan pemanfaatan sungai dari pembuangan air limbah rumah
tangga maupun limbah lainnya yang dapat merusak kualitas air sungai.

3. Perbaikan Kualitas Udara


Kebijakan dan upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Ketapang
dalam rangka untuk mengatasi masalah pencemaran udara antara lain
adalah :
1) Mengembangkan

kegiatan

pemantauan

kualitas

udara

yang

berkesinambungan.
2) Melakukan uji emisi bagi kendaraan angkutan umum perkotaan.

4. Pencemaran Limbah Industri


Untuk mengatasi permasalah pencemaran air yang diakibatkan oleh limbah
industri, maka beberapa kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan
antara lain :

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

99

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

1) Melakukan inventarisasi dan pengelompokan semua kegiatan/ usaha


yang berpotensi menghasilkan air limbah berdasarkan jenis kegiatan/
usaha ataupun karakteristik limbah yang dihasilkan.
2) Melaksanakan
berpotensi

pemantauan/pengawasan

menghasilkan

limbah

semua

pencemar

industri

(polutan)

yang
dengan

melakukan pengambilan sampel air limbah untuk kemudian dianalisis di


laboratorium secara berkala.
3) Peningkatan sumber daya manusia (SDM) pelaku usaha/ kegiatan

5. Limbah Domestik
Untuk

mengatasi permasalahan limbah domestik, beberapa kegiatan

pengelolaan yang dilakukan antara lain :


1) Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan
air limbah domestik seperti: sarana penyedot tinja (mobil tanki tinja),
MCK umum, dll.
2) Kegiatan sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat mengenai tata cara
mengelola air limbah domestik secara baik dan benar.

6. Sampah
Untuk mengatasi permasalahan sampah terutama sampah diperkotaan,
beberapa kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan antara lain :
1) Kemitraan antara Pemerintah dan Swasta (KPS) dalam pengelolaan
sampah.
2) Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan
sampah seperti:
Sarana pewadahan (tong sampah, TPS, Kontainer dll.).
Sarana pengumpulan (gerobak sampah)
Sarana pengangkutan (truk sampah)
Sarana pengolahan akhir (TPA)
Sarana komposting

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

100

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

3) Peningkatan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui


kegiatan sosialisasi/ penyuluhan cara pengelolaan sampah yang baik
dan benar melalui teknologi tepat guna dan ramah lingkungan.

B. AMDAL
1. Pelaksanaan pembuatan dokumen lingkungan
Setiap kegiatan atau usaha yang berada di wilayah Kabupaten Ketapang
yang diperkirakan menimbulkan dampak lingkungan diwajibkan menyusun
dokumen

lingkungan

hidup

berupa

dokumen

AMDAL

atau

UKL-UPL

berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun


2012 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Surat Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor B-5362/Dep.I-1/LH/07/2010 tentang daftar Jenis
Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.
Untuk pelaksanaan penilaian AMDAL mengingat Kabupaten Ketapang belum
memiliki Tim Komisi Penilai Dokumen AMDAL, Pelaksanaan penilaian AMDAL
di wilayah Kabupaten Ketapang berlangsung di Badan Lingkungan Hidup
Daerah (BLHD) Provinsi Kalimantan Barat.
Sedangkan untuk penilaian dokumen UKL-UPL di wilayah Kabupaten
Ketapang berlangsung di Kantor Lingkungan Hidup. Hingga tahun 2012
telah disahkan 69 dokumen UKL-UPL dari berbagai kegiatan usaha mulai
sejak Tahun 2005 - 2012.
Tabel 3.1.
Kegiatan Usaha Yang Wajib Dokumen UKL dan UPL dan Telah Memperoleh
Rekomendasi Kelayakan Lingkungan

Tahun

Jumlah Kegiatan Usaha/Kegiatan

2005

2007

2008

2009

23

2010

14

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

101

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun

Jumlah Kegiatan Usaha/Kegiatan

2011

16

2012

Jumlah

69

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.

2. Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan


Pada tahun 2013 terus berlangsung pemantauan/monitoring pelaksanaan
pengelolaan

lingkungan

pada

beberapa

kegiatan/usaha.

Pemantauan

lingkungan merupakan tindak lanjut dari rekomendasi pengelolaan dan


pemantauan lingkungan yang tertuang di dalam dokumen dokumen AMDAL
atau UKL-UPL.

C. PENEGAKAN HUKUM
Sosialisasi peraturan dan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup
kepada masyarakat terus dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Ketapang agar pemahaman dan kesadaran masyarakat serta pelaku usaha
akan pentingnya melestarikan lingkungan hidup semakin tinggi.
penegakan

hukum di bidang

Upaya

lingkungan juga terus dilakukan secara

konsisten dan konsekuen. Dalam hal ini, berbagai kasus sengketa lingkungan
yang terjadi di masyarakat dengan pihak pengusaha ditindaklanjuti dengan
pemeriksaan secara intensif di lapangan, dan apabila dikuatkan dengan
bukti-bukti, maka akan diproses lebih lanjut. Bagi pelaku usaha yang terbukti
bersalah, maka izin operasinya akan dipertimbangkan kembali.
Beberapa program untuk meningkatkan aspek penegakan hukum lingkungan
adalah sebagai berikut:
1. Mendukung kebijakan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup
dengan menerbitkan peraturan daerah yang khusus mengatur mengenai
pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Ketapang.
2. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan dari setiap kebijakan
yang dilaksanakan.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

102

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

3. Mengintegrasikan instrumen kebijakan pengelolaan lingkungan hidup pada


setiap kegiatan pembangunan di berbagai sektor.
4. Mewajibkan setiap kegiatan/ usaha yang memberikan dampak terhadap
lingkungan hidup untuk terlebih dahulu membuat kajian lingkungan
seperti AMDAL, UKL-UPL, SPPL dan SOP sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5. Setiap kegiatan/ usaha yang telah memiliki AMDAL, UKL-UPL, SPPL dan
SOP diwajibkan untuk melaporkan semua kegiatan pengelolaan dan
pemantauan yang telah dilakukannya sesuai waktu yang telah ditetapkan
ke Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang.
6. Sosialisasi semua produk hukum yang terkait dengan pengelolaan
lingkungan hidup kepada masyarakat dan pelaku usaha secara rutin
setiap tahun.

D. PERAN SERTA MASYARAKAT


Beberapa program kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan dalam
rangka

untuk

memperbaiki

lingkungan

yang

melibatkan

partisipasi

masyarakat antara alain adalah :


1) Penanganan Sampah Berbasis Masyarakat.
2) Kegiatan penghijauan.
3) Kampanye lingkungan hidup.
4) Penggerakan massa untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN)
5) Sosialisasi sekolah berbudaya lingkungan (green school).

Beberapa program untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam


pengelolaan maupun pengawasan lingkungan adalah sebagai:
1. Memasukan pendidikan lingkungan pada kurikulum sekolah dasar sampai
dengan Perguran Tinggi.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

103

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

2. Sosialisasi semua produk kebijakan ataupun program lingkungan hidup


kepada seluruh lapisan masyarakat dengan cara sosialisasi langsung
(temu warga) dan pemasangan iklan.
3. Bekerjasama dengan berbagai stakeholders (Perguruan Tinggi, LSM,
Praktisi

Lingkungan)

untuk

melakukan

penyuluhan

dan

pembinaan

masyarakat tentang pengelolaan lingkungan hidup.


4. Melakukan pembinaan masyarakat tentang tata cara melakukan ekploitasi
sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

E. KELEMBAGAAN
Jumlah sumberdaya manusia Kantor Lingkungan Hidup sebanyak 27 orang
yang terdiri dari 17 orang staff dan selebihnya 10 orang tenaga honorer.
Secara rinci sumberdaya manusia Kantor Lingkungan Hidup sebagai berikut :
Staff
-

Pendidikan S2

: 1 Orang

Pendidikan S1 Teknik Lingkungan

: 2 Orang

Pendidikan S1 Kehutanan/Pertanian : 2 Orang

Pendidikan S1 MIPA/Kimia

: 1 Orang

Pendidikan S1 Hukum

: 2 Orang

Pendidikan S1 Ekonomi

: 2 Orang

D3 Administrasi

: 1 Orang

SMA

: 8 Orang

Honorer
-

Pendidikan S1 Analis Laboratorium : 3 Orang

SMA

: 7 Orang

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

104

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

BAB
IV

REKOMENDASI

Berdasarkan melihat kondisi lingkungan hidup dan kecenderungannya serta


tekanan terhadap kondisi lingkungan tersebut hingga pengelolaan lingkungan
yang telah dilakukan, rekomendasi pengelolaan lingkungan antara lain lain :
1. Lahan dan Tata Ruang
Upaya-upaya yang dilakukan dapat untuk mengatasi permasalahan lahan
dan tata ruang adalah :
1. Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau (RTH) setelah Revisi

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ketapang di sahkan


dan telah di Perdakan.
2. Inventarisasi

dan

penataan

ulang

perizinan

yang

berkaitan

pemanfaatan sumberdaya lahan dan merubah landskap lahan (seperti


izin perkebunan, pertambangan, HTI, HPH dan lain sebagainya).
3. Melakukan

penanaman

perbaikan lahan kritis dan


pohon

termasuk

marginal dengan kegiatan

komitmen

setiap

pemegang

izin

pertambangan yang telah operasional dalam aplikasi reklamasi lahan


bekas tambang.
4. Rehabilitasi

hutan mangrove untuk mengatasi abrasi pantai dan

mempertahankan panjang garis pantai.


5. Perluasan hutan kota sebagai koleksi plasma nutfah/ keanekaragaman

hayati (flora dan fauna teresterial) yang terdapat di Kabupaten


Ketapang.

2. Perbaikan Kualitas Air


Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan, memperbaiki
dan menjaga kualitas air antara lain :
1) Adanya kebijakan dalam bentuk Perda atau Keputusan Bupati upaya
perlindungan sumber-sumber mata air dan bahan baku air untuk
pemenuhan air bersih.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

105

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

2) Rehabilitasi bantaran sungai dan lahan kritis untuk menekan erosi dan
sedimentasi badan perairan.
3) Pembangunan MCK umum di daerah tertentu bagi masyarakat yang
masih memanfaatkan air bersih langsung dari badan sungai.
4) Sosialisasi secara langsung dan tidak langsung (iklan media cetak dan
elektronik, leaflet, dll) dimasyarakat untuk menginformasikan dan
mengatasi pencemaran air.
5) Pengawasan terhadap industri yang berpotensi menghasilkan cemaran
air limbah dengan tersedianya instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
yang standar serta berfungsi dengan baik.

3. Perbaikan Kualitas Udara


Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan, memperbaiki
kualitas udara antara lain :
1) Kegiatan pemantauan kualitas udara yang berkesinambungan setiap
tahun.
2) Melakukan uji emisi bagi kendaraan angkutan umum perkotaan secara
rutin setiap tahun.
3) Melakukan pengawasan dan pengujian emisi industri yang berpotensi
menghasilkan gas-gas polutan.
4) Penanaman

pohon

yang

berfungsi

sebagai

penyerap

polutan

disepanjang jalan utama terutama di wilayah perkotaan.

4. Penanganan Limbah Domestik


Upaya-upaya yang

dilakukan dalam mengatasi permasalahan limbah

domestik, antara lain :


1) Penyediaan sarana penyedot tinja (mobil tanki tinja), MCK umum, dll.
2) Kemitraan kerjasama operasi antara Pemerintah Kabupaten Ketapang
dan Swasta (KSO) dalam penanganan dan pengelolaan sampah.
3) Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan
sampah seperti:
Penyediaan sarana tong sampah, TPS, Kontainer, dll.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

106

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Penyediaan sarana pengumpulan sampah seperti gerobak sampah,


yang dapat dilakukan swakelola oleh masyarakat
Peningkatan jumlah sarana pengangkutan sampah/truk sampah
Penyediaan sarana pengolahan akhir (TPA) dan dilengkapi sanitasi
lingkungan untuk mengatasi bau, leacheat, vektor penyakit dan lain
sebagainya.
Penyediaan sarana komposting sampah, baik yang dapat dilakukan
swakelola oleh masyarakat dan dilokasi TPA.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

107

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 2012. Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Gadjah Mada University Press.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ketapang. 2013. Kabupaten Ketapang Dalam Angka
2013. Ketapang.
Bappeda Kabupaten Ketapang. 2012. Kajian Strategis Pengembangan Sumberdaya
Pesisir dan Laut Kabupaten Ketapang. Ketapang.
Dinas Perkebunan Kabupaten Ketapang. 2012. Analisis Dampak Sosial Kebun Kelapa
Sawit di Kecamatan Nanga Tayap dan Kendawangan Kabupaten Ketapang.
Ketapang.
Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang. 2012. Buku Rencana Pengelolaan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan Kabupaten Ketapang Tahun 2012 2016.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ketapang. 2011. Rencana Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Laut Kabupaten Ketapang Tahun 2011.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ketapang. 2012. Identifikasi Potensi PulauPulau Kecil di Kawasan Pesisir Kabupaten Ketapang Tahun 2012.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. Penerbit : Kanisus.
Kodoatie. R.J; Suharyanto; S. Sangkawati; S. Edhison. 2000. Pengelolaan Sumber Daya
Air Dalam Otonomi Daerah. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Mitchell. B; B. Setiawan dan D.H. Rahmi. 2000. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Notodarmojo. 2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Penerbit Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Tahun 2012. Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Ketapang.
Profil Dinas Kesehatan Tahun 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang.
Suharno dan Asmadi. 2012. Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Gosyen
Publishing. Yogyakarta.
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

108

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

LAMPIRAN 1
DAFTAR PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG SUDAH MEMILIKI IZIN USAHA PERKEBUNAN (IUP)
HINGGA TAHUN 2013
NAMA PERUSAHAAN

LUAS (HA)

LOKASI / KECAMAT AN

IUP Kebun Kelapa Sawit


PT. Harapan Hibrida Kalbar

4.200

Manis Mata

PT. Kayong Agro Lestari

18.754

Matan Hilir Utara

PT. Mitra Karya Sentosa

15.665

Simpang Dua

PT. Mustika Agung Sentosa

20.000

Simpang Hulu

PT. Cipta Usaha Sejati

20.500

Simpang Dua

PT. Umekah Sari Pratama

16.000

Jelai Hulu, Manis Mata

PT. Fangiona Agro Plantation

16.000

Jelai Hulu

PT. Limpa Sejahtera

19.000

Matan Hilir Selatan

PT. Mulia Bakti Kahuripan

16.500

Sungai Laur

PT. Maya Agro Investama

12.948

Air Upas, Manis Mata

PT. Karya Makmur Langgeng

17.800

Simpang Dua

PT. Arrtu Plantation

17.300

Matan Hilir Selatan, Tumbang Titi

PT. Sinar Karya Mandiri

9.668

Muara Pawan

PT. Batu Mas Sejahtera

14.588

Sandai, Sungai Laur

PT. Andes Sawit Mas

12.515

Marau, Jelai Hulu

PT. Sawit Makmur Sejahtera

13.100

Sandai, Hulu Sungai

PT. Pendamar Sawit Mandiri

870

Matan Hilir Selatan

PT. Pranaindah Gemilang

4.600

Matan Hilir Selatan

PT. Agri Plus

6.100

Marau, Jelai Hulu

PT. Lanang Agro Bersatu

13.452

Sandai

PT. AgraJaya Bhaktitama

11.065

Sandai, Hulu Sungai, Sungai Laur

PT. Anugerah Palm Indonesia

7.375

Manis Mata

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

NAMA PERUSAHAAN
PT. Mitra Saudara Lestari
PT. Mentari Pratama

LUAS (HA)
11.784
3.954

LOKASI / KECAMAT AN
Manis Mata
Tumbang Titi

PT. Kencana Graha Permai

10.000

Marau, Jelai Hulu

PT. Bangun Nusa Mandiri

18.138

Marau, Jelai Hulu

PT. Ayu Sawit Lestari

5.242

Manis Mata, Air Upas

PT. Harapan Sawit Lestari

2.944

Manis Mata

PT. Cahaya Nusa Gemilang

3.312

Marau

PT. Aditya Agroindo

17.374

Simpang Hulu

PT. Gunajaya Ketapang Sentosa

10.500

Kendawangan

PT. Gunajaya Karya Gemilang

12.600

Kendawangan

PT. Karya Bhakti Agro Sejahtera

3.550

Kendawangan, Marau

PT. Berkat Nabati Sejahtera

8.830

Kendawangan

PT. Sukses Karya Sawit

9.580

Kendawangan

PT. Agro Sejahtera Manunggal

7.250

Kendawangan

PT. Usaha Agro Indonesia

9.728

Kendawangan, Manis Mata

PT. Bumi Sawit Sejahtera

10.000

Kendawangan

PT. Kalimantan Prima Agro


Mandiri

20.000

Kendawangan, Manis Mata

PT. Andes Sawit Lestari

14.729

Kendawangan

PT. Andes Agro Investama

12.125

Kendawangan

PT. Mandiri Kapital Jaya

4.372

Kendawangan, Air Upas, Singkup

PT.Gunajaya Harapan Lestari

1.750

Kendawangan

PT. Arrtu Energie Resources

15.690

PT. Arrtu Borneo Perkebunan

6.947

PT. Sepanjang Inti Surya Mulia

19.800

Nanga Tayap, MHS, MP, B. Kayong, M.


Rayak
Nanga Tayap, Pemahan, S. Melayu Raya
Nanga Tayap, Sandai

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

NAMA PERUSAHAAN
PT. Sawit Mitra Abadi
PT. GY Plantation Indonesia

LUAS (HA)
15.800

LOKASI / KECAMAT AN
Nanga Tayap, Sandai

2.821

Nanga Tayap

PT. Agro Lestari Mandiri

17.890

Nanga Tayap

PT. Citra Sawit Cemerlang

19.400

Nanga Tayap, Sandai

PT. Lestari Abadi Perkasa

5.478

Nanga Tayap, Tumbang Titi, Pemahan

PT. Sandai Makmur Sawit

9.460

Nanga Tayap, Sandai

PT. Permata Sawit Mandiri

15.500

PT. Pertiwi Lenggara Agromas

9.250

Nanga Tayap
Marau

PT. Arrtu Agro Nusantara

11.950

PT. Pranaindah Gemilang

7.565

Matan Hilir Selatan

PT. Anugerah Palm Indonesia

5.964

Manis Mata

PT. Ladang Sawit Mas

6.450

Nanga Tayap

PT. Putra Sari Lestari

17.700

Kendawangan, Matan Hilir Selatan

PT. Lestari Gemilang Inti Sawit

11.765

Nanga Tayap

PT. Agro Manunggal Sawitindo

10.400

Pemahan

PT. Prakarsda Tani Sejati


PT. Karya Makmur Langgeng
Total Luas IUP Kebun Kelapa
Sawit

1.258
16.700

Sandai, Sungai Laur


Simpang Dua

718.205

IUP Kebun Karet


PT. Penggelawaran Jaya Rubber

2.100

Total Luas IUP Kebun Karet

2,100

Nanga Tayap

SUMBER : DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN KETAPANG, 2013.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

LAMPIRAN 2
DATA PEMEGANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN ( IUP ) DI KABUPATEN KETAPANG
NO

NAMA PERUSAHAAN

LUASAN IUP
( Ha )

KOMODITAS

LOKASI

TAHAPAN IUP

IZIN USAHA PERTAMABANGAN EKSPLORASI


1

PUTRA ALAM LESTARI, PT

3,500

Bauksit

Kec. Matan Hilir Selatan

Eksplorasi

BUKIT BELAWAN TUJUH, PT

8,960

Emas DMP

Kec. Tumbang Titi dan Pemahan

Eksplorasi

BUKIT BELAWAN TUJUH, PT

6,096

Emas DMP

Blok Semayuk Kec. Pamahan dan


Nanga Tayap

Eksplorasi

LAHAN MAKMUR SEJAHTERA, PT

1,689

Bauksit

Kec. Nanga Tayap

Eksplorasi

BUKIT BELAWAN TUJUH, PT

3,155

Emas DMP

Blok Muara Landau Kec. Tumbang Titi,


Sei Melayu Rayak

Eksplorasi

LAHAN MAKMUR SEJAHTERA, PT

2,853

Bauksit

Kec. Nanga Tayap

Eksplorasi

LAHAN MAKMUR SEJAHTERA, PT

16,180

Timah

Kec. Nanga Tayap dan Tumbang Titi

Eksplorasi

BUKIT BETUNG SEJAHTERA, PT

22,570

Bauksit

Kec. Marau, Jelai Hulu, Manis Mata

Eksplorasi

ELANG MATAN AMAN SENTOSA, PT

6,525

Bauksit

Blok Bangkal Serai Kec. Kendawangan

Eksplorasi

10

ELANG MATAN AMAN SENTOSA, PT

34,550

Timah

Blok Bangkal Serai Kec. Kendawangan

Eksplorasi

11

ELANG MATAN AMAN SENTOSA, PT

34,550

Bauksit

Blok Bangkal Serai Kec. Kendawangan

Eksplorasi

12

ELANG MATAN AMAN SENTOSA, PT

6,525

Timah

Blok Bangkal Serai Kec. Kendawangan

Eksplorasi

13

LANANG BERSATU, PT

5,698

Galena

Kec. Marau, Jelai Hulu

Eksplorasi

14

LANANG BERSATU, PT

9,202

Galena

Kec. Marau, Jelai Hulu

Eksplorasi

15

LANANG BERSATU, PT

2,959

Bauksit

Kec. Marau, Jelai Hulu

Eksplorasi

16

BUDHI DHARMA INTI TAMBANG, PT

37,400

Bauksit

Kec. Nanga Tayap & Pemahan

Eksplorasi

17

SINAR KALIMANTAN INTI TAMBANG, PT

10,710

Bauksit

Kec. Air Upas & Singkup

Eksplorasi

18

CITA MINERAL INVESTINDO, PT

7,620

Bauksit

Kec. Tumbang Titi dan Marau

Eksplorasi

19

SINAR MAHAKAM UTAMA MINING, PT

17,570

Bauksit

Kec. Pemahan & Tumbang Titi

Eksplorasi

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

NO

NAMA PERUSAHAAN

LUASAN IUP
( Ha )

KOMODITAS

LOKASI

TAHAPAN IUP

20

KARYA GEMILANG KALIMANTAN


MINERAL, PT

16,930

Bijih Besi

Kec. Jelai Hulu, Tumbang Titi

Eksplorasi

21

GUNAJAYA SEJAHTERA MINERAL, PT

4,064

Bijih Besi

Kec. Tumbang Titi, Jelai Hulu

Eksplorasi

22

MULTI BUMI MINERAL, PT

17,210

Bijih Besi

Kec. Tumbang Titi, Jelai Hulu

Eksplorasi

23

KALIMANTAN KILAUAN MINERAL, PT

5,948

Bijih Besi

Blok Jelai Hulu Kec. Jelai Hulu

Eksplorasi

24

BUDHI INTI KARYA TAMBANG, PT

4,000

Bijih Besi

Kec. Jelai Hulu

Eksplorasi

25

CAHAYA KALIMANTAN SEJAHTERA, PT

8,465

Bijih Besi

Kec. Jelai Hulu

Eksplorasi

26

GUNAKARYA INTI TAMBANG, PT

5,701

Bijih Besi

Blok Jelai Hulu Kec. Jelai Hulu

Eksplorasi

27

CITA MINERAL INVESTINDO, PT

9,450

Bauksit

Kec. Tumbang Titi

Eksplorasi

28

KARYA WIJAYA ANEKA MINERAL, PT

3,682

Bijih Besi

Kec. Jelai Hulu

Eksplorasi

29

KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT

7,990

Bauksit

Kec. Matan Hilir Selatan

Eksplorasi

30

KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT

4,691

Bijih Besi

Kec. Kendawangan

Eksplorasi

31

MINERAL JAYA UTAMA, PT

21,380

Bauksit

Kec. Nanga Tayap

Eksplorasi

32

TIGA DAYA UTAMA, PT

4,180

Timah

Kec. Matan Hilir Selatan

Eksplorasi

33

TIGA DAYA UTAMA, PT

2,958

Timah

Kec. Sei Melayu Raya

Eksplorasi

34

BUKIT BELAWAN TUJUH, PT

13,740

Emas

Kec. Matan Hilir Selatan, Sei Melayu,


B. Kayong, Pemahan

Eksplorasi

35

BUKIT BELAWAN TUJUH, PT

15,280

Emas

Kec. Tumbang Titi, Jelai Hulu dan


Pemahan

Eksplorasi

36

GEMA NUSA ABADI MINERAL, PT

12,310

Bijih Besi

Kec. Jelai Hulu & Tumbang Titi

Eksplorasi

37

HARITA PRIMA ABADI MINERAL, PT

626.4

Bijih Besi

Kec. Kendawangan

Eksplorasi

38

RESTU IBU SEJAHTERA, PT

2,361

Bijih Besi

Kec. Jelai Hulu

Eksplorasi

39

LAMAN MINANG, PT

10,890

Bauksit

Kec. Matan Hilir Utara

Eksplorasi

40

SINAR KARYA MANDIRI LESTARI, PT

20,300

Bijih Besi

Kec. Hulu Sungai

Eksplorasi

41

MULTI BUMI MINERAL, PT

18,830

Bijih Besi

Kec. Marau

Eksplorasi

42

ALAS KUSUMA, PT

67,430

Emas

Kec. Hulu Sungai

Eksplorasi

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

NO
43

NAMA PERUSAHAAN
KALIMANTAN BERKAH INTI TAMBANG,
PT

LUASAN IUP
( Ha )

KOMODITAS

13,720

Bauksit

LOKASI

TAHAPAN IUP

Kec. Air Upas & Singkup

Eksplorasi

44

KARYA GEMILANG KALIMANTAN


MINERAL, PT

12,300

Bijih Besi

Kec. Jelai Hulu

Eksplorasi

45

KARYA PERTIWI UTAMA TAMBANG, PT

5,007

Bijih Besi

Kec. Tumbang Titi, Jelai Hulu

Eksplorasi

46

CAHAYA KALIMANTAN SEJAHTERA, PT

3,418

Bijih Besi

Kec. Tumbang Titi

Eksplorasi

47

CITA MINERAL INVESTINDO, PT

44,860

Bauksit

Kec. Sandai & Sungai Laur, Blok


Randau

Eksplorasi

48

KARYA UTAMA TAMBANGJAYA, PT

1,142

Bauksit

Kec. Simpang Hulu

Eksplorasi

49

KARYA UTAMA TAMBANGJAYA, PT

4,312

Bauksit

Kec. Simpang Hulu

Eksplorasi

50

KARYA UTAMA TAMBANGJAYA, PT

7,711

Bauksit

Kec. Simpang Hulu

Eksplorasi

51

BORNEO TAMBANG MAKMUR, PT

845

Bijih Besi

Kec. Hulu Sungai & Nanga Tayap

Eksplorasi

52

SINAR KARYA MANDIRI LESTARI, PT

623.4

Bijih Besi

Kec. Hulu Sungai

Eksplorasi

53

BORNEO TAMBANG MAKMUR, PT

3,641

Bijih Besi

Kec. Hulu Sungai & Nanga Tayap

Eksplorasi

54

BORNEO TAMBANG MAKMUR, PT

11,870

Bijih Besi

Kec. Hulu Sungai

Eksplorasi

55

KETAPANG PUTRA MANDIRI, PT

12,010

Timah

Kec. Matan Hilir Selatan

Eksplorasi

56

KETAPANG PUTRA MANDIRI, PT

22,470

Timah

Kec. Tumbang Titi, MHS, Sei Melayu

Eksplorasi

57

BATU ALAM PANGSUMA, PT

3,601

Timah

Kec. Matan Hilir Selatan

Eksplorasi

58

MINERAL PERSADA INDONESIA, PT

5,146

Bijih Besi

Blok Riam Kec. Jelai Hulu & Kec.


Marau

Eksplorasi

59

KETAPANG PUTRA MANDIRI, PT

20,730

Timah

Kec. Marau, MHS, Singkup,


Kendawangan

Eksplorasi

60

GEMA NUSA ABADI MINERAL, PT

1,079

Bijih Besi

Kec. Jelai Hulu

Eksplorasi

61

SERINDING SUMBER MAKMUR, PT

10,640

Emas DMP

Kec. Sandai

Eksplorasi

62

PT. AIR HITAM RESOURCES

352.5

Zircon

Blok Bagan Rakit Kec. Kendawangan

Eksplorasi

63

PT. AIR HITAM RESOURCES

1,862

Zircon

Kec. Kendawangan

Eksplorasi

64

PT. SUMBER KALBAR LESTARI

448

Zircon

Kec. Kendawangan

Eksplorasi

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

LUASAN IUP
( Ha )

KOMODITAS

2,100

Zircon

Kec. Kendawangan

Eksplorasi

PT. KAYONG SEJAHTERA LESTARI

195

Pasir

Kec. Muara Pawan & Benua Kayong

Eksplorasi

67

PT. KAYONG SEJAHTERA LESTARI

80

Pasir

Kec. Muara Pawan

Eksplorasi

68

PT. KARYA ALAM MINERAL

2,248

Pasir

Kec. Delta Pawan & Muara Pawan

Eksplorasi

69

PT. KARYA ALAM MINERAL

1,580

Pasir

Kec. Delta Pawan & Benua Pawan

Eksplorasi

70

PILAR ANGSANA, CV

1,865

Zircon

Kec. Matan Hilir Selatan

Eksplorasi

NO

NAMA PERUSAHAAN

65

PT. SUMBER KALBAR LESTARI

66

LOKASI

TAHAPAN IUP

IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI


1

HARITA UTAMA ABADI MINERAL, PT

7,833

Bauksit

Kec. Marau - Air Upas

Operasi Produksi

HARITA UTAMA ABADI MINERAL, PT

5,153

Bauksit

Kec. Marau - Air Upas

Operasi Produksi

LIGAT AKSES, CV

197

Timah

Kec. MH. Selatan

Operasi Produksi

KARYA WIJAYA ANEKA MINERAL, PT

2,060

Bijih Besi

Kec. Jelai Hulu

Operasi Produksi

KARYA WIJAYA ANEKA MINERAL, PT

2,055

Bijih Besi

Kec. Marau dan Kendawangan

Operasi Produksi

HARITA UTAMA ABADI MINERAL, PT

193

Bijih Besi

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

JOPPA CENTRAL JAYA, PT

195.8

Timah

Kec. Tumbang Titi

Operasi Produksi

KARYA UTAMA TAMBANGJAYA, PT

4,440

Bauksit

Sekucing Labai Kec. Simpang Hulu

Operasi Produksi

SUMBER KALBAR LESTARI, PT

196.7

Timah

Kec. Tumbang Titi

Operasi Produksi

10

HARITA UTAMA ABADI MINERAL, PT

2,382

Bauksit

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

11

RESTU IBU SEJAHTERA, PT

197

Bijih Besi

Kec. Jelai Hulu

Operasi Produksi

12

GEMA NUSA ABADI MINERAL, PT

200

Bijih Besi

Kec. Jelai Hulu

Operasi Produksi

13

BIUTAK JAYA BERSAMA, PT

192.5

Timah

Kec. Tumbang Titi

Operasi Produksi

14

ALAM PERDANA ZIRCON, PT

195.8

Timah

Kec. Tumbang Titi

Operasi Produksi

15

LABAI PERTIWI TAMBANG, PT

16,700

Bauksit

Kec. Simpang Hulu

Operasi Produksi

16

CITA MINERAL INVESTINDO, PT

24,900

Bauksit

Kec. Simpang Dua

Operasi Produksi

17

CAHAYA MANDIRI LESTARI, PT

170

Timah

Kec. Matan Hilir Selatan

Operasi Produksi

18

HARITA PRIMA ABADI MINERAL, PT

24,090

Bauksit

Kec. Marau - Air Upas

Operasi Produksi

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

NO

NAMA PERUSAHAAN

LUASAN IUP
( Ha )

KOMODITAS

LOKASI

TAHAPAN IUP

19

KARYA UTAMA TAMBANGJAYA, PT

4,438

Bauksit

Sekucing Labai Kec. Simpang Hulu

Operasi Produksi

20

LANANG BERSATU, PT

1,072

Galena

Blok Batu Perak Kec. Marau

Operasi Produksi

21

CITA MINERAL INVESTINDO, PT

24,910

Bauksit

Kec. Simpang Hulu, Simpang Dua

Operasi Produksi

22

KARYA UTAMA TAMBANGJAYA, PT

8,705

Bauksit

Kec. Simpang Hulu

Operasi Produksi

23

PUTRA ALAM LESTARI, PT

2,230

Bijih Besi

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

24

KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT

8,750

Bijih Besi

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

25

PUTRA ALAM LESTARI, PT

4,383

Bauksit

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

26

PUTRA ALAM LESTARI, PT

1,493

Bijih Besi

Kec. Kendawangan, Matan Hilir


Selatan

Operasi Produksi

27

PUTRA ALAM LESTARI, PT

6,705

Bauksit

Kec. Kendawangan, Matan Hilir


Selatan

Operasi Produksi

28

PUTRA ALAM LESTARI, PT

2,880

Bauksit

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

29

PUTRA ALAM LESTARI, PT

8,271

Bijih Besi

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

30

PUTRA ALAM LESTARI, PT

946.7

Bijih Besi

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

31

KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT

846

Bauksit

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

32

KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT

3,426

Bauksit

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

33

PUTRA ALAM LESTARI, PT

608

Bauksit

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

34

PUTRA ALAM LESTARI, PT

1,030

Bijih Besi

Blok Kelampai Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

35

PUTRA ALAM LESTARI, PT

667

Bauksit

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

36

JOPPA CENTRAL JAYA, PT

182

Timah

Kec. Tumbang Titi & Matan Hilir


Selatan

Operasi Produksi

37

KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT

196.6

Barit

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

38

PUTRA ALAM LESTARI, PT

3,743

Bijih Besi

Kec. Kendawangan & Matan Hilir


Selatan

Operasi Produksi

39

KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT

5,117

Bijih Besi

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

40

PUTRA ALAM LESTARI, PT

1,879

Bauksit

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

NO

NAMA PERUSAHAAN

LUASAN IUP
( Ha )

KOMODITAS

41

KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT

2,166

Bijih Besi

42

BIUTAK JAYA BERSAMA, PT

4,974

Timah

43

PASIR MAS PUTIH, PT

6,855

44

PASIR MAS PUTIH, PT

45

LOKASI

TAHAPAN IUP

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

Kec. Matan Hilir Selatan & Tumbang


Titi

Operasi Produksi

Bijih Besi

Kec. Matan Hilir Selatan, Marau &


Tumbang Titi

Operasi Produksi

2,023

Bijih Besi

Kec. Marau

Operasi Produksi

LAMAN MINING, PT

13,460

Bauksit

Kec. Matan Hilir Utara dan Nanga


Tayap

Operasi Produksi

46

SANDAI INTI JAYA TAMBANG, PT

19,280

Bauksit

Kec. Sandai & Sungai Laur

Operasi Produksi

47

KETAPANG KARYA UTAMA, PT

15,630

Bauksit

Kec. Nanga Tayap

Operasi Produksi

48

KETAPANG KARYA UTAMA, PT

5,071

Bauksit

Kec. Nanga tayap

Operasi Produksi

49

SANDAI KARYA UTAMA, PT

24,540

Bauksit

Kec. Sandai & Nanga Tayap

Operasi Produksi

50

BUMI PALONG, PT

891.5

Timah

Kec. Matan Hilir Selatan

Operasi Produksi

51

BUMI LIPUTAN TEKNIK, PT

6,855

Timah

Kec. Matan Hilir Selatan, Marau &


Tumbang Titi

Operasi Produksi

52

BUMI LIPUTAN TEKNIK, PT

2,023

Timah

Kec. Marau

Operasi Produksi

53

SULTAN RAFLI MANDIRI, PT

99.90

Emas

Kec. Tumbang Titi

Operasi Produksi

54

PT. SUMBER KALBAR LESTARI

197.7

Zircon

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

55

CV. FIRDA JAYATAMA MINING

49.6

Zircon

Kec. MH. Selatan

Operasi Produksi

56

PT. ALAM PERDANA ZIRCON

1,800

Zircon

Kec. Tumbang Titi

Operasi Produksi

57

PT. GADJAH MADA PALAPA UTAMA

196.2

Zircon

Desa Bangkal Serai Kec.


Kendawangan

Operasi Produksi

58

PT. GADJAH MADA PALAPA UTAMA

196.2

Kaolin

Desa Bangkal Serai Kec.


Kendawangan

Operasi Produksi

59

CV. CHINDO DUTA UTAMA

194.6

Kuarsa

Desa Bangkal Serai Kec.


Kendawangan

Operasi Produksi

60

CV. CHINDO DUTA UTAMA

194.6

Kaolin

Desa Bangkal Serai Kec.


Kendawangan

Operasi Produksi

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

NO

NAMA PERUSAHAAN

LUASAN IUP
( Ha )

KOMODITAS

196.2

Zircon

Kec. Kendawangan Blok Air Hitam

Operasi Produksi

170

Zircon

Kec. Matan Hilir Selatan

Operasi Produksi

191.7

Zircon

Kec. Matan Hilir Selatan

Operasi Produksi

LOKASI

TAHAPAN IUP

61

PT. ALAM PERDANA ZIRCON

62

PT. CAHAYA MANDIRI LESTARI

63

CV. PILAR ANGSANA

64

PT. JOPPA CENTRAL JAYA

182

Zircon

Kec. Tumbang Titi & Matan Hilir


Selatan

Operasi Produksi

65

CV. CHINDO DUTA UTAMA

2,059

Zircon

Blok Kelampal Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

66

PT. GADJAH MADA PALAPA UTAMA

2,063

Zircon

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

67

PT. AIR HITAM RESOURCES

194

Zircon

Desa Air Hitam Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

68

CV. LIGAT AKSES

2,082

Zircon

Kec. MH. Selatan

Operasi Produksi

69

CV. REMAONG PERKASA MANDIRI

1,828

Zircon

Kec. Matan Hilir Selatan

Operasi Produksi

70

PT. ALAMANDA INDONESIA

197.4

Zircon

Desa Sungai Nanjung Kec. MHS

Operasi Produksi

71

PT. ALAMANDA INDONESIA

197.4

Zircon

Kec. Kendawangan

Operasi Produksi

SUMBER : DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN KETAPANG, 2013.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

LAMPIRAN 3.
DATA PERUSAHAAN YANG MEMILIKI DOKUMEN LINGKUNGAN (AMDAL/UKL-UPL) DI KABUPATEN KETAPANG

No

Nama Perusahaan

Jenis
Kegiatan

Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Lokasi Kegiatan

2006

SK Gubernur Nomor
789 Tahun 2006,
Tanggal 30 Nopember
2006

Kec. Tumbang Titi


dan Kec. Matan Hilir
Selatan

Kec. Jelai Hulu

1.

PT. WAHAKERTA
EKALESTARI

2.

PT. FANGIONO AGRO


PLANTATION

Perkebunan

2007

SK Gubernur Nomor
889 tahun 2007,
tanggal 23 Oktober
2007

3.

PT. ALAM PERDANA


ZIRKON

Pertambangan

2007

SK. Bupati Ketapang


No. 395 Th 2007. tgl.
5-11- 2007

Kec. Tumbang Titi


dan Kec. Melayu
Rayak

4.

PT. ARRTU
PLANTATION

Perkebunan

2007

SK Gubernur Nomor
996 Tahun 2007,
tanggal 5 Desember
2007

Kec. Matan Hilir


Selatan dan Kec.
Tumbang Titi

5.

PT.ADITYA
AGROINDO

Perkebunan

2007

SK. Gubernur Nomor


338 Tahun 2007,
Tanggal 5 Juni 2007

Kec. Simpang Hulu

6.

PT.LANANG
BERSATU

Pertambangan

2007

SK Gubernur Nomor 23
Tahun 2007, Tanggal
11 Januari 2007

Kec. Marau

HTI

Deskripsi Kegiatan

Usaha Pemanfaatan Hasil


Hutan Kayu pada Hutan
Tanaman ( IUPHHK-HT )Luas
Areal : 25.082 Ha
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas Areal : 20.600 Ha ;
Kapasitas 60 Ton TBS/jam)
Penambangan Zircon Luas:
2.000 Ha
Perkebunan dan pembangunan
Pabrik Pengolahan Kelapa
Sawit (Luas areal : 17.800 Ha
kapasitas 60 Ton TBS/jam)
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit (
Luas Bruto : 20.000 Ha :
Luas Netto : 16.000 Ha;
Kapasitas : 60 Ton TBS/ Jam )
Penambangan Bijih GalenaSphaleriteLuas Areal : 6.779
Ha

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

Nama Perusahaan

Jenis
Kegiatan

Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Lokasi Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

7.

CV. CHINDO DUTA


UTAMA

Pertambangan

2008

SK. Bupati Ketapang


No. 213 Th 2008 Tgl. 8
Mei 2008

Kec. Kendawangan

Penambangan Zirkon Luas:


2.059 Ha

8.

CV. LIGAT AKSES

Pertambangan

2008

SK. Bupati Ketapang


No. 211 Th 2008 Tgl. 8
Mei 2008

Kec. Matan Hilir


Selatan

Penambangan Zirkon Luas:


2.014 Ha

9.

CV. REMAONG
PERKASA MANDIRI

Pertambangan

2008

SK. Bupati Ketapang


No.89 Th. 2008. tgl. 19
2 2008

Kec. M.H. Selatan dan


Kec.Melayu Rayak

Penambangan Zirkon Luas:


1.828 Ha

10.

PT. GAJAH MADA


PALAPA UTAMA

Pertambangan

2008

SK. Bupati Ketapang


No. 214 Th 2008 Tgl. 8
Mei 2008

Kec. Kendawangan

Penambangan Zirkon Luas:


2.059 Ha

11.

PT. HARITA PRIMA


ABADI MINERAL

Pertambangan

2008

SK. Bupati Ketapang


No. 212 Th 2008 tgl. 8
Mei 2008

Kec. Simpang Dua

Penambangan Bouksit Luas:


33.700 Ha

12.

PT. MAS PUTIH


BELITUNG

Pertambangan

2008

SK. Bupati Ketapang


No. 209 Th 2008 tgl. 8
Mei 2008

Kec. Jelai Hulu

Penambangan Bijih Besi Luas:


2.060 Ha

13.

PT. MAS PUTIH


BELITUNG.

Pertambangan

2008

SK. Bupati Ketapang


No. 210 Th 2008 tgl. 8
Mei 2008

Kec. Kendawangan

Penambangan Bijih Besi Luas:


2.055 Ha

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

Nama Perusahaan

14.

PT. MULIA BHAKTI


KAHURIPAN

15.

PT. SINAR KARYA


MANDIRI

Jenis
Kegiatan

Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Perkebunan

2008

SK. Gubernur Nomor


425 Tahun 2007,
Tanggal : 11 JUNI 2008

Perkebunan

Lokasi Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Kec. Laur dan Kec.


Sandai

(Luas Bruto 20.000 Ha : Luas


Netto 12.000 Ha Kapasitas
60 Ton TBS/jam)

2008

SK Gubernnur No. 559


Tgl. 24 Juli 2008

Kec. Muara Pawan

Perkebunan Kelapa Sawit


( Luas 26.900 Ha) dan Pabrik
Pengolahan 2 unit (@ 60 Ton
TBS/ jam)

Kec. Marau dan Jelai


Hulu

Perkebunan dan pabrik


pengolahan kelapa sawit (Luas
6.100 Ha, Kapasitas pabrik
30 Ton TBS/jam)
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas 8.000 Ha, Kapasitas
45Ton TBS/Jam)
Perkebunan dan pabrik
pengolahan kelapa sawit (Luas
13.400 Ha, Kapasitas pabrik
60 Ton TBS/jam)

16.

PT. AGRIPLUS

Perkebunan

2009

SK Gubernur No. 171


Tahun 2009 Tanggal 13
April 2009

17.

PT. AGRO
SEJAHTERA
MANUNGGAL

Perkebunan

2009

SK Gubernur No. 714


Tahun 2009 Tgl. 8
Desember 2009

Kec. Kendawangan

18.

PT. ANDES AGRO


INVESTAMA

Perkebunan

2009

Nomor 637 tanggal 2


November 2009

Kec. Kendawangan
dan Singkup

19.

PT. ANDES SAWIT


LESTARI

2009

Nomor 638 tanggal 2


November 2009

Kec. Kendawangan
dan Singkup

Perkebunan dan pabrik


pengolahan kelapa sawit (Luas
15.700 Ha, Kapasitas pabrik
60 Ton TBS/jam)

20.

PT. ANDES SAWIT


MAS

2009

Nomor 547 tanggal 17


September 2009

Kec. Marau dan Jelai


Hulu

Perkebunan dan pabrik


pengolahan kelapa sawit (Luas
16.100 Ha, Kapasitas pabrik
60 Ton TBS/jam)

Perkebunan

Perkebunan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

Nama Perusahaan

Jenis
Kegiatan

Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Lokasi Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Kec. Manismata

Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 9.700 Ha; Kapasitas
60 Ton TBS/jam

Perkebunan

2009

SK Gubernur No. 632


Tahun 2009 tanggal 2
November 2009

PT. ASIA T ANI


PERSADA

HTI

2009

Nomor 711 tanggal 8


Desember 2009

Kec. Simpang Hulu

IUPHHK-HTI Luas : 20.740 Ha

PT. BATU MAS


SEJAHTERA

Perkebunan

2009

Nomor 285 tanggal 20


Mei 2009

Kec. Sandai dan Kec.


Sungai Laur

Perkebunan dan Pabrik Kelapa


Sawit (Luas 16.300 Ha,
Kapasitas 60 Ton TBS/Jam)

Perkebunan

2009

SK Gubernur Nomor
375/BLHD/2010
Tanggal 12 Agustus
2010

Kec. Kendawangan

Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas 13.500 Ha, Kapasitas
45 Ton TBS/Jam)

HTI

2009

Nomor 371 tanggal 8


Juni 2009

Kec. Kendawangan

IUPHHK-HTI seluas 42.450


Ha

2009

SK Gubernur Nomor
714 Tahun 2009
Tanggal 8 Desember
2009

Kec. Kendawangan

Perkebunan (luas: 11.000 ha)


dan Pembangunan Pabrik
Kelapa Sawit (45 Ton TBS/jam)

2009

SK Gubernur Nomor
755 Tahun 2009
Tanggal 11 Nopember
2009

Kec. Marau

Perkebunan Kelapa Sawit (luas


: 3.444,17 ha)

21.

PT. ANUGERAH
PALM INDONESIA

22.

23.

24.

PT. BERKAT NABATI


SEJAHTERA

25.

PT. BUANA
MEGATAMA JAYA

26.

PT. BUMI SAWIT


SEJAHTERA (BGA
GROUP)

27.

PT. CAHAYA NUSA


GEMILANG

Perkebunan

Perkebunan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

Nama Perusahaan

28.

PT. CITRA SAWIT


CEMERLANG

29.

PT. HIJAU
NUSANTARA

30.

PT. KALIMANTAN
PRIMA AGRO
MANDIRI

Jenis
Kegiatan

Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Lokasi Kegiatan

Deskripsi Kegiatan
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 15.119 Ha, Kapasitas
60 Ton TBS/jam)

Perkebunan

2009

Kec. Sandai, Hulu


Sungai dan Kec.
Nanga Tayap

HTI

2009

Kabupaten Sanggau,
Sekadau dan
Ketapang

IUPHHK-HTI seluas 88.410


Ha

Perkebunan

2009

SK Gubernur 716 Tahun


2009 Tanggal 8
Desember 2009

Kec. Kendawangan
dan Kec.Manismata

Perkebunan (luas: 20.000 ha)


dan Pembangunan Pabrik
Kelapa Sawit (45 Ton TBS/jam)

Kec. Marau

Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas 3.550 Ha, Kapasitas
30 Ton TBS/Jam)
Perkebunan dan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas 12.350 Ha, Kapasitas
60 Ton TBS/Jam)

31.

PT. KARYA BAKTI


AGRO SEJAHTERA

Perkebunan

2009

SK Gubernur 756 Tahun


2009 Tanggal 8
Desember 2010

32.

PT. KUSUMA ALAM


SARI

Perkebunan

2009

SK Gubernur Nomor
286 Tahun 2009
Tanggal 8 Juni 2009

Kec. Nanga Tayap


dan Pemahan

33.

PT. MAHKOTA RIMBA


UTAMA

HTI

2009

Nomor 438 tanggal 9


Juli 2009

Kec. Sungai Laur dan


Simpang Dua

IUPHHK-HTI seluas 74.480 Ha

Nomor 542 tanggal 16


Tahun 2009

Kab. Ketapang (Kec


Simpang Hulu & Kec.
Simpang Dua) dan
Kab. Kayong Utara
(Kec. Simpang Hilir
dan Kec. Teluk
Batang)

IUPHHK-HTI seluas 136.710


Ha

34.

PT. MAYAWANA
PERSADA

HTI

2009

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

35.

Nama Perusahaan

PT. MEGA ALAM


SENTOSA

Jenis
Kegiatan

Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

HTI

2009

Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Nomor 739 tanggal 28


Desember 2009

Lokasi Kegiatan

Kabupaten Sintang,
Melawi dan Ketapang

Deskripsi Kegiatan

IUPHHK-HTI seluas 191,328


ha
perkebunan (Luas Areal :
13.000 ha) dan pabrik
pengolahan kelapa sawit
(Kapasitas Pabrik : 60 Ton
TBS/jam
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas 15.944 Ha, Kapasitas
60 Ton TBS/Jam)

36.

PT. MITRA SAUDARA


LESTARI

Perkebunan

2009

37.

PT. PERMATA SAWIT


MANDIRI

Perkebunan

2009

38.

PT. PRIMA BUMI


SENTOSA

HTI

2009

Nomor 45 tanggal 16
Januari 2009

Kec. Simpang Hulu


dan Simpang Dua

IUPHHK-HTI

39.

PT. SAWIT JAYA


MAKMUR

Perkebunan

2009

SK Gubernur Nomor
284 tanggal 20 Mei
2009

Kec. Nanga Tayap

Perkebunan dan Pabrik Kelapa


Sawit (Luas 16.000 Ha,
Kapasitas 60 Ton TBS/Jam)

40.

PT. WANA HIJAU


PESAGUAN

HTI

2009

SK Kelayakan No 498
Tahun 2009 tanggal 1
september 2009

Kec. Nanga Tayap,


Tumbang Titi, Jelai
Hulu dan Hulu Sungai.

IUPHHK-HTI seluas 104.975


Ha

41.

PT. WANA MUKTI


LESTARI

HTI

2009

SK Kelayakan No 633
Tahun 2009 tanggal 6
November 2009

Kec. Hulu Sungai dan


Kec. Nanga Tayap

UPHHK-HA seluas 46.235


Ha

Nomor 738 tanggal 28


Desember 2009

Kec. Manismata

Kec. Sandai, Hulu


Sungai dan Kec.
Nanga Tayap

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

42.

43.

Nama Perusahaan

PT. ARRTU AGRO


NUSANTARA

PT. ARRTU BORNEO


PERKEBUNAN

44.

PT. ARRTU ENERGIE


RESOURSES

45.

PT. DAYA T ANI


KALBAR

46.

PT. LADANG SAWIT


MAS

Jenis
Kegiatan

Perkebunan

Perkebunan

Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

2010

2010

Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Lokasi Kegiatan

SK Gubernur No :
396/BLHD/2010 tanggal
31 Agustus 2010

Kec. Marau, Kec.


Singkup dan Kec. Air
Upas

SK Gubernur No :
395/BLHD/2010 tanggal
31 Agustus 2010

Kec. Nanga Tayap,


Kec. Pemahan, Kec.
Sungai Melayu Rayak,
Kec. Matan Hilir
Selatan dan Kec.
Benua Kayong

Deskripsi Kegiatan
Perkebunan dan Pabrik
Pengolahan luas 13.870 Ha,
Kapasitas Pabrik 45 Ton
TBS/Jam. (Luasan Final yang
akan dibahas hanya pada
areal APL saja seluas
12.819 Ha)
Perkebunan dan Pabrik
Pengolahan luas 13.870 Ha,
Kapasitas Pabrik 60 Ton
TBS/Jam. (Luasan Final yang
akan dibahas hanya pada
areal APL saja seluas 7.905
Ha)

Perkebunan

2010

Kec. Matan Hilir


Utara, Kec. Matan
Hilir Selatan, Kec.
Benua Kayong, Kec.
Sei. Melayu Rayak
dan Kec. Nanga
Tayap

HTI

2010

Kec. Batu Ampar Kab.


Kubu Raya dan Kec.
Simpang Hulu

Kanalisasi Lahan Gambut


UPHHK-HTI Luas Areal
56.060 Ha

Kec. Nanga Tayap

Perkebunan dan pabrik


pengolahan kelapa sawit (Luas
8.300 Ha, Kapasitas pabrik
35 Ton TBS/jam)

Perkebunan

2010

Nomor 49/BLHD/2010
Tgl. 27 Januari 2010

Perkebunan dan Pabrik


Pengolahan luas 16.000 Ha,
Kapasitas Pabrik 60 Ton
TBS/Jam.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

Nama Perusahaan

47.

PT. LINGGA TEJA


WANA

48.

PT. PERTIWI
LENGGARA
AGROMASA

49.

PT. SANDAI MAKMUR


SAWIT

50.

PT. SAWIT MAKMUR


SEJAHTERA

51.

PT. SUKSES KARYA


SAWIT

52.

PT. KAYONG AGRO


LESTARI

53.

PT. KARYA MAKMUR


LANGGENG

Jenis
Kegiatan

HTI

Perkebunan

Perkebunan

Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

2010

2010

SK Gubernur Nomor :
376/BLHD/2010
Tanggal 12 Agustus
2010

2010

Lokasi Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Kec. Sandai Kec. Hulu


Sungai

Usaha pemanfaatan Hasil


Hutan Kayu Pada Hutan
Tanaman Industri UPHHK-HTI
Luas Areal 13.600 Ha

Kec. Marau dan Kec.


Air Upas

Perkebunan dan Pabrik


Pengolahan Kelapa Sawit (luas
11.770 Ha, Kapasitas Pabrik
60 Ton TBS/Jam)

Kec. Sandai dan Kec.


Nanga Tayap

Perkebunan dan Pabrik


Pengolahan luas 10,100 Ha,
Kapasitas Pabrik 60 Ton
TBS/Jam. .
Perkebunan dan Pabrik
Pengolahan (luas 14.750 Ha,
Kapasitas Pabrik 60 Ton
TBS/Jam)
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas 13.500 Ha, Kapasitas
45 Ton TBS/Jam)

2010

SK Gubernur Nomor
262/BLHD/2010 tanggal
24 Mei 2010

Kec. Sandai dan Kec.


Hulu Sungai

Perkebunan

2010

SK Gubernur Nomor
374/BLHD/2010
Tanggal 12 Agustus
2010

Kec. Kendawangan

Perkebunan

2010

SK Gubernur No. 123


Tahun 2010
Tgl. 1 Maret 2010

Kec. Matan Hilir Utara

Perkebunan kelapa sawit (Luas


: 20.000 Ha) Pabrik
Pengolahan (30 Ton TBS/Jam)

Nomor 131/BLHD/2010
Tgl. 18 Maret 2010

Kec. Simpang Dua


dan Kec. Simpang
Hulu Kabupaten
Ketapang

Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas 18.650 Ha, Kapasitas
45 Ton TBS/Jam)

Perkebunan

Perkebunan

2010

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

Nama Perusahaan

Jenis
Kegiatan

Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Kecamatan Matan
Hilir Selatan dan
Kendawangan
Kabupaten Ketapang

kebun dan Pabrik Luas :


22.250 Ha Kapasitas : 60 Ton
TBS/jam

Lokasi Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

54.

PT. PUTRA SARI


LESTARI

Perkebunan

2010

Nomor 132/BLHD/2010
tanngal 23 Maret 2010

55.

PT. LANANG AGRO


BERSATU

Perkebunan

2010

Nomor 308/BLHD/2010
Tgl. 12 April 2010

Kecamatan Sandai
Kabupaten Ketapang

Kebun dan Pabrik Luas :


15.000 Ha Kapasitas : 60 Ton
TBS/jam

56.

PT. ASIA MUKTI


LESTARI

Perkebunan

2010

No 424/BLHD/2010
Tanggal 22 Sept 2010

Kecamatan Simpang
Hulu Kabupaten
Ketapang

kebun dan Pabrik Luas :


7.950 Ha Kapasitas : 30 Ton
TBS/jam

57.

PT. PRANAINDAH
GEMILANG

Perkebunan

2010

Nomor 135/BLHD/2010
Tgl. 22 Maret 2010

Kec. Matan Hilir


Selatan Kab.
Ketapang

Kebun dan Pabrik Pengolahan


Kelapa Sawit ( 5.100 Ha,
Kapasitas 30 Ton TBS/Jam)

58.

PT. SUNGAI PUTRI


AGRO SAWIT

Perkebunan

2010

Kec. Muara Pawan


Kec. Matan Hilir Utara
Kab. Ketapang

59.

PT. BUDIDAYA AGRO


LESTARI

Perkebunan

2010

Kecamatan Air Upas


dan Kecamatan
Marau Kab. Ketapang

Perkebunan dan Pabrik


Pengolahan luas 18,000 Ha,
Kapasitas Pabrik 60 Ton
TBS/Jam (Berdasarkan
telaahan BPKH luasan final
yang akan dibahas adalah
15.357 Ha dan 60 Ton
TBS/Jam)
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 11.200 Ha; Kapasitas
60 Ton TBS/jam

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

60.

61.

62.

Nama Perusahaan

PT. SANDIKA NATA


PALMA

PT. MUSTIKA AGUNG


SENTOSA

PT. MENTARI
PRATAMA

Jenis
Kegiatan

Perkebunan

Perkebunan

Perkebunan

Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Kecamatan Air Upas


dan Kecamatan
Marau Kab. Ketapang

2010

2010

Lokasi Kegiatan

SK Nomor
619/BLHD/2010 Tgl 28
Des 2010

Kec. Simpang Hulu


Kab. Ketapang

2011

Kec. Tumbang Titi


Kab. Ketapang

63.

PT. LESTARI ABADI


PERKASA

Perkebunan

2011

Kec. Nanga Tayap


(Luas: 13.000 Ha;
Kapasitas 60 Ton
TBS/jam Kec.
Tumbang Titi

64.

PT. BEKATIK
LESTARI

Perkebunan

2011

Kec. Tumbang Titi


dan Kec. Jelai Hulu
Kab. Ketapang

65.

PT.MANDIRI KAPITAL
JAYA

Perkebunan

2011

Kec. Singkup, Kec. Air


Upas dan Kec.
Kendawangan Kab.
Ketapang

Deskripsi Kegiatan
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 11.305 Ha; Kapasitas
60Ton TBS/jam
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 19.800Ha; Kapasitas
60 Ton TBS/jam
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 5.929 Ha; Kapasitas
60 Ton TBS/jam
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 13.000 Ha; Kapasitas
60 Ton TBS/jam
perkebunan dan pabrik
pengolahan kelapa sawit luas
Areal 4.500 Ha kapasitas
pabrik 30 Ton TBS /Jam
perkebunan dan pabrik
pengolahan kelapa sawit
4.971 Ha Kapasitas pabrik
45 Ton TBS/jam

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

No

Nama Perusahaan

Jenis
Kegiatan

Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Lokasi Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

66.

PT. PASIR MAS


PUTIH

Pertambangan

2010

Nomor 226/BLHD/2010
Tanggal 3 mei 2010

Kecamatan Marau
dan Kendawangan
Kabupaten Ketapang

Pertambangan Bijih Besi (Luas


8.878 Ha)

67.

PT. LAMAN MINING

Pertambangan

2011

No 191/BLHD/2011 Tgl
22 Maret 2011

Kec. Matan Hilir Utara


Kab. Ketapang

Pertambangan Bauksit (Luas


32. 510 Ha)

68.

PT. GEMA NUSA


ABADI MINERAL

Pertambangan

2011

Kec. Tumbang Titi &


Kec. Jelai Hulu Kab.
Ketapang

Pertambangan Bijih Besi (Luas


13.670 Ha)

69.

PT. KETAPANG
MAKMUR MANDIRI

Pertambangan

2011

Kec. Tumbang Titi &


Kec. Marau Kab.
Ketapang

Pertambangan Timah (Luas


22.480 Ha)

70.

PT. KETAPANG
KARYA UTAMA

Pertambangan

2011

Kec. Sandai dan Kec.


Nanga Tayap Kab.
Ketapang

Pertambangan Bauksit (Luas


22.260 Ha) Produksi/tahun
( 3.000.000 m3/tahun)

71.

PT. SANDAI INTI


JAYA T AMBANG

Pertambangan

2011

Kec. Sandai dan Kec.


Sungai Laur Kab.
Ketapang

Pertambangan Bauksit (Luas


24.095 Ha) Produksi/tahun
( 3.500.000 m3/tahun)

72.

PT. MINERAL JAYA


UTAMA

Pertambangan

2011

Kec. Nanga Tayap


Kab. Ketapang

Pertambangan Bauksit (Luas


21.380 Ha)

No. SK 382/BLHD/2011
21 Juli 2011

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Jenis
Kegiatan

Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

PT. SANDAI KARYA


UTAMA

Pertambangan

2011

Kec. Sandai dan


Kec. Nanga Tayap
Kab. Ketapang

Pertambangan Bauksit (Luas


24.393 Ha)

PT. BUMI PALONG

Pertambangan

2011

Kec. Matan Hilir


Selatan Kab.
Ketapang

Pertambangan Timah (Luas


891,5 Ha) renc. Produksi
539 Ton/tahun

No

Nama Perusahaan

73.

74.

Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)

Lokasi Kegiatan

75.

PT. BIUTAK JAYA


BERSATU

Pertambangan

2011

Kec. Matan Hilir


Selatan dan Kec.
Tumbang Titi Kab.
Ketapang

76.

PT. LANANG
BERSATU

Pertambangan

2011

Kec. Marau dan Kec.


Jelai Hulu kab.
Ketapang

Deskripsi Kegiatan

Pertambangan Timah (Luas


IUP eksplorasi 4. 974 Ha,
Luas renc. Produksi 4. 974
Ha, renc. Produksi 846,55 Ton
/ Tahun)
Pertambangan Bauksit Luas
renc. Operasi produksi 2.959
Ha Renc. Produksi 950.000
Ton/Tahun

SUMBER ; KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KETAPANG, 2013.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

LAMPIRAN 4
SEBARAN KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2007 2013
Tahun
2007

Jenis Kegiatan
Penanaman

Luas
(Ha)

Jenis
Tanaman

Jumlah
(Btg)

Status
Kawasan

Kecamatan

Dusun/Desa

Nanga Tayap

Dsn Cali
Ds Pangkalan Telok

Reboisasi HL
Gn. Tarak

100

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet

42,350
42,350
36,300

Ds Betenung

Reboisasi HL
Gn. Barubayan

100

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet

42,350
42,350
36,300

Ds Sembelengan

Reboisasi HL
Gn. Tarak

600

Ha

Karet
Mahoni
Sungkai
Gaharu

217,800
217,800
181,500
108,900

Dalam
Kawasan

Ds Tayap

Reboisasi HL
Gn Batu
Menangis

300

Ha

Karet
Sungkai
Mahoni
Gaharu

108,900
108,900
90,750
54,450

Dalam
Kawasan

Sungai
Melayu Raya

Ds Sungai
Melayu

Reboisasi HL
Gn. Belaban
Tujuh

300

Ha

Karet
Sungkai
Mahoni
Gaharu

108,900
108,900
90,750
54,450

Dalam
Kawasan

Tumbang Titi

Ds Sepauhan Raya
Ds Mahawa

Reboisasi HL
Bukit Raya

300

Ha

Karet
Sungkai
Mahoni
Gaharu

108,900
108,900
90,750
54,450

Dalam
Kawasan

Sandai

Ds Penjawaan

Pembuatan

25

Ha

- Sungkai

4,400

Dalam
Kawasan

Luar

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun

2008

Kecamatan

Dusun/Desa

Jenis Kegiatan
Penanaman
Hutan Rakyat

Luas
(Ha)

Jenis
Tanaman
- Karet Opas

Jumlah
(Btg)
6,600

Status
Kawasan
Kawasan

Benua
Kayong

Ds Suka Baru

Pembuatan
Hutan
Mangrove

100

Ha

- Bakau
- Nipah
- Api - Api

20,000
45,000
45,000

Luar
Kawasan

Manis Mata

Ds Manis Mata

Pembuatan
Hutan
Rakyat

55

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas

9,015
7,045
8,140

Luar
Kawasan

Nanga Tayap

Ds Pangkalan Telok

Pengkayaan
Reboisasi

34

Ha

- Sungkai
- Gaharu
- Karet

7,200
7,200
6,171

Luar
Kawasan

Ds Kayong Hulu

Pembuatan
Hutan Rakyat

35

Ha

- Gaharu
- Karet Opas

10,780
4,620

Luar
Kawasan

Ds Batu Mas

Pembuatan
Hutan Rakyat

35

Ha

- Gaharu
- Karet Opas

10,780
4,620

Luar
Kawasan

Ds Betenung

Pembuatan
Hutan Rakyat

50

Ha

- Gaharu
- Karet Opas

15,400
6,600

Luar
Kawasan

Ds Belaban

Reboisasi HL
Bukit Raya

350

Ha

Karet
Sungkai
Mahoni
Gaharu

84,700
169,400
84,700
84,700

Dalam
Kawasan

Ds Belaban

Reboisasi HL
Bukit Raya

350

Ha

Mahoni
Sungkai
Meranti
Karet

166,168
184,981
30,000
163,350

Dalam
Kawasan

Ds Runjai Jaya

Pembuatan

35

Ha

- Mahoni

Marau

6,375

Luar

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun

Kecamatan

Matan Hilir
Selatan

Dusun/Desa

Jenis Kegiatan
Penanaman
Hutan Rakyat

Luas
(Ha)

Jenis
Tanaman
- Sungkai
- Karet Opas

Jumlah
(Btg)
4,405
4,620

Status
Kawasan
Kawasan

Ds Pesaguan
Kiri

Pembuatan
Hutan Rakyat

50

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas

6,600
6,600
8,800

Luar
Kawasan

Ds Pesaguan
Kanan

Pembuatan
Hutan Rakyat

50

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas

6,600
6,600
8,800

Luar
Kawasan

Dsn Pagar
Mentimun
ds Sei. Nanjung

Pembuatan
Hutan Rakyat

25

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas

3,300
3,300
4,400

Luar
Kawasan

Ds Sei. Besar

Pembuatan
Hutan Rakyat

90

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas

11,800
11,800
15,840

Luar
Kawasan

Ds Sei. Bakau

Pembuatan
Hutan Rakyat

30

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas

3,960
3,960
5,280

Luar
Kawasan

Ds Sei. Nanjung

Pembuatan
Hutan Rakyat

30

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas

3,960
3,960
5,280

Luar
Kawasan

Dsn Pagar
Mentimun
Ds Sei. Nanjung

Reboisasi HL
Gambut

200

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet

112,932
56,468
75,600

Dalam
Kawasan

Ds Pematang
Gadung

Pembuatan
Hutan Rakyat

30

Ha

- Mahoni
- Sungkai

3,960
3,960

Luar
Kawasan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun

Kecamatan

Sungai Laur

2009

Hulu Sungai

Simpang Hulu

Dusun/Desa

Jenis Kegiatan
Penanaman

Luas
(Ha)
-

Jenis
Tanaman

Jumlah
(Btg)

Status
Kawasan

Karet Opas
Mahoni
Sungkai
Karet Opas

5,280
6,375
4,405
4,620
6,375
4,405
4,620

Luar
Kawasan

81,465
20,000
110,285
90,750

Dalam
Kawasan

Ds Suka Ramai

Pembuatan
Hutan Rakyat

35

Ha

Ds Kenyauk

Pembuatan
Hutan Rakyat

35

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas

Ds Senduruhan

Reboisasi Hl
Gn Lawang

250

Ha

Ds Cinta Manis

Pembuatan
Hutan Rakyat

60

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas

7,920
7,920
10,560

Luar
Kawasan

Ds Benua Kerio

Reboisasi HL

200

Ha

Mahoni
Meranti
Sungkai
Karet

37,646
84,700
47,054
72,600

Dalam
Kawasan

Ds Menyumbung

Reboisasi HL

100

Ha

Mahoni
Meranti
Sungkai
Karet

18,822
42,350
23,528
36,300

Dalam
Kawasan

Ds Kualan Hilir

Pembuatan
Hutan Rakyat

25

Ha

- Mahoni
- Sungkai

3,300
3,300

Luar
Kawasan

- Karet Opas

4,400

Mahoni
Meranti
Sungkai
Karet

Luar
Kawasan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun

Kecamatan

Simpang Dua

Ds Semandang
Kiri

Jenis Kegiatan
Penanaman
Penghijauan
Lingkungan

Luas
(Ha)
90 Ha

Jenis
Tanaman
- Mahoni
- Sungkai
- Meranti

Jumlah
(Btg)
13,200
13,200
13,200

Ds Paoh
Concong

Pembuatan
Hutan Rakyat

90

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas

16,394
11,326
11,880

Luar
Kawasan

Ds Balai Pinang

Pembuatan
Hutan Rakyat

45

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas

8,197
5,663
5,940

Luar
Kawasan

Ds Mekar Raya

Reboisasi HL
Gn. Juring

100

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet

48,400
48,400
24,200

Dalam
Kawasan

Dsn Tunas
Kampar
Ds Kampar
sebomban

Pembuatan
Hutan Rakyat

35

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas

6,375
4,405
4,620

Luar
Kawasan

Ds Kampar
sebomban

Pembuatan
Hutan Rakyat

50

Ha

- Sungkai
- Karet Opas

15,400
6,600

Luar
Kawasan

Dsn Kembara
Ds Mekar Raya

Reboisasi HL
Gn. Juring

250

Ha

Mahoni
Sungkai
Meranti
Karet

121,500
121,000
20,000
40,000

Dalam
Kawasan

Dsn Baya
Ds Mekar Raya

Reboisasi HL
Gn. Juring

250

Ha

Mahoni
Sungkai
Meranti
Karet

121,500
121,000
20,000
40,000

Dalam
Kawasan

Dusun/Desa

Status
Kawasan
Luar
Kawasan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun

2010

Kecamatan

Jenis Kegiatan
Penanaman

Luas
(Ha)
-

Jenis
Tanaman

Jumlah
(Btg)

Mahoni
Sungkai
Karet Opas
Mahoni
Sungkai

7,920
7,920
10,560
44,000
22,000

Status
Kawasan

Jelai Hulu

Ds Kusuma Jaya

Pembuatan
Hutan Rakyat

60

Ha

Kendawangan

Ds Mekar Utama

Penghijauan
Lingkungan

150

Ha

Nanga Tayap

Dsn Sungai Beliung


Ds Sepakat Jaya

Pembuatan
Hutan Rakyat

134

Ha

- Gaharu
- Sungkai
- Karet Opas

19,545
19,091
14,964

Luar
Kawasan

Ds Sepakat Jaya

Reboisasi HL
Gn. Lembuding

105

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet

40,425
40,425
34,650

Dalam
Kawasan

Ds Beringin Rayo

Reboisasi HL
Gn. Barubayan

20

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet

8,470
8,470
7,260

Dalam
Kawasan

Ds Sepauhan
Raya

Reboisasi HL
Bukit Raya

20

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet

8,470
8,470
7,260

Dalam
Kawasan

Sungai Laur

Ds Sungai Daka

Reboisasi HL
Gn. Jelayan

18

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet

6,435
6,435
6,929

Dalam
Kawasan

Nanga Tayap

Ds Tayap

Reboisasi HL
Bukit Batu
Menangis

18

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet

6,435
6,435
6,929

Dalam
Kawasan

Jelai Hulu

Dsn Pakit
Ds Tanggerang

Reboisasi HL
Bukit Raya

18

Ha

- Mahoni
- Sungkai
- Karet

6,434
6,435
6,930

Dalam
Kawasan

Tumbang Titi

2011

Dusun/Desa

Luar
Kawasan
Luar
Kawasan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun

2012

Kecamatan

Dusun/Desa

Jenis Kegiatan
Penanaman

Marau

Ds Batu Payung

Reboisasi HL
Bukit Raya

Kendawangan

Ds Mekar Utama

Benua Kayong

Ds Suka Baru

Pembuatan
Hutan Mangrove
Pembuatan
Hutan Mangrove

Nanga Tayap

Ds. Pkl Telok

Reboisasi HL
Gn Taraj

Ds. Tayap

Reboisasi HL
Batu Menangis

Simpang Dua

Ds. Merangin

Sungai Melayu
Raya

Ds. Sei Miyang

Luas
(Ha)
20

Ha

3.3

Ha

3.3

Ha

75

Jenis
Tanaman

Jumlah
(Btg)

Status
Kawasan

Mahoni
Sungkai
Karet
Bakau
Api - Api
Bakau
Api - Api

7,150
7,150
7,700
1,818
1,818
1,818
1,818

Dalam
Kawasan

Ha

Mahoni
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling

18.150
18.150
18.150
36.300

Dalam
Kawasan

75

Ha

Mahoni
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling

18.150
18.150
18.150
36.300

Dalam
Kawasan

Reboisasi HL
Gn. Juring

75

Ha

Mahoni
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling

18.150
18.150
18.150
36.300

Dalam
Kawasan

Reboisasi HL
Belaban Tujuh

75

Ha

Mahoni
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling

18.150
18.150
18.150
36.300

Dalam
Kawasan

Luar
Kawasan
Luar
Kawasan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun

Kecamatan

Dusun/Desa

Jenis Kegiatan
Penanaman

Luas
(Ha)

Jenis
Tanaman

Jumlah
(Btg)

Status
Kawasan

Marau

Ds. Batu Payung

Reboisasi HL
Bukit Raya

75

Ha

Mahoni
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling

18.150
18.150
18.150
36.300

Dalam
Kawasan

Sungai Laur

Ds. Sungai Daka

Reboisasi HL
Jelayan

50

Ha

Mahoni
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling

18.150
18.150
18.150
24.200

Dalam
Kawasan

Hulu Sungai

Ds. Menyubung

Reboisasi HL
Kebungkau

25

Ha

- Mahoni
- Petai
- Karet
Seedling

18.150
3.000
9.100

Dalam
Kawasan

Sandai

Ds. Penjawaan

Pembuatan Hutan
Rakyat

25

Ha

- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas

3.300
3.300
4.400

Luar
Kawasan

Ds. Jago

Pembuatan Hutan
Rakyat

25

Ha

- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas

3.300
3.300
4.400

Luar
Kawasan

Ds. Sungai Awan Kiri

Pembuatan Hutan
Rakyat

25

Ha

- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas

3.300
3.300
4.400

Luar
Kawasan

Ds. Suka Maju

Pembuatan Hutan
Rakyat

25

Ha

- Gaharu
- Jabon

3.300
3.300

Luar
Kawasan

Muara Pawan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun

Kecamatan

Jenis Kegiatan
Penanaman

Luas
(Ha)

Jenis
Tanaman
- Karet Opas

Jumlah
(Btg)
4.400

Status
Kawasan

Ds. Tanjung Pasar

Pembuatan Hutan
Rakyat

25

Ha

- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas

3.300
3.300
4.400

Luar
Kawasan

Ds. Sungai Jawi

Pembuatan Hutan
Mangrove

14

Ha

- Bakau
- Api-Api

15.246
1.694

Luar
Kawasan

Ds. Sungai Pelang

Pembuatan Hutan
Mangrove

14

Ha

- Bakau
- Api-Api

15.246
1.694

Luar
Kawasan

Ds. Sungai Besar

Pembuatan Hutan
Mangrove

14

Ha

- Bakau
- Api-Api

15.246
1.694

Luar
Kawasan

Ds. Sungai Bakau

Pembuatan Hutan
Mangrove

14

Ha

- Bakau
- Api-Api

15.246
1.694

Luar
Kawasan

Jelai Hulu

Ds. Deranuk

Pembuatan Hutan
Rakyat

25

Ha

- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas

3.300
3.300
4.400

Luar
Kawasan

Hulu Sungai

Ds. Menyubung

Reboisasi HL
Kebungkau

50

Ha

- Sengon
- Sungkai
- Karet
Seedling

16.650
16.550
22.200

Dalam
Kawasan

Nanga Tayap

Ds. Tayap

Reboisasi HL
Batu Menangis

50

Ha

- Sengon
- Sungkai
- Karet
Seedling

16.650
16.550
22.200

Dalam
Kawasan

Matan Hilir
Selatan

2013

Dusun/Desa

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun

Kecamatan

Dusun/Desa

Jenis Kegiatan
Penanaman

Luas
(Ha)

Jenis
Tanaman

Jumlah
(Btg)

Status
Kawasan

5.500
5.500
11.000

Luar
Kawasan

Marau

Ds. Runjai Jaya

Pembuatan Hutan
Rakyat

20

Ha

- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas

Matan Hilir
Selatan

Ds. Sungai Besar

Pembuatan Hutan
Rakyat

12

Ha

- Gaharu
- Petai

6.600
6.600

Luar
Kawasan

Ds. Sunagi Pelang

Pembuatan Hutan
Mangrove

10

Ha

- Bakau
- Api-Api

21.450
11.550

Luar
Kawasan

Simpang Hulu

Ds. Balai Pinang

Pembuatan Hutan
Rakyat

9,1

Ha

- Gaharu
- Petai
- Karet Opas

4.000
2.000
4.000

Luar
Kawasan

Simpang Dua

Ds. Mekar Jaya

Reboisasi HL
Gn. Juring

48

Ha

- Sengon
- Sungkai
- Karet
Seedling

15.840
15.840
21.120

Dalam
Kawasan

Nanga Tayap

Ds. Pangkalan Telok

Reboisasi HL
Gn. Tarak

48

Ha

- Sengon
- Sungkai
- Karet
Seedling

15.840
15.840
21.120

Dalam
Kawasan

Sandai

Ds. Sandai Kanan

Pembuatan Hutan
Rakyat

9,1

Ha

- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas

4.000
2.000
4.000

Luar
Kawasan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tahun

Kecamatan

Dusun/Desa

Jenis Kegiatan
Penanaman

Luas
(Ha)

Jenis
Tanaman

Jumlah
(Btg)

Status
Kawasan

Sungai Melayu
Rayak

Ds. Sei. Miyang

Reboisasi HL
Gn. Belaban Tujuh

60

Ha

- Sengon
- Sungkai
- Karet
Seedling

19.800
19.800
26.400

Dalam
Kawasan

Marau

Ds. Batu Payung

Reboisasi HL
Bukit Raya

60

Ha

3.960
15.840
19.800
26.400

Dalam
Kawasan

Meranti
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling

SUMBER : DINAS KEHUTANAN KABUPATEN KETAPANG, 2013.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

LAMPIRAN 5
DAFTAR LUAS KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN KABUPATEN KETAPANG
NAMA KAWASAN
Taman Nasional
- Gunung Palong

LUAS (HA)

PERSENTASE (%)

21.643,81

0,72

142.868,03

4,73

Hutan Lindung
- Gunung Juring
- Gunung Tarak
- Gunung Kebungkau
- Gunung Raya
- Gunung Berubayan
- Gunung Burung
- Gunung Lembuding
- Gunung Dangkul
- Gunung Bt Daeyuh
- Gunung Bt Tais
- Gunung Bt Tunggal
- Gunung Bt Jelayan
- Gunung Bt Tetundung
- Gunung Bt Batu Nyambu
- Gunung Bt Belaban Tujuh
- Gunung Bt Menyubung
- Gunung Bt Kerai Kundang
- Gunung Bt Menangis
- Gunung Bt Perai
- Gunung Bt Tukul
- Gunung Bt Itap
- Gunung Bt Pumpai
- Gunung Jelayan
- Gunung Mangkubawa
- Gunung Konar
- Gunung Temenggung
- Gunung Melawi Condong
- Gunung Biwa

13.360,69
23.468,66
6.932,68
14.453,84
6.611,67
85.302,25
1.168,87
1.326,91
618,18
924,82
1.846,86
864,77
4.222,57
22.533,28
2.990,88
15.971,44
42.317,44
11.281,98
9.796,88
995,65
1.452,32
1.115,12
623,49
675,04
656,21
751,89
1.046,14
2.565,92

0,44
0,78
0,23
0,48
0,22
2,82
0,04
0,04
0,02
0,03
0,06
0,03
0,14
0,75
0,10
0,53
1,40
0,37
0,32
0,03
0,05
0,04
0,02
0,02
0,02
0,02
0,03
0,08

Hutan Lindung Gambut


- HL GBT Sungai Tapah
- HL GBT Sungai Jelai

5.000,24
16.267,78

0,17
0,54

Hutan Produksi Terbatas


- HPT Gunung Kedio
- HPT S. Jelai Hulu S. Pawan Hulu
- HPT S. Pumpai DSK

15.915,35
172.143,32
500.145,72

0,53
5,70
16,55

Hutan Produksi Tetap


- HP BT. Pendamaran
- HP D. Manis Mata

20.659,76
162.616,88

0,68
5,38

Cagar Alam
- Muara Kendawangan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

NAMA KAWASAN
-

HP
HP
HP
HP
HP
HP
HP
HP

Durian Sebatang
Batu Lapis
S. Lata
S. Kenyabur
S. Sentap S. Kacang
S. Tengar S. Pesaguan
BT. Bocor
Kelampai

Hutan Produksi Konversi


- HPK S. Tengar S. Pesaguan
- HPK S. Tulak
- HPK S. Jelai
- HPK G. Layang
- HPK S. Semandang
Hutan Kota
- Hutan Kota
Kawasan Konservasi Bernilai Tinggi
- KNKT S. Tembiluk S. Air Mata
- KNKT S. Tengar D. Buaya
Areal Penggunaan Lain

Sungai / Danau
Jumlah

LUAS (HA)

PERSENTASE (%)

158.791,41
19.170,85
6.276,15
10.545,41
52.163,34
169.130,89
7.178,26
10.325,20

5,26
0,63
0,21
0,35
1,73
5,60
0,24
0,34

34.906,51
30.844,35
52.226,60
17.072,07
18.255,92

1,16
1,02
1,73
0,57
0,60

93,20

0,00

504,40
1.024,00

0,02
0,03

1.084.409,21

35,89

15.354,47

0,51

3.021.419,57

100

SUMBER : DINAS KEHUTANAN KABUPATEN KETAPANG, 2013.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

LAMPIRAN 6
DATA POTENSI PERIKANAN BUDIDAYA KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2013
Potensi (Ha)
No

Kecamatan

Air Tawar

Kondisi Saat Ini (Ha)

Air Payau

Lahan

P. Umum

Lahan

Laut

Air Tawar

P. Umum

Lahan

P. Umum

Air Payau

Lahan

P. Umum

Lahan

Laut

P. Umum

Lahan

P. Umum

Delta Pawan

16.5

23

50

0.01

0.1

Muara Pawan

47

55

31

10

3.5

0.3

Matan Hilir Utara

20

14

400

10

50

1.5

24.05

Benua Kayong

16

10

65

6.1

0.08

4.5

Matan Hilir Selatan

13

16

385

0.18

98.5

Tumbang Titi

116

43

2.25

Pemahan

20

14

0.13

Sei. Melayu Rayak

41

0.9

Kendawangan

27

19

23,030

16

1,800

20

1.5

2600

0.02

10

Simpang Hulu

24

1.25

11

Simpang Dua

10

0.6

12

Sungai Laur

54

11

0.26

13

Sandai

50

40

7.2

14

Hulu Sungai

55

0.4

15

Nanga Tayap

85

30

4.22

16

Marau

47

0.2

17

Singkup

39

0.1

18

Air Upas

55

1.85

19

Jelai Hulu

83

0.16

20

Manis Mata

63

32

1.76

37.06

0.39

Jumlah

881.50

321.00

23,961.00

40.00

1,850.00

25.00

2,731.15

0.02

SUMBER : DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN KETAPANG, 2013.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

LAMPIRAN 7
POTENSI KELAUT AN DAN PERIKANAN TAHUN 2013
NO

URAIAN

Umum
a.

Luas Wilayah Total

33.988,00

Km 2

Luas Wilayah Darat

31.588,00

Km 2

Luas Wilayah Laut

2.400,00

Km 2

437,613

Jiwa

433,71

Km.

b.

Jumlah Penduduk

c.

Panjang Garis Pantai

d.

Jumlah Pulau - Pulau Kecil


-

Berpenghuni

Tidak Berpenghuni

e.

Luas Ekosistem Mangrove

f.

Luas Terumbu Karang

g.

Luas Padang Lamun

Bh.

38

Bh.

214,804

Ha.

205.08

Ha.

2,50

Ha.

Perikanan Tangkap
a.

Produksi Perikanan Tangkap


-

Perairan Laut

23,065

Ton / Th.

Perairan Umum

5,854

Ton / Th.

Ikan Awetan

13.12

Ton / Th.

b.

Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan / PPI

Bh.

c.

Jumlah Tempat Pelelangan Ikan / TPI

Bh.

d.

Unit Penangkapan Ikan

e.
3

VOLUME SATUAN

Tanpa Motor

727

Bh.

Motor Tempel

519

Bh.

Kapal Motor

1,203

Bh.

Jumlah Nelayan

7,557

Orang

Perikanan Budidaya
a.

Produksi Perikanan Air Payau

985.33

Ton / Th.

b.

Produksi Perikanan Keramba

47.56

Ton / Th.

c.

Produksi Perikanan Kolam

55.54

Ton / Th.

d.

Luas Baku Usaha Budidaya

1,741

Ha.

e.

Jumlah Pembudidaya Ikan


Jumlah Balai Benih Ikan / Unit Pembenihan
Rakyat

f.

632
4

Orang
Unit

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

NO

URAIAN
g.

Unit

Pengawasan
a.

Jumlah Balai Benih Udang

VOLUME SATUAN

Jumlah Pokmaswas

22

Kelompok

66

Unit

Pengolahan dan Pemasaran


a.

Jumlah Unit Pengolahan

b.

Jumlah Produksi Ikan Olahan

c.

Jumlah Pemasar Ikan

d.
e.
f.

Jumlah Pasar Ikan / Depo

5.719,89

Ton / Th.

129

Orang

Jumlah Pengolah

68

Orang

Jumlah Pabrik Es

Unit

29

Unit

SUMBER : DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN KETAPANG, 2013.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

LAMPIRAN 8. HASIL IDENTIFIKASI JENIS - JENIS MANGROVE

1. Acanthus ilicifolius L.

ACANTHACEAE

Nama setempat : Jeruju hitam,


daruyu, darulu.
Deskripsi umum : Herba rendah,
terjurai di permukaan tanah, kuat,
agak berkayu, ketinggian hingga 2
meter. Cabang umumnya tegak tapi
cenderung

kurus

sesuai

dengan

umurnya. Percabangan tidak banyak


dan umumnya muncul dari bagian-bagian yang lebih tua. Akar udara muncul dari
permukaan bawah batang horizontal.
Daun : Dua sayap gagang daun yang berduri terletak pada tangkai. Permukaan
daun halus, tepi daun bervariasi: zigzag/bergerigi besar-besar seperti gergaji atau
agak rata dan secara gradual menyempit menuju pangkal. Unit & letak : sederhana,
berlawanan. Bentuk : lanset lebar. Ujung : meruncing dan berduri tajam. Ukuran :
9-30 x 4-12 cm.
Bunga : Mahkota bunga berwarna biru muda hingga ungu lembayung, kadang agak
putih. Panjang tandan bunga 10-20 cm, sedangkan bunganya sendiri 5-4 cm. Bunga
memiliki satu pinak daun penutup utama dan dua sekunder. Pinak daun tersebut
tetap menempel seumur hidup pohon. Letak : di ujung. Formasi : bulir.
Buah : Warna buah saat masih muda hijau cerah dan permukaannya licin mengkilat.
Bentuk buah bulat lonjong seperti buah melinjo. Ukuran : buah panjang 2,5-3 cm, biji
10 mm.
Ekologi : Biasanya pada atau dekat mangrove, sangat jarang di daratan. Memiliki
kekhasan sebagai herba yang tumbuh rendah dan kuat, yang memiliki kemampuan
untuk menyebar secara vegetatif karena perakarannya yang berasal dari batang
horizontal, sehingga membentuk bagian yang besar dan kukuh. Bunga kemungkinan
diserbuki oleh burung dan serangga. Biji tertiup angin, sampai sejauh 2 meter.
Distribusi : Dari India hingga Australia tropis, Filipina dan Kepulauan Pasifik barat.
Terdapat di seluruh Indonesia.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Kelimpahan : Umum.
Manfaat : Buah ditumbuk dan digunakan untuk pembersih darah serta mengatasi
kulit terbakar. Daun mengobati reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang
digunakan untuk mengatasi racun gigitan ular atau terkena panah beracun. Biji
konon bisa mengatasi serangan cacing dalam pencernaan. Pohon juga dapat
digunakan sebagai makanan ternak.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

2. Acrostichum speciosum

PTERIDACEAE

Nama setempat : Piai lasa


Deskripsi umum : Ferna tanah,
membentuk

tandan

yang

kasar

dengan ketinggian hingga 1,5 m.


Sisik pada akar rimpang panjangnya
hingga 8 mm.
Daun : Sangat mencolok, pada
umumnya panjangnya kurang

dari

1 m dan memiliki pinak daun fertil berwarna karat pada bagian ujungnya, tertutup
secara seragam oleh sporangia besar. Pinak daun berukuran kira-kira 28 x 10 cm.
Pinak daun yang steril memiliki ujung lebih kecil dan menyempit. Jenis ini berbeda
dengan A.aureum dalam hal ukuran pinak daunnya yang lebih kecil dan ujungnya
meruncing, permukaan bagian bawah pinak daun yang fertil berwarna coklat tua dan
ditutupi oleh sporangia, serta daun mudanya berwarna hijau-kecoklatan. Peruratan
daun berbentuk jaring. Sisik luas, panjang hingga 1 cm, hanya terdapat di bagian
pangkal daun. Sisik menebal di bagian tengah. Spora besar dan berbentuk
tetrahedral.
Ekologi : Ferna tahunan. Tumbuh pada areal mangrove yang lebih sering tergenang
oleh pasang surut. Khususnya tumbuh pada gundukan lumpur yang dibangun oleh
udang dan kepiting. Biasanya menyukai areal yang terlindung. Daun yang fertile
dihasilkan pada bulan Agustus hingga April. Kecambah (sebenarnya bibit spora)
berlimpah pada bulan Januari hingga April (di Jawa)..
Penyebaran : Asia dan Australia tropis. Di seluruh Indonesia.

Kelimpahan : Melimpah setempat.


Manfaat : Daun digunakan sebagai alas kandang ternak.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

3. Avicennia alba

AVICENNIACEAE

Nama setempat : Api-api, mangimangi putih, boak, koak, sia-sia


Deskripsi umum : Belukar atau
pohon

yang

tumbuh

menyebar

dengan ketinggian mencapai 25 m.


Kumpulan

pohon

membentuk

sistem perakaran horizontal dan


akar nafas yang rumit. Akar nafas
biasanya tipis, berbentuk jari
(atau seperti asparagus) yang ditutupi oleh lentisel. Kulit kayu luar berwarna keabuabuan atau gelap kecoklatan, beberapa ditumbuhi tonjolan kecil, sementara yang
lain kadangkadang memiliki permukaan yang halus. Pada bagian batang yang tua,
kadangkadang ditemukan serbuk tipis.
Daun : Permukaan halus, bagian atas hijau mengkilat, bawahnya pucat. Unit &
Letak :sederhana & berlawanan. Bentuk : lanset (seperti daun akasia) kadang elips.
Ujung : meruncing. Ukuran : 16 x 5 cm.
Bunga : Seperti trisula dengan gerombolan bunga (kuning) hampir di sepanjang ruas
tandan. Letak : di ujung/pada tangkai bunga. Formasi : bulir (ada 10-30 bunga per
tandan). Daun Mahkota : 4, kuning cerah, 3-4 mm. Kelopak Bunga : 5. Benang
sari : 4.
Buah : Seperti kerucut/cabe/mente. Hijau muda kekuningan. Ukuran : 4 x 2 cm.
Ekologi : Merupakan jenis pionir pada habitat rawa mangrove di lokasi pantai yang
terlindung, juga di bagian yang lebih asin di sepanjang pinggiran sungai yang
dipengaruhi pasang surut, serta di sepanjang garis pantai. Mereka umumnya
menyukai bagian muka teluk. Akarnya dilaporkan dapat membantu pengikatan
sedimen dan mempercepat proses pembentukan daratan. Perbungaan terjadi
sepanjang tahun. Genus ini kadang-kadang bersifat vivipar, dimana sebagian buah
berbiak ketika masih menempel di pohon.
Penyebaran : Ditemukan di seluruh Indonesia. Dari India sampai Indo Cina, melalui
Malaysia dan Indonesia hingga ke Filipina, PNG dan Australia tropis.
Kelimpahan : Melimpah.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Manfaat : Kayu bakar dan bahan bangunan bermutu rendah. Getah dapat digunakan
untuk mencegah kehamilan. Buah dapat dimakan.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

4. Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk.


Nama

setempat

RHIZOPHORACEAE

Pertut,

taheup, tenggel, putut, tumuk,


tomo, kandeka, tanjang merah,
tanjang, lindur, sala-sala, dau,
tongke, totongkek, mutut besar,
wako,

bako,

bangko,

mangimangi, sarau.

Deskripsi umum : Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadang-kadang


mencapai 30 m. Kulit kayu memiliki lentisel, permukaannya halus hingga kasar,
berwarna abu-abu tua sampai coklat (warna berubah-ubah). Akarnya seperti papan
melebar ke samping di bagian pangkal pohon, juga memiliki sejumlah akar lutut.
Daun : Daun berkulit, berwarna hijau pada lapisan atas dan hijau kekuningan pada
bagian bawahnya dengan bercak-bercak hitam (ada juga yang tidak). Unit & Letak :
sederhana & berlawanan. Bentuk : elips sampai elips-lanset. Ujung : meruncing
Ukuran : 4,5-7 x 8,5-22 cm.
Bunga : Bunga bergelantungan dengan panjang tangkai bunga antara 9-25 mm.
Letak : di ketiak daun, menggantung. Formasi : soliter. Daun Mahkota : 10-14;
putih dan coklat jika tua, panjang 13-16 mm. Kelopak Bunga : 10-14; warna merah
muda hingga merah; panjang 30-50.

Buah : Buah melingkar spiral, bundar melintang, panjang 2-2,5 cm. Hipokotil lurus,
tumpul dan berwarna hijau tua keunguan. Ukuran : Hipokotil: panjang 12-30 cm dan
diameter 1,5-2 cm.
Ekologi : Merupakan jenis yang dominan pada hutan mangrove yang tinggi dan
merupakan ciri dari perkembangan tahap akhir dari hutan pantai, serta tahap awal
dalam transisi menjadi tipe vegetasi daratan. Tumbuh di areal dengan salinitas
rendah dan kering, serta tanah yang memiliki aerasi yang baik. Jenis ini toleran
terhadap daerah terlindung maupun yang mendapat sinar matahari langsung.
Mereka juga tumbuh pada tepi daratan dari mangrove, sepanjang tambak serta
sungai pasang surut dan payau. Ditemukan di tepi pantai hanya jika terjadi erosi
pada lahan di hadapannya. Substratnya terdiri dari lumpur, pasir dan kadang-kadang
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

tanah gambut hitam. Kadang-kadang juga ditemukan di pinggir sungai yang kurang
terpengaruh air laut, hal tersebut dimungkinkan karena buahnya terbawa arus air
atau gelombang pasang. Regenerasinya seringkali hanya dalam jumlah terbatas.
Bunga dan buah terdapat sepanjang tahun. Bunga relatif besar, memiliki kelopak
bunga berwarna kemerahan, tergantung, dan mengundang burung untuk melakukan
penyerbukan.
Penyebaran : Dari Afrika Timur dan Madagaskar hingga Sri Lanka, Malaysia dan
Indonesia menuju wilayah Pasifik Barat dan Australia Tropis.
Kelimpahan : Umum dan tersebar luas.
Manfaat : Bagian dalam hipokotil dimakan (manisan kandeka), dicampur dengan
gula. Kayunya yang berwarna merah digunakan sebagai kayu bakar dan untuk
membuat arang.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

5. Ceriops cf decandra

HIZOPHORACEAE

Nama setempat : Tengal, tengar,


tangar, tingi, tinci, palun, parun,
bido-bido, kenyonyong, luru.
Deskripsi umum : Pohon atau
semak kecil dengan ketinggian
hingga 15 m. Kulit kayu berwarna
coklat, jarang berwarna abu-abu
atau

putih

halus,

kotor,

permukaan

rapuh

menggelembung

dan
di

bagian

pangkal.

Daun : Daun hijau mengkilap. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk:
elipsbulat memanjang. Ujung: membundar. Ukuran: 3-10 x 1-4,5 cm.
Bunga : Bunga mengelompok, menempel dengan gagang yang pendek, tebal dan
bertakik. Letak : di ketiak daun. Formasi : kelompok (2-4 bunga per kelompok).
Daun
Mahkota : 5; putih dan kecoklatan jika tua, panjang 2,5-4mm. Kadang berambut
halus pada tepinya. Kelopak bunga : 5; warna hijau, ada lentisel dan berbintil.
Benang sari : tangkai benang sari pendek, sama atau lebih pendek dari kepala sari.
Buah : Hipokotil berbentuk silinder, ujungnya menggelembung tajam dan berbintil,
warna hijau hingga coklat. Leher kotilodon jadi merah tua jika sudah matang/
dewasa. Ukuran : Hipokotil: panjang 15 cm dan diameter 8-12 mm.
Ekologi : Tumbuh tersebar di sepanjang hutan pasang surut, akan tetapi lebih
umum pada bagian daratan dari perairan pasang surut dan berbatasan dengan
tambak pantai. Menyukai substrat pasir atau lumpur. Perbungaan terjadi sepanjang
tahun.
Penyebaran : Dari India hingga Indocina, Malaysia, Bangka, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Papua New Guinea, Filipina dan Australia.
Kelimpahan : Relatif jarang.
Manfaat : Jenis Ceriops memiliki kayu yang paling tahan/kuat diantara jenis-jenis
mangrove lainnya dan digunakan sebagai bahan bangunan, bantalan rel kereta api,
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

serta pegangan berbagai perkakas bangunan. Kulit kayu merupakan sumber yang
bagus untuk tanin serta bahan pewarna.
Catatan : Bentuk dan ukuran daun sangat beragam bergantung kepada kadar
cahaya dan air dimana suatu individu tumbuh.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

6. Excoecaria agallocha L.
Nama setempat :
menengan,

EUPHORBIACEAE

Buta-buta,

madengan,

kayu

wuta, sambuta, kalapinrang, mata


huli, makasuta, goro-goro raci,
kalibuda, betuh, warejit, bebutah.
Deskripsi

umum

merangas

kecil

Pohon
dengan

ketinggian mencapai 15 m. Kulit


kayu Berwarna abu-abu, halus,
tetapi memiliki bintil.
Akar menjalar di sepanjang permukaan tanah, seringkali berbentuk kusut dan
ditutupi oleh lentisel. Batang, dahan dan daun memiliki getah (warna putih dan
lengket) yang dapat mengganggu kulit dan mata.

Daun : Hijau tua dan akan

berubah menjadi merah bata sebelum rontok, pinggiran bergerigi halus, ada 2
kelenjar pada pangkal daun. Unit & Letak : sederhana, bersilangan. Bentuk : elips.
Ujung : meruncing. Ukuran : 6,5-10,5 x 3,5-5 cm.
Bunga : Memiliki bunga jantan atau betina saja, tidak pernah keduanya. Bunga
jantan (tanpa gagang) lebih kecil dari betina, dan menyebar di sepanjang tandan.
Tandan bunga jantan berbau, tersebar, berwarna hijau dan panjangnya mencapai 11
cm. Letak : di ketiak daun. Formasi : bulir. Daun mahkota : hijau & putih. Kelopak
bunga : hijau kekuningan. Benang sari : 3; kuning.
Buah : Bentuk seperti bola dengan 3 tonjolan, warna hijau, permukaan seperti kulit,
berisi biji berwarna coklat tua. Ukuran : diameter 5-7mm.
Ekologi : Tumbuhan ini sepanjang tahun memerlukan masukan air tawar dalam
jumlah besar. Umumnya ditemukan pada bagian pinggir mangrove di bagian
daratan, atau kadang-kadang di atas batas air pasang. Jenis ini juga ditemukan
tumbuh di sepanjang pinggiran danau asin (90% air laut) di pulau vulkanis Satonda,
sebelah utara Sumbawa. Mereka umum ditemukan sebagai jenis yang tumbuh
kemudian pada beberapa hutan yang telah ditebang, misalnya di Suaka
Margasatwa. Karang-Gading Langkat Timur Laut, dekat Medan, Sumatera Utara.
Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Penyerbukan dilakukan oleh serangga,
khususnya lebah. Hal ini terutama diperkirakan terjadi karena adanya serbuk sari

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

yang tebal serta kehadiran nektar yang memproduksi kelenjar pada ujung pinak daun
di bawah bunga.
Penyebaran : Tumbuh di sebagian besar wilayah Asia Tropis, termasuk di
Indonesia, dan di Australia.
Kelimpahan : Melimpah setempat.
Manfaat : Akar dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi dan pembengkakan.
Kayu digunakan untuk bahan ukiran. Kayu tidak bisa digunakan sebagai kayu bakar
karena bau wanginya tidak sedap bagi masakan. Kayu dapat digunakan sebagai
bahan pembuat kertas yang bermutu baik. Getah digunakan untuk membunuh ikan.
Kayunya kadang-kadang dijual karena wanginya, akan tetapi wanginya akan hilang
beberapa tahun kemudian.
Catatan : Getah putihnya beracun dan dapat menyebabkan kebutaan sementara,
sesuai dengan namanya, yaitu buta-buta.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

7. Nypa fruticans

ARECACEAE

Nama setempat : Nipah, tangkal daon,


buyuk, lipa.
Deskripsi
batang

di

umum

Palma

permukaan,

tanpa

membentuk

rumpun. Batang terdapat di bawah


tanah, kuat dan menggarpu. Tinggi
dapat mencapai 4-9 m.
Daun : Seperti susunan daun kelapa. Panjang tandan/gagang daun 4 - 9 m.
Terdapat 100 - 120 pinak daun pada setiap tandan daun, berwarna hijau mengkilat
di permukaan atas dan berserbuk di bagian bawah. Bentuk : lanset. Ujung :
meruncing. Ukuran : 60-130 x 5-8 cm.
Bunga : Tandan bunga biseksual tumbuh dari dekat puncak batang pada gagang
sepanjang 1-2 m. Bunga betina membentuk kepala melingkar berdiameter 25-30 cm.
Bunga jantan kuning cerah, terletak di bawah kepala bunganya.
Buah : Buah berbentuk bulat, warna coklat, kaku dan berserat. Pada setiap buah
terdapat satu biji berbentuk telur. Ukuran : diameter kepala buah: sampai 45 cm.
Diameter biji: 4-5 cm.
Ekologi : Tumbuh pada substrat yang halus, pada bagian tepi atas dari jalan air.
Memerlukan masukan air tawar tahunan yang tinggi. Jarang terdapat di luar zona
pantai. Biasanya tumbuh pada tegakan yang berkelompok. Memiliki system
perakaran yang rapat dan kuat yang tersesuaikan lebih baik terhadap perubahan
masukan air, dibandingkan dengan sebagian besar jenis tumbuhan mangrove
lainnya. Serbuk sari lengket dan penyerbukan nampaknya dibantu oleh lalat
Drosophila. Buah yang berserat serta adanya rongga udara pada biji membantu
penyebaran mereka melalui air. Kadang-kadang bersifat vivipar.
Distribusi : Asia Tenggara, Malaysia, seluruh Indonesia, Papua New Guinea,
Filipina, Australia dan Pasifik Barat.
Kelimpahan : Umum, sangat umum setempat.
Manfaat : Sirup manis dalam jumlah yang cukup banyak dapat dibuat dari
batangnya, jika bunga diambil pada saat yang tepat. Digunakan untuk memproduksi
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

alkohol dan gula. Jika dikelola dengan baik, produksi gula yang dihasilkan lebih baik
dibandingkan dengan gula tebu, serta memiliki kandungan sukrosa yang lebih tinggi.
Daun digunakan untuk bahan pembuatan payung, topi, tikar, keranjang dan kertas
rokok. Biji dapat dimakan. Setelah diolah, serat gagang daun juga dapat dibuat tali
dan bulu sikat.
Catatan : Serbuk sari dari jenis ini telah ditemukan sejak jaman Cretaceous atas, 6570 juta tahun yang lalu. Nypa telah dikenal di Australia sejak awal jaman Tertiary.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

8.

Rhizophora apiculata Bl.

RHIZOPHORACEAE

Nama setempat : Bakau minyak,


bakau tandok, bakau akik, bakau
puteh, bakau kacang, bakau leutik,
akik, bangka minyak, donggo akit,
jankar,

abat,

parai,

mangi-mangi,

slengkreng, tinjang, wako.

Deskripsi umum : Pohon dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter


batang mencapai 50 cm. Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian
5 meter, dan kadang-kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu
berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah.
Daun : Berkulit, warna hijau tua dengan hijau muda pada bagian tengah dan
kemerahan di bagian bawah. Gagang daun panjangnya 17-35 mm dan warnanya
kemerahan. Unit & Letak : sederhana & berlawanan. Bentuk : elips menyempit.
Ujung : meruncing. Ukuran : 7-19 x 3,5-8 cm.
Bunga : Biseksual, kepala bunga kekuningan yang terletak pada gagang berukuran
<14 mm. Letak: Di ketiak daun. Formasi : kelompok (2 bunga per kelompok). Daun
mahkota : 4; kuning-putih, tidak ada rambut, panjangnya 9-11 mm. Kelopak bunga
: 4; kuning kecoklatan, melengkung. Benang sari : 11-12; tak bertangkai.
Buah : Buah kasar berbentuk bulat memanjang hingga seperti buah pir, warna
coklat, panjang 2-3,5 cm, berisi satu biji fertil. Hipokotil silindris, berbintil, berwarna
hijau jingga. Leher kotilodon berwarna merah jika sudah matang. Ukuran : Hipokotil
panjang 18-38 cm dan diameter 1-2 cm.
Ekologi : Tumbuh pada tanah berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada saat
pasang normal. Tidak menyukai substrat yang lebih keras yang bercampur dengan
pasir. Tingkat dominasi dapat mencapai 90% dari vegetasi yang tumbuh di suatu
lokasi. Menyukai perairan pasang surut yang memiliki pengaruh masukan air tawar
yang kuat secara permanen. Percabangan akarnya dapat tumbuh secara abnormal
karena gangguan kumbang yang menyerang ujung akar. Kepiting dapat juga
menghambat pertumbuhan mereka karena mengganggu kulit akar anakan. Tumbuh
lambat, tetapi perbungaan terdapat sepanjang tahun.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Penyebaran : Sri Lanka, seluruh Malaysia dan Indonesia hingga Australia Tropis
dan Kepulauan Pasifik.
Kelimpahan : Melimpah di Indonesia, tersebar jarang di Australia.
Manfaat : Kayu dimanfaatkan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan arang. Kulit
kayu berisi hingga 30% tanin (per sen berat kering). Cabang akar dapat digunakan
sebagai jangkar dengan diberati batu. Di Jawa acapkali ditanam di pinggiran tambak
untuk melindungi pematang. Sering digunakan sebagai tanaman penghijauan.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

9.

Xylocarpus granatum Koen

MELIACEAE

Nama setempat : Niri, nilih, nyireh,


nyiri, nyuru, jombok gading, buli, bulu
putih, buli hitam, inggili, siri, nyireh
bunga, nyiri udang, nyiri hutan, pohon
kira-kira, jomba, banang-banang, nipa,
niumiri-kara, kabau, mokmof.
Deskripsi

umum

Pohon

dapat

mencapai ketinggian 10-20 m. Memiliki


akar papan yang melebar ke samping, meliuk-liuk dan membentuk celahan-celahan.
Batang seringkali berlubang, khususnya pada pohon yang lebih tua. Kulit kayu
berwarna coklat muda-kekuningan, tipis dan mengelupas, sementara pada cabang
yang muda, kulit kayu berkeriput.
Daun : Agak tebal, susunan daun berpasangan (umumnya 2 pasang pertangkai) dan
ada pula yang menyendiri. Unit & Letak : majemuk & berlawanan. Bentuk : elips bulat telur terbalik. Ujung : membundar. Ukuran : 4,5 - 17 cm x 2,5 - 9 cm.
Bunga : Bunga terdiri dari dua jenis kelamin atau betina saja. Tandan bunga
(panjang 2-7 cm) muncul dari dasar (ketiak) tangkai daun dan tangkai bunga
panjangnya 4-8 mm. Letak : di ketiak. Formasi : gerombol acak (8-20 bunga per
gerombol). Daun mahkota : 4; lonjong, tepinya bundar, putih kehijauan, panjang 5-7
mm. Kelopak bunga : 4 cuping; kuning muda, panjang 3 mm. Benang sari :
berwarna putih krem dan menyatu di dalam tabung.
Buah : Seperti bola (kelapa), berat bisa 1-2 kg, berkulit, warna hijau kecoklatan.
Buahnya bergelantungan pada dahan yang dekat permukaan tanah dan agak
tersembunyi. Di dalam buah terdapat 6-16 biji besar-besar, berkayu dan berbentuk
tetrahedral. Susunan biji di dalam buah membingungkan seperti teka-teki (dalam
bahasa Inggris disebut sebagai puzzle fruit). Buah akan pecah pada saat kering.
Ukuran : buah: diameter 10-20 cm.
Ekologi : Tumbuh di sepanjang pinggiran sungai pasang surut, pinggir daratan dari
mangrove, dan lingkungan payau lainnya yang tidak terlalu asin. Seringkali tumbuh
mengelompok dalam jumlah besar. Individu yang telah tua seringkali ditumbuhi oleh
epifit.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Penyebaran : Di Indonesia tumbuh di Jawa, Madura, Bali, Kepulauan Karimun


Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku dan Sumba, Irian Jaya.
Kelimpahan : Melimpah setempat, khususnya pada area bekas tebangan hutan dan
gangguan lainnya.
Manfaat : Kayunya hanya tersedia dalam ukuran kecil, kadang-kadang digunakan
sebagai bahan pembuatan perahu. Kulit kayu dikumpulkan karena kandungan
taninnya yang tinggi (>24% berat kering).

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

10. Ficus sp.

MORACEAE

Nama setempat : Buah akar, Kayu Ara

Deskripsi umum : Pohon, Perdu, tumbuhan pemanjat dan pencekik, efifit berkayu
atau tumbuhan menjalar berkayu. Pepagan biasanya abu-abu pucat halus.

Daun : Ranting berlampang penumpu mirip cincin, daun tunggal

beseling atau

berhadapan, tepi daun rata bergigi atau bercuping, bertulang 3 di pangkal.


Bunga : Bunga kecil di dalam buah (ara) berdaging biasanya 3 macam, daun
kelopak kecil 3-5, sering berwarna merah anggur atau kelopak memangkup.

Buah : Buah ara mula-mula berwarna hijau, jika masak berubah beraneka warna
dari ketiak daun cabang, batang atau pangkal batang.

Distribusi : Sekitar 200 jenis dari marga picus di laporkan dijumpai di Kalimantan.
Kelimpahan : Umum, sangat umum setempat.
Manfaat : Kayu tidak bernilai niaga, Picus elastica (pohon karet india) sejak dulu di
ambil getahnya beberapa jenis menghasilkan buah yang dapat dimakan.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

11. Sonneratia alba

SONNERATIACEAE

Nama setempat : Pedada, perepat,


pidada, bogem, bidada, posi-posi,
wahat,
susup,

putih,

beropak,

kedada,

muntu,

bangka,
sopo,

barapak, pupat, mange-mange.

Deskripsi umum : Pohon selalu hijau, tumbuh tersebar, ketinggian kadang-kadang


hingga 15 m. Kulit kayu berwarna putih tua hingga coklat, dengan celah longitudinal
yang halus. Akar berbentuk kabel di bawah tanah dan muncul kepermukaan sebagai
akar nafas yang berbentuk kerucut tumpul dan tingginya mencapai 25 cm.
Daun : Daun berkulit, memiliki kelenjar yang tidak berkembang pada bagian pangkal
gagang daun. Gagang daun panjangnya 6-15 mm. Unit & Letak : sederhana &
berlawanan. Bentuk : bulat telur terbalik. Ujung : membundar. Ukuran : 5-12,5 x 3-9
cm.
Bunga : Biseksual; gagang bunga tumpul panjangnya 1 cm. Letak : di ujung atau
pada cabang kecil. Formasi : soliter-kelompok (1-3 bunga per kelompok). Daun
mahkota : putih, mudah rontok. Kelopak bunga : 6-8; berkulit, bagian luar hijau, di
dalam kemerahan. Seperti lonceng, panjangnya 2-2,5 cm. Benang sari : banyak,
ujungnya putih dan pangkalnya kuning, mudah rontok.
Buah : Seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus kelopak
bunga. Buah mengandung banyak biji (150-200 biji) dan tidak akan membuka pada
saat telah matang. Ukuran : buah: diameter 3,5-4,5 cm.

Ekologi : Jenis pionir, tidak toleran terhadap air tawar dalam periode yang lama.
Menyukai tanah yang bercampur lumpur dan pasir, kadang-kadang pada batuan dan
karang. Sering ditemukan di lokasi pesisir yang terlindung dari hempasan
gelombang, juga di muara dan sekitar pulau-pulau lepas pantai. Di lokasi dimana
jenis tumbuhan lain telah ditebang, maka jenis ini dapat membentuk tegakan yang
padat. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Bunga hidup tidak terlalu lama dan
mengembang penuh di malam hari, mungkin diserbuki oleh ngengat, burung dan
kelelawar pemakan buah. Di jalur pesisir yang berkarang mereka tersebar secara
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

vegetatif. Kunang-kunang sering menempel pada pohon ini dikala malam. Buah
mengapung karena adanya jaringan yang mengandung air pada bijinya. Akar nafas
tidak terdapat pada pohon yang tumbuh pada substrat yang keras.
Penyebaran : Dari Afrika Utara dan Madagaskar hingga Asia Tenggara, seluruh
Indonesia, Malaysia, Filipina, Australia Tropis, Kepulauan Pasifik barat dan Oceania
Barat Daya.
Kelimpahan : Umum. Melimpah setempat.
Manfaat : Buahnya asam dapat dimakan. Di Sulawesi, kayu dibuat untuk perahu dan
bahan bangunan, atau sebagai bahan bakar ketika tidak ada bahan bakar lain. Akar
nafas digunakan oleh orang Irian untuk gabus dan pelampung.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

LAMPIRAN 9. HASIL IDENTIFIKASI FAUNA REPTIL DAN MAMALIA

Acrochordus granulatus - Ular Kadut

Ordo

: Squamata

Famili

: Acrochordidae

Nama Inggris

: Acrochordus granulatus

Nama Lokal

: Ular Kadut

Ekologi dan Habitat

: Hidup di air tawar atau air payau (daerah pertambakan) juga


persawahan. Memangsa Katak, ikan kecil. Nocturnal (aktif di
malam hari)

Distribusi/ sebaran

: India, Asia Tenggara, Kep. Solomon

Naja tripudians - Ular Tedung Beras

Ordo

: Squamata

Famili

: Elapidae

Nama Inggris

: The Monocled cobra

Nama Lokal

: Tedung Beras

Ekologi dan Habitat

: Dapat beradaptasi dengan berbagai habitat, dari alam untuk


lingkungan anthropogenic dampak. Mereka lebih memilih habitat
yang berhubungan dengan air, seperti sawah, rawa, dan
mangrove, tetapi juga dapat ditemukan di padang rumput,
shrublands, dan hutan. Hal ini juga terjadi pada lahan pertanian
dan pemukiman manusia, termasuk kota-kota. Mereka dapat
ditemukan sampai ketinggian 1.000 m (3.300 kaki) di atas
permukaan laut. Paling aktif pada senja dan malam hari.

Distribusi/ sebaran

: India bagian barat sampai ke Cina, Vietnam dan Kamboja, juga


terdapat di Semenanjung Melayu dan asli ke Bangladesh, Bhutan,
Myanmar, Laos, Nepal, Thailand, dan Indonesia.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Takydromus sexlineatus - Ular Lidi

Ordo

: Squamata

Famili

: Lacertidae

Nama Inggris

: The Asian grass lizard, six-striped long-tailed lizard, or long-tailed


grass lizard

Nama Lokal

: Ular Lidi

Ekologi dan Habitat

: Arboreal (hidup di pohon), spesies kadal, diurnal (aktif siang hari).


Panjang ekor biasanya lebih dari tiga kali tubuh (moncong untuk
melampiaskan) panjang dalam spesies ini. memakan serangga
kecil seperti lalat

Distribusi/ sebaran

: Sejumlah negara termasuk India, Cina, Thailand, dan Indonesia.

Ahaetulla prasina - Ular Hijau

Ordo

: Squamata

Famili

: Colubridae

Nama Inggris

: The Asian vine snake or the oriental whipsnake

Nama Lokal

: Ular hijau

Ekologi dan Habitat

: Habitatnya di tepi hutan termasuk taman, daerah pemukiman


berhutan dan daerah pertanian pedesaan. Hal ini paling sering
ditemui ketika berjemur pada pertumbuhan sekunder sepanjang
tepi hutan. Bentuk Tubuhnya sangat ramping, meskipun dewasa
sepenuhnya dewasa tampil lebih kuat. Memakan vertebrata,
termasuk burung bersarang kecil, kadal dan katak.

Distribusi/ sebaran

: Berkisar dari India ke Cina dan seluruh Asia Tenggara

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Elaphe flavolineata - Ular Kopi

Ordo

: Squamata

Famili

: Colubridae

Nama Inggris

: Black Copper Rat Snake or Yellow striped Snake

Nama Lokal

: Ular Kopi, Ular Sapi Hitam

Ekologi dan Habitat : Ular ini ditemukan pada habitat dataran rendah, terutama daerah
yang habitatnya terganggu. Aktifitas di pagi dan siang hari,
kadang di atas pohon. Makanannya mamalia kecil seperti tikus.
Distribusi/ sebaran

: Sumatra, Kalimantan, Jawa

Naja bungarus - King Cobra

Ordo

: Squamata

Famili

: Elapidae

Nama Inggris

: King Cobra

Nama Lokal

: Ular Anang

Ekologi dan Habitat

: Ular anang didapati mulai dari dekat pantai hingga ketinggian


sekurang-kurangnya 1.800 m dpl. Ular ini menghuni aneka
habitat, mulai dari hutan dataran rendah, rawa-rawa, wilayah
semak belukar, hutan pegunungan, lahan pertanian, ladang tua,
perkebunan, persawahan, dan lingkungan pemukiman. Ular yang
lincah dan gesit ini biasa bersembunyi di bawah lindungan semak
yang padat, lubang-lubang di akar atau batang pohon, lubang
tanah, di bawah tumpukan batu, atau di rekahan karang. Ular
anang berburu baik pada siang maupun malam, akan tetapi
jarang terlihat aktif di malam hari.

Distribusi/ sebaran

: Di Indonesia ular ini ditemukan di Sumatra, Kep. Mentawai,


Kep. Riau, Bangka, Kalimantan, Jawa,, Bali, dan Sulawesi,

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Boiga dendrophila - Ular Bakau

Ordo

: Squamata

Famili

: Colubridae

Nama Inggris

: Mangrove snake

Nama Lokal

: Ular bakau, Tetak Tebu

Ekologi dan Habitat

: Memakan mamalia kecil, kadal, katak, ular, ikan. Sebagian


nokturnal. Ini adalah ular berpotensi agresif. Bahkan tawanan
spesimen dibesarkan bisa gugup dan bisa menyerang berulang
kali. Meskipun banyak spesimen akan tenang dan memungkinkan
penanganan dengan peralatan keselamatan yang tepat, mereka
biasanya mudah stres dan mungkin menolak makanan untuk
waktu yang lama jika terganggu. Ironisnya, ular bakau ditemukan
lebih sering pada hutan hujan dataran rendah daripada hutan
bakau.

Distribusi/ sebaran

: Pulau Bangka, Belitung, Kalimantan, Java, Sulawesi, Sumatra.

Python reticulatus - Ular Sanca

Ordo

: Squamata

Famili

: Pythonidae

Nama Inggris

: Reticulated python atau kerap disingkat retics.

Nama Lokal

: Ular Sanca, Ular Sawa

Ekologi dan Habitat

: Ular sanca termasuk berumur panjang, hingga lebih dari 25 tahun.


Bertelur antara 10 hingga sekitar 100 butir. Hidup di hutan-hutan
tropis yang lembap (Mattison, 1999). Ular ini bergantung pada
ketersediaan air, sehingga kerap ditemui tidak jauh dari badan air
seperti sungai, kolam dan rawa. Makanan utamanya
adalah mamalia kecil, burung dan reptilia lain seperti biawak. Ular
yang kecil memangsa kodok, kadal dan ikan. Ular-ular berukuran
besar dilaporkan memangsa anjing, monyet, babi hutan, rusa,
bahkan manusia yang tersesat ke tempatnya menunggu
mangsa. Setelah makan, terutama setelah menelan mangsa yang

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

besar, ular ini akan berpuasa beberapa hari hingga beberapa


bulan hingga ia lapar kembali.
Distribusi/ sebaran

: Sanca menyebar di hutan-hutan Asia Tenggara. Mulai dari


Kep. Nikobar, Burma hingga ke Indochina; ke selatan melewati
Semenanjung Malaya hingga ke Sumatra, Kalimantan, Jawa,
Nusa Tenggara, Sulawesi; dan ke utara hingga Filipina.

Bronchocela jubata - Bunglon

Ordo

: Sauria

Famili

: Agamidae

Nama Inggris

: Green crested lizards, Chameleons

Nama Lokal

: Bunglon, Londok

Ekologi dan Habitat

: Bunglon yang kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon


peneduh di kebun dan pekarangan. Reptil ini memangsa berbagai
macam
serangga
yang
dijumpainya: kupukupu, ngengat, capung, lalat dan
lain-lain.
Untuk
menipu
mangsanya, bunglon ini kerap berdiam diri di pucuk pepohonan
atau bergoyang-goyang pelan seolah tertiup angin. Sering juga
bunglon surai terlihat meniti kabel listrik dekat rumah, untuk
menyeberang dari satu tempat ke tempat lain. Di saat Bunglon
merasa terancam , Ia akan mengubah warna kulitnya menjadi
serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga
keberadaannya tersamarkan.

Distribusi/sebaran

: Jawa, Kalimantan, Bali, Singkep,


Kepulauan Salibabu, dan Filipina.

Sulawesi,

Karakelang,

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Takydromus sexlineatus - Kadal Rumput

Ordo

: Squamata

Famili

: Lacertidae

Nama Inggris

: The Asian grass lizard,


six-striped long-tailed lizard,
or long-tailed grass lizard

Nama Lokal

: Kadal daun

Ekologi dan Habitat

: Arboreal (hidup di pohon), spesies kadal, diurnal (aktif siang hari).


Panjang ekor biasanya lebih dari tiga kali tubuh (moncong untuk
melampiaskan) panjang dalam spesies ini. memakan serangga
kecil seperti lalat

Distribusi/ sebaran

: Sejumlah negara termasuk India, Cina, Thailand, dan Indonesia

Mabuya multifasciata Bengkarung

Ordo

: Squamata

Famili

: Scincidae

Nama Inggris

: East Indian Brown Mabuya,


Many-lined Sun Skink atau Common Sun Skink

Nama Lokal

: Bengkarung, Kadal Kebun

Ekologi dan Habitat

: Kadal yang menyukai tempat bersemak dan berumput, baik di


tempat terbuka maupun yang terlindung oleh pepohonan. Sering
terlihat berjemur di pagi hari di jalan setapak yang terbuka, tepi
parit, atau di pematang sawah. Di malam hari, kadal ini tidur di
bawah lapisan serasah, timbunan kayu atau tumpukan batu.
Bengkarung pandai memanjat pepohonan, tebing batu atau
bahkan dinding tembok yang tegak namun kasar, sampai
ketinggian sekitar 8-10 meter. Makanannya terdiri dari
aneka serangga, cacing, kodok kecil, dan juga reptil yang lain
seperti cecak dan jenis kadal lain yang bertubuh lebih kecil.

Distribusi/ sebaran

: Kadal kebun diketahui menyebar luas di Asia bagian tenggara,


mulai dari India (Assam) hingga Cina selatan (Hainan, Yunnan)
hingga Taiwan, Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam,
Singapura, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Filipina, dan Papua.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Draco spp - Cecak Terbang

Ordo

: Squamata

Famili

: Agamidae

Nama Inggris

: Draco volans, or the Flying Dragon

Nama Lokal

: Cekibar, Cicak Terbang

Ekologi dan Habitat

: Cekibar
kampung
biasa
didapati
pekarangan, kebun, hutan sekunder. Kerap kali hewan ini teramati
sedang berburu serangga di pepagan hingga ke cabangcabang pohon. Terkadang cekibar berpindah tempat dengan cara
terbang, yakni meloncat dan melayang dari satu pohon ke lain
pohon.Pada musim kawin, kerap dijumpai beberapa ekor jantan
berkejaran dengan betinanya di satu pohon yang sama.
Menyimpan telur di dalam tanah gembur atau humus di dekat
pangkal pohon; betinanya menggali tanah dengan menggunakan
moncong.

Distribusi/ sebaran

: Hewan ini menyebar mulai dari Thailand dan Semenanjung


Malaya dibagian barat; Kepulauan Filipina di Utara Sumatra,
Mentawai,
Riau,
Natuna,
Kalimantan,
Jawa,
Nusa
Tenggara, Sulawesi, hingga Maluku di timur.

Gekko gecko - Tokek

Ordo

: Squamata

Famili

: Gekkonidae

Nama Inggris

: Tokay gecko

Nama Lokal

: Tokek

Ekologi dan Habitat

: Hewan ini kebanyakan aktif di saat senja dan malam hari, meski
suara panggilannya kadang-kadang terdengar di siang hari. Tokek
tinggal di lubang pepohonan di hutan atau di rekahan batuan atau
gua; namun sebagian jenisnya juga beradaptasi dengan
lingkungan manusia dan bersifat komensal. Tokek memburu
aneka serangga dan invertebrata lain
sebagai
makanannya,
walaupun juga tidak segan memangsa vertebrata lain yang lebih
kecil ukurannya.

Distribusi/ sebaran

: India, Nepal, Bangladesh, Asia, Philippines, Indonesia.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Durio testudinarium - Kura-kura

Ordo

: Testudinata

Famili

: -

Nama Inggris

: turtles

Ekologi dan Habitat

: Kura-kura hidup di berbagai tempat, mulai daerah gurun, padang


rumput, hutan, rawa, sungai dan laut. Sebagian jenisnya hidup
sepenuhnya akuatik, baik di air tawar maupun di lautan. Kura-kura
ada yang bersifat pemakan tumbuhan (herbivora), pemakan
daging (karnivora) atau campuran (omnivora). Kura-kura tidak
memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan tulang di moncong kura-kura
sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya.

Distribusi/ sebaran

: Menyebar Indonesia dan dunia

Dogania subplana - Labi-Labi

Ordo

: Testudinata

Famili

: Trionychidae

Nama Inggris

: Malayan softshell turtle

Ekologi dan Habitat

: Labi labi merupakan sebangsa kura-kura (ordo: Testudinata) yang


terdapat perisai di punggungnya (batok), pada umumnya perisai
kura-kura sangat keras, akan tetapi berbeda dengan labi labi yang
memiliki perisai/cangkang yang lunak sehingga termasuk dalam
keluarga Trionychidae.

Distribusi/ sebaran

: Habitat labi labi tersebar luas di kawasan Asia Tenggara. Di


Indonesia, jenis ini dijumpai di Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali,
dan Lombok).

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Macaca nemestrina Beruk

Ordo

: Primata

Famili

: Cercopithecidae

Nama Inggris

: Pig-tailed Macaque

Ekologi dan Habitat

: Hidup di hutan primer. Menyukai hutan lebat dan habitat yang


tidak terganggu. Memakan buah-buahan, pucuk daun dan
serangga. Berkelompok antara 15-40 ekor. Rentang hidup
mencapai 26 tahun.

Distribusi/ sebaran

: Sumatera dan Kalimantan

Macaca fascicularis - Monyet Ekor Panjang

Ordo

: Primata

Famili

: Cercopithecidae

Nama Inggris

: Long-tailed Macaque, Crab-eating Macaque

Ekologi dan Habitat

: Monyet ekor panjang hidup di hutan-hutan daerah pesisir


(mangrove dan pantai), sepanjang sungai, sekitar kebun,
pemukiman dan perkebunan. Hidup di hutan primer, sekunder
dan habitat yang terganggu. Diurnal (aktifitas di siang hari).
Jantan hidup berkelompok terdiri atas 20-30 ekor dan terdaat
hierarki yang ditentukan berdasarkan faktor umur, ukuran tubuh
dan kemampuan bersaing. Mempunyai kemampuan belajar atau
menunjukkan perilaku budaya. Makanan terdiri atas buah-buahan,
serangga, katak, kepiting dan invertebrata lain dipesisir.

Distribusi/ sebaran

: Sumatera, Jawa, Kalimantan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Crocodylus porosus - Buaya Muara

Ordo

: Crocodilidea

Famili

: Crocodilidae

Nama Inggris

: saltwater crocodile

Ekologi dan Habitat : Adalah sejenis buaya yang terutama hidup di sungai-sungai dan di
laut dekat muara. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak
punya sisik lebar pada tengkuknya. Buaya muara dikenal sebagai
buaya terbesar di dunia, jauh lebih besar dari Buaya Nil
(Crocodylus
niloticus)
dan Alligator Amerika
(Alligator
mississipiensis). Panjang tubuh termasuk ekor bisa mencapai 12
meter seperti yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan
Timur. Buaya Muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di
dunia.
Distribusi/ sebaran

: Daerah
penyebarannya
perairan Indonesia.

dapat

ditemukan

di

seluruh

Tomistoma schlegelii-Buaya Senyulong

Ordo

: Crocodilidea

Famili

: Crocodilidae

Nama Inggris

: The false gharial, the Malayan gharial

Ekologi dan Habitat

: Habitat yang menjadi favorit buaya ini adalah lubuk-lubuk yang


relatif dalam, rawa-rawa, hingga ke pedalaman. Makanan
utamanya meliputi ikan, udang dan juga monyet. Perbedaan
buaya ini dengan buaya lainnya adalah moncongnya yang sangat
sempit dengan ukuran tubuh yang mencapai 5,6 m.

Distribusi/ sebaran

: Persebaran buaya ini meliputi Sumatera, Kalimantan, dan jawa.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Varanus borneensis - Biawak Kalimantan

Ordo

: Squamata

Famili

: Varanidae

Nama Inggris

: Monitor lizard

Ekologi dan Habitat

: Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air,


tepian danau, pantai, dan rawa-rawa termasuk rawa bakau. Di
perkotaan, biawak kerap pula ditemukan hidup di gorong-gorong
saluran air yang bermuara ke sungai. Biawak memangsa
aneka serangga, ketam atau yuyu, berbagai jenis kodok, ikan
kadal, burung,
serta mamalia kecil
seperti tikus dancerurut.
Biawak pandai memanjat pohon. Di hutan bakau, biawak kerap
mencuri telur atau memangsa anak burung. Biawak juga
memakan bangkai, telur kura-kura, penyu atau buaya.

Distribusi/ sebaran

: Daerah penyebarannya jawa, madura, kalimantan dan beberapa


pulau di Indonesia Timur.

Hystrix brachyura - Landak

Ordo

: Rodentia

Famili

: Hystricidae

Nama Inggris

: Common Porcupine,
Malayan Porcupine

Nama Lokal

: Landak

Ekologi dan Habitat

: Aktif di malam hari. Tinggal di dalam lubang tanah sepanjang hari.


Landak memakan buha-buahan yang jatuh ke atas, tuna muda
dan akar. Hidup di hutan primer dan perkebunan.

Distribusi/ Sebaran

: Kamboja, China, India, Vietnam, Laos, Malaysia, Myanmar,Nepal,


Singapura dan Thailand. Di Indonesia terdapat di Sumatera, dan
Kalimantan.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Lutra lutra - Berang-Berang

Ordo

: Carnivora

Famili

: Mustelidae

Nama Inggris

: Eurasian Otter, Smooth Coated Otter

Nama Lokal

: Marang/ bamuruk (Kanaytn / Bekatik)


Pusuh (Kuhoi/ Katingan)

Ekologi dan Habitat

: Lutra hidup di kolam dan danau, riam dan sungai. Beraktivitas di


air dan tidur di darat. Berkopulasi dari Februari, Maret dan bulan
Juli. Nocturnal (aktif di malam hari). Soliter (menyendiri/ tidak
berkelompok). Memakan ikan, vertebrata kecil dan crustacea.
Mengkonsumsi makanan 1 kg/ hari.

Distribusi/ Sebaran

: Eropa, Asia, Sumatera, Jawa dan Kalimantan

Neofelis nebulosa - Kucing Dahan

Ordo

: Carnivora

Famili

: Felidae

Nama Inggris

: Clouded Leopard

Nama Lokal

: Kucing Dahan (Kuhoi/ Katingan)

Ekologi dan Habitat

: Hidup di hutan tropis dan sub tropis dengan ketinggian hingga


2000 m dpl. Prilakunya kurang diketahui. Soliter. Nocturnal (aktif di
malam hari), namun kadang aktif di siang hari. Memangsa rusa,
babi, monyet dan mamalia kecil lainnya.

Distribusi/ Sebaran

: Sumatera dan Kalimantan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Lariscus insignis - Tupai

Ordo

: Rodentia

Famili

: Sciuridae

Nama Inggris

: Three-Striped Ground Squirrel

Nama Lokal

: Tupai

Ekologi dan Habitat

: Hidup di hutan primer dan sekunder. Diurnal (aktif di siang hari).


Memakan buah dan serangga.

Distribusi/ Sebaran

: Sumatera, Jawa dan Kalimantan

Pteropus sp Kalong

Ordo

: Chiroptera

Famili

: Pteropodidae

Nama Inggris

: Giant Fruit Bats atau Flying Foxes

Ekologi dan Habitat

: Kalong hanya memakan buah-buahan, bunga, nektar, dan serbuk


sari; ini menjelaskan mengapa kalong terbatas penyebarannya di
wilayah tropis. Kalong memiliki mata yang besar sehingga mereka
dapat melihat dengan baik dalam keadaan kurang cahaya. Indra
yang secara utama digunakan untuk navigasi adalah daya
penciumannya yang tajam. Kalong tidak mengandalkan diri pada
daya pendengaran seperti halnya kelelawar pemakan serangga
yang
menggunakan ekholokasi.
Kalong
sering
mencari
makanannya sampai jauh, hingga sejauh 40 mil dari tempatnya
tidur.

Distribusi/ sebaran

: Kalong menyebar di Asia tropis dan subtropis (termasuk di anak


benua India), Australia, Indonesia, pulau-pulau di lepas pantai
timur Afrika (tetapi tidak di daratan benuanya), serta di sejumlah
kepulauan di Samudra Hindia dan Pasifik.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Manis javanica -Trenggiling

Ordo

: Pholidota

Famili

: Manidae

Nama Inggris

: Sunda pangolin, Malayan pangolin

Nama Lokal

: Trenggiling

Ekologi dan Habitat

: Hewan ini memakan serangga dan terutama semut dan rayap.


Trenggiling hidup di hutan hujan tropis dataran rendah. Trenggiling
kadang juga dikenal sebagai anteater. Bentuk tubuhnya
memanjang, dengan lidah yang dapat dijulurkan hingga sepertiga
panjang tubuhnya untuk mencari semut di sarangnya. Rambutnya
termodifikasi menjadi semacam sisik besar yang tersusun
membentuk perisai berlapis sebagai alat perlindungan diri. Jika
diganggu, trenggiling akan menggulungkan badannya seperti bola.
Ia dapat pula mengebatkan ekornya, sehingga "sisik"nya dapat
melukai kulit pengganggunya.

Distribusi/ Sebaran

: Asia Tenggara

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

LAMPIRAN 10. HASIL IDENTIFIKASI JENIS - JENIS AVES


Ixobrychus cinnamomeus - Bambangan Merah

Ordo

: Ciconiiformes

Famili

: Ardeidae

Nama Inggris

: The Cinnamon Bittern


or Chestnut Bittern

Nama Lokal

: Kuntul Kerbau

Ekologi dan Habitat

: Bersifat pemalu, hidup menyendiri. Pada siang hari, memburu


mangsa pada rumpun padi atau rumput. Lebih aktif pada malam
hari. Bila terganggu, melompat ke atas dan terbang rendah
dengan kepakan perlahan, tetapi kuat. Bersarang pada rumpun
gelagah atau rumput yang tinggi.

Distribusi/ sebaran

: Sub-benua India melalui Asia tenggara ke China timur-laut; juga di


Maldiva, Sri Lanka, Kep. Andaman dan Nikobar; tersebar luas di
Sunda Besar, Sulawesi, Kalimantan dan Filipina.

Centropus sinensis - Bubut Besar

Ordo

Cuculiformes

Famili

Cuculidae

Nama Inggris

: The Greater Coucal or


Crow Pheasant

Nama Lokal

: Bubut Besar

Ekologi dan Habitat

: Burung ini merupakan jenis burung pemakan ulat, belalang,


kumbang, hemiptera, katak, kadal yang memiliki habitat di tepi
hutan, belukar sekunder, semak tepi sungai, hutan mangrove.
tersebar sampai ketinggian 1.200 m dpl.

Distribusi/ sebaran

: Sumatera, Kalimantan, Nias, Mentawai, Jawa, Bali.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Tringa hypoleucos - Burung Trinil Pantai

Ordo

: Charadriiformes

Famili

: Scolopacidae

Nama Inggris

: The Common Sandpiper

Nama Lokal

: Kuntul Kerbau

Ekologi dan Habitat

: Burung ini merupakan jenis burung pemakan krustasea,


serangga, invertebrata lain yang memiliki habitat di habitat luas.
gosong lumpur, beting pasir, pantai, sungai, sawah, tersebar
sampai ketinggian 1.500 m dpl..

Distribusi/ sebaran

: Afrika, Erasia. Asia, Asia Tenggara, Australia.

Haliastur Indus - Elang Bondol

Ordo

: Falconiformes

Famili

: Accipitridae

Nama Inggris

: The Red-backed Sea-eagle,


Brahminy Kite

Nama Lokal

: Elang Bondol

Ekologi dan Habitat

: Biasanya sendirian, tetapi di daerah yang makanannya melimpah


dapat membentuk kelompok sampai 35 individu. Ketika berada di
sekitar sarang, sesekali memperlihatkan perilaku terbang naik
dengan cepat diselingi gerakan menggantung di udara, kemudian
menukik tajam dengan sayap terlipat dan dilakukan secara
berulang-ulang. Terbang rendah di atas permukaan air untuk
berburu makanan, tetapi terkadang juga menunggu mangsa
sambil bertengger di pohon dekat perairan, dan sesekali terlihat
berjalan di permukaan tanah mencari semut dan rayap.
Menyerang burung camar, dara laut, burung air besar, dan burung
pemangsa lain yang lebih kecil untuk mencuri makanan

Distribusi/ sebaran

: Daerah sekitar pantai di Asia Tenggara, Cina, dan Australia.


Sedangkan di Indonesia dan India, masih dapat ditemukan di
daerah pedalaman.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Amaurornis phoenicurus - Kareo Padi

Ordo

: Gruiformes

Famili

: Rallidae

Nama Inggris

: The White-breasted Waterhen

Nama Lokal

: Kareo Padi

Ekologi dan Habitat

: Penetap yang umum setempat dan pengunjung musim dingin


pada habitat yang sesuai dari dataran rendah sampai ketinggian
1.600 m di seluruh Sunda Besar. Umumnya hidup sendirian,
kadang-kadang berdua atau bertiga. Mengendap-endap dalam
semak yang lembab. Tinggal di pinggir danau, tepi sungai, hutan
mengrove, dan sawah bila tempat itu cukup rapat untuk
bersembunyi. Keluar ke tempat terbuka untuk makan, sehingga
lebih terlihat daripada ayam-ayaman lainnya. Juga suka
memanjat-manjat semak dan pohon kecil.

Distribusi/ sebaran

: India, Cina selatan, Asia tenggara, Filipina, Sulawesi, dan Sunda


Besar dan Nusa tenggara.

Copshycus saularis - Kucica Kampung

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Muscicapidae

Nama Inggris

: Oriental Magpie-robin

Nama Lokal

: Kacer, Koci / poci /sekoci

Ekologi dan Habitat

: Dapat hidup sampai ketinggian 1500 mdpl. Dulu sangat mudah


ditemukan di pekarangan, desa, hutan sekunder, hutan terbuka,
dan hutan magrove. Saat terbang sangat menarik perhatian.
Bertengger dengan mencolok saat berkicau dan bergaya. Sering
mencari makan di atas permukaan tanah dengan terus-menerus
menurunkan dan membuak ekornya sebelum menetup dan
menegakkannya secara menyentak.

Distribusi/ sebaran

: Sumatera (termasuk Pulau Simeulue, Nias, Batu, Belitung,


Bangka), Jawa Bagian Barat dan Kalimantan Barat.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Meiglyptes tristis - Pelatuk

Ordo

: Piciformes

Famili

: Picidae

Nama Inggris

: The Buff-rumped Woodpecker

Nama Lokal

: Caladi Batu

Ekologi dan Habitat

: Umum di Kalimantan dan Sumatera, tetapi jarang terlihat di Jawa


bagian barat. Lebih menyukai habitat terbuka di pesisir. Secara
diam-diam mencari makan pada tajuk pohon dan cabang kecil, di
hutan primer, hutan sekunder, serta pinggir hutan. Bergabung
dalam kelompok campuran dengan jenis burung lain.
Telur dua butir berwarna putih yang diletakkan pada sarang di
lubang pohon. Tidak ada catatan mengenai musim berbiak di
Jawa.

Distribusi/ sebaran

: Sumatera, Kep. Nias, Bangka, Natuna Utara dan Kalimantan.

Lonchura Malacca - Pipit Rawa

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Estrildidae

Nama Inggris

: Scaly-breasted Munia

Nama Lokal

: Pipit, Bondol

Ekologi dan Habitat

: Bondol rawa sering tampak menggerombol dalam jumlah besar,


terbang atau hinggap memakan biji rumput-rumputan. Sesuai
dengan
sebutannya,
bondol
rawa
terutama
menghuni paya atau padang rumput berawa, atau di hutan di
sekitar persawahan. Musim kawin terutama berlangsung antara
Juni Oktober. Telur berjumlah 57 butir, putih, disimpan dalam
sarang dari rerumputan kering berbentuk bola, yang dibangun di
semak-semak atau di antara batang-batang rumput tinggi.
Pemakan padi dan biji-bijian

Distribusi/ sebaran

: India, Cina, Filiphina, Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Macropygia ruficeps - Tekukur

Ordo

: Columbiformes

Famili

: Columbidae

Nama Inggris

: The Little Cuckoo-Dove

Nama Lokal

: Kathik (Yogyakarta)

Ekologi dan Habitat

: Mudah dijumpai di daerah terbuka, perkampungan, dan


perkotaan. Hidup bersama manusia di sekitar desa dan sawah.
Mecari makan di atas permukaan tanah. Sering duduk
berpasangan di jalan yang terbuka. Bila terganggu, terbang
rendah di atas tanah dengan kepakan sayap pelan yang khas.

Distribusi/ sebaran

: Tersebar luas dan umum terdapat di Asia tenggara sampai di


Nusa Tenggara. Diintroduksi ke tempat lain sampai Australia dan
Los Angeles (AS).

Passer montanus - Burung Gereja

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Passeridae

Nama Inggris

: Eurasian Tree Sparrow

Nama Lokal

: Gereja

Ekologi dan Habitat

: Sangat mudah dijumpai di daerah perkotaan dan pedesaan,


terutama disekitar tempat penggilingan padi, sampai ketinggian
1500 mdpl. Hidup berkelompok di sekitar rumah, gudang, dan
tempat-tempat lain disekitar daerah permukiman manusia.
Mencari makan di tanah dan lahan pertanian, mematuki biji-biji
kecil dan beras.

Distribusi/ sebaran

: Erasia, India, Cina, Asia Tenggara, dan Semenanjung Malaysia.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Halcyon pileata - Cekakak Cina

Ordo

: Coraciiformes

Famili

: Halcyonidae

Nama Inggris

: The Black-capped Kingfisher

Nama Lokal

: Pekaka Kopiah Hitam

Ekologi dan Habitat

: Berasal dari negara China atau Korea, ia akan terbang ke selatan


pada musim sejuk dan menetap di sepanjang sungai, paya dan
hutan-hutan bakau. Berbanding burung Pekaka spesies lain. Ia
antara keluarga Pekaka yang membesar sehingga 28cm
panjangnya.
Paruh
merahnya
yang
kuat
dapat
menangkap serangga, ikan dan katak dengan
mudah
dan
mengorek sarang di tepi sungai.

Distribusi/ sebaran

: Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Sulawesi dan Filipina


selatan.

Ictinaetus malayensis - Elang Hitam

Ordo

: Accipitriformes

Famili

: Accipitridae

Nama Inggris

: The Black Eagle

Nama Lokal

: Elang Bondol

Ekologi dan Habitat

: Burung ini hidup memencar di dataran rendah, hutan perbukitan


hingga wilayah yang bergunung-gunung pada ketinggian sekitar
1.400 m (di Jawa hingga sekitar 3.000 m) dpl. Memangsa aneka
jenis mamalia kecil, kadal, burung dan terutama telur, elang hitam
dikenal sebagai burung perampok sarang. Melayang indah,
burung ini kerap teramati terbang berpasangan di sisi bukit atau
lereng gunung yang berhutan. Dengan tangkas dan mudah elang
ini
terbang
keluar
masuk dan di
sela-sela
tajuk
pepohonan. Cakarnya
yang
tajam
terspesialisasi
untuk
menyambar dan mencengkeram mengsanya dengan efektif.
Sarang berukuran besar terbuat dari ranting-ranting dan
dedaunan yang tersusun tebal, diletakkan pada cabang pohon
yang tinggi di hutan yang lebat. Bertelur satu atau dua butir, bulat
oval, sekitar 65 x 51 mm, berwarna kuning tua bernoda coklat
kemerahan.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Distribusi/ sebaran

: Elang hitam menyebar luas mulai dari India, Sri Lanka hingga Asia
Tenggara, Sunda Besar, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.

Acridotheres cristatellus - Kerak Jambul

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Sturnidae

Nama Inggris

: -

Nama Lokal

: -

Ekologi dan Habitat

: Mudah dijumpai di lahan pertanian dan kota, sampai ketinggian


1.500 mdpl. Hidup dalalam kelompok kecil maupun besar.
Sebagian besar mencari makan di atas tanah, lapangan rumput
dan sawah.

Distribusi/ sebaran

: Jawa, Bali dan Kalimantan.

Hirundo tahitica - Layang-layang Batu

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Hirundinidae

Nama Inggris

: Pacific Swallow

Nama Lokal

: -

Ekologi dan Habitat

: Banyak terdapat di daerah terbuka terutama di atas air sampai


ketinggian 1.500 m. Biasanya ditemukan dalam kelompok kecil
yang terpisah-pisah. Mencari makan sendiri-sendiri dalam
lingkaran atau melayang rendah di atas air. Pada musim dingin
sering bergabung dengan walet, tetapi tidak berkumpul dalam
kelompok besar untuk bermalam. Sarang berupa cangkir dari
gumpalan lumpur, menempel di bawah langit-langit, jembatan
atau bergantung di bebatuan. Sarang ini mempunyai jalan
measuk berupa lubang terbuka di bagian atasnya.

Distribusi/ sebaran

: India selatan, Asia tenggara , Filipina, Semenanjung Malaysia, dan


Sunda Besar, sampai P. Papua dan Tahiti.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Arachnothera flavigaster - Pijantung Tasmak

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Nectariniidae

Nama Inggris

: The Spectacled Spiderhunter

Nama Lokal

: -

Ekologi dan Habitat

: Burung yang tidak umum di hutan terbuka Sumatra dan


Kalimantan. Juga dapat ditemui di perkebunan kelapa, kebun
pedesaan, dan belukar sampai pada ketinggian 1300 m. Di
Kalimantan masih dapat ditemui sampai pada ketinggian 1800 m.
Secara umum dapat ditemui di hutan sekunder. Sangat agresif
dalam mempertahankan teretori mencari makan.

Distribusi/ sebaran

: Semenanjung Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan.

Treron vernans - Punai Gading

Ordo

: Columbiformes

Famili

: Columbidae

Nama Inggris

: The Pink-necked Green Pigeon

Nama Lokal

: Kathik (Yogyakarta)

Ekologi dan Habitat

: Umum di hutan pantai, hutan magrove, hutan sekunder, hutan


rawa-rawa, perkebunan yang berpohon jarang, di sekitar
pemukiman, tempat-tempat terbuka dan lembah sampai
ketinggian 1200 mdpl. Sepertinya populasinya semakin kecil di
tempat yang semakin tinggi dari permukaan laut.Berkumpul dalam
kelompok kecil, hinggap pada pohon buah-buahan (seperti
beringin dan kersen) untuk mencari makan. Saat terganggu,
terbang berdua atau bertiga dengan kepakan sayap yang keras.
Pada malam dan pagi hari, mengeluarkan suara mendengkur
lembut yang rendah dari tempat bertengger.

Distribusi/ sebaran

: Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Cypsiurus balasiensis - Walet Palem Asia

Ordo

: Apodiformes

Famili

: Apodidae

Nama Inggris

: The Asian Palm Swift

Nama Lokal

: Walet

Ekologi dan Habitat

: Burung yang cukup umum dijumpai di habitat yang sesuai pada


ketinggian sampai 1500 m. Penyebarannya ditentukan oleh
keberadaan tegakan palem dengan daun berbentuk kipas seperti
palem
kipas Livistona,
lontar Borassus, pinang Areca atau
gebang Corypha, yang digunakan sebagai tempat bersarang dan
beristirahat. Sarang direkatkan di bawah daun palem.

Distribusi/ sebaran

: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara.

Bubulcus ibis - Burung Kuntul Kerbau

Ordo

: Ciconiiformes

Famili

: Ardeidae

Nama Inggris

: The Cattle Egret

Nama Lokal

: Kuntul Kerbau

Ekologi dan Habitat

: Burung ini suka mencari makanan di dekat kerbau atau sapi yang
merumput. Kuntul kerbau suka bergerombol, entah sewaktu
berkembang biak, bertengger, atau makan. Ketika berkembang
biak, mereka senang tinggal di sebuah pohon besar bersama
spesies lain seperti burung cangak atau bangau.

Distribusi/ sebaran

: Ada di lima benua.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Orthotomus ruficeps - Cinenen

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Sylviidae

Nama Inggris

: Ashy Tailorbird

Nama Lokal

: Ciplukan (Kudus), Jerrwit (Melayu), Pipi dan cilang (Sumatera


Barat), Soriti (Deli), Ciblek (Jawa), Cici, cinenen, Pruwayu (Sunda)

Ekologi dan Habitat

: Mengunjungi hutan terbuka, pinggir hutan, hutan mangrove,


semak-semak di tepi pantai, kebun, tumbuhan sekunder, dan
rumpun bambu sampai ketinggian 950 mdpl. Aktif di lantai hutan
dan puncak pohon. Merupakan burung pemakan serangga kecil.
Dalam penangkaran biasanya
diberikan pakan alami
berupa jangkrik, kroto, dan pelet.

Distribusi/ sebaran

: Palawan, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Jawa,


dan pulau-pulau kecil disekitarnya.

Aceros comatus - Enggang Jambul

Ordo

: Coraciiformes

Famili

: Bucerotidae

Nama Inggris

: The White-crowned Hornbill,


The White-crested Hornbill or
Long-crested Hornbill

Nama Lokal

: Enggang

Ekologi dan Habitat

: Burung hutan yang terdapat di beberapa tempat di perbukitan


dibawah ketinggian 900 mdpl, di 2/3 bagian utara Sumatera dan
1/2 bagian utara Kalimantan. Menghuni tajuk tengah dan tajuk
bawah hutan. Memakan serangga, ular, kadal dan burung kecil,
kadang juga memakan buah-buahan. Burung yang tidak
mencolok, mencari makan di hutan yang rapat. Berbiak secara
kooperatif, dimana betina yang dominan dapat dibantu oleh 2-7
individu burung selama perkembangbiakan dan perawatan anak.

Distribusi/ sebaran

: Burung ini tersebar pada wilayah Myanmar dan Thailand selatan,


Semenanjung Malaysia, Sumatera dan Kalimantan.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Rhipidura javanica Kipasan

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Rhipiduridae

Nama Inggris

: Pied Fantail

Nama Lokal

: -

Ekologi dan Habitat

: Bergerak aktif di daerah hutan terbuka, termasuk hutan sekunder,


pekarangan, dan hutan mangrove sampai ketinggian 1.500 mdpl.
Kadang-kadang terlihat sendirian, berpasangan, atau dalam
kelompok keluarga, dan juga bergabung dalam kelompok
campuran. Kadang mengikuti binatang peliharaan atau monyet;
menangkapi serangga yang terganggu. Memakan serangga.
Sarang berbentuk cawan dari bahan tumbuh-tumbuhan yang
halus bercampur dengan jaring laba-laba dan diletakkan pada
dahan yang ramping atau tumbuhan merambat, biasanya tidak
jauh dari permukaan tanah. Telur dua butir berwarna kuning tua
dengan bintik abu-abu mengelilingi kutub yang lebar.

Distribusi/ sebaran

: Jawa, Bali dan Lombok, Kalimantan.

Lonchura fuscans - Pipit Kalimantan

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Estrildidae

Nama Inggris

: Dusky Munia

Nama Lokal

: Pipit, Bondol

Ekologi dan Habitat

: Menghuni sawah atau sepanjang sungai, pinggir hutan, semak


sekunder, dan padang rumput di pedalaman sampai ketinggian
500 mdpl. Berperilaku seperti jenis-jenis burung bondol (pipit)
yang lain.

Distribusi/ sebaran

: Hanya diketahui hidup di pulau Kalimantan dan pulau-pulau kecil


di sekitarnya.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Pycnonotus goiavier - Merbah Cerukcuk

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Pycnonotidae

Nama Inggris

: Yellow-vented Bulbul

Nama Lokal

: Biribba, Empuru lelang (Sumatera),


(Pontianak), Trocokan (Jawa)

Ekologi dan Habitat

: Seperti umumnya merbah, makanan burung ini terutama


adalah buah-buahan yang lunak. Selain itu ia juga memangsa
aneka serangga, ulat dan hewan kecil lainnya seperti cacing.
Merbah cerukcuk menyukai tempat-tempat terbuka, semak
belukar, tepi jalan, kebun, dan hutan sekunder. Burung ini sering
berkelompok, baik ketika mencari makanan maupun bertengger,
dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis merbah yang lain,
atau bahkan dengan jenis burung yang lain. Tidur berkelompok
dengan jenisnya, di ranting-ranting perdu atau pohon kecil.

Distribusi/ sebaran

: Burung ini menyebar luas di Asia Tenggara, Semenanjung


Malaya dan Filipina. Di Indonesia didapati di Sumatra dan pulaupulau di bagian timurnya,Kalimantan, Jawa dan Bali.

Merbah

kampung

Nectarinia sperata - Burung Madu

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Nectariniidae

Nama Inggris

: Purple-throated Sunbirb

Nama Lokal

: -

Ekologi dan Habitat

: Habitat semula
jadi
burung
lembap tropika dan subtropika atau
subtropika.

Distribusi/ sebaran

: Indonesia, Kamboja, Malaysia

ini
ialah hutan tanah
hutan bakau tropika dan

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Collocalia maxima - Walet Sarang Hitam

Ordo

: Apodiformes

Famili

: Apodidae

Nama Inggris

: The Black-nest Swiftlet

Nama Lokal

: Walet

Ekologi dan Habitat

: Merupakan walet yang paling umum di daerah pegunungan kapur


di Kalimantan. Di Jawa tidak umum di pulau-pulau kecil dan
daerah pesisir, tetapi umum di pegunungan kapur. Memakan
serangga-serangga kecil yang tertangkap ketika terbang.
Membuat sarang dari air ludah putih yang berbaur bulu, melekat
di gua kapur (disebut sarang hitam). Diambil untuk dijual, tetapi
tidak semahal sarang putih, karena memerlukan banyak waktu
untuk menghilangkan bulu dan tempayaknya. Mengeluarkan
suara berderik-derik untuk ekholokasi. Bertelur dua butir yang
berbentuk memanjang berwarna putih. Bersarang secara
musiman, tergantung tempat berada.

Distribusi/ sebaran

: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara.

Corvus enca - Gagak

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Corvidae

Nama Inggris

: The Slender-billed Crow

Nama Lokal

: Biribba, Empuru lelang (Sumatera), Gagak (Pontianak), Trocokan


(Jawa)

Ekologi dan Habitat

: Burung ini merupakan jenis burung pemakan buah lembut,


mengkudu, Ficus, pepaya, kumbang, serangga, kada yang
memiliki habitat di hutan, tepi hutan, pesisir, tersebar sampai
ketinggian 1.000 m dpl. Hidup berpasangan atau kelompok kecil.
Umumnya pemalu. Suka bertengger di ranting pada pohon besar
dan tinggi. Sarang berukuran besar tidak rapi, dari tumpukan
ranting, pada puncak pohon tinggi. Telur berwarna biru berbintik
hitam, jumlah 3-4 butir. Berbiak bulan November-Mei.

Distribusi/ sebaran

: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku.


Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Pycnonotus aurigaster - Cucak Kutilang

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Pycnonotidae

Nama Inggris

: Sooty-headed Bulbul

Nama Lokal

: -

Ekologi dan Habitat

: Cucak kutilang kerap mengunjungi tempat-tempat terbuka, tepi


jalan, kebun, pekarangan, semak belukar dan hutan sekunder,
sampai dengan ketinggian sekitar 1.600 m dpl. Burung kutilang
acapkali berkelompok, baik ketika mencari makanan maupun
bertengger,
dengan jenisnya sendiri maupun dengan
jenis merbah yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang
lain. Seperti umumnya merbah, makanan burung ini terutama
adalah buah-buahan yang lunak. Cucak kutilang sering
menjengkelkan
petani
karena
kerap
melubangi
buah pepaya dan pisang yang telah masak di kebun. Namun
sebaliknya burung ini menguntungkan petani karena juga
memangsa pelbagai jenis serangga, ulat dan aneka hewan kecil
lainnya yang menjadi hama tanaman.

Distribusi/ sebaran

: Tersebar di China Selatan, Asia Tenggara (kecuali Malaysia),


Jawa dan Bali. Juga dapat ditemui di Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua.

Copshycus malabaricus - Kucica Hutan

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Muscicapidae

Nama Inggris

: White-rumped Shama

Nama Lokal

: Murai Batu

Ekologi dan Habitat

: Pemalu, berdiam di keribuan semak hutan yang lebat. Bernyanyi


secara bergairah di pagi dan petang hari dari tenggeran rendah
dengan sayap menjuntai dan ekor tegak. Berlompatan dari tanah
atau terbang pendek-pendek melalui tumbuhan bawah,
menyentakkan ekornya yang panjang pada waktu mendarat.

Distribusi/ sebaran

: Tersebar di seluruh pulau Sumatera, Kalimantan, Semenanjung


Malaysia, dan sebagian pulau Jawa.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Pelargopsis capensis - Pekaka Emas

Ordo

: Coraciiformes

Famili

: Halcyonidae

Nama Inggris

: The Stork-billed Kingfisher

Nama Lokal

: Raja Udang

Ekologi dan Habitat

: Hidup berpasangan, tetapi berburu secara soliter. Mengunjungi


sungai besar, hutan mangrove dan pantai. Duduk pada batang
mati, memantau perairan dan terbang menukik untuk menyelam
dan menyambar mangsa perairan, terutama ikan. Ketika
terganggu, akan terbang sambil mengeluarkan suara tanda
bahaya yang ribut.

Distribusi/ sebaran

: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Flores

Lonchura punctulata - Pipit Peking

Ordo

: Passeriformes

Famili

: Estrildidae

Nama Inggris

: Scaly-breasted Munia

Nama Lokal

: Pipit, Bondol

Ekologi dan Habitat

: Mudah dijumpai di lahan budidaya bersemak terbuka, sawah,


kolam ikan, rawa-rawa, tepi jalan, dan di banyak tempat lain yang
sedikit berperdu tinggi atau bekas pohon dan padang rumput.
Dapat ditemukan sampai ketinggian 2300 mdpl. Pemakan padi
dan biji-bijian

Distribusi/ sebaran

: India, Cina, Filiphina, Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013

Collocalia fuciphaga - Walet Sarang Putih

Ordo

: Apodiformes

Famili

: Apodidae

Nama Inggris

: The Edible-nest Swiftlet

Nama Lokal

: Walet

Ekologi dan Habitat

: Sering mencari makan di hutan, pada pohon tinggi (seperti pohon


beringin yang sedang berbuah) dan terdapat banyak tawon.
Mandi dan minum di atas air tawar dengan cara menukik
danmenceburkan diri. Berbiak di retakan batu pantai atau di
dalam gua kapur. Di Jawa juga bersarang di rumah tua atau
gudang yang sengaja dibuat untuk burung ini. Sarang seluruhnya
terbuat dari air ludah yang telah mengeras. Sarang putih yang
bersih tersebut sangat berharga, dikumpulkan dan dijual untuk
dibuat sop sarang burung walet.

Distribusi/ sebaran

: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara.

Phodilus badius - Serak Bukit

Ordo

: Strigiformes

Famili

: Tytonidae

Nama Inggris

: The Oriental Bay Owl

Nama Lokal

: Serak Bukit, Burung Hantu

Ekologi dan Habitat

: Burung hutan yang jarang terdapat sampai ketinggian 1500 m.


Kebiasaan sedikit diketahui. Burung hutan malam yang pemalu.
Biasa duduk merebah pada siang hari seperti paruh-kodok.
Memakan mamalia kecil, burung, kadal, ular, katak dan serangga
besar. Berburu dari tempat bertengger, dan biasanya menangkap
mangsa di udara. Berburu di bawah kanopi hutan, dimana sayap
yang pendek dan membulat memudahkan burung ini untuk
terbang cepat diantara dahan pohon.

. Distribusi/ sebaran

: Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan dan Sunda Besar


(termasuk Nias).

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Anda mungkin juga menyukai