KATA PENGANTAR
Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu
didukung data dan informasi lingkungan hidup yang akurat, lengkap dan
berkesinambungan. Informasi tersebut harus menggambarkan keadaan lingkungan
hidup, tekanan yang terjadi terhadap lingkungan hidup dan permasalahan yang timbul,
sehingga pemerintah dapat menentukan kebijakan yang akan diambil dalam
menanggulangi permasalah tersebut.
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) ini merupakan sarana yang penting
untuk mengkomunikasikan keadaan lingkungan hidup dalam rangka meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang keadaan lingkungan serta membantu pengambil
keputusan menentukan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki pengelolaan
lingkungan.
Penyusunan Laporan SLHD ini merupakan hasil pengkajian keadaan lingkungan hidup
guna memberikan gambaran atas dampak kegiatan manusia dan alam yang terjadi
terhadap lingkungan hidup di Kabupaten Ketapang. Laporan SLHD ini selain sebagai
acuan bagi penyelenggaraan pembangunan di daerah juga bermanfaat bagi masyarakat
secara umum, bagi pelaku usaha, peneliti dan pemerhati lingkungan hidup di Kabupaten
Ketapang. Format penyusunan laporan SLHD ini mengikuti sistematika yang terlampir
pada Lampiran II C Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009
dengan dilakukan penyesuaian karakteristik daerah Kabupaten Ketapang.
Atas diterbitkannya Laporan SLHD ini, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu memberikan data dan informasi dalam penyusunan
Laporan SLHD ini. Semoga Laporan SLHD ini dapat menjadi bahan masukan yang baik
bagi semua pihak yang memerlukannya.
Ketapang,
Oktober 2013
BUPATI KETAPANG
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------------
ii
DAFTAR TABEL
iii
----------------------------------------------------------------------
DAFTAR GAMBAR
-------------------------------------------------------------------
vi
BAB I
Lahan dan Hutan ---------------------------------------------------------Keanekaragaman Hayati-------------------------------------------------Air -----------------------------------------------------------------------Udara --------------------------------------------------------------------Laut, Pesisir dan Pantai ------------------------------------------------Iklim ---------------------------------------------------------------------Kebencanaan ------------------------------------------------------------
1
11
17
35
38
47
48
Kependudukan ----------------------------------------------------------Pemukiman -------------------------------------------------------------Kesehatan ---------------------------------------------------------------Pertanian ----------------------------------------------------------------Industri ------------------------------------------------------------------Pertambangan -----------------------------------------------------------Energi -------------------------------------------------------------------Transportasi -------------------------------------------------------------Pariwisata ---------------------------------------------------------------Limbah B3 ----------------------------------------------------------------
53
57
59
67
78
81
87
88
91
95
Rehabilitasi Lingkungan ------------------------------------------------Amdal -------------------------------------------------------------------Penegakan Hukum ------------------------------------------------------Peran serta Masyarakat ------------------------------------------------Kelembagaan ------------------------------------------------------------
BAB IV REKOMENDASI
98
101
102
103
104
------------------------------------------------------------
105
108
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1.
Tabel 1.2.
Tabel 1.3.
Operasi Pengamanan Hutan dan Tindak Lanjut Pengamanan -------Di Kabupaten Ketapang Kurun Waktu 2006 2010
Tabel 1.4.
Jumlah Titik Api dan Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten
Ketapang Tahun 2012
Tabel 1.5.
Tabel 1.6.
Realisasi Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu ------Tahun 2007 2013
Tabel 1.7.
Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu -------Tahun 2014 2016
10
Tabel 1.8.
Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu -------Tahun 2012 2026
10
Tabel 1.9.
19
Tabel 1.10. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Laur Tahun 2012 --------------
22
Tabel 1.11. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pawan Tahun 2012 ------------
23
Tabel 1.12. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Keriau Tahun 2012 ------------
25
Tabel 1.13. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kendawangan Tahun 2012 ---
27
Tabel 1.14. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pesaguan Tahun 2012 --------
28
Tabel 1.15. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Jelai Tahun 2012 --------------
30
Tabel 1.16. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Matan Tahun 2012 ------------
31
Tabel 1.17. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kualan Tahun 2012 -----------
33
Tabel 1.18. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Tayap Tahun 2012 ------------
34
37
39
41
Tabel 1.22. Curah Hujan dan Hari Hujan di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman Ketapang Tahun 2012
47
49
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
54
Tabel 2.3.
57
Tabel 2.4.
58
iii
Tabel 2.5.
65
Tabel 2.6.
Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012
69
Tabel 2.7.
70
Tabel 2.8.
Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Pangan ------------Kabupaten Ketapang Tahun 2012
71
Tabel 2.9.
Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Hortikultura -------Kabupaten Ketapang Tahun 2012
72
Tabel 2.10. Jumlah Populasi Tenak Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang Tahun 2012 73
Tabel 2.11. Daftar Perusahaan Perkebunan Yang Sudah Memiliki IUP Kabupaten
Ketapang Hingga Tahun 2013
74
Tabel 2.12. Hasil Penilaian PROPER Tahun 2012 dan 2013 Kabupaten Ketapang
80
Tabel 2.13. Sebaran Potensi Bahan Tambang dan Galian di Kabupaten Ketapang
81
Tabel 2.14. Lokasi Kegiatan Pertambangan Tanpa Izin Kabupaten Ketapang ----Hingga Tahun 2013
85
Tabel 2.15. Jumlah Pelanggan dan Produksi Listrik Tahun 2012 -------------------
87
Tabel 2.16. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Status Jalan (Km)------
89
Tabel 2.17. Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Status Jalan (Km) ----------------
89
Tabel 2.18. Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan Di -----------Kabupaten Ketapang Tahun 2010, 2011 dan 2012
90
Tabel 2.19. Sarana Pelabuhan Laut, Sungai dan Udara Di Kabupaten Ketapang
90
92
Tabel 2.21. Nama-Nama Hotel dan Penginapan di Kabupaten Ketapang ---------Hingga Tahun 2013
92
Tabel 2.22. Jumlah Kunjungan Wisatawan Macanegara dan Nusatara ------------Tahun 2010 - 2012
94
96
Tabel 3.1.
Kegiatan Usaha Yang Wajib Dokumen UKL dan UPL dan Telah ----------Memperoleh Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
101
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
12
15
40
42
Gambar 1.7. Jenis-Jenis Terumbu Karang Yang Terdapat di Pulau Bawal, --------Pulau Cempedak dan Pulau Sawi
46
Gambar 1.8. Peta Prakiraan Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Ketapang ----
52
Gambar 2.1. Grafik Jumlah Kasus HIV AIDS Kurun Waktu 2006 - 2012 ---------
64
Gambar 2.2. Grafik Kasus HIV AIDS Pada Laki-Laki dan Perempuan -------------
64
Gambar 2.3. Peta Sebaran Izin Pertambangan di Kabupaten Ketapang -----------Hingga Tahun 2013
83
84
84
Gambar 2.6. Peta Sebaran Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI)----------------di Kabupaten Ketapang Hingga Tahun 2013
86
97
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Sudah
Memiliki
Izin
Usaha
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
vi
BAB
I
Kabupaten
Ketapang
merupakan
salah
satu
kabupaten
yang
berada
di
masih
banyak
mengalami
tekanan.
Kondisi
lingkungan
hidup
Provinsi Kalimantan
Barat
di
Kabupaten
pemancangan
patok
batas,
pengumuman,
inventarisasi
dan
Penutupan Lahan
Hutan Kering Primer
Luas
Dalam
Luar
Kawasan
Kawasan
228.026
132
660.051
Jumlah (Ha)
70.761
Persen
(%)
228.158
7,64
730.812
24,48
197.202
64.385
261.588
Hutan Mangrove
Sekunder
245
2.802
3.048
Hutan Tanaman
821.196
940.346
1.761.543
59,01
Total Luas
1.906.722
1.078.427
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.
2.985.149
100,00
Non Hutan
Sedangkan
secara
khusus
untuk
luas
kawasan
hutan
dan
8,76
0,10
-
perairan
21.643,81 Hektar
142.868,03 Hektar
275.876,44 Hektar
21.268,02 Hektar
688.204,39 Hektar
616.858,15 Hektar
153.305,46 Hektar
93,20 Hektar
1.528,40 Hektar
: 1.084.409,21 Hektar
15.364,67 Hektar
Untuk
tiap
Luas (Ha)
Kendawangan
243.760
Manis Mata
18.403
Marau
5.500
Singkup
8.911
Air Upas
8.200
Jelai Hulu
25.000
Tumbang Titi
15.500
Pemahan
598
42.300
9.850
-
Muara Pawan
8.500
Nanga Tayap
45.000
Sandai
15.300
Hulu Sungai
75.000
Kecamatan
Luas (Ha)
Sungai Laur
27.500
Simpang Hulu
98.000
Simpang Dua
57.522
Total Luas
704.844
2007
2008
2009
2010
KO
3.784,8985
KB
11,03
KO
2.755,7600
KB
KO
2.201,4926
KB
KO
1.187,9926
KB
KO
200,8606
KB
4.647.444.000,00
2.228.530.480,00
1.854.450.000,00
1.484.800.000,00
163.000.000,00
Gambar 2.1.
Peta Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten Ketapang
Bulan
Januari
47
Februari
37
Maret
27
April
19
Mei
19
Juni
81
Juli
85
Agustus
685
September
879
10
Oktober
33
11
November
12
Desember
1896
Gambar 1.2.
Sebaran Hotspot di Kabupaten Ketapang Tahun 2012
Produksi Kayu
Produksi kayu Kabupaten Ketapang dihasilkan dari 4 (empat) sumber kayu
legal antara lain berasal dari Hak Pengusahaan Hutan (HPH), Non HPH, Hak
Pemungutan Hasil Hutan (HPHH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI).
Realisasi pemanenan kayu terbesar kurun waktu 2010 dan 2011 berasal dari
HTI, kemudian diikuti HPH, HPHH dan Non HPH. Untuk mengetahui produksi
kayu yang dihasilkan dari Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5.
Produksi Kayu Bulat Menurut Asal Kayu
di Kabupaten Ketapang Tahun 2010 - 2011
Asal Kayu
Hak Pengusahaan
Hutan (HPH)
Tahun 2010
Target
Realisasi
Tahun 2011
Target
Realisasi
134.512,15
74.349,28
133.609,68
99.971,33
12.031,60
3.981,92
Hak Pemungutan
Hasil Hutan
14.722,00
9.835,00
3.835,00
7.788,34
Hutan Tanaman
379.769,31
183.272,14
2.085.191,24
196.259,01
Non HPH
Tahun 2010
Target
Realisasi
Asal Kayu
Tahun 2011
Target
Realisasi
Industri
Jumlah
529.003,46
267.484,30
2.234.667,52
308.000,60
meningkatkan
produktivitas
dan
fungsi
hutan
peranannya
dan
dalam
lahan
sehingga
mendukung
daya
sistem
dukung,
penyangga
Lindung
APL dan
Kawasan
Budidaya di
APL (Areal
Penggunaan Lain).
Realiasasi kegiatan program rehabilitasi hutan dan lahan kurun waktu 2007
2013 dapat dilihat pada Tabel 1.6. Rencana program program rehabilitasi
hutan dan lahan kurun waktu 2014 2017 dapat dilihat pada Tabel 1.7.
sedangkan perencanaan sasaran program rehabilitasi hutan dan lahan kurun
waktu 2012 2026 dapat dilihat pada Tabel 1.8.
Tabel 1.6.
Realisasi Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Kurun Waktu Tahun 2007 2013
Tahun
2007
Kecamatan
Luas (Ha)
Nanga Tayap
1.100
300
Tumbang Titi
300
Sandai
25
Benua Kayong
100
Total
2008
Manis Mata
1.825
55
Nanga Tayap
154
Marau
835
505
Tahun
Kecamatan
Luas (Ha)
Sungai Laur
70
Total
2009
Hulu Sungai
610
Simpang Hulu
250
Simpang Dua
685
Jelai Hulu
60
Kendawangan
150
Total
2010
239
Tumbang Titi
40
18
Nanga Tayap
18
Jelai Hulu
18
Marau
20
Kendawangan
3,3
Benua Kayong
3,3
80,6
Marau
475,51
Nanga Tayap
431,10
Simpang Dua
7,32
Hulu Sungai
298,62
Sungai Laur
31.84
481,29
Kendawangan
1.611,04
294,36
Total
2013
279
Sungai Laur
Total
2012
1.755
Nanga Tayap
Total
2011
1.619
4.833,53
94,24
Marau
1996,69
Nanga Tayap
1.011,03
1.203,58
Simpang Dua
192,25
Sungai Laur
3,73
Tumbang Titi
22,65
Total
4.476,91
Tabel 1.7.
Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Kurun Waktu Tahun 2014 2016
Jumlah Lokasi
(UTP)
Kawasan
Luas (Ha)
Tahun 2014
HL
69
HP
Lindung APL
4.811,65
-
18
Budidaya APL
4.199,56
Total
87
8.931,22
HL
39
2.799,31
HP
Lindung APL
24
2.100,62
Budidaya APL
13
2.373,32
80
7.587,74
Tahun 2015
Total
334,50
Tahun 2016
HL
HP
142,02
Lindung APL
12
3.158,42
Budidaya APL
13
4.516,93
29
7.817,36
Total
Tabel 1.8.
Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Kurun Waktu Tahun 2012 2026
Jumlah Lokasi
(UTP)
Kawasan
Luas (Ha)
170
HP
74
4.568,44
Lindung APL
74
11.540,73
Budidaya APL
28
6.943,00
Total
346
10.694,60
33.746,77
10
Jumlah Lokasi
(UTP)
Kawasan
Luas (Ha)
HP
145
15.935,01
Lindung APL
41
3.857,92
Budidaya APL
11
1.098,15
Total
197
20.891,07
HP
Lindung APL
Budidaya APL
Total
85
16.319,78
85
16.319,78
B. Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati merupakan bagian dari komponen yang secara
ekologis berperan sebagai penentu keseimbangan ekosistem yang penting
bagi kehidupan, terutama dalam penyediaan jasa lainnya. Dengan demikian
keanekaragaman
hayati
merupakan
salah
satu
penopang
utama
11
tersimpan dalam hutan hujan tropika basah dan ekosistem lainnya. Potensi
dan keanekaragaman jenis pada dasarnya sangat banyak, akan tetapi
hingga saat ini belum terpetakan dan terdokumentasi secara baik dan rinci.
Untuk keanekaragaman hayati tumbuhan, secara umum Kalimantan memiliki
flora yang terkaya di Kepulauan Sunda, baik jumlah kekayaan maupun
keragaman jenisnya. Lebih dari 3.000 jenis pohon, termasuk 267 jenis
Dipterocarpaceae, yang merupakan kelompok pohon kayu perdagangan
terpenting di kawasan Asia Tenggara; 58% jenis Dipterocarpaceae ini
merupakan jenis endemik. Kalimantan memiliki 2.500-300 jenis anggrek dan
1.000 jenis Pakis, dan merupakan pusat distribusi karnivora kantung semar
(Nepenthes). Tingkat endemisme flora cukup tinggi, yaitu sekitar 34% dari
seluruh tumbuhan, tetapi hanya 59 marga di pulau ini unik (dari 1.500
marga seluruhnya).
Beberapa jenis anggrek dan kantung semar di Kabupaten Ketapang masih
dijumpai diantaranya anggrek alam seperti Phalaenopsis sp, Paphiopedilum
sp, Cymbidium sp, Bulbophylum sp, Grammatophylum sp, Dimorphorchis sp
yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman anggrek yang merupakan
family Orchidaceae yang merupakan family terbesar dari tanaman berbunga
yang meliputi 850 genus dan 20.000 species, diantaranya 2500 3000 jenis
anggrek terdapat di hutan Kalimantan (Chairani dkk, 2005).
Gambar 1.3.
Beberapa Jenis Keanekaragaman Flora di Kabupaten Ketapang
12
hubungannya
dengan daratan purba. Pulau ini kaya akan fauna yang berasal dari Asia,
misalnya, keluarga rusa, sapi liar, babi, kucing, monyet dan kera, tupai, dan
banyak keluarga burung Asia. Banyak fauna Kalimantan yang serupa dengan
fauna daratan Asia dan pulau-pulau Sunda lainnya, tetapi keserupaan
dengan Sulawesi dan pulau-pulau di sebelah timur hanya sedikit, karena
komposisi faunanya agak berbeda.
13
14
Gambar 1.4.
Beberapa Jenis Keanekaragaman Fauna di Kabupaten Ketapang
Secara umum fauna Kabupaten Ketapang yang paling banyak dikenal adalah
spesies orang utan.
memiliki 2 (dua) Sub Spesies orang utan yaitu Pongo Pygmaeus Wurmbi dan
Pongo Pygmaus Pygmaeus. Data beberapa jenis fauna yang dilindungi di
Kabupaten Ketapang dapat dijumpai di dalam Kawasan konservasi yang ada
di Kabupaten Ketapang, diantaranya :
1) CAGAR ALAM MUARA KENDAWANGAN, cagar alam dengan Luas :
149,049 Ha yang terletak di Kecamatan Kendawangan Kabupaten
Ketapang (Penunjukan kawasan : Tahun 1982).
Kendawangan memiliki tipe ekosistem hutan pantai, rawa air tawar dan
tipe hutan dataran rendah. Jenis tumbuhan yang terdapat di dalam
kawasan diantaranya Cemara Laut (Casuarina equistifolia) dan Ketapang
(Terminalia
catapa),
Bakau-bakauan
(Rhizophora
spp),
Api-apian
dan
Jelutung
(Dyera
cosfulata), Ramin
(Gonytylus
bertelurnya
Penyu
Belimbing
(Dermochellelys
coriaceae),
15
Pada tipe hutan rawa air tawar menjadi habitat Bekantan (Nasalis
larvatus) dan beberapa jenis Primata lainnya. Jenis fauna yang dijumpai
di kawasan ini antara lain : Penyu Sisik (Eretmmochelys imbricata),
Penyu
Hijau
(Celonia
mydas),
Penyu
Belimbing
(Dermochellys
Bekantan
(Nasalis
larvatus)
dan
Orang
Utan
(Pongo
Kekhasan
dari
Taman
Nasional
Gunung
Palung
adalah
Taman Nasional
16
(Shorea
spp),
Kruing
(Dipterocapus
spp)
dan
Kapur
C. Air
Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya terpenting bagi
kehidupan manusia dalam melakukan berbagai kegiatan yang dilakukannya,
termasuk kegiatan pembangunan. Meningkatnya jumlah penduduk dan
kegiatan pembangunan telah meningkatkan kebutuhan sumber daya air. Di
lain pihak,
semakin
pertanian
fungsi
yang
daerah
mengabaikan
tangkapan
air.
kelestarian
Di
lingkungan,
banyak
daerah
dan
terjadi
17
fungsi strategisnya,
dan
pada
akhirnya akan
18
Tabel 1.9.
Sungai Utama di Kabupaten Ketapang
SWS
Pawan
Nama Sungai
S. Pawan
Panjang
Sungai
(Km)
Luas DPS
(km)
Lebar
Sungai
(m)
13.400
228,50
110
3.090
103,00
60
840
51,50
40
2.860
138,00
130
358
35,50
45
3.380
130,00
120
630
23,70
50
1.900
95,00
55
980
25,00
40
5.840
231,00
120
S. Semandang
S. Tulak
S. Pesaguan
S. Tenger
S. Kendawangan
S. Simbar
S. Air Hitam Besar
S. Air Hitam Kecil
S. Jelai
Pencemaran Air
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan hidup menyatakan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, hara, dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan idup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui
baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Di dalam Peraturan
atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehinga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Dari definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna
pokoknya menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab
atau pelaku dan aspek akibat. Walaupun fenomena alam seperti gunung
berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar
terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
19
terlarut,
(5)
Adanya
mikroorganisme,
dan
(6)
Meningkatnya
20
Dampak dari polutan pada sungai sangat tergantung dari sifat alamiah
polutan dan karakteristik dari sungai itu sendiri. Beberapa yang termasuk
karakteristik sungai antara lain volume dan kecepatan air yang mengalir
pada sungai, kedalaman sungai dan jenis dasar sungai. Secara teoritis
transport dan polutan dalam lingkungan perairan dikontrol oleh pergerakan
massa (advection) dan pencampuran atau difusi. Ketika massa bahan kimia
dibuang ke sungai, pusat massa dari bahan kimia tersebut akan mengalir
dengan kecepatan rata-rata aliran sungai. Bahan kimia yang mengalir akan
tersebar dalam badan sungai, akibat difusi turbulen dan kecepatan yang
tidak seragam sepanjang sungai. Kecepatan aliran air pada sungai biasanya
bernilai maksimum di dekat pusat sungai dan di bawah permukaan,
sedangkan air di dekat dasar dan di tepi sungai diperlambat oleh adanya
friksi sehingga pencampuran akan semakin besar.
Hasil Pemantauan Kualitas Air
Sungai Laur
Sungai Laur merupakan salah satu cabang sungai Pawan, sungai ini
melintasi Kecamatan Sungai Laur dan Kecamatan Sandai, muara sungai Laur
terletak di Desa Penjawaan Kecamatan Sandai. Di daerah aliran sungai laur
terdapat kegiatan perkebunan kelapa sawit antara lain PT. Prakarsa Tani
Sejati (PTS) dan PT. Swadaya Mukti Prakarsa (SMP).
Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Laur selain kegiatan perkebunan
kelapa sawit (yang berada di sekitar Desa Sungai Air Putih), antara lain
adalah aktivitas dermaga, pemukiman penduduk. Keberadaan Sungai Laur
selain untuk sarana transportasi sungai, juga berfungsi sebagai aktivitas
kehidupan sehari-hari bagi masyarakat yang berada di sepanjang sungai
Laur (mencuci, memasak, sanitasi). Pada daerah hulu Sungai Laur terdapat
aktivitas kegiatan penambangan illegal (penambangan emas) Daerah Hulu
dari Sungai Laur.
21
Tabel 1.10.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Laur Tahun 2012
No
Parameter
Uji
Hasil Uji
Kelas Air
Satuan
SL-1
SL-2
SL-3
SL-4
SL-5
SL-6
TK-1
TK-2
II
29,9
30
30
30
30
30
25,3
25,4
Temperatur
TDS
mg/L
14,6
14,6
14,7
14,7
14,7
11,4
87,0
63
TSS
mg/L
7,62
pH
6,63
6,55
6,47
6,5
6,39
6,27
5,94
6,11
DO
mg/L
8,04
8,08
/00
S/cm
31,8
31,7
31,8
31,9
25
1000 1000
50
50
69 69
Salinitas
DHL
Turbiditas
NTU
18,5
18,2
BOD
mg/L
0,8
0,6
0,7
1,3
0,5
0,4
4,20
2,96
10 COD
mg/L
26
32
37
35
30
51
11,7
14,6
10
25
11 Arsenic (As)
mg/L
12 Merkuri (Hg)
mg/L
13 Kadmium (Cd)
mg/L
0,002
0,003
0,01
0,01
14 Timbal (Pb)
mg/L
0,023
0,024
0,03
0,03
15 Tembaga (Cu)
mg/L
0,012
0,004
0,02
0,02
16 Seng (Zn)
mg/L
<0,0053
0,01
17 Besi
mg/L
0,79
0,81
0,81
18 Mangan
mg/L
mg/L
< 0,02
20 Nitrit Sebagai N
mg/L
21 Fenol
mg/L
19
Amoniak
(NH3-N)
32
<0,0053 <0,0053
<0,0005 <0,0005
0,0002
0,0072
<0,0053
0,022
0,008
0,05
0,05
0,83
0,84
0,73
1,54
1,10
0,3
0,028
0,016
0,1
0,02
0,05
<0,02
<0,02
<0,02
0,019
0,035
0,5
0,06
0,06
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
0,006
0,006
0,06
0,06
0,18
0,18
0,84
1,02
<0,1
4,87
<0,001
<0,001
:
:
:
:
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Laur
Laur
Laur
Laur
SL-1
SL-3
SL-5
TK-2
:
:
:
:
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Laur
Laur
Laur
Laur
(Kuala Laur)
(Kuala Laur)
(Kampung Penyengkuang)
(Desa Spiso)
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Laur dapat diketahui
bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali
besi (Fe), COD dan fenol di beberapa titik pengambilan sampel yang
melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kadar besi (Fe) di seluruh titik
pengambilan sampel berada di atas ambang batas walaupun selisih antara
kadar yang terdeteksi dengan kadar ambang batas tidak terlalu besar. Besi
(Fe)
digolongkan
22
Sedangkan
kondisi
non
alamiah
dapat
bersumber
dari
Parameter Uji
Satuan
Hasil Uji
Kelas Air
S. PW-1
S.PW-2
II
25,6
25,5
Temperatur
TDS
mg/L
70
53
1000
1000
TSS
mg/L
29,5
32,2
50
50
pH
6,13
6,33
69
69
23
No
Parameter Uji
DO
Salinitas
DHL
8
9
Satuan
mg/L
Hasil Uji
Kelas Air
S. PW-1
S.PW-2
II
7,20
7,48
/00
S/cm
Turbiditas
NTU
37,6
17,9
BOD
mg/L
2,72
10 COD
mg/L
23
16,4
10
25
11 Arsenic (As)
mg/L
<0,0005
<0,0005
12 Merkuri (Hg)
mg/L
<0,0002
<0,0002
0,001
0,002
13 Kadmium (Cd)
mg/L
<0,001
<0,001
0,01
0,01
14 Timbal (Pb)
mg/L
0,005
0,008
0,03
0,03
15 Tembaga (Cu)
mg/L
0,006
0,007
0,02
0,02
16 Seng (Zn)
mg/L
0,032
<0,001
0,05
0,05
17 Besi
mg/L
1,56
1,32
0,3
18 Mangan
mg/L
0,028
0,029
0,1
19 Amoniak (NH3-N)
mg/L
<0,001
0,017
0,5
20 Nitrit Sebagai N
mg/L
0,006
0,006
0,06
0,06
21 Fenol
mg/L
<0,001
0,016
S.PW-02 : Tanjungpura
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai pawan dapat diketahui
bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali
besi (Fe), COD dan fenol di beberapa titik pengambilan sampel yang
melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kadar COD dan fenol dapat
disebabkan adanya faktor alamiah dan non alamiah. Faktor alamiah dapat
berasal dari alam akibat adanya pelapukan tumbuhan dan sejenisnya.
Sedangkan faktor nonalamiah dapat disebabkan adanya akivitas masyarakat
disekitar sungai yang berasal dari adanya aktivitas masyarakat seperti
pembukaaan lahan untuk perkebunan dan pertanian.
Sedangkan Kadar besi (Fe) di seluruh titik pengambilan sampel berada di
atas ambang batas walaupun selisih antara kadar yang terdeteksi dengan
kadar ambang batas tidak terlalu besar. Besi (Fe) merupakan unsur kimia
yang digolongkan dalam logam berat. Tingginya unsur-unsur kimia tersebut
pada titik-titik pengambilan sampel air Sungai laur sangat dipengaruhi oleh
kondisi alamiah dan kondisi non alamiah. Adapun Kondisi alamiah dapat
berasal dari keadaan alam dimana keberadaan logam di alam juga dapat
24
berpotensi
untuk
mempengaruhi
lingkungan.
Sedangkan
kondisi
non
Keriau
merupakan
hulunya
Sungai
Pawan
yang
terletak
di
Kecamatan Hulu Sungai. Pada daerah sekitar sungai Keriau masih terdapat
hutan sekunder dan khususnya daerah sempadan sungai sudah banyak
ditanami pohon karet oleh masyarakat setempat. Aktivitas yang berada di
daerah aliran sungai Keriau antara lain : pemukiman dan perkebunan
masyarakat.
Pada
beberapa
lokasi
di
Sungai
Keriau
masih
terdapat
kegiatan
Menurut
informasi
masyarakat
setempat
(masyarakat
Menyumbung, Sandai dan sekitarnya) pada daerah hulu sungai Keriau masih
beroperasi
kegiatan
penambangan
emas
ilegal
yang
dikelola
oleh
Parameter Uji
Temperatur (T)
pH
DHL
TDS
Kelas Air
Satuan
HS -1
HS -2
HS -3
HS -4
HS -5
HS -6
HS -7
HS -8
II
27
27
27
27
26
26
26
26
S/cm
40,0
33,7
84,7
87,5
28,4
27,5
19,49
18,5
mg/L
18,5
15,6
40,0
41,4
13
12,6
8,8
8,4
/00
69 69
-
1000 1000
Salinity
BOD
mg/L
2,0
1,2
1,1
2,9
2,4
1,3
3,4
2,5
COD
NTU
20
24
23
26
23
21
41
33
10
25
TC
mg/L
5,4
4,6
5,6
5,0
5,3
5,6
7,8
6,3
IC
mg/L
1,6
1,3
1,0
1,4
2,3
1,3
1,2
1,3
10 TOC
mg/L
3,8
3,3
4,2
3,6
3,
4,3
6,6
5,0
11 Besi (Fe)
mg/L
0,10
0,05
0,007
0,0082
0,01
0,01
13 Tembaga (Cu)
mg/L
<0,00
48
<0,00
51
0,02
mg/L
<
0,0048
<
0,0051
0,02
14 Timbal (Pb)
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0096
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053
0,03
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0096
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
0,02
mg/L
<
0,0096
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
0,04
12 Cadmium (Cd)
<
0,0096
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
0,03
0,03
25
Hasil Uji
No
Parameter Uji
Kelas Air
Satuan
HS -1
HS -2
HS -3
HS -4
HS -5
HS -6
HS -7
HS -8
II
mg/L
<
0,0053
<
0,0053
<
0,0053
<
0,0053
<
0,0053
<
0,0053
<
0,0053
<0,00
53
0,05
0,05
mg/L
17 Nitrit Sebagai N
mg/L
18 Fenol
mg/L
15 Seng (Zn)
16
Amoniak
(NH3-N)
:
:
:
:
HS-2
HS-4
HS-6
HS-8
:
:
:
:
Hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Keriau menunjukkan bahwa
sungai tersebut dalam keadaan tercemar ringan hal ini terutama dapat
dilihat dari beberapa parameter yang berada diatas baku mutu, walaupun
tidak disemua tititk pemantuan, seperti kadar COD dan besi di sebagian titik
pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang batas. Pemantauan yang
dilakukan pada musim penghujan dimana debit dan volume air juga
meningkat yang disebabkan tingginya curah hujan.
Mengingat sungai keriau merupakan hulunya sungai pawan yang mana
melintasi 7 Kecamatan di Kabupaten Ketapang dan digunakan sebagai
bahan baku untuk Perusahaan Air Minum Daerah di Kota Ketapang, maka
perlu adanya tindak lanjut untuk memantau dan mencegah semakin
tercemarnya sungai ini.
Sungai Kendawangan
Sungai Kendawangan yang merupakan tumpuan aktivitas masyarakat yang
berada pinggiran sungai dan masuk dalam 2 (dua) wilayah Kecamatan.
Wilayah yang masuk dalam 2 Kecamatan yaitu Wilayah Kecamatan Marau
dan Kecamatan Kendawangan.
Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Kendawangan, yaitu kegiatan
perkebunan kelapa sawit (Golden Hope Group, Sinar Mas Group), aktivitas
dermaga (pelabuhan CPO Golden Hope, pelabuhan bongkar muat kegiatan
penambangan bauksit PT. Harita Prima Abadi Mineral), penambangan
26
bauksit (PT. Harita Prima Abadi Mineral), penambangan bijih besi (PT. Putra
Alam Lestari dan PT. Kendawangan Putra Lestari), penambangan pasir
zirkon, pemukiman penduduk. Keberadaan Sungai Kendawangan selain
untuk sarana transportasi sungai, juga berfungsi sebagai aktivitas kehidupan
sehari-hari bagi masyarakat yang berada di sepanjang sungai Kendawangan
(mencuci, memasak, sanitasi). Daerah hulu dari Sungai Kendawangan
berada di Kecamatan Marau.
Tabel 1.13.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kendawangan Tahun 2012
Hasil Uji
No Parameter Uji
Kelas Air
Satuan
S.KDW -1 S.KDW -2 S.KDW -3 S.KDW -4 S.KDW -5 S.KDW -6 S.KDW-7
Temperatur
S.KDW-8
II
29
29
29
29
29
29
25,5
25,4
TDS
mg/L
46
1582
17
28
13.140
71
1000
1000
TSS
mg/L
25,6
26,3
50
50
pH
7,95
6,37
6,24
6,89
7,61
8,09
6,58
6,46
69
69
DO
mg/L
6,68
5,96
Salinitas
/00
3,7
1,6
4,1
17,2
3,9
DHL
S/cm
69,3
3,09
7,5
28
7,15
44,5
Turbiditas
NTU
19,8
13,9
BOD
mg/L
0,3
0,2
0,4
0,7
1,2
0,7
4,76
3,24
10 COD
mg/L
62
69
53
23
71,3
56
10
25
11 Arsenic (As)
mg/L
<0,0005
<0,0005
12 Merkuri (Hg)
mg/L
0,0002
0,0003
0,001 0,002
13 Kadmium (Cd)
mg/L
<0,0051
<0,0051
<0,0051
<0,0051
<0,0051
<0,0051
0,010
<0,001
0,01
0,01
14 Timbal (Pb)
mg/L
< 0,0048
< 0,0048
< 0,0048
< 0,0048
< 0,0048
< 0,0048
0,096
0,009
0,03
0,03
15 Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,0051
< 0,0051
< 0,0051
< 0,0051
< 0,0051
< 0,0051
0,025
0,002
0,02
0,02
16 Seng (Zn)
mg/L
0,08
0,04
0,04
0,02
0,03
002
0,078
0,008
0,05
0,05
17 Besi
mg/L
0,04
<0,0096
<0,0096
<0,0096
<0,0096
<0,0096
0,146
0,748
0,3
18 Mangan
mg/L
0,014
0,028
0,1
19 Amoniak (NH3-N)
mg/L
< 0,01
0,5
< 0,01
< 0,01
0,08
0,1
0,025
0,019
0,5
20 Nitr it Sebagai N
mg/L
0,03
0,07
0,03
<0,03
<0,03
<0,03
0,213
0,009
0,06
0,06
21 Fenol
mg/L
<0,1
0,4
0,1
<0,1
<0,1
<0,001
<0,001
:
:
:
:
S.KDW
S.KDW
S.KDW
S.KDW
-2
-4
-6
-8
:
:
:
:
Sungai Membuluh
Pelabuhan PT. HPAM Kendawangan
Pelabuhan PT. HPAM Air Upas
Dermaga Desa Bakung
27
Dari
hasil
uji
laboratorium
pada
sampel
air
Sungai
Kendawangan
dikelola
oleh
perusahaan
(Poliplant
Group),
dan
kegiatan
daerah
muara Sungai
Pesaguan
aktivitas yang
dilakukan
masyarakat.
Daerah sekitar Sungai Pesaguan, sebagian besar kebun karet, semak
belukar, dan hutan skunder. Untuk aktivitas kegiatan perkebunan masih
pada tahap pembersihan lahan (land clearing).
Tabel 1.14.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pesaguan Tahun 2012
Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Kelas Air
S. PSG-1
S.PSG-2
II
26,9
26,8
Temperatur
TDS
mg/L
1.200
65
1000
1000
TSS
mg/L
33
39,2
50
50
pH
5,34
6,58
69
69
DO
mg/L
6,76
7,96
/00
S/cm
Salinitas
DHL
Turbiditas
NTU
100
46
BOD
mg/L
1,24
1,28
28
Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Kelas Air
S. PSG-1
S.PSG-2
II
10 COD
mg/L
49,8
7,29
10
25
11 Arsenic (As)
mg/L
<0,0005
<0,0005
12 Merkuri (Hg)
mg/L
<0,0002
0,0002
0,001
0,002
13 Kadmium (Cd)
mg/L
0,001
<0,001
0,01
0,01
14 Timbal (Pb)
mg/L
0,017
<0,002
0,03
0,03
15 Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
<0,001
0,02
0,02
16 Seng (Zn)
mg/L
0,013
0,061
0,05
0,05
17 Besi
mg/L
1,29
<0,001
0,3
18 Mangan
mg/L
0,027
0,011
0,1
mg/L
0,024
0,040
0,5
20 Nitrit Sebagai N
mg/L
0,045
0,010
0,06
0,06
21 Fenol
mg/L
<0,001
<0,001
19
Amoniak
(NH3-N)
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Pesaguan adanya
parameter yang melebihi ambang batas sesuai dengan yang dipersyaratkan,
yaitu kadar COD dan besi di seluruh titik pengambilan sampel dan kadar
fenol dibeberapa titik pengambilan sampel.
Kadar fenol yang cukup tinggi dalam air sungai Pesaguan diduga berasal dari
kegiatan masyarakat di tepian sungai yang menggunakannya untuk kegiatan
perkebunan dan pembukaan lahan. Selain itu pelapukan tumbuhan disekitar
sungai juga turut berkontribusi pada peningkatan kadar fenol pada aliran
sungai.
Sungai Jelai
Sungai Jelai yang merupakan tumpuan aktivitas masyarakat yang berada
pinggiran sungai dan masuk dalam 2 (dua) wilayah Kecamatan. Wilayah
yang masuk dalam 2 Kecamatan yaitu Wilayah Kecamatan Jelai Hulu dan
Kecamatan Manis Mata. Sungai Jelai berbatasan langsung dengan Provinsi
Kalimantan Tengah, Hulu Sungai Jelai berada di Provinsi Kalimantan Tengah.
Sedangkan hilir Sungai Jelai berada di Kuala Jelai/Natai Kuini. Daerah
29
Parameter Uji
Satuan
Kelas Air
SJ-01
SJ-02
II
27,4
27,5
Temperatur
TDS
mg/L
14
14
1000
1000
TSS
mg/L
3,25
7,57
50
50
pH
6,14
5,85
69
69
DO
mg/L
7,41
7,21
/00
S/cm
Salinitas
DHL
Turbiditas
NTU
3,74
6,92
BOD
mg/L
1,92
1,46
10 COD
mg/L
5,94
3,92
10
25
11 Arsenic (As)
mg/L
<0,0005
<0,0005
12 Merkuri (Hg)
mg/L
<0,0002
<0,0002
0,001
0,002
13 Kadmium (Cd)
mg/L
<0,001
<0,001
0,01
0,01
14 Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
0,011
0,03
0,03
15 Tembaga (Cu)
mg/L
0,002
<0,001
0,02
0,02
16 Seng (Zn)
mg/L
<0,001
<0,001
0,05
0,05
17 Besi
mg/L
0,364
0,725
0,3
18 Mangan
mg/L
<0,001
0,019
0,1
19 Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,146
0,031
0,5
20 Nitrit Sebagai N
mg/L
<0,001
0,001
0,06
0,06
21 Fenol
mg/L
0,019
0,024
30
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Jelai menunjukkan bahwa
kadar besi di seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang
batas. Walaupun untuk parameter besi hanya dipersyaratkan
untuk baku
mutu kelas I, yaitu untuk peruntukan air baku pengolahan air minum.
Sungai Matan
Sungai Matan yang bermuara di Kabupaten Kayong Utara (Kecamatan
Simpang Hilir), merupakan sungai yang berada di dalam kawasan Taman
Nasional Gunung Palong. Daerah Hulu Sungai Matan di berada di Desa
Legong (Kecamatan Simpang Hulu).
Salah satu anak sungai Matan yang mengalir ke Sungai Matan adalah Sungai
Banjur (Hulu sungai Banjur berada di dalam kawasan Hutan Lindung).
Aktivitas yang berada di Sekitar Sungai Matan adalah perkebunan kelapa
sawit (yang dikelola perusahaan), pemukiman penduduk, perkebunan lokal
yang dikelola oleh masyarakat sekitar.
Tabel 1.16.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Matan Tahun 2012
Hasil Uji
No
Parameter Uji
Temperatur (T)
pH
DHL
TDS
Kelas Air
Satuan
S.MT-1
S.MT-2
S.MT-3
S.MT-4
S.MT-5
S.MT-6
S.MT-7
S.MT-8
II
27
27
26
27
26
26
25
25
6,64
6,45
6,80
6,48
6,44
6,76
6,41
6,62
69
69
S/cm
20,8
21,5
18,1
19,3
19
19,4
20,6
29
mg/L
9,4
9,7
8,1
8,7
8,6
8,7
9,3
13,4
1000
1000
/00
Salinity
BOD
mg/L
1,5
1,1
1,2
0,8
0,3
0,8
0,6
0,7
COD
NTU
24
12
22
10
25
TC
mg/L
5,8
4,7
4,9
4,1
2,8
5,4
3,3
IC
mg/L
2,4
2,2
2,2
2,2
1,5
1,2
1,6
10 TOC
mg/L
3,4
2,5
2,7
2,1
1,8
1,3
4,2
1,7
11 Besi (Fe)
mg/L
1,1
0,75
0,9
0,6
0,03
12 Cadmium (Cd)
mg/L
13 Tembaga (Cu)
mg/L
14 Timbal (Pb)
mg/L
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
15 Seng (Zn)
mg/L
mg/L
16
Amoniak
(NH3-N)
0,6
0,7
0,5
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0096
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053
0,007
0,0082
0,01
0,01
<
0,0048
<
0,0051
<0,004
8
<0,005
1
0,02
0,02
0,03
0,03
0,01
0,02
0,01
0,02
0,02
0,01
0,08
0,05
0,05
0,05
< 0,02
< 0,02
< 0,02
< 0,02
< 0,02
< 0,02
< 0,02
< 0,02
0,5
31
Hasil Uji
No
Parameter Uji
Kelas Air
Satuan
S.MT-1
S.MT-2
S.MT-3
S.MT-4
S.MT-5
S.MT-6
S.MT-7
S.MT-8
II
17 Nitrit Sebagai N
mg/L
0,10
0,07
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
0,03
< 0,01
0,06
0,06
18 Fenol
mg/L
1,92
0,96
0,5
0,82
0,7
0,7
< 0,1
1,28
:
:
:
:
:
:
:
:
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Matan dapat diketahui
bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali
kadar besi di seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang
batas dan kadar fenol dibeberapa titik yaitu S.MT-1 dan S.MT-8 juga
melebihi ambang batas yang ditetapkan. Adanya kadar besi ini disebabkan
logam besi merupakan komponen mayor jenis logam yang terdapat dialam
dalam jumlah yang cukup besar sehingga keberadaannya mudah ditemukan
baik diperairan atau didaratan. Melihat dari hasil uji laboratorium tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa kualitas air Matan masih cukup baik.
Sungai Kualan
Sungai
Kualan
yang
merupakan
sumber
aktivitas
sehari-hari
bagi
masyarakat sekitar Ibu kota Kecamatan Simpang Hulu (Balai Bekuak) dan
masyarakat sepanjang Sungai Kualan antara lain untuk aktivitas kehidupan
sehari-hari seperti mandi, cuci, maupun kebutuhan air bersih. Berdasarkan
informasi masyarakat yang berada di Balai Berkuak, di Sungai Kualan
terdapat kegiatan penambangan emas tanpa izin yang berada di daerah hulu
Sungai Kualan dan berdampak pada pencemaran air.
32
Tabel 1.17.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kualan Tahun 2012
Hasil Uji
No
Parameter Uji
Kelas Air
Satuan
S.H-1
S.H-2
S.H-3
S.H-4
S.H-5
S.H-6
S.H-7
S.H-8
II
26
26
26
27
26
27
27
27
Temperatur (T)
pH
DHL
S/cm
6,19
382
619
769
905
264
365
343
TDS
mg/L
300
184
300
375
443
126,7
175,9
165,2
1000
1000
/00
0,3
0,2
0,3
0,4
0,4
0,1
0,2
0,2
69 69
Salinity
BOD
mg/L
2,1
2,1
1,3
1,9
2,0
1,5
2,5
2,3
COD
NTU
19
20
19
27
20
44
35
24
10
25
TC
mg/L
6.4
5.7
6.2
5.4
5.6
4.4
5.2
4.2
IC
mg/L
1,4
1,6
1,5
1,7
1,9
2,0
1,6
2,1
10 TOC
mg/L
5,0
4,1
4,7
3,7
3,6
2,5
3,6
2,1
11 Besi (Fe)
mg/L
0,93
0,23
0,82
1,4
0,89
1,13
0,82
0,03
12 Cadmium (Cd)
mg/L
0,02
mg/L
0,03
0,03
15 Seng (Zn)
mg/L
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053
0,02
14 Timbal (Pb)
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053
0,01
mg/L
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053
0,01
13 Tembaga (Cu)
<0,00
51
<0,00
48
<0,00
51
<0,00
53
0,05
0,05
mg/L
17 Nitrit Sebagai N
mg/L
<
0,01
< 0,01
18 Fenol
mg/L
16
Amoniak
(NH3-N)
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053
<0,00
96
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053
<
0,0053
<
0,0048
<
0,0051
<
0,0053
0,008
2
<0,00
48
<0,00
51
<0,00
53
0,5
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
0,06
0,06
0,007
:
:
:
:
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Kualan
Kualan
Kualan
Kualan
S.H-2
S.H-4
S.H-6
S.H-8
:
:
:
:
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Kualan
Kualan
Kualan
Kualan
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai kualan dapat diketahui
bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali
kadar besi di hampir seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi
ambang batas dan kadar COD dibeberapa titik yaitu S.H-7 dan S.H-8 juga
melebihi ambang batas yang ditetapkan. Adanya kadar besi ini disebabkan
logam besi merupakan komponen mayor jenis logam yang terdapat dialam
dalam jumlah yang cukup besar sehingga keberadaannya mudah ditemukan
baik diperairan atau didaratan. Sedangkan kadar fenol dapat disebabkan
33
paling
Tabel 1.18.
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Tayap Tahun 2012
Hasil Uji
No
Parameter Uji
Temperatur (T)
pH
DHL
TDS
Kelas Air
Satuan
S.TY-1
S.TY-2
S.TY-3
S.TY-4
S.TY-5
S.TY-6
II
28
28
30
27
29
30
7,26
6,05
6,65
6,48
7,26
6,08
69
69
S/cm
17,55
26,7
24,9
19,3
25,4
21,9
mg/L
12
11
11,5
12
10
1000
1000
/00
Salinity
BOD
mg/L
1,3
1,7
0,4
0,4
0,6
0,3
COD
NTU
20
49
23
14
64
10
25
TC
mg/L
5,6
13,7
6,1
5,6
5,3
8,5
IC
mg/L
2,5
2,6
2,7
2,4
2,2
10 TOC
mg/L
3,6
11,2
3,5
2,9
2,9
6,3
11 Besi (Fe)
mg/L
0,76
2,04
0,87
0,7
0,7
0,03
12 Cadmium (Cd)
mg/L
0,009
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
13 Tembaga (Cu)
mg/L
<
0,0051
<
0,0048
<
0,0048
<
0,0048
<
0,0048
<
0,0048
<
0,0051
0,02
0,02
34
Hasil Uji
No
Parameter Uji
Kelas Air
Satuan
S.TY-1
S.TY-2
S.TY-3
S.TY-4
S.TY-5
S.TY-6
II
14 Timbal (Pb)
mg/L
<
0,0051
<
0,0051
<
0,0051
<
0,0051
<
0,0051
<
0,0053
0,03
0,03
15 Seng (Zn)
mg/L
0,019
0,029
0,31
0,20
039
0,34
0,05
0,05
mg/L
< 0,02
0,13
< 0,02
< 0,02
< 0,02
0,02
0,5
17 Nitrit Sebagai N
mg/L
0,03
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
0,06
0,06
18 Fenol
mg/L
< 0,1
0,2
< 0,1
0,61
0,42
0,51
16
Amoniak
(NH3-N)
:
:
:
:
:
:
Sungai Engkadin
Sungai Segagap
Jembatan Nanga Tayap
Sungai Demit, Tepi Jalan Desa Sekembar
Sungai Demit, Jembatan Desa Betenung
Muara Sungai Kayung
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Nanga Tayap dapat
diketahui bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas,
kecuali kadar besi di seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi
ambang batas. Sedangkan kadar COD dan fenol dibeberapa titik juga
melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kadar COD pada titik S.TY-2 dan
S.TY-5 dan kadar fenol pada titik S.TY-3 s.d S.TY-6. Adanya kadar besi ini
disebabkan logam besi merupakan komponen mayor jenis logam yang
terdapat dialam dalam jumlah yang cukup besar sehingga keberadaannya
mudah ditemukan baik diperairan atau didaratan. Adapun kadar COD dan
fenol dapat disebabkan oleh banyaknya aktivitas perusahaan pertambangan
di daerah aliran sungai Nanga Tayap dan perkebunan kelapa sawit. Serta
adanya pemukiman masyarakat disekitar sungai yang secara tidak langsung
juga dapat memberikan kontribusi.
D. Udara
Udara yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau,
tidak bewarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih
sudah sulit diperoleh, terutama di perkotaan yang telah terdapat aktivitas
usaha dan kepadatan lalu lintasnya. Udara yang telah tercemar dapat
merusak
lingkungan
dan
kehidupan
manusia.
Terjadinya
kerusakan
35
tergantung
pada
lingkungan
sekitarnya. Udara adalah juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang
fungsinya sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. Dalam udara
terdapat Oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida (CO2) untuk proses
fotosintesis dan Ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Susunan atau
komposisi udara bersih dan kering, antara lain :
Nitrogen (N2) : 78,09 %
Oksigen (O2) : 21,94 %
Argon (Ar)
: 0,93 %
Kabondioksida (CO2) : 0,032 %
Kualitas udara ambient diwilayah Kabupaten Ketapang masih tergolong
alami dan belum mengalami pencemaran dari suatu usaha atau kegiatan.
Beberapa
penting
yang
dilakukan
36
Tabel 1.19.
Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien
No
Parameter
Satuan
U1
U2
Baku Mutu
Udara Ambien
1.
g/m
1,94
0,2
365
2.
g/m
5,33
2,75
10.000
3.
g/m
0,4
0,3
150
4.
g/m
0,00
0,00
0,02
5.
Amonia (NH3)
g/m
0,00
0,00
0,5
6.
g/m
6,258
1,476
230
Kualitas Udara
1. Sulfur Dioksida (SO2)
Gas SO2 dapat berasal kegiatan pembakaran mesin yang menggunakan
bahan bakar fosil seperti kendaraan bermotor sebesar 3,7%, industri
sebesar 69,4%, dan proses dekomposisi bahan-bahan organik oleh
bakteri serta sumber lainnya (10%). Gas SO2 merupakan gas tidak
berwarna, bila terjadi kontak dengan udara akan teroksidasi menjadi
sulfur trioksida (kadang-kadang ditulis sebagai SOx ) yang larut dalam
lembab udara membentuk asam sulfat penyebab hujan asam. Sama
halnya dengan gas NOx , menghirup udara yang mengandung gas SO2
dalam kadar tertentu mengakibatkan sakit tenggorokan, batuk, sulit
bernafas, bronkhitis dan pelumpuhan pernafasan, sedangkan efek pada
tumbuhan merupakan Phytotoxic (keracunan pada tumbuhan) yang
menyebabkan munculnya
kuningan
di
pinggir
atau
pada
urat
daun
sehingga
menurunkan
terserap
oleh
darah
melalui
pernafasan
membentuk
37
carboxyhemoglobin
(COHb)
yang
relatif
stabil
dan
menghalangi
38
sangat
potensial
dikembangkan bagi
kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat.
Pada kawasan perairan umum (termasuk daerah rawa pasang surut) potensi
yang telah dimanfaatkan baru sebesar 3.660 ton/tahun. Sedangkan perairan
laut potensi yang telah dimanfaatkan baru sebesar 22.437,7 ton/tahun. Jadi
masih terbentang peluang pemanfaatan potensi di wilayah perairan umum
dan laut di Kabupaten Ketapang ini.
Tabel 1.20.
Banyaknya Pulau di Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan
No
Kecamatan
Berpenghuni
Tak
Berpenghuni
Jumlah
Kendawangan
33
36
Delta Pawan
Jumlah
42
45
Mangrove
Ekosistem
39
mamalia
dan
jenis-jenis
kehidupan
lainnya,
sehingga
hutan
40
gempuran gelombang, tsunami, angin topan, perembesan air laut dan gayagaya kelautan yang ganas lainnya.
Secara ekonomi, hutan mangrove adalah salah satu sumberdaya alam yang
dapat diperbaharui (renewable resources) yang selama ini terlupakan.
Padahal
dengan
mudah
pemanfaatan,
dapat
yang
merecovery
sangat
diri
setelah
dilakukan
aktivitas
pembangunan
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Family
Jeruju
Acanthus ilicifolius
Acanthaceae
Piai
Acrosthicum speciosum
Pteridaceae
Tanjang
Bruguiera cylindrica
Rhizophoraceae
Tumuk
Bruguiera gymnorrhiza
Rhizophoraceae
Tumuk busung
Bruguiera sexangula
Rhizophoraceae
Buta-buta
Excoecaria agallocha
Euphorbiaceae
Buah akar*
Ficus sp1
Moraceae
Teruntum
Lumnitzera littorea
Combretaceae
Nipah
Nypa fruticans
Arecaceae
10
Bakau
Rhizophora apiculata
Rhizophoraceae
11
Nyirih
Xylocarpus granatum
Meliaceae
12 Nyirih batu
Xylocarpus moluccensis
Sumber : Hasil Identifikasi di Lapangan, 2013.
Meliaceae
41
Gambar 1.6.
Jenis-Jenis Mangrove Yang Dapat Ditemui di Kabupaten Ketapang
42
Terumbu Karang
Ekosistem
terumbu
karang
merupakan
masyarakat
organisme
yang
karang
sangat
tinggi
hewan
tak
bertulang
belakang
yang
termasuk
dalam
Filum
diantaranya
mengandung
kapur
seperti
organism
dari
Ordo
43
yang rusak dan hancur akibat terkena bom yang dipakai oleh nelayan untuk
mendapatkan ikan. Pada umumnya karang-karang yang rusak tersebut
terletak agak jauh dengan pemukiman penduduk.
Ekosistem terumbu karang di perairan Kendawangan tersebar dipesisir dan
pulau-pulau kecilnya. Tipe terumbu karang tersebut umumnya terdapat
pada kedalaman 1 5 m. Dilokasi ini pertumbuhan karang cukup baik.
Kualitas tutupan karang mencapai 55,63% dan masih tergolong sangat baik.
Genus karang yang mendominasi adalah Acropora (21,03%) dengan bentuk
Acropora meja (16,63%) dan Acropora sp (4,4%). Sedangkan jenis karang
batu dari non acropora adalah 34,60% yang terdiri dari karang masif
44
21,93%, karang menjalar 7,50%, karang sub masif 5,03% dan karang
bentuk daun 0,13%.
Pada Pulau Gelam dapat ditemui spesies karang antara lain Montifera spp,
Porintes spp, Merulina spp, Acropora spp, Favites spp, Favia spp, Euphyllia
spp, Goniastrea spp, dan Symphillia spp.
Di Pulau Cempedak, terumbu karang terdapat di bagian utara dan barat
sedangkan pada bagian selatan hanya berupa gosong yang cukup luas. Pada
bagian timur merupakan hamparan padang lamun. Terumbu karang di Pulau
ini terdapat pada kedalaman 1 3 m, dan pada kedalaman >3 m sangat
sedikit ditemui terumbu karang. Prosesntase tutupan karang hidup di Pulau
Cempedak mencapai 44,57% dan didominasi oleh karang berbentuk daun
(foliose) 23,43%, karang masif 8,80%, karang bercabang 6,57%, karang
menjalar 4,07% dan karang berbentuk menjalar 1,40%. Kemudian didaerah
ini juga banyak terdapat sponges dengan tutupan 16,73%. Kualifikasi
karang di pulau ini termasuk kategori sedang. Beberapa karang batu yang
hidup dan teridentifikasi adalah Stylophora pistillata, Turbinaria spp, Porites
spp, Favites spp, Montasrea spp, Goniastrea spp dan Plathygyra spp.
Acropora spp
Pectina spp
Acropora spp
Acropora spp
45
Soft Coral
Acropora spp
Gambar 1.7.
Jenis-Jenis Terumbu Karang Yang Terdapat di Pulau Bawal,
Pulau Cempedak dan Pulau Sawi
Lamun
Lamun merupakan salah satu produsen yang paling tinggi produktivitasnya
jika dibandingkan dengan karang, mangrove serta ekosistem lainnya di
perairan pesisir dan laut dangkal.
46
F. Iklim
Kabupaten Ketapang memiliki iklim tropis dengan temperatur harian
berkisar antara 26,8 C - 30.5 C. Kondisi curah hujan dan hari hujan di
Kabupaten Ketapang sangat bervariasi. Pada tahun 2012, curah hujan
bulanan tertinggi yang tercatat di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman
adalah pada bulan Desember mencapai 633,5 mm, sedangkan terendah
terjadi pada bulan September mencapai 11,2 mm. Demikian juga banyaknya
hari hujan tertinggi dan terendah terjadi di Stasiun Meteorologi Rahadi
Usman yaitu tertinggi pada bulan Desember sebanyak 28 hari dan terendah
terjadi
pada
bulan
September yang
tercatat
selama
hari. Untuk
mengetahui parameter iklim yang terdiri dari curah hujan, hari hujan,
temperatur dan kelembaban dapat dilihat pada Tabel 1.22.
Tabel 1.22.
Curah Hujan dan Hari Hujan di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman
Ketapang Tahun 2012
Bulan
Curah Hujan
(mm)
Hari Hujan
(Hari)
Temperatur
(Rata-Rata)
C
Kelembaban
(Rata-Rata)
%
Januari
177,3
17
27,4
82,0
Februari
503,7
23
30,5
85,0
47
Bulan
Maret
Curah Hujan
(mm)
Hari Hujan
(Hari)
Temperatur
(Rata-Rata)
C
Kelembaban
(Rata-Rata)
%
65,6
13
27,4
83,0
289,3
17
27,5
81,0
72,4
11
28,2
81,0
123,6
27,8
81,0
58,3
10
26,8
82,0
146,0
26,9
81,0
11,2
27,2
81,0
Oktober
256,1
20
27,3
84,0
Nopember
308,2
25
27,5
84,0
Desember
633,5
28
27,0
87,0
Rata-Rata 2012
220,4
14,8
27,6
82,7
Rata-Rata 2011
245,6
11,8
27,2
82,3
Rata-Rata 2010
292,9
21,0
27,5
85,0
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
G. Kebencanaan
Berdasarkan data dan informasi yang tersedia bencana alam di Kabupaten
Ketapang masih dodominasi oleh bencana karena kondisi lingkungan.
Bencana Alam yang didefinisikan bencana yang terjadi secara alamiah atau
bencana yang diakibatkan faktor alam seperti gempa bumi, letusan gunung
berapi maupun tsunami tidak dijumpai di Kabupaten Ketapang.
Bencana
48
Tabel 1.23.
Prediksi Kebencanaan di Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang
No
1
Kecamatan
Kendawangan
Prediksi Bencana
Abrasi pantai dan sungai
Angin puting beliung
Banjir
Kekeringan
Kebakaran hutan dan lahan serta
kabut asap
Manis Mata
Tanah longsor
Abrasi sungai
Banjir dan kekeringan
Angin puting beliung
Marau
Tanah longsor
Abrasi sungai
Banjir dan kekeringan
Angin puting beliung
Kebakaran hutan dan lahan serta
kabut asap
Singkup
Abrasi sungai
Kekeringan
Angin puting beliung
Kebakaran hutan dan lahan serta
kabut asap
Air Upas
Jelai Hulu
Tumbang Titi
49
No
8
Kecamatan
Pemahan
Prediksi Bencana
Kebakaran hutan dan lahan serta
kabut asap
Kekeringan
Banjir
Tanah longsor
Angin puting beliung
10
11
Benua Kayong
12
13
Delta Pawan
14
Muara Pawan
15
Nanga Tayap
Kekeringan
Abrasi sungai dan pantai
Banjir
Angin puting beliung
50
No
Kecamatan
Prediksi Bencana
Banjir
Angin puting beliung
16
Sandai
17
Hulu Sungai
18
Sungai Laur
19
Simpang Hulu
20
Simpang Dua
51
Gambar 1.8.
Peta Prakiraan Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Ketapang
52
BAB
II
A. Kependudukan
Dalam Kabupaten Ketapang Dalam Angka Tahun 2013 disebutkan bahwa
jumlah penduduk Kabupaten Ketapang hingga Tahun 2012 berjumlah
448.779 jiwa, dimana 232.824 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 215.955
jiwa adalah perempuan.
Persebaran penduduk Kabupaten Ketapang tidak merata antar wilayah
kecamatan, desa/kelurahan. Kecamatan dengan tingkat penduduk terpadat
terdapat di Kecamatan Delta Pawan Yaitu dengan kepadatan 1.033 jiwa per
Km2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah
terdapat di Kecamatan Hulu Sungai dengan kepadatan 3 jiwa per Km2.
Jumlah pertumbuhan penduduk Kabupaten Ketapang Tahun 2012 dapat di
lihat dalam Table 2.1.
Tabel. 2.1.
Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan Tahun 2012
Kecamatan
Luas
Wilayah
(km)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan
(km)
Kendawangan
5.859
33.756
Manis Mata
2.912
26.269
Marau
1.160
12.550
11
Singkup
227
6.443
28
Air Upas
793
17.397
22
Jelai Hulu
1.358
16.194
12
Tumbang Titi
1.198
24.246
20
Pemahan
326
4.696
14
122
12.221
100
1.813
31.602
17
Benua Kayong
349
37.069
106
720
15.363
21
74
76.433
1.033
611
13.602
22
Delta Pawan
Muara Pawan
53
Kecamatan
Luas
Wilayah
(km)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan
(km)
Nanga Tayap
1.728
28.521
17
Sandai
1.779
25.760
14
Hulu Sungai
4.685
11.963
Sungai Laur
1.651
17.572
11
Simpang Hulu
3.175
29.320
Simpang Dua
1.048
7.802
31.588
448.779
14
31.588
437.613
14
31.588
427.460
14
menyerap sekitar 60 persen dari total angkatan kerja yang bekerja. Jumlah
Angkatan Kerja di Kabupaten Ketapang pada Tahun 2012
sebanyak
269.267 jiwa.
Tabel. 2.2.
Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang Menurut Kelompok Umur
Tahun 2012
Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Total
0-4
23.854
22.314
46.168
5-9
26.380
24.914
51.294
10 - 14
23.497
21.837
45.334
15 - 19
20.207
19.599
39.806
20 - 24
19.671
19.499
39.170
25 - 29
22.601
21.726
44.327
30 - 34
20.781
19.185
39.966
35 - 39
18.775
17.170
35.945
40 - 44
16.236
14.345
30.581
45 - 49
12.986
11.062
24.048
50 - 54
9.807
8.061
17.868
55 - 59
6.470
5.225
11.695
54
Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Total
60 - 64
4.583
4.143
8.726
65 - 69
3.160
2.802
5.962
70 - 74
1.857
1.919
3.776
75 +
1.959
2.154
4.113
Jumlah / Total
232.824
215.955
448.779
yang
masih
tinggi,
urbanisasi,
pengangguran,
ketidakmerataan
terhadap
sumber-sumber
alam,
serta
berbagai
fenomena
55
dan
limbah
transport.
Di
daerah
industri
juga
terdapat
kepadatan penduduk yang tinggi dan transport yang ramai. Di daerah ini
terdapat produksi limbah domsetik, limbah industri dan limbah transport.
3) Akibat
pertambahan
penduduk
juga
mengakibatkan
peningkatan
yang
notebene
merupakan
sumber
pencemaran.
Untuk
dengan
meningkatnya
pertumbuhan
penduduk
yang
sumber daya.
56
B. Pemukiman
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan permukiman di Kabupaten
Ketapang, berikut ini disajikan indikator-indikator persentase rumah sehat,
tempat-tempat umum sehat, serta sarana sanitasi dasar seperti air bersih.
Rumah Sehat
Rumah sehat dinilai dengan menggunakan indikator komposit 8 10
indikator tunggal PHBS yaitu : Pertolongan Persalinan nakes, Aktif secara
fisik, Jamban sehat, lantai rumah bukan tanah, ASI eksklusif, Konsumsi
sayur dan Buah, Akses air bersih, Tidak merokok, JPK dan Luas hunian > 9
m2 per orang (Depkes RI, 2005). Suatu rumah tangga dikatakan sehat jika
memenuhi semua indkator PHBS (8-10 indikator).
Tabel 2.3.
Rumah Tangga Kabupaten Ketapang Menurut Jenis Atap
No
Jenis Atap
Persentase (%)
Beton
0,00
Genteng
9,18
Sirap
19,98
Seng
59,13
Asbes
6,46
Ijuk/Rumbia
3,30
Lainnya
1,97
57
Umum
dan
Tempat
Pengelolaan
Makanan
(TUPM)
Persentase (%)
1,12
11,47
Leding meteran
4,36
Leding eceran
0,25
Sumur bor/pompa
2,83
Sumur terlindung
19,90
25,78
3,59
11,62
10
Air sungai
13,03
11
Air hujan
6,05
12
Lainnya
0,00
58
C. Kesehatan
Untuk menggambarkan keadaan kesahatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan
di
Kabupaten
Ketapang
dipergunakan
beberapa
indikator
59
Kematian
Bayi
menggambarkan
keadaan
sosial
ekonomi
Bayi
untuk
pengembangan
perencanaan
berbeda
antara
kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neonatal
disebabkan
oleh
faktor
endogen
yang
berhubungan
dengan
adalah
yang
bersangkutan
dengan
program
pelayanan
kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi (tablet Fe) dan
suntikan anti tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak
serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program
imunisasi,
terutama
serta
pada
program-program
anak-anak,
pencegahan
program
penerangan
penyakit
tentang
menular
gizi
dan
penyumbang
kematian
terbesar
pada
tingginya
angka
kematian balita (AKB). Setiap tahun sekitar 20 bayi per 1.000 kelahiran
hidup terenggut nyawanya dalam rentang waktu 0-12
hari pasca
kelahirannya.
kehamilan
kematian yang
60
Di
Kabupaten
Ketapang
untuk
tahun
2012,
Angka
Kematian
ibu
peningkatan
jumlah
kelahiran
yang
dibantu
oleh
tenaga
61
namun
masih
perlu
ditingkatkan
kegiatan
yang
Puskesmas,
meningkatnya
daya
beli
masyarakat
akan
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
penduduk
pada
lingkungan,
kecukupan
gizi
dan
kalori
serta
program
pemberantasan kemiskinan.
Dilihat dari tahun ke tahun, Umur Harapan Hidup di Kabupaten Ketapang
terjadi peningkatan. Umur Harapan Hidup tahun 2012 berdasarkan Data
Kabupaten Ketapang dalam Angka tahun 2013 yang dikeluarkan oleh BPS
Kabupaten
Ketapang
yaitu
67.87
tahun,
sedikit
lebih
tinggi
jika
masyarakat
serta
turut
berpengaruh
terhadap
Index
62
Morbiditas
1) Malaria
Penyakit Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Ketapang Tahun
2012 terdapat 9 kasus Malaria per.1000 penduduk, sedangkan jika
dibandingkan dengan target pada Indonesia sehat 2012 sebesar 5 per
1.000 penduduk, maka angka kesakitan malaria di Kabupaten Ketapang
masih tergolong tinggi.
Tingginya angka kesakitan dan kematian malaria disebabkan berbagai
faktor diantaranya adalah perubahan lingkungan, vektor penular, sosial
budaya masyarakat, resistensi obat dan pelayanan kesehatan.
2) TB Paru
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru sebagai
tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit,
kelenjar limfe, tulang, dan selaput otak. TBC menular melalui droplet
infeksius yang terinhalasi oleh orang sehat. Pada sedikit kasus, TBC juga
ditularkan melalui susu. Pada keadaan yang terakhir ini, bakteri yang
berperan adalah Mycobacterium bovis. Berdasarkan Hasil rekapitulasi
profil kesehatan kabupaten tahun 2012 tercatat TB Paru dengan BTA
Positif (+) sebanyak 493 kasus per 100.000. Jika melihat hasil yang
dicapai, maka angka kesembuhan penderita TB Paru BTA + di Kabupaten
Ketapang sudah mencapai target Indikator Indonesia Sehat 2012 yaitu
sebesar 85%.
3) HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukan kenaikan, meskipun
berbagai upaya pencegahan terus dilakukan. Penyebab meningkatnya HIV
dan AIDS lebih banyak dikarenakan adanya heteroseksual atau bergontaganti pasangan, homoseksual, jarum suntik atau IDU, dan ibu yang
sedang hamil yang mengidap HIV dan AIDS yang mengakibatkan
63
2006,
dan
tren
ini
masih
terus terjadi
dimana
tercatat
sejumlah 19 orang pasien HIV baru dari Januari Desember 2012, atau
menjadi 147 orang
2013).
25
21
17
20
13
15
9
10
5
19
16
8
4
0
2006
2007
2008
2009
HIV
2010
2011
2012
AIDS
Gambar 2.1.
Grafik Jumlah Kasus HIV AIDS Kurun Waktu 2006 - 2012
58
46
HIV
29
AIDS
13
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Gambar 2.2.
Grafik Kasus HIV AIDS Pada Laki-Laki dan Perempuan
64
Karakteristik kasus HIV-AIDS jika dilihat dari faktor usia, didominasi oleh
usia remaja. Dari data Kasus yang ada untuk Jumlah Penderita AIDS yang
telah meninggal dari tahun 2006 sampai dengan 2011 yaitu sebanyak 37
orang.
Tabel 2.5.
Kelompok Umur Kasus Kerjadian HIV AIDS
KELOMPOK
UMUR
LAKI-LAKI
HIV
AIDS
PEREMPUAN
HIV
AIDS
TOTAL
<4
5-14
15-19
12
15
20-24
10
25
25-49
52
31
21
113
>50
10
4) DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus
akut yang disebabkan oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak
dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak dengan manivestasi perdarahan
dan bertendensi menimbulkan shock dan kematian. Penyakit DBD ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan mungkin juga Aedes
Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia kecuali di ketinggian lebih 1.000 meter diatas permukaan laut.
Masa inkubasi penyakit ini diperkirakan lebih kurang 7 hari. Penyakit DBD
dapat menyerang semua golongan umur. Sampai saat ini penyakit DBD
lebih banyak menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini
terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi penderita Demam
Berdarah Dengue pada orang dewasa (Faziah, 2004). Kasus DBD di
65
Kabupaten Ketapang Tahun 2012 terjadi 105 kasus DBD per 100.000
penduduk.
Status Gizi
1) Gizi Buruk
Status Gizi merupakan suatu indikator yang sangat penting untuk menilai
status indikator derajat Kesehatan Masyarakat. Di dalam Indikator
Indonesia Sehat 2012, status gizi merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan derajat kesehatan masyarakat.
Gizi buruk adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh
kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah bentuk
terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Anak balita
sehat
atau kurang
diketahui
dengan
asupan
zat
gizi yang
sehingga mengakibatkan
diperlukan,
yang
pada
akhirnya
berdampak pada kondisi status gizi menjadi kurang atau buruk dan
keadaan ini terjadi pada semua golongan umur. Tanda-tanda klinis pada
Busung
Lapar
pada
umumnya
sama
dengan
tanda-tanda
pada
marasmus dan kwashiorkor. Anak kurang gizi pada tingkat ringan dan
atau sedang tidak selalu diikuti dengan gejala sakit. Dia seperti anak-anak
lain, masih bermain dan sebagainya, tetapi bila diamati dengan seksama
badannya mulai kurus.
Berdasarkan hasil rekapitulasi kasus gizi buruk yang terdapat dalam profil
kesehatan Kabupaten Ketapang Tahun 2012, terdapat sebanyak 0,67%
66
kasus gizi buruk dan sekitar 1,85 % gizi kurang dari 93% bayi baru lahir
ditimbang.
cukup
bulan
(prematur)
disamping
itu
juga
disebabkan
dan
masyarakat.
Di
Kabupaten
Ketapang,
berdasarkan
rekapitulasi data profil kesehatan Tahun 2012 terdapat 1,56 % bayi BBLR.
D. Pertanian
Kabupaten Ketapang sangat berkepentingan dan memiliki komitmen yang
tinggi
dibidang pembangunan
pangan
dan
hortikultura,
peternakan dan
tanaman
perkebunan karena
sektor
Kalimantan
Barat.
Kesadaran
terhadap
peran
tersebut
pertanian
mereka
meskipun
sektor
industri
sudah
mulai
berkembang di Kalbar.
Perubahan spesifik dari penggunaan lahan untuk pertanian ke pemanfaatan
bagi
nonpertanian yang
67
yang
mencukupi.
Namun
demikian,
pertambahan
jumlah
penduduk juga memerlukan supply bahan pangan yang lebih besar, yang
berarti lahan pertanian juga lebih luas, sementara total luas lahan yang ada
berjumlah tetap. Sebagai akibatnya telah terjadi persaingan yang ketat
dalam pemanfaatan lahan yang berakibat pada meningkatnya nilai lahan
(land rent) maka penggunaan lahan untuk pertanian akan selalu dikalahkan
oleh peruntukan lain seperti industri dan perumahan.
Di sisi internal sektor pertanian, berbagai karakteristik dari usahatani sendiri
belum sepenuhnya mendukung ke arah pelaksanaan pelestarian lahan
pertanian yang ada. Sempitnya rata-rata luas lahan yang diusahakan petani
karena proses fragmentasi yang disebabkan sistem waris pecah-bagi makin
memarjinalkan kegiatan usahatani. Sempitnya lahan berakibat pada tidak
tercukupinya hasil kegiatan usaha pertanian untuk menutupi kebutuhan
hidup sehari-hari, apalagi mencukupi mendorong penerapan teknologi baru
untuk peningkatan produktivitas. Yang terjadi kemudian bukan modernisasi
(penerapan teknologi yang up to date) tapi penjualan lahan pertanian untuk
penggunaan
lainnya
(alih
fungsi
lahan
pertanian).
Hal
lain
yang
memperparah adalah dengan adanya desentralisasi maka daerah berlombalomba untuk meningkatkan pertumbuhan untuk pendapatan daerah yang
lebih
besar.
Yang
terjadi
kemudian
adalah
daerah
mengutamakan
68
luas 6,67% dari total luas lahan pertanian yang tersedia. Untuk mengetahui
luas peruntukkan lahan pertanian setiap kecamatan di Kabupaten Ketapang
dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6.
Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012
No
Kecamatan
Luas Wilayah
(Ha)
Luas Sawah
(Ha)
Lahan Bukan
Sawah (Ha)
Kendawangan
585.910
25.985
353.491
Manis Mata
291.220
2.486
199.081
Marau
116.010
4.519
81.512
Singkup
22.690
1.115
8.695
Air Upas
79.280
652
65.016
Jelai Hulu
135.850
702
32.516
Tumbang Titi
119.780
2.361
35.646
Pemahan
32.600
520
32.080
S. Melayu R
12.200
1.638
10.562
10
M.H. Selatan
181.310
10.266
89.570
11
Benua Kayong
34.900
4.365
26.953
12
M.H. Utara
72.040
7.530
31.231
13
Delta Pawan
7.400
779
5.426
14
Muara Pawan
61.060
4.694
9.925
15
Nanga Tayap
172.810
6.328
31.925
16
Sandai
177.880
1.899
7.530
17
Hulu Sungai
468.540
760
5.855
18
Sungai Laur
165.070
1.509
34.844
19
Simpang Hulu
317.470
4.845
159.947
20
Simpang Dua
104.790
583
42.378
1.335.680
83.536
1.252.144
Total Luas
Dari total luas lahan sawah yang diusahakan, dapat dibedakan menjadi
sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah pasang surut dan lebak. Sawah
tadah
hujan
memiliki
luasan
terbesar
yang
mencapai
81%
dalam
69
Tabel 2.7.
Pemanfaatan Lahan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012
Tadah
Hujan (Ha)
Pasang
Surut (Ha)
25.985
25.985
Manis Mata
303
958
1.162
63
2.486
Marau
535
1.025
1.758
1.201
4.519
Singkup
1.115
1.115
Air Upas
652
652
Jelai Hulu
135
502
65
702
Tumbang Titi
755
1.606
2.361
Pemahan
425
345
320
74
1.638
S. Melayu R
175
819
994
10
M.H. Selatan
10.266
10,266
11
Benua Kayong
3.685
680
4.356
12
M.H. Utara
205
7.325
7.530
13
Delta Pawan
779
779
14
Muara Pawan
3.851
468
375
4.694
15
Nanga Tayap
1.641
2.450
2.237
6.328
16
Sandai
453
1.446
1.899
17
Hulu Sungai
760
760
18
Sungai Laur
1.509
1.509
19
Simpang Hulu
1.243
3.602
4.845
20
Simpang Dua
583
583
6.985
67.369
5.232
3.950
83.536
No
Kecamatan
Kendawangan
Total Luas
Irigasi
(Ha)
Lebak
(Ha)
Jumlah
(Ha)
70
Peternakan
produksi
Kabupaten
antara
lain
Ketapang
melalui
untuk
kegiatan
meningkatkan
ekstensifikasi
dan
kapasitas
intensifikasi
diikuiti
dengan
pembangunan
dan
peningkatan
infrastruktur
pertanian.
Tabel 2.8.
Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Pangan
Kabupaten Ketapang Tahun 2012
Komoditas
Produksi
(Ton)
Tanam (Ha)
Panen (Ton)
Produktivitas
Padi
- Padi Sawah
23.778
20.772
32,01
66.488
- Padi Ladang
7.092
7.201
20,29
14.610
Jagung
1.215
454
19,82
900
Kedelai
48
16
11,48
18
Kacang Tanah
44
51
11,26
57
Ubi Kayu
716
839
149,38
12.533
Ubi Jalar
179
196
71,71
1.406
Kacang Hijau
di
Kabupaten
Ketapang.
Komoditas
hortikultura
dapat
Untuk
mengetahui
luas
lahan
pengembangan
komoditas
71
Tabel 2.9.
Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Hortikultura
Kabupaten Ketapang Tahun 2012
Luas Panen (Ton)
Produktivitas
(Kw/Ha)
Produksi (Ton)
259
144,48
3.742
Jambu biji
34
39,50
1.343
Jambu air
94
19,24
1.809
Jeruk siam
89
59,52
530
Jeruk besar
16
444,94
712
Mangga
212
54,77
1.161
Manggis
21
26,48
56
224
89,10
1.996
Nenas
1.671,50
534
Papaya
11
446,55
491
Pisang
190
954,21
18.130
Rambutan
367
60,47
2.219
Semangka
82
10,04
82
12
52,42
63
166
20,40
339
Lobak
24
100,33
241
Cabe besar
46
5,67
26
Cabe rawit
521
4,83
251
53
3,87
21
Terung
475
9,73
462
Buncis
61
17,61
107
568
20,58
1.169
Labu siam
18
3,44
Kangkung
391
18,57
726
Bayam
206
28,66
590
Kacang Panjang
587
13,33
782
Komoditas
Buah - Buahan
Durian
Sayur Sayuran
Bawang daun
Petsai/sawi
Tomat
Ketimun
72
Potensi Peternakan
Seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani
untuk kesehatan dan kecerdasan maka kebutuhan permintaan daging
hewani terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dinas pertanian dan
peternakan memiliki program untuk peningkatan produksi hewan ternak.
Untuk mengetahui jumlah populasi ternak dan sebaran tiap kecamatan dapat
dilihat pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10.
Jumlah Populasi Tenak Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang Tahun 2012
Jumlah Populasi Ternak
Kecamatan
Pedaging
Ayam
Petelur
1.478
6.596
20.000
48.535
5.985
37
12.694
7.726
137.052
7.666
59
3.856
2.163
2.158
2.784
83
2.475
2.058
1.789
3.428
718
37
3.166
6.572
54.183
860
Jelai Hulu
9.149
5.159
24
9.630
1.963
12.147
Tumbang Titi
1.684
782
967
474
11.550
3.894
1.850
998
170
15.156
5.264
1.146
2.534
1.366
68
586
11.691
10.754
3.670
M.H. Selatan
343
162
685
9.410
1.459
1.896
Benua Kayong
760
1.346
17.858
4.506
7.872
590
M.H. Utara
2.374
192
132
7.106
9.900
2.818
Delta Pawan
2.348
11
518
62
10.076
4.190
3.876
Muara Pawan
8.301
799
716
36
8.814
35.000
7.888
2.592
Nanga Tayap
162
929
16
5.184
2.214
5.000
5.303
5.362
Sandai
178
90
697
1.219
1.122
1.220
Hulu Sungai
319
43
2.103
1.375
11.571
718
Sungai Laur
102
173
1.178
1.027
4.364
488
Simpang Hulu
59
16
10.765
967
17.484
5.254
Simpang Dua
87
12
11.027
1.292
18.537
3.296
Jumlah
31.926
2.522
10.489 89.636
111.255
Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan, Tahun 2012.
60.000
351.166
71.512
Kerbau
Kambing
1.539
625
444
Marau
318
Singkup
713
Air Upas
Kendawangan
Manis Mata
Pemahan
S. Melayu R
Sapi
Babi
Buras
Itik
73
dengan
potensi
sumber
daya
alam
yang
dimiliki
khususnya
Luas (Ha)
4.200
Lokasi/Kecamatan
Manis Mata
18.754
15.665
Simpang Dua
20.000
Simpang Hulu
20.500
Simpang Dua
16.000
74
Nama Perusahaan
Luas (Ha)
Lokasi/Kecamatan
16.000
Jelai Hulu
19.000
16.500
Sungai Laur
12.948
17.800
Simpang Dua
2.100
Nanga Tayap
17.300
9.668
Muara Pawan
14.588
12.515
13.100
870
4.600
6.100
13.452
Sandai
11.065
7.375
Manis Mata
11.784
Manis Mata
3.954
Tumbang Titi
10.000
18.138
5.242
2.944
Manis Mata
3.312
Marau
17.374
Simpang Hulu
10.500
Kendawangan
12.600
Kendawangan
75
Nama Perusahaan
Luas (Ha)
Lokasi/Kecamatan
3.550
Kendawangan, Marau
8.830
Kendawangan
9.580
Kendawangan
7.250
Kendawangan
9.728
10.000
Kendawangan
20.000
14.729
Kendawangan
12.125
Kendawangan
4.372
1.750
Kendawangan
15.690
6.947
19.800
15.800
2.821
Nanga Tayap
17.890
Nanga Tayap
19.400
5.478
9.460
15.500
9.250
Nanga Tayap
Marau
11.950
7.565
5.964
Manis Mata
76
Nama Perusahaan
Luas (Ha)
6.450
Lokasi/Kecamatan
Nanga Tayap
17.700
11.765
Nanga Tayap
10.400
Pemahan
1.258
16.700
720.305
juga
dapat
menyebabkan
dampak
yang
merugikan.
Erosi
dan
dan
lingkungan makin
meningkat
manakala terjadi
konsentrasi
CO2
di
atmosfir.
Penggunaan
bahan-bahan
Di
daerah
tropis, 40-60%
N-urea hilang
dalam bentuk
NH3.
Penggunaan pupuk N dosis tinggi, seperti pada budi daya sayuran, dapat
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
77
pestisida
tersebut
serta
mengurangi
pencemaran
yang
pestisida
sintetik
yang
mengarah
pada
pemasyarakatan
E. Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga
resparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa
barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Pada tahun 2021 di Kabupaten Ketapang terdapat 597 unit usaha industri
kecil dan menengah formal, jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan
tahun 2011. Industri kecil dan menengah formal di Kabupaten Ketapang
mampu menyerap 4.167 orang tenaga kerja yang didominasi oleh pekerja
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
78
laki-laki. Total nilai investasi industri kecil dan menengah formal tahun 2012
adalah sebesar 34,55 miliar rupiah, jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan
nilai investasi tahun 2010. Daerah perkotaan seperti Kecamatan Delta
Pawan dan Benua Kayong menjadi lokasi utama industri kecil dan menengah
formal. Pada tahun 2012 terdapat 14 unit industri besar yang berstatus aktif
di Kabupaten Ketapang dan menyerap 756 pekerja.
Perkembangan industri akan menghasilkan dampak positif maupun negatif.
Salah satu dampak positif dari kegiatan industri adalah semakin banyaknya
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan industri. Hal ini dapat
memperluas
lahan
pekerjaan
bagi
masyarakat
dan
meningkatkan
terpenting
harus
melakukan
pengolahan
limbah
industri
guna
guna
untuk
pencegahan
masalahnya.
Di Kabupaten Ketapang pengawasan terhadap limbah industri dilakukan oleh
institusi yang membidangi lingkungan hidup. Salah satu institusi tersebut
adalah Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Pengawasan yang
dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang adalah dengan
79
memeriksa tempat kegiatan usaha/ industri serta limbah yang sudah diolah
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Berdasarkan hasil pengawasan terhadap kegiatan usaha/industri, ditemukan
banyak kegiatan usaha yang masih belum memproses izin penyimpanan
sementara limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Selain itu juga
ditemukan kegiatan usaha/industri yang belum mengelola sampah dengan
baik.
Selain pengawasan, sejak Tahun 2012 Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Ketapang
juga
mengadakan
Kegiatan
Program
Peningkatan
Kinerja
Hidup.
pemerintah,
PROPER
untuk
perusahaan
sesuai
merupakan
meningkatkan
dengan
yang
salah
kinerja
telah
satu
bentuk
pengelolaan
ditetapkan
kebijakan
lingkungan
dalam
peraturan
perundang-undangan.
Pada saat ini pelaksaan PROPER difokuskan kepada perusahaan yang
memenuhi kriteria antara lain adalah perusahaan yang berdampak besar
terhadap lingkungan hidup, perusahaan yang berorientasi ekspor dan/atau
produknya bersinggungan langsung dengan masyarakat serta perusahaan
publik. Hasil penilaian PROPER Tahun 2012 dan 2013 yang dilakukan oleh
Kantor
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Ketapang
adalah
seperti
yang
Nama Perusahaan
Jenis Kegiatan
Hasil
Penilaian
Tahun 2012
1
Merah
Merah
Tambang Bauksit
Merah
Tahun 2013*
1
Merah
Merah
Tambang Bauksit
Merah
80
No
4
Jenis Kegiatan
Hasil
Penilaian
Merah
Nama Perusahaan
PT. Agro Lestari Mandiri
F. Pertambangan
Potensi pertambangan dan bahan galian di Kabupaten Ketapang cukup
besar, antara lain berupa air raksa, antimony, biji besi, bauksit, emas, timah
hitam, timah putih, pasir zircon, barit, kaolin, pasir kuarsa, talk, andesit,
basal, granit, gambut, batu bara, kecubung dan air terjun. Pontensi tambang
di Kabupaten Ketapang ada yang telah dilakukan kegiatan penambangan
dan sebagian besar diantaranya belum dilakukan penambangan. Potensi
sebaran bahan tambang dan galian tersebut per kecamatan dapat dilihat
pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13.
Sebaran Potensi Bahan Tambang dan Galian di Kabupaten Ketapang
Jenis Bahan Galian
Potensi (Kecamatan)
Antimoni (Sb)
Kendawangan
Bauksit (AL2O3)
Emas (Au)
Pasir Kuarsa
Talk
81
Potensi (Kecamatan)
Andesit
Basal
Kendawangan
Granit
Gambut
Batu Bara
Kecubung
Air Terjun
menyebabkan
pencemaran
akibat
digunakannya
zat-zat
kimia
terbuka
(opened
mining)
membuka
vegetasi/pohon-pohonan,
82
Gambar 2.3.
Peta Sebaran Izin Pertambangan di Kabupaten Ketapang Hingga Tahun 2013
83
pencemaran
lingkungan
sebagai
akibat
dari
teknik
penambangan yang tidak akrab lingkungan. Akibat kegiatan PETI ini yang
paling dirasakan oleh sebagian masyarakat adalah pencemaran pada Daerah
Aliran Sungai oleh lumpur dari penambangan liar tersebut, seperti terjadinya
pencemaran pada Sungai Kualan, Sungai Laur dan Sungai Pawan.
84
Nama Lokasi
Jumlah Lokasi
Simpang Hulu
Sungai Kualan
Sandai
9 titik
Sungai Laur
Hulu Sungai
Dusun Sepanggang
1 titik
Tumbang Titi
Kendawangan
11 titik
2 titik
14 titik
6 titik
9 titik
Jelai Hulu
Singkup
Pantai Ketikal
2 titik
Benua Kayong
Negeri Baru
2 titik
Muara Pawan
1 titik
2 titik
85
Gambar 2.6.
Peta Sebaran Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Ketapang
Hingga Tahun 2013
86
G. Energi
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga maupun
industri, baik untuk penerangan dan atau penunjang berbagai peralatan
elektronik dan mesin-mesin. Tingkat konsumsi listrik per kapita dapat
menunjukkan sejauh mana tingkat
Pelanggan
Produksi (KWH)
Januari
50.878
16.268.170
Februari
51.252
11.434.072
Maret
51.591
12.585.516
April
52.228
12.167.084
Mei
53.483
13.226.066
Juni
54.108
12.651.176
Juli
54.433
13.003.660
87
Bulan
Pelanggan
Produksi (KWH)
Agustus
54.745
13.222.399
September
54.836
13.109.938
Oktober
55.395
13.344.525
November
55.876
12.986.642
Desember
61.840
14.145.678
Tahun 2012
56.407
154.144.936
Tahun 2011
62.452
133.894.769
Tahun 2010
55.452
118.831.326
H. Transportasi
Sektor transportasi merupakan salah satu
lingkungan.
akan
terus
dilakukan
peningkatan
setiap
tahunnya.
Data
88
Kerikil
51,00
614,41
Tanah
213,65
72,36
Tidak Dirinci
36,71
Tahun 2012
204,68
476,80
1.474,74
Tahun 2011
204,68
476,50
1.474,57
Tahun 2010
219,39
440,66
Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka, 2013.
1.474,57
Tabel 2.17.
Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Status Jalan (Km)
Status Jalan (Km)
Negara
Provinsi
Kabupaten
153,68
263,15
751,25
Status
Baik
Sedang
51,00
213,35
614,41
Rusak
72,36
Rusak Berat
36,71
Tahun 2012
204,68
476,50
1.474,74
Tahun 2011
204,68
476,50
1.474,57
Tahun 2010
219,39
440,66
Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka, 2013.
1.474,57
Nanga
Tayap,
sedangkan
yang
tidak
berfungsi
Terminal
89
Kabupaten Ketapang Tahun 2010, 2011 dan 2012 secara lengkap dapat
dilihat pada Tabel 2.18.
Tabel 2.18.
Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan
Di Kabupaten Ketapang Tahun 2010, 2011 dan 2012
No.
Jenis Kendaraan
1.
Sepeda Motor
2.
Mobil Penumpang
3.
Mobil Bus
4.
Mobil Barang
Kendaraan Khusus
Tahun
2011
2010
2012
19.769
30.031
26.061
194
227
328
10
33
634
734
1
2
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama Pelabuhan
Laut
Suka Bangun
Bangka Belitung
Sungai
UPTD ASDP GM Saunan
Kec. Delta Pawan
UPTD ASDP Satong kec.
MHU
UPTD ASDP Sandai kec.
Sandai
UPTD ASDP
Kendawangan kec.
Kendawangan
PPI Sukabangun Kec.
Delta Pawan
TPI Rangga Sentap Kec.
Delta Pawan
TPI Pesaguan Kec. Matan
Hilir Selatan
TPI Kendawangan Kec.
Kendawangan
Jenis Kegiatan
Peran dan
Fungsi
Pelabuhan Laut
Pelabuhan Laut
Antar Pulau
Antar Pulau
Pelabuhan Penyeberangan
ASDP
Pelabuhan Penyeberangan
ASDP
Pelabuhan Penyeberangan
ASDP
Pelabuhan Penyeberangan
ASDP
Pelabuhan Perikanan
Pangkalan
Pendaratan Ikan
Tempat
Pendaratan Ikan
Tempat
Pendaratan Ikan
Tempat
Pendaratan Ikan
Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan
90
No
9
10
11
Nama Pelabuhan
TPI Suka Baru Kec.
Muara Kayong
TPI Satong Kec. Matan
Hilir Utara
TPI Muara Pawan Kec.
Muara Pawan
Udara
Rahadi Usman Ketapang
Jenis Kegiatan
Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan
Peran dan
Fungsi
Tempat
Pendaratan Ikan
Tempat
Pendaratan Ikan
Tempat
Pendaratan Ikan
Pelabuhan Udara
Penerbangan
Domestik
2
Bandara Perintis Manis
Pelabuhan Udara
(Rencana
Mata
Operasional
2014)
Sumber Data : Dinas Perhubungan dan Koimpfo serta Dinas Perikanan
Kelautan Kabupaten Ketapang, 2013.
I. Pariwisata
Selain transportasi sektor yang berkontribusi menimbulkan permasalah
lingkungan adalah pariwisata. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa
yang dimaksud dengan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan wisata, termasuk di dalamnya pengusahaan obyek dan daya tarik
wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan yang
dimasud dengan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara
untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Obyek pariwisata yang
dikembangkan di Kabupaten Ketapang, didominasi wisata alam (ekowisata)
baik pantai maupun keindahan alam lainnya.
serta
usaha-usaha
pendukung
terkait
lainnya,
berpotensi
cair.
Hotel
sebagai
salah
satu
sarana
akomodasi
penunjang
91
Tabel 2.20.
Lokasi Obyek Wisata di Kabupaten Ketapang
Jenis Obyek
Wisata
Kecamatan
1. Keraton Ketapang
Sejarah
Delta Pawan
Religius
Tumbang Titi
Alam
Alam
Alam
Alam
Alam
Alam
Muara Pawan
1. Pantai Sisik
2. Tanjung Gangse
Alam
Alam
Kendawangan
3. Pulau Sawi
Bahari
1. Inam Kalima
Alam
Sungai Melayu
Rayak
Alam
Alam
Alam
Sejarah
Benua Kayong
1.
2.
3.
4.
Pantai Celincing
Pantai Sungai Kinjil
Pantai Sungai Jawi
Keraton GM. Sunan
5. Keramat Sembilan
Budaya
1. Gua Maria
2. Wisata Bahari
Religius
Alam
3. Pulau Cempedak
Alam
1. Hutan Lindung
2. Sungai Beliung
Alam
Alam
Nanga Tayap
Alam
Simpang Dua
Nama
Hotel/Penginapan
Kecamatan Kendawangan
1
Penginapan Batang
2
Penginapan Gerhana
3
Penginapan Wijaya
Kecamatan Manis Mata
1
Losmen Bahagia
2
Losmen Barokah
Kelas/Bintang
92
No
Nama
Hotel/Penginapan
3
Losmen Yulisa
4
Hotel Sederhana
5
Losmen Very
6
Amesa Ratu
Kecamatan Marau
1
Penginapan Prima
Kecamatan Air Upas
1
Penginapan Bintang Usaha
2
Losmen Permata
Kecamatan Jelai Hulu
1
Penginapan Haka Pasti
Tanjung
2
Penginapan Y Fakansi
Kecamatan Tumbang Titi
1
Hotel Flamboyan
2
Losmen Kadariyah
3
Losmen Berkat
Kecamatan Delta Pawan
1
Aston City Hotel
2
Hotel Perdana
3
Hotel Murni
4
Hotel Putra Tanjung
5
Hotel Aorta
6
Hotel Patra Ista
7
Hotel Augusta
8
Hotel Anda
9
Hotel Perdana
10
Hotel Flamboyan
11
Hotel Bersaudara
12
Wisma PGRI
13
Penginapan Merpati I
14
Penginapan Merpati II
15
Penginapan Jasa Ibu
16
Penginapan Mutiara
17
Penginapan Bina Usaha
18
Penginapan Graha Basuki
Rahmat
19
Losmen Idola
20
Losmen Patra
21
Losmen Pawan
22
Losmen Yunior
23
Mess Pemda Lama
Kecamatan Nanga Tayap
1
Penginapan Mitra Kayung
2
Penginapan Ujung
Pandang
3
Penginapan Putra Jelita
4
Penginapan Cermai
Kecamatan Sandai
1
Penginapan Kamayo
2
Penginapan Rahayu
3
Penginapan Srikandi
Kelas/Bintang
Bintang 3
-
93
No
Nama
Hotel/Penginapan
Kelas/Bintang
4
Penginapan Krio Darma
5
Penginapan Impian
Kecamatan Simpang Hulu
1
Hotel Bekuak
Kecamatan Simpang Dua
1
Penginapan See Rose
2
Penginapan Sinar Dawak
Kecamatan Sungai Laur
1
Penginapan Gayung
Bersambut
2
Penginapan Tiga
Bersaudara
3
Losmen Keruat
Kecamatan Sungai Melayu Rayak
1
Penginapan Kepiting Emas
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga
Kabupaten Ketapang, Tahun 2013.
Tabel 2.22.
Jumlah Kunjungan Wisatawan Macanegara dan Nusatara
Tahun 2010 dan 2011
Bulan
Januari
Tahun 2010
Wisnus
Wisman
Tahun 2011
Wisman Wisman
Tahun 2012
Wisman Wisman
1.023
939
939
890
899
11
899
11
1.066
988
19
988
19
April
530
989
20
1.017
Mei
747
990
21
877
34
Juni
834
991
22
699
Juli
756
22
992
23
826
Agustus
470
993
24
912
September
721
22
944
13
944
13
Oktober
852
22
1.076
24
1.076
24
November
500
32
894
24
894
24
Desember
524
15
1.042
1.042
Jumlah
8.913
132
11.737
215
11.113
155
Februari
Maret
94
J. Limbah B3
Bahan Berbahaya Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/ atau komponen lain
yang karena sifat, konsentrasi, dan/ atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/ atau merusak lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
lain. Sedangkan limbah Bahan Berbahaya Beracun (limbah B3) adalah sisa
usaha dan/ atau kegiatan yang mengandung B3.
Penjelasan tentang Limbah B3 telah tertuang di dalam izin perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan
hidup
sebagaimana
yang
terdapat
di
dalam
antara lain :
izin
izin
95
Tabel 2.23.
Izin Pengelolaan Limbah B3
No
1
Nama
Perusahaan
PT. Harapan
Sawit Lestari
Kegiatan Utama
Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Manis Mata
Migas/Jober-tangki
BBM Kecamatan Delta
Pawan
PT. Poliplant
Sejahtera
Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Manis Mata
PT. Limpah
Sejahtera
Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Sungai Melayu Rayak
Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Nanga Tayap
Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Simpang Hulu
Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Marau
Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Pada
Hutan Tanaman
Industri Kecamatan
Simpang Hulu
Perkebunan Kelapa
Sawit Kecamatan
Manis Mata
Tempat
Penyimpanan
Sementara Limbah
B3 (TPS LB3)
10
PT. Ayu Sawit
Perkebunan Kelapa
Tempat
Lestari
Sawit Kecamatan
Penyimpanan
Manis Mata
Sementara Limbah
B3 (TPS LB3)
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, 2013.
Sumber
Limbah
Bengkel, Klinik
dan Lab
Bengkel, Tangki
BBM
Bengkel, Balai
Pengobatan,
Operasional
Kebun
-
Bengkel, Balai
Pengobatan,
Operasional
Kebun
Bengkel, Lab
Bengkel,
Operasional
Kebun
-
96
Limbah B3 yang dihasilkan dalam rangkaian proses produksi atau sisa dari
proses dari berbagai kegiatan usaha di Kabupaten Ketapang dikelola melalui
berbagai cara, antara lain :
a. Dikirim ke pihak ketiga berizin,
b. Dikirimkan kembali ke pihak suplier,
c. Dimanfaatkan kembali sebagai pelumas internal (khusus untuk oli bekas),
d. Dikirim untuk dimusnahkan dengan incerenator (khusus limbah medik),
e. Di simpan sementara pada gudang limbah B3.
Limbah B3
Gambar 2.7.
Diagram Alir Penanganan Limbah B3
97
BAB
III
A. REHABILITASI LINGKUNGAN
1. Lahan dan Tata Ruang
Berkurangnya
memenuhi
lahan
kebutuhan
bervegetasi
disebabkan
pemukiman,
oleh
perkantoran,
alih
fungsi
untuk
industri/usaha
dan
dan
kebutuhan
pembangunan
yang
meningkat
pesat.
dapat dimulai sejak dari proses perizinan seperti izin usaha dan izin
mendirikan bangunan.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang untuk
mengatasi permasalahan lahan dan tata ruang adalah:
1. Revitalisasi Kebijakan : penyusunan Masterplan RTH, Revisi RTRW
dengan total 10% dari luas perumahan untuk fasos fasum dengan lebih
memperbesar ruang terbuka hijau dengan fungsi sosial (di luar jalur
hijau).
4. Penanaman pohon di lahan kritis di dalam dan diluar kawasan hutan.
98
2. Air
Kebijakan
Ketapang
tentang
secara
pengelolaan
umum
sumberdaya
mengikuti
perairan
kebijakan yang
di
Kabupaten
dikeluarkan
oleh
kegiatan
pemantauan
kualitas
udara
yang
berkesinambungan.
2) Melakukan uji emisi bagi kendaraan angkutan umum perkotaan.
99
pemantauan/pengawasan
menghasilkan
limbah
semua
pencemar
industri
(polutan)
yang
dengan
5. Limbah Domestik
Untuk
6. Sampah
Untuk mengatasi permasalahan sampah terutama sampah diperkotaan,
beberapa kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan antara lain :
1) Kemitraan antara Pemerintah dan Swasta (KPS) dalam pengelolaan
sampah.
2) Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan
sampah seperti:
Sarana pewadahan (tong sampah, TPS, Kontainer dll.).
Sarana pengumpulan (gerobak sampah)
Sarana pengangkutan (truk sampah)
Sarana pengolahan akhir (TPA)
Sarana komposting
100
B. AMDAL
1. Pelaksanaan pembuatan dokumen lingkungan
Setiap kegiatan atau usaha yang berada di wilayah Kabupaten Ketapang
yang diperkirakan menimbulkan dampak lingkungan diwajibkan menyusun
dokumen
lingkungan
hidup
berupa
dokumen
AMDAL
atau
UKL-UPL
Tahun
2005
2007
2008
2009
23
2010
14
101
Tahun
2011
16
2012
Jumlah
69
lingkungan
pada
beberapa
kegiatan/usaha.
Pemantauan
C. PENEGAKAN HUKUM
Sosialisasi peraturan dan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup
kepada masyarakat terus dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Ketapang agar pemahaman dan kesadaran masyarakat serta pelaku usaha
akan pentingnya melestarikan lingkungan hidup semakin tinggi.
penegakan
hukum di bidang
Upaya
konsisten dan konsekuen. Dalam hal ini, berbagai kasus sengketa lingkungan
yang terjadi di masyarakat dengan pihak pengusaha ditindaklanjuti dengan
pemeriksaan secara intensif di lapangan, dan apabila dikuatkan dengan
bukti-bukti, maka akan diproses lebih lanjut. Bagi pelaku usaha yang terbukti
bersalah, maka izin operasinya akan dipertimbangkan kembali.
Beberapa program untuk meningkatkan aspek penegakan hukum lingkungan
adalah sebagai berikut:
1. Mendukung kebijakan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup
dengan menerbitkan peraturan daerah yang khusus mengatur mengenai
pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Ketapang.
2. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan dari setiap kebijakan
yang dilaksanakan.
102
untuk
memperbaiki
lingkungan
yang
melibatkan
partisipasi
103
Lingkungan)
untuk
melakukan
penyuluhan
dan
pembinaan
E. KELEMBAGAAN
Jumlah sumberdaya manusia Kantor Lingkungan Hidup sebanyak 27 orang
yang terdiri dari 17 orang staff dan selebihnya 10 orang tenaga honorer.
Secara rinci sumberdaya manusia Kantor Lingkungan Hidup sebagai berikut :
Staff
-
Pendidikan S2
: 1 Orang
: 2 Orang
Pendidikan S1 MIPA/Kimia
: 1 Orang
Pendidikan S1 Hukum
: 2 Orang
Pendidikan S1 Ekonomi
: 2 Orang
D3 Administrasi
: 1 Orang
SMA
: 8 Orang
Honorer
-
SMA
: 7 Orang
104
BAB
IV
REKOMENDASI
dan
penataan
ulang
perizinan
yang
berkaitan
penanaman
termasuk
komitmen
setiap
pemegang
izin
105
2) Rehabilitasi bantaran sungai dan lahan kritis untuk menekan erosi dan
sedimentasi badan perairan.
3) Pembangunan MCK umum di daerah tertentu bagi masyarakat yang
masih memanfaatkan air bersih langsung dari badan sungai.
4) Sosialisasi secara langsung dan tidak langsung (iklan media cetak dan
elektronik, leaflet, dll) dimasyarakat untuk menginformasikan dan
mengatasi pencemaran air.
5) Pengawasan terhadap industri yang berpotensi menghasilkan cemaran
air limbah dengan tersedianya instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
yang standar serta berfungsi dengan baik.
pohon
yang
berfungsi
sebagai
penyerap
polutan
106
107
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 2012. Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Gadjah Mada University Press.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ketapang. 2013. Kabupaten Ketapang Dalam Angka
2013. Ketapang.
Bappeda Kabupaten Ketapang. 2012. Kajian Strategis Pengembangan Sumberdaya
Pesisir dan Laut Kabupaten Ketapang. Ketapang.
Dinas Perkebunan Kabupaten Ketapang. 2012. Analisis Dampak Sosial Kebun Kelapa
Sawit di Kecamatan Nanga Tayap dan Kendawangan Kabupaten Ketapang.
Ketapang.
Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang. 2012. Buku Rencana Pengelolaan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan Kabupaten Ketapang Tahun 2012 2016.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ketapang. 2011. Rencana Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Laut Kabupaten Ketapang Tahun 2011.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ketapang. 2012. Identifikasi Potensi PulauPulau Kecil di Kawasan Pesisir Kabupaten Ketapang Tahun 2012.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. Penerbit : Kanisus.
Kodoatie. R.J; Suharyanto; S. Sangkawati; S. Edhison. 2000. Pengelolaan Sumber Daya
Air Dalam Otonomi Daerah. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Mitchell. B; B. Setiawan dan D.H. Rahmi. 2000. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Notodarmojo. 2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Penerbit Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Tahun 2012. Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Ketapang.
Profil Dinas Kesehatan Tahun 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang.
Suharno dan Asmadi. 2012. Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Gosyen
Publishing. Yogyakarta.
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi. Yogyakarta.
108
LAMPIRAN 1
DAFTAR PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG SUDAH MEMILIKI IZIN USAHA PERKEBUNAN (IUP)
HINGGA TAHUN 2013
NAMA PERUSAHAAN
LUAS (HA)
LOKASI / KECAMAT AN
4.200
Manis Mata
18.754
15.665
Simpang Dua
20.000
Simpang Hulu
20.500
Simpang Dua
16.000
16.000
Jelai Hulu
19.000
16.500
Sungai Laur
12.948
17.800
Simpang Dua
17.300
9.668
Muara Pawan
14.588
12.515
13.100
870
4.600
6.100
13.452
Sandai
11.065
7.375
Manis Mata
NAMA PERUSAHAAN
PT. Mitra Saudara Lestari
PT. Mentari Pratama
LUAS (HA)
11.784
3.954
LOKASI / KECAMAT AN
Manis Mata
Tumbang Titi
10.000
18.138
5.242
2.944
Manis Mata
3.312
Marau
17.374
Simpang Hulu
10.500
Kendawangan
12.600
Kendawangan
3.550
Kendawangan, Marau
8.830
Kendawangan
9.580
Kendawangan
7.250
Kendawangan
9.728
10.000
Kendawangan
20.000
14.729
Kendawangan
12.125
Kendawangan
4.372
1.750
Kendawangan
15.690
6.947
19.800
NAMA PERUSAHAAN
PT. Sawit Mitra Abadi
PT. GY Plantation Indonesia
LUAS (HA)
15.800
LOKASI / KECAMAT AN
Nanga Tayap, Sandai
2.821
Nanga Tayap
17.890
Nanga Tayap
19.400
5.478
9.460
15.500
9.250
Nanga Tayap
Marau
11.950
7.565
5.964
Manis Mata
6.450
Nanga Tayap
17.700
11.765
Nanga Tayap
10.400
Pemahan
1.258
16.700
718.205
2.100
2,100
Nanga Tayap
LAMPIRAN 2
DATA PEMEGANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN ( IUP ) DI KABUPATEN KETAPANG
NO
NAMA PERUSAHAAN
LUASAN IUP
( Ha )
KOMODITAS
LOKASI
TAHAPAN IUP
3,500
Bauksit
Eksplorasi
8,960
Emas DMP
Eksplorasi
6,096
Emas DMP
Eksplorasi
1,689
Bauksit
Eksplorasi
3,155
Emas DMP
Eksplorasi
2,853
Bauksit
Eksplorasi
16,180
Timah
Eksplorasi
22,570
Bauksit
Eksplorasi
6,525
Bauksit
Eksplorasi
10
34,550
Timah
Eksplorasi
11
34,550
Bauksit
Eksplorasi
12
6,525
Timah
Eksplorasi
13
LANANG BERSATU, PT
5,698
Galena
Eksplorasi
14
LANANG BERSATU, PT
9,202
Galena
Eksplorasi
15
LANANG BERSATU, PT
2,959
Bauksit
Eksplorasi
16
37,400
Bauksit
Eksplorasi
17
10,710
Bauksit
Eksplorasi
18
7,620
Bauksit
Eksplorasi
19
17,570
Bauksit
Eksplorasi
NO
NAMA PERUSAHAAN
LUASAN IUP
( Ha )
KOMODITAS
LOKASI
TAHAPAN IUP
20
16,930
Bijih Besi
Eksplorasi
21
4,064
Bijih Besi
Eksplorasi
22
17,210
Bijih Besi
Eksplorasi
23
5,948
Bijih Besi
Eksplorasi
24
4,000
Bijih Besi
Eksplorasi
25
8,465
Bijih Besi
Eksplorasi
26
5,701
Bijih Besi
Eksplorasi
27
9,450
Bauksit
Eksplorasi
28
3,682
Bijih Besi
Eksplorasi
29
7,990
Bauksit
Eksplorasi
30
4,691
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Eksplorasi
31
21,380
Bauksit
Eksplorasi
32
4,180
Timah
Eksplorasi
33
2,958
Timah
Eksplorasi
34
13,740
Emas
Eksplorasi
35
15,280
Emas
Eksplorasi
36
12,310
Bijih Besi
Eksplorasi
37
626.4
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Eksplorasi
38
2,361
Bijih Besi
Eksplorasi
39
LAMAN MINANG, PT
10,890
Bauksit
Eksplorasi
40
20,300
Bijih Besi
Eksplorasi
41
18,830
Bijih Besi
Kec. Marau
Eksplorasi
42
ALAS KUSUMA, PT
67,430
Emas
Eksplorasi
NO
43
NAMA PERUSAHAAN
KALIMANTAN BERKAH INTI TAMBANG,
PT
LUASAN IUP
( Ha )
KOMODITAS
13,720
Bauksit
LOKASI
TAHAPAN IUP
Eksplorasi
44
12,300
Bijih Besi
Eksplorasi
45
5,007
Bijih Besi
Eksplorasi
46
3,418
Bijih Besi
Eksplorasi
47
44,860
Bauksit
Eksplorasi
48
1,142
Bauksit
Eksplorasi
49
4,312
Bauksit
Eksplorasi
50
7,711
Bauksit
Eksplorasi
51
845
Bijih Besi
Eksplorasi
52
623.4
Bijih Besi
Eksplorasi
53
3,641
Bijih Besi
Eksplorasi
54
11,870
Bijih Besi
Eksplorasi
55
12,010
Timah
Eksplorasi
56
22,470
Timah
Eksplorasi
57
3,601
Timah
Eksplorasi
58
5,146
Bijih Besi
Eksplorasi
59
20,730
Timah
Eksplorasi
60
1,079
Bijih Besi
Eksplorasi
61
10,640
Emas DMP
Kec. Sandai
Eksplorasi
62
352.5
Zircon
Eksplorasi
63
1,862
Zircon
Kec. Kendawangan
Eksplorasi
64
448
Zircon
Kec. Kendawangan
Eksplorasi
LUASAN IUP
( Ha )
KOMODITAS
2,100
Zircon
Kec. Kendawangan
Eksplorasi
195
Pasir
Eksplorasi
67
80
Pasir
Eksplorasi
68
2,248
Pasir
Eksplorasi
69
1,580
Pasir
Eksplorasi
70
PILAR ANGSANA, CV
1,865
Zircon
Eksplorasi
NO
NAMA PERUSAHAAN
65
66
LOKASI
TAHAPAN IUP
7,833
Bauksit
Operasi Produksi
5,153
Bauksit
Operasi Produksi
LIGAT AKSES, CV
197
Timah
Operasi Produksi
2,060
Bijih Besi
Operasi Produksi
2,055
Bijih Besi
Operasi Produksi
193
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
195.8
Timah
Operasi Produksi
4,440
Bauksit
Operasi Produksi
196.7
Timah
Operasi Produksi
10
2,382
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
11
197
Bijih Besi
Operasi Produksi
12
200
Bijih Besi
Operasi Produksi
13
192.5
Timah
Operasi Produksi
14
195.8
Timah
Operasi Produksi
15
16,700
Bauksit
Operasi Produksi
16
24,900
Bauksit
Operasi Produksi
17
170
Timah
Operasi Produksi
18
24,090
Bauksit
Operasi Produksi
NO
NAMA PERUSAHAAN
LUASAN IUP
( Ha )
KOMODITAS
LOKASI
TAHAPAN IUP
19
4,438
Bauksit
Operasi Produksi
20
LANANG BERSATU, PT
1,072
Galena
Operasi Produksi
21
24,910
Bauksit
Operasi Produksi
22
8,705
Bauksit
Operasi Produksi
23
2,230
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
24
8,750
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
25
4,383
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
26
1,493
Bijih Besi
Operasi Produksi
27
6,705
Bauksit
Operasi Produksi
28
2,880
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
29
8,271
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
30
946.7
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
31
846
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
32
3,426
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
33
608
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
34
1,030
Bijih Besi
Operasi Produksi
35
667
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
36
182
Timah
Operasi Produksi
37
196.6
Barit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
38
3,743
Bijih Besi
Operasi Produksi
39
5,117
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
40
1,879
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
NO
NAMA PERUSAHAAN
LUASAN IUP
( Ha )
KOMODITAS
41
2,166
Bijih Besi
42
4,974
Timah
43
6,855
44
45
LOKASI
TAHAPAN IUP
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
Operasi Produksi
Bijih Besi
Operasi Produksi
2,023
Bijih Besi
Kec. Marau
Operasi Produksi
LAMAN MINING, PT
13,460
Bauksit
Operasi Produksi
46
19,280
Bauksit
Operasi Produksi
47
15,630
Bauksit
Operasi Produksi
48
5,071
Bauksit
Operasi Produksi
49
24,540
Bauksit
Operasi Produksi
50
BUMI PALONG, PT
891.5
Timah
Operasi Produksi
51
6,855
Timah
Operasi Produksi
52
2,023
Timah
Kec. Marau
Operasi Produksi
53
99.90
Emas
Operasi Produksi
54
197.7
Zircon
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
55
49.6
Zircon
Operasi Produksi
56
1,800
Zircon
Operasi Produksi
57
196.2
Zircon
Operasi Produksi
58
196.2
Kaolin
Operasi Produksi
59
194.6
Kuarsa
Operasi Produksi
60
194.6
Kaolin
Operasi Produksi
NO
NAMA PERUSAHAAN
LUASAN IUP
( Ha )
KOMODITAS
196.2
Zircon
Operasi Produksi
170
Zircon
Operasi Produksi
191.7
Zircon
Operasi Produksi
LOKASI
TAHAPAN IUP
61
62
63
64
182
Zircon
Operasi Produksi
65
2,059
Zircon
Operasi Produksi
66
2,063
Zircon
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
67
194
Zircon
Operasi Produksi
68
2,082
Zircon
Operasi Produksi
69
1,828
Zircon
Operasi Produksi
70
197.4
Zircon
Operasi Produksi
71
197.4
Zircon
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
LAMPIRAN 3.
DATA PERUSAHAAN YANG MEMILIKI DOKUMEN LINGKUNGAN (AMDAL/UKL-UPL) DI KABUPATEN KETAPANG
No
Nama Perusahaan
Jenis
Kegiatan
Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Lokasi Kegiatan
2006
SK Gubernur Nomor
789 Tahun 2006,
Tanggal 30 Nopember
2006
1.
PT. WAHAKERTA
EKALESTARI
2.
Perkebunan
2007
SK Gubernur Nomor
889 tahun 2007,
tanggal 23 Oktober
2007
3.
Pertambangan
2007
4.
PT. ARRTU
PLANTATION
Perkebunan
2007
SK Gubernur Nomor
996 Tahun 2007,
tanggal 5 Desember
2007
5.
PT.ADITYA
AGROINDO
Perkebunan
2007
6.
PT.LANANG
BERSATU
Pertambangan
2007
SK Gubernur Nomor 23
Tahun 2007, Tanggal
11 Januari 2007
Kec. Marau
HTI
Deskripsi Kegiatan
No
Nama Perusahaan
Jenis
Kegiatan
Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
7.
Pertambangan
2008
Kec. Kendawangan
8.
Pertambangan
2008
9.
CV. REMAONG
PERKASA MANDIRI
Pertambangan
2008
10.
Pertambangan
2008
Kec. Kendawangan
11.
Pertambangan
2008
12.
Pertambangan
2008
13.
Pertambangan
2008
Kec. Kendawangan
No
Nama Perusahaan
14.
15.
Jenis
Kegiatan
Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Perkebunan
2008
Perkebunan
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
2008
16.
PT. AGRIPLUS
Perkebunan
2009
17.
PT. AGRO
SEJAHTERA
MANUNGGAL
Perkebunan
2009
Kec. Kendawangan
18.
Perkebunan
2009
Kec. Kendawangan
dan Singkup
19.
2009
Kec. Kendawangan
dan Singkup
20.
2009
Perkebunan
Perkebunan
No
Nama Perusahaan
Jenis
Kegiatan
Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Kec. Manismata
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 9.700 Ha; Kapasitas
60 Ton TBS/jam
Perkebunan
2009
HTI
2009
Perkebunan
2009
Perkebunan
2009
SK Gubernur Nomor
375/BLHD/2010
Tanggal 12 Agustus
2010
Kec. Kendawangan
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas 13.500 Ha, Kapasitas
45 Ton TBS/Jam)
HTI
2009
Kec. Kendawangan
2009
SK Gubernur Nomor
714 Tahun 2009
Tanggal 8 Desember
2009
Kec. Kendawangan
2009
SK Gubernur Nomor
755 Tahun 2009
Tanggal 11 Nopember
2009
Kec. Marau
21.
PT. ANUGERAH
PALM INDONESIA
22.
23.
24.
25.
PT. BUANA
MEGATAMA JAYA
26.
27.
Perkebunan
Perkebunan
No
Nama Perusahaan
28.
29.
PT. HIJAU
NUSANTARA
30.
PT. KALIMANTAN
PRIMA AGRO
MANDIRI
Jenis
Kegiatan
Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 15.119 Ha, Kapasitas
60 Ton TBS/jam)
Perkebunan
2009
HTI
2009
Kabupaten Sanggau,
Sekadau dan
Ketapang
Perkebunan
2009
Kec. Kendawangan
dan Kec.Manismata
Kec. Marau
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas 3.550 Ha, Kapasitas
30 Ton TBS/Jam)
Perkebunan dan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas 12.350 Ha, Kapasitas
60 Ton TBS/Jam)
31.
Perkebunan
2009
32.
Perkebunan
2009
SK Gubernur Nomor
286 Tahun 2009
Tanggal 8 Juni 2009
33.
HTI
2009
34.
PT. MAYAWANA
PERSADA
HTI
2009
No
35.
Nama Perusahaan
Jenis
Kegiatan
Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
HTI
2009
Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Lokasi Kegiatan
Kabupaten Sintang,
Melawi dan Ketapang
Deskripsi Kegiatan
36.
Perkebunan
2009
37.
Perkebunan
2009
38.
HTI
2009
Nomor 45 tanggal 16
Januari 2009
IUPHHK-HTI
39.
Perkebunan
2009
SK Gubernur Nomor
284 tanggal 20 Mei
2009
40.
HTI
2009
SK Kelayakan No 498
Tahun 2009 tanggal 1
september 2009
41.
HTI
2009
SK Kelayakan No 633
Tahun 2009 tanggal 6
November 2009
Kec. Manismata
No
42.
43.
Nama Perusahaan
44.
45.
46.
Jenis
Kegiatan
Perkebunan
Perkebunan
Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
2010
2010
Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Lokasi Kegiatan
SK Gubernur No :
396/BLHD/2010 tanggal
31 Agustus 2010
SK Gubernur No :
395/BLHD/2010 tanggal
31 Agustus 2010
Deskripsi Kegiatan
Perkebunan dan Pabrik
Pengolahan luas 13.870 Ha,
Kapasitas Pabrik 45 Ton
TBS/Jam. (Luasan Final yang
akan dibahas hanya pada
areal APL saja seluas
12.819 Ha)
Perkebunan dan Pabrik
Pengolahan luas 13.870 Ha,
Kapasitas Pabrik 60 Ton
TBS/Jam. (Luasan Final yang
akan dibahas hanya pada
areal APL saja seluas 7.905
Ha)
Perkebunan
2010
HTI
2010
Perkebunan
2010
Nomor 49/BLHD/2010
Tgl. 27 Januari 2010
No
Nama Perusahaan
47.
48.
PT. PERTIWI
LENGGARA
AGROMASA
49.
50.
51.
52.
53.
Jenis
Kegiatan
HTI
Perkebunan
Perkebunan
Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
2010
2010
SK Gubernur Nomor :
376/BLHD/2010
Tanggal 12 Agustus
2010
2010
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
2010
SK Gubernur Nomor
262/BLHD/2010 tanggal
24 Mei 2010
Perkebunan
2010
SK Gubernur Nomor
374/BLHD/2010
Tanggal 12 Agustus
2010
Kec. Kendawangan
Perkebunan
2010
Nomor 131/BLHD/2010
Tgl. 18 Maret 2010
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas 18.650 Ha, Kapasitas
45 Ton TBS/Jam)
Perkebunan
Perkebunan
2010
No
Nama Perusahaan
Jenis
Kegiatan
Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Kecamatan Matan
Hilir Selatan dan
Kendawangan
Kabupaten Ketapang
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
54.
Perkebunan
2010
Nomor 132/BLHD/2010
tanngal 23 Maret 2010
55.
Perkebunan
2010
Nomor 308/BLHD/2010
Tgl. 12 April 2010
Kecamatan Sandai
Kabupaten Ketapang
56.
Perkebunan
2010
No 424/BLHD/2010
Tanggal 22 Sept 2010
Kecamatan Simpang
Hulu Kabupaten
Ketapang
57.
PT. PRANAINDAH
GEMILANG
Perkebunan
2010
Nomor 135/BLHD/2010
Tgl. 22 Maret 2010
58.
Perkebunan
2010
59.
Perkebunan
2010
No
60.
61.
62.
Nama Perusahaan
PT. MENTARI
PRATAMA
Jenis
Kegiatan
Perkebunan
Perkebunan
Perkebunan
Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
2010
2010
Lokasi Kegiatan
SK Nomor
619/BLHD/2010 Tgl 28
Des 2010
2011
63.
Perkebunan
2011
64.
PT. BEKATIK
LESTARI
Perkebunan
2011
65.
PT.MANDIRI KAPITAL
JAYA
Perkebunan
2011
Deskripsi Kegiatan
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 11.305 Ha; Kapasitas
60Ton TBS/jam
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 19.800Ha; Kapasitas
60 Ton TBS/jam
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 5.929 Ha; Kapasitas
60 Ton TBS/jam
Perkebunan dan
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit
(Luas: 13.000 Ha; Kapasitas
60 Ton TBS/jam
perkebunan dan pabrik
pengolahan kelapa sawit luas
Areal 4.500 Ha kapasitas
pabrik 30 Ton TBS /Jam
perkebunan dan pabrik
pengolahan kelapa sawit
4.971 Ha Kapasitas pabrik
45 Ton TBS/jam
No
Nama Perusahaan
Jenis
Kegiatan
Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
66.
Pertambangan
2010
Nomor 226/BLHD/2010
Tanggal 3 mei 2010
Kecamatan Marau
dan Kendawangan
Kabupaten Ketapang
67.
Pertambangan
2011
No 191/BLHD/2011 Tgl
22 Maret 2011
68.
Pertambangan
2011
69.
PT. KETAPANG
MAKMUR MANDIRI
Pertambangan
2011
70.
PT. KETAPANG
KARYA UTAMA
Pertambangan
2011
71.
Pertambangan
2011
72.
Pertambangan
2011
No. SK 382/BLHD/2011
21 Juli 2011
Jenis
Kegiatan
Tahun
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Pertambangan
2011
Pertambangan
2011
No
Nama Perusahaan
73.
74.
Nomor
Izin/Persetujuan
(AMDAL)
Lokasi Kegiatan
75.
Pertambangan
2011
76.
PT. LANANG
BERSATU
Pertambangan
2011
Deskripsi Kegiatan
LAMPIRAN 4
SEBARAN KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2007 2013
Tahun
2007
Jenis Kegiatan
Penanaman
Luas
(Ha)
Jenis
Tanaman
Jumlah
(Btg)
Status
Kawasan
Kecamatan
Dusun/Desa
Nanga Tayap
Dsn Cali
Ds Pangkalan Telok
Reboisasi HL
Gn. Tarak
100
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet
42,350
42,350
36,300
Ds Betenung
Reboisasi HL
Gn. Barubayan
100
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet
42,350
42,350
36,300
Ds Sembelengan
Reboisasi HL
Gn. Tarak
600
Ha
Karet
Mahoni
Sungkai
Gaharu
217,800
217,800
181,500
108,900
Dalam
Kawasan
Ds Tayap
Reboisasi HL
Gn Batu
Menangis
300
Ha
Karet
Sungkai
Mahoni
Gaharu
108,900
108,900
90,750
54,450
Dalam
Kawasan
Sungai
Melayu Raya
Ds Sungai
Melayu
Reboisasi HL
Gn. Belaban
Tujuh
300
Ha
Karet
Sungkai
Mahoni
Gaharu
108,900
108,900
90,750
54,450
Dalam
Kawasan
Tumbang Titi
Ds Sepauhan Raya
Ds Mahawa
Reboisasi HL
Bukit Raya
300
Ha
Karet
Sungkai
Mahoni
Gaharu
108,900
108,900
90,750
54,450
Dalam
Kawasan
Sandai
Ds Penjawaan
Pembuatan
25
Ha
- Sungkai
4,400
Dalam
Kawasan
Luar
Tahun
2008
Kecamatan
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan
Penanaman
Hutan Rakyat
Luas
(Ha)
Jenis
Tanaman
- Karet Opas
Jumlah
(Btg)
6,600
Status
Kawasan
Kawasan
Benua
Kayong
Ds Suka Baru
Pembuatan
Hutan
Mangrove
100
Ha
- Bakau
- Nipah
- Api - Api
20,000
45,000
45,000
Luar
Kawasan
Manis Mata
Ds Manis Mata
Pembuatan
Hutan
Rakyat
55
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas
9,015
7,045
8,140
Luar
Kawasan
Nanga Tayap
Ds Pangkalan Telok
Pengkayaan
Reboisasi
34
Ha
- Sungkai
- Gaharu
- Karet
7,200
7,200
6,171
Luar
Kawasan
Ds Kayong Hulu
Pembuatan
Hutan Rakyat
35
Ha
- Gaharu
- Karet Opas
10,780
4,620
Luar
Kawasan
Ds Batu Mas
Pembuatan
Hutan Rakyat
35
Ha
- Gaharu
- Karet Opas
10,780
4,620
Luar
Kawasan
Ds Betenung
Pembuatan
Hutan Rakyat
50
Ha
- Gaharu
- Karet Opas
15,400
6,600
Luar
Kawasan
Ds Belaban
Reboisasi HL
Bukit Raya
350
Ha
Karet
Sungkai
Mahoni
Gaharu
84,700
169,400
84,700
84,700
Dalam
Kawasan
Ds Belaban
Reboisasi HL
Bukit Raya
350
Ha
Mahoni
Sungkai
Meranti
Karet
166,168
184,981
30,000
163,350
Dalam
Kawasan
Ds Runjai Jaya
Pembuatan
35
Ha
- Mahoni
Marau
6,375
Luar
Tahun
Kecamatan
Matan Hilir
Selatan
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan
Penanaman
Hutan Rakyat
Luas
(Ha)
Jenis
Tanaman
- Sungkai
- Karet Opas
Jumlah
(Btg)
4,405
4,620
Status
Kawasan
Kawasan
Ds Pesaguan
Kiri
Pembuatan
Hutan Rakyat
50
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas
6,600
6,600
8,800
Luar
Kawasan
Ds Pesaguan
Kanan
Pembuatan
Hutan Rakyat
50
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas
6,600
6,600
8,800
Luar
Kawasan
Dsn Pagar
Mentimun
ds Sei. Nanjung
Pembuatan
Hutan Rakyat
25
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas
3,300
3,300
4,400
Luar
Kawasan
Ds Sei. Besar
Pembuatan
Hutan Rakyat
90
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas
11,800
11,800
15,840
Luar
Kawasan
Ds Sei. Bakau
Pembuatan
Hutan Rakyat
30
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas
3,960
3,960
5,280
Luar
Kawasan
Ds Sei. Nanjung
Pembuatan
Hutan Rakyat
30
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas
3,960
3,960
5,280
Luar
Kawasan
Dsn Pagar
Mentimun
Ds Sei. Nanjung
Reboisasi HL
Gambut
200
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet
112,932
56,468
75,600
Dalam
Kawasan
Ds Pematang
Gadung
Pembuatan
Hutan Rakyat
30
Ha
- Mahoni
- Sungkai
3,960
3,960
Luar
Kawasan
Tahun
Kecamatan
Sungai Laur
2009
Hulu Sungai
Simpang Hulu
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan
Penanaman
Luas
(Ha)
-
Jenis
Tanaman
Jumlah
(Btg)
Status
Kawasan
Karet Opas
Mahoni
Sungkai
Karet Opas
5,280
6,375
4,405
4,620
6,375
4,405
4,620
Luar
Kawasan
81,465
20,000
110,285
90,750
Dalam
Kawasan
Ds Suka Ramai
Pembuatan
Hutan Rakyat
35
Ha
Ds Kenyauk
Pembuatan
Hutan Rakyat
35
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas
Ds Senduruhan
Reboisasi Hl
Gn Lawang
250
Ha
Ds Cinta Manis
Pembuatan
Hutan Rakyat
60
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas
7,920
7,920
10,560
Luar
Kawasan
Ds Benua Kerio
Reboisasi HL
200
Ha
Mahoni
Meranti
Sungkai
Karet
37,646
84,700
47,054
72,600
Dalam
Kawasan
Ds Menyumbung
Reboisasi HL
100
Ha
Mahoni
Meranti
Sungkai
Karet
18,822
42,350
23,528
36,300
Dalam
Kawasan
Ds Kualan Hilir
Pembuatan
Hutan Rakyat
25
Ha
- Mahoni
- Sungkai
3,300
3,300
Luar
Kawasan
- Karet Opas
4,400
Mahoni
Meranti
Sungkai
Karet
Luar
Kawasan
Tahun
Kecamatan
Simpang Dua
Ds Semandang
Kiri
Jenis Kegiatan
Penanaman
Penghijauan
Lingkungan
Luas
(Ha)
90 Ha
Jenis
Tanaman
- Mahoni
- Sungkai
- Meranti
Jumlah
(Btg)
13,200
13,200
13,200
Ds Paoh
Concong
Pembuatan
Hutan Rakyat
90
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas
16,394
11,326
11,880
Luar
Kawasan
Ds Balai Pinang
Pembuatan
Hutan Rakyat
45
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas
8,197
5,663
5,940
Luar
Kawasan
Ds Mekar Raya
Reboisasi HL
Gn. Juring
100
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet
48,400
48,400
24,200
Dalam
Kawasan
Dsn Tunas
Kampar
Ds Kampar
sebomban
Pembuatan
Hutan Rakyat
35
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet Opas
6,375
4,405
4,620
Luar
Kawasan
Ds Kampar
sebomban
Pembuatan
Hutan Rakyat
50
Ha
- Sungkai
- Karet Opas
15,400
6,600
Luar
Kawasan
Dsn Kembara
Ds Mekar Raya
Reboisasi HL
Gn. Juring
250
Ha
Mahoni
Sungkai
Meranti
Karet
121,500
121,000
20,000
40,000
Dalam
Kawasan
Dsn Baya
Ds Mekar Raya
Reboisasi HL
Gn. Juring
250
Ha
Mahoni
Sungkai
Meranti
Karet
121,500
121,000
20,000
40,000
Dalam
Kawasan
Dusun/Desa
Status
Kawasan
Luar
Kawasan
Tahun
2010
Kecamatan
Jenis Kegiatan
Penanaman
Luas
(Ha)
-
Jenis
Tanaman
Jumlah
(Btg)
Mahoni
Sungkai
Karet Opas
Mahoni
Sungkai
7,920
7,920
10,560
44,000
22,000
Status
Kawasan
Jelai Hulu
Ds Kusuma Jaya
Pembuatan
Hutan Rakyat
60
Ha
Kendawangan
Ds Mekar Utama
Penghijauan
Lingkungan
150
Ha
Nanga Tayap
Pembuatan
Hutan Rakyat
134
Ha
- Gaharu
- Sungkai
- Karet Opas
19,545
19,091
14,964
Luar
Kawasan
Ds Sepakat Jaya
Reboisasi HL
Gn. Lembuding
105
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet
40,425
40,425
34,650
Dalam
Kawasan
Ds Beringin Rayo
Reboisasi HL
Gn. Barubayan
20
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet
8,470
8,470
7,260
Dalam
Kawasan
Ds Sepauhan
Raya
Reboisasi HL
Bukit Raya
20
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet
8,470
8,470
7,260
Dalam
Kawasan
Sungai Laur
Ds Sungai Daka
Reboisasi HL
Gn. Jelayan
18
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet
6,435
6,435
6,929
Dalam
Kawasan
Nanga Tayap
Ds Tayap
Reboisasi HL
Bukit Batu
Menangis
18
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet
6,435
6,435
6,929
Dalam
Kawasan
Jelai Hulu
Dsn Pakit
Ds Tanggerang
Reboisasi HL
Bukit Raya
18
Ha
- Mahoni
- Sungkai
- Karet
6,434
6,435
6,930
Dalam
Kawasan
Tumbang Titi
2011
Dusun/Desa
Luar
Kawasan
Luar
Kawasan
Tahun
2012
Kecamatan
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan
Penanaman
Marau
Ds Batu Payung
Reboisasi HL
Bukit Raya
Kendawangan
Ds Mekar Utama
Benua Kayong
Ds Suka Baru
Pembuatan
Hutan Mangrove
Pembuatan
Hutan Mangrove
Nanga Tayap
Reboisasi HL
Gn Taraj
Ds. Tayap
Reboisasi HL
Batu Menangis
Simpang Dua
Ds. Merangin
Sungai Melayu
Raya
Luas
(Ha)
20
Ha
3.3
Ha
3.3
Ha
75
Jenis
Tanaman
Jumlah
(Btg)
Status
Kawasan
Mahoni
Sungkai
Karet
Bakau
Api - Api
Bakau
Api - Api
7,150
7,150
7,700
1,818
1,818
1,818
1,818
Dalam
Kawasan
Ha
Mahoni
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling
18.150
18.150
18.150
36.300
Dalam
Kawasan
75
Ha
Mahoni
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling
18.150
18.150
18.150
36.300
Dalam
Kawasan
Reboisasi HL
Gn. Juring
75
Ha
Mahoni
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling
18.150
18.150
18.150
36.300
Dalam
Kawasan
Reboisasi HL
Belaban Tujuh
75
Ha
Mahoni
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling
18.150
18.150
18.150
36.300
Dalam
Kawasan
Luar
Kawasan
Luar
Kawasan
Tahun
Kecamatan
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan
Penanaman
Luas
(Ha)
Jenis
Tanaman
Jumlah
(Btg)
Status
Kawasan
Marau
Reboisasi HL
Bukit Raya
75
Ha
Mahoni
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling
18.150
18.150
18.150
36.300
Dalam
Kawasan
Sungai Laur
Reboisasi HL
Jelayan
50
Ha
Mahoni
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling
18.150
18.150
18.150
24.200
Dalam
Kawasan
Hulu Sungai
Ds. Menyubung
Reboisasi HL
Kebungkau
25
Ha
- Mahoni
- Petai
- Karet
Seedling
18.150
3.000
9.100
Dalam
Kawasan
Sandai
Ds. Penjawaan
Pembuatan Hutan
Rakyat
25
Ha
- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas
3.300
3.300
4.400
Luar
Kawasan
Ds. Jago
Pembuatan Hutan
Rakyat
25
Ha
- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas
3.300
3.300
4.400
Luar
Kawasan
Pembuatan Hutan
Rakyat
25
Ha
- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas
3.300
3.300
4.400
Luar
Kawasan
Pembuatan Hutan
Rakyat
25
Ha
- Gaharu
- Jabon
3.300
3.300
Luar
Kawasan
Muara Pawan
Tahun
Kecamatan
Jenis Kegiatan
Penanaman
Luas
(Ha)
Jenis
Tanaman
- Karet Opas
Jumlah
(Btg)
4.400
Status
Kawasan
Pembuatan Hutan
Rakyat
25
Ha
- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas
3.300
3.300
4.400
Luar
Kawasan
Pembuatan Hutan
Mangrove
14
Ha
- Bakau
- Api-Api
15.246
1.694
Luar
Kawasan
Pembuatan Hutan
Mangrove
14
Ha
- Bakau
- Api-Api
15.246
1.694
Luar
Kawasan
Pembuatan Hutan
Mangrove
14
Ha
- Bakau
- Api-Api
15.246
1.694
Luar
Kawasan
Pembuatan Hutan
Mangrove
14
Ha
- Bakau
- Api-Api
15.246
1.694
Luar
Kawasan
Jelai Hulu
Ds. Deranuk
Pembuatan Hutan
Rakyat
25
Ha
- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas
3.300
3.300
4.400
Luar
Kawasan
Hulu Sungai
Ds. Menyubung
Reboisasi HL
Kebungkau
50
Ha
- Sengon
- Sungkai
- Karet
Seedling
16.650
16.550
22.200
Dalam
Kawasan
Nanga Tayap
Ds. Tayap
Reboisasi HL
Batu Menangis
50
Ha
- Sengon
- Sungkai
- Karet
Seedling
16.650
16.550
22.200
Dalam
Kawasan
Matan Hilir
Selatan
2013
Dusun/Desa
Tahun
Kecamatan
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan
Penanaman
Luas
(Ha)
Jenis
Tanaman
Jumlah
(Btg)
Status
Kawasan
5.500
5.500
11.000
Luar
Kawasan
Marau
Pembuatan Hutan
Rakyat
20
Ha
- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas
Matan Hilir
Selatan
Pembuatan Hutan
Rakyat
12
Ha
- Gaharu
- Petai
6.600
6.600
Luar
Kawasan
Pembuatan Hutan
Mangrove
10
Ha
- Bakau
- Api-Api
21.450
11.550
Luar
Kawasan
Simpang Hulu
Pembuatan Hutan
Rakyat
9,1
Ha
- Gaharu
- Petai
- Karet Opas
4.000
2.000
4.000
Luar
Kawasan
Simpang Dua
Reboisasi HL
Gn. Juring
48
Ha
- Sengon
- Sungkai
- Karet
Seedling
15.840
15.840
21.120
Dalam
Kawasan
Nanga Tayap
Reboisasi HL
Gn. Tarak
48
Ha
- Sengon
- Sungkai
- Karet
Seedling
15.840
15.840
21.120
Dalam
Kawasan
Sandai
Pembuatan Hutan
Rakyat
9,1
Ha
- Gaharu
- Jabon
- Karet Opas
4.000
2.000
4.000
Luar
Kawasan
Tahun
Kecamatan
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan
Penanaman
Luas
(Ha)
Jenis
Tanaman
Jumlah
(Btg)
Status
Kawasan
Sungai Melayu
Rayak
Reboisasi HL
Gn. Belaban Tujuh
60
Ha
- Sengon
- Sungkai
- Karet
Seedling
19.800
19.800
26.400
Dalam
Kawasan
Marau
Reboisasi HL
Bukit Raya
60
Ha
3.960
15.840
19.800
26.400
Dalam
Kawasan
Meranti
Sengon
Sungkai
Karet
Seedling
LAMPIRAN 5
DAFTAR LUAS KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN KABUPATEN KETAPANG
NAMA KAWASAN
Taman Nasional
- Gunung Palong
LUAS (HA)
PERSENTASE (%)
21.643,81
0,72
142.868,03
4,73
Hutan Lindung
- Gunung Juring
- Gunung Tarak
- Gunung Kebungkau
- Gunung Raya
- Gunung Berubayan
- Gunung Burung
- Gunung Lembuding
- Gunung Dangkul
- Gunung Bt Daeyuh
- Gunung Bt Tais
- Gunung Bt Tunggal
- Gunung Bt Jelayan
- Gunung Bt Tetundung
- Gunung Bt Batu Nyambu
- Gunung Bt Belaban Tujuh
- Gunung Bt Menyubung
- Gunung Bt Kerai Kundang
- Gunung Bt Menangis
- Gunung Bt Perai
- Gunung Bt Tukul
- Gunung Bt Itap
- Gunung Bt Pumpai
- Gunung Jelayan
- Gunung Mangkubawa
- Gunung Konar
- Gunung Temenggung
- Gunung Melawi Condong
- Gunung Biwa
13.360,69
23.468,66
6.932,68
14.453,84
6.611,67
85.302,25
1.168,87
1.326,91
618,18
924,82
1.846,86
864,77
4.222,57
22.533,28
2.990,88
15.971,44
42.317,44
11.281,98
9.796,88
995,65
1.452,32
1.115,12
623,49
675,04
656,21
751,89
1.046,14
2.565,92
0,44
0,78
0,23
0,48
0,22
2,82
0,04
0,04
0,02
0,03
0,06
0,03
0,14
0,75
0,10
0,53
1,40
0,37
0,32
0,03
0,05
0,04
0,02
0,02
0,02
0,02
0,03
0,08
5.000,24
16.267,78
0,17
0,54
15.915,35
172.143,32
500.145,72
0,53
5,70
16,55
20.659,76
162.616,88
0,68
5,38
Cagar Alam
- Muara Kendawangan
NAMA KAWASAN
-
HP
HP
HP
HP
HP
HP
HP
HP
Durian Sebatang
Batu Lapis
S. Lata
S. Kenyabur
S. Sentap S. Kacang
S. Tengar S. Pesaguan
BT. Bocor
Kelampai
Sungai / Danau
Jumlah
LUAS (HA)
PERSENTASE (%)
158.791,41
19.170,85
6.276,15
10.545,41
52.163,34
169.130,89
7.178,26
10.325,20
5,26
0,63
0,21
0,35
1,73
5,60
0,24
0,34
34.906,51
30.844,35
52.226,60
17.072,07
18.255,92
1,16
1,02
1,73
0,57
0,60
93,20
0,00
504,40
1.024,00
0,02
0,03
1.084.409,21
35,89
15.354,47
0,51
3.021.419,57
100
LAMPIRAN 6
DATA POTENSI PERIKANAN BUDIDAYA KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2013
Potensi (Ha)
No
Kecamatan
Air Tawar
Air Payau
Lahan
P. Umum
Lahan
Laut
Air Tawar
P. Umum
Lahan
P. Umum
Air Payau
Lahan
P. Umum
Lahan
Laut
P. Umum
Lahan
P. Umum
Delta Pawan
16.5
23
50
0.01
0.1
Muara Pawan
47
55
31
10
3.5
0.3
20
14
400
10
50
1.5
24.05
Benua Kayong
16
10
65
6.1
0.08
4.5
13
16
385
0.18
98.5
Tumbang Titi
116
43
2.25
Pemahan
20
14
0.13
41
0.9
Kendawangan
27
19
23,030
16
1,800
20
1.5
2600
0.02
10
Simpang Hulu
24
1.25
11
Simpang Dua
10
0.6
12
Sungai Laur
54
11
0.26
13
Sandai
50
40
7.2
14
Hulu Sungai
55
0.4
15
Nanga Tayap
85
30
4.22
16
Marau
47
0.2
17
Singkup
39
0.1
18
Air Upas
55
1.85
19
Jelai Hulu
83
0.16
20
Manis Mata
63
32
1.76
37.06
0.39
Jumlah
881.50
321.00
23,961.00
40.00
1,850.00
25.00
2,731.15
0.02
LAMPIRAN 7
POTENSI KELAUT AN DAN PERIKANAN TAHUN 2013
NO
URAIAN
Umum
a.
33.988,00
Km 2
31.588,00
Km 2
2.400,00
Km 2
437,613
Jiwa
433,71
Km.
b.
Jumlah Penduduk
c.
d.
Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
e.
f.
g.
Bh.
38
Bh.
214,804
Ha.
205.08
Ha.
2,50
Ha.
Perikanan Tangkap
a.
Perairan Laut
23,065
Ton / Th.
Perairan Umum
5,854
Ton / Th.
Ikan Awetan
13.12
Ton / Th.
b.
Bh.
c.
Bh.
d.
e.
3
VOLUME SATUAN
Tanpa Motor
727
Bh.
Motor Tempel
519
Bh.
Kapal Motor
1,203
Bh.
Jumlah Nelayan
7,557
Orang
Perikanan Budidaya
a.
985.33
Ton / Th.
b.
47.56
Ton / Th.
c.
55.54
Ton / Th.
d.
1,741
Ha.
e.
f.
632
4
Orang
Unit
NO
URAIAN
g.
Unit
Pengawasan
a.
VOLUME SATUAN
Jumlah Pokmaswas
22
Kelompok
66
Unit
b.
c.
d.
e.
f.
5.719,89
Ton / Th.
129
Orang
Jumlah Pengolah
68
Orang
Jumlah Pabrik Es
Unit
29
Unit
1. Acanthus ilicifolius L.
ACANTHACEAE
kurus
sesuai
dengan
Kelimpahan : Umum.
Manfaat : Buah ditumbuk dan digunakan untuk pembersih darah serta mengatasi
kulit terbakar. Daun mengobati reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang
digunakan untuk mengatasi racun gigitan ular atau terkena panah beracun. Biji
konon bisa mengatasi serangan cacing dalam pencernaan. Pohon juga dapat
digunakan sebagai makanan ternak.
2. Acrostichum speciosum
PTERIDACEAE
tandan
yang
kasar
dari
1 m dan memiliki pinak daun fertil berwarna karat pada bagian ujungnya, tertutup
secara seragam oleh sporangia besar. Pinak daun berukuran kira-kira 28 x 10 cm.
Pinak daun yang steril memiliki ujung lebih kecil dan menyempit. Jenis ini berbeda
dengan A.aureum dalam hal ukuran pinak daunnya yang lebih kecil dan ujungnya
meruncing, permukaan bagian bawah pinak daun yang fertil berwarna coklat tua dan
ditutupi oleh sporangia, serta daun mudanya berwarna hijau-kecoklatan. Peruratan
daun berbentuk jaring. Sisik luas, panjang hingga 1 cm, hanya terdapat di bagian
pangkal daun. Sisik menebal di bagian tengah. Spora besar dan berbentuk
tetrahedral.
Ekologi : Ferna tahunan. Tumbuh pada areal mangrove yang lebih sering tergenang
oleh pasang surut. Khususnya tumbuh pada gundukan lumpur yang dibangun oleh
udang dan kepiting. Biasanya menyukai areal yang terlindung. Daun yang fertile
dihasilkan pada bulan Agustus hingga April. Kecambah (sebenarnya bibit spora)
berlimpah pada bulan Januari hingga April (di Jawa)..
Penyebaran : Asia dan Australia tropis. Di seluruh Indonesia.
3. Avicennia alba
AVICENNIACEAE
yang
tumbuh
menyebar
pohon
membentuk
Manfaat : Kayu bakar dan bahan bangunan bermutu rendah. Getah dapat digunakan
untuk mencegah kehamilan. Buah dapat dimakan.
setempat
RHIZOPHORACEAE
Pertut,
bako,
bangko,
mangimangi, sarau.
Buah : Buah melingkar spiral, bundar melintang, panjang 2-2,5 cm. Hipokotil lurus,
tumpul dan berwarna hijau tua keunguan. Ukuran : Hipokotil: panjang 12-30 cm dan
diameter 1,5-2 cm.
Ekologi : Merupakan jenis yang dominan pada hutan mangrove yang tinggi dan
merupakan ciri dari perkembangan tahap akhir dari hutan pantai, serta tahap awal
dalam transisi menjadi tipe vegetasi daratan. Tumbuh di areal dengan salinitas
rendah dan kering, serta tanah yang memiliki aerasi yang baik. Jenis ini toleran
terhadap daerah terlindung maupun yang mendapat sinar matahari langsung.
Mereka juga tumbuh pada tepi daratan dari mangrove, sepanjang tambak serta
sungai pasang surut dan payau. Ditemukan di tepi pantai hanya jika terjadi erosi
pada lahan di hadapannya. Substratnya terdiri dari lumpur, pasir dan kadang-kadang
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
tanah gambut hitam. Kadang-kadang juga ditemukan di pinggir sungai yang kurang
terpengaruh air laut, hal tersebut dimungkinkan karena buahnya terbawa arus air
atau gelombang pasang. Regenerasinya seringkali hanya dalam jumlah terbatas.
Bunga dan buah terdapat sepanjang tahun. Bunga relatif besar, memiliki kelopak
bunga berwarna kemerahan, tergantung, dan mengundang burung untuk melakukan
penyerbukan.
Penyebaran : Dari Afrika Timur dan Madagaskar hingga Sri Lanka, Malaysia dan
Indonesia menuju wilayah Pasifik Barat dan Australia Tropis.
Kelimpahan : Umum dan tersebar luas.
Manfaat : Bagian dalam hipokotil dimakan (manisan kandeka), dicampur dengan
gula. Kayunya yang berwarna merah digunakan sebagai kayu bakar dan untuk
membuat arang.
5. Ceriops cf decandra
HIZOPHORACEAE
putih
halus,
kotor,
permukaan
rapuh
menggelembung
dan
di
bagian
pangkal.
Daun : Daun hijau mengkilap. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk:
elipsbulat memanjang. Ujung: membundar. Ukuran: 3-10 x 1-4,5 cm.
Bunga : Bunga mengelompok, menempel dengan gagang yang pendek, tebal dan
bertakik. Letak : di ketiak daun. Formasi : kelompok (2-4 bunga per kelompok).
Daun
Mahkota : 5; putih dan kecoklatan jika tua, panjang 2,5-4mm. Kadang berambut
halus pada tepinya. Kelopak bunga : 5; warna hijau, ada lentisel dan berbintil.
Benang sari : tangkai benang sari pendek, sama atau lebih pendek dari kepala sari.
Buah : Hipokotil berbentuk silinder, ujungnya menggelembung tajam dan berbintil,
warna hijau hingga coklat. Leher kotilodon jadi merah tua jika sudah matang/
dewasa. Ukuran : Hipokotil: panjang 15 cm dan diameter 8-12 mm.
Ekologi : Tumbuh tersebar di sepanjang hutan pasang surut, akan tetapi lebih
umum pada bagian daratan dari perairan pasang surut dan berbatasan dengan
tambak pantai. Menyukai substrat pasir atau lumpur. Perbungaan terjadi sepanjang
tahun.
Penyebaran : Dari India hingga Indocina, Malaysia, Bangka, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Papua New Guinea, Filipina dan Australia.
Kelimpahan : Relatif jarang.
Manfaat : Jenis Ceriops memiliki kayu yang paling tahan/kuat diantara jenis-jenis
mangrove lainnya dan digunakan sebagai bahan bangunan, bantalan rel kereta api,
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
serta pegangan berbagai perkakas bangunan. Kulit kayu merupakan sumber yang
bagus untuk tanin serta bahan pewarna.
Catatan : Bentuk dan ukuran daun sangat beragam bergantung kepada kadar
cahaya dan air dimana suatu individu tumbuh.
6. Excoecaria agallocha L.
Nama setempat :
menengan,
EUPHORBIACEAE
Buta-buta,
madengan,
kayu
umum
merangas
kecil
Pohon
dengan
berubah menjadi merah bata sebelum rontok, pinggiran bergerigi halus, ada 2
kelenjar pada pangkal daun. Unit & Letak : sederhana, bersilangan. Bentuk : elips.
Ujung : meruncing. Ukuran : 6,5-10,5 x 3,5-5 cm.
Bunga : Memiliki bunga jantan atau betina saja, tidak pernah keduanya. Bunga
jantan (tanpa gagang) lebih kecil dari betina, dan menyebar di sepanjang tandan.
Tandan bunga jantan berbau, tersebar, berwarna hijau dan panjangnya mencapai 11
cm. Letak : di ketiak daun. Formasi : bulir. Daun mahkota : hijau & putih. Kelopak
bunga : hijau kekuningan. Benang sari : 3; kuning.
Buah : Bentuk seperti bola dengan 3 tonjolan, warna hijau, permukaan seperti kulit,
berisi biji berwarna coklat tua. Ukuran : diameter 5-7mm.
Ekologi : Tumbuhan ini sepanjang tahun memerlukan masukan air tawar dalam
jumlah besar. Umumnya ditemukan pada bagian pinggir mangrove di bagian
daratan, atau kadang-kadang di atas batas air pasang. Jenis ini juga ditemukan
tumbuh di sepanjang pinggiran danau asin (90% air laut) di pulau vulkanis Satonda,
sebelah utara Sumbawa. Mereka umum ditemukan sebagai jenis yang tumbuh
kemudian pada beberapa hutan yang telah ditebang, misalnya di Suaka
Margasatwa. Karang-Gading Langkat Timur Laut, dekat Medan, Sumatera Utara.
Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Penyerbukan dilakukan oleh serangga,
khususnya lebah. Hal ini terutama diperkirakan terjadi karena adanya serbuk sari
yang tebal serta kehadiran nektar yang memproduksi kelenjar pada ujung pinak daun
di bawah bunga.
Penyebaran : Tumbuh di sebagian besar wilayah Asia Tropis, termasuk di
Indonesia, dan di Australia.
Kelimpahan : Melimpah setempat.
Manfaat : Akar dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi dan pembengkakan.
Kayu digunakan untuk bahan ukiran. Kayu tidak bisa digunakan sebagai kayu bakar
karena bau wanginya tidak sedap bagi masakan. Kayu dapat digunakan sebagai
bahan pembuat kertas yang bermutu baik. Getah digunakan untuk membunuh ikan.
Kayunya kadang-kadang dijual karena wanginya, akan tetapi wanginya akan hilang
beberapa tahun kemudian.
Catatan : Getah putihnya beracun dan dapat menyebabkan kebutaan sementara,
sesuai dengan namanya, yaitu buta-buta.
7. Nypa fruticans
ARECACEAE
di
umum
Palma
permukaan,
tanpa
membentuk
alkohol dan gula. Jika dikelola dengan baik, produksi gula yang dihasilkan lebih baik
dibandingkan dengan gula tebu, serta memiliki kandungan sukrosa yang lebih tinggi.
Daun digunakan untuk bahan pembuatan payung, topi, tikar, keranjang dan kertas
rokok. Biji dapat dimakan. Setelah diolah, serat gagang daun juga dapat dibuat tali
dan bulu sikat.
Catatan : Serbuk sari dari jenis ini telah ditemukan sejak jaman Cretaceous atas, 6570 juta tahun yang lalu. Nypa telah dikenal di Australia sejak awal jaman Tertiary.
8.
RHIZOPHORACEAE
abat,
parai,
mangi-mangi,
Penyebaran : Sri Lanka, seluruh Malaysia dan Indonesia hingga Australia Tropis
dan Kepulauan Pasifik.
Kelimpahan : Melimpah di Indonesia, tersebar jarang di Australia.
Manfaat : Kayu dimanfaatkan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan arang. Kulit
kayu berisi hingga 30% tanin (per sen berat kering). Cabang akar dapat digunakan
sebagai jangkar dengan diberati batu. Di Jawa acapkali ditanam di pinggiran tambak
untuk melindungi pematang. Sering digunakan sebagai tanaman penghijauan.
9.
MELIACEAE
umum
Pohon
dapat
MORACEAE
Deskripsi umum : Pohon, Perdu, tumbuhan pemanjat dan pencekik, efifit berkayu
atau tumbuhan menjalar berkayu. Pepagan biasanya abu-abu pucat halus.
beseling atau
Buah : Buah ara mula-mula berwarna hijau, jika masak berubah beraneka warna
dari ketiak daun cabang, batang atau pangkal batang.
Distribusi : Sekitar 200 jenis dari marga picus di laporkan dijumpai di Kalimantan.
Kelimpahan : Umum, sangat umum setempat.
Manfaat : Kayu tidak bernilai niaga, Picus elastica (pohon karet india) sejak dulu di
ambil getahnya beberapa jenis menghasilkan buah yang dapat dimakan.
SONNERATIACEAE
putih,
beropak,
kedada,
muntu,
bangka,
sopo,
Ekologi : Jenis pionir, tidak toleran terhadap air tawar dalam periode yang lama.
Menyukai tanah yang bercampur lumpur dan pasir, kadang-kadang pada batuan dan
karang. Sering ditemukan di lokasi pesisir yang terlindung dari hempasan
gelombang, juga di muara dan sekitar pulau-pulau lepas pantai. Di lokasi dimana
jenis tumbuhan lain telah ditebang, maka jenis ini dapat membentuk tegakan yang
padat. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Bunga hidup tidak terlalu lama dan
mengembang penuh di malam hari, mungkin diserbuki oleh ngengat, burung dan
kelelawar pemakan buah. Di jalur pesisir yang berkarang mereka tersebar secara
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
vegetatif. Kunang-kunang sering menempel pada pohon ini dikala malam. Buah
mengapung karena adanya jaringan yang mengandung air pada bijinya. Akar nafas
tidak terdapat pada pohon yang tumbuh pada substrat yang keras.
Penyebaran : Dari Afrika Utara dan Madagaskar hingga Asia Tenggara, seluruh
Indonesia, Malaysia, Filipina, Australia Tropis, Kepulauan Pasifik barat dan Oceania
Barat Daya.
Kelimpahan : Umum. Melimpah setempat.
Manfaat : Buahnya asam dapat dimakan. Di Sulawesi, kayu dibuat untuk perahu dan
bahan bangunan, atau sebagai bahan bakar ketika tidak ada bahan bakar lain. Akar
nafas digunakan oleh orang Irian untuk gabus dan pelampung.
Ordo
: Squamata
Famili
: Acrochordidae
Nama Inggris
: Acrochordus granulatus
Nama Lokal
: Ular Kadut
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Squamata
Famili
: Elapidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Tedung Beras
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Squamata
Famili
: Lacertidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Ular Lidi
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Squamata
Famili
: Colubridae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Ular hijau
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Squamata
Famili
: Colubridae
Nama Inggris
Nama Lokal
Ekologi dan Habitat : Ular ini ditemukan pada habitat dataran rendah, terutama daerah
yang habitatnya terganggu. Aktifitas di pagi dan siang hari,
kadang di atas pohon. Makanannya mamalia kecil seperti tikus.
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Squamata
Famili
: Elapidae
Nama Inggris
: King Cobra
Nama Lokal
: Ular Anang
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Squamata
Famili
: Colubridae
Nama Inggris
: Mangrove snake
Nama Lokal
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Squamata
Famili
: Pythonidae
Nama Inggris
Nama Lokal
Ordo
: Sauria
Famili
: Agamidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Bunglon, Londok
Distribusi/sebaran
Sulawesi,
Karakelang,
Ordo
: Squamata
Famili
: Lacertidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Kadal daun
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Squamata
Famili
: Scincidae
Nama Inggris
Nama Lokal
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Squamata
Famili
: Agamidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Cekibar
kampung
biasa
didapati
pekarangan, kebun, hutan sekunder. Kerap kali hewan ini teramati
sedang berburu serangga di pepagan hingga ke cabangcabang pohon. Terkadang cekibar berpindah tempat dengan cara
terbang, yakni meloncat dan melayang dari satu pohon ke lain
pohon.Pada musim kawin, kerap dijumpai beberapa ekor jantan
berkejaran dengan betinanya di satu pohon yang sama.
Menyimpan telur di dalam tanah gembur atau humus di dekat
pangkal pohon; betinanya menggali tanah dengan menggunakan
moncong.
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Squamata
Famili
: Gekkonidae
Nama Inggris
: Tokay gecko
Nama Lokal
: Tokek
: Hewan ini kebanyakan aktif di saat senja dan malam hari, meski
suara panggilannya kadang-kadang terdengar di siang hari. Tokek
tinggal di lubang pepohonan di hutan atau di rekahan batuan atau
gua; namun sebagian jenisnya juga beradaptasi dengan
lingkungan manusia dan bersifat komensal. Tokek memburu
aneka serangga dan invertebrata lain
sebagai
makanannya,
walaupun juga tidak segan memangsa vertebrata lain yang lebih
kecil ukurannya.
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Testudinata
Famili
: -
Nama Inggris
: turtles
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Testudinata
Famili
: Trionychidae
Nama Inggris
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Primata
Famili
: Cercopithecidae
Nama Inggris
: Pig-tailed Macaque
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Primata
Famili
: Cercopithecidae
Nama Inggris
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Crocodilidea
Famili
: Crocodilidae
Nama Inggris
: saltwater crocodile
Ekologi dan Habitat : Adalah sejenis buaya yang terutama hidup di sungai-sungai dan di
laut dekat muara. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak
punya sisik lebar pada tengkuknya. Buaya muara dikenal sebagai
buaya terbesar di dunia, jauh lebih besar dari Buaya Nil
(Crocodylus
niloticus)
dan Alligator Amerika
(Alligator
mississipiensis). Panjang tubuh termasuk ekor bisa mencapai 12
meter seperti yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan
Timur. Buaya Muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di
dunia.
Distribusi/ sebaran
: Daerah
penyebarannya
perairan Indonesia.
dapat
ditemukan
di
seluruh
Ordo
: Crocodilidea
Famili
: Crocodilidae
Nama Inggris
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Squamata
Famili
: Varanidae
Nama Inggris
: Monitor lizard
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Rodentia
Famili
: Hystricidae
Nama Inggris
: Common Porcupine,
Malayan Porcupine
Nama Lokal
: Landak
Distribusi/ Sebaran
Ordo
: Carnivora
Famili
: Mustelidae
Nama Inggris
Nama Lokal
Distribusi/ Sebaran
Ordo
: Carnivora
Famili
: Felidae
Nama Inggris
: Clouded Leopard
Nama Lokal
Distribusi/ Sebaran
Ordo
: Rodentia
Famili
: Sciuridae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Tupai
Distribusi/ Sebaran
Pteropus sp Kalong
Ordo
: Chiroptera
Famili
: Pteropodidae
Nama Inggris
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Pholidota
Famili
: Manidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Trenggiling
Distribusi/ Sebaran
: Asia Tenggara
Ordo
: Ciconiiformes
Famili
: Ardeidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Kuntul Kerbau
Distribusi/ sebaran
Ordo
Cuculiformes
Famili
Cuculidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Bubut Besar
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Charadriiformes
Famili
: Scolopacidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Kuntul Kerbau
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Falconiformes
Famili
: Accipitridae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Elang Bondol
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Gruiformes
Famili
: Rallidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Kareo Padi
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Muscicapidae
Nama Inggris
: Oriental Magpie-robin
Nama Lokal
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Piciformes
Famili
: Picidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Caladi Batu
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Estrildidae
Nama Inggris
: Scaly-breasted Munia
Nama Lokal
: Pipit, Bondol
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Columbiformes
Famili
: Columbidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Kathik (Yogyakarta)
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Passeridae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Gereja
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Coraciiformes
Famili
: Halcyonidae
Nama Inggris
Nama Lokal
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Accipitriformes
Famili
: Accipitridae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Elang Bondol
Distribusi/ sebaran
: Elang hitam menyebar luas mulai dari India, Sri Lanka hingga Asia
Tenggara, Sunda Besar, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Sturnidae
Nama Inggris
: -
Nama Lokal
: -
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Hirundinidae
Nama Inggris
: Pacific Swallow
Nama Lokal
: -
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Nectariniidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: -
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Columbiformes
Famili
: Columbidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Kathik (Yogyakarta)
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Apodiformes
Famili
: Apodidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Walet
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Ciconiiformes
Famili
: Ardeidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Kuntul Kerbau
: Burung ini suka mencari makanan di dekat kerbau atau sapi yang
merumput. Kuntul kerbau suka bergerombol, entah sewaktu
berkembang biak, bertengger, atau makan. Ketika berkembang
biak, mereka senang tinggal di sebuah pohon besar bersama
spesies lain seperti burung cangak atau bangau.
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Sylviidae
Nama Inggris
: Ashy Tailorbird
Nama Lokal
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Coraciiformes
Famili
: Bucerotidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Enggang
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Rhipiduridae
Nama Inggris
: Pied Fantail
Nama Lokal
: -
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Estrildidae
Nama Inggris
: Dusky Munia
Nama Lokal
: Pipit, Bondol
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Pycnonotidae
Nama Inggris
: Yellow-vented Bulbul
Nama Lokal
Distribusi/ sebaran
Merbah
kampung
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Nectariniidae
Nama Inggris
: Purple-throated Sunbirb
Nama Lokal
: -
: Habitat semula
jadi
burung
lembap tropika dan subtropika atau
subtropika.
Distribusi/ sebaran
ini
ialah hutan tanah
hutan bakau tropika dan
Ordo
: Apodiformes
Famili
: Apodidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Walet
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Corvidae
Nama Inggris
Nama Lokal
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Pycnonotidae
Nama Inggris
: Sooty-headed Bulbul
Nama Lokal
: -
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Muscicapidae
Nama Inggris
: White-rumped Shama
Nama Lokal
: Murai Batu
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Coraciiformes
Famili
: Halcyonidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Raja Udang
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Estrildidae
Nama Inggris
: Scaly-breasted Munia
Nama Lokal
: Pipit, Bondol
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Apodiformes
Famili
: Apodidae
Nama Inggris
Nama Lokal
: Walet
Distribusi/ sebaran
Ordo
: Strigiformes
Famili
: Tytonidae
Nama Inggris
Nama Lokal
. Distribusi/ sebaran