Anda di halaman 1dari 87

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015

PACIFIC GLOBAL UTAMA

BAB II. RENCANA KEGIATAN

2.1. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun ANDAL


2.1.1. Pemrakarsa
a. Nama Perusahaan : PT Pacific Global Utama
Alamat Perusahaan : The East Building, Floor 25th
Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E3.2
No. 1, Jakarta Selatan 12950.
b. Penanggung Jawab : Ir. Didi Marsono
Jabatan : Direktur Utama.

2.1.2. Penyusun ANDAL


a. Nama Perusahaan : PT Bumi Jage Dalam
b. Penanggung Jawab: Edwin Leko, SE (Direktur)
b. Alamat : Jl. Perjuangan No. 82 RT/RW 52/07
Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarami
Palembang30151
Telp. 0711-8731453 Fax. 0711-358257
c. Ketua Tim : Ir. M. Idris Naning
d. Anggota Tim : 1. Ir. Kairani
2. Doni Setiawan, S.Si., M.Si.
3. Dra. Dwi Probowati Sulistiyani, MS
4. Aldino Kesuma, SKM.

Lembaga penyusun studi AMDAL, telah mempunyai Sertifikat Registrasi


sebaga Lembaga Penyedia Jasa Penyusun Dokumen AMDAL dari
Kementerian Lingkungan Hidup dengan nomor: 0063/AMDAL-1/LRK/KLH.

2.2. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan


2.2.1. Lokasi Rencana Kegiatan

RENCANA KEGIATAN
II - 1
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Lokasi rencana kegiatan berada di wilayah administratif Desa Seleman,


Penyandingan, Tanjung Lalang dan Pulau Panggung, Kecamatan Tanjung
Agung Kabupaten Muara Enim. Berdasarkan identifikasi koordinasi dan hasil
identifikasi terhadap Peta Perubahan Peruntukan Kawasan menjadi Bukan
Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera Selatan
lampiran Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 822/Menhut-II/2013
tanggal 19 November 2013 dan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
SK 866/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan
Provinsi Sumatera Selatan berada di Areal Penggunaan Lain (APL).
IUP OP PT PGU ini berbatasan langsung dengan areal perkebunan
karet rakyat, kebun campuran, hutan sekunder, semak belukar serta
permukiman masyarakat.
Gambar 2.1 memperlihatkan lokasi rencana kegiatan dengan koordinat
Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (WIUP OP) yang disajikan
dalam Tabel 2.1 sesuai Keputusan Bupati Muara Enim
689/KPTS/TAMBEN2008 tanggal 28 Juli 2008, dengan ketetapan memberikan
Kuasa Pertambangan Eksplorasi, kode wilayah KW.ME.01.ER.037, seluas
1.485 ha.

Tabel 2.1. Koordinat WIUP OP PT Pacific Global Utama


Titik Koordinat
Koordina
Bujur Timur Lintang (LU/LS)
t
1. 1030 46' 00'' 030 49' 50,00''
2. 1030 48' 00'' 030 49' 50,00''
3. 1030 48' 00'' 030 52' 00''
4. 1030 46' 00'' 030 52' 00''
Sumber: PT Pacific Global Utama, 2015

Kesesuaian lokasi kegiatan berdasarkan Advice Planning dari Ketua


BKPRD Kabupaten Muara Enim Nomor 1245/BAPPEDA-RLH/2015 tertanggal

RENCANA KEGIATAN
II - 2
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

28 Oktober 2015 point 2 bahwa lokasi kegiatan berada dalam kawasan


budidaya untuk kawasan pertanian lahan basah, kawasan hortikultura dan
kawasan permukiman (Gambar 2.2.) Berdasarkan peta pola tata ruang

Gambar 2.1. Lokasi rencana kegiatan

RENCANA KEGIATAN
II - 3
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.2. Peta Kesesuaian Lokasi dengan Tata Ruang

RENCANA KEGIATAN
II - 4
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Kabupaten Muara Enim, lokasi kegiatan berada di kawasan budidaya untuk


hortikultura.
Sumberdaya air terdekat dengan areal kegiatan adalah Sungai Enim
dengan anak sungainya adalah Sungai Deliman di barat areal Izin Usaha
Pertambangan dan Sungai Numan di Desa Penyandingan dan Tanjung Lalang
di belahan timur WIUP OP.

2.2.2. Geologi dan Keadaan Endapan


a. Geologi
1) Litologi
Litologi di WIUP OP PT Pacific Global Utama berupa batugravel
(berwarna abu keputihan, fragmen andesit,, keras, mengandung pasir),
batulempung (warna abu-abu kecoklatan, lunak), batubara (warna
hitam, keras, mengkilap, brittle, terdapat resin).

2) Struktur Regional
Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Lempeng Benua
Sunda dan di tepi Barat Busur Sunda, di bawahnya kerak samudera
menunjam miring ke arah Timur Laut (Hamilton, 1979). Penunjaman di
bawah tepi barat Sumatera tersebut diawali pada Awal Perm,
peningkatan kegiatan magma yang terjadi kemudian menghasilkan
pembentukan busur gunungapi Tersier – Resen dari pegunungan
Barisan di sepanjang tepi barat Sumatera dan terpotong memanjang
oleh Sistem Sesar Sumatera.
Berdasarkan busur magma tersebut dari Barat ke Timur,
Sumatera dapat dibagi menjadi 4 (empat) mandala geologi yaitu Zona
Akrasi, Busur Depan Sumatera, Busur Magmatik Sumatera dan Busur
Belakang Sumatera.
Lapisan kapur akhir daerah penyelidikan mengalami perlipatan
dan pensesaran, diikuti oleh kegiatan penerobosan batuan bersusunan

RENCANA KEGIATAN
II - 5
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

granit dan pengangkatan regional busur Gunung Api Barisan, yang


berhubungan dengan pembentukan zona penunjaman di sebelah
Barat.Kegiatan tektonik terus berlangsung sampai Tersier Awal dan
pensesaran bongkah regional menghasilkan terbentuknya dua
cekungan sedimen utama berbentuk memanjang yaitu Cekungan
Sumatera Selatan dan Bengkulu. Tektonik Plio-Plistosen menghasilkan
struktur penting berarah Baratlaut-Tenggara.

3) Geologi Regional

WIUP OP PT Pacific Global Utama termasuk dalam Peta


Geologi Regional Lembar Lahat, skala 1 : 100.000.(Gambar 2.3. Peta
Geologi Regional).

4) Stratigrafi Regional
Stratigrafi daerah studi terdiri dari Formasi Air Benakat, Muara
Enim dan Kasai.
 Formasi Air Benakat (Tma)
Formasi ini terdiri dari perselingan batu lempung dengan
serpih dan batulanau, bersisipan batupasir. Bagian bawah dijumpai
bintal batu lempung gampingan berintikan fosil moluska, bersisipan
batu pasir halus dan batu lanau gampingan, berlapis tipis,
mengandung kuarsa, mineral mika, glaukonit, bahan karbon dan
damar. Di bagian atas dijumpai konkresi oksida besi yang
berintikan lanau atau batupasir kuarsa. Formasi ini menindih
selaras Formasi Gumai.

 Formasi Muara Enim (Tmpm)


Formasi initerdiri dari batu lempung dan batu lanau tufaan
dengan sisipan batubara. Batu lanau mengandung komponen
kuarsa, felspar, mika dan bahan karbonan. Di beberapa tempat
dijumpai batu lempung padat berwarna coklat tua sampai
RENCANA KEGIATAN
II - 6
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

kehitaman, bersisipan batubara muda dengan ketebalan 1-3 meter,


seperti tersingkap di Sungai Enim. Formasi ini menindih selaras
Formasi Air Benakat.

Gambar 2.3. Peta Geologi Regional

RENCANA KEGIATAN
II - 7
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

 Formasi Kasai (QTk)


Formasi ini terdiri dari tufa, tufa pasiran dan batu pasir tufaan
yang mengandung batuapung. Bagian bawah formasi ini terdiri dari
batu pasir tufaan yang berbutir sedang sampai kasar, membundar
sampai menyudut tanggung. Komponen pada umumnya kuarsa,
batuan sedimen, batuan beku dan batuan malihan. Pada beberapa
tempat karbonan atau membentuk lensa batubara tipis, terdapat
struktur silangsiur. Formasi ini menindih selaras Formasi Muara
Enim.

RENCANA KEGIATAN
II - 8
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.4. Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan

b. Keadaan Endapan
1) Bentuk dan Penyebaran Endapan
Berdasarkan hasil interpretasi dan korelasi dari setiap singkapan
batubara dan dari data hasil pemboran yang ditemukan di WIUP OP PT
Pacific Global Utamaserta memperhatikan kesamaan ciri fisik dan
posisi stratigrafi lapisan batubara, lapisan pengapit dan batuan lain
antar singkapan, maka dapat disimpulkan bahwa di WIUP OP PT.
Pacific Global Utama setidaknya terdapat 19 (sembilan belas) lapisan
batubara (seam) yang mempunyai ketebalan 0.5 meter (DH-10-)
sampai 15 meter (DH-61-) dengan arah (strike) batubara antara N 140°
E sampai dengan N 253° E dengan kemiringan (Dip) <15°.

2) Sifat dan Kualitas Endapan


Secara umum fisik batubara yang teramati berwarna hitam,
keras, pecahan subkonkoidal-konkoidal, kilap subvitrous, cleat rapat
terbuka terisi lumpur pengotor, mineral pyrite, damar.
Untuk mengetahui kualitas batubara dilakukan analisa
laboratorium oleh PT Geoservices dan Sucofindo di Palembang dari
hasil pemboran JORC berdasarkan lapisan atau seam yang ada(Tabel
2.2).

Tabel 2.2. Kualitas rata-rata batubara

RENCANA KEGIATAN
II - 9
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Coal TM Proximate Analysis (%-adb) TS CV (Kcal/ Kg) RD ID


Seam
 (Mt) (%-ar) IM Ash VM FC (%-adb) abd ar (t/m )³ (t/m )³
I 7.21 28.58 14.08 4.91 39.50 41.52 0.18 5982 4972 1.33 1.26
IJ 0.10 25.83 10.62 20.30 34.05 35.03 1.08 4976 4129 1.35 1.27
J 12.16 29.36 12.06 6.70 39.57 41.67 0.24 5984 4807 1.34 1.26
K 7.03 27.61 12.58 6.94 39.07 41.40 0.73 6011 4978 1.33 1.26
B 1.30 30.27 12.89 6.55 41.99 38.58 0.24 5882 4709 1.34 1.26
C 0.38 29.03 12.25 9.88 42.16 35.71 0.25 5698 4608 1.33 1.26
D1 0.13 27.66 10.18 18.41 39.57 31.84 0.36 5184 4175 1.34 1.26
EU 1.72 31.97 13.02 4.79 41.75 40.45 0.21 5946 4650 1.35 1.25
EL 0.22 29.15 11.97 12.38 40.70 34.95 0.26 5513 4437 1.34 1.26

Sumber: FS Pertambangan PT PGU, 2015

3) Cadangan
Kegiatan pemetaan topografi sudah terlebih dahulu dilakukan oleh
PT.Pacific Global Utama mulai dari Oktober 2011 sampai Maret 2013,
dengan luas total yang sudah dikerjakan adalah 1.165 Ha. Peta
topografi disajikan pula dalam Gambar 2.5.
Kegiatan eksplorasi dilakukan untuk mengetahui potensi batubara
di WIUP OP PT Pacific Global Utama telah dilakukan secaraintensif
sejak September 2011sampai dengan Bulan Februari 2015.
Sampai dengan bulan Mei 2014 PT Pacific Global Utamatelah
melakukan pemboran sebanyak 207 titik bor dengan total kedalaman
13.418,84.
Kegiatan pengeboran lanjut dilakukan pada bulan Oktober 2014
smpai dengan Februari 2015 oleh tim JORC dengan hasil perhitungan
sumberdaya batubara di daerah eksplorasi berdasarkan daerah
pengaruh, sumberdaya terukur (Measured Resources) adalah
43,510,000MT, sumberdaya Tertunjuk (Indicated Resources) adalah
31,050,000MT dan sumberdaya Tereka (Inferred Resources) adalah
4,840,000MT. Perincian perhitungan sumberdaya secara keseluruhan
(Lihat Tabel 2.3).

Tabel 2.3. Hasil Perhitungan Sumberdaya Batubara Di WIUP OP PT PGU

RENCANA KEGIATAN
II - 10
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Coal Resources (Mt) Total


Group Seam
 Measured  Indicated Inferred (Mt)
A 0.13 0.13 0.04 0.30
B 3.80 1.67 1.21 6.68
C 0.97 0.50 0.30 1.77
D1 0.44 0.22 0.14 0.80
D2 0.12 0.05 0.02 0.19
EU 4.39 1.96 1.46 7.81
EL 0.74 0.35 0.28 1.37
H 0.75 1.92 1.19 3.86
H5 0.16 0.41 0.57
I 10.75 2.84 13.59
IJ 0.53 0.12 0.65
J 11.96 15.20 27.16
K 8.77 5.68 0.20 14.65
Sumber: FS Pertambangan PT PGU, 2015

Gambar 2.5. Peta topografi

RENCANA KEGIATAN
II - 11
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Dari sumberdaya di atas dengan JORC standard diperoleh


cadangan tertambang (mineable reserve) sebesar 30,250,000MT (Lihat
Tabel 2.4.)

Tabel 2.4. Hasil perhitungan cadangan tertambang (mineable reserve)


Waste Coal SR
Seam
(Bcm) (Mt) (Mt)
B 11.47 1.30 8.82
C 1.22 0.38 3.21
D1 0.38 0.13 2.92
EU 4.08 1.72 2.37
EL 0.47 0.22 2.14
I 68.28 7.21 9.47
IJ 1.32 0.10 13.20
J 12.16 12.16 1.00
K 29.44 7.03 4.19
Grand Total 128.755 30.25 4.26
Sumber: FS Pertambangan PT PGU, 2015

Mineable reserve dihitung dengan mempertimbangkan aspek


yaitu aspek geologi, geoteknik geohidrologi, aspek geografi dan ekonomi
terkini. Dari aspek-aspek ini, dibuat perencanaan tambang yang telah
memberikan mineable reservesebesar 30,25 juta MT,
overburden128,755 juta BCM dan stripping ratio (SR) 1:4.26di atas.
RENCANA KEGIATAN
II - 12
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Mineable reserve dihitung dengan cut-off grade sebagai berikut:


1. Batubara dengan ketebalan 50 cm sebagai minimum cut-off
2. Material sisipan (parting) kurang dari 10 cm dimasukkan dalam
interval batubara
3. Total loss 10 cm dalam kegiatan pertambangan dari bagian
atas sampai ke bawah batubara setiap seam.
4. Dilusi 2.5 cm pada bagian bawah (floor) batubara.
5. Berat jenis batubara in-situ digunakan dalam konversi volume
ke berat menggunakan persamaan Preston-Sanders sebagai
berikut:
ID = RD ad x (100 – IM ad)/(100 + RD ad x (M ins – IM ad) – M
ins), di mana:

ID = In-situ relative Density


RD ad = Relative Density (adb)
IM ad = Inherent Moisture (adb)
M ins = Total Moisture (ar)
Jumlah mineable reserve di atas mewakili jumlah ROM yang
dihasilkan dari perencanaan akhir tambang. Jumlah mineable reserve itu
mencakup cadangan terbukti (proved reserve) dan cadangan terkira
(probable reserve).
Cadangan terbukti (Proved reserve) didefinisikan sebagai
cadangan tertambang (mineable reserve) yang berada di dalam
sumberdaya terukur (measured resource).
Cadangan terkira (Probable reserve) didefinisikan sebagai
cadangan tertambang (mineable reserve) yang berada di dalam
sumberdaya tertunjuk (indicated resource).
Dengan JORC diperoleh cadangan terbukti dan terkira (Lihat
Tabel 2.5)

Tabel 2.5.Hasil perhitungancadangan terbukti dan terkira

RENCANA KEGIATAN
II - 13
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Mineable reserve (Mt)


Seam
Proved Probable Total
B 1.29 0.01 1.30
C 0.37 0.01 0.38
D1 0.13 0.00 0.13
EU 1.71 0.01 1.72
EL 0.22 0.00 0.22
I 1.60 5.61 7.21
IJ 0.00 0.10 0.10
J 0.16 12.00 12.16
K 3.00 4.03 7.03
Grand Total 8.48 21.77 30.25

Sumber: FS Pertambangan PT PGU, 2015

2.3. Kegiatan yang Telah Distudi


Bahwa dalam dokumen andal yang akan diadendum telah didapat
perhitungan sumberdaya sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Sumberdaya batubara

RENCANA KEGIATAN
II - 14
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Point Rate Resources Zone (m2) Total Resoruces (Ton)


Thick
No Seam Borehole & Thick Inferred Indicated (r Measured (r SG
(m) Inferred Indicated Measured
Outcrop (m) (r=600m) = 400 m) = 200 m)
PGU-DH-01 1.50 325,100 184,700 67,130 1.3 633,945.00 360,165.00 130,903.50
1 Seam A PGU-DH-13 1.00 1.23 373,000 200,600 66,890 1.3 484,900.00 260,780.00 86,957.00
PGU-DH-22 1.20 407,200 205,000 74,000 1.3 635,232.00 319,800.00 115,440.00
Total Resources Seam A 1,754,077.00 940,745.00 333,300.50

PGU-DH-08 4.00 226,900 123,900 50,960 1.3 1,179,880.00 644,280.00 264,992.00


PGU-DH-09 3.30 306,400 170,600 72,150 1.3 1,314,456.00 731,874.00 309,523.50
2 Seam B PGU-DH-13 3.25 3.56 110,900 101,300 69,730 1.3 468,552.50 427,992.50 294,609.25
PGU-DH-15 3.50 507,600 247,900 80,070 1.3 2,309,580.00 1,127,945.00 364,318.50
PGU-DH-26 3.75 615,500 281,100 77,500 1.3 3,000,562.50 1,370,362.50 377,812.50
Total Resources Seam B 8,273,031.00 4,302,454.00 1,611,255.75

PGU-DH-08 1.70 308,600 196,100 93,830 1.3 682,006.00 433,381.00 207,364.30


PGU-DH-12 1.80 111,700 108,100 68,620 1.3 261,378.00 252,954.00 160,570.80
3 Seam C PGU-DH-15 1.50 1.47 599,700 302,000 97,520 1.3 1,169,415.00 588,900.00 190,164.00
PGU-DH-21 1.00 284,900 171,200 61,800 1.3 370,370.00 222,560.00 80,340.00
PGU-DH-26 1.35 675,200 338,000 97,720 1.3 1,184,976.00 593,190.00 171,498.60
Total Resources Seam C 3,668,145.00 2,090,985.00 809,937.70

PGU-DH-08 2.70 302,100 186,600 84,660 1.3 1,060,371.00 654,966.00 297,156.60


PGU-DH-12 1.80 134,600 113,500 70,730 1.3 314,964.00 265,590.00 165,508.20
PGU-DH-11A 1.30 16,590 16,590 16,590 1.3 28,037.10 28,037.10 28,037.10
PGU-DH-16 2.10 433,800 204,200 66,650 1.3 1,184,274.00 557,466.00 181,954.50
4 Seam D 1.74
PGU-DH-20 1.50 26,990 26,990 26,990 1.3 52,630.50 52,630.50 52,630.50
PGU-DH-21 1.70 164,100 122,900 70,460 1.3 362,661.00 271,609.00 155,716.60
PGU-DH-23 1.80 159,400 113,100 58,360 1.3 372,996.00 264,654.00 136,562.40
PGU-DH-25 1.00 407,000 211,500 77,370 1.3 529,100.00 274,950.00 100,581.00
Total Resources Seam D 3,905,033.60 2,369,902.60 1,118,146.90

PGU-DH-08 6.80 297,400 182,000 80,020 1.3 2,629,016.00 1,608,880.00 707,376.80


PGU-DH-11 3.30 38,080 38,080 38,080 1.3 163,363.20 163,363.20 163,363.20
PGU-DH-12 4.70 126,700 105,300 62,480 1.3 774,137.00 643,383.00 381,752.80
PGU-DH-16 3.50 503,400 257,400 96,540 1.3 2,290,470.00 1,171,170.00 439,257.00
5 Seam E PGU-DH-17 4.25 4.33 26,240 26,240 26,240 1.3 144,976.00 144,976.00 144,976.00
PGU-DH-20 3.24 44,430 44,430 44,430 1.3 187,139.16 187,139.16 187,139.16
PGU-DH-21 3.40 180,400 139,500 87,270 1.3 797,368.00 616,590.00 385,733.40
PGU-DH-23 5.00 188,800 142,500 87,490 1.3 1,227,200.00 926,250.00 568,685.00
PGU-DH-25 4.75 470,500 262,300 108,900 1.3 2,905,337.50 1,619,702.50 672,457.50
Total Resources Seam E 11,119,006.86 7,081,453.86 3,650,740.86

PGU-DH-12 0.60 584,100 323,400 125,600 1.3 455,598.00 252,252.00 97,968.00


6 Seam F 0.90
PGU-DH-20 1.20 511,500 288,800 114,200 1.3 797,940.00 450,528.00 178,152.00
Total Resources Seam F 1,253,538.00 702,780.00 276,120.00

PGU-DH-14 0.60 185,600 133,900 56,780 1.3 144,768.00 104,442.00 44,288.40


PGU-DH-04A 1.50 291,100 181,200 65,450 1.3 567,645.00 353,340.00 127,627.50
PGU-DH-18 0.85 484,000 268,600 90,080 1.3 534,820.00 296,803.00 99,538.40
7 Seam G 0.95
PGU-DH-24 0.90 193,000 143,200 71,050 1.3 225,810.00 167,544.00 83,128.50
PGU-DH-27 0.67 221,200 159,100 69,590 1.3 192,665.20 138,576.10 60,612.89
PGU-DH-28 1.20 609,200 320,600 98,760 1.3 950,352.00 500,136.00 154,065.60
Total Resources Seam G 2,616,060.20 1,560,841.10 569,261.29

PGU-DH-14 0.80 380,800 238,100 84,220 1.3 396,032.00 247,624.00 87,588.80


8 Seam H PGU-DH-04A 0.95 1.03 514,800 265,600 85,690 1.3 635,778.00 328,016.00 105,827.15
PGU-DH-19 1.35 404,000 260,000 115,200 1.3 709,020.00 456,300.00 202,176.00
Total Resources Seam H 1,740,830.00 1,031,940.00 395,591.95
TOTAL RESOURCES 34,329,721.66 20,081,101.56 8,764,354.95

Hasil perhitungan sumberdaya batubara (Tabel 2.2) adalah :


Sumberdaya terukur : 8.764.354,95 ton
Sumberdaya terunjuk : 20.081.101,56 ton
Sumberdaya tereka : 34.329.721,66 ton
Jumlah : 63.175.178,17 ton.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diketahui jumlah
cadangan tertambang hingga kedalaman 50 m adalah 3.382.519 ton dengan
total jumlah overburden yang harus dikupas sebesar 33.718.385 m3,

RENCANA KEGIATAN
II - 15
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

sehingganilai stripping ratio sebesar 10 BCM/ton. Cadangan ini untuk produksi


250.000 ton per tahun selama umur tambang 12 tahun.
Hanya saja berdasarkan berbagai pertimbangan, hingga saat ini PT
Pacific Global Utama belum melakukan penambangan. Peta lay out
penambangan disajikan dalam Gambar 2.6.

2.3.1. Pelaksanaan RKL dan RPL


Pada dasarnya pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Kegiatan Pertambangan
Batubara PT Pacific Global Utama ini dilakukan sesuai ketentuan dalam
dokumen RKL dan RPL yang telah disetujui dan selayaknya telah dilaporkan
secara rutin setiap perioda 6 bulan kepada Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Muara Enim untuk diteruskan ke instansi terkait.
Namun karena kegiatan penambangan batubara sama sekali belum
dimulai, maka kewajiban PT Pacific Global Utama yang tertuang dalam RKL
dan RPL yang telah disusun belum dilasanakan sepenuhnya.

2.4. Kegiatan yang Sedang Berlangsung


Dalam menentukan cadangan, PT PGU terlebih dahulu melakukan
perhitungan Sumberdaya dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan secara
intensif sejak September 2011sampai dengan Februari 2015. Mulai dari
September 2011 sampai dengan bulan Mei 2014 PT PGU telah melakukan
pemboran sebanyak 207 titik bor dengan total kedalaman 13.418,84 meter.
Dengan menggunakan BESR dan batasan-atasan geofisika yang dipercaya,
maka sumberdaya Terukur (Measured Resources) adalah 43.510.000MT,
sumberdaya Tertunjuk (Indicated Resources) adalah 31.050,000MT dan
sumberdaya Tereka (Inferred Resources) adalah 4.840.000MT. Rincian
perhitungan sumberdaya secara keseluruhan disajikan melalui Tabel 2.7.

RENCANA KEGIATAN
II - 16
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.6. Peta lay out penambangan sebelum adendum

RENCANA KEGIATAN
II - 17
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Tabel 2.7. Hasil perhitungan sumberdaya batubara PT PGU


Coal Resources (Mt) Total
Group Seam
 Measured  Indicated Inferred (Mt)
A 0.13 0.13 0.04 0.30
B 3.80 1.67 1.21 6.68
C 0.97 0.50 0.30 1.77
D1 0.44 0.22 0.14 0.80
D2 0.12 0.05 0.02 0.19
EU 4.39 1.96 1.46 7.81
EL 0.74 0.35 0.28 1.37
H 0.75 1.92 1.19 3.86
H5 0.16 0.41 0.57
I 10.75 2.84 13.59
IJ 0.53 0.12 0.65
J 11.96 15.20 27.16
K 8.77 5.68 0.20 14.65
S
umber: Pre Feasibility Report PT PGU, 2015

2.5. Rencana Kegiatan Tambahan


Deskripsi rencana kegiatan yang dilakukan berikut ini disusun
berdasarkan tahapan kegiatan meliputi tahap pra konstruksi, tahap konstruksi,
tahap operasi dan tahap pasca operasi.

2.5.1. Tahap Pra Konstruksi


A. Pengurusan Izin
Kegiatan ini diawali dari pengurusan izin di tingkat kabupaten.
Penetapan lokasi harus sesuai dengan perencanaan tata ruang wilayah
yang telah di tetapkan dan memperhatikan permasalahan ganti rugi tanah
yang mungkin timbul. Untuk mendapatkan izin-izin tersebut pemrakarsa
terlebih dahulu melakukan studi kelayakan sebagai bahan pertimbangan

RENCANA KEGIATAN
II - 18
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

bagi pengambilan keputusan tentang kelayakan rencana kegiatan


penambangan PT Pacific Global Utama.

C. Pembebasan Lahan
Berdasarkan Peta Tata Guna Lahan yang telah diidentifikasi oleh tim
konsultan (Gambar 2.7), lahan rencana kegiatanberupa lahan perkebunan
campuran dan semak belukar dan pemukiman penduduk. Pada saatnya
nanti sesuai dengan hasil eksplorasi, tidak semua areal tersebut akan
dijadikan areal tambang. Hanya wilayah-wilayah yang secara teknis dan
ekonomis layak untuk ditambang yang akan dibebaskan.
Pembebasan lahan akan didahului oleh pekerjaan rincikan yang
dilaksanakan bekerja sama dengan BPN, aparat Kecamatan dan Desa serta
pemilik lahan yang bersangkutan, kemudian dilaksanakan musyawarah
mufakat terhadap nilai lahan dan tanam tumbuh masyarakat.
Dalam hal terjadi ketidak sepakatan terhadap besarnya nilai lahan
yang akan dibebaskan maka kesepakatan diambil berdasarkan Peraturan
Gubernur Sumatera Selatan No. 19Tahun 2014 tentang Penetapan Harga
Dasar Ganti Rugi Tanam Tumbuh Dalam Provinsi Sumatera Selatan.

2.5.2.2. Tahap Konstruksi


A. Penerimaan Tenaga Kerja
Pada tahap konstruksi akan dilakukan kegiatan mobilisasi peralatan
dan material, pembukaan dan pematangan lahan serta pembuatan jalan
dan pembangunan sarana dan prasarana tambang. Untuk melaksanakan
seluruh rangkaian kegiatan ini diperlukan sejumlah tenaga kerja. Tenaga
kerja lokal khususnya dari wilayah-wilayah desa sekitar lokasi yang
memenuhi persyaratan dan memiliki bidang keahlian dapat diprioritaskan
untuk bekerja pada tahap konstruksi. Selain itu tenaga kerja lokal yang
tersedia di desa-desa sekitar lokasi kegiatan juga akan diterima bekerja

RENCANA KEGIATAN
II - 19
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

tetapi sebelumnya akan diberikan pelatihan-pelatihan secara intensif oleh


perusahaan agar mereka dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan
kegiatanpertambangan batubara ini.

Gambar 2.7. Tata Guna Lahan

RENCANA KEGIATAN
II - 20
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Sistem kerja untuk tenaga kerja konstruksi akan diatur sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dan perencanaan kerja proyek
sehingga keselamatan tenaga kerja akan terjamin dan efisiensi pelaksanaan
pekerjaan akan tercapai. Kesepakatan kerja dengan waktu tertentu
dikoordinasikan dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Muara Enim dan proses penerimaannya dikoordinasikan juga dengan Camat
berikut Kepala Desa serta pemuka masyarakat sekitar lokasi.
Untuk Tenaga Kerja Antar Daerah (AKAD) yang berasal dari
Kota/Kabupaten atau Provinsi lain, dapat direkrut melalui persyaratan-
persyaratan tertentu karena menyangkut lebih dari satu daerah. Koordinasi
dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muara Enim
dilakukan sebelum dilaksanakan rekrut tenaga kerja ini. Tenaga kerja yang
berasal dari Kota/Kabupaten atau Provinsi lain diutamakan yang memiliki
pengalaman dan keterampilan khusus pada bidangnya.
Mempertimbangkan sistem organisasi yang telah direncanakan untuk
mendukung kegiatan operasi penambangan, operasi pengolahan beserta
administrasinya, seperti yang telah diterangkan di atas, maka dalam
merencanakan kebutuhan tenaga kerja untuk mengisi formasi dalam sistem
organisasi tersebut, disusun kriteria tenaga kerja. Tenaga kerja yang terlibat
dalam proses penambangan terdiri dari tenaga kerja kontraktor
penambangan dan tenaga kerja PT Pacific Global Utama sendiri. Secara
lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.8berikut ini.

Tabel 2.8. Tenaga kerja staff PT Pacific Global Utama


Tingkat
No Jabatan Jumlah
pendidikan
RENCANA KEGIATAN
II - 21
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

1 Direktur 1 S1 umum
2 Managersite 1 S1 Tambang
3 Kabag Accounting 1 S1 Accounting
4 Staf accounting 2 D3 Accounting
5 Kabag HRD 1 S1 Psikologi
6 Staf HRD 2 D3 Umum
7 Kabag Administrasi 1 S1 Administrasi
8 Administrasi 2 D3 Administrasi
9 Humas 1 S1 umum

Tabel 2.8. Lanjutan


Tingkat
No Jabatan Jumlah
pendidikan
10 Kabag Engineer 1 S1 Tambang
11 Engineer 2 S1 Tambang
12 Surveyor 2 S1 Geodesi
13 Kabag Produksi 1 S1 Tambang
14 Supervisor Produksi 2 S1 Tambang
15 Kabag Pengolahan 1 S1 Mesin
16 Supervisor Pengolahan 2 D3 Mesin
17 Kabag Mekanik 1 S1 Mesin
18 Mekanik 10 SMA sederajat
19 Kabag Safety dan Environment 1 S1 Umum
20 Safety dan Enviroment 4 SMA sederajat
21 Weight Bridge personal 4 SMA sederajat
TOTAL 43  
Sumber: PT PGU, 2015

Tabel 2.9. Tenaga kerja non staff PT Pacific Global Utama


Tingkat
No Jabatan Jumlah
Pendidikan
1 Sopir DT 226 SD
2 Operator 36 SD
3 Satpam 10 SMP
4 Ofice Boy 6 SMA
5 Checker 10 SD
6 Kru Survey 5 SMA
8 Kru Pengolahan 8 SMA
9 Kru Safety dan Enviroment 6 SD
TOTAL 307
Sumber: PT PGU, 2015

RENCANA KEGIATAN
II - 22
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Tenaga kerja untuk mengisi formasi dalam sistem organisasi dibagi


menjadi 2 kelompok tenaga kerja, yaitu:
1. Tenaga kerja Staff
Kelompok ini terdiri dari tenaga kerja yang termasuk dalam jajaran
managemen beserta staffnya. Sistem gaji pada kelompok ini
menggunakan sistem All In (tetap tiap bulan tanpa uang lembur). Sistem
kerjanya ada 2 (dua) macam, yaitu:
a. Untuk staff yang bekerja di kantor seperti administrasi, engineering
dan sebagainya bekerja satu shift pada siang hari saja.
b. Untuk staff lapangan seperti supervisor produksi dan sebagainya
bekerja 2 shift (siang atau malam) secara bergantian.
2. Tenaga kerja Non Staf
Kelompok ini terdiri dari sopir, helper, satpam dan sebagainya. Dalam
satu shift bekerja selama 11 jam dengan perhitungan adalah sebagai
berikut:
- Bekerja wajib selama 7 jam per hari
- Bekerja lembur selama 4 jam per hari.
Dibanding dengan tenaga kerja pada kegiatan 250.000 ton dalam
tahap operasi jumlah tenaga kerja 133 orang, maka untuk produksi
3.000.000 ton per tahun tenaga kerja staff sebanyak 43 orang dan non staff
sebanyak 313 orang.
Penerimaan tenaga kerja ini sangat memprioritaskan tenaga kerja
lokal khusus dari Desa Pulau Panggung, Tanjung Lalang, Seleman dan
Penyandingan melalui seleksi secara trasnparan dan memenuhi kriteria
yang ditetapkan.

B. Mobilisasi Peralatan dan Material


Peralatan yang akan di mobilisasikan meliputi peralatan tambahan
untuk konstruksi dan operasi penambangan. Peralatan untuk konstruksi dan
material bangunan lainnya didatangkan dari lokasi terdekat seperti Desa
Pulau Panggung, Tanjung Lalang dan Penyandingan. Peralatan operasi

RENCANA KEGIATAN
II - 23
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

akan didatangkan dari Palembang oleh kontraktor pelaksana dan seterusnya


diangkut melalui jalan darat menuju Desa Pulau Panggung untuk disebar ke
lokasi penambangan.
Peralatan tambang utama yang digunakan antara lain Bulldozer,
Excavator, Dump Truck dan Wheel Loader. Selain peralatan tambang utama
tersebut, juga dibutuhkan peralatan bantu antara lain motor grader,
compactor, water tank dan pompa serta generating set (Tabel 2.10).

Tabel 2.10. Peralatan tambang utama

Sumber: FS PT. Pacific Global Utama, 2015

Selain peralatan utama penambangan selama operasi penambangan


juga digunakan beberapa peralatan pendukung/penunjang (Tabel2.11).

Tabel 2.11. Daftar peralatan pendukung operasi penambangan


JENIS ALAT FUNGSI
Dozer dan Excavator Membuat jalan angkut batubara dan tanah
penutup
Water Truck Menyiram air di jalan tambang
Grader Memelihara fasilitas jalan yang ada di
daerah penambangan
Compactor Perkerasan dan perataan jalan
Pit Water Pump Mengeluarkan air dari daerah tambang
RENCANA KEGIATAN
II - 24
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Pit Water Pipe Mengalirkan air yang dipompa dari daerah


penambangan
Electric Generator Menyediakan sumber energi untuk
crushing, pompa atau penerangan.
Fuel/Lube Trucks Mengisi bahan bakar atau bahan pelumas
ke peralatan penambangan
Lighting tower Penerangan di daerah pertambangan
Chain Saw Alat penebang pohon
Coal Sampling & Peralatan untuk memeriksa kualitas
Analysis Equipment batubara secara langsung ke lapangan
Ligfht Vehicle Kendaraan untuk pihak manajemen

RENCANA KEGIATAN
II - 25
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Tabel 2.11. Lanjutan


JENIS ALAT FUNGSI
Safety Vehicle Kendaraan untuk K-3
Komputer Alat bantu proses administrasi dan kegiatan
operasi
Telephone Alat komunikasi
Comunication
Equipment & Mine Radio
Engineering & Survey Peralatan yang digunakan untuk keperluan
Equipment antara lain survey/ eksplorasi.
GPS dan Total Station
Sumber: FS Pertambangan PT PGU, 2015

C. Pembukaan Lahan
Pada awalnya lahan yang digunakan masih berupa vegetasi, kebun
campuran dan semak belukar. Untuk itu akan ada kegiatan pembukaan
lahan yang meliputi pekerjaan pembersihan lahan dari vegetasi termasuk
pemindahan dan penebangan pohon, semak belukar dan akar serta tanah
yang tidak terpakai.
Pembersihan lahan (land clearing) di lokasi tambang dilakukan
dengan cara pembersihan terhadap tumbuhan dan semak belukar serta
penebangan pohon. Alat berat yang akan digunakan untuk pembersihan
lahan (land clearing) yaitu bulldozer dan dibantu dengan chainsawuntuk
penebangan pohon.
Pembuangan batang-batang dari hasil pemotongan/pembersihan
tanaman dilakukan dengan penimbunan atau dipotong menjadi potongan-
potongan kecil.
Penimbunan hasil tebangan dilakukan di areal yang tidak
dimanfaatkan untuk jalan, bangunan dan atau lokasi penambangan.
Diupayakanpenimbunan memotong lereng sehingga dapat menghambat
laju aliran permukaan agar erosi dapat ditekan dan atau di pinggir jalan
untuk memperkuat sistem drainase.

RENCANA KEGIATAN
II - 26
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

D. Pembangunan Sarana dan Prasarana Tambang


Untuk menunjang kegiatan penambangan, pengolahan, pengangkutan
dan pemuatan batubara diperlukan sarana penunjang seperti fasilitas kantor,
fasilitas perumahan, fasilitas perbengkelan, fasilitas tenaga listrik, fasilitas
penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan fasilitas air bersih.

1) Fasilitas Kantor Tambang


Bangunan kantor tambang merupakan bagian dari infrastruktur
tambang yang dibuat untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi PT PGU yang mencakup tugas dan fungsi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dari organisasi penambangan
batubara. Desain dan fungsi ruang yang di rencanakan dalam bangunan
kantor dibuat sedemikian rupa sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi diatas dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya. Kantor
tambang berlokasi di dekat Unit Pengolahan.
Konstruksi bangunan kantor ini dibuat dari kayu dengan atap asbes,
dengan fasilitas antara lain :
 Fasilitas jaringan listrik;
 Fasilitas jaringan air;
 Fasilitas jaringan komunikasi (internal menggunakan intercom,
eksternal menggunakan telepon dan komunikasi radio frekuensi);
 Fasilitas jaringan komputer LAN;
 Fasilitas administrasi;
 Fasilitas kantin dan ruang makan; dan
 Fasilitas parkir kendaraan.

2) Fasilitas Perumahan Karyawan


Untuk permukiman karyawan, perusahaan membangun fasilitas
pemukiman yang terdiri dari perumahan karyawan biasa dan perumahan
karyawan staf. Pembanguan semua perumahan akan dilengkapi dengan
RENCANA KEGIATAN
II - 27
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

sanitasi lingkungan yang sehat dan juga di lengkapi dengan tempat


pembuangan sampah sementara yang memadai dan mengacu kepada
Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang kesehatan perusahaan
dan pemukiman.
 Perumahan Karyawan Biasa
Fasilitas perumahan ini diperuntukkan bagi karyawan perusahaan
setingkat Supervisor dan operator, baik yang sudah berkeluarga
maupun yang belum berkeluarga (bujangan).

 Perumahan Karyawan Staf


Fasilitas perumahan ini di peruntukkan bagi karyawan tetap
perusahaan setingkat Manajer yang belum berkeluarga. Bangunan
perumahan ini dibangun dekat kantor tambang.

 Poliklinik
Poliklinik terletak satu bangunan dengan perumahan karyawan staf.

 Mesjid/Mushola
Mesjid/mushola akan dibangun dekat dengan fasilitas perumahan
karyawan, guna memberikan kemudahan bagi karyawan untuk
melakukan ibadah.

 Bangunan Pos Keamanan


Bangunan pos keamanan dibangun di setiap lokasi yang strategis dan
membutuhkan pengamanan, seperti misalnya pintu masuk daerah
tambang, perkantoran, perumahan, unit preparasi batubara dan
stockpile. Setiap lokasi yang strategis untuk kepentingan pengamanan
dibatasi dengan pagar kawat berduri. Setiap bangunan pos keamanan
mempunyai luas 3,5 x 3,5 m2, terdiri dari ruang jaga dan ruang
peralatan/ perlengkapan.

RENCANA KEGIATAN
II - 28
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

 Fasilitas Penangan Limbah Domestik dan Sanitasi Lingkungan.


Limbah domestik padat adalah limbah rumah tangga, limbah
domestik ini berasal dari pembuangan dalam rumah tangga seperti
sampah dan sejenisnya. Limbah ni dihasilkan dari sisa pembuangan
makana, sisa barang - barang yang tidak terpakai dan ingin segera
dibuang, air bahan mencuci atau mandi dan kotoran manusia (fases
dan urine). Sejatinya limbah domestik tidak berbahaya seperti limbah
industri. Akan tetapi jika pembuangannya tidak tepat bisa menjadi
sumber penykit bagi masyarakat.
Untuk itu perusahaan akan menyediakan Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS) untuk menampung limbah padat tersebut,
sedangkan untuk limbah cair akan ditampung pada Septik Tank.

3) Fasilitas Bengkel
 Bengkel Alat Berat
Bengkel tambang merupakan infrastruktur yang dipergunakan
untuk merawat alat-alat berat yang memerlukan perbaikan dan
perawatan. Letak bangunan ini dekat dengan lokasi Stockpile
utnuk memudahkan distribusi peralatan.

 Bengkel Kendaraan
Bengkel kendaraan digunakan untuk perawatan kendaraan-
kendaraan yang dipakai untuk sarana transportasi, seperti
kendaraan roda empat untuk dinas serta untuk pengangkutan
karyawan, termasuk kendaraan untuk pengawas lapangan.
Bengkel kendaraan dibuat satu bangunan dengan bengkel alat
berat.

 Tempat Cuci Kendaraan


Bangunan pencucian ini terletak didekat bengkel alat berat dan
dipergunakan untuk tempat cuci kendaraan operasional
RENCANA KEGIATAN
II - 29
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

tambang. Pada bangunan ini tersedia drainase untuk keperluan


pencucian kendaraan.

 Gudang Tambang
Bangunan ini digunakan sebagai tempat penyimpanan semua
aset perusahaan yang secara fisik memerlukan volume ruangan
yang besar, antara lain suku cadang alat-alat berat, peralatan
tambang dan suku cadang kendaraan. Juga digunakan untuk
menyimpan material-material lain yang dipergunakan untuk
pekerjaan-pekerjaan sipil tambang seperti pipa, rangka besi,
kayu, asbes, dan sebagainya. Administrator gudang pada
umumnya mencatat aset yang keluar-masuk, memonitor
keadaan aset dan sebagainya, sehingga semua aset yang
disimpan dapat dikelola sebaik-baiknya.

4) Fasilitas Instalasi Listrik


Bangunan stasiun pembangkit tenaga listrik dimaksudkan untuk
penempatan generator-generator pembangkit listrik yang
digerakkan oleh bahan bakar solar kapasitas 302 kVA, sehingga
dapat membangkitkan energi listrik yang dibutuhkan untuk berbagai
kepentingan operasi penambangan.
Pada setiap bukaan tambang disediakan 1 unit multi flow genset
untuk pemompaan air tambang, sedangkan untuk penerangan
kantor dan jalan tambang diambil tenaga listrik dari generator yang
ada di lokasi Stockpile.

5) Fasilitas Penyediaan Bahan Bakar Minyak


Untuk mencukupi bahan bakar operasi penambangan baik berupa
solar maupun bensin maka dibangun stasiun bahan bakar dengan
tujuan untuk mengontrol pendistribusian ataupun pemakaian bahan

RENCANA KEGIATAN
II - 30
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

bakar oleh peralatan utama maupun peralatan pendukung operasi


pertambangan. Persediaan bahan bakar ini disimpan di 1 stasiun
bahan bakar minyak, dekat lokasi Stockpile.
Untuk penyaluran bahan bakar minyak dari tanki bahan bakar
dipergunakan pompa dengan kapasitas sebesar 650 liter/ jam,
untuk dipindahkan ke truk solar (fuel truck) yang selanjutnya akan
mendistribusikannya ke peralatan-peralatan yang beroperasi di
tambang.
Untuk menjaga keamanan tangki bahan bakar, maka tangki
tersebut diletakkan di atas pondasi beton, sehingga tidak langsung
menyentuh tanah. Selanjutnya, untuk menjaga keamanan stasiun
BBM tersebut, disekeliling tangki BBM dibuat parit yang dialirkan ke
oil cather. Selain itu dipasang papan larangan dengan tulisan
“Dilarang Merokok di Kawasan Ini”, untuk mencegah terjadinya
bahaya kebakaran.

6) Fasilitas Instalasi Air Bersih


 Stasiun Pompa Air Bersih
Stasiun pompa air direncanakan dengan tujuan untuk mensuplai
kebutuhan air bersih dan sehat yang digunakan untuk kebutuhan
hidup sehari-hari termasuk untuk minum, masak, mandi, cuci,
dan lain sebagainya. Stasiun pompa air ini harus dapat
menyediakan air bersih dan sehat yang memenuhi standar
kualitas kesehatan, baik secara fisik maupun secara kimiawi.

 Instalasi Pengolahan Air Bersih


Air yang berasal dari Sungai Enimdisalurkan kesaluran
pengambilan air melalui pintu pengambilan, dari sini air
dipompakan menuju ke kolam pengendap.

RENCANA KEGIATAN
II - 31
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Kapasitas pompa untuk memindahkan air bersih bagi keperluan


kantor, perumahan karyawan dan sarana tambang adalah
sebesar 2 x 32,40 m3 per jam (2 pompa @15 PK).

E. Pengurangan Tenaga Kerja


Setelah tahap konstruksi selesai akan ada pengurangan tenaga kerja.
Maksudnya menjelang tahap operasi, karena kegiatan konstruksi selesai
maka akan ada pelepasan tenaga kerja konstruksi, dengan harapan
sebagian tenaga konstruksi yang memenuhi persyaratan akan diterima
sebagai pekerja tahap operasi.
Ketentuan mengenai pelepasan tenaga kerja terlebih dahulu akan
disampaikan pada saat penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi
guna menghindari konflik sosial pada saat pemutusan hubungan kerja.
Ketentuan mengenai pengurangan tenaga kerja ini mengacu pada Undang-
undang yang berlaku, yaitu Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

2.5.2.3. Tahap Operasi


Sebelum PT PGU memuulai beroperasi, terlebiih dahulu akan disusun
dokumen Rencana Penutupan Tambang dan Rencana Reklamasi.

A. Penerimaan tenaga kerja


Jumlah dan kriteria Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap untuk
kegiatan pertambangan yang telah berjalan, seperti terlihat pada Tabel 2.12
berikut.
Penerimaan tenaga kerja dilaksanakan secara selektif transparan,
bekerja sama dengan pemerintah setempat serta Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Muara Enim. Memprioritaskan masyarakat sekitar
yakni dari Desa Pulau Panggung, Tanjung Lalang, Seleman dan
Penyandingan.

RENCANA KEGIATAN
II - 32
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Tabel 2.12. Tenaga kerja untuk kegiatan pertambangan(operasi)


PT Pacific Global Utama
Jumlah Ketenaga
No Jenis Pekerjaan Kriteria
(orang) kerjaan
Sarjana Tetap
1. Direktur (Site Manajer)
1 Tambang/Geologi
2. - Manajer Teknik, 2 Ahli Tambang Tetap
- Manajer Umum & Administrasi Ahli Adm. Kantor

RENCANA KEGIATAN
II - 33
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Tabel 2.12. Lanjutan


Jumlah Ketenaga
No Jenis Pekerjaan Kriteria
(orang) kerjaan
3. - Kabag. Tambang; 3 Tek. Tambang Tetap
- Kabag. Perencanaan; Tek. Sipil
- Kabag. K3/LH. Tek. Lingkungan
4. - Kabag. Umum; 2 Akutansi, Adm. Tetap
- SDM & Keuangan. Manajemen
5. Kepala-kepala Seksi 5 D2/D3 Tamb/ Tetap
Geol./Asisten Ahli
8 Tamb., Mesin,
  Listrik, Lingkungan Tidak Tetap
6. Surveyor, Juru Gamb Mekanik, 7 D1 Mesin/Listrik. Tetap
Bendahara Kepeg. Adm. Surveyor, Lingk.
10 SMU Tek. Ekon. Tidak Tetap
7. Operator Alat Berat 25 Driver Tidak Tetap
8. Operator Kendaraan Operasional 7 Driver Tidak Tetap
20 - Tetap
Jumlah
50 - Tidak Tetap
Sumber: PT PGU, 2015

Komposisi berbagai bagian tenaga kerja ini diorganisasikan ke dalam


bentuk struktur dalam fungsi kerja masing-masing sebagaimana dihimpun
dalam Gambar 2.8.

DIREKTUR

KEPALA TEKNIK TAMBANG

KABAG KABAG GEOLOG KABAG KABAG KABAG KABAG


SAFETY/ ENGINEER IST PRODUKS PENGOL MEKANI ADMIN
ENVIRO ING I AHAN K MEKANIK

KABAG ENGINEE SURVEYO KRU MEKANIK ACCOUNT


SAFETY/ RING R PENGOLAH ING
ENVIRO SURVEYO AN ADMIN

KRU CHEKKER
SURVEYO
R

RENCANA KEGIATAN
II - 34
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.8. Struktur organisasi tenaga kerja


B. Pengupasan Tanah Pucuk dan Overburden
Konsep Penambangan Batubara
Dalam menentukan metoda penambangan batubara di WIUP OP PT
Pacific Global Utamadipertimbangkan beberapa aspek, antara lain:
 Aspek lokasipenambangan di WIUP OP PT Pacific Global Utama yang
relatif sempit karena diapit oleh jalan nasional di sebelah Timur dan
Sungai Enim di sebelah Barat. Jarak antara Sungai Enim dengan Jalan
Nasional berkisar 700 m – 1200 m. Sebelah Utara berbatasan dengan
batas WIUP. Sebelah Selatan tidak memperlihatkan adanya sumberdaya
batubara. Sebelah Selatan rencana bukaan pit akan dijadikan area
penimbunan overburden.
 Aspek teknis terkait dengan jumlah target produksi batubara dan
overburden dengan kisaran SR 1 : 4.26 setelah mempertimbangkan
aspekfinancial yaitu harga jual batubara dan biaya penambangan serta
biaya pertambangan lainnya.
 Aspek geologi di WIUP OP PT Pacific Global Utama yang berdasarkan
hasil pemetaan dan pemboran diketahui berupa batugravel (berwarna
abu keputihan, fragmen andesit, keras, mengandung pasir, ketebalan
dari beberapa centimeter hingga 6 meter), batulempung (warna abu-abu
kecoklatan, lunak, tebal dari beberapa centimeter hingga 20 meter),
batubara (warna hitam, keras, mengkilap, brittle, terdapat resin, tebal dari
0.3 meter hingga 15 meter).
 Geoteknik yang berdasarkan rekomendasi dari hasil kajian geoteknik
maka mensyaratkan bahwa untuk lereng tunggal kemiringan maksimum
50° dan ketinggian maksimum 10 m.
 Topografi di rencana area penambangan yang merupakan perbukitan
bergelombang sedang.
Dengan mempertimbangkan beberapa aspek di atas maka PT Pacific
Global Utama akan melakukan metode penambangan sebagai berikut:
1) Metode tambang terbuka (Open Pit Mining).
RENCANA KEGIATAN
II - 35
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

2) Sebelum backfilling material overburden Pit-East ditimbun di


Selatan Pit berjarak 1.0 – 2.0 km material overburden Pit-West
ditimbun di low wall bagian Selatan Pit.

3) Karena luas lahan bukaan tambang yang tidak bisa lebar,


backfilling baru dapat dilakukan setelah bukaan cukup lebar untuk
akses in-pitdump.

4) Pit-East ditambang lebih dahulu, tahun ke-1 hingga tahun ke-2.


Peta bukaan tambang sebagaimana dapat dilihat pada Gambar
2.9 dan Gambar 2.10.

5) Pit-West baru mulai ditambang pada tahun ke-3 dan backfilling


dimulai dari bagian selatan pada tahun yang sama setelah bukaan
cukup lebar. Gambar 2.11 dan 2.12 memperlihatkan bukaan
tambang tahun ke-3 dan tahun ke-4.

6) Pit-West mine-out pada tahun ke-5. Di-backfill dengan material


overburden dari Pit-East, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar
2.13.

7) Pada tahun ke 6, Pit-East sudah mulai ditimbun secara in-pit


dump. Sebagian material masih ditimbun di Pit West. Kegiatan
tahun ke-6 dapat dilihat pada Gambar 2.14.

8) Tahun selanjutnya yakni tahun ke-7, tahun ke-8, tahun ke-9, tahun
ke-10 seluruh material Pit-East ditimbun secara in-pit dump.
Berturut-turut tersaji pada Gambar 2.15, Gambar 2.16, Gambar
2.17, Gambar 2.18.

RENCANA KEGIATAN
II - 36
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

9) Penimbunan di bekas Pit-West baru selesai pada tahun ke-11,


sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.19 dan
10) Peta bukaan tambang untuk tahun ke-12 dapat dilihat pada
Gambar 2.20.

Kegiatan penambangan tahun ke-6 dan seterusnya hanya


dimungkinkan jika badan sungai dipotong dan aliran sungai dibelokkan
melalui kanal yang dibuat di antara overburden dump area limit bekas Pit-
West dan pit limitPit-East. mulai dari titik jarak aman dari pit limit. Kanal
baru akan dibuat setelah mendapat izin sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dilakukan dengan teknik yang menjamin tidak
terjadi perubahan fungsi sungai. Dengan rencana penambangan ini
pengurusan perizinan sudah mulai sejak dimulainya kegiatan
penambangan.Kontur asli hanya diperlihatkan di dalam dan sampai dengan
pit limitPit-East.
Penambangan di Pit-East dimulai dari cropline seam I. Overburden
ditimbun di disposal area berjarak 0.9 - 1.2 km di Selatan Pit-East. Bagian
Utara timbunan segera ditata dan di atasnya dijadikan ROM stockpile.
Jalan hauling overburden dan ROM dibuat melintasi jalan Desa.
Pada tahun ke-3 dibangun dua jembatan di atas Sungai Enim yang
akan digunakan untuk mengangkut batubara dari Pit-West ke ROM
Stockpile dan mulai tahun ke-4 digunakan untuk jalan hauling
overburdenuntuk ditimbun di bekas Pit-West.
Lokasi jembatan masing-masing berada pada koordinat S: 03 0 49’
59,12” – E: 1030 47’ 14,29”,panjang 100 m dengan lebar 12 m dan S:
03050’ 50,61” – E: 103 0 47’ 34,22”, panjang 63 m dengan lebar 6 m.
Konstruksi jembatan baja seperti pada Gambar 2.21 dan lokasi
jembatandapat dilihat pada Gambar 2.22.

RENCANA KEGIATAN
II - 37
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.9. Peta bukaan tahun ke 1

RENCANA KEGIATAN
II - 38
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.10. Peta bukaan tahun ke 2

RENCANA KEGIATAN
II - 39
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.11. Peta bukaan tahun ke 3

RENCANA KEGIATAN
II - 40
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.12. Peta bukaan tahun ke 4

RENCANA KEGIATAN
II - 41
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.13. Peta bukaan tahun ke 5

RENCANA KEGIATAN
II - 42
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.14. Peta bukaan tahun ke 6

RENCANA KEGIATAN
II - 43
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.15. Peta bukaan tahun ke 7

RENCANA KEGIATAN
II - 44
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

RENCANA KEGIATAN
II - 45
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.16. Peta bukaan tahun ke 8

RENCANA KEGIATAN
II - 46
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.17. Peta bukaan tahun ke 9

RENCANA KEGIATAN
II - 47
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.18. Peta bukaan tahun ke 10

RENCANA KEGIATAN
II - 48
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.19. Peta bukaan tahun ke 11

RENCANA KEGIATAN
II - 49
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.20. Peta bukaan tahun ke 12

Gambar 2.21. Jembatan Konstruksi Baja

Pada tahun ke-6 direncanakan setelah sungai dialihkan alirannya


dengan kanal, penambangan Pit-East dilanjutkan ke arah down dip dan
overburden dari Pit-East ditimbun di bekas Pit-West melalui jembatan baru
yang dibuat diatas kanal.

RENCANA KEGIATAN
II - 50
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Karena areal yang belum dibuka sempit, maka penggalian tanah


penutup dilakukan melebar mulai dari pit limit berjenjang ke arah timur
sampai lapisan batubara. Metode ini harus dilakukan untuk areal yang
sempit untuk memungkinkan hauling tanah penutup dengan kemiringan
jalan yang cukup landai (maksimal 18 %).

Pengupasan Lapisan Tanah Pucuk (Top Soil Stripping)


Pengupasan lapisan tanah pucuk (Top soil) yang banyak
mengandung bahan organik hasil pelapukan pada umumnya merupakan
lapisan tanah yang subur (humus) dilakukan secara khusus agar tidak
tercampur dengan tanah/batuan lain yang tidak subur. Lapisan
topsoiltersebut didorong dan dikumpulkan pada lokasi tertentu dengan
bulldozer kemudian dimuat menggunakan excavator lalu diangkut dengan
dump truck ke tempat penimbunan tanah pucuk yang telah disediakan

RENCANA KEGIATAN
II - 51
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.22. Lokasi jembatan

RENCANA KEGIATAN
II - 52
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

dekat lokasi tambang dengan jarak antara 0.9 - 1.2 km dari rencana
pit.Tanah pucuk ini nantinya akan dimanfaatkan pada saat melakukan
reklamasi.

Penggalian tanah penutup (OB Removal)


Untuk penggalian tanah penutup yang terdiri dari batugravel,
batulempung dan batupasir dilakukan oleh excavator untuk dimuat ke dump
trucklalu diangkut ke tempat penimbunan tanah penutup. Tanah penutup
yang sudah ditimbun didorong menggunakan bulldozer untuk ditata di
tempat penimbunan tanah penutup.
Timbunan tanah penutup yang sudah mencapai ketinggian maksimal
ditata permukaannya ditaburi tanah pucuk dan direvegetasi. Lereng
timbunan ditanami cover crop untuk mencegah longsor yang ditandai
dengan munculnya alur-alur air.
Dibuat drainase yang memadai untuk menangkap air dari permukaan
timbunan (catchment area) dan mengalirkannya ke sedimen pond lalu ke
settling pond yang dibuat untuk mengolah air limpasannya. Melalui lereng
timbunan drainase dibuat bertingkat dengan memanfaatkan ban-ban bekas
untuk mengurangi kecepatan aliran air..

Penanganan Tanah Penutup (Overburden)


Sebelum pengupasan tanah dilakukan, dipersiapkan dahulu lokasi
rencana penimbunan dengan pembersihan tanam tumbuh dan pengupasan
tanah pucuk dengan cara seperti di atas.
Pengupasan dilakukan bertahap dan dikumpulkan pada ujung lahan,
kemudian dimuat ke dump truck lalu diangkut ke tempat penimbunan tanah
penutup (waste disposal). Pada awal operasi penambangan dikumpulkan
di luar areal tambang dengan jarak maksimal 1 km dan luas areal yang
disediakan sekitar 20 hektar. Ketinggian tanah timbunan sekitar 30 meter
dibuat dalam 5 teras/jenjang dengan ketinggian masing-masing jenjang 6
meter dan lebar 3 meter. Penimbunan tanah penutup dilakukan lapis demi

RENCANA KEGIATAN
II - 53
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

lapis, setiap ketebalan sekitar 30 cm setelah diratakan dan dipadatkan


dengan bulldozer, setelah ditumpahkan dari dumptruck baru dilakukan
penimbunan kembali, begitu seterusnya sampai ketinggian teras mencapai
6 meter.
Untuk menekan laju erosi lantai jenjang/teras dibuat miring ke arah
dinding teras (back slope) dan di kaki masing-masing teras dibuat saluran
dengan ukuran lebar 30 cm, kedalaman 20 cm.
Apabila tinggi timbunan telah mencapai ketinggian yang dimaksud,
maka ditaburkan tanah pucuk setebal kurang lebih 20 cm dan ditanami
dengan jenis tumbuhan merambat (legume cover crop) terlebih dahulu
untuk mencegah erosi di permukaan tanah penutup.
Setelah tersedia cukup ruang di daerah bekas penambangan pada
tahun ketiga, maka tanah penutup akan dikembalikan pada daerah bekas
tambang tahun pertama dan tahun kedua, dengan penanganan sama
seperti pada timbunan di luar tambang. Lokasi penimbunan akan dipilih
pada lahan yang relatif datar dengan topografi rata-rata memiliki
kemiringan kurang dari 3%.

Pengangkutan Tanah Penutup (Overburden)


Pengangkutan tanah penutup dari front kerja ke tempat pembuangan
akhir berjarak sekitar 1 km.
Jalur pengangkutan tanah penutup dan batubara dibuat terencana,
kendaraan yang mengangkut tanah atau batubara, diusahakan tidak
berlintasan dengan dump truck kosong. Jalur jalan pengangkutan
mengikuti pola/kontur dan penyebaran endapan batubara, dengan tujuan
jalur yang dipakai tersebut dapat bertahan lama sekurang-kurangnya 5
tahun.

Tata Cara Penimbunan


Penimbunan tanah penutup dilakukan secara teratur dan terencana,
lokasi penimbunan sebelum digunakan, diteliti terlebih dahulu.

RENCANA KEGIATAN
II - 54
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Tahapan tata cara penimbunan lahan di luar tambang adalah


sebagai berikut :
 Penyiapan lahan penimbunan;
 Penumpahan tanah overburden;
 Pemadatan lapis per lapis;
 Pengaturan geometri lereng untuk mengurangi tingkat erosi;
 Pengaturan drainase pada masing-masing jenjang;
 Pembuatan selokan;
 Pengolahan tanah timbunan dengan bulldozer;
 Penebaran tanah timbunan;
 Revegetasi.

Tata cara penimbunan di lahan bekas tambang (back filling)


 Penimbunan kembali lapis perlapis;
 Pemadatan lapis perlapis;
 Pengaturan geometri lereng;
 Pengaturan drainase;
 Pembuatan saluran;
 Penyebaran tanah pucuk;
 Revegetasi.

C. Penambangan Batubara (Coal Getting)


Penambangan batubara dilakukan dengan menggunakan excavator,
kemudian dimuat ke dalam dump truck berkapasitas 20 ton hingga 30 ton
lalu. Untuk menghindari terjadinya pengotoran terhadap batubara (dilution),
maka dalam penambangan akan dibersihkan roof dan disisakan
floorbatubara masing masing 5 cm yang akan diawasi oleh pengawas
tambang selama berlangsungnya proses penambangan.
Jika high wall digenangi air maka dibuat sump dan air dipompa ke
luar tambang untuk diolah di sedimen pond dan settling pond. Bekas

RENCANA KEGIATAN
II - 55
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

genangan air akan meninggalkan lumpur yang harus dibuang dulu sebelum
batubara ditambang.

Rencana Produksi Batubara


Pada awal kegiatan produksinya, direncanakan produksi batubara
PT PGU berkisar antara 75,000 ton sampai 125,000 ton per bulan dengan
target produksi 1,500,000 ton per tahun dan akan ditingkatkan menjadi
250,000 sampai 300,000 ton per bulan dengan target produksi 3,000,000
ton per tahun. Tingkat produksi batubara PT Pacific Global Utama akan
tergantung beberapa aspek yang sudah dijelaskan di atas termasuk curah
hujan, dan tersedianya exposed coal, angkutan crushed coal, serta
pemasaran, maka rencana produksi PT PGU dapat dilihat pada Tabel 2.13
di bawah ini.

Tabel 2.13. Rencana target produksi PT PGU


Tahun ke Produksi (MT) Overburden (BCM) SR
Ke 1 1.500.000 3.750.000 2,50
Ke 2 3.000.000 10.530.000 3,51
Ke 3 3.000.000 10.890.000 3,63
Ke 4 3.000.000 10.890.000 3,63
Ke 5 3.000.000 13.500.000 4,50
Ke 6 3.000.000 13.500.000 4,50
Ke 7 3.000.000 15.000.000 5,00
Ke 8 3.000.000 14.400.000 4,80
Ke 9 3.000.000 14.100.000 4,70
Ke 10 3.000.000 14.700.000 4,90
Ke 11 1.350.000 6.615.000 4,90
Ke 12 400.000 880.000 2,20
Total 30.250.000 128.755.000 ---
Sumber: FS PT PGU, 2015

Dari tabel di atas diketahui bahwa umur tambang untuk Adendum


ANDAL dan RKL-RPL ini adalah selama 12 tahun. Hanya saja ketika
proses produksi sampai pada tahun ke enam, areal penambangan akan
sampai pada tubuh Sungai Enim, dan untuk ini perlu pengalihan alur sungai

RENCANA KEGIATAN
II - 56
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

terlebih dahulu. Sesuai ketentuan yang berlaku pada saat itu kegiatan
penambangan akan terhenti jika pengalihan alur Sungai Enim belum
mendapat izin dari pihak yang berwenang. Untuk meneruskan kegiatan
penambangan perlu proses pengurusan perizinan pengalihan alur Sungai
Enim.
Mengingat rencana produksi akan dimulai pada tahun 2016,
sedangkan proses izin pengalihan Sungai Enim membutuhkan banyak
waktu, mulai dari penelitian tentang pengalihan alur sungai hingga
mendapatkan izin dan proses pengalihan itu sendiri, maka terhadap
rencana kegiatan ini diputuskan untuk mendahuluinya dengan Adendum
ANDAL dan RKL-RPL terhadap dokumen AMDAL sebelumnya yang telah
mendapat pernyataan Kelayakan Lingkungannya.
Adendum ANDAL dan RKL-RPL PT PGU ini dirancang untuk proses
penambangan selama lima tahun. Untuk itu target produksi diambil untuk
lima tahun pertama sebagaimana tertera pada Tabel 2.14.

Tabel 2.14. Target produksi batubara


Tahun Ke Produksi (MT) Overburden (BCM) SR
1 1.500.000 3.750.000 2,50
2 3.000.000 10.530.000 3,51
3 3.000.000 10.890.000 3,63
4 3.000.000 10.890.000 3,63
5 3.000.000 13.500.000 4,50
Sumber: FS Pertambangan PT PGU, 2015

Setelah mendapat izin pengalihan alur Sungai Enim, terhadap


keberlanjutan rencana kegiatan akan disusun dokumen AMDAL Baru.

D. Pengolahan Batubara
Mengingat batubara PT. PGU tidak memerlukan proses pencucian,
karena beberapa seam memiliki kadar abu cukup rendah dan kandungan
sulfur yang masih memenuhi persyaratan kualitas yang diperlukan

RENCANA KEGIATAN
II - 57
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

konsumen atau pasar dapat dilakukan pencampuran (blending) antara


beberapa seam.
Kualitas hasil pencampuran disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen. Selain itu pencampuran batubara dapat juga dilakukan dengan
cara, memisahkan tumpukan batubara yang berkualitas baik dengan yang
berkualitas kurang baik, kemudian dilakukan pencampuran dengan
menggunakan alat bantu seperti bulldozer,loader, crusher.
Dari stock pile batubara tersebut akan dikirimkan ke terminal-terminal
pemuatan batubara untuk dimuat ke dalam ponton (barge).

a. Tahapan pengolahan
1) Batubara yang akan ditambang (exposed coal)akan dianalisa terlebih
dahulu kualitasnya secara sampling sebelum diangkut ke ROM
stockpile untuk mengetahui kualitas batubara. sehingga
memudahkan cara pemisahannya.
2) Batubara yang ditambang denganexcavator diangkut dengan
dumptruck ke stockpile dan ditumpuk sesuai dengan kualitasnya.
3) Sesuai dengan perbandigan kuantitas dan kualitasnya dari masing-
masing tumpukan, batubara tersebut kemudian diumpankan ke
hopper dengan bantuan wheelloader,
excavatorataubulldozer.Hopper dilengkapi screen berukuran besar
untuk mencegah material yang terlalu besar masuk. Material yang
terlalu besar akan dipecah secara manual dengan bantuan
excavator.
4) Batubara berukuran kecil sampai sedang dari hopperakan melewati
screener untuk melewatkan batubara berukuran <50 sekaligus
mengurangi beban roler crusher. Batubara berukuran >50 akan
digiling di primary roller crusher.
5) Produk dari primary crusher (ukuran 20 mm - 50 mm). Ukuran yang
masih lebih besar dari 50 mm masuk ke secondary crusher.

RENCANA KEGIATAN
II - 58
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

6) Hasil produk dari secondary crusher bersama dengan hasil produk


primary crusher diarahkan dengan chute keconveyor menujucrushed
coal stockpile.
Peralatan yang digunakan dalam pengolahan batubara dari tambang
PT. PGU adalah :
 Excavator, Dozer, Dump truck alat yang digunakan dalam
penambangan, pengangkutan dan penimbunan batubara yang akan
ditujukan ke Hopperlalu dilakukan penggerusan.
 Crusher, merupakan alat penghancur batubara yang dibedakan menjadi
dua jenis yaitu primary crusher dan secondary crusher, untuk
mendapatkan hasil produk batubara yang berukuran <50 mm.
 Screen untuk memisahkan batubara agar mendapatkan ukuran besar
butir yang seragam sesuai dengan kebutuhan.
 Belt conveyor untuk mengangkut batubara selama proses pengolahan ke
tempat penimbunan dan sebagai alat angkut dari satu peralatan ke
peralatan yang lainnya.

E. Pengangkutan dan Penimbunan Batubara


Pengangkutan batubara terdiri atas dua tingkatan, yakni:
(1) Pengangkutan batubara dalam lokasi tambang ditumpuk pada stockpile
areal tambang.Batubara hasil penambangan diangkut menggunakan
dump truck ke ROMstockpile tambang yang berjarak 0.9 - 1.2 km.
Lokasi stockpile dalam tambang dapat dilihat dalam Gambar bukaan
tambang masing-masing tahun kegiatan.
(2) Pengangkutan batubara dari stockpile areal tambang menuju stockpile
di terminal khusus atau di stasiun bongkar muat di luar tambang, untuk
diteruskan ke konsumen.
Dapat diketahui sebelumnya bahwa rencana pengangkutan
batubara dari stockpile tambang akan diangkut dengan menggunakan
truk menuju pelabuhan EPI dengan jarak 132,16 km. Pada tahapan
berikutnya batubara akan diangkut menggunakan truk dari stockpile
RENCANA KEGIATAN
II - 59
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

tambang ke Stasiun Muara Gula melalui jalan Negara yang berjarak


34,8 km lalu dari Stasiun Muara Gula diteruskan ke Stasiun
Keramasan menggunakan angkutan kereta api milik PT Kereta Api
Indonesia dengan jarak 141,5 km. Batubara akan ditimbun di stock pile
di tempat tersebut
Kegiatan pengangkutan batubara ke luar tambang menuju
terminal khusus atau stasiun bongkar muat belum dibahas dalam
dokumen ini, melainkan akan dibahas secara mendalam melalui kajian
khusus.
Penimbunan Batubara ROM (ROM Stockpiling)
Hasil penambangan batubara yang diangkut dump truck akan
ditimbang lalu ditimbun di penimbunan batubara ROM(ROM
Stockpiling). Batubara yang ditimbun akan ditata menggunakan
bulldozer.
Timbunan (stockpile) batubara adalah tumpukan batubara untuk
disimpan dalam waktu tertentu sebelum diangkut dan dimanfaatkan,
merupakan upaya untuk memindahkan batubara dari tempat
pengolahan ke tempat pengumpulan batubara yang siap dipasarkan
(coal stockpiles).Setiap lokasi penimbunan batubara harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
1) Lantai dasar terbuat dari bahan kedap air dan kuat dapat
menghindari terjadinya amblesan serta mencegah merembesnyaair
limpasan dan/atau air resapan pada timbunan ke dalam tanah dan
air tanah;
2) Lengkap dengan saluran pengaliran dengan kapasitas yang
memadai untuk mengalirkan limpasan air hujan dan atau air resapan
dari timbunan batubara;
3) Lengkap dengan kolam pengendapan yang memadai untuk
mengendalikan kualitas air yang keluar menuju badan perairan
umum;

RENCANA KEGIATAN
II - 60
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

4) Dimensi saluran pengaliran dan kolam pengedapan disesuaikan


dengan intensitas hujan setempat dan dimensi timbunan;
5) Saluran pengaliran dan kolam pengendapan dirawat secara teratur
untuk menjamin berfungsi secara optimal;
6) Air pengaliran yang keluar dari kolam pengendapan dipantau secara
rutin untuk mengetahui bahwa kualitas air yang mengalir ke perairan
umum telah memenuhi baku mutu;
7) Dilengkapi pemantau kualitas debu (dust detector) dan alat
pemantau kualitas air.
Tinggi onggokan batubara tidak lebih dari 3 meter. Biasanya
pada timbunan ini akan terjadi pembakaran spontan, terjadi akibat dari
proses oksidasi yang menghasilkan panas dimana sebagian panas
yang tidak terbuang akan terakumulasi sehingga terjadi pembakaran
spontan ketika temperaturnya mencapai titik bakar batubara.
Pembakaran pada timbunan batubara dipengaruhi oleh cuaca dan
kondisi lokasi setempat. Karena itu perlu kesiapan dalam pengamanan
dengan cara mencegah dan mendeteksi lebih awal tentang beberapa
faktor yang secara potensial dapat mendukung peningkatan panas
pada timbunan, mendeteksi bila terjadi pembakaran dan respon
tindakan cepat terhadap pembakaran sepontan itu. Sebagai langkah
awal adalah dengan melakukan desain stok kebutuhan batubara yang
tepat, manajemen penimbunan yang optimal, sehingga meskipun
penimbunan batubara dengan jenis yang mudah terbakar dilakukan,
maka permasalahan pembakaran spontan dapat diminimumkan.
Dimensi stockpile batubara dibuat berukuran panjang dasar
timbunan 200 meter, lebar 50 meter tinggi 8 meter dan kemiringan 60 o,
ketinggian stockpile diusahakan tidak lebih dari 8 meter agar tidak
terjadi swabakar (self combustions). Stockpile dibangun untuk tiap pit
penambangan, termasuk KPL dan jalan penghubung dibutuhkan arael
untuk stockpile 2,5 ha.

RENCANA KEGIATAN
II - 61
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Kapasitas satu stockpile sekitar 70.000 ton, sehingga untuk


menyediakan stock batubara selama 2 bulan diperlukan 2 timbunan
dengan jumlah kapasitas 200.000 ton batubara. Masing-masing
stockpile berjarak 10 meter dan di sekililing stockpile dibuat paritan
yang dihubungkan ke kolam pengendapan lumpur untuk
mengendapkan partikel-partikel halus batubara. Setiap pit
penambangan dibangun satu stockpile, sehingga jumlah stockpile di
areal tambang ada lima buah.
Selain itu juga di dekat stockpile perlu disiapkan hydran air dan
water sprayer untuk menurunkan temperatur timbunan batubara dan
menahan partikel halus batubara agar tidak beterbangan.

 Penirisan Tambang
1) Rancangan Dimensi Saluran Penirisan
Pembuatan saluran bertujuan untuk mengurangi jumlah air
permukaan (air hujan) yang masuk ke dalam tambang. Saluran
direncanakan mengelilingi bagian luar batas tambang dan selanjutnya
dialirkan ke sungai.
Untuk 5 tahun pertama penambangan, dimensi saluran yang
direncanakan adalah lebar dasar saluran 0,6 meter, kemiringan dinding
saluran 45, kedalaman saluran 0,52 m dengan kemiringan dasar
saluran 1 %, tinggi permukaan air diperkirakan 0,40 m (Gambar 2.23).
Dimensi saluran tersebut akan mengalirkan air dengan kecepatan
1,26 m/detik dan debit 0,502 m3/detik.
Penambangan dilakukan dengan metode backfilling sehingga
luas daerah tadah hujan (catchment area) di lokasi penambangan
setelah tahun kelima relatif sama dengan pada tahun kelima sehingga
desain yang direncanakan pada lima tahun pertama masih dapat
diterapkan untuk periode penambangan setelah tahun kelima.

RENCANA KEGIATAN
II - 62
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.23. Sketsa Saluran Terbuka

2) Rancangan Sumuran
Sumuran (sump) dibuat pada level terendah dari tambang
dengan merendahkan salah satu sisi dasar tambang. Untuk
menyederhanakan perhitungan, dimensi sump dianggap persegi pada
permukaan dan penurunan dari sisi atas ke sisi dasar sump yang
diperdalam dianggap konstan sehingga membentuk segitiga pada
dindingnya.
Pada kenyataannya, permukaan air akan mengikuti kontur.Pada
perencanaan sump ini digunakan volume sump sebesar persediaan 10
jam dari debit air yang masuk ke tambang.
Untuk 5 tahun pertama penambangan, dimensi sump yang
direncanakan adalah kedalaman 4 meter, panjang 50 meter dan lebar
40 m (Gambar 2.24).

50 m

4m

40 m

Gambar 2.24. Sketsa Bentuk Sump


RENCANA KEGIATAN
II - 63
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

3) Rancangan Kolam Pengendap Lumpur (Setling Pond)


- Kolam pengendap lumpur dimaksudkan sebagai lokasi
penampungan air dari dalam sump maupun dari saluran penirisan
di sekitar lokasi tambang dan sarana/prasarana pendukungnya.
Dalam kolam pengendapan air yang masuk diendapkan sehingga
air yang keluar dari kolam pengendapan tidak membawa partikel-
partikel.
- Lokasi kolam pengendapan direncanakan berada di bagian barat
front penambangan. Kolam tersebut terdiri dari kolam
pengendapanutama (80 x 50 x 4) m dan kolam pengendapan
pembantu (50 x 25 x 4) m.
- Untuk mengintensifkan pengendapan yang berlangsung di kolam
pengendapan, maka kecepatan aliran air di dalam kolam
pengendapan perlu dikurangi, untuk itu di dalam kolam
pengendapan dipasang tanggul berselang-seling dari tanah
(Gambar 2.25). Selain berfungsi untuk mengurangi laju aliran air,
tanggul tersebut juga berfungsi untuk menempatkan peralatan
mekanis pada saat pengerukan kolam pengendapan.
- Pengurasan kolam pengendapan lumpur dilakukan secara berkala
agar kapasitas kolam pengendapan dapat dipertahankan dan
proses pengendapan dapat berlangsung dengan efektif. Lumpur
hasil pengurasan di dumping ke disposal area agar air limpasan
dari lumpur dapat dikelola dalam KPL fasilitas disposal area.
- Saluran keluar (outlet) kolam pengendapan dibuat lebar 5 meter
dengan menggali dinding kolam ± 40 cm sehingga hanya air di
permukaan kolam pengendap saja yang dapat keluar, sehingga
dampak lingkungan yang ditimbulkan dapat diminimalisir.

RENCANA KEGIATAN
II - 64
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.25. Sketsa Kolam Pengendap Lumpur

4) Pemilihan Jenis Pompa


Pemilihan jenis pompa didasarkan pada kapasitas pompa untuk
mengalirkan air yang masuk ke dalam tambang, selain itu juga
memperhatikan faktor teknis di lapangan.
Untuk pompa penirisan tambang, jenis yang paling umum
digunakan adalah pompa centrifugal dengan tipe rendam (submersible
pump).Total daya pompa yang dibutuhkan untuk memompakan air dari
sump tambang ke kolam pengendap lumpur adalah 327 kW.

Perhitungan Jumlah Pompa


Salah satu komponen penting dalam membuat rancangan
penyaliran air tambang adalah memilih dan menentukan jumlah pompa.
Karena, keberhasilan mengatasi air tambang selain tergantung pada
ketepatan perhitungan jumlah air tambang, dimensi dan letak
rancangan saluran penyaliran, juga kapasitas dan jumlah pompa yang
dipakai. Kapasitas dan jumlah pompa yang akan digunakan pada
umumnya ditentukan berdasarkan debit pompa, kemampuan mengatasi
head (total head), daya dan harga. Maka, pompa yang digunakan pada
daerah penelitian mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

Jenis pompa : Centrifugal Pumps


Kapasitas maksimum : 100 – 150 m3/jam
Kemampuan mengatasi head (total head) : 70 meter
Efisiensi kerja : 65%.
RENCANA KEGIATAN
II - 65
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Dalam penentuan jumlah pompa yang akan digunakan


untuk penirisan tambang, jumlah pompa ditentukan berdasarkan
rekomendasi dengan perbandingan 2 : 1 dengan jumlah debit total
air yang masuk ke tambang.

5) Penirisan Air di Dumping Area


Lokasi penimbunan tanah penutup (dumping area) di luar
tambang merupakan lokasi yang memiliki ketinggian lebih tinggi dari
daerah di sekitarnya, oleh karenanya air hujan yang jatuh di lokasi
dumping area akan mengalir ke bawah dan dapat mengakibatkan
gangguan operasional penimbunan serta dampak lingkungan.
Air hujan yang jatuh di lokasi dumping area dialirkan melalui
saluran air yang dibuat di sekeliling lokasi dumping area, air tersebut
dialirkan ke kolam pengendapan.
Metode penanganan tanah penutup yang direncanakan adalah
dengan cara back filling, oleh karenanya dumping area di luar tambang
(outsite dump) hanya dibuat untuk tahap-tahap awal penambangan.
Setelah dilakukan back filling, kegiatan outside dump tidak akan
berlangsung lagi. Dengan demikian setelah dilakukan backfilling, luasan
lokasi dumping area relatif konstan.

6) Pengendalian Air Tambang


Untuk dapat melakukan pengendalian air tambang dengan baik
perlu diketahui sumber dan perilaku air. Sumber air yang masuk ke
lokasi penambangan, dapat berasal dari air hujan yang langsung
masuk ke dalam lubang bukaan tambang, air permukaan tanah dan air
bawah tanah. Jumlah air hujan yang langsung masuk ke lokasi
penambangan tergantung dari luas pit yang dibuka dan intensitas hujan
yang jatuh pada bukaan tambang tersebut. Air permukaan tanah
merupakan air yang terdapat dan mengalir di permukaan tanah. Jenis
RENCANA KEGIATAN
II - 66
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

air ini meliputi air limpasan permukaan, air sungai, rawa atau danau
yang terdapat di daerah tersebut dan mata air. Sedangkan air bawah
tanah merupakan air yang terdapat dan mengalir di bawah permukaan
tanah. Jenis air ini meliputi air tanah dan air rembesan.
Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat
dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1) Mine Drainage
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya atau
mengalirnya air ke daerah penambangan. Hal ini umumnya
dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari
sumber air permukaan. Adalah metode mine drainage yang
digunakan untuk mencegah agar air tersebut tidak masuk ke lokasi
penambangan adalah dengan membuat paritan/saluran di sekeliling
pit atau di lereng pit untuk mengalirkan air tersebut ke daerah lain
yang lebih rendah.

2) Mine Dewatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk
ke daerah penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air
yang berasal dari air hujan. Adapun metode mine dewatering yang
digunakan untuk mengatasi masalah air pada pit adalah metode
open sump. Open sump (kolam terbuka) adalah suatu metode
penyaliran dengan cara membuat sumuran (sump) di elevasi
terendah daerah penambangan (lantai tambang). Sistem ini
diterapkan untuk membuang air tambang dari lokasi kerja tambang.
Air tambang dikumpulkan pada sumuran (sump), kemudian dipompa
keluar pit.
Elevasi sump dibuat lebih rendah dari elevasi daerah
penggalian agar daerah penggalian tidak tergenang air, sehingga
semua air mengalir ke dalam sump. Untuk menjaga agar tidak terjadi
genangan air pada lereng (yang dapat menyebabkan terganggunya

RENCANA KEGIATAN
II - 67
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

kemantapan lereng), maka lantai jenjang dibuat miring dan pada sisi
jenjang dibuat paritan. Paritan ini akan mengalirkan air langsung
keluar daerah tambang. Air yang tidak mungkin dialirkan langsung
keluar daerah tambang akan dialirkan ke sumuran yang terdapat
pada lantai tambang. Selanjutnya air akan dipompa ke luar pit.
Kemudian diendapkan dalam kolam pengendapan yang ditempatkan
pada lokasi-lokasi tertentu, sebelum dialirkan ke sungai-sungai di
sekitar daerah tambang.
Air hasil mine dewatering ini merupakan air yang berada di
bawah permukaan tanah ditemukan pada akifer. Pergerakannya
sangat lambat yakni antara 10-10-10-2 m/detik. Air tanah memiliki
kandungan besi relatif tinggi. Jika mengalami kontak dengan udara
dan mengalami oksidasi maka ion ferri pada ferri hidroksida
[Fe(OH)3] akan teroksidasi menjadi ion ferro, segera mengalami
presipitasi akan membentuk kemerahan pada air. Air asam tambang
adalah produk yang terbentuk akibat oksidasi mineral yang
mengandung besi-sulfur seperti pirit (FeS 2) atau pirotit (FeS) oleh
oksidator yang berasal dari atmosfer.
Ketika ion logam terdapat bersamaan dengan mineral pirit
atau pirotit, maka akan terjadi efek sekunder akibat oksidasi mineral
yang mengandung besi sulfur menjadi asam sulfat dan besi ferik. Air
asam tambang yang tidak dikelola dengan baik, menyebabkan dua
dampak lingkungan yakni turunnya nilai pH yakni pengasaman yang
disebabkan oleh asam sulfat dan terlarutnya logam berat yang
disebabkan oleh ion besi. Produk ini timbul ketika air bawah tanah
terbuka akibat penambangan. Dalam pengelolaannya air asam
tambang ini diteruskan ke kolam pengendap lumpur.

7) Debit Air Tambang

RENCANA KEGIATAN
II - 68
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Jumlah keseluruhan air tambang yang masuk ke pit terdiri dari


debit air hujan, debit air limpasan, dan debit air tanah yang masuk ke
pit. Total debit air ini dapat diketahui melalui perhitungan di bawah ini.

a) Debit Air Hujan Masuk ke Pit


Adapun air yang masuk kedalam tambang ini berasal dari air
hujan yang langsung masuk ke area penambangan, yang dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :

Q P = A x CH max

Keterangan :
Q P : debit air yang langsung masuk ke area tambang (m 3/detik)
CHmax: curah hujan harian maksimum (m/detik)
A :luas area penambangan (m2)

Debit air hujan yang langsung masuk ke pit pada daerah


penelitian dapat diketahui dengan perhitungan di bawah ini, yaitu :
Diketahui :
Hari hujan rata-rata : 196,2 hari

CH rencana maksimum: 2.862 mm/th = 2,862 m/th = 0,0078


m/hari
Luas pit : 38,3 Ha = 383.000 m2.

Maka, debit air hujan yang masuk ke dalam pit adalah sebagai
berikut:
Qh = Cuarh hujan maksimum x Luas pit
Qh = 0,0078 m/hari x 383.000 m2
Qh = 2987,4 m3/hari
Qh = 0,0345 m3/detik.

b) Debit Air Limpasan Masuk ke Pit


Air limpasan yang masuk ke pit tersebut terjadi karena air hujan
yang mencapai permukaan tanah tidak terinfiltrasi ke dalam
tanah, atau air hujan yang telah masuk ke dalam tanah
RENCANA KEGIATAN
II - 69
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

kemudian keluar lagi ke permukaan tanah, sehingga akan


mengalir ke daerah yang lebih rendah, dalam hal ini yaitu lubang
bukaan tambang (pit). Debit air limpasan (run off) ini dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :

Q P = 0,278 C I A ( m3/detik )

Keterangan :
Q P : debit puncak (m3/detik)
C : koefisien air limpasan
I: intensitas hujan ( mm/jam)
A : luas daerah DTH (km2)

Debit air limpasan (run off) yang masuk ke dalam pit pada
daerah penelitian dapat diketahui melalui perhitungan di bawah
ini :

Diketahui :
C =0,75 (merupakan koefisien limpasan untuk dasar pit
dan jenjang)
I = 5,81 mm/jam
A=151,36 ha = 1,5136 km2

Maka, banyaknya air limpasan yang masuk ke pit adalah :

QP = 0,278 . C . I . A
QP = 0,278 x 0,75 x 5,81 x 1,5136
QP = 1,834 m3/detik

c) Debit Air Tanah Masuk ke Pit


Setelah melakukan kajian hidrogeologi, dapat diketahui tentang
potensi ketersediaan air tanah pada daerah penelitian, termasuk
di dalamnya yaitu karakteristik akifer, tinggi muka air tanah, dan
sebagainya. Air tanah yang masuk ke dalam pit dapat terjadi
karena adanya perbedaan tinggi muka air tanah akibat
pembukaan lahan untuk dijadikan pit, sehingga air tanah akan
RENCANA KEGIATAN
II - 70
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

mengalir ke daerah yang lebih rendah dan akan merembes ke


permukaan. Debit air tanah yang masuk ke pit ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :

Q akf = A.k

Keterangan :
Q akf : debit air tanah yang masuk ke pit (m3/detik)
k : koefisien permeabilitas batuan (m/detik)
A : luas akuifer terbuka (m2)

Debit air tanah yang masuk ke dalam pit pada daerah penelitian
dapat diketahui melalui perhitungan di bawah ini :

Diketahui :
h = 3 m (tebal akifer)
L pit = 300 m
k = 2,3 x 10-5 m/detik
A = L pit . h
= 300 m x 3 m
= 900 m2

Maka, debit air tanah yang masuk ke pit adalah :


Q akf = A.k
= 900 m2 . 2,3 x 10-5 m/detik
= 0,02 m3/detik.

d) Total Debit Air Masuk ke Pit


Total debit air yang masuk ke dalam pit adalah jumlah
keseluruhan air yang masuk ke pit, yaitu terdiri dari debit air hujan,
debit air limpasan, dan debit air tanah yang masuk ke pit. Total
debit air ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :

RENCANA KEGIATAN
II - 71
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Q total = Q h + Q P + Q akf

Keterangan :
Qh : debit air hujan yang masuk ke pit (m3/detik)
QP : debit air limpasan yang masuk ke pit (m3/detik)
Q akf : debit air tanah yang masuk ke pit (m3/detik)

Maka, jumlah total debit air yang masuk ke pit pada daerah
penelitian adalah :
Q total = Q h + Q P + Q akf
= (0,0345 + 0,464 + 1,834 m3/detik
= 2,333 m3/detik = 8.398,8 m3/jam.

F. Kegiatan Utilitas
Pengadaan fasilitas penunjang sangat perlu untuk mendukung
kegiatan utama penambangan sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang
telah direncanakan. Lokasi fasilitas penunjang ini dapat dilihat pada lampiran
peta situasi tambang dimana terlihat adanya pengkonsentrasian
pada daerah tertentu untuk memudahkan pengaturan dan pengawasan
kegiatantambang, yang biasanya dekat dengan daerah penambangan.
Lokasi dan tata letak fasilitas penunjang untuk penambangan adalah sebagai
berikut:
1) Outside Dump
Outside dump diperlukan sebagai tempat penimbunan lapisan
penutup batubara pada tahap awal penambangan. Lokasi outside dump
yang direncanakan berjarak antara 1000 – 1500 m dari lokasi
penambangan. Saat penambangan berjalan sesuai waktu yang
ditentukan, penimbunan overburden bisa dilakukan dengan sistem back
filling yang berarti jarak dumping overburden lebih dekat

2) Bengkel

RENCANA KEGIATAN
II - 72
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Bengkel merupakan tempat perawatan dan perbaikan peralatan


tambang sehingga alat-alat tersebut dapat beroperasi secara kontinu dan
tidak mengalami penurunan produktivitas. Ukuran bengkel akan disesuaikan
dengan jumlah dan ukuran alat yang dipergunakan. Panjang bengkel sama
dengan 3 kali ukuran alat tambang yang terlebar (Excavator PC 1250 LC-7)
ditambah kantor bengkel. Lebarnya sama dengan ukuran alat tambang
terpanjang dan tingginya sama dengan tinggi alat yang tertinggi. Gudang
berfungsi menyimpan suku cadangdan peralatan yang digunakan.
Bangunan gudang ini biasanya satu bangunan dengan bengkel dan
luasnya rata-rata sepertiga luas bengkel. Pemilihan lokasi bengkel ini
diusulkan dekat dengan kegiatan penambangan (di dalam daerah
penambangan) agar memudahkan dalam perawatan dan perbaikan
peralatan yang rusak.

3) Sarana Perkantoran
Merupakan pusat pengendalian dari kegiatan-kegiatan penambangan,
baik kegiatan administrasi maupun kegiatan operasional di lapangan.
Ukurannya disesuaikan dengan jumlah karyawan yang bekerja. Lokasi dipilih
berdasarkan kemudahan jalan masuk dan keluar daerah tambang.

4) Perumahan/Mess
Sarana ini penting sebagai tempat tinggal bagi para pekerja selama
kegiatan penambangan berlangsung. Sarana air bersih, kawasan recreation
hall dan kantin sebaiknya disediakan dekat dengan perumahan/mess.

5) Pos Keamanan
Lokasinya terletak di daerah yang menjadi jalan keluar masuk daerah
tambang.

RENCANA KEGIATAN
II - 73
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

6) Poliklinik
Lokasinya dekat dengan fasilitas perumahan karyawan, sedangkan
keperluan P3K desediakan di dalam bangunan-bangunan fasilitas yang ada,
seperti kantor, bengkel dan fasilitas lainnya.

7) Unit Pemadam Kebakaran/Rescue


Alat pemadam api merupakan suatu alat yang ada pada setiap
kegiatan yang dapat menimbulkan api dan penyimpanannya harus
memenuhi Keputusan Menteri Energi Pertambangan Nomor
555K/MEN/1995, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Pertambangan Umum. Alat/daerah yang harus dilengkapi alat pemadam
kebakaran adalah bengkel, kantor, ruang diesel, lokasi/gudang bahan
peledak dan ruang panel listrik.

8) Mesjid/Mushola
Mesjid sudah ada dekat dengan rencana fasilitas perumahan
karyawan, sedangkan mushola dibangun di dekat kantor dan bengkel.

9) Tangki Bahan Bakar dan Garasi


Untuk lokasi tangki bahan bakar dipilih yang dekat dengan lokasi
penambangan, terlindungi dari bahaya petir dan dipagari dengan kawat
berduri. Kapasitas tangki bahan bakar dibuat untuk stok bahan bakar selama
kira-kira satu bulan.
10) Pembangkit Tenaga Listrik Diesel (PLTD)
Merupakan sumber tenaga listrik untuk keperluan penerangan bagi
daerah tambang, juga untuk pengoperasian alat-alat listrik serta sumber
tenaga bagi pemompaan air dari dalam tambang keluar tambang. Besarnya
daya pembangkit adalah 302 kVA sesuaikan dengan kebutuhan pemakaian.
Lokasinya dekat dengan lokasi bengkel dan didistribusikan ke berbagai
tempat yang memerlukan listrik, sedangkan untuk keperluan operasi di

RENCANA KEGIATAN
II - 74
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

malam hari di beberapa permukaan kerja digunakan genset-prime mover (air


cooled) dengan menara lampu.

11) Fasilitas lainnya


Fasilitas lainnya adalah tempat pembibitan tanaman untuk reklamasi
daerah bekas tambang. Areal pembibitan dibangun tersebar di beberapa
tempat dekat pit penambangan, luas areal pembibitan sekitar 1 ha untuk tiap
pit penambangan.

G. Penanganan Bahan Kimia Bekas


Bahan kimia bekas yang digunakan pada tahap operasi akan
ditempatkan dalam bangunan gudang penyimpanan sementara B3/limbah
B3. Selanjutnya terhadap faslitas gudang B3 ini akan diajukan pengurusan
izinnya ke Bupati Muara Enim.
Jenis bahan kimia bekas umumnya terdiri dari minyak pelumas,
plastik/rubber, grease, powder dan reagen-reagen kimia. Untuk penanganan,
Penyimpanan bahan kimia bekas khususnya yang merupakan Iimbah B3
mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah B3.
Persyaratan pengemasan limbah B3:
1) Kemasan (drum, tong atau container) dalam kondisi baik tidak bocor,
berkarat atau rusak;
2) Kemasan berupa drum atau tong volume kemasan 50 l, atau 100 l
atau 200 l;
3) Limbah B3 yang disimpan dalam satu kemasan adalah limbah yang
sama;
4) Untuk mempermudah pengisian limbah B3 ke dalam kemasan terlebih
dahulu dapat dikemas dalam kantong kemasan yang tahan terhadap
sifat limbah B3;
5) Pengisian limbah B3 dalam satu kemasan mempertimbangkan
karakteristik dan jenis limbah;

RENCANA KEGIATAN
II - 75
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

6) Kemasan yang telah diisi Limbah B3 ditandai dengan simbol atau


label;
7) Melakukan pemeriksaan tiap satu minggu terhadap kemasan yang
telah berisi limbah B3;
8) Kemasan yang rusak tidak digunakan kembali sebagai kemasan
limbah B3 dan harus diperlakukan sebagai limbah B3;
9) Tata ruang fasilitas penyimpanan sementara limbah B3 disajikan
melalui Gambar 2.15. Neraca limbah B3 juga disajikan sebagaimana
Tabel 2.14.

Tabel 2.14. Lembar neraca limbah bahan berbahaya dan beracun


Masuknya Limbah B3 Ke TPS Keluarnya Limbah B3 Dari TPS Sisa
No Jenis Tanggal Sumber Jumlah Maksimal Tanggal Jumlah Tujjuan Bukti Sisa B3
Limbah Masuk Limbah Limbah Penyimpan Keluar Limbah Penyerah Nomor yang ada
B3 Limbah B3 B3 an Limbah B3 an Dokumen di TPS
Masuk B3 Masuk s/d Tgl: (ton (ton/kg)
(t=0 + 90 atau kg)
hr, 180 hr)
(A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J) (K)
KETERANGAN:
1. Jika masuknya limbah B3 tidak per hari, maka pengisian form ini diseuaikan dengan
masuknya limbah ke TPS.
2. Batasan waktu penyimpanan di TPS 90 hari, maksimum 180 hari.

H. Reklamasi dan Revegetasi Lahan


Kegiatan reklamasi dalam tahap operasi ini dilakukan pada area
penambangan yang produksi batubaranya dinyatakan telah habis atau
tidak ekonomis lagi, segera direklamasi dengan penataan kembali area
tambang dengan pengembalian batuan penutup, membentuk kontur
mendekati kondisi semula. Terakhir permukaan areal ditutupi dengan

Fasilitas 1 Tempat parkir 1


pencu
cian 2
3
Tempat
Tangki
limbah penyimpanan
ke 1 RENCANA KEGIATAN
cair Tem II - 76
pat pe
nyim
panan
ke 2
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Bak
pe
nam
pung

Keterangan: Pagar pengamanan 1. Pos jaga


Pintu gerbang 2. Kantor Administrasi
Sumur pantau 3. Laboratorium

Gambar 2.26. Tata ruang fasilitas TPS limbah B3

lapisan tanah pucuk berbahan organik sesuai kondisi semula dengan tingkat
kesuburan alami lebih baik dari batuan pentutup.
Langkah selanjutnya dilakukan revegetasi, menggunakan jenis
tumbuhan pioner dan atau tumbuhan lokal dengan laju vegetatif tinggi.
Untuk mendukung keberhasilan revegetasi, permukaan lahan revegetasi
dipacu dengan pupuk hijau jenis kacang-kacangan.
Ketika Pit 1 sudah ditambang dan penambangan diteruskan ke Pit 2
maka dilakukan penutupan Pit 1,dilanjutkan revegetasi dengan tanaman
accasia.Dipilihnya tanaman ini dengan pertimbangan pertumbuhannya dapat
lebih cepat dibanding dengan tanaman lain. Pada kegiatan yang akan
datang kegiatan revegetasi ini akan diusahakan untuk menanam tumbuh-
tumbuhan lokal setelah berkonsultasi dengan Dinas Kehutanan.

I. Pelepasan Tenaga Kerja


Bahwa lebih dari 30% dari jumlah tenaga kerja yang bekerja pada
penambangan batubara PT PGU adalah tenaga kerja perusahaan
kontraktor. Dengan demikian, setiap kali terjadi penyelesaian bidang
pekerjaan terjadi pemutusan hubungan kerjasama dengan perusahaan mitra

RENCANA KEGIATAN
II - 77
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

dan sekaligus juga terjadi penyelesaian hubungan kerja. Tahap ini adalah
penyelesaian hubungan kerja dan pengalihan profesi pekerja untuk tahap
kedua.
Sama dengan penyelesaian hubungan kerja pada tahap pertama,
yaitu ada kemungkinan akan terjadi pembuatan kontrak baru antara PT
PGU dengan perusahaan mitra untuk bidang pekerjaan yang lain. Jika
terjadi perpanjangan kontrak atau pembuatan kontrak baru maka hubungan
kerja antara perusahan mitra dengan tenaga kerja tetap berlangsung.
Namun ada kemungkinan lain bahwa setelah hubungan kerja antara pihak
perusahaan mitra dengan tenaga kerja selesai maka akan terjadi pengalihan
profesi kerja ke bidang pekerjan lain. Hal ini dapat terjadi dengan perjanjian
kontrak dengan perusahaan mitra maupun dengan perusahaan lain, baik
dengan perusahaan bermitra dengan PT PGU maupun dengan perusahaan
non mitra. Secara keseluruhan kegiatan pelepasan tenaga kerja akan
mengacu ke Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan agar tidak terjadi konflik sosial dari pemutusan hubungan
kerja.

J. Program Corporate Social Responcibility yang Berkelanjutan


Seiring dengan pesatnya perkembangan sektor dunia usaha sebagai
akibat liberalisasi ekonomi, berbagai kalangan swasta, organisasi
masyarakat, dan dunia pendidikan berupaya merumuskan dan
mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha dalam hubungannya
dengan masyarakat dan lingkungan.
Upaya tersebut secara umum disebut sebagai corporate social
responsibility (CSR) yang dimaksudkan untuk mendorong dunia usaha lebih
etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak berpengaruh atau
berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya, sehingga
pada akhirnya dunia usaha akan dapat bertahan secara berkelanjutan
untuk memperoleh manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia
usaha.

RENCANA KEGIATAN
II - 78
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

PT.PGU akan memegang prinsip CSR ini sebagai bagian dari strategi
bisnis, dengan mengimplementasikan rencana kegiatan dari program CSR
yang dirancang sesuai kebutuhan masyarakat. Program CSR akan
melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus
membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada akhirnya akan
tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam program tersebut.
Pelaksanaa CSR ini akan mengutama kegiatan yang secara lansung dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat misalnya dibidang pendidikan, keterampilan,
kegiatan olah raga, kegiatan social dan kegiatan lain sesuai aspirasi
masyarakat sekitar lokasi.

2.4.2.4. Tahap Pasca Operasi


Operasi Kegiatan penambangan batubara akan dihentikan dan
pengoperasian fasilitas dan infrastruktur tambang akan dikurangi sehubungan
dengan habisnya cadangan batubara yang layak ditambang. Rencana
penutupan tambang yang akan mengacu kepada buku pedoman sistem
pengelolaan lingkungan yang dimiliki oleh PT. PGU dan disesuaikan dengan
pedoman lain dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah
Daerah dan Instansi terkait lainnya.
Rencana Penutupan Tambang akan disiapkan perusahan selama
pengoperasian tambang dengan partisipasi aktif dari instansi terkait lainnya.
Rencana Penutupan Tambang ini disampaikan kepada Direktur Jenderal
Mineral dan Batubara selambat-lambatnya (satu) tahun sebelum berakhirnya
opersi tambang. Pelaksanaan reklamasi dan penutupan tambang akan
mengacu ke Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral nomor 07
Tahun 2014 tentang Reklamasi dan Pascatambang. Penjabaran secara umum
mengenai rencana kegiatan pada tahap pasca operasi antara lain dapat
dijelaskan berikut ini.
A. Pembongkaran dan Demobilisasi Peralatan
Seluruh fasilitas perataan tambang akan dibongkar setelah
berakhirnya tahap operasi. Peralatan ini akan dibawa keluar dari lokasi

RENCANA KEGIATAN
II - 79
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

untuk dimanfaatkan ditempat lain. Kegiatan ini akan langsung diikuti dengan
kegiatan perapihan lokasi areal bekas tambang perumahan dan perkantoran
akan dimanfaatkan untuk kepentingan lain.

B. Penanganan Bahan Kimia Bekas


Bahan kimia bekas yang digunakan pada tahap operasi akan
ditempatkan dalam kontainer-kontainer dan dibawa keluar lokasi. Alternatif
lain adalah menempatkan bahan kimia bekas pada suatu disposal area
dengan dimensi yang ditentukan dan kedap air sehingga pencemaran air
tanah oleh bahan kimia bekas ini dapat dihindari. Jenis bahan kimia bekas
umumnya terdiri dan minyak pelumas, plastik/rubber, grease, powder dan
reagen-reagen kimia.
Penyimpanan bahan kimia bekas khususnya yang merupakan Iimbah
B3 mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

C. Reklamasi dan Revegetasi Lahan


Kegiatan reklamasi dan rehabilitasi lahan tahap pasca operasi akan
dilakukan pada lahan-lahan yang tidak dapat dimanfaatkan lagi untuk
kegiatan selanjutnya dan lahan-lahan yang belum selesai reklamasi pada
tahap opeasi. Kegiatan PT. PGU meliputi penataan kembali areal tambang
dengan cara perataan daerah timbunan batuan penutup dan membentuk
kontur mendekati kondisi permukaan sebelumnya. Setelah itu bentuk
permukaannya dilapisi dengan lapisan tanah pucuk yang subur dengan
ketebalan 0,5 sampai dengan 0,75 m selanjutnya lokasi yang sudah tertutup
oleh tanah pucuk akan ditaburi atau ditanami dengan bibit-bibit tanaman,
baik yang bersifat sebagai tanaman penutup (cover crop) seperti Cetrocema
pubescens maupun tanaman komersil seperti sungkai, sengon, dan atau
tanaman penghijauan lainnya.
Daerah yang secara tidak langsung terganggu oleh aktiftas
penambangan juga akan ditanami kembali seperti daerah bekas tambang

RENCANA KEGIATAN
II - 80
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

lainnya. Kegiatan reklamasi dan revegetasi area tambang dan area lain
yang terganggu akibat tidak langsung dari penambangan akan dilakukan
secara pararel mengikuti reklamasi pada area yang lainnya terganggu oleh
tambang.
Dalam melaksanakan reklamasi dan revegetasi tersebut di atas, ada
proses standar yang berlakukan secara umum di lingkungan PT Pacific
Global Utama, yaitu:
1. Reklamasi di lahan bekas tambang ditutup kembali dengan batuan
penutup sedikitnya sampai ketinggian permukaan tanah setempat.
Bentuk rupa bumi setelah reklamasi dibentuk serata mungkin dengan
kemiringan maksimal 25% untuk meminimalkan terjadinya erosi
permukaan. Sedangkan pola aliran air permukaan dibentuk selandai
mungkin dengan kemiringan kurang dari 5%.
2. Peralatan yang biasa digunakan dalam tahap reklamasi ini
menggunakan bulldozer, excavator dan dump truck yang berukuran
kecil. Hal ini untuk menghindari proses pamadatan yang berlebihan
sehingga akan mengurangi kesuburan dari tanah pucuk yang
disebarkan. Sedangkan untuk penanaman bibit-bibit pohon dilakukan
dengan cara manual yaitu dengan menggunakan cangkul.
3. Kegiatan reklamasi dilaksanakan pada areal penambangan terakhir yang
telah ditutup, sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya
Mineral Nomor 7 tahun 2014 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang.
Semua hasil reklamasi yang telah dilakukan baik sejak dibukanya
tambang hingga tambang ditutup akan dipelihara terus menerus sampai
waktu yang telah ditentukan oleh departemen terkait untuk memenuhi
kriteria keberhasilan reklamasi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial No. P.04/V-SET/2009 tentang
Pedoman Monitoring dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai.
4. Reklamasi dilakukan terhadap areal bekas tambang, timbunan tanah
penutup maupun areal terganggu lainnya akibat tambang dan
pengoperasian fasilitas dan infrastruktur tambang. Kegiatan reklamasi

RENCANA KEGIATAN
II - 81
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

yang meliputi penataan ulang daerah penimbunan tanah penutup dan


penyebaran tanah pucuk akan dilanjutkan dengan penanaman areal
tersebut dengan menggunakan jenis tanaman yang cepat tumbuh,
tanaman lokal perintis dan tanaman penutup untuk membantu
memperkecil erosi yang terjadi.
5. Perencanaan bentuk lahan akhir (topografi) dirancang sedemikian rupa
hingga mendekati topografi awal disekitar daerah tambang. Drainase
alami diposisikan kembali semaksimal mungkin mendekati kondisi
sebelum penambangan dan mencapai kestabilan lahan yang aman.
Penimbunan kembali lahan bekas tambang dengan tanah penutup
dilaksanakan hingga mencapai elevasi lapisan batubara yang tertinggi
(dekat dengan permukaan tanah). Pencapaian kestabilan lahan dimulai
sejak tahap pembentukan lereng sampai pada tahap revegetasi.
6. Selesainya penataan kembali tanah penutup akan diikuti dengan
penyebaran tanah pucuk yang telah disimpan atau diamankan disuatu
tempat pada saat pembukaan lahan. Penanaman tumbuhan harus
segera dilakukan untuk mengamankan tanah dari erosi. Tataguna akhir
lahan yang dgunakan akan mengacu ke peraturan Pemerintah Daerah
Kabupaten Muara Enim.
7. Perencanaan yang dibuat akan menggambarkan suatu tataguna lahan
tertentu yang juga memungkinkan adanya kombinasi pelaksanaan dari
beberapa sistem tataguna pencapaian kestabilan lahan yang lebih cepat.
8. Pemilihan jenis tanaman keras (perrenial crops) akan dilakukan
berdasarkan masukan-masukan yang akan diperoleh dari dinas
Kehutanan Kabupaten Muara Enim maupun badan-badan penelitian
kehutanan lainnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan.

D. Penyerahan Lahan Bekas Tambang dan Aset Tambang


Menjelang dan pada akhir kegiatan penambangan seluruh fasilitas dan
infrastruktur tambang seperti jaringan jalan, alat tambang, sistem
penyediaan tenaga listrik dan air bersih, akan didata dan dipersiapkan

RENCANA KEGIATAN
II - 82
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

rencana pengelolaannya dengan berkonsultasi ke Direktorat Jenderal


Mineral dan Batubara, Pemerintah Daerah Provinsi SumateraSelatan dan
Pemerintah Kabupaten Muara Enim.
Rencana pengelolaan tersebut mempertimbangkan aspek tata ruang
dan tata guna lahan, bentang alam, letak fasilitas dan infrastruktur tambang
yang telah ada serta nilai manfaat bagi masyarakat setempat. Bagi aset
yang masih dimanfaatkan oleh masyarakat, maka akan diserahkan ke pihak
Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim.
Sinergis dengan kegiatan tersebut juga dilakukan perencanaan yang
mantap untuk pemanfaatkan lahan bekas tambang (after mining land use).
Lahan yang telah di back filling dapat diperuntukkan sebagai lahan
kehutanan dan tanaman perkebunan dengan jenis tanaman antara lain:
Mahoni (Swietine mahagoni), Bambu (Pellacalyx axillaris), Saga (Poinciana
regia), Sengon (Albizzia chinensis), Accasia mangium, Pulai (Alstonia
angustiloba), sebelum lahan tersebut ditanami pohon, maka terlebih dahulu
ditanami dengan tanaman penutup tanah (LCC).
Lubang tambang pada akhir tahap operasi tidak dapat dihindari, oleh
karena itu alternatif pemanfaatannya, diantaranya untuk kolam ikan,
penampungan air, tempat wisata air atau tempat penimbunan bahan
tambang dengan mengacu ke peraturan perundangan yang berlaku serta
melalui konsultasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim agar
dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan perencanaan wilayah.

2.4. Alternatif-Alternatif yang Dikaji Dalam ANDAL


Dalam hal kegiatan penambangan dan rangkaian kegiatan lainnya tidak
ada alternatif, karena berdasarkan hasil kelayakan teknis pelaksanaan
penambangan batubara ini sudah diitetapkan dengan jelas.

RENCANA KEGIATAN
II - 83
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

2.5. Keterkaitan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Kegiatan


Lain Di Sekitarnya
Wilayah izin usaha operasi produksi PT. PGU berada dalam kawasan
budidaya untuk hortikultura, pertanian lahan kering yang diusahakan dengan
perkebunan karet rakyat.
Di sebelah utara dari WIUP OP PT PGU terdapat kegiatan
pertambangan batubara:
1) PT Batubara Bukit Kendi,
2) PT Bukit Asam (Persero) Tbk.,
3) PT Prima Mulia Sejahtera,
4) PT Bara Anugrah Sejahtera,
5) PT Manambang Muara Enim.
Di sebelah timur WIUP OP PT. PGU terdapat kegiatan pertambangan
batubara: PT Prima Mulia Sarana Sejahtera dan di sebelah selatan WIUP OP
PT PGU terdapat kegiatan pertambangan batubara PT Sriwijaya Bara
Priharum. Peta kegiatan lain di sekitar lokasi pertambangan, disajikan dalam
Gambar 2.27.

2.6. Batas Wilayah StudiI


Batas wilayah studi dimaksudkan untuk membatasi luasan wilayah studi
dalam Adendum ANDAL dan RKL-RPL yang disesuaikan dengan hasil
pelingkupan dampak penting hipotetik sebelumnya. Wilayah studi merupakan
wilayah yang secara geografis menentukan batas proyek, batas ekologis,
batas sosial dan batas administratif, karena berkepentingan dengan penentu
lokasi pengambilan contoh uji dan penentuan sekaligus evaluasi dampak yang
akan terjadi.

2.6.1. Batas Proyek


Adalah ruang dimana seluruh komponen kegiatan/rencana
kegiatan akan dilakukan, termasuk komponen kegiatan tahap

RENCANA KEGIATAN
II - 84
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

prakonstruksi, konstruksi dan operasi, dalam hal ini meliputi areal seluas
1.485 ha.
2.6.2. Batas Ekologis
Adalah ruang tempat terjadinya sebaran dampak-dampak
lingkungan dari kegiatan pertambangan batubara mengikuti media udara
dan atau air, dimana proses alami yang berlangsung dalam ruang
tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Dalam hal
ini ditetapkan menurut Sub Daerah Aliran Sungai Enim untuk kualitas air
dan pada radius 1 km arah angin dominan untuk kualitas udara.

2.6.3. Batas Sosial/Adminstratif


Adalah ruang di sekitar kegiatan/rencana kegiatan yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial,
mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan, sesuai dengan
proses dan dinamika sosial suatu kelompok masyarakat yang
diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat kegiatan
pertambangan batubara, meliputi sebagian Desa Pulau Panggung,
Tanjung Lalang, Seleman dan Penyandingan, Kecamatan Tanjung
Agung.

1.3.4. Batas Wilayah Studi


Merupakan garis luar gabungan dari batas proyek, batas ekologis
serta batas adminstratif, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.28.

RENCANA KEGIATAN
II - 85
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.27. Peta kegiatan lain

RENCANA KEGIATAN
II - 86
ADENDUM ANDAL, RKL-RPL PERTAMBANGAN BATUBARA PT 2015
PACIFIC GLOBAL UTAMA

Gambar 2.28. Peta BWS

RENCANA KEGIATAN
II - 87

Anda mungkin juga menyukai