Anda di halaman 1dari 17

NOTULEN RAPAT PEMERIKSAAN FORMULIR KA-ANDAL

RENCANA PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT SERTA PENAMBAHAN FASILITAS


PENDUKUNG KAPASITAS PRODUKSI MENJADI 60 TON TBS/JAM LUAS LAHAN 498.770 M 2
DI DESA SUNGAI RAMBUTAN KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR
PROVINSI SUMATERA SELATAN OLEH PT. PT. GOLDEN OILINDO NUSANTARA

I. PELAKSANAAN RAPAT
Hari/Tanggal : Jum’at / 10 Nopember 2023
Pukul : 08.30.00 WIB – selesai
Tempat : Ruang Aula Kalpataru Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera
Selatan
Acara : Rapat Pemeriksaan Formulir KA-ANDAL Rencana Pengembangan Pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit serta Penambahan Fasilitas Pendukung Kapasitas Produksi menjadi 60
Ton TBS/Jam Luas Lahan 498.770 M 2 di Desa Sungai Rambutan Kecamatan
Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan oleh PT. Golden
Oilindo Nusantara
Pemimpin rapat : Kepala Seksi Pengkajian Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan
Provinsi Sumatera Selatan Selaku Kepala Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Provinsi
Sumatera Selatan
Peserta rapat : 1. Drs. H. Edward Candra, M.H. Pembina Tim Teknis
2. Ir. Triana Huswani, MT. Ketua Tim Teknis
3. Prof. Dr. Ir. Eddy Ibrahim, MS Anggota
4. Prof. Dr. Ir. Muhammad Faizal, DEA Anggota
5. Muhammad Abu Bakar Sidik, ST., M.Eng., PhD Anggota
6. H. Amrullah Arpan, SH,SU Anggota
7. Dr. Ir. Dwi Setyawan, M.Sc. Anggota
8. Dr. Sumi Amariena Hamim, ST., MT. Anggota
9. Ir.H. Much. Andhy SC, M.Si Anggota
10. Dr. Trisniarty Adjeng M, SE., M.M. Tenaga Ahli
11. Ellyanie, ST, MT Tenaga Ahli
12. Ali Husin, SKM Tenaga Ahli
13. Kepala Dinas PU Bina Marga dan Tata Ruang
Anggota
Provinsi Sumatera Selatan
14. Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Sumatera
Anggota
Selatan
15. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera
Anggota
Selatan
16. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ogan
Anggota
Ilir
17. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Anggota
Ruang Kabupaten Ogan Ilir
18. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Ogan Ilir Anggota
19. Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Perindustrian dan Perdagangan Kab. Ogan Ilir
20. Dinas Perkebunan dan Peternakan Kab. Ogan Ilir Anggota

Peserta hadir : 1. Drs. H. Edward Candra, M.H.


2. Ir. Triana Huswani, MT.
3. Prof. Dr. Ir. Eddy Ibrahim, MS
4. Prof. Dr. Ir. Muhammad Faizal, DEA
5. H. Amrullah Arpan, SH,SU
6. Dr. Sumi Amariena Hamim, ST., MT.
7. Ir.H. Much. Andhy SC, M.Si
8. Dr. Trisniarty Adjeng M, SE., M.M.

1
9. Ellyanie, ST, MT
10. Ali Husin, SKM
11. Kepala Dinas PU Bina Marga dan Tata Ruang
Provinsi Sumatera Selatan
12. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan
13. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ogan Ilir
14. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Ilir
15. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Ogan Ilir
16. Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Ogan Ilir

Peserta Tidak : 1. Muhammad Abu Bakar Sidik, ST., M.Eng., PhD


Hadir 2. Dr. Ir. Dwi Setyawan, M.Sc.
3. Dinas Perindustrian Provinsi Sumatera Selatan
4. Dinas Perkebunan dan Peternakan Kab. Ogan Ilir

II. JALANNYA RAPAT


A. Pengantar/penjelasan Ketua Tim Teknis Komisi Penilai AMDAL Provinsi Sumatera Selatan :
1. Undangan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan selaku Ketua
Komisi Penilai AMDAL Nomor 005/2868/DLHP/B.I/2023 tanggal 2 Nopember 2023

2. Tim Teknis melakukan dan menyampaikan hasil penilaian aspek teknis dan kualitas dokumen
kepada Ketua Komisi Penilai AMDAL Provinsi Sumatera Selatan mengacu kepada Lampiran 2
Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

3. Menyampaikan arahan pembagian tugas kajian dalam Tim Teknis Komisi Penilai AMDAL Provinsi
Sumatera Selatan.

B. Masukan, Tanggapan dan Saran


Tim Teknis memberikan masukan, tanggapan dan saran sebagai berikut :

Penilaian Tindak Lanjut


No. Saran, Pendapat dan Tanggapan
(Halaman)
I. Ir. Triana Huswani, MT
A. Umum
1. Judul Tidak ada nama kabupaten dimana lokasi kegiatan PT. Golden
Oilindo Nusantara berada yaitu Kabupaten Ogan Ilir. Kenapa di
judul tertulis Palembang?

Agar diperbaiki.

2. Peta-peta tidak ada nomor halamannya.

Agar diperbaiki.

3. Format pelingkupan dan metode studi belum mengacu pada


Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.

Agar diperbaiki dan mengacu pada Lampiran II Peraturan


Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan cara
narasinya diringkas menggunakan tabel.

2
Penilaian Tindak Lanjut
No. Saran, Pendapat dan Tanggapan
(Halaman)
4. Daftar Pustaka
Belum menyajikan referensi terkait peraturan-peraturan yang diacu
di dalam penyusunan Formulir Kerangka Acuan.

Agar diperbaiki.

II. Prof. Dr. Ir. Eddy Ibrahim, MS (Anggota Tim Teknis)


KA-ANDAL
A. Umum
1. 11  Work shop, belum ada deskripsinya / rincinya peralatan apa
saja yang ada, jumlah, tipe beserta peranannya
 Laboratorium, belum ada deskripsinya / rincinya peralatan apa
saja yang ada, jumlah, tipe beserta peranannya

 Tempat penyimpanan limbah B3, Idem


 Fasilitas tempat peribadatan, idem

Saran :
 Lengkapi dengan penjelasan, karena ada penambahan
kapasitas dan luasnya
 Lengkapi dengan penjelasan, karena ada penambahan
kapasitas dan luasnya
Lengkapi dengan penjelasan, karena ada penambahan
kapasitas dan luasnya
 Lengkapi dengan penjelasan, karena ada penambahan
kapasitas dan luasnya

II. PELINGKUPAN
1. 2  Pada tahap konstruksi, Penerimaan tenaga kerja kontrak ,
belum ada penjelasan mekanisme rekruitmennya (transparant,
akuntabel dan oleh Lembaga yang kredibel) serta komitmen
persentase tenaga kerja lokal
 Mobilisasi peralatan dan material, belum ada penjelasan
material / peralatan yang diangkut dan diambil dimana (lokasi)
serta mekanisme pengangkutannya

Tambahkan penjelasannya

2. 15 Pada tahap operasi, Penerimaan tenaga kerja kontrak, belum ada


penjelasan mekanisme rekruitmennya (transparant, akuntabel dan
oleh Lembaga yang kredibel) serta komitmen persentase tenaga
kerja lokal.

Tambahkan penjelasannya

3 26  Stasiun bahan bakar, belum ada deskripsi ricinya ( lay out)


 Penyediaan air bersih, belum ada deskripsi rincinya (layout)

Tambahkan penjelasannya

4. 27 Bengkel dan laboratorium, belum ada deskripsi rincinya (layout)

Tambahkan penjelasannya

3
5. 34 Pengelolaan dampak pematangan lahan, perlu ditambahkan “
mekanisme kegiatan pematangan lahan yang tidak simultan serta
sesuai karakter fisik lahan”

Tambahkan penjelasannya

6. 34 Pengelolaan dampak penambahan fasilitas, perlu ditambahkan “


penempatan timbulan limbah padat sesuai kapasitasnya”

Tambahkan penjelasannya

7. 34 Pembangunan KCP Station…, perlu ditambahkan “ sesuai dengan


kapasitas tamping yang direncanakan”

Tambahkan penjelasannya

8. 36 Mobilisasi peralatan, ditambahkan “dipantau secara berkala sesuai


kondisi dan kebutuhannya”

Tambahkan penjelasannya

9. 36 Penerimaan TBS… , ditambahkan “kapasitas angkut untuk muatan


TBS dari alat angkut sesuai dengan daya dukung jalan”

Tambahkan penjelasannya

10. 36-37 Pengolahan TBS….., ditambahkan “ penurunan kualitas air tanah


karena ceceran cairan hasil pengolahan”

Tambahkan penjelasannya

11. 37 Pengelolaan dampak……TBS, perlu ditambahkan “kapasitas


angkut untuk muatan TBS dari alat angkut sesuai dengan daya
dukung jalan”

Tambahkan penjelasannya

12. 38 Pemantauan dampak pematangan lahan, perlu ditambahkan “


pemeriksaan kondisi lahan terhadap air larian berupa genangan”

Tambahkan penjelasannya

13. 50 Hidrologi dan kulaitas air, kriteria topografi rendah, serta belum
ada penjelasan landasan teori sehubungan pola aliran dendritic,
dan batuan yang “uniform”

Tambahkan penjelasannya

14. 50 Tabel 2,11, belum ada penjelasan berkaitan hasil uji lab,
khususnya pH, BOD, CODCobalt dan Sulfida

Tambahkan penjelasannya

4
III. METODE STUDI
1. Metode studi yang digunakan belum ada penjelasan metode apa
saja yang umum serta dalam studi ini metode apa yang digunakan
serta penjelasan kenapa metode tertentu tersebut menjadi
pilihannya

Tambahkan penjelasannya

PENJELASAN UMUM
 Mobilisasi peralatan angkut serta mekanisme pengangkutannya dari lokasi ke pabrik (tahap Operasi)
belum ada penjelasan
 Banyak referensi dan rumus yang digunakan di batang tubuh dokumen tidak ada sumbernya •
 Lokasi dan jalur evakuasi jika terjadi bencana untuk tahap operasional, belum ada deskripsi dan
sopnya di tahap operasi
 Tambahkan peta topografi, peta geologi dan peta hidrologi, serta deskripsikan terhadap rencana
kegiatan yang akan dilakukan
 Metode evaluasi dampak juga perlu diperjelas karena tidak hanya matriks dan bagan alir juga ada
metode overlay serta banyak metode yang lain

III. Prof. Dr. Ir. Muhammad Faizal, DEA. (Anggota Tim Teknis)
A. Umum
1 I-12 Tabel 1.2. Rencana Pengembangan Pabrik Pengolahan Kelapa
Sawit, Rangkuman perubahan atau penambahan atau
pengurangan kegiatan maupun peralatan termasuk kapasitasnya
belum lengkap.

Agar dibuatkan lebih rinci perubahan atau penambahan atau


pengurangan kegiatan maupun peralatan termasuk kapasitasnya
belum ada (disampaikan kondisi saat ini dan kondisi yang akan
datang).

2 II-13 Butir d. Tungku Bakar, belum ada data kuantitas bahan bakar dan
timbulan abunya (bottom ash dan fly ash).

Pada Tungku Bakar, agar ada data kuantitas bahan bakar dan
timbulan abunya (bottom ash dan fly ash), sehingga dampaknya
dapat dihitung, termasuk emisi gas buang

3 II-13 Untuk Genset belum ada info tentang kebutuhan bahan bakar
(jenis dan jumlahnya) serta kebutuhan minyak pelumas.

Agar ada info tentang kebutuhan bahan bakar (jenis dan


jumlahnya) serta kebutuhan minyak pelumas, sehingga dapat
dihitung, emisi gas buang, kebisingannya.

4 II-14 Butir g. Ruang Makan (kantin), belum ada info tentang jumlah dan
komposisi limbah padat yang ditimbulkannya.

Agar ada info tentang jumlah dan komposisi limbah padat yang
ditimbulkannya, shingga dapat diperkirakan TPS limbah padat
domestic.

5 II-24 Butir (2) Limbah cair, belum ada info tentang timbulan lumpur yang
dihasilkan dan bagaimana pengolahan/pemanfaatannya lebih
lanjut.

Agar ada info tentang timbulan lumpur yang dihasilkan dan


bagaimana pengolahan/pemanfaatannya lebih lanjut, misalnya
lumpur digunakan sebagai pupuk

5
6 II-25 Butir 2.1.3.3.3. Perubahan Karyawan, belum ada info tentang
timbulan limbah padat domestic (sampah).

Agar ada info tentang timbulan limbah padat domestic (sampah)


dari perumahan karyawan.

7 II-6 Butir 2.1.3.3.7. Penyediaan air bersih, belum ada data tentang
kebutuhan air bersih, dari mana sumbernya dan bagaimana
endapan yang dihasilkan.

Agar ada data tentang kebutuhan air bersih, dari mana sumbernya
dan bagaimana endapan yang dihasilkan, sehingga dampaknya
dapat diperkirakan.

8 II-26 Butir 2.1.3.3.8. TPS Limbah B3, belum ada info tentang kapasitas
dan frekuensi pengangkutan limbah B3 ke TPA (pengangkutan
oleh pihak ketiga).

Agar ada info tentang kapasitas dan frekuensi pengangkutan


limbah B3 ke TPA (pengangkutan oleh pihak ketiga), sehingga
tidak terjadi luberan limbah B3.

9 II-51 dan II-54 Dari Tabel 2.11 dan uraiannya untuk parameter BOD dan COD
belum ada info tentang mengapa kedua parameter tersebut lebih
tinggi dari BMLnya, dari mana sumbernya.

Agar ada info tentang mengapa kedua parameter tersebut lebih


tinggi dari BMLnya, dari mana sumbernya, sehingga kedepannya
dapat ditanggulangi.

10 II-86 Jumlah dan jenis peralatan proses, kenderaan berat atau alat
transportasi belum ada terinci dan kebutuhan jenis dan jumlah
bahan bakar dan minyak pelumasnya belum lengkap.

Agar ada terinci dan kebutuhan jenis dan jumlah bahan bakar dan
minyak pelumasnya belum lengkap, sehingga dapat diperkirakan
emisi gas buang dan timbulan pelumas bekas.

11 II-89 Pada kegiatan operasional tungku bakar, dihasilkan abu.

Agar pada operasional tungku bakar, dihasilkan abu, yang


selanjutnya pengelolaan/pengolhannya

12. II-93 Butir 2.6.3.7. Boiler dan Power Plant, belum ada info tentang
timbulan abu (bottom ash dan fly ash) berapa jumlah dan apa
pengolahan lebih lanjut.

Agar ada info tentang timbulan abu (bottom ash dan fly ash) berapa
jumlah dan apa pengolahan lebih lanjut.

13. III Belum ada formula untuk menghitung sebaran kebisingan dari
sumbernya terhadap kualitas udara ambien, penyebaran polutan
pencemar udara akibat dari timbulan gas emisi dan perubahan
kualitas air badan air akibat pembuangan air limbah.

Agar dicantumkan formula untuk menghitung sebaran kebisingan


dari sumbernya terhadap kualitas udara ambien, penyebaran
polutan pencemar udara akibat dari timbulan gas emisi dan
perubahan kualitas air badan air akibat pembuangan air limbah.

6
IV. H. Amrullah Arpan, SH,SU (Anggota Tim Teknis)
A. Umum
1. Hal I.2 No. 1.4 Perlu dicantumkan lingkup “Pengembangan” rencana kegiatan
serta kelayakan lingkungan hidup yang telah diterbitkan
sebelumnya.

2. Hal I.19 No. 1.5 Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan.


Perlu dicantumkan apakah tapak proyek ini merupakan satu
hamparan dengan rencana kegiatan yang telah memiliki izin
lingkungan sebelumnya.

3. Hal I.4 No Perlu ditambahkan uaraian mengenai kegiatan utama. Pabrik ini
1.4.1.1.1. mengolah TBS hingga jadi CPO. TBS nya diambil darimana dan
CPO nya akan diangkut kemana dengan kendaraan apa.

4. Perlu juga dituliskan kegiatan eksisting perusahaan ini.

5. Uraian kegiatan utama ini seharusnya merupakan pembangunan


infrastruktur yang belum memiliki dokumen persetujuan lingkungan
hidup sebelumnya. Betul-betul infrastruktur yang belum memiliki
dokumen persetujuan lingkungan hidup sebelumnya. Betul-betul
infrastruktur dalam rangka pengembangan.

6. Kegiatan processing TBS menjadi CPO dan pengolahan inti


(kernel) sebaiknya dilengkapi dengan layout/flow chart.

7. Tambahkan uraian bahan baku yang diperlukan tersebut dalam


bentuk apa dan diambil darimana serta tempat penyimpanan.

8. Pembangunan fasilitas pendukung sebaiknya untuk fasilitas yang


belum disebut dalam dokumen ANDAL sebelumnya.

9. Hal III.24 s/d III Satukan saja ke dalam “metode prakiraan dan analisis dampak”
28 Sebutkan saja metode yang digunakan
- Bagan alir
- Matrik interaksi
- Check list

10. Target kita :


a. Ketepatan DPH
b. Rona lingkungan hidup awal. Kalau kurang, dapat
ditambah
c. Ketepatan metode

11. Peningkatan kegiatan dan peralatan kerjanya alat tambahan akan


meningkatkan dampak atau tidak

12. Perlu kejelasan kegiatan eksisting apakah sudah tahap apa (pra,
kon, operasi ?)-----masukkan pada bab pendahuluan

13. Masalah peta kalau mungkin peta tematik.


Masalah :
- Arah angina karena isu bau

7
V. Ir.Much.Andhy SC, M.Si (Anggota Tim Teknis)
A. ANDAL
1. Umum Panduan penyusunan Dokumen ANDAL untuk kegiatan
pengembangan sebetulnya tidak ada, yang tersedia adalah untuk
kegiatan baru, sehingga urian dalam deskripsi yang tersedia adalah
untuk rencana kegiatan bukan untuk kegiatan eksisting. Yang
mengakomodir kegiatan eksisting adalah Addendum ANDAL, RKL
dan RPL, dan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup atau DELH.
Oleh karena itu formulirnya terutama pada Deskripsi Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan harus ada kreasi mengadopsi sebagian
dan/atau seluruhnya salah satu dokumen dimaksud.

Agar disepakati disepakati dulu sebelum pembahasan lebih lanjut.

2. Cover Berdasarkan uraian sub. Bab 1.4.1.1 Kegiatan Utama ada 3 yaitu :
Pabrik Kelapa Sawit, Refenery Washing CPO (Pemurnian CPO)
dan Pengolahan Inti Sawit (PKO), dalam cover judul tidak
tercantum sama sekali padahal paling tidak ada 2 KBLI yaitu KBLI
10431 untuk Industri Minyak Mentah Kelapa Sawit (CPO) dan KBLI
10434 Industri Permurnian Minya Mentah Kelapa Sawit (RBDPO)
dan Pemurnian Minyak Inti Kelapa Sawit (RBDPKO). Jadi
pengembangan pabrik bukan saja pengembangan dalam hal
peningkatan kapasitas olah, tetapi juga mengembangkan pabrik
pengolahan lanjut (produk turunannya). Juga belum ada informasi
siapa pelaku usahanya.

Agar diperbaiki, judul dilengkapi menjadi “ Formulir Kerangka


Acuan ANDAL Rencana Kegiatan Pengembangan Pabrik
Pengolahan Sawit Kapasitas 60 ton TBS/Jam, Pembangunan
Pabrik Pemurnian Minyak Mentah Kelapa Sawit Kapasitas 150
ton/hari dan Pemurnian Minyak Inti Kelapa Sawit Kapasitas 299
ton/hari Pada Lahan Seluas 498.770 m2 Di Desa Sungai
Rambutan Kecamatan Indralaya Utara Provinsi Sumatera Selatan
Oleh PT. Golden Oilindo Nusantara”

3. I-4 s/d I-12 Sub. Bab 1.4. Diskripsi Kegiatan, Sub. Sub. Bab 1.4.1 Kegiatan
Utama dan Kegiatan Pendukung, tidak jelas mana yang eksisting
mana yang baru dalam tahap perencanaan. Jika disepakati saran
pada angka (1), maka sebaiknya dibuat dulu Deskripsi Kegiatan
Utama dan Pendukung Eksisting, berikut upaya pengelolaan
lingkungan yang telah dilakukan, baru Deskripsi Rencana Kegiatan
Pengembangan termasuk Pembangunan Pabrik Pengolahan
Produk Lanjutan (RBDPO dan RBDPKO). Sebaiknya dilengkapi
dengan diagram alir untuk masing-masing proses pabrik.

Agar diperbaiki sehingga jelas dan sesuai judul kegiatan


pengembangan.

4. I-19 s/d I-23 Sub. Bab 1.5. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan, tolong
disajikan lokasi kegiatan eksisting baik dalam bentuk tabel maupun
peta, untuk peta sebaiknya dilengkapi dengan peta batas wilayah
studi eksisting dan lokasi pemantauan, sehingga dapat dilihat ada
perubahan batas wialyah studi atau tidak, kemudian kemungkinan
perubahan sebaran dampak akibat kegiatan pengembangan.

Agar diperbaiki, dengan menambahkan informasi sesuai saran.

8
5. II-2 s/d II-9 Sub. Bab. 2.1.2.2. Mobilisasi Peralatan dan Material, belum jelas
apa jenis perlataan dan material apa saja yang akan dimobilisasi
serta rute perjalanannya juga belum jelas. Terdapat Tabel 2.2.
Penambahan Fasilitas Untuk Pengembangan Pabrik, apa maksud
tabel tersebut, apakah semua peralatan yang ditampilkan dalam
tabel akan dimobilisasi.

Agar diperbaiki, tambahkan daftar peralatan dan material yang kan


dimobiliasi, serta rute mobilisasi peralatan dan material untuk yang
melintasi jalan umum (nasional, provinsi atau kabupaten) sesuai
hasil kajian ANDALALIN.

6. II-9 s/d II-10 Sub. 2.1.2.4. Pembangunan Pabrik, Sub. Sub. Bab. 2.1.2.4.1.
Fasilitas Utama, terdapat beberapa penjelasan yang kurang
konsisten terutama terhadap isi tabel 2.2. harusnya yang dibangun
pada tahap konstruksi tersebut adalah fsilitas tambahan saja untuk
kegiatan pengembangan tidak termasuk fasilitas eksisting karena
yang eksisting sudah dibangun.

Agar diperbaiki, tolong diperhatikan jumlahnya yang kan dibangun


sesuai tabel 2.2.

7. II-23 s/d II-25 Baris terakhir halaman II-23, limbah padat hasil pengolahan kelapa
sawit adalah 44,25 % (rincian halaman II-24) hanya basis data
kapasitas olahnya tidak konsisten disebut 45 Ton TBS/jam,
hitungannya 60 Ton TBS/jam. Baris ke 3 dari atas halaman II-25
limbah cair yang dihsilkan 60% dari TBS yang diolah. Jika
dijumlahkan maka total limbah padat dan cair yang dihasilkan
adalah 104,25% dari TBS yang diolah lantas berapa yang menjadi
CPOnya.

Agar diperbaiki, mungkin keliru dalam melihat refrensinya

8. II-34 Sub. Bab. 2.2.2.5. Pengelolaan Dampak Pembangunan


Refinery/Washing CPO menjadi RBDPO pada huruf (a) Timbulan
limbah padat hasil pembakaran serabut...., dimana dihasilkan
limbah tersebut karena ini hanya kegiatan konstruksi, sama seperti
pada sub. Bab. 2.2.2.6. Pembangunan Kernel Crushing Plant.
Limbah yang dihasilkan adalah limbah padat sisa konstruksi
(kantong semen, sisa material pasir, batu, potongan besi, kabel,
potongan pipa, sisa kawat las, kemasan cat, d.l.l termasuk limbah
domestik kegiatan konstruksi), emisi kendaraan, peningkatan debut
dan kebisingan serta gangguan kualitas air permukaan.

Agar diperbaiki, disesuaikan dengan uraian Sub. Bab. 2.6.2.5.


Pembangunan Refinery CPO dan Sub. Bab 2.6.2.6. Pembangunan
Stasiun Kernel.

9. II-92 Sub. 2.6.3.5 Refinery/Washing CPO, tidak hanya potensi


penurunan kualitas air dan udara saja tetapi potensian juga
penuruan kualitas tanah berasal dari limbah padat yang dihasilkan
(Filter Cake) berupa Bleaching Earth terkontaminasi minyak dan
bahan kimia (limbah B3).

Agar diperbaiki ditambahkan potensi pencemaran tanah berasal


dari limbah padat hasil pemurnian CPO.

10. II-93 Sub. 2.6.3.7. Boiler dan Power Plant, juga potensial menghasilkan
limbah padat berupa abu sisa pembakaran dan partikel debu dari
Scrubber. Selain itu limbah padat berupa sisa resin hasil regenerasi

9
dan limbah cair hasil blow down dan back wash kation anion
exchanger.

Agar diperbaiki ditambahkan sumber-sumber potensial


pencemaran dimaksud.

11. II-96 s/d II-131 Hasil penetapan dampak penting hipotek yang merupakan hasil
pelingkupan kenapa tidak dibuat dalam bentuk tabel. Karena pada
Formulir KA kesimpulannya hanya Dampak Penting Hipotek Hasil
Pelingkupan, Batas Waktu Kajian dan Metode Studi yang akan
dikaji lebih dalam pada dokumen AMDAL. Dari uraian tersebut
belum terlihat kesimpulan dampak penting hipotek hasil
pelingkupan (kesimpulan masih dalam uraian)

Agar dilengkapi sehingga mudah dipelajari dan dimengerti dan


menjadi fokus perhatian pada waktu pembahasan ANDAL, RKL-
RPL.

12. III-1 s/d III-24 Bab III Metode Studi, sebaiknya setelah uraian dibuatkan saja tabel
tentang metode studi yang akan digunakan dalam kajian
lingkungan studi ANDAL, RKL-RPL Komponen Fisik-Kimia,
Komponen Biologi, Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya dan
Komponen Kesehatan Masyarakat. Sehingga mudah dilihat dan
dipelajari dan diberikan masukan.

Agar diperbaiki dan ditambahkan sesuai tabel matrik Metode Studi.

VI. Dr. Trisniarty Adjeng M, SE., M.M. (Tenaga Ahli)


A. Umum
1. II/73 dst Rona lingkungan terkena dampak sosial ekonomi dan budaya.

Memperjelas dan menambahkan semua komponen sosial ekonomi


dan budaya :
- Mata pencaharian penduduk/pendapatan masyarakat
- Tenaga kerja
- Usaha-usaha yanga da disekitar lokasi
- Fasilitas lokal yang ada : jalan, temapt ibdah, seklah, dan
fasilitas umum lainnya.
- Culture
- Persepsi masyarakat terhAdap kegiatan
-
2. II/19 Metodelogi yang digunakan tharus jelas.
Data primer, sekunder.
Parameter ukur, populasi, sampel

3. Agar lebih jelas dalam penetapan DPH atas semua komponen


sosial ekonomi dan sosial

4. Pelibatan masyarakat dalam kegiatan

5. Kontribusi terhdap APBD

VII. Ellyanie, ST, MT (Tenaga Ahli)


A. Umum
1. II-2 – II-8 Mobilisasi peralatan dan material
Hanya menguraikan komponen peralata yang akan diangkut
pada tahap produksi.
Tidak ada uraian bahan-bahan material yang akan diangkut
seperti semen,pasir, koral.
Tidak ada uraian kendaraan yang digunakan dan jlaur yang

10
dilalui untuk mengangkut peralatan dan matrial.

Agar ditambahkan uraian bahan-bahan material yang akan


diangkut dan kendaraan dan jalur yang dilalui untuk mengangkut
peralatan dan material.

2. II-13 Sumber listrik : turbin uap dan genset diesel, tetapi apda hal II-23
ada sumber listrik dari PLN.
Penulisan sumber energi listrik tidak konsisten dan belum
dilengkapi kapasitas listrik dari PLN dan turbin uap.

Agar diperbaiki sumber eneriy listrik yang digunakan dilengkapi


dengan kapasitasnya masing-masing.

3. II-18 Narasi :
Pada stasiun perebusan terdapat ketel rebusan,,,,,,,kapasitas
sekali rebusan sebanyak 5 ketel.
Kapasitas perebusan merupakan jumlah TBS dan uap yang
dimasukkan dari boiler (ketel) bukan jumah ketel.

Agar diperbaiki sumber narasi untuk kapasitas sekali rebusan.

4. II-19 Proses penebahan dilakukan dengan cara dituang sedikit demi


sedikit ke atas mesin thresher untuk memisahkan buah dan
tandanya.
TBS yang sudah direbus dimasukkan ke dalam mesin, bukan
dituang.

Agar diperbaiki kalimat narasi untuk proses penebahan.

5. II-23 Pengangkutan produk (CPO, HACPO, POME, KERNEL)


Tidak ada uraian jumlah masing-masing produk, jumlah kendaraan
angkut dan ritasinya.

Agar ditambahkan uraian jumlah masing-masing produk, jumlah


kendaraan angkut dan ritasinya.

6. II Tahapan proses pengolahan sawit dari TBS yang dimulai dari


proses perebusan (strelisasi) sampai proses menghasilkan CPO,
kernel, limbah padat dan cair, agar lebih jelas dilengkapi dengan
gambar skema alir pengolahan TBS. Juga neraca massa
pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton/jam sampai
menghasilkan CPO, kernel, limbah padat dan cair.

Agar ditambahkan gambar skema proses pengolahan dan neraca


massa dari TBS sampai proses menghasilkan CPO, kernel, limbah
padat dan limbah cair.

7. II-49 Tabel 2.10 Hasil analisis emisi.


Hasil pengukuran emisi genset dan boiler, standar baku mutu
emisi dirujuk pada peraturan yang sama dan merujuk peraturan
yang lama (KEPMENLHK No 13 Tahun 1995).

Agar diperbaiki standar baku mutu emisi genset dan boiler yang
dirujuk sesuai dengan jenisnya dan yang masih berlaku.

VIII. Dr. Sumi Amariena Hamim, ST, MT, IPM, ASEAN Eng

11
A. Umum
1 Gambar 1.1 Peta Situasi lokasi

Harus mengacu pada semua aturan kartografi terkait


pembuatan/produksi peta sesuai dengan tematik peta.
- grid koordinat (koordinat tepi) yang digunakan grid
geografis baik pada muka peta maupun pada
insert/diagram peta, gunakan BT dan LS
- Arah mata angin sebaiknya menggunakan U,T,B.S ( N
diganti dengan U)
- Tambahkan skala bar yang sesuai dengan skala angka
- Urutan penulisan symbol pada legenda sebaiknya mulai
dari objek titik, garis dan area. Dalam muka peta ada
symbol titik berupa stasiun simpang, untuk ditambahkan di
legenda
- Semua objek yang ada di muka peta sebaiknya
dituliskan/tercantum dalam legenda
- Toponimi sungai tambahkan bila ada: Perairan ditulis
dengan ketentuan :Jenis font serif, italic, warna biru.
Ukuran huruf disesuaikan dengan luas unsur ( 1,5 mm –
5,0 mm). Posisi label/toponimi sungai sebaiknya mengikuti
alur sungai.
- Sumber peta tambahkan, skala dan tahun perolehan
- belum ada batas administrasi kecamatan yang
memisahkan kecamatan indralaya utara dan kecamtan
pemulutan
- Warna dan symbol jalan lintas, jalan kereta api
disesuaikan dengan aturan kartografi

2 Hal 1-19 Tabel 1.6 koordinat lokasi kegiatan sebaiknya S dan E diganti
dengan BT dan LS
3 Hal I-20 Belum ada peta lokasi kegiatan di tumpeng susun dengan peta
PIPPIB, dalam dokumen dinyatakan bahwa lokasi tidak berada
pada lahan gambut atau hutan lindung karena jaraknya lebih dari
25 km. untuk menguatkan pernyataan ini perlu tetap di overlay
dengan peta PIPPIB dengan menggunakan skala peta kecil. Misal
1:50.000.
Tambahkan

4 Gambar 1.2 Peta Lokasi Kegiatan , peta kegiatan lain, Peta Poal Ruang
Gambar 1.3
Gambar 1.4 Harus mengacu pada semua aturan kartografi terkait
pembuatan/produksi peta sesuai dengan tematik peta.
- grid koordinat (koordinat tepi) yang digunakan grid
geografis baik pada muka peta maupun pada
insert/diagram peta, gunakan BT dan LS
- belum ada batas administrasi kecamatan yang
memisahkan kecamatan indralaya utara dan kecamatan
pemulutan

5 Gambar 2.4 Peta Batas Wilayah Studi

12
Harus mengacu pada semua aturan kartografi terkait
pembuatan/produksi peta sesuai dengan tematik peta.
- grid koordinat (koordinat tepi) yang digunakan grid
geografis baik pada muka peta maupun pada
insert/diagram peta, gunakan BT dan LS
- Arah mata angin sebaiknya menggunakan U,T,B.S ( N
diganti dengan U)
- Tambahkan skala bar yang sesuai dengan skala angka
- Urutan penulisan symbol pada legenda sebaiknya mulai
dari objek titik, garis dan area. Dalam muka peta ada
symbol titik berupa stasiun simpang, untuk ditambahkan di
legenda
- Semua objek yang ada di muka peta sebaiknya
dituliskan/tercantum dalam legenda
- Toponimi sungai tambahkan bila ada: Perairan ditulis
dengan ketentuan :Jenis font serif, italic, warna biru.
Ukuran huruf disesuaikan dengan luas unsur ( 1,5 mm –
5,0 mm). Posisi label/toponimi sungai sebaiknya mengikuti
alur sungai.
- Sumber peta tambahkan, skala dan tahun perolehan
- belum ada batas administrasi kecamatan yang
memisahkan kecamatan indralaya utara dan kecamtan
pemulutan
- Warna dan symbol jalan lintas, jalan kereta api
disesuaikan dengan aturan kartografi
- Batas Sosial sebaiknya ada objek yang mendasari deliniasi
batas tsb, apakah ada nya permukiman atau desa, hanya
ada keteranagan dusun II sungai rambutan, apakah batas
social /2 lingkaran dengan warna kuning lainnya itu adalah
dusun yang sama atau objek apa (apakah termasuk di
wilayah kecamatan pemulutan
- Terkait batas ekologi berdasarkan daerah tangkapan
sungai simpang, perlu di perjelas bagaimana pola aliran
dari daerah tangkapan dan kaitannya dengan tapak
proyek, perlu ditambahkab peta pola aliran daerah
tangkapan Sungai SImpang
6 BAB II Pelingkupan
Perlu nanti ditambahkan dari mana asal dan tujuan material yang
digunakan untuk kegiatan tapak proyek terutama dengan adanya
perubahan fungsi lahan

7 BAB III Metodologi


Untuk komponen hidrologi perlu ditambhakan peta pola aliran
Peta topografi
Untuk analisis DTPH dan evaluasi perlu di tambahkan rumus untuk
menghitung before dan after project.

8 Gambar 3.2 Peta rencana pengambilan sampel

Harus mengacu pada semua aturan kartografi terkait


pembuatan/produksi peta sesuai dengan tematik peta.
- grid koordinat (koordinat tepi) yang digunakan grid

13
geografis baik pada muka peta maupun pada
insert/diagram peta, gunakan BT dan LS
- Urutan penulisan symbol pada legenda sebaiknya mulai
dari objek titik, garis dan area. Dalam muka peta ada
symbol titik berupa stasiun simpang, untuk ditambahkan di
legenda
- Semua objek yang ada di muka peta sebaiknya
dituliskan/tercantum dalam legenda
- Toponimi sungai tambahkan bila ada: Perairan ditulis
dengan ketentuan :Jenis font serif, italic, warna biru.
Ukuran huruf disesuaikan dengan luas unsur ( 1,5 mm –
5,0 mm). Posisi label/toponimi sungai sebaiknya mengikuti
alur sungai.
- belum ada batas administrasi kecamatan yang
memisahkan kecamatan indralaya utara dan kecamtan
pemulutan
- Warna dan symbol jalan lintas, jalan kereta api
disesuaikan dengan aturan kartografi
- Koordinat titik pengambilan sampel sebaiknya
menggunakan LS dan BT
-
9 Dalam pelingkupan, perlu ditambahkan analisis lalu lintas apakah
hasil yang diperoleh menggunakan jalur darat atau perairan.

Dan perlu ditambahkan peta kegiatan lain disekitar tapak proyek

IX. Irwan T Sentosa (Perwakilan Dinas Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan)
A. Umum
1. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98 Tahun
2013 tentang Pedoman Perizinan Perkebunan Pasal 11 Ayat 1
bahwa usaha industry pengolahan hasil perkebunan untuk
mendapatkan IUP-P harus memenuhi bahan baku 20% berasal
dari kebun sendiri. Disarankan perusahaan PT. Golden Oilindo
Nusantara untuk teringerasi dengan kebun.

X. M. Yusriza (Perwakilan Dinas Dinas Perhubungan Kabupaten Ogan Ilir)


A. Umum
1. Bab I Sehubungan penambahan fasilitas proses kelapa sawit kapasitas
Hal 1.2 dari 45 ton perluasan areal dari 24.942 m2 menjadi 498.770 m2, dari
kapasits produksi produksi dari 4 Ton menjadi 60 Ton TBS/Jam.
Sesuai dengan peraturan PM 17 Tahun 2021 dengan luas
bangunan industri + 6.00.00 harus membuat dokumen dan
rekomendasi teknis dari intansi terkait (Dinas Perhubungan).

2. Bab II Tahap kontruksi dalam pembangunan, harus berpedoman


II.34 kepada aturan-aturan PP 30 Tahun 2021 penyelenggaraan
Bidang lalu lintas angkutan ; PM 60 Tahun 2019
penyelenggaraan angkutan barang. PM 96 Tahun 2013 tentang
pedoman pelaksanaan manajemen rekayasa lalu intas.

- Harus menyediakan petugas pengatur lalu lintas


- Dibuatkan rambu-rambu peringatan lalu lintas pada masa
prakontruksi
- Mobilitas peralatan dan material dilakukan diluar jam
sibuk dan

14
- Tidak menggunakan kendaraan (ODOL)
- Menyediakan lampu penerangan jalan, pada saat
aktifitas proyek pada malam hari.
-
XI. Mira Diani, ST, M.Si (Pewakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ogan Ilir)
A. Umum
1. Sosialisasi/Berita Acara tentang Lahan Kepemilikan, jangan sampai
akan menimbulkan konflik.

Jika sudah selesai, mohon dijelaskan prosedurnya. Jika masih ada


masalah harap diselesaikan.

2. Melihat kondisi TPA yang terbatas dan dari DLH Kab. Ogan Ilir
revitalisasi terhadap TPA.

Harap berkoordinasi kembali terkait pembuangan sampah di TPA

3. Masalah Perbup untuk retribuasi.

Jangan berkerjasama dibawah tangan.

4. Pengambilan air dari sumber sungai rambutan ?


Mengingat sekarang sulit untuk mendapatkan air, dan
desa/masyarakat dan Pemda sangat butuh air.

Diantisipasi lagi mekanisme dalam mengambil bahan baku air di


sungai

5. Terkait kegiatan CSR

Diperhatikan kembali, jangan hanya berupa bantuan biasa, namun


ada “program” agar menarik seperti bantuan bibit pohon untuk
penghijauan (contoh)

6. Karhutla masih terus terjadi. Apakah kegiatan tanggap darurat di


PT. GON mengadakan juga antisipasi. Kegiatan untuk penanganan
Karhutla ?

Mohon ditambahkan antisipasi untuk penanganan karhutla karena


lahan yang berada dekat disekitar PT. GON

7. Daftar Isi Informasi umum point i.6 dan 1.7 berdasarkan formulir KA masuk
dalam point 1.5.

Digabungkan saja di point tentang lokasi rencana usaha/kegiatan


8. Perlengklapan Disesuaikan lagi saja poin-poin nya agar lebih rapid dan sesuai.
Metode Studi
Perlu diperhatikan PP No 22 Tahun 2021.

XIVI Amin Djihadi (Perwakilan Dinas PUPR Kabupaten Ogan Ilir)


A. Umum
1.
Konfirmasi luasan lahan 24.942 m2 atau 24942 m2 (hal 1.12) ?
2. Dalam OSS RBA, NIB yang ada hanya KBLI 10431 dan 26100,
untuk KBLI 10439 dan 10432 belum ada dalam lampiran. Segera
dilengkapi sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Dokumen PKKPR belum dicantumkan, harap diproses sesuai


ketentuan yang berlaku.

15
4. Perlu di update data migrasi di OSS

XIII. Rini Agustina, S.Sos, M.Si (Perwakilan Disperindagkop dan UKM Kabupaten Ogan Ilir)
A. Umum
1. Terkait pengembangan usaha indsutri ada penambahan 2 KBLI
yaitu 10432 dan 10434. Saat ini di NIB hanya ada 46100 dan
10431, maka perlu ditambahkan pada NIB.

Terkait pengembangan ada pembelian mesin produksi


tambahan. Maka perlu memperhatikan nilai P3DN dan TKDN
pada mesin yang dibeli.

Berdasarkan hasil rapat tim teknis terhadap penilaian Formulir KA-ANDAL Pengembangan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit serta Penambahan Fasilitas Pendukung Kapasitas Produksi menjadi 60 Ton TBS/Jam
Luas Lahan 498.770 M2 di Desa Sungai Rambutan Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Provinsi
Sumatera Selatan oleh PT. Golden Oilindo Nusantara , disimpulkan beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh
PT. Golden Oilindo Nusantara selaku pemrakarsa kegiatan sebagai berikut :

a. Meneliti kembali redaksi penulisan/tata naskah/isi/materi dokumen yang tidak relevan/tidak konsisten/tidak
logis/penulisan nomenklatur dan penggunaan istilah ilmiah.
b. Judul agar dilengkapi menjadi “Formulir Kerangka Acuan ANDAL Rencana Kegiatan Pengembangan Pabrik
Pengolahan Sawit Kapasitas 60 ton TBS/Jam, Pabrik Minyak Inti Kelapa Sawit Kapasitas 12 ton/Jam dan
Rencana Pembangunan Pabrik Pemurnian Minyak Mentah Kelapa Sawit Kapasitas 150 ton/hari dan
Pemurnian Minyak Inti Kelapa Sawit Kapasitas 299 ton/hari Pada Lahan Seluas 498.770 m2 di Desa Sungai
Rambutan Kecamatan Indralaya Utara Provinsi Sumatera Selatan oleh PT. Golden Oilindo Nusantara”.
c. Format pelingkupan dan metode studi agar mengacu pada Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
d. Pada deskripsi kegiatan agar ditambahkan kegiatan eksisting.
e. Deskripsi mengenai mobilisasi peralatan dan material agar ditambahkan daftar peralatan dan material yang
akan dimobiliasi, rute mobilisasi peralatan dan material untuk yang melintasi jalan umum (nasional, provinsi
atau kabupaten) sesuai hasil kajian andalalin.
f. Mengecek kembali konsistensi, ketepatan dan kelengkapan isi/muatan formulir kerangka acuan.
g. Pada evaluasi dampak potensial untuk tahap operasi agar ditambahkan adanya potensi pencemaran tanah
yang berasal dari limbah padat hasil pemurnian CPO pada kegiatan Refinery/Washing CPO, adanya potensi
timbulnya limbah padat berupa abu sisa pembakaran dan partikel debu dari scrubber, sisa resin hasil
regenerasi dan limbah cair hasil blow down dan back wash kation anion exchanger pada kegiatan Boiler dan
Power Plant.
h. Hasil penetapan dampak penting hipotek yang merupakan hasil pelingkupan dan metode studi agar dibuat
dalam bentuk tabel.
i. Identifikasi dampak agar dilakukan secara konsisten dan benar-benar teliti dalam
perumusannya. Dalam Penentuan dampak penting agar benar-benar mempertimbangakan kriteria dampak
penting.
j. Melengkapi berbagai data teknis terkait yang dibutuhkan dalam penentuan dampak penting hipotetik.
k. Pada Dokumen Amdal nantinya agar mengakomodir upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan di
sekitar lokasi kegiatan.
l. Memperbaharui Nomor Induk Berusaha yang dimiliki terkait dengan penambahan KBLI 10432 dan 10434.
m. Berkoordinasi dengan instansi teknis terkait mengenai kesesuaian pemanfaatan ruang lokasi kegiatan,
pembuangan sampah di TPA dan rekomendasi teknis terkait manajemen rekayasa lalu lintas.
n. Peta-peta agar disajikan secara informatif dan lengkap dengan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor P.6/PKTL/SETDIT/ KUM.1/11/2017 tentang Petunjuk
Teknis Penggambaran dan Penyajian Peta Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Surat Edaran Dirjen
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor SE.1/PDLUK /Pla.4/2/2019.
O Parameter, baku mutu kualitas lingkungan, periode dan metode pemantauan kualitas lingkungan agar
mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.

16
p. Mengecek kembali kelengkapan dan ketepatan identifikasi dampak potensial dan metode studi terkait aspek
sosial ekonomi dan budaya, seperti pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, peluang usaha, persepsi
masyarakat dan keresahan masyarakat.
q. Berbagai peraturan yang dijadikan acuan agar menggunakan peraturan yang terbaru atau masih berlaku.
r. Berbagai lampiran terkait agar dilampirkan pada Formulir KA-ANDAL.
s. Melengkapi literatur yang dijadikan referensi dalam penyusunan Formulir KA ANDAL dan semua literatur agar
dicantumkan secara lengkap dalam Daftar Pustaka.
t. Dalam penerimaan tenaga kerja agar memprioritaskan tenaga kerja di sekitar lokasi kegiatan yang terkena
dampak secara langsung sesuai kualifikasi dan pelaksanaan CSR berfokus pada kepentingan masyarakat
sekitar lokasi untuk jangka panjang.
u. Tanggapan terhadap saran masukan dari Tim Teknis agar dicantumkan dan dijelaskan posisi halaman hasil
perbaikannya sehingga memudahkan meneliti dalam perbaikan dokumen.

Saran, masukan dan tanggapan tersebut sebagai bahan masukan kepada pemrakarsa guna perbaikan
dan penyempunaan Formulir KA – ANDAL sebelum disetujui.

Palembang, 10 Nopember 2023

Kepala Bidang Tata Lingkungan, Pengkajian dan Peningkatan


Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi
Sumatera Selatan
Selaku Ketua Tim Teknis Komisi Penilai AMDAL, Notulis,

Ir. TRIANA HUSWANI, MT Mulyanti Sagita, SE, M.Si


PEMBINA TINGKAT I
NIP. 19660429 199203 2 002

17

Anda mungkin juga menyukai