BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebutuhan energi listrik dunia terus meningkat seiring dengan
kebutuhan manusia akan energi listrik dalam rangka pemerataan dan
peningkatan kebutuhan. Ketersediaan energi listrik di suatu negara akan
sangat menunjang pertumbuhan industri-industri lainnya. Pada saat ini,
Pemerintah Indonesia juga sedang gencar mengembangkan penyediaan
energi listrik. Pemanfaatan energi alternatif untuk mengganti energi minyak
bumi sangat diutamakan oleh pemerintah dengan program percepatan
pembangunan 35.000 MW pembangkit listrik yang sebagian besar
menggunakan bahan bakar batubara.
Selain untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri batubara juga
ditambang untuk ekspor.
PT. Pacific Global Utama (“PT. PGU”) sebagai salah satu perusahaan
pertambangan batubara akan ikut serta berperan aktif, dalam kegiatan
pertambangan batubara dan segera akan menyelenggarakan kegiatan
pertambangannya di wilayah Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara
Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan oleh PT. PGU dari Bulan
September 2011 sampai dengan Mei 2014 kemudian dilanjutkan pemboran
JORC dari bulan September 2014 sampai dengan Februari 2015 di Wilayah
Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 1485 Ha.
Pemboran dilakukan di areal di WIUP dengan wilayah cakupan seluas
1485 Ha dengan kedalaman pemboran mencapai 220 meter. Berdasarkan
data hasil eksplorasi tersebut telah disusun Laporan Explorasi Sep 2011 –
Mei 2014 (disertakan dengan penyerahan laporan ini). Laporan Eksplorasi ini
dengan menggunakan SNI 5015: 2011 (“SNI”) memberikan jumlah
sumberdaya terukur (measured resource) batubara adalah sebesar 90,460,000
1
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
3
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
4. Pelaksana Studi
Studi kelayakan dan penyusunan Laporan Studi Kelayakan
Pertambangan Batubara PT. PGU Revisi-1 ini dilaksanakan oleh tim dari
perusahaan sendiri.
5
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
6
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
BAB II
KEADAAN UMUM
Lokasi WIUP OP PT. PGU ini berbatasan sebelah Timur dengan jalan
Nasional sebagian kecil jalan Nasional juga melintasi sisi Timur WIUP. Sungai
Enim memotong WIUP OP PT. PGU dari Selatan ke Utara. Keadaan ini sangat
mempengaruhi metode dan tahap penambangan PT. PGU.
7
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
8
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
9
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
terendah terjadi pada bulan September Tahun 2014 - 0 mm dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
10
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
Milik Adat
Tanah Negara
11
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
BAB III
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN
1. Geologi
a. Litologi
Litologi di WIUP OP PT. PGU berupa batu gravel (berwarna abu
keputihan, fragmen andesit, keras, mengandung pasir), batulempung (warna
abu-abu kecoklatan, lunak), batubara (warna hitam, keras, mengkilap, brittle,
terdapat resin).
b. Struktur
Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Lempeng Benua Sunda
dan di tepi Barat Busur Sunda, di bawahnya kerak samudera menunjam miring
ke arah Timur Laut (Hamilton, 1979). Penunjaman di bawah tepi barat
Sumatera tersebut diawali pada Awal Perm, peningkatan kegiatan magma
yang terjadi kemudian menghasilkan pembentukan busur gunung api Tersier –
Resen dari pegunungan Barisan di sepanjang tepi barat Sumatera dan
terpotong memanjang oleh Sistem Sesar Sumatera.
Berdasarkan busur magma tersebut dari Barat ke Timur, Sumatera
dapat dibagi menjadi 4 (empat) mandala geologi yaitu Zona Akrasi, Busur
Depan Sumatera, Busur Magmatik Sumatera dan Busur Belakang Sumatera.
Kapur Akhir daerah penyelidikan mengalami perlipatan dan pensesaran,
diikuti oleh kegiatan penerobosan batuan bersusunan granit dan pengangkatan
regional busur Gunung Api Barisan, yang berhubungan dengan pembentukan
zona penunjaman di sebelah Barat.
Kegiatan tektonik terus berlangsung sampai Tersier Awal dan
pensesaran bongkah regional menghasilkan terbentuknya dua cekungan
sedimen utama berbentuk memanjang yaitu Cekungan Sumatera Selatan dan
Bengkulu. Tektonik Plio-Plistosen menghasilkan struktur penting berarah Barat
laut-Tenggara.
13
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
Stratigrafi daerah studi terdiri dari Formasi Air Benakat, Muara Enim dan
Kasai dapat dilihat pada Gambar 3.2.
14
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
c. Geoteknik
Studi geoteknik telah dilakukan oleh Golders Assosiates (Golders) di
dalam WIUP PT. PGU dengan lingkup kerja sebagai berikut:
Pemboran geoteknik dilakukan pada 9 (sembilan) titik full coring di
lokasi-lokasi yang mewakili areal yang direncanakan menjadi areal
penambangan
Pengawasan pemboran dan penanganan sampling
Sampling dan pegujian geotek terhadap karakteristik strata dan
kekerasan batuan
Analisis stabilitas untuk dinding pit dan kriteria dinding dump dan
memberikan rekomendasi untuk rencangan dinding yang aman.
16
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
2. Keadaan Endapan
a. Bentuk dan Penyebaran Endapan
Berdasarkan hasil interpretasi dan korelasi dari setiap singkapan
batubara dan dari data hasil pemboran yang ditemukan di WIUP OP PT. PGU
serta memperhatikan kesamaan ciri fisik dan posisi stratigrafi lapisan
batubara, lapisan pengapit dan batuan lain antar singkapan, maka dapat
disimpulkan bahwa di WIUP OP PT. PGU setidaknya terdapat 13 (tiga belas)
lapisan batubara (seam) yang mempunyai ketebalan 0.05 meter sampai
15.51 meter dengan arah (strike) batubara antara N 140° E sampai dengan N
198° E dengan kemiringan (Dip) 9o - 26°.
Bentuk dan penyebaran endapan diperoleh melaui kegiatan pemetaan
geologi dan pemetaan topografi.
Selama pemetaan geologi, metoda kerja yang diterapkan meliputi cara
pengamatan dan pemetaan singkapan secara konvensional dengan
menggunakan peralatan pemetaan geologi standar berupa palu, kompas
geologi, meteran dan GPS. Setiap singkapan batuan yang ditemukan di
lapangan dideskripsi secara lengkap mengenai jenis litologi, ketebalan,
kedudukan lapisan, struktur sedimen, tekstur serta ciri-ciri fisik lainnya yang
diperlukan dalam analisis stratigrafi dan struktur geologi. Setiap singkapan
batubara yang ditemukan dibuat penampang menggambarkan tata letak
perlapisan batuan dan batubara ke arah vertikal. Kemudian titik lokasi
singkapan yang diamati diukur koordinat geografisnya menggunakan GPS dan
langsung diplot didalam peta lapangan. Data singkapan batubara dapat dilihat
pada Tabel. 3.1, Litologi Singkapan dapat dilihat pada Lampiran Tabel 1 dan
Peta Koordinat Singkapan dapat dilihat pada Lampiran Peta 4.
17
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
18
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
19
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
20
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
c. Cadangan
1. Cara Perhitungan Cadangan
Dalam menentukan cadangan, PT. PGU terlebih dahulu melakukan
perhitungan Sumberdaya dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan secara
intensif sejak September 2011 sampai dengan Februari 2015. Mulai dari
September 2011 sampai dengan bulan Mei 2014 PT. PGU telah melakukan
21
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
pemboran sebanyak 207 titik bor dengan total kedalaman 13.418,84 meter,
dapat dilihat pada Lampiran Tabel 3 dan data hasil pemboran metode JORC
dapat dilihat pada Lampiran Tabel 4 dan Lampiran Peta 7.
Dengan definisi Sumberdaya yang diberikan SNI 5015:2011, ayat 3.3.
yaitu “bagian dari endapan batubara dalam bentuk dan kuantitas tertentu serta
mempunyai prospek beralasan yang memungkinkan untuk ditambang
secara ekonomis. Lokasi, kualitas, kuantitas, karakteristik geologi dan
kemenuran dari lapisan batubara yang telah diketahui, diperkirakan atau
diinterpretasikan dari bukti geologi tertentu. Sumberdaya batubara dibagi
sesuai dengan tingkat kepercayaan geologi ke dalam kategori tereka, tertunjuk
dan terukur.”
Maka dengan bagian definisi “serta mempunyai prospek beralasan
yang memungkinkan untuk ditambang secara ekonomis” didalam laporan
perhitungan sumberdaya sudaha dibatasi dengan BESR sebagaimana
dijelaskan di Bab Pendahuluan.
Jika BESR tidak digunakan, maka dengan SNI diperoleh sumberdaya
yang ditabelkan pada Tabel 3.3.
22
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
23
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
Geofisika yang membatasi lereng high wall di Blok Barat 35o dengan
kedalaman 100 meter dan di Blok Timur dengan lereng high wall 28o
dan kedalaman 180 meter dari permukaan tanah.
Menggunakan buffer zone 100 meter dari batas WIUP bagian side
wall (Utara)
Menggunakan Break Even Stripping Ratio (BESR) yang membatasi
jumlah sumberdaya
Pit optimisation yang dilakukan untuk menghasilkan Pit Shell
sampai kedalaman 200 meter di Blok Timur mencerminkan berbagai
SR, untuk menetapkan potensi sumberdaya in-situ menggunakan
Software Minex Optimiser. Program dijalankan untuk memilih Pit
Shell yang perbandingan pendapatan dan biayanya masih masuk ke
dalam BESR
Area poligon Sumberdaya batubara dibuat menggunakan informasi
yang dikumpulkan dari titik-titik pengamatan dan digunakan untuk
mendifinisikan sumberdaya di dalam WIUP di area yang titik-titik
bornya sudah dilogging secara geofisika, disampling dengan
recovery 95%, diuji dan disurvey dengan Metoda Total Station.
Setelah menyelesaikan area poligon sumberdaya, areanya sendiri
didefinisikan sebagai interseksi antara pit shell terpilih yang masuk
ke BESR dan/atau limit faktor modifikasi yang diturunkan dari hasil-
hasil pit optimisation
Hanya poligon sumberdaya yang terletak di dalam BESR dan/atau
limit faktor modifikasi yang didefinisikan tergolong ke dalam kategori
Terukur, Tertunjuk dan Tereka
Selisih Sumberdaya akibat penggunaan dan tanpa penggunaan
batasan-batasan di atas diberi nama Sumberdaya Non-JORC yang
dikategotikan sebagai Inventory coal yaitu batubara yang tidak berpotensi
ekonomis. Peta-peta yang menggambarkan sumberdaya yang diperkirakan
menggunakan dan tidak menggunakan kedua batasan tersebut dapat dilihat di
Lampiran Peta 8, Peta Cross Section dapat dilihat pada Lampiran Peta 9
dan Peta Sebaran dapat dilihat pada Lampiran Peta 10.
24
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
25
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
26
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
27
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
Cadangan sekitar 30.25 juta, atau 27 juta atau 21.2 juta sudah
termasuk batubara yang berada di bawah batang Sungai Enim sehingga untuk
dapat ditambang diperlukan pengalihan sungai yang perlu dilakukan pada
tahun ke-3 penambangan. Keterlambatan dalam proses pengalihan sungai
akan menghentikan kegiatan penambangan. Oleh karena itu pengurusan
perizinan terkait pengalihan aliran sungai harus dimulai pada tahun 2016
dengan perkiraan waktu pengurusan izin 1 sampai 2 tahun.
Dalam perhitungan EBITDA, PT. PGU juga menerapkan losses dalam
handling batubara sehingga jumlah batubara yang diperkirakan dapat dijual
sebesar 98% dari batubara yang ditambang di mana jumlah batubara yang
dapat ditambang sama dengan jumlah Cadangan (Reserve) yang diperoleh
dari Cadangan Terbukti (Proved Reserve) dan Cadangan Terkira (Probable
Reserve)
28
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
BAB IV
RENCANA PENAMBANGAN
30
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
tanpa pengalihan aliran sungai. Kontur asli hanya diperlihatkan di dalam dan
sampai pit limit Blok Timur.
Penambangan di Blok Timur dimulai dari cropline seam I. Overburden
ditimbun di disposal area berjarak 1.0 – 2.0 Km di Selatan Blok Timur. Bagian
Utara timbunan segera ditata dan di atasnya dijadikan ROM stockpile. Jalan
hauling overburden dan ROM dibuat melintasi jalan Desa.
Pada tahun ke-2 mulai dibangun jembatan di atas Sungai Enim yang
akan digunakan untuk mengangkut OB/IB dari Blok Timur ke Blok Barat pada
tahun ke-3.
Telah dijelaskan bahwa jika terjadi kenaikan harga yang signifikan,
pada tahun ke-3 dapat dilakukan penambangan Blok Barat yang dapat
berlangsung selama 2 tahun dengan melakukan backfilling secara langsung.
Pada tahun ke-4 setelah sungai dialihkan alirannya dengan kanal,
direncanakan penambangan Blok Timur dilanjutkan ke arah down dip dan
overburden dari Blok Timur ditimbun di Blok Barat melalui jembatan ke-2
yang dibuat di atas kanal.
Karena areal yang belum dibuka sempit, maka penggalian tanah
penutup dilakukan melebar mulai dari pit limit berjenjang ke arah Timur sampai
lapisan batubara. Metode ini harus dilakukan untuk areal yang sempit untuk
memungkinkan hauling tanah penutup dengan kemiringan jalan yang cukup
landai yang berakibat terhadap panjang jalan hauling. Peta layout rencana
penambangan dapat dilihat pada Lampiran Peta 11.
31
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
Penambangan Batubara/
Coal Getting
32
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
33
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
34
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
4. Peralatan
Peralatan penambangan yang digunakan dalam operasi penambangan
batubara ada umumnya akan disediakan oleh kontraktor, karena kegiatan
pengupasan tanah penutup dan pengangkutan batubara dikerjakan kontraktor
yang telah mendapatkan Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP). PT. PGU
akan membeli peralatan untuk coal getting, atau menyewa peralatan yang
dibutuhkan dari badan usaha yang mempunyai Surat Keterangan Terdaftar
(SKT) sebagai usaha jasa pertambangan non inti.
35
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
36
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
37
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
Penambangan Batubara
Excavator 30 Ton 3
Dumptruck 30 Ton 18
38
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
40
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
BAB V
RENCANA PENGOLAHAN
1. Studi Pengolahan
Dari hasil pengujian laboratorium batubara mempunyai kekerasan yang
cukup tinggi dengan HGI antara 53 sampai 69 sehingga untuk mendapatkan
batubara berukuran di bawah 50 mm perlu dilakukan peremukan (crushing).
PT. PGU tidak merencanakan pencucian batubara karena kadar abu
dari semua batubara in-situ telah dianalisa yang memberikan nilai 5 % -17 %.
a. Tahapan pengolahan
Batubara yang akan ditambang (exposed coal) akan dianalisa
terlebih dahulu kualitasnya secara sampling sebelum diangkut ke
ROM stockpile untuk mengetahui kualitas batubara. sehingga
memudahkan cara pemisahannya.
Batubara yang ditambang dengan excavator diangkut dengan dump
truck ke stockpile dan ditumpuk sesuai dengan kualitasnya.
Sesuai dengan perbandingan kuantitas dan kualitasnya dari masing-
masing tumpukan, batubara tersebut kemudian diumpankan ke
hopper dengan bantuan wheel loader, excavator atau bulldozer.
41
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
b. Bagan alir
Tahapan dan proses pengolahan batubara di Coal Processing Plant
(CPP) disusun pada bagan alir pengolahan dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Pengumpanan (feeding)
Pengumpanan batubara menggunakan alat-alat seperti Bulldozer,
Wheel Loader, Excavator, Hopper di lokasi crushing plant dengan
hasil produk ROM >300 dan ROM <300.
Peremukan Batubara (Coal Crushing)
Peremukan ROM <300 dengan alat Primary Crusher Rollers akan
menghasilkan produk Crushed Coal <50 dan Crushed Coal >50.
Produk Crushed Coal <50 akan diarahkan ke screener sedangkan
hasil produk Crushed Coal >50 akan diarahkan ke Secondary
Crusher Rollers untuk menghasilkan Crushed Coal <50.
42
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
c. Recovery Pengolahan
Pengolahan batubara dilakukan dengan crushing saja. Losses dari
proses dapat terjadi pada saat penumpukan dan crushing berupa fine coal
yang terbawa air larian ke settling pond dan berupa debu. Jumlahnya sangat
kecil sehingga tidak diperhitungkan. Recovery pengolahan batubara adalah
100%. Dapat terjadi penurunan atau peningkatan kuantitas batubara yang
dikapalkan dikarenakan perbedaan antara hasil penimbangan dan draft survey
serta perubahan berat yang disebabkan oleh perubahan kualitas berupa
peningkatan kadar abu dan kadar air karena hujan.
43
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
3. Peralatan Pengolahan
Peralatan yang digunakan dalam pengolahan batubara dari tambang
PT. PGU adalah :
a. Excavator, Bulldozer, Wheel Loader, Dump truck alat yang
digunakan dalam penambangan, pengangkutan dan penimbunan
batubara yang akan ditujukan ke hopper lalu dilakukan peremukan .
b. Crusher, merupakan alat peremuk batubara yang dibedakan menjadi
dua jenis yaitu primary crusher dan secondary crusher, untuk
mendapatkan hasil produk batubara yang berukuran <50 mm.
c. Screen merupakan alat untuk memisahkan batubara agar
mendapatkan ukuran besar butir yang seragam sesuai dengan
kebutuhan.
d. Belt conveyor untuk mengangkut batubara selama proses
pengolahan ke tempat penimbunan dan sebagai alat angkut dari satu
peralatan ke peralatan yang lainnya.
4. Hasil Pengolahan
Hasil pengolahan batubara PT. PGU adalah crushed coal berukuran
<50 mm. Kualitas produksi hasil proses pengolahan batubara yang
direncanakan harus sesuai dengan kebutuhan pemasaran maka ada
kemungkinan akan dilakukan proses blending terhadap batubara yang berbeda
kualitasnya.
BAB VI
PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN
1. Tata Cara
Perencanaan sarana dan prasarana pengangkutan serta penimbunan
dengan kapasitas yang memadai untuk mendukung kegiatan operasi
penambangan disesuaikan dengan target produksi.
Peralatan yang digunakan untuk penggalian, pemuatan dan
pengangkutan batubara untuk lokasi Pit ke stockpile tambang dengan cara
mengkombinasikan peralatan excavator dan dump truck berkapasitas 20 - 30
ton. Selanjutnya rencana pengangkutan batubara dari stockpile tambang
dilakukan dengan beberapa alternatif antara lain :
a. Tahun 2016 penjualan akan diangkut dengan menggunakan truk menuju
pelabuhan swasta dengan jarak kurang lebih ±132 KM.
b. Tahun 2017 – 2019 dengan kapasitas sekitar 1.500.000 MT akan
diangkut menggunakan truk dari stockpile tambang ke Stasiun Muara
Gula (Kepur) melalui jalan darat yang berjarak ±31.7 KM lalu dari
Stasiun Muara Gula (Kepur) diteruskan ke Stasiun Keramasan
menggunakan angkutan kereta api milik PT. KAI dengan jarak ±144.61
KM. Sedangkan kapasitas 1.000.000 MT direncanakan menggunakan
truck menuju ke salah satu terminal khusus batubara.
c. Tahun 2020 – 2024 semua produksi sebesar 2.500.000 MT/tahun akan
diangkut melalui jalur kereta api milik PT. KAI.
d. Sebagai alternatif, Tahun 2017 – 2024 akan diangkut menggunakan
truk dari stockpile tambang ke Stasiun Muara Gula (Kepur) melalui jalan
darat yang berjarak ±31.7 KM lalu dari Stasiun Muara Gula (Kepur)
diteruskan ke Stasiun Simpang menggunakan angkutan kereta api milik
PT. KAI dengan jarak ±136 KM kemudian dengan menggunakan jalan
khusus atau kereta api khusus menuju ke Terminal Khusus PT. PGU
45
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan disesuaikan dengan rencana target produksi
dan pemilihan jenis peralatan ditentukan oleh faktor-faktor seperti kondisi
lapangan dan jenis material yang akan digali. Jenis alat-alat utama dan
pendukung yang diperlukan adalah :
47
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
g. Alat Pendukung
Alat pendukung pertambangan dapat dilihat pada Tabel 6.1.
48
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
BAB VII
LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Lingkungan
a. Dampak Kegiatan
menyebabkan kondisi lahan berubah dari asalnya yaitu menjadi terbuka dan
rawan terhadap erosi. Seluruh kehidupan dalam ekosistem awal (flora dan
fauna) menjadi berubah karena terjadinya perubahan bentang alam ini.
50
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
51
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
b. Pengelolaan Lingkungan
1. Pengelolaan Limbah
Dalam operasinya PT. PGU pasti menghasilkan limbah yang dapat
berupa limbah cair dan limbah padat.
Limbah cair yang paling diberikan perhatian adalah air asam tambang
yang beasal dari areal penambangan, areal penimbunan OB dan stockpile
serta pengolahan. Selain itu limbah yang berasal dari penggunaan pelumas
peralatan penambangan berupa oli bekas.
Limbah berupa oli bekas dikategorikan sebagai limbah Bahan
Berbahaya Beracun (B3) yang harus dikelola sebagaimana mestinya dengan
terlebih dahulu memiliki Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (Izin
TPS B3). Bangunan khusus dibuat sebagai TPS B3 dengan ukuran dan bentuk
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
kemudian dimintakan izinnya.
Limbah Padat berupa ban bekas, besi bekas, plastik dan sampah
domestik padat lainnya dikelola dengan kategori pengelolaan limbah bukan B3.
Sebagian limbah padat seperti ban bekas dapat dimanfaat kan sebagai water
trap di settling pond outlet.
Limbah padat B3 seperti Aki bekas, filter bekas, Selang hidrolik bekas,
Majun bekas harus dikelola dengan cara khusus sesuai dengan peraturan
terkait dengan Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3.
Tempat penyimpanan Limbah B3 harus dipisahkan dari tempat
penyimpanan Bahan B3 dan Bahan/Limbah Non B3.
52
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
lebih lanjut jika pengolahan pada kompartemen pertama dan kedua belum
memberikan hasil maksimal. Air akan dikeluarkan hanya setelah dipenuhinya
baku mutu.
Secara berkala kompartemen-kompartemen ini perlu dikeruk untuk
mempertahankan kapasitas pengolahannya.
Setiap settling pond yang dibuat perlu dimintakan izinnya (Izin
Pengolahan Air Limbah) setelah terlebih dahulu dilakukan studi, analisa
kapasitas dan pengujian kualitas airnya.
c. Pemantauan Lingkungan
Program pemantauan lingkungan akan dilakukan pada daerah rencana
tambang dan daerah sekitar lokasi rencana tambang terhadap pengelolaan
lingkungan yang pada dasarnya menyangkut pemantauan air, tanah dan
udara.
Terkait dengan pengelolaan yang dijelaskan di atas, PT. PGU perlu
memantau pelaksanaan pengelolaan limbah dengan mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku menyangkut pengumpul dan masa simpan
sementara.
Pemantauan terhadap reklamasi dan pascatambang dilakukan secara
terus menerus dan dilaporkan kepada Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Sumatera Selatan dalam Laporan Reklamasi dan Laporan
Pascatambang.
Pemantauan terhadap pengelolaan air asam tambang dilakukan
secara berkala dengan menggunakan peralatan-peralatan pantau seperti
papan pantau, kertas lakmus, pH meter, Flowmeter, TSS meter, pengukur
curah hujan dan lain sebagainya. Parameter-parameter baku mutu air lain
54
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
dipantau dengan sample-sample yang diambil dari titik penaatan dan dikirim ke
laboratorium terakreditasi secara berkala.
Pemantauan oleh laboratorium juga dilakukan langsung di lokasi untuk
getaran, kebisingan dan debu serta asap buangan generator.
Pemantauan lain terkait dengan pengelolaan aspek sosial masyarakat,
flora dan fauna, dan aspek-aspek yang terkena dampak lainnya dilakukan
antara lain:
Pemantauan dampak positif dan negatif perubahan bentang alam
Pemantauan konflik sosial perekonomian lokal dan kesempatan
bekerja/berusaha
Pemantauan flora dan fauna
Persepsi umum masyarakat atas program Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan perusahaan.
Adapun tugas pokok dari Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. PGU
antara lain adalah :
Menjamin bahwa peraturan Kesehatan dan Keselamatan kerja harus
selalu dipatuhi oleh seluruh karyawan
Melakukan pengkajian secara menyeluruh pada setiap kejadian
kecelakaan kerja dan membuat saran-saran perbaikan
Membina kesadaran kerja yang aman dikalangan karyawan
Menjadi panutan dalam hal Kesehatan dan Keselamatan kerja bagi
para karyawan.
Anggota yang diikutsertakan dari setiap unit kerja perusahaan dapat
dilihat pada Gambar 7.1.
DIREKSI
KEPALA SEKSI K3
b. Peralatan
PT. PGU menyediakan peralatan dan perlengkapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang terdiri dari peralatan pemadam kebakaran,
perlengkapan P3K, Rompi Pengaman serta alat pelindung diri seperti helm,
sepatu pengaman, baju kerja standar, kaca mata debu, ear plug, baju
pelampung dan lain sebagainya.
56
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
57
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
No KEGIATAN URAIAN
59
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
a. Laporan kecelakaan
7 Laporan K - 3 b. Laporan bulanan dan laporan tahunan
c. Laporan pelatihan
60
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
BAB VIII
ORGANISASI DAN TENAGA KERJA
1. Bagan Organisasi
Pada tahap konstruksi akan dilakukan kegiatan mobilisasi peralatan
dan material, pembukaan dan pematangan lahan serta pembuatan jalan
dan pembangunan sarana dan prasarana tambang. Untuk melaksanakan
seluruh rangkaian kegiatan ini diperlukan sejumlah tenaga kerja. Tenaga kerja
lokal khususnya dari wilayah-wilayah desa sekitar lokasi yang memenuhi
persyaratan dan memiliki bidang keahlian dapat diprioritaskan untuk bekerja
pada tahap konstruksi. Selain itu tenaga kerja lokal yang tersedia di desa-
desa sekitar lokasi kegiatan juga akan diprioritaskan bekerja di perusahaan.
Mengingat jenis kegiatan perusahaan membutuhkan keahlian tertentu, maka
terhadap calon tenaga kerja yang dinilai mampu berkembang akan diberikan
pelatihan-pelatihan secara intensif oleh perusahaan agar mereka dapat bekerja
sesuai dengan kebutuhan kegiatan pertambangan batubara ini.
Sistem kerja untuk tenaga kerja konstruksi akan diatur sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dan perencanaan kerja proyek sehingga
keselamatan tenaga kerja akan terjamin dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan
akan tercapai. Kesepakatan kerja dengan waktu tertentu dikoordinasikan
dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muara Enim dan
proses penerimaannya dikoordinasikan juga dengan Camat berikut Kepala
Desa serta pemuka masyarakat sekitar lokasi. Struktur Organisasi Masa
Konstruksi PT. PGU dapat dilihat pada Gambar 8.1.
61
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
DIREKSI
62
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
64
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
11 Staf GA 1 D3-S1
12 Staf Administrasi 1 D3-S1
13 Kabag Engineering 1 S1
14 Engineer 1 D3-S1
15 Surveyor 1 D3-S1
TOTAL 16
Tenaga kerja non-staf terdiri dari sopir, helper, satpam dan sebagainya
yang bekerja wajib selama 8 jam per hari dengan 1 jam istirahat dan jam kerja
selebihnya dihitung lembur.
Tabel 8.2. Tenaga Kerja Non Staff Masa Konstruksi PT. PGU
Tingkat
No Fungsi Jumlah
Pendidikan
1 Sopir LV 4 SMA
2 Operator 2 SMA
3 Satpam 4 SMA
4 Ofice Assistant 2 SMA
5 Kru Survey 2 SMA
6 Kru K3LH 2 SMA
TOTAL 16
Tingkat pendidikan tidak mutlak. PT. PGU dapat saja merekrut tenaga
kerja dengan pendidikan lebih rendah dari persyaratan tingkat pendidikan jika
calon tenaga kerja mempunyai pengalaman yang cukup
Di samping tenaga kerja yang direkrut oleh PT. PGU, penyerapan
tenaga kerja juga dilakukan oleh penyedia jasa yang mengerjakan konstruksi.
Jumlah dan syarat-syarat tergantung kepada jenis dan volume pekerjaan serta
jadual yang ditetapkan. Kebutuhan tenaga kerja kontraktor konstruksi dapat
dilihat pada Tabel 8.3.
Tenaga Kerja
No Jenis Pekerjaan Waktu
Orang
(bln)
Pembuatan: Camp, Work shop, Office, Fuel storage,
1 60 2
Jembatan Timbang, Laboratorium, TPS B3, Klinik
2 Jalan Hauling OB/Coal, Settling pond, drainase 20 2
3 Land Clearing, Stockpile, Crusher, Conveyor 20 2
Total kebutuhan tenaga kerja kontraktor 100 2
Tingkat
No Jabatan Jumlah
pendidikan
1 Direktur Utama 1 S1-S2
2 Direktur 1 S1-S2
3 Kepala Teknik Tambang 1 S1 (POU)
4 Kabag K3LH 1 D3-S1 (POP-POM)
5 Staf K3LH 4 D3-S1 (POP-POM)
6 Humas dan CSR 3 D3-S1
7 Kabag Keuangan 1 S1-S2
8 Staf Keuangan 3 D3-S1
9 Kabag HR/GA 1 S1-S2
10 Staf HRD 3 D3-S1
11 Staf GA 1 D3-S1
12 Staf Administrasi 2 D3-S1
13 Kabag Engineering 1 S1
14 Engineer 4 D3-S1
15 Surveyor 3 D3-S1
66
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
16 Kabag Produksi 1 S1
17 Staf Produksi 3 S1
18 Staf Pengolahan 3 D3
19 Staf Penjualan 3 D3-S1
20 Staf QC 3 D3-S1
TOTAL 43
Tabel 8.5 Tenaga kerja non staff Masa Produksi PT. PGU
Tingkat
No Fungsi Jumlah
Pendidikan
1 Sopir LV 10 SMA
2 Operator 15 SMA
3 Satpam 20 SMA
4 Office Assistant 6 SMA
5 Checker 10 SMA
6 Clerk 5 SMA
7 Crew Survey 5 SMA
8 Crew Produksi 6 SMA
9 Crew Pengolahan 6 SMA
10 Crew QC 6 SMA
11 Crew K3LH 22 SMA
TOTAL 111
67
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
(Rupiah)
1 Direktur Utama 1 S1 – S2 40.000.000
2 Direktur 1 S1 – S2 30.000.000
3 Kepala Teknik Tambang 1 S1 (POU) 30.000.000
4 Kabag K3LH 1 D3-S1 (POP-POM) 20.000.000
5 Staf K3LH 1 D3-S1 (POP-POM) 8.000.000
6 Humas dan CSR 2 D3-S1 16.000.000
7 Kabag Keuangan 1 S1-S2 20.000.000
8 Staf Keuangan 1 D3-S1 5.000.000
9 Kabag HR/GA 1 S1-S2 20.000.000
10 Staf HRD 1 D3-S1 5.000.000
11 Staf GA 1 D3-S1 5.000.000
12 Staf Administrasi 1 D3-S1 5.000.000
13 Kabag Engineering 1 S1 20.000.000
14 Engineer 1 D3-S1 10.000.000
15 Surveyor 1 D3-S1 8.000.000
TOTAL 16 242.000.000
Sedangkan tingkat gaji tenaga kerja non staff masa konstruksi PT.
PGU dapat dilihat pada Tabel 8.7.
Tabel 8.7 Tingkat Gaji Tenaga Kerja Non Staff masa Konstruksi PT. PGU
Subtotal Gaji
Tingkat
No Fungsi Jumlah per Bulan
Pendidikan
(Rupiah)
1 Sopir LV 4 SMA 12.000.000
2 Operator 2 SMA 10.000.000
3 Satpam 4 SMA 20.000.000
4 Ofice Assistant 2 SMA 6.000.000
5 Kru Survey 2 SMA 6.000.000
6 Kru K3LH 2 SMA 6.000.000
TOTAL 16 60.000.000
Pada kegiatan masa produksi PT. PGU, tingkat gaji tenaga kerja staff
masa produksi dapat dilihat pada Tabel 8.8.
Tabel 8.8. Tingkat Gaji Tenaga Kerja Staff Masa Produksi PT. PGU
Subtotal Gaji
Tingkat
No Jabatan Jumlah per Bulan
pendidikan
(Rupiah)
68
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
Sedangkan tingkat gaji tenaga kerja non staff masa produksi PT. PGU
dapat dilihat pada Tabel 8.9.
Tabel 8.9 Tingkat Gaji Tenaga kerja non staff Masa Produksi PT. PGU
Subtotal Gaji
Tingkat
No Fungsi Jumlah per Bulan
Pendidikan
(Rupiah)
1 Sopir LV 10 SMA 30.000.000
2 Operator 15 SMA 75.000.000
3 Satpam 20 SMA 100.000.000
4 Office Assistant 6 SMA 18.000.000
5 Checker 10 SMA 30.000.000
6 Clerk 5 SMA 15.000.000
7 Crew Survey 5 SMA 15.000.000
8 Crew Produksi 6 SMA 18.000.000
69
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
4. Sistem Kerja
Tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja tetap ( karyawan tetap)
dan tenaga kerja tidak tetap (tenaga kontrak, tenaga harian, tenaga kerja
lepas), tergantung dari sifat pekerjaan, lamanya/kemenerusan jenis pekerjaan
dan tingkat kepentingan pekerjaan. Kualifikasi dan jumlah tenaga kerja tidak
tetap yang akan dikontrak pada masing-masing operasi bergantung pada
jumlah target produksi batubara. Masa kontrak untuk setiap karyawan tidak
tetap direncanakan per 6 bulan sampai dengan 1 tahun, dan sesudahnya dapat
dilakukan pembaharuan isi kontrak. Selama masa kontrak, pegawai atau
karyawan tersebut bekerja mengikuti uraian kerja yang ditetapkan perusahaan,
dan berpegang pada peraturan ketenagakerjaan perusahaan.
Sistem hari kerja direncanakan 7 hari dalam seminggu. Dapat dibuat 2
shift/hari dan 11 jam/shift atau 3 shift/hari 8 jam/shift. Untuk Karyawan yang
bersifat umum dapat diberlakukan waktu kerja General Shift 6 hari kerja 8 jam
per hari.
BAB IX
PEMASARAN
70
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
1. Bagan Organisasi
Dikarenakan terdapat beberapa aspek dalam kegiatan pemasaran,
seperti koordinasi dengan calon pembeli dan pembeli, penyiapan batubara
yang akan dijual, transportasi dan pengapalan yang memerlukan perhatian
khusus serta adanya kewajiban-kewajiban terkait keuangan dan kewajiban
pembayaran penerimaan negara bukan pajak, PT. PGU menyusun organisasi
pemasaran yang dapat di lihat pada Gambar 9.1.
Direksi
2. Prospek Pemasaran
a. Dalam Negeri
Kebijakan pemerintah mengenai investasi dalam bidang
ketenagalistrikan menjadi faktor pemicu pertumbuhan perusahaan tambang
khususnya pertambangan batubara yang mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan produksi batubara.
Pemakaian batubara sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga
listrik di dunia, khususnya Asia diperkirakan meningkat dibandingkan dengan
bahan bakar lainnya. Beberapa faktor teknis yang ikut mempengaruhi potensi
pemasaran batubara Indonesia, antara lain adalah :
kualitas batubara yang dihasilkan
kontinuitas produksi dari tambang
71
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
kemudahan transportasi
harga batubara
Meningkatnya pemakaian batubara untuk keperluan pembangkit listrik,
industri semen dan industri pengguna lainnya seperti industri tekstil yang
selama ini menggunakan BBM sebagai bahan bakar mulai beralih
menggunakan batubara, hal ini merupakan indikasi yang positif bagi
perusahaan pertambangan batubara. Jika dibutuhkan, PT. PGU siap menjual
batubaranya kepada konsumen-konsumen dalam negeri. Jika tidak terdapat
pasar dalam negeri, atau kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi, PT. PGU
merencanakan akan mengekspor batubara yang dihasilkan.
Pada tahun pertama sampai ke-empat produksi, PT. PGU akan
bekerja-sama dengan pemegang IUP OP Pengangkutan dan Penjualan untuk
menjual batubaranya berdasar harga FOT. Kewajiban PNBP berdasar FOB MV
dan biaya penyesuaiannya tetap menjadi tanggung jawab PT. PGU.
Dimulai tahun ke tiga dan ke empat PT. PGU juga akan menjual pada
titik serah FOB Tongkang dan atau FOB Mother vessel. Direncanakan mulai
tahun ke lima dan selanjutnya PT. PGU tidak lagi melakukan penjualan FOT.
Untuk semua jenis titik serah PT. PGU akan memenuhi kewajiban
pembayaran PNBP sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Luar Negeri
Mulai tahun ke tiga, sasaran ekspor batubara yang akan dituju oleh PT.
PGU adalah ke berbagai negara seperti China, India, Taiwan, Korea dan
Jepang dan lain-lain. Pasar yang dituju khususnya adalah negara-negara yang
menggunakan PLTU, yang setiap tahunnya menunjukkan peningkatan cukup
tajam dengan biaya pengapalan yang ekonomis.
BAB X
INVESTASI DAN ANALISIS
72
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
1. Investasi
Dengan rencana operasi pertambangan pada WIUP OP PT. PGU
secara keseluruhan baik yang telah dikeluarkan mulai dari tahun 2008 sampai
dengan 2014 maupun yang direncanakan untuk tahun 2015 dan selanjutnya,
maka total investasi sebesar 54,985,952 USD.
a. Modal Tetap
Investasi untuk persiapan pelaksanaan operasi tambang sebesar
54,985,952 USD adalah untuk keperluan :
a. Biaya administrasi yang meliputi biaya perizinan, land rent dan pajak
pajak tahun 2008 – 2015 sebesar 628,690 USD
b. Biaya eksplorasi dan studi kelayakan yaitu dalam rangka
mengetahui potensi sumberdaya dan cadangan batubara di wilayah
telah dilakukan berbagai kegiatan eksplorasi meliputi Biaya
pemetaan geologi, pemetaan topografi, pemboran, analisis contoh,
evaluasi sumberdaya/cadangan, analisis geoteknik, hidrogeologi,
biaya amdal,FS, rencana reklamasi dan studi kelayakan tahun 2008
– 2015. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan tersebut
menghabiskan biaya sebesar 3,621,002 USD.
c. Biaya konstruksi yaitu hampir seluruh fasilitas penunjang untuk
operasi tambang di WIUP OP PT. PGU, pada wilayah yang telah
meningkat ketahap konstruksi, meliputi Pembebasan lahan di Area
Tambang, Land Clearing, Jalan Hauling di tambang, Stockpile
Tambang, Kantor,lampu penerangan dan listrik, Pengalihan Sungai,
Jembatan, Train Loading Station (TLS), Lahan Stockpile di Kepur
dan Kontingensi akhir tahun 2015 dan awal tahun 2016 sebesar
32,751,415 USD.
d. Biaya yang dibutuhkan untuk deposito rel kereta api sebesar
17,984,844 USD pada awal tahun 2016.
b. Modal Kerja
73
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
c. Sumber Dana
Dana yang dibutuhkan untuk keperluan seluruh investasi dan modal
kerja yang direncanakan diperoleh dari :
a. Modal Sendiri (equity) pada tahun 2008 sampai dengan tahun
2014 sebesar 714,429 USD, pada tahun 2015 sebesar 3,749,857 USD,
pada tahun 2016 sebesar 2,857,143 USD dan pada tahun 2017 sebesar
7,321,429 USD.
b. Pinjaman (debt) pada tahun 2015 sebesar 13,000,237 USD dan
pada tahun 2016 sebesar 28,239,226 USD.
2. Analisa Kelayakan
a. Biaya produksi
Dalam studi kelayakan ini, biaya produksi dibedakan atas biaya
langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya langsung terdiri dari komponen yang langsung terkait dengan
operasi produksi antara lain biaya pemindahan tanah penutup, penambangan
batubara, pengangkutan batubara, pengolahan batubara, pemuatan batubara
dan biaya PNBP.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak terkait langsung dalam
operasi produksi, yaitu merupakan biaya yang dikeluarkan PT. PGU antara lain
biaya sample batubara, gaji karyawan, biaya eksplorasi dan pengembangan
cadangan, overhead, reklamasi, pengelolaan dan pemantauan lingkungan,
pengembangan masyarakat, kompensasi lahan, pajak lokal/retribusi, biaya
penjualan, biaya pemasaran, bunga pinjaman.
74
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
b. Pendapatan Penjualan
Sesuai dengan asumsi harga berkisar dari 40.58 USD per ton (FOB
MV) sampai dengan 49.91 USD per ton dan harga jual batubara FOT 17.14
USD per ton maka dengan tingkat produksi batubara yang direncanakan
selama 9 Tahun dari Tahun ke-1 sampai dengan Tahun ke-9 akan diperoleh
penerimaan/pendapatan hasil penjualan sebesar 16,431,140 USD setelah
pajak, cicilan dan bunga.
c. Cash Flow
Hasil analisis aliran kas dari operasi pertambangan Di WIUP OP PT.
PGU menunjukkan bahwa dengan tingkat produksi yang direncanakan
mempunyai total cash flow yang cukup baik sebesar 47,618,220 USD pada
pascatambang.
d. DCFROR / IRR
IRR dari suatu investasi dapat didefinisikan sebagai tingkat suku
bunga yang akan menyebabkan nilai ekuivalen biaya investasi sama dengan
ekuivalen penerimaan atau tingkat suku bunga yang dapat menyebabkan nilai
sekarang bersih (NSB) sama dengan nol (Stermole, Franklin,J., 1990).
Pengertian diatas dirumuskan sebagai berikut :
dengan :
n = umur investasi
t = tahun
75
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
77
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
78
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
BAB XI
KESIMPULAN
79
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama
11. Dengan harga jual batubara diasumsikan berkisar 40.58 USD /MT (FOB
MV) sampai dengan 49.91 USD/MT dan harga jual batubara FOT 17.14
USD/MT, proyek ini menunjukan kriteria layak dengan :
- Net Present Value (NPV) = 60,031,510 USD
- Pay Back Period (PBP) = 5 tahun
- Internal Rate of Return (IRR) = 21%.
81