Anda di halaman 1dari 81

Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1

PT. Pacific Global Utama

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kebutuhan energi listrik dunia terus meningkat seiring dengan
kebutuhan manusia akan energi listrik dalam rangka pemerataan dan
peningkatan kebutuhan. Ketersediaan energi listrik di suatu negara akan
sangat menunjang pertumbuhan industri-industri lainnya. Pada saat ini,
Pemerintah Indonesia juga sedang gencar mengembangkan penyediaan
energi listrik. Pemanfaatan energi alternatif untuk mengganti energi minyak
bumi sangat diutamakan oleh pemerintah dengan program percepatan
pembangunan 35.000 MW pembangkit listrik yang sebagian besar
menggunakan bahan bakar batubara.
Selain untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri batubara juga
ditambang untuk ekspor.
PT. Pacific Global Utama (“PT. PGU”) sebagai salah satu perusahaan
pertambangan batubara akan ikut serta berperan aktif, dalam kegiatan
pertambangan batubara dan segera akan menyelenggarakan kegiatan
pertambangannya di wilayah Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara
Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan oleh PT. PGU dari Bulan
September 2011 sampai dengan Mei 2014 kemudian dilanjutkan pemboran
JORC dari bulan September 2014 sampai dengan Februari 2015 di Wilayah
Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 1485 Ha.
Pemboran dilakukan di areal di WIUP dengan wilayah cakupan seluas
1485 Ha dengan kedalaman pemboran mencapai 220 meter. Berdasarkan
data hasil eksplorasi tersebut telah disusun Laporan Explorasi Sep 2011 –
Mei 2014 (disertakan dengan penyerahan laporan ini). Laporan Eksplorasi ini
dengan menggunakan SNI 5015: 2011 (“SNI”) memberikan jumlah
sumberdaya terukur (measured resource) batubara adalah sebesar 90,460,000
1
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

MT, sumberdaya tertunjuk (indicated reasource) sebesar 33,680,000 MT dan


sumberdaya tereka (inferred reasource) sebesar 10,960,000 MT. Total
sumberdaya PT. PGU adalah sebesar 135.100.000 MT.
Untuk mengetahui keekonomian dari sumberdaya batubara tersebut
perlu disusun Laporan Studi Kelayakan Pertambangan Batubara PT. PGU
Revisi-1 yang merupakan studi lanjutan atas studi kelayakan yang sudah
disusun sebelumnya.
Karena perbankan, calon buyer dan PT. KAI mengajukan syarat
cadangan berdasar standar Australia JORC Code 2012 (“JORC”), maka PT.
PGU juga melakukan perhitungan sumberdaya dan cadangan menggunakan
JORC yang memberikan jumlah sumberdaya terukur (measured resource)
batubara adalah sebesar 43,510,000 MT, sumberdaya tertunjuk (indicated
reasource) sebesar 31,050,000 MT dan sumberdaya tereka (inferred
reasource) sebesar 4,840,000 MT. Total sumberdaya PT. PGU adalah
sebesar 79.400.000 MT.
Perbedaan mendasar perkiraan jumlah sumberdaya di dalam Laporan
Eksplorasi dan di dalam Studi Kelayakan ini disebabkan adanya penerapan
definisi Sumberdaya dengan frasa “mempunyai prospek beralasan yang
memungkinkan untuk ditambang secara ekonomis”.
SNI 5015:2011, 3.3. mendefinisikan sumberdaya sebagai “bagian dari
endapan batubara dalam bentuk dan kuantitas tertentu serta mempunyai
prospek beralasan yang memungkinkan untuk ditambang secara
ekonomis. Lokasi, kualitas, kuantitas, karakteristik geologi dan kemenuran dari
lapisan batubara yang telah diketahui, diperkirakan atau diinterpretasikan dari
bukti geologi tertentu. Sumberdaya batubara dibagi sesuai dengan tingkat
kepercayaan geologi ke dalam kategori tereka, tertunjuk dan terukur.”
JORC Code 2012, mendifinisikan Sumberdaya sebagai “a
concentration of solid material of economic interest in or on the Earth’s crust in
such form, quality and quantity that there are reasonable prospect for
eventual economic extraction. The location, quantity, quantity, continuity and
other geologycal characteristic of a Coal Resource are known, estimated or
interpreted from specific specific geological evidence and knowledge, including
2
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

sampling. Coal Resources are subdevided in order of increasing geological


confidence into Inferred, Indicated and Measured categories.”
Kedua standar tidak mempunyai perbedaan yang mendasar, dan frasa
yang tercetak tebal dari kedua standar di atas menyatakan bahwa dalam
perkiraan jumlah sumberdaya sudah terdapat pertimbangan ekonomi dasar
yang diterapkan. Di dalam Studi Kelayakan ini prospek ekonomi dibatasi
dengan Break Even Stripping Ratio (“BESR”).
Bagian definisi “serta mempunyai prospek beralasan yang
memungkinkan untuk ditambang secara ekonomis” didalam laporan
perhitungan sumberdaya dinyatakan dalam parameter BESR yang ditentukan
melalui studi historical terhadap biaya dan harga jual batubara dengan
parameter-parameter dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Parameter BESR


Parameter Satuan Nilai Area Barat Nilai Area Timur
Stripping Ratio bcm/Ton 15 16
Total Biaya Penambangan USD/Ton 44,25 47,15
Total Biaya Transportasi USD/Ton 23,85 23,85
Total Biaya Lain-lain USD/Ton 6,9 7,0
Total Biaya Operasional USD/Ton 75,00 78,00
Estimasi Harga Jual Batubara USD/Ton 75,00 78,00
(GAR 4,600 – 4,800)

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pembuatan Laporan Studi Kelayakan PT. PGU Revisi-1
ini adalah untuk memperbaharui dan merevisi rencana pertambangan batubara
sebelumnya berdasarkan kajian lanjutan melalui analisa kondisi geologi,
kondisi sumberdaya, dan kondisi daerah rencana tambang, meliputi antara lain
studi tentang metode dan tahapan penambangan, pemilihan alat,
pengangkutan, pengolahan, penjualan, organisasi, pengelolaan K-3 dan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

3
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Tujuan adalah apabila kajian lanjutan ini ekonomis, maka Laporan


Studi Kelayakan Pertambangan Batubara PT. PGU revisi-1 ini akan digunakan
sebagai salah satu acuan untuk dokumen Rencana Reklamasi, Pascatambang
dan AMDAL (ANDAL, RKL, RPL) PT. PGU serta menjadi strategi
penambangan untuk mendapatkan kemanfaatan yang optimal sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sejalan dengan prinsip-prinsip
good mining practices.

3. Ruang Lingkup dan Metode Studi


Sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, studi kelayakan
penambangan mencakup tiga kelompok besar, yaitu kondisi umum lingkungan
kajian teknis, dan kajian ekonomis.
Kondisi umum lingkungan memberikan informasi kondisi lingkungan,
penduduk, mata pencaharian, pendidikan, kondisi sosial ekonomi budaya dan
sosial kemasyarakatan, pertanahan, flora dan fauna, serta topografi dan
morfologi.
Kajian teknis meliputi kajian data eksplorasi lanjutan, perhitungan
cadangan (reserve), jarak angkut di dalam tambang (lead distance) dan di luar
tambang, stripping ratio, dan sarana/prasarana utama yang seluruhnya
dirangkum di dalam suatu Rencana Tambang (Mine Planning) serta metoda
pengangkutan, survey, loading-unloading dan sarana/prasarana pendukung
serta kebutuhan lainnya yang dirangkum di dalam Rencana Pertambangan dan
Rencana Penjualan/Pemasaran dengan selalu memperhatikan aspek
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3LH).
Kajian keekonomian meliputi analisis investasi yang sudah dan akan
dilakukan yang mencakup modal sendiri dan bank dan pihak ketiga, dan
analisis keuangan antara perolehan dan biaya-biaya dimulai dari biaya
pembebasan lahan, biaya land clearing, biaya pengupasan tanah pucuk, biaya
penggalian dan penimbunan tanah penutup, biaya transportasi di dalam dan di
luar tambang, biaya reklamasi, biaya penjualan/pemasaran lainnya, serta
biaya kewajiban-kewajiban terhadap negara dalam bentuk pajak dan bukan
pajak.
4
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Metoda studi yang diterapkan disesuaikan dengan aspek-aspek yang


dikaji. Informasi umum kondisi lingkungan didapatkan dari pengamatan
langsung lapangan pada saat survey dan dari data sekunder yang relevan.
Untuk kajian aspek teknis dilakukan dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan yang lazim digunakan secara ilmiah berdasar data
eksplorasi dan data sekunder yang relevan.
Kajian keekonomian dilakukan terhadap parameter-parameter ekonomi
saat sekarang dengan prediksi masa yang akan datang dibandingkan dengan
parameter teknis yang dapat dikontrol.
Sistematika penyusunan Laporan Studi Kelayakan Pertambangan
Batubara PT. Pacific Global Utama Revisi-1 mengacu pada Pedoman
Penyusunan Laporan Studi Kelayakan, Eksploitasi dan Produksi sebagaimana
tercantum pada Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya
Mineral Nomor 1453 K / 29 / MEM / 2000 tanggal 3 November 2000 tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang
Pertambangan Umum.

4. Pelaksana Studi
Studi kelayakan dan penyusunan Laporan Studi Kelayakan
Pertambangan Batubara PT. PGU Revisi-1 ini dilaksanakan oleh tim dari
perusahaan sendiri.

5. Jadwal Waktu Studi


Studi Kelayakan Pertambangan Batubara PT. PGU ini dilaksanakan
mulai Bulan September 2014 sampai dengan Juli 2015 disesuaikan dengan
kegiatan pemboran mulai dari September 2011 sampai dengan Februari 2015
dan dapat dilihat pada Tabel 1.2.

5
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Tabel 1.2. Jadwal Kegiatan Studi

6
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

BAB II
KEADAAN UMUM

1. Lokasi dan Luas WIUP


Lokasi Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi PT. PGU
(WIUP OP PT. PGU) secara administrasi berada di Desa Pulau Panggung,
Tanjung Lalang, Penyandingan dan Seleman, Kecamatan Tanjung Agung,
Kabupaten Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan. Luas WIUP OP PT. PGU
adalah 1.485 Ha berada pada kawasan Areal Penggunaan Lain (APL). Batas
koordinat WIUP OP PT. PGU dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Batas Koordinat WIUP OP PT. PGU

Lokasi WIUP OP PT. PGU ini berbatasan sebelah Timur dengan jalan
Nasional sebagian kecil jalan Nasional juga melintasi sisi Timur WIUP. Sungai
Enim memotong WIUP OP PT. PGU dari Selatan ke Utara. Keadaan ini sangat
mempengaruhi metode dan tahap penambangan PT. PGU.

2. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat


Lokasi WIUP OP PT. PGU dapat ditempuh dari Kota Palembang ke
Barat Daya menuju ke Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim

7
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

dengan menggunakan kendaraan melalui jalan darat dengan jarak ± 210 Km


selama ± 6 jam.
Dari Kota Palembang ke lokasi juga dapat ditempuh dengan kereta api
yang dioperasikan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) (PT. KAI), dimulai
dari kota Palembang sampai Muara Enim sejauh ± 140 Km dengan waktu
tempuh selama ± 3.5 jam. Letak WIUP OP PT. PGU berada ± 30 Km dari kota
Muara Enim dan dapat ditempuh melalui jalan darat selama ± 30 menit. Peta
Kesampaian WIUP OP PT. PGU dapat dilihat pada Gambar 2.1. di bawah dan
Lampiran Peta 1.

Gambar 2.1 Peta Administrasi WIUP OP PT. PGU

8
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

3. Keadaan Lingkungan Daerah, Penduduk, Mata Pencaharian Penduduk,


Keadaan Flora, Fauna, Iklim, Sosial Ekonomi dan Lain-lain
Masyarakat di sekitar daerah studi telah sejak lama terbiasa dengan
pertambangan batubara. Terdapat beberapa perusahaan besar yang bergerak
di bidang pertambangan batubara seperti PT. Bukit Asam (Persero) (PTBA),
PT. Manambang Muara Enim (MME) dan PT. Bara Alam Sejahtera (BAS)
Penduduk di sekitar WIUP OP PT. PGU berasal dari luar daerah dan
sebagian adalah penduduk asli yang tersebar di desa-desa Tanjung Lalang,
Pulau Panggung, Penyandingan, dan Seleman.
Mata pencaharian penduduk umumnya adalah bertani dan berkebun
dengan tanaman berupa padi, karet dan kopi. Sebagian penduduk bermata-
pencaharian sebagai pedagang, karyawan pada perusahaan kelapa sawit dan
pertambangan.
Tingkat pendidikan relatif baik dan merata dengan adanya Sekolah
Dasar (SD) di tiap desa, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sudah ada
di kota kecamatan dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang berada di
kota kecamatan Tanjung Agung yaitu SLTA Negeri 1 dan SMK Negeri 1
Tanjung Agung.
Pada WIUP OP PT. PGU terdapat habitat flora berupa hutan rawa,
hutan primer, perkebunan perorangan berupa perkebunan karet, perkebunan
kelapa sawit, padi serta hutan tanaman industri.
Jenis-jenis satwa liar yang masih banyak ditemukan antara lain babi
hutan, ular, kera, dan berbagai jenis burung masih banyak dijumpai di daerah
yang jauh dari pemukiman penduduk. Di daerah rawa dan sungai masih
didapatkan jenis ikan air tawar. Adapun satwa yang dipelihara oleh penduduk
setempat adalah ayam, itik, anjing, kambing, sapi,burung dan kerbau.
Secara regional, WIUP OP PT. PGU yang terletak di wilayah Sumatera
Selatan Hulu terletak di dalam zona iklim Indo-Australia, yang bercirikan suhu,
kelembaban dan curah hujan musiman yang tinggi. Dari data curah hujan
dalam kurun waktu sepuluh tahun (Tahun 2005-2014), Curah hujan tertinggi
sebesar 657 mm terjadi pada bulan November 2012. Sedangkan curah hujan

9
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

terendah terjadi pada bulan September Tahun 2014 - 0 mm dapat dilihat pada
Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Data Curah Hujan (mm/Bulan)


CURAH HUJAN (mm)
BULAN
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari X 453 362 159 610 219 120 245 398 379
Pebruari 335 825 422 94 204 409 156 312 409 333
Maret 459 206 157 390 233 363 156 167 469 154
April X 348 430 198 335 228 327 468 402 145
Mei 189 234 147 284 113 360 49 250 125 156
Juni 145 90 104 135 54 99 82 148 42 106
Juli 116 131 102 44 101 235 18 94 225 143
Agustus 483 9 87 191 42 175 32 63 169 324
September 430 43 79 235 137 140 22 29 112 0
Oktober 255 59 226 253 276 182 226 296 318 95
November 316 253 163 304 146 256 389 657 494 200
Desember 245 476 163 526 399 230 299 540 644 200
244 244 270 269 222 289 187 326
TOTAL 0 2 5 5 1 6 6 9 3807 1835
RATA2 203 203 225 225 185 241 156 273 317 153
Sumber: BMKG Palembang (Stasiun Pengamatan Muara Enim)
Keterangan: X = Alat Rusak (Data Tidak Ada)

Penduduk di sekitar daerah rencana tambang sebagian besar


memeluk agama Islam, tercermin dalam pelaksanaan adat istiadat di
masyarakat, dan ini menggambarkan kedinamisan masyarakat. Kehidupan
sehari-hari daerah ini memegang erat norma-norma agama. Sarana
peribadatan cukup baik terutama bagi yang beragama Islam, Mesjid dan
Mushola terdapat hampir disetiap desa.
Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat menggambarkan
kedinamisan hidup suatu masyarakat. Proses sosial ini dapat bersifat asosiatif
(kerjasama dan akomodasi) dan disosiatif (persaingan dan konflik). Dalam
kehidupan masyarakat, proses sosial yang bersifat asosiatif tergambar dari
berbagai bentuk kerjasama masyarakat dalam berbagai aktivitas kehidupan
sehari-hari (gotong royong, tenggang rasa dan toleransi terhadap nilai dan

10
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

norma budaya lain). Perwujudan interaksi pergaulan sehari-hari antar etnik


adalah penggunaan bahasa Indonesia.

Menurut Kantor Pertanahan Kabupaten Muara Enim status tanah di


daerah kajian terdiri dari :

 Milik Adat

 Surat Keterangan Tanah

 Sertifikat Hak Milik

 Tanah Negara

Tanah milik adat terdapat di sekitar perkampungan yang terletak di


dekat jalan atau sungai. Tanah milik adat ini umumnya merupakan bekas
peladangan nenek moyang penduduk setempat. Tanah adat ini sebagian besar
ditanami pohon karet dan kopi.

4. Topografi dan Morfologi


Secara umum morfologi daerah studi dapat dibagi ke dalam dua
satuan morfologi yaitu :
 Satuan morfolologi perbukitan bergelombang lemah yang terletak di
sebelah Timur WIUP OP PT. PGU dapat dilihat pada Gambar 2.2.
 Satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang sampai curam
yang terletak di sebelah Barat WIUP OP PT. PGU, mulai dari level
ketinggian diatas 70 m hingga 226 m di atas permukaan laut.
Kemiringan lereng pada satuan ini seragam sehingga membentuk
perbukitan homoklin dapat dilihat pada Gambar 2.3.

11
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Gambar 2.2 Satuan Morfologi Bergelombang Lemah

Gambar 2.3. Satuan Morfologi Bergelombang Sedang – Curam


12
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

BAB III
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

1. Geologi
a. Litologi
Litologi di WIUP OP PT. PGU berupa batu gravel (berwarna abu
keputihan, fragmen andesit, keras, mengandung pasir), batulempung (warna
abu-abu kecoklatan, lunak), batubara (warna hitam, keras, mengkilap, brittle,
terdapat resin).

b. Struktur
Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Lempeng Benua Sunda
dan di tepi Barat Busur Sunda, di bawahnya kerak samudera menunjam miring
ke arah Timur Laut (Hamilton, 1979). Penunjaman di bawah tepi barat
Sumatera tersebut diawali pada Awal Perm, peningkatan kegiatan magma
yang terjadi kemudian menghasilkan pembentukan busur gunung api Tersier –
Resen dari pegunungan Barisan di sepanjang tepi barat Sumatera dan
terpotong memanjang oleh Sistem Sesar Sumatera.
Berdasarkan busur magma tersebut dari Barat ke Timur, Sumatera
dapat dibagi menjadi 4 (empat) mandala geologi yaitu Zona Akrasi, Busur
Depan Sumatera, Busur Magmatik Sumatera dan Busur Belakang Sumatera.
Kapur Akhir daerah penyelidikan mengalami perlipatan dan pensesaran,
diikuti oleh kegiatan penerobosan batuan bersusunan granit dan pengangkatan
regional busur Gunung Api Barisan, yang berhubungan dengan pembentukan
zona penunjaman di sebelah Barat.
Kegiatan tektonik terus berlangsung sampai Tersier Awal dan
pensesaran bongkah regional menghasilkan terbentuknya dua cekungan
sedimen utama berbentuk memanjang yaitu Cekungan Sumatera Selatan dan
Bengkulu. Tektonik Plio-Plistosen menghasilkan struktur penting berarah Barat
laut-Tenggara.
13
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

WIUP OP PT. PGU termasuk dalam Peta Geologi Regional Lembar


(Muara Enim), skala 1 : 16.500. dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Lampiran
Peta 2 dan Peta Situasi WIUP dapat dilihat pada Lampiran Peta 3.

Gambar 3.1 Peta Geologi Regional

Stratigrafi daerah studi terdiri dari Formasi Air Benakat, Muara Enim dan
Kasai dapat dilihat pada Gambar 3.2.

14
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Gambar 3.2 Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


15
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

c. Geoteknik
Studi geoteknik telah dilakukan oleh Golders Assosiates (Golders) di
dalam WIUP PT. PGU dengan lingkup kerja sebagai berikut:
 Pemboran geoteknik dilakukan pada 9 (sembilan) titik full coring di
lokasi-lokasi yang mewakili areal yang direncanakan menjadi areal
penambangan
 Pengawasan pemboran dan penanganan sampling
 Sampling dan pegujian geotek terhadap karakteristik strata dan
kekerasan batuan
 Analisis stabilitas untuk dinding pit dan kriteria dinding dump dan
memberikan rekomendasi untuk rencangan dinding yang aman.

Laporan akhir Geoteknik diselesaikan pada Februari 2015 dan


memberikan rekomendasi sebagai berikut:
 Lereng keseluruhan untuk high wall pit di Blok Timur adalah 28 o
dengan kedalaman 180 meter
 Lereng tunggal untuk high wall pit di Blok Timur adalah 55o dengan
ketinggian lereng 10 meter dan lebar 10 meter
 Kemiringan jalan tambang (Ramp grade) 8% dengan lebar jalan 20
meter
 Lereng keseluruhan untuk Low wall pit di Blok Timur mengikuti dip
 Lereng keseluruhan untuk high wall pit di Blok Barat adalah 35 o
dengan kedalaman 100 meter
 Lereng tunggal untuk high wall pit di Blok Barat adalah 55o dengan
ketinggian lereng 10 meter dan lebar 8 meter
 Kemiringan jalan tambang (Ramp grade) 8% dengan lebar jalan 20
meter
 Lereng keseluruhan untuk Low wall pit di Blok Timur mengikuti dip

16
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

2. Keadaan Endapan
a. Bentuk dan Penyebaran Endapan
Berdasarkan hasil interpretasi dan korelasi dari setiap singkapan
batubara dan dari data hasil pemboran yang ditemukan di WIUP OP PT. PGU
serta memperhatikan kesamaan ciri fisik dan posisi stratigrafi lapisan
batubara, lapisan pengapit dan batuan lain antar singkapan, maka dapat
disimpulkan bahwa di WIUP OP PT. PGU setidaknya terdapat 13 (tiga belas)
lapisan batubara (seam) yang mempunyai ketebalan 0.05 meter sampai
15.51 meter dengan arah (strike) batubara antara N 140° E sampai dengan N
198° E dengan kemiringan (Dip) 9o - 26°.
Bentuk dan penyebaran endapan diperoleh melaui kegiatan pemetaan
geologi dan pemetaan topografi.
Selama pemetaan geologi, metoda kerja yang diterapkan meliputi cara
pengamatan dan pemetaan singkapan secara konvensional dengan
menggunakan peralatan pemetaan geologi standar berupa palu, kompas
geologi, meteran dan GPS. Setiap singkapan batuan yang ditemukan di
lapangan dideskripsi secara lengkap mengenai jenis litologi, ketebalan,
kedudukan lapisan, struktur sedimen, tekstur serta ciri-ciri fisik lainnya yang
diperlukan dalam analisis stratigrafi dan struktur geologi. Setiap singkapan
batubara yang ditemukan dibuat penampang menggambarkan tata letak
perlapisan batuan dan batubara ke arah vertikal. Kemudian titik lokasi
singkapan yang diamati diukur koordinat geografisnya menggunakan GPS dan
langsung diplot didalam peta lapangan. Data singkapan batubara dapat dilihat
pada Tabel. 3.1, Litologi Singkapan dapat dilihat pada Lampiran Tabel 1 dan
Peta Koordinat Singkapan dapat dilihat pada Lampiran Peta 4.

17
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Tabel 3.1. Data Singkapan Batubara di WIUP OP PT. PGU

Untuk lokasi batubara yang tidak tersingkap secara sempurna dilakukan


pengupasan permukaan (stripping) sehingga lapisan batubara dan batuan
yang mengapitnya dapat diamati dengan jelas.
Kegiatan yang dilakukan selama eksplorasi di lapangan adalah sebagai
berikut:
 Mendata singkapan batubara dan mencatat posisinya dengan
menggunakan GPS (Global Positioning System).
 Mengukur arah jurus dan kemiringan lapisan batuan dan batubara.
 Mengambil contoh batubara.
 Mengamati batuan lainnya yang terdapat di bagian bawah, atas
maupun sebagai pengapit (dirt parting).
 Mengevaluasi data yang terkumpul.

18
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Metoda yang dilakukan adalah metode lintasan dan kompas, yaitu


dengan menggunakan kompas dan tali ukur. Setiap singkapan dan batuan
lainnya diukur arah jurus dan kemiringan lapisan serta ketebalannya.
Pengambilan contoh batubara untuk uji laboratorium pada singkapan
dilakukan dengan penggalian tegak lurus jurus lapisan batubara langsung pada
singkapan batubara, mulai dari bagian atap hingga ke dasar seam batubara
tersebut pada kedalaman yang direncanakan dengan tujuan mendapatkan data
tentang ketebalan seam batubara dan mengambil contoh batubara segar guna
keperluan uji laboratorium, sesuai dengan Gambar 3.3 di bawah.
.

Gambar 3.3 Pengambilan Contoh Batubara

Pada singkapan batubara, dilakukan pengambilan contoh berdasarkan


lapisan atau seam yang ada, minimal 3 kg tiap contoh. Sebelum pengambilan
contoh dilakukan, terlebih dahulu permukaan singkapan batubara dibersihkan
dari pengotor dan dilakukan penggalian ke dalam guna memperoleh batubara
yang tidak terkontaminasi dengan batu samping.
Setiap contoh yang sudah dibersihkan dan dibungkus rapat dengan
kantong plastik guna menghindari berubahnya kadar air dan terjadinya proses

19
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

oksidasi (pelapukan) selama waktu pengangkutan hingga dilakukan uji di


laboratorium.
Kegiatan Pemetaan topografi dilakukan dengan menggunakan teknologi
Light Detection and Ranging (Li-DAR). Kegiatan pemetaan ini dilakukan oleh
konsultan pemetaan yaitu PT. Karvak Nusa Geomatika dengan No Kontrak :
No 002/SPK/KNG-/1/2014 dengan luas area pengerjaan 1.485 Ha. Tahapan
dalam pemetaan menggunakan teknologi Li-DAR adalah:
 Pemasangan dan pengukuran dengan GPS Geodetic di lokasi
WIUP, serta pengikatan ke titik referensi yaitu titik BM (bench mark)
Badan Informasi Geospasial (BIG) – (dulu bernama
BAKOSURTANAL).
 Pengambilan data ground menggunakan data sensor yang dipasang
pada pesawat terbang.
 Pemrosesan data Li-DAR dan foto udara pada lokasi WIUP
PT.PGU, sehingga didapatkan data kontur dengan ketelitian
vertical/horizontal 10-50 cm dapat dilihat pada Gambar 3.4. dan
Lampiran Peta 5.

Gambar 3.4. Peta Topografi Li-DAR

20
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Kegiatan pemetaan topografi juga sudah terlebih dahulu dilakukan oleh


PT. PGU mulai dari Oktober 2011 sampai Maret 2013, dengan luas total yang
sudah dikerjakan adalah 1.165 Ha dengan menggunakan alat Total Station
dapat dilihat pada Lampiran Peta 6.

b. Sifat dan Kualitas Endapan


Secara umum fisik batubara yang teramati berwarna hitam, keras,
pecahan subkonkoidal-konkoidal, kilap subvitrous, cleat rapat terbuka terisi
lumpur pengotor, mineral pyrite, damar.
Untuk mengetahui kualitas batubara dari hasil pemboran, dilakukan
analisa sampel oleh PT. Geoservices dan PT. Sucofindo di Palembang. Hasil
sampel yang sudah dianalisa dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Lampiran
Tabel 2.

Tabel 3.2. Kualitas Rata-Rata Batubara

c. Cadangan
1. Cara Perhitungan Cadangan
Dalam menentukan cadangan, PT. PGU terlebih dahulu melakukan
perhitungan Sumberdaya dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan secara
intensif sejak September 2011 sampai dengan Februari 2015. Mulai dari
September 2011 sampai dengan bulan Mei 2014 PT. PGU telah melakukan
21
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

pemboran sebanyak 207 titik bor dengan total kedalaman 13.418,84 meter,
dapat dilihat pada Lampiran Tabel 3 dan data hasil pemboran metode JORC
dapat dilihat pada Lampiran Tabel 4 dan Lampiran Peta 7.
Dengan definisi Sumberdaya yang diberikan SNI 5015:2011, ayat 3.3.
yaitu “bagian dari endapan batubara dalam bentuk dan kuantitas tertentu serta
mempunyai prospek beralasan yang memungkinkan untuk ditambang
secara ekonomis. Lokasi, kualitas, kuantitas, karakteristik geologi dan
kemenuran dari lapisan batubara yang telah diketahui, diperkirakan atau
diinterpretasikan dari bukti geologi tertentu. Sumberdaya batubara dibagi
sesuai dengan tingkat kepercayaan geologi ke dalam kategori tereka, tertunjuk
dan terukur.”
Maka dengan bagian definisi “serta mempunyai prospek beralasan
yang memungkinkan untuk ditambang secara ekonomis” didalam laporan
perhitungan sumberdaya sudaha dibatasi dengan BESR sebagaimana
dijelaskan di Bab Pendahuluan.
Jika BESR tidak digunakan, maka dengan SNI diperoleh sumberdaya
yang ditabelkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Sumberdaya Batubara PT. PGU


(SNI 5015:2011 Tanpa BESR dan Batasan yang Dipercaya)

22
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Dengan menggunakan BESR dan batasan-atasan geofisika yang


dipercaya, maka sumberdaya Terukur (Measured Resources) adalah
43,510,000 MT, sumberdaya Tertunjuk (Indicated Resources) adalah
31,050,000 MT dan sumberdaya Tereka (Inferred Resources) adalah
4,840,000 MT. Perincian perhitungan sumberdaya secara keseluruhan dapat
dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Sumberdaya Batubara PT. PGU


(SNI 5015:2011 Dengan BESR dan Batasan yang dipercaya)

Selain BESR beberapa pembatasan yang dipercaya juga sudah


dilakukan dalam memperkirakan Sumberdaya sehingga pembatasan secara
keseluruhan adalah:
 Perkiraan sumberdaya di Blok Barat dan Blok Timur didasarkan
kepada tingkat kepercayaan yaitu Terukur, Tertunjuk dan Tereka.
 Jarak dari titik pengamatan untuk masing-masing tingkat adalah 250
m, 500 m, 1000 m

23
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

 Geofisika yang membatasi lereng high wall di Blok Barat 35o dengan
kedalaman 100 meter dan di Blok Timur dengan lereng high wall 28o
dan kedalaman 180 meter dari permukaan tanah.
 Menggunakan buffer zone 100 meter dari batas WIUP bagian side
wall (Utara)
 Menggunakan Break Even Stripping Ratio (BESR) yang membatasi
jumlah sumberdaya
 Pit optimisation yang dilakukan untuk menghasilkan Pit Shell
sampai kedalaman 200 meter di Blok Timur mencerminkan berbagai
SR, untuk menetapkan potensi sumberdaya in-situ menggunakan
Software Minex Optimiser. Program dijalankan untuk memilih Pit
Shell yang perbandingan pendapatan dan biayanya masih masuk ke
dalam BESR
 Area poligon Sumberdaya batubara dibuat menggunakan informasi
yang dikumpulkan dari titik-titik pengamatan dan digunakan untuk
mendifinisikan sumberdaya di dalam WIUP di area yang titik-titik
bornya sudah dilogging secara geofisika, disampling dengan
recovery 95%, diuji dan disurvey dengan Metoda Total Station.
 Setelah menyelesaikan area poligon sumberdaya, areanya sendiri
didefinisikan sebagai interseksi antara pit shell terpilih yang masuk
ke BESR dan/atau limit faktor modifikasi yang diturunkan dari hasil-
hasil pit optimisation
 Hanya poligon sumberdaya yang terletak di dalam BESR dan/atau
limit faktor modifikasi yang didefinisikan tergolong ke dalam kategori
Terukur, Tertunjuk dan Tereka
Selisih Sumberdaya akibat penggunaan dan tanpa penggunaan
batasan-batasan di atas diberi nama Sumberdaya Non-JORC yang
dikategotikan sebagai Inventory coal yaitu batubara yang tidak berpotensi
ekonomis. Peta-peta yang menggambarkan sumberdaya yang diperkirakan
menggunakan dan tidak menggunakan kedua batasan tersebut dapat dilihat di
Lampiran Peta 8, Peta Cross Section dapat dilihat pada Lampiran Peta 9
dan Peta Sebaran dapat dilihat pada Lampiran Peta 10.
24
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Menurut SNI 5015:2012, 3.4., Cadangan batubara didefinisikan sebagai


bagian dari sumberdaya batubara tertunjuk dan terukur yang dapat ditambang
secara ekonomis. Estimasi cadangan batubara harus memasukkan
perhitungan dilution dan losses yang muncul pada saat batubara ditambang.
Penentuan cadangan secara tepat telah dilaksanakan yang mungkin termasuk
studi kelayakan. Penentuan tersebut harus telah mempertimbangkan semua
faktor-faktor yang berkaitan seperti metode penambangan, ekonomi,
pemasaran, legal, lingkungan, sosial dan peraturan pemerintah. Penentuan ini
harus dapat memperlihatkan bahwa pada saat laporan dibuat, penambangan
ekonomis dapat ditentukan secara memungkinkan. Cadangan batubara dibagi
sesuai dengan tingkat kepercayaannya ke dalam cadangan batubara terkira
dan cadangan batubara terbukti.
Selain BESR dan batasan-batasan yang dipercaya yang sudah
digunakan dalam perkiraan jumlah sumberdaya, di dalam studi ini perhitungan
cadangan menggunakan juga cut off sebagai berikut:
 Batubara dengan ketebalan 50 cm sebagai minimum cut off.
 Material sisipan (parting) kurang dari 10 cm dimasukkan dalam
interval batubara.
 Total loss 10 cm dalam kegiatan pertambangan dari bagian atas
sampai ke bawah batubara setiap seam.
 Dilusi 2.5 cm pada bagian bawah (floor) batubara.
 Berat jenis batubara in-situ digunakan dalam konversi volume ke
berat menggunakan persamaan Preston-Sanders sebagai berikut:
ID = RDad x (100 – IMad)/(100 + RDad x (Mins – IMad) – Mins),
di mana:
ID = In-situ relative Density
RDad = Relative Density (adb)
IMad = Inherent Moisture (adb)
Mins = Total Moisture (ar)

25
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

2. Klasifikasi dan Jumlah Cadangan


Cadangan mewakili jumlah ROM yang dihasilkan dari perencanaan
akhir penambangan. Jumlah reserve itu mencakup cadangan terbukti (proved
reserve) dan cadangan terkira (probable reserve).
Cadangan terbukti (proved reserve) didefinisikan sebagai cadangan
yang berada di dalam sumberdaya terukur (measured resource). Cadangan
terkira (probable reserve) didefinisikan sebagai cadangan yang berada di
dalam sumberdaya tertunjuk (indicated resource).
Dari sumberdaya di atas, dengan menerapkan cut off grade
sebagaimana dijelaskan dalam Cara Perhitungan Cadangan dan dilakukan
dengan menggunakan software Minescape Stramodel Software version 4.119
untuk menjalankan geomodelling diperoleh cadangan sebesar 30,250,000 MT
dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Cadangan

Dengan pemisahan klasifikasi cadangan dalam Cadangan Terbukti dan


Cadangan Terkira dapat dilihat pada Tabel 3.6.

26
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Tabel 3.6. Klasifikasi Cadangan

Cadangan sebesar 30.25 juta ton di atas diperoleh dengan dasar


harga jual batubara sebesar 52 USD per MT pada dua tahun pertama dan 54
USD per MT pada tahun ketiga dan seterusnya.
Dari aspek ekonomi terkini di mana harga batubara sangat rendah
(HBA September 2015 sebesar 58 USD per MT dan harga jual batubara PT.
PGU berkisar di 42 USD/MT) dan diprediksi untuk beberapa tahun ke depan
tidak akan terlalu drastis berubah (diasumsikan kenaikan 3% per tahun), dibuat
perencanaan tambang yang telah memberikan :
Cadangan = 21,235,285 juta MT
Over Burden (OB) = 78,828,520 BCM
Stripping Ratio (SR) = 1 : 3.71
Lead Distance rata-rata = 2.56 km
Cadangan menjadi sekitar 27 juta ton jika harga jual FOB lebih dari 46
USD/MT.
Dengan Rencana Penambangan yang dibuat saat ini, kondisi
Cadangan sekitar 27 juta ton ini tidak dapat dipertimbangkan lagi jika harga di
atas 46 USD terjadi pada tahun ke-3, karena PT. PGU harus menimbun OB/IB
dari Blok Timur ke areal di atas rencana Blok Barat pada tahun ke-3.

27
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Cadangan sekitar 30.25 juta, atau 27 juta atau 21.2 juta sudah
termasuk batubara yang berada di bawah batang Sungai Enim sehingga untuk
dapat ditambang diperlukan pengalihan sungai yang perlu dilakukan pada
tahun ke-3 penambangan. Keterlambatan dalam proses pengalihan sungai
akan menghentikan kegiatan penambangan. Oleh karena itu pengurusan
perizinan terkait pengalihan aliran sungai harus dimulai pada tahun 2016
dengan perkiraan waktu pengurusan izin 1 sampai 2 tahun.
Dalam perhitungan EBITDA, PT. PGU juga menerapkan losses dalam
handling batubara sehingga jumlah batubara yang diperkirakan dapat dijual
sebesar 98% dari batubara yang ditambang di mana jumlah batubara yang
dapat ditambang sama dengan jumlah Cadangan (Reserve) yang diperoleh
dari Cadangan Terbukti (Proved Reserve) dan Cadangan Terkira (Probable
Reserve)

28
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

BAB IV
RENCANA PENAMBANGAN

1. Sistem/Metode dan Tata Cara Penambangan


Dalam menentukan sistem/metode dan tata cara penambangan
batubara di WIUP OP PT. PGU dipertimbangkan beberapa aspek, antara lain:
a. Aspek lokasi penambangan Blok Timur di WIUP OP PT. PGU yang
relatif sempit karena diapit oleh jalan nasional di sebelah Timur dan
Sungai Enim di sebelah Barat. Jarak antara Sungai Enim dengan Jalan
Nasional berkisar 700 m – 1200 m. Sebelah Utara berbatasan dengan
batas WIUP. Sebelah Selatan tidak memperlihatkan adanya
sumberdaya batubara. Sebelah Selatan direncanakan akan dijadikan
area penimbunan overburden/interburden (OB/IB). Karena areal ini
cukup sempit, sebagian besar OB/IB akan ditimbun di bagian barat di
atas rencana Blok Barat ada atau tidaknya kegiatan penambangan di
Blok Barat.
b. Aspek teknis terkait dengan jumlah target produksi batubara dan
overburden dengan kisaran SR 1 : 3.71 setelah mempertimbangkan
aspek financial yaitu harga jual batubara dan biaya penambangan
serta biaya pertambangan lainnya. Aspek teknis mencakup kemiringan
jalan angkut. Dengan kondisi Pit yang sempit harus dibuat jalan angkut
OB dengan kemiringan 8 % di bagian high wall. Dengan kemiringan
jalan 8 % tersebut jarak angkut OB/IB berkisar antara 1.9 Km sampai
dengan 3.8 Km.
c. Aspek geologi di WIUP OP PT. PGU yang berdasarkan hasil pemetaan
dan pemboran diketahui berupa batugravel (berwarna abu keputihan,
fragmen andesit, keras, mengandung pasir, ketebalan dari beberapa
centimeter hingga 6 meter), batulempung (warna abu-abu kecoklatan,
lunak, tebal dari beberapa centimeter hingga 20 meter), batubara (warna
hitam, keras, mengkilap, brittle, terdapat resin, tebal dari 0.3 meter
29
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

hingga 15 meter). Untuk material penutup jenis ini tidak diperlukan


peledakan.
d. Geoteknik yang berdasarkan rekomendasi dari hasil kajian geoteknik
maka mensyaratkan bahwa untuk lereng tunggal kemiringan maksimum
50° dan ketinggian maksimum 10 m dan total lereng high wall dan low
wall maksimum 28o di Blok Barat dan 30 o di Blok Timur dan kedalaman
180 meter dari permukaan tanah.. Kondisi geoteknik ini membatasi
kedalaman penggalian sehingga diperoleh cadangan tersebut di atas.
e. Topografi di rencana area penambangan yang merupakan perbukitan
bergelombang sedang. Topografi di sekitar high wall Blok Timur lebih
tinggi dibanding low wall sehingga ketika pit semakin dalam, OB/IB yang
tergali menjadi lebih besar.
Dengan mempertimbangkan beberapa aspek di atas maka PT. PGU
akan melakukan metode penambangan sebagai berikut:
a. Metode tambang terbuka (Open Pit Mining).
b. Sebelum backfilling material overburden Blok Timur ditimbun di Selatan
Pit berjarak 1.0 – 2.0 km. Pada tahun ke-3, penimbunan dilakukan di
atas Blok Barat.
c. Karena luas lahan bukaan tambang yang tidak bisa lebar, backfilling
baru dapat dilakukan setelah bukaan cukup lebar untuk akses in-pit
dump. In-pit dump akan dimaksimalkan karena membantu mengurangi
jarak rata-rata pengangkutan OB/IB.
Telah dijelaskan di atas, kegiatan penambangan di Blok Timur pada
tahun ke-3 dan seterusnya hanya dimungkinkan jika aliran sungai dibelokkan
melalui kanal yang dibuat di antara overburden dump area limit bekas pit limit
Blok Timur. mulai dari titik jarak aman dari rencana pit limit.
Kanal baru akan dibuat setelah mendapat izin sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan dilakukan dengan teknik yang
menjamin tidak terjadi perubahan fungsi sungai. Dengan rencana
penambangan ini pengurusan perizinan sudah mulai sejak dimulainya kegiatan
penambangan. Lampiran Peta menjelaskan penambangan 2 tahun pertama

30
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

tanpa pengalihan aliran sungai. Kontur asli hanya diperlihatkan di dalam dan
sampai pit limit Blok Timur.
Penambangan di Blok Timur dimulai dari cropline seam I. Overburden
ditimbun di disposal area berjarak 1.0 – 2.0 Km di Selatan Blok Timur. Bagian
Utara timbunan segera ditata dan di atasnya dijadikan ROM stockpile. Jalan
hauling overburden dan ROM dibuat melintasi jalan Desa.
Pada tahun ke-2 mulai dibangun jembatan di atas Sungai Enim yang
akan digunakan untuk mengangkut OB/IB dari Blok Timur ke Blok Barat pada
tahun ke-3.
Telah dijelaskan bahwa jika terjadi kenaikan harga yang signifikan,
pada tahun ke-3 dapat dilakukan penambangan Blok Barat yang dapat
berlangsung selama 2 tahun dengan melakukan backfilling secara langsung.
Pada tahun ke-4 setelah sungai dialihkan alirannya dengan kanal,
direncanakan penambangan Blok Timur dilanjutkan ke arah down dip dan
overburden dari Blok Timur ditimbun di Blok Barat melalui jembatan ke-2
yang dibuat di atas kanal.
Karena areal yang belum dibuka sempit, maka penggalian tanah
penutup dilakukan melebar mulai dari pit limit berjenjang ke arah Timur sampai
lapisan batubara. Metode ini harus dilakukan untuk areal yang sempit untuk
memungkinkan hauling tanah penutup dengan kemiringan jalan yang cukup
landai yang berakibat terhadap panjang jalan hauling. Peta layout rencana
penambangan dapat dilihat pada Lampiran Peta 11.

2. Tahapan Kegiatan Penambangan


Tahapan operasi penambangan batubara dengan tambang terbuka
yang akan dilakukan PT. PGU disusun dalam bagan alir penambangan dapat
dilihat pada Gambar 4.1.

31
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Pembersihan Lahan/ Land Logging


Clearing

Pengupasan Tanah Pucuk/ Topsoil Dumping


Topsoil Striping

Penggalian Tanah Penutup/ OB Dumping


OB Removal

Penambangan Batubara/
Coal Getting

Pengangkutan Batubara dalam


Tambang/ Mine Hauling
Striping

Penimbunan Batubara ROM/ Weighing


ROM Stockpiling

Gambar 4.1. Bagan Alir Penambangan

a. Pembersihan Lahan (Land Clearing)


Pembersihan lahan (land clearing) di lokasi tambang dilakukan dengan
cara pembersihan terhadap tumbuhan dan semak belukar serta penebangan
pohon. Alat berat yang akan digunakan untuk pembersihan lahan (land
clearing) yaitu bulldozer dan dibantu dengan chainsaw untuk penebangan

32
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

pohon. Pohon yang cukup besar dikumpulkan untuk dijadikan bahan


bangunan.

b. Pengupasan Lapisan Tanah Pucuk (Topsoil Stripping)


Pengupasan lapisan tanah pucuk (Topsoil) yang banyak mengandung
bahan organik hasil pelapukan pada umumnya merupakan lapisan tanah yang
subur (humus) dilakukan secara khusus agar tidak tercampur dengan tanah /
batuan lain yang tidak subur. Lapisan topsoil tersebut didorong dan
dikumpulkan pada lokasi tertentu dengan bulldozer kemudian dimuat
menggunakan excavator lalu diangkut dengan dump truck ke tempat
penimbunan tanah pucuk yang telah disediakan dekat lokasi tambang dengan
jarak antara 1.9 - 3.8 Km dari rencana pit. Tanah pucuk ini nantinya akan
dimanfaatkan pada saat melakukan reklamasi.

c. Penggalian Tanah Penutup (OB Removal)


Untuk penggalian tanah penutup yang terdiri dari batugravel,
batulempung dan batupasir dilakukan oleh excavator untuk dimuat ke dump
truck lalu diangkut ke tempat penimbunan tanah penutup. Tanah penutup yang
sudah ditimbun kemudian didorong menggunakan bulldozer untuk ditata di
tempat penimbunan tanah penutup.
Timbunan tanah penutup yang sudah mencapai ketinggian maksimal
ditata permukaannya lalu ditaburi tanah pucuk dan di revegetasi. Lereng
timbunan ditanami cover crop untuk mencegah longsor yang ditandai dengan
munculnya alur-alur air.
Dibuat drainase yang memadai untuk menangkap air dari permukaan
timbunan (catchment area) dan mengalirkannya ke sedimen pond lalu ke
settling pond yang dibuat untuk mengolah air limpasannya. Melalui lereng
timbunan drainase dibuat bertingkat dengan memanfaatkan ban-ban bekas
untuk mengurangi kecepatan aliran air. .

33
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

d. Penambangan Batubara (Coal Getting)


Penambangan batubara dilakukan dengan cara mengeruk exposed
coal menggunakan excavator, kemudian dimuat ke dalam dump truck
berkapasitas 20 ton hingga 30 ton.
Untuk menambang batubara di dasar high wall yang digenangi air
maka dibuat sump untuk menampung air agar mudah dipompa ke luar
tambang untuk diolah di sedimen pond dan settling pond. Bekas genangan air
akan meninggalkan lumpur yang harus dibuang dulu sebelum batubara
ditambang.

e. Pengangkutan Batubara dalam Tambang (Mine Hauling)


Batubara hasil penambangan diangkut menggunakan dump truck ke
ROM stockpile tambang yang berjarak kurang dari 1Km dari pit.

f. Penimbunan Batubara ROM (ROM Stockpiling)


Batubara hasil penambangan yang diangkut dump truck akan
ditimbang lalu ditumpuk di lokasi penumpukan batubara ROM (ROM
Stockpiling). Batubara yang ditumpuk akan ditata menggunakan wheel loader
dan bulldozer.

3. Rencana Produksi Batubara


Pada awal kegiatan produksinya, direncanakan produksi batubara PT.
PGU dengan target produksi sekitar 1,600,000 ton pada tahun pertama dan
akan ditingkatkan menjadi 200,000 sampai 300,000 ton per bulan dengan
target produksi 2,500,000 – 3,500,000 ton per tahun tergantung harga
batubara. Tingkat produksi batubara harian, mingguan dan bulanan PT. PGU
akan tergantung beberapa aspek yang sudah dijelaskan di atas juga curah
hujan, dan tersedianya exposed coal, sarana angkutan crushed coal (truck,
kereta api dan tongkang, kapal), serta pemasaran.
Dengan asumsi bahwa kegiatan produksi dimulai pada bulan Januari
2016, maka rencana target produksi PT. PGU dapat dilihat pada Tabel 4.1.

34
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Tabel 4.1. Rencana Target Produksi PT.PGU

Kualitas batubara yang ditambang bervariasi tergantung seam dan


pengotor. Kualitas yang diharapkan adalah TM : 25–29 % ar, IM: 10–15 % adb,
Ash: 4–7 % adb, TS: 0.2–0.8 % adb dan GCV: 4800–5000 kcal/kg ar atau
5800-6100 kcal/kg adb.
Untuk menghindari terjadinya pengotoran terhadap batubara (dillution),
maka dalam penambangan akan dibersihkan roof dan disisakan floor batubara
dengan total losses 12.5 cm setiap seam yang akan diawasi oleh pengawas
tambang selama berlangsungnya proses penambangan.

4. Peralatan
Peralatan penambangan yang digunakan dalam operasi penambangan
batubara ada umumnya akan disediakan oleh kontraktor, karena kegiatan
pengupasan tanah penutup dan pengangkutan batubara dikerjakan kontraktor
yang telah mendapatkan Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP). PT. PGU
akan membeli peralatan untuk coal getting, atau menyewa peralatan yang
dibutuhkan dari badan usaha yang mempunyai Surat Keterangan Terdaftar
(SKT) sebagai usaha jasa pertambangan non inti.

35
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Pemilihan jenis peralatan dan jumlahnya ditentukan oleh faktor-faktor


seperti kondisi lapangan dan jenis material yang akan digali dan disesuaikan
dengan sasaran produksi yang direncanakan dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Peralatan Utama Penambangan

36
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

PT PGU telah mengestimasi jumlah pelaratan utama penambangan


yaitu direncanakan dengan menggunakan Excavator berkapasitas 40 Ton
karena akan sesuai dengan penggunaan Dump Truck berkapasitas 30 Ton
untuk pengupasan OB. Untuk penambangan batubara, direncanakan
menggunakan Excavator berkapasitas 30 Ton karena akan sesuai dengan
penggunaan Dump Truck berkapasitas antara 20-30 Ton. Produktifitas dan
Efektifitas peralatan utama tahunan yang digunakan untuk penambangan
batubara dan pengupasan OB dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Produktifitas dan Efektifitas Tahunan


Peralatan Pengupasan OB Tahunan
Produktifitas Efektifitas Produksi
Jenis
(bcm/jam) Jam Kerja (Mbcm)
Excavator
Kelas 40 Ton 220 4600 1,00
Kelas 30 Ton 140 4600 0,65
Peralatan Penambangan Batubara Tahunan
Produktifitas Efektifitas Produksi
Jenis
Excavator (bcm/jam) Jam Kerja (Mbcm)
Kelas 30 Ton 180 3400 0,6

Efektifitas kerja peralatan utama untuk penambangan batubara


direncanakan sebesar 75% dari penambangan OB. Berdasarkan dari target
produksi tahunan PT. PGU disimulasikan penggunaan peralatan utama yang
dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Jumlah Peralatan Utama Penambangan Batubara


Peralatan Utama Jumlah
Pengupasan OB
40 Ton 6
Excavator
30 Ton 1
Dumptruck 30 Ton 35

37
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Penambangan Batubara
Excavator 30 Ton 3
Dumptruck 30 Ton 18

Selain peralatan utama penambangan selama operasi penambangan


juga digunakan beberapa peralatan pendukung operasi penambangan dapat
dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Daftar Peralatan Pendukung Operasi Penambangan


JENIS ALAT FUNGSI
Water Truck Penyiraman air di jalan tambang
Crane Pengangkat berat
Backhoe loader Penggali dan pemindah material
Forklift Pengangkat/Pengangkut dengan garpu
Low bed Truck Pengangkut alat berat
Grader Perataan permukaan jalan
Compactor Pemadatan dan perataan jalan
Pit Water Pump&Pipe Pemompaan air tambang
Electric Generator Penyediaan energi listrik
Fuel/Lube Trucks Pengisian bahan bakar atau pelumas
Lighting tower Penerangan di daerah pertambangan
Chain Saw Alat penebang pohon
Lab. Equipments Peralatan pemeriksa kualitas batubara
Ligfht Vehicle Kendaraan operasional
Fire Fighter Vehicle Kendaraan dengan perlengkapan pemadam
Communication Radio Alat komunikasi
GPS dan Total Station Peralatan survey

5. Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang


PT. PGU direncanakan mulai melakukan produksi batubara pada
Bulan Januari 2016 atau Tahun ke-1 produksi, dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Jadwal Rencana Produksi

38
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Untuk rencana produksi batubara dengan besar cadangan batubara


yang dapat ditambang sebesar 21,235,285 MT, maka umur tambang
direncanakan selama ± 9 tahun dengan kumulatif SR 1 : 3.71.

6. Rencana Penanganan Batubara yang Belum Terpasarkan


Batubara berkualitas rendah yang sudah ditambang tetapi tidak
ekonomis dijual pada saat tertentu (kalori rendah, sulfur tinggi, abu tinggi) akan
diupayakan untuk dicampur (blending) dengan batubara berkualitas lebih tinggi
agar dapat dijual pada waktu tertentu tersebut. Jika masih dapat dihindari
batubara tersebut tidak ditambang. Jika jumlahnya cukup besar maka
backfilling yang akan menutupi cadangan tersebut perlu ditunda.

7. Rencana Pemanfaatan Bahan Galian dan Mineral Ikutan


Sesuai dengan laporan eksplorasi tidak ditemukan bahan galian dan
mineral ikutan yang ekonomis ditambang. Jika dikemudian hari ditemukan
bahan galian dan mineral ikutan maka akan dilaporkan kepada instansi terkait
untuk ditindaklanjuti dengan mengajukan izin penambangan atau menyatakan
tidak berminat untuk menambang sehingga pemerintah dapat menawarkan Izin
Usaha Pertambangan bahan galian dan mineral ikutan tersebut kepada pihak
lain yang berminat.

8. Rencana Penanganan Sisa Cadangan pada Pascatambang


Jumlah Cadangan yang digunakan dalam studi kelayakan ini dihitung
dengan menggunakan parmeter-parameter dan aspek-aspek sebagaimana
dijelaskan di atas sehingga seluruh Cadangan direncanakan akan ditambang
semua dan tidak terdapat sisa cadangan tertambang.
Jika dikemudian hari, sebagai contoh, harga batubara melonjak drastis
atau tersedia angkutan yang lebih murah, maka dapat dipertimbangkan
penambangan dengan stripping ratio yang lebih tinggi.
Demikian pula sebaliknya jika harga batubara lebih kecil dari harga
asumsi atau batubara tidak mencapai jumlah yang ditargetkan. Dalam keadaan
ini terdapat sisa cadangan yang akan diketahui kemudian. Sisa cadangan
39
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

tertambang akan dilaporkan secara rutin dalam Rencana Kerja Tahunan


Teknis dan Lingkungan (RKTTL) dan Rencanaan Kerja dan Anggaran Biaya
(RKAB) setiap tahun, serta laporan triwulan pascatambang.

40
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

BAB V
RENCANA PENGOLAHAN

1. Studi Pengolahan
Dari hasil pengujian laboratorium batubara mempunyai kekerasan yang
cukup tinggi dengan HGI antara 53 sampai 69 sehingga untuk mendapatkan
batubara berukuran di bawah 50 mm perlu dilakukan peremukan (crushing).
PT. PGU tidak merencanakan pencucian batubara karena kadar abu
dari semua batubara in-situ telah dianalisa yang memberikan nilai 5 % -17 %.

2. Tata Cara Pengolahan


Batubara PT. PGU tidak memerlukan proses pencucian, karena
beberapa seam memiliki kadar abu cukup rendah dan kandungan sulfur yang
masih memenuhi persyaratan kualitas yang diperlukan konsumen atau pasar
dapat dilakukan pencampuran (blending) batubara dari beberapa seam.
Kualitas hasil pencampuran disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
dengan cara, memisahkan tumpukan batubara yang berkualitas baik dengan
yang berkualitas kurang baik, kemudian dilakukan pencampuran dengan
menggunakan alat bantu seperti bulldozer, loader, crusher.

a. Tahapan pengolahan
 Batubara yang akan ditambang (exposed coal) akan dianalisa
terlebih dahulu kualitasnya secara sampling sebelum diangkut ke
ROM stockpile untuk mengetahui kualitas batubara. sehingga
memudahkan cara pemisahannya.
 Batubara yang ditambang dengan excavator diangkut dengan dump
truck ke stockpile dan ditumpuk sesuai dengan kualitasnya.
 Sesuai dengan perbandingan kuantitas dan kualitasnya dari masing-
masing tumpukan, batubara tersebut kemudian diumpankan ke
hopper dengan bantuan wheel loader, excavator atau bulldozer.
41
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Hopper dilengkapi screen berukuran besar untuk mencegah material


yang terlalu besar masuk. Material yang terlalu besar akan dipecah
secara manual dengan bantuan excavator.
 Batubara berukuran kecil sampai sedang dari hopper akan melewati
screener untuk melewatkan batubara berukuran <50 (atau sesuai
dengan keinginan pembeli) sekaligus mengurangi beban roler
crusher. Batubara berukuran >50 akan digiling di primary roller
crusher.
 Produk dari primary crusher (ukuran 20 mm - 50 mm). Ukuran yang
masih lebih besar dari 50 mm masuk ke secondary crusher.
 Hasil produk dari secondary crusher bersama dengan hasil produk
primary crusher diarahkan dengan chute ke conveyor menuju
crushed coal stockpile.
 Produk batubara hasil proses selanjutnya diangkut dengan truck ke
stockpile Train Loading Station (TLS) atau langsung ke stockpile
pelabuhan muat.

b. Bagan alir
Tahapan dan proses pengolahan batubara di Coal Processing Plant
(CPP) disusun pada bagan alir pengolahan dapat dilihat pada Tabel 5.1.
 Pengumpanan (feeding)
Pengumpanan batubara menggunakan alat-alat seperti Bulldozer,
Wheel Loader, Excavator, Hopper di lokasi crushing plant dengan
hasil produk ROM >300 dan ROM <300.
 Peremukan Batubara (Coal Crushing)
Peremukan ROM <300 dengan alat Primary Crusher Rollers akan
menghasilkan produk Crushed Coal <50 dan Crushed Coal >50.
Produk Crushed Coal <50 akan diarahkan ke screener sedangkan
hasil produk Crushed Coal >50 akan diarahkan ke Secondary
Crusher Rollers untuk menghasilkan Crushed Coal <50.

42
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

 Penyaringan Batubara (Coal Screening)


Produk Crushed Coal <50 dan Crushed Coal >50 akan disaring
menggunakan screener dengan menghasilkan Crushed Coal <50.

Tabel 5.1. Bagan Alir Pengolahan Dalam Bentuk Tabel


Material
Kegiatan Alat Material In Lokasi
Out
Penambangan Excavator ROM Tambang ROM
Pemuatan DT Excavator/DT ROM Tambang ROM
Jalan
Pengangkutan DT ROM ROM
Hauling
ROM Tumpukan
Penimbunan DT/DZ/EXC/WL
Stockpile ROM
DZ/WL/EXC/ Crushing ROM>300
Pengumpanan ROM
Hopper Plant ROM<300
Primary Primary Crusher Crushing CC>50
ROM<300
crushing Rollers Plant CC<50
CC>50 Crushing
Screening Screener CC<50
CC<50 Plant
Secondary Secondary CC>50 Crushing
CC<50
crushing Crusher Rollers Plant
Chute dan
Conveying CC<50 Conveyor CC<50
conveyor

c. Recovery Pengolahan
Pengolahan batubara dilakukan dengan crushing saja. Losses dari
proses dapat terjadi pada saat penumpukan dan crushing berupa fine coal
yang terbawa air larian ke settling pond dan berupa debu. Jumlahnya sangat
kecil sehingga tidak diperhitungkan. Recovery pengolahan batubara adalah
100%. Dapat terjadi penurunan atau peningkatan kuantitas batubara yang
dikapalkan dikarenakan perbedaan antara hasil penimbangan dan draft survey
serta perubahan berat yang disebabkan oleh perubahan kualitas berupa
peningkatan kadar abu dan kadar air karena hujan.

43
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

3. Peralatan Pengolahan
Peralatan yang digunakan dalam pengolahan batubara dari tambang
PT. PGU adalah :
a. Excavator, Bulldozer, Wheel Loader, Dump truck alat yang
digunakan dalam penambangan, pengangkutan dan penimbunan
batubara yang akan ditujukan ke hopper lalu dilakukan peremukan .
b. Crusher, merupakan alat peremuk batubara yang dibedakan menjadi
dua jenis yaitu primary crusher dan secondary crusher, untuk
mendapatkan hasil produk batubara yang berukuran <50 mm.
c. Screen merupakan alat untuk memisahkan batubara agar
mendapatkan ukuran besar butir yang seragam sesuai dengan
kebutuhan.
d. Belt conveyor untuk mengangkut batubara selama proses
pengolahan ke tempat penimbunan dan sebagai alat angkut dari satu
peralatan ke peralatan yang lainnya.

4. Hasil Pengolahan
Hasil pengolahan batubara PT. PGU adalah crushed coal berukuran
<50 mm. Kualitas produksi hasil proses pengolahan batubara yang
direncanakan harus sesuai dengan kebutuhan pemasaran maka ada
kemungkinan akan dilakukan proses blending terhadap batubara yang berbeda
kualitasnya.

5. Jenis, Jumlah, Kualitas Hasil Pengolahan dan Pembuangan Limbah


Jenis, jumlah, dan kualitas Hasil Pengolahan batubara diarahkan
kepada kebutuhan pembeli yang disesuaikan dengan jenis, jumlah dan kualitas
tumpukan ROM yang tersedia untuk dimasukkan ke dalam crusher. Batubara
yang terlalu kotor akan diusahakan semaksimal mungkin dicampurkan ke
dalam proses sedikit demi sedikit sepanjang tidak mengganggu kualitas
batubara olahan yang ditargetkan,
Limbah yang biasanya dihasilkan dari pembersihan/penyemprotan
crusher dan conveyor, dialirkan ke sediment pond dan settling pond.
44
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

BAB VI
PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN

1. Tata Cara
Perencanaan sarana dan prasarana pengangkutan serta penimbunan
dengan kapasitas yang memadai untuk mendukung kegiatan operasi
penambangan disesuaikan dengan target produksi.
Peralatan yang digunakan untuk penggalian, pemuatan dan
pengangkutan batubara untuk lokasi Pit ke stockpile tambang dengan cara
mengkombinasikan peralatan excavator dan dump truck berkapasitas 20 - 30
ton. Selanjutnya rencana pengangkutan batubara dari stockpile tambang
dilakukan dengan beberapa alternatif antara lain :
a. Tahun 2016 penjualan akan diangkut dengan menggunakan truk menuju
pelabuhan swasta dengan jarak kurang lebih ±132 KM.
b. Tahun 2017 – 2019 dengan kapasitas sekitar 1.500.000 MT akan
diangkut menggunakan truk dari stockpile tambang ke Stasiun Muara
Gula (Kepur) melalui jalan darat yang berjarak ±31.7 KM lalu dari
Stasiun Muara Gula (Kepur) diteruskan ke Stasiun Keramasan
menggunakan angkutan kereta api milik PT. KAI dengan jarak ±144.61
KM. Sedangkan kapasitas 1.000.000 MT direncanakan menggunakan
truck menuju ke salah satu terminal khusus batubara.
c. Tahun 2020 – 2024 semua produksi sebesar 2.500.000 MT/tahun akan
diangkut melalui jalur kereta api milik PT. KAI.
d. Sebagai alternatif, Tahun 2017 – 2024 akan diangkut menggunakan
truk dari stockpile tambang ke Stasiun Muara Gula (Kepur) melalui jalan
darat yang berjarak ±31.7 KM lalu dari Stasiun Muara Gula (Kepur)
diteruskan ke Stasiun Simpang menggunakan angkutan kereta api milik
PT. KAI dengan jarak ±136 KM kemudian dengan menggunakan jalan
khusus atau kereta api khusus menuju ke Terminal Khusus PT. PGU
45
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

dengan jarak ±10 KM di desa Tanjung Baru Kecamatan Muara Belida


Kabupaten Muara Enim.
Alternatif huruf d. di atas akan disesuaikan dengan kondisi yang
disediakan oleh PT. KAI. Kelancaran untuk memenuhi target produksi per
tahun yang telah ditetapkan PT. PGU tergantung pada kelancaran
pengangkutan batubara dari tambang ke ROM stockpile terminal muat
tongkang, serta kondisi kerjasama dengan PT. KAI.
Dengan target penjualan maksimal sebesar 2,500,000 ton per tahun,
dibutuhkan stockpile yang luasnya tergantung pada kecepatan loading
unloading.
Dengan menggunakan crusher dan conveyor berkapasitas 1000 ton
per jam, dengan asumsi kerja 20 jam per hari maka dalam satu hari dapat
dimuat 20.000 ton batubara atau sekitar 20,000 m3 (bulk density = 1). Dengan
ketinggian timbunan batubara maksimum 5 meter (diasumsikan tegak lurus,
yang actualnya berlereng 30o yang dikompensasikan ke tinggi timbunan, maka
diperlukan areal timbunan seluas lebih kurang 4000 m2.
Jika penggunaan ruang di stockpile dibatasi 10% dari luas stockpile
(untuk mengatasi keterlambatan pemuatan), maka dibutuhkan stockpile seluas
4 hektar. PT. PGU menyiapkan stockpile tambang seluas 5 Hektar. Stockpile di
Train Loading Station (TLS) seluas 3 Hektar yang merupakan bagian dari
seluruh areal rencana stockpile dan fasilitasnya seluas 6 Ha.

2. Peralatan
Peralatan yang digunakan disesuaikan dengan rencana target produksi
dan pemilihan jenis peralatan ditentukan oleh faktor-faktor seperti kondisi
lapangan dan jenis material yang akan digali. Jenis alat-alat utama dan
pendukung yang diperlukan adalah :

a. Alat Penambangan Utama


Alat muat yang digunakan dalam kegiatan penambangan yaitu
excavator dan alat angkut yang digunakan dump truck. Untuk mendukung
operasi tersebut, alat bantu yang digunakan adalah bulldozer yang berfungsi
46
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

membantu excavator mengumpulkan material untuk pemuatan ke alat angkut.


Disamping itu, untuk keperluan dewatering diperlukan pompa submersible
untuk mengalirkan air ke luar daerah penambangan.

b. Alat Angkut Utama Dari Tambang ke ROM Stockpile Sampai ke


Terminal Muat Tongkang
Batubara dari tambang diangkut dengan dump truck ke ROM stockpile
dan pada tahun 2017 – 2026 direncanakan menggunakan kereta api dari
Stasiun Muara Gula ke Stasiun Keramasan dan atau Stasiun Simpang dan
sebagian diangkut dengan truk menuju pelabuhan swasta dan atau pelabuhan
PT.PGU.

c. Alat Penimbunan di ROM Stockpile dan Terminal Batubara


Alat untuk memimbun batubara di ROM stockpile dan terminal
batubara menggunakan excavator, wheel loader, bulldozer dan dump truck.

d. Alat Utama di ROM Stockpile


Alat muat di lokasi ROM stockpile adalah excavator yang membantu
memuat batubara ke hopper dengan alat bantu adalah bulldozer. Pemilihan
excavator didasarkan pada mobilitas dan gerakannya yang lincah, sedangkan
untuk meratakan dan membantu dipilih bulldozer.

e. Alat Utama di Crushed Coal Stockpile


Alat muat di crushed coal stockpile adalah excavator atau Wheel
Loader yang akan memuat produk ke truk. Alat bantu yang dipergunakan
adalah Bulldozer.

f. Alat Utama di Pelabuhan


Di pelabuhan diperlukan belt conveyor untuk memuat batubara dari
stockpile ke tongkang secara shifting, yaitu barge bergerak maju mundur agar
batubara termuat dengan baik.

47
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

g. Alat Pendukung
Alat pendukung pertambangan dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Alat Pendukung Pertambangan


JENIS ALAT FUNGSI
Water Truck Penyiraman air di jalan tambang
Crane Pengangkat berat
Backhoe loader Penggali dan pemindah material
Forklift Pengangkat/Pengangkut dengan garpu
Low bed Truck Pengangkut alat berat
Grader Perataan permukaan jalan
Compactor Pemadatan dan perataan jalan
Pit Water Pump&Pipe Pemompaan air tambang
Electric Generator Penyediaan energi listrik
Fuel/Lube Trucks Pengisian bahan bakar atau pelumas
Lighting tower Penerangan di daerah pertambangan
Chain Saw Alat penebang pohon
Lab. Equipments Peralatan pemeriksa kualitas batubara
Ligfht Vehicle Kendaraan operasional
Fire Fighter Vehicle Kendaraan dengan perlengkapan pemadam
Communication Radio Alat komunikasi
GPS dan Total Station Peralatan survey

48
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

BAB VII
LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Lingkungan

Batubara merupakan salah satu sumberdaya alam yang tidak dapat


diperbaharui dan keberadaannya ditujukan untuk kemakmuran rakyat. Sejak
tahun 1980 batubara merupakan salah satu sumberdaya energi yang
diharapkan menggantikan peranan minyak bumi sebagai sumber energi untuk
industri dan rumah tangga. Sejalan dengan itu kegiatan penambangan
batubara saat ini berkembang dengan pesat.

Namun usaha kegiatan penambangan batubara disamping


memberikan dampak positif seperti penyerapan tenaga kerja, kontribusi
terhadap masyarakat serta pendapatan nasional dan daerah, juga
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya, khususnya
perubahan bentang alam dan kualitas air dengan segala konsekuensinya serta
dampak sosial-budaya akibat interaksi yang terjadi antara lingkungan sekitar
tambang dengan lingkungan dalam wilayah tambang.

Kegiatan penambangan batubara, secara ekologis cukup besar


pengaruhnya terhadap kerusakan lingkungan karena secara teknis dalam
kegiatan penambangannya dilakukan dengan cara pengupasan permukaan
lahan.

a. Dampak Kegiatan

Kegiatan penambangan dengan sistem tambang terbuka (Open Pit


mining) yang akan diterapkan PT. PGU akan merubah kondisi bentang alam,
dari kondisi awal sebelum kegiatan dilakukan sampai kondisi setelah kegiatan
penambangan ini selesai. Kegiatan yang dimulai dari pembersihan lahan,
pengupasan tanah pucuk dilanjutkan dengan penggalian lapisan tanah penutup
dan penambangan batubara sampai pada kegiatan penimbunan akan
49
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

menyebabkan kondisi lahan berubah dari asalnya yaitu menjadi terbuka dan
rawan terhadap erosi. Seluruh kehidupan dalam ekosistem awal (flora dan
fauna) menjadi berubah karena terjadinya perubahan bentang alam ini.

Mengingat sifat kegiatan penambangan yang dilakukan maka harus


dilakukan upaya penanggulangan dari dampak negatif kegiatan pertambangan
batubara terhadap lingkungan dengan cara mengelola dan memantau
lingkungan seperti merehabilitasi daerah-daerah yang telah ditambang.
Masalah kemungkinan terjadinya pencemaran air, kebisingan dan masalah
sosial tidak kalah pentingnya dan akan menjadi perhatian yang serius bagi
perusahaan.

Kaitan rencana kegiatan penambangan dan pengolahan batubara


dengan dampak penting yang akan ditimbulkan sebagai berikut:
 Kebutuhan tenaga kerja di perusahaan dan di perusahaan
kontraktor akan membuka kesempatan kerja dan usaha bagi
penduduk setempat, baik secara langsung menjadi karyawan
perusahaan maupun tidak langsung yang berusaha di sektor non
formal yang sifatnya melayani kebutuhan perusahaan.
Kesejahteraan masyarakat sekitar dapat meningkat.
 Perubahan bentang alam tidak selalu berdampak negatif melainkan
juga bisa berdampak positif misalnya terhadap rawa-rawa yang tidak
termanfaatkan dapat dijadikan lahan pertanian atau perkebunan.
 Kegiatan pemberdayaan dan pengembangan masyarakat melalui
program-program Corporate Social Responsibility (CSR)
perusahaan dapat meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan
masyarakat.
 Kegiatan pertambangan akan memberikan pendapatan negara
melalui pajak-pajak dan non pajak serta pendapatan daerah melalui
pajak daerah dan retribusi..
 Pembersihan lahan dari vegetasi yang menutupinya dapat
menimbulkan dampak terhadap penurunan populasi flora darat,

50
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

erosi dan sedimentasi karena flora darat merupakan habitat fauna


darat dan pengendali erosi permukaan.
 Pengupasan tanah pucuk akan menimbulkan dampak penurunan
kesuburan tanah dan peningkatan erosi, pada tempat-tempat
berlereng sedang sampai curam.
 Penggalian dan pemindahan tanah penutup pada tahap operasi
dapat menimbulkan dampak perubahan bentang alam
(morfologi).yang selanjutnya dapat berdampak penurunan muka air
tanah yang mengakibatkan terganggunya siklus hidrologi hutan,
kesehatan masyarakat dan pekerja. Penggalian dan pemindahan
tanah penutup juga dapat menimbulkan dampak penurunan kualitas
air sungai di sekitar lokasi penambangan sebagai akibat dari
peningkatan lumpur karena erosi serta adanya air asam tambang.
 Pengangkutan batubara dari lokasi penambangan menuju ke tempat
pengolahan dapat meningkatkan kebisingan dan konsentrasi debu di
udara. Dampak peningkatan debu dan kebisingan ini dapat
mencapai pemukiman di sekitar jalan angkut batubara dari lokasi
penambangan ke tempat pengolahan. Peningkatan debu terjadi
terutama pada saat musim kemarau.
 Pengangkutan batubara dalam jumlah trip yang besar dengan truck
akan berdampak pada penambahan kepadatan lalu lintas,
peningkatan kebisingan dan debu.
 Pengolahan batubara dengan pemecahan dan penyaringan
batubara dapat meningkatkan kebisingan dan konsentrasi debu di
udara.
 Penimbunan batubara di stockpile dapat menimbulkan terjadinya
pencemaran air permukaan.
 Perawatan alat berat dan alat pengangkutan dalam jumlah besar
akan berdampak ceceran oli yang dapat mencemari air tanah dan
tanah.

51
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

b. Pengelolaan Lingkungan
1. Pengelolaan Limbah
Dalam operasinya PT. PGU pasti menghasilkan limbah yang dapat
berupa limbah cair dan limbah padat.
Limbah cair yang paling diberikan perhatian adalah air asam tambang
yang beasal dari areal penambangan, areal penimbunan OB dan stockpile
serta pengolahan. Selain itu limbah yang berasal dari penggunaan pelumas
peralatan penambangan berupa oli bekas.
Limbah berupa oli bekas dikategorikan sebagai limbah Bahan
Berbahaya Beracun (B3) yang harus dikelola sebagaimana mestinya dengan
terlebih dahulu memiliki Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (Izin
TPS B3). Bangunan khusus dibuat sebagai TPS B3 dengan ukuran dan bentuk
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
kemudian dimintakan izinnya.
Limbah Padat berupa ban bekas, besi bekas, plastik dan sampah
domestik padat lainnya dikelola dengan kategori pengelolaan limbah bukan B3.
Sebagian limbah padat seperti ban bekas dapat dimanfaat kan sebagai water
trap di settling pond outlet.
Limbah padat B3 seperti Aki bekas, filter bekas, Selang hidrolik bekas,
Majun bekas harus dikelola dengan cara khusus sesuai dengan peraturan
terkait dengan Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3.
Tempat penyimpanan Limbah B3 harus dipisahkan dari tempat
penyimpanan Bahan B3 dan Bahan/Limbah Non B3.

2. Rencana Reklamasi dan Rencana Pemanfaatan Lahan Pascatambang


Dokumen Rencana Reklamasi disusun kembali untuk jangka waktu
2016-2020 disesuaikan dengan Studi Kelayakan ini. Dokumen Rencana
Reklamasi akan mencakup penimbunan, penataan permukaan lahan,
penebaran tanah pucuk, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pengelolaan
air asam tambang, PT. PGU akan menempatkan Jaminan Reklamasi sesuai
dengan penetapan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

52
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Dokumen Rencana Pascatambang juga disusun kembali disesuaikan


dengan dokumen Rencana Reklamasi dan rencana pascatambang. Dokumen
Rencana Pascatambang akan mencakup reklamasi dan revegetasi tahap akhir,
pemeliharaan revegetasi, pemanfaatan void dan areal sekitar void,
pembongkaran fasilitas, remediasi dan lain sebagainya. PT. PGU juga akan
menempatkan Jaminan Pascatambang sesuai dengan penetapan Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan.
Dokumen Rencana Reklamasi dan Rencana Pascatambang akan
disusun sesuai dengan Permen ESDM No. 7 Tahun 2014.
Secara umum, PT. PGU akan mereklamasi (dan revegetasi) OB dump
area di Selatan Pit Blok Timur dan di Blok Barat. Bekas tambang Blok Timur
sebagian besar akan dijadikan danau sebagai sumber air bersih, Pada
pascatambang, sebelum air danau dimanfaatkan harus terlebih dahulu
dilakukan pengeloalaan dan pemantauan kualitas air sampai dinyatakan layak
untuk dimanfaatkan bagi masyarakat.
Di sekitar danau akan dibuatkan sarana pengamanan terhadap
kestabilan lereng dan terhadap manusia dan ternak.

3. Penanganan Air Asam Tambang


Air asam tambang dapat berasal dari timbunan tanah/batuan penutup
yang bersifat asam. Air limpasan dialirkan dengan drainage yang cukup
mengarah ke sedimen pond untuk mengendapkan lumpur ikutan dan kemudian
ke settling pond yang terdiri dari 3 kompartemen yang dipisahkan dengan pipa
berkatup untuk diolah agar air keluarannya memenuhi baku mutu. Ukuran
sediment pond dan settling pond akan disesuaikan dengan kebutuhan
tergantung data curah hujan dan luas catchment area. Untuk air asam tambang
yang berasal dari dalam pit, ukuran sediment pond dan settling pond akan
disesuaikan dengan kapasitas pompa yang dipasang yang sebelumnya sudah
disesuaikan dengan debit air yang akan dipompa.
Di dalam settling pond pada kompartemen pertama, air dikelola untuk
meminimalkan solid menggunakan tawas. Di kompartemen ke dua dikelola
dengan kapur untuk meningkatkan pH air. Di kompartemen ketiga air diolah
53
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

lebih lanjut jika pengolahan pada kompartemen pertama dan kedua belum
memberikan hasil maksimal. Air akan dikeluarkan hanya setelah dipenuhinya
baku mutu.
Secara berkala kompartemen-kompartemen ini perlu dikeruk untuk
mempertahankan kapasitas pengolahannya.
Setiap settling pond yang dibuat perlu dimintakan izinnya (Izin
Pengolahan Air Limbah) setelah terlebih dahulu dilakukan studi, analisa
kapasitas dan pengujian kualitas airnya.

Selain pengelolaan lingkungan di atas PT. PGU juga perlu mengelola


aspek-aspek sosial masyarakat, flora dan fauna, dan aspek-aspek yang
terkena dampak lainnya yang akan dijelaskan secara lebih rinci dalam
dokumen AMDAL (ANDAL, RKL, RPL).

c. Pemantauan Lingkungan
Program pemantauan lingkungan akan dilakukan pada daerah rencana
tambang dan daerah sekitar lokasi rencana tambang terhadap pengelolaan
lingkungan yang pada dasarnya menyangkut pemantauan air, tanah dan
udara.
Terkait dengan pengelolaan yang dijelaskan di atas, PT. PGU perlu
memantau pelaksanaan pengelolaan limbah dengan mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku menyangkut pengumpul dan masa simpan
sementara.
Pemantauan terhadap reklamasi dan pascatambang dilakukan secara
terus menerus dan dilaporkan kepada Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Sumatera Selatan dalam Laporan Reklamasi dan Laporan
Pascatambang.
Pemantauan terhadap pengelolaan air asam tambang dilakukan
secara berkala dengan menggunakan peralatan-peralatan pantau seperti
papan pantau, kertas lakmus, pH meter, Flowmeter, TSS meter, pengukur
curah hujan dan lain sebagainya. Parameter-parameter baku mutu air lain

54
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

dipantau dengan sample-sample yang diambil dari titik penaatan dan dikirim ke
laboratorium terakreditasi secara berkala.
Pemantauan oleh laboratorium juga dilakukan langsung di lokasi untuk
getaran, kebisingan dan debu serta asap buangan generator.
Pemantauan lain terkait dengan pengelolaan aspek sosial masyarakat,
flora dan fauna, dan aspek-aspek yang terkena dampak lainnya dilakukan
antara lain:
 Pemantauan dampak positif dan negatif perubahan bentang alam
 Pemantauan konflik sosial perekonomian lokal dan kesempatan
bekerja/berusaha
 Pemantauan flora dan fauna
 Persepsi umum masyarakat atas program Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan perusahaan.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


a. Organisasi
Penciptaan lingkungan kerja yang baik dan aman akan sangat
berpengaruh terhadap motivasi dan pencapaian prestasi dari karyawan.
Beberapa masalah fisik yang sering ditemukan berkaitan dengan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja bagi
karyawan antara lain adalah:
 Terjadinya polusi debu yang dapat menimbulkan gangguan
pernapasan
 Timbulnya suara keras yang melewati ambang batas dapat
menimbulkan gangguan pendengaran
 Terjadinya polusi air yang menimbulkan gangguan pada kulit (gatal-
gatal) dan keracunan
 Terjadinya kecelakaan kerja yang mengakibatkan luka-luka bahkan
cacat hingga kematian
Untuk mencegah terjadinya akibat-akibat tersebut perlu disusun suatu
Organisasi. Organisasi ini adalah Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(Komite K-3) yang bersifat khusus yang didukung penuh oleh manajemen.
55
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Adapun tugas pokok dari Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. PGU
antara lain adalah :
 Menjamin bahwa peraturan Kesehatan dan Keselamatan kerja harus
selalu dipatuhi oleh seluruh karyawan
 Melakukan pengkajian secara menyeluruh pada setiap kejadian
kecelakaan kerja dan membuat saran-saran perbaikan
 Membina kesadaran kerja yang aman dikalangan karyawan
 Menjadi panutan dalam hal Kesehatan dan Keselamatan kerja bagi
para karyawan.
Anggota yang diikutsertakan dari setiap unit kerja perusahaan dapat
dilihat pada Gambar 7.1.

DIREKSI

KEPALA TEKNIK TAMBANG

KEPALA SEKSI K3

DOKTER KABAG HR KABAG PRODUKSI KABAG ENGINEERING

CHIEF SECURITY HUMAS/CSR PMK/RESCUE

Gambar 7.1. Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja

b. Peralatan
PT. PGU menyediakan peralatan dan perlengkapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang terdiri dari peralatan pemadam kebakaran,
perlengkapan P3K, Rompi Pengaman serta alat pelindung diri seperti helm,
sepatu pengaman, baju kerja standar, kaca mata debu, ear plug, baju
pelampung dan lain sebagainya.

56
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Perlengkapan tambahan berupa rambu-rambu peringatan yang harus


dipasang pada lokasi-lokasi yang perlu diwaspadai seperti persimpangan jalan,
tikungan jalan, kondisi jalan naik dan jalan turun, areal operasi alat-alat berat,
dan lain sebagainya, untuk mengingatkan agar setiap karyawan senantiasa
berhati-hati pada saat melaksanakan pekerjaan terutama pada lokasi-lokasi
tersebut.
Selain rambu-rambu peringatan diatas, juga dapat digunakan
himbauan atau ajakan kapada karyawan untuk senantiasa menyadari
pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Sapaan, himbauan atau ajakan
itu berupa tulisan-tulisan dengan tema K-3 diatas poster atau spanduk yang
dipasang pada lokasi-lokasi strategis disekitar kantor.
Adanya buku pedoman tentang standar penanganan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di perusahaan untuk dua kepentingan, yaitu buku
pedoman K-3 untuk level manajemen dan buku pedoman K-3 untuk semua
karyawan. Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dapat dilihat pada
Tabel 7.1.

Tabel 7.1. Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

57
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah hal penting bagi


perusahaan karena sangat berkaitan dengan peningkatan produksi dan
produktifitas perusahaan, yaitu :
 Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-
kecelakaan penyebab sakit, cacat bahkan kematian dapat dikurangi
atau ditekan sekecil-kecilnya, sehingga pembiayaan semakin
rendah.
 Tingkat keselamatan kerja yang tinggi dalam pemeliharaan,
penggunaan peralatan kerja dan mesin akan meningkatkan produksi
dan produktifitas.
 Tingkat keselamatan yang tinggi akan menciptakan kondisi-kondisi
yang mendukung keamanan dan kenyamanan serta ketenangan
dalam bekerja bagi karyawan.

c. Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan


Program dan kegiatan penanganan K-3 yang baku harus dikerjakan
dalam operasi tambang terbuka dan akan dilaksanakan oleh PT. PGU.
Beberapa program yang akan dilakukan oleh perusahaan menyangkut
Kesehatan dan Keselamatan Kerja karyawan antara lain:
58
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

 Melengkapi pekerja dengan peralatan pengamanan kerja


 Memasang alat pemadam kebakaran pada lokasi-lokasi tertentu
 Melakukan pelatihan dalam bidang kesehatan, kebersihan dan
keamanan kerja.
 Melakukan patroli rutin dan pengawasan kondisi lingkungan kerja
 Membuat Komite K-3
 Menyediakan alat peredam suara
 Memasang alat penangkap dan pembuang debu
 Menyediakan fasilitas kesehatan
 Mengasuransikan karyawan
 Memasang rambu-rambu peringatan pada daerah berbahaya
 Memberikan informasi mengenai apa saja yang membahayakan
pekerja
 Mengingatkan karyawan untuk memasang alat pengaman sebelum
memulai kegiatannya (helm, sepatu dll.)
Langkah-langkah pelaksanaan K-3 pertambangan dapat dilihat pada
Tabel 7.2.

Tabel 7.2. Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan

No KEGIATAN URAIAN

a. Implementasi peninjauan / pengecekan untuk


mengantisipasi kekurangan dan kondisi yang tidak aman
b. Melakukan tindakan pencegahan dengan pemberhentian
dan peringatan atau menyarankan jika terdapat hal-hal yang
1 Patroli Keamanan bertentangan dengan peraturan K-3
c. Melaporkan secara lisan/tertulis kepada pengawas dari
pelanggar peraturan
d. Batas kecepatan truk ≤ 40 km/jam dan kendaraan personil
≤ 60 km/jam
a. Cek kondisi dari pemadam api, buat inventaris dan mengisi
kembali jika diperlukan
b. Cek kondisi fasilitas transportasi
2 Inspeksi Keamanan
c. Cek kondisi fasilitas bengkel
d. Cek kondisi dan penataan gudang
e. Cek kondisi dan penataan camp utama serta lokasi kerja
Diskusi Masalah a. Diskusi masalah keselamatan pada setiap jam

59
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

3 b. Diskusi pagi, membantu dan memonitor realisasi diskusi


Kesehatan
pagi
a. Implementasi pengutamaan pada setiap tingkat pekerjaan
dilakukan dengan sistem pendekatan pribadi, pemberian
4 Kampanye pelajaran dan slogan yang diedarkan
Keselamatan
b. Evaluasi kontes keselamatan
a. Inventarisasi alat pencegahan sendiri
b. Melengkapi kekurangan
5 Pelindung Keamanan c. Memonitor pemakaian
d. Cek dan melengkapi pelindung keselamatan pada alat-alat
e. Cek dan melengkapi rambu-rambu

6 Pemilihan Operator a. Cek jenis peralatan

a. Laporan kecelakaan
7 Laporan K - 3 b. Laporan bulanan dan laporan tahunan
c. Laporan pelatihan

60
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

BAB VIII
ORGANISASI DAN TENAGA KERJA

1. Bagan Organisasi
Pada tahap konstruksi akan dilakukan kegiatan mobilisasi peralatan
dan material, pembukaan dan pematangan lahan serta pembuatan jalan
dan pembangunan sarana dan prasarana tambang. Untuk melaksanakan
seluruh rangkaian kegiatan ini diperlukan sejumlah tenaga kerja. Tenaga kerja
lokal khususnya dari wilayah-wilayah desa sekitar lokasi yang memenuhi
persyaratan dan memiliki bidang keahlian dapat diprioritaskan untuk bekerja
pada tahap konstruksi. Selain itu tenaga kerja lokal yang tersedia di desa-
desa sekitar lokasi kegiatan juga akan diprioritaskan bekerja di perusahaan.
Mengingat jenis kegiatan perusahaan membutuhkan keahlian tertentu, maka
terhadap calon tenaga kerja yang dinilai mampu berkembang akan diberikan
pelatihan-pelatihan secara intensif oleh perusahaan agar mereka dapat bekerja
sesuai dengan kebutuhan kegiatan pertambangan batubara ini.
Sistem kerja untuk tenaga kerja konstruksi akan diatur sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dan perencanaan kerja proyek sehingga
keselamatan tenaga kerja akan terjamin dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan
akan tercapai. Kesepakatan kerja dengan waktu tertentu dikoordinasikan
dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muara Enim dan
proses penerimaannya dikoordinasikan juga dengan Camat berikut Kepala
Desa serta pemuka masyarakat sekitar lokasi. Struktur Organisasi Masa
Konstruksi PT. PGU dapat dilihat pada Gambar 8.1.

61
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

DIREKSI

KEPALA TEKNIK TAMBANG

KABAG KABAG KABAG KABAG


K3LH KEUANGAN HR-GA ENGINEERING

Staff Staff Staff Staff Staff Staff Engineer Surveyor Pemegang


K3LH Humas CSR Keuangan HR-GA Administrasi IUJP / SKT

Crew Office Sopir Satpam Operator Crew


K3LH Assistant Survey

Gambar 8.1 Struktur Organisasi Masa Konstruksi PT. PGU

Organisasi dan ketenagakerjaan yang akan diterapkan untuk


pelaksanaan penambangan batubara di WIUP OP PT. PGU disesuaikan
sistem pelaksanaan operasi penambangan yang akan diterapkan.Struktur
Organisasi masa produksi PT. PGU dapat dilihat pada Gambar 8.2.

62
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Gambar 8.2 Struktur Organisasi Masa Produksi PT. PGU

Selain organisasi utama di atas, perusahaan juga akan membentuk


organisasi-organisasi pendukung antara lain : Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3), Komite Reklamasi dan Pascatambang dan
Komite CSR dan Comdev.

2. Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja


Untuk tenaga kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) yang berasal dari
Kota/Kabupaten atau Provinsi lain, dapat direkrut melalui persyaratan-
63
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

persyaratan tertentu. Koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Kabupaten Muara Enim dilakukan sebelum dilaksanakan perekrutan tenaga
kerja ini. Tenaga kerja yang berasal dari Kota/Kabupaten atau Provinsi lain
diutamakan yang memiliki pengalaman dan keterampilan khusus pada
bidangnya.
Dengan mempertimbangkan struktur organisasi yang telah
direncanakan untuk mendukung kegiatan operasi penambangan, operasi
pengolahan beserta administrasinya, seperti yang telah diterangkan di atas,
maka dalam merencanakan kebutuhan tenaga kerja untuk mengisi formasi
dalam sistem organisasi tersebut, disusun kriteria tenaga kerja. Tenaga kerja
yang terlibat dalam proses konstruksi terdiri dari tenaga kerja PT. PGU sendiri
dan kontraktor penambangan.
Tenaga kerja untuk mengisi formasi dalam sistem organisasi dibagi
menjadi 2 kelompok tenaga kerja, yaitu:
 Tenaga kerja staff
 Tenaga kerja non-staff
Tenaga kerja staff terdiri dari tenaga kerja yang termasuk dalam jajaran
managemen beserta staffnya. Sistem gaji pada kelompok ini menggunakan
sistem All In (tetap tiap bulan tanpa uang lembur).
Tenaga kerja staff PT. PGU secara lengkap dapat dilihat pada Tabel
8.1 berikut ini.

Tabel 8.1 Tenaga Kerja Staff Masa Konstruksi PT. PGU


Tingkat
No Jabatan Jumlah
pendidikan
1 Direktur Utama 1 S1 – S2
2 Direktur 1 S1 – S2
3 Kepala Teknik Tambang 1 S1 (POU)
4 Kabag K3LH 1 D3-S1 (POP-POM)
5 Staf K3LH 1 D3-S1 (POP-POM)
6 Humas dan CSR 2 D3-S1
7 Kabag Keuangan 1 S1-S2
8 Staf Keuangan 1 D3-S1
9 Kabag HR/GA 1 S1-S2
10 Staf HRD 1 D3-S1

64
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

11 Staf GA 1 D3-S1
12 Staf Administrasi 1 D3-S1
13 Kabag Engineering 1 S1
14 Engineer 1 D3-S1
15 Surveyor 1 D3-S1
TOTAL 16  

Tenaga kerja non-staf terdiri dari sopir, helper, satpam dan sebagainya
yang bekerja wajib selama 8 jam per hari dengan 1 jam istirahat dan jam kerja
selebihnya dihitung lembur.

Tabel 8.2. Tenaga Kerja Non Staff Masa Konstruksi PT. PGU

Tingkat
No Fungsi Jumlah
Pendidikan
1 Sopir LV 4 SMA
2 Operator 2 SMA
3 Satpam 4 SMA
4 Ofice Assistant 2 SMA
5 Kru Survey 2 SMA
6 Kru K3LH 2 SMA
TOTAL 16

Tingkat pendidikan tidak mutlak. PT. PGU dapat saja merekrut tenaga
kerja dengan pendidikan lebih rendah dari persyaratan tingkat pendidikan jika
calon tenaga kerja mempunyai pengalaman yang cukup
Di samping tenaga kerja yang direkrut oleh PT. PGU, penyerapan
tenaga kerja juga dilakukan oleh penyedia jasa yang mengerjakan konstruksi.
Jumlah dan syarat-syarat tergantung kepada jenis dan volume pekerjaan serta
jadual yang ditetapkan. Kebutuhan tenaga kerja kontraktor konstruksi dapat
dilihat pada Tabel 8.3.

Tabel 8.3. Kebutuhan Tenaga Kerja Kontraktor Konstruksi


65
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Tenaga Kerja
No Jenis Pekerjaan Waktu
Orang
(bln)
Pembuatan: Camp, Work shop, Office, Fuel storage,
1 60 2
Jembatan Timbang, Laboratorium, TPS B3, Klinik
2 Jalan Hauling OB/Coal, Settling pond, drainase 20 2
3 Land Clearing, Stockpile, Crusher, Conveyor 20 2
Total kebutuhan tenaga kerja kontraktor 100 2

Jumlah dan kriteria serta kompetensi tenaga kerja yang diperlukan


untuk melaksanakan operasi tambang disesuai dengan operasi tambang yang
akan dilakukan seperti jumlah pit yang akan dibuka, jumlah produksi, jumlah
dan jenis peralatan yang akan digunakan, luas cakupan wilayah kerja dan
sebagainya.
Jumlah dan kriteria Tenaga Kerja Staff untuk kegiatan pertambangan
yang telah berjalan, seperti terlihat pada Tabel 8.4 berikut.

Tabel 8.4. Tenaga Kerja Staff Masa Produksi PT. PGU

Tingkat
No Jabatan Jumlah
pendidikan
1 Direktur Utama 1 S1-S2
2 Direktur 1 S1-S2
3 Kepala Teknik Tambang 1 S1 (POU)
4 Kabag K3LH 1 D3-S1 (POP-POM)
5 Staf K3LH 4 D3-S1 (POP-POM)
6 Humas dan CSR 3 D3-S1
7 Kabag Keuangan 1 S1-S2
8 Staf Keuangan 3 D3-S1
9 Kabag HR/GA 1 S1-S2
10 Staf HRD 3 D3-S1
11 Staf GA 1 D3-S1
12 Staf Administrasi 2 D3-S1
13 Kabag Engineering 1 S1
14 Engineer 4 D3-S1
15 Surveyor 3 D3-S1

66
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

16 Kabag Produksi 1 S1
17 Staf Produksi 3 S1
18 Staf Pengolahan 3 D3
19 Staf Penjualan 3 D3-S1
20 Staf QC 3 D3-S1
TOTAL 43  

Kebutuhan tenaga kerja non-staff masa produksi dapat di lihat pada


Tabel 8.5.

Tabel 8.5 Tenaga kerja non staff Masa Produksi PT. PGU

Tingkat
No Fungsi Jumlah
Pendidikan
1 Sopir LV 10 SMA
2 Operator 15 SMA
3 Satpam 20 SMA
4 Office Assistant 6 SMA
5 Checker 10 SMA
6 Clerk 5 SMA
7 Crew Survey 5 SMA
8 Crew Produksi 6 SMA
9 Crew Pengolahan 6 SMA
10 Crew QC 6 SMA
11 Crew K3LH 22 SMA
TOTAL 111

3. Tingkat Gaji dan Upah


Tingkat gaji/upah PT. PGU, ditampilkan tingkat gaji pada tahun ke-1
dan diasumsikan kenaikan 10% pada setiap tahunnya. Tingkat gaji ini
disesuaikan dengan tingkatan / level jabatan dan tingkatan tanggung jawab
serta jenis pekerjaannya. Pada kegiatan masa konstruksi PT. PGU, tingkat gaji
tenaga kerja staff masa konstruksi dapat dilihat pada Tabel 8.6.
Tabel 8.6 Tingkat Gaji Tenaga Kerja Staff masa Konstruksi PT. PGU
Tingkat Subtotal Gaji
No Jabatan Jumlah
pendidikan per Bulan

67
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

(Rupiah)
1 Direktur Utama 1 S1 – S2 40.000.000
2 Direktur 1 S1 – S2 30.000.000
3 Kepala Teknik Tambang 1 S1 (POU) 30.000.000
4 Kabag K3LH 1 D3-S1 (POP-POM) 20.000.000
5 Staf K3LH 1 D3-S1 (POP-POM) 8.000.000
6 Humas dan CSR 2 D3-S1 16.000.000
7 Kabag Keuangan 1 S1-S2 20.000.000
8 Staf Keuangan 1 D3-S1 5.000.000
9 Kabag HR/GA 1 S1-S2 20.000.000
10 Staf HRD 1 D3-S1 5.000.000
11 Staf GA 1 D3-S1 5.000.000
12 Staf Administrasi 1 D3-S1 5.000.000
13 Kabag Engineering 1 S1 20.000.000
14 Engineer 1 D3-S1 10.000.000
15 Surveyor 1 D3-S1 8.000.000
TOTAL 16   242.000.000

Sedangkan tingkat gaji tenaga kerja non staff masa konstruksi PT.
PGU dapat dilihat pada Tabel 8.7.

Tabel 8.7 Tingkat Gaji Tenaga Kerja Non Staff masa Konstruksi PT. PGU
Subtotal Gaji
Tingkat
No Fungsi Jumlah per Bulan
Pendidikan
(Rupiah)
1 Sopir LV 4 SMA 12.000.000
2 Operator 2 SMA 10.000.000
3 Satpam 4 SMA 20.000.000
4 Ofice Assistant 2 SMA 6.000.000
5 Kru Survey 2 SMA 6.000.000
6 Kru K3LH 2 SMA 6.000.000
TOTAL 16 60.000.000

Pada kegiatan masa produksi PT. PGU, tingkat gaji tenaga kerja staff
masa produksi dapat dilihat pada Tabel 8.8.
Tabel 8.8. Tingkat Gaji Tenaga Kerja Staff Masa Produksi PT. PGU
Subtotal Gaji
Tingkat
No Jabatan Jumlah per Bulan
pendidikan
(Rupiah)
68
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

1 Direktur Utama 1 S1-S2 40.000.000


2 Direktur 1 S1-S2 30.000.000
2 Kepala Teknik Tambang 1 S1 (POU) 30.000.000
3 Kabag K3LH 1 D3-S1 (POP-POM) 20.000.000
4 Staf K3LH 4 D3-S1 (POP-POM) 32.000.000
5 Humas dan CSR 3 D3-S1 24.000.000
6 Kabag Keuangan 1 S1-S2 20.000.000
7 Staf Keuangan 3 D3-S1 15.000.000
8 Kabag HR/GA 1 S1-S2 20.000.000
9 Staf HRD 3 D3-S1 15.000.000
10 Staf GA 1 D3-S1 5.000.000
11 Staf Administrasi 2 D3-S1 10.000.000
12 Kabag Engineering 1 S1 20.000.000
13 Engineer 4 D3-S1 40.000.000
14 Surveyor 3 D3-S1 24.000.000
16 Kabag Produksi 1 S1 20.000.000
17 Staf Produksi 3 S1 24.000.000
18 Staf Pengolahan 3 D3 24.000.000
17 Staf Penjualan 3 D3-S1 24.000.000
18 Staf QC 3 D3-S1 24.000.000
TOTAL 43   461.000.000

Sedangkan tingkat gaji tenaga kerja non staff masa produksi PT. PGU
dapat dilihat pada Tabel 8.9.

Tabel 8.9 Tingkat Gaji Tenaga kerja non staff Masa Produksi PT. PGU
Subtotal Gaji
Tingkat
No Fungsi Jumlah per Bulan
Pendidikan
(Rupiah)
1 Sopir LV 10 SMA 30.000.000
2 Operator 15 SMA 75.000.000
3 Satpam 20 SMA 100.000.000
4 Office Assistant 6 SMA 18.000.000
5 Checker 10 SMA 30.000.000
6 Clerk 5 SMA 15.000.000
7 Crew Survey 5 SMA 15.000.000
8 Crew Produksi 6 SMA 18.000.000

69
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

9 Crew Pengolahan 6 SMA 18.000.000


10 Crew QC 6 SMA 18.000.000
11 Crew K3LH 22 SMA 66.000.000
TOTAL 111 403.000.000

4. Sistem Kerja
Tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja tetap ( karyawan tetap)
dan tenaga kerja tidak tetap (tenaga kontrak, tenaga harian, tenaga kerja
lepas), tergantung dari sifat pekerjaan, lamanya/kemenerusan jenis pekerjaan
dan tingkat kepentingan pekerjaan. Kualifikasi dan jumlah tenaga kerja tidak
tetap yang akan dikontrak pada masing-masing operasi bergantung pada
jumlah target produksi batubara. Masa kontrak untuk setiap karyawan tidak
tetap direncanakan per 6 bulan sampai dengan 1 tahun, dan sesudahnya dapat
dilakukan pembaharuan isi kontrak. Selama masa kontrak, pegawai atau
karyawan tersebut bekerja mengikuti uraian kerja yang ditetapkan perusahaan,
dan berpegang pada peraturan ketenagakerjaan perusahaan.
Sistem hari kerja direncanakan 7 hari dalam seminggu. Dapat dibuat 2
shift/hari dan 11 jam/shift atau 3 shift/hari 8 jam/shift. Untuk Karyawan yang
bersifat umum dapat diberlakukan waktu kerja General Shift 6 hari kerja 8 jam
per hari.

BAB IX
PEMASARAN

70
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

1. Bagan Organisasi
Dikarenakan terdapat beberapa aspek dalam kegiatan pemasaran,
seperti koordinasi dengan calon pembeli dan pembeli, penyiapan batubara
yang akan dijual, transportasi dan pengapalan yang memerlukan perhatian
khusus serta adanya kewajiban-kewajiban terkait keuangan dan kewajiban
pembayaran penerimaan negara bukan pajak, PT. PGU menyusun organisasi
pemasaran yang dapat di lihat pada Gambar 9.1.

Direksi

Pemasaran Produksi Transportasi Keuangan


dan dan dan dan
Komersial Quality Control Pengapalan PNBP

Gambar 9.1 Struktur Organisasi Pemasaran PT. PGU

2. Prospek Pemasaran
a. Dalam Negeri
Kebijakan pemerintah mengenai investasi dalam bidang
ketenagalistrikan menjadi faktor pemicu pertumbuhan perusahaan tambang
khususnya pertambangan batubara yang mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan produksi batubara.
Pemakaian batubara sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga
listrik di dunia, khususnya Asia diperkirakan meningkat dibandingkan dengan
bahan bakar lainnya. Beberapa faktor teknis yang ikut mempengaruhi potensi
pemasaran batubara Indonesia, antara lain adalah :
 kualitas batubara yang dihasilkan
 kontinuitas produksi dari tambang

71
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

 kemudahan transportasi
 harga batubara
Meningkatnya pemakaian batubara untuk keperluan pembangkit listrik,
industri semen dan industri pengguna lainnya seperti industri tekstil yang
selama ini menggunakan BBM sebagai bahan bakar mulai beralih
menggunakan batubara, hal ini merupakan indikasi yang positif bagi
perusahaan pertambangan batubara. Jika dibutuhkan, PT. PGU siap menjual
batubaranya kepada konsumen-konsumen dalam negeri. Jika tidak terdapat
pasar dalam negeri, atau kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi, PT. PGU
merencanakan akan mengekspor batubara yang dihasilkan.
Pada tahun pertama sampai ke-empat produksi, PT. PGU akan
bekerja-sama dengan pemegang IUP OP Pengangkutan dan Penjualan untuk
menjual batubaranya berdasar harga FOT. Kewajiban PNBP berdasar FOB MV
dan biaya penyesuaiannya tetap menjadi tanggung jawab PT. PGU.
Dimulai tahun ke tiga dan ke empat PT. PGU juga akan menjual pada
titik serah FOB Tongkang dan atau FOB Mother vessel. Direncanakan mulai
tahun ke lima dan selanjutnya PT. PGU tidak lagi melakukan penjualan FOT.
Untuk semua jenis titik serah PT. PGU akan memenuhi kewajiban
pembayaran PNBP sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

b. Luar Negeri
Mulai tahun ke tiga, sasaran ekspor batubara yang akan dituju oleh PT.
PGU adalah ke berbagai negara seperti China, India, Taiwan, Korea dan
Jepang dan lain-lain. Pasar yang dituju khususnya adalah negara-negara yang
menggunakan PLTU, yang setiap tahunnya menunjukkan peningkatan cukup
tajam dengan biaya pengapalan yang ekonomis.

BAB X
INVESTASI DAN ANALISIS

72
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

1. Investasi
Dengan rencana operasi pertambangan pada WIUP OP PT. PGU
secara keseluruhan baik yang telah dikeluarkan mulai dari tahun 2008 sampai
dengan 2014 maupun yang direncanakan untuk tahun 2015 dan selanjutnya,
maka total investasi sebesar 54,985,952 USD.

a. Modal Tetap
Investasi untuk persiapan pelaksanaan operasi tambang sebesar
54,985,952 USD adalah untuk keperluan :
a. Biaya administrasi yang meliputi biaya perizinan, land rent dan pajak
pajak tahun 2008 – 2015 sebesar 628,690 USD
b. Biaya eksplorasi dan studi kelayakan yaitu dalam rangka
mengetahui potensi sumberdaya dan cadangan batubara di wilayah
telah dilakukan berbagai kegiatan eksplorasi meliputi Biaya
pemetaan geologi, pemetaan topografi, pemboran, analisis contoh,
evaluasi sumberdaya/cadangan, analisis geoteknik, hidrogeologi,
biaya amdal,FS, rencana reklamasi dan studi kelayakan tahun 2008
– 2015. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan tersebut
menghabiskan biaya sebesar 3,621,002 USD.
c. Biaya konstruksi yaitu hampir seluruh fasilitas penunjang untuk
operasi tambang di WIUP OP PT. PGU, pada wilayah yang telah
meningkat ketahap konstruksi, meliputi Pembebasan lahan di Area
Tambang, Land Clearing, Jalan Hauling di tambang, Stockpile
Tambang, Kantor,lampu penerangan dan listrik, Pengalihan Sungai,
Jembatan, Train Loading Station (TLS), Lahan Stockpile di Kepur
dan Kontingensi akhir tahun 2015 dan awal tahun 2016 sebesar
32,751,415 USD.
d. Biaya yang dibutuhkan untuk deposito rel kereta api sebesar
17,984,844 USD pada awal tahun 2016.

b. Modal Kerja
73
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Pada prinsipnya modal kerja tidak diperhitungkan (bernilai 0) karena


aliran kas berjangka waktu pendek. Seluruh modal yang digunakan untuk
memulai pekerjaan terkompensasi langsung dengan pembayaran dari hasil
penjualan. Terlebih lagi kewajiban jangka pendek kepada kontraktor dipenuhi
setelah pekerjaan selesai dan dengan tenggang waktu setelah penerbitan
invoice.

c. Sumber Dana
Dana yang dibutuhkan untuk keperluan seluruh investasi dan modal
kerja yang direncanakan diperoleh dari :
a. Modal Sendiri (equity) pada tahun 2008 sampai dengan tahun
2014 sebesar 714,429 USD, pada tahun 2015 sebesar 3,749,857 USD,
pada tahun 2016 sebesar 2,857,143 USD dan pada tahun 2017 sebesar
7,321,429 USD.
b. Pinjaman (debt) pada tahun 2015 sebesar 13,000,237 USD dan
pada tahun 2016 sebesar 28,239,226 USD.

2. Analisa Kelayakan

a. Biaya produksi
Dalam studi kelayakan ini, biaya produksi dibedakan atas biaya
langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya langsung terdiri dari komponen yang langsung terkait dengan
operasi produksi antara lain biaya pemindahan tanah penutup, penambangan
batubara, pengangkutan batubara, pengolahan batubara, pemuatan batubara
dan biaya PNBP.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak terkait langsung dalam
operasi produksi, yaitu merupakan biaya yang dikeluarkan PT. PGU antara lain
biaya sample batubara, gaji karyawan, biaya eksplorasi dan pengembangan
cadangan, overhead, reklamasi, pengelolaan dan pemantauan lingkungan,
pengembangan masyarakat, kompensasi lahan, pajak lokal/retribusi, biaya
penjualan, biaya pemasaran, bunga pinjaman.

74
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

b. Pendapatan Penjualan
Sesuai dengan asumsi harga berkisar dari 40.58 USD per ton (FOB
MV) sampai dengan 49.91 USD per ton dan harga jual batubara FOT 17.14
USD per ton maka dengan tingkat produksi batubara yang direncanakan
selama 9 Tahun dari Tahun ke-1 sampai dengan Tahun ke-9 akan diperoleh
penerimaan/pendapatan hasil penjualan sebesar 16,431,140 USD setelah
pajak, cicilan dan bunga.

c. Cash Flow
Hasil analisis aliran kas dari operasi pertambangan Di WIUP OP PT.
PGU menunjukkan bahwa dengan tingkat produksi yang direncanakan
mempunyai total cash flow yang cukup baik sebesar 47,618,220 USD pada
pascatambang.

d. DCFROR / IRR
IRR dari suatu investasi dapat didefinisikan sebagai tingkat suku
bunga yang akan menyebabkan nilai ekuivalen biaya investasi sama dengan
ekuivalen penerimaan atau tingkat suku bunga yang dapat menyebabkan nilai
sekarang bersih (NSB) sama dengan nol (Stermole, Franklin,J., 1990).
Pengertian diatas dirumuskan sebagai berikut :

dengan :

(C)t = aliran kas masuk tahun ke-t

(CO)t= aliran kas keluar tahun ke-t

i = suku bunga pengembalian (rate of return)/IRR

n = umur investasi

t = tahun

75
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

IRR dapat juga dilakukan dengan tidak melakukan pemilihan tingkat


discount atau suku bunga, tetapi mendapatkan atau mencari tingkat discount
yang menghasilkan NPV = 0, maka nilai i (tingkat discount) ditentukan dengan
cara coba-coba (trial and error). Pada penggunaan metode ini, investasi dinilai
layak dilaksanakan bila nilai IRR yang dihasilkan menunjukkan tingkat bunga
yang lebih tinggi atau sama dengan tingkat bunga yang berlaku.
Berdasarkan ketentuan di atas, dengan dasar struktur pembiayaan
75% pinjaman, maka didapat IRR sebesar 21%.

e. Perhitungan Break Even Point (BEP)


Dikarenakan faktor biaya dan pendapatan bervariasi setiap saat, yang
diproratakan per tahun, dengan menggunakan parameter-parameter yang
diasumsikan terdahulu, PT. PGU akan memperoleh BEP pada jumlah produksi
pada kisaran 9 juta MT, dengan pendapatan dan biaya ditambah perolehan kas
sebesar 223 juta USD.
.
f. Waktu Pengembalian Modal (Pay Back Period, PBP)
PBP adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian
modal atau waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi yang dihitung sejak modal ditanamkan.
Dari kajian cash flow dapat diketahui bahwa apabila produksi dan
harga sesuai rencana maka pengembalian modal akan terjadi setelah kegiatan
operasi produksi berjalan 5 tahun.
Berdasarkan kriteria kelayakan tersebut diatas, seperti IRR, NPV, BEP,
PBP, menunjukkan bahwa rencana penambangan oleh PT. PGU
menguntungkan dan dinyatakan Layak.

g. Analisa Kepekaan dan Resiko


Harga batubara ditentukan oleh pasar dunia dan harga jual di dalam
negeri diatur oleh pemerintah dengan mengacu kepada Harga Batubara
Acuan (HBA) yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya
76
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

Mineral (ESDM) . Perusahaan tambang tidak dapat mengatur harga batubara,


walaupun penjualan di atas HBA dimungkinkan. Oleh karena itu Studi ini
menggunakan HBA terkini sebagai acuan yaitu 40.67 USD/MT FOB MV bulan
Agustus 2015 sebesar 59.14 USD/MT.
Berdasarkan data harga batubara yang pernah terjadi, forecast Argus
Coalindo merekomendasikan kenaikan 3% per tahun mulai tahun 2016. Pada
tahun 2017 Argus memperkirakan harga jual 45.09 USD/MT yang jika dikalikan
dengan 90% memberikan harga 40.58 USD/MT (HBA sekitar 60 USD/MT).
Oleh karena itu selanjutnya studi ini menggunakan forecast Argus untuk
penjualan FOB MV dekat dengan harga HBA bulan Agustus 2015 atau 90%
dari harga Argus.
Penggunaan harga FOT sebesar 17.14 USD/MT juga menggunakan
acuan yang sama dan dengan perjanjian dengan calon Buyer diberlakukan
tetap untuk 3 tahun.
Pada prinsipnya Studi ini dilakukan pada saat harga batubara dipercaya
sedang berada pada titik terendah, sehingga PT. PGU menggunakan harga
jual ini sebagai dasar pengambilan keputusan dan dasar perencanaan
tambang, dengan harapan keadaan makin membaik di masa yang akan
datang.
Beberapa resiko dipertimbangkan oleh PT. PGU terkait dengan harga
batubara dan ketersediaan angkutan kereta api sebagai berikut:
 Harga batubara tetap sejak tahun 2016 sebesar 40.58 USD/MT
o EBITDA tahun ke-5 menjadi Negatif, karena pada tahun itu PT.
PGU sudah merencanakan menaikkan SR menjadi 3.78 dari
3.09 dan Lead factor 2.6 km dari 2 km.
o Jika diteruskan sampai akhir tambang, maka total EBITDA
menjadi 15.6 juta USD (Turun dari 124.5 juta USD).
o Dikarenakan SR dan Lead tidak dapat lagi diturunkan (tambang
semakin dalam dan jarak angkut semakin jauh) maka dalam
keadaan ini PT. PGU harus menghentikan sementara
kegiatannya pada awal tahun ke-5 menunggu harga membaik.

77
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

 Harga batubara turun 5% dari asumsi awal (Harga Jual Batubara


PT. PGU 34.52 USD/MT)
o Penggunaan kereta api tidak feasible sejak awal. EBITDA
negatif.
o Penjualan FOT masih memberikan EBITDA, akan tetapi Buyer
kemungkinan besar akan membatalkan kontraknya pada tahun
kedua, karena harga yang disepakati tidak menguntungkan
Buyer. Jika harga direvisi sesuai Argus, maka tidak menguntung
bagi PT. PGU pada tahun ke-2.
 Ketersedian kereta api tertunda 1 tahun
o Penjualan hanya dapat dilakukan secara FOT
o Dengan parameter lain tetap dan diasumsikan kenaikan
produksi sebesar 1 juta MT yang tertunda ditambahkankan pada
tahun ke-9, maka total EBITDA akan naik menjadi 132 juta USD.
 Jika kereta api tidak tersedia
o Kuantitas penjualan akan tergantung kepada penjualan FOT
yang dibatasi oleh kemampuan Buyer melakukan pembelian.
o Umur tambang akan menjadi semakin panjang
 Kurs USD menjadi 15,000 Rp/USD
o Terjadi kenaikan EBITDA total menjadi 146 Juta USD karena
biaya tenaga kerja dan biaya bahan bakar menjadi lebih murah.
Biaya angkutan dan lain-lain yang ditetapkan menggunakan
rupiah menjadi lebih murah. Akan tetapi biasanya biaya-biaya
tersebut disesuaikan.
 Harga naik konsisten 5 %
o Dengan parameter lain yang sama, total EBITDA akan naik
menjadi 208 juta USD.
o EBITDA akan bisa ditingkatkan dengan menambang Blok Barat
dengan menghentikan sementara Blok Timur sampai seluruh
potensi di Blok Barat ditambang dan ditimbun kembali.

78
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

o Blok Timur dilanjutkan penambangannya bahkan sampai


seluruh Cadangan sebesar 27 juta dapat ditambang.
 Pengalihan sungai tertunda atau tidak dilakukan
o Pengalihan sungai sudah diperhitungkan untuk seluruh studi
ini. Jika terjadi penundaan, maka akan terjadi penundaan
keberlanjutan produksi mulai awal tahun ke-4.
o Jika pengalihan sungai tidak dilakukan, maka kegiatan
pertambangan akan terhenti pada tahun ke-4. Perjanjian dengan
PT. KAI akan batal. PT. PGU akan mengalami kerugian dengan
tertundanya pengembalian investasi di PT. KAI.

Sebagaimana dijelaskan di atas dengan studi ini PT. PGU menilai


bahwa kegiatan pertambangan layak dilakukan jika asumsi-asumsi yang
digunakan berlaku. Resiko-resiko yang dipertimbangkan dapat terjadi pada
kondisi yangsangat dekat dengan asumsi-asumsi yang digunakan. PT. PGU
mengambil resiko tersebut dengan keyakinan bahwa saat ini adalah time to
buy di mana PT. PGU telah mendapat dukungan dari calon pembeli yang juga
bersedia mengambil resiko bisnis yang sama.
Mohon dukungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan agar kegiatan
produksi PT. PGU dapat segera berjalan sehingga dapat memberikan
kontribusi ekonomi dan sosial bagi daerah dan nasional.

BAB XI
KESIMPULAN

79
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

1. Berdasarkan hasil pemboran di WIUP OP PT. PGU seluas 1.485 Ha,


tanpa menggunakan BESR sebagai pembatas awal, didapat jumlah
sumberdaya terukur sebesar 90,460,000 MT, sumberdaya terunjuk
sebesar 33,680,000 MT dan sumberdaya tereka sebesar 10,960,000 MT.
Total sumberdaya PT. PGU adalah sebesar 135.100.000 MT.
2. Dengan BESR didapat jumlah sumberdaya terukur sebesar 43,510,000
MT, sumberdaya tertunjuk sebesar 31,050,000 MT dan sumberdaya
tereka sebesar 4,840,000 MT. Total sumberdaya PT. PGU adalah
sebesar 79.400.000 MT.
3. Cadangan batubara (reserve) sebesar 30,250,000 MT dengan stripping
ratio 1 : 4.26, jika harga jual batubara mencapai 52 USD pada dua tahun
pertama dan 54 USD/MT pada tahun-tahun selanjutnya.
4. Penambangan Blok Barat hanya akan dilakukan jika harga FOT
batubara yang ditambang dari Blok Barat sebelum tahun ke-3 sekitar 17
USD/MT atau lebih. HBA pada kisaran 65 USD/MT.
5. Dengan asumsi yang digunakan dalam studi ini (HBA pada 60
USD/MT), Cadangan batubara (reserve) yang akan ditambang sebesar
21,235,285 MT dengan stripping ratio 1 : 3.71, sedangkan batubara yang
dapat dijual (Marketable/saleable reserve) diperkirakan akan berkurang
karena losses penambangan, handling dan hauling sebesar 2% menjadi
20,810,579 MT.
6. Sistem penambangan yang akan diterapkan adalah sistem tambang
terbuka (Open Pit Mining system).
7. Pengolahan batubara menggunakan crusher dengan hasil pengolahan
batubara berupa crushed coal < 50 mm
8. Pengangkutan batubara menggunakan truck, kereta api dan tongkang
9. Dengan total produksi sebesar 21,235,285 MT maka umur tambang
diperkirakan ± 9 tahun.
10. Kebutuhan investasi untuk melakukan operasi tambang di WIUP PT.
PGU adalah sebesar 54,985,952 USD.
80
Studi Kelayakan Pertambangan Batubara Revisi - 1
PT. Pacific Global Utama

11. Dengan harga jual batubara diasumsikan berkisar 40.58 USD /MT (FOB
MV) sampai dengan 49.91 USD/MT dan harga jual batubara FOT 17.14
USD/MT, proyek ini menunjukan kriteria layak dengan :
- Net Present Value (NPV) = 60,031,510 USD
- Pay Back Period (PBP) = 5 tahun
- Internal Rate of Return (IRR) = 21%.

81

Anda mungkin juga menyukai