Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

ESTIMASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN

4.1 Estimasi Sumber Daya


4.1.1 Metode
Perhitungan sumber daya berdasarkan klasifikasi sumber daya dan
cadangan berdasarkan SNI 4726:2019 dari Badan Standarisasi Nasional.
Cadangan dalam hubungan ini adalah bagian sumber daya yang lebih teliti
dan dikaji dengan seksama yang akan dapat ditambang berdasarkan kondisi
ekonomi suatu kawasan.
4.1.2 Dominan atau Zona Mineralisasi
4.1.3 Parameter Estimasi
sumber daya mineral (mineral resource) bagian dari cebakan mineral
pada kerak bumi, dengan dimensi, kualitas, dan kuantitas tertentu pada suatu
konsentrasi atau keterjadian dari mineral yang memiliki nilai ekonomi dan
keprospekan yang beralasan untuk pada akhirnya dapat diekstraksi secara
ekonomis
sumber daya mineral tereka (inferred mineral resource) bagian dari
sumber daya mineral total yang diestimasi meliputi tonase, densitas, bentuk,
dimensi, kimia, kadar, dan kandungan mineralnya hanya dapat diperkirakan
dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Titik pengamatan yang mungkin
didukung oleh data pendukung dan keyakinan geologi rendah tidak cukup
untuk membuktikan kemenerusan cebakan mineral dan kadarnya
sumber daya mineral tertunjuk (indicated mineral resource) bagian dari
sumber daya mineral total yang diestimasi meliputi tonase, densitas, bentuk,
dimensi, kimia, kadar, dan kandungan mineralnya dapat diperkirakan dengan
tingkat kepercayaan yang beralasan, didasarkan pada informasi yang
didapatkan dari titik pengamatan yang mungkin didukung oleh data
pendukung dan keyakinan geologi medium. Titik pengamatan yang ada
cukup untuk menginterpretasikan kemenerusan cebakan mineral, tetapi tidak
cukup untuk membuktikan kemenerusan kadar dan kandungan mineralnya
sumber daya mineral terukur (measured mineral resource) bagian dari
sumber daya mineral total yang diestimasi meliputi tonase, densitas, bentuk,
dimensi, kimia, kadar, dan kandungan mineralnya dapat diperkirakan dengan
tingkat kepercayaan tinggi, didasarkan pada informasi yang didapat dari titik
pengamatan yang mungkin didukung oleh data pendukung dan keyakinan
geologi tinggi. Titik pengamatan jaraknya cukup berdekatan untuk
membuktikan kemenerusan kadar dan kandungan mineralnya. Pada tahapan
ini kajian ekonomisnya pada tingkatan studi pelingkupan
4.1.4 Pemodelan
4.1.5 Jumlah dan Klasifikasi Sumber Daya
Dibawah ini asumsi perhitungan sumberdaya yang diaplikasikan untuk
lokasi penyelidikan PT. Gold Glory Mine
- Dari data eksplorasi diketahui bahwa pengukuran geolistrik hingga
kedalaman 100 meter dan di dapatkan batuan Andesit sampai
kedalaman tersebut. Adapun untuk pasir sudah ada pada kedalaman
rata – rata 3 M dari permukaan tanah.
- Sumberdaya Terukur (measured) dihitung hingga kedalaman 100
meter dan ke arah lateral dengan jarak dari titik geolistrik adalah 0 -
100 meter.
- Sumberdaya Tertunjuk (Indicated) dihitung pada kedalaman 100 meter
dan ke arah lateral dengan jarak dari titik geolistrik adalah 100 - 200
meter.
- Sumberdaya Tereka (Inferet) dihitung pada kedalaman 100 meter dan
ke arah lateral dengan jarak dari titik geolistrik adalah > 200 meter.
- Dari semua sumber daya batas lateral akan dihitung yang masuk batas
IUP Eksplorasi.
Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa sebagian besar masuk ke
dalam kategori sumber daya tertunjuk, di sebelah selatan lokasi Gunung
Paparean masuk ke dalam kategori sumberdaya terukur, dan ada sebagian
kecil di sebelah barat laut lokasi penyelidikan termasuk sumber daya
tertunjuk.Cara perhitungan dengan menggunakan system cross section
mempunyai

Gambar 4.1 Tabel Perhitungan Sumber Daya


langkah – langkah seperti flowchart di bawah ini.Skema Perhitungan
Sumberdaya sirtu menggunakan Sistem Blok Model Dari data eksplorasi
serta interpretasi dengan sofware surpac, diketahui bahwa sumberdaya Sirtu
PT. Gold Glory Mine adalah sebesar 4.546.108 bcm.
4.1.6 Pernyataan Competent Person
Perkembangan dunia menuntut adanya “transparansi”, “standarisasi”
dan “accountability” termasuk di dalam dunia eksplorasi dan pertambangan
mineral dan batubara di Indonesia. Sejalan dengan itu di beberapa belahan
dunia lain telah dikembangkan dan diberlakukan beberapa Kode yang
menjadi acuan dalam pelaporan hasil eksplorasi,sumberdaya dan cadangan
mineral.
Di Indonesia industri pertambangan (termasuk eksplorasi) telah
berkembang dengan pesat sehingga kebutuhan akan sumber pendanaan dari
bursa dan perbankan meningkat secara signifikan. Oleh karenanya permintaan
akan laporan eksplorasi,sumberdaya dan cadangan mineral dan batubara yang
kredibel disusun oleh individu yang kompeten juga meningkat. Selama ini
masyarakat pertambangan Indonesia menganggap bahwa laporan yang
kredibel adalah laporan yang memenuhi kode JORC (Australasian Code for
Reporting of Exploration Results, Mineral Resources and Ore Reserves).
Karena kondisi di atas, Indonesia perlu mengembangkan Kode Pelaporan
Hasil Eksplorasi, Sumberdya Mineral dan Cadangan Bijih sendiri yang akan
diacu oleh “Competent Person Indonesia”. Kode ini diformulasikan dengan
maksud untuk menetapkan standard minimum untuk pelaporan hasil
eksplorasi, sumberdaya dan cadangan mineral dan batubara yang sesuai
dengan standard internasional, agar dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pendanaan usaha pertambangan.
Inisiatif pengembangan sistem pelaporan pertambangan dan
“Competent Person Indonesia” oleh IAGI dimulai di akhir tahun 90‟-an baik
secara independen maupun bekerja sama dengan Bursa Efek Surabaya
(sebelum berubah menjadi Bursa Efek Indonesia) bersama-sama dengan
asosiasi profesi yang lain. Upaya ini belum pernah terwujud, sampai di tahun
2009 Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI) sebagai salah satu
komisi di bawah IAGI menggerakkannya lagi. Di pihak lain PERHAPI telah
menjalin kerja sama dengan AusIMM dalam rangka penyusunan Kode
Pelaporan Pertambangan sejak tahun 1997. Komitmen PERHAPI ini
diperkuat lagi pada tahun 2007 di Sydney bersama MICA (Minerals Council
of Australia). Upaya tersebut di atas mulai terwujud sejak dibentuknya
Komite Bersama IAGI – PERHAPI untuk mengembangkan sistem
Competent Person Indonesia dan Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumberdaya
Mineral dan Cadangan Bijih Indonesia yang disebut sebagai Komite
Cadangan Mineral Indonesia (KCMI). Surat Keputusan Bersama IAGI –
Perhapi tentang hal ini dilampirkan pada bagian belakang dokumen ini. Untuk
selanjutnya Kode yang disusun oleh KCMI ini dinamakan Kode KCMI.
4.2 Estimasi Cadangan
Estimasi cadangan adalah perhitungan jumlah volume atau tonase dari suatu
endapan. Setelah didapatkan estimasi cadangan, maka dapat diketahui jumlah
cadangan dan umur tambang berdasarkan target produksinya.
 Cadangan mineral adalah bagian dari sumber daya mineral terukur
dan/atau tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis. Hal ini
termasuk tambahan material dilusi ataupun material hilang, yang
kemungkinan terjadi ketika material tersebut ditambang. Pada klasifikasi
ini pengkajian dan studi yang tepat sudah dilakukan, dan termasuk
pertimbangan dan modifikasi dari asumsi yang realistis atas faktor-faktor
penambangan, pengolahan, pemurnian, ekonomi, pemasaran, legal,
lingkungan, sarana dan prasarana, sosial, dan peraturan perundang-
undangan. Pada saat laporan dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa
ekstraksi telah diputuskan dengan benar (reasonably be justified).
Cadangan mineral dipisahkan berdasarkan naiknya tingkat keyakinan
menjadi cadangan mineral terkira dan cadangan mineral terbukti.
 Cadangan mineral terkira merupakan bagian sumber daya mineral
tertunjuk yang ekonomis untuk ditambang, dan dalam beberapa kondisi,
juga merupakan bagian dari sumber daya mineral terukur. Ini termasuk
material dilusi dan material hilang yang kemungkinan terjadi pada saat
material ditambang. Pengkajian dan studi yang tepat harus sudah
dilaksanakan, dan termasuk pertimbangan dan modifikasi mengenai
asumsi faktor yang realistis mengenai penambangan, pengolahan,
pemurnian, ekonomi, pemasaran, legal, lingkungan, sarana dan prasarana,
sosial, dan peraturan perundang- undangan. Pada saat laporan dibuat,
pengkajian ini menunjukkan bahwa ekstraksi telah diputuskan dengan
benar.
 Cadangan mineral terbukti merupakan bagian dari sumber daya mineral
terukur yang ekonomis untuk ditambang. Hal ini termasuk material dilusi
dan bijih hilang yang mungkin terjadi ketika material ditambang.
Pengkajian dan studi yang tepat harus telah dilaksanakan, dan termasuk
pertimbangan dan modifikasi mengenai asumsi faktor yang realistis
mengenai penambangan, pengolahan, pemurnian, ekonomi, pemasaran,
legal, lingkungan, sarana dan prasarana, sosial, dan peraturan perundang-
undangan. Pada saat laporan dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa
pertambangan telah diputuskan dengan benar

Gambar 4.2
Hubungan umum antara target eksplorasi, sumber daya mineral, dan cadangan
mineral
4.2.1 Metoda
Menurut Suyono dan Winanto (2010) metode penaksiran yang dapat
diterapkan untuk bahan galian industri cukup banyak diantaranya
adalah:
1. Metode Luas dan Faktor rata-rata Merupakan metode rata-rata
perhitungan ketebalan dan kadar dengan rata-rata hitungdan rata-rata
pembobotan.
2. Metode penampangangpenampang Beberapa contoh metode
penampang adalah metode penampang tegak dan metode penampang
mendatar (kontur)

3. Metode Analitik Beberapa contoh metode analitik yaitu metode


segitiga atau metode poligon.

4. Metode Blok Reguler Dapat dipilih blok berdasarkan titik sampel


ataukah blok ukuran tetap yang dapat diselesaikan dengan inverse
distance
Hasil penaksiran sumberdaya dan cadangan memiliki nilai yang
berbeda-beda, hal ini tergantung dari metode yang digunakan dan juga tidak
terlepas tujuan pelaksanaannya. Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka
paling tidak penaksiran dilakukan dengan satu metode tetapi dengan dua cara
perhitungan. Metode yang sering digunakan pada penaksiran sumberdaya dan
cadangan adalah metode penampang (cross section), metode NNP (nearest
neighbor polygon), metode inverse distance weighted (IDW) dan kriging.
4.2.2 Domain/Zona Mineralisasi

Zonasi mineralisasi emas dapat


dilakukan berdasarkan
pemodelan kontras densitas
bawah permukaan dari
anomali gayaberat. Dimana zona
mineralisasi emas berupa jalur
mineralisasi dari endapan
epitermal yang ditandai
dengan adanya endapan mineral
kuarsa yang membentuk sistem
berurat (vein) di bawah
permukaan. Pada penelitian ini,
analisis terhadap data gayaberat
menggunakan metode Second
Vertical Derivative (SVD) dan
pemodelan 2D dan 3D
yang digunakan untuk
mengidentifikasi sesar sebagai
zona prospek mineral emas.
Data gayaberat residual dapat
menunjukkan pola anomali
gayaberat antara -3,2 – 2,8
mGal. Analisis Derivative
terhadap data gayaberat residual
dapat
mengidentifikasi dengan baik
pola-pola sesar dimana sesar
ditunjukan oleh kontur SVD
sama dengan nol. Pola-pola
sesar dari SVD identik dengan
pola sesar dari pemetaan
geologi. Model 2D dan 3D
menunjukkan model densitas
sebesar 2,00 gr/cc – 2,67 gr/cc
dan pola struktur sesar hingga
kedalaman 1500 m. Pola
perlapisan terdiri dari batuan
sedimen (clay dan sandstone)
dengan densitas 2,20 gr/cc –
2,30 gr/cc berumur Pliosen
Tersier atau Miosen Akhir,
batuan tuff dengan densitas 2,40
gr/cc – 2,60 g/cc berumur
Miosen Awal dan batuan dasar
(basement) berupa batuan
andesit dengan densitas 2,67
gr/cc. Zona mineralisasi emas
berasosiasi dengan batuan Tuff
pada kedalaman yang relatif
dangkal (< 500 m).
Zonasi mineralisasi emas dapat dilakukan berdasarkan pemodelan
kontras densitas bawah permukaan darianomali gayaberat. Dimana zona
mineralisasi emas berupa jalur mineralisasi dari endapan epitermal yang
ditandaidengan adanya endapan mineral kuarsa yang membentuk sistem
berurat (vein) di bawah permukaan. Pada penelitian ini,analisis terhadap data
gayaberat menggunakan metode Second Vertical Derivative (SVD) dan
pemodelan 2D dan 3Dyang digunakan untuk mengidentifikasi sesar sebagai
zona prospek mineral emas. Data gayaberat residual dapatmenunjukkan pola
anomali gayaberat antara -3,2 – 2,8 mGal. Analisis Derivative terhadap data
gayaberat residual dapatmengidentifikasi dengan baik pola-pola sesar dimana
sesar ditunjukan oleh kontur SVD sama dengan nol. Pola-polasesar dari SVD
identik dengan pola sesar dari pemetaan geologi. Model 2D dan 3D
menunjukkan model densitassebesar 2,00 gr/cc – 2,67 gr/cc dan pola struktur
sesar hingga kedalaman 1500 m. Pola perlapisan terdiri dari batuansedimen
(clay dan sandstone) dengan densitas 2,20 gr/cc – 2,30 gr/cc berumur Pliosen
Tersier atau Miosen Akhir,batuan tuff dengan densitas 2,40 gr/cc – 2,60 g/cc
berumur Miosen Awal dan batuan dasar (basement) berupa batuanandesit
dengan densitas 2,67 gr/cc. Zona mineralisasi emas berasosiasi dengan batuan
Tuff pada kedalaman yang relatifdangkal (< 500 m).
4.2.3 Parameter Estimasi
Cadangan mineral adalah bagian dari sumber daya mineral terukur
dan/atau tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis. Hal ini termasuk
tambahan material dilusi ataupun material hilang, yang kemungkinan terjadi
ketika material tersebut ditambang. Pada klasifikasi ini pengkajian dan studi
yang tepat sudah dilakukan, dan termasuk pertimbangan dan modifikasi dari
asumsi yang realistis atas faktor-faktor penambangan, pengolahan,
pemurnian, ekonomi, pemasaran, legal, lingkungan, sarana dan prasarana,
sosial, dan peraturan perundang-undangan. Pada saat laporan dibuat,
pengkajian ini menunjukkan bahwa ekstraksi telah diputuskan dengan benar
(reasonably be justified). Cadangan mineral dipisahkan berdasarkan naiknya
tingkat keyakinan menjadi cadangan mineral terkira dan cadangan mineral
terbukti.
Cadangan mineral terkira merupakan bagian sumber daya mineral
tertunjuk yang ekonomis untuk ditambang, dan dalam beberapa kondisi, juga
merupakan bagian dari sumber daya mineral terukur. Ini termasuk material
dilusi dan material hilang yang kemungkinan terjadi pada saat material
ditambang. Pengkajian dan studi yang tepat harus sudah dilaksanakan, dan
termasuk pertimbangan dan modifikasi mengenai asumsi faktor yang realistis
mengenai penambangan, pengolahan, pemurnian, ekonomi, pemasaran, legal,
lingkungan, sarana dan prasarana, sosial, dan peraturan perundang- undangan.
Pada saat laporan dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa ekstraksi telah
diputuskan dengan benar.
Cadangan mineral terbukti merupakan bagian dari sumber daya mineral
terukur yang ekonomis untuk ditambang. Hal ini termasuk material dilusi dan
bijih hilang yang mungkin terjadi ketika material ditambang. Pengkajian dan
studi yang tepat harus telah dilaksanakan, dan termasuk pertimbangan dan
modifikasi mengenai asumsi faktor yang realistis mengenai penambangan,
pengolahan, pemurnian, ekonomi, pemasaran, legal, lingkungan, sarana dan
prasarana, sosial, dan peraturan perundang-undangan. Pada saat laporan
dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa pertambangan telah diputuskan
dengan benar. Hubungan umum antara target eksplorasi, sumber daya
mineral, dan cadangan mineral.
4.2.4 Pemodelan
Pemodelan dan estimasi endapan emas ini merupakan suatu penaksiran
yang berlandaskan pada suatu data yang dapat dikatakan valid/benar jika
didalam verifikasi data tersebut tidak terdapat adanya kesalahan, sehingga
hasil dari pemodelan dan estimasi yang dilakukan mendekati nilai yang
sesungguhnya, mendapatkan korelasi antara ukuran (size), keterdapatan
(sebaran), serta nilai (value) kadar endapan pada emas epithermal ada
beberapa indikator yang ditentukan secara mutlak dalam pengolahan data.
Pada penelitian ini ada beberapa
metode pengolahan data yang digunakan yaitu Ordinary Kriging (OK)
dan Inverse Distance Cube (ID3). Secara teknis dalam pengolahan data
adalah proses dalam suatu analisis untuk mendapatkan hasil sumberdaya atau
cadangan Au. Pendekatan metode OK dan ID3 berdasarkan sumber data dari
8 titik bor, yang diperoleh adalah data-data dari eksplorasi emas epithermal,
seperti data pemboran (Drill hole Database); Collar, Survey, dan data Assay.
4.2.5 Jumlah dan Klasifikasi Cadangan

Dari sumberdaya tersebut diatas setelah dibuat design tambang, maka


di dapat cadangan tertambang EMAS sebesar BELUM TAU bcm dan lapisan
tanah penutup berjumlah BELUM TAU bcm dan dengan asumsi loses 4,8%
akibat penambangan dan pengangkutan dan pengolahan sehingga cadangan
EMAS terbilang sebanyak BELUM TAU bcm . Secara lengkap untuk
perhitungan cadangan Sirtu tertambang PT. Gold Glory Mine dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.

Pit Emas Tanah SR Cadangan


Penutup Terbukti

Pit 1
Dengan acuan terhadap hasil pemodelan geologi atau pemodelan
litologi batuan secara tiga dimensi yang didapatkan dari hasil korelasi data
pemetaan geologi permukaan dan interpretasi data geolistrik. Metode
perhitungan cadangan dilakukan dengan menggunakan metode blok, dimana
endapan bahan galian yang sebelumnya telah dimodelkan kedalam bentuk
tiga dimensi dibuat kedalam bentuk blok-blok berukuran kecil (satuan m 3)
untuk kemudian dihitung total volume dari keseluruhan blok yang terbentuk
Beberapa parameter estimasi cadangan yang digunakan mengacu kepada SNI
4726:2011 tentang Pedoman Pelaporan Sumberdaya dan Cadangan Mineral.
Dimana beberapa parameter (modifying factors) yang harus dipertimbangkan
sampai dapat dikatakan bahan galian tersebut sebagai cadangan dan layak
untuk ditambang adalah sebagai berikut :
1. Faktor Penambangan,

2. Pengolahan/Pemurnian,

3. Ekonomi,

4. Pemasaran,

5. Hukum,

6. Lingkungan,

7. Sosial, dan

8. Peraturan Pemerintah

4.2.6 Pernyataan Competent Person


Kunci kualifikasi dalam definisi CPI adalah kata “relevan”. Penentuan
mengenai “pengalaman yang relevan” bisa menjadi hal sulit dan penentuan
berdasar pengertian umum (“common sense”) tetap harus dikaji. Misalnya,
dalam estimasi Sumberdaya Mineral untuk mineralisasi emas type urat,
pengalaman mengenai “high nugget”, tipe mineralisasi berbentuk urat seperti
urat timah, uranium, dll mungkin akan relevan, sebaliknya pengalaman dalam
cebakan logam dasar yang bersifat masif mungkin tidak relevan.
Sebagai contoh kedua, untuk bisa dinyatakan sebagai CPI dalam
estimasi Cadangan Bijih untuk cebakan emas aluvial, dibutuhkan pengalaman
yang memadai (mungkin paling kurang lima tahun) dalam evaluasi dan
ekstraksi secara ekonomis dari jenis mineralisasi tersebut. Hal ini dikarenakan
karakteristik emas yang khas dalam sistem aluvial, ukuran partikel dari
sedimen sarang-nya yang khas, dan kadar yang rendah. Pengalaman dengan
cebakan “placer” yang mengandung mineral-mineral selain emas mungkin
bukan pengalaman yang cukup relevan.
Kata kunci “relevan” juga berarti bahwa seseorang tidak selalu
memerlukan pengalaman lima tahun pada masing-masing jenis cebakan
supaya bisa bertindak sebagai CPI jika orang itu memiliki pengalaman yang
relevan pada tipe-tipe cebakan lain. Sebagai contoh, seorang (katakan)
dengan pengalaman 20 tahun dalam estimasi Sumberdaya Mineral untuk
berbagai jenis cebakan logam yang berasosiasi dengan batuan beku mungkin
tidak memerlukan pengalaman spesifik (katakan) pada cebakan tembaga
porfiri selama lima tahun agar orang tersebut dapat bertindak sebagai CPI.
Pengalaman yang relevan dalam tipe cebakan lain bisa diperhitungkan
sebagai pengalaman yang dipersyaratkan dalam kaitannya dengan cebakan
tembaga porfiri.
Tambahan pengalaman selain mengenai jenis mineralisasi, seorang CPI
yang bertanggung jawab atas kompilasi Hasil Eskplorasi atau estimasi
Sumberdaya Mineral harus memiliki cukup pengalaman dalam teknik-teknik
pengambilan conto dan analisa laboratorium yang relevan dengan cebakan
yang sedang dipertimbangkan, agar menyadari persoalan-persoalan yang
dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dari data. Pemahaman tentang
teknik-teknik penambangan dan pengolahan yang akan dipakai pada jenis
cebakan tersebut mungkin juga menjadi hal yang penting
Sebagai acuan umum, orang-orang yang bertindak sebagai CPI harus
yakin bahwa dia bisa berhadapan dengan rekan sejawatnya dan dapat
mendemonstrasikan kompetensinya pada bidang komoditi, tipe cebakan, dan
situasi yang sedang dihadapi. Bila terdapat keraguan, orang tersebut
seharusnya minta pendapat lain dari rekan seprofesi yang lebih mumpuni
dalam pengetahuan dan pengalaman atau sebaiknya ia mengundurkan diri
sebagai CPI.
Estimasi Sumberdaya Mineral mungkin merupakan suatu kerja tim
(misalnya, melibatkan satu orang atau tim yang mengumpulkan data, dan
orang atau tim lain mempersiapkan estimasinya). Estimasi Cadangan Bijih
sangat umum merupakan kerja tim yang melibatkan beberapa disiplin teknis.
Sangat dianjurkan bahwa pembagian tanggung jawab yang jelas di dalam
suatu tim, dimana masing-masing CPI dan kontribusinya harus teridentifikasi,
dan tanggung jawab disepakati sesuai kontribusi masing-masing. Jika hanya
satu CPI menandatangani dokumentasi Sumberdaya Mineral atau Cadangan
Bijih, orang tersebut bertanggung jawab dan dapat mempertanggung
jawabkan keseluruhan dokumen menurut Kode. Sangatlah penting dalam
situasi seperti ini bahwa CPI tersebut menerima keseluruhan tanggung jawab
untuk suatu estimasi Sumberdaya Mineral atau Cadangan Bijih dan semua
dokumen pendukung yang disiapkan, baik secara keseluruhan atau sebagian
oleh orang lain, dan yakin bahwa pekerjaan dari kontributor lain itu dapat
diterima.
Keluhan-keluhan yang muncul sehubungan dengan pekerjaan
profesional dari seorang CPI akan berurusan dengan aturan-aturan dan
prosedur disiplin organisasi profesi dimana CPI tersebut bernaung.
Ketika perusahaan yang memiliki kepentingan di luar negeri akan
melaporkan Hasil Eskplorasi, estimasi Sumberdaya Mineral atau Cadangan
Bijih di Indonesia yang disiapkan oleh seseorang yang bukan Anggota dari
Perhapi atau IAGI, perusahaan tersebut harus menunjuk seorang atau
beberapa CPI untuk mengambil tangung jawab atas Hasil Eskplorasi, estimasi
Sumberdaya Mineral atau Cadangan Bijih. CPI atau beberapa CPI yang
melakukan kegiatan ini harus paham bahwa mereka menerima tanggung
jawab penuh dalam estimasi tersebut dan dokumen pendukungnya.

Anda mungkin juga menyukai