Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN

DISUSUN OLEH :
Nama : Irvan Erika Pangestu
NIM : 1909056025
Prodi : S1 Teknik Pertambangan

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Klasifikasi Sumbedaya dan Cadangan” dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 20 November 2021


Penyusun

Irvan Erika Pangestu


NIM. 1909056025

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.............................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii
Daftar Gambar...........................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................................... 2

BAB II Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 3

BAB III Kesimpulan............................................................................................... 11


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 11

3.2 Saran ..................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13

ii
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Kriteria dan Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan....................................6


Gambar 2.2 Diagramati Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral.......................7
Gambar 2.3 Kodifikasi Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan........................8
Gambar 2.4 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Menurut JORC..............................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penghasil batubara terbesar didunia salah satunya yaitu Indonesia. Hal tersebut pula yang
membuat Indonesia menjadi salah satu produsen dan eksportir terbesar batubara yang
diperhitungkan internasional. Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah
satu bahan baku energi nasional yang mempunyai peran yang besar dalam pembangunan
nasional. Informasi mengenai sumber daya dan cadangan batubara menjadi hal yang
mendasar di dalam merencanakan strategi kebijaksanaan energi nasional.

Amandemen 1 SNI 13-4726-1998 tentang Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan


Cadangan mendefinisikan sumberdaya mineral (mineral resource) sebagai endapan
mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumberdaya mineral dengan
keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian
kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Sedangkan cadangan (reserve)
adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan
kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat
ditambang pada saat perhitungan dilakukan.

Klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan adalah suatu proses pengumpulan,


penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu endapan mineral untuk
memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan itu berdasarkan kriteria
keyakinan geologi dan kelayakan tambang (SNI 13-4726-1998).

Oleh karena itu, dibuatnya makalah tentang klasifikasi dan cadangan ini bertujuan agar
para pembaca dan khususnya penulis dapat memahami dengan baik mengenai
sumberdaya, cadangan dan klasifikasinya yang penting untuk diketahui sebagai calon
engineer tambang.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah pada
makalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari sumberdaya, cadangan dan klasifikasi
sumberdaya dan cadangan.
2. Untuk mengetahui sistem klasifikasi sumberdaya dan cadangan menurut SNI.
3. Untuk mengetahui klasifikasi sumberdaya dan cadangan menurut JORC.

1.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi Tugas Mata Kuliah Penaksiran
Cadangan Mineral dengan dosen pengampu Bapak Ir. Tommy Trides, S.T., M.T.
disamping dalam upaya pembelajaran dan pengenalan mengenai klasifikasi sumberdaya
dan cadangan secara lebih mendalam.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Sumberdaya, Cadangan, dan Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan


Mineral

Dasar klasifikasi sumberdaya dan cadangan mineral berdasarkan dua kriteria,


yaitu tingkat keyakinan geologi dan pengkajian layak tambang. Tingkat keyakinan
geologi ditentukan oleh kerapatan titik pengamatan, kualitas data, dan keandalan
interpretasi geologi yang diperoleh dari tiga tahap eksplorasi antara lain prospeksi,
eksplorasi umum, serta eksplorasi rinci. Pengkajian layak tambang berdasarkan faktor
pengubah yang meliputi faktor-faktor penambangan, pengolahan/pemurnian, ekonomi,
pemasaran, hukum, lingkungan, sosial, dan peraturan pemerintah. Pengkajian layak
tambang akan menentukan apakah sumberdaya mineral akan berubah menjadi cadangan
atau tidak. Berdasarkan pengkajian ini, bagian sumberdaya mineral yang layak tambang
berubah statusnya menjadi cadangan sedangkan yang belum layak tambang tetap menjadi
sumberdaya mineral.

Klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan adalah suatu proses pengumpulan,


penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu endapan mineral untuk
memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan itu berdasarkan kriteria
keyakinan geologi dan kelayakan tambang (SNI 13-4726-1998). Semakin tinggi tingkat
keyakinan geologinya, semakin lengkap informasi, semakin tinggi “kelas” sumberdaya
atau cadangan mineral tersebut. Penentuan layak atau tidaknya suatu cadangan diperlukan
kajian kelayakan tambang atau feasibility study (FS). Kajian kelayakan tambang ini
dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, penambangan, pemasaran,
lingkungan, sosial, dan hukum atau perundang-undangan.

Amandemen 1 SNI 13-4726-1998 tentang Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan


Cadangan mendefinisikan sumberdaya mineral (mineral resource) sebagai endapan
mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumberdaya mineral dengan

3
keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian
kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Sedangkan cadangan (reserve)
adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan
kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat
ditambang pada saat perhitungan dilakukan.

Dalam Amandemen 1 SNI 13-4726-1998 dijelaskan bahwa klasifikasi


sumberdaya mineral dan cadangan didasarkan pada dua kriteria, yaitu tingkat keyakinan
geologi dan pengkajian layak tambang.
1. Tingkat Keyakinan Geologi
Tingkat keyakinan geologi ditentukan oleh empat tahap eksplorasi, yaitu:
a. Survei tinjau (reconnaissance)
Survei tinjau adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-
daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional
berdasarkan hasil studi geologi regional, di antaranya pemetaan geologi
regional, pemotretan udara dan metoda tidak langsung lainnya, dan
inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulannya
berdasarkan ekstrapolasi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang prospektif untuk diselidiki
lebih lanjut. Perkiraan kuantitas hanya dilakukan apabila datanya cukup
tersedia atau ada kemiripan dengan endapan lain yang mempunyai kondisi
geologi yang sama.
b. Prospeksi (prospecting)
Prospeksi adalah tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah
yang mengandung endapan mineral yang potensial. Metoda yang
digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan,
dan metoda yang tidak langsung seperti studi geokimia dan geofisika.
Paritan yang terbatas, pemboran dan pencontohan mungkin juga
dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi suatu endapan
mineral yang akan menjadi target eksplorasi selanjutnya. Estimasi
kuantitas dihitung berdasarkan interpretasi data geologi, geokimia dan
geofisika.

4
c. Eksplorasi umum (general exploration)
Eksplorasi umum adalah tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi awal
dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda yang digunakan termasuk
pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar, membuat paritan
dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari
suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan secara terbatas berdasarkan
metoda penyeledikan tak langsung. Tujuannya adalah untuk menentukan
gambaran geologi suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran,
perkiraan awal mengenai ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan
kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya dapat digunakan untuk
menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi rinci
diperlukan.
d. Eksplorasi rinci (detailed exploration)
Eksplorasi rinci adalah tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci
dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari
pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Jarak
pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas dan kualitas dan ciri-ciri yang lain dari endapan mineral tersebut
dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Uji pengolahan
dari pencontohan ruah (bulk sampling) mungkin di perlukan.

2. Pengkajian layak tambang


a. Pengkajian layak tambang meliputi faktor-faktor ekonomi, penambangan,
pemasaran, lingkungan, sosial, dan hukum/perundangundangan. Untuk
endapan mineral bijih, metalurgi juga merupakan faktor pengkajian layak
tambang.
b. Pengkajian layak tambang akan menentukan apakah sumberdaya mineral
akan berubah menjadi cadangan atau tidak.
c. Berdasarkan pengkajian ini, bagian sumberdaya mineral yang layak
tambang berubah statusnya menjadi cadangan sedangkan yang belum
layak tambang tetap menjadi sumberdaya mineral.

5
Berdasarkan kedua kriteria di atas, tingkat keyakinan geologi dan pengkajian layak
tambang, kemudian dikelompokkan tingkat kelas sumberdaya dan cadangan mineral.
Berikut ini adalah kriteria dan klasifikasi sumberdaya dan cadangan dalam Amandemen
1 SNI 13-4726-1998:
1. Sumberdaya Mineral, terdiri dari:
a. Sumberdaya Mineral Hipotetik Sumberdaya mineral hipotetik
(hypothetical mineral resource) adalah sumberdaya mineral yang
kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap
survei tinjau.
b. Sumberdaya Mineral Tereka Sumberdaya mineral tereka (inferred mineral
resource) adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya
diperoleh berdasarkan hasil tahap prospeksi.
c. Sumberdaya Mineral Terunjuk Sumber daya mineral terunjuk (indicated
mineral resource) adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan
kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap eksplorasi umum.
d. Sumberdaya Mineral Terukur Sumber daya mineral terukur (measured
mineral resource) adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan
kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap eksplorasi rinci.
2. Cadangan, dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Cadangan terkira (probable reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk
dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan
geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan
tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga
penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
b. Cadangan terbukti (proved recerve) adalah sumberdaya mineral terukur
yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.

6
Gambar 2.1 Kriteria dan Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan
(Amandemen 1 SNI 13-4726-1998)

B. Kodifikasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral SNI 13-4726-1998

Angka-angka kodifikasi cadangan dan sumberdaya (lihat Gambar 4) terdiri dari 3


digit berdasarkan fungsi 3 sumbu, yaitu E, F, dan G, dimana:
 E = Sumbu Ekonomis (Economic Axis) untuk Economic Viability
 F = Sumbu Kelayakan (Feasibility Axis) untuk Feasibility Assessment.
 G = Sumbu Geologi (Geological Axis) untuk Geological Study.
Digit pertama tentang sumbu ekonomis (economic axis) terdiri dari 3 angka, dimana:
 Angka 1, menyatakan ekonomis (economic).
 Angka 2, menyatakan berpotensi ekonomis (potentially economic).
 Angka 3, menyatakan berintrinsik ekonomis (dari ekonomis ke berpotensi
ekonomis).

Digit kedua tentang sumbu kelayakan (feasibility axis) terdiri dari 3 angka, dimana:
 Angka 1, menyatakan studi kelayakan (feasibility study) dan atau laporan
penambangan (mining report).
 Angka 2, menyatakan studi pra kelayakan (prefeasibility study).
 Angka 3, menyatakan studi geologi (geological study).

Digit ketiga tentang sumbu geologi (geological study) terdiri dari 4 angka, yaitu:
 Angka 1 menyatakan eksplorasi rinci (detailed exploration).
 Angka 2 menyatakan eksplorasi umum (general exploration).

7
 Angka 3 menyatakan prospeksi (prospecting).
 Angka 4 menyatakan survai tinjau (reconnaissance).

Gambar 2.2 Diagramatik Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral


(Amandemen 1 SNI 13-4726-1998)

Gambar 2.3 Kodifikasi Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan


(Amandemen 1 SNI 13-4726-1998)

C. Dasar Klasifikasi Joint Ore Resource Comittee (JORC) Australia

8
Gambar 2.4 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Menurut JORC

Sumberdaya mineral diklasifikasikan sesuai dengan tingkat keyakinan geologi ke


dalam sumberdaya mineral tersirat (inferred mineral resources), sumberdaya mineral
terindikasi (indicated mineral resources), dan sumberdaya mineral terukur (measured
mineral resources).
Sumberdaya Mineral Tersirat (Inferred Mineral Resources) adalah bagian dari
sumberdaya mineral yang tonase, kadar, dan kandungan mineralnya dapat
diperkirakan dengan tingkat kepercayaan 10 yang rendah. Hal ini disimpulkan dan
diasumsikan dari bukti-bukti geologi tetapi kontinuitas geologi dan atau kadar tidak
terverifikasi. Hal ini didasarkan pada informasi yang dikumpulkan melalui teknik
yang sesuai dari lokasi seperti singkapan, parit, lubang, kerja dan lubang bor yang
mungkin terbatas atau ketidakpastian kualitas.

Sumberdaya Mineral Terindikasi (Indicated Mineral Resources) adalah bagian


dari sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk, karakteristik, kadar, dan
kandungan mineral dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang wajar atau
sedang. Hal ini didasarkan atas informasi eksplorasi, sampling, dan pengujian
melalui teknik yang tepat dari lokasi seperti singkapan, parit, pit, dan lubang bor.
Lokasi berjarak terlalu luas untuk mengetahui kondisi geologi atau kontinuitas kadar,
tapi memiliki jarak yang cukup untuk bisa mengasumsikan kekontinuitasan.

9
Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resources) adalah bagian dari
sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk fisik, karakteristik, kadar, dan
kandungan mineralnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.
Hal ini didasarkan pada eksplorasi rinci dan dapat diandalkan, sampling dan
pengujian informasi yang dikumpulkan melalui teknik yang sesuai dari lokasi seperti
singkapan, parit, lubang, kerja dan lubang bor. Lokasi berjarak cukup dekat untuk
mengkonfirmasi kontinuitas geologi dan kadar.

Cadangan bijih adalah bagian dari sumberdaya mineral terukur dan terindikasi
yang dapat ditambang dan memiliki nilai ekonomi. Meliputi diluting material dan
kerugian yang mungkin terjadi ketika material tersebut yang ditambang. Cadangan
bijih diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepercayaan menjadi cadangan bijih
mungkin (probable ore reserves) dan cadangan bijih terbukti (proved ore reserves).

Cadangan Bijih Mungkin (Probable Ore Reserves) adalah bagian ekonomis yang
dapat ditambang dari sumberdaya mineral terindikasi (indicated ore reserves).
Penilaian yang sesuai dan studi telah dilakukan mencakup pertimbangan dan faktor
modifikasi (modifying factors) yaitu penambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran,
hukum, lingkungan, sosial, dan kebijakan pemerintahan. Cadangan bijih mungkin
(probable ore reserves) ini memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah dari
cadangan bijih terbukti (proved ore reserves), tetapi memiliki kualitas yang cukup
untuk berfungsi sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pengembangan suatu
endapan.

Cadangan Bijih Terbukti (Proved Ore Reserves) adalah bagian ekonomis yang
dapat ditambang dari sumberdaya mineral terukur (measured ore reserves). Penilaian
yang sesuai dan studi telah dilakukan mencakup pertimbangan dan faktor modifikasi
yaitu pertambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial, dan
kebijakan pemerintahan. Cadangan bijih terbukti (proved ore reserves) memiliki
tingkat kepercayaan kategori estimasi cadangan yang tertinggi. Gaya mineralisasi
atau faktor lain bisa membuktikan bahwa cadangan bijih tidak ditemukan dalam
beberapa endapan.

10
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada makalah ini yaitu :


1. Sumberdaya mineral (mineral resource)
adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata.
Cadangan (reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk,
sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum,
lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.
Klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan adalah suatu proses pengumpulan,
penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu endapan mineral
untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan itu berdasarkan
kriteria keyakinan geologi dan kelayakan tambang.
2. Berdasarkan Amandemen 1 SNI 13-4726-1998, sumberdaya dibagi atas
sumberdaya mineral hipotetik (hypothetical mineral resource), sumberdaya
mineral tereka (inferred mineral resource), sumberdaya mineral terunjuk
(indicated mineral resource), dan sumberdaya mineral terukur (measured mineral
resource). Cadangan terbagi atas cadangan terkira (probable reserve) dan
cadangan terbukti (proved reserve).
3. JORC membagi sumberdaya ke dalam sumberdaya mineral tersirat (inferred
mineral resources), sumberdaya mineral terindikasi (indicated mineral
resources), dan sumberdaya mineral terukur (measured mineral resources).
Sedang cadangan terbagi atas cadangan bijih mungkin (probable ore reserves)
dan cadangan bijih terbukti (proved ore reserves).

11
3.2 Saran

Adapun saran dalam pembuatan makalah ini adalah :


1. Sebaiknya penulis lebih banyak melakukan research mengenai materi.
2. Sebaiknya makalah disusun dengan sebaik mungkin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adjat Sudradjat. 1999. Teknologi dan Manajemen Sumberdaya Mineral. Bandung:


Penerbit ITB.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 1998. Amandemen 1 SNI 13-4726-1998 Klasifikasi
Sumberdaya Mineral dan Cadangan.
Dean Andreas Simorangkir, dkk. Komparasi antara Klasifikasi SNI dan JORC.
Bandung: ITB.

13

Anda mungkin juga menyukai