Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MANAJEMEN TAMBANG

KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL

Oleh:
KELOMPOK IV
1. Edi Setiawan (1102405/2011)
2. Butet Sesmita (1102414/2011)
3. Irpan Johari (1102419/2011)
4. Reynold Montana Pardosi (110332/2011)
5. Yogi Novendri (1102382/2011)

Dosen Mata Kuliah: Yoszi Mingsi Anaperta, S.T, M.T

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya tim penyusun dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral” sebagai salah satu syarat
memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Tambang pada Prodi S1 Teknik
Pertambangan, Universitas Negeri Padang.
Pada kesempatan ini tim penyusun juga ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
serta dukungan baik secara moril maupun material.
Segenap tim penyusun dengan segala keterbatasannya menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu tim
penyusun menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, tim penyusun berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebaik-baiknya.

Padang, Oktober 2014

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................... 2
C. Batasan Masalah ............................................................................................ 2
D. Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
E. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 3
F. Manfaat Penulisan ......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sumberdaya, Cadangan, dan Klasifikasi Sumberdaya dan
Cadangan Mineral .......................................................................................... 4
B. Dasar Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral SNI, USGS, dan
JORC ............................................................................................................. 4
C. Kodifikasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral SNI 13-4726-1998 ........... 11
D. Macam-macam Bahan Galian...................................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kriteria dan Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan (Amandemen 1


SNI 13-4726-1998) .............................................................................. 8
Gambar 2. Penggolongan Sumberdaya dan Cadangan Menurut McKelvey.......... 9
Gambar 3. Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Menurut JORC ...................... 9
Gambar 4. Diagramatik Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral (SNI 13-
4726-1998 Amandemen 1) ................................................................. 12
Gambar 5. Kodifikasi Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan (SNI 13-
4726-1998 Amandemen 1) ................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan mineral di dalam perut bumi dapat diketahui dari sejumlah
indikasi adanya mineral tersebut di permukaan bumi. Para ahli geologi
dilatih untuk mengenali indikasi ini. Penyelidikan secara geologis pada
dasarnya belum dapat menentukan secara teliti dan kuantitatif informasi
mengenai mineral tersebut. Akan tetapi, pada tahap ini sudah dapat
dikemukakan indikasi adanya mineral. Karena itulah keberadaan mineral
pada tahap ini disebut sumberdaya. Bila penyelidikan dilakukan dengan
lebih teliti, yaitu dengan menggunakan berbagai metode (geofisika,
geokimia, pemboran, dan lain-lain), maka mineral tersebut sudah diketahui
dengan lebih pasti, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan
keberadaannya yang lebih pasti seperti itu, mineral tersebut sudah dapat
dikatakan sebagai cadangan.
Amandemen 1 SNI 13-4726-1998 tentang Klasifikasi Sumberdaya
Mineral dan Cadangan mendefinisikan sumberdaya mineral (mineral
resource) sebagai endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan
secara nyata. Sumberdaya mineral dengan keyakinan geologi tertentu
dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian
kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Sedangkan
cadangan (reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran,
bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis,
teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat
perhitungan dilakukan.
Klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan adalah suatu proses
pengumpulan, penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu
endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai
endapan itu berdasarkan kriteria keyakinan geologi dan kelayakan tambang
(SNI 13-4726-1998). Semakin tinggi tingkat keyakinan geologinya, semakin

1
2

lengkap informasi, semakin tinggi “kelas” sumberdaya atau cadangan


mineral tersebut. Penentuan layak atau tidaknya suatu cadangan diperlukan
kajian kelayakan tambang atau feasibility study (FS). Kajian kelayakan
tambang ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi,
penambangan, pemasaran, lingkungan, sosial, dan hukum atau perundang-
undangan. Apabila dinyatakan layak, baru kemudian dilakukan usaha
eksploitasi.

B. Identifikasi Masalah
Ada hal yang penting dalam hubungan antara mineral dan sumberdaya
manusia (SDM), terutama karena sumberdaya mineral tersebut akan habis
setelah satu kali pakai (depleted). Karena itu, kesempatan untuk
memanfaatkannya hanya ada satu kali, sekali salah kebijakannya,
sumberdaya itu akan hilang untuk selama-lamanya. Sekiranya sumberdaya
mineral itu digali dan tidak menimbulkan kesejahteraan atau peningkatan
kualitas sumberdaya manusia, maka bukan saja mineralnya yang habis,
tetapi juga manusianya itu sendiri tak berubah kesejahteraan atau
kualitasnya.
Memberikan pemahaman yang baik mengenai sumberdaya, cadangan,
dan klasifikasinya penting dilakukan bagi seorang calon engineer tambang.
Pemahaman menyeluruh mengenai sumberdaya, cadangan, dan
klasifikasinya diharapkan akan memberi kontribusi terhadap pertambangan
di Indonesia dan akhirnya turut berkontribusi terhadap kemajuan
pembangunan Indonesia.

C. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, biaya, dan kemampuan tim penyusun, maka
selanjutnya masalah yang akan dibahas terbatas mengenai klasifikasi
sumberdaya dan cadangan bagi mineral.
3

D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diajukan dalam bentuk
pertanyaan (questions) sebagai berikut:
1. Apa itu sumberdaya, cadangan, dan klasifikasi sumberdaya dan cadangan?
2. Bagaimana dasar klasifikasi sumberdaya dan cadangan menurut SNI,
McKelvey, dan USGS?
3. Bagaimana kodifikasi sumberdaya dan cadangan mineral dalam
amandemen 1 SNI 13-4726-1998?
4. Apa saja macam-macam bahan galian? Bagaimana bahan galian
dikelompokkan?

E. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi Tugas Mata
Kuliah Manajemen Tambang dengan dosen pengampu Ibu Yoszi Mingsi
Anaperta, S.T, M.T disamping dalam upaya pembelajaran dan pengenalan
mengenai klasifikasi sumberdaya dan cadangan mineral secara lebih
mendalam.

F. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Praktis
Bagi tim penyusun, seluruh rangkaian kegiatan penyusunan makalah
diharapkan dapat memantapkan pemahaman mengenai klasifikasi
sumberdaya dan cadangan mineral.
2. Manfaat Akademis
Bagi civitas akademika Universitas Negeri Padang, khususnya di
Teknik Pertambangan, makalah ini diharapkan dapat menjadi dokumen
yang berguna untuk dijadikan referensi bacaan maupun acuan
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sumberdaya, Cadangan, dan Klasifikasi Sumberdaya dan


Cadangan Mineral
Amandemen 1 SNI 13-4726-1998 tentang Klasifikasi Sumberdaya
Mineral dan Cadangan mendefinisikan sumberdaya mineral (mineral
resource) sebagai endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan
secara nyata. Sumberdaya mineral dengan keyakinan geologi tertentu
dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian
kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Sedangkan
cadangan (reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran,
bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis,
teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat
perhitungan dilakukan.
Klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan adalah suatu proses
pengumpulan, penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu
endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai
endapan itu berdasarkan kriteria keyakinan geologi dan kelayakan tambang
(SNI 13-4726-1998). Semakin tinggi tingkat keyakinan geologinya, semakin
lengkap informasi, semakin tinggi “kelas” sumberdaya atau cadangan mineral
tersebut. Penentuan layak atau tidaknya suatu cadangan diperlukan kajian
kelayakan tambang atau feasibility study (FS). Kajian kelayakan tambang ini
dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, penambangan,
pemasaran, lingkungan, sosial, dan hukum atau perundang-undangan.

B. Dasar Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral SNI, USGS, dan


JORC
Dalam Amandemen 1 SNI 13-4726-1998 dijelaskan bahwa klasifikasi
sumberdaya mineral dan cadangan didasarkan pada dua kriteria, yaitu tingkat
keyakinan geologi dan pengkajian layak tambang.

4
5

1. Tingkat Keyakinan Geologi


Tingkat keyakinan geologi ditentukan oleh empat tahap eksplorasi, yaitu:
a. Survei tinjau (reconnaissance)
Survei tinjau adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi
daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala
regional berdasarkan hasil studi geologi regional, di antaranya
pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan metoda tidak
langsung lainnya, dan inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan
kesimpulannya berdasarkan ekstrapolasi. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang
prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Perkiraan kuantitas hanya
dilakukan apabila datanya cukup tersedia atau ada kemiripan
dengan endapan lain yang mempunyai kondisi geologi yang sama.
b. Prospeksi (prospecting)
Prospeksi adalah tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit
daerah yang mengandung endapan mineral yang potensial. Metoda
yang digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi
singkapan, dan metoda yang tidak langsung seperti studi geokimia dan
geofisika. Paritan yang terbatas, pemboran dan pencontohan mungkin
juga dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
suatu endapan mineral yang akan menjadi target eksplorasi
selanjutnya. Estimasi kuantitas dihitung berdasarkan interpretasi data
geologi, geokimia dan geofisika.
c. Eksplorasi umum (general exploration)
Eksplorasi umum adalah tahap eksplorasi yang merupakan
deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda
yang digunakan termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan
jarak yang lebar, membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi
pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu endapan. Interpolasi bisa
dilakukan secara terbatas berdasarkan metoda penyeledikan tak
langsung. Tujuannya adalah untuk menentukan gambaran geologi
6

suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan


awal mengenai ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan
kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya dapat digunakan untuk
menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi rinci
diperlukan.
d. Eksplorasi rinci (detailed exploration)
Eksplorasi rinci adalah tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara
rinci dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui
dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan
terowongan. Jarak pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran,
bentuk, sebaran , kuantitas dan kualitas dan ciri-ciri yang lain dari
endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian
yang tinggi. Uji pengolahan dari pencontohan ruah (bulk sampling)
mungkin di perlukan.
Kegiatan dari a ke d di atas menunjukkan makin rincinya
penyelidikan, sehingga tingkat keyakinan geologinya makin tinggi dan
tingkat kesalahannya makin rendah.
2. Pengkajian Layak Tambang
a. Pengkajian layak tambang meliputi faktor-faktor ekonomi,
penambangan, pemasaran, lingkungan, sosial, dan hukum/perundang-
undangan. Untuk endapan mineral bijih, metalurgi juga merupakan
faktor pengkajian layak tambang.
b. Pengkajian layak tambang akan menentukan apakah sumberdaya
mineral akan berubah menjadi cadangan atau tidak.
c. Berdasarkan pengkajian ini, bagian sumberdaya mineral yang
layak tambang berubah statusnya menjadi cadangan sedangkan yang
belum layak tambang tetap menjadi sumberdaya mineral.
Berdasarkan kedua kriteria di atas, tingkat keyakinan geologi dan
pengkajian layak tambang, kemudian dikelompokkan tingkat kelas
sumberdaya dan cadangan mineral. Berikut ini adalah kriteria dan klasifikasi
sumberdaya dan cadangan dalam Amandemen 1 SNI 13-4726-1998:
7

1. Sumberdaya Mineral, terdiri dari:


a. Sumberdaya Mineral Hipotetik
Sumberdaya mineral hipotetik (hypothetical mineral resource)
adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan perkiraan pada tahap survai tinjau.
b. Sumberdaya Mineral Tereka
Sumberdaya mineral tereka (inferred mineral resource) adalah
sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap prospeksi.
c. Sumberdaya Mineral Terunjuk
Sumber daya mineral terunjuk (indicated mineral resource)
adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap eksplorasi umum.
d. Sumberdaya Mineral Terukur
Sumber daya mineral terukur (measured mineral resource)
adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap eksplorasi rinci.
2. Cadangan, dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Cadangan Terkira
Cadangan terkira (probable reserve) adalah sumber daya
mineral terunjuk dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang
tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan
studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,
sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
b. Cadangan Terbukti
Cadangan terbukti (proved recerve) adalah sumberdaya mineral
terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang
terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara
ekonomik.
8

Gambar 1. Kriteria dan Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan


(Amandemen 1 SNI 13-4726-1998)

Dasar klasifikasi sumberdaya dan cadangan lain yang umum digunakan


di berbagai negara, termasuk di Indonesia, antara lain:
1. Dasar Klasifikasi United States Geological Survey (USGS)
Berdasarkan tingkat penyelidikan dari yang paling kasar ke yang
lebih teliti, USGS menggolongkan sumberdaya ke dalam golongan
discovered atau inferred atau tereka, indicated atau tertunjuk, dan
measured atau terukur. Dari sudut perhitungan kelayakan, klasifikasi
USGS mengenal tingkat marginal atau kurang ekonomis, para marginal
atau tidak terlalu ekonomis, dan ekonomis atau menguntungkan.
Bila suatu sumberdaya yang terunjuk telah diteliti dan ternyata layak
untuk ditambang, maka pada tingkat ini kita bicara tentang cadangan
probable atau terkira, sedangkan bila kita bicara pada tingkat sumberdaya
terukur, dan studi kelayakannya menunjukkan ekonomis, maka kita
sampai kepada tingkat cadangan cadangan terbukti atau proved. Bila dari
studi kelayakan ternyata penambangan bisa menguntungkan, tingkat
sumberdaya inferred atau tereka dapat digolongkan dapat digolongkan
dalam cadangan tingkat mungkin (possible), dan apabila datanya masih
umum, maka data kasar seperti ini hanya memungkinkan mineral ini tetap
digolongkan sebagai sumberdaya. Walaupun kelayakannya
memungkinkan untuk penambangan secara ekonomis, tetapi pada
tingkatan data geologis seperti itu, mineral tersebut hanya dapat disebut
sebagai sumberdaya yang ditemukan (discovered). Digramatik McKelvey
9

yang digunakan oleh USGS dalam mengklasifikasikan sumberdaya dan


mineral ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Gambar 2. Penggolongan Sumberdaya dan Cadangan Menurut McKelvey


(1973)

2. Dasar Klasifikasi Joint Ore Resources Comittee (JORC) Australia

Gambar 3. Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Menurut JORC


Sumberdaya mineral diklasifikasikan sesuai dengan tingkat
keyakinan geologi ke dalam sumberdaya mineral tersirat (inferred
mineral resources), sumberdaya mineral terindikasi (indicated mineral
resources), dan sumberdaya mineral terukur (measured mineral
resources).
a. Sumberdaya Mineral Tersirat (Inferred Mineral Resources)
Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, kadar, dan
kandungan mineralnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan
10

yang rendah. Hal ini disimpulkan dan diasumsikan dari bukti-bukti


geologi tetapi kontinuitas geologi dan atau kadar tidak terverifikasi.
Hal ini didasarkan pada informasi yang dikumpulkan melalui teknik
yang sesuai dari lokasi seperti singkapan, parit, lubang, kerja dan
lubang bor yang mungkin terbatas atau ketidakpastian kualitas.
b. Sumberdaya Mineral Terindikasi (Indicated Mineral Resources)
Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, densitas,
bentuk, karakteristik, kadar, dan kandungan mineral dapat diperkirakan
dengan tingkat kepercayaan yang wajar atau sedang. Hal ini didasarkan
atas informasi eksplorasi, sampling, dan pengujian melalui teknik yang
tepat dari lokasi seperti singkapan, parit, pit, dan lubang bor. Lokasi
berjarak terlalu luas untuk mengetahui kondisi geologi atau kontinuitas
kadar, tapi memiliki jarak yang cukup untuk bisa mengasumsikan
kekontinuitasan.
c. Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resources)
Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, densitas,
bentuk fisik, karakteristik, kadar, dan kandungan mineralnya dapat
diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Hal ini
didasarkan pada eksplorasi rinci dan dapat diandalkan, sampling dan
pengujian informasi yang dikumpulkan melalui teknik yang sesuai dari
lokasi seperti singkapan, parit, lubang, kerja dan lubang bor. Lokasi
berjarak cukup dekat untuk mengkonfirmasi kontinuitas geologi dan
kadar.
Cadangan bijih adalah bagian dari sumberdaya mineral terukur dan
terindikasi yang dapat ditambang dan memiliki nilai ekonomi. Meliputi
diluting material dan kerugian yang mungkin terjadi ketika material
tersebut yang ditambang. Cadangan bijih diklasifikasikan berdasarkan
tingkat kepercayaan menjadi cadangan bijih mungkin (probable ore
reserves) dan cadangan bijih terbukti (proved ore reserves).
11

a. Cadangan Bijih Mungkin (Probable Ore Reserves)


Adalah bagian ekonomis yang dapat ditambang dari sumberdaya
mineral terindikasi (indicated ore reserves). Penilaian yang sesuai dan
studi telah dilakukan mencakup pertimbangan dan faktor modifikasi
(modifying factors) yaitu penambangan, metalurgi, ekonomi,
pemasaran, hukum, lingkungan, sosial, dan kebijakan pemerintahan.
Cadangan bijih mungkin (probable ore reserves) ini memiliki tingkat
kepercayaan yang lebih rendah dari cadangan bijih terbukti (proved
ore reserves), tetapi memiliki kualitas yang cukup untuk berfungsi
sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pengembangan suatu
endapan.
b. Cadangan Bijih Terbukti (Proved Ore Reserves)
Adalah bagian ekonomis yang dapat ditambang dari
sumberdaya mineral terukur (measured ore reserves). Penilaian yang
sesuai dan studi telah dilakukan mencakup pertimbangan dan faktor
modifikasi yaitu pertambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran,
hukum, lingkungan, sosial, dan kebijakan pemerintahan. Cadangan
bijih terbukti (proved ore reserves) memiliki tingkat kepercayaan
kategori estimasi cadangan yang tertinggi. Gaya mineralisasi atau
faktor lain bisa membuktikan bahwa cadangan bijih tidak ditemukan
dalam beberapa endapan.

C. Kodifikasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral SNI 13-4726-1998


Angka-angka kodifikasi cadangan dan sumberdaya (lihat Gambar 4)
terdiri dari 3 digit berdasarkan fungsi 3 sumbu, yaitu E, F, dan G, dimana:
E = Sumbu Ekonomis (Economic Axis) untuk Economic Viability.
F = Sumbu Kelayakan (Feasibility Axis) untuk Feasibility Assessment.
G = Sumbu Geologi (Geological Axis) untuk Geological Study.
Digit pertama tentang sumbu ekonomis (economic axis) terdiri dari 3
angka, dimana:
Angka 1, menyatakan ekonomis (economic).
Angka 2, menyatakan berpotensi ekonomis (potentially economic).
12

Angka 3, menyatakan berintrinsik ekonomis (dari ekonomis ke berpotensi


ekonomis).
Digit kedua tentang sumbu kelayakan (feasibility axis) terdiri dari 3
angka, dimana:
Angka 1, menyatakan studi kelayakan (feasibility study) dan atau
laporan penambangan (mining report).
Angka 2, menyatakan studi pra kelayakan (prefeasibility study).
Angka 3, menyatakan studi geologi (geological study).
Digit ketiga tentang sumbu geologi (geological study) terdiri dari 4
angka, yaitu:
Angka 1 menyatakan eksplorasi rinci (detailed exploration).
Angka 2 menyatakan eksplorasi umum (general exploration).
Angka 3 menyatakan prospeksi (prospecting).
Angka 4 menyatakan survai tinjau (reconnaissance).

Gambar 4. Diagramatik Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral


(Amandemen 1 SNI 13-4726-1998)
13

Gambar 5. Kodifikasi Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan


(Amandemen 1 SNI 13-4726-1998)
C. Macam-macam Bahan Galian
Berdasarkan cara terjadi atau genesanya, bahan galian dapat
dikelompokkan dalam dua golongan besar, yaitu:
1. Endapan bahan galian primer (prymary mineral deposite), terbagi atas:
b. Endapan primer yang mengandung logam (primary metallic mineral
deposite). Contoh:
- Endapan bijih emas primer (berupa ain) di Pongkor
- Endapan bijih timah primer di Bangka Belitung
- Endapan bijih tembaga (pada batuan skarn) di Grasberg,
Tembagapura, Papua
c. Endapan primer yang tidak mengandung mineral logam (primary non-
metallic mineral deposite). Contoh:
- Endapan batu andesit
- Batu granit
- Batu diorite
- Bahan galian intan primer di Kalimantan
2. Endapan bahan galian sekunder (secondary mineral deposite)
a. Endapan sekunder yang mengandung logam (secondary metallic
mineral deposite), contoh:
14

- Endapan bijih emas sekunder di sungai-sungai di Kalimantan dan


Sawahlunto
- Endapan bijih timah sekunder berupa pasir timah di Bangka
Belitung
- Endapan bijih Nikel sekunder berupa Nikel laterit di Sulawesi
Tenggara, Pulau Gag, dan Pulau Gebe.
- Endapan bijih besi sekunder berupa pasir besi di sepanjang Pantai
Selatan Pulau Jawa
- Endapan bijih besi berupa laterit besi di Sulawesi Tenggara
b. Endapan sekunder yang tidak mengandung logam (secondary non-
metallic mineral deposite), contoh:
- Endapan kaolin di Bangka Belitung
- Feldspar di Gunung Kidul
- Endapan sirtu (pasir batu)
- Endapan batugamping
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari keseluruhan isi makalah, dapat disimpulkan bahwa:
1. Sumberdaya mineral (mineral resource) adalah endapan mineral yang
diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata.
2. Cadangan (reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran,
bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara
ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang
pada saat perhitungan dilakukan.
3. Klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan adalah suatu proses
pengumpulan, penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu
endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas
mengenai endapan itu berdasarkan kriteria keyakinan geologi dan
kelayakan tambang.
4. Berdasarkan Amandemen 1 SNI 13-4726-1998, sumberdaya dibagi atas
sumberdaya mineral hipotetik (hypothetical mineral resource),
sumberdaya mineral tereka (inferred mineral resource), sumberdaya
mineral terunjuk (indicated mineral resource), dan sumberdaya
mineral terukur (measured mineral resource). Cadangan terbagi atas
cadangan terkira (probable reserve) dan cadangan terbukti (proved
reserve).
5. USGS menggolongkan sumberdaya ke dalam golongan discovered atau
inferred atau tereka, indicated atau tertunjuk, dan measured atau terukur.
Cadangan ke dalam golongan mungkin (possible), terkira (probable), atau
terbukti (proved). Dari sudut perhitungan kelayakan, klasifikasi
McKelvey mengenal tingkat marginal atau kurang ekonomis, para
marginal atau tidak terlalu ekonomis, dan ekonomis atau menguntungkan.
6. JORC membagi sumberdaya ke dalam sumberdaya mineral tersirat
(inferred mineral resources), sumberdaya mineral terindikasi (indicated

15
16

mineral resources), dan sumberdaya mineral terukur (measured mineral


resources). Sedang cadangan terbagi atas cadangan bijih mungkin
(probable ore reserves) dan cadangan bijih terbukti (proved ore reserves).
7. Angka-angka kodifikasi cadangan dan sumberdaya Amandemen 1 SNI
13-4726-1998 terdiri dari 3 digit berdasarkan fungsi 3 sumbu, yaitu E, F,
dan G, yang masing-masing digit memiliki makna tertentu.
8. Berdasarkan genesanya, bahan galian dapat dikelompokkan dalam
endapan bahan galian primer (prymary mineral deposite) atau endapan
bahan galian sekunder (secondary mineral deposite).

B. Saran
SNI sebagai standar nasional yang dimiliki Indonesia masih kerap
tergantikan oleh standar dasar klasifikasi dari negara lain, misalnya JORC
atau USGS. SNI dinilai sebagai standar non-internasional dan sudah tidak
relevan dengan perkembangan teknologi penambangan saat ini. Untuk alasan
itu, Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) mengajukan
amandemen ulang terhadap SNI. Upaya ini perlu kita dukung demi menjadi
satunya dasar klasifikasi di Indonesia dan demi majunya dunia pertambangan
di Indonesia.
Perlu juga diingat, mineral merupakan sumberdaya yang akan habis
setelah satu kali pakai (depleted). Untuk itu diperlukan kebijaksanaan dalam
pengelolaan dan pemanfaatannya. Penambangan yang dilakukan harus
merupakan penambangan yang berkelanjutan sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas sumberdaya manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Adjat Sudradjat. 1999. Teknologi dan Manajemen Sumberdaya Mineral.


Bandung: Penerbit ITB.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 1998. Amandemen 1 SNI 13-4726-1998
Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 1998. Amandemen 1 SNI 13-5014-1998
Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara.
Dean Andreas Simorangkir, dkk. Komparasi antara Klasifikasi SNI dan JORC.
Bandung: ITB.
Handout Matakuliah Perhitungan Cadangan. Klasifikasi Sumberdaya dan
Cadangan. Bandung: ITB.
Yanto Indonesianto. 2014. Manajemen Pertambangan. Yogyakarta: Penerbit
UPN “Veteran” Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai