Kelompok 16
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................3
1.2 Maksud dan Tujuan.................................................................3
1.2.1 Maksud.........................................................................3
1.2.2 Tujuan..........................................................................3
BAB IV KESIMPULAN........................................................................45
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 PSDMBP
Berdasarkan posisi struktural, PSDMBP berada pada kewenangan
institusi Kementrian Energi dan Sumber daya Mineral, dan berada pada garis di
bawah badan geologi, pada tahun 2019 psdmbp di kepalai oleh Ir. Iman Kirsten
sinulingga. Yang berlokasi di jalan Soekarno hatta No. 444 pasir luyu,
Kecamatan Regol, Kota Bandung Jawa Barat dengan Kode Pos 40254.
Setelah masa kemerdekaan, pada tanggal 11September 2019
dibentuklah jawatan tambang dan geologi di bawah kementrian kemakmuran.
Seiring berjalannya waktu, banyak perubahan dalam perjalanannya yaitu segi
program kerja hingga penamaannya sendiri. Sampailah pada saat ini dengan
nama “Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi” di bawah Badan
Geologi, Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral. Dan dibagi menjadi tiga
bidang, yaitu bidang Mineral, bidang Batubara dan bidang panas bumi. Dan di
kepalai oleh kepala- kepala bidang yang bertugas.
5
2.2 Tugas dan Fungsi
2.2.1 Tugas
Menyelenggarakan penelitian, penyelidikan dan pelayanan di bidang
sumber daya mineral, batubara dan panas bumi.
2.2.2 Fungsi
Adapun fungsi dari Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas
Bumi, antara lain sebagai berikut:
1. Pelaksanaan penelitian, penyelidikan, dan pelayanan bidang sumber
daya mineral, batubara dan panas bumi;
2. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelidikan
dan pelayanan sumber daya mineral, batubara dan panas bumi;
3. Pemberian bimbingan teknis dan supervise di bidang penyelidikan dan
pelayanan sumber daya mineral, batubara dan panas bumi;
4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang
penelitian, peyelidikan dan pelayanan sumber daya mineral, batubara dan
panas bumi;
5. Penyusunan neraca sumber daya bidang mineral, batubara dan panas
bumi;
6. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, administrasi
keuangan, perencanaan, informasi dan kepegawaian pusat sumber daya
mineral, batubara dan panas bumi.
2.3 Mineral
Mineral dapat didefinsikan sebagai salah satu suatu senyawa anorganik
dengan memiliki sifat fisik dan kimia tertentu dan terbentuk di alam secara
alamiah sehingga dapat membentuk salah satu padatan. Didalam salah satu
Lembaga Pusat sumber Daya Mineral dan Panas Bumi (PSDMBP) mempunyai
salah satu sub- bidang antara lainnya yaitu sub bidang Mineral logam dan
Mineral bukan logam. Didalam salah satu bidang mineral memiliki salah satu
tugas dengan diantaranya yaitu mempersiapkan salah satu susunan kebijakan,
norma, standar, prosedur, kriteria, rencana, neraca potensi hingga ekspolrasi
dan evaluasi di dalam salah satu bidang mineral yang di dialam naungan
PSDMBP.
6
7
3.1 Kegiatan
Pada Jumat 15 November 2019 dilaksanakan kegiatan kunjungan ke
Pusat Sumberdaya Mineral, Batubara dan Panas Bumi. (PSDMBP). Dalam
kegiatan kunjungan ini terdapat seminar sebagai pengenalan awal, setelah itu
diperkenalkan dengan beberapa Laboratorium yang terdapat disana. Berikut ini
kegiatan yang dilaksanakan pada saat kunjungan yaitu
9
3.2 Hasil Kegiatan
3.2.1 Peralatan Pemboran Mineral dan Batubara
1. Mata bor
Didalam salah satu mata bor terdapat komponen dalam mata bor yang
dapat digunakan khusunya sebagai salahsatu alat penunjang pembuatan
lubang (hole making). yaitu blade bit, roller bit, hammer bit, dan diamond
bit. Tujuannya yaitu untuk melakukan tipe corring bit, pilot bit, dan
reaming bit.
3. Reamer
10
Salah satu alat perlatan dengan perlengkapan yang dibutuhkan pada saat
pemboran yaitu berfungsi sebagai salah satu pembesaran lobang bor
yang telah dibuat reamer ini memiliki diameter yang lebih luar dari lubang
bor nya sehingga reamer dapat di pasang di atas bit dan di bawah stang
bor didalam slah satu rangkaian bor
Didalam salah satu alat ini sangat digunakan untuk pengeboran didalam
tanah serta dan batuan pada suatu lereng diantara lubangnya yaitu 1 inch
sampai 6 inch fungsi nya untuk memasukan bahan peledak yang akan di
masukan kedalam salah satu lubang tersebut dengan cara degan
kedalaman tertentu crawler ini dapat digunakan pada suatu lereng
sehingga dapat membentuk sudut terhdapa salah satu posisi horizontal.
Didalam slah satu lat ini terdapat ujung bor yang mempunyai fungsi untuk
menegbor batuan yang disebut dengan bor/bit
5. Truckmounter
11
Alat ini untuk menyimpan dan meletakan mesin pemboran yang sedang
berfungsi sehingga dapat menyimpan mesin bor dari dataran tinggi ke
dataran rendah kegunaan alat ini untuk menyempurnakan proses
pemboran.
6. Pompa Lumpur
Didalam alat ini dapat berfungsi untuk menikan lumpur didalam lubang
bor. Selain itu juga alat ini dapat berfungsi sebagai salah satu
pengangkatan serpih (Cutting), dapat juga mendinginkan dan melumasi
pahat,membersihkan dasar lubang (Bottom Hole). Didalam pompa lumpur
ini dapat melindungi dinding supaya stabil, dan selalu mengimbangi
tekanan formasi didalamanya.
12
yaitu analisis kimia secara kuantitatif yaitu metode analisis kimia untuk
mengetahui jumlah yang terdapat pada suatu unsur atau senyawa dalam suatu
sampel, sedangkan analisis kimia secara kualitatif yaitu metode analisis kimia
untuk mengetahui keberadaan suatu unsur, dan senyawa yang ada sampel.
Pada Laboratorium ini dilakukan pengujian terhadap larutan mineral
logam. Pengujian tersebut adalah untuk mendapatkan nilai konsentrasi dan nilai
absorban dari larutan mineral logam yang diuji. Pengujian Mineral logam dibagi
menjadi dua yaitu instrument dan konvensional. Analisis Intrument ini merupakan
analisis larutan mineral dengan menggunakan alat alat modern, sedangkan
analisis secara konvensiomal adalah analisis dengan menggunakan alat alat
sedehana dan secara manual. Sehingga untuk mendapatkan nilai konsentrasi
dan absorban pada larutan mineral perlu menggunakan cara titrasi.
13
Adapun Analisis secara kolorimetri adalah untuk menentukan tingkat konsentrasi
pada suatu larutan, dimana jika larutan yang diuji lebih pekat maka nilai
konsentrasi yang didapat tinggi, sedangkan jika larutan tidak pekat maka hasil
konsentrasi yang didapat adalah rendah.
3.2.3 Laboratorium Batubara dan CBM
1. Prosedur atau Cara kerja Analisa batubara
Dalam penganalisaan batubara terdapat beberapa analisa berupa:
analisa spesific gravity, analisa proximat, analisa fumace (analisis kadar
sulfur), analisa kadar zat terbang (volatile meter fumace), analisis kadar
abu.
14
2) Tambahkan 10 ml teepol, lalu aduk sampai basah, kemudian
tambahkan lagi teepol agar tidak ada batubara yang menempel
pada dinding piknometer (10 ml).
3) Pindahkan piknometer kedalam vacuum desikator selama 10
menit.
4) Pindahkan piknometer, tambahkan aquades sampai 6 mm sampai
ujung atas.
5) Taruh piknometer pada water bath temperature 30 derajat celcius
selama 30 menit atau sampai tidak ada gelembung-gelembung
pada permukaan.
6) jika tidak ada gelembung-gelembung tutup, keringkan dan timbang
(M2)
7) Setelah selesai cuci piknometer tersebut.
b. Analisa Proximat
Pada analisa ini menganalisis mengenai zat terbang, kadar air, kadar abu,
fix karbon, kalori dengan prosedur sebagai berikut:
a.) pada menu utama klik f4 analyze pada toolbar, (jika sebelumnya data
sampel belum dimasukkan, maka akan ditampilkan menu sampel
login. Dari sini bisa dimasukkan data sampel seperti pada prosedur).
b.) fumace akan segera membuka, Tempatkan sejumlah crucible kosong
yang digunakan untuk analisa pada lubang-lubang carousel, ditambah
satu crucible kosong (sebagai referensi) pada posisi home yang
bertanda “lubang kecil”, tekan tombol actuator (pada panel depan
analyzer), fumace akan menutup dan sistem akan menginisialisasi
dan menimbang semua crucible.
c.) Setelah selesai, fumace akan membuka kembali dan carrousel akan
menuju ke posisi crucible yang pertama sistem siap untuk menimbang
sampel.
d.) masukan sampel sebanyak 1 gram kedalam crucible pertama tepat
didepan instrumen.
e.) tekan tombol actuator, carrousel akan berputar atau berhenti pada
posisi crucible pertama tepat didepan instrument.
f.) ulangi langkah 5-6 sampai semua crucible terisi sample.
15
g.) setelah pengisian crucible yang terakhir, penekanan tombol actuator
akan memulai analisa secara otomatis.
c. Analisa kadar sulfur
Dari percobaan ini output yang didapatkan adalah data kadar sulfur dari
batubara kegunaannya adalah untuk mengetahui dampak apa saja yang
dapat ditimbulkan dari batubara, misal air asam tambang, polusi udara,
tingkat kekorosifan pada logam, dengan prosedur sebagai berikut:
a.) nyalakan fumace (on/off) naikkan suhu secara bertahap (setiap tahap
kurang lebih 300 derajat celcius) sampai suhu 1350 derajat celcius.
b.) buka gas oksigen, alirannya diatur dengan flow meter (100 ml/menit).
c.) nyalakan pompa vakum, atur kekuatan hisap pompa supaya tidak
terhisap.
e.) pasang botol penampung (gas washing bottle) yang berisi H2O2 pada
selang yang terpasang pada pipa pembakar (combustion tube) dan
yang menyambung ke pompa vacum (jangan sampai terbalik)
f.) masukkan cawan perahu berisi batubara keujung pipa pembakar.
Tutup dengan tutup karet yang telah tersambung dengan gas O2.
g.) tempatkan penunjuk (karet/logam) pada “pusher” (pendorong) kaca
pada titik 0.
h.) stop watch yang telah di tandai dipasang untuk waktu 10 menit,
nyalakan.
i.) bila jarum stop watch menunjuk angka 1 (1 menit), dorong cawan
perahu dengan “pusher” sampai angka 1 pula, demikian seterusnya
sampai angka 6.
j.) setelah analisis berlangsung 6 menit (jarum stop watch menunjuk
angka 6) biarkan pada posisi tersebut selama 4 menit.
k.) buka botol penampung yang tersambung pada pompa vacum dan
tabung pembakar.
l.) buka tutup karet yang tersambung dengan O2 (tempat masuk).
m.) keluarkan cawan perahu dan tabung pembakar.
d. Analisa Penentuan Zat Terbang atau Volatile Meter
Dalam analisa ini dipergunakan untuk menganalisa zat terbang yang di
hasilkan batubara setelah terjadinya pembakaran, dengan prosedur
sebagai berikut:
16
a.) nyalakan fumace zat terbang, naikkan suhunya pada 900 derajat
celcius kurang lebih 5 derajat celcius
b.) masukkan dudukan kawat baja yang berisi cawan tertutup yang berisi
batubara sesegera mungkin pada suhu 900 derajat celcius kurang
lebih 5 derajat celcius lalu fumace ditutup.
c.) biarkan dudukan dan cawan pada suhu tersebut selama 7 menit
d.) tepat 7 menit angkat dudukan dan cawan dan biarkan diatas
lempengan logam lebih kurang 5 menit dan lanjutkan dalam desikator.
e.) timbang cawan bila sudah dingin (temperature kamar) dengan
perbedaan berat mendekati 0,1 mg.
e. Penentuan Kadar Abu
pada penentuan kadar abu ini di pergunakan untuk memperoleh data
kadar abu yang terdapat pada batubara dengan prosedur sebagai berikut:
a.) masukkan cawan kosong kedalam fumace pada temperatur kamar.
b) naikkan suhu pada 815 derajat celcius kurang lebih 10 derajat celcius
dan biarkan pada suhu terseut selama 15 menit diangkat lalu
dinginkan sampai mencapai suhu kamar lalu cawan ditimbang.
c.) timbang 1 gram batubara lebih kurang 0,1 mg, kedalam cawan yang
telah diketahui beratnya, lalu ratakan.
e.) masukkan cawan berisi ke dalam fumace (temperatur kamar)
kemudian suhu dinaikkan sampai 500 derajat celcius dan biarkan
pada suhu ini selama 30 menit. Untuk batubara muda biarkan pada
suhu tersebut selama 1 jam jika diperlukan.
f.) pemanasan dilanjutkan sampai 815 derajat celcius kurang lebih 10
derajat celcius dan biarkan cawan berisi pada suhu tersebut paling
sedikit 60 menit.
g.) angkat cawan dari fumace letakkan diatas lempengan logam selama
10 menit kemudian masukkan kedalam desikator, timbang setelah
dingin (temperatur kamar) dengan perbedaan maksimum 1 mg.
f. Analisa Bomb Kalorimeter
Dalam analisa ini di pergunakan untuk mengetahui berapa kalori yang
terdapat pada batubara itu sendiri dengan prosedur sebagai berikut:
a.) Siapkan 1 rangkaian alat bomb kalorimeter.
b.) siapkan sampel batubara berupa serbuk.
17
c.) masukan batubara kedalam crusible.
d.) buat lilitan kawat pada tiang-tiang crusible, kemudian masukan
crusibel pada tabung.
e.) letakan alat pada rangkaian bomb kalorimeter kemudian, colokan
dengan anoda dan katoda
f.) Sambungkan pada listrik, kemudian amati data pada monitor.
Batubara adalah bahan bakar fosil dan terdiri dari endapan sisa-sisa
tanaman yang terbentuk di zaman yang telah lampau dengan waktu geologi
tertentu. Berbagai percobaan telah membuktikan bahwa proses ini pada
prinsipnya tidak membutuhkan waktu lama. Bahan organik mengalami tekanan
kuat, dengan batubara terbentuk dalam beberapa hari. Dalam endapan batu bara
fosil tanaman dan pohon tempat asalnya dapat dikenali dengan kasat mata.
Batubara ditemukan dalam berbagai jenis dan kualitas batu bara seperti
antrasit, bituminus, sub-bitumius, lignit, gambut. Perbedaan dalam kandungan
gas dan nilai kalori membuat perbedaan antara varian-varian ini. Kokas terutama
digunakan dalam produksi besi, tanur dan pengecoran logam. Gas yang
dilepaskan selama produksi kokas adalah sumber energi, tetapi juga bahan baku
untuk persiapan nitrogen pupuk dan produk kimia lainnya. Batubara lemak juga
dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar untuk industri, kapal dan
lokomotif. Selama ekstraksi batubara api domestik, banyak batubara yang
dihancurkan juga dilepaskan, yang disebut batubara halus. Batubara halus tidak
cocok sebagai batubara domestik, tetapi dijual sebagai batubara industri yang
lebih murah. Dengan mencampurkan batubara halus dan lalu mengompresnya.
3.2.4 Laboratorium Mineral Bukan Logam dan Panas Bumi
Pada Laboratorium Mineral Bukan Logam dan Panas Bumi di peruntukan
untuk penelitian pada bidang atau bagian teliti mineral non logam atau Mineral
Bukan logam dan juga panas bumi, pengujian pada laboratorium mineral bukan
logam dan panas bumi pusat sumber daya mineral batubara dan panas bumi ini
memeriksa atau mendeskripsikan secara rinci pada mineral bukan logam
berfokus pada elemen utama yang mencakup diantaranya (Agt) Agat/akik atau
(Agate) sebagai Batumulia dan batuhias, (An) Andesit (Andesite) sebagai Mineral
Bahan Bangunan, (Asb) Asbes (Asbes) sebagai Mineral Non Logam Industri,
(Ba) Barit (Barite) sebagai Mineral Non Logam Industri, (Bs) Basalt (Basalt)
sebagai Mineral Bahan Bangunan (Pu) Batu Apung (Pumice) sebagai Mineral
18
Bahan Bangunan, (Bb) Batuan Beku Lainnya Ultrabasa sebagai Mineral Bahan
Bangunan, (Na) Batuan Kalium Natrium (Natrium) sebagai Mineral Keramik, (Ls)
Batugamping (Limestone) sebagai Mineral Non Logam Industri, (orn) Batuhias
Ornamental Stones sebagai Batumulia dan batuhias, (Sl) Batusabak (Slate)
sebagai Batumulia dan batuhias, (S) Belerang (Sulphur) sebagai Mineral Non
Logam Industri, (Btn) Bentonit (Bentonite) sebagai Mineral Non Logam Industri,
(Bo) Bond Clay / Ball Clay Bond Clay / Ball Clay sebagai Mineral Keramik, (Da)
Dasit sebagai (Dacite) , (Dt) Diatomea (Diatomea) sebagai Mineral Non Logam
Industri, (Dio) Diorit (Diorite) sebagai Mineral Bahan Bangunan, (Do) Dolomit
(Dolomite) sebagai Mineral Non Logam Industri, (Fl) Felspar (Feldspar) sebagai
Mineral Keramik, (P) Fosfat (Phosphate) sebagai Mineral Non Logam Industri,
(Gb) Gabro (Gabro) sebagai Batumulia dan batuhias, (gar) Garnet (Garnet)
sebagai Batumulia dan batuhias, (Gr) Granit (Granite) sebagai Mineral Bahan
Bangunan, (Grano) Granodiorit (Granodiorite) sebagai Batumulia dan batuhias,
(Gy) Gypsum (Gypsum) sebagai Mineral Non Logam Industri, (di) Intan
(Diamond) sebagai Batumulia dan batuhias, (jad) Jade/Giok (Jade) sebagai
Batumulia dan batuhias, (Ja) Jasper (Jasper) sebagai Batumulia dan batuhias,
(cha) Kalsedon/ kecubung/ ametis Chalcedony sebagai Batumulia dan batuhias,
(Ca) Kalsit (Calcite) sebagai Mineral Non Logam Industri, (Ka) Kaolin (Kaoline)
sebagai Mineral Keramik, (Sil) Kayu Terkersikan Silicified Wood sebagai
Batumulia dan batuhias, (ckr) Krisopras (Chrysoprase) sebagai Batumulia dan
batuhias, (Q) Kristal Kuarsa (Quarz Sand).
Sebagai Batumulia dan batuhias, (Qz) Kuarsit (Kuarsit) sebagai Mineral
Keramik, (Cly) Lempung (Clay) sebagai Mineral Keramik, (Mgs) Magnesit
(Magnesite) sebagai Mineral Keramik, (Ma) Marmer (Marble) sebagai Mineral
Bahan Bangunan, (Mi) Mika (Mica) sebagai Mineral Non Logam Industri, (Ob)
Obsidian (Obsidian) sebagai Mineral Bahan Bangunan, (Och / ya) Ocher /
Yarosite Ocher / Yarosite sebagai Mineral Non Logam Industri, (On) Onik (Onyx)
sebagai Mineral Bahan Bangunan, (Op) Opal (Opal) sebagai Batumulia dan
batuhias, (Si) Pasir Kuarsa (Silika)sebagaiMineral Keramik, (Pe) Perlit (Perlite)
sebagai Mineral Keramik, (Pph) (Pirofilit Pyrophillyte) sebagai Mineral Keramik,
(Ch) rijang (Chert) sebagai Batumulia dan batuhias, (ser) Serpentin (Serpentin)
sebagai Batumulia dan batuhias, (Gra) Sirtu Gravel, (Sand) sebagai Mineral
Bahan Bangunan, (Tl) Talk (Talc) sebagai Mineral Non Logam Industri, (top)
19
topas (topaz) sebagai Batumulia dan batuhias ,(To) Toseki (Toseki) sebagai
Mineral Keramik ,(Tr) Trakhit (Trakhite) sebagai Mineral Keramik, (Tra) Tras
(Trass) sebagai Mineral Bahan Bangunan, (Trv) Travertin (Travertin) sebagai
Batumulia dan batuhias, (ub) Ultrabasa (Ultrabasa) sebagai Batumulia dan
batuhias, (I) Yodium (Iodine) sebagai Mineral Non Logam Industri,(Ze) Zeolit
(Zeolite) sebagai Mineral Non Logam Industri, (Zr) Zirkon (zircon) sebagai
Batumulia dan batuhias. (psdmbp,2017)
Pembahasan awal berfokus pada komoditi mineral bukan logam.
pengujian pada laboratorium mineral bukan logam dan panas bumi pusat sumber
daya mineral batubara dan panas bumi (PSDMBP) ini menggunakan 2 (dua)
metoda yaitu pertama dengan konvensional atau tradisional dan kedua
menggunakan instrument yang bersifat memanfaatkan teknologi dalam proses
penelitian komoditi yang dimaksud.
1. Metode konvensional
a. Gravimetri
Analisis gravimetri atau analisa kuantitatif berdasakan bobot adalah
proses isolasi serta pertimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu
dari unsur tersebut dalam bentuk yang semurni mungkin. Bagian
besar penetapan-penetapan pada gravrimetri menyangkut
pengubaahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi
sebuah senyawa yang murni dan stabilyang dapatdengan mudah
diubah menjadi satu bentuk yang sesuai dan ditimbang. Metode
pengendapanadalah metode yang paling penting dalam analisis
gravimetri (vogel 1994). alat konvensional yang digunakan dalam
gravimetri ini adalah buret tetes.
2. Metode Instrumen
Pemilihan alat intrumen mempunyai tujuan agar hasil dari penelitian
semakin mutakhirkan dan mendekati hasil yang sempurna dan efisiensi waktu,
namun pada dasarnya alat yang di gunakan mempunyai prinsip yang sama.
Antara lain :
a. AAS
AAS (Atomic Absorption Spectrometer) merupakan analisa dengan
menggunakan Prinsip dari spektrofotometri dimana terjadinya
interaksi antara energi dan materi. Pada spektroskopi serapan atom
20
terjadi penyerapan energi oleh atom sehingga atom mengalami
transisi elektronik dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi. Dalam
metode ini, analisa didasarkan pada pengukuran intesitas sinar yang
diserap oleh atom sehingga terjadi eksitasi. Untuk dapat terjadinya
proses absorbsi atom diperlukan sumber radiasi monokromatik dan
alat untuk menguapkan sampel sehingga diperoleh atom dalam
keadaan dasar dari unsur yang diinginkan. Spektrofotometri serapan
atom merupakan metode analisis yang tepat untuk analisis analit
terutama logam-logam dengan konsentrasi rendah (Pecsok, 1976).
21
Sumber : Dokumentasi Kunjungan di PSDMBP ,2019
Foto 3.8
Intrumen Sprktrofotometri
c. XRF
X-ray fluorescence (XRF) spektrometer adalah suatu alat x-ray
digunakan untuk rutin, yang relatif non-destruktif analisis kimia
batuan, mineral, sedimen dan cairan. Ia bekerja pada panjang
gelombang-dispersif spektroskopi prinsip yang mirip dengan
microprobe elektron. Namun, XRF umumnya tidak dapat membuat
analisis di spot ukuran kecil khas pekerjaan EPMA (2-5 mikron),
sehingga biasanya digunakan untuk analisis sebagian besar fraksi
lebih besar dari bahan geologi. Biaya kemudahan dan rendah relatif
persiapan sampel, dan stabilitas dan kemudahan penggunaan x-ray
spektrometer membuat salah satu metode yang paling banyak
digunakan untuk analisis unsur utama dan jejak di batuan, mineral,
dan sedimen. Dan pada instrument ini diperiksa berupa major element
dalam ukuran persen, dan trash untuk ukuran part per million. Dengan
hasil fasebid yang telah di kompakan
22
Sumber : Dokumentasi Kunjungan di PSDMBP ,2019
Foto 3.9
Intrumen XRF
Adapun hasil dari alat ini adalah sebagaimana foto berikut ini :
23
Sumber : Dokumentasi Kunjungan di PSDMBP ,2019
Foto 3.11
Microwave digestion system
e. Flame Fotometer
Instrumen alat yang digunakan dalam analisis kimia anorganik untuk
menentukan konsentrasi ion logam tertentu, di antaranya natrium,
kalium, litium, dan kalsium. Logam Grup 1 dan Grup 2 cukup sensitif
terhadap Flame Photometry karena energi eksitasi yang rendah.
Analisis sampel dengan Flame Fotometer Pada prinsipnya, adalah uji
nyala yang terkontrol dengan intensitas warna nyala yang
dikuantifikasi oleh sirkuit fotolistrik. Intensitas warna akan tergantung
pada saat energi yang telah diserap oleh atom cukup untuk
menguapkannya. Sampel dimasukkan ke Flame Fotometer dengan
kecepatan konstan. Sebelum digunakan, perangkat memerlukan
kalibrasi dengan serangkaian standar ion yang akan diuji.
24
Otomatic Titrator adalah alat instrumen yang dikendalikan oleh
mikroprosesor yang menyediakan otomatisasi pada semua operasi
yang terlibat bekerja dalam proses titrasi. Titran yang ditambahkan,
akan bereaksi dan dipantau lalu hasil akhir dapat disimpan pada
computer atau dikeluarkan data melalui printout.
25
Adapun kegiatan pada laboratorium mineral no logam dan panas bumi
dapat di lihat pada diagram alir sebagai berikut :
26
Sumber: Dokumentasi
27
1. Mikroskop Stereo Binokuler
Mikroskop Stereo Binokuler merupakan salah satu alat optik yang dapat
di gunakan untuk melihat salah satu benda yang realistis gambar didalam salah
satu objek yang tiga dimensi didalam salah satu keseluruhan objek. Didalam
Miksroskop ini hampir sama dengan mikroskop lainnya sakan tetapi memiliki
perbedaan yaitu memiliki 2 lensa okuler didalamnya sehingga perbedaan jalur
cahaya yang terdapat didalam miksroskop ini berbeda satu sama lainnya. Prinsip
kerja dari Mikroskop ini menggunakan pantulan sinar cahaya yang di berikan
oleh mikroskop itu sendiri kedalam seluruh objek. Didalam mikroskop ini dapat
mengetahui salah satu penaman mineral salah satu mineral yang di gunakan
dalam miksroskop ini adalah mineral butir. Tahapan -tahapan untuk mengetahui
penamaan mineral penyusun batuan dapat di lihat dari warna butir nya, susunan
butir nya , komposisi butir didalamnya sehingga dapat menenukan penamaan
mineral penyusun batuan.
28
Prinsip preparasinya adalah pemisahan mineral berdasarkan sifat
kemagnetan. Dengan melakukan penimbangan terlebih dahulu.
Contoh penilitian menggunakan Metode Konsentrasi Dulang
1) Pemisahan dengan magnet tangan (hand magnetit)
Didalam pemisahan dengan magnet tangan dapat dilakukan
dengan konsentrat hasil dulang. Salah satu tujuan Pemisahan
dengan magnet tangan adalah untuk memisahkan salah satu sifat
magnetnya, sehingga dapat di hasilkan output nya yaitu fraksi
strong magnetic ,medium magnetic, serta non magnetic ( sisa
hasil magnet).untuk melakukan pemisahan derajat kemagnetan
cukup dengan dilakukan pemisahan strong magnetic.
29
Sumber: Dokumentasi Kunjungan di PSDMBP ,2019
Foto 3.17
Penimbangan
30
Sumber: Dokumentasi Kunjungan di PSDMBP ,2019
Foto 3.19
X-Ray Difraction
31
Sumber: Dokumentasi Kunjungan di PSDMBP ,2019
Foto 3.20
Mikroskop Photometer
Didalam salah satu hasil dari analisis dari photometer ini sebagai berikut :
32
Sumber: Dokumentasi Kunjungan di PSDMBP ,2019
Foto 3.22
Mikroskop Raman expora plus
33
7. Mikroskop Polarisasi
Didalam salah satu analisi ini dapat menggunakan sinar pantulan yang di
berdasarkan oleh alat kepada seluruh objek sehingga didalam salah
satuanalisis yang di dapatkan bertujuan untuk mengidentifikasi kompisisi
mineral. Selain mengetahui komposisi mineral alat ini juga dapat
mengetahui genesa keterbentukan dari mineral. Output yang di dapatkan
adalah genesa keterbentukan mineral, komposisi mineral, kadar bijih
mineral. Sehijngga pengaplikasian kedunia pertambangan adalah dari
genesa keterbentukan dapat mengetahui kadar biujih dari kadar bijih
dapat mengetahui bentuk penambangannya. Alat ini juga dapat
mengetahui tipe-tipe pengendapan dari suatu batuan.
Salah satu hasil dari analisis dari salah satu alat Mikroskop Polarisasi :
34
3.2.6 Laboratorium Preparasi Conto Kimia dan Fisika
Didalam leboratorium preparasi ini, terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
preparasi conto kimia dan preparasi conto fisika, adapun perincian nya adalah
sebagai berikut :
1. Laboratorium Preparasi Conto Fisika
Di dalam laboratorium preparasi conto fisika memiliki tugas dan fungsi,
yaitu Pembuatan sayatan tipis dan Pembuatan sayatan poles batubara
(maseral). Adapun perincian pembuatan nya adalah sebagai berikut :
35
a. Pembuatan Sayatan Tipis
36
a. Pembuatan Sayatan Poles Batubara (Maseral)
37
Sumber: Dokumentasi Kunjungan di PSDMBP ,2019
Gambar 3.9
Diagram Alir Preparasi Conto Batuan dan Tanah
b. Preparasi Conto Tanah
Yang bertujuan untuk mempersiapkan cuplikan conto berupa tanah,
endapan sedimen yang mewakili dari seluruh conto asal untuk
digunakan dalam keperluan analisis. Adapun alat yang digunakan
dan cara kerja nya sama seperti pada preparasi conto batuan, namun
bahan/ sampel yang diamati berbeda.
c. Penentuan Nilai HGI
38
Bertujuan untuk mengetahui nilai HGI (Hardgrove Grindability Index)
dari conto pada batuan
39
KESIMPULAN
40
41