BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
1.4 Urgensi Penelitian ............................................................................... 2
1. 5 Luaran yang Diharapkan .................................................................... 2
1.6 Manfaat ............................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
2.1 Pencemaran Logam Berat ................................................................... 3
2.2 Logam Berat Fe ................................................................................... 4
2.3 Metode Interpolasi Inverse Distance Weight (IDW) .......................... 5
BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................... 5
3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 5
3.2 Prosedur Penelitian.............................................................................. 6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................. 8
4.1 Anggaran Biaya ................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alur Kegiatan Penelitian.................................................................. 6
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Anggaran Biaya .................................................................................... 7
Tabel 2. Jadwal Kegiatan ................................................................................... 7
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping........................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ........................................................ 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ............... 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ................................................... 20
vi
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teluk Staring merupakan suatu wilayah perairan laut yang sangat luas
yang mencakup tiga kecamatan sekaligus yaitu Kecamatan Laonti, Kecamatan
Moramo dan Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi
Tenggara yang sangat potensial bagi pengembangan program sea-farming
(Rahman dan Akhmad, 2016). Secara geografis Teluk Staring terletak diantara
4o02’40”—4o08’53” LS dan 122o40’03”—122o48’02” BT. Teluk ini memiliki
potensi sumber daya alam hayati dan non hayati sehingga banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat setempat untuk melakukan berbagai aktivitas yang meliputi:
kegiatan budidaya rumput laut (Nalarati et al., 2016), perikanan tangkap dan
pertambakan udang/ikan (Rajab et al., 2016) yang dilakukan oleh masyarakat
setempat untuk mendukung perekonomian sehari-hari. Rahman dan Akhmad
(2016), menyatakan bahwa wilayah perairan Teluk Staring digunakan juga
sebagai daerah alur baik kapal nelayan, kapal perusahaan tambang atau pun kapal
barang, sarana transportasi laut seperti kegiatan penangkapan ikan, kegiatan
wisata dan kegiatan lainnya.
Padatnya aktivitas industri seperti tambang nikel (Fadhil, 2017) dan pabrik
semen, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pemukiman, aktivitas perkapalan
di pelabuhan serta transportasi laut di sekitar Teluk Staring berpeluang
memberikan andil besar terhadap tingginya kadar logam berat yang mencemari
teluk. Keadaanya diperparah lagi dengan adanya aliran sungai Laonti yang
bermuara di sisi Tenggara teluk. Wijayanti (2017), menyatakan bahwa bantaran
sungai pada suatu daerah aliran sungai mempunyai konsentrasi logam berat yang
sangat tinggi. Olehnya itu, analisis unsur-unsur logam pencemar di perairan laut
sebagai muara dari aliran sungai perlu dilakukan untuk mengetahui apakah telah
terjadi pencemaran oleh logam-logam berbahaya atau sebagai data awal untuk
mengetahui tingkat pencemaran (Boybul dan Haryati, 2007). Perairan alami
dikatakan tercemar logam berat jika kadarnya telah melebihi baku mutu atau
melewati nilai ambang batas tertentu (Sanusi, 2006).
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan densitas lebih besar dari 5
g/cm3, terletak di sudut kanan bawah pada sistem periodik unsur (Setiawan,
2013). Logam berat dapat mencemari lingkungan melalui berbagai sumber
masukan. Faktor yang menyebabkan logam tersebut dikelompokkan ke dalam zat
pencemar yaitu logam berat tidak dapat terurai melalui biodegradasi seperti
pencemar organik, logam berat dapat terakumulasi dalam lingkungan terutama
sedimen sungai dan laut, karena dapat terikat dengan senyawa organik dan
anorganik, melalui proses adsorpsi dan pembentukan senyawa kompleks (Ika et
al., 2012).
Banyak penelitian telah dilakukan di wilayah perairan Teluk Staring mulai
dari kajian kualitas lingkungan perairan hingga sumber daya hayati. Namun, perlu
dicatat bahwa analisis data pemantauan yang banyak dilakukan hanya berdasarkan
1
2
data per stasiun sehingga hanya diketahui kondisi pada stasiun tersebut. Akan
tetapi, sebaran representatif suatu material pencemar di perairan Teluk Staring
masih belum diketahui. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode analisis yang
dapat menunjukkan distribusi atau sebaran logam secara spasial sehingga data
yang dihasilkan akan mewakili keseluruhan perairan Teluk Staring. Salah satu
alternatif yang diberikan yaitu analisis spasial dengan metode interpolasi.
Dalam studi ini, metode interpolasi diterapkan pada analisis spasial logam
berat besi (Fe). Penetapan logam Fe disebabkan karena unsur ini merupakan
logam yang memiliki sifat bioakumulatif dalam tubuh organisme air dan akan
terus diakumulasi hingga organisme tersebut tidak mampu lagi mentolerir
kandungan logam berat dalam tubuhnya juga merupakan logam berat non-esensial
yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya dan bersifat
toksik (Irhamni et al., 2017) serta kadarnya telah banyak melebihi baku mutu
lingkungan di berbagai perairan (Alaerts dan Santika, 1987). Studi analisis spasial
logam berat Fe dalam sistem perairan Teluk Staring sangat penting untuk
dilakukan mengingat luasnya daerah Teluk Staring dan padatnya aktivitas
masyarakat setempat, aktivitas industri dan pabrik yang secara langsung atau tidak
langsung berhubungan dengan kawasan teluk.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimanakah menentukan kadar logam berat besi (Fe) pada tiap titik sampel
di perairan Teluk Staring, Sulawesi Tenggara?
2. Bagaimana menentukan distribusi spasial logam berat besi (Fe) pada air laut
permukaan di perairan Teluk Staring, Sulawesi Tenggara?
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu:
1. Untuk menentukan kadar logam berat besi (Fe) pada tiap titik sampel di
perairan Teluk Staring, Sulawesi Tenggara.
2. Untuk menentukan distribusi spasial logam berat besi (Fe) pada air laut
permukaan di perairan Teluk Staring, Sulawesi Tenggara?
1.4 Urgensi Penelitian
Keutamaan dalam PKM-Penelitian ini yaitu, status pencemaran logam
berat Fe pada perairan Teluk Staring dapat diketahui bukan hanya pada stasiun
tertentu saja tetapi secara spasial yakni sebaran representatif sehingga mewakili
seluruh wilayah Teluk Staring dengan metode interpolasi Inverse Distance Weight
(IDW) sehingga menciptakan kemudahan penyedian dan pengolahan data bagi
pengambil kebijakan di tingkat daerah Provinsi Sulawesi Tenggara mengenai
eksistensi logam berat Fe di perairan Teluk Staring.
1.5 Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapakan dalam PKM- Penelitian ini yaitu:
3
Metode ini memiliki asumsi bahwa setiap titik input mempunyai pengaruh
yang bersifat lokal yang berkurang terhadap jarak. Metode IDW umumnya
dipengaruhi oleh inverse jarak yang diperoleh dari persamaan matematika. Pada
metode interpolasi ini kita dapat menyesuaikan pengaruh relatif dari titik-titik
sampel. Nilai power pada interpolasi IDW ini menentukan pengaruh terhadap
titik-titik masukan (input), dimana pengaruh akan lebih besar pada titik-titik yang
lebih dekat sehingga menghasilkan permukaan yang lebih detail. Pengaruh akan
lebih kecil dengan bertambahnya jarak dimana permukaan yang dihasilkan lebih
kurang detail dan terlebih lebih halus (Pasaribu dan Nanik, 2012).
Bobot yang digunakan untuk rata-rata adalah turunan fungsi jarak titik
sampel dan titik yang diinterpolasi (Merwade et al., 2006). Fungsi umum
pembobotal adalah inverse dari kuadrat jarak dan persamaan ini Weighted yang
dirumuskan dalam formula berikut ini (Azpurua dan Ramos, 2010):
(1)
Dimana Zi (i= 1,2,3,..N) merupakan nilai ketinggian data yang ingin diinterpolasi
sejumlah N titik dan bobot (weight) yang dirumuskan sebagai:
i = (2)
p adalah nilai positif yang dapat diubah-ubah yang disebut dengan parameter
power (biasanya bernilai 2) dan հj merupakan jarak dari sebaran titik ke titik
interpolasi yang dijabarkan sebagai:
hi= (3)
(x,y) adalah koordinat titik interpolasi dan (xi-yi) adalah koordinat untuk setiap
sebaran titik. Fungsi peubah weight bervariasi untuk keseluruhan data sebaran titik
sampai pada titik sampai pada nilai yang mendekati nol dimana jarak bertambah
terhadap sebaran titik.
Kelebihan dari metode interpolasi IDW ini adalah karakteristik interpolasi
dapat dikontrol dengan membatasi titik-titik masukan yang digunakan dalam
proses interpolasi. Titik-titik yang terletak jauh dari titik sampel dan yang
diperkirakan memiliki korelasi spasial yang kecil atau bahkan tidak memiliki
korelasi spasial dapat dihapus dari perhitungan. Titik-titik yang digunakan dapat
ditentukan secara langsung atau dapat ditentukan berdasarkan jarak yang ingin
diinterpolasi (Pasaribu dan Nanik, 2012).
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Desian Penelitian
Kegiatan ini meliputi tiga tahapan, yaitu kegiatan lapangan, laboratorium
dan pengolahan data. Kegiatan lapangan yakni penentuan titik (stasiun) dan
pengambilan sampel. Kegiatan laboratorium meliputi preparasi sampel dan
analisis kadar logam berat menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer
6
B. Riwayat Pendidikan
Gelar
S1 S2 Magister Doktor
Akademik
Univ. Univ. Gadjah Univ. of the Univ. of the
Nama
Hasanuddin, Mada, Ryukyus, Ryukyus,
Institusi
INDONESIA INDONESIA Jepang Jepang
Marine and
Jurusan/ Kimia Marine
Kimia Environment
Prodi Anorganik Geochemistry
al Science
Tahun
Masuk- 1994—1999 2001—2003 2005—2007 2008—2011
Lulus
(Dua Belas Juta Tiga Ratus Dua Puluh Enam Ribu Lima Ratus Rupiah)
19