Anda di halaman 1dari 20

SATURASI PARAMETER

Nuraini

071002000032

LABORATORIUM PENILAIAN FORMASI

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI


PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2022
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : NURAINI
NIM : 071002000032
KELOMPOK : B2

PARTNER : 1. MUHAMMAD ZAIDAN IBRATA


2. EVANGELIKA PUTRI PAI
3. RIZKY ANUGRAH

TGL.PRAKTIIKUM : 5 APRIL 2022


TGL.PENERIMAAN : 12 APRIL 2022
ASISTEN : 1. YANNI FLORENSIA IMANUELA SAIRLELA

2. NILA MUTIYA HANI


3. DEWI LATIFATUL AINI
NILAI :

Tanda Tangan Tanda Tangan

(Asisten Lab) Nuraini


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... iii


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan ........................................................................... 2
BAB II TEORI DASAR .................................................................................... 3
BAB III HASIL PENGAMATAN ..................................................................... 5

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN....................................................... 6


BAB V PEMBAHASAN .................................................................................. 8
5.1 Pembahasan percobaan .................................................................... 8
5.2 Tugas Internet ...............................................................................10

BAB VI KESIMPULAN ..................................................................................11


DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................12
LAMPIRAN A TUGAS INTERNET ................................................................13

LAMPIRAN B HASIL PENGAMATAN ..........................................................15

i
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
III.1 PERHITUNGAN POROSITY .............................................................. 5

ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. TUGAS INTERNET ......................................................................13
B. HASIL PENGAMATAN ...............................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak dan gas bumi merupakan energi yang menopang perekonomian
negara-negara penghasil minyak dan gas bumi seperti Indonesia sendiri. Minyak dan gas
bumi ini adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui namun kebutuhannya
terus meningkat. Cadangan minyak bumi terbukti di dunia sudah terbilang tidak
tersisabanyak dan perlu adanya kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru yang
terbukti supaya dapat menambah angka produksi.
Tahap evaluasi formasi biasanya dilakukan dalam suatu kegiatan eksplorasi
detil setelah pemboran,dalam kenyataannya lumpur bor mendesak hidrokarbon masuk ke
dalam formasi menjauhi lubang bor dan mencegah hidrokarbon menyembur ke permukaan
dengan serangkaian investigasi dari data-data suervei geologi dan survey geofisika yang
dilaukan pada zona yang diperkirakan produktif untuk mengidentifikasi dan
mengumpulkan data secara lebih detail dan akirat dari reservoirnya seperti : porositas,
permeabilitas dan kejenuhan air dari batuan tersebut. Pemeriksaan berkas batuan bor yang
kembali ke permukaan dapat memberi petunjuk tentang lithologi secara umum dari formasi
yang ditembus oleh bit dan mungkin juga mampu memperkirakan banyakya minyak dan
gas di lapangan formasi. Kurva log memberikan informasi yang cukup tentang fisik batuan
dan fluida.
Dugaan adanya potensi hidrokarbon pada suatu area yaitu data permukaan
(seismic,logging,coring dan cutting). Dari data permukaan seismic kemudian dilakukan
untuk mendapatkan data di bawah permukaan beruupa lithologi batuan. Jika litologi
batuann mengindikasikan adanya suatu reservoir , maka untuk membuktikan ada tidaknya
hidrokarbon dilakukan pemboran lubang sumur serta serangakaian pengukuuran di dalam
sumur (logging) dan evaluasi data hasil rekaman untuk memastikan ada tidaknya
kandungan hidrokarbon di bawah tanah.
Dengan kemajuan teknologi yang dimiliki saat ini proses pencarian minyak
bumi menjadi lebih efisien, salah satunya adalah dengan metode interpretasi logging
(evaluasi formasi). Evaluasi formasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik formasi
batuan yang akan di bor, produksi, penelitian reservoir maupun geologi. Salah satu faktor
untuk menentukan kualitas sumur adalah dengan melakukan penilaian formasi batuan
(evaluasi formasi). Penilaian formasi adalah suatu proses analisis ciri dan sifat batuan di
bawah tanah dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur (logging). Penilaian
formasi dapat dilakukan dengan interpretasi pintas atau quick look adalah membuat suatu
evaluasi log pada zona bersih (celah formation) dengan cepat di lapangan tanpa
menggunakan koreksi dampak lingkungan lubang bor.
Salah satu parameter yangmempengaruhi besar kecilnya suatu estimasi
cadangan adalah saturasi air formasi.Teknologi eksplorasi yang semakin berkembang serta
beragamnya kondisi reservoirmempengaruhi konsep perhitungan nilai saturasi air (Sw).
Dari hasil interpretasi inididapatkan parameter utama seperti ketebalan lapisan, porositas,
dan saturasi yangdiperlukan untuk menentukan besarnya cadangan minyak dan gas
bumi.Maka dari itu perlunya dilakukan pengkoreksian terhadap hasil pembacaan log untuk
mendapatkannilai nyata atau nilai aslinya.

1
1.2 TUJUAN PERCOBAAN

Berikut tujuan dari percobaan penilaian formasi yang berjudul “Saturasi Parameter” yaitu

1. Mengetahui dan menentukan nilai ØDCorr dari setiap zona prospek.


2. Mengetahui dan menentukan jenis batuan dari hasil log suatu formasi.
3. Mengetahui dan menentukan nilai ØNCorr dari setiap zona prospek.

2
BAB II
TEORI DASAR
Salah satu parameter yang mempengaruhi besar kecilnya suatu estimasi
cadanganadalah saturasi air formasi. Teknologi eksplorasi yang semakin berkembang
sertaberagamnya kondisi reservoir mempengaruhi konsep perhitungan nilai saturasi air
(Sw).Dari hasil interpretasi ini didapatkan parameter utama seperti ketebalan lapisan,
porositas,dan saturasi yang diperlukan untuk menentukan besarnya cadangan minyak dan gas
bumi.
Volume Shale

Di dalam formasi hampir semua batuan sedimen mempunyai sifat radioaktif


tinggi,terutama terkonsenterasi pada mineral lempung (Clay Mineral). Formasi yang
bersihbiasanya mengandung sifat radioaktif yang kecil, kecuali lapisan-lapisan
tersebutmengandung mineral tertentu yang bersifat radioaktif misalnya garam-garam
potassiumterlarutkan sehingga mempengaruhi pembacaan pada gamma ray. Dalam petrofisik
perludilakukan perhitungan volume shale terutama pada lapisan shaly sand dimana
kandunganclay dapat mempengaruhi dalam penilaian produktifitas suatu lapisan reservoir.
Untukmenghitung volume shale dapat digunakan persamaan sebagai berikut :

Vsh = (GRlog - GRmin) / (GRmax - GRmin)

Bagian dari ruang pori yang berisi air disebut kejenuhan air, ditandai dengan Sw.Sisa
bagian yang berisi minyak atau gas disebut kejenuhan hidrokarbon, Sh, sama dengan (1-Sw).
Asumsi umum adalah bahwa reservoar mula-mula terisi air dan selang masa perubahan
geologi, minyak atau gas yang terbentuk di tempat lain pindah ke formasi berpori,
menggantikan air pada ruang pori yang lebih besar. Akan tetapi hidrokarbon pindahan initidak
pernah bisa menggantikan semua air. Ada Kejenuhan air sisa yang menunjukkan airyang
tertinggal karena tegangan permukaan pada permukaan butiran, kontak butiran, dandidalam
celah-celah yang sangat kecil.
Untuk perhitungan Saturasi air (Sw) dapat dibagi menjadi dua yaitu perhitungan Sw pada Clean
Formation dan Shaly Formation.

1. Clean Formation :
Menggunakan Rumus Archie :
a.
𝑛 𝑅𝑤
𝑆𝑤 = √𝐹 ×
𝑅𝑡

Dimana :
𝑎
𝐹=
∅𝑚

3
b. Chart Schlumberger Sw-1 (m = 2)
c. Ratio Method → Chart Schlumberger Sw-2

2. Shaly Formation :
Pada shaly formation menggunakan 2 metode yaitu Simandoux method dan
Indonesia formula yang lebih jelasnya sebagai berikut.
a. Simandoux Method :
Metode Simandoux menggunakan log densitas dan log neutron untuk
menentukanporositas. Dalam bentuk yang berbeda dan pada reservoir yang terdiri
dari batupasir,persamaan diatas dapat dituliskan pada persamaan :
- Chart-1&2 Courtesy Dresser

𝑐 × 𝑅𝑤 5∅𝑒 2 𝑉𝑠ℎ 𝑉𝑠ℎ


𝑆𝑤 = ×√ +( )−
∅𝑒 2 𝑅𝑡 𝑅𝑤 𝑅𝑠ℎ 𝑅𝑠ℎ

dimana :
c = 0.4 untuk sandstone; 0.45 untuk karbonat
Vsh = Volume shale
Rw = Resistivitas air formasi

Rt = Resistivitas formasi
Rsh = Resistivitas shale
Øe = Porositas efektif
b. Indonesia Formula
Kemudian ada juga perhitungan yang biasa digunakan di Indonesia. Dalam metode
ini, hubungan konduktivitas antara Rt dan Sw merupakan hasil dari konduktivitas
lempung, air formasi dan konduktivitas lainnya yang diakibatkan interaksi antara
kedua konduktivitas model tersebut. Berikut ini adalah hubungan empiris dari
penjelasan diatas :
- Menggunakan persamaan

𝑉𝑠ℎ
1 𝑉𝑠ℎ
(1− 2 ) ∅ 𝑚
𝑒2
=( )+ ×𝑆 𝑛
√𝑅𝑡 √𝑅𝑠ℎ √𝑎 × 𝑅𝑤 𝑤2

4
BAB III
HASIL PENGAMATAN

5
BAB IV

ANALISIS DAN HASIL PERHITUNGAN

4.1 Data Perhitungan

∅Ncorr = NPHI% +dh + hmc +Tf

1. ∅Ncorr = 30 + (-2.5) + (-3) + 3 = 27.5


2. ∅Ncorr = 27 + (-3) + (-2) + 4 = 26
3. ∅Ncorr = 31 + (-1) +(-4) + 6 = 32
4. ∅Ncorr = 15 + (-1) + (-8) + 3 = 9
5. ∅Ncorr = 15 + (-1) + (-8) + 3 = 9
6. ∅Ncorr = 19.2 + (-1) + (-6) + 3 = 15.2
7. ∅Ncorr = 19.2 + (-1) + (-6) + 3 = 15.2
8. ∅Ncorr = 17.4 + (-0.5) + (-9) + 1 = 8.9
9. ∅Ncorr = 18 + (-1) + (-10) + 2 = 9
10. ∅Ncorr = 19.2 + (-1) + (-6) + 3 = 15.2

𝜌𝑚𝑎 − 𝑅𝐻𝑂𝐵
∅Dcorr = 𝑥 100 %
𝜌𝑚𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑙

2.65 − 2.06
1. ∅Dcorr = 𝑥 100 % = 35.75758
2.65− 1
2.65 − 2.3
2. ∅Dcorr = 𝑥 100 % = 21.21212
2.65− 1
2.65 − 2.27
3. ∅Dcorr = 𝑥 100 % = 23.0303
2.65− 1
2.65 − 2.25
4. ∅Dcorr = 𝑥 100 % = 24.24242
2.65− 1
2.65 − 2.25
5. ∅Dcorr = 𝑥 100 % = 24.24242
2.65− 1
2.65 − 2.22
6. ∅Dcorr = 𝑥 100 % = 26.06061
2.65− 1
2.65 − 2.23
7. ∅Dcorr = 𝑥 100 % = 25.45455
2.65− 1
2.65 − 2.2
8. ∅Dcorr = 𝑥 100 % = 27.27273
2.65− 1
2.65 − 2.24
9. ∅Dcorr = 𝑥 100 % = 24.84848
2.65− 1
2.65 − 2.43
10. ∅Dcorr = 𝑥 100 % = 13.33333
2.65− 1

6
𝜌𝑚𝑎 −𝜌𝑠ℎ
∅Dsh = 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎

2.65 −2
• ∅Dsh = = 0.65
1

7
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 PEMBAHASAN PERCOBAAN
Pada percobaan kelima mengenai saturation parameters, dilakukan interpretasi logging
dari data logging sumur B-130. Pada percobaan ini, lebih ditekankan untuk membahas
perhitungan yang berguna untuk mengetahui jenis-jenis batuan atau lithologinya dan
menentukan nilai koreksi dari log reading.

Tujuan dari logging adalah menentukan besaran-besaranfisik batuan reservoir ( seperti


lithologu, ketebalan formasi produktif, porositas, dan saturasi air formasi ) maka dasar dari
logging adalah sifat fisik batuan atau petrofisik dari batuan reservoir itu sendiri, yaitu sifat fisik
listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat suara (gelombang) elastis dari batuan reservoir.
Hasil data logging dapat memprediksi letak lapisan permeable yag prospek
hidrokarbon dan menghitung besarnya cadangan awal hidrokarbon sebelum hidrokarbon
tersebut harus diproduksikan. Data-data yang diperoleh dari penilaian formasi adalah sifat-sifat
fisik dari batuan 2 reservoir, sifat-sifat fisik fluida reservoir, kondisi reservoir itu sendiri, dan
jenis-jenis reservoirnya.
Perhitungan measured depth atau kedalaman berdasarkan hasil interpretasi
kualitatif yang lalu, yaitu pada kedalaman 1775 – 1800 meter. Measured depth dibagi
menjadi 10 zona, dimana kedalaman tiap measured depth dihitung dengan rumus
kedalaman akhir yaitu 1800 meter dikurang kedalaman awal yaitu 1775 meter kemudian
dibagi menjadi sembilan.

Pada log reading, ditentukan nilai NPHI, RHOB, dan NPHI%. Nilai NPHI ini
diperoleh pada track 3. Nilai NPHI yang diperoleh dari percobaan ini adalah 0.3, 0.27, 0.31,
0.15, 0.15, 0.192, 0.192, 0.174, 0.18, dan 0.192. Selanjutnya, untuk mengetahui nilai RHOB
ditentukan berdasarkan track 3 juga. Nilai RHOB yang diperoleh pada percobaan ini adalah
2.06, 2.3, 2.27, 2.25, 2.25, 2.25, 2.22, 2.23, 2.2, 2.24, dan 2.43.

Setelah itu, mencari nilai NPHI% yang berada pada log reading dengan cara
mengkalikan nilai NPHI sebelumnya dengan 100%. Nilai RHOB berfungsi untuk
mengetahui nilai pada porositas por Dcorr sedangkan nilai NPHI% berfungsi untuk
mengetahui nilai por Ncorr.

Kemudian pada kolom logs reading terdapat pembacaan nilai NPHI dan RHOB
yang dimana nilai ini dapat dibaca dari hasil log track III. NPHI berarti log yang
mengukur porositas dan RHOB berarti log yang mengukur densitas bulk atau densitas
batuan. Hasil interpretasi nilai NPHI untuk zona prospek kedalaman 1775 hingga 1800
secara berurut adalah 0.3, 0.27, 0.31, 0.15, 0.15, 0.192, 0.192, 0.174, 0.18, dan 0.192.
Sedangkan nilai RHOB untuk zona 1 hingga zona 10 adalah
2.06, 2.3, 2.27, 2.25, 2.25, 2.25, 2.22, 2.23, 2.2, 2.24, dan 2.43.

8
Dari hasil pembacaan log RHOB dan NPHI ini bisa digunakan untuk menentukan
jenis batuan pada suatu formasi. Caranya adalah dengan plot nilai RHOB dan NPHI pada
grafik Schlumberger Por-14. Hasil yang didapat dari plot untuk jenis batuan pada zona 1
hingga 10 adalah quartz sandstone kecuali zona 7 adalah limestone. Sehingga dari sini dapat
disimpulkan bahwa jenis batuan untuk kedalaman 1775-1800 adalah sandstone.

Parameter NPHI memerlukan nilai dh, hmc, dan Tf yang diperoleh melalui chart slb.
Nilai dh pada parameter NPHI adalah -2.5, -3, -1, -1, -1, -1, -1, -0.5, -1, dan -1. Lalu, nilai
hmc atau ketebalan mud cake pada parameter NPHI adalah -3, -2, -4, -8, -8, -6, -6, -9, - 10,
dan -6. Dan, nilai Tf pada parameter NPHI adalah 3, 4, 6, 3, 3, 3, 3, 1, 2, dan 1.

Nilai dh, hmc, dan Tf pada parameter NPHI digunakan untuk menghitung nilai por
Ncorr dengan menambahkan nilai tersebut dan nilai NPHI% yang sudah didapatkan
sebelumnya. Nilai por Ncorr yang diperoleh adalah 27.5, 26, 32, 9, 9, 15.2, 15.2, 8.9, 9, dan
15.2.

Selanjutnya, nilai dh yang diperoleh adalah nilai dh pada calliper yang berada pada
track 1. Nilai dh tersebut adalah 11, 11, 8.5, 8.5, 8.5, 8.5, 8.5, 8.5, 8.5, dan 8.5. Lalu
didapatkan nilai hmc atau ketebalan mud cake dengan pengurangan antara diameter lubang
dengan bit size dan dibagi dua. Nilai hmc yang diperoleh adalah 6.5, 6.5, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9,
dan 9.
Nilai GR min diperoleh pada track 1 bagian log GR atau gamma ray. Nilai GR min ini
dilihat secara keseluruhan dari data lognya yang mendefleksikan nilai GR akan mencondong
atau mengarah ke arah kiri atau mendekati 0 sehingga nilai yang diperoleh adalah 10.

Lalu, nilai GR max juga sama seperti GR min, tetapi nilai GR max dicari dengan
melihat log GR defleksi ke kanan atau mendekati nilai maksimalnya 120. Nilai yang diperoleh
pada GR min adalah 115. Nilai Rtsh diperoleh sama seperti nilai rho sh dan por Nsh, berada
pada track 2 dengan menarik nilai saat gamma ray hingga nilai ILD atau LLD sehingga nilainya
50. Nilai rho sh didapatkan dari gamma ray ditarik menuju RHOB sehingga didapatkan sebesar
2.

Pada percobaan ini membahas mengenai nilai porositas efektif. Dimana porositas
efektif yatu perbandingan antara nilai volume pori-pori batuan yang saling berhubungan
dengan volume pori batuan secara keseluruhan. Pada percobaan ini dicari nilai parameter-
parameter yang ada pda saturasi parameter dan porositas yang salig berhubungan dengan nilai
porositas efektif. Setelah itu menghitunga nilai-nilai pada gamma ray pada zona prospek,nilai
spontaneous potential log pada zona prospek , volume shale gamma ray dan volume shale
spontaneous potential;,nilai porositas ncorecction, yang dikoresikan lagi dan nilai dcorecction
yang dikoresikan lagi,dan yang terakhir ialah nilai dari porositas efektif. Dilakukan interpretasi
logging dari data logging pada sumur B-130. Pada percobaan ini, lebih ditekan kan untuk
mengetahui nilai dari porositas efekktif, porositas efektif perlu ditentukan karena fluida
hidrokarbon yang berada pada dalam pori-pori batuan saling berhubungan.

9
5.2 TUGAS INTERNET

Porositas Neutron Terkoreksi (∅𝑵𝒄𝒐𝒐𝒓) dan Porositas Densitas Terkoreksi


(∅𝑫𝒄𝒐𝒓𝒓)
Porositas suatu medium adalah bagian dari volume batuan yang tidak terisi oleh benda
padat. Ada beberapa macam porositas batuan :
1. Porositas Total
Porositas total merupakan perbandingan antara ruang kosong total yang tidak terisi oleh
benda padat yang ada diantara elemen-elemen mineral dari batuan dengan volume total batuan.
Porositas total meliputi : Porositas primer, yaitu ruang antar butir atau antar kristal
yang tergantung pada bentuk dan ukuran butir serta pemilahan butirnya. Porositas gerowong,
terbentuk secara dissolusi dan porositas rekah yang diperoleh secara mekanik dan membentuk
porositas sekunder. Porositas ini dikenal sebagai vuggy pada batugamping.
2. Porositas Efektif
Merupakan perbandingan volume pori-pori yang saling berhubungan dengan volume total
batuan. Porositas efektif bisa jauh lebih kecil dibandingkan dengan porositas total jika
pori-porinya tidak saling berhubungan. Penentuan harga porositas pada lapisan reservoar
menggunakan gabungan harga porositas dari dua kurva yang berbeda, yaitu porositas
densitas (ØD) yang merupakan hasil perhitungan dari kurva RHOBdan porositas neutron.
Kemudian Nilai porositas dikoreksi terhadap pengaruh Shale

Dimana :
ØDcorr = porositas densitas terkoreksi
ØD = porositas densitas
ØDsh = nilai porositas densitas pada shale (GRmax)
Vsh = volume shale

Kemudian nilai porositas dikoreksi terhadap pengaruh Shale

Dimana :
ØNcorr = porositas neutron terkoreksi
ØN = porositas neutron, dari pembacaan kurva log NPHI
Nsh = porositas neutron pada shale, dari harga NPHI pada GRmax
Vsh = volume shale

10
BAB VI
KESIMPULAN
Pada percobaan yang berjudul “Saturasi Parameter” dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai NPHI yang diperoleh dari percobaan ini adalah 0.3, 0.27, 0.31, 0.15, 0.15, 0.192,
0.192, 0.174, 0.18, dan 0.192.
2. Nilai RHOB yang diperoleh pada percobaan ini adalah 2.06, 2.3, 2.27, 2.25, 2.25, 2.25,
2.22, 2.23, 2.2, 2.24, dan 2.43.
3. Nilai GR min dan GR max adalah sebesar 10 dan 115.
4. Nilai Rtsh adalah sebesar 50.
5. Nilai SP min dan SP max adalah sebesar -40 dan 0.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. Kristanto, Dedy; Aji, V.D. Cahyoko. 2012. Buku Panduan Praktikum
PenilaianFormasi. Yogyakarta : UPN “Veteran”.
2. Sitaresmi, Ratnayu. 2016. Diktat Petunjuk Praktikum Penilaian Formasi. Jakarta
:Universitas Trisakti.
3. Harsono, A.. 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Schlumberger
OilfieldServices, Jakarta.
4. https://iptek.its.ac.id/index.php/jfa/article/download/935/782
5. https://media.neliti.com/media/publications/170837-ID-analisis-penentuan-zona-
produktif-dan-pe.pdf

12
LAMPIRAN A
TUGAS INTERNET

Porositas Neutron Terkoreksi (∅𝑵𝒄𝒐𝒐𝒓) dan Porositas Densitas Terkoreksi


(∅𝑫𝒄𝒐𝒓𝒓)
Porositas suatu medium adalah bagian dari volume batuan yang tidak terisi oleh benda
padat. Ada beberapa macam porositas batuan :

1. Porositas Total
Porositas total merupakan perbandingan antara ruang kosong total yang tidak terisi oleh
benda padat yang ada diantara elemen-elemen mineral dari batuan dengan volume total batuan.
Porositas total meliputi : Porositas primer, yaitu ruang antar butir atau antar kristal
yang tergantung pada bentuk dan ukuran butir serta pemilahan butirnya. Porositas gerowong,
terbentuk secara dissolusi dan porositas rekah yang diperoleh secara mekanik dan membentuk
porositas sekunder. Porositas ini dikenal sebagai vuggy pada batugamping.
2. Porositas Efektif
Merupakan perbandingan volume pori-pori yang saling berhubungan dengan volume total
batuan. Porositas efektif bisa jauh lebih kecil dibandingkan dengan porositas total jika
pori-porinya tidak saling berhubungan. Penentuan harga porositas pada lapisan reservoar
menggunakan gabungan harga porositas dari dua kurva yang berbeda, yaitu porositas
densitas (ØD) yang merupakan hasil perhitungan dari kurva RHOBdan porositas neutron.
(ØN) yang dibaca dari kurva NPHI. Kurva RHOB yang mengukur berat jenis matriks batuan
reservoar biasanya dikalibrasikan pada berat jenis matriks batuan (batugamping = 2.71
dan batupasir = 2.65) serta diukur pada lumpur pemboran yang digunakan dalam pemboran
(𝜌f), setelah itu kurva ini baru bisa menunjukkanharga porositas
Porositas Densitas

Dimana :
ØD = porositas densitas
ma = densitas matriks batuan, batupasir 2.65; batugamping 2.71
b = densitas bulkbatuan, dari pembacaan kurva log RHOB
f = Densitas Fluida (Fresh water1.0 ; Salt water1.1)

Kemudian Nilai porositas dikoreksi terhadap pengaruh Shale

13
Dimana :
ØDcorr = porositas densitas terkoreksi
ØD = porositas densitas
ØDsh = nilai porositas densitas pada shale (GRmax)
Vsh = volume shale

Kemudian nilai porositas dikoreksi terhadap pengaruh Shale

Dimana :
ØNcorr = porositas neutron terkoreksi
ØN = porositas neutron, dari pembacaan kurva log NPHI
Nsh = porositas neutron pada shale, dari harga NPHI pada GRmax
Vsh = volume shale

Porositas Neutron

Dimana :
ØNlog= Porositas Neutron dari pembacaan Kurva Kemudian nilai porositas dikoreksi
terhadap pengaruh Shale

Kemudian pendekatan harga porositas batuan dilakukan melalui gabungan antara porositas
densitas dan porositas neutron dengan menggunakan persamaan NLog) + 0,0425

Dimana :
Øe = porositas efective
ØDCorr = porositas densitaskoreksi
ØNCorr = porositas neutronkoreks

Sumber = https://123dok.com/article/interpretasi-kuantitatif-log-neutron-teori-dasar-teori-
dasar.4zp1ndoz

14
LAMPIRAN B
HASIL PENGAMATAN

15

Anda mungkin juga menyukai