KUALITATIF
LAPORAN II
Oleh
071001800027
(....................) (......................)
Asisten Lab Praktikan
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... 4
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 6
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 6
1.2 Tujuan Percobaan ....................................................................................................... 7
BAB II TEORI DASAR.......................................................................................................... 8
BAB III HASIL PENGAMATAN ....................................................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................................... 12
4.1 Pembahasan Percobaan.................................................................................................. 12
4.2 Tugas Internet ................................................................................................................. 14
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 18
LAMPIRAN A TUGAS INTERNET .................................................................................. 19
LAMPIRAN B HASIL PENGAMATAN ........................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
III.1 Interpretasi Kualitatif Sumur B-132…………………………..…………………….…..10
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
A. TUGAS INTERNET……………………………………...………………..……………..16
B. HASIL PENGAMATAN…………………………………………………………………17
BAB I
PENDAHULUAN
Analisa data log sumur pemboran dapat dilakukan secara kualitatif maupun
kuantitatif. Secara kualitatif, praktisnya adalah dengan menganalisa karakteristik grafik data
log, untuk langkah awal identifikasi dan zonasi reservoar hidrokarbon. Sedangkan analisa
secara kuantitatif, yaitu dengan perhitungan menggunakan persamaan-persamaan tertentu,
untuk identifikasi tahap lanjut terhadap tingkat porositas, permeabilitas batuan reservoar, dan
saturasi air. Di dalam industri jasa survey eksplorasi Minyak dan Gas Bumi, terdapat
berbagai macam jenis pengukuran log sesuai dengan prinsip kerja dan fungsinya. Namun,
dari bermacam pengukuran log yang tersedia, terdapat jenis pengukuran log yang utama,
yaitu; Log Gamma Ray, Log Spontaneous Potential, Log Resistivitas, Log Densitas, Log
Neutron, Log Sonik, dan Log Kaliper.
Dalam analisa kualitatif, log Gamma Ray (GR Log) dapat digunakan untuk identifikasi dan
korelasi litologi serta estimasi tingkat kelempungan, karena prinsip kerjanya yang mengukur
tingkat radioaktivitas alami (sinar gamma) dari unsur-unsur tertentu pada mineral mika,
glaukonit, dan potasium feldspar, yang umum ditemukan pada batu serpih (shale) dan
lempung (clay). Secara umum (konvensional), kegiatan eksplorasi dilakukan untuk mencari
hidrokarbon pada batuan reservoar yang memiliki porositas dan permeabilitas yang baik,
yaitu batupasir dan batugamping. Karena karakteristik batu serpih dan lempung yang
memiliki porositas dan permeabilitas yang kecil (kemudian dianggap sebagai batuan non-
reservoar), dan bersifat “menyerpih” dalam suatu tubuh batuan, maka dengan analisa
log Gamma Ray ini dapat dilakukan identifikasi litologi, membedakan zona reservoar dengan
zona non-reservoar.
Batupasir dan batugamping yang clean (bebas kandungan serpih), pada umumnya akan
memiliki kandungan material radioaktif yang rendah, sehingga akan menghasilkan
pembacaan nilai GR yang rendah pula. Seiring dengan bertambahnya kandungan serpih
dalam batuan, maka kandungan material radioaktif akan bertambah dan pembacaan nilai GR
akan meningkat. Teknik interpretasinya, secara sederhana yaitu dengan membuat suatu garis
batas (cut off) antara shale base line (yang menyatakan nilai GR tertinggi) dengan sand base
line (yang menyatakan nilai GR terendah). Sehingga diperoleh zona di sebelah kiri cut
off sebagai zona reservoar, dan zona non-reservoar di sebelah kanan garis cut off.
Pengukuran log Gamma Ray memiliki kelemahan, terutama apabila terdapat batuan selain
serpih dan lempung yang memiliki radioaktivitas alami tinggi, seperti tuff. Sehingga
identifikasi litologi umumnya diperkuat dengan pengukuran Spectral Gamma Ray, yang
mampu mengetahui sumber radiasi.
Dalam interpretasinya, apabila data log SP menunjukkan kurva lurus (tidak ada perubahan
nilai) maka mengindikasikan salinitas fluida formasi sama dengan salinitas lumpur
pemboran, atau dapat juga sebagai indikasi lapisan batuan yang pejal (tight)
atau impermeable. Sedangkan apabila terdapat defleksi grafik/perubahan nilai log SP, maka
menunjukkan adanya perbedaan salinitas, adanya lapisan batuan permeable, dan dapat
diasumsikan sebagai reservoar. Dan apabila lapisan permable tersebut mengandung saline
water maka nilai Rw << Rmf, dan akan terjadi perubahan nilai SP yang negatif, sedangkan
lapisan yang mengandung fresh water memiliki nilai Rw >> Rmf, mengakibatkan perubahan
nilai SP positif.
3. Log Resistivitas
Log Resistivitas dapat digunakan untuk membedakan lapisan reservoar dan non-reservoar,
identifikasi jenis fluida (air formasi dan hidrokarbon) dan batas kontak fluidanya,
menghitung nilai resistivitas air formasi dan salinitas air formasi.
Terdapat dua macam pengukuran log resistivitas, yaitu Lateral Log; meliputi Lateralog
Deep (LLD), Lateralog Shallow (LLS), Micro Spherically Focused Log (MSFL), dan
Induction Log; yang meliputi Inductionlog Deep (ILD), Inductionlog Shallow (ILS), Micro
Spherically Focused (MFS). Mengacu dari adanya perbedaan zona di sekitar dinding lubang
pemboran, zona terinvasi dapat terindikasi dari rekaman log MSFL atau SFL. Sedangkan
untuk zona transisi dapat terindikasi dari rekaman log LLS atau ILM. Untuk zona jauh dapat
terbaca dari log LLD atau ILD.
4. Log Densitas
Log Densitas dapat digunakan untuk perhitungan densitas, perhitungan porositas, dan
identifikasi kandungan fluida. Dengan memanfaatkan pancaran sinar gamma dan prinsip
Hamburan Compton, prinsip kerjanya yaitu dengan mengukur densitas bulk batuan, yang
merupakan fungsi dari densitas elektron dalam batuan. Secara teori, batuan berpori
(umumnya berupa batupasir atau batugamping) akan memiliki kandungan elektron yang lebih
sedikit dibandingkan dengan batuan pejal (tight). Untuk batupasir (densitas ρ = 2,65 gr/cc)
dan batugamping (ρ = 2,71 gr/cc) yang mengandung fluida gas akan memiliki
densitas bulk yang tinggi. Sedangkan serpih akan memiliki nilai densitas bulk yang sangat
tinggi apabila memiliki kandungan air terikat (clay-bound water).
Interpretasi log Densitas dilakukan dengan mengamati karakteristik grafik yang akan
mengalami defleksi ke nilai yang lebih rendah apabila melalui suatu yang mengandung fluida
berupa gas, sedangkan akan mengalami defleksi ke arah nilai yang lebih tinggi apabila
melalui suatu yang mengandung fluida air maupun fluida minyak.
5. Log Neutron
Log Neutron dapat digunakan untuk perhitungan porositas batuan, evaluasi litologi, dan
deteksi keberadaan gas. Prinsipnya adalah dengan mengukur persentase pori batuan dari
intensitas atom hidrogen di dalamnya, yang diasumsikan bahwa hidrogen tersebut akan
berupa hidrokarbon maupun air. Hasil pengukuran log Neutron kemudian dinyatakan
dalam Porosity Unit (PU).
Pada formasi yang mengandung minyak dan air, dimana kandungan hidrogennya tinggi maka
menyebabkan nilai Porosity Unit juga tinggi. Sedangkan pada formasi yang mengandung gas
yang memiliki kandungan hidrogen yang rendah menyebabkan nilai PU yang rendah pula.
Rendahnya nilai PU karena kehadiran gas kemudian disebut dengan gas effect.
Suatu grafik log Neutron akan menunjukkan defleksi ke arah nilai yang lebih tinggi (ke arah
kiri) apabila melalui suatu zona berporositas tinggi, dan sebaliknya, grafik akan mengalami
defleksi ke kanan apabila melalui zona berporositas rendah.
Log Neutron, umumnya tidak terlepas dari log Densitas, karena kedua log tersebut memiliki
korelasi dalam menentukan jenis fluida yang terindikasi, antara gas, minyak, dan air, serta
batas kontak antar fluida tersebut. Grafik log Neutron dan log Densitas biasanya ditampilkan
pada satu kolom, dan berdasarkan karakteristik grafik keduanya, apabila terdapat suatu cross-
over dengan jarak separasi yang besar maka merupakan indikasi dari adanya gas. Sedangkan
apabila jarak separasinya sempit dapat mengindikasikan adanya minyak, lebih sempit lagi
menunjukkan adanya fluida air.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Gambar 3.1
Interpretasi Kualitatif Sumur B-132
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan intepretasi kualitatif, praktikan mencari zona prospek yang ada
dalam data log sumur yang diberikan. Data yang saya amati adalah data dari sumur B 132.
Dari data tersebut saya ambil kedalaman 1450 – 1500 ft karena menurut saya di kedalaman
itu terdapat zona prospek yang dapat dilihat dari track 1. Metode yang digunakan untuk
melihat zona prospek track 1 tsb menggunakan GR Log dan SP Log,dengan Analisa
menggunakan metode GR Log dapat dilakukan identifikasi litologi batuan untuk
membedakan zona reservoir dan non reservoir. Sementara dengan SP Log kita dapat
identifikasi batuan yang permeable dan juga membantu korelasi litologi serta menghitung
nilai Rw nya. Dalam interpretasinya, apabila data log SP menunjukkan kurva lurus (tidak ada
perubahan nilai) maka mengindikasikan salinitas fluida formasi sama dengan salinitas lumpur
pemboran, atau dapat juga sebagai indikasi lapisan batuan yang pejal (tight)
atau impermeable. Sedangkan apabila terdapat defleksi grafik/perubahan nilai log SP, maka
menunjukkan adanya perbedaan salinitas, adanya lapisan batuan permeable, dan dapat
diasumsikan sebagai reservoir.
Borehole environment adalah suatu gambaran dimana lumpur memasuki lubang bor
dan terbentukanya Mud cake pada zona permeable. Dari gambaran borehole environment
tadi, kita dapat mengetahui sekaligus mempelajari parameter-parameter yang berada di
beberapa zona seperti Flushed Zone yaitu zona terinvasi oleh lumpur), Transition Zone, dan
Uninvaded Zone yaitu zona tidak terinvasi oleh lumpur. Parameter-parameter yang akan
dihasilkan pada flushed zone adalah Rmf,Sxo,dan Rxo. Sedangkan pada uninvaded zone
adalah Sw,Rw,dan Rt. Beberapa paremeter yang penting lainnya adalah Rmc, Ri, Hmc, dan
di. Mud cake yang terbentuk pada mud cake berfungsi sebagai penentu zona permeable pada
kedalaman tertentu.
Selain itu mud cake berfungsi sebagai penahan lubang dinding bor agar tetap kokoh
dan tidak runtuh. Alat yang biasa digunakan pada alat logging untuk mengukur lubang bor
adalah Calipher. Alat ini dapat mengetahui kondisi lubang bor, bila terjadi/terbentuk
Mudcake, sloughing. Dan Caving. Semakin banyak tangan yang digunakan pada alat ini
semakin baik pula hasil pengukurannya. Alat ini biasanya terletak di Track 1 (log permeable).
Zona hidrokarbon yang terdiri dari minyak dan gas, pergerakan hidrokarbon yang
terdesak lebih cepat daripada air formasi terutama yang terjadi pada zona annulus yang
mempunyai kejenuhan air formasi tinggi.
Alat-alat Track 3
Log porositas adalah suatu log yang digunakan untuk menentukan lithology di sekitar lubang
bor. Log porositas terdiri dari beberapa jenis log seperti log densitas, log neutron, dan log
sonik. Log densitas dan log neutron menggunakan perhitungan nuklir sementara log sonic
menggunakan perhitungan akustik.
Log density merupakan log yang mengukur densitas batuan disepanjang lubang bor
dinyatakan dalam gr / cc.. Densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan dari matrix
batuan dan fluida yang terdapat pada pori. Besaran densitas ini selanjutnya digunakan untuk
menentukan nilai porositas batuan tersebut. Log density bersama - sama dengan log neutron
sangat efektif untuk mendeteksi adanya hidrokarbon.
Alat density yang modern juga mengukur PEF (Photo Electric Effect) yang berguna untuk
menentukan lithologi batuan, mengidentifikasi adanya heavy minerals dan untuk
mengevaluasi clay. Alat ini bekerja dari suatu sumber radioaktif dari alat pengukur
dipancarkan sinar gamma denga intensitas energi tertentu (umumnya 0.66 mev) menembus
formasi / batuan.
Density logging sendiri dilakukan untuk mengukur densitas batuan disepanjang lubang bor,.
Densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan dari matrix batuan dan fluida yang terdapat
pada pori. Prinsip kerja alatnya adalah dengan emisi sumber radioaktif. Semakin padat batuan
semakin sulit sinar radioaktif tersebut ter-emisi dan semakin sedikit emisi radioaktif yang
terhitung oleh penerima (counter).
Batuan terbentuk dari butiran mineral-mineral yang tersusun dari atom-atom yang terdiri dari
proton dan electron. Partikel sinar gamma akan membentur electron-electron dalam batuan,
sehingga mengalami pengurangan energi (loose energi). Energi yang kembali (setelah
mengalami benturan) akan diterima oleh detector, terpasang dalam sebuah protector
berbentuk silinder sepanjang 3 ft,yang selalu menempel pada dinding sumur. Intensitas energi
yang diterima pada dasarnya berbanding terbalik dengan kepadatan electron. Makin lemah
energi yang kembali maka makin banyak electron-electron dalam batuan, yang berarti makin
banyak / padat butiran / mineral penyusun batuan per satuan volume.
Pengukuran Neutron Porosity pada evaluasi formasi ditujukan untuk mengukur indeks
hydrogen yang terdapat pada formasi batuan. Indeks hydrogen didefinsikan sebagai rasio dari
konsentrasi atom hydrogen setiap cm kubik batuan terhadap kandungan air murni pada suhu
75oF.
Jadi, Neutron Porosity log tidaklah mengukur porositas sesungguhnya dari batuan, melainkan
yang diukur adalah kandungan hidrogen yang terdapat pada pori-pori batuan. Secara
sederhana, semakin berpori batuan semakin banyak kandungan hydrogen dan semakin tinggi
indeks hydrogen. Sehingga, shale yang banyak mengandung hydrogen dapat ditafsirkan
memiliki porositas yang tinggi pula.
Untuk mengantisipasi uncertainty tersebut, maka pada praktiknya, interpretasi porositas dapat
dilakukan dengan mengelaborasikan log density logging.
Pengukuran Neutron Porosity pada evaluasi formasi ditujukan untuk mengukur indeks
hydrogen yang terdapat pada formasi batuan. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap
Kurva ՓN (Netron Porosity), yaitu :
• Shale / clay
• Kekompakan batuan
• Kandungan air asin / tawar
• Kandungan minyak Kandungan gas
Hal ini tentang defleksi kurva log neutron, semakin ke kanan defleksi kurva maka semakin
banyak hidrokarbon yang terkandung. Penggabungan neutron porosity dan density porosity
log sangat bermanfaat untuk mendeteksi zona gas dalam reservoir.
Log sonik adalah log yang menggambarkan waktu kecepatan suara yang
dikirimkan/dipancarkan kedalam formasi sehingga pantulan suara yang kembali diterima oleh
receiver. Waktu yang diperlukan gelombang suara untuk sampai ke receiver disebut “ interval
transit time” atau ∆t. Besar atau kecilnya ∆t yang melalui suatu formasi tergantung dari jenis
batuan dan besarnya porositas batuan serta isi kandungan dalam batuan.
Log sonik mengukur kemampuan formasi untuk meneruskan gelombang suara. Secara
kuantitatif, log sonic dapat digunakan untuk mengevaluasi porositas dalam lubang yang terisi
fluida, dalam interpretasi seismik dapat digunakan untuk menentukan interval velocities dan
velocity profile selain itu juga dapat dikalibrasi dengan penampang seismik. Secara kualitatif
dapat digunakan untuk mendeterminasi variasi tekstur dari lapisan sand-shale. Log ini juga
dapat digunakan untuk identifikasi litologi, mungkin juga dalam penentuan batuan induk,
kompaksi nornal, overpressure, dan dalam beberapa kasus dapat digunakan untuk identifikasi
rekahan (fractures).
Log sonik merupakan log yang digunakan untuk mendapatkan harga porositas batuan
sebagaimana pada log densitas dan log netron. Log sonik menggambarkan waktu kecepatan
suara yang dikirimkan / dipancarkan ke dalam formasi hingga ditangkap kembali oleh
receiver.
Kecepatan suara melalui formasi batuan tergantung terutama oleh matriks batuan serta
distribusi porositasnya. Kecepatan suara pada batuan dengan porositas nol dinalakan
kecepatan matriks
Sonik log digunakan untuk mengukur porositas batuan formasi dengan cara mengukur
interval transite time, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh gelombang suara untuk merambat
didalam batuan formasi sejauh satu feet.
Log sonik merupakan log porositas yang mengukur lamanya waktu (interval transit time / Δt)
yang diperlukan gelombang suara kompresional untuk menempuh jarak satu kaki dalam suatu
formasi. Log sonic digunakan untuk mendapatkan harga porositas batuan sebagaimana pada
log density dan log neutron. Log sonic menggambarkan waktu kecepatan suara yang
dikirimkan / dipancarkan ke dalam formasi hingga ditangkap kembali oleh receiver. Makin
tinggi harga Dt pada log sonic makin besar harga porositas batuan.
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan ini,dapat kita simpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat beberapa jenis log antara lain log Gamma Ray, log SP, log densitas, log
neutron, dan log resistivitas
2. Evaluasi formasi batuan adalah suatu proses analisis ciri dan sifat batuan di bawah
tanah dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur
3. Log Neutron, umumnya tidak terlepas dari log Densitas, karena kedua log tersebut
memiliki korelasi dalam menentukan jenis fluida yang terindikasi, antara gas,
minyak, dan air, serta batas kontak antar fluida tersebut.
4. Log induksi biasanya direkomendasikan untuk lubang bor yang yang menggunakan
lumpur bor konduktif sedang, non-konduktif (misalnya oil-base muds) dan pada
lubang bor yang hanya berisi udara.
5. Pergerakan hidrokarbon yang terdesak lebih cepat daripada air formasi terutama yang
terjadi pada zona annulus yang mempunyai kejenuhan air formasi tinggi
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS INTERNET
LAMPIRAN B
HASIL PENGAMATAN