Anda di halaman 1dari 23

INTERPRETASI LOGGING UNTUK MENENTUKAN ZONA INTERVAL

PERFORASI PADA SUMUR X LAPANGAN Y

Disusun oleh:

Pangeran Adiguna Sinaga

071.13.230

TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA

2018
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………… i

BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………………………………………………… 1

BAB II Tinjauan Umum Lapangan……………………………………………………………………………………… 3

BAB III Teori Dasar…………………………………………………………………………………………………………… 7

3.1 Jenis jenis Log…………………………………………………………………………………………………. 7

3.1.1 Resistivity log……………………………………………………………………………………. 9

3.1.2 Gamma Ray Log………………………………………………………………………………….12

3.1.3 Neutron Log……………………………………………………………………………………….14

3.1.4 Density Log………………………………………………………………………………………..16

3.2 Well logging……………………………………………………………………………………………………..20

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang merupakan bahan penting sebagai

sumber energi . Berbagai macam bentuk kegiatan eksplorasi dilaksanakan untuk mencari sumber minyak

dan gas bumi yang baru dan ekonomis untuk kemudian di produksikan, ataupun dengan meningkatkan

perolehan minyak dan gas bumi dari sumur-sumur minyak dan gas yang sudah ada. Mengingat

pentingnya minyak dan gas bumi demi berputarnya roda ekonomi, perlu di temukan kandungan minyak

dan gas bumi yang baru. Penurunan hasil produksi minyak dan gas bumi di Indonesia dalam beberapa

tahun terakhir ini menyebabkan suatu kecemasan bagi pemerintah dan para pelaku industri migas di

Indonesia. Beberapa langkah yang dilakukan untuk dapat meningkatkan kembali produksi minyak dan

gas di Indonesia salah satu langkah tersebut adalah dengan melakukan pencarian cadangan minyak dan

gas yang baru (eksplorasi).

Penilaian formasi merupakan salah satu cabang ilmu di bidang teknik perminyakan untuk

mempelajari karakteristik reservoir serta permasalahan yang berhubungan dengan keberhasilan dalam

penemuan cadangan hidrokarbon. Penilaian formasi juga berfungsi untuk menentukan lapisan

hidrokarbon atau zona produktif pada suatu formasi sumur. Untuk menentukan zona produktif dari

suatu sumur diperlukan data-data yang di peroleh dari sumur tersebut.

Untuk dapat mengetahui informasi data-data yang diperlukan di dalam suatu formasi sumur,

akan di lakukan suatu pekerjaan yang disebut well loging. Pekerjaan well loging adalah kegiatan dimana

kita menurunkan serangkaian peralatan ke dalam lubang sumur yang dapat merekam kondisi dan

keadaan di dalam sumur tersebut, sehingga diketahui karakteristik serta sifat-sifat batuan yang ada pada

suatu formasi. Well loging akan memberikan data-data yang di perlukan untuk mengevaluasi keadaan

yang sebenarnya di dalam lubang-lubang sumur pada kondisi yang sesungguhnya.


Dengan di lakukannya analisis terhadap data log yang di hasilkan oleh pekerjaan well loging, kita

dapat mengetahui keberadaan hidrokarbon dari suatu sumur, isi kandunggannya, ketebalan zona

hidrokarbon serta kedalaman dari suatu formasi dari sumur tersebut. Langkah-langkah kajian dari

proposal skripsi ini antara lain adalah Pendahuluan, Informasi Tinjauan Lapangan, serta Teori Dasar.
BAB III

TEORI DASAR

Penilaian formasi merupakan salah satu bagian dari ilmu teknik perminyakan yang mempelajari

tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan analisis ciri dan sifat batuan di bawah permukaan

dengan menggunakan pengukuran pada parameter lubang sumur atau logging. Analisis log meliputi

kegiatan litologi (jenis batuan ), karakteristik batuan reservoir (petrophysic), dan fluida yang tergantung

di dalam batuan (fluid content).

Analisis log merupakan bagian dari penilaian formasi yang dilakukan untuk menentukan

parameter batuan reservoir serta sebagai acuan untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan dan

kondisi formasi yang diamati. Dalam proses analisi log terdiri dari dua tahapan, yaitu analisis kualitatif

dan analisis kuantitatif. Dalam analisa kualitatif dapat diketahui litologi, fluid content, dan permeable

zone. Sedangkan dalam analisa kuantitatif dapat diketahui porositasm saturasi air, dan ketebalan

produktif formasi. Parameter utama yang ditentukan dari perhitungan data log sumur adalah porositas

dan saturasi air. Selain porositas dan saturasi air, ketebalan formasi yang mengandung hidrokarbon

diperlukan untuk memperkirakan total cadangan yang dapat di produksi. Selain porositas dan saturasi

air, ketebalan formasi yang engandung hidrokarbon diperlukan untuk memperkirakan total cadangan.

Untuk mengevaluasi suatu reservoir, perlu diketahui sifat fisik atau karakteristik batuan yang

memperngaruhi pengukuran log seperti volume shale, resistivitas air formasi,porositas, dan saturasi air.

Pemahaman terhadap sifat-sifat serta konsep yang mewakili batuan reservoir penting untuk melakukan

analisis log. Analisis log akan memberikan hasil sifat-sifat fisik batuan yang diperlukan untuk

menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif mengenai indikasi keberadaan hidrokarbon di batuan

reservoir.
3.1 KARAKTERISTIK BATUAN RESERVOIR

Tujuan utama analisis log adalah untuk mengetahui parameter yang dapat digunakan untuk

menentukan jumlah cadangan hidrokarbon yang terkandung di dalam formasi untuk menentukan

jumlah cadangan hidrokarbon yang terkandung di dalam formasi serta untuk mengetahui letak

kedalaman hidrokarbon tersebut. Untuk itu diperlukan karakteristik batuan reservoir (petrophysic)

seperti porositas,saturasi hidrokarbon, ketebalan laposan produkif serta luas area. Selain itu litologi,

suhu dan tekanan formasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan analisis log.

3.1.1 Porositas

Porositas merupakan perbandingan antara volume ruang yang terdapat dalam batuan yang

berupa pori-pori terhadap volume batuan secara keseluruhan, biasanya dinyatakan dalam fraksi. Besar-

kecilnya porositas suatu batuan akan menetukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir. Secara

matematis porositas dapat dinyatakan sebagai :

Vp−Vs Vp
Ø= =
Vb Vb

Dimana :

Ø= porositas ,%

Vb = volume batuan total (bulk volume)

Vs = volume padatan batuan total (volume grain)

Vp = volume ruang pori-pori batuan


Gambar3.1 adalah contoh bagian porositas pada batuan pasir

Gambar 3.1

Porositas pada batuan pasir

Besarnya porositas pada tiap batuan reservoir berbeda-beda, tergantung kepada jenis litologi

dan lingkungan pengendapannya. Berdasarkan hunungan antar pori-porinya, porositas dibagi menjadi

dua yaitu porositas absolute dan porositas efektif. Porositas absolute adalah persen volume pori-pori

total terhadap volume batuan total (bulk volume). Sedangkan Porositas efektif, adalah persen volume

pori-pori yang saling berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume). Secara matematis

persamaan porositas absolute dapat dinyatakan dengan:

Volume pori total


Ø = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 x 100%

Sedangkan secara matematis persamaan porositas efektif dapat dinyatakan dengan:

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑜𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑢𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛


Ø= x 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
Dalam memperkirakan jumlah cadangan hidrokarbon di dalam suatu reservoir porositas yang

digunakan adalah porositas efektif, karena diharapkan fluida yang terfdapat di dalam pori yang saling

berhubungan pada batuan dapat mengalir serta di produksikan dengan maksimal.

Berdasarkan pembentukannya porositas juga terbagi dua, yaitu porositas primer dan porositas

sekunder. Porositas primer adalah porositas yang terbentuk pada awal proses pengendapan batuan

terjadi, tanpa mengalami proses geologi yang dapat mengubah struktur batuan. Besar atau kecilnya

porositas primer di pengaruhi oleh faktot-faktor sebagai berikut:

- Susunan butir

- Penyebaran butir

- Bentuk dan kebundaran butir

- Kompaksi dan sementing

Sedangkan porositas sekunder adalah porositas yang terbentuk setelah proses pengendapan

dan terbentuk karena adanya proses pembentukan pororsitas sekunder, antara lain adalah karena:

- Pelarutan

- Rekristalisasi

- Retakan dan rekahan

Untuk mendapatkan informasi tentang jenis porositas batuan dapat dilakukan dengan beberapa

cara, di antaranya adalah dengan menganalisis batuan core yang di lakukan di laboratorium atau dengan

cara analisis data log. Ada beberapa peralatan logging yang dapat digunakan untuk mengukur porositas,

diantaranya adalah sonic log, density log, dan neutron log. Dalam penggunaan peralatan log tersebut

tergantung pada kondisi lubang pemboran yang di teliti, selain itu fluida pemboran yang digunakan juga

akan mempengaruhi pembacaan yang di hasilkan dari peralatan logging yang digunakan. Peralatan ini
dapat digunakan sendiri ataupun di kombinasikan dengan peralatan lainnya untuk mendapatkan hasil

yang lebih akurat.

3.1.2. Saturasi Fluida

Didalam formasi terdapat fluida yang antara lain adalah air, minyak, dan gas. Minyak dan air

termasuk liwuid, sedangkan gas termasuk fluida namun bukan liquid. Saturasi fluida adalah

perbandingan antara volume fluida yang mengisi pori batuan dengan volume total pori batuan, Pada

awal pembentukan reservoir pori-pori batuan sudah terisi oleh air, kemudian dengan adanya proses

migrasi sebagian air didesak oleh fluida hidrokarbon yang mengisi pori tersebut. Namun tidak seluruh

pori akan terisi oleh fluida hidrokarbon, masih ada tersisa air yang ada di dalam pori batuan. Air yang

berada di dalam pori batuan ini dinamakan connate water.

Dalam tahap produksi tidak mungkin untuk dapat menguras semua hidrokarbon oleh tenaga

dorong fluida saja atau teknik perolehan cadangan lainnya. Sebagian kecil hidrokarbon akan tetap

terperangkap dalam volume pori. Saturasi hidrokarbon ini disebut dengan saturasi hidrokarbon residual

(Shr). Jika lapisan hidrokarbon memiliki interval yang cukup tebal, saturasi air dalam batuan tersebut

akan mendekati nilai minimum yang disebut dengan saturasi air minimum atau irreducible water

saturation (Swi). Saturasi air minimum yang tidak dapat diperkecil lagi ini terjadi karena adanya gaya

kapiler, sehingga air menempel di butir batu dan tidak dapat dipindahkan.

Dalam analisis log saturasi air (Sw) perlu diketahui untuk dapat memperkirakan jumlah

cadangan yang terdapat di dalam suatu reservoir. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Sw didalam

reservoir antara lain:

- Ukuran dan distribusi pori

- Sifat kebasahan batuan (wettability)


3.1.3. Permeabilitas

Permeabilitas adalah kemampuan batuan reservoir untuk dapat meloloskan fluida reservoir

melalui pori batuan yang saling berhubungan tanpa merusak partikel pembentuk batuan tersebut. jadi

permeabilitas merupakan tingkat kemudahan mengalirnya fluida melalui pori-pori batuan. pada

umumnya hasil analisa sample core diperoleh dari reservoir memberikan harga permeabilitas yang

berbeda. hal ini menunjukan sifat ketidak seragaman dari batuan reservoir tersebut. Satuan dari

permeablitas itu sendiri adalah Darcy.

Didalam batuan reservoir fluida yang mengalir biasanya lebih dari satu macam, sehingga

permeabilitas dapat dibagi menjadi :

- Permeabilitas Absolute, merupakan harga Permeabilitas suatu batuan apabila fluida yang

mengalir melalui pori-pori batuan hanya terdiri dari satu fasa. contoh. yang mengalir hanya gas,

atau minyak.

- Permeabilitas Efektif , merupakan permeabilitas bila fluida yang mengalir lebih dari sati macam.

contoh yang mengalir pada batuan reservoir yaitu minyak, gas dan air.

- Permeabilitas Relatif, merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif dengan

permeabilitas absolute.

3.3. Peralatan Logging

Terdapat berbagai macam peralatan logging yang dapat digunakan untuk melakukan

pengukuran pada lubang sumur. Berbagai macam alat tersebut digunakan berdasarkan keperluan yang

diinginkan atau berdasarkan kondisi yang ada di lapangan. Secara umum alat logging di bedakan

menjadi tiga macam, yaitu: log permeable, log resistivitas dan log porositas.
3.3.1. Log Permeabel

Sesuai dengan sebutannya, log permeable berfungsi untuk membedakan antara lapisan yang

permeable dan impermeable. Alat yang termasuk log permeable adalah Gamma Ray log (GR) dan

spontaneous log (SP). Permeabel akan selalu terbentuk tiga zone infiltrasi, yaitu:

- Flushed zone, merupakan zone infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang bor serta terisi

oleh air filtrat Lumpur yang mendesak kandungan semula (gas, minyak atau air). Meskipun

demikian mungkin saja tidak seluruh kandungan semula terdesak ke dalam zone yang lebih

dalam.

- Transition zone, merupakan zone infiltrasi yang lebih dalam dimana zone ini didapati oleh

campuran dari air filtrat Lumpur dengan kandungan semula.

- Uninvaded zone, merupakan zone infiltrasi yang terletak paling jauh dari lubang bor, serta

seluruh pori batuan terisi oleh kandungan semula. Zone sama sekali tidak dipengaruhi oleh

adanya infiltrasi air filtrat Lumpur.

3.3.1.1. Gamma Ray Log

Gamma Ray Log adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh

unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di sepanjang lubang bor (formasi). Unsur

radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya Uranium, Thorium, Potassium, dan

lain-lain. Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam shale dan sedikit sekali terdapat dalam

sandstone, limestone, dolomite, coal, dan gypsum. Oleh karena itu shale akan memberikan response

gamma ray yang sangat signifikan dibandingkan dengan jenis batuan yang lainnya. Gamma ray log

memiliki satuan API (American Petroleum Institute), dimana tipikal kisaran API biasanya berkisar antara

0 s/d 150.
Seperti halnya peralatan logging yang lainnya, pengukuran gamma ray log dilakukan dengan

menurunkan instrument gamma ray log kedalam lubang bor dan merekam radiasi sinar gamma untuk

setiap interval tertentu. Dikarenakan sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka logging

gamma ray dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang casing ataupun telah dilakukan

cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan semen, akan tetapi energinya

masih cukup kuat untuk mengukur sifat radiasi gamma pada formasi batuan disampingnya.

Prinsip Kerja Gamma Ray log diantaranya, detector dimasukkan ke dalam lubang bor. Formasi

yang mengandung unsur-unsur radioaktif akan memancarkan radiasi dimana intensitasnya akan

diterima oleh detektor dan dicatat di permukaan. Di dalam detector sinar gamma tidak dapat diukur

secara langsung tetapi melalui proses ionisasi/disintegrasi yaitu proses pelepasan elektron-elektron dari

atom yang sebelumnya netral, dimana pelepasan elektron ini akan menimbulkan arus listrik yang

dideteksi oleh alat.

Gambar dibawah ini menunjukkan contoh interpretasi lapisan batuan untuk mendiskriminasi
sandstone dari shale dengan menggunakan log gamma ray.
Dikarenakan log gamma ray memiliki kapabilitas untuk mengukur derajat kandungan shale di

dalam lapisan batuan, maka didalam industri migas gamma ray log kerap kali digunakan untuk

memprediksi besaran volume shale atau dikenal dengan Vshale dengan formulasi:

(𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔−𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛)
Vshale = (𝐺𝑅𝑚𝑎𝑥−𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛)

Dalam tinjauan perhitungan interpretasi log gamma ray pada evaluasi formasi ini ditentukan

dengan tiga parameter sebagai berikut :

- Interpretasi litologi.

- Koreksi gamma ray untuk ukuran lubang sumur dan berat Lumpur.

- Perhitungan Vshale.

3.3.1.2. Spontaneous Potential Log

Spontaneous Potential Log (SP log) adalah suatu rekaman perbedaan potential listrik antara

elektroda di permukaan yang tetap dengan elektroda yang bergerak di dalam lubang bor. Lubang sumur

harus diisi dengan lumpur yang bersifat konduktif. Log SP tidak dapat diukur pada sumur yang di bor

menggunakan oil base mud. Satuan dari log SP adalah millivolts. Kurva pada log SP menampilkan

potential listrik yang dihasilkan oleh interaksi air formasi yang muncul bersamaan dengan fluida

pengeboran yang konduktif dan ion-ion tertentu yang terkandung dari batuan serpih (shale).Log SP

hanya dapat menunjukkan lapisan permeable, namun tidak dapat mengukur harga absolute dari

permeabilitas maupun porositas dari suatu formasi

Log SP sensitive terhadap salinitas air dan filtrate lumpur. Defleksi atau penyimpangan kurva SP

dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi ion Na+ yang terdapat dalam formation water dan mud

(perbedaan harga Rw dan Rmf). Beberapa bentuk penyimpangan kurva SP (gambar 2), yaitu Kurva SP

menunjukkan garis lurus pada lapisan yang mempunyai harga Rmf (filtrasi lumpur) dan Rw (resistivitas
air) sama, Kurva SP akan menyimpang ke kiri jika Rmf lebih besar dari Rw, dan Kurva SP akan

menyimpang ke kanan jika Rmf lebih kecil dari Rw.

Gambar 3.4 Gambar karakteristik Log SP (G.Asquith, 1976)

Fungsi utama dari hasil pengukuran SP Log ini dapat diinterpretasikan untuk berbagai keperluan,

diantaranya :

- Mendeteksi lapisan-lapisan yang permeable

- Mendeteksi batas-batas antara lapisan permeabel dengan yang tidak permeable

- Menentukan nilai resistivitas air formasi

- Menentukan nilai volume shale (Vsh) dari suatu lapisan reservoir


3.3.2. Log Resistivitas

Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatu kemampuan batuan untuk

menghambat jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut. Nilai resistivitas rendah

apabila batuan mudah untuk mengalirkan arus listrik , sedangkan nilai resistivitas tinggi apabila batuan

sulit untuk mengalirkan arus listrik. Reistivitas formasi diukur dengan mengirimkan arus listrik kedalam

formasi dan mengukur kemudahan aliran listrik melalui batuan formasi tersebut . Satuan ketahananan

listrik adalah ohm-meter (ohm-m). Resistivitas formasi biasanya berkisar antara 0,2-1000 ohm-m.

Log resistivitas bermanfaat sekali dalam evaluasi formasi khususnya untuk menganalisa apakah

suatu reservoir mengandung air garam (wet) atau mengandung hidrokarbon, sehingga log ini digunakan

untuk menganalisis Hidrocarbon-Water Contact.

Gambar 3.4 Ilustrasi Log Resistivitas (kontak hidrokarbon-air)


Resistivity log memiliki kegunaan lain yakni untuk mendeterminasi tingkat saturasi air (Water

Saturation). Semakin tinggi saturasi air maka resistivity akan semakin rendah.

Dalam penggunaannya resistivity log sering digunakan bersamaan untuk semua daerah

jangkauan. Hal ini di lakukan agar dapat diketahui resistivitas formasi (Rt) yang sebenarnya. Beberapa

log resistivity yang sering digunakan antara lain induction log,laterolog, dan micro spherically focused

log (MSFL).

3.3.2.1. Induction Log

Induction Log adalah alat yang digunakan untuk mengukur resistivitas formasi pada kondisi

lubang bor yang tidak konduktif. Hal ini dikarenakan induction log bekerja dengan cara memancarkan

arus bolak-balik yanf berfrekuensi tinggi dengan intensitas sedang yang dikirim melalui kumparan

pemancar. Arus yang dikirim tersebut akan menciptakan medan magnet yang menginduksi arus listrik

yang ada di formasi.

Induction log ini sangat menguntungkan apabila dibandingkan dengan konvensional electric log.

Hal ini dikarenakan induction log dapat digunakan pada sumur yang konduktif maupun yang tidak

konduktif. Selain itu alat ini dapat digunakan untuk pengukuran dengan radius yang dalam dan dapat

meminimalisir pengaruh sumur dan daerah invaded zone, sehingga harga dari resistivitas formasi (Rw)

dapat diketahui.

3.3.2.2. Laterolog

Prinsip kerja dari laterelog ini adalah mengirimkan arus bolak- balik langsung ke formasi dengan

frekuensi yang berbeda. Alat laterolog (DLT) memfokuskan arus listrik secara lateral ke dalam formasi

dalam bentuk lembaran tipis. Ini dicapai dengan menggunakan arus pengawal (bucking current), yang

fungsinya untuk mengawal arus utama (measured current) masuk ke dalam formasi sedalam-dalamnya.
Dengan mengukur tegangan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan arus listrik utama yang besarnya

tetap, resistivitas dapat dihitung dengan hukum ohm. Alat ini biasanya digunakan untuk resistivitas

menengah-tinggi.

3.3.2.3. Microlog

Pada prinsipnya microlog menggunakan tiga elektroda dengan ukurankecil yang dipasang

didalam lempeng (pad) karet, dengan tujuan agar tetapdapat mengikuti variasi bentuk lubang bor. Pada

saat pengukuran lempeng karet menekan dinding lubang bor dengan batuan.

Lapisan yang porous permeable ditandai dengan adanya mud cake pada permukaan dinding

lubang bor yang dinyatakan oleh munculnya separasi dari dua kurva microlog. Microlog tidak akan

menghasilkan keterangan yang berarti jika arus yang dipancarkan hanya berpusat disekitar mud cake

(short circuit), hal ini terjadi jika resistivity mud cake rendah (salt mud used) sedangkan

resistivityformasinya sangat tinggi ( f <15%).

Microlog dalam keadaan pad tertutup dapat digunakan untuk menentukan tahanan lumpur Rm

pada kondisi formasi. Microlog hanya dapatditurunkan didalam jenis lumpur water base mud, tidak

berfungsi didalam oil basemud, inverted emulsion mud, gas filled hole dan lubang sumur yang sudah di

pasang casing.

3.3.3 Log Porositas

Log porositas adalah suatu log yang digunakan untuk menentukan lithology di sekitar lubang

bor. Log porositas terdiri dari beberapa jenis log seperti log densitas, log neutron, dan log sonik. Log

densitas dan log neutron menggunakan perhitungan nuklir sementara log sonic menggunakan

perhitungan akustik (Asquith, 2004).

3.3.3.1. Neutron Log (NPHI)


Pengukuran Neutron Porosity pada evaluasi formasi ditujukan untuk mengukur indeks hydrogen

yang terdapat pada formasi batuan. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap Kurva ø N (Netron

Porosity), yaitu :

- Shale / clay

- Kekompakan batuan

- Kandungan air asin / tawar

- Kandungan minyak Kandungan gas

Hal ini tentang defleksi kurva log neutron, semakin ke kanan defleksi kurva maka semakin

banyak hidrokarbon yang terkandung. Penggabungan neutron porosity dan density porosity log sangat

bermanfaat untuk mendeteksi zona gas dalam reservoir

3.3.3.2. Density Log (RHOB)

Log density merupakan log yang mengukur densitas batuan disepanjang lubang bor dinyatakan

dalam gr / cc.. Densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan dari matrix batuan dan fluida yang

terdapat pada pori. Besaran densitas ini selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai porositas batuan

tersebut. Log density bersama - sama dengan log neutron sangat efektif untuk mendeteksi adanya

hidrokarbon.

Alat density yang modern juga mengukur PEF (Photo Electric Effect) yang berguna untuk

menentukan lithologi batuan, mengidentifikasi adanya heavy minerals dan untuk mengevaluasi clay.

Alat ini bekerja dari suatu sumber radioaktif dari alat pengukur dipancarkan sinar gamma denga

intensitas energi tertentu (umumnya 0.66 mev) menembus formasi / batuan.


Batuan terbentuk dari butiran mineral-mineral yang tersusun dari atom-atom yang terdiri dari

proton dan electron. Partikel sinar gamma akan membentur electron-electron dalam batuan, sehingga

mengalami pengurangan energi . Energi yang kembali (setelah mengalami benturan) akan diterima oleh

detector, terpasang dalam sebuah protector berbentuk silinder sepanjang 3 ft,yang selalu menempel

pada dinding sumur. Intensitas energi yang diterima pada dasarnya berbanding terbalik dengan

kepadatan electron. Makin lemah energi yang kembali maka makin banyak electron-electron dalam

batuan, yang berarti makin banyak / padat butiran / mineral penyusun batuan per satuan volume.

3.3.3.4. Sonic Log (DT)

Log sonic merupakan log porositas yang mengukur lamanya waktu (interval transit time / Δt)

yang diperlukan gelombang suara kompresional untuk menempuh jarak satu kaki dalam suatu formasi

(Schlumberger, 1989). Log sonic digunakan untuk mendapatkan harga porositas batuan sebagaimana

pada log density dan log neutron. Log sonic menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirimkan /

dipancarkan ke dalam formasi hingga ditangkap kembali oleh receiver. Makin tinggi harga Dt pada log

sonic makin besar harga porositas batuan.


BAB II

TINJAUAN UMUM LAPANGAN

2.1. Pengumpulan Data Formasi sebelum Pemboran

Keadaan geologi bawah permukaan mempunyai bentuk yang berbeda- beda. Untuk mengetahui

kondisi geologi bawah permukaan perlu kita pelajari data-data geologi yang ada. Juga dari interpretasi

data-data seismik akan dapat kita ketahui keadaan geologi bawah permukaan.

2.1.2. Metode Geologi

Eksplorasi geologi merupakan langkah awal dalam pengidentifikasikan suatu lapangan minyak.

Hasil eksplorasi geologi ini masih secara kasar, dalam arti belum ada bukti langsung tentang kebenaran

hasil. Untuk membuktikan kebenarannya biasanya dilakukan pemboran eksplorasi pada daerah-daerah

yang dianggap prospek.

2.1.2.1 Geologi Struktur

Geologi struktur mempelajari mengenai unsur-unsur dari struktur itu sendiri yang terdapat

dalam satuan batuan. Struktur geologi ini tidak lain merupakan struktur dari batuan yang berdasarkan

terjadinya, dikenal dua macamstruktur batuan, yaitu : Struktur primer yaitu suatu struktur yang

dibentuk bersamaan denganterbentuknya batuan tersebut, seperti :Struktur perlapisan, Struktur

sedimen, struktur aliran lava, struktur sekunder yaitu suatu struktur yang terbentuk setelah terjadi

pengendapan batuan. Struktur ini berupa deformasi akibat adanya gaya-gaya yang berasal dari dalam

bumi yang menimpa batuan sehingga batuan menjadi retak-retak, terlipat dan bergeser dari kedudukan

semula.
Geologi Sratigrafi

Stratigrafi membahas semua batuan pada kulit bumi dalam hubungannya dengan kejadian dan

sejarahnya dalam ruang dan waktu geologi. Dalam hal ini stratigrafi mempunyai beberapa aspek

tinjauan diataranya stratigrafi fisik, yaitu bagaimana besaran-besaran dari satuan stratigrafi, bagaimana

proses terjadinya batuan, kemudian analisa serta interpretasinya. Stratigrafi biologis yaitu membahas

aspek biologis dalam arti bagaimana kandungan fosil, perkembangannya, pengelompokannya dalam

satuan stratigrafi. Dalam bidang perminyakan struktur geologi dan stratigrafi dapat diketahui dari survey

geologi dan geofisika sehingga dapat diperoleh litologi dan stratigrafi struktur, ketebalan lapisan,

kemiringan lapisan, sifat-sifat fisik dan jenis fosil yang dikandungnya.Pekerjaan yang terpenting dalam

metode geologi adalah membuat petaisopach dan peta kontur berdasarkan distribusi fosil yang

dikandungnya. Pada daerah-daerah yang tersingkap di permukaan seperti rata-rata di bawah air,untuk

itu digunakan metode geofisika.

Penyelidikan Geologi

Survey geologi terutama untuk membuat pemetaan geologi permukaan. Pemetaan geologi

permukaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai keadaan geologi suatu cekungan

atau daerah yangsedang diselidiki. Dalam tahap ini penyelidikan yang dilakukan adalah pengukuran

penampang stratigrafi pada daerah yang tersingkap, biasanya terdapat pada jalur sungai atau lereng-

lereng bukit.

A. Geologi Permukaan

Geologi Permukaan adalah metode yang berdasarkan tanda-tanda yang terlhat di

permukaan,seperti adanya rembesan (seepage) minyak dan gas. Adanya rembesan ini dapat dipakai

sebagai petunjuk adanya kemungkinan akumulasi hidrokarbon, walaupun belum tentu memiliki nilai
ekonomis. Sebelum diputuskan untuk melakukan pemboran sebaiknya penyelidikan dilanjutkan.

Rembesan dapat terjadi sebagai adanya erosi sehingga batuan reservoir tersingkap, adanya patahan

yang melalui akumulasi hidrokarbon atau adanya suatu intrusi yang menyebabkan hidrokarbon

terbebas dari batuan induk.

B. Geologi Bawah Permukaan

Metode ini secara langsung menemukan akumulasi hidrokarbon. Pekerjaan yang mula-mula

dilakukan adalah foto geologi, yaitu suatu cara menentukan geologi permukaan dengan melakukan

pemotretan seluruh daerah tersebut dari udara. Berdasarkan foto tersebut dibuat peta geologi

permukaan. Pekerjaan yang terpenting dalam geologi adalah pembuatan peta struktur dan peta isopach

berdasarkan distribusi ketebalan, kemiringan lapisan, sifat-sifat fisik dan jenis fosil yang dikandungnya.

3.1.Foto Udara

Foto udara merupakan suatu gambaran perspektif dari sebagian permukaan bumi yang dipotret

dengan sumbu kamera vertikal maupun miring tanpa memepersoalkan warna maupun kemampuan

manusia untuk dapat mengetahui perbedaan-perbedaannya. Foto udara adalah gambaran sebenarnya

dari medan,seperti mata kalau melihatnya dari titik pemotretan. Foto udara vertikal adalah dokumen

yang sangat berharga untuk mendapatkan keterangan mengenai topografi maupun geologi dari medan.

Pembuatan peta-peta secara teoritis akan membutuhkan waktu, jika dilakukan pengukuran-pengukuran

membutuhkan waktu yang lama. Sifat dari fotoudara ini adalah dapat menggantikan peta sebelumnya

atau menjadi pelengkap dari peta tersebut walaupun hanya bersifat sementara.

3.1.Peta Kontur
Peta kontur merupakan peta yang menggambarkan sebagian bentuk permukaan bumi yang

bersifat alami dengan menggunakan garis-garis kontur. Pengertian kontur adalah merupakan garis yang

digambarkan dalam peta yang menunjukkan titik-titik yang sama tingginya dari suatu bidang referensi

tertentu dan umumnya bidang referensi yang dipakai disini adalah permukaan laut.1entang alam yang

digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur ini dapat berupa bentuk-bentuk kubah morphologis,

bentuk cekungan, lereng-lereng yanglandai, lereng-lereng yang curam, lembah-lembah yang telah

mengalami erosi, serta kombinasi dari bentuk-bentuk diatas.Pemetaan geologi pada permukaan secara

detail dapat dilakukan jika memang terdapat singkapan. Jika singkapan tidak ada, misalnya tertutup

endapanaluvial, penyelidikan dilakukan dengan melakukan pemboran dangkal (menggunakan alat

counter flush), dengan demikian diharapkan akan diketahui urutan litologi serta adanya lapisan

penunjuk yang dapatdikorelasikan dan dibuat suatu peta kontur, walaupun metoda seismic sudahlebih

teliti pada dewasa ini, namun demikian pemetaan geologi secara detail masih selalu dilakukan, terutama

untuk membantu interpretasi seismicseandainya terdapat patahan atau berbagai keadaan yang kurang

meyakinkan. Dalam melakukan korelasi tidak hanya menghubungkan satu titik pada suatu sumur

dengan sumur yang lain, melainkan hubungan ini harus disadarkan kepada kesamaan litologi dan umur

litologi.

Anda mungkin juga menyukai