Anda di halaman 1dari 73

SIFAT-SIFAT

BATUAN
RESERVOIR
Kelompok 5 :
Andre Muslim ( 12150510
Aziz Riyanti (12150510
Nurul Abdilla (12150510
Virgian Rahmanda (1215051054)

Porositas
Permeabilitas
Saturasi
Sifat Fisik

Wettabilitas
Tahanan Kapiler
Kompresssibilita
s

Sifat sifat
Batuan
Reservoir

Kekuatan batuan

Sifat Mekanik

Kekerasan
Batuan
Drillabilitas
Elastisitas
Batuan
Tekanan Batuan

Sifat-Sifat Fisik
batuan Reservoir

Porositas
Permeabilitas
Saturasi
Wettabilitas
Tekanan Kapiler
Kompressibilitas
3

BATUAN RESERVOIR
Syarat

Mempunyai kemampuan untuk


menampung dan mengalirkan
fluida yang terkandung di
dalamnya

Dinyatak
an dalam

Porositas
Permeabilit
as

Syarat
Lainnya
Saturasi
Wettabilitas
Tekanan
Kapiler
Kompresibilita
s

Perbandingan volume pori fluida dengan


pori volume pori total pada suatu batuan
Kecendrungan dari adanya fluida lain yang
tidak saling mencampur
Perbedaan tekanan terjadi antara
permukaan dua fluida yang tidak tercampur
Perubahan volume batuan akibat
4
perubahan tekanan yang mempengaruhinya

POROSITA
S
5

POROSITAS
Porositas merupakan ukuran ruang-ruang kosong
dalam suatu batuan. Secara definitif porositas
merupakan perbandingan antara volume ruang yang
terdapat dalam batuan yang berupa pori-pori terhadap
volume batuan secara keseluruhan

Besar-kecilnya
porositas suatu
batuan akan
menetukan
kapasitas
penyimpanan
fluida reservoir

POROSITAS >> Fungsi Porositas


1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Menentukan OOIP (original oil in place).


Menentukan probable recovery / recovery factor.
Mengambil keputusan apakah minyak yang terdapat pada
reservoir tersebut layak diproduksi atau tidak dilihat dari
segi ekonomi.
Mengetahui posisi kedalaman reservoir.
Menentukan jenis batuan.
Menentukan kemungkinan susunan butir pada batuan
reservoir.
Menentukan besar permeabilitas pada pori-pori batuan.
Menentukan cadangan potensial dari sutau reservoir
minyak/gas.
Menentukan selang waktu untuk perforasi atau acidizing.
7

POROSITAS >>

POROSITAS
BATUAN RESERVOIR

POROSITAS
ABSOLUT
Persen volume pori-pori total terhadap volume batuan
total (bulk volume)

POROSITAS
EFEKTIF
Persen volume pori-pori yang saling berhubungan
terhadap volume batuan total
Untuk selanjutnya porositas efektif digunakan dalam perhitungan
karena dianggap
8
sebagai fraksi volume yang produktif.

POROSITAS >>

POROSITAS BATUAN

RESERVOIR >> Menurut waktu dan cara terjadinya


POROSITAS PRIMER
Porositas yang terbentuk pada
waktu batuan sedimen diendapkan.

POROSITAS >>
RESERVOIR

>>

POROSITAS BATUAN

Menurut waktu dan cara terjadinya

POROSITAS SKUNDER
Porositas batuan yang terbentuk
sesudah batuan sedimen
terendapkan.
Porositas larutan, adalah ruang pori-pori yang terbentuk karena
adanya proses pelarutan batuan.
Rekahan, celah, kekar, yaitu ruang pori-pori yang terbentuk karena
adanya
kerusakan struktur batuan sebagai akibat dari variasi beban, seperti :
lipatan,
sesar, atau patahan. Porositas tipe ini sulit untuk dievaluasi atau
ditentukan secara
kuantitatif karena
bentuknya
tidak
teratur.
Dolomitisasi,
dalam
proses ini
batugamping
(CaCO3) ditransformasikan
menjadi
dolomite (CaMg(CO3)2) atau menurut reaksi kimia :
10

POROSITAS >>

POROSITAS BATUAN
RESERVOIR >> Menurut waktu dan cara terjadinya
>> Porositas Skunder

Dolomitis
asi,
Menurut para ahli, batugamping yang terdolomitasi
mempunyai porositas yang lebih besar dari pada
batugamping sendiri

11

POROSITAS >>

Faktor-faktor
yang mempengaruhi porositas
(1) Ukiran butir atau grain size

Semakin kecil ukuran butir maka rongga yang terbentuk akan semakin
kecil pula
dan sebaliknya jika ukuran butir besar maka rongga yang terbentuk
juga semakin
besar.

(2) Bentuk butir atau sphericity


Batuan dengan bentuk butir jelek akan memiliki porositas yang besar,
sedangkan
kalau bentuk butir baik maka akan memiliki porositas yang kecil.

(3) Susunan butir


Apabila ukuran butirnya sama maka susunan butir sama dengan
bentuk kubus dan
mempunyai porositas yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk
rhombohedral.
12

POROSITAS >>

Faktor-faktor
yang mempengaruhi porositas
(4) Pemilahan

Apabila butiran baik maka ada keseragaman sehingga porositasnya


akan baik pula.
Pemilahan yang jelek menyebabkan butiran yang berukuran kecil akan
menempati
rongga diantara butiran yang lebih besar akibatnya porositasnya
rendah. mineral
(5) Komposisi
Apabila penyusun batuan terdiri dari mineral-mineral yang mudah larut
seperti
golongan karbonat maka porositasnya akan baik karena rongga-rongga
akibat
proses pelarutan dari batuan tersebut.

(6) Sementasi
Material semen pada dasarnya akan mengurangi harga porositas.
Material yang
dapat berwujud semen adalah silika, oksida besi dan mineral lempung.
13

POROSITAS >>

Faktor-faktor
yang mempengaruhi porositas
(7) Kompaksi dan pemampatan

Adanya kompaksi dan pemampatan akan mengurangi harga porositas.


Apabila
batuan terkubur semakin dalam maka porositasnya akan semakin kecil
yang
diakibatkan karena adanya penambahan beban.

REVIE
W

1. Ukuran Butir ( Grain


Size)
2. Bentuk Butir
(Sphericity)
3. Susunan Butir
4. Pemilahan
5. Komposisi Mineral
6. Sementasi
7. Kompaksi dan
Pemampatan

14

POROSITAS >>

Contoh Batuan
yang memiliki Porositas

Fine intergranular sandstone

15

POROSITAS >>

Contoh Batuan
yang memiliki Porositas

Coarse intergranular sanstone.

16

POROSITAS
Harga maksimum porositas dari
suatu volume batuan dapat
ditentukan dengan
mengasumsikan susunan
(packing) dari butiran batuan
tersebut.
17

POROSITAS >>

Packing dan
porositas Maksimum

Porositas Distribusi Kubus

18

POROSITAS >>

Packing dan
porositas Maksimum

Porositas Distribusi
Rhombohedral

19

POROSITAS >>

Packing dan
porositas Maksimum

Porositas Distribusi
Acak

20

POROSITAS >> Packing dan


porositas Maksimum

21

POROSITAS >> Ukuran Porositas


dan Kualitas

22

POROSITAS >> Pengukuran


porositas
Pengukuran laboratorium dengan
menggunakan sampel batuan (core).
Pengukuran dengan
menggunakan logging tool,
seperti neutron log, density log dan
sonic log.

Besaran yang diukur


1. Volume Total
2. Volume Pori
3. Volume Butiran

:Perhitungan porositas hanya


diperlukan dua antaranya,
pengukuran ketiga-tiganya
hanya diperlukan untuk
cross cek saja

23

POROSITAS >> Alat Pengukuran


porositas

Picnometer Electric untuk mengukurBureau of Mines Gas-Expansion Porosimeter


24
bulk volume

POROSITAS >> Alat Pengukuran


porositas

Mercury
Porosimeter and
Capillarypressure
Apparatus.

25

PERMEABILI
TAS
26

PERMEABILITAS
Permeabilitas didefinisikan sebagai
suatu bilangan yang menunjukkan
kemampuan dari suatu batuan untuk
mengalirkan fluida. Permeabilitas
merupakan fungsi tingkat hubungan
ruang antar pori-pori batuan.

27

PERMEABILITAS
Henry Darcy (1856), membuat hubungan
empiris dengan bentuk diferensial sebaga
berikut :

28

PERMEABILITAS >>
Teorema Darcy

29

PERMEABILITAS >>
Teorema Darcy
Anggapan yang digunakan oleh Darcy
adalah :
Alirannya mantap (steady state)
Fluida yang mengalir satu fasa
Viskositas fluida yang mengalir konstan
Kondisi aliran isothermal
Formasinya homogen dan arah alirannya
horizontal
Fluidanya incompressible
30

PERMEABILITAS >>
Teorema Darcy
Jenis-jenis permeabilitas pada batuan reservoir :
Permeabilitas absolut, adalah permeabilitas dimana fluida
yang mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu fasa,
misal hanya minyak atau gas saja.
Permeabilitas efektif, adalah permeabilitas batuan dimana
fluida yang mengalir
lebih dari satu fasa, misalnya minyak dan air, air dan gas, gas
dan minyak atau
ketiga-tiganya.
Permeabilitas relatif, adalah perbandingan antara
permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolut.
31

PERMEABILITAS >>
Teorema Darcy

Dari persamaan diatas dapat dikembangkan untuk


berbagai kondisi aliran yaitu aliran linier dan radial,
masing-masing untuk fluida yang compressible dan
incompressible.
32

PERMEABILITAS >>
Menghitung Permeabilitas
Harga permeabilitas efektif dinyatakan sebagai Kg,
Ko, Kw, dimana masing-masing untuk gas ,minyak,
dan air. Sedangkan permeabilitas relatif dinyatakan
sebagai berikut :

33

PERMEABILITAS >> Menghitung


Permeabilitas
Permeabilitas dapat ditentukan dengan
tiga metode, yaitu:
Analisa Core di laboratorium
Pressure Transient Analysis
Logging

34

PERMEABILITAS >> Skala


Permeabilitas

PERMEABILITAS
KETERANGAN
(md)
0-5
ketat ( tight )
5 10
cukup ( fair )
0-100
baik ( good )
100- 1000
baik sekali (very good)

35

Alat Pengukur
Permeabilitas

Permeability Apparatus
36

Ruska Universal Permeameter

37

SATURAS
I
38

SATURASI
Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
pori-pori batuan yangditempati oleh suatu fluida tertentu
dengan volume pori-pori total pada suatu batuan berpori.

Hubungan dari ketiganya


adalah sebagai berikut:

39

SATURASI >> Faktor Utama


(3)

Saturasi fluida akan bervariasi dari suatu tempat ke


tempat lain dalam reservoir, saturasi air cenderung
untuk lebih besar dalam bagian batuan yang kurang
porous.
Bagian struktur reservoir yang lebih rendah relatif akan
mempunyai Sw yang tinggi dan Sg yang relatif rendah.
Demikian juga untuk bagian atas dari struktur reservoir
berlaku sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan densitas dari masing- masing fluida.
Saturasi fluida akan bervariasi dengan kumulatif
produksi minyak. Jika minyak diproduksikan maka
tempatnya di reservoir akan digantikan oleh air atau gas
bebas, sehingga pada lapangan yang memproduksikan
minyak, saturasi fluida berubah secara kontinyu.
40

SATURASI >> Faktor


Utama (3)

ukuran saturasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:


ngukuran sampel core di laboratorium
g

41

SATURASI >>
Pengukuran Saturasi
Retort method : mengukur saturasi secara langsung
dengan meletakkan core pada suhu 10001100oF,
sehingga air dan minyak menguap. Volume minyak dan
air didapat dari distilasi.
Vacuum distillation : mengukur saturasi untuk core
sample yang besar menggunakan vacuum distillation.
Solvent extraction : mengukur saturasi dengan
mengekstraksi pelarut dan mengumpulkan uapnya untuk
menghitung volume fluida dengan tepat.
Reaksi dengan kalsium hidrida : mengukur saturasi
dengan meletakkan sample core pada test tube yang
juga berisi bubuk kalsium hidrida dan diukur volumenya
pada suhu tinggi. Melalui beberapa reaksi kimia, akan
didapat volume air dalam sample core.
Metode colorimetry : mengukur saturasi menggunakan
42

SATURASI >> Alat ukur


Saturasi

Modified ASTM extraction apparatu

43

SATURASI >> Alat ukur


Saturasi

Soxhlet extractor.

44

WETTABILI
TAS
45

WETTABILITAS
Wettabilitas didefenisikan sebagai suatu
kecendrungan dari adanya fluida lain yang tidak
saling mencampur.
Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka
salah satu fluida akan bersifat membasahi permukaan benda
padat tersebut, hal ini disebabkan adanya gaya adhesi. Dalam
sistem minyak-air benda padat, gaya adhesi AT yang menimbulkan
sifat air membasahi benda padat adalah :

46

WETTABILITAS
Suatu
cairan
dikatakan
membasahi
zat
padat
jika
tegangan adhesinya positif (<
90o), yang berarti batuan bersifat
water wet.
Sedangkan
bila
air
tidak
membasahi
zat
padat
maka
tegangan adhesinya negatif (>
90o), yang berarti batuan bersifat
oil wet.

47

WETTABILITAS >> Faktor (3)


Jenis mineral yang terkandung dalam
batuan reservoir
Ukuran butir batuan, semakin halus
ukuran butir batuan maka semakin
besar gaya
Ukuran butir batuan, semakin halus
ukuran butir batuan maka semakin
besar gaya adhesi yang terjadi
48

WETTABILITAS >>
Komponen
Water wet
Water wet terjadi jika suatu batuan mempunyai sudut kontak fluida
(minyak dan air) terhadap batuan itu sendiri lebih kecil dari 90 o ( <
90o). Kejadian ini terjadi sebagai akibat dari gaya adhesi yang lebih
besar pada sudut lancip yang dibentuk antara air dengan batuan
dibandingkan gaya adhesi pada sudut yang tumpul yang dibentuk
antara minyak dengan batuan.

Oil wet
Oil wet terjadi jika suatu batuan mempunyai sudut kontak antara
fluida (minyak dan air) terhadap batuan itu sendiri dengan sudut
lebih besar dari 90o ( > 90o). Karakter oil wet pada kondisi batuan
reservoar tidak diharapkan terjadi sebab akan menyebabkan jumlah
minyak yang tertinggal pada batuan reservoar saat diproduksi
lebih besar daripada water wet.
49

TEKANAN
KAPILER
50

TEKANAN KAPILER
Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai
perbedaan
tekanan
terjadi
antara
permukaan dua fluida yang tidak tercampur
(cairan-cairan atau cairan-gas) sebagai
akibat
dari
terjadinya
pertemuan
permukaan yang memisahkan mereka.
Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah
perbedaan tekanan antara fluida non-wetting
fasa (Pnw) dengan fluida wetting fasa (Pw)

51

TEKANAN KAPILER
Tekanan permukaan fluida yang lebih rendah terjadi pada sisi
pertemuan permukaan
fluida immisible yang cembung. Di reservoir biasanya air sebagai
fasa yang membasahi (wetting fasa), sedangkan minyak dan gas
sebagai non-wetting fasa atau tidak membasahi. Tekanan kapiler
dalam batuan berpori tergantung pada ukuran pori-pori dan macam
fluidanya. Secara kuantitatip dapat dinyatakan dalam hubungan
sebagai berikut :

52

TEKANAN KAPILER

Dari Persamaan ditunjukkan bahwa h akan bertambah jika


perbedaan densitas fluida berkurang, sementara faktor
lainnya tetap. Hal ini berarti bahwa reservoir gas yang
terdapat kontak gas-air, perbedaan densitas fluidanya
bertambah besar sehingga akan mempunyai zona transisi
minimum.
Demikian juga untuk reservoir minyak yang mempunyai
API gravity rendah maka kontak minyak-air akan
mempunyai zona transisi yang panjang.
Ukuran pori-pori batuan reservoir sering dihubungkan
dengan
besaran
permeabilitas
yang
besar
akan
53

TEKANAN KAPILER
Tekanan kapiler mempunyai pengaruh yang
penting dalam reservoir minyak maupun gas :
1. Mengontrol disribusi saturasi di dalam
reservoir.
2. Merupakan mekanisme pendorong minyak
dan gas untuk bergerak atau mengalir
melalui pori-pori reservoir dalam arah
vertikal.

54

KOMPRESSIBILIT
AS
55

KOMPRESSIBILITAS
Kompresibilitas batuan adalah perubahan volume
batuan
akibat
perubahan
tekanan
yang
mempengaruhinya, yaitu tekanan hidrostatik dan
tekanan overburden
Kompresibilitas matriks batuan, yaitu fraksi perubahan
volume material padatan (grains) terhadap satuan perubahan
tekanan.
Kompresibilitas bulk batuan, yaitu fraksi perubahan
volume bulk batuan terhadap satuan perubahan tekanan.

Kompresibilitas pori-pori batuan, yaitu fraksi perubahan


volume pori-pori batuan perubahan tekanan.
kompresibilitas pori-pori batuan dianggap yang paling penting
dalam teknik reservoir khususnya.
56

KOMPRESSIBILITAS
Batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami dua
macam tekanan, antara lain :
Tekanan dalam (internal stress) yang disebabkan oleh
tekanan hidrostatik fluida
yang terkandung dalam pori-pori batuan.
Tekanan luar (external stress) yang disebabkan oleh berat
batuan yang ada
diatasnya (overburdan pressure).

57

KOMPRESSIBILITAS
Pengosongan fluida dari ruang pori-pori
batuan
reservoir
akan
meng-akibatkan
perubahan tekanan dalam dari batuan,
sehingga resultan tekanan pada batuan akan
mengalami
perubahan
pula.
Adanya
perubahan tekanan ini akan mengakibatkan
perubahan pada butir-butir batuan, pori-pori
dan volume total (bulk) batuan reservoir.
Untuk padatan (grains) akan mengalami
perubahan yang serupa apabila mendapat
tekanan hidrostatik fluida yang dikandungnya
58

KOMPRESSIBILITAS
Perubahan bentuk volume
bulk
batuan
dapat
dinyatakan
sebagai
kompresibilitas Cr atau :

Sedangkan
perubahan
bentuk
volume
pori-pori
batuan dapat dinyatakan
sebagai kompresibilitas Cp
atau :

59

KOMPRESSIBILITAS
Pada saat fluida dalam pori batuan berkurang maka
terjadi

pengosongan

menyebabkan

ruang

tekanan

pori,

di dalam

kondisi

ini

pori berkurang

karena berat batuan di atasnya maka batuan akan


terkompaksi dan ruang pori semakin mengecil.
Jika

suatu

saat

akan

dilakukan

perhitungan

cadangan setelah produksi berjalan beberapa waktu,


maka

faktor

kompresibilitas

dipertimbangkan.
kompresibilitas

Hal

volume

ini

menyatakan
pori

adalah

perlu
bahwa

merupakan

60

SIFAT MEKANIK
BATUAN
RESERVOIR
61

SIFAT MEKANIK BATUAN


- Strength (kekuatan)
batuan,
- Hardness (kekerasan)
batuan,
- Drillabilitas,
- Elastisitas dan

62

STRENGTH BATUAN
Strength pada batuan adalah kemampuan batuan
untuk mengikat komponennya bersama-sama. Jadi
dengan kata lain apabila suatu batuan diberikan
tekanan yang lebih besar dari kekuatan batuan
tersebut,

maka

komponen-komponennya

akan

terpisah atau dapat dikatakan hancur.


Lebih lanjut lagi, kriteria kehancuran batuan diakibatkan
oleh adanya : Stress (tegangan) dan Strain (regangan).
Tegangan dan regangan ini terjadi apabila ada suatu gaya
yang dikenakan pada batuan tersebut.
63

64

Hardness (Kekerasan) Batuan


Hardness atau kekerasan dari batuan, merupakan ketahanan
mineral batuan terhadap goresan. Skala kekerasan mineral mulai
dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala 10) yang
sering digunakan untuk mendriskripsikan batuan diberikan oleh
Mohs. Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral
adalah dengan mengetahui kekerasan mineral.

Kekerasan adalah sifat resistansi dari suatu mineral


terhadap

kemudahan

mengalami

abrasi

mudah

tergores.
65

Kekerasan suatu mineral bersifat relatif,


artinya apabila dua mineral saling
digoreskan satu dengan lainnya, maka
mineral yang tergores adalah mineral
yang relatif lebih lunak dibandingkan
dengan mineral lawannya.

66

DRILLABILITAS
Drillabilitas batuan (rock drillability) adalah tingkat kemudahan
melakukan suatu pemboran terhadap suatu formasi batuan,.
Drillabilitas batuan dapat ditentukan melalui data pemboran
(drilling record).
Selanjutnya
dengan
pengembangan
model
pemboran,
drillabilitas batuan dapat ditentukan dengan menggunakan roller
cone bit
Stabilitas (stability) adalah kemampuan suatu batuan untuk
tidak hancur dan jatuh (collapse)

67

Berdasarkan atas karakteristiknya, dapat


disimpulkan bahwa batuan beku dan batuan
metamorf cenderung mempunyai drillabilitas
rendah karena sifat batuannya yang kristalin,
kompak dan keras. Sedangkan batuan
sedimen, material sedimen tidak padu,
batuan lapukan dan tanah mempunyai
drillabilitas yang tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi drillabilitas
suatu batuan adalah :
Daya hancur
Kekerasan
Pemilahan butir

68

Daya hancur suatu batuan dipengaruhi oleh


faktor-faktor seperti butiran dalam batuan,
semen atau material pengikat butiran dan juga
porositas. Selain faktor tersebut, daya hancur
dapat juga dipengaruhi oleh adanya pecahan
(fracture), perlapisan, kekar, patahan dan
pelapukan. Semakin tinggi daya hancur suatu
batuan, akan mempunyai kecenderungan
semakin
sulit
dibor
atau
mempunyai
drillabilitas rendah, begitu pun sebaiknya.

(Daya hancur tinggi = Drillabilitas


rendah)
(Daya hancur rendah = Drillabilitas
tinggi).
69

ELASTISITAS
Elastisitas adalah sifat elastis atau kelenturan dari
suatu

batuan.

menyatakan

Dalam

bahwa

teori
batuan

elastic
akan

rebound
mengalami

perubahan bentuk ketika dikenai sebuah gaya,


namun ketika gaya itu sudah lewat, batuan akan
kembali ke keadaan semula, karena batuan memiliki
daya yang dinamakan daya dukung batuan.

70

Elastisitas suatu batuan tertuju pada


internal materialnya, tetapi terdapat
eksternal
suatu
benda/batuan
yang
dipengaruhi oleh gaya. Suatu batuan
dapat mengalami perubahan bentuk oleh
faktor :
Kondisi materialnya (Elastis/tidak)
Gaya yang berpengaruh
Suhu

71

TEKANAN
BATUAN

Tekanan pada batuan merupakan tekanan-tekanan yang


bekerja pada batuan formasi. Tekanan-tekanan tersebut
harus diperhatikan dalam kegiatan pemboran. Karena
berpengaruh dalam cepat-lambatnya laju penembusan
batuan formasi. Secara umum, batuan yang berada pada
kedalaman tertentu akan mengalami tekanan :
Internal Stress yang berasal dari desakan fluida yang
terkandung di dalam pori-pori batuan (tekanan
hidrostatik fluida formasi).
Eksternal Stress yang berasal dari pembebanan
batuan yang ada di atasnya (tekanan overburden).
72

END
73

Anda mungkin juga menyukai